Anda di halaman 1dari 118

UNIVERSITAS INDONESIA

PIJAT OKSITOSIN SEBAGAI INTERVENSI DALAM


MENINGKATKAN KUALITAS PEMBERIAN ASI PADA
KELUARGA BAPAK A DI KELURAHAN SUKATANI, DEPOK

KARYA ILMIAH AKHIR NERS

USHAL IMAMI FADHILA


0906629731

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN


PROGRAM STUDI NERS
DEPOK
JULI 2014

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


UNIVERSITAS INDONESIA

PIJAT OKSITOSIN SEBAGAI INTERVENSI DALAM


MENINGKATKAN KUALITAS PEMBERIAN ASI PADA
KELUARGA BAPAK A DI KELURAHAN SUKATANI, DEPOK

KARYA ILMIAH AKHIR NERS


Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ners

USHAL IMAMI FADHILA, S. Kep


0906629731

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN


PROGRAM STUDI NERS
DEPOK
JULI 2014

ii

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya I1miab Akbir Ners ini adalab basil saya sendiri,

dan semua sumber baik yang dikutip maupun di rujuk

telab saya nyatakan benar

Nam : Usbal Imami Fadbila., S. Kep


NPM : 0906629731
Tanda Tangan

Tanggal

111

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


HALAMAN PENGESAHAN

Karya Ilmiah Akhir Ners ini diajukan oleh:


Nama : Ushal Imami Fadhila., S. Kep
NPM : 0906629731
Program Studi :Ners
Judul Karya Ilmiah : Pijat Oksitosin sebagai Intervensi dalam Meningkatkan
Kualitas Pemberian Asi pada Keluarga Bapak A di
Kelurahan Sukatani, Depok

Telah berhasil dipertahankan dihadapan Dewan Penguji dan diterima


sebagai bagian persyaratan yang d.iperlukan untuk memperoleh gelar Ners
pada Program Stildi Ners, Fakultas IImu Keperawatan, Universitas
Indonesia

DEWANPENGUJI

Peiribiriibirig:
Wiwin Wiarsih, S.Kp., MN )

Penguji:
Ns. Istianna Nurhidayati, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.Kom ( )

Ditetapkan di : Depok
Tanggal : 14 Juli 2014

iv

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah mencurahkan rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah akhir ners yang berjudul
”Pijat Oksitosin sebagai Intervensi dalam Meningkatkan Kualitas Pemberian
ASI pada Keluarga Bapak A di Kelurahan Sukatani, Depok.” Penulisan karya
ilmiah akhir ners ini dilakukan dalam rangka memenuhi mata ajar Karya Ilmiah
Akhir Ners pada Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari
masa perkuliahan sampai pada penyusunan karya ilmiah akhir ners ini, sangatlah
sulit bagi penulis untuk menyelesaikan tulisan ini. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih pada:
1. Ibu Junaiti Sahar, S.Kp. M.App.Sc., Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia.
2. Ibu Wiwin Wiarsih, S.Kp., MN selaku pembimbing yang telah menyediakan
waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan penulis dalam penulisan karya
ilmiah akhir ners ini.
3. Ibu Fajar Tri Waluyanti S.Kp., M.Kep., Sp. An selaku pembimbing akademik
penulis.
4. Segenap tim dosen FIK UI, khususnya keilmuan Keperawatan Komunitas
yang telah membimbing dalam pelaksanaan praktik profesi ini.
5. dr. Ranti selaku kepala Puskesmas Sukatani yang telah bekerja sama dengan
kami selama praktik Praktik Klinik Keperawatan Masyarakat Perkotaan.
6. Almarhum Ayah Drs. Agus Ma’aruf dimana setiap jengkal kenangan bersama
beliau merupakan pompa semangat buat saya dan ibunda tercinta Cita Murni
telah memberikan dukungan baik secara materi maupun motivasi serta
mendoakan demi kelancaran penyelesaian penulisan ini
7. Kakak saya Usmira Yoza, Usmika Roza, Uswan Fadhli, dan Usmelfi Khairat,
yang selalu memberi semangat kepada saya untuk tetap istiqamah
menyelesaikan tugas akhir ini.

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


8. Sahabat saya di Bubu teruntuk Zaki, Rona, Nahla, Dindin, Fina, Dana, Mustaf,
Aan, Rio, dan Fadhli, yang selalu setia selama proses pembuatan tugas ini.
9. Teman-temas satu bimbingan Zaki, Najat, Awi, Maria, dan Pak Agung, semua
kenangan dari awal kita ke RW 1 sampai akhir kita sidang KIAN ini akan
menjadi kenangan yang tidak akan terlupakan.
10. Teman yang selalu ada ketika saya meminta pertolongan untuk menyelesaikan
tugas ini, Rahmat Hidayat terima kasih atas semua bantuannya.
11. Seluruh teman seperjuangan FIK 2009 MANDIRI yang telah sama-sama
berjuang menyelesaikan penulisan tugas akhir ini. Terima kasih untuk
kepedulian, canda-tawa, motivasi, kekompakan kalian dalam memberikan
dukungan demi mencapai cita-cita bersama untuk meraih gelar ners yang kita
impikan. Sungguh semua itu merupakan suntikan semangat yang luar biasa
dalam menjalani hari-hari berat yang berkesan menuju Balairung UI, Agustus
2014.
12. Keluarga Bapak A, khususnya Ibu R yang telah menerima mahasiswa dengan
baik selama melakukan asuhan keperawatan keluarga dalam Praktik Klinik
Keperawatan Masyarakat Perkotaan.
13. Masyarakat di RW 01 dan segenap kader yang telah membantu kami dalam
pelaksanaan kegiatan asuhan keperawatan komunitas, serta bersedia
menyediakan waktu dan tempat untuk kami.
14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas
bantuan kalian semua selama penulisan KIAN ini.

Saya berharap tulisan ini bisa membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.

Depok, Juli 2014


Penulis

vi

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLlKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademika Universitas Indonesia, saya yang bertandatangan

dibawah ini:
Nama : Ushal Imami Fadhila., S.Kep
NPM : 0906629731
Program Studi : Ners
Fakultas : Ilmu Keperawatan
Jenis Karya : Karya Ilrniah Akhir Ners

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Non-exclusive Royalty­
Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
Pijat Oksitosin sebagai Intervensi dalam Meningkatkan Kualitas Pemberian
ASI pada Keluarga Bapak A di Kelurahan Sukatani, Depok

beserta perangkat yang ada Gika diperlukan). Dengan hak bebas royalti
nonekslusif ini Universitas Indonesia bebas menyimpan, mengalihmedial
formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan
mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap dicantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pemyataan ini saya buat dengan sebenamya.


Dibuat di : Depok
Pada tanggal : 14 Juli 2014

. Fadhila, S.Kep)

Vll

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


ABSTRAK

Nama : Ushal Imami Fadhila, S.Kep


Program Studi : Ners
Judul : Pijat Oksitosin sebagai Intervensi dalam Meningkatkan
Kualitas Pemberian ASI pada Keluarga Bapak A di
Kelurahan Sukatani, Depok

ASI eksklusif merupakan makanan pokok bagi bayi yang diberikan selama enam
bulan pertama sejak kelahiran dan dilanjutkan sampai usia dua tahun disertai
dengan makanan pendamping ASI. Ibu yang tinggal di daerah perkotaan sudah
jarang memberikan ASI eksklusif untuk bayi. Pengeluaran ASI yang tidak lancar
menjadi salah satu faktor yang menyebabkan ibu tidak memberikan ASI kepada
bayinya. Karya Ilmiah Akhir Ners ini bertujuan untuk mengevaluasi pijat
oksitosin sebagai intervensi dalam meningkatkan kualitas pemberian ASI pada
keluarga Bapak A di Kelurahan Sukatani, Depok. Hasil analisa menunjukkan
bahwa terdapat peningkatan kualitas pemberian ASI yang diukur dari frekuensi
pemberian ASI dan peningkatan berat badan bayi.

Kata kunci: ASI eksklusif, pijat oksitosin.

viii

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


ABSTRACT

Name : Ushal Imami Fadhila, S.Kep


Study Program : Clinical Stage (Ners Program)
Title : The Oxytocin Massage As an Intervention in Improving
Breastfeeding Quality to Mr. A’s Family in Sukatani,
Depok

Exclusive breastfeeding is the staple food for the babies that are given during the
first six months after birth and continued until two years old along with
complementary food. Mothers who live in urban areas are rarely give exclusive
breastfeeding to their babies. The less of breast milk production was one factor
that lead to the mother does not breastfeed her baby. This final clinical nursing
paper aimed to analyze the nursing care of oxytocin massage as an intervention to
improve the quality of breastfeeding to Mr. A’s family in Sukatani, Depok. Result
shown that there is an increase in the quality of breastfeeding as measured from
the frequency of breastfeeding and infant weight gain.

Keywords: Exclusive breastfeeding, oxytocin massage.

ix

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i


HALAMAN SAMPUL ................................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ........................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iv
KATA PENGANTAR …………………………………………………… ... v
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
ABSTRACT ..................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................... 6
1.3.1 Tujuan Umum .............................................................. 6
1.3.2 Tujuan Khusus ............................................................. 6
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................... 6
1.4.1 Institusi Pendidikan Keperawatan ................................ 6
1.4.2 Pelayanan Keperawatan Puskesmas ............................. 6
1.4.3 Keluarga/Masyarakat ................................................... 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Konsep Keperawatan Kesehatan Masyarakat Perkotaan.8
2.2 Keluarga dengan Bayi Baru Lahir ............................................ 7
2.2.1 Keluarga dengan Bayi Baru Lahir................................ 9
2.2.2 Bayi sebagai Kelompok at Risk ................................... 10
2.2.3 Peran Perawat Keluarga ............................................... 11
2.3 Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Bayi Baru Lahir......... 13
2.3.1 Pengkajian Keluarga .................................................... 13
2.3.2 Diagnosis Keperawatan ................................................ 18
2.3.3 Perencanaan Intervensi Keperawatan .......................... 19
2.3.4 Implementasi Keperawatan .......................................... 21
2.3.5 Evaluasi Keperawatan .................................................. 21
2.4 Pijat Oksitosin .......................................................................... 22
BAB 3 APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA
BAPAK A
3.1 Profil Lahan Praktik ................................................................ 25
3.2 Analisis Situasi ......................................................................... 27
3.3 Diagnosis Keperawatan ............................................................ 32
3.4 Perencanaan Intervensi Keperawatan ....................................... 32
3.5 Implementasi Keperawatan ...................................................... 33
x

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


3.6 Evaluasi Keperawatan .............................................................. 34

BAB 4 PEMBAHASAN .............................................................................. 39

BAB 5 PENUTUP
5.1 Simpulan ................................................................................... 45
5.2 Saran .......................................................................................... 46
5.2.1 Keluarga......................................................................... 46
5.2.2 Institusi Pendidikan ....................................................... 46
5.2.3 Pelayanan Keperawatan Komunitas .............................. 46

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xi

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel Skoring

xii

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pengkajian Keluarga


Lampiran 2 Skoring Masalah
Lampiran 3 Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga
Lampiran 4 Catatan Perkembangan
Lampiran 5 Evaluasi Sumatif
Lampiran 6 Evaluasi Tingkat Kemandirian Keluarga

xiii

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


ASI (Air Susu Ibu) merupakan makanan terbaik bagi bayi. WHO
merekomendasikan ibu sebaiknya memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan dan
ASI dilanjutkan sampai usia 2 tahun disertai dengan makanan pendamping ASI
(WHO, 2012). Pernyataan ini didukung oleh UNICEF yang menetapkan bahwa
waktu pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan. Hal ini berdasarkan bukti ilmiah
tentang manfaat ASI bagi pertumbuhan, perkembangan, dan daya tahan hidup
bayi serta sebagai sumber energi dan nutrisi yang dibutuhkan bayi selama 6 bulan
pertama (Megawati, 2012).

Pemberian ASI eksklusif dapat mengurangi angka kematian bayi di Indonesia


(Prasetyo, 2009 dalam Yulianah, 2013). Selain itu ASI juga dapat mencegah bayi
dari penyakit seperti diare. Riskesdas (2007) menjelaskan bahwa penyebab
kematian bayi (usia 29 hari) yang terbanyak adalah diare (31,4%) dan pneumonia
(23,8%). Dilihat dari distribusi umur balita, proporsi penderita diare terbesar
adalah kelompok umur 6-11 bulan yaitu sebesar 21,65%, diikuti kelompok umur
12-17 bulan sebesar 14,43%, kelompok umur 24-29 bulan sebesar 12,37%,
sedangkan proporsi terkecil pada kelompok umur 54-59 bulan sebesar 2,06%
(Kemenkes RI, 2011).

Tingginya angka kematian bayi di Indonesia membuat pemerintah semakin


memperhatikan pemberian ASI eksklusif di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan
adanya Undang-Undang yang mengatur tentang ASI eksklusif diantaranya: (1)
UU Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan; (2) Peraturan
Pemerintah Nomor 33 tahun 2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif; dan (3) Surat
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 450/Menkes/SK/IV/2004 tentang
Pemberian ASI secara Eksklusif (Yulianah, 2013). Peraturan ini dibuat agar
masyarakat lebih peduli dan mengetahui tentang pentingnya ASI eksklusif
diberikan kepada bayi.

1 Universitas Indonesia

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


2

Angka ibu yang memberikan ASI kepada bayinya di Indonesia masih rendah di
antara negara di ASEAN. Indonesia menduduki peringkat ke 10 dari 18 negara
yaitu dengan presentase 32%. Negara Srilanka menduduki urutan ke satu dengan
presentase 76% dan diikuti oleh Korea Selatan dengan 65% (Profil Data
Kesehatan Indonesia, 2012). Dari data tersebut menunjukkan bahwa Indonesia
masih jauh tertinggal dalam hal pemberian ASI apabila dibandingkan dengan
negara ASEAN lainnya.

Berdasarkan Riskesdas 2010, persentasi pemberian ASI eksklusif sampai 6 bulan


tanpa tambahan makanan dan minuman apapun pada bayi berusia 0 bulan
(39,8%), 1 bulan (32,5%), 2 bulan (30,7%), 3 bulan (25,2%), 4 bulan (26,3%),
dan 5 bulan (15,3%). Berdasarkan tempat tinggal, pemberian ASI eksklusif di
perkotaan sebesar 25,2% dan pedesaan 29,3%. Sebaran persentase tersebut dirasa
masih sangat rendah dari target pencapaian pemerintah terhadap pemberian ASI
eksklusif di Indonesia yaitu 67%.

Merujuk kepada Kemenkes RI 2012, data terakhir cakupan pemberian ASI


eksklusif di Indonesia sebesar 61,5%. Propinsi yang tersebar di wilayah Barat
mempunyai presentase lebih rendah dibanding wilayah Timur. Propinsi dengan
cakupan terendah adalah Aceh (49,6%) dan tertinggi adalah Nusa Tenggara Barat
(79,7%). Pada Riskesdas 2011, ada beberapa propinsi yang sudah mencapai target
nasional cakupan memberikan ASI eksklusif, yaitu Provinsi Bengkulu dan
Provinsi Sumatera Barat sebesar 67%. Hal ini menunjukkan terjadi peningkatan
yang signifikan dari tahun sebelumnya.

Data Riskesdas pada tahun 2013 menunjukkan persentase ibu yang memberikan
ASI eksklusif sebesar 38,0%. Angka ini mengalami penurunan dari tahun
sebelumnya. Jika dibandingkan dengan target nasional pada tahun 2011 sebesar
67%, persentase pada tahun 2013 ini masih sangat jauh dibawah target. Dari
angka pencapaian tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi ibu Indonesia untuk
memberikan ASI eksklusif pada anaknya masih rendah.

Universitas Indonesia

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


3

Penelitian yang dilakukan oleh Yulianah (2013), memaparkan bahwa rendahnya


pemberian ASI eksklusif oleh ibu menyusui di Indonesia disebabkan oleh faktor
internal dan eksternal. Faktor internal meliputi rendahnya pengetahuan ibu baik
tentang pentingnya ASI dan cara melakukan perawatan terhadap payudara serta
sikap ibu. Faktor eksternal meliputi kurangnya dukungan keluarga, masyarakat,
petugas kesehatan maupun pemerintah, gencarnya promosi susu formula, faktor
sosial budaya serta kurangnya fasilitas pelayanan kesehatan ibu dan anak
(Prasetyo, 2009 dalam Yulianah, 2013).

Faktor-faktor pendukung diatas tentu saja sangat berperan dalam proses


pemberian ASI dari ibu ke bayi. Hasil penelitian Yulianah (2013) menunjukkan
bahwa tingkat pengetahuan ibu dengan kategori baik tentang ASI eksklusif
sebesar 35,6%, sisanya masuk ke dalam kategori kurang. Penelitian lain oleh Ida
(2012) di puskesmas Kemiri Muka Depok, menyatakan bahwa tidak ada
hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu dengan pemberian ASI
eksklusif. Sikap ibu terhadap pemberian ASI eksklusif berpengaruh terhadap
proses menyusui bayi. Penelitian Ramadani (2009), menyatakan bahwa ada
hubungan yang signifikan antara sikap positif ibu dan sikap negatif. Ibu yang
mempunyai sikap positif cenderung memberikan ASI eksklusif kepada bayinya
dibanding ibu yang memiliki sikap negatif terhadap ASI. Dapat disimpulkan
bahwa sikap dan pengetahuan ibu menjadi penentu utama dalam pemberian ASI
eksklusif.

Dukungan dari keluarga merupakan salah satu faktor penting yang tidak boleh
dilupakan selama pemberian ASI eksklusif. Penelitian Sahusilawane (2013)
menunjukkan ibu yang mendapat dukungan dari keluarga lebih besar
presentasenya (94,7%) dalam memberikan ASI kepada bayi 0-6 bulan dibanding
dengan ibu yang tidak mendapatkan dukungan dari keluarga (5,3%). Tingkat
keberhasilan pemberian ASI eksklusif dipengaruhi adanya dorongan dan
dukungan dari suami. Hal ini dibuktikan dalam penelitian Wahyuningsih (2013),
ibu yang memberikan ASI eksklusif tertinggi adalah ibu yang mendapat dukungan
informasional suami (13,8%) dan ibu yang mendapat dukungan emosional suami

Universitas Indonesia

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


4

(9,7%). Oleh sebab itu peran dari keluarga terdekat seperti suami sangat berperan
dalam mensukseskan pemberian ASI eksklusif di Indonesia. Selain itu
pemahaman keluarga tentang tugas kesehatan keluarga sangat diperlukan agar
keluarga bisa memenuhi kebutuhan ibu yang sedang memberikan ASI pada
bayinya.

Tempat tinggal juga mempengaruhi sikap ibu dalam memberikan ASI. Penelitian
yang dilakukan oleh Purnamawati (2003), menunjukkan bahwa ibu yang tinggal
di pedesaan mempunyai peluang 1,8 kali lebih besar menyusui bayinya dibanding
ibu yang tinggal di perkotaan. Ibu di perkotaan mempunyai proporsi yang lebih
rendah dibanding di daerah pedesaan. Hal ini disebabkan karena ada pengaruh
dari status pekerjaan, dimana proporsi ibu yang tidak bekerja lebih tinggi
dibanding ibu yang bekerja yaitu 77,2% berbanding 22,8%. Penelitian lain oleh
Tumbelaka (2003), menuliskan bahwa dukungan keluarga dan masyarakat sekitar
juga berpengaruh terhadap sikap ibu dalam menyusui. Ibu menyusui di daerah
perkotaan kurang mendapat dukungan baik dari keluarga maupun masyarakat
karena kesibukan bekerja dan gaya hidup individualis yang terlalu tinggi. Berbeda
dengan daerah pedesaan dimana peran keluarga dan masyarakat sudah sangat
baik.

Berdasarkan hal tersebut, penulis melakukan asuhan keperawatan keluarga pada


masyarakat perkotaan dalam mengelola keluarga dengan masalah ketidakefektifan
pemberian ASI Eksklusif pada bayi. Penulis mengelola tiga keluarga selama 7
minggu. Salah satu keluarga kelolaan yang dilaporkankan dalam KIAN ini adalah
keluarga Bapak A dengan masalah ketidakefektifan pemberian ASI. Implementasi
yang sudah dilakukan pada keluarga Bapak A berupa pendidikan kesehatan terkait
ASI, meliputi pengertian ASI, manfaat ASI, kandungan ASI, akibat jika bayi tidak
diberikan ASI, demonstrasi cara melakukan perawatan payudara, pijat payudara,
pijat oktitosin, cara mengolah ASI, manajemen stres ibu yang sedang menyusui,
serta cara posisi bayi yang benar selama menyusui.

Intervensi yang diangkat penulis pada topik ini adalah teknik pijat oksitosin. Ibu R
awalnya mengeluhkan ASInya yang tidak cukup untuk bayi. Hal ini ditandai
Universitas Indonesia

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


5

dengan bayi yang tiba-tiba rewel ketika baru sebentar disusui ibunya. Ibu R
mengatakan dalam sehari bayinya menyusui 6-8 kali, namun apabila ASInya tidak
cukup ibu menyelingi dengan memberikan susu formula. Setelah dilakukan
intervensi, kualitas menyusui bayi meningkat menjadi 10 kali dalam sehari. Bayi
S semakin kuat menyusui dan sudah jarang rewel ketika menyusui. Berat badan
bayi S mengalami peningkatan dari 3100 gram menjadi 3700 gram. Oleh sebab
itu, pijat oksitosin merupakan langkah yang efektif dalam meningkatkan kualitas
pemberian ASI pada bayi S.

1.2 Rumusan Masalah

Masalah ketidakefektifan pemberian ASI pada ibu menyusui sering ditemukan


dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan wawancara yang dilakukan penulis
dengan pengunjung di Puskesmas Sukatani, 8 dari 10 ibu yang mempunyai anak
berusia dibawah 1 tahun mengatakan bahwa tidak lagi memberikan ASI kepada
bayinya. Alasan umum yang ditemui penulis adalah karena ASI yang tidak
mencukupi, puting payudara yang lecet sehingga ibu enggan memberikan ASI
kepada bayinya, serta kurangnya pengetahuan ibu mengenai pentingnya ASI
eksklusif diberikan pada usia emas bayi.

Alasan ASI yang tidak mencukupi kebutuhan bayi juga dikemukakan oleh
keluarga Bapak A. Salah satu solusi untuk mengatasi ketidakcukupan ASI
tersebut adalah dengan melakukan pijat oksitosin. Pijat oksitosin akan membuat
rasa nyaman dan rileks pada ibu menyusui. Selain itu pijat oksitosin juga
merangsang pengeluaran hormon prolaktin dan oksitosin yang sangat bermanfaat
untuk memperlancar pengeluaran ASI.

Universitas Indonesia

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


6

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Tujuan Umum
Memberikan gambaran tentang efektifitas pijat oksitosin terhadap kualitas
pemberian ASI pada Keluarga Bapak A di Kelurahan Sukatani, Depok
dengan menggunakan pendekatan 5 tugas kesehatan keluarga.

1.3.2 Tujuan Khusus


1.3.2.1 Mengetahui hasil pengkajian yang berkontribusi pada masalah
ketidakefektifan menyusui.
1.3.2.2 Intervensi keperawatan untuk meningkatkan kualitas menyusui melalui
pijat oksitosin.
1.3.2.3 Hasil evaluasi menunjukkan terjadi peningkatan frekuensi menyusui dan
peningkatan berat badan bayi.

1.4 Manfaat Penelitian


1.5.1 Institusi Pendidikan Keperawatan
Menambah informasi dan pengembangan keperawatan di bidang pendidikan
kesehatan, khususnya kesehatan masyarakat perkotaan dalam lingkup keluarga
mengenai pentingnya ASI eksklusif. Selain itu mengidentifikasi intervensi
keperawatan yang harus dikuasai mahasiswa keperawatan.

1.5.2 Pelayanan Keperawatan Puskesmas


Mengembangkan ilmu keperawatan komunitas, khusunya dibidang pendidikan
kesehatan mengenai ASI eksklusif di Puskesmas Sukatani, Depok. Selain itu,
melalui penulisan ini diharapkan memberikan informasi terkait tindakan yang bisa
dilakukan dirumah untuk mengatasi masalah kesulitan memberikan ASI dirumah.

1.5.3 Keluarga/masyarakat
Keluarga mendapat informasi mengenai tatacara meningkatkan kualitas ASI
melalui pijat oksitosin serta meningkatkan kualitas nutrisi bayi melalui ASI.

Universitas Indonesia

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Keperawatan Kesehatan Masyarakat Perkotaan


Masyarakat merupakan komponen komunitas yang terbentuk dari kumpulan
beberapa keluarga dan hidup bersama-sama di suatu wilayah tertentu dan
berlangsung secara terus menerus. Masyarakat urban merupakan masyarakat yang
mendiami daerah perkotaan. Masyarakat perkotaan pada umumnya terdiri dari
berbagai etnis, suku, dan budaya. Selain itu masyarakat perkotaan secara ekonomi
dan kesehatan sudah mengalami peningkatan yang lebih baik (Allender, Rector, &
Warner, 2010).

Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan perkotaan menurut Galea dan


Vlahov (2005), antara lain; (1) Lingkungan fisik; (2) Lingkungan sosial; (3) Akses
ke pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial. Lingkungan fisik daerah perkotaan
yang sangat dekat dengan kebisingan, kepadatan penduduk, dan polusi udara
membuat masyarakat yang tinggal di perkotaan menjadi lebih rentan terkena
penyakit. Lingkungan fisik yang tidak memadai sesuai dengan standar kesehatan
akan mempengaruhi pola menyusui ibu. Kebisingan pada lingkungan perkotaan
akan mengganggu kenyamanan ibu selama menyusui. Berbeda dengan daerah
pedesaan yang tenang sehingga ibu lebih tenang ketika menyusui bayinya.

Allender (2010), mengungkapkan bahwa masyarakat perkotaan mempunyai sifat


individualis yang tinggi. Oleh sebab itu, kehidupan masyarakat perkotaan lebih
dikenal dengan “negative social support”. Kurangnya dukungan dari masyarakat
sosial membuat beberapa masyarakat yang tinggal di perkotaan merasa
mengalami isolasi sosial. Minimnya dukungan sosial ini nantinya akan berdampak
kepada motivasi ibu selama menyusui. Kesibukan masyarakat perkotaan yang
pada umumnya bekerja akan membuat mereka cendrung kurang memperhatikan
kepentingan ASI bagi bayi serta cara perawatan payudarana.

