Anda di halaman 1dari 10

JURNAL DISKUSI

PERTEMUAN 6

I. IDENTITAS

Nama : NP Sriwulandari Alam


NIM : 191051301002
Mata Kuliah : Filsafat Ilmu dan Bioetika
Dosen : Dr. Ismail, M.S.
Kelas :A
Pertemuan : 6 (3 Oktober 2019)
Topik/Materi : Sumber Pengetahuan

II. EKSPLORASI KONSEP YANG TELAH DIPAHAMI


Sumber pengetahuan adalah pengetahuan dimana sumber pengetahuan asal mula untuk
mendapatkanpengetahuan yang sifatnya benar dan pasti. Yang di dapatkan manusia
melalui rasa ingin tahunya. Sumber Pengetahuan ada 5 yaitu

 Rasionalisme
 Emperisme
 Postivisme
 Intuisi
 Wahyu

1. Rasionalisme sumbernya diperoleh dari akal melalui pertimbangan akal dimana


fungsi panca indra hanya untuk memperoleh data dari alam nyata dan akal yang
akan menhubungkan data dengan lainnya. Sehingga ketika kita sering menggunakan
rasio untuk bekerja sehingga akan bersentuhan dengan realitas sekitar maka
semakin dekat pula manusia itu kepada kesempurnaan.
2. Emperisme sumbernya diperoleh melalui pengalaman lahiriah maupun pengalaman
batiniah
3. Positivesme menghasilkan pengetahuan baru akibat dari kelemahan yang dimiliki
oleh emperisme dan rasionalisme.
4. Intuisi adalah ilmu pengetahuan yanglahir dari sebuah perenungan manusia yang
memiliki kemampuan khusus yang berhubungan dengan kejiwaannya
5. Wahyu sumbernya dari wahyu ilahi melalui para nabi dan utusannya demi
kepentingan umat, dasar penerimaan kebenarannnya adalah kepercayaan terhadap
wahyu itu sendiri.

III. KONSEP YANG BELUM DIPAHAMI

Mengenai pertanyaan dari saudari nina saya masih belum paham apakah
sumber pengetahuan hanyalah wahyu yang lainnya hanya sebuah
pemikiran ?

IV. PERMASALAHAN BESERTA PEMECAHANNYA

1. Apakah dasar sehingga wahyu dikatakan sebagai kebenaran??


Jawaban :
Berjuta-juta manusia yang telah menerima wahyu tetapi tidak semua dari mereka itu
mempunyai derajat yang sama di hadapan Allah Swt. Bahkan para Nabi-nabi yang
merupakan penerima wahyu tidak sama kedudukannya Hal ini membuktikan bahwa
wahyu semata-mata merupakan berkat murni dan bukan merupakan tanda dari
kedudukan atau jabatan. Derajat para penerima wahyu ditentukan oleh ketulusan
dan kesetiaan yang hanya diketahui Allah Swt semata. Sebagai umat Islam kita
pahami bahwa sumber pengetahuan berupa wakyu karena wahyu berasal Tuhan
yang disampaikan kepada para Nabi.
2. Berikan contoh tentang intuisi ? ( Kelompok 6)
Jawaban :
Contoh intuisi adalah Keinginan pergi ke suatu tempat, tidak disangka-sangka
kesuksesan ternyata memang ditemukan di tempat baru iya merantau. Ini
merupakan sebuah fenomena yang sering dialami oleh orang – orang
tertentu. Mereka menggambarkan intuisi sebagai perasaan yang bergetar dan
membawa mereka untuk melakukan hal tersebut. Keyakinan tersebut datang
dengan tiba-tiba.
3. Emperisme berdasarkan pengalaman lahiriah dan batiniah berikan contohnya
dan mengapa positivesme muncul ? ( Kelompok 8 )
Jawaban :
Contoh Bataniah dan lahiriah yaitu bunyi diterima telinga.
munculnya positivisme karena adanya kelamahan dari rasionalisme dan empirisme.
Positivise adalah sumber pengetahuan berasal dari akal dan pengalaman sehingga
melahirkan pengetahuan melalui metode ilmiah.
4. Diantara semuaa sumber utama pengetahuan, yang manakah paling banyak
kelebihannya dan tidak ada kelemahannya? (Kelompok 7)
Jawaban :
Semua mempunyai kelebihan dan kekurangan tapi wahyu yang seperti kita
ketahuilah yang dimana sumbernya dari tuhan lebih kita percayai jika
dibandingkan dengan sumber lainnya.
5. Rasio seperti apa yang digunakan dan kesempurnaan seperti apa yang ingin
dicapai?
Jawaban :
Rasio adalah berpikir dan melahirkam pengetahuan. Jika semakin sering
orang berpikir akan mendekati kesempurnaan. Cara berpikir rasio adalah
proses mental disipilin berdasarkan data dan fakta dilapangan. Untuk menuju
kesempurnaan kembali kepada wahyu.
6. Sumber biasanya cuman satu bagaimana anda memandangnya karena
sumber pengetahuan ada 5? ( Kelompok )
Jawaban :
Jadi sumber pengetahuan cuman satu yaitu wahyu dan yang lainnya muncul
sebagai pemikiran.
7. Intuisi adalah sumber pengetahuan, perasaan berlawanan dengan logika.
Apakah bisa diandalkan sebagai sumber pengetahuan?
Jawaban :
Intuisi lebih tinggi kedudukannya daripada rasionalisme, emperisme,
potivisme, dan wahyu namun intuisi yang dijadikan sumber pengetahuan dan
berasal dari orang – orang tertentu. Bisa dari filsu tertentu dan intuisi
langsung di dapatkan tanpa perantara.

