Anda di halaman 1dari 2

Negara-negara di dunia memiliki kisaran jumlah jam kerja antara 30 hingga 40 jam dalam 1

minggu. Namun ternyata ada sejumlah negara di Eropa seperti Jerman, Perancis, Belanda,
Norwegia, dan Denmark memiliki  jam kerja kurang dari 30 jam dalam 1 minggu. Bahkan ada
pula negara yang memiliki rata-rata jam kerja melebihi 40 jam dalam 1 minggu, seperti Meksiko
dan Korea. Sementara di Indonesia, pemerintah telah mengatur tentang ketentuan jam kerja
karyawan di dalam Undang-undang Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2003.

Untuk melindungi hak-hak para karyawan, pemerintah telah menetapkan beberapa peraturan


mengenai jam kerja. Jam kerja menurut Depnaker telah diatur di dalam undang-undang. Pada
umumnya, setiap karyawan yang bekerja selama 5 hari dalam 1 minggu memiliki jam kerja total
yaitu 40 jam dalam seminggu. Di mana setiap harinya karyawan bekerja selama 8 jam.
Mekanisme tersebut biasanya berlaku pada pekerja kantoran, di mana mereka masuk kantor
mulai jam 8 pagi hingga jam 5 sore, dengan waktu istirahat selama 1 jam. Sedangkan untuk
karyawan yang bekerja selama 6 jam dalam 1 minggu, jumlah jam kerjanya juga 40 jam.
Bedanya, dalam 1 minggu karyawan wajib bekerja selama 7 jam selama 5 hari ditambah
setengah hari di salah satu dari 6 hari kerja tersebut.

1. Ketentuan Jam Kerja Berdasarkan


Jenis Usaha
Ketentuan waktu kerja selama 40 jam dalam 1 minggu yang sesuai dengan Pasal 77 ayat
1 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tidak berlaku bagi sektor usaha atau jenis
pekerjaan tertentu. Kemudian ketentuan mengenai waktu kerja pada sektor usaha atau
pekerjaan tertentu tersebut selebihnya diatur di dalam sebuah Keputusan Menteri.
Keputusan Menteri yang dimaksud adalah Kepmenakertrans Nomor 233 tentang Jenis
Dan Sifat Pekerjaan Yang Dijalankan Secara Terus Menerus. Pada Pasal 3 ayat
(1) mengatur bahwa pekerjaan yang berlangsung secara terus menerus diantaranya adalah
sebagai berikut:

1. Jenis pekerjaan di bidang pelayanan jasa kesehatan, jasa transportasi, jasa pos dan
telekomunikasi.

2. Pekerjaan di bidang jasa perbaikan alat transportasi, usaha pariwisata.

3. Jenis pekerjaan di bidang penyediaan tenaga listrik, jaringan pelayanan air bersih
(PAM), dan penyediaan bahan bakar minyak dan gas bumi.

4. Pekerjaan di usaha swalayan, pusat perbelanjaan, dan sejenisnya, di bidang media


massa, bidang pengamanan.

5. Pekerjaan di lembaga konservasi, dan pekerjaan-pekerjaan lain yang apabila dihentikan


akan mengganggu proses produksi, merusak bahan, dan termasuk
pemeliharaan/perbaikan alat produksi.

2. Jam Kerja Karyawan Dalam 1 Tahun


Undang-undang Ketenagakerjaan tidak menyebutkan waktu kerja karyawan dalam 1
tahun. Namun waktu kerja dalam 1 tahun dapat dihitung dengan melihat jam kerja per
minggu yang telah disebutkan di dalam Undang-undang. Setiap 1 tahun terdiri dari 52
minggu, sehingga perhitungannya adalah sebagai berikut:

Jam kerja 1 tahun = 52 minggu x 40 jam = 2.080 jam

Dengan demikian, maka jumlah jam kerja dalam 1 tahun yang sesuai dengan ketentuan
Undang-undang Ketenagakerjaan adalah 2.080 jam. Dari hasil perhitungan tersebut,
maka dapat dicari jumlah jam kerja dalam 1  bulan. Yaitu dengan menggunakan rumus
berikut: Jam kerja 1 bulan = 2.080 jam : 12 bulan = 173 jam. Dari jumlah jam kerja 1
bulan, yaitu 173 jam maka dapat dihitung upah karyawan per jam, yang selanjutnya juga
digunakan untuk menghitung upah lembur, dengan rumus berikut: Upah per jam = upah 1
bulan : 173 jam.

3. Pengaturan Jam Kerja Dalam


Perjanjian Kerja Bersama
Pengaturan mulai dan berakhirnya waktu atau jam kerja setiap hari dan selama kurun
waktu 1 minggu, harus diatur secara jelas sesuai dengan kebutuhan oleh para pihak
didalam Perjanjian Kerja (PK), Peraturan Perusahaan (PP), ataupun Perjanjian Kerja
Bersama (PKB). Pada beberapa perusahaan, waktu kerja dicantumkan di dalam PP atau
PKB, sebagaimana yang telah diatur dalam Pasal 108 ayat 1 Undang-undang Nomor 13
Tahun 2003, PP dan PKB mulai berlaku setelah disahkan oleh Menteri atau pejabat.
Biasanya pejabat yang ditunjuk tersebut adalah Depnaker.

Anda mungkin juga menyukai