Anda di halaman 1dari 93

I.

PETUNJUK UMUM

1. Rencana Mutu Kontrak


Penyedia Jasa yang telah mengikat perjanjian dengan PPK. Penyedia Jasa harus membuat RMK
(Rencana Mutu Kontrak) yang memuat gambaran paket pekerjaan, bagan alir kegiatan pokok,
metode pelaksanaan, rencana pelaksanaan pekerjaan dan kurva S, rencana penyerapan
keuangan dan spesifikasi teknis untuk menjamin mutu hasil pekerjaan. Penyedia jasa harus
melindungi pengguna jasa dari tuntutan atas paten, lisensi serta hak cipta yang melekat pada
barang, bahan, dan jasa yang digunakan atau disediakan penyedia jasa untuk pelaksanaan
pekerjaan.

2. Jenis dan Mutu Bahan


a)Bahan – bahan bangunan /tenaga kerja setempat, sesuai dengan lokasi yang ditunjuk, bila
bahan–bahan bangunan dari semua jenis memenuhi syarat teknis, sesuai dengan peraturan
yang ada dianjurkan untuk dipergunakan dengan mendapatkan ijin pengawas/Direksi (secara
tertulis ).
b)Bila penyedia jasa telah menandatangani / melaksanakan jenis dan mutu bahan untuk pekerjaan
atau bagian pekerjaan tidak sesuai dengan yang telah ditetapkan, bahan – bahan tersebut harus
ditolak dan dikeluarkan dari lokasi paling lambat 24 (dua puluh empat) jam setelah ditolak dan
biaya menjadi tanggung jawab penyedia jasa.
c) Contoh – contoh yang dikehendaki oleh pengguna jasa harus segera disediakan tanpa
keterlambatan atas biaya penyedia jasa dan harus sesuai dengan standar. Contoh tersebut
diambil dengan cara begitu rupa sehingga dapat dianggap bahwa bahan tersebut yang akan
dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan nanti. Contoh tersebut disimpan sebagai dasar penolakan
bila ternyata bahan atau cara mengajukan yang dipakai tidak sesuai dengan contoh baik kualitas
maupun sifat – sifatnya.
d)Bila dalam uraian dan syarat – syarat disediakan nama pabrik pembuatan dari suatu barang
(Surat Dukungan), maka ini hanya dimaksudkan untuk menunjukkan kualitas dan rupa dari
barang – barang yang memuaskan pengguna jasa.

3. Peralatan
Penyedia jasa harus menyediakan segala peralatan yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan secara sempurna dan efisien dengan urutan yang teratur, termasuk semua alat
– alat pembantu yang dipergunakan seperti andang, semua alat – alat tersebut pada waktu
pekerjaan selesai karena sudah tidak berguna lagi supaya dibersihkan dari lokasi.

4. Gambar Pekerjaan
Gambar rencana pekerjaan yang terdiri dari gambar bestek, gambar detail konstruksi,
gambar situasi dan
sebagainya yang telah disampaikan kepada penyedia jasa beserta dokumen – dokumen lain tidak
boleh
diubah dan ditambah tanpa mendapat persetujuan tertulis dari pengguna jasa
- Gambar Kerja ( Shop Drowing )
Sebelum melakukan pekerjaan penyedia jasa diwajibkan melakukan MCO secara keseluruhan
bersama – sama direksi lapangan dan dituangkan dalam gambar kerja yang disetujui oleh direksi
sebagai pedoman awal untuk melaksanakan pekerjaan di lapangan, MCI, MC2, MC3 dan
seterusnya harus dibuat dan dilampirkan pada laporan bulanan atau dalam rangka penarikan
termyn. Gambar kerja yang telah disetujui oleh direksi harus dipasang pada direksi keet.

- Gambar Pelaksanaan ( As Built Drawing )


Penyedia jasa diwajibkan membuat gambar pelaksanaan yang sesuai dengan apa yang telah
dilaksanakan di lapangan (As Built Drawing) dengan memperhatikan perbedaan antara gambar
kerja dan hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan. Gambar tersebut harus dibuat dalam rangkap 3
( tiga ) atas biaya penyedia jasa.

1
- Gambar di tempat pekerjaan
Penyedia jasa harus menyimpan di tempat pekerjaan satu rangkap gambar kontrak lengkap
termasuk Rencana Kerja dan Syarat – Syarat, Berita Acara Anwijzing, Time Schedulle dalam
keadaan baik (dapat dibaca dengan jelas) termasuk perubahan terakhir dalam masa pelaksanaan
pekerjaan, agar tersedia jika pemberi tugas atau wakilnya sewaktu – waktu memerlukan atau
ditempatkan pada direksi keet.

5. Peraturan Teknis Pembangunan Yang Dipergunakan


Berlaku dan mengikat di dalam Rencana Kerja dan syarat – syarat ini :
a) Peraturan Beton untuk Indonesia (PBI) tahun 1971.
b) PUBB (Peraturan Umum Pemeriksa Bahan Bangunan) NI 3 /56.
c) Peraturan Muatan Indonesia (PMI 1970) NI 18 tahun 1970.
d) PKKI (Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia) NI 5 tahun 1961.
e) Peraturan Perburuan Indonesia (tentang pengarah tenaga kerja) antara lain tentang larangan
memperkerjakan anak di bawah umur.
f) Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum Nomor KEP.
174 / MEN /86
Tanggal 04 Maret 1986
104 / KPTS /1986

tentang : Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada tempat kegiatan konstruksi


g) Peraturan Pemerintah Daerah setempat mengenai bangunan.

6. Penjelasan RKS dan Gambar


a) Bila terdapat perbedaan gambar antara, gambar rencana dan gambar detail maka gambar
detail yang dipakai / diikuti.
b) Bila terdapat skala gambar dan ukuran dalam gambar tidak sesuai, maka ukuran dengan
angka dalam gambar yang diikuti.
c) Bila ukuran jumlah yang dipakai / diperlukan dan bahan / barang yang dipakai dalam RKS tidak
sesuai dengan gambar, maka RKS yang diikuti.
d) Bila Penyedia Jasa meragukan tentang perbedaan antara gambar – gambar yang ada baik
mengenai mutu bahan yang dipakai maupun konstruksi dengan RKS, maka penyedia jasa
berkewajiban untuk menanyakan kepada pengawas Lapangan / Pengguna Jasa secara
tertulis.
e) Penyedia jasa berkewajiban untuk mengadakan penelitian tentang hal tersebut diatas setelah
penyedia jasa menerima dokumen dari Pengguna Jasa dan hal tersebut akan dibahas dalam
rapat penjelasan.
f) Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa harus meneliti kembali semua dokumen
yang ada untuk disesuaikan dengan Berita Acara Penjelasan.

7. Persiapan di lapangan
Bangunan Sementara ( Bouwkeet )
Penyedia jasa harus menyediakan dan mendirikan semua bangunan sementara (Bouwkeet) untuk
digunakan sebagai gudang penyimpanan dan perlindungan bahan – bahan bangunan. Penyedia
jasa harus pula menyediakan ruangan untuk keperluan Direksi dengan perlengkapannya : meja,
kursi, papan tulis, buku harian dan buku Direksi seperlunya.

Semua Bouwkeet perlengkapan beserta perlengkapan penyedia jasa dan sebagainya, pada waktu
selesainya pekerjaan harus dibongkar, atau bila yang dipergunakan bangunan harus dibersihkan
dari segala tapak, juga segala kerusakan – kerusakan harus diperbaiki atas persetujuan Direksi.
Jalan masuk ke tempat pekerjaan yang telah ditetapkan harus diadakan oleh penyedia jasa, bila
diperlukan disesuaikan dengan kebutuhan.

8. Jadwal Pelaksanaan
Pada saat Penyedia Jasa akan memulai pelaksanaan di lapangan atau setelah menerima SPMK
dari Pengguna jasa, harus segera mengadakan persiapan antara lain berupa Bar Chart,
pembuatan jadwal pelaksanaan secara tertulis berisi tahap – tahap

2
pelaksanaan pekerjaan. Waktu yang direncanakan dan disesuaikan dengan jangka waktu yang
ditetapkan dalam kontrak dan harus disahkan oleh pengguna jasa .
Bar Chart tersebut harus selalu berada di lokasi tempat pekerjaan untuk diikuti dengan
perkembangan hasil pelaksanaan pekerjaan di lapangan dengan diberikan tanda garis tinta merah
bila terdapat / terlihat hambatan. Semua pihak harus segera mengadakan langkah – langkah untuk
penanggulangan terhadap hambatan yang akan terjadi.

9. Kewajiban Penyedia Jasa


Pengawasan dan Prosedur Pelaksanaan
Penyedia jasa harus mengawasi dan memimpin pekerjaan dengan menggunakan kecakapan dan
perhatian penuh. Harus bertanggung jawab penuh untuk semua alat – alat konstruksi, cara – cara
teknik urutan dan prosedur untuk mengkoordinasi semua bagian pekerjaan yang berada di dalam
kontrak.
Pelaksana Pekerjaan :
a) Sebagai pemimpin pelaksana proyek sehari – hari pada pelaksanaan pekerjaan, penyedia jasa
harus dapat menyerahkan kepada seorang ahli dalam bidangnya, cakap sesuai dengan
tanggung jawabnya dan selalu berada di lokasi.
b) Sebagai penanggung jawab di lapangan, pelaksana harus mempelajari dan memahami semua
isi gambar, bestek dan Berita Acara Aanwijzing sehingga tidak terjadi kesalahan baik
konstruksi maupun kualitas bahan – bahan yang akan digunakan.

c) Perubahan konstruksi maupun perubahan bahan – bahan bangunan dapat dilaksanakan


apabila ada ijin tertulis dari Direksi. Penyimpangan dari hal tersebut menjadi tanggung jawab
penyedia jasa dan agar melaksanakan sesuai dengan gambar dan bestek.

d) Pengawas lapangan berhak menolak penunjukan seorang pelaksana dari penyedia jasa
berdasarkan pendidikan, pengalaman, tingkah laku dan kecakapan, dalam hal ini penyedia
jasa harus segera menempatkan pengganti lain dengan persetujuan Direksi.

10. Penjagaan, Keamanan Lapangan Pekerjaan


Keamanan dan Kesejahteraan
Selama pelaksanaan pekerjaan penyedia jasa diwajibkan mengadakan segala yang diperlukan
untuk keamanan para pekerja dan tamu, seperti pertolongan pertama, sanitasi, air minum, dan
fasilitas kesejahteraan juga diwajibkan memenuhi segala peraturan dan tata tertib Organisasi
Pemerintah Daerah setempat.
Terhadap milik umum
Penyedia jasa harus menjaga agar jalan umum, jalan kecil dan hak pemakaian jalan, bersih dari
bahan – bahan bangunan bekas bongkaran dan memelihara kelancaran lalu lintas, baik
kendaraan maupun pejalan kaki selama kontrak berlangsung.
Terhadap bangunan yang ada
Selama masa – masa pelaksanaan pekerjaan kontrak, penyedia jasa bertanggung jawab penuh
atas segala kerusakan bangunan yang ada, utilitas, jalan, saluran, penggunaan air dan
sebagainya. Kerusakan – kerusakan sejenis yang disebabkan karena kegiatan penyedia jasa
(dalam arti kata yang luas) diperbaiki oleh Penyedia jasa hingga dapat diterima pemberi tugas
ataupun pihak lain yang terkait dalam proyek tersebut.
Keamanan terhadap pekerjaan
Penyedia jasa bertanggung jawab atas keamanan seluruh pekerjaan kontrak termasuk bahan –
bahan bekas bongkaran dan perlengkapan lainnya hingga kontrak selesai dan diterima baik oleh
Direksi. Penyedia jasa harus menjaga perlengkapan bahan – bahan material dari segala
kerusakan, kehilangan dan lain sebagainya, untuk seluruh pekerjaan termasuk bagian – bagian
yang dilaksanakan oleh penyedia jasa dan menjaga agar pekerjaan bebas dari segala resiko air
hujan dengan melindungi dan memakai penutup yang layak, memompa, menimba seperti apa
yang dikehendaki atau telah diinstruksikan.

11. Laporan Harian, Mingguan dan Bulanan


Penyedia jasa diwajibkan untuk membuat laporan harian / mingguan mengenai kemajuan
pekerjaan. Laporan kemajuan pekerjaan tersebut harus mengenai keterangan

3
yang berhubungan dengan kejadian selama 1 (satu) bulan dimana harus meliputi sebagai berikut :

I. Jumlah karyawan / tenaga yang dipekerjakan selama satu bulan penuh.


II. Uraian – kemajuan pekerjaan pada akhir bulan
III. Bahan–bahan dan perlengkapan yang telah masuk dan diterima di tempat pekerjaan.

IV. Keadaan cuaca.


V. Kunjungan tamu yang ada hubungannya dengan paket pekerjaan VI.
Kunjungan tamu dinas / instansi terkait
VII. Kejadian khusus
VIII. Foto ukuran kartu pos sesuai dengan petunjuk pengawas IX.
Pengesahan pengawas / Pengguna Jasa

12. Foto Pelaksanaan.


Penyedia Jasa wajib menyerahkan seluruh foto pelaksanaan selama masa pelaksanaan fisik
dilapangan dalam bentuk foto digital (dimasukkan dalam CD) dan dalam bentuk Print Out. Bentuk
foto fisik pelaksanaan diatur sedemikian rupa sehingga tampak pekerjaan yaitu:

a. Tampak foto 0%
b. Tampak foto 50%
c. Tampak foto 75%
d. Tampak foto 100%

13. Kurva Kemajuan pekerjaan (kurva S)


Penyedia jasa harus membuat dan menyerahkan kurva S selama masa pelaksanaan pekerjaan
dalam setiap rapat koordinasi / sesuai dengan kebutuhan pengguna jasa untuk mempermudah
pemantauan.

14. Jaminan dan Keselamatan Buruh


14.1. Air minum dan air untuk pekerjaan
a. Penyedia jasa harus senantiasa menyediakan air minum yang bersih dan sehat
ditempat pekerjaan untuk para pekerjanya.
b. Air untuk keperluan bangunan selama pelaksanaan, dapat mempergunakan atau
menyambung pipa air yang telah ada dengan meteran air tersendiri atau langsung
berhubungan ke pihak pemilik (guna memperhitungkan pembayaran) atau air sumur
yang bersih / jernih dan tawar, bila hal ini meragukan pengawas harus memeriksakan ke
laboratorium.
14.2. Kecelakaan
Apabila terjadi kecelakaan para pekerja yang melaksanakan pekerjaan, penyedia jasa harus
segera mengambil tindakan penyelamatan bagi si korban dengan biaya pengobatan dan lain
– lain menjadi tanggung jawab penyedia jasa dan harus segera melaporkan kepada jawatan
terkait ( SPSI ) dan pengawas.
14.3. Di lokasi pekerjaan harus disediakan kotak obat untuk pertolongan pertama ( P3K ) yang
selalu tersedia di dalam setiap saat dan berada di tempat pengawas / Direksi keet.

15. Syarat – Syarat Cara Pemeriksaan Bahan Bangunan


a. Penyedia jasa harus selalu memegang teguh disiplin keras dan perintah yang baik antar
pekerjanya dan tidak akan mengerjakan tenaga kerja yang tidak sesuai atau tidak mempunyai
keahlian dalam tugas yang diserahkan kepadanya.
b. Penyedia jasa menjamin bahwa semua bahan bangunan dan perlengkapan yang disediakan
menurut kontrak dalam keadaan baru.
c. Dalam pengajuan penawaran penyedia jasa harus mempertimbangkan biaya pengujian /
pemeriksaan berbagai bahan pekerjaan. Di luar jumlah tersebut misal

4
-: mengirim bahan bangunan, penyedia jasa tetap bertanggung jawab atas biaya pengiriman
yang tidak memenuhi syarat - syarat yang dikehendaki.

16. Pekerjaan Tldak 8alk


a. Pengguna Jasa berhak mengeluarkan instruksiagar penyedia josa membongkar pekerjaan apa
saja yang telah ditutup untuk diperiksa tau mengatur untuk mengadakan pengujian bahan baik
yang sudah maupun yang belum dimasukkan dalam pekerjoon atau yang sudah dilaksanakan.
Siaya untuk mengerjakan dan sebagainya menjadi beban penyedia jasa untuk disempurnakan
sesuaikontrak.
b. Pengguna Jasa berhak mengeluarkan instruksi untuk menyingkirkan dari tempat pekerjaan
bahan atau barang apa soja yang tidak sesuaidengan kontrak.
c. Pengguna Jose boleh ( tetapi tidak dengan secara tidak adil atau menyusahkan )
mengeluarkan perintah yang menghendaki pemecatan siapa saja dan pekerjaan.

17. Papan Nama Kegiatan


Penyedia jasa harus memasang papan nama kegiatan di lokasi pekerioon dengan ukuran 0,8 x 1,2
m2 (digital print) dengan tulison hitam selambat - lambatnya 1 (satu ) bulan terhitung sejak tanggal
dikeluarkannya SPMK.

5
II. SPESIFIKASI TEKNIS UMUM
A. U M U M
1. Standar Spesifikasi
Kecuali ditentukan lain, semua bahan-bahan pelaksanaan pekerjaan harus memenuhi syarat
standar yang berlaku di Indonesia dan Peraturan Standar Pelaksanaan yang ditentukan oleh
Ketentuan-Ketentuan Standar Nasional Indonesia ( SNI ).
Semua material dan cara pelaksanaan mungkin tidak seluruhnya terinci di dalam spesifikasi ini atau
pada standar-standar yang ada. Dalam hal ini Direksi akan menentukan apakah bahan-bahan yang
akan dipergunakan dalam pekerjaan telah baik/cocok dengan standar untuk pekerjaan tersebut.

2. Daftar Upah Harian, Daftar Harga dan Biaya


Daftar harga dan biaya upah harian yang diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Tender
Dokumennya, yang selanjutnya menjadi bagian dari kontrak, harus meliputi semua yang
berhubungan dengan penyelenggaraan (handling) semua buruh, material, peralatan,
instalasi/mesin, penyusutan, overhead, keuntungan, pengobatan, pajak, ijin, pelayanan sosial,
asuransi kecelakaan dan semua yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut.
3. Pemberitahuan untuk Mulai Pekerjaan
Dalam keadaan apapun tidak dibenarkan untuk memulai pekerjaan yang sifatnya permanen tanpa
lebih dahulu mendapat persetujuan dari Direksi Pengawas. Pemberitahuan yang lengkap dan jelas
harus terlebih dahulu disampaikan kepada Direksi Pengawas dalam jangka waktu yang cukup
sebelum pekerjaan itu dilaksanakan, agar masih ada waktu untuk mempertimbangkan bila
diperlukan penelitian dan pengujian dahulu atas persiapan pekerjaan tersebut.

4. Perintah untuk Pelaksanaan


Bila pihak Penyedia Jasa tidak berada di tempat pekerjaan dimana Direksi Pengawas bermaksud
untuk memberikan petunjuk-petunjuknya, maka petunjuk-petunjuk harus diturut dan dilaksanakan
oleh Pelaksana atau orang yang ditunjuk untuk itu oleh Penyedia Jasa. Orang-orang atau
Pelaksana tersebut harus mengerti maksud Direksi Pengawas secara jelas.
5. Pengukuran dan Pematokan
Penyedia Jasa harus memulai pekerjaan-pekerjaannya dari garis-garis dasar dan patok-patok yang
telah disetujui oleh Direksi Pengawas dan bertanggung jawab penuh atas pengukuran-pengukuran
yang dibuatnya.
Penyedia Jasa harus menyediakan semua bahan, peralatan dan tenaga kerja, termasuk juru-juru
ukur (surveyor) yang dibutuhkan sehubungan dengan pengukuran dan pematokan untuk setiap
bagian pekerjaan yang memerlukannya.
Penyedia Jasa diwajibkan untuk memelihara patok-patok serta titik tetap utama selama masa
pembangunan.
Pada keadaan dimana ada penyimpangan dari Gambar Pelaksanaan, Penyedia Jasa harus
mengajukan minimal 3 (tiga) Gambar Penampang dalam arah yang berbeda dari daerah yang
dipatok itu. Direksi Pengawas akan membubuhkan tanda tangan persetujuan atau pendapat/revisi
pada suatu lembar gambar tersebut dan mengembalikannya kepada Penyedia Jasa.

