Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam suatu lembaga pendidikan keberhasilan proses belajar-mengajar

dapat dilihat dari hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik. Hasil belajar

tersebut merupakan prestasi belajar peserta didik yang dapat diukur dari nilai

siswa setelah mengerjakan soal yang diberikan oleh guru pada saat evaluasi

dilaksanakan. Keberhasilan pembelajaran di sekolah akan terwujud dari

keberhasilan belajar siswanya. Keberhasilan siswa dalam belajar dapat

dipengaruhi oleh faktor dari dalam individu maupun dari luar individu. Faktor

dari dalam individu, meliputi faktor fisik dan psikis, diantaranya adalah

motivasi.

Mengingat bahwa siswa merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan

pendidikan, perlu diupayakan adanya pembenahan terhadap berbagai hal yang

berkaitan dengan optimalisasi prestasi belajar siswa. Sehubungan dengan

keberhasilan belajar, slameto (1988: 62) berpendapat bahwa ada 2 faktor yang

mempengaruhi belajar siswa.

1. Faktor internal, merupakan faktor di dalam diri siswa yang meliputi faktor

fisik misalnya kesehatan dan faktor psikologis, misalnya motivasi,

kemampuan awal, kesiapan, bakat, minat dan lain-lain.

2. Faktor eksternal, merupakan faktor yang ada di luar diri siswa, misalnya

keluarga, masyarakat, sekolah dan lain-lain.


Pada dasarnya pelajaran yang ada disekolah seperti halnya mata pelajaran

ekonomi tidak hanya bersifat hafalan, tetapi juga keterampilan. Maka guna

mencapai tujuan itu, guru dalam menyampaikan materi pelajaran harus dapat

menarik minat siswa dan motivasi siswa, salah satunya yaitu dengan

menggunakan Model Pembelajaran.

Menurut Syafaruddin, Irwan Nasution model pembelajaran adalah

deskripsi dari lingkungan pembelajaran yang bergerak dari perencanaan

kurikulum, mata pelajaran, bagian-bagian dari pelajaran untuk merancang

materi pelajaran, buku latihan kerja, program, dan bantuan kompetensi untuk

program pembelajaran. Dengan kata lain, model pembelajaran adalah bantuan

alat-alat yang mempermudah siswa dalam belajar. Jadi, keberadaan model

pembelajaran berfungsi membantu siswa memperoleh informasi, gagasan,

keterampilan , nilai-nilai, cara berfikir dan pengertian yang diekspresikan

mereka.

Untuk pemilihan model ini sangat dipengaruhi dari sifat dan materi yang

akan diajarkan juga dipengaruhi oleh tujuan yang akan dicapai dalam

pengajaran tersebut serta tingkat kemampuan peserta didik.

Model pembelajaran terus berkembang sebagai usaha untuk meningkatkan

kualitas pendidikan dalam pembelajaran. Kemampuan guru dalam

merancang pembelajaran yang mampu mengoptimalkan hasil belajar

siswamerupakan kunci tercapainya tujuan pembelajaran.


Mengingat jumlah dan jenis model pembelajaran yang dewasa ini

sangatlah banyak bervariasi yang dapat dimanfaatkan dalam kegiatan

pembelajaran, semua jenis media tersebut tidaklah mungkin dapat penulis

uraikan karena terlalu banyak dan kurang efisien. Maka penulis akan

membahas salah satu model pembelajaran yang sekira efektif dapat

digunakan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada pelajaran

Ekonomi yaitu menggunakan model Kooperatif, mengingat media

Kooperatif adalah termasuk media yang dapat menarik perhatian siswa.

Menguji kesiapan siswa, kekompakan di setiap kelompok nya, melatih siswa

membaca dan memahami materi dengan cepat, memicu siswa agar lebih giat

belajar dan siswa berani mengungkapkan pendapat Syafaruddin, Irwan

Nasution.

