PERTEMUAN 6
I. IDENTITAS
Rasionalisme
Emperisme
Postivisme
Intuisi
Wahyu
Mengenai pertanyaan dari saudari nina saya masih belum paham apakah
sumber pengetahuan hanyalah wahyu yang lainnya hanya sebuah
pemikiran ?
V. REFLEKSI DIRI
Merry : Contoh kita pernah mencari suatu jawaban dan tidak menemukan jawabn
dan setelah 1 atau 2 bulan kita menemukan jawaban tersebut dari TV
Aslam : Saya perna merasakan ini dan menghadapu masalah ini
Rahma : Saya sudah gambaran namun belum paham, seketika saya bepikir dimana
ada batasan khayalan, pikiran dan intuisi ?
Asma : Menanggapi dari rahma, intuisi adalah pikiran muncul secara tiba – tiba.
Contohnya keinginan kita untuk kesuatu tempat dan pengmabilan
keputusan
Fatul : Bisa membedakan intuisi dan wahyu ?
Retno : Wahyu dan intuisi berbeda
Riri : Cntohnya masih mengambang menurut saya ?
Dita : Jadi intuisi ada 3 proses munculnya intuisi yaitu akal, hati dan aktivitas
sebelumnya atau pengalaman sebelumnya.
Penyaji akan menjawab pertanyaan dari kelompok 7
Dita : Semua mempunyai kelebihan dan kekurangan tapi wahyu yang paling baik
dibandingkan dengan yang lainnya.
Retno : Yang paling benar adalah wahyu
Nina : Sumber itu cuman satu, bagaimana dengan sumber pengetahuan yang
terdiri dari 5 ?
Retno : Bukan cuman satu sumber pengetahuan
Nina : Postivisme dll dari pemikiran namun sumber lain adalah wahyu. Jadi sumber
pengetahuan cuman satu yaitu wahyu dan yang lainnya adalah muncul
sebagai pemikiran.
Retno : Kami juga sepaham bahwa wahtu sumber pengetahuan dan benar
Penyaji akan menjawab pertanyaan dari kelompok 8
Dita : Batiniah dan lahiriah contonya adalah bunyi diterima telinga, indra harus
dipertaja, oleh eksperimen atau pengalaman diri indra. Eksperimen dan
pengalaman melahirkan ilmu pengetahuan
Vilya : Bagaimana pandangan potivisme ?
Dita : Potivisme sumbernya akal dan pengalaman sehingga menghasilkan metode
ilmiah baru kemudia ilmu pengetahuan baru benar
Penyaji akan menjawab pertanyaan dari kelompok selanjutnya
Retno : intuisi berlawanan dengan logika, ini sebenarnya kadang berlawanan dan
tidak tergantuk bagaimana situasinya.
Dita : Dapat diandalkan seperti yang dijelaskan oleh kas aslam sebelumnya
Fathul : Apa contoh intuisi yang bisa diandalkan ?
Aslam : kita harus paham apa itu sumber ilmu ? sumber ilmu ada 5. Sumber ilmu
adalah dari mana kita dapatkan dari tidak tau menjadi tau. Dalam
metodologi intuisis tidak bisa diandalkan sebagai sumber pengetahuan
utaman. Intuisi sifatnya spontan atau tidak disengaja
Ana : justru intusis lebih tinggi kedudukannya dari pada sumber lainnya tapi intuisi
dijadikan sebagai sumber pengetahuan dan berasal dari filsuf tertentu.
Intuisis langsung didapatkan tanpa perantara
Mayo : setuju, intuisis dilakukan oleh orang filsuf dan dengan cara yang sangat
lama
Haslipa : intuisis dapat diandalkan, contohnya nabi ibrahim ketika mencari allah
SWT. Dia mengandalkan merenung dan allah pun menunjukkan
keberadaannya dengan meledakkan gunung.
Retno : rasio adalah berpikir melahirkan pengetahuan, jika sering berpikir akan
mendekati kesempurnaan
Gofur : kesempurnaan mana yang dicapai ?
Retno : pengetahuan ada prilaku diri dengan cara berpikir positif
Gofur : contoh apakah saya sudah sempurna ?