Setelah diperbaiki Penyedia Jasa harus mengajukan kembali gambar yang oleh Direksi
Pengawas diminta untuk direvisi. Gambar tersebut harus digambar kembali oleh Drafter AutoCAD
untuk memungkinkan direproduksi. Setelah disetujui, maka Penyedia Jasa akan menyerahkan pada
Direksi Pengawas gambar AutoCAD asli dan 3 (tiga) lembar reproduksinya. Ukuran maupun huruf
yang dipakai pada gambar tersebut harus sesuai dengan ketentuan Direksi.

1
B. BAHAN-BAHAN
1. Semen Portland.
1.1 Persyaratan
Semua semen yang dipakai harus semen portland yang disesuaikan dengan persyaratan
dalam Standard Indonesia NI-8 dan SNI .
1.2 Pemeriksaan dan Pengujian
a. Direksi berhak memeriksa bahan-bahan, pemeriksaan analisis oleh laboratorium dan
mengambil contoh-contoh semen untuk pemeriksaan. Penyedia Jasa harus bersedia untuk
memberikan bantuan yang dibutuhkan bagi Direksi untuk pengambilan contoh-contoh.

b. Umur semen tidak boleh lebih dari tiga bulan, kondisinya harus baik, tertutup rapat dalam
kantong, tidak menggumpal atau mengeras dan sama sekali tidak boleh menggunakan
semen yang telah menggumpal atau mengeras.
c. Semen dari tipe lain seperti semen tahan sulfat, semen dengan bahan hidrasi rendah, cepat
kuat dan sebagainya tidak boleh dipakai kalau tidak ada ketentuan dan tanpa
sepengetahuan Direksi.
d. Direksi dapat memeriksa semen yang disimpan dalam gudang setiap waktu sebelum
dipergunakan. Semen yang tidak dapat diterima oleh Direksi harus tidak dipergunakan
(diafkir). Jika semen yang dinyatakan tidak memuaskan telah dipergunakan untuk beton,
spesi atau spesi injeksi, maka hasil pekerjaan tersebut harus dibongkar kembali dan diganti
dengan bangunan yang memakai semen yang telah disetujui, semua biaya pembongkaran
dan perbaikan menjadi beban Penyedia Jasa. Penyedia Jasa harus menyediakan semua
semen dan beton yang
dibutuhkan untuk pemeriksaan tanpa pembebanan biaya kepada Pemberi Tugas.
1.3 Tempat Penyimpanan
Penyedia Jasa harus menyediakan tempat penyimpanan yang sesuai untuk semen pada tempat-
tempat yang baik yang memudahkan pengangkutan ke lokasi pekerjaan dan semen setiap saat
harus dengan cermat terlindung terhadap iklim, harus berlantai kuat dibuat dengan jarak minimal
30 cm dari tanah, harus cukup besar untuk memuat semen dalam jumlah cukup untuk pekerjaan
tersebut. Penggunaan semen harus sesuai dengan urutan datangnya semen, semen yang lama
harus digunakan lebih dahulu daripada yang baru datang. Semen dalam zak tidak boleh
ditumpuk setinggi lebih dari 2 meter.
2. Agregat
2.1 Agregat Halus/Pasir
a. Agregat halus terdiri dari butir-butir yang keras, kekal dan tajam sebagai hasil disintegrasi
alami dari batu-batuan atau berupa pasir buatan yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah
batu. Agrerat halus ini tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% (ditentukan terhadap
berat kering), dan kalau melebihi 5% harus dicuci. Agrerat harus bersih dan bebas dari
gumpalan tanah liat, gumpalan-gumpalan kecil, bahan alkali, tanah liat dan hal-hal yang
merugikan dari subtansi yang merusak. Tidak boleh mengandung bahan-bahan organis
terlalu banyak yang harus dibuktikan dengan percobaan warna dari Abram Harder (dengan
larutan NaOH). Agrerat yang tidak memenuhi percobaan warna dapat juga dipakai, asal
kekuatan tekan adukan agrerat tersebut pada umur tujuh hari dan 28 hari tidak kurang dari
95% dari kekuatan adukan agrerat yang sama tetapi dicuci hingga bersih.

b. Semua pasir alam asal Jawa yang dibutuhkan untuk pekerjaan pembangunan harus
disediakan oleh Penyedia Jasa dan dapat diperoleh dari sungai atau sumber alam lain
seperti pasir gunung dan lainnya yang diajukan oleh Penyedia Jasa dan disetujui Direksi.
Pasir laut tidak diperkenankan dipakai untuk campuran segala mutu beton.

2.2 Agregat Kasar/Kerikil Asal Jawa


a. Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras, kekal dan tidak berpori sebagai hasil
disintegrasi alami dari batu-batuan atau berupa batu pecah yang dihasilkan oleh alat-alat
pemecah batu. Aggrerat kasar ini tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1%
(ditentukan terhadap berat kering), dan kalau melebihi 1% harus dicuci. Agrerat kasar tidak
boleh mengandung zat-zat yang

2
dapat merusak beton ataupun baja tulangan. Agregat kasar harus mempunyai modulus
kehalusan butir antara 6,0 sampai 7,5 atau bila diselidiki dengan saringan standar harus
sesuai dengan Syarat Umum.
b. Besar butir agregat maksimum tidak boleh lebih daripada seperlima jarak terkecil antara
bidang-bidang samping dari cetakan, sepertiga dari tebal pelat atau tiga perempat dari
jarak bersih minimum di antara batang-batang atau berkas-berkas tulangan.

3. Bahan Pasangan atau Batu Asal Jawa


Batu adalah batu pecah berasal dari gunung batu atau batu-batu besar dari sungai yang bermutu,
mempunyai berat jenis minimal 1,8 ton/m3. Kekuatan tekanan tidak boleh kurang dari 400 kg/cm 2.

Syarat kualitas untuk bahan pasangan atau batu harus dipenuhi sesuai dengan peraturan yang
berlaku di Indonesia yaitu sebagai berikut:
 SNI 0394-89-A Batu Alam untuk Bahan Bangunan
Harga Satuan Bahan yang Diajukan
Harga satuan yang ditawarkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk jenis pekerjaan dimana
pasir, kerikil, batu merupakan bagian di dalamnya, harus meliputi harga pembelian, pengolahan
(processing), pengangkutan, penimbunan/penyimpanan, menyaring dan mencuci kembali bila
dikehendaki, dan menempatkan pada tempat-tempat dan pemakaian-pemakaian terakhir. Semua
biaya penyediaan harus dirumuskan dalam harga satuan, yang diajukan dalam daftar penawaran
untuk jenis-jenis pekerjaan yang dikehendaki, dimana bahan-bahan itu digunakan.

4. Air
a. Air yang dipakai untuk semua campuran beton, spesi/mortar harus bebas dari lumpur, minyak,
asam, bahan organik basah, garam dan kotoran-kotoran lainnya. Air tersebut harus dilihat atau
kalau perlu diuji dulu oleh Direksi untuk menetapkan sesuai tidaknya.
b. Apabila terdapat keragu-raguan mengenai air, dianjurkan untuk mengirimkan contoh air tersebut
ke Lembaga Pemeriksaan Bahan-bahan yang diakui untuk diselidiki sampai berapa jauh air itu
mengandung zat-zat yang dapat merusak beton atau baja tulangan.

c. Apabila pemeriksaan contoh air seperti disebut diatas tidak dapat dilakukan, maka dalam hal
adanya keragu-raguan mengenai air itu dan dengan memakai air itu dan dengan memakai air
suling, maka air tersebut dianggap dapat dipakai, apabila kekuatan tekan mortel dengan
memakai air itu pada umur tujuh hari dan 20 hari paling sedikit adalah 90% dari kekuatan tekan
mortel dengan memakai air suling pada umur yang sama.

5. Baja Tulangan Beton


5.1 Bahan (Material) dan Ukuran Batang
Bahan baja tulangan beton harus baru dan dari mutu dan ukuran sesuai dengan Standar
Indonesia untuk beton NI-2, dan standar yang berlaku di Indonesia
5.2 Pembengkokan/Pembentukan dan Pembersihan
a. Baja tulangan beton sebelum dipasang, harus bersih dari serpih-serpih, karat, minyak,
gemuk dan pelapisan yang akan merusak atau mengurangi daya lekatnya.

b. Penyedia Jasa harus mempersiapkan daftar pembengkokan tulangan dalam bentuk yang
sesuai dengan gambar dan disetujui oleh Direksi.
c. Baja tulangan beton harus dibengkokkan/dibentuk dengan teliti sesuai dengan bentuk dan
ukuran-ukuran yang tertera pada gambar-gambar konstruksi yang diberikan kepada
Penyedia Jasa atau yang telah dibuatkan tabelnya oleh
Penyedia Jasa.
5.3 Pemasangan Baja Tulangan
Beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan gambar/perhitungan dan dipastikan tidak
terjadi pergeseran/pemindahan dengan pemakaian kawat pengikat tulangan beton pada
perpotongan/pertemuan tulangan dan rangka tulangan harus didukung oleh pengganjal blok
beton (batu tahu), perenggang (spacer) sebagaimana yang dibutuhkan.

3
5.4 Penyambungan
a. Jika diperlukan untuk menyambung tulangan pada tempat-tempat lain dari yang
ditunjukkan pada gambar, bentuk dari sambungan harus ditentukan oleh Direksi.
b. Overlap pada sambungan untuk tulang-tulangan dinding tegak (vertikal)dan kolom
sedikitnya harus 40 kali diameter batang dan harus mendapatkan persetujuan Direksi.

6. Bahan-Bahan Lain
6.1 Kayu atau Kayu bangunan
Kayu dipakai untuk bahan cetakan beton, rambu-rambu lalu lintas dan kantor kerja di
lapangan.
a. Kayu untuk cetakan beton bisa dipakai kayu Meranti atau kayu Bali (Kruing atau Rasmala)
atau jenis lainnya yang disetujui oleh Direksi.
b. Kayu bangunan harus dari kualitas yang baik, lurus dan sebelum dipakai untuk
cetakan beton harus diratakan dulu.
6.2 Pengukuran dan Pembayaran
Semua biaya untuk mendapatkan bahan-bahan tersebut termasuk angkutan, penyimpanan dan
pemasangan harus dimasukkan dalam harga satuan, yang ditawarkan dalam Daftar Kuantitas
dan Harga untuk jenis pekerjaan yang sesuai dimana bahan-bahan tersebut akan digunakan.

C. TANAH
1. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk di dalam lingkup pekerjaan tanah ini meliputi pekerjaan pembersihan, penggalian,
penimbunan kembali, pengurugan, pembongkaran, pembuangan material galian keluar proyek serta
pekerjaan-pekerjaan tanah lainnya yang berkaitan dengan stabilitas tanah.

Semua pekerjaan tanah yang dilaksanakan harus sesuai dengan Dokumen Kontrak, dan
pelaksanaannya sesuai dengan syarat-syarat dan petunjuk yang diberikan, kecuali bilamana syarat
dan petunjuk tersebut diubah secara tertulis oleh Direksi untuk bagian-bagian pekerjaan tertentu.

2. Pengukuran dan Pematokan


Penyedia Jasa harus memenuhi batas-batas berikut sebelum melaksanakan pekerjaan tanah:

1. Patok-patok untuk profil melintang (cross section) dari pekerjaan tanah harus ditempatkan
dengan ketelitian kurang dari 20 mm dari posisi pekerjaan penting dan mendapat persetujuan
Direksi.
2. Survei mendatar (level survei) harus diikatkan dengan titik tetap/Bench Mark (BM) permanen
atau titik awal yang ditunjuk oleh Direksi. Kesalahan pengikatan harus kurang dari 10 mm
dikalikan akar kuadrat dari panjang/keliling dalam kilometer (10 x (keliling)0.5)

3. Patok yang menunjukkan ketinggian akhir dari pekerjaan tanah harus lebih tinggi dari ketinggian
tanah yang ditentukan, dengan selisih minimum 20 mm.
4. Formasi mendatar dan vertikal dari lereng (slope), saluran buangan air, penempatan pipa dan
pekerjaan lain harus dibuat/diletakkan setepat mungkin dan berulang-ulang dicek, untuk
meyakinkan kebenarannya.
5. Patok-patok dan BM akan ditunjukkan lokasinya di lapangan oleh Direksi. Patok-patok yang ada
tersebut harus dilindungi sampai berakhirnya proyek. Perubahan dari hal-hal tersebut di atas
meskipun untuk pelaksanaan tidak diperkenankan sampai tempatnya ditetapkan dengan titik
referensi yang ada di lokasi tidak akan terganggu oleh pekerjaan permanen dan sampai setting
out pekerjaan tanah disekitarnya telah diselesaikan dan surat kuasa tertulis dari Direksi telah
diberikan.
6. Segera setelah Penyedia Jasa diberikan kewenangan/diserahkan tempat pekerjaan (serah
terima lapangan), Penyedia Jasa harus bertanggung jawab sepenuhnya dan membiayai semua
ongkos-ongkos yang berhubungan dengan perlindungan, pemeliharaan dan perubahan
pemindahan akhir dari patok-patok dan BM. Patok-patok dan BM yang tidak terganggu selama
pelaksanaan pekerjaan harus diserahkan sempurna kepada Direksi pada penyelesaian
pekerjaan.

4
3. Pembersihan
Semua daerah di sekitar jalur yang akan dibersihkan seperti yang ditentukan oleh Direksi, harus
dibersihkan dari segala pohon-pohon dan akarnya serta barang-barang lain yang tidak berguna.
Bahan-bahan tersebut harus dibuang pada lokasi pembuangan yang diajukan Penyedia Jasa dan
harus mendapat persetujuan dari pemilik tanah. Penyedia Jasa harus sudah melakukan pekerjaan
pembersihan ini jauh hari (paling lambat tujuh hari) sebelum pekerjaan dimulai. Semua kerusakan
terhadap pekerjaan dan milik umum atau perseorangan yang diakibatkan oleh pekerjaan
pembersihan ini harus diperbaiki atau diganti atas biaya Penyedia Jasa.

4. Penggalian
4.1. Umum
Bagian ini dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) macam, yaitu galian tanah biasa, galian batu dan
galian konstruksi.
4.2. Galian tanah biasa
a. Galian tanah biasa harus mencakup semua galian yang bukan galian batu, galian untuk
konstruksi atau galian material/bahan baku. Bila Direksi menghendaki, Penyedia Jasa harus
membongkar/membuang material-material yang tidak diinginkan dalam pekerjaan galian
tanah ke tempat lain.
b. Bila material-material yang tidak diinginkan itu memang harus dibuang, tanah yang
digunakan untuk menutup lubang sebagai gantinya harus dipadatkan selapis demi selapis
setebal 10 cm, dengan kepadatan 90% dari maksimum kepadatan yang diselidiki menurut
test AASHO T-99. Bila tanah/material yang tidak diinginkan tersebut terletak di bawah muka
air tanah dan material penggantinya terdiri dari kerikil atau material berbutir lepas lainnya
dengan tebal minimum 30 cm, maka pemadatan dapat ditiadakan bilamana Ahli
mengijinkannya.
4.3. Galian Batu
Galian batu terdiri dari pekerjaan menggali/membongkar batu-batuan sebesar setengah meter
kubik atau lebih pada daerah galian, termasuk batuan konglomerat yang menurut pendapat
Ahli diperlukan dengan alat-alat bor. Galian batu harus dikerjakan sampai mencapai
kedudukan permukaan seperti yang dicantumkan pada Gambar Pelaksanaan.

4.4. Galian Konstruksi


Galian konstruksi terdiri dari pekerjaan galian untuk pembuatan pondasi jalan, saluran, galian
untuk bak-bak pengolahan, galian untuk gorong-gorong, pembongkaran konstruksi lama yang
perlu sehubungan dengan pekerjaan itu.Pekerjaan ini termasuk pula pekerjaan untuk mengisi
kembali lubang-lubang kelebihan galian dengan material yang baik yang disetujui Direksi.

4.5. Metode Pelaksanaan


a. Penyedia Jasa harus memberitahu Direksi sebelum mulai mengerjakan pekerjaan galian,
sehingga penampang, peil dan pengukuran dapat dilakukan pada keadaan tanah yang
belum terganggu. Dasar galian harus digali sampai pada batas-batas kemiringan dan peil
yang dicantumkan pada Gambar Rencana.
b. Kalau ternyata dijumpai kondisi yang tak memuaskan pada kedalaman yang diperlihatkan
pada Gambar, maka penggalian harus diperdalam atau diubah sampai disetujui Direksi.

c. Jika dipergunakan peralatan berat untuk pemindahan tanah, pemadatan atau keperluan
lainnya, alat berat tersebut tidak diperbolehkan berada atau beroperasi lebih dekat dari 1,5
m dari tepi galian terbuka atau galian pondasi, kecuali bila pipa atau struktur lainnya telah
dipasang dan ditutup dengan minimum 60 cm urugan yang telah dipadatkan.

4.6. Pemindahan atau Penyimpangan Aliran Air


a. Kecuali untuk galian konstruksi, tidak ada pembayaran tersendiri untuk penyimpangan
aliran air sebelum atau sesudah penggalian.

5
b. Pembiayaan untuk perlindungan, perbaikan tepi (shoring), pemompaan atau pengeringan
seperti yang dikehendaki Direksi harus sudah tercakup dalam Harga Penawaran untuk
galian.
c. Penyedia Jasa bila perlu harus menyediakan fasilitas secukupnya untuk pekerjaan
pengeringan atau penyimpangan jalan air.
d. Untuk melindungi dan menyelamatkan pekerjaan, Penyedia Jasa harus juga
mempersiapkan sistim drainase/saluran-saluran pembuang yang perlu agar saluran air
pada musim hujan nanti berjalan lancar. Pengaturan saluran yang dimaksudkan untuk
menyelamatkan dan melindungi pekerjaan serta pemeliharaan agar tetap bersih, sudah
harus termasuk dalam Perincian Anggaran Biaya, dan tidak ada pembayaran tersendiri
untuk hal ini.
e. Pengendalian terhadap air yang masuk ke dalam lubang galian harus dilaksanakan oleh
Penyedia Jasa, agar tidak menghambat pekerjaan dan tidak menimbulkan kelongsoran
tanah. Pemompaan air dalam lubang galian dapat dilakukan dengan sump well pump.

f. Untuk galian tanah yang cukup dalam, Penyedia Jasa harus memasang turap pengaman.

5. Pembuangan Bahan Galian


Penyedia Jasa harus mengangkut dan membuang bahan galian yang tidak diperlukan dalam
pekerjaan. Apabila lapisan tanah bagian atas tersebut dalam Daftar Perincian Biaya Pekerjaan (Bill
of Quantity) harus disingkirkan, maka Penyedia Jasa harus menumpuknya di suatu tempat di
lapangan yang disetujui Direksi dan terpisah dari timbunan-timbunan yang lain.

Hal-hal yang menyangkut jumlah, cara atau waktu untuk menyingkirkan lapisan tanah bagian atas
menjadi pertimbangan dan atas persetujuan Direksi.
Semua bahan galian, kecuali yang dianggap baik (surplus) untuk keperluan proyek, tidak boleh
disingkirkan dari lapangan kecuali atas petunjuk dan persetujuan Direksi.
Apabila Penyedia Jasa diijinkan oleh Direksi untuk menyingkirkan bahan galian dari lapangan untuk
memudahkan pekerjaannya, maka kekurangan bahan urugan yang timbul kemudian, menjadi
tanggungannya.
6. Penimbunan dan Penimbunan Kembali
6.1 Umum
Pekerjaan penimbunan terdiri dari pekerjaan penimbunan tanah dan pemadatannya guna
keperluan pembentukan tanah harus mengikuti ukuran-ukuran ketinggian, kemiringan dan
bentuk-bentuk seperti yang ditunjukkan dalam gambar-gambar pelaksanaan.