7 Universitas Indonesia

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


8

Faktor ke tiga, akses masyarakat perkotaan ke pelayanan kesehatan lebih mudah


dijangkau, sehingga untuk mendapatkan pengobatan dan perawatan mudah untuk
dilakukan. Dekatnya jarak pelayanan kesehatan dengan masyarakat perkotaan
tidak menutup kemungkinan masyarakat perkotaan jarang menggunakan fasilitas
tersebut karena kesibukan bekerja. Berbeda dengan masyarakat pedesaan yang
jarang memanfaatkan akses pelayanan kesehatan karena memang jarak yang jauh
serta dipengaruhi oleh kepercayaan masing-masing.

Lingkungan perkotaan mempunyai risiko masalah kesehatan lebih tinggi daripada


daerah pedesaan. Lingkungan perkotaan mempunyai stresor yang lebih banyak
hingga bisa merusak sistem. Clark (2000) mengidentifikasi dimensi masyarakat
perkotaan menjadi beberapa dimensi kesehatan, sebagai berikut:
2.1.1 Dimensi biophysical yaitu kondisi lingkungan klien yang memiliki efek
yang berbeda pada tingkatan usia populasi.
2.1.2 Dimensi psychological yaitu efek kondisi lingkungan terhadap kualitas
sikap masyarakat terhadap lingkungan.
2.1.3 Dimensi physical yaitu faktor-faktor fisik yang mempengaruhi interaksi
kondisi lingkungan dan berefek pada kesehatan masyarakat.
2.1.4 Dimensi sosial yaitu sikap, pekerjaan, serta status ekonomi yang dimiliki
oleh klien sehingga berpengaruh pada kondisi lingkungan klien.
2.1.5 Dimensi behavioral yaitu keadaan klien yang dipengaruhi oleh kebiasaan
hidup sehari-hari, seperti merokok, mengkonsumsi minuman keras dimana
nanti akan berefek pada kesehatan masyarakat.
2.1.6 Dimensi sistem kesehatan merupakan keadaan yang dapat
diidentifikasikan dari keadaan lingkungan kesehatan yang dimiliki serta
tanda-tanda yang dimiliki oleh klien ketika klien sakit dan penanganan
yang dilakukan klien ketika sakit.

Dimensi-dimensi tersebut akan berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat


perkotaan khususnya dalam masalah pemberian ASI eksklusif. Urbanisasi
berdampak pada sikap seorang ibu untuk memberikan ASI kepada anaknya

Universitas Indonesia

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


9

berkurang. Seperti yang dijelaskan berdasarkan dimensi physical bahwa kondisi


perkotaan yang begitu dpadat dan tidak tenang membuat kenyamanan seorang ibu
untuk menyusui menjadi terganggu. Selain itu dimensi sosial yang berhubungan
dengan pekerjaan dan status ekonomi keluarga juga akan berdampak langsung
dengan kualitas pemberian ASI pada ibu menyusui.

Selain dimensi diatas, Yulianah (2013) menjelaskan bahwa yang mempengaruhi


pemberian ASI adalah faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi
rendahnya pengetahuan dan sikap ibu. Faktor eksternal meliputi kurangnya
dukungan keluarga, masyarakat, petugas kesehatan dan pemerintah, serta
gencarnya promosi susu formula. Prasetyono (2009) menambahkan faktor sosial,
budaya serta kurangnya ketersediaan fasilitas kesehatan ibu dan anak menjadi
faktor eksternal yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif.

Selain itu dampak urbanisasi yang lain adalah terjadinya kesenjangan dalam
kehidupan bermasyarakat. Kesenjangan ini umumnya dihasilkan dari interaksi
manusia yang diukur dari segi pendapatan atau pekerjaan. Bartley (2004)
menjelaskan bahwa kesenjangan adalah kedudukan umum dalam komunitas
berdasarkan keterampilan yang berhubungan dengan pekerjaan sehingga
menimbulkan strata sosial atau kelas sosial dalam masyarakat.

2.2 Keluarga dengan Bayi Baru Lahir


2.2.1 Keluarga dengan Bayi Baru Lahir
Family Service America (2000 dalam Friedman, Bowden, & Jones, 2010)
mendefinisikan keluarga dalam suatu cara yang komprehensif yaitu sebagai dua
orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan kebersamaan dan keintiman.
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat dan
hidup saling ketergantungan (Mawarni, 2007). Tugas utama keluarga adalah
memelihara kebutuhan psikososial anggota keluarga dan kesejahteraan hidupnya
secara umum. Tugas utama keluarga ini akan berbeda pada setiap tahap

Universitas Indonesia

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


10

perkembangan keluarga. Sebuah keluarga mempunyai tahap perkembangan yang


berbeda-beda.

Tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang harus diselesaikan individu pada


fase-fase atau periode kehidupan tertentu (Havighrust, 1961 dalam Yusuf, 2006).
Jika tugas perkembangan keluarga terpenuhi maka keluarga akan bahagia, tetapi
apabila mereka gagal melakukan tugas perkembangan maka mereka akan merasa
kecewa dan akan mengalami kesulitan untuk masuk ke tahap perkembangan
keluarga selanjutnya. Adapun yang menjadi sumber dari tugas perkembangan
tersebut adalah kematangan fisik dan kemampuan individu dalam berinteraksi
dengan masyarakat sekitar.

Berdasarkan teori Duvall (1985 dalam Firedman et all, 2010) tahap perkembangan
keluarga yang berada pada tahap VI usia dewasa muda. Anak tertua berusia 24
tahun dan tidak tinggal dirumah. Tugas perkembangan keluarga yang belum
terpenuhi adalah tugas memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota
keluarga baru yang didapat dari perkawinan anak-anaknya. Anak tertua pada
keluarga yang dikaji belum menikah.

2.2.2 Bayi sebagai Kelompok At Risk


At risk didefinisikan sebagai suatu kondisi kesehatan seseorang yang merupakan
hasil dari interaksi dengan berbagai macam faktor, seperti faktor genetik, gaya
hidup, serta kondisi lingkungan fisik dan lingkungan sosial dimana individu
tersebut tinggal atau bekerja (Wildani, 2013). Akumulasi dari berbagai macam faktor
tersebut dapat menimbulkan efek tertentu, seperti masalah kesehatan (Sebastian,
2004). Hitchcock, Schubert, dan Thomas (2000) menyebutkan bahwa perubahan
fokus perawatan kesehatan komunitas pada populasi dan at risk terjadi karena
adanya transisi perubahan gaya hidup dan penyakit yang dapat diidentifikasi
melalui pendekatan epidemiologi.

Universitas Indonesia

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


11

Population at risk merupakan kumpulan dari orang-orang yang memiliki beberapa


kemungkinan yang telah jelas teridentifikasi atau telah ditentukan meskipun
sedikit atau kecil terhadap munculnya suatu peristiwa (Hitchcock, Schubert &
Thomas, 2000). Identifikasi yang menyeluruh pada populasi risiko membutuhkan
suatu instrument yang baik dalam mengidentifikasi faktor-faktor risiko yang
berkontribusi terhadap munculnya penyakit atau masalah (Kharicha, 2007). Salah
satu yang dikategorikan sebagai population at risk adalah bayi baru lahir.

Bayi sebagai agregat at risk ditandai dengan terjadinya kerawanan gizi pada bayi.
Hal ini disebabkan karena ASI eksklusif diganti dengan menggunakan susu
formula sejak dini. Pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar
ditentukan oleh jumlah ASI yang diperoleh termasuk energi dan zat gizi lainnya
yang terkandung di dalam ASI tersebut. ASI tanpa bahan makanan lain dapat
mencukupi kebutuhan pertumbuhan sampai usia enam bulan (Siregar, 2014).
Penelitian yang dilakukan oleh Megawati (2012), didapatkan data bahwa terdapat
hubungan antara frekuensi pemberian ASI dengan pertumbuhan bayi (0-6 bulan).
Perkembangan bayi tergolong tidak normal ketika ASI eksklusif diberikan dengan
frekuensi kurang dari 10 kali dalam sehari (Megawati, 2012).

2.2.3 Peran Perawat Keluarga

Ruang lingkup praktik keperawatan masyarakat meliputi upaya-upaya


peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), pemeliharaan
kesehatan dan pengobatan (kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dan
mengembalikan serta memfungsikan kembali baik individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat ke lingkungan sosial dan masyarakatnya (resosialisasi) (Stanhope
& Lancaster, 2004). Tujuan dari praktik keperawatan masyarakan adalah untuk
mempertahankan dan meningkatkan status kesehatan masyarakat (Effendi, 2009).

Perawat keluarga memiliki beberapa peran dalam membantu mengatasi masalah


kesehatan yang ada di dalam keluarga. Perawat keluarga tidak hanya mengatasi
masalah dari aspek kesehatan saja, namun juga dari aspek biopsikososial. Asuhan
keperawatan keluarga yang dilakukan bertujuan untuk memberdayakan keluarga
Universitas Indonesia

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


12

dalam pengambilan keputusan dan menangani persoalan yang penting untuk


kesehatan atau kesejahteraan di dalam keluarga. Perawat keluarga perlu
melakukan tahapan-tahapan mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan,
implementasi, dan evaluasi tindakan dalam proses penyelesaian masalah
(Allender, Rector, dan Warner, 2010).

Perawat memberikan asuhan keperawatan keluarga dapat berupa upaya-upaya


preventif dan promotif yang berupa pendidikan kesehatan mengenai masalah
kesehatan yang ada dalam keluarga. Pendidikan kesehatan adalah proses yang
direncanakan dengan sadar untuk memberikan peluang bagi individu untuk terus
belajar, memperbaiki kesadaran, dan meningkatkan pengetahuan demi kesehatan
(Suryaningsih, 2013). Perawat keluarga berperan sebagai edukator dalam
memberikan pendidikan dan promosi kesehatan pada keluarga sebagai upaya
menyelesaikan masalah ketidakefektifan pemberian ASI pada bayi.

Hasil penelitian Suryaningsih (2013) menunjukkan setelah diberikan pendidikan


kesehatan tentang ASI eksklusif terjadi peningkatan pengetahuan ibu postpartum
tentang ASI eksklusif. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan nilai rata-
rata pengetahuan ibu postpartum dari 10,59 menjadi 16,75 dengan SD 1.209.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan sangat
berpengaruh dalam meningkatkan pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif. Lestari
(2012) menambahkan agar pendidikan kesehatan yang diberikan lebih efektif dan
sesuai sasaran serta tujuan, maka diperlukan media yang menarik dan mudah
dicerna oleh sasaran. Media yang diberikan bisa berupa media lembar balik,
leaflet, alat peraga, dan audiovisual.

Selain sebagai edukator, perawat keluarga dapat berperan sebagai konsultan.


Konseling adalah suatu proses untuk membantu keluarga dan anggota
keluarganya dalam memperhatikan, menyelesaikan, dan mengatasi masalah dalam
keluarga secara benar. Peran perawat sebagai konsultan sering kali memberikan
bantuan untuk menyelesaikan masalah kesehatan dalam keluarga. Perawat

Universitas Indonesia

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


13

keluarga juga dapat berperan sebagai koordinator, perawat memastikan bahwa


keluarga dapat melakukan menerapkan asuhan keperawatan yang telah diberikan
(Friedman, Bowden, & Jones, 2003).

2.3 Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Bayi Baru Lahir


Selama memberikan asuhan keperawatan keluarga, perawat harus melibatkan
seluruh anggota keluarga. Hal ini disebabkan karena perubahan yang akan dicapai
perawat tidak hanya mencakup individu yang sakit, namun juga harus mencakup
semua individu yang berada di keluarga tersebut. Sehingga perubahan paradigma
keluarga terhadap masalah kesehatan yang dialami bisa berubah secara bertahap.

Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks dengan


menggunakan pendekatan sistematik untuk bekerjasama dengan keluarga dan
individu sebagai anggota keluarga (Friedman, 2003). Tahapan proses keperawatan
keluarga meliputi pengkajian keluarga dan individu dalam keluarga, perumusan
diagnosa keperawatan, penyusunan rencana keperawatan, pelaksanaan asuhan
keperawatan dan evaluasi.

2.3.1 Pengkajian Keluarga


Pengkajian merupakan suatu proses awal yang dilakukan ketika berkunjung ke
keluarga. Tujuan pengkajian adalah untuk mendapatkan data-data mengenai
keluarga, baik data riwayat keturunan, riwayat kesehatan, dan juga aspek ekonomi
keluarga tersebut. Metode yang dapat digunakan dalam pengkajian di antaranya:
interview, observasi, analisa data sekunder, dan survey struktur. Jenis data terdiri
data subjektif dan data objektif. Data subjektif, yaitu data yang diperoleh dari
keluhan atau masalah yang dirasakan oleh individu dan keluarga yang
diungkapkan secara langsung melalui lisan. Sedangkan data objektif adalah data
yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan dan pengukuran.

Menurut teori/model Family Centre Nursing Friedman (dalam Allender, Rector,


dan Warner, 2010), pengkajian asuhan keperawatan keluarga meliputi 8
komponen yaitu:
Universitas Indonesia

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


14

2.3.1.1 Data umum merupakan data-data dasar keluarga yang terdiri dari: identitas
kepala keluarga, alamat, komposisi anggota keluarga, genogram, tipe keluarga,
suku bangsa, agama, status sosial ekonomi keluarga, dan aktivitas rekreasi
keluarga. Tipe keluarga terdiri dari keluarga inti (nuclear family) yaitu keluarga
yang dibentuk karena ikatan perkawinan yang direncanakan terdiri dari suami,
istri, dan anak-anak. Keluarga besar (extended family) yaitu keluarga inti
ditambah dengan kehadiran kakek, nenek, atau keluarga lain. Keluarga campuran
(blended family) yaitu keluarga yang terdiri dari suami, istri, anak kandung, dan
anak tiri. Keluarga yang dikaji termasuk dalam tipe nuclear family karena
keluarga terdiri dari suami, istri, dan anak-anak. Metode pengkajian dengan
menggunakan metode wawancara dan observasi.

Pengkajian suku bangsa dilakukan dengan metode wawancara. Pengkajian suku


bangsa dikaji untuk mengetahui apakah ada kebudayaan dikeluarga yang menjadi
pedoman bagi kesehatan keluarga. Agama dikaji untuk mengetahui agama yang
dianut keluarga serta apakah ada kepercayaan lain yang dianut oleh keluarga.

Status sosial ekonomi dikaji dengan metode wawancara. Ekonomi keluarga


bersumber dari kepala keluarga. Keluarga kurang bersosialisasi dengan
masyarakat sehingga masyarakat banyak yang tidak kenal dengan anggota
keluarga. Selain itu data umum aktivitas rekreasi keluarga juga jarang dilakukan
karena kepala keluarga yang bekerja dan anak-anak yang masih kecil. Aktivitas
rekreasi keluarga hanya dilakukan ketika berkunjung ke rumah orang tua atau
hanya sekedar menonton televisi.

2.3.1.2 Riwayat dan tahap perkembangan keluarga, tahap perkembangan keluarga


saat ini, tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi, riwayat keluarga
inti, riwayat keluarga sebelumnya. Tahap perkembangan keluarga dilihat dari
anak tertua dalam keluarga inti. Menurut Duvel (1985, dalam Friedman 2010) ada
delapan tahap perkembangan keluarga yaitu tahap I keluarga pemula, yaitu
keluarga pemula yang merujuk pada pasangan baru menikah atau menyiapkan
pernikahan. Tahap II dengan keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua bayi
hingga umur 30 bulan), tugas perkembangannya membentuk keluarga,
Universitas Indonesia

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


15

mempertahankan hubungan perkawinan, memperluas persahabatan. Tahap III


keluarga dengan anak usia pra sekolah (anak tertua berumur 2-6 tahun), tugas
keluarga yaitu memenuhi kebutuhan anggota keluarga, mensosialisasikan anak,
mengintegrasikan anak dengan nilai norma.

Tahap IV keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua 6-13 tahun), tugas
perkembangan adalh mensosialisasikan anak termasuk meningkatkan prestasi di
sekolah, emnghubungkan teman sebaya, membiasakan belajar teratur, dan
lainnya. Tahap V keluarga dengan anak remaja (usia 13-20 tahun), tugasnya
menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab, memfokuskan kembali
hubungan perkawinan, memberikan kebebasan tanggung jawab, mempertahankan
komunikasi dua arah. Tahap VI keluarga yang melepas anak usia dewasa muda.
Tugasnya keluarga melepas anak dewasa muda dengan memperluas suklus
keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru, membantu orang tua lanjut
yang sakit-sakitan dari suami atau istri. Tahap VII orang tua usia pertengahan
(usia 44-45 tahun) dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah. Tugasnya
menyediakan lingkungan yang sehat, mempertahankan hubungan yang
memuaskan dan penuh arah dengan lansia dan anak-anak, memperoleh hubungan
perkawinan yang kokoh. Tahap VIII keluarga dalam tahap pensiunan dan lansia
dimulai ketika salah satau atau kedua pasangan meninggal atau pensiun. Tugasnya
adalah mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan, menyesuaikan
terhadap pendapatan yang menurun, mempertahankan hubungan perkawinan,
menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan, dan mempertahankan ikatan
keluarga antara generasi.

Tahap perkembangan keluarga yang dikaji berada pada tahap VI usia dewasa
muda. Anak tertua berusia 24 tahun dan tidak tinggal dirumah. Tugas
perkembangan keluarga yang belum terpenuhi adalah tugas memperluas siklus
keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru yang didapat dari
perkawinan anak-anaknya. Anak tertua pada keluarga yang dikaji belum menikah.

Pengkajian pada riwayat keluarga menjelaskan tentang awal terbentuknya


keluarga hingga saat ini mempunyai anak-anak. Selain itu juga ditanyakan riwayat
Universitas Indonesia

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


16

kesehatan keluarga sebelumnya untuk mengidentifikasi penyakit yang pernah atau


yang sedang diderita oleh keluarga. Pada wawancara tidak ditemukan riwayat
penyakit atau masalah terkait pemberian ASI pada keluarga sebelumnya.

2.3.1.3 Lingkungan: karakteristik rumah, karakteristik tetangga dan komunitas


tempat tinggal, mobilitas geografis keluarga, perkumpulan keluarga dan interaksi
dengan masyarakat, sistem pendukung keluarga. Pengkajian lingkungan dilakukan
dengan metode wawancara dan observasi. Karakteristik tetangga yang
menjelaskan mengenai karakteristik tetangga, kegiatan di RW atau RT, serta
budaya yang mempengaruhi. Berdasarkan wawancara didapatkan bahwa keluarga
sering bertanya kepada tetangga sekitar mengenai ASI, ternyata info yang
didapatkan tidak tepat. Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan
keluarga berpindah tempat. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan
masyarakat untuk menilai seberapa besar peran dan kontribusi keluarga dalam
masyarakat. Sistem pendukung keluarga merupakan sistem yang dibutuhkan
untuk menunjang kehidupan keluarga inti sperti jumlah anggota keluarga, fasilitas
yang dimiliki keluarga, serta dukungan dari masyarakat setempat.

2.3.1.4 Struktur keluarga: pola komunikasi keluarga, struktur kekuatan keluarga,


struktur peran (formal dan informal), nilai dan norma keluarga. Pola komunikasi
yang terjadi dikeluarga dikaji untuk mengetahui bagaimanakah peran antara
anggota keluarga. Struktur kekuatan keluarga untuk mengetahui kemampuan
anggota keluarga dalam mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk
mengubah prilaku. Struktur peran yang menjelaskan peran dari masing-masing
anggota keluarga. Serta nilai dan norma yang dianut oleh keluarga berhubungan
dengan kesehatan, didapatkan bahwa keluarga tidak menganut nilai dan norma
tertentu terkait dengan ibu yang menyusui anaknya. Metode yang digunakan
melalui wawancara.

2.3.1.5 Fungsi keluarga: fungsi afektif, fungsi sosialisasi, fungsi perawatan


kesehatan. Fungsi afektif yaitu hal yang perlu dikaji dari gambaran anggota
keluarga serta dukungan terhadap anggota keluarga lainnya, bagaimana keluarga
megembangkan sikap saling menghargai. Pengkajian yang dilakukan kepada
Universitas Indonesia

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


17

keluarga didapatkan bahwa peran afektif keluarga belum berjalan sebagaimana


mestinya, karena ibu menyusui kurang mendapat dukungan baik dari suami
maupun anak-anaknya, sehingga motivasi ibu pun berkurang.

Fungsi sosialisasi merupakan bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga,


sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya, dan prilaku. Fungsi
perawatan keluarga menjelaskan tentang sejauh mana keluarga menyediakan
makanan, pakaian dan perlindungan ketika ada anggota keluarga yang sakit.
Pengkajian yang dilakukan melalui metode wawancara ini ditemukan bahwa
anggota belum memaksimalkan menggunakan fasilitas kesehatan ketika ada
keluarga yang sakit.

2.3.1.6 Stres dan koping keluarga: stresor jangka panjang dan stresor jangka
pendek serta kekuatan keluarga, respon keluarga terhadap stres, strategi koping
yang digunakan, strategi adaptasi yang disfungsional. Stresor jangka pendek
adalah stres yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian waktu kurang
dari 6 bulan. Stresor jangka panjang adalah stres yang dialami keluarga dengan
waktu penyelesaian lebih dari 6 bulan. Cara keluarga menghadapi masalah
tersebut disebut dengan strategi koping. Salah satu bentuk strategi koping adalah
strategi kping disfungsional.

2.3.1.7 Pemeriksaan fisik merupakan pemeriksaan kesehatan keluarga yang


dimulai dari kepala hingga kaki. Komponennya: tanggal pemeriksaan fisik
dilakukan, pemeriksaan kesehatan dilakukan pada seluruh anggota
keluarga, aspek pemeriksaan fisik mulai dari vital sign, rambut, kepala, mata,
mulut, THT, leher, thoraks, abdomen, ekstremitas atas dan bawah, sistem
genetalia, dan hasil pemeriksaan fisik dilampirkan. Metode yang dilakukan adalah
dengan wawancara dan observasi. Peralatan yang digunakan seperti stetoskop,
spignomanometer, termometer, meteran, timbangan, dan penlight.

2.3.1.8 Harapan keluarga merupakan harapan keluarga terhadap masalah


kesehatan keluarga, terhadap petugas kesehatan yang ada. Pengkajian kali ini

Universitas Indonesia

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


18

berfokus dilakukan kepada bayi (2 minggu) pada keluarga kaitannya dengan


proses menyusui.

2.3.2 Diagnosis Keperawatan

Diagnosis keperawatan adalah pernyataan yang menggunakan dan


menggambarkan respon manusia (Potter&Perry, 2005). Keadaan sehat atau
perubahan pola interaksi potensial/aktual dari individu atau kelompok dimana
perawat dapat menyusun intervensi-intervensi definitif untuk mempertahankan status
kesehatan atau untuk mencegah perubahan (Carpenito, 2000). Diagnosis
keperawatan dapat diangkat melalui perolehan data-data hasil pengkajian,
dirumuskan melalui analisa data. Diagnosis keperawatan keluarga adalah
diagnosis yang mencakup sistem keluarga dan subsistem dari setiap sistem yang
ada, serta hasil dari pengkajian keluarga yang dilakukan (Friedman, Bowden, &
Jones, 2003). Diagnosa keperawatan dapat berupa masalah–masalah aktual atau
potensial atau diagnosis sejahtera yang mengacu pada NANDA (The North American
Nursing Diagnosis Association) 2012-2014.

Diagnosa keperawatan yang muncul berdasarkan pengkajian keluarga adalah


ketidakefektifan pemberian ASI pada Ibu R. Dengan kriteria sebagai berikut: (1)
proses menyusui yang tidak memuaskan bayi; (2) menghisap payudara yang kurang
pas; (3) posisi latching on kurang tepat; (4) ibu yang kurang memperhatikan
kenyamanan bayi selama menyusui; (5) puting payudara yang tidak menonjol keluar;
(6) ada tanda gejala bayi yang tidak nafsu menyusui; (7) tidak efektifnya
pengosongan payudara selama menyusui; (8) ketidakmampuan bayi untuk
menjangkau payudara ibu dengan benar; (9) bayi menangis di payudara ibu; (10) bayi
menunjukkan kemarahan dan menangis di jam pertama menyusui; (11)
ketidakcukupan produksi ASI; (12) tidak ada tanda-tanda respon oksitosin; dan (13)
tidak cukupnya waktu bayi untuk menghisap puting ibu.

Universitas Indonesia

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


19

2.3.3 Perencanaan Intervensi Keperawatan

Menegakkan diagnosa pada keperawatan keluarga harus melalui proses skoring untuk
menentukan prioritas masalah pada keluarga tersebut.

Tabel 1.1 Cara Membuat Skor Penentu Prioritas Masalah Keperawatan Keluarga
(Friedman, 2003)
No Kriteria Skor Bobot
1 Sifat masalah
- Aktual (Tidak/kurang sehat) 3
- Ancaman kesehatan 2 1
- Keadaan sejahtera 1

2 Kemungkinan masalah dapat diubah


- Mudah 2
- Sebagian 1 2
- Tidak dapat 0

3 Potensi masalah untuk dicegah


- Tinggi 3
- Sedang 2 1
- Rendah 1

4 Menonjolnya masalah
- Masalah berat, harus segera ditangani 2
- Ada masalah, tetapi tidak perlu segera ditangani 1 1
- Masalah tidak dirasakan 0

Skoring: Skor x Bobot

Angka tertinggi

Faktor yang dapat mempengaruhi penentuan prioritas (Friedman, 2003):


2.3.2.1 Kriteria 1: Sifat masalah bobot yang lebih berat diberikan pada
tidak/kurang sehat karena yang pertama memerlukan tindakan segera dan
biasanya disadari dan dirasakan oleh keluarga.

2.3.2.2 Kriteria 2: Kemungkinan masalah dapat diubah, perawat perlu


memperhatikan terjangkaunya faktor-faktor sebagai berikut : Pengetahuan yang
ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk menangani masalah. Sumber daya
keluarga dalam bentuk fisik, keuangan dan tenaga. Sumber daya perawat dalam
bentuk pengetahuan, keterampilan dan waktu, Sumber daya masyarakat dalam
bentuk fasilitas, organisasi dalam masyarakat dan dukungan masyarakat.