Oleh karena itu dengan latar belakang masalah tersebut diatas mendorong

penulis dalam penulisan ini memilih judul “Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pelajaran

Ekonomi Di SMA Islam Nurul Karomah Sukabumi” karena SMA Islam

Nurul Karomah Sukabumi lokasinya sangat tejangkau dari tempat tinggal

penulis sehingga akan memudahkan penulis untuk melakukan penelitian.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, muncul

beberapa masalah dalam proses pembelajaran, dari metode yang dipakai guru

selama ini sudah cukup baik, tetapi masih ada sedikit kekurangan, antara

lain : hanya mengandalkan ketua kelompok, siswa kurang aktif dalam proses
belajar, kesulitan mengkondisikan kelas, siswa sebagian besar tidak senang

untuk diajak bekerja sama, kesulitan mengidentifikasi materi yang

kurang dipahami, siswa tidak berani mengungkapkan pendapatnya, dan

hilangnya karakteristik atau keunikan pribadi mereka karena harus

menyesuaikan diri dengan kelompok.

C. Batasan Masalah

Untuk membatasi masalah penelitian agar tidak terlampau luas dan

kompleks, penulis membatasi masalah sebgai berikut:

1. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model

pembelajaran Kooperatif.

2. Peningkatan prestasi belajar menggunakan model pembelajaran

Kooperatif.

3. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X Ips 1 SMA Islam Nurul

Karomah Sukabumi tahun pelajaran 2019/2020.

4. Materi yang diajarkan adalah pelajaran Ekonomi.

D. Rumusan Masalah

1. Bagaimana tingkat prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Ekonomi?

2. Sejauhmana penerapan model Kooperatif dalam upaya meningkatkan

prestasi pelajaran Ekonomi di SMA Islam Nurul Karomah?


E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui usaha-usaha dalam meningkatkan prestasi belajar di

SMA Islam Nurul Karomah.

2. Untuk mengetahui model Kooperatif pada mata pelajaran Ekonomi

sebagai upaya peningkatan prestasi belajar di SMA Islam Nurul Karomah.

F. Manfaat Penelitian

Hasil kegiatan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik

teoritis maupun praktis bagi guru, siswa, penulis, dan semua pihak yang

terkait dengan dunia pendidikan, adapun manfaatnya sebagai berikut:

1. Bagi peneliti, peneliti mampu menerapkan model pembelajaran yang

sesuai dalam materi pembelajaran khususnya ekonomi. Serta peneliti

mempunyai pengetahuan dan wawasan mengenai model pembelajaran

yang sesuai.

2. Bagi peneliti, menambah pengalaman dalam mengembangkan model

pembelajaran yang lebih baik lagi.

3. Bagi peneliti, peneliti mampu menerapkan model pembelajaran yang

sesuai dalam materi pembelajaran khususnya ekonomi. Serta peneliti

mempunyai pengetahuan dan wawasan mengenai model pembelajaran

yang sesuai.
4. Bagi siswa, dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif mampu

meningkatkan pemahaman siswa dalam penguasaan materi, kekompakan,

kondisi kelas yang mendukung sehingga hasil belajar siswa akan lebih

maksimal.

5. Bagi guru, memudahkan untuk memilih dan menerapkan model

pembelajaran yang sesuai dengan materi dan yang mudah dipahami oleh

siswa. Juga sebagai rangsangan agar para guru dapat mengembangkan

strategi-strategi pembelajran yang lebih kreatif lagi untuk menunjang

pembelajaran.
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teori

1. Pengertian Belajar

Pengertian belajar adalah suatu proses atau upaya yang dilakukan

setiap individu untuk mendapatkan perubahan tingkah laku, baik dalam

bentuk pengetahuan , keterampilan, sikap dan nilai positif sebagai suatu

pengalaman dari berbagai materi yang telah dipelajari.

Menurut M.Sobry Sutikno (1995:20) pengertian belajar adalah suatu

proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan suatu

perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya. Dalam hal ini, perubahan adalah sesuatu yang

dilakukan secara sadar (disengaja) dan bertujuan untuk memperoleh suatu

yang lebih baik dari sebelumnya.