6.2 Metode Pelaksanaan


Material tanah timbunan yang didatangkan dan telah disetujui oleh Ahli, harus dihamparkan
dalam lapisan-lapisan setebal maksimum 30 cm, agar didapat kepadatan yang merata untuk
seluruh ketebalannya, sesuai dengan kemiringan serta ukuran-ukuran seperti yang tercantum
dalam Gambar Pelaksanaan.
Tanah timbunan harus dibasahi secukupnya, yakni pada kadar air optimal (sebelum
dipadatkan) untuk mencapai kepadatan optimal yang disyaratkan.
Pada pelaksanaan pemadatan, lapisan berikutnya tidak boleh dihampar sebelum lapisan yang
terdahulu selesai dipadatkan dan telah diperiksa oleh Ahli. Pemadatan dilakukan dengan
Mechanical Roller, Rammers atau Vibrators atau cara lain yang disetujui untuk mencapai hasil
kepadatan kering tidak kurang dari 95% Standard Proctor atau kepadatan kering lain yang
ditentukan oleh Direksi.
Penyedia Jasa hendaknya menjaga dengan seksama kadar kelembaban dari bahan pengisi
sebelum dan selama pemadatan sedemikian rupa sehingga selalu berada diantara nilai-nilai
yang ditentukan oleh Direksi selama percobaan-percobaan yang terperinci yang cocok bagi
bahan pengisi tersebut dan metode pemadatan yang digunakan.

6
6.3 Perlindungan terhadap Pekerjaan Timbunan
Selama pekerjaan berlangsung, Penyedia Jasa harus dengan semua cara yang disetujui
Direksi, menjamin agar tidak terjadi genangan-genangan air yang dapat mengganggu/merusak
semua pekerjaan galian atau timbunan.
Penyedia Jasa bertanggung jawab atas stabilitas dari timbunan dan harus mengganti bagian-
bagian yang rusak, yang menurut Direksi diakibatkan karena kecerobohan atau keteledoran
dari pihak Penyedia Jasa dan atau akibat dari aliran air, tapi tidak karena disebabkan oleh
gerakan tanah dasar timbunan. Selama pelaksanaan timbunan harus tetap dijaga bentuknya
dan diusahakan agar terhindar dari bahaya air. Bila material yang sudah tidak memenuhi
syarat juga digunakan untuk konstruksi timbunan tersebut, maka Penyedia Jasa harus
membongkar dan menggantinya dengan material yang sesuai, dimana untuk itu tidak diadakan
tambahan biaya.
7. Pondasi Bangunan
Dasar dan sisi galian, dimana akan didirikan bangunan/konstruksi harus selesai dengan rapi
menurut duga/tingkat dan dimensi yang dikehendaki gambar, tempat tersebut harus dibasahi
dengan air dan ditumbuk tangan dengan maksud supaya terbentuk suatu dasar pondasi yang kuat.

8. Tanah-tanah Longsoran
Tanah-tanah yang tidak pada lereng-lereng seperti ditunjukkan dalam gambar atau yang ditentukan
oleh Direksi dan meterial-material yang mungkin longsor ke daerah galian, di sepanjang garis
galian, harus dipindahkan oleh Penyedia Jasa menurut cara yang disetujui, dan lereng-lereng harus
diselesaikan kembali menurut garis dan tingkat yang ditetapkan oleh Direksi dan menggunakan
turap penahan longsoran tanah yang terbuat dari kayu yang cukup kuat.

9. Pemasangan Turap
Galian yang cukup dalam dan memiliki resiko kelongsoran, pada pelaksanaannya perlu dipasang
turap yang jenis, ukuran serta jaraknya sesuai dengan Gambar Rencana. Jika tidak disebutkan
secara khusus dalam Gambar Rencana, maka Penyedia Jasa harus tetap memasang turap untuk
keamanan galian, jenis dan cara yang dipakai diajukan oleh Penyedia Jasa dan disetujui oleh
Direksi.

D. BETON
1. Umum
1.1 Lingkup Pekerjaan
a. Semua beton yang dikehendaki untuk digunakan bagi semua bangunan dan konstruksi
yang akan dikerjakan dengan spesifikasi ini dan untuk semua maksud yang berhubungan
dan sebagaimana diminta oleh Direksi harus terdiri dari bahan-bahan yang diperinci disini
dan harus dicampur dengan perbandingan yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang
tersebut disini.
b. Pencampuran harus menggunakan beton molen. Pada lokasi yang
memungkinkan truk molen bisa masuk agar diupayakan untuk memakai beton mix.
1.2 Bahan
a. Semua portland cement harus sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan -ketentuan yang
ditetapkan dalam semen portland. Semua bagian pekerjaan beton dari satu unit yang
terpisah harus menggunakan satu macam merk Portland semen gresik yang disetujui
Direksi.
b. Semua besi beton baja tulangan beton harus sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan-
ketentuan yang ditetapkan tentang besi beton baja tulangan beton.
c. Semua pasir dan agregat kasar kerikil yang digunakan dalam beton,spesi/mortar dan spesi
injeksi dalam spesifikasi ini harus disediakan oleh Penyedia Jasa sesuai dengan syarat-
syarat yang sudah diberikan.
d. Air yang dipakai harus sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan di depan.

7
1.3 Kelas Mutu Beton
a. Kelas dan mutu dari beton harus sesuai dengan Standar Beton Indonesia NI-2 dan PBI-
1971, menurut tabel dibawah ini.

'bm K ategori da ri Pengawasan Terhadap


Mutu 'bm S = 46 bangunan Kualitas Kekuatan
Kelas
kg/cm2
kg/cm2 (tujuan) Agregat Agregat
Pemeriksaa
Non Tidak ada
I B0 - - n dengan
Struktural pengujian
mata
Pemeriksaa
Tidak ada
B1 - - Struktural n dengan
pengujian
teliti
Pengujian
mendetail Pengujian
K125 125 200 Struktural dengan akan
II analisis diadakan
ayakan
Pengujian
mendetail Pengujian
K175 175 250 Struktural dengan akan
analisis diadakan
ayakan
Pengujian
mendetail Pengujian
III K>225 >225 300 Struktural dengan akan
analisis diadakan
ayakan
Jika tidak ditentukan lain, yang diartikan kekuatan tekan beton senantiasa ialah kekuatan
tekan yang diperoleh dari pemeriksaan benda uji kubus yang berisi 15 (±0,06) cm pada
umur 28 hari.
1.4 Baja Tulangan
Baja tulangan yang akan dipakai harus dihasilkan oleh pabrik-pabrik terkenal dan mutunya
harus dapat dibuktikan dengan data otentik yang ada dipasaran Kawat pengikat harus terbuat
dari baja lunak dengan diameter minimum 1mm, yang telah dipijarkan lebih dahulu dan tidak
bersepuh seng.
2. Pencampuran Beton
2.1 Komposisi/Campuran Beton
Beton harus dibentuk dari semen portland, pasir, kerikil/batu pecah dan air, semuanya
dicampur dalam perbandingan yang serasi dan diolah sebaik-baiknya sampai pada kekentalan
yang baik/tepat.
2.2 Pengadukan Beton
a. Bahan-bahan pembentukan beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin pengaduk
beton yaitu "Batch Mixer" atau "Portable Continuous Mixer" selama sedikitnya 1,5 menit
sesudah semua bahan (kecuali untuk air dalam jumlah yang penuh) ada dalam mixer.

b. Pencampuran dengan tangan diijinkan jika pada lokasi-lokasi tertentu sebuah Portable
Mixer tak mungkin digunakan menurut pendapat Direksi.

3. Perancah dan Acuan Beton


3.1 Umum
Yang dimaksud dengan perancah adalah suatu konstruksi yang mendukung acuan dan beton
muda sebelum beton mengeras, belum mencapai kekuatan yang diisyaratkan dan belum
mendapat bentuknya yang permanen. Yang dimaksud dengan acuan adalah konstruksi
cetakan terbuat dari kayu, baja dan sebagainya,

8
yang fungsinya untuk membentuk beton muda agar bila telah mengeras mencapai dimensi
serta kedudukan seperti yang telah tercantum dalam gambar rencana.
3.2 Perancah
Perancah harus dibuat pada pondasi yang cukup kuat dan kokoh, terhindar dari bahaya
penurunan maupun penggeseran. Konstruksi perancah harus juga kokoh terhadap
pembebanan yang akan ditanggungnya dan harus dibuat dari kayu.
3.3 Acuan Beton
Semua pekerjaan acuan beton harus dibuat sedemikian rupa sehingga menghasilkan bentuk,
ukuran serta batas-batas yang sesuai dengan yang direncanakan sesuai dengan petunjuk
Direksi.
4. Pemasangan Tulangan dan Sambungan Tulangan
Sebelum pengecoran beton dimulai pemasangan tulangan harus diperiksa dulu oleh pengawas ahli
apakah telah sesuai dengan Gambar Rencana.
5. Pelaksanaan Pengecoran
1. Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, baja tulangan beton, penyokong dan
pengikatan dan penyiapan-penyiapan permukaan yang berhubungan dengan pengecoran telah
disetujui oleh Direksi.
2. Sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat pengecoran beton (cetakan, lantai
kerja) harus bersih dari air yang menggenang, reruntuhan atau bahan lepas.

3. Acuan yang terbuat dari kayu ataupun bahan-bahan lain yang dikuatirkan dapat mengurangi air
semen harus terlebih dahulu dibasahi dengan air sehingga jenuh sebelum dilaksanakan
pengecoran.
4. Dalam hal dipakainya bahan-bahan pembantu dengan maksud memudahkan pelepasan acuan
setelah beton mengeras, harus betul-betul diperiksa sehingga tidak mengganggu pelekatan besi
dan beton.
5. Beton dicor hanya pada waktu Direksi atau wakilnya yang ditunjuk serta pengawas Penyedia
Jasa ada di tempat kerja. Permukaan Sambungan Konstruksi harus dilapisi penutup yang
terbuat dari adukan semen (air pasta semen) atau ditutup dengan lapisan spesi/mortar harus
mempunyai perbandingan semen dan pasir seperti campuran beton yang bersangkutan kecuali
ditentukan lain, demikian juga konsistensinya.

6. Pelaksanaan pengecoran beton hendaknya dikerjakan sedemikian rupa sehingga tidak terjadi
proses pemisahan bahan (segregasi) dan pengerjaan kembali beton yang telah selesai dicor
tersebut. Adukan beton tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian lebih dari 1.5 m dan juga tidak
boleh menimbun beton dalam jumlah besar di suatu tempat dengan maksud untuk kemudian
meratakannya sepanjang acuan.
7. Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai kepadatan maksimum yang mungkin, sehingga ia
bebas dari kantong-kantong kerikil, dan menutup rapat-rapat semua permukaan dari cetakan
dan material yang dilekatkan. Dalam pamadatan setiap lapisan dari beton, kepala alat penggetar
(vibrator) harus dapat menembus dan menggetarkan kembali beton pada bagian atas dari
lapisan yang terletak di bawah.

E. KAYU
1. Umum
1.1 Umum
Sebelum pekerjaan kayu dimulai, Penyedia Jasa harus mempersiapkan rencana kerja, material
serta peralatan yang lengkap untuk pekerjaan tersebut, sehingga pekerjaan dapat dikerjakan
dengan sebaik-baiknya.
1.2 Standar
Semua pekerjaan konstruksi kayu yang belum tercakup dalam peraturan ini, harus memenuhi
syarat-syarat dalam :
- Peraturan Umum untuk Bahan Bangunan di Indonesia NI-3
- Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia NI-5
- Peraturan Bangunan Nasional dan Perlengkapannya
- Undang-undang dan Peraturan di bidang Perumahan

9
2. Kayu
2.1 Mutu Kayu
Kalau tidak ditentukan lain maka semua kayu yang digunakan untuk bangunan harus kayu
dengan mutu A sesuai dengan P.K.K.I.
Semua kayu harus bebas dari getah-getah, cacat-cacat kayu seperti mata kayu, retak-retak,
bengkok dan sebagainya dan harus sudah mengalami proses pengeringan udara minimum tiga
bulan.
2.2 Macam-macam Kayu
Macam-macam kayu yang akan dipakai untuk pekerjaan-pekerjaan ini akan disebutkan atau
ditentukan sesuai petunjuk Direksi.
2.3 Ukuran-ukuran
Ukuran-ukuran kayu harus sesuai dengan yang disyaratkan, kecuali penyimpangan-
penyimpangan sedikit akibat penggergajian di perkebunan. Ukuran-ukuran yang menyimpang
harus disesuaikan seperti yang ditunjukkan dalam Gambar Rencana.
3. Pekerjaan-pekerjaan Kayu
3.1 Plafon
a. Rangka Plafon
Kayu-kayu untuk rangka plafon harus dibuat sesuai Gambar Rencana, semua hubungan
dan sambungan harus dilaksanakan sesuai Gambar.
Semua sambungan harus dilaksanakan oleh tenaga-tenaga yang berpengalaman. Rangka
plafon diletakkan pada tembok dan diberi penggantung jika dipandang perlu.

b. Pemeriksaan Pekerjaan Plafon


Rangka plafon yang telah selesai tidak boleh dibiarkan terlalu lama yang dapat
menyebabkan berkurangnya kekuatan dari rangka plafon. Sebelum pemasangan plafon,
maka harus diperiksa dulu oleh Direksi, apakah pekerjaan pemasangan
plafon dan rangka plafon telah sesuai dengan jarak yang ditetapkan.
3.2 Pintu, Jendela serta Kusen-kusen
a. Pintu dan Jendela
Daun pintu harus kuat dan di kedua sisinya ditutup dengan plywood tebal 6 mm. Daun
pintu dan jendela harus dibuat sesuai dengan dimensi yang ditunjukkan pada Gambar
Rencana atau gambar-gambar detail.
Pelaksanaan pekerjaan harus menghasilkan permukaan jadi yang baik, halus dan harus
disetujui Direksi.
b. Kusen-kusen
Kusen -kusen harus dibuat sesuai Gambar Rencana dan kalau tidak ditunjukkan pada
gambar, maka harus dilengkapi pula dengan angker-angker baja. Pada kusen -kusen pintu
harus dipasang 3 (tiga) angker pada tiap sisinya sedangkan untuk kusen-kusen jendela
berukuran sedang harus dipasang angker pada tiap sisinya. Ketentuan-ketentuan tersebut
dapat juga berubah jika diminta oleh Direksi.

c. Penyelesaian
Semua permukaan pintu, jendela dan kusen-kusen yang terbuka harus rata, halus dan
bebas dari cacat-cacat yang disebabkan oleh penggergajian serta siap untuk pengecatan
atau lapisan-lapisan lain yang diisyaratkan. Permukaan kayu yang akan berhubungan
dengan tembok harus dicat 2 (dua) kali dengan lapisan meni.

d. Pemasangan Daun Pintu dan Jendela


Setiap daun pintu atau jendela harus dipasang pada kusen-kusen dengan baik. Antara
daun-daun pintu dan kusen-kusen harus ada jarak untuk menjamin agar mudah dibuka
atau ditutup. Demikian juga dalam pemasangan kunci, engsel dan sebagainya harus
sedemikian rupa dikerjakan sehingga menghasilkan pekerjaan sebaik-baiknya.

10
4. Pekerjaan-pekerjaan Besi
4.1 Umum
Semua pekerjaan besi harus disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan pada Gambar Rencana.
Bahan-bahan yang dipakai harus mudah dicapai dan dari pabrik-pabrik yang disetujui dan
harus dipilih sesuai dengan ketentuan-ketentuan Direksi.
4.2 Kunci-kunci
Kunci-kunci yang dibuat dari baja dan dilapis dengan lapisan yang dikerjakan manual. Baut
atau sekrup atau kelengkapan-kelengkapan lainnya yang diperlukan harus dari mutu yang
disetujui.
Setiap kunci harus dilengkapi dengan 2 (dua) plat kunci nikel, yang dipasang bersama-sama
dan ditandai dengan nomor pintu.
4.3 Engsel, Alat-alat penggantung dan sebagainya
Engsel, alat-alat penggantung dan sebagainya harus terdiri dari galvanized steel, untuk engsel-
engsel yang menerus dipakai besi yang terbuat dari kuningan.
4.4 Perlindungan
Semua bahan-bahan besi tersebut harus dilindungi dan ditempatkan pada kantong-kantong
plastik atau pada tempat-tempat aslinya sebelum dipasang. Pengecekan terakhir harus
dilakukan sebelum dicat.
4.5 Pemasangan Pekerjaan-pekerjaan Besi
Pekerjaan-pekerjaan besi bisa dipasang dengan sekrup-sekrup dengan kualitas yang disetujui.
Jika dipakai sekrup-sekrup, pemasangannya tidak boleh dipukul masuk, tapi harus diputar
sampai masuk dan keras betul.
4.6 Pemasangan Kaca-kaca
Pemasangan kaca-kaca harus dilaksanakan dengan hati-hati sehingga tidak retak, pecah dan
sebagainya. Lis-lis harus dipasang dan diberi jarak antara yang cukup sehingga tidak
menyebabkan pecahnya kaca pada saat ada perubahan temperatur. Disamping itu juga harus
dijaga agar kaca tidak dapat bergetar pada saat ada getaran yang dapat pula merusakkan
kaca tersebut.

F. PASANGAN DAN PLESTERAN


1. Pekerjaan Pasangan Batu
1.1 Umum
a. Lingkup Pekerjaan
Seluruh pemasangan, lining dan paving batu yang perlu dibangun menurut spesifikasi ini
dan seluruh maksud yang bertalian yang mungkin ditentukan oleh Direksi, harus terdiri dari
bahan-bahan yang dirinci di sini. Syarat-syarat dan ketentuan yang dinyatakan di sini akan
berlaku untuk semua pekerjaan pasangan batu, kecuali kalau diubah oleh Direksi untuk
suatu pekerjaan tertentu.
b. Batu Kali
Semua batu kali belah untuk pekerjaan pasangan batu kali harus sesuai dengan syarat-
syarat dan ketentuan-ketentuan yang dinyatakan untuk batu yang telah disebutkan pada
spesifikasi bahan-bahan yang tersebut pada point B. Kecuali diperintahkan lain oleh Direksi,
batu kali harus dari Jawa
c. Semen, Pasir, dan Air
i. Semua semen adukan untuk pekerjaan batu harus sesuai dengan syarat-syarat dan
ketentuan yang dinyatakan untuk semen portland.
ii. Pasir untuk spesi/adukan yang dipakai untuk seluruh konstruksi pekerjaan batu yang
diperlukan menurut spesifikasi ini harus dari Jawa yang disediakan oleh Penyedia Jasa
menurut ketentuan dan sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan untuk pasir yang
telah dirinci di dalam spesifikasi ini.
iii. Air yang dipergunakan untuk adukan harus bebas dari lumpur, bahan bahan organik,
alkali, garam, dan kotoran-kotoran lain dan harus dites dan disetujui oleh Direksi.

11
1.2 Adukan dan Pemasangan
a. Komposisi Adukan
Adukan untuk pekerjaan batu harus terdiri dari satu bagian semen berbanding empat
bagian pasir (1 PC : 4 Ps) (keadaan lepas), kecuali bila ditentukan dan diperintahkan lain
oleh Direksi, dengan air yang cukup untuk mendapatkan kekentalan yang sesuai untuk
pemakaian.
b. Mengaduk Spesi/Adukan
Cara dan perlengkapan yang dipakai sedemikian rupa sehingga mudah untuk memastikan
dengan tepat dan mengontrol banyaknya tiap-tiap bagian yang dimasukkan ke dalam
campuran dan harus disetujui Direksi. Jika dipergunakan mesin pengaduk (mixer) maka
lamanya waktu pengadukan, setelah semua bahan-bahan sudah di dalam mixer, tidak
boleh kurang 2 menit.
2. Pekerjaan Pasangan Batu Merah
2.1 Bata Merah
Bata merah merupakan bata biasa yang terbuat dari tanah liat melalui proses pembakaran,
digunakan produksi dari Jawa dengan ukuran nominal 5 cm x 11 cm x 22 cm. Bata merah yang
dipakai harus bata kualitas utama, berwarna merah tua tanpa cacat atau mengandung kotoran.

2.2 Mortar / Spesi


Semua penembokan yang diletakkan di atas balok pondasi beton sampai 20 cm di atas bidang
lantai harus dipakai mortar dengan campuran 1Pc : 2Ps .
Untuk penembokan kamar mandi, toilet, tempat cuci dipakai mortar dengan campuran 1:2
sampai setinggi 150 cm di atas bidang lantai, untuk selebihnya dipakai mortar dengan
campuran 1Pc:4 Ps.
2.3 Pemasangan
Penembokan harus dipilih dan dipasang dengan ukuran seperti pada Gambar Rencana,
termasuk pula tinggi dan tebalnya. Sebelum pemasangan, bata merah harus dibasahi dulu
dengan air untuk menjamin pelekatan yang lebih baik antara mortar dan bata merah.

