Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH PENYULUHAN TANDA BAHAYA KEHAMILAN

TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU


PRIMIGRAVIDA DI PUSKESMAS
MERGANGSAN YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh:
Shinta Safira Yahya
201510104095

PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
2016
PENGARUH PENYULUHAN TANDA BAHAYA KEHAMILAN
TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU
PRIMIGRAVIDA DI PUSKESMAS
MERGANGSAN YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Guna Melengkapi Sebagai Syarat Mencapai Gelar Sarjana SainsTerapan


pada Program Studi Bidan Pendidik Jenjang Diploma IVFakultas Ilmu
Kesehatan di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

Disusun oleh:
Shinta Safira Yahya
201510104095

PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
2016

i
ii
PENGARUH PENYULUHAN TANDA BAHAYA KEHAMILAN
TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU
PRIMIGRAVIDA DI PUSKESMAS
MERGANGSAN YOGYAKARTA1
Shinta Safira Yahya2, Suharni3

INTISARI

Latar Belakang: Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator
keberhasilan sistem pelayanan kesehatan suatu negara. Indonesia berada pada
peringkat ke 108 dari 177 negara sebagai negara yang memiliki AKI tertinggi
(WHO, 2008). Secara nasional AKI di Yogyakarta pada tahun 2014 sebanyak 56
kasus. Penyebab langsung kematian ibu yang banyak terjadi selama masa kehamilan
dan persalinan yaitu perdarahan (33 %), Pre Eklamsi berat (PEB) (28 %), Sepsis dan
infeksi (9 %), Eklamsi (2 %) dan penyebab lain (28 %) (Dinkes DIY, 2015).

Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh pemberian penyuluhan tanda bahaya


kehamilan terhadap tingkat pengetahuan ibu primigravida di Puskesmas Mergangsan
tahun 2016.

Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode eksperimen atau kegiatan


percobaan (exsperiment research). Dengan Rancangan atau desain penelitiannya
adalah one group pretest-posttes. Sampel penelitian adalah semua ibu primigravida
dengan teknik purposive sampling dengan sampel didapat sebanyak 34 responden.
Analisa data menggunakan uji statistik Wilxocon Signed Ranks Test.

Hasil: Pelaksanaan penyuluhan memberikan efek pengetahuan ibu primigravida


tentang tanda bahaya kehamilan mengalami peningkatan setelah dilakukan
penyuluhan yaitu dalam kategori baik sebanyak 30 responden (88,2 %), cukup 2
responden (5,9%), kurang 2 (5,9%), dan kategori buruk 0 (0%). Hasil uji Wilxocon
Signed Ranks Test p-value 0.000 dimana p <0,05, sehingga ada pengaruh penyuluhan
tanda bahaya kehamilan terhadap tingkat pengetahuan ibu primigravida di
Puskesmas Mergangsan Yogyakarta 2016.

Simpulan dan Saran: Ada perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah
pemberian penyuluhan tanda bahaya kehamilan pada ibu primigravida di Puskesmas
Mergangsan Yogyakarta. Diharapkan bidan atau tenaga kesehatan lainya lebih aktif
memberikan intervensi penyuluhan kepada ibu hamil, karena dengan penyuluhan
terbukti mampu meningkatkan pengetahuan