Belajar dalam arti mengubah tingkah laku, akan membawa sebuah

perubahan pada individu-individu yang belajar. Perubahan ini tidak hanya

berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk

kecakapan, sikap, keterampilan, pengertian, minat, harga diri, watak dan

penyesuaian diri. (Hamalik, 2002:57)


2. Pengertian Mengajar

Proses belajar mengajar telah setua umur manusia di bumi. Hal itu

telah dilakukan manusia dan bahkan hewan telah mengajar anak-anak dan

generasi mudanya agar dapat menyesuaikan diri secara baik dengan

lingkungannya. Proses tersebut telah berlangsung lama dan mengalami

perubahan dari non-formal kepada formal dalam beberapa masa.

(Prof.DR.H.Abdul Azis Wahab,M.A.(Ed).2007:5)

Mengajar seperti yang dipahami secara tradisional oleh para guru

tradisional adalah suatu kegiatan untuk mendiseminasikan informasi

kepada siswa di dalam kelas. Itu secara umum disamakan dengan

memberitahu (telling). (Prof.DR.H.Abdul Azis Wahab,M.A.(Ed).2007:5)

Mengajarkan diartikan sebagai the facilitation of learning, yaitu upaya

membantu memudahkan belajar siswa mencari makna dan pemahamannya

sendiri. (Sagala, 2003:61)

Mengajar dapat diartikan sebgai penyampaian pengetahuan kepada

siswa, mewariskan kebudayaan kepada generasi muda, usaha

mengkoorganisasi lingkungan sehingga menciptakan kondisi belajar bagi

siswa, memberikan bimbingan belajar kepada siswa, kegiatan untuk

mempersiapkan siswa untuk menjadi warga negara yang baik, suatu

proses membantu siswa menghadapi kehidupan masyarakat sehari-hari.

(Hamalik, 2003:44-45)
3. Pengertian Prestasi

Prestasi belajar adalah kemampuan nyata yang merupakan hasil

interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam

maupun dari luar individu dalam belajar. (Sudirman a.n, 2001:46)

Prestasi belajar adalah hasil dari pembelajaran yang ditampilkan oleh

siswa berdasarkan kemampuan internal yang diperoleh sesuai dengan

tujuan instruksional. (Ws Winkel, 1989)

4. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Dengan memperhatikan faktor-faktor yang haarus diperhatikan dalam

memilih model mengajar yang akan digunakan maka selanjutnya harus

diamati karakteristik dari model-model yang mungkin dipilih. Salah satu

model yang dapat digunakan dalam model pembelajaran adalah model

pembelajaran kooperatif.

Menurut Slavin model pembelajaran kooperatif suatu model

pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-

kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4 sampai 6

orang, dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen.

(Slavin.2009:15)

Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu cara pendekatan atau

serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberi dorongan

kepada siswa agar bekerja sama selama proses pembelajaran. (Sunal dan

Hans dalam Isjoni 2009:15)


Model pembelajaran kooperatifmenunjukan efektivitas yang sangat

tinggi bagi perolehan hasil belajar siswa, baik dilihat dari pengaruhnya

terhadap penguasaan materi pelajaran maupun dari pengembangan dan

pelatihan sikap serta keterampilan sosial yang sangat bermanfaat bagi

siswa dalam kehidupannya di masyarakat.

Model pembelajarankooperatif model pembelajaran yang berfokus

pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam

memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. (Sugiyanto

2010 : 37).

Model pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar

dalam kelompok. (Lie 2007: 29)

Kemudian menurut Suprijono (2009), memaparkan sintak atau

langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif terdiri dari enam fase sebagai berikut:

