Anda di halaman 1dari 4

PROTEKSI LINGKUNGAN

BAHAN ADITIF RAMAH LINGKUNGAN PADA PEMBUATAN BARANG


PORSELIN

L. E. Pavlunenko

Diterjemahkan dari Steklo i Keramika, No 2 hal 31-32 Februari 2002

Telah ditunjukkan bahwa penggunaan bahan aditif penguat yang ramah lingkungan yaitu molasesmke
dalam komposisi porselin berbasis batuan Gusevskii memberikan kenaikan kekuatan mekanis produk
menengah.

Salah satu kondisi untuk menghasilkan produk yang kompetitif di ekonomi pasar adalah
menggunakan teknologi yang memiliki tingkat kualitas tinggi yang memberikan
komposisi sumber daya yang menurun, terutama energi dan sumber daya pekerjasetiap
unit produk. Masalah ini dapat diselesaikan dengan bahan aditif yang memiliki pengaruh
yang bermanfaat pada proses dan kualitas produk akhir yang baik. Bahan aditif semacam
ini harus dapat diakses (yaitu ketersediaan dan tidak mahal) dan digunakan untuk
teknologi yang bersih lingkungan.

Penguatan udara-kering produk porselin menengah dapat dilaksanakan dengan


menggunakan bahan aditif semacam itu sebagai senyawa fosfat, emulsi polivinil asetat,
polivinil alcohol, memerciki butiran sulfite alcohol yang disuling dan lainnya.
Bagaimanapun penggunaan bahan aditif yang telah diketahui ditekankan dengan
mempertimbangkan keonsekuensinya yaitu :

Pembentukanlapisan tipis pada permukaan produk, yang menurunkan porositas terbuka


dan konsekuensinya menekan glasir (asam ortofosforik dan senyawa fosfat) (1)

Penurunan keplastisan komposisi porselin (emulsi polivinil asetat) (2)

Kenaikan yang substansial pada penyusutan komposisi pada keadaan kering dan keadaan
baker (polivinil alkohol) (3)

Lebih auh bahan aditif di atas merupakan produk industri kimia dan penerapannya
melibatkan resiko kesehatan manusia.

Yangpaling banyak digunakan adalah bahan aditif yang menaikkan kekuatan mekanis
dari produk porselin menengah dalam keadaan udara kering adalah butiran sulfite
alcohol yang disuling yang dipersikkan (SAS) yang dikembangkan sebagai limbah oleh
industri kertas dan pulp (3). Telah diketahui bahwa penggunaan 1% SAS kea lam
komposisi porselin meningkatkan kekuatan mekanis dari sample udara-kering hingga 60-
70% dan waktu penggilingan komposisi dalam ballmill menjadi menurun 10%.

Bagaimanapun, ketika SAS digunakan sebagai bahan aditif penguat pada komposisi
porselin berbasis batu Gusevskii (dacit porfiri) digunakan pada pabrik-pabrik porselin
daerah Primorskii, sebuah lapisan retak terjadi pada permukaan produk intermediate
setelah pengeringan dan menghalangi pengglasiran. Lebih jauh, transportasi bahan aditih
yang dikatakan dari daerah Perm danYoraslavl melibatkan kesulitan dan pembiayaan.

Untuk menyelesaikan aspek-aspek masalah, kami mengajukan untuk meningkatkan


teknologi pembuatan komposisi porselin dengan penambahan cairan yang dihasilkan oleh
industri gula local, ke dalam campuran komposisi. Komposisi kimia cairan seperti produk
tumbuhan asli dan sangat rumit (4). Di samping sakarosa mengandung mono-, di- dan
oligosakarida, basis heteroklinik, aminondan asam karbon, pigmen organic dan senyawa
kimi lainnya. Mayoritas bahan tersebut memiliki bentuk asli alamiahnya dan beberapa
dibentuk sebagai hasil transformasi kimia dari senyawa alam dalam teknologi proses.
Cairan gula dapat juga mengandung berbagai pengotor yang masuk pada tahapan proses
bahan yang berbeda. Namun demikian sebagai pengganti cairan gula mewakili produk
yang ramah lingkungan.

Sebagai cairan gula yang melambangkan senyawa aktif alam yang komplek secara
biologi, menyediakan semua sifat positif yang diberikan ke dalam komposisi porselin
oleh bahan aditif yang digunakan saat ini (meningkatkan kekuatan mekanis dalam
keadaan udara-kering, menurunkan durasi penggilingan). Pada saat yang sama
penggunaan cairan gula tidak disertai oleh konsekuensi yang tidak diinginkan semacam
ini sebagai penyusutan yang tidak sama dan berlebih dari kesulitan pada pengglasiran
selanjutnya.

Tabel 1

Sifat komposisi porselin Kandungan bahan aditif %


0 0.65 1.35 2.0 2.5 4.0 6.0
Penurunan durasi penggilingan % - 5.0 11.7 13.3 13.3 15.0 16.7
Residu pada ayakan No 0056 % 1.22 1.25 1.21 1.23 1.22 1.22 1.21
Daerah permukaan spesifik m2/g 414.3 - 420.0 449.0 455.0 425.9 419.4

Tabel 2

Sifat komposisi porselin Kandungan bahan aditif %


0 0.65 1.35 2.0 2.5 4.0 6.0
Suaut udara, % 4.84 4.79 4.40 4.17 4.23 4.11 4.08
Kuat tekan statis, Mpa
dalam keadaan udara-kering 5.5 5.7 6.2 6.6 7.0 8.6 9.4
dibakar suhu oC 6.1 6.0 5.9 5.8 5.7 5.6 5.6
dibakar suhu 1350oC
tak berglasir 93.5 92.6 91.9 91.9 91.0 89.8 89.5
berglasir 106.5 105.4 103.0 102.3 101.1 99.1 98.9
Penyerapan air dari sampel*
dibakar pada suhu 850oC 16 17 17 17 17 18 18
*Sampel dibakar pada suhu 1350oC (berglasir dan tak berglasir) memiliki penyerapan air nyata nol

