Anda di halaman 1dari 25

1

MATERI SKB KESEHATAN UMUM DAN PEREKAM MEDIS


BERDASARKAN FIELD REPORT

Kesehatan Umum :

Nawacita Bidang Kesehatan

Nawacita Kabinet Kerja :


1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman
pada seluruh warga negara
2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih,
efektif, demokratif dan terpercaya
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam
kerangka negara kesatuan
4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi birokrasi sistem dan penegakan hukum
yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia
6. Meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi
domestik
8. Melakukan revolusi karakter bangsa
9. Memperteguh ke-Bhinneka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia

Visi Kementerian Kesehatan Mengikuti Presiden (Rencana Strategis Kemenkes 2015-2019)


“Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong
Royong”

Misi Pembangunan Kesehatan :


1. Terwujudnya kemanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang
kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim dan mencerminkan
kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis berlandaskan negara
hukum
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif serta memperkuat jati diri sebagai negara
maritim
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan
kepentingan nasional
7. Mewujudkan masayarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan

Implementasi RPJMN Bidang Kesehatan (Rencana Strategis Kemenkes 2015-2019)


Pembangunan Kesehatan Periode 2015-2019 adalah :
Program Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatnya derajat kesehatan dan status gizi
masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan
perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan.
2

Sasaran Pokok RPJMN 2015-2019 :


1. Meningkatnya status kesehatan gizi ibu dan anak
2. Meningkatnya pengendalian penyakit
3. Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama di saerah
terpencil, tertinggal dan perbatasan
4. Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui Kartu Indonesia Sehat dan
kualitas pengelolaan SJSN Kesehatan
5. Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin
6. Meningkatnya responsivitas sistem kesehatan

Program Indonesia Sehat (Tiga Pilar Utama) :


1. Pilar Paradigma Sehat
Strategi :
 pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan
 penguatan promotif dan preventif
 pemberdayaan masyarakat
2. Penguatan Pelayanan Kesehatan
Strategi :
 peningkatan akses pelayanan kesehatan
 optimalisasi sistem rujukan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan
 menggunakan pendekatan continuum of care
 intervensi berbasis risiko kesehatan
3. Jaminan Kesehatan Nasional
Strategi :
 perluasan sasaran dan benefit serta kendali mutu dan kendali biaya

Hasil Pencapaian Program Kesehatan


1. Upaya Kesehatan
 Kesehatan Ibu dan Anak
 Kematian Bayi dan Balita
 Usia Sekolah dan Remaja
 Usia Kerja dan Usia Lanjut
 Gizi Masyarakat
 Penyakit Menular
 Penyakit Tidak Meluar
 Penyehatan Lingkungan
 Kesehatan Jiwa
 Akses dan Kualitas Pelayanan Kesehatan
2. Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan
 PHBS
 Desa Siaga
 Poskesdes
3. Aksesibilitas serta Mutu Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan
 e-Catalog
 e-Logistik
 Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT)
3

4. Sumber Daya Manusia Kesehatan


 STR Tenaga Kesehatan
5. Penelitian dan Pengembangan
 Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
 Riset Fasilitas Kesehatan (Rifaskes)
 Riset Tanaman Obat dan Jamu (Ristoja)
 Riset Khusus Pencemaran Lingkungan (Rikus Cemarling)
 Riset Budaya Kesehatan
 Riset Kohort Tumbuh Kembang dan PTM
 Riset Registrasi Penyakit dan Studi Diet Total
6. Pembiayaan Kesehatan
 Pembiayaan JKN (APBN dan APBD)
 Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)
7. Manajemen Regulasi dan Sistem Informasi Kesehatan
 e-Planning
 e-Budgeting dan e-Monev

Tujuan Kementerian Kesehatan :


1. Meningkatnya status kesehatan masyarakat
Pada semua kontinum siklus kehidupan, yaitu bayi, balita, anak usia sekolah, remaja,
kelompok usia kerja, maternal dan kelompok kerja
 Menurunnya angka kematian ibu
 Menurunnya angka kematian bayi
 Menurunnya presentase BBLR
 Meningkatnya upaya promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat serta pembiayaan
kegiatan promotif dan preventif
 Meningkatnya PHBS
2. Meningkatnya daya tanggap (responsiveness) dan perlindungan masyarakat terhadap risiko
sosial dan finansial di bidang kesehatan
 Menurunnya beban rumah tangga untuk membiayai pelayanan kesehatan (memiliki JKN)
 Meningkatnya indeks (responsiveness) terhadap pelayanan kesehatan

Sasaran Strategis :
1. Meningkatnya kesehatan masyarakat
2. Meningkatnya pengendalian penyakit
3. Meningkatnya akses dan mutu fasilitas pelayanan kesehatan
4. Meningkatnya akses, kemandirian dan mutu sediaan farmasi dan alat kesehatan
5. Meningkatnya jumlah, jenis, kualitas dan pemerataan tenaga kesehatan
6. Meningkatnya sinergitas antar Kementerian atau Lembaga
7. Meningkatnya daya guna kemitraan dalam dan luar negeri
8. Meningkatnya integrasi perencanaan, bimbingan teknis dan pemantauan evaluasi
9. Meningkatnya efektifitas penelitian dan pengembangan kesehatan
10. Meningkatnya tata kelola kepemerintahan yang baik dan bersih
11. Meningkatnya kompetensi dan kinerja aparatur Kementerian Kesehatan
12. Meningkatnya sistem informasi kesehatan integrasi
4

Strategi Pembangunan Kesehatan :


1. Akselerasi pemenuhan akses pelayanan kesehatan ibu, anak, remaja dan lanjut usia yang
berkualitas
2. Mempercepat perbaikan gizi masyarakat
3. Meningkatkan pengendalian penyakit
4. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas
5. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan rujukan yang berkualitas
6. Meningkatkan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, kualitas farmasi dan alat kesehatan
7. Meningkatkan pengawasan obat dan makanan
8. Meningkatkan ketersediaan, penyebaran dan mutu SDM Kesehatan
9. Meningkatkan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
10. Menguatkan manajemen, penelitian pengembangan dan sistem informasi
11. Memantapkan pelaksanaan SJSN Bidang Kesehatan
12. Mengembangkan dan meningkatkan efektifitas pembiayaan kesehatan