V. REFLEKSI DIRI

Setelah penyaji memaparkan materi mengenai unsur ilmu pengetahuan maka


timbullah sebuah pertanyaan dan pendapat dari setiap kelompok :
Penyaji akan menjawab terlebih dahulu pertanyaan dari kelompok

Meri : Dasar wahyu adalah kepercayaa. Islam sumber keyakinan adalah al –


Quraan. Suatu manusia memiliki keyakinan yang mereka anut.
Aslam : Atas dasar keyakinan ? bagaimana kita bisa jamin bahwa wahyu adalah
kebenaran dan letaknya dari tuhan
Dita : hal ini sudah dibahas terkait unsur – unsur pengetahuan. Dimana akar dari
penegetahuan adalah agama. Sehingga agama adalah wahyu. Wahyu
adalah al – quraan dan telah banyak kebenaran yang telah benar secara
ilmiah. Mengenai fenomena alam semesta di dunia ini sudah ada dalam al –
quraan
Retno : Agama dimulai dari rasa percaya dan mengkaji dimulai ilmu pengetahuan
dari tidak percaya sehingga kembali kepada manusia itu sendiri.
Haslipa : Kita kenali diri kita. Kita ada karena tuhan, ketika al – quraan diragukan
dan al-quraan diragukan maka untuk itulah kebenaran
Penyaji akan menjawab pertanyaan dari kelompok 6

Merry : Contoh kita pernah mencari suatu jawaban dan tidak menemukan jawabn
dan setelah 1 atau 2 bulan kita menemukan jawaban tersebut dari TV
Aslam : Saya perna merasakan ini dan menghadapu masalah ini
Rahma : Saya sudah gambaran namun belum paham, seketika saya bepikir dimana
ada batasan khayalan, pikiran dan intuisi ?
Asma : Menanggapi dari rahma, intuisi adalah pikiran muncul secara tiba – tiba.
Contohnya keinginan kita untuk kesuatu tempat dan pengmabilan
keputusan
Fatul : Bisa membedakan intuisi dan wahyu ?
Retno : Wahyu dan intuisi berbeda
Riri : Cntohnya masih mengambang menurut saya ?
Dita : Jadi intuisi ada 3 proses munculnya intuisi yaitu akal, hati dan aktivitas
sebelumnya atau pengalaman sebelumnya.
Penyaji akan menjawab pertanyaan dari kelompok 7

