Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PELAYANAN KONTRASEPSI METODE AKDR

Dosen: Martini, SKM. MKM

Disusun

Kelompok 10 :

Anggi Try 1915471027


Evi Kurniawati 1915471028
Diah Ayu Parwati 1915471029

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG

PRODI DIII KEBIDANAN METRO

TAHUN PELAJARAN 2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa


memberikan kemudahan dalam menyelesaikan segala urusan sehingga kami
mampu menyelesaikan makalah pelayanan kontrasepsi metode AKDR

Makalah ini disusun sebagai bahan ajar untuk membantu mahasiswa


dalam proses pembelajaran. Kami menyadari masih terdapat banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu kritik dan saran sangat kami
harapkan demi penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca.

Metro, Januari 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................i


DAFTAR ISI ..................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang..................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Metode Alat Kontrasepsi AKDR..................................7
2. Cara Kerja IUD...............................................................................7
3. Indikasi dan kontraindikasi IUD.....................................................8
4. Waktu pemasangan atau penggunaan IUD………………………8
5. Efek samping dan cara mengatasinya……………………………8
6. Pemasangan IUD…………………………………………………9
7. Pencabutan IUD………………………………………………….11
Soal..................................................................................................................14
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ......................................................................................................15
Saran………………………………………………………………………….15

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................16

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan dan informasi keluarga berencana suatu intervensi kunci
dalam meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan keluarga dan
masyarakat, serta merupakan hak asasi manusia. Indonesia merupakan
negara yang dilihat dari jumlah penduduknya ada pada urutan keempat di
dunia, dengan pertumbuhan laju yang masih relatif tinggi. Esensi tugas
program Keluarga Berencana (KB) dalam hal ini telah menjelaskan bahwa
menurunkan kesuburan agar dapat mengurangi beban pembangunan demi
terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan bagi rakyat dan bangsa
Indonesia.
Seperti yang berlaku dalam UU No.10 Tahun 1992 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera,
definisi KB yang upaya meningkatan kepedulian dan peran serta
masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran,
pembinaan ketahanan keluarga, dan peningkatan kesejahteraan keluarga
mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. Paradigma baru
Program Keluarga Berencana Nasional telah diubah visinya dari
mewujudkan NKKBS menjadi visi untuk mewujudkan keluarga
berkualitastahun 2015. Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang
sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal,
berwawasan ke depan, bertanggung jawab, dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa. Berdasarkan visi dan misi tersebut, Program Keluarga
Berencana Nasional berpengaruh penting dalam upaya meningkatkan
kualitas penduduk. Kontribusi Program Keluarga Berencana Nasional
tersebut dapat dilihat pada pelaksanaan Program Menjadikan Kehamilan
Lebih Aman. Salah satu pesan kunci dalam rencana strategi nasional
Making Pregnancy Safer (MPS) di Indonesia 2001-2010 adalah bahwa
setiap kehamilan harus kehamilan yang diinginkan. Untuk mewujudkan
pesan kunci tersebut Keluarga Berencana merupakan upaya pelayanan

