Disusun
Kelompok 10 :
1
KATA PENGANTAR
Penyusun
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang..................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Metode Alat Kontrasepsi AKDR..................................7
2. Cara Kerja IUD...............................................................................7
3. Indikasi dan kontraindikasi IUD.....................................................8
4. Waktu pemasangan atau penggunaan IUD………………………8
5. Efek samping dan cara mengatasinya……………………………8
6. Pemasangan IUD…………………………………………………9
7. Pencabutan IUD………………………………………………….11
Soal..................................................................................................................14
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ......................................................................................................15
Saran………………………………………………………………………….15
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................16
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan dan informasi keluarga berencana suatu intervensi kunci
dalam meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan keluarga dan
masyarakat, serta merupakan hak asasi manusia. Indonesia merupakan
negara yang dilihat dari jumlah penduduknya ada pada urutan keempat di
dunia, dengan pertumbuhan laju yang masih relatif tinggi. Esensi tugas
program Keluarga Berencana (KB) dalam hal ini telah menjelaskan bahwa
menurunkan kesuburan agar dapat mengurangi beban pembangunan demi
terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan bagi rakyat dan bangsa
Indonesia.
Seperti yang berlaku dalam UU No.10 Tahun 1992 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera,
definisi KB yang upaya meningkatan kepedulian dan peran serta
masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran,
pembinaan ketahanan keluarga, dan peningkatan kesejahteraan keluarga
mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. Paradigma baru
Program Keluarga Berencana Nasional telah diubah visinya dari
mewujudkan NKKBS menjadi visi untuk mewujudkan keluarga
berkualitastahun 2015. Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang
sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal,
berwawasan ke depan, bertanggung jawab, dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa. Berdasarkan visi dan misi tersebut, Program Keluarga
Berencana Nasional berpengaruh penting dalam upaya meningkatkan
kualitas penduduk. Kontribusi Program Keluarga Berencana Nasional
tersebut dapat dilihat pada pelaksanaan Program Menjadikan Kehamilan
Lebih Aman. Salah satu pesan kunci dalam rencana strategi nasional
Making Pregnancy Safer (MPS) di Indonesia 2001-2010 adalah bahwa
setiap kehamilan harus kehamilan yang diinginkan. Untuk mewujudkan
pesan kunci tersebut Keluarga Berencana merupakan upaya pelayanan
4
kesehatan preventif yang paling dasar dan utamaBanyak perempuan yang
mengalami kesulitan dalam menentukan jenis kontrasepsi. Hal ini tidak
hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi juga oleh
ketidaktahuan mereka tentang syarat dan kondisi kontrasepsi tersebut.
Faktor lain yang mempengaruhi pemilihan jenis kontrasepsi antara lain
faktor pasangan (umur, gaya hidup, jumlah keluarga yang diinginkan,
pengalaman dengan metode kontrasepsi yang lalu), faktor kesehatan,
riwayat haid, riwayat keluarga, pemeriksaan fisik, pemeriksaan panggul),
faktor metode kontrasepsi, efek samping, tingkat pendidikan,
kesejahteraan keluarga, agama, dan dukungan dari suamiástri.
Faktor-faktor ini nantinya juga akan mempengaruhi program KB.
Hal ini karena setiap metode atau alat kontrasepsi yang dipilih memiliki
memiliki kekuatan yang berbeda-beda. Tedah terjadi perkembangan yang
bemarti dalam tekhnologi kontrasepsi, misalnya berpindah-pindah dari
dosis estrogen tinggi ke dosisi rendah pada pil kombinasi, atau dari AKDR
inert ke AKDR yang mengeluarkan levonorgestrel. Perkembangan ini
telah menghasilkan pilihan lebih banyak tentang metode kontrasepsi yang
lebih aman dan efektif. Salah satu alat kontrasepsi yang akan dibahas pada
makalah ini adalah tentang IUD / AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim).
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan itu adalah:
1. Apa kontrasepsi Intrauterine Device (IUD)?
2. Bagaimana cara kerja IUD?
3. Apa dan indikasi kontara indikasi KB IUD?
4. Bagaimana waktu pemasangan IUD?
5. Apa efek samping dan cara mengatasi IUD?
6. Bagaimana cara pemasangan dan pelepasan IUD?
5
5. Mengetahui efek samping dan cara mengatasi IUD
6. Mengetahui cara pemasangan dan pelepasan IUD
BAB II
6
PEMBAHASAN
saluran yang menghasilkan indung telur sehingga tidak terjadi pembuahan, terdiri
dari bahan plastik polietilena, ada yang dililit oleh tembaga dan ada yang tidak.
Cara kerja AKDR pasca plasenta sama dengan AKDR lain yaitu
menyebabkan reaksi inflamasi steril, toksik buat sperma sehingga tidak mampu
kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii karena adanya ion tembaga yang
7
3. Indikasi pemasangan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) pasca
plasenta
yaitu:
5. Infeksi intrapartum
IUD bisa dipasang kapan saja baik pada saat menstruasi maupun
tidak. Jika dipasang pada saat menstruasi, maka pastikan seorang
wanita sedang tidak hamil. Pemasangan lebih mudah dan tidak terlalu
nyeri jika dilakukan saat menstruasi karena saat haid kondisi serviks
sedang terbuka. Sebenarnya, kelebihan pemasangan saat kamu tidak
haid adalah memudahkan untuk melihat ketika terdapat infeksi.
8
Apakah IUD Bisa Dipasang Setelah Proses Persalinan?
a. Perubahan siklus haid (umumnya pada tiga bulan pertama dan akan
e. Merasakan sakit dan kejang selama tiga sampai lima hari setelah
pemasangan
penyebab anemia
sejauh ini masih menggunakan AKDR biasa yang dipasang dengan dua cara yaitu
dimasukkan ke dalam rongga uterus melalui serviks yang masih terbuka sehingga
seluruh tangan bisa masuk. AKDR diletakkan tinggi menyentuh fundus uteri.