Setiap manusia mempunyai ikiran, orang gila saja juga menganggap dirinya
waras begutupun sebaliknya. Apakah itu juga rasio ? apakah saya tidak tau
berenang ? apakah saya tidak sempurna ?
Dita :cara berpikir rasiona adalah proses mental disiplin yaitu dengan data dan
fakta dilapangan
Catatan Diskusi :
PERTEMUAN 6
J. IDENTITAS
Kata “agama” berasal dari bahasa Sanskrit “a” yang berarti tidak dan “gam” yang berarti
pergi, tetap di tempat, diwarisi turun temurun dalam kehidupan manusia. Agama adalah
pegangan setiap individu yang berlandaskan pada sang pencipta.
Filsafat adalah salah satu bidang kajian yang mengkaji cara berpikir sampai mendalam
tentang hakikat sesuatu. Filsafat merupakan induk dari berbagai ilmu pengetahuan. Oleh
karena ada salah cabang filsafat salah satunya adalah epistimologi.
ilmu berasal dari kata bahasa Arab ‘ilm, Inggris science, Belanda watenchap, dan Jerman
wissenchaf.Ilmu merupakan hal yang urgen dalam kehidupan manusia di dunia agar
manusia meningkat kualitas dan kemampuan diri serta mengangkat eksistensinya.
Baik ilmu maupun filsafat atau agama, bertujuan (sekurang-kurangnya berurusan dengan
hal yang sama), yaitu kebenaran. Ilmu pengetahuan dengan metodenya sendiri mencari
kebenaran tentang alam dan manusia. Filsafat dengan wataknya sendiri pula menghampiri
kebenaran, baik tentang alam, manusia dan Tuhan. Demikian pula agama, dengan
karakteristiknya pula memberikan jawaban atas segala persoalan asasi yang dipertanyakan
manusia tentang alam, manusia dan Tuhan.
Filsafat dan ilmu memiliki persamaan berupa keduanya menggunakan pikiran
reflektif dalam upaya memahami fakta-fakta pengetahuan untuk mencapai kebenaran.
Selain persamaan, filsafat dan ilmu juga memiliki perbedaan yang berkaitan dengan titik
tekan. Ilmu berpikir terbatas yang bergantung pada bidangnya dengan melibatkan
proses-proses ilmiah sedangkan filsafat mengkaji pengalaman secara menyeluruh
melibatkan sintesis dan analisis panjang.
Filsafat dan agama memiliki persamaan berupa keduanya berjalan dalam
pemikiran untuuk memahami kebenaran dan berlandaskan pada nilai-nilai etika. Namun
keduanya memiliki perbedaan pula berupa nilai etika filsafat sebatas produk akal
sedangkan agama menganut nilai-nilai sesuai dengan ketentuan tuhan. Kebenaran
filsafat bersifat spekulatif dengan dugaan yang belum tentu dapat dibuktikan secara
empiris (riset) sedangkan agama bersifat mutlak karena berasal dari wahyu yang
turunkan sang pencipta
V. REFLEKSI DIRI
Nurfiana : kenapa para filsuf banyak yang tidak memiliki agama (atheis)
Fathul : filsuf banyak golongan, filsuf ada area bebas Yang menyenangkan
dan tidak menyenangkan Filsuf are bebas dogma. Filsuf
mengandalkan logika tanpa mempertimbangkan nilai agama atau
etika. Sedangkan golongan filsafat agama mengandalkan dengan
nilai – nilai agama atau etika. Makanya bagi seorang filsuf
memandang dengan cara perspektifnya.
Ahmad : Apa peran filsafat dalam agama?
Fitriah : filsafat hadir untuk mengilmiahkan informasi yang ada dalam wahyu
sehingga dapat dijadikan ilmu pengetahuan. Contohnya dalam
ajaran agama diharuskan bila minum maka duduklah. Hal ini telah
dibuktikan dalam penelitian.
Suriani : Pada dasarnya filsafat, agama, dan ilmu ada batasan namun sulit
untuk melihat perbedaan yang dimaksudkan
Ahmad : jadi bagaimana kaitan ketiganya?
Fathul : pasti akan ada persamaannya, ilmuanlah mengatakan kesulitan untuk
memebedakan atau menjabarkan perbedaan tersebut.
III. Sistimatika
6. Jurnal terorganisasi dengan baik dan lengkap 10
Jumlah 100