Pasangan bata merah disusun dan diberi jarak minimum 1 cm antara bata merah yang satu
dengan lainnya. Penembokan harus dilaksanakan pada keadaan yang baik atau dengan
perlindungan khusus, dan tidak diperkenankan melaksanakan pasangan dengan tinggi
melebihi 1 m per hari.
Semua hubungan dikorek paling sedikit 0,5 cm agar daya pelekat antara mortar plesteran dan
tembok dapat bekerja sebaik-baiknya.
3. Pekerjaan Pasangan Keramik
3.1 Mortar / Spesi
Mortar yang dipergunakan untuk pemasangan keramik adalah campuran 1:4, yakni campuran
dengan perbandingan satu bagian semen dan 4 bagian pasir (1 PC : 4 Ps) dengan tebal 2 cm
jika di bawahnya lapisan beton dan 3 cm jika di bawahnya lapisan pasir.

3.2 Penyambungan / Ppengelasan Keramik


Untuk penyambungan atau las – lasan harus di gunakan mesin potong supaya hasilnya rapi
dan lurus
4. Pekerjaan Plesteran
4.1 Material
Material yang dipakai pada pekerjaan ini mengacu pada ketentuan standar yang berlaku dan
sesuai dengan spesifikasi bahan yang termuat pada point B.
4.2 Komposisi Campuran
Komposisi spesi yang biasa digunakan adalah campuran 1 : 4 (1 PC : 4 Ps), kecuali ditentukan
lain pada Gambar Rencana.

12
G. ELEKTRIKAL

1. Pekerjaan Instalasi
Listrik 1.1 Umum
a. Pekerjaan-pekerjaan yang tercakup dalam bidang keahlian meliputi : Menyediakan seluruh
pekerja, perlengkapan, peralatan dan melaksanakan seluruh pekerjaan sistem listrik
sehingga dapat beroperasi sempurna.
b. Gambar-gambar dan spesifikasi adalah merupakan bagian yang saling melengkapi dan
sesuatu yang tercantum di dalam gambar dan spesifikasi bersifat mengikat.

c. Seluruh pekerjaan instalasi listrik yang akan dilaksanakan, dikerjakan oleh Penyedia Jasa,
mempunyai reputasi yang baik dan pekerjanya berpengalaman, cakap dalam bidangnya,
serta perusahaan tersebut terdaftar sebagai instalator resmi PLN dengan memegang pas
instalator (C) dan (D) yang masih berlaku untuk tahun terakhir yang berjalan.

d. Seluruh pekerjaan instalasi harus dikerjakan menurut "Peraturan Umum instalasi di


Indonesia/Peraturan PLN" edisi terakhir PUIL 2000 sebagai petunjuk dan juga peraturan
yang berlaku pada daerah setempat dan standar- standar /kode -kode lain yang berlaku dan
diakui.
1.2 Lingkup Pekerjaan
Seperti tertera dalam Gambar Rencana Penyedia Jasa pekerjaan instalasi listrik ini harus
melakukan pengadaan dan pemasangan peralatan instalasi serta menyerahkan dalam
keadaan baik dan siap untuk dipergunakan.
Garis besar lingkup pekerjaan instalasi yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Pengadaan dan pemasangan instalasi penerangan dan stop kontak secara lengkap di
dalam dan di luar bangunan.
b. Pengadaan dan pemasangan panel-panel, peralatan serta instalasi perbekalannya untuk
seluruh beban-beban listrik yang ada sesuai gambar rencana.

c. Pengadaan dan pengurusan sambungan daya listrik dari PLN, sebesar yang tertera dalam
Gambar Rencana.
d. Pekerjaan tes untuk seluruh instalasi sesuai peraturan yang berlaku sampai dinyatakan baik
secara tertulis.
1.3 Ketentuan yang Disebut Berulang
Apabila ada hal-hal yang disebutkan kembali pada bagian/bab/gambar yang lain, maka ini
harus diartikan bukan untuk menghilangkan satu terhadap yang lain, melainkan untuk lebih
menegaskan masalahnya, kalau terjadi hal yang paling bertentangan antara gambar atau
terhadap spesifikasi teknis, maka yang diambil sebagai patokan adalah yang mempunyai bobot
teknis dan atau mempunyai bobot biaya paling tinggi.

1.4 Koordinasi Pekerjaan


Untuk kelancaran pekerjaan ini harus diadakan koordinasi dari seluruh bagian yang terlibat di
dalam kegiatan proyek ini. Seluruh aktivitas yang menyangkut proyek harus dikoordinir lebih
dulu agar gangguan dan konflik satu dengan lainnya dapat dihindarkan. Melokalisasi/merinci
setiap pekerjaan sampai dengan detail bertujuan untuk menghindari gangguan dan konflik
serta harus mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan.

1.5 Material
Semua material yang disuplai dan dipasang oleh Penyedia Jasa harus baru dan material
tersebut harus cocok untuk dipasang di daerah tropis. Semua material harus dari produk
berkualitas baik dan produksi terbaru dan Penyedia Jasa harus menjamin bahwa barang
tersebut adalah baik dan baru. Peralatan tersebut diantaranya:

- Peralatan panel : Switch, circuit breaker, relay-relay dan contractor, alat ukur, trafo arus dan
lain-lain.

13
- Peralatan lampu : Armature, bola lampu, ballast kapasitor, starter, ignitor.
- Kabel
- Dan peralatan/material lain yang tersebut di dalam dokumen penawaran.
1.6 Daftar Material
Pada waktu mengajukan penawaran, rekanan harus menyertakan/melampirkan "Daftar
Material" yang lebih terperinci dari semua bahan yang akan dipasang pada proyek, dan harus
disebutkan nama pabrik, merk, spesifikasi teknis lengkap dengan brosur/katalog. Daftar
material yang diajukan pada waktu penawaran ini adalah mengikat, dan harus dibuat dalam
rangkap 4 (empat).
1.7 Shop Drawing
Shop drawing harus dibuat rangkap 4 (empat) dan lengkap dengan semua ukuran,
diagram kabel, katalog data dari pabrik beserta uraiannya, sistem keseluruhan
jaringan pemasangan instalasi.
Shop drawing yang diajukan:
a. Instalasi lengkap, mulai dari sumber PLN
b. Penerangan, lengkap dengan peralatan.
c. Detail-detail lengkap dengan ukuran.
d. Diagram penjelasan sistem peralatan yang akan dipasang.
e. Dan yang diminta oleh Perancang/Direksi.

1.8 Subtitusi
a. Produk yang disebutkan nama pabriknya.
Material, peralatan, perkakas, asesoris yang disebutkan dalam RKS, Penyedia Jasa harus
melengkapi atau dapat mengajukan produk pengganti yang setara, disertai data-data
lengkap untuk mendapatkan persetujuan sebelum dipasang.
b. Produk yang disebutkan nama pabriknya
Material, peralatan, perkakas, asesoris yang disebutkan dalam RKS, Penyedia Jasa harus
mengajukan secara tertulis nama negara dari pabrik yang menghasilkan, atau dapat
mengajukan produk pengganti yang setaraf, disertai data-data yang lengkap serta uraian
yang menunjukkan secara benar menurut RKS untuk mendapatkan persetujuan sebelum
dipasang.

1.9 Contoh
Penyedia Jasa harus menyerahkan contoh-contoh dari seluruh material atau katalog yang
dilengkapi uraian data-data lengkap untuk mendapatkan persetujuan sebelum dipasang. Biaya
seluruhnya ditanggung oleh Penyedia Jasa.
1.10 Proteksi
o Seluruh material dan peralatan harus dengan sebenarnya dan diproteksi oleh Penyedia
Jasa sebelum, selama pekerjaan dan sesudah selesai instalasi (dalam masa garansi).

o Material dan peralatan yang mengalami kerusakan karena pemasangan ceroboh dan
proteksi yang tidak memadai tidak dapat diterima untuk instalasi pada proyek.
1.11 Pintu Pemeliharaan Instalasi
Penyedia Jasa harus menyediakan pintu lubang instalasi untuk pemeliharaan instalasi listrik,
yang terdapat pada konstruksi seperti: Langit- langit plafon, dinding -dinding yang dilengkapi
dengan fasilitas penutup yang tepat dan dapat dilepas, dipindahkan pada tempat-tempat yang
berdekatan.
1.12 Pengecatan
Apabila peralatan sudah dicat dari pabrik dan di lapangan tidak dispesifikasi maka permukaan
yang cacat harus diperbaiki ataupun untuk memperoleh warna cat yang seragam. Apabila
peralatan belum dicat dari pabrik Penyedia Jasa bertanggung jawab atas pengecatan tersebut,
termasuk seluruh rangka, penutup, cover plate dan pintu panel. Seluruhnya harus dicat dasar
dan finish cat yang tahan terhadap karat.

14
1.13 Papan Nama
Harus dibuatkan papan nama kegiatan, atas petujuk direksi, bahan dari multiplek 12
mm,ukuran 80cm x 150cm
1.14 Gambar Pelaksanaan (As Built Drawing)
Penyedia Jasa harus membuat gambar pelaksanaan di lapangan secara lengkap .
1.15 Pengetesan
Penyedia Jasa harus melakukan pengetesan seluruh sistem dan operasinya jaringan instalasi
maupun panel yang telah terpasang di lapangan. Penyedia Jasa bertanggung jawab untuk
mendapatkan "kir" dan persetujuan instalasi yang diperoleh dari PLN bagian pemasangan
sistem jaringan listrik, biaya seluruh pengetesan ditanggung Penyedia Jasa.

1.16 Peraturan Hak Paten


Pengguna Jasa terbebas dari semua klaim atau tuntutan, biaya dalam hubungan dengan merk
dagang, maupun produksi atau hak cipta, pada semua material, peralatan yang dipergunakan
dalam pekerjaan ini dengan cara mendapatkan persetujuan pemegang hak paten, dengan
biaya dan segala resiko ditanggung Penyedia Jasa.

1.17 Kebersihan
Penyedia Jasa harus membersihkan seluruh kotoran/sampah dan sisa-sisa material yang tidak
terpakai yang diakibatkan oleh pekerjaannya dan harus menyelesaikan tiap-tiap bagian dari
instalasi secara teratur dan rapi.
2. Prinsip Desain
2.1 Suplai Listrik
Suplai utama diperoleh dari PLN dengan tegangan 220/380 volt, 50 Hz, 3 (tiga) phase.
2.2 Prinsip Distribusi
a. Distribusi dari panel induk ke panel distribusi, dan diteruskan ke panel.
b. Karakteristik tegangan 220 Volt/380 Volt, 50 Hz, 1 phase, 3 kawat.
c. Distribusi daya untuk beban-beban statis (penerangan) dipisahkan dengan
distribusi daya untuk stop kontak.
2.3 Proteksi
a. Untuk proteksi, sistem listrik dilengkapi dengan proteksi terhadap hubungan singkat di panel
lighting, proteksi terhadap overload dan hubungan singkat untuk panel utama dan panel-
panel daya, kecuali ditunjukkan lain pada gambar.
b. Semua bagian metal dari peralatan listrik harus dihubungkan ke kabel tanah (grounded),
dan semua panel harus di arahkan ke tanah dengan elektroda
terpisah.
2.4 Pentanahan
Titik netral (O) dari instalasi harus diarahkan ke tanah secara terpisah dan harus diarahkan ke
tanah langsung (solidly grounded).
2.5 Teknik Instalasi
2.5.1 Instalasi Kabel/Wiring
a. Umum
Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi persyaratan
PUIL/LMK. Semua kabel/kawat harus baru dan harus jelas pintalannya. Semua kawat
dengan penampang 3 mm2 ke atas harus dibuat dengan dipilin (stranded). Instalasi
ini tidak boleh memakai kabel dengan penampang lebih kecil 2,5 mm2 kecuali untuk
pemakaian remote kontrol. Kecuali dipersyaratkan lain, konduktor yang dipakai ialah
dari tipe:
- Untuk Instalasi penerangan adalah NYM atau NYA dengan conduit PVC.
- Untuk kabel distribusi dan penerangan taman serta jalan dengan menggunakan
kabel NYFGBY.
Semua kabel sesuai dengan penempatannya, dan harus berada didalam conduit
PVC yang disesuaikan dengan ukurannya, (conduit PVC yang disesuaikan dengan
ukurannya, (cable tray, cable trench, cabel rack) dan harus diklem.

15
b. Bahan Isolasi
Semua bahan isolasi untuk splice, connection seperti karet, PVC, asbes, gelas, tape
sintesis, resin, splice case, compostation dan lain-lainnya harus dari tipe yang
disetujui penggunaanya oleh Perencana/Direksi.
c. Penyambungan Kabel
- Semua kabel harus dilakukan dalam kotak-kotak penyambungan khusus (misalnya
juction box dan lain-lain).
- Kabel-kabel harus disambung sesuai dengan warna-wama atau
nama-namanya masing-masing, dan harus diadakan pengetesan tahanan isolasi
sebelum dan sesudah penyambungan dilakukan. Hasil pengetesan harus tertulis
dan disaksikan oleh Direksi.
- Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan material tembaga yang
dilapisi timah putih dengan kuat.
Penyambungan harus dengan ukuran yang sesuai.
- Penyambungan kabel yang terisolasi PVC harus diisolasi dengan pita
PVC/protolen yang khusus untuk listrik.
- Bila kabel dipasang tegak lurus dipermukaan yang terbuka, maka harus dilindungi
pipa baja dengan tebal 3 mm, setinggi 2,5 m dari dasar.
d. Saluran Penghantar dalam Bangunan.
- Untuk instalasi penerangan di daerah tanpa menggunakan penggantung, saluran
penghantar ditanam di dalam beton.
- Untuk instalasi penerangan di daerah yang menggunakan penggantung, saluran
penghantar dipasang di atas papan kayu dan diletakkan pada tempat strategis,
agar tidak mengganggu/ membebani.
e. Saluran Penghantar Luar Bangunan
- Untuk instalasi penerangan di daerah luar bangunan seperti taman menggunakan
selongsong PVC, saluran penghantar ditanam di dalam tanah.

- Ujung pipa kabel yang masuk dalam panel dan junction box harus dilengkapi
dengan "socket/lock nut" sehingga pipa tidak mudah tercabut
dari panel.
2.5.2 Instalasi Saklar dan Stop Kontak (Outlet)
a. Saklar
Saklar-saklar dari jenis rocker mekanisme dengan rating 5A-10A, 250V, saklar
dipasang inbow, pemasangannya rata tembok setinggi 1,50 meter kecuali disebutkan
lain pada Gambar.
b. Stop Kontak
Stop kontak haruslah dengan tipe yang memakai earting contact dengan rating l0A-
250V AC, semua pasangan stop kontak dengan tegangan kerja 220 V harus diberi
saluran ke tanah (grounding).
Stop kontak harus dipasang rata dengan permukaan lantai yang sudah jadi
setinggi 0,50 meter atau sesuai dengan petunjuk Direksi.
2.5.3 Instalasi Fixture Penerangan
a. Fixture Penerangan
Fixture penerangan harus dari jenis yang tertera dalam Gambar Rencana. Harus
dibuat dari bahan yang sesuai, bentuknya menarik dan pekerjaannya rapi dan baik,
tebal plat baja yang dipakai untuk fixture penerangan adalah setaraf Philips, Penyedia
Jasa harus menyediakan contoh-contoh yang akan dipasang.

b. Armature
Kabel harus disembunyikan dalam konstruksi armature kecuali diperlukan
penggantungan rantai atau pemasangan/perencanaan fixture menunjuk lain. Tidak
boleh ada sambungan kabel dalam suatu armature dan penggantungan, harus terus
menerus kontak sambung terminal-terminal khusus pada armature lampu.

16
c. Lampu-lampu
Semua kabel lampu harus dipasang sesuai dengan persyaratan dan gambar.
Untuk lampu pijar setaraf dengan Philips.
2.5.4 Instalasi/Konstruksi Panel
a. Kabinet
 Semua kabinet harus dibuat dari plat baja dengan tebal minimal 2,0 mm, kabinet
untuk "panel baru" mempunyai ukuran yang profesional seperti yang diisyaratkan
untuk panel board, untuk besar dan ukuran sesuai dengan gambar.

 Rangka panel harus digrounding/ditanahkan, pada kabinet halus ada cara-cara
yang baik untuk memasang, mendukung dan menyetel panel board serta tutupnya
dilengkapi kunci sebanyak 2 (dua) buah anak kunci setiap panel.

b. Finishing
Semua kabinet tahan karat dengan cara galvanized atau setaraf dan dicat luar
maupun dalam dengan warna yang ditentukan oleh Direksi.
c. Sekring
Tipe kapasitas interupsi tinggi dipasang pada sisi sumber dari suatu peralatan yang
dapat dicabut (drawout) mempunyai kapasitas interupsi
sesuai kebutuhan. Sekring cadangan harus tersedia dan di simpan pada tempat yang
strategis.
d. Merk Pabrik
Semua peralatan pengaman harus diusahakan buatan suatu pabrik peralatan-
peralatan sejenis harus dapat saling dipindahkan dan ditukar tempatnya pada frame
panel. Panel adalah assembling Siemens, BBC, AEG atau yang setaraf.

2.6 Peralatan Listrik: Armatur, Lampu dan Peralatannya


a. Armatur TL 1 x 36 watt untuk Ruangan kerja
- Housing : Difabrikasi dari bahan falvanized sheet steel, toll formet and finish
white.
- Pemasangan : Terbenam dalam plafond
- Merk : Philips atau setara.
- Semua peralatan starter, ballast dan kapasitor dalam housing. b.
Armatur TL 1 x 36 watt untuk Penerangan Luar
- Housing : Difabrikasi dari bahan falvanized sheet steel, toll formet and finish
white.
- Pemasangan : Terbenam dalam plafond
- Merk : Philips atau setara.
- Semua peralatan starter, ballast dan kapasitor dalam housing. c.
Armatur TL 1 x 36 watt unit Penerangan Jalan
- Pemasangan : 2 pasang pada pipa 1", 3 m dari permukaan tanah.
- Merk : Philips atau setara
d. Ballast
Harus leak proof, temperatur kerja rendah, noiseless, rumahan dari bahan polyester.
Untuk lampu TL dua lampu disusun/digunakan "twin lamp ballast" rate tegangan 250
volt. Ballast harus dilengkapi dengan connector terminal bermerk Phillips atau setara.

e. Starter
Terbuat dari high quality white polycarbonate, mempunyai reliability. Rating starter
disesuaikan dengan rating lampu TL merk Philips atau setara.
f. Lampu Pijar
-Voltage : 220 volt, 40 watt.
-Merk Phillip atau setara

17
2.7. Spesifikasi Pemasangan
2.7.1 Persyaratan Pemasangan
a. Penyedia Jasa harus meneliti semua dimensi-dimensi secepatnya sesudah mendapat
Surat Perintah Kerja. Pengajuan usulan kepada Direksi tentang pekerjaan apa yang
perlu diubah atau diatur kembali supaya peralatan dalam sistem dapat ditempatkan
dan bekerja dengan sebaik-baiknya.
Sebelum melakukan pekerjaan atau pemasangan peralatan, lakukan pengukuran
dengan teliti, peil-peil dalam proyek menurut keadaan sebenarnya.

Apabila ada perbedaan antara pengukuran di lapangan dengan gambar-gambar, maka


data-data penyimpangannya harus diajukan kepada Direksi.

b. Pemasangan kabel-kabel dan perlengkapannya sebagai berikut:


- Kabel dalam ditanam di dalam tembok
- Kabel luar ditanam di dalam tanah
- Peralatan sesuai dengan keperluan di lapangan
c. Semua bahan instalasi dan bahan peralatan sebelum dibeli atau dipesan harus
mendapat persetujuan Direksi.
2.7.2 Pemasangan Peralatan
a. Listrik
- Penempatan sesuai dengan tempat yang telah ditentukan pada Gambar Rencana
kerja.
- Semua kabel masuk/keluar ke panel melalui bagian atas, kabel-kabel tersebut
masuk/keluar diatur secara sistematis dan rapi.
- Semua badan panel harus diberi pentanahan menurut aturan PLN.
b. Galian dan Urugan
- Kedalaman dan besarnya penggalian harus sesuai dengan kebutuhan yang
diperlukan untuk tiap item pekerjaan menurut RKS.
- Bilamana ada tabrakan dengan pipa, kabel saluran dan lain-lain harus membuat
gambar detail dan cara penyelesaianya yang baik untuk semua pihak.