4
kesehatan preventif yang paling dasar dan utamaBanyak perempuan yang
mengalami kesulitan dalam menentukan jenis kontrasepsi. Hal ini tidak
hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi juga oleh
ketidaktahuan mereka tentang syarat dan kondisi kontrasepsi tersebut.
Faktor lain yang mempengaruhi pemilihan jenis kontrasepsi antara lain
faktor pasangan (umur, gaya hidup, jumlah keluarga yang diinginkan,
pengalaman dengan metode kontrasepsi yang lalu), faktor kesehatan,
riwayat haid, riwayat keluarga, pemeriksaan fisik, pemeriksaan panggul),
faktor metode kontrasepsi, efek samping, tingkat pendidikan,
kesejahteraan keluarga, agama, dan dukungan dari suamiástri.
Faktor-faktor ini nantinya juga akan mempengaruhi program KB.
Hal ini karena setiap metode atau alat kontrasepsi yang dipilih memiliki
memiliki kekuatan yang berbeda-beda. Tedah terjadi perkembangan yang
bemarti dalam tekhnologi kontrasepsi, misalnya berpindah-pindah dari
dosis estrogen tinggi ke dosisi rendah pada pil kombinasi, atau dari AKDR
inert ke AKDR yang mengeluarkan levonorgestrel. Perkembangan ini
telah menghasilkan pilihan lebih banyak tentang metode kontrasepsi yang
lebih aman dan efektif. Salah satu alat kontrasepsi yang akan dibahas pada
makalah ini adalah tentang IUD / AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim).
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan itu adalah:
1. Apa kontrasepsi Intrauterine Device (IUD)?
2. Bagaimana cara kerja IUD?
3. Apa dan indikasi kontara indikasi KB IUD?
4. Bagaimana waktu pemasangan IUD?
5. Apa efek samping dan cara mengatasi IUD?
6. Bagaimana cara pemasangan dan pelepasan IUD?

C. Tujuan Tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu:


1. Mengetahui kontrasepsi Intrauterine Device (IUD)
2. Mengetahui cara kerja IUD
3. Mengetahui dan indikasi kontara indikasi KB IUD
4. Mengetahui waktu pemasangan IUD

5
5. Mengetahui efek samping dan cara mengatasi IUD
6. Mengetahui cara pemasangan dan pelepasan IUD

BAB II

6
PEMBAHASAN

A. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) Pasca Plasenta

1. Pengertian alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) pasca plasenta

Alat kontrasepsi yang dipasang dalam rahim dengan menjepit kedua

saluran yang menghasilkan indung telur sehingga tidak terjadi pembuahan, terdiri

dari bahan plastik polietilena, ada yang dililit oleh tembaga dan ada yang tidak.

Pemasangan dilakukan dalam 10 menit setelah plasenta lahir (pada persalinan

normal). Pada persalinan caesar, dipasang pada waktu operasi caesar

(Kementerian Kesehatan RI, 2014).

2. Mekanisme kerja alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) pasca


plasenta

Cara kerja AKDR pasca plasenta sama dengan AKDR lain yaitu

mencegah sperma dan ovum bertemu dengan mempengaruhi kemampuan sperma

agar tidak mampu fertilisasi, mempengaruhi implantasi sebelum ovum mencapai

kavum uteri, dan menghalangi implantasi embrio pada endometrium (Rusmini,

dkk, 2017). AKDR mencegah terjadinya fertilisasi, tembaga pada AKDR

menyebabkan reaksi inflamasi steril, toksik buat sperma sehingga tidak mampu

untuk fertilisasi (Kementerian Kesehatan RI, 2014).

Menurut Setyaningrum (2016) cara kerja dari AKDR yaitu menghambat

kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii karena adanya ion tembaga yang

dikeluarkan AKDR dengan cupper menyebabkan gangguan gerak spermatozoa.

AKDR memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus karena

terjadinya pemadatan endometrium oleh leukosit, makrofag, dan limfosit

menyebabkan blastoksis mungkin dirusak oleh makrofag dan blastoksis.

7
3. Indikasi pemasangan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) pasca

plasenta

Indikasi pemasangan AKDR pasca plasenta menurut Rusmini, dkk. (2017)

yaitu:

a. Wanita pasca persalinan pervaginam atau pasca persalinan sectio secarea

dengan usia reproduksi dan paritas berapapun

b. Pasca keguguran (non infeksi)

c. Masa menyusui (laktasi)

d. Riwayat hamil ektopik

e. Tidak memiliki riwayat keputihan purulen yang mengarah kepada IMS

(gonore, klaimidia dan servisitis purulen).

4. Kontraindikasi pemasangan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)


pasca plasenta

Kontraindikasi pemasangan AKDR pasca plasenta menurut Rusmini, dkk.