9
b. Cara kedua dengan menggunakan klem cincin (ring forceps) dimana
AKDR dipegang pada pertemuan antara kedua lengan horizontal dengan lengan
10
8. Teknik pencabutan alat kontrasepsi dalam Rahim (AKDR)
NO. LANGKAH/KEGIATAN
KONSELING PRA PENCABUTAN
1. Sapa klien dengan ramah dan perkenalkan diri anda
2. Tanyakan tujuan dari kunjungannya
3. Tanyakan apa alasannya ingin mencabut AKDR tersebut dan jawab semua
pertanyaannya
4. Tanyakan tujuan dari Keluarga Berencana selanjutnya (apakah klien ingin
mengatur jarak kelahiran atau ingin membatasi jumlah anaknya)
5. Jelaskan proses pencabutan AKDR dan apa yang akan klien rasakan pada saat
proses pencabutan dan setelah pencabutan
TINDAKAN PRA PENCABUTAN
1. Pastikan klien sudah mengosongkan kandung kencingnya dan mencuci
kemaluannya mengguakan sabun.
2. Bantu Klien naik ke meja pemeriksaan
3. Cuci tangan dengan air sabun , keringkan dengan kain bersih
4. Pakai sarung tangan baru yang telah di DTT
5. Atur peralatan dan bahan-bahan yang akan dipakai dalam wadah steril atau DTT
TINDAKAN PENCABUTAN
1. Lakukan pemeriksaan bimanual :
• Pastikan gerakan serviks bebas
• Tentukan besar dan posisi uterus
• Pastikan tidak ada infeksi atau tumor pada adneksa
2. Pasang spekulum vagina untuk melihat serviks
3. Usap vagina dan serviks dengan larutan antiseptik 2 sampai 3 kali
4. Jepit benang yang dekat dengan klem.
5. Tarik keluar benang dengan mantap tetapi hati-hati untuk mengeluarkan AKDR
/
11
TINDAKAN PASCA PENCABUTAN
1. Rendam semua peralatan yang sudah dipakai dalam larutan klorin 0.5% selama
10 menit untuk dekontaminasi
2. Buang bahan-bahan yang sudah tidak dipakai lagi (kas, sarung tangan sekali
pakai ) ketempat yang sudah disediakan
3. Celupkan kedua tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan
0.5 %, kemudian lepaskan dalam keadaan terbalik dan rendam dalam klorin
tersebut
4. Cuci tangan dengan air dan sabun
5. Amati selama 5 menit sebelum memperbolehkan klien pulang
KONSELING PASCA PENCABUTAN
1. Diskusikan apa yang harus dilakukan bila klien mengalami masalah ( misalnya
pendarahan yang lama atau rasa nyeri pada perut / panggul )
2. Minta klien untuk mengulangi kembali penjelasan yang diberikan
3. Jawab semua pertanyaan klien
4. Ulangi kembali keterangan tentang pilihan kontrasepsi yang tersedia dan resiko
serta keuntungan dari masing-masing alat kontrasepsi bila klien ingin tetap
mengatur jarak kelahiran atau ingin membatasi jumlah anaknya
5. Bantu klien untuk menentukan alat kontrasepsi yang baru atau berikan alat
kontrasepsi sementara sampai klien dapat memutuskan alat kontrasepsi baru
yang akan dipakai
6. Buat rekam medik tentang pencabutan AKDR
12
A usia 20 tahun akan menikah tanggal 15 September 2010. Namun dia bersama
calon suaminya menginginkan selama 3 tahun perkawinan belum ingin punya
anak. Pasangan tersebut tidak tahu harus memilih alakon apa. Sekarang tanggal 13
September 2010 hari pertama haid. Ari dan calon suaminya datang ketempat
praktek saudara untuk konseling pra nikah.
1. Gadia A dan calon suaminya memilih kontrasepsi yang non hormonal dan
jangka panjang. Salah satu efek samping alakon tersebut adalah....................
a. Hipermonorea
b. Sakit waktu haid
c. Sakit waktu coitus
d. Soklus haid teratur
e. Pusing
13
Apakah tindakkan awal di lakukan bidan tersebut?
a. Melakukan pemasangan AKDR
b. Memberikan inform KB AKDR
c. Memberi konseling peralatan AKDR
d. Mempersiapkan peralatan AKDR
e. Memeberikan inform choice kontrasepsi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
14
Dari pembahasan di atas, kesimpulan umum yang dapat diambil tentang
AKDR / IUD adalah sebagai berikut: AKDR merupakan alat kontrasepsi
modern AKDR merupakan alat kontrasepsi jangka panjang AKDR
bekerja langsung efektif segera setelah pemasangan yang benar AKDR
dapat keluar dari rahim secara Spontan, khususnya selama beberapa
bulan pertama kemungkinan terjadi perdarahan atau spoting beberapa
hari setelah pemasangan Perdarahan menstruasi biasanya akan lebih
banyak dan lama AKDR tidak melindungi diri terhadap IMS termasuk
Virus AlID
B. Saran
Bila Anda ingin pemakaian spiral, segera kunjungi petugas kesehatan yang
memasangnya, atau yang terlatih.Jangan mencoba mencopot spiral sendiri
di rumah.
15
DAFTAR PUSTAKA
1. Prawirohardjo Sarwono. 2010. Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Ibu.
Yayasan Bina Pustaka: Jakarta.
2. BKKBN. 2003. UU Istilah Kependudukan, KB dan Keluarga Sejahtera.
Jakarta: BKKBN.
3. (Kementerian Kesehatan RI, 2014).
16