- Kesalahan-kesalahan yang timbul karena kelalaian dari Penyedia Jasa menjadi


tanggung jawab pihak Penyedia Jasa.
- Setelah selesai pemasangan kabel listrik, galian harus diurug kembali dengan baik.

- Keterlambatan penggalian sehingga merupakan hasil kerja pihak lain harus


diperbaiki dan segala biaya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
2.8. Tes Sistem Instalasi Listrik
(1) Pada waktu instalasi telah selesai sistem instalasi listrik dipasang harus dites dan
mendapat pengesahan dari PLN.
(2) Instalasi listrik siap terpasang
(3) Pada prinsipnya seluruh pengetesan instalasi listrik harus sesuai dengan standar
PLN/PUIL 2000.
2.9. Pekerjaan Instalasi Pentanahan
2.9.1 Umum
a. Pekerjaan yang tercakup dalam bidang keahlian meliputi penyediaan seluruh pekerja,
perlengkapan, peralatan dan pelaksanaan pekerjaan instalasi pentanahan serta tes
tahanan pentanahan menurut standar PLN atau PUIL 2000.

b. Pekerjaan instalasi pentanahan harus dikerjakan oleh Penyedia Jasa yang dapat
dipercaya, mempunyai reputasi yang baik dan mempunyai pekerja yang cakap dan
berpengalaman dibidangnya.
c. Seluruh pekerjaan instalasi pentanahan harus menurut "Peraturan Umum Instalasi
Listrik" di Indonesia PUIL 2000/PUIPP 1983 dan Peraturan yang berlaku pada daerah
setempat dan standar kode-kode lainnya yang diakui.

18
- -~

2.9.2Instalasl Hubungan Pentanahan


Bagian-bagian yang wajib dihubungkan dengan tanah diantaranya sebagai berikut:

a. Pentanahan Panel Llstrlk


Semua panel listrik TM dan peralatan harus mendapat pentanahan sesuai dengan
ketentuan PLNdan gambar. Besarnyatahanan tanah harus lebih kecil dari 2 Ohm, yang
harus ditanahkan adalah titik netral trafo dan switch gear.
Pentanahan dengan cara penekanan batangan-batangan tembaga. Semua bahan
untuk kawat penta nahan adalah kabel cooper 50 mm.
b. Pentanahan Badan InstalasllRcngka Konstruksi
- Semua badan/rangka instalasiyang dalam keadaan normal tidak berfungsi.
- Konstruksibangunan yang terbuat dari bahan logam
- Kawat grounding dapat dipergunakan kawat telanjang bare cooper conductor (Bq,
untuk luar bangunan dan kawat berisolasiwarna majemuk kuning (NYMBYjuntuk
instalasidalam bangunan.
- Besarkawat grounding diameter minimal sama dengan kabel masuk.
- Nilai tahanan grounding sistem untuk panel-panel harus lebih kecil dari Ohm
diukur setelah tidak terjodl hujan selama tiga hari.
- Elektoda penta nahan untuk grounding digunakan pipa galvanis minimum
berdiameter 1,5",diujung pipa dipasang cooper rod sepanjang 0,5 m.
- Elektrode pentanahan yang dipantek dalam tanah minimal mencapai air tanah.

2.9.3 Tes Sistem Instalasi


a. Instalasi yang telah terpasang harus dilakukan pengetesan sesuai dengan standar
PLN/PUIL2000.

b. Penyedia Jasa harus menyerahkan hosil pengetesan tahanan pentanahan kepada


pihak PLN.

19
III. RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT
TEKNIS PEKERJAAN STRUKTUR/SIPIL
1. LINGKUP PEKERJAAN SECARA UMUM
1.1. Menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan-bahan, peralatan, berikut alat bantu lainnya untuk
melaksanakan bagian-bagian pekerjaan struktur secara lengkap serta mengadakan
pengamanan, pelaksanaan dan pemeliharaan terhadap bahan-bahan, alat-alat kerja maupun
hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh pekerjaan selesai
dengan sempurna.
1.2. Menjaga kebersihan area kerja dan sekitarnya selama masa pelaksanaan berlangsung
sehingga seluruh pekerjan selesai dengan sempurna.
1.3. Melakukan pemeriksaan / pengecekan terdiri dari :
a. Pemeriksaan dan pemeliharaan tugu patok dasar yang digunakan sebagai referensi
ketinggian permukaan yang telah ada di lapangan.
b. Pengecekan ketinggian permukaan lantai struktur.
c. Pengecekan as-as kolom bangunan, bukaan atau lubang yang terdapat pada bangunan,
dan pengecekan lainnya yang dapat mempengaruhi pekerjaan penyelesaian Arsitektur
dan ME di kemudian hari.
d. Bila ada ketidak sesuaian antara ukuran di lapangan dengan yang terdapat pada gambar
kerja, Penyedia Jasa/Rekanan diwajibkan memberitahukan hal tersebut kepada Pengguna
Jasa / Tim Teknis / Konsultan Pengawas secara tertulis
untuk mendapatkan cara penyelesain yang terbaik.
1.4. Melakukan koordinasi dengan Pengguna Jasa / Tim Teknis / Konsultan Pengawas sebelum
suatu pekerjaan dilaksanakan.
1.5. Setiap perubahan spesifikasi material dari yang ditentukan dalam Rencana Kerja dan Syarat-
Syarat (RKS) ini harus atas persetujuan tertulis Pengguna Jasa / Tim Teknis / Konsultan
Pengawas

2. PEKERJAAN TANAH
2.1. Umum
a. Pekerjaan tanah ini dilakukan sebelum pekerjaan struktur dimulai.
b. Penyedia Jasa/Rekanan bertanggung jawab terhadap seluruh pekerjaan pembersihan
lokasi, galian dan pengurugan tanah, sesuai yang tercantum pada gambar kerja.

c. Kondisi lapangan yang ditetapkan, harus dapat diperkirakan dan ditinjau, sebelum
pekerjaan dilaksanakan
d. Penyedia Jasa/Rekanan harus mengajukan metode kerja penggalian kepada Pengguna
Jasa / Tim Teknis / Konsultan Pengawas untuk disetujui sebelum melaksanakan pekerjaan
tanah.
e. Semua tenaga kerja dan peralatan, termasuk peralatan pengerukan, pengangkutan,
pengangkatan, serta pemindahan, harus sesuai dengan material pekerjaan

f. Semua peralatan pengurugan dan pemindahan tanah, harus mempunyai type yang sesuai
dengan pekerjaan, dan harus selalu dirawat agar dapat digunakan setiap saat

g. Segala sisa kotoran yang disebabkan oleh pekerjaan tanah tersebut harus disingkirkan
dari daerah pembangunan oleh Penyedia Jasa/Rekanan sesuai dengan petunjuk
Pengguna Jasa / Tim Teknis / Konsultan Pengawas

2.2. Pekerjaan tanah ini meliputi :


a. Pembersihan lokasi
b. Galian tanah
c. Urugan tanah dan pemadatan

1
2.3. Pembersihan Lokasi :
a. Daerah yang ada sesuai dengan gambar dan kebutuhan area kerja, harus dibersihkan dari
semua benda- benda yang akan menghambat pembangunan seperti : pepohonan,
sampah, tonggak, humus, lumpur, lubang, dan tempat-tempat lain sesuai petunjuk
Pengguna Jasa / Tim Teknis / Konsultan Pengawas
b. Benda-benda permanen di atas permukaan maupun di dalam tanah, seperti : bangunan
pagar, dinding, jaringan pipa, dan sebagainya harus dilakukan mobilisasi

c. Daerah yang kondisi tanahnya ada sampah, humus, lumpur harus dikupas setidak-
tidaknya hingga 30 cm dari permukaan tanah. Tonggak pepohonan dan jalinan akar harus
dibersihkan sampai kedalaman + 1,5 m di bawah muka tanah.
d. Bekas lubang dan sumur serta tanah lembek yang ada harus diambil, kemudian dilakukan
pengurugan / pemadatan lapis demi

2.4. Galian Tanah :


a. Penggalian dilakukan untuk mendapatkan penampang, ketinggian, pelurusan atau bentuk
tertentu sesuai gambar, rencana, maupun tujuan lain yang ditentukan oleh Pengguna Jasa
/ Tim Teknis / Konsultan Pengawas.
b. Setelah dilakukan penggalian sesuai bentuk dan ukuran rencana, harus dijaga pada
tampang dan elevasinya, serta harus bebas dari lumpur dan kotoran lain.
c. Galian tidak boleh diisi timbunan kembali, sebelum diperiksa dan disetujui oleh Pengguna
Jasa / Tim Teknis / Konsultan Pengawas.
d. Jika diperlukan perubahan, maka : skema detail, ketebalan dan prosedur serta penjelasan
yang relevan harus mendapat persetujuan Pengguna Jasa / Tim Teknis
/ Konsultan Pengawas untuk di-chek kembali sebelum pelaksanaan dimulai.
e. Jika terdapat lumpur / bahan lain pada dasar galian, maka harus dikeruk dan diganti
dengan material timbunan yang baik.
f. Jika penggalian dilakukan terlalu berlebihan, maka dilakukan penimbunan kembali (re-
filled) dengan material yang baik atau diberi lapis “lean concrete” untuk mendapatkan
elevasi dasar bangunan (pondasi) seperti ketentuan pada gambar, dan harus disetujui
Pengguna Jasa / Tim Teknis / Konsultan Pengawas.
g. Jika pada lokasi penggalian terdapat fasilitas / jaringan yang tidak mungkin dipindahkan,
maka pelaksanaan penggalian dilaksanakan dengan hati-hati.
h. Lebar alur pada dasar galian untuk pondasi harus sesuai dengan gambar pelaksanaan.

i. Pelaksanaan penggalian harus dilaksanakan dengan cara-cara yang baik , sehingga sisi
galian tetap stabil dari longsoran.
j. Tanah galian harus ditempatkan pada lokasi yang ditentukan oleh Pengguna Jasa
/ Tim Teknis / Konsultan Pengawas.
k. Tanah galian tidak boleh tercampur dengan humus dan kotoran lain.
l. Area penempatan tanah galian harus datar dan kering.
m. Toleransi pelaksanaan yang dapat diterima untuk pekerjaan penggalian ini adalah kurang
lebih 50 mm terhadap kerataan peil yang ditentukan.
n. Penggalian dilaksanakan dalam keadaan kering, jika ternyata air tanah lebih tinggi dari
level penggalian, harus dilakukan dewatering sesuai dengan ketentuan.
o. Penyedia Jasa/Rekanan harus mengajukan metoda kerja pelaksanaan penggalian,
terutama kemiringan galian dan metoda kerja dewatering. Seluruh akibat, baik di dalam
site maupun di lingkungan sekitar pengalian selama proses menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa/Rekanan.

2.5. Urugan dan Pemadatan :


a. Referensi yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah :
ASTM D 1557Standard Test Method for Moisture-Density Relation of Soils and Soils-
Aggregate Mixture Using 10 lbs. (4.54 kg) rammer and 18 inch (457 mm)
drop.
2
Metode pengujian standard untuk hubungan antara kadar air dengan
kepadatan pada tanah dan campuran tanah- batuan, dengan
menggunakan penumbuk 4.54 kg tinggi jatuh 457 mm.
ASTM D 1556 Standard Method of Test for Density of Soils and Place by sand – Cone
Method.
Metode pengujian standard untuk kepadatan tanah dan kepadatan
lapangan dengan menggunakan methode Sand – Cone.

b. Material timbunan dan pemadatan, dikelompokkan dalam kelas I, II atau III seperti uraian
berikut :
(1) Timbunan Kelas I : persyaratan pemadatan untuk timbunan kelas I adalah
sebagai berikut

PEMADATAN
JENIS MATERIAL TEST PEMADATAN
MINIMUM

Lempung D 1557 95 %

Berbutir D 1557 95 %

Berbutir D 2049 80 %
Lolos # 200 < 12%

(2) Timbunan Kelas II : persyaratan pemadatan seperti pada kelas I, kecuali berikut ini:

JENIS MATERIAL PEMADATAN

Lempung 90 %

Granular 90 %

Clean Granular 90 %

(3) Timbunan Kelas III : pemadatan timbunan dengan peralatan penghamparan sampai
dengan kepadatan tanah asli di area pekerjaan.
- Ketentuan penghamparan : Tebal penghamparan untuk timbunan kelas I dan kelas II
tidak boleh lebih dari 200 mm sebelum dipadatkan. Tebal maksimum untuk kelas III,
tidak boleh lebih dari 350 mm sebelum dipadatkan. Masing masing lapis
penghamparan harus dipadatkan secara seragam untuk mendapatkan kepadatan
yang diharapkan.
- Type material : jika tidak ada ketentuan, material untuk timbunan kelas I dan kelas II
harus terdiri dari pasir, lempung atau lanau, tergantung keberadaan material tersebut
di lokasi pekerjaan. Material jenis lain dapat digunakan untuk timbunan jika disetujui
oleh Pengguna Jasa / Tim Teknis / Konsultan Pengawas.

c. Jika tidak ada ketentuan lain pada gambar, kriteria berikut dapat digunakan untuk
menentukan kelas timbunan dan type material timbunan
(1) Timbunan kelas I, digunakan untuk :
a. Sebagai tanah dasar pada jalan beton dan slab pondasi. Selain itu juga sebagai
tanah dasar pada bangunan tangki penyimpan (Tank Storage).

3
Tebal tanah dasar (sub grade) ini tidak boleh kurang dari 200 mm, baik pada
puncak timbunan, pada permukaan tanah asli di bawah slab perkerasan maupun
di bawah lapisan pasir-urug-padat di bawah pondasi.
b. Pada galian untuk pondasi telapak dan pondasi rakit, tebal-padat lapisan tidak
boleh kurang dari 200 mm, kecuali jika dipasang lapisan lantai kerja.
(2) Timbunan kelas II, digunakan untuk :
a. Konstruksi daik (dikes), parapet, bahu dan badan jalan.
b. Untuk tanah isian pada penahan tanah, urugan pada sekeliling pipa, urugan
pondasi, atau penggunaan lain sesuai ketentuan pada gambar.
(3) Timbunan kelas III, digunakan untuk :
a. Pada area yang tidak ditempati oleh peralataan/bangunan yang direncanakan
untuk menambah elevasi sesuai gambar rencana, pada area dimana terjadinya
settlement tidak diperhitungkan.
b. Pasir, lempung dan lanau dapat digunakan sebagai bahan timbunan pada kelas
ini.

d. Penimbunan
- Penimbunan tidak boleh dilakukan sebelum kotoran, semak-semak dan rumput di
permukaan tanah dibersihkan serta dilakukan pengontrolan pada bangunan / jaringan
yang ada di dalam tanah.
- Penimbunan harus dilakukan secara berlapis-lapis, tebal tiap lapisan tidak boleh kurang
dari 30 cm sebelum dipadatkan
- Top soil atau material yang mengandung humus / vegetasi, tidak boleh digunakan
sebagai bahan timbunan.
- Pemadatan harus dilakukan dengan peralatan yang telah disetujui oleh Pengguna Jasa /
Tim Teknis / Konsultan Pengawas.
- Material timbunan harus mempunyai kadar air tertentu untuk mendapatkan tingkat
kepadatan yang sesuai dan dihamparkan secara hati-hati, dipadatkan sampai
memperoleh kepadatan yang diinginkan.
- Pada penimbunan kembali (re-fill) di daerah galian kabel / pipa bawah tanah, harus
diperhatikan hal-hal berikut :
(1) Digunakan bahan timbunan butiran (granular) ketebalan sampai 50 cm di atas
kabel.
(2) Material hasil galian dapat dipergunakan sebagai bahan timbunan seperti di atas,
jika disetujui oleh Pengguna Jasa / Tim Teknis / Konsultan Pengawas
- Material timbunan tidak boleh diletakkan pada dinding / lantai beton yang belum
mengeras / belum cukup untuk mendukung beban tanah timbunan.

e. Penghamparan dan Pemadatan


(1) Penghamparan dilakukan berlapis-lapis, dengan tebal lapisan tidak boleh lebih dari 30
cm, kemudian dipadatkan dengan peralatan yang ditentukan.
(2) Masing-masing lapis penghamparan tidak boleh kurang dari lebar timbunan rencana.

(3) Arah dan kemiringan (slope) pemadatan harus sesuai dengan petunjuk gambar
rencana.
(4) Material harus dipadatkan sampai mencapai persyaratan seperti tertera pada butir (7)

(5) Bagian timbunan yang tidak memenuhi ketentuan pada butir (7) harus diganti dan
diperbaiki sehingga memenuhi persyaratan butir (6)
(6) Jika tidak ada ketentuan lain pada gambar, material timbunan harus dipadatkan
sampai mencapai kepadatan tidak kurang dari 90 % kepadatan kering maksimum
seperti ketentuan pada ASTM D 1557.
(7) Tanah di bawah pondasi atau bangunan harus dipadatkan sampai mencapai
kepadatan tidak kurang dari 90 % kepadatan kering maksimum untuk pondasi telapak
.

4
(8) Tebal lapisan maksimum sebelum dipadatkan serta jumlah lintasan pemadatan,
ditentukan berdasar tes pemadatan lapangan ( paragraf 11 )
.Tebal lapis maksimum dan jumlah lintasan minimum tersebut harus disetujui oleh
Pengguna Jasa / Tim Teknis / Konsultan Pengawas.
(9) Pengukuran berikut digunakan untuk mengontrol kadar air tanah kering :
a. Tebal masing-masing lapis ditentukan berdasarkan batas ketebalan yang masih
dapat ditembus oleh air sampai dasar lapisan. Jika tanah menyerap lebih banyak
air, pekerjaan pemadatan sebaiknya dimulai setelah kadar air sesuai dengan yang
diperlukan untuk pemadatan.
b. Sebelum dihamparkan, sebaiknya material dan air dicampur terlebih dahulu
kedalam peralatan penghampar sampai dipadatkan kadar air optimum untuk
pemadatan.
c. Metode lain dapat digunakan jika disetujui oleh Pengguna Jasa / Tim Teknis /
Konsultan Pengawas.

2.6. Persiapan SubGrade Untuk Jalan :


a. Semua jalan sementara (temporary roads) yang digunakan untuk pelaksanaan kontruksi,
harus dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas sementara yang diperlukan. Jalan berikut
fasilitasnya tersebut harus dapat digunakan selama pelaksanaan kontruksi, serta dapat
dibongkar jika pelaksanaan kontruksi telah selesai.
b. Jika jalan tanah (sementara) tersebut nantinya / pada akhir perencanaan akan diberi lapis
perkerasan, sebaiknya diberi lapisan tanah dasar (sub-grade) dan lapisan pondasi jalan
(sub-base). Semua pekerjaan di atas harus sesuai dengan gambar dan spesifikasi. Harus
dilakukan perbaikan struktur jalan yang diperlukan serta ketentuan batas dan kemiringan
jalan seperti gambar rencana, sebelum lapis permukaan jalan dihamparkan.

2.6. Persiapan SubGrade Untuk Pondasi :


a. Tanah yang lunak dan jelek pada sub-grade harus dikeruk dan diganti dengan tanah yang
baik yang disetujui oleh Pengguna Jasa / Tim Teknis / Konsultan Pengawas.

b. Tanah dasar (sub-grade) harus dipadatkan sesuai ketentuan, sebelum material timbunan
dipadatkan.
c. Sub-grade harus dibuat dengan arah dan kemiringan sesuai dengan gambar rencana.