Universitas Indonesia

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


20

2.3.2.3 Kriteria 3: Potensi masalah dapat dicegah, faktor-faktor yang perlu


diperhatikan: masalah yang berhubungan dengan penyakit atau masalah, lamanya
masalah yang berhubungan dengan jangka waktu masalah itu ada, tindakan yang
sedang dijalankan adalah tindakan-tindakan yang tepat dalam memperbaiki
masalah, adanya kelompok „high risk” atau kelompok yang sangat peka
menambah potensi untuk mencegah masalah.

2.3.2.4 Kriteria 4: Menonjolnya masalah, perawat perlu menilai persepsi atau


bagaimana keluarga melihat masalah kesehatan tersebut. Nilai skor tertinggi yang
terlebih dahulu dilakukan intervensi keperawatan keluarga.

Setelah mendapatkan diagnosa melalui skoring maka mulai dilakukan


perencanaan Keperawatan. Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana
tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai
dengan diagnosis keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya
kebutuhan klien (Friedman, Bowden, & Jones, 2003). Penyusunan perencanaan
diawali dengan melakukan pembuatan tujuan dari asuhan keperawatan, tujuan
yang dibuat terdiri tujuan umum dan tujuan khusus. Perencanaan juga memuat
kriteria hasil. Pembuatan kriteria hasil harus didasari dengan prinsip SMART
(Spesific, Measurable, Achievable, Realistic,dan Time-oriented) (Carpenito,
2000). Perencanaan asuhan keperawatan juga memuat tindakan yang sesuai
dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat.

Intervensi keperawatan yang dirancang berpedoman kepada lima tugas kesehatan


keluarga menurut Friedman (2003), yaitu: (1) menstimulasi kesadaran keluarga
mengenai kebutuhan kesehatan keluarga, mengidentifikasi kebutuhan dan harapan
tentang kesehatan; (2) menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan
yang tepat; (3) memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga
yang sakit dengan mendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan alat dan
fasilitas yang ada dirumah; (4) membantu keluarga untu menentukan cara

Universitas Indonesia

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


21

bagaimana membuat lingkungan menjadi sehat serta melakukan perubahan


lingkungan seoptimal mungkin; (5) memotivasi keluarga untuk memanfaatkan
fasilitas kesehatan yang ada dengan cara memperkenalkan fasilitas kesehatan
yang ada di lingkungan.

2.3.4 Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan dilakukan berdasarkan perencanaan yang telah disusun


sebelumnya. Metode yang digunakan untuk intervensi berupa metode ceramah
(pendidikan kesehatan) dan demonstrasi. Media yang digunakan berupa lembar
balik yang berisi informasi mengenai materi pendidikan kesehatan tentang ASI.
Media leaflet juga berguna untuk keluarga agar informasi yang telah disampaikan
bisa terus dibaca melalui leaflet yang telah diberikan. Selain itu media berupa
display makanan, phantom bayi, dan phantom payudara juga digunakan selama
implementasi.

2.3.5 Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah tahap akhir dari perencanaan pelayanan kesehatan dan komponen
terakhir dari keseluruhan proses keperawatan. Evaluasi dilakukan dengan
membandingkan antara hasil implementasi dengan kriteria dan standar yang telah
ditetapkan untuk melihat tercapainya keberhasilan. Evaluasi dalam keluarga
menggunakan evaluasi subjektif, objektif, analisis dan perencanaan (SOAP),
evaluasi sumatif, dan tingkat kemandirian keluarga.

Depkes RI (2008) mengemukakan kemandirian keluarga yang beorientasi pada


lima tugas kesehatan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya. Keluarga
yang mandiri dalam memenuhi kebutuhan kesehatannya dinilai dengan tingkat
kemandirian keluarga. Tingkat kemandirian keluarga dievaluasi menggunakan 7
kriteria evaluasi yakni (a) keluarga menerima petugas kesehatan, (b) keluarga
menerima pelayanan kesehatan sesuai rencana, (c) keluarga menyatakan masalah
kesehatan secara benar, (d) keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan sesuai
dengan anjuran, (e) keluarga melaksanakan perawatan sederhana sesuai anjuran,

Universitas Indonesia

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


22

(f) keluarga melakukan tindakan pencegahan secara aktif, (g) keluarga


melaksanakan tindakan promotif secara aktif. Keluarga berada di tingkat
kemandirian I apabila memenuhi kriteria 1 dan 2; tingkat kemandirian II apabila
memenuhi kriteria 1 sampai dengan 5; tingkat kemandirian III apabila memenuhi
kriteria 1 sampai dengan 6; dan tingkat kemandirian IV apabila keluarga
memenuhi kriteria 1 sampai dengan 7.

Perawat komunitas berperan dalam meningkatkan status kesehatan melalui asuhan


keperawatan keluarga. Kemampuan keluarga dalam melaksanakan tugas
kesehatan keluarga sangat diperlukan agar dapat menyelesaikan dan mengatasi
masalah kesehatan yang ada pada keluarga tersebut. Asuhan keperawatan
keluarga ini berfokus pada tugas kesehatan keluarga tersebut yang dimasukkan
sebagai rencana asuhan keperawatan keluarga.

2.4 Pijat Oksitosin

ASI merupakan nutrisi alamiah terbaik bagi bayi dengan kandungan gizi yang
paling lengkap dan mudah dicerna oleh bayi. UNICEF menegaskan bahwa bayi
yang diberikan susu formula memiliki kemungkinan meninggal dunia pada bulan
pertama kelahirannya. Hal ini didukung oleh pernyataan dari Selasi (2009) yang
mengatakan bahwa bayi yang diberi susu formula mempunyai peluang 25 kali
lebih tinggi meninggal dunia daripada bayi yang mengkonsumsi ASI eksklusif.

Kurangnya kualitas pemberian ASI disebabkan oleh beberapa faktor. Penelitian


yang dilakukan oleh Colin dan Scout di Australia menjelaskan bahwa 29% ibu
berhenti menyusui karena produksi ASI berkurang. Penelitian di Indonesia oleh
Afifah (2007) menunjukkan bahwa faktor pendorong gagalnya pemberian ASI
eksklusif adalah kurangnya pengetahuan ibu tentang ASI serta adanya ideologi
makanan non eksklusif sehingga mengurangi motivasi ibu untuk menyusui
bayinya. Oleh karena itu diperlukan beberapa upaya untuk mengeluarkan ASI
pada beberapa ibu. Produksi ASI dipengaruhi oleh hormon prolaktin sedangkan
pengeluaran dipengaruhi oleh hormon oksitosin (Bobak, 2005). Hormon oksitosin

Universitas Indonesia

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


23

akan keluar melalui rangsangan ke puting susu melalui isapan mulut bayi atau
melalui pijatan pada tulang belakang ibu.

Pijatan pada tulang belakang ibu disebut dengan pijat oksitosin. Pijat oksitosin
merupakan salah satu solusi untuk mengatasi ketidaklancaran produksi ASI. Pijat
oksitosin adalah pemijatan pada sepanjang tulang belakang (vertebrae) sampai
tulang costae kelima dan keenam. Pijatan ini merupakan usaha untuk merangsang
hormon prolaktin dan oksitosin setelah melahirkan (Biancuzzo, 2003; Indriyani,
2006; Yohmi & Roesli, 2009).

Frekuensi dilakukannya pijat oksitosin juga mempengaruhi hasil produksi ASI.


Hockenberry (2009) menuliskan bahwa produksi ASI dengan menggunakan pijat
oksitosin lebih efektif apabila dilakukan sehari dua kali, pagi dan sore. Penelitian
yang dilakukan oleh Biancuzzo (2003) menyatakan bahwa pijat yang dilakukan
sehari dua kali dapat mempengaruhi produksi ASI pada ibu post partum. Oleh
kerena itu dapat disimpulkan bahwa pijat oksitosin akan memberikan dampak
yang lebih baik jika dilakukan dua kali dalam sehari.

Pijat oksitosin bermanfaat untuk merangsang refleks oksitosin atau reflek let
down. Selain itu, pijat oksitosin juga bermanfaat untuk memberikan kenyamanan
bagi ibu, mengurangi bengkak pada payudara, merangsang pelepasan hormon
oksitosin, dan mempertahankan produksi ASI ketika ibu dan bayi sakit (Depkes
RI, 2007). Langkah-langkah melakukan pijat oksitosin sebagai berikut (Depkes
RI, 2007):
a. Sebelumnya kompres payudara dengan air hangat lalu lakukan pijat
payudara.
b. Mintalah bantuan pada orang lain untuk memijat.
c. Ada 2 posisi yang bisa dicoba. Pertama bisa telungkup di meja atau posisi
ibu telungkup pada sandaran kursi.
d. Kemudian carilah tulang yang paling menonjol pada tengkuk/ leher bagian
belakang atau disebut cervical vertebrae 7.
e. Dari titik tonjolan tulang turun ke bawah ±2 cm dan ke kiri kanan ±2 cm,
di situlah posisi jari diletakkan untuk memijat.
Universitas Indonesia

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


24

f. Memijat bisa menggunakan jempol tangan kiri dan kanan atau punggung
telunjuk kiri dan kanan.
g. Mulailah pemijatan dengan gerakan memutar perlahan-lahan lurus ke arah
bawah pada kedua sisi tulang belakangdan dari leher ke arah tulang
belikat. Dapat juga diteruskan sampai ke pinggang.
h. Pijat oksitosin bisa dilakukan kapanpun ibu mau dengan durasi 3-5 menit.
Lebih disarankan dilakukan sebelum menyusui atau memerah ASI

Budiarti (2009) dalam penelitiannya tentang efektifitas paket “SUKSES ASI”,


dimana salah satu intervensinya adalah melakukan edukasi mengenai manajemen
laktasi dan melakukan pijat oksitosin kepada ibu postpartum. Hasil penelitiannya
menunjukkan ada perbedaan kelancaran produksi ASI antara kelompok yang
diberikan intervensi dengan kelompok kontrol. Pada kelompok intrevensi
ditemukan 72,4% ibu post sectio sesarea produksi ASI nya lancar sedangkan pada
kelompok kontrol hanya 22,6%. Disimpulkan bahwa ibu yang diberikan
intervensi pijat oksitosin memiliki peluang 9 kali lebih besar produksi ASI nya
lancar dibanding dengan ibu yang tidak diberi intervensi.

Universitas Indonesia

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


BAB III
APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA BAPAK A

3.1 Profil Lahan Praktek


Kota Depok menghadapi berbagai masalah perkotaan, termasuk masalah
kependudukan. Sebagai Kota yang berbatasan langsung dengan Ibukota Negara,
Kota Depok mendapatkan migrasi penduduk yang cukup tinggi akibat dari
meningkatnya jumlah kawasan pemukiman, pendidikan, perdagangan, dan jasa.

Kota Depok terdiri dari enam kecamatan. Kecamatan Cimanggis merupakan


kecamatan paling luas dengan luas wilayah 53,54 km2. Kecamatan Cimanggis
mempunyai 13 kelurahan dengan jumlah penduduk 412.388 jiwa dan jumlah
rumah tangga sebanyak 109.185. Jumlah penduduk laki-laki sebanyak 214.221
jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 198.167 jiwa (Dinkes, 2014).

Kelurahan Sukatani yang menjadi lahan praktik mahasiswa merupakan bagian


dari wilayah Kecamatan Tapos. Sarana kesehatan yang ada terdiri dari 12 Rumah
Sakit Umum, 3 Rumah Sakit khusus, dan 30 Puskesmas. Data dari bidang
yankesmas menunjukkan bahwa pada tahun 2008 terdapat sejumlah 1.295
kelahiran hidup dan 2 kelahiran mati di wilayah kerja Puskesmas Sukatani.
Jumlah kunjungan ibu dan bayi baru lahir pada tahun 2008 sudah menunjukkan
angka yang tinggi yaitu 89,87%. Ibu bersalin yang ditolong tenaga kesehatan
tercatat sebanyak 96.64% dan 4,36% lainnya dibantu oleh dukun. Data jumlah
bayi yang mendapatkan ASI eksklusif di Kelurahan Sukatani dari 704 bayi,
sebanyak 553 (78,55%) diantaranya mendapat ASI eksklusif(Dinkes, 2014).

Persentase rumah tangga yang berprilaku hidup sehat di Kota Depok, khususnya
di Kelurahan Sukatani sejumlah 57,37%. Prilaku hidup bersih dan sehat di
Keluraha Sukatani masih tergolong rendah jika dibanding dengan kelurahan lain
yang berada di Kecamatan Cimanggis. Persentase tertinggi berada di Kelurahan
Tapos, yaitu mencapai angka 99,99%.

25 Universitas Indonesia

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


26

Kelurahan Sukatani terdiri dari 24 Rukun Warga (RW). RW 01 meruppakan salah


satu bagian dari Kelurahan Sukatani yang menjadi lahan praktik bagi mahasiswa.
RW 01 termasuk salah satu RW terluas di Kelurahan Sukatani. RW 01 terdiri dari
sembilan Rukun Tetangga (RT), yaitu RT 01, 02, 03, 04, 05, 06, 07, 08, dan 09.
RW 01 mempunyai dua posyandu dari 40 posyandu yang tersebar di Kelurahan
Sukatani. Uumlah ibu hamil di RW 01 lebih kurang 8 ibu hamil dan ibu menyusui
sebanyak 11 orang.

Keadaan pemukiman di RW 01 cukup padat dengan mayoritas perumahan


merupakan rumah pribadi dan bangunan permanen, dan sebagian kecil terdiri dari
rumah kontrakan satu pintu. Letak rumah berdekatan satu dengan yang lain
sehingga sirkulasi udara dan pencahayaan sinar matahari kurang baik pada
sebagian rumah. RW 01 tidak mempunyai tempat pembuangan sampah umum dan
sebagian warga tidak memiliki tempat pembuangan sampah di depan rumahnya.
Tempat pembuangan limbah juga sangat berdekatan dengan rumah warga,
sehingga sering tercium bau tidak enak ketika berada di sekitar wilayah tersebut.

Fasilitas pelayanan kesehatan yang terdapat di RW 01 adalah praktik Bidan,


posyandu, dan pobindu. Pelaksanaan posyandu dan posbindu dilakukan setiap dua
kali dalam sebulan. RW 01 memiliki dua posyandu yaitu posyandu Mawar 1 di
RT 01 dan posyandu Mawar 2 di RT 03. Pembagian ini dilakukan untuk
mempermudah warga menjangkau posyandu karena kondisi demografi RW 01
sangat luas. Lokasi posyandu di RW 01 masih menggunakan rumah Ketua RW
dan rumah salah satu kader, karena RW 01 belum mempunyai bangunan
permanen untuk dijadikan posyandu.

Posyandu Mawar 1 mengelola balita yang ada di RT 01, 02, 06, 07, dan 09 di RW
1 Kelurahan Cisalak Pasar. Posyandu mawar 1 melayani imunisasi, penimbangan
dan posbindu untuk lansia. Biasanya yang datang ke posyandu kurang lebih
sebanyak 60 balita. Posyandu dilakukan setiap tanggal 24, kecuali jika tanggal

Universitas Indonesia

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


27

tersebut jatuh di hari Minggu atau tanggal merah, maka akan dimajukan atau
dimundurkan ke hari berikutnya. Posyandu Mawar 2 diadakan setiap tanggal 23
tiap bulannya di salah satu rumah kader di RT 03. Posyandu Mawar 2 meliputi
balita yang berada di wilayah RT 03, RT 04, RT 05, dan RT 08. Pelayanan yang
dilakukan seperti penimbangan dan posbindu saja. Jumlah balita dan lansia yang
datang ke posyandu Mawar 2 tiap bulannya sekitar 40-60 balita. Kader di RW 01
sebanyak 12 orang, termasuk Ibu RT.

3.2 Analisis Situasi

Asuhan keperawatan keluarga dilakukan pada keluarga Ibu R (44 tahun), Ibu R
(23 tahun), dan Ibu I (32 tahun). Selama tujuh minggu bertempat di RT 03 RW 01
Kelurahan Sukatani, Kota Depok. Keluarga tersebut mempunyai masalah yang
sama yaitu berkaitan dengan ASI. Setiap keluarga mempunyai latar belakang yang
berbeda. Keluarga yang dipilih oleh mahasiswa untuk dijadikan keluarga kelolaan
utama adalah keluarga Bapak A (50 tahun) dan Ibu R (44 tahun) yaitu keluarga
dengan batita.

Keluarga Bapak A mempunyai tipe nuclear family. Keluarga terdiri dari ayah, ibu,
11 orang anak. Bapak A (50 tahun) bekerja sebagai wiraswasta sedangkan Ibu R
(44 tahun) bekerja sebagai ibu rumah tangga. Anak pertama sampai anak ke tiga
sudah bekerja dan sudah tidak tinggal di rumah. Anak ke empat sampai anak ke
delapan masih sekolah dari kelas 3 SMP sampai kelas 1 SD. Anak ke-9 masih
berumur 6 tahun belum sekolah. Anak ke-10 berusia 2 tahun, dan bungsu Anak S
baru berumur 3 minggu.

Anak S (3 minggu) merupakan entry point dalam asuhan keperawatan ini. Anak S
merupakan anak ke sebelas, lahir normal dengan berat badan lahir 3300 gram dan
panjang badan 48cm. Anak S dilahirkan dalam keadaan sehat dan dibantu oleh
bidan. Ibu R mengatakan bahwa ketika anak S lahir tidak langsung dilakukan
IMD (Inisiasi Menyusui dini) oleh bidan yang menolong. Bidan hanya
menjelaskan bahwa nanti bayinya diberikan ASI langsung setelah dibersihkan.

Universitas Indonesia

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


28

Keluarga Bapak A menganut agama Islam. Ibu R jarang mengikuti kegiatan


keagamaan yang ada di lingkungan tempat tinggalnya, seperti pengajian bulanan
ibu-ibu. Namun, Ibu R selalu berusaha mengajarkan anak-anaknya untuk
beribadah setiap hari. Bapak A berasal dari Manggarai sedangkan Ibu R berasal
dari daerah Kuningan. Bapak A dan Ibu R bertemu sejak tahun 1988 dan
memutuskan untuk menikah pada tahun 1989.

Bapak A bekerja sebagai tukang ojek dan mulai bekerja setiap malam kemudian
istirahat pada siang hari. Sedangkan Ibu R tidak bekerja sejak kelahiran Anak ke
tiga. Penghasilan keluarga Bapak A tidak menentu. Namun, rata-rata setiap hari
Bapak A mendapatkan Rp. 200.000- Rp. 300.000,-. Bapak A selalu bertanggung
jawab memberikan nafkah kepada Ibu R setiap hari. Penghasilan suami harus
diatur sedemikian rupa oleh Ibu R agar mencukupi kebutuhan sekeluarga setiap
hari. Selain untuk membeli kebutuhan makan dan sekolah anak-anak, Ibu R juga
sering membayar kredit yang ditagih oleh tukang kredit tiap hari kerumahnya.

Rumah keluarga Bapak A merupakan rumah kontrakan. Rumah Bapak A terdiri


dari ruang tamu yang berfungsi sebagai ruang keluarga dimana terdapat TV, dapur
dan kamar mandi, satu kamar tidur. Atap terbuat dari genting. Lantai rumah
dikeramik. Dapur terletak di belakang dekat kamar mandi. Suplai air untuk mandi
dan mencuci berasal dari air tanah. Menurut Ibu R, kondisi air tanah yang mereka
gunakan cukup baik. Lubang ventilasi berasal dari pintu depan, dua jendela di
ruang depan. Lampu penerangan cukup adekuat. Lantai rumah terlihat bersih
namun berantakan oleh mainan anak-anak.

Keluarga Bapak A sudah cukup lama tinggal di RW 01. Namun sering pindah
kontrakan karena Bapak A tidak sanggup membayar kontrakan untuk bulan
berikutnya. Saat ini keluarga Bapak A tinggal sendiri terpisah dengan orang
tuanya. Menurut Ibu R, masyarakat di daerah ini agak kesulitan untuk mengakses
angkutan umum karena hanya ada satu rute angkutan umum. Selain itu angkutan
umum tersebut juga tidak masuk ke perumahan Ibu R karenan memang gang yang
sangat sempit, sehingga jika ingin berpergian menggunakan angkutan umum, Ibu
R harus berjalan cukup jauh dan membutuhkan waktu cukup lama untuk
Universitas Indonesia

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


29

menunggu. Selain angkutan umum, alat transportasi yang banyak digunakan


sebagian besar masyarakat di daerah ini, yaitu menggunakan kendaraan pribadi
atau jasa tukang ojek. Alat transportasi yang biasa digunakan keluarga Bapak A
ketika berpergian, yaitu menggunakan motor.

Ibu R memperhatikan kebutuhan keluarga dengan cukup baik. Di dalam


pemenuhan konsumsi makanan keluarga, Ibu R selalu menyiapkan baik itu
sarapan, makan siang, dan makan malam. Sehari-hari Ibu R membeli bahan
masakan di warung. Seringkali Ibu R hanya memasakkan sayuran saja. Ketika
cukup uang Ibu R membelikan lauk seperti tahu, tempe, dan ayam. Namun, anak-
anak Ibu R selalu menghabiskan makanan yang dimasak ibunya.

Anak yang paling bungsu, anak S, masih mengkonsumsi ASI eksklusif. Ibu R
memberikan ASI setiap hari kepada anaknya. Namun, produksi ASI Ibu R sedikit
sehingga kadang-kadang Ibu R memberikan susu formula. Ibu R tetap berusaha
agar anak S mendapatkan ASI terbaik darinya, oleh karena itu segala cara sudah
dilakukan Ibu R agar produksi ASInya meningkat.

Apabila ada salah satu anggota keluarga yang sakit, seringkali keluarga biasanya
mengkonsumsi obat yang dibeli di warung atau menggunakan obat yang
dipersiapkan keluarga. Layanan kesehatan yang digunakan keluarga apabila sakit
yaitu praktek bidan. Ibu R jarang sekali ke puskesmas karena jarak puskesmas
yang cukup jauh dari tempat tinggal ibu R.

Pada pengkajian hari pertama Jumat, 9 Mei 2014, didapatkan bahwa Anak S
masih diberikan ASI eksklusif oleh Ibu R. Anak S menyusu dengan baik. Namun,
seketika Anak S rewel lalu Ibu R tidak menyusui anaknya lagi. Ibu R mengatakan
ASInya tidak cukup memenuhi kebutuhan anaknya. Oleh karena itu, Ibu R
mencampur dengan susu formula.

Kejadian ini berlangsung berulang. Ibu R mengatakan produksi ASInya mulai


berkurang ketika Anak S berumur 2 minggu. Awalnya ASI Ibu R sangat banyak
hingga Ibu R merasakan sakit pada payudaranya. Namun Ibu R jarang

Universitas Indonesia

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


30

memberikan ke Anak S karena Anak S masih jarang ingin menyusu. Selain itu Ibu
R juga tidak memerah ASInya karena tidak mempunyai alat untuk memerah ASI.
Sehingga Ibu R hanya membiarkan payudaranya bengkak dan nyeri hingga
sekarang berakibat produksi ASI Ibu R yang semakin berkurang.

Ibu R mengatakan sekarang Anak S lebih sering menyusu. Ibu R akhirnya


memutuskan memberikan susu formula ketika ASInya tidak mencukupi untuk
anak S. Ibu R memberikan ASI setiap 3 jam sekali atau kadang-kadang ketika
Anak S rewel. Ibu R mengatakan anaknya mau minum susu formula dan ASInya.

Pada saat posyandu, Sabtu 24 Mei 2014, Ibu S membawa anaknya untuk
imunisasi BCG. Ketika ditimbang BB anak meningkat menjadi 3700 gram. Ibu R
mengatakan akan terus berusaha memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan,
namun kebingungan karena ASInya yang sedikit.

Pada saat kunjungan kedua ke rumah Ibu R, beliau mengatakan selalu


mengkonsumsi sayur agar ASInya banyak kembali dan beliau juga minum banyak
air putih. Ibu R mengatakan ASInya masih belum mencukupi kebutuhan anaknya.
Berat badan Ibu R sekarang 56kg. Ibu R mengatakan tidak mengalami penurunan
nafsu makan. Ibu R mengatakan makan 3 kali sehari tanpa mengkonsumsi buah-
buahan. ASI ibu S sangat banyak ketika menyusui anak-anaknya sebelumnya dan
selalu diberikan ASI sampai usia 2 tahun.

Saat pertemuan pertama dan kedua, Ibu R mengatakan akan mencoba ke tukang
urut untuk memijat badannya. Ibu R mengatakan mungkin setelah dipijit ASInya
bisa keluar lagi. Selain itu Ibu R juga mengatakan bahwa ASInya sedikit karena
ASI yang kemaren banyak tidak dikeluarkan semua, sehingga produksi ASI
sekarang jadi terhambat. Hasil pengkajian inspeksi, payudara masih mengeluarkan
ASI ketika dipijat, aerola menonjol kelur. Ketika Ibu R diminta untuk menyusui
Anak S, posisi pelekatan sudah cukup baik. Namun, tidak berapa lama Anak S
menangis karena kehabisan ASI, kemudian Ibu R memindahkan ke payudara
sebelahnya.

Universitas Indonesia

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


31

Ibu R belum mengetahui cara memperbanyak produksi ASI selain memakan


banyak sayur dan buah. Ketika ditanya mengenai pijat payudara, Ibu R
mengatakan belum pernah melakukannya. Ibu R minta diajarkan cara pijat
payudara. Orang tua Ibu R yang waktu itu berkunjung ke rumah Ibu R berharap
agar Ibu R bisa memberikan ASI saja pada anaknya karena harga susu formula
sangat mahal dan melihat kondisi ekonomi Ibu R yang masih kurang mencukupi.

Pada saat kunjungan berikutnya Ibu R mengatakan bahwa dia jarang ke


puskesmas atau ke bidan, karena jarak yang sangat jauh dan repot membawa
anak-anaknya yang masih kecil. Ibu R juga jarang bersosialisasi dengan tentangga
karena Ibu R malu karena melahirkan lagi. Ibu R mengatakan bahwa ketika
mengetahui sedang hamil lagi, beliau sempat kaget dan tidak menerima anaknya.
Namun, karena dukungan dari suamu akhirnya Ibu R menerima kehadiran anak ke
11 setelah pernah keguguran 1 kali.