Kata kunci : Tingkat Pengetahuan, Penyuluhan Tanda Bahaya Kehamilan

iii
PENDAHULUAN dengan standar kompetensi bidan Nomor
Menurut WHO pada tahun 2012, 369/MENKES/SK/III/2007 kompetensi
sebanyak 585.000 perempuan meninggal ke-2 yaitu melakukan pemeriksaan
saat hamil atau persalinan. Jumlah angka kehamilan secara rutin pada tenaga
kematian ibu di Indonesia masih kesehatan paling sedikit 4 kali selama
tergolong tinggi diantara negara-negara kehamilannya yaitu 1 kali pada trimester
ASEAN lainnya. Menurut Survey I, 1 kali pada trimester II, dan 2 kali pada
Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) trimester ke III. Pada standar Ante Natal
tahun 2012, rata-rata angka kematian ibu Care (ANC) terdiri 14 T, dimana
(AKI) tercatat mencapai 359 per 100 penyuluhan pada ibu hamil masuk pada
ribu kelahiran hidup (SDKI, 2012). urutan ke-13 yaitu tingkatkan
Secara nasional AKI di pengetahuan ibu hamil (penyuluhan )
Yogyakarta pada tahun 2014 sebanyak seperti, makanan bergizi ibu hamil, tanda
56 kasus. Penyebab langsung kematian bahaya kehamilan, petunjuk agar tidak
ibu yang banyak terjadi selama masa terjadi bahaya pada waktu kehamialan
kehamilan dan persalinan yaitu dan persalinan. Menurut KepMenkes
perdarahan (33 %), Pre Eklamsi berat nomor 928 tahun 2007 tentang standar
(PEB) (28 %), Sepsis dan infeksi (9 %), asuhan kebidanan bahwa asuhan
Eklamsi (2 %) dan penyebab lain (28 %) kebidanan dilakukan berdasarkan buku
(Dinkes DIY, 2015). KIA. Salah satu isi buku KIA tersebut
materi tentang tanda bahaya kehamilan
AKI juga merupakan indikator (Depkes RI, 2009).
yang mencerminkan status kesehatan
ibu, terutama risiko kematian bagi ibu Tanda bahaya kehamilan ibu
pada waktu hamil dan melahirkan. meliputi tanda bahaya pada tiap
Kematian ibu dipengaruhi oleh trimester, diantanya perdarahan, bengkak
keterlambatan di tingkat keluarga dalam di kaki, tangan atau wajah disertai sakit
mengenal tanda bahaya kehamilan dan kepala dan kejang, panas tinggi, air
pengambilan keputusan untuk segera ketuban keluar sebelum waktunya, bayi
mencari pertolongan, keterlambatan dikandungan gerakannya berkurang atau
dalam mencapai tempat pelayanan tidak bergerak, muntah terus dan tidak
kesehatan dan keterlambatan fasilitas mau makan dan komplikasi – komplikasi
pelayanan kesehatan untuk mendapatkan lain pada kehamilan yang berdampak
pertolongan yang dibutuhkan. Salah satu pada AKI (Depkes RI, 2009).
penyebab masih rendahnya pengetahuan
pada ibu hamil yaitu kurangnya peran Dalam Al-Quran Allah berfirman (QS.
bidan dalam pemberian penyuluhan Ali Imran : 104) :
tanda bahaya kehamilan. Saat ini
diperkirakan dari lima juta kelahiran
yang terjadi di Indonesia setiap tahunnya
ada 20.000 ribu ibu meninggal akibat Aritnya : “Dan hendaklah ada di antara
komplikasi dari kehamilan dan kamu segolongan umat yang menyeru
persalinan. kepada kebajikan, menyuruh kepada
yang ma'ruf dan mencegah dari yang
Deteksi dini tanda bahaya munkar; merekalah orang-orang yang
kehamilan sangat diperlukan untuk beruntung.
menemukan ibu hamil yang
kemungkinan mengalami tanda bahaya Dari ayat diatas diharapkan
atau komplikasi sehingga dapat semua bidan dapat berbuat baik dengan
menurunkan AKI. Penatalaksanaan cara mau dan mampu memberikan
deteksi dini dapat dilakukan sesuai pendidikan kesehatan kepada ibu hamil