2.7. Penggalian dan Penimbunan untuk Saluran/Pipa Tertanam :


a. Penggalian dilakukan seperti uraian pasal 2.2.4
b. Material yang jelek (labil) di bawah elevasi dan kemiringan rencana, diganti dengan
material yang baik dan dipadatkan.
c. Saluran hasil galian harus dijaga dari aliran air, dengan cara yang ditunjukkan oleh Direksi
Teknis dan Konsultan Pengawas.
d. Material timbunan di sekeliling pipa tertanam, harus setara dengan material timbunan
kelas II . Pemadatan dilakukan sampai mencapai kepadatan kelas ini, dengan tebal padat
200 mm.
e. Material timbunan / isian di sekelilingi pipa tertanam , harus mempunyai gradasi baik dan
dipadatkan sesuai ketentuan paragraf 3.3. Penghamparan dilakukan sesuai dengan
gambar rencana.
f. Saluran digali sampai elevasi yang ditunjukkan pada gambar rencana. Lebar galian
sekurang-kurangnya 150mm lebih dari diameter pipa.
g. Gangguan terhadap tanah di bawah pipa dasar saluran harus dijaga seminimal mungkin,
dan permukaan galian harus rata untuk mendapatkan hasil hamparan seperti gambar
rencana. Lapisan pasir dihamparkan pada dasar saluran sebagai pondasi pipa, dengan
tebal lapisan minimal 15 cm, serta dipadatkan setara pemadatan timbunan kelas II

5
2.8. Drainase
a. Untuk menghindari banjir pada area yang relatif datar, diperlukan saluran drainase.

b. Drainase dapat berupa galian tanah terbuka yang memanjang sejajar jalan.
c. Ukuran tampang dan kemiringan saluran drainase, direncanakan sedemikian, sehingga
tidak ada penggerusan dan pengendapan lumpur pada dasar saluran.
d. Saluran drainase harus dijaga kelancaran pengalirannya, untuk mendukung lancarnya
pekerjaan tanah.
e. Gorong-gorong dan saluran sementara yang diperlukan, harus diisi kembali dengan tanah
yang baik setelah pekerjaan tanah selesai.

2.9. Toleransi, Pengawasan dan Kontrol


Jika tidak ada ketentuan lain, toleransi pada finishing permukaan pekerjaan tanah adalah
sebagai berikut
(1) Dasar pondasi dan bangunan : + 15 mm.
(2) Permukaan lapangan :
a. Area utility : + 30 mm
b. Area lain : + 50 mm
(3) Penimbunan harus dilakukan berlapis-lapis, dengan tebal lapisan tidak melampaui
ketentuan tebal lapis maksimum, serta dipadatkan seperti uraian paragraf 6.
(4) Pengontrolan pekerjaan pemadatan harus dilakukan sesuai persyaratan berikut :
a. Kepadatan kering maksimum material timbunan ditentukan dengan ASTM D 1557

b. Kepadatan kering lapangan diperoleh sesuai ASTM D 1556.


c. Pemadatan dilakukan dengan nilai “C“ seperti dibawah ini, dan tidak kurang dari nilai
yang ditetapkan pada gambar.

W
C = ---------------- x 100 %
W max

Dimana :
W = Kepadatan kering, dari ASTM D 1556 Wmax =
Kepadatan kering maksimum, ASTM D 1557.

(5) Cara lain untuk menentukan kepadatan boleh dilakukan jika disetujui oleh Direksi Teknis
dan Konsultan Pengawas dan dilengkapi dengan data hubungan antar hasil akhir dari cara
yang digunakan dengan kepadatan yang diperlukan.
(6) Setelah pengujian selesai dilakukan, segera laporan hasil pengujian diajukan ke Direksi
Teknis dan Konsultan Pengawas.

3. PEKERJAAN PONDASI
3.1. Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan–bahan, peralatan dan alat
bantu lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini secara lengkap, meliputi :

a. Pekerjaan pondasi Pelat Beton dan Poer


b. Pekerjaan pondasi Batu Kali

3.2. Pekerjaan Pondasi Plat Beton dan Poer:


a. Spesifikasi teknis pondasi plat beton dan poer sesuai dengan Pasal 4 - Pekerjaan
Beton dalam Bab Spesifikasi Teknis Struktur
b. Dimensi dan elevasi dasar pondasi (muka lantai kerja) harus sesuai dengan gambar.

6
c. Lapisan tanah dasar harus mempunyai kepadatan sesuai persyaratan tanah padat.
Setelah persyaratan kepadatan tanah terpenuhi baru ditimbun dengan pasir urug setebal
10 cm padat (diratakan dan dipadatkan), kemudian dipasang lantai kerja tebal 5 cm
dengan campuran 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr.
d. Untuk kolom – kolom beton harus disediakan stek - stek tulangan dengan diameter dan
jumlah besi yang sama dengan tulangan pokok pada kolom dan harus tertanam dalam
pondasi sesuai yang tertera pada gambar.

3.3. Pekerjaan Pondasi Batu Kali :


a. Batu Kali harus berkualitas baik dan dipecah dengan diamater antara 10 cm – 30 cm.

b. Batu Kali harus disusun sedemikian rupa sehingga dudukannya kokoh. Antara Batu Kali
satu sama lain harus terikat dengan adukan 1 Pc: 3 Ps.
c. Bentuk dan ukuran batu kali, dan tempat–tempat yang menggunakan pondasi Batu Kali
harus sesuai dengan gambar.
d. Di atas pondasi Batu Kali dipasang sloof beton bertulang dengan ukuran sesuai gambar.

3.4. Instalasi M & E :


a. Penyedia Jasa/Rekanan bertangung jawab atas semua klaim yang
mungkin timbul karena kerusakan instalasi M & E bawah tanah atau di
sekitar area kerja.
b. Penyedia Jasa/Rekanan supaya melaksanakan pekerjaannya begitu rupa sehingga
bangunan, bagian dari bangunan dan pondasi bangunan tetangga tidak terganggu atau
tidak rusak.

4. PEKERJAAN BETON
4.1. Persyaratan umum bahan untuk pekerjaan beton adalah sebagai berikut :
a. Beton
- Mutu beton untuk struktur utama menggunakan beton mutu K-250 (f’c=20.75 Mpa).

- Adukan beton untuk struktur utama harus memakai campuran Mesin/Ready Mix.

- Adukan beton untuk struktur sekunder (Kolom praktis, ring balok praktis, balok latai,
dsb.) memakai campuran 1 Pc : 2Kr : 3 Psr / Sitemix
- Semen yang digunakan adalah semen yang memenuhi persyaratan SII 0013-77
“Semen Portland” atau AASHTO M85 (Type I) kecuali ada petunjuk lain dari Pengguna
Jasa / Tim Teknis / Konsultan Pengawas

b. Agregat
- Agregat halus (Pasir) untuk beton dapat berupa pasir alam atau pasir buatan. Pasir
laut tidak boleh digunakan dalam campuran beton.
- Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras, tidak pecah atau
hancur oleh-oleh pengaruh cuaca
- Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur (Yang dimaksud lumpur dalam hal ini
adalah bagian-bagian yang dapat melalui ayakan 0.063 mm) lebih dari 5% (Ditentukan
terhadap berat kering). Apabila kadar lumpur di atas 5%, maka agregat harus dicuci.

- Agregat halus tidak boleh mengandung bahan-bahan organis terlalu banyak.


- Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya.
- Agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil sebagai hasil desintegrasi alami dari
batu-batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu, umumnya
memiliki ukuran butir lebih besar dari 5 mm
- Agregat kasar terdiri dari dari butir-butir yang keras (Pengujian kekerasan agregat
kasar sesuai dengan PBI 1971 atau Peraturan Beton yang terbaru), kekal (Tidak
pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca) dan tidak berpori

7
- Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur (Yang dimaksud lumpur dalam hal ini
adalah bagian-bagian yang dapat melalui ayakan 0.063 mm) lebih dari 1% (Ditentukan
terhadap berat kering). Apabila kadar lumpur di atas 1%, maka agregat harus dicuci.

- Agregat kasar tidak boleh mengandung bahan-bahan yang dapat merusak beton,
seperti zat-zat yang reaktif alkali
- Besar butir agregat maksimum tidak boleh lebih daripada seperlima jarak terkecil
antara bidang-bidang samping dari cetakan, sepertiga dari tebal pelat, atau
tigaperempat dari jarak bersih minimum di antara batang-batang atau berkas-berkas
tulangan. Hal ini bertujuan mencegah terjadinya sarang-sarang kerikil.

c. Air
- Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak, asam
alkali, garam-garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang merusak beton
dan/atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum

- Apabila terdapat keragu-raguan mengenai air, dianjurkan untuk mengirimkan contoh


air itu ke lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui kredibilitasnya.

d. Mutu baja tulangan yang dipergunakan untuk seluruh struktur atas bangunan ini adalah
sebagai berikut :
- Mutu baja tulangan sampai dengan diameter 12 mm adalah BJTD 24 (Tulangan
Polos)
- Mutu baja tulangan diameter 12 mm ke atas adalah BJTD 39 (Tulangan Ulir)
- Merk baja tulangan yang digunakan adalah Krakatau Steel atau setara
- Pemakaian besi beton jenis yang tidak sesuai dengan ketentuan di atas, harus
mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan dan Konsultan Pengawas.
- Besi Beton harus berasal dari satu pabrik (manufactures). Tidak dibenarkan untuk
menggunakan merk besi beton yang berlainan dengan untuk pekerjaan ini.

- Besi beton harus dilengkapi dengan mill certificate / sertifikat pabrik yang membuat
label dan nomor pengecoran serta tanggal pembuatan besi beton tersebut

e. Bekisting untuk struktur utama bangunan memakai papan kayu meranti 2/20 dan diberi
lapisan plastik/minyak bekisting bila perlu. Bekisting dari papan kayu meranti tersebut
harus diperkuat dengan rangka kayu meranti ukuran 5/7, 6/9, 6/12 dan sebagainya, untuk
mendapatkan kekuatan dan kekakuan yang sempurna, atau dari bahan lain yang disetujui
oleh Direksi Teknis/Konsultan Pengawas. Bekisting untuk struktur sekunder (Seperti balok
latai pintu, balok latai jendela, kolom praktis dan balok praktis, dsb) menggunakan
multipleks dengan ketebalan menyesuaikan atau sesuai petunjuk Direksi Teknis/Konsultan
Pengawas. Penggunaan bekisting dari material selain kayu seperti karton, plastik,
metal/baja harus mendapat persetujuan tertulis Direksi Teknis/Konsultan Pengawas

f. Bahan Pembantu
- Untuk memperbaiki mutu beton, sifat-sifat pengerjaan, waktu pengikatan dan
pengerasan ataupun untuk maksud-maksud lain, dapat dipakai bahan-bahan
pembantu (Bonding Agent, Admixture dsb.). Jenis dan jumlah bahan pembantu yang
dipakai harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Pekerjaan
- Manfaat dari bahan-bahan pembantu harus dapat dibuktikan dengan hasil-hasil
percobaan laboratorium.
- Penggunaan bahan-bahan pembantu tidak boleh mengurangi mutu beton

8
- Selama bahan-bahan pembantu ini dipakai, harus dilakukan pengawasan yang cermat
terhadap pemakaiannya.
- Bahan-Bahan Pembantu tersebut harus memenuhi persyaratan Standar Nasional
Indonesia (SNI). Apabila persyaratan Bahan-Bahan Pembantu tersaebut tidak
tercantum dalam SNI, maka Bahan-Bahan Pembantu tersebut harus memenuhi
“Specification for Chemical Admixtures for Concrete“ (ASTM C494)

- Bonding Agent menggunakan ex. SIKA Top 770 atau setara

4.2. Kelas dan Mutu Beton


a. Kelas dan mutu dari beton harus standar peraturan beton Indonesia. (SNI) Bilamana tidak
ditentukan lain kuat tekan beton adalah selalu kekuatan tekan hancur dari contoh benda uji
silinder test yang diuji pada umur 28 hari.
b. Kriteria untuk menentukan mutu beton adalah persyaratan bahwa hasil pengujian benda-
benda uji harus memberikan hasil yang lebih besar dari yang ditentukan.

4.3. Pengujian Konsistensi Beton dan Benda-Benda Uji Beton


a. Banyaknya air yang dipakai untuk beton harus diatur menurut keperluan untuk menjamin
beton dengan konsistensi yang baik dan untuk menyesuaikan variasi kandungan lembab
atau gradasi (perbutiran) dari agregat waktu masuk dalam mesin pengaduk (mixer).
Penambahan air untuk mencairkan kembali beton padat hasil pengadukan yang terlalu
lama atau yang menjadi kering sebelum dipasang sama sekali tidak diperkenankan.
Keseragaman konsistensi beton untuk setiap kali pengadukan sangat perlu.

b. Kekuatan tekan dari beton harus ditetapkan oleh Direksi Teknis melalui pengujian biasa
dengan silinder  15 - 30 cm dibuat dan diuji sesuai dengan SNI. Penyedia Jasa/Rekanan
harus menyediakan fasilitas yang diperlukan untuk mengerjakan contoh-contoh
pemeriksaan yang representatif.
c. Untuk pengujian beton. Benda uji diambil 4 sample dari setiap 15 m3, setiap sample terdiri
dari minimal 2 benda uji silinder, yang diuji pada umur beton : 3, 7, 14 dan 28 hari.

d. Hasil uji kekuatan tekan harus memenuhi :


1. Hasil rata-rata dari 2 benda uji lebih besar atau sama dengan fc’.
2. Rata-rata dari hasil uji kekuatan tekan 4 sample berturut-turut lebih besar atau sama
dengan f’c = 29,05 Mpa.
e. Apabila dijumpai hasil di bawah item point d harus dilakukan perubahan campuran dan
dilakukan langkah-langkah persyaratan beton (SNI).
f. Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump, yang jika tidak ditentukan secara khusus
adalah antara 9 – 11 cm untuk beton umumnya, sedangngkan cara pengujiannya sebagai
berikut, Beton diambil sebelum dituangkan ke dalam cetakan beton (begisting). Cetakan
slump dibasahkan dan ditempatkan di atas permukaan yang rata. Cetakan diisi sampai
kurang lebih sepertiganya. Kemudian beton tersebut ditusuk-tusuk 25 kali dan setiap
tusukan harus masuk sampai dengan satu lapisan di bawahnya. Setelah bagian atas
diratakan, segera cetakan diangkat perlahan-lahan dan diukur penurunannya.

4.4. Baja Tulangan


a. Semua baja tulangan beton yang didatangkan harus baru, tidak bekas, bebas karat dan
disimpan/diletakkan di tempat yang bersih, tidak basah dan terhindar dari segala kondisi
yang dapat menyebabkan karat
b. Toleransi ukuran baja tulangan beton dalam berat :
- Diameter lebih kecil dari 16 mm :-5%
- Diameter sama/lebih besar dari 16 mm :-4%
c. Toleransi ukuran baja tulangan beton dalam diameter (Dihitung dari diameter
terkecil) :
- Diameter lebih kecil dari 16 mm : - 0.4 mm
9
- Diameter sama/lebih besar dari 16 mm : - 0.5 mm
d. Mutu baja tulangan beton yang didatangkan harus benar, yang dinyatakan dengan
surat/sertifikat keterangan dari distributor/pabrik pembuatnya. Untuk menjamin kualitas
baja tulangan sesuai dengan perencanaan, maka harus dilakukan pemeriksaan pada
laboratorium yang disetujui Direksi Teknis/Konsultan Pengawas. Pengambilan contoh
bahan pada semua jenis diameter dan diambil secara random pada setiap datangnya
material di lokasi. Biaya test dibebankan pada Penyedia Jasa/Rekanan.

e. Baja tulangan beton dibengkok/dibentuk dengan teliti sesuai dengan bentuk dan ukuran-
ukuran yang tertera pada gambar konstruksi. Baja tulangan beton tidak boleh diluruskan
atau dibengkokkan kembali dengan cara yang merusak bahannya. Semua batang harus
dibengkokan dalam keadaan dingin, pemanasan dari besi beton hanya diperkenankan bila
seluruh cara pengerjaan disetujui oleh Direksi Teknis/Konsultan Pengawas atau
Perencana.
f. Besi beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan gambar rencana. Untuk
menempatkan tulangan tepat ditempatnya maka tulangan harus diikat kuat dengan kawat
beton (bendrat) dengan bantalan balok beton cetak (beton decking) atau kursi-kursi besi /
cakar ayam perenggang. Dalam segala hal untuk besi beton yang horisontal harus
digunakan penunjang yang tepat, sehingga tidak akan ada batang yang turun.

g. Jarak bersih terkecil antara batang yang pararel apabilla tidak ditentukan dalam gambar
rencana, minimal harus 1,5 kali ukuran terbesar dari agregat kasar dan harus memberikan
kesempatan masuknya alat penggetar beton.
h. Pada dasarnya jumlah luas tulangan harus sesuai dengan gambar dan perhitungan.
Apabila dipakai dimensi tulangan yang berbeda dengan gambar, maka yang menentukan
adalah luas tulangan, dalam hal ini Penyedia Jasa/Rekanan diwajibkan meminta
persetujuan terlebih dahulu dari Direksi Teknis/Konsultan Pengawas.

4.5. Selimut Beton


Penempatan besi beton didalam cetakan tidak boleh menyinggung dinding atau dasar cetakan,
serta harus mempunyai jarak tetap setiap bagian konstruksi. Apabila tidak ditentukan di dalam
gambar, maka tebal selimut beton untuk satu sisi pada masing – masing konstruksi adalah
sebagai berikut:

Lokasi / Tipe Struktur Selimut Beton Minimum


Beton yang dicor langsung di atas tanah dan selalu 7.00 cm
berhubungan dengan tanah
Beton yang berhubungan dengan tanah atau cuaca :

a. Batang D-19 s/d D-56 5.00 cm


b. Batang D-16, Jaring Kawat Polos P16 atau Kawat 4.00 cm
Ulir D16 dan yang kebih kecil
Beton yang tidak langsung berhubungan dengan cuaca
atau tanah :
1. Pelat, Dinding, Pelat Berusuk
- Batang D-44 s/d D-56 4.00 cm
- Batang D-36 dan yang lebih kecil 2.00 cm
2. Balok dan Kolom
Tulangan Utama, Pengikat, Sengkang, Lilitan Spiral 4.00 cm

Komponen Struktur Cangkang, Pelat Lipat :


- Batang D-19 dan yang lebih besar 2.00 cm
- Batang D-16, Jaring Kawat Polos P16 atau Kawat Ulir 11.50 cm
D16 dan yang lebih kecil

10
4.6. Sambungan Baja Tulangan
Jika diperlukan untuk menyambung tulangan pada tempat – tempat lain dari yang tunjukan
pada gambar, bentuk dari sambungan harus disetujui oleh Direksi Teknis/Konsultan
Pengawas. Overlap pada sambungan – sambungan tulangan minimal harus 40 x diameter
batang, kecuali jika telah ditetapkan secara pasti di dalam gambar rencana dan harus
mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas.

4.7. Perlengkapan Mengaduk


Penyedia Jasa/Rekanan harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai
ketelitian cukup untuk menempatkan dan mengawasi jumlah dari masing
– masing bahan beton. Perlengkapan tersebut dan cara pengerjaannya selalu harus
mendapatkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas.

4.8. Pengadukan
a. Bahan – bahan pengadukan beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin pengaduk
beton yaitu bath mixer. Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas berwenang untuk
menambah waktu pengadukan jika pemasukan bahan dan cara pengadukan gagal untuk
mendapatkan hasil adukan dengan susunan kekentalan dan warna yang merata atau
seragam dalam komposisi dan konsistensi dari adukan ke adukan kecuali bila diminta
adanya perubahan dalam komposisi atau konsistensi. Air harus dituangkan lebih dahulu
selama pekerjaan penyempurnaan.

b. Tidak diperkenankan melakukan pengadukan beton yang berlebih – lebihan (lamanya)


yang membutuhkan penambahan air untuk mendapatkan konsistensi beton yang
dikehendaki. Mesin pengaduk yang memproduksi hasil yang tidak memuaskan harus
diperbaiki. Mesin pengaduk yang disentralisir (batching mixing plant) harus diatur hingga
pekerjaan mengaduk dapat diawasi dengan mudah dari stasiun operator. Mesin pengaduk
tidak boleh dipakai melebihi dari kapasistas yang telah ditentukan.