Ibu R pernah meggunakan KB suntik ketika mempunyai anak 3. Namun, ibu R


mengatakan sering pusing menggunakan KB suntik. Lalu Ibu R mengganti
menggunakan KB pil. Ibu R juga merasakan mual muntah ketika menggunakan
KB pil. Hingga akhirnya Ibu R tidak pernah lagi menggunakan KB hingga saat
ini. Ibu R mengatakan tidak tahu mengenai KB IUD dan implan. Beliau
mengatakan takut menggunakan KB seperti itu. Ketika ditanya mengenai KB
kalender, beliau mengatakan pernah menggunakan sistem seperti itu, namun gagal
juga. Ketika ditanya lebih lanjut ternyata ada pemahaman yang kurang tepat
mengenai KB kalender terkait masa subur pada wanita.

Keluarga Bapak A mempunyai riwayat penyakit tekanan darah tinggi. Begitu juga
dengan Ibu R mempunyai riwayat keluarga dengan tekanan darah tinggi dan
penyakit Diabetes Mellitus. Tekanan darah Ibu R 160/80 mmHg ketika pertama
kali diperiksa. Ibu R mengatakan tidak pernah mengkonsumsi obat penurun
tekanan darah. Anak-anak Ibu R sudah lengkap imunisasinya dari awal hingga
akhir. Anak S (1bulan) sudah mendapatkan 1 imunisasi BCG. Ibu R mengatakan
anak-anak rentan terkena penyakit seperti batuk, flu, dan demam. Apabila ada
anggota keluarga yang sakit, Ibu R biasa membelikan obat warung.
Universitas Indonesia

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


32

Menurunnya produksi ASI menjadi stressor tersendiri bagi Ibu R. Ibu R harus
mengeluarkan biaya untuk membeli susu formula. Stressor yang lain yaitu anak-
anak Ibu R yang banyak dan masih kecil membuat kondisi rumah berantakan dan
menjadi berisik sehingga sering membuat anak S terbangun. Untuk mengatasi
stres tersebut Ibu R sering berkunjung ke rumah orang tuanya.

3.3 Diagnosis Keperawatan


Hasil pengkajian keluarga yang dilakukan melalui metode wawancara, observasi,
dan pemeriksaan fisik dapat ditegakkan diagnosis keperawatan sebagai berikut:
(a) ketidakefektifan pemberian ASI pada Ibu R; (b) kurang pengetahuan tentang
alat kontrasepsi pada Ibu R; (c) ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan terkait
hipertensi pada Ibu R; dan (d) kesiapan meningkatkan nutrisi pada anak A.
Selanjutnya dari beberapa diagnosis tersebut dilakukan skoring untuk menentukan
mana yang lebih prioritas dan diselesaikan terlebih dahulu.

3.4 Perencanaan Intervensi Keperawatan


Rencana keperawatan yang akan dilakukan mahasiswa berpedoman pada lima
tugas keluarga. Tujuan umum dari rencana keperawatan adalah setelah dilakukan
pertemuan selama 6 minggu implementasi, pengetahuan keluarga terhadap ASI
eksklusif meningkat yang ditandai dengan kriteria evaluasi yang sudah ditetapkan.
Adapun kriteria evaluasinya sebagai berikut; (1) keluarga mampu mengenal
masalah ketidakefektifan pemberian ASI dengan menyebutkan pengertian
manajemen laktasi dan ASI eksklusif; (2) keluarga mampu memutuskan untuk
merawat anggota keluarga dengan masalah ASI; keluarga mampu menyebutkan 3
dari 5 manfaat ASI bagi bayi, keluarga mampu menyebutkan 3 dari 5 manfaat ASI
bagi ibu, menyebutkan 2 dari 3 perubahan yang terjadi pada payudara,
menyebutkan 2 dari 4 cara keluarga mendukung ibu menyusui, menyebutkan 2
dari 4 nutrisi seimbang bagi ibu menyusui. (3) keluarga mampu merawat anggota
keluarga dengan masalah ketidakefektifan pemberian ASI dengan menyebutkan 2
dari 4 akibat bila anak tidak mendapatkan ASI, keluarga mampu menyebutkan 6
dari 10 cara menyusui yang baik dan benar, keluarga mampu mendemonstrasikan

Universitas Indonesia

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


33

kembali cara menyusui yang baik, mampu melakukan perawatan payudara yang
baik dan benar, mampu melakukan pijat payudara dan pijat oksitosin dengan
benar, serta mampu menyusun dan membuat menu makanan sehat gizi seimbang
setiap hari; (4) keluarga mampu memodifikasi lingkungan dengan menyebutkan 2
dari 3 cara memodifikasi lingkungan untuk ibu menyusui. (5) keluarga mampu
menggunakan fasilitas kesehatan yang ada untuk mengefektifakan kembali proses
menyusui bayi dengan mampu menyebutkan 3 dari 4 fasilitas kesehatan yang ada
disekitar tempat tinggal, menyebutkan 2 dari 3 manfaat mengunjungi fasilitas
pelayanan kesehatan, dan mengunjungi fasilitas kesehatan secara rutin.

Selain melakukan pendidikan kesehatan, juga dilakukan demonstrasi cara


melakukan pijat oksitosin. Demonstrasi dilakukan bersama dengan anggota
keluarga. Pada akhir sesi keluarga diminta memperagakan kembali cara
melakukan pijat oksitosin.

3.5 Implementasi Keperawatan

Pemberian makanan terbaik bagi bayi yang telah diakui WHO adalah hanya
memberikan ASI pada 6 bulan pertama usia bayi, meneruskan pemberian ASI
hingga usia 2 tahun (Wahyuningsih, 2013). Masa tumbuh kembang bayi 0-6 bulan
membutuhkan asupan gizi yang diperoleh dari ASI eksklusif. Asuhan
keperawatan yang diterapkan pada keluarga Ibu R selain meningkatkan
pengetahuan tentang ASI eksklusif juga diberikan edukasi mengenai cara-cara
yang bisa dilakukan untuk mengatasi produksi ASI yang sedikit.

Intervensi yang berpedoman pada tugas kesehatan keluarga meliputi lima tugas
keluarga, dimana dalam kemampuan memberikan perawatan anggota keluarga
yang mempunyai masalah dengan pemberian ASI eksklusif. Keluarga diberikan
informasi mengenai cara meningkatkan produksi ASI melalui penyuluhan
kesehatan tentang ASI. Selain itu keluarga juga dilatih untuk melakukan
perawatan sederhana yang bisa dilakukan dirumah seperti pijat oksitosin. Selain

Universitas Indonesia

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


34

itu juga memotivasi keluarga untuk selalu berkunjung ke pelayanan kesehatan


apabila ada masalah kesehatan pada keluarga.

Implementasi keperawatan terdiri dari menjelaskan kepada keluarga mengenai


pengertian manajemen laktasi/ ASI eksklusif, manfaat ASI bagi ibu dan bayi.
Membantu keluarga untuk mengidentifikasi masalah pemberian ASI pada anggota
keluarga. Memotivasi keluarga untuk memutuskan merawat anggota keluarga
yang mengalami masalah dengan proses menyusui. Mendiskusikan bersama
keluarga cara mengatasi masalah ketidakefektifan pemberian ASI, yaitu dengan
memberikan informasi terkait cara yang bisa dilakukan dirumah untuk
meningkatkan produksi ASI. Antara lain melakukan perawatan payudara, pijat
payudara, pijat oksitosin, dan penyusunan menu makanan seimbang.

Implementasi keperawatan berupa metode ceramah dengan menggunakan media


berupa lembar balik dan leaflet. Untuk demonstrasi pijat oksitosin media yang
digunakan selain lembar balik dan leaflet, mahasiswa juga membawa alat peraga
serta alat bahan yang dibutuhkan. Selama implementasi keluarga yang terlibat
antara lain Ibu R, orang tua ibu R, dan anak Ibu R yang berusia 15 tahun.

Keterlibatan anggota keluarga diharapkan bisa memotivasi anggota keluarga


untuk saling mengingatkan agar memberikan ASI eksklusif pada anak S.
Mendorong suami agar membantu istri selama melakukan pijat oksitosin.
Mendiskusikan bersama keluarga mengenai modifikasi lingkungan yang dapat
dilakukan keluarga, yaitu berikan suasana yang nyaman selama menyusui yang
bebas dari suasana yang bising. Mendiskusikan bersama keluarga mengenai
manfaat fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di sekitar tempat tinggal, serta
memotivasi keluarga untuk mengunjungi fasilitas pelayanan kesehatan terutama
posyandu secara rutin setiap bulan.

3.6 Evaluasi Keperawatan


Asuhan keperawatan yang sudah bilakukan mahasiswa di keluarga Ibu R
diharapkan bisa memberikan perubahan paradigma Ibu R terhadap ASI eksklusif.
Intervensi keperawatan telah dilakukan, kemudian dievaluasi untuk mengetahui
Universitas Indonesia

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


35

sejauh mana keberhasilan dari intervensi dapat tercapai. Evaluasi dilakukan


melalui beberapa cara, yaitu dengan melakukan evaluasi SOAP, evaluasi sumatif,
dan menilai tingkat kemandirian keluarga.

Evaluasi SOAP didapatkan data bahwa pengetahuan Ibu R semakin hari semakin
meningkat tentang ASI eksklusif yang ditandai dengan:
TUK 1: Ibu R mengatakan pengertian ASI adalah makanan terbaik bagi bayi yang
harus diberikan selama 6 bulan. Ibu R mengatakan manfaat ASI bagi bayi adalah
untuk sumber makanan utama bayi, pertumbuhan bayi, dan untuk kekebalan tubuh
bayi. Selain itu Ibu R juga menjelaskan kembali manfaat ASI bagi ibu adalah
lebih hemat, ekonomis, dan mudah didapat. Ibu R juga mengatakan nutrisi yang
baik selama ibu menyusui adalah makanan yang mengandung kalsium,
karbohidrat, dan vitamin, juga harus banyak makan sayur.

TUK 2: Ibu R memamparkan bahwa bahaya anak yang tidak mendapatkan ASI
eksklusif antara lain anak menjadi mudah sakit, kurus, serta akan berakibat bagi
ibu yaitu payudara menjadi bengkak. Ibu R mengatakan ingin sekali memberikan
ASI eksklusif buat anaknya. Ibu R mengungkapkan ketakutannya tidak bisa
membelikan susu formula lagi. Oleh karena itu Ibu R selalu bersemangat ketika
mahasiswa memberikan pengetahuan baru agar ASI Ibu R banyak.

TUK 3: Setelah beberapa kali intervensi Ibu R mampu melakukan perawatan


payudara sendiri. Ibu R mengatakan cara melakukan perawatan payudara adalah
dengan menuangkan minyak secukupnya ke tangan, kemudian pijat payudara dari
berbagai arah, atas, bawah, samping kanan dan kiri. Lakukan selama 15 menit.
Setelah pemijatan payudara dikompres dengan air hangat dan air dingin secara
bergantian dilakukan paling kurang 5 kali. Ibu R mampu memperagakan teknik
perawatan payudara dan pemijatan payudara dengan benar.

Ibu R juga menjelaskan kembali cara pemijatan oksitosin dengan benar. Ibu R
mengatakan pemijatan dibantu oleh anak atau ibunya. Pijat ini membuat ASInya
sering menetes. Sebelumnya Ibu R menjelaskan pengertian pijat oksitosin adalah

Universitas Indonesia

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


36

cara yang digunakan untuk membantu pengeluaran ASI yang dimulai dari leher
bagian belakang sampai ke tulang belakang. Dipijat dengan menggunakan jempol.
Kemudian Ibu R memperagakan kembali cara melakukan pijat oksitosin dengan
benar.

Ibu R mengatakan tidak ada perubahan menu makanan semenjak hamil hingga
melahirkan. Namun, intensitas ibu R mengkonsumsi sayur menjadi lebih
meningkat. Ibu R meyakini bahwa daun katuk bisa memperbanyak ASI-nya. Oleh
karena itu ibu R selalu membuat sayur daun katuk setiap hari. Seringnya membuat
sayur katuk membuat Ibu R bosan dan tidak mengkonsumsi lebih kurang 1
minggu. Ketika mahasiswa mengajak untuk menyusun menu makanan sehari
bersama Ibu R, Ibu R bersedia untuk melakukannya. Ibu R mengatakan bahwa
makanan yang dikonsumsi tidak perlu mahal yang penting mencukupi kebutuhan
gizi seimbang seperti karbohidrat, vitamin, dan kalsium serta zat gizi lainnya.
Menu makanan yang dibuat Ibu R selama 1 hari pertama masih belum terdiri dari
gizi seimbang, namun untuk hari berikutnya Ibu R sudah mampu memilih menu
makanan setiap hari.

TUK 4: Keluarga sudah mampu memodifikasi lingkungan yaitu menciptakan


situasi yang nyaman untuk Ibu R ketika menyusui. Keluarga merapihkan ruangan
yang siap digunakan sewaktu-waktu bila Ibu R menyusui.

TUK 5: Keluarga menyebutkan manfaat fasilitas kesehatan sebagai tempat


berobat, mendapatkan pelayanan kesehatan, dan informasi mengenai kesehatan.
Serta keluarga mengetahui bahwa fasilitras kesehatan yang bisa keluarga kunjungi
adalah puskesmas, posyandu, dan rumah sakit. Keluarga juga sudah termotivasi
untuk selalu membawa anaknya ke posyandu setiap bulan.

Pemberian setiap implementasi yang dilakukan oleh mahasiswa dapat diterima


keluarga secara kooperatif dan antusias, baik dalam penyampaian informasi
maupun melakukan demonstrasi. Keluarga terlibat aktif dalam diskusi. Keluarga
Bapak A, terutama Ibu R dapat menyebutkan kembali pengertian, manfaat, dan
akibat gizi kurang. Ibu R mampu melakukan perawatan payudara dan pemijatan
Universitas Indonesia

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


37

payudara setiap hari. Anak Ibu R juga sudah mampu melakukan pijatan oksitosin
dengan benar. Pada kunjungan mendadak yang dilakukan, Ibu R dibantu anaknya
sedang melakukan pijatan oksitosin dan siap menyusui anaknya. Pada kunjungan
mendadak selanjutnya ibu R mengatakan payudaranya terasa padat dan ingin
segera menyusui anaknya. Ibu R merasa sangat bersyukur karena sekarang tidak
perlu lagi mencampur dengan susu formula. Namun, kadang-kadang ASI ibu R
kurang mencukupi bagi bayi, namun tidak seperti yang sebelum-sebelumnya.
Sebelum melakukan terminasi dengan keluarga, mahasiswa melakukan inspeksi
kembali kepada payudara ibu R. Hasilnya menunjukkan ASI positif keluar ketika
aerola dipijat, selain itu payudara teraba lebih padat.

Hasil observasi yang dilakukan atau yang dilaporkan oleh keluarga maka
mahasiswa menganalisa tujuan yang telah ditetapkan perawat baik TUK 1 hingga
TUK 5 telah tercapai. Masalah ketidakefektifan pemberian ASI pada anak S
teratasi. Hal ini ditandai dengan meningkatnya produksi ASI ibu R, payudara
teraba padat, pengeluaran ASI positif, frekuensi Anak S menyusui meningkat dari
awalnya 6-8 kali minum ASI kadang-kadang diselingi susu formula oleh Ibu R,
setelah intervensi meningkat menjadi 8-10 kali tanpa diselingi dengan susu
formula, serta Ibu R mengatakan anak S sudah jarang rewel ketika menyusui.
Selain itu terjadi peningkatan berat badan bayi dari awalnya 3100 gram menjadi
3700 gram.

Proses evaluasi ini dilakukan dengan memberikan kuesioner yang berisi


pertanyaan terkait materi penyuluhan yang pernah disampaikan sebelumnya.
Hasilnya dari 14 pertanyaan, 1 diantaranya masih dijawab kurang tepat oleh
keluarga Bapak A. Selain itu mahasiswa juga melakukan observasi langsung
kepada keluarga melalui kunjungan yang dilakukan secara tiba-tiba kepada
keluarga. Penimbangan berat badan bayi sebelum dan sesudah intervensi juga
dilakukan.

Perawat memotivasi Ibu R agar terus semangat memberikan ASI eksklusif dan
melakukan cara melakukan perawatan terhadap payudara setiap hari. Perawat juga
memberikan penghargaan positif atas usaha dan hasil yang telah diperoleh
Universitas Indonesia

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


38

keluarga. Rencana tindak lanjut dari intervensi yang sudah dilakukan mahasiswa
antara lain meminta kader untuk terus memantau pertumbuhan Anak S baik ketika
posyandu atau berkunjung ke rumah Ibu R.

Evaluasi tingkat kemandirian keluarga ditentukan oleh kemampuan keluarga


dalam melaksanakan tugas kesehatan keluarga. Tingkat kemandirian keluarga
Bapak A berada pada tingkat kemandirian IV. Hal ini ditunjukkan oleh data
bahwa keluarga menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat, keluarga
menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana
keperawatan, keluarga tahu dan mengungkapkan masalah kesehatan secara benar,
keluarga melakukan perawatan sederhana sesuai yang dianjurkan, keluarga
memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif, keluarga melaksanakan
tindakan pencegahan secara aktif, serta keluarga mampu memberikan promosi
kesehatan mengenai ASI eksklusif kepada keluarga terdekat.

Intervensi keperawatan yang sudah dilakukan ke keluarga Bapak A terkait ASI


sudah dilaksanakan dan tercapai semua tujuannya. Intervensi yang paling efektif
untuk mengatasi masalah kesehatan keluarga tersebut salah satunya adalah pijat
oksitosin. Keefektifan intervensi pijat oksitosin ini tidak terlepas dari usaha
keluarga yang bersungguh-sungguh untuk merubah kondisi kesehatannya menjadi
lebih baik. Oleh karena itu, kedepannya sangat diharapkan agar intervensi pijat
oksitosin ini tetap terus dijalankan dan dikembangkan khususnya oleh mahasiswa
keperawatan agar bisa digunakan oleh masyarakat lebih luas.

Universitas Indonesia

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


BAB 4
PEMBAHASAN

Secara umum dipahami bahwa gizi terbaik untuk bayi adalah ASI. pemberian
ASI eksklusif pada 6 bulan pertama sejak kelahiran bayi mampu mengurangi
risiko kematian bayi. Meskipun ASI eksklusif sudah diketahui manfaatnya,
namun kecendrungan ibu untuk memberikan ASI eksklusif pada bayi masih
rendah. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi rendahnya pemberian ASI
oleh ibu kepada bayinya, antara lain rendahnya pengetahuan tentang ASI,
kurangnya dukungan keluarga, masyarakat, petugas, faktor sosial dan budaya,
serta gencarnya promosi susu formula yang mempengaruhi pola pikir ibu dan
petugas kesehatan (Yulianah, 2013).

Kurangnya pengetahuan serta rendahnya motivasi dalam menyusui dapat


mengakibatkan berbagai masalah. Suradi (2008) menjelaskan bahwa
seringkali kegagalan dalam menyusui disebabkan karena kesalahan
memposisikan dan melekatkan bayi. Selain itu rendahnya pengetahuan ibu
tentang cara melakukan perawatan payudara dan cara menjaga agar produksi
ASI juga masih belum tepat. Upaya yang bisa dilakukan dalam mengatasi
masalah ini adalah pendidikan kesehatan kepada keluarga untuk
meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap terhadap pentingnya ASI
eksklusif.

Penjelasan mengenai ASI eksklusif dikeluarga dilakukan melalui pendidikan


kesehatan. Kesadaran ibu terhadap pentingnya ASI perlu ditingkatkan. Selain
itu meningkatkan pengetahuan ibu mengenai cara-cara yang bisa dilakukan
agar pengeluaran ASI tetap lancar juga perlu dilakukan. Notoatmojo (2003)
menjelaskan bahwa metode pendidikan kesehatan yang bisa dilakukan adalah
berupa penyuluhan. Penyuluhan di keluarga bisa dilakukan bersama anggota
keluarga yang lain atau kepada individu yang bersangkutan. Asuhan

39 Universitas Indonesia

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


40

keperawatan pertama yang dilakukan kepada keluarga Bapak A adalah


penyuluhan kesehatan tentang pentingnya ASI eksklusif bagi bayi. Setelah
dilakukan penyuluhan kesehatan keluarga Bapak A, khususnya Ibu R mampu
menyebutkan kembali pengertian ASI, manfaat bagi ibu dan bayi, akibat bila
bayi tidak diberi ASI serta cara yang dilakukan agar produksi ASI tetap
meningkat.

Hasil penelitian Lopez (2010) menyatakan bahwa terdapat peningkatan ilmu


pengetahuan pada ibu primipara setelah diberikan pendidikan kesehatan
mengenai ASI eksklusif. Selama memberikan pendidikan kesehatan juga
perlu diperhatikan beberapa hal seperti tingkat pendidikan ibu. Lestari (2012)
menemukan fakta bahwa ibu yang berpendidikan lebih tinggi dapat
memahami informasi dengan lebih baik terhadap penjelasan yang sudah
diberikan. Pendidikan terakhir ibu R adalah SMP, sehingga dibutuhkan waktu
yang cukup lama untuk menjelaskan kepada keluarga tentang ASI eksklusif.
Berbeda dengan hasil penelitian Purnawati (2003) yang menyatakan bahwa
semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin kecil peluang untuk
memberikan ASI. Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh faktor sosial,
ekonomi, dan budaya.

Ibu R bekerja sebagai ibu rumah tangga. Ibu R jarang sekali pergi keluar
rumah atau mengikuti pengajian RT. Selain itu Ibu R juga jarang menggali
informasi atau berobat ke Puskesmas. Hal ini menyebabkan Ibu R jarang
terpapar mengenai hal-hal terkait ASI. Penelitian sebelumnya menjelaskan
bahwa ibu yang tidak bekerja pada umumnya menjalankan rutinitasnya
sebagai ibu rumah tangga sehingga pengalaman dan informasi yang diperoleh
itu terbatas (Pusporini, 2009; Purwanti, 2004; Suradi, 2004). Berbeda dengan
ibu yang bekerja dimana mereka akan memiliki pergaulan yang lebih luas
sehingga dapat menceritakan pengalaman serta keluhannya kepada teman-
temannya.

Universitas Indonesia

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


41

Faktor lain yang menyebabkan rendahnya pemberian ASI eksklusif pada bayi
adalah berkurangnya produksi ASI sehingga tidak dapat memuaskan bayi
selama menyusui. Hal ini ditemukan juga dalam penelitian Ahluwia, Morrow,
dan Hsia (2005) menjelaskan bahwa ibu-ibu berhenti menyusui bayinya pada
bulan pertama postpartum karena puting lecet, kesulitan dalam perlekatan,
dan ketidakcukupan produksi ASI. Masalah ini juga terjadi dengan keluarga
Bapak A, khususnya Ibu R dimana mengeluhkan bahwa ketika menyusui
ASInya cepat habis sehingga anaknya sering menangis.

Ibu R sudah berusaha agar produksi ASInya tetap banyak. Ibu R sudah
mengatur pola makan dengan banyak makan sayur, namun produksi ASInya
tidak terdapat peningkatan. Melihat masalah tersebut, perawat memberikan
pendidikan kesehatan kepada keluarga Bapak A, dilanjutkan dengan
pemberian intervensi pijat oksitosin. Keluarga Bapak A sebelumnya belum
pernah mendapatkan informasi mengenai pijat oksitosin.

Pijat oksitosin merupakan pijatan yang dilakukan pada tulang vertebra mulai
dari leher sampai ke pinggang. Pijatan ini berfungsi untuk merangsang
pengeluaran hormon prolaktin dan oksitosin dimana nanti kedua hormon ini
sangat berperan dalam memproduksi ASI (Biancuzzo, 2003; Indriyani, 2006;
Yohmi & Roesli, 2009). Setelah mendemonstrasikan langkah-langkah pijat
oksitosin didepan anak dan orang tua Ibu R, keluarga mengulangi langkah-
langkah pijat tersebut. Pada demonstrasi pertama ini, ASI yang keluar masih
sedikit.

Evaluasi pijat oksitosin dilakukan pada kunjungan hari berikutnya. Keluarga


mengatakan setiap hari melakukan pijat oksitosin dibantu oleh orang tua atau
anaknya. Ibu R mengatakan ada peningkatan junlah ASI yang dirasakan.
Payudara ibu R juga teraba lebih padat dari biasanya. Selain itu ibu R
mengatakan anaknya sudah jarang menangis ketika menyusui. Penelitian
yang dilakukan oleh Mardiyaningsih (2011) mengatakan bahwa produksi ASI

Universitas Indonesia

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


42

ibu postpartum meningkat secara signifikan setelah dilakukan intervensi pijat


oksitosin. Hal serupa juga ditemukan oleh Endah (2011) bahwa jumlah
kolostrum yang keluar pada kelompok intervensi 5,333 cc lebih banyak dari
pada jumlah kolostrum yang keluar pada kelompok kontrol.

Ibu R mengatakan anaknya lebih sering menyusui dari biasanya. Rata-rata


bayi menyusu 10-12 kali dalam sehari. Penelitian Cregan (2002), mengatakan
bahwa selama 24 jam sejak kelahiran bayi rata-rata bayi akan menyusu
sebanyak 10-12 kali. Menyusui kapanpun ketika bayi menangis merupakan
cara terbaik untuk menjaga kualitas ASI yang cukup bagi bayi.

Pada kunjungan yang tidak terduga, ibu R sedang menyusui bayinya. Bayinya
tampak tenang, posisi pelekatan baik, dan bayi menghisap dengan kuat. Ibu R
mengatakan bahwa setiap akan menyusu, Ibu R selalu meminta bantu ibu atau
anaknya untuk melakukan pijat baik itu pijat payudara atau pijat oksitosin.
Ibu R mengatakan pijat oksitosin dilakukan setiap pagi dan sore, bahkan
kadang-kadang lebih dari lima kali dalam sehari. Ibu R berpikir apabila
semakin sering memijat maka produksi ASInya akan semakin meningkat.
Hockenberry (2002) menuliskan bahwa pijat oksitosin lebih efektif diberikan
sebanyak dua kali dalam sehari yaitu pagi dan sore. Hal ini juga didukung
oleh Biancuzzo (2003) bahwa pijat oksitosin dilakukan dua kali dalam sehari
dapat mempengaruhi produksi ASI ibu postpartum.