Jadi cairan gula yang diajukan untuk digunakan sebagai bahan aditif penguat akan dapat
memecahkan masalah tersebut secara efektif. Menjadi bahan aditif utama dengan efek
yang menyeluruh (yang dibuktikan dalam percobaan kami) cairan gula membuat
surfaktan dan sifat elektrolit dan mempengaruhi mekanisme interaksi dari komponen
awal komposisi porselin dalam berbagai tahap pembentukan struktur.

Campuran acuan yang digunakan dalam penelitian berisi material dalam rasio sebagai
berikut (% berat) : 50 dasit, 10 pegmatit Enskoe, 23 kaolin Chalganovskoe, 4 tanah liat
Latnenskoe, 7 tanah liat Troshkovskoe, 6 limbah porselin rusak setelah pembakaran
pertama. Selain 7% porselen rusak setelah pembakaran yang pertama ditambahkan di
atas 100%. Tambahan komposisi eksperimen mengandung 0,65 - 6,00% cairan gula (di
atas 100%).

Prosedur penyaiapan komposisi porselen eksperimen adalah sebagai berikut : semua


komponen komposisi dimasukkan ke sebuah ball mill dalam rasio 3 kg komponen awal
per 2,7 kg air dan 5,5 kg badan penggilingan ( bola uralite). Penggilingan diteruskan
hingga residu 1.2 - 1,3% pada saringan nomor 0056 [5]. Durasi penggilingan komponen
awal ke tingkat dispersi yang diperlukan pada kondisi industri adalah 5 jam. Dalam
mempersiapkan komposisi porselen eksperimental menurun sebesar 5,0-16,7% (Tabel
1).

Pengenalan metode yang diusulkan untuk menghasilkan campuran porselen


memungkinkan untuk meningkatkan kekuatan mekanis produk menengah pada keadaan
udara-kering ke tingkat khas dari produksi menengah yang mengalami
pembakaran pertama pada suhu850°C (Tabel 2). Penggunaan cairan gula sebagai
bahan aditif penguat tidak menyebabkan penyusutan berlebihan bahan porselin dan
mempertahankan porositas yang diperlukan untuk proses pengglasiran.

Daerah spesifik permukaan komposisi rujukan yang dipersiapkan sesuai dengan rumus
dari Pabrik Porselin Vladivostok tanpa bahan aditif sebesar 414,3 m 2 / g, itu adalah
komposisi yang mengandung 1,35% molase sebagai bahan aditif penguat adalah 420,0
m2 / g, dan itu adalah komposisi dengan cairan gula 2,5% adalah 455,0 m2 / g (Tabel 1).
Kuat tekan produk porselin perantara kering-udara masing-masing sama dengan 5,5, 6,2,
dan 7,0 MPa. Efek tertinggi surfaktan yang diamati di bawah konsentrasi di mana lapisan
monomolekuler terbentuk. Jika konsentrasi di atas tingkat optimal, efeknya kurang
tampak secara signifikan, hal ini terkait dengan agregasi molekul surfaktan yang
disebabkan ikatan kimia yang muncul antara gugus polar mereka [6].

Sebuah analisis dari data percobaan mengungkapkan Efek positif penggunaan aditif
dalam jumlah 1,35%.

Jadi, ada prasyarat untuk membuat porselen yang produk porselin dari komposisi dengan
bahan aditif molase dalam pembakaran tunggal. Peniadaan pembakaran (nonglasir) dari
proses akan memungkinkan untuk mengurangi konsumsi bahan bakar diesel, yang, pada
gilirannya, akan mengurangi polusi lingkungan sekitar.

Dampak ekonomi dari metode yang diusulkan untuk produksi komposisi porselin dengan
menggunakan cairan gula sebagai bahan aditif penguatan ditentukan oleh penyimpanan
dalam material dan sumber bahan bakar, penurunan limbah teknologi dan dan penurunan
penggunaan mesin.

REFERENSI

1. V. A. Kopeikin, N. A. Kozyrnova, É. I. Medvedovskaya, et al., “Strengthening of intermediate porcelain


product by introducing organophosphate additives,” Steklo Keram., No. 10, 23 – 25 (1978).

2. T. A. Romanova and É. N. Postolova, “The use of polyvinyl acetate emulsion to strengthen intermediate
products and improve the quality of porcelain articles,” in: Improvement of the Production Technology of
Porcelain and Faience Articles, Coll. Publ. of VNIIF [in Russian], Moscow (1979), pp. 48 – 58.

3. Yu. S. Krupkin, T. A. Romanova, and V. I. Strakhov, “Ways of using auxiliary means and materials in
production of porcelain and faience articles,” in: Porcelain and faience Industry, Issue 4 [in Russian],
Moscow (1985), pp. 15 – 18.

4. I. I. Brekhman and I. F. Nesterenko, Sugar and Human Health. Natural Complexes of Biologically
Active Compounds [in Russian], Nauka, Leningrad (1988).

5. Analysis and Control Methods in Production of Porcelain and Faience [in Russian], Legkaya Industria,
Moscow (1971).

6. G. N. Maslennikova and Yu. T. Platov, “The process of porcelain formation in the presence of
additives,” Steklo Keram., No. 2,19 – 23 (1998).

Anda mungkin juga menyukai