Arah Kebijakan :
1. Penguatan Pelayanan Kesehatan Primer (Primary Health Care)
Puskesmas sebagai Pembina Kesehatan Wilayah :
 Meningkatkan dan memberdayakan masyarakat
 Melaksanakan UKM
 Melaksanakan UKP
 Memantau dan mendorong pembangunan berwawasan kesehatan
Revitalisasi Puskesmas :
 Peningkatan SDM
 Peningkatan kemampuan teknis dan manajemen Puskesmas
 Peningkatan pembiayaan
 Peningkatan sistem informasi Puskesmas
 Pelaksanaan akreditasi Puskesmas
2. Penerapan Pendekatan Keberlanjutan Pelayanan (Continuum Of Care)
 Peningkatan cakupan, mutu dan keberlangsungan
 Upaya pencegahan penyakit dan pelayanan kesehatan ibu, bayi, balita, remaja, usia kerja
dan usia lanjut
3. Intervensi Berbasis Risiko Kesehatan
 Program khusus untuk menangani permasalahan kesehatan pada bayi, balita, lansia, ibu
hamil, pengungsi, keluarga miskin, kelompok berisiko serta masyarakat di daerah terpencil,
perbatasan, kepulauan dan daerah bermasalah kesehatan

Program Kementerian Kesehatan


1. Program Generik
 Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya
 Program penguatan pelaksanaan JKN/ KIS
 Program peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur Kementerian Kesehatan
 Prigram penelitian dan pengembangan kesehataan
5

2. Program Teknis
 Program bina gizi dan kesehatan ibu dan anak
 Program pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan (P2PL)
- Peningkatan kualitas kesehatan kota atau kabupaten
- Penurunan kasus penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I)
- Kebijakan kesiapsiagaan dalam menanggulangi kedaruratan kesehatan
- Penurunan prevalensi merokok
 Program pembinaan upaya kesehatan
 Program kefarmasian dan alat kesehatan
 Program pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan

Sumber :
 Rencana Strategis Kemenkes 2015-2019 (RPJMN), Link : s.id/RPJMN_Kemenkes

SDGs (Sustainable Development Goals)

Aspek Fundamental :
1. People : Penanggulangan kemiskinan, kelaparan dan kesenjangan
Goals 1,2,3,4,5
2. Planet : Mencegah bumi dari degradasi lingkungan
Goals 6,12,13,14,15
3. Prosperity : Menciptakan kesejahteraan dan terpenuhinya kebutuhan hidup
Goals 7,8,9,10,11
4. Peace : Menciptakan kedamaian pelibatan sosial bebas dari rasa bahaya dan takut
Goals 16
5. Partnership : Kemitraan untuk pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan
Goals 17
Goals :
1. Tanpa Kemiskinan
2. Tanpa Kelaparan
3. Kehidupan Sehat dan Sejahtera
4. Pendidikan Berkualitas
5. Kesetaraan Gender
6. Air Bersih dan Sanitasi Layak
7. Energi Bersih dan Terjangkau
8. Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi
9. Industri Inovasi dan Infrastruktur
10. Berkurangnya Kesenjangan
11. Kota Pemukiman Berkelanjutan
12. Konsumsi dan Produksi
13. Penanganan Perubahan Iklim
14. Ekosistem Laut
15. Ekosistem Darat
16. Perdamaian dan Keadilan
17. Kemitraan
6

SDGs Dalam Sistem Kesehatan Nasional

Posisi Kesehatan Dalam Kerangka SDGs (Perhatian Khusus Sektor Kesehatan)


 Goals 2 (Tanpa Kelaparan)
Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan meningkatkan gizi, serta mendorong
pertanian yang berkelanjutan
- Menjamin akses pangan yang aman, bergizi dan mencukupi
- Mengakhiri segala bentuk malnutrisi

 Goals 3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera)


Menjamin kehidupan sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia
- Penurunan AKI, AKBA, AKN
- HIV/ AIDS, TB dan Malaria
- Akses kesehatan reproduksi (KB)
- Kematian akibat PTM
- Penyalahgunaan narkotika dan akohol
- Kecelakaan lalu lintas
- Universal Health Coverage
- Kontaminasi dan polusi air, udara dan tanah
- Penanganan krisis dan kegawatdaruratan

 Goals 5 (Kesetaraan Gender)


Menjamin kesetaraan gender serta memberdayakan seluruh wanita dan perempuan
- Sunat perempuan (Female Genital Mutilation)
- Akses kepada pelayanan kesehatan reproduksi (KB)
- Pendidikan dan informasi kesehatan seksual dan reproduksi pada wanita dan remaja

 Goals 6 (Air Bersih dan Sanitasi Layak)


Menjamin ketersediaan dan pengelolaan air serta sanitasi yang berkelanjutan bagi semua
orang
- Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
- Akses kepada air bersih dan akses sanitasi dasar layak

Kesesuaian Antara Agenda Nawacita dan SDGs :


1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman
pada seluruh warga negara
Goals : 3,10,16,17
2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih,
efektif, demokratif dan terpercaya
Goals : 16
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam
kerangka negara kesatuan
Goals : 1-11
4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi birokrasi sistem dan penegakan hukum
yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya
Goals : 14-16
7

5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia


Goals : 1-6
6. Meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional
Goals : 1-10
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi
domestik
Goals : 1-5,8,9 dan 12-15
8. Melakukan revolusi karakter bangsa
Goals 3-4 dan 11
9. Memperteguh ke-Bhinneka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia
Goals : 5,10,16,17

Sumber :
 SDGs (Fundamental), Link : s.id/SDGs_Fundamental
 SDGs (United Cities and Local Goverments), Link : s.id/SDGs_UCLG
 SDGs (Badan Pusat Statistik), Link : s.id/SDGs_BPS
 SDGs (Kementerian Kesehatan), Link : s.id/SDGs_Kemenkes

PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)


Sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang
menjadikan seseorang, keluarga, kelompok atau masyarakat mempu menolong dirinya sendiri
(mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat

1. PHBS di Rumah Tangga


 Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
 Memberi bayi ASI eksklusif
 Menimbang balita setiap bulan
 Menggunakan air bersih
 Mencuci tangan dengan sabun
 Menggunakan jamban sehat
 Memberantas jentik nyamuk
 Mengonsumsi buah dan sayur setiap hari
 Melakukan aktifitas fisik setiap hari
 Tidak merokok di dalam rumah
2. PHBS di Sekolah atau di Institusi Pendidikan
3. PHBS di Tempat Kerja
4. PHBS di Tempat Umum
5. PHBS di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
 Mencuci tangan dengan sabun dan menggunakan jamban sehat
 Membuang sampah di tempat sampah
 Tidak merokok dan tidak mengonsumsi NAPZA
 Tidak meludah di sembarang tempat dan memberantas jentik nyamuk

Sumber :
 PMK No 2269 Tahun 2011 - Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih & Sehat
Link : s.id/Pedoman_PHBS
8