4.9. Cetakan (Bekisting)


a. Cetakan harus sesuai dengan bentuk dan ukuran pada gambar rencana.
b. Bahan yang dipakai untuk cetakan harus mendapatkan persetujuan dari Direksi
Teknis/Konsultan Pengawas sebelum pembuatan cetakan dimulai, tetapi persetujuan tidak
mengurangi tanggung jawab Penyedia Jasa/Rekanan terhadap keserasian bentuk maupun
terhadap perlunya perbaikan kerusakan – kerusakan yang mungkin dapat timbul waktu
pemakaian.
c. Sewaktu – waktu Direksi Teknis/Konsultan Pengawas dapat mengafkir sesuatu bagian dari
bentuk yang tidak dapat diterima dalam segi apapun dan Penyedia Jasa/Rekanan harus
segera mengambil bentuk yang diafkir dan menggantinya atas bebannya sendiri.

d. Semua proses pemotongan dan pembuatan bentuk kayu dikerjakan dengan menggunakan
mesin kecuali untuk detail tertentu atas persetujuan Direksi Teknis/Konsultan Pengawas.
Proses pengerjaan tidak diperkenankan dilakukan ditempat pemasangan.

e. Bentuk, ukuran, profil. Pola, nad dan peil yang tercantum dalam gambar kerja adalah hasil
jadi/ selesai. Bila terjadi penyimpangan tanpa persetujuan Direksi Teknis/Konsultan
Pengawas, Maka Penyedia Jasa/Rekanan harus membongkar dan memperbaiki kembali
tanpa mengurangi mutu yang disyaratkan. Biaya untuk hal ini adalah tanggung jawab
Penyedia Jasa/Rekanan, dan tidak dapat diajukan sebagai pekerjaan tambah.

f. Pelaksanaan sambungan seperti pemasangan klos, baut, plat penggantung, angker,


dinabolt, fisher, sekrup paku dan lem perekat harus rapi dan sempurna, tidak
diperkenankan mengotori bidang – bidang tampak. Khusus pada
11
permukaan bidang tampak/exposed tidak diperkenankan dipasang dengan cara memaku,
tetapi harus disekrup atau cara lain yang disetujui Direksi Teknis/Konsultan Pengawas.
Lubang sekrup terlebih dahulu dibuat dengan bor. Kepala sekrup harus tertanam,
kemudian lubang ditutup kembali dengan kayu sejenis yang dilem dengan lem kayu sesuai
persyaratan kemudian diratakan dengan amplas halus sehingga permukaanya rata dan
halus serta tidak tampak bekas penutupan lubang. Hasil akhir dari pemasangan harus
rata, lurus dan tidak melampaui toleransi kerataan 0,5 cm setiap 2 m.

g. Apabila konstruksi beton bertulang langsung terletak di atas tanah, maka di bawahnya
harus dibuat lantai kerja yang rata. Jika tidak dtentukan lain, maka tebal lantai kerja
minimum harus diambil 5 cm dengan campuran nominal semen, pasir dan kerikil dalam
perbandingan isi 1 :3 :5
h. Pada prinsipnya semua penunjang acuan harus menggunakan perancah besi(scaffolding).
Scaffolding tersebut harus cukup kuat dan kaku dan diatur agar mudah diperiksa oleh
Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas

4.10. Pengecoran
a. Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat pengecoran beton
(cetakan) harus bersih dari air tergenang, reruntuhan atau bahan lepas. Permukaan
bekisting dengan bahan-bahan yang menyerap pada tempat-tempat yang akan dicor,
harus dibasahi dengan merata sehingga kelembaban /air dari beton yang baru dicor tidak
akan diserap.
b. Permukaan-permukaan beton yang telah dicor terlebih dahulu, dimana akan dicor beton
baru, harus bersih dan lembab ketika dicor dengan beton baru. Pada sambungan ini harus
dipakai perekat beton yang disetujui oleh Direksi Teknis/Konsultan Pengawas.

c. Semua kotoran, beton yang mengelupas atau bahan asing yang menutupinya harus
dibersihkan dan dibuang, semua genangan air harus dibuang dari permukaan beton lama
tersebut sebelum beton baru dicor.
d. Perlu diperhatikan letak/jarak/sudut untuk setiap penghentian pengecoran yang akan
masih berlanjut, terhadap sistim struktur/penulangan yang ada.
e. Beton boleh dicor hanya bila Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas atau wakilnya yang
ditunjuk serta staf Penyedia Jasa/Rekanan yang setaraf ada di tempat kerja, dan
persiapan betul-betul telah memadai.
f. Dalam semua hal, Beton yang akan dicor harus diusahakan agar pengangkutan ketempat
posisi terakhir sependek mungkin, sehingga pada waktu pengecoran tidak mengakibatkan
pemisahan antara kerikil dan spesinya. Pemisahan yang berlebihan dari agregat kasar
dalam beton yang disebabkan jatuh bebas dari tempat yang cukup tinggi, atau sudut yang
terlalu besar, atau bertumpuk dengan baja – baja tulangan, tidak diijinkan.

g. Pengecoran beton tidak boleh dijatuhkan lebih tinggi dari 2 meter, semua penuangan
beton harus selalu lapis perlapis horisontal dan tebalnya tidak lebih dari 50 cm. Direksi
Teknis/Konsultan Pengawas mempunyai hak untuk mengurangi tebal tersebut apabila
pengecoran dengan tebal lapisan 50 cm tidak dapat memenuhi spesifikasi ini.

h. Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras atau selama sedemikian rupa
sehingga spesi/mortel terpisah dari agregat kasar. Selain hujan, air semen atau spesi tidak
boleh dihamparkan pada construction joint dan air semen atau spesi yang hanyut
terhampar harus dibuang dan diganti sebelum pekerjaan dilanjutkan

4.11. Pemadatan
a. Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai sepadat mungkin, sehingga bebas dari
kantong – kantong kerikil, dan menutup rapat – rapat semua permukaan dari cetakan dan
material yang diletakkan.
12
b. Dalam pemadatan setiap lapisan dari beton, kepala alat penggetar (vibrator) harus dapat
menembus dan menggetarkan kembali beton pada bagian atas dari lapisan yang terletak
di bawah, lamanya penggetaran tidak boleh menyebabkan bahan beton terpisah dengan
yang airnya.
c. Semua beton harus dipadatkan dengan alat penggetar yang beroperasi dengan kecepatan
paling sedikit 3.000 putaran permenit ketika dibenamkan dalam beton.
d. Alat pemadat harus diletakkan sedemikian rupa sehingga kepala alat penggetar (vibrator)
tidak menyentuh baja tulangan pada saat pemadatan

4.12. Waktu dan Cara Pembukaan Cetakan


a. Sebelum dimulainya pekerjaan konstruksi, Penyedia Jasa/Rekanan harus membuat
prosedur dan jadwal untuk pembongkaran dan pasang kembali penopang beserta
perhitungan beban-beban yang disalurkan ke struktur selama pelaksanaan
pembongkaran.
b. Waktu dan cara pembukaan dan pemindahan cetakan harus mengikuti petunjuk Pengguna
Jasa / Tim Teknis / Konsultan Pengawas. Cetakan harus dibongkar dengan cara-cara
yang tidak mengurangi keamanan dan kemampuan layan struktur. Beton yang akan
dipengaruhi oleh pembongkaran cetakan harus memiliki kekuatan cukup sehingga tidak
akan rusak oleh operasi pembongkaran.
c. Analisa struktur dan data kekuatan beton yang dipakai dalam perencanaan dan
pembongkaran cetakan beserta penopang harus diserahkan Penyedia Jasa/Rekanan
kepada Pengguna Jasa / Tim Teknis / Konsultan Pengawas
d. Tidak boleh ada beban konstruksi yang bertumpu pada; juga tidak boleh ada penopang
dibongkar dari; suatu bagian struktur yang sedang dibangun. Pengecualian dari ayat di
atas adalah apabila bagian dari struktur tersebut bersama-sama dengan cetakan dan
penopang yang tersisa memiliki kekuatan yang memadai untuk menopang berat
sendirinya serta beban yang ditumpukan kepadanya

e. Beton yang masih muda tidak diijinkan untuk dibebani. Segera sesudah cetakan – cetakan
dibuang, permukaan beton harus diperiksa dengan hati – hati dan permukaan –
permukaan yang tidak beraturan harus segera diperbaiki sampai disetujui Pengguna Jasa
/ Tim Teknis / Konsultan Pengawas
f. Waktu untuk melepas acuan dan perancah tergantung dari cuaca, metoda pemeliharaan
beton, kekuatan beton, tipe dari struktur dan beban rencana. Dalam segala hal, waktu
untuk melepas acuan dan perancah ( jika struktur tanpa
dibebani) tidak boleh kurang dari :
4.13. Perawatan Beton (Curing)

Waktu melepas
Unsur Struktur
Bekisting
Samping balok, dinding, kolom 3 hari
Pelat ( acuan saja ) 21 hari
Balok ( acuan saja ) 21 hari
Perancah pelat antara balok 21 hari
Perancah balok dan flat slab 21 hari
Perancah kantilever 28 hari

a. Semua beton harus dirawat (curred) dengan air seperti ditentukan dibawah ini. Direksi
Teknis/Konsultan Pengawas berhak menentukan cara perawatan bagaimana yang harus
digunakan pada bagian – bagian pekerjaan.
b. Beton yang dirawat (curred) dengan air harus tetap basah paling sedikit 14 hari terus
menerus segera sesudah beton cukup keras untuk mencegah kerusakan, dengan cara
menutupnya dengan bahan yang dibasahi air atau dengan pipa–
13
pipa yang berlubang–lubang. Penyiraman mekanis, atau cara–cara yang dibasahi yang
akan menjaga agar permukaan selalu basah. Air yang digunakan dalam perawatan
(curing) harus memenuhi spesifikasi– spesifikasi air untuk campuran beton.

4.14. Perlindungan (Protection)


a. Penyedia Jasa/Rekanan harus melindungi semua beton terhadap segala kerusakan
sebelum penerimaan terakhir oleh Pengguna Jasa / Tim Teknis / Konsultan Pengawas

b. Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap sinar matahari yang langsung,
paling sedikit 3 hari sesudah pengecoran.
c. Perlindungan semacam itu harus dibuat secepatnya setelah pengecoran dilaksanakan.

4.15. Finishing Beton


a. Permukaan yang kelihatan
Beton yang permukaannya kelihatan (expose) harus difinish dengan adukan. Lubang –
lubang yang terjadi pada beton harus diisi dengan adukan.
b. Untuk dinding penahan tanah , lubang pengikat acuan tidak diperkenankan. Lubang –
lubang pada permukaan beton tidak boleh lebih dari 3 mm, lubang yang lebih besar dari
diameter 3 mm tapi lebih kecil dari 20 mm tidak boleh melebihi 0,5 % air permukaan beton
tersebut. Lubang yang lebih besar dari 20 mm tidak diperkenankan. Apabila terdapat
lubang yang ternyata lebih besar dari 20 mm, harus dikosultasikan dengan Direksi
Teknis/Konsultan Pengawas
c. Pelat
Permukaan pelat harus merupakan permukaan yang rata tanpa adanya kelebihan adukan
ataupun lubang – lubang pada permukaan pelat tersebut, diluar batas toleransi yang
diijinkan. Apabila penambahan permukaan finishing tersebut langsung dilakukan sebelum
beton mengeras total, semua kelebihan air, adukan maupun kotoran–kotoran lain harus
dibersihan dengan cara disikat dengan hati–hati untuk mencegah ikut terbawanya agregat
yang sudah dicorkan. Apabila pelat tidak difinising dengan adukan, permukaan beton
tersebut harus dibuat kasar sesuai dengan schedule finishing yang ada. Permukaan beton
tersebut harus diratakan sehingga memiliki level yang sama, tidak melewati toleransi yang
diinginkan.

4.16. Perbaikan Permukaan Beton


a Jika sesudah pembukaan cetakan ada permukaan beton yang tidak sesuai dengan yang
direncanakan yaitu beton semi eksposed, atau tidak tercetak menurut gambar atau diluar
garis permukaan, atau ternyata ada permukaan yang rusak, hal itu dianggap tidak sesuai
dengan spefisikasi ini dan harus dibuang dan diganti oleh Penyedia Jasa/Rekanan atas
bebannya sendiri. Kecuali bila Direksi Teknis/Konsultan Pengawas memberikan ijinnya
untuk menambal tempat yang rusak, dalam hal mana penambahan harus dikerjakakan
seperti yang telah tercantum dalam pasal – pasal berikut.

b Kerusakan yang memperlukan pembongkaran dan perbaikan ialah yang terdiri dari sarang
kerikil, kerusakan – kerusakan karena cetakan, lubang–lubang karena keropos, tidak rata
dan bengkak harus dibuang dengan pemahatan atau dengan batu gerinda.

c Sarang kerikil dan beton lainnya harus dipahat. Lubang lubang pahatan harus diberi
penggiran yang tajam dan dicor sedemikian sehingga pengisian akan terikat/terkunci
ditempatnya. Semua lubang harus terus menerus dibasahi selama 24 jam sebelum dicor
dan seterusnya disempurnakan.
d Jika menurut pendapat Direksi Teknis/Konsultan Pengawas, hal – hal tidak sempurna
pada bagian bangunan yang akan terlihat tidak cukup bila hanya
14
tambal saja ( karena mengahasilkan sebidang dinding ) yang tidak memuaskan
pengelihatan, Penyedia Jasa/Rekanan diwajibkan untuk menutupi seluruh dinding (
dengan spesi plesteran 1 Pc : 3 PS ) dengan ketebalan yang tidak melebihi 1 cm juga
pada dinding yang perbatasan ( yang bersambungan ), sesuai dengan intruksi dari Direksi
Teknis/Konsultan Pengawas. Perlu diperhatikan untuk permukaan yang datar batas
toleransi kelurusan ( pencengkungan atau pencembungan ) bidang tidak boleh melebihi
dari h/1000 untuk semua komponen

4.16. Water Stop


a. Penyekat–penyekat air (waterstop) harus ditempatkan pada sambungan – sambungan
bangunan (Contruction Join) dan tempat–tempat yang kedap air seperti yang ditunjukan
dalam gambar – gambar.
b. Penyedia Jasa/Rekanan harus menyiapkan semua penyekat – penyekat air termasuk lem
PVC, semen, mur-mur dan bahan bahan penyambung lainnya.
c. Penyedia Jasa/Rekanan harus membuat semua sambungan – sambungan (splices),
penyatuan dan lengkungan – lengkungan ( join bends ), pasak – pasak untuk penyekat air,
pertemuan – pertemuan, perpotongan – perpotongan yang dibuat secara khusus sesuai
dengan gambar – gambar atau seperti yang ditunjukkan perencana. Semua penyatuan
harus diletakan persis dengan petunjuk–petunjuk pabrik pembuat dan penggunaan
material yang disahkan oleh pabrik dan harus dibentuk sedemikian agar menghasilkan
sambungan yang kuat dan kedap air.

d. Water stop yang digunakan harus dari produk yang telah ditentukan dalam buku RKS ini
dengan bahan penyekat air PVC type polyvinyl Chroride dengan tebal 7 mm lebar 20 cm.
Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa/Rekanan harus mengajukan jenis
material, metode pemasangan dan shop drawing pekerjaan water stop kepada Direksi
Teknis/Konsultan Pengawas dan untuk mendapatkan persetujuan.

e. Waterstop yang dipasang horisontal seperti pada pertemuan dinding dan pelat yang
terletak dibawah tanah harus ditempatkan pada as- nya.
f. Water stop yang akan digunakan untuk contruktion joint maupun expansion joint harus
merupakan type yang memungkinkan terhadap pergerakaan. Water stop dipasang pada
posisi sedemikian rupa sehingga memungkinkan dilakukannya pengecoran dan
pemadatan beton.

4.17. Dilatasi
a. Letak – letak dan panjang dilatasi pada masing – masing bangunan harus sesuai dengan
gambar rencana dengan jarak celah dilatasi 5 cm.
b. Penyelesaian pekerjaan beton pada bagian dilatasi harus dipersiapkan dan
dikoordinasikan sebaik mungkin. Bila ada hal – hal yang kurang jelas sebaiknya
ditanyakan dahulu kepada Direksi Teknis/Konsultan Pengawas sebelum dilaksanakan.

c. Pada bagian celah dilatasi sebelum pelaksanaan finishing dikerjakan, celah dilatasi harus
ditutup terlebih dahulu sesuai gambar rencana.
d. Bahan yang dipakai sebagai penutup celah dilatasi adalah sealant, filler dan pelat tembaga
tebal 4 mm, dengan bentuk, lebar serta panjang yang sesuai dengan gambar rencana.

e. Pelaksanaan penutup celah dilatasi tersebut harus betul – betul rapi dan baik sehingga
konstruksi diatas bisa berfungsi sebagaimana yang dikehendaki.

4.18. Sealant dan Filler


Pekerjaan ini harus menjamin tidak akan terjadi kebocoran pada batas – batas sambungan
beton yang dimaksudkan diatas. Pekerjaan ini meliputi pengadaan, persiapan, pelaksanaan
dan pemasangannya pada kontruksi joint maupun expansion
15
joint semua pekerjaan penutup celah yang terjadi pada sambungan/ sudut yang bersifat
struktural maupun tidak, antara material sejenis maupun yang berbeda untuk menghindari
terjadinya celah / rembesan / kebocoran air maupun udara.
Bahan sealant harus sesuai dengan kegunaan, fungsi dan bahan/material, tahan cuaca,
kedap air, tahan terhadap garam dan alkali, bersifat elastis untuk menghadapi perubahan
temperatur, tahan benturan serta berdaya lekat tinggi dengan bahan dasar dari silicone
material sealent yang dapat digunakan adalah sebagai berikut :

- Polysulphide base, dua komponen, pemeliharaan dengan bahan kimia type non-sagging
untuk joint vertikal, uniform, homogen dan bebas lumpur, dapat menahan air secara
kontinyu kemampuan pergerakan sampai dengan 15% dari lebar joint dan dapat berfungsi
pada temperatur 4 – 27 OC dengan warna yang ditentukan oleh Direksi Teknis/Konsultan
Pengawas.
- Silicon base, satu komponen, pemeliharaan dengan bahan kimia, memiliki kemampuan
pergerakan sampai dengan 20% dari lebar joint dan dapat berfungsi dengan baik pada
temperatur 4 – 27 OC, dengan warna yang ditentukan oleh Direksi Teknis/Konsultan
Pengawas.
- Silicon base, 2 komponen, pemeliharaan dengan bahan kimia, memiliki kemampuan
pergerakan sampai dengan 20% dari lebar joint, dapat bekerja pada temperatur 4 – 27 OC,
uniform, homogen dan bebas dari lumpur dan material kasar ketika dicampur.

- Arcylic emulision base, 1 komponen, mempunyai kemampuan pergerakan lebih dari 7%


dari lebar joint, dapat berkerja dengan baik pada temperatur 4- 27 OC, non sagging.

- Polyurethan base, muli komponen, pemeliharaan dengan bahan kimia, type non sagging
untuk joint vertikal, uniform, homogen dan bebas lumpur, dapat menahan air secara
kontinyu, kemampuan pergerakan sampai dengan 15% dari lebar joint dan dapat berfungsi
pada temperatur 4 – 27 OC, dengan warna yang ditentukan oleh Direksi Teknis/Konsultan
Pengawas.
- Polyurethan base, satu komponen, pemeliharaan dengan bahan kimia, type non sagging
untuk joint vertical, uniform, homogen dan bebas lumpur, dapat menahan air secar
kontinyu kemampuan pergerakan sampai dengan 15% dari lebar joint dan dapat berfungsi
pada temperatur 4 – 27 OC, dengan warna yang ditentukan oleh Direksi Teknis/Konsultan
Pengawas.

Pelaksanaan pekerjaan sealant :


- Persiapan permukaan
 Sepanjang permukaan yang akan diberi sealant harus kering betul, bersih dan bebas
dari debu, minyak, lemak, pecahan atau bubuk adukan, partekel bahan / material yang
 terlepas maupun noda dan kotoran lainnya.
 Permukaan harus sudah difinis
- Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Penyedia Jasa/Rekanan harus memperhatikan cara
pemasangan dan jenis sealant yang dibedakan berdasarkan macam/ jenis material yaitu :
material kemarik/ kaca/ material metal , material kayu, material beton permukaan adukan
plestaran dll.
- Penyedia Jasa/Rekanan harus mengikuti semua persyaratan/ spesifikasi pabrik, sehingga
menghasilkan pekerjaan yang rapi, halus, rata permukaan dan bersih dari noda.