Keberhasilan tindakan pijat oksitosin juga terlihat dari peningkatan berat


badan bayi dari berat badan lahir 3100 gram menjadi 3700 gram dalam 2
minggu. Hal ini lantas membuat keluarga Bapak A semangat untuk terus
memberikan ASI terbaik bagi bayinya. Selama melakukan pijat oksitosin
terlihat jelas perubahan yang terjadi dari kualitas pemberian ASI kepada bayi
keluarga Bapak A. Frekuensi menyusui yang semakin sering dan peningkatan
berat badan bayi selama dua minggu membuat keluarga Bapak A yakin untuk

Universitas Indonesia

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


43

selalu melakukan pijat oksitosin untuk meningkatkan serta mempertahankan


pemberian ASI bagi bayinya.

Mahasiswa menganjurkan keluarga untuk membantu Ibu R melakukan pijat


oksitosin setiap 2 kali dalam sehari. Pijatan bisa dilakukan pagi, sore, atau
malam hari. Posisi ibu selama dipijat bisa sambil duduk diatas kursi dengan
kedua tangan diletakkan di punggung kursi yang lain. Posisi ini paling efektif
bagi ibu agar bisa melihat langsung refleks let down ASI.

Pijat oksitosin diajarkan dengan menggunakan metode demonstrasi dan re-


demonstrasi. Keluarga mengulangi pijat oksitosin yang dilakukan kepada Ibu
R. Pijat oksitosin dilakukan dengan memijat dengan kedua jempol diarea
leher di samping bagian tonjolan tulang hingga ke punggung. Pijatan
dilakukan selama 3-5 menit. Selain itu kompres hangat juga diperlukan di
sekitar payudara agar pengeluaran ASI semakin lancar. Keluarga mampu
mengulang kembali langkah-langkah pijat oksitosin dengan benar.

Pemberian pendidikan kesehatan kepada keluarga dalam pelaksanaan tugas


kesehatan keluarga dibutuhkan pengawasan dan bimbingan yang
berkelanjutan dari petugas kesehatan, maupun kader RT dan RW setempat
agar pelaksanaan tugas kesehatan keluarga dapat berjalan dengan baik. Perlu
adanya pemberdayaan masyarakat dengan melatih kader setempat terkait cara
melakukan pijat oksitosin. Kader dapat memberikan penyuluhan terkait ASI
dan pijat oksitosin dalam fungsi posyandu di meja kelima.

Asuhan keperawatan keluarga yang telah dilakukan dalam membina keluarga


terus dilakukan. Oleh sebab itu mahasiswa membuat rencana tindak lanjut
yang dilakukan kepada keluarga. Rencana ini dibuat agar tindakan yang telah
dilakukan sebelumnya bersama mahasiswa dapat terus dilakukan dan
berkesinambungan. Rencana tindak lanjut yang dilakukan antara lain
menetapkan jadual pijat oksitosin bersama keluarga. selain itu menetapkan

Universitas Indonesia

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


44

dan menandai tanggal penting posyandu agar keluarga ingat bahwa posyandu
itu penting. Mahasiswa melaporkan kepada kader tentang evaluasi
kemandirian keluarga, dan meminta kader untuk melanjutkan pemantauan
terkait masalah pemberian ASI yang dapat dilakukan dalam kegiatan
posyandu setiap bulan.

Rencana tindak lanjut yang diberikan untuk kader antara lain memotivasi
keluarga secara berkelanjutan agar dapat mempertahankan dan meningkatkan
status kesehatan yang telah tercapai. Mahasiswa melakukan advokasi dan
menekankan pentingnya mengunjungi fasilitas kesehatan secara rutin dan
berkala, terutama posyandu untuk memantau berat badan anak sampai anak
menginjak usia lima tahun.

Universitas Indonesia

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


BAB 5
PENUTUP

5.1 Simpulan
Asuhan keperawatan keluarga yang dilakukan mahasiswa kepada keluarga Bapak
A dengan masalah ketidakefektifan pemberian ASI, dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
5.1.1 Pemberian ASI khususnya pada masyarakat perkotaan sudah sering
diabaikan karena beberapa faktor, seperti kurang paham mengenai cara
memperbanyak produksi ASI, kurang mendapat motivasi keluarga, serta semakin
meningkatnya informasi mengenai susu formula. Kesehatan perkotaan merupakan
masalah yang sangat penting karena tingkat perkembangan penduduk kota di
Indonesia sangat pesat. Munculnya masalah kesehatan di perkotaan merupakan
resultant dari berbagai faktor, salah satu diantaranya adanya arus urbanisasi.

5.1.2 Masalah utama yang dikeluhkan Ibu R adalah bayinya yang selalu
menangis ketika menyusui dan produksi ASInya yang tidak mencukupi kebutuhan
bayinya. Perawat komunitas bertanggung jawab untuk melakukan intervensi
dengan membantu keluarga memahami 5 tugas kesehatan keluarga. Perawat juga
mengajarkan cara-cara perawatan yang bisa dilakukan keluarga untuk
meningkatkan produksi ASI.

5.1.3 Pijat oksitosin bermanfaat dalam meningkatkan produksi dan kelancaran


pengeluaran ASI Ibu R. Keberhasilan diukur dengan melihat perbandingan
frekuensi menyusui ibu sebelum dan sesudah intervensi. Selain itu terjadi
kenaikan berat badan bayi dari 3100 gram ketika baru lahir, menjadi 3700 gram
ketika berumur 2 minggu.

5.1.4 Pemecahan masalah yang dilakukan untuk mengatasi masalah


ketidakefektifan pemberian ASI ini adalah mahasiswa menganjurkan keluarga
untuk melakukan pijat oksitosin setiap hari sebanyak dua kali. Keluarga yang
membantu Ibu R dalam melakukan pijat oksitosin. Selain itu memotivasi keluarga
agar selalu memanfaatkan fasilitas kesehatan ketika ada masalah dengan
45 Universitas Indonesia

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


46

kesehatan keluarga. Mahasiswa juga menganjurkan para kader dan petugas


kesehatan agar memantau perkembangan bayi ibu R setiap bulannya.

5.2 Saran
5.2.1 Keluarga
Keluarga perlu meningkatkan pengetahuan tentang upaya meningkatkan produksi
ASI dan melakukan perawatan payudara. Keluarga bisa bertanya atau
berkonsultasi pada petugas kesehatan. Keluarga diharapkan dapat memberikan
ASI eksklusif selama 6 bulan pertama sejak kelahiran bayi dan sampai berusia 2
tahun disertai makanan pendamping ASI. Keluarga sebaiknya berkunjung ke
posyandu setiap bulan untuk penimbangan berat badan bayi dan menanyakan
kepada petugas kesehatan mengenai hal-hal yang belum diketahui terkait tumbuh
kembang bayinya.

5.2.2 Instansi Pendidikan


Peran perawat komunitas dapat bermanfaat lebih nyata setelah melakukan praktik
keperawatan komunitas. Kehadiran mahasiswa perawat di tengah-tengah
masyarakat membuka wawasan masyarakat yang buta akan ilmu kesehatan
menjadi meningkat. Oleh karena itu diharapkan praktik komunitas ini tetap
dilanjutkan agar tingkat kesehatan masyarakat perkotaan atau pedesaan semakin
meningkat.

5.2.3 Pelayanan Keperawatan Komunitas


Penulisan karya ilmiah ini dapat menjadi masukan dan sumber informasi bagi
perawat dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas dan keluarga. Karya
ilmiah ini juga diarapkan sebagai petunjuk dasar untuk melakukan promosi
kesehatan mengenai ASI untuk masyarakat yang lebih luas.

Universitas Indonesia

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


DAFTAR PUSTAKA

Allender, J., A & Spradley, B., W. (2001). Community health nursing : Concepts
and practice. 5th Ed. Philadelphia : Lippincott.

Allender & Spradley. (2005). Community health nursing: concept and practice.
(5th ed). Philadelphia : Lippincott.

Allender, J. A., Rector, C., Warner, K. D. (2010). Community health nursing:


promoting & protecting the public’s health. Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins.

Alligood., M., R. (2006). Nursing theory. United States: Mosby Inc.

Anderson, E.T., & McFarlane, J. (2006). Buku ajar keperawatan komunitas: Teori
dan praktik. Edisi ke 3. Alih bahasa: Agus Sutarna, dkk. EGC: Jakarta.

Baker, L., Cross, S., Greaver, L., Wei, G., Lewis, R, & Healthy Start CORPS.
(2005). Prevalence of postpartum depression in a native American
population. Maternal And Child Health Journal, 9(1), 21-25.

Biancuzzo, M. (2003). Breastfeeding the newborn : clinical strategies for nurses.


St Louis : Mosby.

Bobak, I., M & Jensen, M., D. (2005). Maternity and gynecologic care: The nurse
and the family (5th ed). Saint Louis: CV Mosby. Co.

Depkes RI. (2007). Panduan manajemen laktasi : Dit Gizi Masyarakat. Jakarta:
Depkes RI

Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat.


(2008). Pedoman perawat kesehatan masyarakat di puskesmas. Jakarta:
Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan Departemen Kesehatan.

DEPKES. 2010. Profil kesehatan Indonesia 2010. Kementrian Kesehatan


Republik Indonesia. Diunduh dari
http://perpustakaan.depkes.go.id:8180/bitstream//123456789/1489/2/BK201
0-100212-A.pdf pada tanggal 29 Juni 2014.

Effendi, F., dkk. (2009). Keperawatan kesehatan komunitas teori dan praktik
dalam keperawatan. Jakarta: Penerbit Salemba Medika.

Endah, S., N dan Masdinarsah, I. (2011). Pengaruh pijat oksitosin terhadap


pengeluaran kolostrum pada ibu postpartum di ruang kebidanan Rumah
Sakit Muhammadiyah Bandung tahun 2011. Jurnal kesehatan Kartika.

47 Universitas Indonesia

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


48

Friedman, MM., Bowden, V.R. & Jones, E.G. (2003). Family nursing: research,
theory and practice (4th ed). California: Appleton and Lange.

Hitchock, J., Schubert, P., & Thomas, S. (2000). Community health nursing:
caring in action. Delmar Publishers: International Thomson Publishing
Company.

Hitchcock, J. E., Schubert, P. E. & Thomas, S. A. (2004). Community health


nursing: caring in action. Albany: Delmar Publisher.

Hurlock, E., B. (2001). Development psychology. Universitas Michigan: McGraw-


Hill Education.

Indriyani , D. (2006). Pengaruh menyusui dini dan teratur terhadap produksi ASI
pada ibu post partum dengan sectio caesarea Di RSUD Dr. Soebandi
Jember dan Dr. H. Koesnadi Bondowoso. Tesis. Depok : FIK UI.

Lestari, W, Amelia, N., R, Rahmalia, S. (2012). Efektifitas pendidikan kesehatan


tentang ASI terhadap tingkat pengetahuan, kemampuan dan motivasi
menyusui primipara. Jurnal ners indonesia, Vol. 2, No.2, Maret 2012

NANDA (The North American Nursing Diagnosis Association). (2012). Nursing


diagnostik: prinsip dan clasification 2012-2014. Phladelphia USA.

Mbada, C, E., etc. (2013). Knowledge, attitude, and techniques of breastfeeding


among Nigerian mothers from a sem-urban community. BMC Research
Notes 2013, 6:552, doi: 10.1186/1756-0500-6-552.

Maglaya, Araceli S., et al. (2009). Nursing practice in the community. (5th ed).
Philippine : Argonauta Corporation.

Megawati, R., A, Notoatmojo, H, dan Rohman, A. (2012). Hubungan pola


pemberian ASI dan karakteristik ibu dengan tumbuh kembang bayi 0-6
bulan di Desa Bajomulyo, Juwana. Jurnal Kedokteran Muhammadiyah,
Volume 1.

Roesli, U., & Yohmi, E. (2009). Manajemen laktasi. Jakarta : IDAI.

Suryaningsih, C. (2013) pengaruh kesehatan terhadap pengetahuan ibu postpartum


tentang ASI eksklusif. Jurnal keperawatan soudirman. Volume 8, No.2, juli
2013.

Siregar, M., A. (2004). Pemberian ASI eksklusif dan faktor-faktor yang


mempengaruhinya. Medan: USU Digital Library.

Stanhope & Lancaster. (2000). Community health nursing (5th ed). St Louis
United States: Mosby Inc.

Stanhope, M and Lancaster, J. (2004). Community and Public Health Nursing.


The Mosby Year Book. St Louis.

Universitas Indonesia

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


49

Sines, D., Saunders, M., Forbes-Burford, J. (2009). Community health care


nursing. United Kingdom: Wiley Blackwell Ltd.

Sholichah, N. (2011). Hubungan perawatan payudara pada ibu post partum


dengan kelancaran pengeluaran ASI. Semarang : FIK Universitas
Diponegoro.

Yusuf LN, Syamsu, H., Dr., M.pd. 2006. Psikologi perkembangan anak dan
remaja. Bandung :PT Remaja Rosdakarya.

Wong, D.L, et al. (2002). Buku ajar keperawatan pedriatik, Vol.2 Edisi 6. Jakarta:
EGC.

Universitas Indonesia

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
PADA KELUARGA BAPAK A DI RW 01
KELURAHAN SUKATANI, TAPOS - DEPOK

I. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada hari Jumat, 9 Mei 2014 pada Ibu R yang saat itu
berada di rumah. Dari pengkajian tersebut didapatkan data-data sebagai
berikut:

A) DATA UMUM KELUARGA


1. Nama KK : Bapak A
2. Alamat : RT 03/01 No 12 Kelurahan
Sukatani, Tapos-Depok
3. Komposisi Keluarga :
No Nama Jenis Kelamin Hub dgn KK TTL Pendidikan
1. Bapak A Laki-laki KK Bekasi, 12 Februari 1964 SMA
2. Ibu R Perempuan Istri Jakarta, 21 September 1969 SMP
3. An. A Perempuan Anak Jakarta, 27 April 1990/ 24 SMP
4. An. AA Laki-laki Anak Bekasi, 14 Desember 1992 SMA
5. An. AF Laki-laki Anak Jakarta, 08 Januari 1996 SMP
6. An. AM Perempuan Anak Bekasi, 15 Maret 1999 SMP
7. An. AN Perempuan Anak Jakarta, 10 Februari 2002 SD
8. An. G Laki-laki Anak Jakarta, 1 Agustus 2003 SD
9. An. AD Laki-laki Anak Depok, 13 Oktober 2005 Belum Sekolah
10. An. NA Perempuan Anak Bekasi, 5 November 2006 Belum Sekolah
11. An. HA Perempuan Anak Bekasi, 13 April 2007 Belum Sekolah
12. An. AJ Laki-laki Anak Depok, 2 Januari 2012 Belum Sekolah
13. An. SA Laki-laki Anak Depok, 4 Mei 2014 Belum Sekolah

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


4. Genogram:

Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Sudah meninggal
: Klien

5. Tipe Keluarga
Tipe keluarga Ibu R adalah keluarga inti (nuclear family) karena Ibu R
tinggal bersama suami (Bapak A) bersama 11 anaknya.
6. Budaya dan Kebiasaan Keluarga
 Suku bangsa: Sunda
 Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa Indonesia
7. Agama
Agama yang dianut keluarga Ibu R adalah agama Islam. Seluruh anggota
keluarga melaksanakan praktik ibadah sesuai dengan tuntunan agama. Ibu
R tidak mengikuti kegiatan keagamaan yang ada di lingkungan tempat
tinggalnya, seperti pengajian bulanan ibu-ibu. Keluarga Ibu R sudah mulai
mengenalkan solat kepada amak-anaknya.

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


8. Status sosial ekonomi keluarga
 Pekerjaan anggota keluarga
Bapak A bekerja sebagai tukang ojek sedangkan Ibu R hanya ibu
rumah tangga.
 Penghasilan anggota keluarga
Penghasilan keluarga tidak menentu. Rata-rata per harinya Bapak A
mendapatkan Rp. 200.000-Rp.300.000,-.
 Pemenuhan kebutuhan sehari-hari
Pemenuhan kebutuhan sehari-hari berasal dari penghasilan suami. Ibu
R mengatakan bahwa penghasilan suami kurang mencukupi untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Masih banyak jumlah anak yang
sekolah membuat pengeluaran keluarga semakin banyak. Namun, anak
ibu R yang pertama kadang-kadang membantu memenuhi kebutuhan
keluarganya.
9. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Ibu R mengatakan jarang melakukan rekreasi atau jalan-jalan. Pekerjaan
Bapak A selalu dilakukan dimalam gari, sedangkan siang hari dilakukan
untuk istirahat. Ibu R kadang-kadang mengajak anak-anaknya jalan-jalan
ke rumah orang tuanya yang berada cukup jauh dari tempat tinggal ibu R.
Jika libur, anak-anak biasanya diajak ke neneknya saja.

B) RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga berada pada tahap VI perkembangan keluarga dengan anak usia
dewasa muda
2. Tugas perkembangan yang belum terpenuhi
Tugasnya perkembangan yang belum terpenuhi antara lain memperluas
siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru.
3. Riwayat keluarga inti
Keluarga Bapak A mempunyai riwayat penyakit tekanan darah tinggi.
Begitu juga dengan Ibu R mempunyai riwayat keluarga dengan tekanan
darah tinggi dan penyakit Diabetes Mellitus. Tekanan darah Ibu R 160/80

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


mmHg ketika pertama kali diperiksa. Ibu R mengatakan tidak pernah
mengkonsumsi obat penurun tekanan darah. Anak-anak Ibu R sudah
lengkap imunisasinya dari awal hingga akhir. Anak S (1bulan) sudah
mendapatkan 1 imunisasi BCG. Ibu R mengatakan anak-anak rentan
terkena penyakit seperti batuk, flu, dan demam. Apabila ada anggota
keluarga yang sakit, Ibu R biasa membelikan obat warung.
4. Riwayat keluarga sebelumnya
Keluarga Ibu R mempunyai riwayat penyakit tekanan darah tinggi dan
diabetes mellitus. Orang tua laki-laki Ibu R mempunyai sakit DM dan luka
gangren di jari kaki namun sudah sembuh.

C) LINGKUNGAN
1. Karakteristik rumah
Rumah keluarga Bapak A merupakan rumah kontrakan. Rumah
Bapak A terdiri dari ruang tamu yang berfungsi sebagai ruang keluarga
dimana terdapat TV, dapur dan kamar mandi, satu kamar tidur. Atap
terbuat dari genting. Lantai rumah dikeramik. Dapur terletak di belakang
dekat kamar mandi. Suplai air untuk mandi dan mencuci berasal dari air
tanah. Menurut Ibu R, kondisi air tanah yang mereka gunakan cukup baik.
Lubang ventilasi berasal dari pintu depan, dua jendela di ruang depan.
Lampu penerangan cukup adekuat. Lantai rumah terlihat bersih namun
berantakan oleh mainan anak-anak.
Denah rumah :
Kamar 
tidur 
Ruang Tamu
Ruang 
kosong 

Dapur  
2. Karakteristik lingkungan dan komunitas
Lingkungan tempat tinggal Ibu R adalah perumahan padat penduduk.
Masyarakat yang tinggal didaerah sana merupakan masyarakat asli, hanya
sedikit masyarakat pendatang.

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


3. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Bapak A sudah cukup lama tinggal di RW 01. Namun sering
pindah kontrakan karena beberapa alasan yang tidak bisa dikatakan oleh
Bapak A. Saat ini keluarga Bapak A tinggal sendiri terpisah dengan orang
tuanya. Menurut Ibu R, masyarakat di daerah ini agak kesulitan untuk
mengakses angkutan umum karena hanya ada satu rute angkutan umum.
Selain itu angkutan umum tersebut juga tidak masuk ke perumahan Ibu R
karenan memang gang yang sangat sempit, sehingga jika ingin berpergian
menggunakan angkutan umum, Ibu R harus berjalan cukup jauh dan
membutuhkan waktu cukup lama untuk menunggu. Selain angkutan
umum, alat transportasi yang banyak digunakan sebagian besar masyarakat
di daerah ini, yaitu menggunakan kendaraan pribadi atau jasa tukang ojek.
Alat transportasi yang biasa digunakan keluarga Bapak A ketika
berpergian, yaitu menggunakan motor.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Kegiatan pengajian di lingkungan tempat tinggal Ibu R dilaksanakan setiap
hari Senin dan Rabu untuk ibu-ibu. Ibu R dan Bapak A tidak aktif di
pengajian tersebut. Namun jika ada undangan pengajian aqiqahan, tujuh
bulanan, nikahan, dll dari tetangganya Ibu R biasanya datang.
5. Sistem pendukung keluarga
Keluarga Ibu R tinggal tidak terlalu jauh dari rumah Ibu R. Orang tua Ibu
R sering main ke rumah Ibu R untuk menumpang mencuci baju atau
membantu Ibu R memasak. Selain itu, adik Ibu R juga sering membantu
Ibu R untuk menyelesaikan pekerjaan rumah tangga.

D) STRUKTUR KELUARGA
1. Pola komunikasi
Bapak A mengatakan jarang mengobrol dengan anak-anaknya. Hal ini
disebabkan karena pola kerja Bapak A yang bekerja pada malam hari dan
beristirahat pada siang hari, sehingga Bapak A jarang bercengkrama
dengan anak-anaknya. Ibu R yang selalu berada di rumah berusaha untuk
selalu menanyakan kegiatan anak-anaknya disekolah.

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


2. Stuktur kekuatan keluarga
Bapak A merupakan kepala keluarga, Ibu R berperan sebagai ibu rumah
tangga dan mengurus anak. Biasanya Bapak A akan memutuskan sesuatu
dengan cara berunding dengan Ibu R.
3. Stuktur peran
Bapak A berperan sebagai sumber pendapatan keluarga dan banyak
berperan di luar rumah. Sebagai kepala keluarga yang fokus mencari
nafkah dan menyerahkan pengaturan rumah tangga dan pengurusan
anggota keluarga lainnya kepada Ibu R. Tetapi Bapak A juga masih
meyempatkan diri memenuhi peran sebagai ayah untuk merawat anak pada
waktu libur kerjanya.
Ibu R berperan sebagai ibu dan istri. Sebagai Ibu, Ibu R telah
melaksanakan peran pemenuhan kebutuhan rumah tangga seperti
membersihkan rumah, mencuci dan menyetrika baju keluarga, dan
memasak. Sebagai istri, Ibu R selalu memenuhi kebutuhan suaminya.
4. Nilai-nilai keluarga
Nilai dan norma yang dianut keluarga sesuai dengan agama dan yang ada
di masyarakat.

E) FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi afektif
Bapak A, Ibu R dan anak-anak tinggal bersama dalam satu rumah. Bapak
A sangat menyayangi Ibu R dan anak-anaknya. Ibu R mendukung dan
menerima pekerjaan suaminya yang penting halal. Bapak A juga tidak
pernah melarang istrinya apabila ingin mengikuti kegiatan di lingkungan
tempat tinggalnya. Ibu R menghormati dan menghargai Bapak A sebagai
kepala keluarga begitupun sebaliknya Bapak A juga selalu menghargai
istrinya.
2. Fungsi sosialisasi
Fungsi sosialisasi Bapak A dan Ibu R kepada anak cukup baik. Hal
tersebut terlihat pada kontrol perilaku mampu diterima dan diterapkan
dalam keluarga inti. Anak-anak seringkali bermain di luar rumah bersama

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


dengan teman-teman sebayanya. Permainan yang seringkali dimainkan
yaitu sepeda, bola, mobil-mobilan, dan meniup gelembung sabun.
3. Fungsi perawatan kesehatan
Ibu R memperhatikan kebutuhan keluarga dengan cukup baik. Di dalam
pemenuhan konsumsi makanan keluarga, Ibu R selalu menyiapkan baik itu
sarapan, makan siang, dan makan malam. Sehari-hari Ibu R membeli
bahan masakan di warung. Seringkali Ibu R hanya memasakkan sayuran
saja. Ketika cukup uang Ibu R membelikan lauk seperti tahu, tempe, dan
ayam. Namun, anak0anak Ibu R selalu menghabiskan makanan yang
dimasak ibunya.
Anak yang paling bungsu, anak S, masih mengkonsumsi ASI eksklusif.
Ibu R memberikan ASI setiap hari kepada anaknya. Namun, produksi ASI
Ibu R sedikit sehingga kadang-kadang Ibu R memberikan susu formula.
Ibu R tetap berusaha agar anak S mendapatkan ASI terbaik darinya, oleh
karena itu segala cara sudah dilakukan Ibu R agar produksi ASInya
meningkat.
Apabila ada salah satu anggota keluarga yang sakit, seringkali keluarga
biasanya mengkonsumsi obat yang dibeli di warung atau menggunakan
obat yang dipersiapkan keluarga. Layanan kesehatan yang digunakan
keluarga apabila sakit yaitu praktek bidan. Ibu R jarang sekali ke
puskesmas karena jarak puskesmas yang cukup jauh dari tempat tinggal
ibu R.

F) STRES DAN KOPING INDIVIDU


1. Stressor jangka pendek pada keluarga Bapak A dan Ibu R, yaitu:
a. Produksi ASI Ibu R yang menurun dan keinginan anak untuk menyusu
semakin meningkat
b. Anak Ibu R yang banyak dan masih kecil membuat kondisi rumah
berantakan dan menjadi berisik sehingga sering membuat anak S
terbangun

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


2. Stressor jangka panjang pada keluarga Bapak A dan Ibu R, yaitu:
a. Biaya hidup yang semakin meningkat karena harus membeli susu
formula untuk anak S
b. Memikirkan masa depan anak-anaknya
3. Strategi internal koping pada keluarga Bapak A dan Ibu R, yaitu:
a. Berkunjung ke rumah orang tua Ibu R dan meminta bantuan kepada
keluarga
4. Strategi eksternal koping pada keluarga Bapak B, yaitu:
a. Sistem dukungan sosial yang kuat
b. Sistem dukungan keluarga besar yang kuat

G) HARAPAN KELUARGA
Keluarga berharap anak-anaknya dapat tumbuh dengan sehat dan bebas dari
penyakit apapun. Ibu R dan Bapak A akan berusaha memberikan yang
terbaik untuk anak-anaknya. Selain itu Ibu R berharap produksi ASInya
meningkat sehingga mencukupi kebutuhan nutrisi anak S. Ibu S berharap
setelah belajar banyak dari kunjungan mahasiswa, membuat ilmunya
bertambah tentang cara menambah produksi ASI.