CERDIK
1. Penyakit Tidak Menular (PTM)
Penyakit yang tidak bisa ditularkan dari orang lain ke orang, yang perkembangannya berjalan
perlahan dalam jangka waktu yang panjang (kronis)
2. Penanggulangan PTM
Upaya kesehatan yang mengutamakan aspek promotif dan preventif tanpa mengabaikan
aspek kuratif dan rehabilitatif serta paliatif yang ditujukan untuk menurunkan angka kesakitan,
kecatatan dan kematian yang dilaksanakan secara komprehensif, efektif, efisien dan
berkelanjutan
3. Kelompok PTM Berdasarkan Organ Tubuh
 Penyakit keganasan
 Penyakit endokrin, nutrisi dan metabolik
 Penyakit sistem saraf
 Penyakit sistem pernapasan
 Penyakit sirkulasi dan penyakit mata dan adnexa
 Penyakit telinga dan mastoid
 Penyakit kulit dan jaringan subkutan
 Penyakit sistem musculoskeletal dan jaringan
 Penyakit sistem genitourinaria
 Penyakit gangguan mental dan perilaku
 Penyakit kelaian darah dan gangguan pembentukan darah
4. Faktor Risiko Perilaku
 Merokok
 Kurang aktifitas fisik
 Diet yang tidak sehat
 Konsumsi minuman beralkohol dan lingkungan yang tidak sehat
5. Promosi Kesehatan CERDIK
 Cek kesehatan secara berkala
 Enyahkan asap rokok
 Rajin aktifitas fisik
 Diet sehat dan gizi seimbang
 Istirahat yang cukup
 Kelola stress
6. Penanganan Kasus PATUH
 Periksa kesehatan secara rutin
 Atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat
 Tetap aktifitas fisik dengan aman
 Upayakan diet sehat dan gizi seimbang
 Hindari asap rokok, minuman beralkohol dan zat karsinogenik
7. Posbindu PTM
Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) dalam melaksanakan kegiatan deteksi dini,
monitoring dan tindak lanjut dini faktor risiko PTM secara mandiri dan berkesinambungan di
bawah pembinaan Puskesmas

Sumber :
 PMK No 71 Tahun 2015 - Penanggulangan Penyakit Tidak Menular, Link : s.id/CERDIK
9

Cucu Tangan Pakai Sabun (CTPS)


Kebersihan tangan dilakukan dengan mencuci tangan mengguanakan sabun dan air mengalir bila
tangan jelas kotor atau terkena cairan tubuh, dan menggunakan alkohol (alcohol-based handrubs)
bila tangan tidak tampak kotor

Indikasi Kebersihan Tangan :


 Sebelum kontak pasien
 Sebelum tindakan aseptik
 Setelah kontak darah dan cairan tubuh
 Setelah kontak pasien
 Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien

Kriteria Memilih Aseptik :


 Memiliki efek yang luas, menghambat atau merusak mikroorganisme secara luas
 Efektifitas
 Kecepatan efektifitas awal
 Efek residu, aksi yang lama setelah pemakaian untuk meredam pertumbuhan
 Tidak menyebabkan iritasi kulit
 Tidak menyebabkan alergi

Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia (HCTPS) :


15 Oktober

Penyakit dapat Dicegah dengan CTPS :


 Diare
 Pneumonia
 Infeksi cacing, mata dan penyakit kulit

Cara Kebersihan Tangan Diadaptasi dari WHO Guidelines on Hand in Health Care 2009
Pakai Sabun dan Air
Waktu : 40-60 detik
0. Basahi tangan dengan air mengalir
1. Tuangkan sabun cair 3-5 cc untuk menyabuni seluruh permukaan tangan
2. Gosok kedua telapak tangan
3. Gosok punggung dan sela jari tangan kanan dan kiri
4. Gosok kedua telapak dan sela jari
5. Jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci
6. Gosok ibu jari kiri dalam genggaman tangan kanan dan sebaliknya
7. Gosok dengan memutar ujung jari tangan kanan di telapak tangan kiri dan sebaliknya
8. Bilas kedu tangan dengan air mengalir
9. Keringkan dengan handuk/ tissue sekali pakai
10. Gunakan handuk/ tissue tersebut untuk menutup keran dan buang ke tempat sampah
11. Sekarang tangan anda sudah bersih
10

Pakai Antiseptik Berbasis Alkohol


Waktu : 20-30 detik
1. Tuangkan 2-3 cc antiseptik berbasis alkohol ke telapak tangan, kemudian ratakan
2. Gosok kedua telapak tangan
3. Gosok punggung dan sela jari tangan kanan dan kiri
4. Gosok kedua telapak dan sela jari
5. Jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci
6. Gosok ibu jari kiri dalam genggaman tangan kanan dan sebaliknya
7. Gosok dengan memutar ujung jari tangan kanan di telapak tangankiri dan sebaliknya
8. Sesudah kering, tangan anda sudah bersih

Sumber :
 PMK No 27 Tahun 2017 - Pedoman Pencegahan & Pengendalian Infeksi di Fasyankes
Link : s.id/Cuci_Tangan
 Perilaku Mencuci Tangan Pakai Sabun di Indonesia (Pusdatin Kemenkes)
Link : s.id/Cuci_Tangan_Pusdatin

Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)


Suatu tata cara penyelenggaraan program jaminan sosial oleh beberapa badan penyelenggara
jaminan sosial

Tujuan :
Memberikan jaminan terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap peserta dan
atau anggota keluarganya

Berdasarkan Asas :
 Asas kemanusiaan
 Asas manfaat
 Asas keadilan sosial

Prinsip :
 Kegotong-royongan
 Nirlaba
 Keterbukaan dan kehati-hatian
 Akuntabilitas
 Portabilitas
 Kepesertaan bersifat wajib
 Dana amanat
 Hasil pengelolaan dana jaminan sosial dipergunakan seluruhnya untuk pengembangan
program dan untuk sebesar-besarnya kepentingan peserta

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial :


 ASKES (Asuransi Kesehatan Indonesia)
 JAMSOSTEK (Jaminan Sosial Tenaga Kerja)
 TASPEN (Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri)
 ASABRI (Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia)
11

Jenis Program Jaminan Sosial :


 Jaminan kesehatan
 Jaminan kecelakaan kerja
 Jaminan hari tua
 Jaminan pensiun
 Jaminan kematian

Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN)


Bertanggungjawab kepada Presiden

Tugas :
 Melakukan kajian dan penelitian yang berkaitan dengan penyelenggaraan jaminan sosial
 Mengusulkan kebijakan investasi dana jaminan sosial nasional
 Mengusulkan anggaran jaminan sosial bagi penerima bantuan iuran dan tersedianya anggaran
operasional kepada pemerintah

Sumber :
 UU No 40 Tahun 2004 - Sistem Jaminan Sosial Nasional, Link : s.id/UU_SJSN