(2017) dan Kementerian Kesehatan RI (2014) yaitu:

1. Menderita anemia, penderita kanker atau infeksi traktus genetalis

2. Memiliki kavum uterus yang tidak normal

3. Menderita TBC pevic, kanker serviks dan menderita HIV/AIDS

4. Ketuban pecah sebelum waktunya

5. Infeksi intrapartum

6. Perdarahan post partum

5. Waktu pemasangan atau penggunaan AKDR

IUD bisa dipasang kapan saja baik pada saat menstruasi maupun
tidak. Jika dipasang pada saat menstruasi, maka pastikan seorang
wanita sedang tidak hamil. Pemasangan lebih mudah dan tidak terlalu
nyeri jika dilakukan saat menstruasi karena saat haid kondisi serviks
sedang terbuka. Sebenarnya, kelebihan pemasangan saat kamu tidak
haid adalah memudahkan untuk melihat ketika terdapat infeksi.

8
Apakah IUD Bisa Dipasang Setelah Proses Persalinan?

IUD bisa dipasangkan 48 jam setelah persalinan. Namun, IUD juga


bisa dipasang 6-8 minggu setelah persalinan.

6. Efek samping dan cara mengatasinya

Efek samping dan komplikasi pemasangan AKDR pasca plasenta menurut

Kementerian Kesehatan RI (2014) yaitu:

a. Perubahan siklus haid (umumnya pada tiga bulan pertama dan akan

berkurang setelah tiga bulan)

b. Haid lebih lama dan banyak

c. Perdarahan (spotting)antar menstruasi

d. Saat haid lebih sakit

e. Merasakan sakit dan kejang selama tiga sampai lima hari setelah
pemasangan

f. Perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan

penyebab anemia

g. Perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangannya benar)

7. Teknik pemasangan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)

Alat kontrasepsi dalam rahim yang dipasang pascalepas plasenta sampai

sejauh ini masih menggunakan AKDR biasa yang dipasang dengan dua cara yaitu

(Rusmini, dkk., 2017):

a. Cara pertama adalah dijepit dengan menggunakan dua jari dan

dimasukkan ke dalam rongga uterus melalui serviks yang masih terbuka sehingga

seluruh tangan bisa masuk. AKDR diletakkan tinggi menyentuh fundus uteri.

9
b. Cara kedua dengan menggunakan klem cincin (ring forceps) dimana

AKDR dipegang pada pertemuan antara kedua lengan horizontal dengan lengan

vertikal dan diinsersikan jauh ke dalam fundus uteri.

Langkah-langkah pemasangan IUD diantaranya:

1. Pakai sarung tangan steril


2. Usap tepi vagina dengan kassa steril yang diberikan larutan antiseptik
dengan arah memutar dari tengah ke tepi dan dengan arah ke samping
seperti kupu-kupu (butterfly) serta usap bagian dalam vagina
3. Pasang spekulum vagina, sampai serviks dapat terlihat dengan baik
4. Jepit serviks dengan tenakulum secara hati-hati
5. Ukur kedalaman dan posisi uterus menggunakan sonde uterus dengan
teknik tanpa menyentuh (no touch technique).
6. Sesuaikan penanda biru pada tabung inserter yang masih berada di dalam
kemasan sterilnya dengan kedalaman uteri sesuai hasil sonde, lalu buka
seluruh kemasan steril IUD
7. Angkat tabung IUD secara hati-hati, pegang IUD dengan posisi lengan
horizontal
8. Tangan kiri menarik tenakulum secara hati-hati, tangan kanan
memasukkan tabung inserter IUD ke dalam uterus sampai leher biru
menyentuh serviks atau sampai dirasakan ada tahanan
9. Pegang serta tahan tenakulum dan pendorong dengan satu tangan
10. Lepaskan lengan IUD dengan teknik withdrawal yaitu menarik keluar
tabung inserter sampai pangkal pendorong, sambil tetap menahan
pendorong
11. Keluarkan pendorong, kemudian tabung inserter didorong kembali ke
serviks sampai penanda biru menyentuh serviks atau terdapat tahanan
12. Keluarkan sebagian tabung inserter dan gunting benang 3-4 cm
13. Keluarkan seluruh tabung inserter, buang ke tempat sampah medis
14. Lepaskan tenakulum secara hati-hati dan rendam di larutan klorin 0,5%
15. Periksa serviks dan bila ada pendarahan tekan serviks dengan
menggunakan kassa yang dijepit tampon tang selama 30-60 detik
16. Keluarkan spekulum dengan hati-hati dan rendam di larutan klorin 0,5%
17. Pastikan pasien tidak mengalami kram perut hebat dan amati pasien
kurang lebih 15 menit sebelum membolehkan pasien pulang