H) PEMERIKSAAN FISIK

No Pemeriksaan Bapak A Ibu R An. A An. AA


1. Kepala
- Rambut Hitam, tidak
- Mata rontok
- Hidung Tidak anemis
- Telinga Simetris, bersih
Simetris,
Tidak Terkaji bersih, tidak Tidak Terkaji Tidak Terkaji
- Mulut ada
pembengkakan/
sakit
- Leher Gigi masih
lengkap, mulut

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


bersih, tidak
ada lesi
Tidak ada
pembengkakan
kelenjar tiroid,
tidak ada
kesulitan
menelan
2. Dada Tidak Terkaji Payudara Tidak Terkaji Tidak Terkaji
simetris, tidak
terdpat
benjolan,
pengeluaran
ASI (+), puting
everted.
3. Paru-Paru Suara napas Tidak Terkaji Tidak Terkaji
Tidak Terkaji vesikuler di
kedua lapang
paru
4. Jantung Tidak Terkaji BJ 1 BJ2 Tidak Terkaji Tidak Terkaji
normal
5. Abdomen Simetris, tidak Tidak Terkaji Tidak Terkaji
Tidak Terkaji terdapat
benjolan,
terdapan bekas
striae dan linea
nigra
6. Ekstremitas - Turgor kulit: Tidak Tidak Terkaji
kembali < 2 Terkaji
detik
Tidak Terkaji - Kelembaban
: lembab
- Tidak ada
kelemahan
otot

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


- Kadang-
kadang
sering pegal-
pegal
7. Tanda-Tanda TD : 150/ 70 Tidak Terkaji Tidak Terkaji
Vital mmHg
Tidak Terkaji RR : 20 x/
menit
Nadi: 110 x/
mnt
Suhu : 37ᴼ C
No Pemeriksaan An. AF An. AM An. AN An. G
1. Kepala
- Rambut Hitam, tidak Hitam, tidak Hitam, tidak rontok
- Mata rontok rontok Tidak anemis
- Hidung Tidak anemis Tidak anemis Simetris, bersih
- Telinga Simetris, bersih Simetris, bersih Simetris, bersih, tidak ada
Simetris, Simetris, pembengkakan/ sakit
Tidak Terkaji bersih, tidak bersih, tidak
ada ada Jumlah gigi 20 buah, gigi
- Mulut
pembengkakan/ pembengkakan/ geraham berlubang 2 buah, mulut
sakit sakit bersih,
Gigi masih Tidak ada pembengkakan kelenjar
- Leher
lengkap, mulut Jumlah gigi 20 tiroid, tidak ada kesulitan
bersih buah, mulut menelan
Tidak ada bersih,
pembengkakan Tidak ada
kelenjar tiroid, pembengkakan
tidak ada kelenjar tiroid,
kesulitan tidak ada
menelan kesulitan
menelan
2. Dada Tidak Terkaji Tidak Terkaji Simetris Tidak dikaji
3. Paru-Paru Inspeksi: Tidak dikaji
Tidak Terkaji Tidak Terkaji gerakan dada

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


ritmis
Auskultasi:
suara vasikuler
4. Jantung Tidak Terkaji Tidak Terkaji Suara S1, S2, Tidak dikaji
normal
5. Abdomen Peristaltik 12 Tidak dikaji
Tidak Terkaji Tidak Terkaji kali/ menit,
tidak ada
pembesaran
hepar, tidak ada
nyeri tekan
6. Ekstremitas - Turgor kulit: - Turgor kulit: Tidak dikaji
kembali < 2 kembali < 2
detik detik
Tidak Terkaji - Kelembaban - Kelembabab
: lembab : lembab
- Tidak ada - Tidak ada
kelemahan kelemahan
otot otot
- Kadang-
kadang
sering pegal-
pegal
7. Tanda-Tanda
Vital Tidak dikaji Tidak dikaji Tidak dikaji
Tidak Terkaji
No Pemeriksaan An. AD An. NA An. HA An. AJ An. S
1. Kepala Hitam, tidak Hitam, tidak Hitam, tidak Hitam Coklat
- Rambut rontok rontok rontok kecoklatan Tidak anemis
- Mata Tidak anemis Tidak anemis Tidak anemis Tidak anemis Simetris, bersih
- Hidung Simetris, bersih Simetris, bersih Simetris, bersih Simetris, bersih Simetris,
- Telinga Simetris, Simetris, Simetris, Simetris, bersih, tidak
bersih, tidak bersih, tidak bersih, tidak bersih, tidak ada
ada ada ada ada pembengkakan/
pembengkakan/ pembengkakan/ pembengkakan/ pembengkakan/ sakit

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


- Mulut sakit sakit sakit sakit Tidak ada
Jumlah gigi 20 Gigi masih Jumlah gigi 20 pembengkakan
buah, mulut lengkap, mulut buah, mulut Jumlah gigi 20 kelenjar tiroid,
- Leher bersih, bersih, tidak bersih, ada gigi buah, mulut
Tidak ada ada lesi berlobang di bersih,
pembengkakan Tidak ada geraham 2 buah Tidak ada
kelenjar tiroid, pembengkakan Tidak ada pembengkakan
tidak ada kelenjar tiroid, pembengkakan kelenjar tiroid,
kesulitan tidak ada kelenjar tiroid, tidak ada
menelan kesulitan tidak ada kesulitan
menelan kesulitan menelan
menelan
2. Dada Tidak Terkaji Tidak Terkaji Simetris Tidak terkaji Simetris
3. Paru-Paru Inspeksi: Auskultasi: Auskultasi:
Tidak Terkaji Tidak Terkaji gerakan dada suara vasikuler suara vasikuler
ritmis
Auskultasi:
suara vasikuler
4. Jantung Tidak Terkaji Tidak Terkaji Suara S1, S2, Suara S1, S2, Suara S1, S2,
normal normal normal
5. Abdomen Tidak Terkaji Tidak Terkaji Tidak terkaji Simetris Simetris
6. Ekstremitas Tidak Terkaji - Turgor kulit: - Turgor kulit: - Turgor kulit: - Turgor kulit:
kembali < 2 kembali < 2 kembali < 2 kembali < 2
detik detik detik detik
- Kelembaban - Kelembaban - Kelembaban - Kelembaban
: lembab : lembab : lembab : lembab
- Tidak ada - Tidak ada - Tidak ada - Tidak ada
kelemahan kelemahan kelemahan kelemahan
otot otot otot otot
7. Tanda-Tanda Tidak Terkaji Tidak Terkaji Tidak terkaji Tidak terkaji Tidak terkaji
Vital

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


II. ANALISA DATA
No. Data Fokus Masalah Keperawatan
1. DS: Ketidakefektifan pemberian ASI
- Ibu R mengatakan kesulitan selama pada Ibu R
memberikan ASI kepada an. I
- Ibu R mengatakan produksi ASInya
sedikit, sehingga anaknya sering rewel
ketika sedang menyusui karena ASI
kurang
- Ibu R mengatakan putingnya lecet karena
bayi sering menggigit putingnya ketika
menyusui
- Ibu R mengatakan tidak tahu bagaimana
cara merawat payudara
- Ibu R tidak tahu bagaimana cara agar
ASI bertambah banyak.
- Ibu R mengatakan kadang-kadang An.I
diberi susu formula karena sering rewel
- Ibu R mengatakan sudah mengkonsumsi
sayuran, namun ASI masih tetap sedikit
- Ibu R mengatakan tidak mempunyai
beban pikiran yang terlalu berat
DO:
- Usia anak S 1 bulan
- BB lahir: 3100 gram
- BB sekarang: 3700 gram
- PB: 48 cm
- An. S terlihat rewel dan gelisah ketika
sedang menyusu kepada ibu-nya
2. DS: Kurang pengetahuan mengenai
- Ibu R mengatakan dulu pernah alat kontrasepsi pada Ibu R
menggunakan KB suntik, namun tidak

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


cocok kemudian berhenti
- Ibu R mengatkan tidak tahu mengenai
KB IUD, implan, dan steril
- Ibu R mengatakan tidak berani
menggunakan KB selain KB suntik dan
pil
- Ibu R mengatakan pernah menggunakan
KB kalender, namun ternyata
pemahaman Ibu R tentang KB kalender
masih belum benar
- Ibu R mengatakan tidak mau menambah
anak lagi, namun masih belum tau harus
menggunakan KB apa
DO:
- Ibu R sudah mempunyai 11 anak
- Ibu R tidak mampu membedakan antara
IUD dan implan
- Ibu R mengkonsumsi pil KB dengan cara
yang kurang tepat

III. SKORING KELUARGA


1. Ketidakefektifan pemberian ASI pada anak S
NO KRITERIA SKOR BOBOT NILAI PEMBENARAN
1. Sifat Masalah 3 1 3/3 x 1 = 1 Masalah sedang terjadi.
Aktual : 3 Produksi ASI Ibu R tidak
Risiko : 2 mencukupi untuk kebutuhan
Potensial : 1 An. S
2. Kemungkinan 1 2 1/2 x 2 = 1 Tindakan untuk
masalah dapat diubah memperbanyak produksi
Mudah :2 ASI akan dilakukan, namun
Sebagian : 1 keberhasilan ditentukan
Tdk Dapat : 0 oleh usaha ibu untuk

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


melakukan kembali setiap
hari
3. Potensial masalah 2 1 2/3 x 1 = 2/3 Masalah sudah terjadi sejak
untuk dicegah An. S berusia 1 minggu, ibu
Tinggi : 3 mulai merasakan produksi
Cukup : 2 ASI berkurang.
Rendah : 1
4. Menonjolnya Masalah 2 1 2/2 x 1 = 1 Keluarga menganggap
Masalah berat dan masalah ini perlu diatasi
harus ditangani segera dan ingin produksi
segera: 2 ASI bertambah sehingga
Ada masalah tapi tdk kebutuhan nutrisi An. S
perlu ditangani terpenuhi
segera: 1
Masalah tidak
dirasakan: 0
TOTAL 3 2/3

2. Kurang pengetahuan mengenai alat kontrasepsi pada Ibu R

NO KRITERIA SKOR BOBOT NILAI PEMBENARAN


1. Sifat Masalah 3 1 3/3 x 1 = 1 Ibu R belum bisa
Aktual : 3 memutuskan menggunakan
Risiko : 2 KB apa untuk kedepannya
Potensial : 1 karena Ibu R belum paham
betul mengenai jenis-jenis
KB
2. Kemungkinan 1 2 1/2 x 2 = 1 Keyakina n Ibu R yang
masalah dapat diubah mengatakan beberapa jenis
Mudah :2 KB seperti IUD dan implan
Sebagian : 1 berbahaya untuk ibu-ibu
Tdk Dapat : 0 bekerja berat, sehingga

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


menimbulkan ketakutan
bagi ibu R untyuk
menggunakan KB tersebut
3. Potensial masalah 1 1 1/3 x 1 = 1/3 Ibu R meyakini bahwa alat
untuk dicegah kontrasepsi tidak ada yang
Tinggi : 3 cocok untuk digunakan.
Cukup : 2
Rendah : 1
4. Menonjolnya Masalah 2 1 2/2 x 1 = 1 Keluarga mengatakan
Masalah berat dan masalah ini segera diatasi
harus ditangani dan ibu R harus segera
segera: 2 menggunakan KB untuk
Ada masalah tapi tdk mencegah terjadinya
perlu ditangani kehamilan berikutnya
segera: 1
Masalah tidak
dirasakan: 0
TOTAL 3 1/3

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014
RENCANA KEPERAWATAN KELUARGA

Tujuan Kriteria Evaluasi


Diagnosa
No. Jangka Jangka pendek Kriteria Standar Rencana Intervensi
Keperawatan
panjang
1. Ketidakefektifan Setelah Setelah pertemuan selama
pemberian ASI pada tindakan 6x45 menit keluarga mampu:
ibu R keperawatan Mengenal manajemen laktasi
6x45 menit yang benar
peningkatan 1. Menyebutkan pengertian Respon verbal Manajemen laktasi/ASI eksklusif  Diskusikan dengan keluarga
pengetahuan manajemen laktasi. adalah pemberian ASI saja pada tentang pengertian
tentang ASI usia 6 bulan pertama dengan teknik manajemen laktasi.
eksklusif yang benar untuk mencapai hasil  Beri kesempatan keluarga
terjadi. yang optimal bagi ibu dan bayi. untuk bertanya.
 Evaluasi kembali penjelasan
yang sudah diberikan.
 Beri reinforcement positif
atas usaha keluarga
menjelaskan kembali.

2. Menyebutkan manfaat Respon verbal Keluarga dapat menyebutkan 3 dari  Diskusikan dengan keluarga
ASI bagi bayi. 5 manfaat ASI bagi bayi, yaitu ASI: tentang manfaat ASI bagi
 mengandung semua zat nutrisi bayi.
yang dibutuhkan bagi  Beri kesempatan keluarga
pertumbuhan dan perkembangan untuk bertanya.
bayi normal.  Evaluasi kembali penjelasan
 mengandung zat-zat kekebalan yang sudah diberikan.
(antibodi) yang akan melindungi  Beri reinforcement positif
bayi dari berbagai jenis infeksi. atas usaha keluarga
 mudah dicerna oleh bayi. menjelaskan kembali.
 selalu tersedia dalam suhu yang
tepat dimana dan kapan saja.
 membangun ikatan batin antara
ibu dan anak.
3. Menyebutkan manfaat Respon verbal Keluarga dapat menyebutkan 3 dari  Diskusikan dengan keluarga
ASI bagi ibu 5 manfaat ASI bagi ibu, yaitu: tentang manfaat ASI bagi ibu.
 ASI dapat disusukan kepada bayi  Beri kesempatan keluarga
setiap saat tanpa membutuhkan untuk bertanya.

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


persiapan apapun.  Evaluasi kembali penjelasan
 Menyusui membantu pengecilan yang sudah diberikan.
rahim kembali ke ukuran yang  Beri reinforcement positif
normal. atas usaha keluarga
 Menyusui dapat memperlambat menjelaskan kembali.
datangnya haid lagi sesudah
melahirkan, yang akan mencegah
kehamilan.
 Menyusui dapat mempercepat
mengembalikan bentuk tubuh ibu.
 Menyusui merupakan peristiwa
dan pengalaman yang indah dan
sangat didambakan oleh para ibu.

4. Menyebutkan perubahan Respon verbal Keluarga dapat menyebutkan 2 dari  Diskusikan dengan keluarga
yang terjadi pada 3 perubahan yang terjadi pada tentang perubahan yang
payudara. payudara, yaitu: terjadi pada payudara.
 Payudara akan menjadi lebih  Beri kesempatan keluarga
penuh, lebih keras, dan daerah untuk bertanya.
seputar puting menjadi lebih  Evaluasi kembali penjelasan
gelap. yang sudah diberikan.
 Terjadi pertumbuhan kelenjar  Beri reinforcement positif
susu dan penimbunan lemak di atas usaha keluarga
payudara. menjelaskan kembali.
 Terasa geli atau tajam di sekitar
payudara, disebabkan oleh
meningkatnya aliran darah ke
dalam payudara.

Keluarga dapat menyebutkan 2 dari  Diskusikan dengan keluarga


5. Menyebutkan nutrisi yang Respon Verbal 4 nutrisi yang tepat untuk ibu tentang nutrisi yang tepat
tepat untuk ibu menyusui.
menyusui, yaitu: untuk ibu menyusui.
 Kalsium, contohnya pada susu (2-  Beri kesempatan keluarga
4 gelas/ hari). untuk bertanya.
 Suplemen vitamin D.  Evaluasi kembali penjelasan
 Jus yang sudah diberikan.
 Air mineral (8-10 gelas/ hari).  Beri reinforcement positif
atas usaha keluarga
menjelaskan kembali.

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


Memutuskan untuk merawat
anggota keluarga yang sedang  Diskusikan dengan keluarga
menyusui Keluarga dapat menyebutkan 2 dari tentang akibat bila tidak
o Keluarga mampu Respon verbal 4 akibat bila tidak menyusui dengan menyusui dengan benar.
menyebutkan akibat bila benar:  Diskusikan keputusan
tidak menyusui dengan  Kurang gizi/ gizi buruk. keluarga untuk merawat
benar.  Gangguan tumbuh kembang. anggota keluarga yang
 Infeksi. sedang menyusui.
 Kurangnya ikatan batin antara  Beri kesempatan keluarga
ibu-anak. untuk bertanya.
 Evaluasi kembali penjelasan
yang sudah diberikan.
 Beri reinforcement positif
atas usaha keluarga
menjelaskan kembali.
o Keluarga mampu Respon verbal Keluarga mengambil keputusan
mengambil keputusan untuk untuk merawat anggota keluarga
merawat anggota keluarga yang sedang menyusui.
yang sedang menyusui.

Setelah dilakukan intervensi


keperawatan 3 x 45 menit
pertemuan
diharapkan keluarga
mampu :

1. Merawat keluarga dengan Verbal Keluarga dapat menyebutkan 6 dari 1. Kaji pengetahuan keluarga
ketidakefektifan menyusui 10 cara menyusui yang baik dan tentang cara menyusui
1.1. Menyebutkan cara benar dengan bahasa sendiri atau yang efektif.
menyusui yang efektif dengan bantuan lembar balik. 2. Beri reinforcement positif
(baik dan benar). - Cuci tangan sebelum menyusui atas jawaban keluarga.
- Bersihkan puting susu dengan 3. Diskusikan cara menyusui
air hangat yang efektif dengan
- Dilakukan dengan posisi duduk, keluarga.
bayi di pangku, kepala bayi 4. Beri kesempatan keluarga
diletakkan pada siku ibu dan untuk
tangan ibu menopang bokong bertanya.
bayi. 5. Jawab pertanyaan

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


- Tubuh bayi dekat/kontak keluarga.
danmenghadap ibu, perut ibu 6. Motivasi keluarga untuk
menempel pada bagian ibu. mengulang
- Sentuhkan puttingsusu pada kembali.
bibir/pipi bayi untuk 7. Beri reinforcement positif
merangsang agar mulut bayi atas keberhasilan
terbuka lebar. keluarga.
- Ketika mulut bayi terbuka lebar
masukkan putting susu dan
areola mamae ke dalam mulut
bayi.
- Posisi menyusui yang benar bila
ibu tidak merasa nyeri pada
puting susu.
- Menyusui dengan kedua
payudara secara bergantian
- Setelah disusui punggung bayi
ditepuk-tepuk, sampai bayi
bersendawa.
- ASI diberikan sesering mungkin
tanpa jadwal, lamanya 20-30
menit dengan jarak 2-3 jam.

1.2. Mendemonstrasikan Psikomotor Keluarga memdemonstrasikan cara 1. Diskusikan cara


cara menyusui yang menyusui yang efektif dengan menyusui yang efektif
efektif (baik dan bantuan minimal : dengan keluarga
benar) - Mencuci tangan sebelum 2. Mendemonstrasikan
menyusui menyusui yang efektif
- Bersihkan puting susu dengan 3. Beri kesempatan
air hangat keluarga untuk
- Dilakukan dengan posisi duduk, bertanya
bayi di pangku, kepala bayi 4. Jawab pertanyaan
diletakkan pada siku ibu dan keluarga
tangan ibu menopang bokong 5. Motivasi keluarga untuk
bayi. mendemonstrasikan
- Tubuh bayi dekat/kontak kembali cara menyusui
danmenghadap ibu, perut ibu yang efektif.
menempel pada bagian ibu. 6. Beri reinforcement
- Sentuhkan puttingsusu pada positif atas kemauan
bibir/pipi bayi untuk keluarga

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


merangsang agar mulut bayi mendemonstrasikan
terbuka lebar. 7. Evaluasi pada kunjungan
- Ketika mulut bayi terbuka lebar yang
masukkan putting susu dan tidak direncanakan
areola mamae ke dalam mulut
bayi.
- Posisi menyusui yang benar bila
ibu tidak merasa nyeri pada
puting susu.
- Menyusui dengan kedua
payudara secara bergantian
- Setelah disusui punggung bayi
ditepuk-tepuk, sampai bayi
bersendawa.

1.3. Mendemonstrasikan Psikomotor mendemonstrasikan 1. Diskusikan cara


cara merawat cara merawat payudara merawat payudara
payudara dengan bantuan minimal. dengan keluarga
mendemonstrasikan cara
Cara melakukan merawat payudara.
perawatan payudara adalah : 2. Beri kesempatan
- Tuangkan minyak secukupnya keluarga untuk bertanya
- Tempatkan kedua telapak jawab
tangan diantara kedua payudara 3. Jawab pertanyaan
- Urutlah payudara dari tengah keluarga
atas kearah luar kiri dan kanan 4. Motivasi keluarga untuk
bersamaan mendemonstrasikan
- Teruskan pengurutan ke arah kembali cara merawat
bawah. payudara
- Lalu urut ke atas sambil 5. Beri reinforcement
mengangkat kedua payudara positif atas kemauan
dan lepaskan kedua payudara keluarga
perlahanlahan. mendemonstrasikan
- Sokong payudara dengan satu 6. Evaluasi pada kunjungan
tangan sedang tangan yang lain yang tidak direncanakan
mengurut payudara dengan sisi
kelingking dari arah tepi ke arah
putting lakuka sebanyak 30 kali,
bergantian kiri dan kanan.
- Lakukan kembali seperti diatas

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


tetapi mengurut payudara
dengan buku-buku jari tangan.
- Payudara kiri dan kanan
dirangsang dengan air hangat
kemudian air dingin bergantian
dilakukan sedikitnya 5 kali.

Cara merawat payudara yang


bengkak :
- Mengompres payudara yang
bengkak dengan air hangat
untuk mengurangi rasa sakit
- Tetap menyusui dari payudara
kiri dan kanan secara bergantian
- Mengeluarkan ASI pada
payudara yang bengkak dengan
cara menekan payudara
berulangkali.

1.4 Menyusun menu makanan Verbal dan Mendiskusikan dengan keluarga 1. Diskusikan dengan
sehat bernutrisi untuk ibu psikomotor terkait pentingnya nutrisi bagi keluarga nutrisi seimbang
menyusui kesehatan ibu dan bayi, serta untuk ibu menyusui
pentingnya pemenuhan kebutuhan 2. Diskusikan menu
kalori harian melalui menu makanan dengan nutrisi
makanan yang sehat. seimbang sesuai dengan
kemampuan dan kondisi
Keluarga dapat menyebutkan 2 dari keluarga
3 manfaat nutrisi bagi ibu 3. Motivasi keluarga untuk
menyusui: menerapkan menu yang
- Mempertahankan tubuh dari telah disepakati
infeksi dan membantu proses 4. Evaluasi pada kunjungan
penyembuhan luka jahitan yang tidak direncanakan
- Mempertahankan kondisi sehat ke rumah keluarga.
bagi ibu 5. Beri kesempatan keluarga
- Meningkatkan jumlah dan mengekspresikan
kualitas ASI sehingga bayi perasaannya dan
tumbuh sehat mengajukan pertanyaan.
6. Jawab pertanyaan
Keluarga mampu menyebutkan 3 keluarga dan beri
hal yang harus diperhatikan terkait reinforcement positif.

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


nutrisi bagi ibu menyusui:
- Makanan dengan jumlah dan
nutrisi seimbang
- Makan dalam porsi kecil namun
sering
- Pilih makanan yang sesuai
selera dan daya beli
- Cukup cairan (8 gelas/ 1500-
2000 ml)
- Cegah lambung kosong
- Hindari pantangan makanan
kecuali atas petunjuk dokter

Keluarga mampu menyusun menu


sehat bernutrisi bagi ibu hamil
sesuai dengan kondisi dan selera
untuk menu makan satu hari

1.5 Mengajarkan cara pijat Respon verbal Keluarga mampu menyebutkan 1. Diskusikan dengan
okstitosin dn psikomotor pengertian dari pijat oksitosin keluarga mengenai
adalah suatu cara untuk membantu pengertian pijat oksitosin
pengeluaran ASI dengan 2. Diskusikan manfaat pijat
rangsangan pijatan pada kedua sisi oksitosin terhadap ASI ibu
tulang belakang dan mulai dari leher 3. Demonstrasikan bersama
kearah tulang belikat. keluarga cara pijat oksitosin
4. Motivasi keluarga untuk
Keluarga mampu menyebutkan 3 melakukannya setiap hari
dari 5 manfaat pijat oksitosin: 5. Evaluasi pada kunjungan
1. merangsang refleks let down yang tidak direncanakan ke
2. memberikan kenyamanan pada rumah keluarga.
ibu, 6. Beri kesempatan keluarga
3. mengurangi bengkak mengekspresikan
4. mengurangi sumbatan ASI perasaannya dan
5. merangsang pelepasan hormon mengajukan pertanyaan.
oksitosin 7. Jawab pertanyaan keluarga
dan beri reinforcement
positif.
Keluarga mendemonstrasikan
kembali langkah-langkah pijat
oksitosin:

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


1. Sebelum mulai dipijat,
sebaiknya dalam keadaan
telanjang dada dan terlebih
dahulu kompres payudara
dengan air hangat lalu lakukan
pijat payudara.
2. Siapkan cangkir/handuk yang
diletakkan di depan payudara
untuk menampung ASI yang
mungkin menetes keluar saat
pemijatan dilakukan.
3. Mintalah bantuan pada orang
lain untuk memijat. Lebih baik
jika dibantu oleh suami.
4. Ada 2 posisi yang bisa dicoba.
Yang pertama bisa telungkup di
meja. Atau posisi ibu telungkup
pada sandaran kursi.
5. Kemudian carilah tulang yang
paling menonjol pada tengkuk/
leher bagian belakang atau
disebut cervical vertebrae 7.
6. Dari titik tonjolan tulang turun
ke bawah kurang lebih 2 cm
dan ke kiri kanan kurang lebih
2 cm, di situlah posisi jari
diletakkan untuk memijat.
7. Memijat bisa menggunakan
jempol tangan kiri dan kanan
atau punggung telunjuk kiri dan
kanan.
8. Untuk ibu yang gemuk bisa
dengan cara posisi tangan
dikepal lalu gunakan tulang-
tulang di sekitar punggung
tangan.
9. Mulailah pemijatan dengan
gerakan memutar perlahan-
lahan lurus ke arah bawah pada
kedua sisi tulang belakang dan
dari leher ke arah tulang

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


belikat. Dapat juga diteruskan
sampai ke pinggang.
10. Pijat oksitosin bisa dilakukan
kapanpun ibu mau dengan
durasi 3-5 menit. Lebih
disarankan dilakukan sebelum
menyusui atau memerah ASI.