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)


Badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial

Tujuan dan Prinsip :


Sama dengan Prinsip SJSN

BPJS Kesehatan
Menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan

BPJS Ketenagakerjaan
Menyelenggarakan program :
 Jaminan kecelakaan kerja
 Jaminan hari tua
 Jaminan pensiun
 Jaminan kematian

BPJS Bertanggungjawab kepada Presiden

Sumber :
 UU No 24 Tahun 2011 - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, Link : s.id/UU_BPJS
12

Perekam Medis :

Teori Koding Dasar


International Statistical Classification of Disease & Related Health Problems 10th Revision
(ICD-10) WHO
Sistem klasifikasi dan kategori tempat jenis penyakit yang dikelompokkan sesuai dengan kriteria
yang telah ditentukan

Tujuan :
 Memudahkan pencatatan data mortalitas dan morbiditas, analisis, interpretasi dan
perbandingan sistematis data tersebut antara berbagai wilayah dan jangka waktu
 Mengubah diagnosis penyakit dan masalah kesehatan lain menjadi Alfa-Numerik, sehingga
penyimpanan, pengambilan dan analisis data dapat dilakukan dengan mudah
 Epidemiologi umum dan manajemen kesehatan

ICD-10 :
 Volume 1 : Tabular List (Daftar Tabel)
 Volume 2 : Instruction Manual (Petunjuk Penggunaan)
 Volume 3 : Alphabetical Index (Indeks Alfabetik)
- Section I Alphabetical Index to Disease and Nature of Injury
- Section II External Cause of Injury
- Section III Table of Drugs and Chemical

Chapter (BAB), Blok dan Kategori :


1. BAB I A00-B99 Penyakit Infeksius dan Parasit
2. BAB II C00-D48 Neoplasma
3. BAB III D50-D89 Penyakit Organ Darah dan Gangguan Sistem Imun
4. BAB IV E00-E90 Gangguan Endokrin, Nutrisi dan Metabolik
5. BAB V F00-F99 Gangguan Jiwa dan Perilaku
6. BAB VI G00-G99 Penyakit Sistem Saraf
7. BAB VII H00-H59 Penyakit Mata dan Adnexa
8. BAB VIII H60-H95 Penyakit Telinga dan Mastoid
9. BAB IX I00-I99 Penyakit Sistem Sirkulasi
10. BAB X J00-J99 Penyakit Sistem Pernapasan
11. BAB XI K00-K93 Penyakit Sistem Pencernaan
12. BAB XII L00-L99 Penyakit Kulit dan Jaringan Subkutan
13. BAB XIII M00-M99 Penyakit Sistem Muskuloskeletal
14. BAB XIV N00-N99 Penyakit Sistem Saluran Kemih dan Genital
15. BAB XV O00-O99 Kehamilan dan Kelahiran
16. BAB XVI P00-P96 Kondisi Perinatal
17. BAB XVII Q00-Q99 Malformasi Kongenital, Deformasi dan Kelainan Kromosom
18. BAB XVIII R00-R99 Gejala, Tanda, Kelainan Klinik Pada Klasifikasi Lain
19. BAB XIX S00-T98 Keracunan, Cedera dan Penyebab Eksternal
20. BAB XX V01-Y98 Penyebab Eksternal Morbiditas dan Kematian
21. BAB XXI Z00-Z99 Faktor Status Kesehatan dan Hubungan Jasa Kesehatan
22. BAB XXII U00-U99 Kode Tujuan Khusus
13

Indeks Alfabetik Neoplasma Sesuai Perangai atau Perilaku Tumor


Malignant Uncertain or
Neoplasms In Situ Benign Unknown
Primary Secondary
Behaviour
Abdomen C76.2 C79.8 D09.7 D36.7 D48.7
Elbow C40.0 C79.5 - D16.0 D48.0
Jejunum C71.1 C78.4 D01.4 D13.3 D37.2

Keterangan :
 Neoplasm
Pertumbuhan abnormal yang mungkin terjadi diberbagai tubuh
 Primary
Neoplasma berasal atau tumbuh pertama kali
 Secondary
Kondisi dimana tumor primer telah menyebar, baik dengan cara metastasis, meluar direct ke
organ sebelahnya atau invasi ke dalam sistem sirkulasi limfatik
 In Situ
Sel ganas belum menyebar ke luar struktur membran dasar neoplasma
 Benign
Kondisi dimana neoplasma atau tumor tidak menyebar atau invasif ke lokasi lain (Jinak)
 Uncertain or Unknown Behaviour
Jika dokter atau patologist belum dapat menentukan perangai neoplasma

Blok Kategori
BAB dibagi atas Blok Kategori Tiga Karakter yang homogen

Kategori Tiga Karakter


Tersedia untuk kondisi tunggal, terpilih karena keseringannya (frekuensi), beratnya dan
kerentanannya akan intervensi kesehatan masyarakat. Katergori tiga karakter lainnya merupakan
kelompok penyakit dengan beberapa ciri yang sama.

Sub-Kategori Empat Karakter


Dipergunakan untuk menunjukkan berbagai situs atau variasi apabila kategori tiga karakter
menunjukkan penyakit tunggal atau penyakit tersendiri dalam kelompok kondisi. Sub-divisi pada
karakter ke-empat berlaku untuk semua anggota di dalam kategori tiga karakter dan menunjukkan
tempat detilnya

Sub-Divisi Tambahan Level Kelima


Karakter kelima dan seterusnya biasanya merupakan sub-klasifikasi pada sumbu yang berbeda
dengan karakter ke-empat. Bisa ditemukan pada :
 BAB XIII Sub-divisi menurut situs anatomis
 BAB XIX Sub-divisi untuk menunkkan fraktur (patah tulang) terbuka dan tertutup
 BAB XX Sub-divisi untuk menunjukkan jenis aktifitas yang dilakukan pada kejadian
14

Kode “U”
Digunakan sebagai tempat sementara penyakit baru yang penyebabnya tidak jelas. Bisa
dipergunakan untuk riset

Konvensi Tanda Baca :