10
8. Teknik pencabutan alat kontrasepsi dalam Rahim (AKDR)

NO. LANGKAH/KEGIATAN
KONSELING PRA PENCABUTAN
1. Sapa klien dengan ramah dan perkenalkan diri anda
2. Tanyakan tujuan dari kunjungannya
3. Tanyakan apa alasannya ingin mencabut AKDR tersebut dan jawab semua
pertanyaannya
4. Tanyakan tujuan dari Keluarga Berencana selanjutnya (apakah klien ingin
mengatur jarak kelahiran atau ingin membatasi jumlah anaknya)
5. Jelaskan proses pencabutan AKDR dan apa yang akan klien rasakan pada saat
proses pencabutan dan setelah pencabutan
TINDAKAN PRA PENCABUTAN
1. Pastikan klien sudah mengosongkan kandung kencingnya dan mencuci
kemaluannya mengguakan sabun.
2. Bantu Klien naik ke meja pemeriksaan
3. Cuci tangan dengan air sabun , keringkan dengan kain bersih
4. Pakai sarung tangan baru yang telah di DTT
5. Atur peralatan dan bahan-bahan yang akan dipakai dalam wadah steril atau DTT
TINDAKAN PENCABUTAN
1. Lakukan pemeriksaan bimanual :
• Pastikan gerakan serviks bebas
• Tentukan besar dan posisi uterus
• Pastikan tidak ada infeksi atau tumor pada adneksa
2. Pasang spekulum vagina untuk melihat serviks
3. Usap vagina dan serviks dengan larutan antiseptik 2 sampai 3 kali
4. Jepit benang yang dekat dengan klem.
5. Tarik keluar benang dengan mantap tetapi hati-hati untuk mengeluarkan AKDR
/

Gambar. Pencabutan AKDR


6. Tunjukkan AKDR tersebut pada klien, kemudian rendam dalam klorin 0,5 %
7. Keluarkan spekulum dengan hati-hati

11
TINDAKAN PASCA PENCABUTAN
1. Rendam semua peralatan yang sudah dipakai dalam larutan klorin 0.5% selama
10 menit untuk dekontaminasi
2. Buang bahan-bahan yang sudah tidak dipakai lagi (kas, sarung tangan sekali
pakai ) ketempat yang sudah disediakan
3. Celupkan kedua tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan
0.5 %, kemudian lepaskan dalam keadaan terbalik dan rendam dalam klorin
tersebut
4. Cuci tangan dengan air dan sabun
5. Amati selama 5 menit sebelum memperbolehkan klien pulang
KONSELING PASCA PENCABUTAN
1. Diskusikan apa yang harus dilakukan bila klien mengalami masalah ( misalnya
pendarahan yang lama atau rasa nyeri pada perut / panggul )
2. Minta klien untuk mengulangi kembali penjelasan yang diberikan
3. Jawab semua pertanyaan klien
4. Ulangi kembali keterangan tentang pilihan kontrasepsi yang tersedia dan resiko
serta keuntungan dari masing-masing alat kontrasepsi bila klien ingin tetap
mengatur jarak kelahiran atau ingin membatasi jumlah anaknya
5. Bantu klien untuk menentukan alat kontrasepsi yang baru atau berikan alat
kontrasepsi sementara sampai klien dapat memutuskan alat kontrasepsi baru
yang akan dipakai
6. Buat rekam medik tentang pencabutan AKDR

Kasus untuk soal nomor 1-3

12
A usia 20 tahun akan menikah tanggal 15 September 2010. Namun dia bersama
calon suaminya menginginkan selama 3 tahun perkawinan belum ingin punya
anak. Pasangan tersebut tidak tahu harus memilih alakon apa. Sekarang tanggal 13
September 2010 hari pertama haid. Ari dan calon suaminya datang ketempat
praktek saudara untuk konseling pra nikah.