1
untuk dapat menjaga kehamilannya agar Dari tabel diatas pada kriteria
ibu dan bayinya dapat lahir selamat responden berdasarkan umur dapat
tanpa ada gangguan atau komplikasi diketahui bahwa paling tinggi adalah
yang mengancam kehidupannya pada usia 20 - 25 tahun yaitu sebanyak
16 responden 47,0%. Sedangkan krtiteria
METODE PENELITIAN responden berdasarkan umut dengan
Populai dalam penelitian ini jumlah paling sedikit adalah pada usia
sebanyak 112 ibu primigravida 31-35 tahun yaitu sebanyak 4 responden
sedangkan sampel seabnyak 34 ibu (11,7%). Berdasarkan data diatas
primigrafida yang sesuai dengan kriteria semakin cukup umur, tingkat
inklusi. Uji validitas menggunakan kematangan dan penegtahuan seseorang
rumus product moment dan uji reabilitas akan lebih matang berpikir dan bekerja.
menggunakan Alpha Cronbach. Uji Semakin tua umur seseorang, makin
statistik yang digunakan adalah konstruktiv dalam menggunakan koping
Wilcoxon dimana digunakan untuk terhadap masalah yang dihadapi
menguji nilai pre-test dannilai post-test. (Nursalam, 2009).
Metode pengolahan data yaitu : Editing,
Scoring, Coding : Coding tingkat Hal ini sesuai dengan penelitian
pengetahuan (Buruk= <40%, Kurang = yang dilakukan oleh Budiman, dkk
40%-55%, Cukup = 56%-75%, Baik = (2014) dengan judul, Hubungan
76%-100%), Tabulating, Entry dan Karakteristik Ibu Hamil dengan
Cleaning. Pengetahuan tentang tanda bahaya
kehamilan di Desa Kertajaya Kecamatan
HASIL DAN PEMBAHASAN Tanggeung Kabupaten Cianjur 2014,
Karakteristik responden di Puskesmas dengan didapatkan hasil umur ibu hamil
Mergangsan Yogyakarta pada saat tidak berisiko sebanyak 52,1% (25
penelitian sebagai berikut : orang) memiliki pengetahuan cukup,
Tabel 1.1 Distribusi Frekuensi tingkat pendidikan rendah sebanyak
Karakteristik Responden Berdasarkan 46,9% (15 orang) memiliki pengetahuan
Usia, Pekerjaan, dan Pendidikan kurang dan ibu dengan paritas multipara
sebanyak 54,5% (18 orang) memiliki
Kriteria Freku Presentase pengetahuan cukup.
Responden ensi
Usia : Dari tabel diatas kriteria
20-25 tahun 16 47,0% responden berdasarkan pekerjaan dapat
26-30 tahun 14 41,1% diketahui yang paling tertinggi adalah
31-35 tahun 4 11,7% ibu rumah tangga, yaitu sebanyak 22
Pekerjaan : 0rang (64,7%). Sedangkan untuk data
IRT 22 64,7% responden pekerjaan terendah adalah
PNS 7 20,5% pekerja buruh yaitu sebanyak 2 orang
Buruh 2 5,9% (5,9%). Menurut Bobak (2009)
Swasta 3 8,9% menyatakan bahwa Pekerjaan ibu
Pendidikan : berkaitan dengan aktivitas yang di
SMP 5 14,8% lakukan ibu hamil. Aktivitas yang berat
SMA 23 67,6% membuat resiko keguguran dan
PT 6 17,6% kelahiran prematur lebih tinggi karena
Jumlah 34 100% kurang asupan oksigen pada plasenta dan
Sumber : Data Primer 2016 mungkin terjadi kontraksi dini.
Dari tabel diatas didapatkan
bahwa untuk kriteria responden