 Inclusion Terms
Daftar cakupan, yaitu contoh diagnosis yang diklasifikasikan pada rubrik tersebut. Merupakan
sinonim atau kondisi yang berbeda tapi bukan sub-klasifikasi dari rubrik tersebut
 Exclusion Terms
Pengecualian umum untuk sekelompok kategori atau semua sub-kategori di dalam kategori
tiga karakter yang mengikuti judul suatu BAB, Blok atau Kategori
 Dagger (†) dan Asterisk (*)
Kode primer digunakan untuk penyakit dasar dan ditandai oleh Dagger (†), sedangkan kode
tambahan untuk manifestasi penyakit dasar ditandai dengan Asterisk (*)
 Kode Kembar Lainnya (Use Additional Code, If Desired)
Catatan pada daftar tabulasi dan kode tambahan ini hanya digunakan pada tabulasi khusus
 Parenthesis ( ) atau Kurung
- Mengurung kata tambahan
- Mengurung istilah rujukan eksklusi
- Judul blok
- Mengurung Dangger (†) dan Asterisk (*)
 Square Brackets [ ] atau Kurung Kotak
- Mengurung sinonim, kata alternatif atau frase penjelasan
- Merujuk pada catatan sebelumnya
- Rujukan sub-divisi empat karakter yang telah disebutkan sebelumnya

 Colon : atau Titik Dua


Digunakan untuk urutan istilah inklusi dan eksklusi pada kata yang mendahuluinya dan bukan
merupakan istilah lengkap untuk rubrik tersebut
 Brace { } atau Kurung Kurawal
Digunakan untuk menunjukkan bahwa kata yang mendahului atau mengikutinya bukan istilah
yang lengkap. Setiap istilah sebelum Brace (Kurung Kurawal) harus dilengkapi oleh istilah
yang mengikutinya
 Point Dash .- atau Titik Strip
Menunjukkan bahwa ada karakter ke-empat yang harus dicari di dalam kategori yang sesuai.
Konvensi ini digunakan pada daftar tabulasi dan pada indeks alfabet
 NOS (Not Otherwise Spesified)
Tidak dijelaskan atau tidak memenuhi syarat. Dalam terminologi medis bentuk yang paling
umum dari suatu kondisi lebih dikenal dengan nama kondisi itu sendiri, sedangkan yang
memenuhi syarat justu jenis yang kurang umum
 NEC (Not Elsewhere Classified)
Tidak diklasifikasikan di tempat lain. Sebagai peringatan bahwa varian tertentu dari kondisi
yang ada di dalam daftar bisa muncul di bagian lain dari klasifikasi
 And atau Dan
Berarti “Dan/ Atau”
15

 Cross References (See, See Also)


Rujukan silang digunakan untuk menghindarkan duplikasi yang tidak perlu pada istilah di
dalam indeks alfabet. “See” meminta pengkode untuk merujuk ke istilah lain, “See Also”
mengarahkan pengkode untuk merujuk ke tempat lain di dalam indeks kalau pernyataan yang
sedang dikode berisi informasi lain yang tidak ter-indentasi di bawah istilah tersebut berada

International Classification of Disease 9th Revision Clinical Modification


ICD-9 CM WHO
Digunakan untuk mengklasifikasikan prosedur medis untuk tujuan statistik dan penagihan

Chapter (BAB), Blok dan Kategori :


0. BAB I 00 Prosedur dan Intervensi, Tidak Diklasifikasikan di Tempat Lain
1. BAB II 01-05 Operasi pada Sistem Saraf
2. BAB III 06-07 Operasi pada Sistem Endokrin
3. BAB IV 08-17 Operasi pada Mata
4. BAB V 18-20 Operasi pada Telinga
5. BAB VI 21-29 Operasi pada Hidung, Mulut dan Tenggorokan
6. BAB VII 30-34 Operasi pada Sistem Pernapasan
7. BAB VIII 35-39 Operasi pada Sistem Kardiovaskular
8. BAB IX 40-41 Operasi pada Sistem Hemik dan Limfatik
9. BAB X 42-54 Operasi pada Sistem Pencernaan
10. BAB XI 55-59 Operasi pada Sistem Saluran Kemih
11. BAB XII 60-64 Operasi pada Organ Kelamin Pria
12. BAB XIII 65-71 Operasi pada Organ kelamin Wanita
13. BAB XIV 72-75 Prosedur Kebidanan
14. BAB XV 76-84 Operasi pada Sistem Muskuloskeletal
15. BAB XVI 85-86 Operasi pada Sistem Integument
16. BAB XVI 87-99 Prosedur Diagnostik dan Terapeutik

International Classification of Procedur in Medicine


ICOPIM
Sistem pengklasifikasian kode prosedur yang diterbitkan WHO dari tahun 1978, tetapi tidak di
banyak negara yang memakai dibandingkan dengan ICD-9. Karena kesulitan dalam proses
konsultasi, pengembangan ini secara efektif berhenti pada tahun 1989

Volume 1 :
1. Procedures for Medical Diagnosis (Prosedur pada Diagnosis Medis)
2. Laboratory Procedures (Prosedur Laboratorium)
4. Preventive Procedures (Prosedur Preventif)
5. Surgical Procedurs (Prosedur Operasi)
8. Other Therapeutic Procedures (Prosedur Terapeutik)
9. Ancillary Procedures (Prosedur Tambahan)

Volume 2 :
3. Radiology and Certain Other Applications of Physics in Medicine (Radiologi dan Aplikasi)
6 & 7. Drugs, Medicaments and Biological Agents (Obat dan Agen Biologis)
16

Sumber :
 ICD-10 Volume 2 (Instruction Manual), Link : s.id/ICD-10_Volume2
 ICD-9 CM Volume 1 & 3, Link : s.id/ICD-9CM
 ICOPIM Volume 1, Link : s.id/ICOPIM_Volume1
 ICOPIM Volume 2, Link : s.id/ICOPIM_Volume2

Aspek Desain Formulir


Formulir Rekam Medis
Merupakan media untuk mencatat peristiwa yang terjadi dalam organisasi dalam catatan

Aturan Desain Formulir :


 Buat rancangan dengan memikirkan pengguna
 Pelajari tujuan dan pemakaian formulir
 Rancang formulir yang sederhana
 Gunakan terminologi standar untuk semua elemen data
 Urutan item data secara logis
 Masukkan pedoman untuk menjamin pengumpulan dan interpretasi data konsisten

Komponen Utama Pada Desain Formulir Berbasis Kertas (Paper Based)


1. Heading
 Judul
 Informasi formulir
- Identifikasi formulir
- Tanggal
- Penerbitan
- Nomor halaman
2. Introduction
Bagian pendahuluan yang menjelaskan tujuan formulir
3. Instruction
Instruksi umum harusnya singkat dan berada pada bagian atas formulir
4. Body
Bagian formulir yang disediakan untuk kerja formulir yang sesungguhnya. Pertimbangan
mengenai susunan data atau informasi yang tersedia mencakup :
 Pengelompokkan
 Pengurutan
 Penyusunan Tepi (Aligning)
 Pertimbangan Margins, Spacing, Rules, Type Styles
 Cara pencatatan
5. Close
Komponen utama terakhir formulir kertas
 Tanda tangan (Autentication)
 Persetujuan