Dita : Semua mempunyai kelebihan dan kekurangan tapi wahyu yang paling baik
dibandingkan dengan yang lainnya.
Retno : Yang paling benar adalah wahyu
Nina : Sumber itu cuman satu, bagaimana dengan sumber pengetahuan yang
terdiri dari 5 ?
Retno : Bukan cuman satu sumber pengetahuan
Nina : Postivisme dll dari pemikiran namun sumber lain adalah wahyu. Jadi sumber
pengetahuan cuman satu yaitu wahyu dan yang lainnya adalah muncul
sebagai pemikiran.
Retno : Kami juga sepaham bahwa wahtu sumber pengetahuan dan benar
Penyaji akan menjawab pertanyaan dari kelompok 8
Dita : Batiniah dan lahiriah contonya adalah bunyi diterima telinga, indra harus
dipertaja, oleh eksperimen atau pengalaman diri indra. Eksperimen dan
pengalaman melahirkan ilmu pengetahuan
Vilya : Bagaimana pandangan potivisme ?
Dita : Potivisme sumbernya akal dan pengalaman sehingga menghasilkan metode
ilmiah baru kemudia ilmu pengetahuan baru benar
Penyaji akan menjawab pertanyaan dari kelompok selanjutnya
Retno : intuisi berlawanan dengan logika, ini sebenarnya kadang berlawanan dan
tidak tergantuk bagaimana situasinya.
Dita : Dapat diandalkan seperti yang dijelaskan oleh kas aslam sebelumnya
Fathul : Apa contoh intuisi yang bisa diandalkan ?
Aslam : kita harus paham apa itu sumber ilmu ? sumber ilmu ada 5. Sumber ilmu
adalah dari mana kita dapatkan dari tidak tau menjadi tau. Dalam
metodologi intuisis tidak bisa diandalkan sebagai sumber pengetahuan
utaman. Intuisi sifatnya spontan atau tidak disengaja
Ana : justru intusis lebih tinggi kedudukannya dari pada sumber lainnya tapi intuisi
dijadikan sebagai sumber pengetahuan dan berasal dari filsuf tertentu.
Intuisis langsung didapatkan tanpa perantara
Mayo : setuju, intuisis dilakukan oleh orang filsuf dan dengan cara yang sangat
lama
Haslipa : intuisis dapat diandalkan, contohnya nabi ibrahim ketika mencari allah
SWT. Dia mengandalkan merenung dan allah pun menunjukkan
keberadaannya dengan meledakkan gunung.
Retno : rasio adalah berpikir melahirkan pengetahuan, jika sering berpikir akan
mendekati kesempurnaan
Gofur : kesempurnaan mana yang dicapai ?
Retno : pengetahuan ada prilaku diri dengan cara berpikir positif
Gofur : contoh apakah saya sudah sempurna ?
Setiap manusia mempunyai ikiran, orang gila saja juga menganggap dirinya
waras begutupun sebaliknya. Apakah itu juga rasio ? apakah saya tidak tau
berenang ? apakah saya tidak sempurna ?
Dita :cara berpikir rasiona adalah proses mental disiplin yaitu dengan data dan
fakta dilapangan

Catatan Diskusi :

Diskusi berjalan secara alot dan kondusif


JURNAL DISKUSI

PERTEMUAN 6

J. IDENTITAS

Nama : NP Sriwulandari Alam


NIM : 191051301002
Mata Kuliah : Filsafat Ilmu dan Bioetika
Dosen : Dr. Ismail, M.S.
Kelas :A
Pertemuan : 6 (3 Oktober 2019)
Topik/Materi : Hubungan antara Agama, fisafat dan ilmu

II. EKSPLORASI KONSEP YANG TELAH DIPAHAMI

Kata “agama” berasal dari bahasa Sanskrit “a” yang berarti tidak dan “gam” yang berarti
pergi, tetap di tempat, diwarisi turun temurun dalam kehidupan manusia. Agama adalah
pegangan setiap individu yang berlandaskan pada sang pencipta.
Filsafat adalah salah satu bidang kajian yang mengkaji cara berpikir sampai mendalam
tentang hakikat sesuatu. Filsafat merupakan induk dari berbagai ilmu pengetahuan. Oleh
karena ada salah cabang filsafat salah satunya adalah epistimologi.
ilmu berasal dari kata bahasa Arab ‘ilm, Inggris science, Belanda watenchap, dan Jerman
wissenchaf.Ilmu merupakan hal yang urgen dalam kehidupan manusia di dunia agar
manusia meningkat kualitas dan kemampuan diri serta mengangkat eksistensinya.
Baik ilmu maupun filsafat atau agama, bertujuan (sekurang-kurangnya berurusan dengan
hal yang sama), yaitu kebenaran. Ilmu pengetahuan dengan metodenya sendiri mencari
kebenaran tentang alam dan manusia. Filsafat dengan wataknya sendiri pula menghampiri
kebenaran, baik tentang alam, manusia dan Tuhan. Demikian pula agama, dengan
karakteristiknya pula memberikan jawaban atas segala persoalan asasi yang dipertanyakan
manusia tentang alam, manusia dan Tuhan.
Filsafat dan ilmu memiliki persamaan berupa keduanya menggunakan pikiran
reflektif dalam upaya memahami fakta-fakta pengetahuan untuk mencapai kebenaran.
Selain persamaan, filsafat dan ilmu juga memiliki perbedaan yang berkaitan dengan titik
tekan. Ilmu berpikir terbatas yang bergantung pada bidangnya dengan melibatkan
proses-proses ilmiah sedangkan filsafat mengkaji pengalaman secara menyeluruh
melibatkan sintesis dan analisis panjang.
Filsafat dan agama memiliki persamaan berupa keduanya berjalan dalam
pemikiran untuuk memahami kebenaran dan berlandaskan pada nilai-nilai etika. Namun
keduanya memiliki perbedaan pula berupa nilai etika filsafat sebatas produk akal
sedangkan agama menganut nilai-nilai sesuai dengan ketentuan tuhan. Kebenaran
filsafat bersifat spekulatif dengan dugaan yang belum tentu dapat dibuktikan secara
empiris (riset) sedangkan agama bersifat mutlak karena berasal dari wahyu yang
turunkan sang pencipta

III. KONSEP YANG BELUM DIPAHAMI

Apakah filsafat mampu menjawab semua pertanyaan hingga tuntas ?