1. Gadia A dan calon suaminya memilih kontrasepsi yang non hormonal dan
jangka panjang. Salah satu efek samping alakon tersebut adalah....................
a. Hipermonorea
b. Sakit waktu haid
c. Sakit waktu coitus
d. Soklus haid teratur
e. Pusing

2. Waktu Pemasangan alat kontrasepsi AKDR yangtepat untuk gadis A


adalah...............
a. 18 September 2010
b. 13 September 2010
c. 15 September 2010
d. 2 minggu setelah mens
e. 1 minggu setelah pasang

3. Waktu yang tepat bagi pasangan tersebut melakukna senggama setelah


AKDR terpasang adalah.................
a. 24 jam setelah pemasangan
b. Begitu mens selesai
c. 1 minggu setelah pemasangan
d. 2 minggu setelah pemasangan
e. Haid selanjutnya

4. Seorang perempuan berusia 26 th datang ke BPM. Ingin menggunakan


kontrasepsi jangka panjang AKDR untuk tidak memiliki anak lagi. Hasil
pemeriksaan planotes (-) dan sedang haid hari ke 3.

13
Apakah tindakkan awal di lakukan bidan tersebut?
a. Melakukan pemasangan AKDR
b. Memberikan inform KB AKDR
c. Memberi konseling peralatan AKDR
d. Mempersiapkan peralatan AKDR
e. Memeberikan inform choice kontrasepsi

5. Seorang wanita usia 32 tahun akseptor KB IUD datang ke BPM dengan


keluhan tidak mendapat menstruasi selama 2 bulan yang lalu hasil pemeriksaan
menunjukkan tes urine (+) dan benang IUD masih terlihat asuhan yang paling
tepat dilakukan bidan adalah
a. Menjelaskan pada ibu bawa IUD tidak mempengaruhi kehamilan
b. menganjurkan pada ibu untuk mengakhiri kehamilan
c. menyarankan untuk melepaskan IUD
d. menyarankan untuk USG untuk melihat IUD dalam rahim
e. merujuk ke dokter spesialis

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

14
Dari pembahasan di atas, kesimpulan umum yang dapat diambil tentang
AKDR / IUD adalah sebagai berikut: AKDR merupakan alat kontrasepsi
modern AKDR merupakan alat kontrasepsi jangka panjang AKDR
bekerja langsung efektif segera setelah pemasangan yang benar AKDR
dapat keluar dari rahim secara Spontan, khususnya selama beberapa
bulan pertama kemungkinan terjadi perdarahan atau spoting beberapa
hari setelah pemasangan Perdarahan menstruasi biasanya akan lebih
banyak dan lama AKDR tidak melindungi diri terhadap IMS termasuk
Virus AlID
B. Saran
Bila Anda ingin pemakaian spiral, segera kunjungi petugas kesehatan yang
memasangnya, atau yang terlatih.Jangan mencoba mencopot spiral sendiri
di rumah.

15
DAFTAR PUSTAKA
1. Prawirohardjo Sarwono. 2010. Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Ibu.
Yayasan Bina Pustaka: Jakarta.
2. BKKBN. 2003. UU Istilah Kependudukan, KB dan Keluarga Sejahtera.
Jakarta: BKKBN.
3. (Kementerian Kesehatan RI, 2014).

4. Imbarwati. 2009. Beberapa Faktor yang Berkaitan dengan Penggunaan KB


IUD Pada Peserta KB Non IUD
5. Kusmarjadi, Didi. 2010. KB IUD

16

Anda mungkin juga menyukai