Sumber :
 Manajemen Informasi Kesehatan III (Desain Formulir), Link : s.id/Desain_Formulir
17

Retensi dan Pemusnahan


Penyimpanan :
 Rumah sakit : 5 tahun
 Non rumah sakit : 2 tahun

Jadwal Retensi Arsip Rekam Medis


Aktif In-Aktif
No Kode Kelompok Rawat Rawat Rawat Rawat
Jalan Inap Jalan Inap
1 K Kusta 15 15 2 2
2 K Ketergantungan Obat 15 15 2 2
3 O Orthopedi 10 10 2 2
4 J Jantung 10 10 2 2
5 J Jiwa 10 5 5 5
6 M Mata 5 10 2 2
7 P Paru 5 10 2 2
8 U Umum 5 5 2 2

 Anak : Menurut Kebutuhan


 Bayi Lahir : 17 Tahun (Dewasa)
 KIUP, Indeks dan Register : Disimpan Selamanya
 Retensi Rekam Medis berdasarkan “Penggolongan Penyakit”

Tata Cara Pemindahan Rekam Medis Aktif ke In-Aktif


 Dilihat dari tanggal kunjungan terakhir
 Setelah 5 (lima) tahun dari kunjungan terakhir, rekam medis dipisahkan ke ruang lain atau
terpisah dari rekam medis Aktif
 Rekam medis In-Aktif dikelompokkan sesuai dengan tahun terakhir kunjungan

Tata Cara Penilaian


 Rekam medis yang dinilai adalah yang telah 2 (dua) tahun In-Aktif
 Indikator yang digunakan untuk menilai rekam medis In-Aktif :
- Seringnya rekam medis digunakan untuk pendidikan dan penelitian
- Nilai guna :
» Primer (Administrasi, Hukum, Keuangan, IPTEK)
» Sekunder (Pembuktian dan Sejarah)

Tata Cara Pemusnahan


1. Pembentukan Tim Pemusnah dari unsur Rekam Medis dan Tata Usaha dengan Surat
Keputusan Direktur Rumah Sakit
2. Tim pembuat pertelaan (daftar)
3. Pelaksanaan pemusnahan :
 Dibakar (Incinerator)
 Dicacah dibuat bubur
 Pihak ke-3 disaksikan Tim Pemusnah
18

4. Tim Pemusnah membuat Berita Acara Pemusnahan yang ditandatangani Ketua dan
Sekretasris dan diketahui Direktur Rumah Sakit
5. Berita Acara Pemusnahan Rekam Medis, yang asli disimpan di Rumah Sakit, lembar ke-2
dikirim kepada Pemilik Rumah Sakit (Vertikal kepada Dirjen Pelayanan Medik)
6. Khusus arsip rekam medis yang sudah rusak atau tidak terbaca dapat langsung dimusnahkan
dengan terlebih dahulu membuat pernyataan diatas kertas segel oleh Direktur Rumah Sakit
Sumber :
 PMK No 269 Tahun 2008 - Rekam Medis, Link : s.id/PMK_RekamMedis
 SE Dirjen Yanmed No HK.00.06.1.5.01160 Tahun 1995 - Petunjuk Teknis Pengadaan &
Pemusnahan Formulir Rekam Medis, Link : s.id/Retensi_Pemusnahan

Kode Warna
Nomor Primer Kode Warna
0 U Ungu Purple
1 K Kuning Yellow
2 HT Hijau Tua Dark Green
3 O Oranye Orange
4 BM Biru Muda Light Blue
5 C Coklat Brown
6 MM Merah Muda Cerise
7 K Kemerahan Light Green
8 M Merah Red
9 BT Biru Tua Dark Blue

Sumber :
 Buku Edna K. Huffman, RRA - Health Information Management 2, Link : s.id/Huffman2

Audit Rekam Medis

1. Analisis Kuantitatif
Telaah atau Review bagian tertentu dari isi rekam medis dengan maksud menemukan
kekurangan atau ketidaklengkapan, khususnya dengan pendokumentasian rekam medis

Komponen Analisis Kuantitatif :


 Identifikasi pasien
- Nama
- Nomor rekam medis
 Adanya semua laporan atau catatan yang penting sebagai bukti rekaman
- Persetujuan umum (General Consent)
- Formulir pasien masuk dan keluar
- Pengkajian awal dokter
- Asuhan keperawatan
- Catatan perkembangan
- Observasi klinik
- Rencana pasien pulang dan ringkasan riwayat pulang
19

 Review Autentication atau keabsahan rekaman


- Nama atau Cap atau Stempel dan Inisial yang dapat diidentifikasi
- Tanda tangan
- Kode (Barcode) dalam komputerisasi
- Titel atau gelar profesional
 Review tata cara pendokumentasian
- Memeriksa pencatatan yang tidak lengkap dan tidak dapat dibaca
- Memeriksa per-baris dan bila ada yang kosong diberi tanda
- Tidak diperbolehkan menggunakan singkatan yang belum diatur dalam Buku Pedoman
Pelayanan Rekam Medis
- Bila terjadi kesalahan dalam pencatatan, maka bagian yang salah digaris dan catatan
tersebut masih terbaca, kemudian diberi keterangan disampingnya

2. Analisis Kualitatif
Suatu review pengisian rekam medis yang berkaitan dengan ketidakkonsistenan dan ketidak
lengkapan sehingga menunjukkan bukti bahwa rekam medis tersebut tidak akurat dan tidak
lengkap

Komponen Analisis Kualitatif :


 Review kelengkapan dan kekonsistenan diagnosis
 Review kekonsistenan penulisan
 Review pemaparan dan alasan pengobatan
 Review pencatatan persetujuan tindakan medis
 Review praktik dokumentasi
 Review peristiwa yang berpotensi menyebabkan ganti rugi

Dalam melakukan analisis kualitatif, seseorang perlu memiliki pengetahuan tentang :


 Terminologi medis
 Anatomi dan Fisiologi
 Dasar proses penyakit
 Isi rekam medis
 Standar perizinan, Akreditasi dan Badan yang memberi Sertifikat

Sumber :
 Manajemen Mutu Informasi Kesehatan III (Pendokumentasian Rekam Medis)
Link : s.id/Pendokumentasian_RekamMedis

Tata Cara Pengambilan Kembali Rekam Medis (Retrieval)


Rekam medis kemungkinan dipergunakan oleh beberapa orang dan berpindah dari satu orang ke
orang lain harus dilakukan denganmengisi “Kartu Pindah Tangan”, karena dengan cara ini rekam
medis tidak perlu bolak balik dikirim ke bagian rekam medis. Kartu pindah tangan ini dikirimkan ke
bagian rekam medis untuk diletakkan sebagai petunjuk keluarnya rekam medis.
Kartu pindah tangan tersebut berisi :
 Tanggal
 Pindah tangan dari siapa kepada siapa
 Keperluan apa dan digunakan oleh dokter siapa
20