Setelah dilakukan pertemuan 4 Respon verbal Pada kunjungan yang tidak 1. Jelaskan kepada keluarga
dan 5 selama 2 x 45 menit, direncanakan, keluarga telah tentang cara memodifikasi
keluarga: melakukan 2 dari 3 cara lingkungan bagi ibu dan
4. Mampu memodifikasi memodifikasi lingkungan. bayi ketika menyusui.
lingkungan 2. Memotivasi keluarga
Cara memodifikasi lingkungan bagi untuk menerapkan cara
ibu dan bayi adalah : memodifikasi lingkungan
- Berikan suasana yang bagi ibu dan bayi ketika
nyaman. menyusui.
- Berikan lingkungan yang bersih 3. Evaluasi pada kunjungan
dan menyenangkan. yang tidak direncanakan
- Berikan penerangan yang ke rumah keluarga.
cukup. 4. Beri kesempatan keluarga
mengekspresikan
perasaannya dan
mengajukan pertanyaan.
5. Jawab pertanyaan
keluarga dan beri
reinforcement positif.

5. Mampu menggunakan
fasilitas pelayanan
kesehatan
5.1 Menyebutkan tempat Respon verbal Keluarga dapat menyebutkan 3 dari 1. Sebutkan pada keluarga
pelayanan kesehatan 4 fasilitas kesehatan yang dapat beberapa fasilitas
untuk dirujuk dikunjungi keluarga kesehatan yang dapat
- Posyandu digunakan
- Puskesmas 2. Diskusikan dengan
- Rumah Sakit keluarga berbagai sarana
pelayanan kesehatan yang
- Klinik Dokter
tersedia dapat dapat

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


5.2 Menyebutkan manfaat Respon verbal Keluarga dapat menyebutkan 2 dari digunakan
fasilitas kesehatan 3 manfaat kunjungan ke pusat 3. Jelaskan akan pentingnya
pelayanan kesehatan fasilitas pelayanan
- Mendapatkan pemeriksaan kesehatan tersebut
- Mendapatkan perawatan 4. Dorong keluarga untuk
- Mendapatkan penyuluhan atau mengunjungi fasilitas
pelayanan kesehatan
pendidikan kesehatan
5. Jelaskan kepada keluarga
manfaat pelayanan
kesehatan
6. Dorong keluarga untuk
mengungkapkan persepsi
7. Beri reinforcement positif.

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

No Diagnosa Tujuan Kriteria Evaluasi Rencana Keperawatan


Keperawatan Jangka Jangka Pendek Kriteria Standar
Panjang
1 Kurang pengetahuan Setelah Setelah dilakukan
mengenai alat dilakukan pertemuan 1 dan
kontrasepsi pada Ibu pertemuan 2sebanyak 2x 45 menit,
R selama 4x45 keluarga:
menit, keluarga 1. Mampu mengenal
ibu R dapat alat kontrasepsi
mengenal dan 1.1 Menyebutkan Respon Verbal Kontrasepsi adalah suatu a. Bina hubungan saling percaya
memilih alat definisi cara untuk mencegah dengan keluarga Ibu R
kontrasepsi kontrasepsi terjadinya kehamilan yang b. Buat kontrak pertemuan dengan
yang akan bertujuan untuk keluarga
digunakan menjarangkan kehamilan, c. Gali pengetahuan Ibu R tentang
merencanakan jumlah anak, alat kontrasepsi
dan meningkatkan d. Berikan informasi tentang definisi
kesejahteraan keluarga agar kontrasepsi pada Ibu R
keluarga dapat memberikan
perhatian dan pendidikan
maksimal pada anak.

1.2 Menyebutkan Respon Verbal Keluarga dapat 1. Gali pengetahuan Ibu R terkait
jenis-jenis menyebutkan 2 dari 3 jenis jenis-jenis kontrasepsi
kontrasepsi kontrasepsi: 2. Berikan informasi tentang jenis-
- Hormonal: suntik 1 jenis alat kontrasepsi
bulan, suntik 3 3. Diskusi dengan Ibu R, apakah ibu
bulan, pil KB,

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


susuk/implant R sudah menggunakan alat
- Mekanik: kondom, kontrasepsi
diafragma, IUD
- Mantap: tubektomi,
vasektomi

1.3 Menyebutkan Respon Verbal Keluarga mampu 1. Gali pengetahuan keluarga terkait
kelebihan dan menyebutkan kembali kelebihan dan kekurangan dari
kekurangan dari masing-masing 2 kelebihan masing-masing alat kontrasepsi
masing-masing dan kekurangan alat 2. Berikan informasi pada Ibu R
alat kontrasepsi kontrasepsi: tentang kelebihan dan kekurangan
6. Suntik KB
dari alat kontrasepsi
Keuntungan :
- Sangat efektif 3. Berikan reinforcment positif pada
- Kemungkinan salah atau ibu R dan keluarga
lupa memakainya tidak
ada
- Dapat diberikan pada ibu
menyusui karena tidak
mengurangi jumlah
produksi ASI
Kekurangan:
- Gangguan haid
- Pusing, mual, muntah,
rambut rontok,
jerawatan, BB naik,
menurunnya gairah
seksual, kulit menghitam
2. Pil KB
Keuntungan:
- Sangat efektif
- Dapat dihentikan dengan

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


tingkat kesuburan tinggi
- Tidak mengganggu
senggama
Kekurangan:
- Mengurangi produksi
ASI
- Mual, muntah,
pembesaran payudara,
perasaan lelah
- TD naik, Kulit muka
menghitam, jerawatan,
keputihan, gangguan
haid
3. Susuk/implant
Kelebihan :
- Efektif dan
mengembalikan
kesuburan secara
sempurna
- Tidak merepotkan
- Perlindungan 5 tahun
- Ideal bagi ibu yang tidak
mau punya anak lagi dan
belum siap untuk steril
4. Spiral/ IUD
Kelebihan:
- Daya kesuburan tinggi
Kekurangan:
- Perdarahan dari
kemaluan
- Mulas/nyeri
- Keputihan

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


- Keluhan suami merasa
tidak nyaman
- Terlambat haid
- Luka rahim
- Infeksi
- Keluarnya spiral

2. Mampu mengambil Respon Verbal Keluarga mampu 1. Gali pengetahuan keluarga ibu R
keputusan dalam menyebutkan 2 dari 3 terkait alat kontrasepsi
merawat anggota Resiko kehamilan di usia 2. Berikan infomasi pada Ibu R
keluarga yang akan tua: tentang alat kontrasepsi
- Persalinan sulit dan lama
menggunakan alat 3. Motivasi keluarga untuk
- Persalinan sebelum
kontrasepsi menyebutkan jenis alat
waktunya (prematur)
2.1 Menyebutkan kontrasepsi
- Perdarahan setelah
akibat bila ibu 4. Berikan reinforcement positif
persalinan
tidak
menggunakan KB
Pengaruh pada janin:
- Keguguran
- Bayi lahir mati
- Cacat bawaan
- Anemia pada bayi
- Berat badan lahir rendah
\

3. Mampu melakukan
perawatan sederhana
untuk anggota
keluarga

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


1.1 Mengajarkan cara Respon Verbal Keluarga mampu 1. Gali pengetahuan Ibu R tentang
KB sederhana dan mengulang lagi langkah- KB tanggal
menggunakan psikomotor langkah melakukan 2. Berikan informasi pada Ibu R
sistem kalender perhitungan KB sederhana tentang cara yang dapat dilakukan
dengan tanggal untuk menggunakan KG tanggal
3. Motivasi keluarga untuk
menggunakan alat kontrasepsi
Setelah dilakukan lain selain KB tanggal
pertemuan 4 dan 5 4. Berikan reinforcement positif
selama 2 x 45 menit,
keluarga:
4. Mampu Keluarga mampu 1. Gali pengetahuan Ibu R tentang
memodifikasi menyebutkan modifikasi modifikasi lingkungan yang bisa
lingkungan lingkungan yang bisa dilakukan bersama keluarga
4.1 Mencipatakan Respon verbal dilakukan antara lain 2. Berikan informasi pada Ibu R
lingkungan yang menciptakan lingkungan tentang cara melakukan modifikasi
aman dan nyaman yang aman dan nyaman lingkungan
3. Berikan reinforcement positif

5. Mampu
Keluarga dapat 1. Gali pengetahuan Ibu R tentang
menggunakan
menyebutkan 2 dari 4 pelayanan kesehatan yang bisa
fasilitas pelayanan
fasilitas kesehatan yang dikunjungi
kesehatan
dapat dikunjungi keluarga 2. Berikan informasi kepada Ibu R
5.1 Menyebutkan
Respon Verbal - Posyandu tentang manfaat fasilitas
tempat pelayanan
- Puskesmas kesehatan
kesehatan untuk
- Rumah Sakit 3. Dorong ibu untuk segera memilih
dirujuk
- Klinik Dokter alat kontrasepsi selain sperma
4. Berikan reinforcement positif

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


5.2 Menyebutkan Respon Verbal Keluarga dapat 1. Diskusikan dengan keluarga
manfaat fasilitas menyebutkan 2 dari 3 terkait manfaat fasilitas pelayanan
kesehatan manfaat kunjungan ke pusat kesehatan di sekitar tempat
pelayanan kesehatan tinggal
- Mendapatkan 2. Motivasi keluarga untuk
pemeriksaan menyebutkan kembali manfaat
- Mendapatkan dari fasilitas pelayanan kesehatan
perawatan 3. Berikan reinforcement positif atas
- Mendapatkan usaha keluarga.
penyuluhan atau
pendidikan
kesehatan
 

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


LAMPIRAN
CATATAN PERKEMBANGAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA IBU R
PKKMP KOMUNITAS
 

Nama KK : Bapak A
Nama Klien : Ibu R
DIAGNOSA WAKTU IMPLEMENTASI EVALUASI
Ketidakefektif Jumat, 9  Membina hubungan saling percaya S:
an pemberian Mei 2014  Memvalidasi keadaan keluarga  Keluarga Ibu R menyetujui kontrak kunjungan
ASI pada Ibu Pukul  Melakukan kontrak selama masa praktik mahasiswa di RW 01
R
10:00 –  Menjelaskan tujuan kunjungan dan tujuan praktik  Keluarga Ibu R menyetujui kunjungan saat ini
10:45 WIB  Melakukan pengkajian keluarga selama 45 menit
 Mendiskusikan dengan keluarga tentang pemberian  Ibu R mengatakan sekarang berumur
ASI pada Anak S  Ibu R mengatakan anak berusia 1 minggu bulan dan
 Membantu keluarga untuk mengidentifikasi masalah minum ASI
yang bisa timbul dari proses menyusui  Ibu R mengatakan ini adalah anak ke 11
 Memberikan reinforcement positif atas usaha yang  Ibu R mengatakan ASI-nya sedikit sekali sehingga
dilakukan keluarga Anak S sering rewel ketika menyusui

O:
 Keluarga Ibu R terlihat menerima kedatangan
mahasiswa dengan baik
 Keluarga Ibu R berespon baik terhadap tujuan dari
kunjungan mahasiswa dengan mengajukan
pertanyaan pada mahasiswa
 Keluarga Ibu R nampak antusias dalam
membicarakan masalah yang ada
 BB anak S 3100 gram
 Anak S rewel ketika sedang menyusu ke ibu R.

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


LAMPIRAN
CATATAN PERKEMBANGAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA IBU R
PKKMP KOMUNITAS
 

A:
Masalah kesehatan pada keluarga Ibu R belum
teridentifikasi
P:
- Melanjutkan pengkajian
Ketidakefektif Selasa, 20  Membina hubungan saling percaya S:
an pemberian Mei 2014  Memvalidasi keadaan keluarga  Ibu R mengatakan selalu berusaha memberikan ASI
ASI pada Ibu Pukul  Melakukan kontrak kepada anaknya
R
10:45-  Menjelaskan tujuan kunjungan  Ibu R mengatakan anak sering rewel ketika air
11:30 WIB  Melakukan pengkajian keluarga susunya habis
 Melakukan pemeriksaan fisik pada setiap anggota  Ibu R mengatakan ketika ASInya benar-benar habis
keluarga, pengukuran TTV, menimbang BB, dia memberikan susu formula kepada bayinya
memeriksa pengeluaran ASI pada Ibu R  Ibu R mengatakan gerak janin aktif
 Mendiskusikan dengan keluarga tentang riwayat  Ibu R mengatakan selalu mengkonsumsi sayuran
kesehatan keluarga setiap hari
 Membantu keluarga untuk mengidentifikasi masalah  Ibu R mengatakan tidak tahu mengapa ASInya bisa
pada Ibu R sedikit tidak seperti biasanya
 Bersama keluarga menyimpulkan masalah-masalah  Ibu R menyetujui kunjungan saat ini selama 45
kesehatan yang dihadapi oleh keluarga menit
 Memberikan reinforcement positif atas usaha yang
dilakukan keluarga O:
 Ibu R berespon baik terhadap tujuan dari kunjungan
mahasiswa dengan menceritakan riwayat kesehatan
keluarga
 TD Ibu R 150/70 mmHg
Nadi 110/menit

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


LAMPIRAN
CATATAN PERKEMBANGAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA IBU R
PKKMP KOMUNITAS
 

RR 20x/menit
Suhu 37 oC
BB : 60 kg TB : 159 cm
 Payudara Ibu R tampak padat dan besar
 Ada pengeluaran ASI ketika payudara dipijat
 Puting payudara ibu R menonjol
 Anak S tampak kuat ketika menghisap ASI

A:
Masalah ketidakefektifan pemberian ASI pada Ibu R

P:
- Melakukan TUK 1 sampai 3 sekaligus melengkapi
data pengkajian yang kurang
Ketidakefektif Kamis, 22  Memvalidasi keadaan keluarga S:
an pemberian Mei 2014  Menjelaskan tujuan kunjungan  Ibu R mengatakan ASI eksklusif adalah minuman
ASI pada Ibu Pukul  Membuat kontrak air susu ibu sehat bagi bayi selama 6 bulan pertama
R
10:30-  Menjelaskan manajemen laktasi/ASI eksklusif  Ibu R mengatakan manfaat ASI adalah untuk
11:25 WIB adalah pemberian ASI saja pada usia 6 bulan kebutuhan makanan bayi, untuk pertumbuhan, dan
pertama dengan teknik yang benar untuk sebagai pertahanan tubuh bayi
mencapai hasil yang optimal bagi ibu dan bayi.  Ibu R mengatakan manfaat ASI bagi ibu antara lain
 Menyebutkan manfaat ASI bagi bayi, yaitu ASI: hemat, tidak ribet, dan kalau bayi terbangun di
- Mengandung semua zat nutrisi yang dibutuhkan malam hari tidak perlu repot ke dapur terlebih
bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi normal. dahulu
- Mengandung zat-zat kekebalan (antibodi) yang  Ibu R mengatakan perubahan pada payudara antara
akan melindungi bayi dari berbagai jenis infeksi. lain makin besar, padat, dan kadang –kadang nyeri,
- Mudah dicerna oleh bayi.

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


LAMPIRAN
CATATAN PERKEMBANGAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA IBU R
PKKMP KOMUNITAS
 

- Selalu tersedia dalam suhu yang tepat dimana dan dan lecet bekas gigitan bayi
kapan saja.  Ibu R mengatakan nutrisi yang baik untuk ibvu
- Membangun ikatan batin antara ibu dan anak. menyusui yang mengandung karbohidrat, protein,
vitamin
 Menjelaskan manfaat ASI bagi ibu, yaitu:
 Ibu R mengatakan apabila anak tidak mendapatkan
- ASI dapat disusukan kepada bayi setiap saat tanpa ASI maka anak akan mudah kena penyakit, kurus,
membutuhkan persiapan apapun. dan selalu menangis
- Menyusui membantu pengecilan rahim kembali ke
ukuran yang normal. O:
- Menyusui dapat memperlambat datangnya haid  Ibu R menyebutkan pengertian ASI dan manajemen
lagi sesudah melahirkan, yang akan mencegah
laktasi cukup baik
kehamilan.
- Menyusui dapat mempercepat mengembalikan  Ibu R menyebutkan kembali 3 dari 5 manfaat ASI
bentuk tubuh ibu. bagi bayi dengan benar
- Menyusui merupakan peristiwa dan pengalaman  Ibu R menyebutkan kembali 2 dari 5 manfaat ASI
yang indah dan sangat didambakan oleh para ibu. bagi ibu
 Menjelaskan perubahan yang terjadi pada  Ibu R mengatakan 3 dari 3 perubahan pada payudara
payudara, yaitu:
dengan benar
- Payudara akan menjadi lebih penuh, lebih keras,
dan daerah seputar puting menjadi lebih gelap.  Ibu R mengatakan kembali 3 dari 4 nutrisi yang baik
- Terjadi pertumbuhan kelenjar susu dan bagi ibu menyusui
penimbunan lemak di payudara.  Ibu R mengatakan 3 dari 4 akibat anak tidak
- Terasa geli atau tajam di sekitar payudara, mendapatkan ASI kurang tepat
disebabkan oleh meningkatnya aliran darah ke
 Ibu R memperagakan kembali posisi yang benar
dalam payudara.
 Menyebutkan nutrisi yang tepat untuk ibu menyusui bayi
menyusui, yaitu:
- Kalsium, contohnya pada susu (2-4 gelas/ hari). A: TUK 1 – TUK 3 tercapai
- Suplemen vitamin D.

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


LAMPIRAN
CATATAN PERKEMBANGAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA IBU R
PKKMP KOMUNITAS
 

- Jus P:
- Air mineral (8-10 gelas/ hari). - TUK 3 mengenai perawatan payudara, pijat
 Menyebutkan akibat bila tidak menyusui dengan payudara dan pijat oksitosin
benar:
- Kurang gizi/ gizi buruk.
- Gangguan tumbuh kembang.
- Infeksi.
- Kurangnya ikatan batin antara ibu-anak.
 Mempraktikkan cara menyusui yang benar
Ketidakefektif Sabtu, 24  Memvalidasi keadaan keluarga S:
an pemberian Juni 2014  Menjelaskan tujuan kunjungan  Ibu R mengatakan tujuan pemijatan payudara adalah
ASI pada Ibu Pukul  Membuat kontrak untuk memperlancar produksi ASI
R
12:30-  Mengevaluasi TUK 3 mengenai cara menyusui yang  Bu R mengatakan tujuan pijat oksitosin adalah
13:00 WIB benar untuk memperbanyak ASI
 Menjelaskan teknik pemijatan payudara dan  Ibu R mengatakan posisi memijat oksitosin adalah
tujuannya adalah untuk merangsang produksi ASI dari leher belakang sampai punggung
agar keluar  Ibu R mengatakan manfaat dari pijat oksitosin
 Mendemonstrasikan cara pijat payudara pada adalah merangsang ASI keluar, mengurangi
phantom bengkak, memperbanyak ASI
 Meminta ibu untuk meredemontrasikan kembali
 Memberikan reinforcment positif O:
 Menjelaskan tujuan pijat oksitosin adalah untuk  Ibu R menjelaskan tujuan pijat payudara dengan
merangsang produksi dari titik tulang belakang benar
 Mendemonstrasikan cara pijat oksitosin  Ibu R menyebutkan kembali tujuan pemijatan
 Meminta ibu untuk meredemontrasikan kembali oksitosin kurang tepat
 Memberikan reinforcment positif  Ibu R mendemonstrasikan kembali cara pijat
payudara dengan benar

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


LAMPIRAN
CATATAN PERKEMBANGAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA IBU R
PKKMP KOMUNITAS
 

 Ibu R belum bisa melakukan pijat oksitosin karena


dirumah belum ada orang selain beliau dan bayinya

A: TUK 3 pijat oksitosin belum tercapai


P:
- Mengulangi TUK 3 pijat oksitosin
Ketidakefektif Senin, 26  Memvalidasi keadaan keluarga S:
an pemberian Mei 2014  Menjelaskan tujuan kunjungan  Ibu R mengatakan pijat oksitosin adalah pijat yang
ASI pada Ibu Pukul  Membuat kontrak dilakukan dipayudara agar ASInya banyak
R 13:00-  Mengevaluasi teknik perawatan payudara dan pijat  Ibu R mengatakan manfaat pijat oksitosin adalah
13:45 WIB payudara yang sudah dilakukan untuk memperbanyak ASI, mengurangi bengkak
 Menjelaskan kembali tentang pijat oksitosin adalah payudara, biar hormonnya keluar
suatu cara untuk membantu pengeluaran ASI dengan  Ibu R menyebutkan kembali posisi memijat adalah
rangsangan pijatan pada kedua sisi tulang belakang di leher bagian belakang hingga punggu dan
dan mulai dari leher kearah tulang belikat. dilakukan setiap hari

O:
Manfaat pijat oksitosin:  Ibu R menyebutkan kembali pengertian pijat
oksitosin dengan benar
1. merangsang refleks let down
2. memberikan kenyamanan pada ibu,  Ibu R mengatakan kembali 3 dari 5 manfaat pijat
3. mengurangi bengkak oksitosin dengan benar
4. mengurangi sumbatan ASI  Ibu R menyebutkan lokasi pemijatan dengan benar
5. merangsang pelepasan hormon oksitosin  Orang tua ibu R mendemonstrasikan pemijatan
oksitosin dengan benar
Keluarga mendemonstrasikan kembali langkah-  ASI keluar ketika dilakukan pemijatan
 Bayi segera disusukan ibu R ketika ASInya keluar

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


LAMPIRAN
CATATAN PERKEMBANGAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA IBU R
PKKMP KOMUNITAS
 

langkah pijat oksitosin: A:


- TUK 3 pijat oksitosin tercapai
1. Sebelum mulai dipijat, sebaiknya dalam keadaan
telanjang dada dan terlebih dahulu kompres
P:
payudara dengan air hangat lalu lakukan pijat
payudara. - TUK 3 menyusun menu makanan sehat bernustrisi
2. Siapkan cangkir/handuk yang diletakkan di depan untuk ibu menyusui
payudara untuk menampung ASI yang mungkin
menetes keluar saat pemijatan dilakukan.
3. Mintalah bantuan pada orang lain untuk memijat.
Lebih baik jika dibantu oleh suami.
4. Ada 2 posisi yang bisa dicoba. Yang pertama bisa
telungkup di meja. Atau posisi ibu telungkup pada
sandaran kursi.
5. Kemudian carilah tulang yang paling menonjol
pada tengkuk/ leher bagian belakang atau disebut
cervical vertebrae 7.
6. Dari titik tonjolan tulang turun ke bawah kurang
lebih 2 cm dan ke kiri kanan kurang lebih 2 cm, di
situlah posisi jari diletakkan untuk memijat.
7. Memijat bisa menggunakan jempol tangan kiri dan
kanan atau punggung telunjuk kiri dan kanan.
8. Untuk ibu yang gemuk bisa dengan cara posisi
tangan dikepal lalu gunakan tulang-tulang di
sekitar punggung tangan.
9. Mulailah pemijatan dengan gerakan memutar
perlahan-lahan lurus ke arah bawah pada kedua sisi
tulang belakang dan dari leher ke arah tulang
belikat. Dapat juga diteruskan sampai ke pinggang.
 Pijat oksitosin bisa dilakukan kapanpun ibu mau

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


LAMPIRAN
CATATAN PERKEMBANGAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA IBU R
PKKMP KOMUNITAS
 

dengan durasi 3-5 menit. Lebih disarankan dilakukan


sebelum menyusui atau memerah ASI.
Ketidakefektif Rabu, 28  Memvalidasi keadaan keluarga S:
an pemberian Mei 2014  Menjelaskan tujuan kunjungan  Ibu R menyebutkan kembali manfaat nutrisi
ASI pada Ibu Pukul Membuat kontrak seimbang bagi ibu menyusui adalah meningkatkan
R 12.30-  Melakukan evaluasi mengenai pijat payudara dan produksi dan kualitas ASI, agar ibu sehat dan bayi
13.30 WIB pijat oksitosin sehat, membantu penyembuhan luka
 Mendiskusikan dengan keluarga terkait pentingnya  Ibu R mengatakan hal yang harus diperhatikan
nutrisi bagi kesehatan ibu dan bayi, serta pentingnya selama ibu menyusui adalah makan nutrisi
pemenuhan kebutuhan kalori harian melalui menu seimbang, makan sayur, buah, banyak minum air
makanan yang sehat. putih, makan sedikit namun sering.
 Menyebutkan manfaat nutrisi bagi ibu menyusui:  Ibu R mengatakan makanan seimbang itu yang
- Mempertahankan tubuh dari infeksi dan membantu mengandung zak gizi cukup bagi tubuh
proses penyembuhan luka jahitan
- Mempertahankan kondisi sehat bagi ibu O:
- Meningkatkan jumlah dan kualitas ASI sehingga  Ibu R menyebutkan 3 dari 3 manfaat mengkonsumsi
bayi tumbuh sehat
makanan seimbang selama menyusui dengan benar
 Menyebutkan 3 hal yang harus diperhatikan terkait
nutrisi bagi ibu menyusui:  Ibu R menyebutkan kembali hal yang harus
- Makanan dengan jumlah dan nutrisi seimbang diperhatikan makananannya selama menyusui
- Makan dalam porsi kecil namun sering dengan benar
- Pilih makanan yang sesuai selera dan daya beli  Ibu R mengatakan kembali jenis makanan yang
- Cukup cairan (8 gelas/ 1500-2000 ml) seimbang dengan benar
- Cegah lambung kosong
 Ibu R mampu menyusun menu makanan seimbang
- Hindari pantangan makanan kecuali atas petunjuk
dokter setiap hari
 Menyebutkan jenis makanan yang dianjurkan untuk
ibu menyusui: A: TUK 3 mengenai nutrisi tercapai
- Energy yang dianjurkan ditambah 500 kkal untuk