Fase Kegiatan Guru

Fase 1 : present goals and set Menjelaskan tujuan pembelajaran

menyampaika tujuan dan dan mempersiapkan siswa siap

mempersiapkan siswa belajar


Fase 2 : present information Mempresentasikan informasi

menyajikan informasi kepada siswa secara verbal


Fase 3 : organize student into Memberikan penjelasan kepada

learning teams mengorganisir siswa siswa tentang tata cara pembentukan

ke dalam tim-tim belajar tim belajar dan membantu


kelompok melakukan transisi yang

efisien.
Fase 4 : assist team work and Membantu tim-tim belajar selama

studeny membantu kerja tim dan siswa mengerjakan tugasnya

belajar
Fase 5 : test on the materials Menguji pengetahuan siswa

mengevaluasi mengenai berbagai materi

pembelajaran atau kelompok-

kelompok mempresentasikan hasil

kerjanya
Fase 6 : provide recognition Mempersiapkan cara untuk

memberikan pengakuan atau mengakui usaha dan prestasi

penghargaan individu maupun kelompok

Ada beberapa manfaat pada model pembelajaran kooperatif. Selain

itu, meningkatkan keterampilan kognitif dan afektif siswa yang

dikemukakan oleh Miftahul (2011:16) antara lain adalah :

1. Siswa yang diajari dengan dan dalam struktur-struktur kooperatif akan

memperoleh hasil pembelajaran yang lebih tinggi

2. Siswa yang berpartisipasi dalam pembelajaran kooperatif akan

memiliki sikap harga diri yang lebih tinggi dan motivasi yang lebih

besar untuk belajar

3. Dengan pembelajaran kooperatif, siswa menjadi lebih peduli pada

teman-temannya, dan di antara mereka akan terbangun rasa


ketergantungan yang positif (interdependensi positif) untuk proses

belajar mereka nanti

4. Pembelajaran kooperatif meningkatkan rasa penerimaan siswa

terhadap teman-temannya yang berasal dari latar belakang ras dan

etnik yang berbeda-beda.

Dari beberapa teori diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah

usaha yang dilakukan seseorang untuk memeperoleh suatu perubahan

tingkah laku baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan maupun sikap

dan nilai positif sebagai pengalaman untuk mendapatkan sejumlah

kesandari bahan yang telah dipelajari. Sedangkan arti dari prestasi adalah

hasil yang telah dicapai seseorang dalam melakukan kegiatan belajar.

Model pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar

yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.


B. Hasil Penelitian Yang Relevan

1. Maria Ulfa (2014). Penerapam model pembelajaran kooperatif tipe make a

match pada pembelajaran ips untuk meningkatkan hasil belajar peserta

didik kelas iv sd 3 panjunan kudus. Latar belakang masalah dalam

penelitian ini adalah rendhnya hasil belajar ips peserta didik. Nilai

perpenelitian tindakan kelas menunjukan 9 dari 20 peserta didik

memperoleh nilai di bawah KKM 70.

Rumusan masalah adalah apakah model pembelajaran kooperatif

tipe make a match dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik,

keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran dan hasil belajar

peserta didik pada mata pelajaran ips kelas iv sd 3 panjunan kudus, materi

perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi serta

pengalaman menggunakannya ? penelitian ini bertujuan mendeskripsikan

peningkatan aktivitas peserta didik, peningkatan keterampilan guru dalam

mengelola pembelajaran dan menemukan peningkatan hasil belajar ips

peserta didik dengan diterapkannya model pembelajaran make a match

pada materi perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan

transportasi serta pengalaman menggunakannya pada peserta didik klas iv

sd 3 panjunan kudus,

Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk penelitian tindakan kelas,

yang dilaksanakan di kelas iv sd 3 panjunan kudus. Subjek penelitian

adalah guru peneliti dan 20 peserta didik. Penelitian berlangsung selama 2

siklus,
setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Variabel bebas dalam

penelitian ini adalah model pembelajaran make a match. Sedangkan

variabel terikatnya adalah hasil belajar ips peserta didik materi

perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi serta

pengalaman menggunakannya. Teknik pengumpulan data yang digunakan

adlah teknik tes dan non tes.

Hasil penelitian menunjukan terdapat peningkatan ketuntasan hasil

belajar Ips peserta didik materi perkembangan teknologi produksi,

komunikasi dan transportasi serta pengalaman menggunakannya yang

cukup signifikan antara hasil prasiklus (35%), hasil siklus I (70%) dan

hasil siklus II (90%), didukung dengan peningkatan hasil belajar

psikomotorik peserta didik dari persentase siklus I 54,25% (cukup)

menjadi 77% (baik) disiklus II. Sedangkan hasil belajar afektif peserta

didik dari persentase siklus I 54,75% (cukup) menjadi 73,25% (baik)

disiklus II . pengelolaan pembelajaran make a match juga mengalami

peningkatan dari persentase siklus I 73,75% (baik) menjadi 94% (sangat

baik) pada siklus II.