Indeks (Tabulasi)
Indeksing adalah membuat tabulasi sesuai dengan kode yang sudah dibuat ke dalam indeks
(dapat menggunakan kartu indeks atau komputerisasi). Di dalam kartu indeks tidak boleh
mencantumkan nama pasien. Jenis indeks yang biasa dibuat :
1. Indeks Pasien
 Tabulasi kartu katalog yang berisi nama semua pasien yang pernah berobat di rumah sakit
 Penyimpanan disusun alfabet seperti susunan kata dalam kamus
2. Indeks Penyakit
 Tabulasi yang berisi kode penyakit yang berobat di rumah sakit
 Penyimpanan disusun berdasarkan penyakit atau kode penyakit
3. Indeks Operasi
 Tabulasi yang berisi kode prosedur yang dilakukan di rumah sakit
 Penyimpanan disusun berdasarkan prosedur atau kode prosedur
4. Indeks Dokter
 Tabulasi data yang berisi nama dokter yang memberikan pelayanan medis kepada pasien
 Penyimpanan disusun berdasarkan nama dokter
5. Indeks Kematian
 Statistik menilai mutu pelayanan dasar, menambah dan meningkatkan peralatan atau SDM
 Penyimpanan disusun menurut nomor indeks kematian

Registrasi Pendaftaran dan Pelayanan Pasien


1. Registrasi Pasien Rawat Jalan
2. Registrasi Pelayanan Pasien Rawat Jalan
3. Registrasi Pasien Rawat Inap
4. Registrasi Pelayanan Pasien Rawat Inap
5. Registrasi Pembedahan
6. Registrasi Persalinan dan Abortus
7. Registrasi Tindakan, Radiologi dan Radioterapi
8. Registrasi Penerimaan Spesimen Pasien
9. Registrasi Kegiatan Pemeriksaan Laboratorium
10. Registrasi Kegiatan Farmasi Rumah Sakit
11. Registrasi Pelayanan Pasien Rawat Inap Jiwa dan NAPZA
12. Registrasi Kegiatan Program Bayi Tabung
13. Registrasi Rujukan Dokter
14. Registrasi Kunjungan Rumah

Sistem Penyimpanan Rekam Medis (Penjajaran)


1. Straight Numerical Filing (SNF) atau Sistem Nomor Langsung
Rumus : Primer-Sekunder-Tersier (1-2-3)
Contoh :
00-00-01, 00-00-02, 00-00-03

2. Middle Digit Filing (MDF) atau Sistem Angka Tengah


Rumus : Sekunder-Primer-Tersier (2-1-3)
Contoh :
99-00-99, 00-01-00, 00-01-01
21

3. Terminal Digit Filing (TDF) atau Sistem Angka Akhir


Rumus : Teriser-Sekunder-Primer (3-2-1)
Contoh :
99-00-00, 00-01-00, 01-01-00

Perubahan dari Sistem Angka Tengah (MDF) ke Sistem Angka Akhir (TDF)
Kuncinya terletak pada perubahan Section Primer-nya
Contoh :
MDF : 11-22-33, 11-33-22, 33-44-11
TDF : 33-44-11, 11-33-22, 11-22-33

Sumber :
 Pedoman Penyelenggaraan Rekam Medis Rumah Sakit Revisi II Tahun 2006
Link : s.id/Pedoman_RekamMedis
 Manajemen Informasi Kesehatan II (Sistem dan Sub Sistem Pelayanan RMIK
Link : s.id/Sistem_Pelayanan_RMIK

Indikator Pelayanan Rumah Sakit

1. BOR (Bed Occupancy Rate) atau Prosentase Pemakaian TT


Rumus : HP/ (TT x Hari) x 100%
Ideal : 60-80%

2. ALOS (Average Length of Stay) atau Rerata Lama Dirawat


Rumus : LD/ Pasien Keluar (H+M)
Ideal : 6-9 Hari

3. TOI (Turn Over Interval) atau Rerata TT Tidak Dipakai


Rumus : (TT x Hari) - HP/ Pasien Keluar (H+M)
Ideal : 1-3 Hari

4. BTO (Bed Turn Over) Frekuensi Pemakaian TT


Rumus : Pasien Keluar (H+M)/ TT
Ideal : 40-50 Kali

5. NDR (Net Death Rate) Angka Kematian > 48 Jam


Rumus : Pasien Meninggal > 48 Jam/ Pasien Keluar (H+M) x 1000%
Ideal : 25 per 1000

6. GDR (Gross Death Rate) Angka Kematian Seluruhnya


Rumus : Pasien Meninggal Seluruhnya/ Pasien Keluar (H+M) x 1000%
Ideal : 45 per 1000

Sumber :
 Petunjuk Teknis Sistem Informasi Rumah Sakit, Link : s.id/Juknis_SIRS
22

REFERENSI BELAJAR MATERI POKOK SKB JABATAN FUNGSIONAL PEREKAM MEDIS


KEMENPANRB NO 750 TAHUN 2020

Kemampuan Umum :

1. Kebijakan Jaminan Kesehatan Nasional


 UU No 40 Tahun 2004 - Sistem Jaminan Sosial Nasional
 UU No 24 Tahun 2011 - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
 PP No 101 Tahun 2012 - Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan
 PMK No 71 Tahun 2013 - Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan
 PMK No 28 Tahun 2014 - Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional
 Perpres No 12 Tahun 2013 - Jaminan Kesehatan
 Perpres No 111 Tahun 2013 - Jaminan Kesehatan
 Perpres No 19 Tahun 2016 - Jaminan Kesehatan
 Perpres No 28 Tahun 2016 - Jaminan Kesehatan
 Perpres No 82 Tahun 2018 - Jaminan Kesehatan
 Perpres No 75 Tahun 2019 - Jaminan Kesehatan
 Perpres No 64 Tahun 2020 - Jaminan Kesehatan

2. Sustainable Development Goals (SDGs) Bidang Kesehatan


 Perpres No 59 Tahun 2017 - Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan SDGs

3. Sistem Kesehatan Nasional


 Perpres No 72 Tahun 2012 - Sistem Kesehatan Nasional

4. Undang Undang Kesehatan


 UU No 36 Tahun 2009 - Kesehatan

5. Kebijakan Dasar Puskesmas


 KMK No 128 Tahun 2004 - Kebijakan Dasar Puskesmas
 PMK No 44 Tahun 2016 - Pedoman Manajemen Puskesmas
 PMK No 75 Tahun 2014 - Puskesmas
 PMK No 43 Tahun 2019 - Puskesmas
 PMK No 31 Tahun 2019 - Sistem Informasi Puskesmas