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


LAMPIRAN
CATATAN PERKEMBANGAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA IBU R
PKKMP KOMUNITAS
 

enam bulan pertama dan ditambahkan 550 kkal


untuk enam bulan berikutnya P:
- Protein berjumlah 10-15% dari totoal kebutuhan - Melanjutkan TUK 4 dan 5
energy
- Lemak berjumah 20-25% dari total kebutuhan
energy per hari
- Karbohidrat berjumlah 50-60% dari total energy
per hari
- Vitamin dan mineral yang sesuai
 Keluarga mampu menyusun menu sehat bernutrisi
bagi ibu hamil sesuai dengan kondisi dan selera
untuk menu makan satu hari
Ketidakefektif Jumat, 30  Memvalidasi keadaan keluarga S:
an pemberian Mei 2013,  Menjelaskan tujuan kunjungan  Ibu R mengatakan kondisi yang aman dan nyaman
ASI pada Ibu Pukul  Membuat kontrak baik untuk ibu yang sedang menyusui
R
10.00-  Mendiskusikan dengan keluarga tentang manfaat  Ibu R mengatakan manfaat faskes adalah untuk
10.45 WIB memodifikasi lingkungan tempat berobat, penyuluhan kesehatan
 Meminta keluarga untuk menjelaskan lingkungan  Ibu R mengatakan jenis faskes yang bisa dikunjungi
rumah yang sesuai untuk ibu menyusui antara lain, bidan, puskesmas, dan RS
 Meminta keluarga untuk menjelaskan kepada
keluarga tentang manfaat fasilitas kesehatan
O:
 Meminta keluarga untuk mnyebutkan kembali
manfaat fasilitas kesehatan  Ibu R mampu menyebutkan manfaat modifikasi
 Meminta keluarga untuk menjelaskan jenis-jenis lingkungan dengan benar
fasilitas kesehatan yang dapat digunakan yaitu  Ibu R mampu menyebutkan 3 dari 4 manfaat faskes
dengan benar
 Ibu R mampu menyebutkan 3 dari 4 faskes yang
bisa dikunjungi dengan benar

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


LAMPIRAN
CATATAN PERKEMBANGAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA IBU R
PKKMP KOMUNITAS
 

A: TUK 4 dan TUK 5 tercapai

P: evaluasi TUK 1- TUK 5


Ketidakefektif Senin, 2  Memvalidasi keadaan keluarga S:
an pemberian Juni 2014  Menjelaskan tujuan kunjungan  Ibu R mengatakan ASI adalah makanan terbaik buat
ASI pada Ibu Pukul  Membuat kontrak bayi harus diberikan selama 6 bulan
R
12.30-  Mengevaluasi TUK 1 – TUK 5  Ibu R mengatakan manfaat ASI adalah sumber
13:30 WIB TUK 1 makanan utama bayi, untuk pertumbuhan bayi,
Dengan menggunakan lembar balik dan leaflet: kekebalan tubuh bayi
 Mendiskusikan dengan keluarga tentang pengertian  Ibu R mengatakan manfaat ASI bagi ibu adalah
ASI dan manajemen laktasi hemat, ekonomis, tidak ribet, mudah didapat
 Mendiskusikan dengan keluarga tentang manfaat
 Ibu R mengatakan perubahan pada payudara selama
ASI bagi bayi dan ibu
menyusui jadi lebih besar karena mengandung ASI
 Mendiskusikan dengan keluarga tentang perubahan
pada payudara selama hamil dan menyusui  Ibu R mengatakan nutrisi yang baik selama
 Mendiskusikan dengan keluarga tentang nutrisi menyusui adalah yang mengandung kalsium,
seimbang ibu menyusui karbohidrat , dan vitamin
TUK 2  Ibu R mengatakan akibat bila tidak menyusui anak,
 Mendiskusikan dengan keluarga tentang akibat bila anak jadi kurus, mudah sakit, payudara bengakak
tidak menyusui anak
dan sakit
TUK 3:
 Mendiskusikan cara menyusui yang benar  Ibu R mengatakan posisi menyusui sangat
 Mendiskusikan cara perawatan payudara berpengaruh terhadap keberhasilan menyusui
 Meminta keluarga untuk mendemonstrasikan cara  Ibu R mengatakan pijat payudara dan pijat oksitosin
perawatan payudara berguna untuk memperbanyak produksi ASI
 Meminta keluarga untuk menjelaskan pijat payudara  Ibu R mengatakan nutrisi seimbang bagus untuk
 Meminta keluarga untuk menjelaskan tentang cara memperbanyak produksi ASI
pemijatan oksitosin
 Ibu R mengatakan sudah tidak memberikan susu
 Meminta keluarga untuk memperagakan cara pijat

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


LAMPIRAN
CATATAN PERKEMBANGAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA IBU R
PKKMP KOMUNITAS
 

payudara dan pijat oksitosin formula lagi buat anaknya


 Meminta keluarga menyusun menun makanan  Ibu R mengatyakan anaknya sudah jarang rewel
seimbang untuk sehari ketika menyusui
TUK 4:
 Ibu R mengatakan dan merasakan ASInya sekarang
 Mendiskusikan dengan keluarga tentang manfaat
memodifikasi lingkungan lebih banyak daripada sebelumnya
 Meminta keluarga untuk menjelaskan lingkungan  Ibu R mengatakan belum pernah memerah
rumah yang sesuai untuk ibu menyusui payudara, karena belum ada alat dan belum mampu
TUK 5: untuk membelinya
 Meminta keluarga untuk menjelaskan kepada  Ibu R mengatakan kondisi yang aman dan nyaman
keluarga tentang manfaat fasilitas kesehatan baik untuk ibu yang sedang menyusui
 Meminta keluarga untuk mnyebutkan kembali
 Ibu R mengatakan manfaat faskes adalah untuk
manfaat fasilitas kesehatan
 Meminta keluarga untuk menjelaskan jenis-jenis tempat berobat, penyuluhan kesehatan
fasilitas kesehatan yang dapat digunakan yaitu  Ibu R mengatakan jenis faskes yang bisa dikunjungi
puskesmas, rumah sakit, dan klinik. antara lain, bidan, puskesmas, dan RS
 Memotivasi keluarga untuk berkunjung ke fasilitas
kesehatan O:
 Ibu R dapat menyebutkan pengertian ASI dan
manajemen laktasi dengan benar
 Ibu R mampu menyebutkan 3 dari 5 mabnfaat ASI
bagi bayi
 Ibu R mampu meyebutkan 4 dari 5 manfaat ASI
bagi ibu
 Ibu R mampu menyebutkan perubahan pada
payudara selama menyusui dengan benar
 Ibu R mengatakan manfaat nutrisi seimbang dengan
tepat

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


LAMPIRAN
CATATAN PERKEMBANGAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA IBU R
PKKMP KOMUNITAS
 

 Ibu R mendemonstrasikan cara posisi menyusui


dengan benar
 Ibu R mendemonstrasikan cara perawatan payudara,
pijat payudara, dan pijat oksitosin dengan benar
 Ibu R mampu menyusun menu makanan seimbang
dalam satu hari
 ASI ibu R keluar setiap melakukan pijatan
 Bayi S tampak tenang ketika menyusu dengan
ibunya
 Bayi sudah tidak meminum susu formula lagi
 BB sekarang 3700 gram
 Ibu R mampu menyebutkan manfaat modifikasi
lingkungan dengan benar
 Ibu R mampu menyebutkan 3 dari 4 manfaat faskes
dengan benar
 Ibu R mampu menyebutkan 3 dari 4 faskes yang
bisa dikunjungi dengan benar

A: TUK 1-TUK 5 tercapai

P: melanjutkan inervensi keluarga untuk diagnosa ke


dua
Kurang Rabu, 4  Memvalidasi keadaan keluarga S:
pengetahuan Juni 2014  Menjelaskan tujuan kunjungan  Ibu R mengatakan kontrasepsi adalah KB untuk
mengenai alat Pukul  Membuat kontrak waktu memnunda kehamilan
kontrasepsi
12:00-  Menjelaskan kontrasepsi adalah suatu cara untuk  Ibu R mengatakan jenis-jenis KB adalah suntik, pil,
pada Ibu R IUD, Implan.

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


LAMPIRAN
CATATAN PERKEMBANGAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA IBU R
PKKMP KOMUNITAS
 

13:45 WIB mencegah terjadinya kehamilan yang bertujuan untuk  Ibu R mengatakan risiko tidak menggunakan KB
menjarangkan kehamilan, merencanakan jumlah adalah anak banyak, hamil lagi di usia tua, Risiko
anak, dan meningkatkan kesejahteraan keluarga agar bayi prematur, cacat, persalinan sulit.
keluarga dapat memberikan perhatian dan pendidikan  Ibu R mengatkan masa subur itu adalah masa-masa
sebelum menstruasi
maksimal pada anak.
 Menyebutkan jenis alat kontrasepsi antara lain O:
hormonal, mekanink, dan mantap  Ibu R mengtakan pengertian kontraseps dengan baik
 Menyebutkan kelebihan dan kekurangan masing-  Ibu R mengatakan jenis alat kontrasepsi kurang
masing alat kontrasespsi tepat
 Keluarga mampu menyebutkan:  Ibu R mengatakan kelebihan dan kekurangan
- Resiko kehamilan di usia tua masing-masing alat kontrasepsi dengan baik
- Persalinan sulit dan lama  Ibu R mampu melakukan perhitungan sederhana
menggunakan KB kalender
- Persalinan sebelum waktunya (prematur)
- Perdarahan setelah persalinan A:
 Pengaruh pada janin: - TUK 1 – TUK 3 tercapai
- Keguguran
- Bayi lahir mati P:
- Cacat bawaan - Melanjutkan TUK 4 dan TUK 5
- Anemia pada bayi
- Berat badan lahir rendah
 Mengajarkan cara perhitungan sederhana
menggunakan KB kalender
Kurang Jumat, 6  Memvalidasi keadaan keluarga S:
pengetahuan Juni 2014  Menjelaskan tujuan kunjungan  Ibu R mengatakan lingkungan yang nyaman seperti
mengenai alat Pukul  Membuat kontrak waktu lingkungan yang bersih dan tenang
kontrasepsi
12:00-  Menjelaskan lingkungan yang aman dan nyaman  Ibu R mengatakan manfaat faskes antara lain
pada Ibu R untuk ibu R tempat berobat dan perawatan.

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


LAMPIRAN
CATATAN PERKEMBANGAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA IBU R
PKKMP KOMUNITAS
 

13:45 WIB - Menjelaskan manfaat faskes antara lain  Ibu R mengatakan tempat faskes antara lain
Mendapatkan pemeriksaan puskesmas, posyandu, RS.
- Mendapatkan perawatan
O:
- Mendapatkan penyuluhan atau pendidikan  Ibu R menyebutkan kembali pengertian kontrasepsi
kesehatan dengan benar
 Menjelaskan jenis-jenis faskes antara lain  Ibu R mengatakan 3 dari 3 manfaat faskes dengan
benar
posyandu, puskesmas, tempat praktik
 Ibu R mengatakan jenis-jenis faskes dengan benar
bidan/dokter, dan RS.
A:
 TUK 4 dan TUK 5 tercapai

P:
 Evaluasi TUK 1-TUK 5
Kurang Selasa, 10  Memvalidasi keadaan keluarga S:
pengetahuan Juni 2014  Menjelaskan tujuan kunjungan  Ibu R mengatakan kontrasepsi adalah KB untuk
mengenai alat Pukul  Membuat kontrak waktu memnunda kehamilan
kontrasepsi
13:00-  Menjelaskan kontrasepsi adalah suatu cara untuk  Ibu R mengatakan jenis-jenis KB adalah suntik, pil,
pada Ibu R IUD, Implan.
13:55 WIB mencegah terjadinya kehamilan yang bertujuan untuk
 Ibu R mengatakan risiko tidak menggunakan KB
menjarangkan kehamilan, merencanakan jumlah
adalah anak banyak, hamil lagi di usia tua, Risiko
anak, dan meningkatkan kesejahteraan keluarga agar bayi prematur, cacat, persalinan sulit.
keluarga dapat memberikan perhatian dan pendidikan  Ibu R mengatkan masa subur itu adalah masa-masa
maksimal pada anak. sebelum menstruasi
 Menyebutkan jenis alat kontrasepsi antara lain  Ibu R mengatakan lingkungan yang nyaman seperti
hormonal, mekanink, dan mantap lingkungan yang bersih dan tenang
 Ibu R mengatakan manfaat faskes antara lain
 Menyebutkan kelebihan dan kekurangan masing-
tempat berobat dan perawatan.
masing alat kontrasespsi
 Ibu R mengatakan tempat faskes antara lain

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


LAMPIRAN
CATATAN PERKEMBANGAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA IBU R
PKKMP KOMUNITAS
 

 Keluarga mampu menyebutkan: puskesmas, posyandu, RS.


- Resiko kehamilan di usia tua
- Persalinan sulit dan lama O:
- Persalinan sebelum waktunya (prematur)  Ibu R mengtakan pengertian kontraseps dengan
- Perdarahan setelah persalinan baik
 Ibu R mengatakan jenis alat kontrasepsi kurang
Pengaruh pada janin:
tepat
- Keguguran  Ibu R mengatakan kelebihan dan kekurangan
- Bayi lahir mati masing-masing alat kontrasepsi dengan baik
- Cacat bawaan  Ibu R mampu melakukan perhitungan sederhana
- Anemia pada bayi menggunakan KB kalender
- Berat badan lahir rendah  Ibu R menyebutkan kembali pengertian kontrasepsi
 Mengajarkan cara perhitungan sederhana dengan benar
menggunakan KB kalender  Ibu R mengatakan 3 dari 3 manfaat faskes dengan
 Menjelaskan lingkungan yang aman dan nyaman benar
untuk ibu R  Ibu R mengatakan jenis-jenis faskes dengan benar
- Menjelaskan manfaat faskes antara lain A:
TUK 1- TUK 5 tercapai
Mendapatkan pemeriksaan
-Mendapatkan perawatan P:
-Mendapatkan penyuluhan atau pendidikan  Mengkaji tingkat kemandirian keluarga
kesehatan  Terminasi
 Menjelaskan jenis-jenis faskes antara lain
posyandu, puskesmas, tempat praktik
bidan/dokter, dan RS.
Terminasi Jumat, 13  Memvalidasi keadaan keluarga S:
Juni 2014  Menjelaskan tujuan kunjungan  Ibu R mengatakan akan selalu memberikan ASI
Pukul  Terminasi pada anaknya
13:00-  Memotivasi keluarga untuk mempertahankan dan  Ibu R mengatakan akan melakukan perawatan

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


LAMPIRAN
CATATAN PERKEMBANGAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA IBU R
PKKMP KOMUNITAS
 

13:55 WIB meningkatkan usaha perawatan yang telah dilakukan payudara setip hari
 Memotivasi keluarga untuk tetap memberikan ASI  Ibu R mengatakan akan terus memenuhi kebutuhan
pada anak S nutrisinya
 Motivasi keluarga untuk melakukan perawatan  Ibu R mengatakan berterima kasih atas kunjungan
payudara, pijat payudara, dan pijat oksitosin setiap dan ilmu yang diberikan mahasiswa
hari  Ibu R mengatakan akan tetap melakukan hal-hal
 Memotivasi keluarga untuk tetap memanfaatkan yang telah diberitahukan
fasilitas pelayanan kesehatan bila ada anggota  Ibu R berharap keluarganya dapat terus sehat
keluarga yang sakit  Ibu R mengatakan sudah mulai mengajarkan cara
 Memberikan reinforcement positif terhadap pijat payudara dan oksitosin kepada adikknya yang
pencapaian yang telah diraih keluarga juga mempunyai bayi

O:
 Ibu R berespon baik terhadap masukan yang
diberikan
 Tingkat kemandirian keluarga IV
A:
- Masalah ketidakefektifan pemberian ASI teratasi
- Masalah kurang pengetahuan mengenai alat
kontrasepsi teratasi
P:
- Melaporkan hasil kunjungan kepada kader
- Meminta kader untuk tetap melakukan pengawasan
terhadap kondisi Ibu R

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


FORMAT EVALUASI SUMATIF
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Diagnosa 1:
Ketidakefektifan Pemberian ASI pada Ibu R

No RESPON KELUARGA HASIL Modifikasi intervensi


Ya Tidak
1 Keluarga mampu menyebutkan
pengertian ASI Ekslusif adalah √
pemberian ASI saja pada usia 6 bulan
pertama dengan teknik yang benar
untuk mencapai hasil yang optimal
bagi ibu dan bayi.
2 Keluarga mampu menyebutkan
3 dari 5 Manfaat ASI bagi Bayi:
 mengandung semua zat nutrisi yang √
dibutuhkan bagi pertumbuhan dan
perkembangan bayi normal.
 mengandung zat-zat kekebalan
(antibodi) yang akan melindungi bayi
dari berbagai jenis infeksi.
 mudah dicerna oleh bayi.
 selalu tersedia dalam suhu yang tepat
dimana dan kapan saja.
 membangun ikatan batin antara ibu
dan anak.

3 dari 5 Manfaat ASI bagi Ibu:


 ASI dapat disusukan kepada bayi √
setiap saat tanpa membutuhkan
persiapan apapun.
 Menyusui membantu pengecilan
rahim kembali ke ukuran yang
normal.
 Menyusui dapat memperlambat
datangnya haid lagi sesudah
melahirkan, yang akan mencegah
kehamilan.
 Menyusui dapat mempercepat
mengembalikan bentuk tubuh ibu.
 Menyusui merupakan peristiwa dan
pengalaman yang indah dan sangat
didambakan oleh para ibu.
3 Keluarga dapat menyebutkan 2 dari 3 √ Menjelaskan kembali

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


perubahan yang terjadi pada payudara, dengan menggunakan
yaitu: lembar balik

 Payudara akan menjadi lebih penuh,


lebih keras, dan daerah seputar puting
menjadi lebih gelap.
 Terjadi pertumbuhan kelenjar susu
dan penimbunan lemak di payudara.
 Terasa geli atau tajam di sekitar
payudara, disebabkan oleh
meningkatnya aliran darah ke dalam
payudara.
4 Keluarga dapat menyebutkan 2 dari 4
nutrisi yang tepat untuk ibu menyusui, √
yaitu:

 Kalsium, contohnya pada susu (2-4


gelas/ hari).
 Suplemen vitamin D.
 Jus
 Air mineral (8-10 gelas/ hari).
5 Keluarga dapat menyebutkan 2 dari 4 √
akibat bila tidak menyusui dengan
benar:

 Kurang gizi/ gizi buruk.


 Gangguan tumbuh kembang.
 Infeksi.
 Kurangnya ikatan batin antara ibu-
anak.
6 Keluarga mampu mendemonstrasikan √
cara menyusui yang benar

7 Keluarga mampu mendemonstrasikan √


cara perawatan payudara, pijat
payudara, dan pijat oksitosin dengan
benar
8 Keluarga mampu menyusun menu √
sehat bernutrisi bagi ibu hamil sesuai
dengan kondisi dan selera untuk menu
makan satu hari

9 Keluarga mampu menyebutkan 2 dari 3


cara memodifikasi lingkungan untuk √
mendukung pemberian ASI
- Berikan suasana yang

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


nyaman.

- Berikan lingkungan yang bersih dan


menyenangkan.
- Berikan penerangan yang cukup.

10 Keluarga mampu melakukan √


modifikasi lingkungan untuk
mengatasi masalah ketidakefektifan
ASI
12 Keluarga mampu menyebutkan
manfaat fasilitas kesehatan yaitu
sebagai sarana untuk pemeriksaan,
perawatan/pengobatan jika terjadi √
masalah pada saat pemberian ASI,
sebagai sarana untuk mendapatkan
informasi yang akurat dan tepat untuk
mengatasi masalah ketidakefektifan
pemberian ASI
13 Keluarga mampu menyebutkan 3 dari 4
fasilitas pelayanan kes. yang dapat
digunakan dalam penanganan masalah √
ketidakefektifan pemberian ASI, yaitu:
puskesmas, posyandu, RS, dan dokter
praktek.

14 Keluarga mampu memanfaatkan


fasilitas kesehatan untuk penanganan √
masalah ketidakefektifan pemberian
ASI

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


FORMAT EVALUASI SUMATIF
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Diagnosa 1:
Kurang pengetahuan mengenai alat kontrasepsi pada Ibu R

No RESPON KELUARGA HASIL Modifikasi intervensi


Ya Tidak
1 Keluarga mampu menyebutkan
pengertian kontrasepsi adalah suatu
cara untuk mencegah terjadinya √
kehamilan yang bertujuan untuk
menjarangkan kehamilan,
merencanakan jumlah anak, dan
meningkatkan kesejahteraan keluarga
agar keluarga dapat memberikan
perhatian dan pendidikan maksimal
pada anak.
2 Keluarga dapat menyebutkan 2 dari 3 Ibu R kesulitan ketika
jenis kontrasepsi: menyebutjan secara
- Hormonal: suntik 1 bulan, √ lengkap jenis-jenis
suntik 3 bulan, pil KB, KB, sehingga untuk
susuk/implant mempermudah
- Mekanik: kondom, diafragma,
mahasiswa
IUD
- Mantap: tubektomi, vasektomi mengulangi
penjelasan dengan
display yang sudah
dipersiapkan
sebelumnya
3 Keluarga mampu menyebutkan √ Hampir semua
kembali masing-masing 2 kelebihan kelebihan dan
dan kekurangan alat kontrasepsi: keuntungan alat-alat
1. Suntik KB
KB sama. Untuk
Keuntungan :
- Sangat efektif mempermudah
- Kemungkinan salah atau lupa mengingatkan
memakainya tidak ada kembali, Ibu R diberi
- Dapat diberikan pada ibu menyusui leaflet khusus
karena tidak mengurangi jumlah menuliskan tentang
produksi ASI kelebihan dan
Kekurangan:
kekurangan alat KB
- Gangguan haid
- Pusing, mual, muntah, rambut disertai gambar.
rontok, jerawatan, BB naik,

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


menurunnya gairah seksual, kulit
menghitam
2. Pil KB
Keuntungan:
- Sangat efektif
- Dapat dihentikan dengan tingkat
kesuburan tinggi
- Tidak mengganggu senggama
Kekurangan:
- Mengurangi produksi ASI
- Mual, muntah, pembesaran
payudara, perasaan lelah
- TD naik, Kulit muka menghitam,
jerawatan, keputihan, gangguan
haid
3. Susuk/implant
Kelebihan :
- Efektif dan mengembalikan
kesuburan secara sempurna
- Tidak merepotkan
- Perlindungan 5 tahun
- Ideal bagi ibu yang tidak mau
punya anak lagi dan belum siap
untuk steril
4. Spiral/ IUD
Kelebihan:
- Daya kesuburan tinggi
Kekurangan:
- Perdarahan dari kemaluan
- Mulas/nyeri
- Keputihan
- Keluhan suami merasa tidak
nyaman
- Terlambat haid
- Luka rahim
- Infeksi
- Keluarnya spiral
4 Keluarga mampu menyebutkan 2
dari 3 Resiko kehamilan di usia tua:
- Persalinan sulit dan lama √
- Persalinan sebelum waktunya
(prematur)
- Perdarahan setelah persalinan
5 Keluarga mampu menyebutkan 3
dari 5 Resiko kehamilan di usia tua
pengaruh pada janin: √
- Keguguran
- Bayi lahir mati

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


- Cacat bawaan
- Anemia pada bayi
- Berat badan lahir rendah
6 Keluarga mampu mengulang lagi √ Perhitungan terlalu
langkah-langkah melakukan rumit menurut ibu R.
perhitungan KB sederhana dengan Untuk mempermudah
tanggal mahasiswa
memberikan rumus
berwarna sehingga Ibu
R mudah untuk
mengingat mana yang
penting dan mana
yang tidak
8 Keluarga mampu menyebutkan √
modifikasi lingkungan yang bisa
dilakukan antara lain menciptakan
lingkungan yang aman dan nyaman
9 Keluarga dapat menyebutkan 2 dari 4 √
fasilitas kesehatan yang dapat
dikunjungi keluarga
- Posyandu
- Puskesmas
- Rumah Sakit
- Klinik Dokter
10 Keluarga dapat menyebutkan 2 dari 3
manfaat kunjungan ke pusat pelayanan
kesehatan √
- Mendapatkan pemeriksaan
- Mendapatkan perawatan
- Mendapatkan penyuluhan atau
pendidikan kesehatan
14 Keluarga mampu memanfaatkan
fasilitas kesehatan untuk menggunakan √
KB

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014


Tingkat Kemandirian Keluarga Ibu R (44 tahun)
NO KRITERIA YA TIDAK PEMBENARAN
1 Keluarga menerima petugas √ Keluarga Ibu R menerima dengan baik
kesehatan kedatangan mahasiswa setiap kali
berkunjung dan menyetujui akan ditangan
mahasiswa minimal 2xseminggu
2 Keluarga menerima √ Ibu R menerima dan bekerja sama dengan
pelayanan kesehatan sesuai baik sekali bersama mahasiswa, sehingga
rencana selama memberikan penyuluhan kesehatan,
informasi dapat diserap dengan baik
3 Keluarga menyatakan √ Ibu R menceritakan semua keluhan
masalah kesehatan secara kesehatan kepada mahasiswa, sehingga
benar mahasiswa bisa menentukan langkah
intervensi yang tepat untuk Ibu R
4 Keluarga memanfaatkan √ Ibu R sudah berkunjung ke posyandu dan
fasilitas kesehatan sesuai puskesmas untuk memberikan imunisasi
anjuran buat anaknya dan untuk memasang KB
5 Keluarga melaksanakan √ Ibu R telah melakukan perawatan
perawatan sederhana sesuai sederhana yang diajarkan mahasiswa
anjuran seperti perawatan payudara, pijat payudara,
dan pijat okjsitosin sehingga masalah pada
Ibu R terkait ASI teratasi dengan baik.
6 Keluarga melaksanakan √ Ibu R berusaha memberikan ASI terbaik
tindakan pencegahan secara buat anaknya agar anaknya terhindar dari
aktif penyakit dan dapat tumbuh sehat. Selain itu
Ibu R juga mencukupi kebutuhan
nutrisinya agar ASInya selalu banyak.
7 Keluarga melaksanakan √ Ibu R sudah melakukan promotif kepada
tindakan promotif secara adik kandungnya yang juga mempunyai
aktif anak bayi. Ibu R emngajarkan cara pijat
payudara dan pijat oksitosin.

Kesimpulan:
Keluarga Ibu R berada pada tahap kemandirian tingkat IV

Pijat oksitosin ..., Pijat oksitosin, FIK UI, 2014

Anda mungkin juga menyukai