2
berdasarkan pendidikan yang tertinggi pendidikan, usia, sosial budaya dan
adalah SMA yaitu 23 orang (67,6%). paritas. Menurut Soekanto (2007)
Sedangkan untuk data responden instruksi verbal (penyuluhan) juga
pendidikan terendah adalah SMP yaitu 5 berpengaruh terhadap tingkat
orang (14,8%). Hal ini sesuai dengan pengetahuan. Hal ini menunjukan bahwa
penelitian yang dilakukan oleh dengan pendidikan tidak hanya
Setyowati (2010) dengan judul Pengaruh pendidikan formal tetapi juga pendidikan
Penyuluhan dengan Karakteristik non formal seperti penyuluhan juga
Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang merupakan peran pentig untuk
Tanda- Tanda Bahaya Kehamilan meningkatkan pengetahuan.
Trimesterr III didapatkan hasil pre-test
yang memiliki tingkat pengetahuan baik Berdasarkan karakteristik responden
berjumlah 8 orang ibu hamil yang umur yang paling banyak adalah dengan
berlatarbelakang pendidikan terakhir PT, usia 20 -25 tahun yaitu sebanyak 16
yang berpengetahuan cukup 22 orang responden (47%) yang memiliki tingkat
dan berpengetahuan buruk 10 orang. pengetahuan yang tertinggi adalah dalam
Menurut Notoatmodjo (2012) orang kategori baik 2 orang (12,5%), cukup 13
yang berpendidikan lebih tinggi akan orang (81,2%) dan dalam kategori
memiliki pengatahuan yang lebih luas kurang 1 orang (4,5%). Sedangkan
daripada orang yang berpendidikan lebih kriterian umur responden yang terendah
rendah adalah 31-35 tahun dalam kategori
cukup 2 orang (50%), kurang 1 orang
Tingkat Pengetahuan Ibu (25%), dan kategori buruk 1 orang
Primigravida Tentang Tanda bahaya (25%).
Kehamilan Sebelum Diberikan
Penyuluhan Tingkat pendidikan pada
responden yaitu SMA dengan jumlah 23
Tingkat pengetahuan pre-test responden responden (67,6%) dan PT (Perguruan
tentang tanda bahaya kehamilan dapat Tinggi) berjumlah 6 responden (17,6%)
dilihat dari tabel berikut ini : dan responden tingkat pendidikan yang
terrendah adalah tingkat pendidikan
Tabel 1.2 Nilai Pre-test SMP dengan jumlah 5 responden
Tingkat Pre-test (14,8%). Dari data diatas terdapat hasil
Pengetahuan ∑ % pre-test pada tingka pengetahuan yang
Baik 3 8,9% tertingggi adalah tingkat pendidikan
Cukup 22 64,7% SMA dengan kategori baik sebanyak 2
Kurang 8 23,5% responden (8,6%), kategori cukup
Buruk 1 2,9% sebanyak 15 responden (65,2%) dan
Jumlah 34 100,0 kategori kurang sebanyak 6 responden
Sumber : Data Primer 2016 (26%). Sedangkan untuk hasil pre-test
pada tingkat pengetahuan terendah
Dari data diatas, bisa adalah tingkat pendidikan SMP dengan
disimpulkan bahwa responden memiliki kategori cukup sebanyak 4 responden
tingkat pengetahuan yang tertinggi (11,7%) dan kategori buruk sebanyak 1
adalah cukup sebanyak 22 (64,7%), dan responden (2,9%)
yang terendah adalah buruk 1 (2,9%).
Tingkat pengetahuan dilihat dari tingkat Karakteristik responden berdasarkan
pendidikan responden yang berbeda- pekerjaan yang tertinggi adalah status
beda. Menurut Notoatmodjo (2012) pekerjaan sebagai Ibu Rumah Tangga
tingkat pengetahuan dipengaruhi oleh (IRT) dengan jumlah 22 responden
banyak faktor antara lain umur,
3
(64,7%) dan yang terendah adalah buruh Pengaruh Penyuluhan tanda bahaya
berjumlah 2 responden (5,9%). kehamilan terhadap Tingkat
Pengetahuan Ibu Primigravida
Tingkat pengetahuan ibu
primigravida tentang tanda bahaya Tabel 4.7 Analisa Data Wilcoxon
kehamilan sesudah diberika perbandingan nilai pre-test dan post-test
penyuluhan responden
Tingkat pengetahuan post-test responden Variabel Z Score Asymp.
tentang tanda bahaya kehamilan dapat Sig. (2-
dilihat dari tabel berikut ini tailed)
a
Pengaruh -4.975 .000
Tabel 1.3 Nilai Post-test Penyuluhan
tanda bahaya
Tingkat Pengetahuan Pre-test kehamilan
∑ % terhadap
Baik 30 88,2 % Tingkat
Cukup 2 5,9% Pengetahuan
Kurang 2 5,9% Ibu Primigravida
Buruk 0 0%
Jumlah 34 100,0 Hasil penelitain yang telah diuji
dengan menggunakan uji wilcoxon
Berdasarkan tabel 1.2 dan 1.3 menyatakan efektifitas penyampaian
tingkat pengetahuan ibu primigravida penyuluhan tanda bahaya kehamilan
sebelum dan sesudah diberikan terjadi perubahan dengan nilai p= 0.000
penyuluhan data yang telah didaparkan yang berarti p value <0,05. Hal ini
responden setelah diberikan penyuluhan menunjukan bahwa ada perbedaan yang
adalah tingkat pengetahuan yang signifikan pada sampel penelitian dari
tertinggi adalah kategori baik sebanyak hasil pre- test dan post-test dari hasil
30 responden (88,2 %) dan yang yang diperoleh diatas bahwa terdapat
terendah adalah kategori buruk jumlah 0 peningkatan pengetahaun dilihat dari
(0%).Pengetahuan responden mengalami sebelum dan sesudah pemberian
peningkatan karena telah mendapatkan prnyuluhan. Hal ini bisa terjadi
pelajaran dalam bentuk penyuluhan dikarenakan pada saat pemberian
sehingga terjadi proses belajar dimana penyuluhan terdapat perpindahan
sesuatu yang tidak tahu berubah menjadi informasi dan pemberian informasi
tahu dan tidak mengerti menjadi kepada respnden melalui penyuluhan.
mengerti.
Menurut Notoatmodjo (2012) Menurut Setiawati & Dermawan
proses belajar adalah suatu usaha untuk (2008) Penyuluhan atau pendidikan
memperoleh hal-hal baru dalam tingkah kesehatan merupakan serangkaian upaya
laku meliputi pengetahuan, kecakapan, yang ditunjukan untuk peningkatan
keterampilan dan nilai-nilai dengan pengetahuan orang lain, mulai dari
aktivitas kejiwaan sendiri. individu, kelompok, keluarga, dan
peningkatan pengetahuan masyarakat
agar terlaksana perilaku yang sehat.
Menurut Notoatmodjo (2007)
pengetahuan merupakan hasil dari tahu,
dan ini terjadi setalah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek
tertentu. Penginderaan terjadi melalui