Simpulan dalam penelitian ini yaitu penerapan model make a

match pada pembelajaran IPS dapat meningkatkan hasil belajar peserta

didik kelas IV sd 3 panjuan kudus.

C. Kerangka Berfikir

1. Keadaan awal
Selama penulis melakukan penelitian, penulis banyak menemukan

kekurangan-kekurangan dalam proses pembelajaran. Misalnya dalam

proses pembelajaran banyak guru yang belum menggunakan metode

mengajar yang tepat. Sehingga banyak siswa/wi tidak memperhatikan guru

saat menerangkan materi pembelajaran, siswa mengantuk dalam kegiatan

pemebelajaran, dan siswa sering ribut di dalam kelas.

2. Perlakuan

Dari masalah yang ditemukan peneliti, maka tindakan yang akan

dilakukan antara lain :

a. Melakukan pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif

b. Memotivasi siswa untuk lebih bersemangat dalam belajar

c. Membuat kondisi kelas agar tidak jenuh

3. Keadaan akhir

Setelah dilakukan penanganan atau perlakuan khusus berdasarkan

masalah-masalah yang diuraikan diatas, maka terjadilah perubahan

terhadap diri siswa. Siswa menjadi lebih aktif , bertanggungjawab ,

kompak dan termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga

lebih fokus terhadap materi yang disampaikan oleh seorang guru dengan

demikian suasana dalam kelas menjadi lebih menarik. Selain itu siswa

juga termotivasi karena dengan penggunaan metode yang menarik

menjadikan siswa lebih tertarik dan juga mempunyai rasa ingin tahu yang

tinggi sehingga prestasi siswa meningkat.


D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalahjawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,

setelah peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka berfikir

(Sugiyono, 2013:96). Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Ho = tingkat prestasi belajar dalam mata pelajaran ekonomi dengan

menggunakan model kooperatif semakin meningkat.

Ha = tingkat prestasi belajar dalam mata pelajaran ekonomi dengan

menggunakan model kooperatif semakin meningkat.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis/Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Metode penelitian kuantitatif

suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka

sebagai alat menganalisis keterangan mengenai apa yang ingin diketahui.

(Kasiram (2008: 149). Metode penelitian kuantitatif merupakan salah satu

jenis penelitian yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana dan

terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain penelitiannya.

Menurut Sugiyono (2013: 13), meode penelitian kuantitatif dapat diartikan

sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,

digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik

pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan

data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif

statistik dengan tujuan untuk mendeskripsikan objek penelitian ataupun hasil

penelitian. Adapun pengertian deskriftif menurut Sugiyono (2012: 29) adalah

metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran

terhadap objek yang diteliti melalui data atau sampel yang telah terkumpul

sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan

yang berlaku umum.


B. Waktu Dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan bulan Desember 2019. Subyek yang diteliti

adalah siswa kelas x ips Sma islam nurul karomah.

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Islam Nurul Karomah, Kelurahan

Karang Tengah, Kecamatan Gunung Puyuh, Kota Sukabumi.

C. Populasi dan Sampel

Husaini Usman (2006 : 181) mengemukakan pengertian populasi.

Menurutnya, populasi ialah semua nilai baik hasil perhitungan maupun

pengukuran, baik kuantitatif maupun kualitatif, dari karakteristik tertentu

mengenai sekelompok objek yang lengkap dan jelas.

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian (Suharsimi Arikunto, 2002 :

104). Dalam hal ini juga, Drs. Komarudin dalam buku karangan Mardalis,

yang dimaksudkan dengan populasi adalah semua individu yang menjadi

sumber penghasilan sampel. Populasi penenlitian ini adalah siswa kelas X Ips

1 SMA Islam Nurul Karomah Sukabumi tahun pelajaran 2018/2019.

Suharsimi Arikunto (2002:118) berpendapat bahwa “sampel dan penelitian

adalah sekedar encer-encer apabila subjeknya kurang dari 100 orang lebih

baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi”.