6. Standar Pelayanan Minimal


 KMK No 129 Tahun 2008 - Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
 PMK No 43 Tahun 2016 - Standar Pelayanan Mimimal Bidang Kesehatan
 PP No 2 Tahun 2018 - Standar Pelayanan Minimal
 PMK No 4 Tahun 2019 - Standar Pelayanan Mimimal Bidang Kesehatan

7. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


 PMK No 2269 Tahun 2011 - Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
 PMK No 27 Tahun 2017 - Pedoman Pencegahan & Pengendalian Infeksi di Fasyankes
23

8. Penanggulangan Narkoba
 UU No 35 Tahun 2009 - Narkotika
9. Imunisasi
 PMK No 12 Tahun 2017 - Penyelenggaraan Imunisasi

10. Program CERDIK


 PMK No 71 Tahun 2015 - Penanggulangan Penyakit Tidak Menular
 PMK No 5 Tahun 2017 - Rencana Aksi Nasional Penanggulangan Penyakit Tidak Menular

11. Program Keluarga Berencana


 UU No 52 Tahun 2009 - Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga
 PP No 87 Tahun 2014 - Perkembangan Kependudukan & Pembangunan Keluarga,
Keluarga Berencana & Sistem Informasi Keluarga
 PMK No 97 Tahun 2014 - Pelayanan Kesehatan Hamil, Persalinan, Kontrasepsi & Seksual

12. Program Keselamatan Pasien


 PMK No 1691 Tahun 2011 - Keselamatan Pasien Rumah Sakit
 PMK No 11 Tahun 2017 - Keselamatan Pasien

Kemampuan Perekam Medis :

1. Perencanaan Pelayanan Rekam Medis Informasi Kesehatan


 Bahan Ajar RMIK BP2SDM Kemenkes
 Manajemen Unit Kerja Rekam Medis (Savitri Citra Budi, M.PH)
 Dasar Organisasi & Manajemen Unit Kerja Rekam Medis (Eka Wilda Faida, SKM, M.Kes &
Muhadi, SKM, M.Kes)

2. Pelaksanaan Rekam Medis


 Pedoman Penyelenggaraan Rekam Medis Rumah Sakit Revisi II Tahun 2006
 Pedoman Manual Rekam Medis Konsil Kedokteran Indonesia
 Panduan Rekam Medis Kedokteran Gigi
 Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Saranan Pelayanan Kesehatan (Dr. Dra.
Gemala Rabi'ah Hatta, MRA., M.Kes)
 Buku Materi Pokok Rekam Medis (dr. Rano Indradi, M.Kes)
 Manajemen Informasi Kesehatan Pengelolaan Dokumen Rekam Medis (Irmawati Mathar,
SKM, M.Kes)

3. Pelaporan dan Evaluasi Pelayanan Rekam Medis Informasi Kesehatan


 Statistik Rumah Sakit (dr. Rano Indradi, M.Kes)
 PMK No 1171 Tahun 2011 - Petunjuk Teknis Sistem Informasi Rumah Sakit

4. Peraturan Perekam Medis & Informasi Kesehatan :


 PMK No 269 Tahun 2008 - Rekam Medis
 Permenpan No 30 Tahun 2013 - Jabatan Fungsional Perekam Medis & Angka Kreditnya
 PMK No 55 Tahun 2013 - Penyelenggaraan Pekerjaan Perekam Medis
 KMK No 377 Tahun 2007 - Standar Profesi Perekam Medis & Informasi Kesehatan
24

 KMK No 312 Tahun 2020 - Standar Profesi Perekam Medis & Informasi Kesehatan
 Perpres No 114 Tahun 2016 - Tunjangan Jabatan Fungsional Perekam Medis
 SE Dirjen Yanmed No HK.00.06.1.5.01160 Tahun 1995 - Petunjuk Teknis Pengadaan &
Pemusnahan Formulir Rekam Medis
 SK Dirjen Yanmed HK.00.05.1.4.00744 Tahun 1996 - Penggunaan Klasifikasi Internasional
Mengenai Penyakit Revisi Kesepuluh (ICD-10) di Rumah Sakit
 PP No 10 Tahun 1966 - Wajib Simpan Rahasia Kedokteran
 PMK No 36 Tahun 2012 - Rahasia Kedokteran
 UU No 29 Tahun 2004 - Praktik Kedokteran
 PMK No 290 Tahun 2008 - Persetujuan Tindakan Kedokteran
 UU No 19 Tahun 2016 - Informasi Transaksi Elektronik
 PMK No 76 Tahun 2016 - Juknis Sistem INA-CBGs

Link Download Materi :

1. Materi Kesehatan Umum


Link : s.id/Kesehatan_Umum

2. Materi Perekam Medis


 Bahan Ajar RMIK BP2SDM Kemenkes
Link : s.id/Modul_RMIK
 Pedoman Penyelenggaraan Rekam Medis
Link : s.id/Pedoman_RekamMedis
 Peraturan Perekam Medis & Informasi Kesehatan
Link : s.id/Peraturan_RMIK

3. Latihan Soal (Try Out) :


 Latihan Soal RMIK
Link : s.id/RMIK_Soal
 Latihan Soal SKB
Link : s.id/RMIK_SKB
 Latihan Soal Uji Kompetensi RMIK 1
Link : s.id/RMIK_UjiKompetensi1
 Latihan Soal Uji Kompetensi RMIK 2
Link : s.id/RMIK_UjiKompetensi2

4. YouTube Channel :
 Widya Medika (Kesehatan Umum), Link : s.id/Widya_Medika
 Sahabat Medis (Kesehatan Umum), Link : s.id/Sahabat_Medis
 Destri Karlina (Rekam Medis), Link : s.id/Destri_Karlina
 Nita Budiyanti (Koding & Rekam Medis), Link : s.id/Nita_Budiyanti
 Center of Coding Excellence (Koding), Link : s.id/COCE_Online
25

PERINGATAN !!!

SILAHKAN SHARE KE MANAPUN KE SOSIAL MEDIA KAMU


KE TEMAN KAMU DAN SEBAGAINYA

MATERI INI GRATIS !!!

“JANGAN DIPERJUAL BELIKAN”


SHARING IS CARING

Trenggalek
Pukul 23.23 WIB, 12 September 2020

SIGIT PRABOWO

Website : https://rekam-medis.id
Instagram : https://instagram.com/rmik.id
Facebook : https://facebook.com/groups/koder.indonesia.bersatu

Anda mungkin juga menyukai