IV. PERMASALAHAN BESERTA PEMECAHANNYA

1. kenapa para filsuf banyak yang tidak memiliki agama (atheis)?


Jawab:
Karena seorang filsuf dalam mencari sebuah kebenaran dan belum menemukan
kebenaran atau kepercayaan dari agama tersebut sehingga mereka atheis.
2. Apa peran filsafat dalam agama?
jawab:
Menyakini adanya Tuhan yang menciptakan semua yang ada dilangit dan
dibumi dan mengatur semua kehidupan manusia, adanya kebajikan, sifat
buruk dan baik dan lain sebagainya,juga diselidi oleh filsafat karena itu
meurpakan atau mungkin ada secara umum kebenaran dalam agama
didasarkan pada wahtu atau firman-firman Allah, sedangkan kebenaran
dalam filsafat didasarkan pada pikiran belaka, agama telah mengaskan
bahwa agama itu untuk orang-orang yang berakal dan berilmu pengetahuan.
Maksudnya adalah dalam agama terutama agama islam adanya aturan-
aturan yang ditetapkan Allah, dimnaa aturah Allah adalah wajib, sunat,
haram, makhru dan mubah. Jadi agama dan pendidikan merupakan dual
yang saling berhubungan dan saling berkaitan, maksudnya adalah didalam
agama ada aturan-aturan yang harus dipatuhi sedangkan dalam pendidikan
juga ada aturan yang harus dipatuhi dan semua atuaran baik agama maupun
pendiidkan dijalankan dan diterapkan oleh manusia.

V. REFLEKSI DIRI

Setelah penyaji memaparkan materi mengenai unsur ilmu pengetahuan maka


timbullah sebuah pertanyaan dan pendapat dari setiap kelompok :
Penyaji akan menjawab terlebih dahulu pertanyaan

Nurfiana : kenapa para filsuf banyak yang tidak memiliki agama (atheis)

Fathul : filsuf banyak golongan, filsuf ada area bebas Yang menyenangkan
dan tidak menyenangkan Filsuf are bebas dogma. Filsuf
mengandalkan logika tanpa mempertimbangkan nilai agama atau
etika. Sedangkan golongan filsafat agama mengandalkan dengan
nilai – nilai agama atau etika. Makanya bagi seorang filsuf
memandang dengan cara perspektifnya.
Ahmad : Apa peran filsafat dalam agama?
Fitriah : filsafat hadir untuk mengilmiahkan informasi yang ada dalam wahyu
sehingga dapat dijadikan ilmu pengetahuan. Contohnya dalam
ajaran agama diharuskan bila minum maka duduklah. Hal ini telah
dibuktikan dalam penelitian.
Suriani : Pada dasarnya filsafat, agama, dan ilmu ada batasan namun sulit
untuk melihat perbedaan yang dimaksudkan
Ahmad : jadi bagaimana kaitan ketiganya?
Fathul : pasti akan ada persamaannya, ilmuanlah mengatakan kesulitan untuk
memebedakan atau menjabarkan perbedaan tersebut.

Namun masih banyak pertanyaan yang belum terjawab sehingga Pertanyaan


selanjutnya dijawab di forum Edmodo.
RUBRIK PENILAIAN
JURNAL BELAJAR
MATA KULIAH FILSAFAT PENDIDIKAN
SEMESTER II 2018/2019

No Aspek Bobot Penilaian


I. identitas
1. Nama, foto diri dan NIM dicantumkan 5

II. Isi Jurnal


2. Mengeksplor beragam konsep 25
3. Menyajikan konsep yang belum dipahami 20
4. Mengidentifikasi permasalahan/pertanyaan beserta
20
pemecahannya
5. Jurnal menunjukkan bahwa mahasiswa dapat melihat
dirinya sendiri sebagai pembelajar, menemukan dan
20
menyelesaikan masalah serta bekerja untuk
meningkatkan kebiasaan Belajarnya

III. Sistimatika
6. Jurnal terorganisasi dengan baik dan lengkap 10

Jumlah 100

Anda mungkin juga menyukai