Selanjutnya jika subjeknya lebih dari 100 orang maka sampel dapat diambil

antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.


Soekidjo (2005 : 79) Menurut Soekidjo, sampel adalah sebagian untuk

diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh

populasi.

D. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono menjelaskan bahwa suatu atribut atau sifat atau nilai

dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel

bebas (independen), variabel terikat (dependen), variabel penghubung

(intervening).

Variabel adalah gejala yang bervariasi, yang menjadi objek penelitian.

Adapun variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu :

1. Variabel independent (variabel bebas)

Variabel bebas adalah variabel yang akan diselidiki pengaruhnya. Dalam

penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif.

2. Variabel dependent (variabel terikat)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas.

Disini yang menjadi variabel terikat adalah meningkatkan prestasi belajar

sisiwa pada mata pelajaran ekonomi.

3. Variabel dependen (dependen variable)

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat, karena adanya variabel bebas.


E. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah suatu cara untuk menggambarkan dan

mendeskripsikan variabel sedemikian rupa sehingga variabel tersebut bersifat

spesifik dan terukur.Menjelaskan definisi operasional variabel dalam

penelitian merupakan hal yang sangat penting guna menghindari

penyimpangan atau kesalah pahaman pada saat pengumpulan data.

Agar peneliti dapat mencapai suatu alat ukur yang sesuai dengan hakikat

variabel yang sudah di definisikan konsepnya, maka peneliti harus

memasukan proses atau oprasionalnya alat ukur yang akan digunakan untuk

menguantifikasi gejala atau variabel yang ditelilinya.

Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif

Suatu model pembelajaran strategi yang berpusat kepada siswa (student

center) dimana siswa dituntut untuk bekerjasama dan bertanggung jawab baik

kepada dirinya maupun kepada kelompoknya. Model pembelajaran kooperatif

dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara

kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4-6 orang dengan struktur kelompok

yang bersifat heterogen dan keberhasilan belajar dari kelompok tergantung

pada kemampuan dan aktivitas anggota kelompok, baik secara individual

maupun secara kelompok. (slavin, 1984).


Aktivitas belajar adalah segala kegiatan yang dilakukan dalam proses

interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.

Aktivitas yang dimaksudkan di sini penekannannya adlah pada siswa, sebab

dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran akan berdampak

terciptanya situasi belajar aktif. Dalam penelitian ini aktivitas yang diamati

adalah aktivitas visual yaitu membaca, melihat gambar, mengamati

eksperimen dan demonstrasi. Namun dalam penelitian ini pengamatan

dibatasi pada aspek membaca, melihat gambar, dan mengamati dikarenakan

keterbatasan peneliti dan materi ekonomi yang pada kelas x tidak terdapat

eksperimen dan demonstrasi.

Hasil belajar dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif siswa

setelah diberikan treatment atau perlakuan berupa model pembelajaran

talking stick. Hasil belajar dalam penelitian ini berupa nilai atau skor yang

diperoleh oleh siswa.

F. Teknik Pengumpulan Data

Burhan Bungin (ed) (2003:42), menjelaskan metode pengumpulan data

adalah “dengan cara apa dan bagaimana data yang diperlukan dapat

dikumpulkan sehingga hasil akhir penelitian mampu menyajikan informasi

yang valid dan reliable”. Karena itu seorang peneliti arus terampil dalam

mengumpulkan data agar mendapatkan data yang valid dan tujuan utama dari

penelitian adalah untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan.


Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka

dilakukan pengumpulan data. Adapun teknik pengumpulan data yang

dilakukan peneliti anatara lain Observasi.

Observasi adalah suatu kegiatan mencari data yang dapat digunakan untuk

memberikan suatu kesimpulan atau diagnosis (Herdiansyah 2011:131).

Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu peneliti ikut serta dalam

kegiatan belajar mengajar mata pelajaran Ekonomi. Observasi dilakukan

selama satu petemuan yaitu dikelas x ips 1.