4
panca indra manusia, yakni penglihatan, b. Bagi Bidan atau Puskesmas
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Mergangsan Yogyakarta
Sebagian besar pengetahuan Diharapkan bidan atau
tenaga kesehatan lainya lebih
SIMPULAN DAN SARAN aktif memberikan intervensi
1. Berdasarkan hasil penelitian dan penyuluhan kepada ibu hamil,
pembahasan yang dilakukan maka karena dengan penyuluhan
dapat disimpulkan beberapa hal terbukti mampu meningkatkan
sebagai berikut: pengetahuan.
a. Tingkat pengetahuan responden c. Bagi Peneliti Selanjutnya
sebelum diberikan penyuluhan Diharapkan hasil
yang tertinggi yaitu responden penelitian ini dapat dijadikan
yang memiliki kategori cukup bahan referensi untuk penelitian
sebanyak 22 (64,7%) dan yang selanjutnya. Peneliti selanjutnya
terendah yaitu tingkat juga diharapkan dapat
pengetahuan buruk sebanyak 1 mengembangkan penelitian
(2,9%). tentang pengaruh penyuluhan
b. Tingkat pengetahuan responden tanda bahaya kehamilan terhadap
setelah diberikan penyuluhan tingkat pengetahuan ibu
yang tertinggi yaitu responden primigravida seperti melakukan
yang memiliki kategori baik penelitian dengan judul yang
sebanyak 30 (88,2 %) dan yang sama tetapi jumlah responden
terendah yaitu tingkat serta metode yang berbeda.
pengetahuan buruk sebanyak 0
(0%). DAFTAR PUSTAKA
c. Adanya perbedaan yang Al-Qur’an Surah Al-Imran : 104
signifikan antara sebelum dan Budiman, dkk. 2015. Hubungan
sesudah pemberian penyuluhan Karakteristik Ibu Hamil dengan
tanda bahaya kehamilan pada ibu Pengetahuan Tanda Bahaya
primigravida, hal ini ditunjukan Kehamilan Di Desa Katajaya
dari hasil uji statistik wilcoxon Kecamatan Tanggeung Kabupaten
signed ranks test yang diperoleh Cianjur 2014. Cianjur : Poltekes
nilai p-value sebesar 0,000, yang Cinanjur
dimana p-value <0,05, sehingga Bobak, L. 2009. Keperawatan
dapat dinyatakan bahwa H0 Maternitas. EGC : Jakarta
ditolak Ha diterima karena nilai Dep Kes DIY. 2015. Profil Kesehatan
probabiliti <0,05 Daerah Istimewa Yogyakarta.
2. Saran Yogyakarta
a. Bagi Ibu Primigravida Dep Kes RI. 2009. Standar Pelayanan
Ibu hamil diharapkan Kebidanan. Jakarta : Buku 1
lebih aktif lagi dalam menggali Farichah, dkk. 2012. Efektifitas
informasi yang benar tentang Penyuluhan Tentang Tanda
tanda bahaya kehamilan. Sumber Bahaya Kehamilan Pada Wanita
informasi langsung dapat Usia Subur Pranikah Di Desa
diperoleh saat bimbingan Tambakharjo Semarang.
konseling atau bidan. Adanya Notoatmodjo, S. 2007. Metodologi
informasi yang jelas dan benar Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT
akan meningkatkan pengetahuan Rineka Cipta
yang baik pada ibu hamil.

5
. 2012. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta:
PT Rinika Cipta
Nursalam. 2009. Manajemen
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Setyowati, A. 2010. Pengaruh
Penyuluhan dengan Karakteristik
Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang
Tanda Bahaya Kehamilan TM 3 di
RB YKWP Mranggen Kab Demak
2010
Soekanto, M. 2007. Teori Pengetahuan
dan Rancangan Penelitian. Jakarta
: Bina Pustaka
WHO. 2012. Health Education :
Theoretical Concepts, Effective
Strategies and Core Competencies
A Foundation Document to Guide
Capacity Development of Healt
Education Availaibel from
http://applicatins.emro.who.int/dsa
f/EMRPUB/_2012_EN1362.PDF
(Diakses 14 Februari, 2016).

Anda mungkin juga menyukai