Adapun manfaat dari observasi menurut Patton dalam Nasution (1998)

adalah sebagai berikut :

1. Dengan observasi dilapangan peneliti akan lebih mampu memahami

konteks data dalam keseluruhan situasi social, jadi akan diperoleh

pandangan yang holistic dan menyeluruh.

2. Dengan observasi maka akan diperoleh pengalaman langsung

3. Dengan observasi dapat melihat hal-hal yang kurang atau tidak diamati

orang lain

4. Melalui pengamatan dilapangan, peneliti tidak hanya mengumpulkan data

yang kaya, tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi, dan merasakan

suasana situasi sosial yang teliti.


G. Validitas dan Rentabilitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuisioner.

Suatu kuisisoner dikatakan sah jika pertanyaan pada kuisioner mampu

mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuisioner tersebut. uji validitas

dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung (untuk setiap butir dapat

dilihat pada kolom corrected item – total correlations) dengan r tabel untuk

degree of freedom (df) =n-k, dalam gal ini n adalah jumlah sampel dan k

adalah jumlah item. Jika r hitung > tabel, maka pertanyaan tersebut dikatakan

valid (Ghozali, 2005: 45)

rxy = n Σ xy – (Σx2) (Σy2)

n Σx2 – (Σx)) n Σy2 – (Σy))

Dimana :

rxy = koefisisen korelasi (r-hitung)

Σx = skor variabel independen

Σy = skor variabel devenden

Σ xy = hasil kali skor butir dengan skor total

n = jumlah responden

Uji rentabilitas merupakan alat untuk mengukur kuisioner yang merupakan

indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuisioner dikatakan raliable atau

handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan konsisten atau stabil dari

waktu ke waktu.
SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik

cronbach alpha (ἀ). Suatu variabel dikatakan realiable jika memeberikan nilai

ἀ > 0,60 (Nunnally, 1967 dalam Gozali 2005:42).

ἀ= k.r

1 + ( k-1) r

Dimana :

ἀ = koefisien reliabilitas

r = korelasi antar item

k = jumlah item

H. Analisis Data

Metode analisis berisi pengujian-pengujian data yang diperoleh dari hasil

jawaban responden yang diterima kemudian dianalisis dengan menggunakan

spss, prosedur analisis dalam penelitian.

1. Analisis statistik deskriptif

Data primer yang dikumpulkan melalui penyebaran kuisioner

dibentuk dalam skala pengukuran. Skala pengukuran merupakan

kesepakatan yang digunakan sebgai acuan untuk menentukan panjang

pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut

bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif

(Sugiyono, 2012:92). Dalam penelitian ini skala pengukuran yang

digunakan adalah skala likert.


Untuk analisis data kuantitatif, maka jawaban responden diberi skor

sebagai berikut :

Skor Kuisioner

No Sikap Responden Skor


1 Sangat tidak setuju 1
2 Tidak setuju 2
3 Ragu-ragu 3
4 Setuju 4
5 Sangat setuju 5

Kemudian data jawaban tersebut akan menghasilkan data ordinal.

Data primer yang berupa skala likert tersebut kemudian dianalisis

berdasarkan metode analisis data yang sesuai untuk digunakan pada

penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA

Prof.DR.H.Abdul Azis Wahab M.A.(Ed.)(2007)“Metode dan Model-Model

Mengajar” ilmu pengetahuan sosial (IPS), Bandung.

Ady Priyanto (2015) “Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dengan Model

Pembelajaran Kooperatif Teknik Mencari Pasangan Pada Mata Pelajaran

IPS Di Kelas IV SDN Keniten Tahun Pelajaran 2013/2014”

Drs.syaiful Bahri Djamarah

Drs.Aswan Zain “Strategi Belajar Mengajar” Banjarmasin, 1995.

Maria Ulfa (2014). Penerapam model pembelajaran kooperatif tipe make a match

pada pembelajaran ips untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik

kelas IV Sd 3 panjunan kudus.


13

Anda mungkin juga menyukai