4.19. Pekerjaan Grouting


a. Bahan grouting harus kedap air, bersifat plastic tahan getaran dan kejutan, kedap air,
tanah terhadap minyak, olie, garam dan alkali, tidak mengandung bahan dasar metal,
bersifat korosif, bebas klorida, tidak berkerut / non shrink, bersifat semen base. Bahan
yang dipakai dari produk ex. SIKA Grout 215 atau setara yang disetujui Direksi
Teknis/Konsultan Pengawas secara tertulis.

16
b. Pelaksanaan pekerjaan grouting. -
Persiapan permukaan
Sebelum pemberian grouting, permukaan lubang harus dibasahi terlebih dahulu tetapi tidak
diperkenankan ada butiran air diatas permukaan tersebut waktu pelaksanaan grouting.

- Persiapan adukan grouting


 Perbandingan komponen grouting dengan air maupun pasir serta prosedur
pencampuran adukan harus sesuai dengan spesifikasi pabrik.
 Selama pengadukan, air maupun pasir harus sudah dipersiapkan ditempat
pengadukan dengan volume cukup. Kualitas air maupun pasir harus memenuhi
persyaratan seperti terurai pada pekerjaan beton di bab lain pada buku ini.

 Sebaiknya bahan grouting dipakai habis dalam satu kali waktu pengaduka.

- Adukan grouting diisikan dari satu arah menerus hingga seluruh celah / lubang tertutup
padat, tidak rongga, rata permukaan agar tidak terbentuk rongga udara. Apabila
celah/lubang berukuran kecil, pengisian aduk grouting dapat digunakan curong/alat
lain.
- Untuk perawatan/curing dan perbaikan, permukaan adukan grouting harus dilindungi
dari pengeringan dan pengerasan yangg terlalu cepat dengan ditutup kain basah.

4.20. Waterproofing
a. Untuk basement, ruang lift, ramp dan tempat parkir, bahan yang dipakai water proofing
coating bitumen based produk SIKA atau setara yang disetujui Direksi Teknis/Konsultan
Pengawas secara tertulis. Untuk tandon air sebelah dalam dan KM/WC memakai water
proofing cement based yang bersifat non toxic, produk SIKA atau setara. Sedang untuk
atap dan tandon air sebelah luar dipakai water proofing membran ( 3 mm ) produk SIKA
atau setara.
b. Water proofing harus kedap air dan uap termasuk pada bagian overlap, memiliki
ketahanan yang baik terhadap gesekan atau tekanan, dan perilaku material pada 100 OC
harus tetap stabil.
c. Penyedia Jasa/Rekanan wajib mengajukan contoh bahan kepada Direksi
Teknis/Konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuan
d. Pelaksanaan pekerjaan water proofing
- Persiapan permukaan
1. Permukaan harus betul – betul kering sebelum pemasangan lapisan water
proofing.
2. Seluruh permukaan harus sudah bebas dari minyak, retak atau lubang, serbuk
aduk beton, debu gumpalan aduk beton, bagian – bagian yang menonjol tajam,
permukan halus dan rata.
3. Retak, lubang yang tidak berguna dan sebagainya harus ditutup dengan adukan
kedap air ( campuran 1 Pc : 2 Ps ) hingga padat dan rata permukaan.

- Lapisan primer.
Pelaksanaan dengan spray, roller, atau kuas dengan daya sebar 6 – 8 m/ liter. Lapisan
primer harus langsung ditutup dengan lapisan water proofing. Jika dalam satu hari
kerja ada area yang telah diberi lapisan primer tetapi belum sempat selasai, maka
daerah tersebut harus diberi primer kembali pada hari kerja berikutnya.

- Lapisan water proofing


1. Jika dipandang perlu, bahan dapat ditukar/ diganti dengan bahan – bahan
pengganti yang memenuhi syarat dan mendapat persetujuan tertulis dari Direksi
Teknis/Konsultan Pengawas dan .

17
2. Cara – cara pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan ketentuan dari
pabrik yang bersangkutan dan atas petunjuk Direksi Teknis/Konsultan Pengawas
dan .
3. Bila ada hal apapun antara gambar kerja, spesifikasi dan lainnya, Penyedia
Jasa/Rekanan harus segera melaporkan kepada Direksi Teknis/Konsultan
Pengawas dan sebelum pekerjaan dimulai. Pekerjaan baru dapat dimulai setelah
dapat persetujuan tertulis dari Direksi Teknis/Konsultan Pengawas dan .

4. untuk melaksanakan pekerjaan ini Penyedia Jasa/Rekanan harus menempatkan


tenaga ahli ditempat pekerjaan pada saat pekerjaan tersebut sedang berlangsung.

5. Penyedia Jasa/Rekanan bertanggung jawab sepenuhnya atas kesempurnaan


pekerjaan walaupun telah menpadat persetujuan tertulis dari Direksi
Teknis/Konsultan Pengawas dan sampai dengan berakhirnya masa garansi. Pada
bagian sambungan harus mempunyai overlaping minimum 20 cm.

6. Penyedia Jasa/Rekanan wajib membuat shop drawing (gambar detai


pelaksanaan) berdasarkan gambar dokumen kontrak dan telah
disesuaikan dengan keadaan lapangan dan pada daerah – daerah yang menurut
Direksi Teknis/Konsultan Pengawas dan perlu. Dalam shiop drawing harus jelas
dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk keterangan produk, jenis
bahan, cara pemasangan dan persyaratan khusus yang belum terkacup secara
lengkap didalam gambar pelaksanaan/ dokumen kontrak sesuai dengan
spesifikasi pabrik.
- Lapisan pelindung
Lapisan pelindung menggunakan screed ketebalan + 3 cm atau seperti terterai dalam
gambar kerja, termasuk arah kemiringannya.
- Pengujian lapisan water proofing
Setelah semua pemasangan lapisan water proofing dan sebelum pelaksanaan lapisan
pelindung, Penyedia Jasa/Rekanan harus melaksanakan pengujian kebocoran
terutama untuk permukaan horisontal. Cara pengujian adalah dengan menuangkan air
kearea yang tertutup lapisan water proofing hingga ketinggian minimum 50 mm dan
dibiarkan selama 3 x 24 jam. Beri tanda bagian – bagian yang tidak sempurna atau
bocor.
- Perbaikan lapisan water proofing
Bagian dari lapisan water proosing diatas kebocoran disobek secukupnya. Letakkan
potongan lapisan water proofing baru sejauh 150 mm kesegala arah dihitung dari
celah/ sobekan. Pekerjaan dilaksanakan setelah perujian permukaan dalam keadaan
kering betul.
- Pengamanan Pekerjaan
Penyedia Jasa/Rekanan harus mengadakan pengamanan dan perlindungan terhadap
pemasangan yang telah dilakukan, terhadap kemungkinan pergeseran, lecet
permukaan atau kerusakaan lainnya. Apabila terjadi kerusakaan yang disebabkan oleh
kelalaian Penyedia Jasa/Rekanan baik pada waktu pekarjaan ini dilakukan/
dilaksanakan maupun pada saat pekerjaan ini telah selesai, maka Penyedia
Jasa/Rekanan harus memperbaiki/ mengganti bagian yang rusak tersebut sampai
dinyatakan dapat diterima oleh Direksi Teknis/Konsultan Pengawas. Biaya yang timbul
untuk pekerjaan perbaikan ini adalah tanggung jawab Penyedia Jasa/Rekanan.

5. PEKERJAAN BAJA
5.1. Persyaratan Umum Bahan :
Persyaratan umum bahan untuk pekerjaan baja adalah sebagai berikut :

18
a. Syarat-syarat mutu dan pemasangan harus menurut atau disesuaikan dengan Standard
Peraturan Perencana Bangunan Baja Indonesia 1983 atau yang telah diperbarui, dengan
mutu baja ST 41.
b. Semua bahan yang dipakai harus disertai jaminan mutu dari pabrik atau sertifikat
pengujian dari laboratorium yang disetujui Pengguna Jasa / Tim Teknis / Konsultan
Pengawas.
c. Bahan-bahan yang dipakai buatan dalam negeri yang dikenal baik, yang produknya
memenuhi standarisasi industri yang berlaku.
d. Bahan struktur baja tidak boleh cacat atau begkok-bengkok, jadi harus betul-betul lurus.
Profil yang tepat, bentuk, tebal, ukuran, berat dan detail-detail Konstruksinya ditunjukkan
dalam gambar-gambar untuk itu.
e. Penyambungan dengan pengelasan harus dilaksanakan dengan ketepatan dan keahlian
tinggi. Pengelasan harus menggunakan las listrik untuk bagian-bagian yang struktural.
Permukaan yang dilas harus sama dan rata dan kelihatan teratur. Las-lasan yang
menunjukkan cacat harus dipotong dan dilas kembali atas biaya Penyedia Jasa.

f. Penyambungan dengan baut-baut dan mur harus dilakukan dengan seksama dan kokoh.
Ukuran-ukuran baut-baut beserta ring-ringnya harus disesuaikan. Apabila tidak disebutkan
lain digambar, maka semua baut yang digunakan dalam struktur baja adalah baut mutu
tinggi (HTB) jenis A 325 atau Grade 8.80 (Standard Spesification ANSI /ASME B 18.2.1.
1981). Anker-anker yang dipasang harus sesuai dengan spesifikasi teknis JIS G3112.
Penyambungan dengan baut harus diselenggarakan sedemikian rupa sehingga dapat
berfungsi dengan baik tidak menimbulkan cacat. Mutu bahan baut yang dipergunakan
harus memenuhi syarat mutu bahan standard pabrik dan rencana.

g. Pembakaran di bengkel atau dilapangan untuk pemotongan atau penyambungan harus


mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas . Dalam hal persetujuan diberikan, maka
bagian yang dibakar tersebut harus diselesaikan dengan baik sehinga sama dengan hasil
pemotongan.
h. Permukaan besi baja yang akan dicat harus dibersihkan dari korosi dengan semprotan
pasir (sand blasting) atau semprotan butir baja atau cara lain yang sama efektifnya
sehingga permukaan memperoleh warna metalik. Bekas las-lasan harus dikikir dan
dihaluskan tanpa mengurangi kekuatan lasnya.
i. Segera setelah dibersihkan seperti cara diatas, permukaan baja dicat dengan lapisan
pelindung. Apabila ditentukan pekerjaan galvanisasi untuk pelat baja atau pipa-pipa maka
yang dimaksud proses galvanisasi celup panas. Kawat las yang digunakan adalah ARCH
– Welding dengan menggunakan Mild Steeel Electrode jenis Eutetic Rod Unimatic
6000(AC-DC) dengan tesile strength 68,000 psi = 4760 pascal atau kawat las lain yang
setera. Pengelasan kontruksi dan mengikuti prosedur yang berlaku seperti AWS atau AISC
Spesification.

5.2. Perlindungan Material Baja :


a. Semua pekerjaan baja, baut dan alat penyambung lainnya yang dipakai harus dilindungi
dari serangan karat. Perlindungan diadakan dengan pemberian lapisan cat / meni.
Sebelum dicat, permukaan bahan baja harus disikat dengan sikat kawat baja sehingga
betul – betul bebas dari karat dan sesudah dibersihkan segera dimeni. Semua permukaan
bahan baja yang sukar dicapai setelah pemancangan harus diberi lapisan pelindung
terhadap karat sebelum pemasangan diselenggarakan.
b. Kontraktor maupun sub kontraktor harus bertanggung jawab atas pekerjaan ini.
Persetujuan yang diberikan oleh Perencana tidak berarti membebaskan kontraktor
maupun sub kontraktor dari tanggung jawab.
c. Perubahan ukuran/ dimensi dari profil baja rencananya, harus disetujui oleh Konsultan
Pengawas Perencana.
d. Kontraktor diharuskan membuat gambar Kerja ( shop drawing ) dari pekerjaan baja ini dan
perhitungan konstruksi apabila diadakan perubahan – perubahan praktis dari

19
rencana semula. Gambar kerja dan perhitungan ini diserahkan kepada Pengguna Jasa /
Tim Teknis / Konsultan Pengawas.
e. Gambar kerja tersebut diatas meliputi seluruh bagian dari pekerjaan kostruksi seperti detail
– detail pemasangan, penyambungan, lubang- lubang, baut – baut, las, pemotongan,
pertemuan pada pemutusan, penguatan, ukuran - ukuran , dimensi dari bahan dan lain –
lain yang secara teknis diperlukan. Gambar rencana berlaku sebagai gambar referensi
untuk gambar kerja.

5.3. Fabrikasi
5.3.1.Persyaratan Umum Farbrikasi
Persyaratan umum untuk fabrikasi adalah sebagai berikut :
a. Tenaga – tenaga yang dipergunakan haruslah tenaga – tenaga ahli pada bidangnya dan
dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik sesuai dengan petunjuk – petunjuk dari
Pengguna Jasa / Tim Teknis / Konsultan Pengawas, serta teliti sehingga menjamin bahwa
seluruh bagian pekerjaan dapat cocok satu sama lain pada waktu pemasangan.

b. Pengguna Jasa / Tim Teknis / Konsultan Pengawas mempunyai kebebasan sepenuhnya


untuk setiap waktu melakukan pemeriksaan pekerjaan. Tidak satu pekerjaanpun dibongkar
dan disiapkan untuk dikirim sebelum diperiksa dan disetujui Pengguna Jasa / Tim Teknis /
Konsultan Pengawas. Setiap pekerjaan yang cacat atau tidak sesuai dengan gambar
rencana atau spesifikasi ini akan ditolak dan harus segera diperbaiki.

c. Sub kontraktor fabrikasi harus menyediakan atas biaya sendiri, semua alat – alat perancah
dan sebagainya yang diperlukan dalam hubungan pemeriksaan pekerjaan. Sub kontraktor
fabrikasi harus memperkenankan sub kontraktor montasi untuk sewaktu–waktu memerisa
pekerjaan dan untuk mendapatkan keterangan mengenai cara–cara dan lain–lain yang
berhubungan dengan pemasangan ditempat pekerjaan. Sub kontraktor montase tidak
mempunyai wewenang untuk memberikan intruksi – intruksi mengenai cara
penyelenggaraan Fabrikasi.

5.3.2.Pola (Mal)
a. Pola ( mal ) pengukuran dan peralatan- peralatan lain yang dibutuhkan untuk menjamin
ketelitian pekerjaan harus disediakan kontraksi fabrikasi. Semua pengukuran harus
dilakukan dengan menggunakan pita – pita baja yang telah disetujui oleh Konsultan
Pengawas. Ukuran – ukuran dari pekerjaan baja yang tertera dalam gambar rencana
dianggap ukuran pada suhu 25OC.
b. Sebelum pekerjaan lain dilakukan pada plat maka semua alat plat harus diperiksa
kerataannya, semua batang – batang diperiksa kelurusannya, harus bebas dari puntiran,
apabila diperlukan harus diperbaiki sehingga plat – plat disusun akan kelihatan rapi
seluruhnya.
c. Pekerjaan baja dapat dipotong dengan cara menggunting, menggergaji atau dengan las
pemotong. Permukaan yang diperoleh dari hasil pemotongan harus diselasaikan siku
terhadap bidang yang potong, tepat dan rata menurut ukuran yang diperlukan.

d. Kalau plat digunting, digergaji atau dipotong dengan las pemotong, maka pada
pemotongan tersebut terbuang metal diperkenankan sebanyak – banyaknya 3 mm pada
plat yang tebalnya lebih kecil atau sama dengan 11 mm dan sebanyak – banyak 6 mm
pada plat yang tebalnya lebih besar dari 11 mm. Las pemotong untuk Memotong
digerakan secara mekanis dan diarahkan dengan sebuah mal serta bergerak dengan
kecepatan tetap. Pinggiran yang dihasilkan oleh las pemotong harus bersih dan lurus dan
untuk menghaluskannya harus digunakan gerinda. Gerinda bergerak searah dengan las
pemotong, sedemikian rupa sehingga pinggiran tersebut bebas dari seluiruh bekas kotoran
besi.

20
5.3.3.Pengelasan
a. Pekerjaan las harus dikerjakan oleh tenaga las, dibawah pengawasi langsung seorang
yang menurut anggap Pengguna Jasa / Tim Teknis / Konsultan Pengawas mempunyai
kemampuan dan pengalaman yang sesuai untuk melaksanakan pekerjaan tersebut.

b. Penyedia Jasa / Rekanan harus mengajukan cara pengelasan kepada Pengguna Jasa /
Tim Teknis / Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan dan persetujuan yang
telah diberikan tidak dapat dirubah tanpa persetujuan lebih lanjut.
c. Macam las yang dipakai adalah las lumer (las dengan busur listrik) dengan ketentuan
sebagai berikut :
- Tebal las sudut minimum (tw) : min. 4 mm
- Tebal bagian paling tebal (t) : 7 mm < t < 10 mm
- Panjang las minimum : 70 mm
- Panjang las maksimum : 40 x tebal
d. Kekuatan dari bahan las yang dipakai, minimal sama dengan kekuatan baja. Kelas E 60
atau grade SAW –1 sesuai ASTM –A233.
e. Detail-detail khusus yang menyangkut cara persiapan sambungan, cara pengelasan, jenis
dan ukuran elektroda, tebal masing – masing bagian yang dilas dan ukuran dari las serta
kekuatan arus listrik untuk las tersebut harus diajukan Peneydia Jasa/Rekanan terlebih
dahulu untuk mendapatkan persetujuan Pengguna Jasa / Tim Teknis / Konsultan
Pengawas sebelum pekerjaan las listrik tersebut dilakukan.

f. Ukuran elektroda arus dan tegangan listrik serta kecepatan busur listrik yang digunakan
pada las listrik harus seperti yang dinyatakan oleh pabrik las listrik tersebut dan tidak dapat
diadakan penyimpangan penyimpangan tanpa persetujuan tertulis dari Pengguna Jasa /
Tim Teknis / Konsultan Pengawas .
g. Plat–plat yang akan dilas harus bebas dari kotor – kotoran besi, minyak, cat, karat atau
lapisan lain yang dapat mempengaruhi mutu las. Las dengan retak susud, retak pada
bagian dasar, berlubang dan kurang tepat letaknya harus disingkirkan.
h. Semua lubang harus dibor untuk seluruh tebal dari material. Bila memungkinkan semua
potongan–potongan & sebagainya harus dijepit bersama–sama pada saat dilubangi, dibor
sehingga mata bor menembus tebal secara sekaligus. Cara lain batang tersebut dilubangi
sendiri–sendiri dengan menggunakan mal.
i. Setelah selesai dibor seluruh kotoran besi harus disingkirkan dan apabila diperlukan plat–
plat dan sebagainya dapat dilepas kembali. Diameter lubang untuk baut HTB adalah 1–
1,5mm lebih besar dari pada diameter yang tertera dalam gambar rencana.

j. Dalam hal lubang tidak dibor sekaligus untuk seluruh tebal elemen – elemen lubang dapat
dibor dengan ukuran yang lebih kecil dan diperbesar kemudia saat montase percobaan.

5.3.4.Pemasangan / Erection
a. Penyedia Jasa/Rekanan montase harus menyediakan seluruh perancah dan alat – alat
yang diperlukan untuk pekerjaan pemasangan baut atau las dari seluruh pekerjaan baja
tersebut.
b. Pekerjaan baja tidak boleh dipasang sebelum cara & alat yang akan digunakan mendapat
persetujuan dari Pengguna Jasa / Tim Teknis / Konsultan Pengawas.
c. Semua pekerjaan harus dikerjakan dengan hati – hati dan dipasang dengan teliti. Drift
yang dipakai mempunyai diameter lebih kecil dari lubang baut dan digunakan untuk
membawa bagian – bagian pada posisinya yang tepat seperti disyaratkan dibawah ini.
Penggunaan martil yang berlebihan yang dapat merusak atau menggangu material tidak
diperkenankan.

21
d. Setiap kesalahan pada pekerjaan dibengkel yang menyulitkan pekerjaan montase serta
menyulitkan pada saat pemasangan harus segera dilaporkan kepada Pengguna Jasa /
Tim Teknis / Konsultan Pengawas.
e. Permukaan yang dikerjakan dengan mesin harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum
dipasang. Struktur baja harus dipasang sedemikian rupa sehingga struktur tersebut dapat
membentuk lawan lendut seperti yang tertera pada gambar rencana.

f. Pemasangan permanen baut tidak boleh dilakukan sebelum mendapatkan persetujuan


dari Pengguna Jasa / Tim Teknis / Konsultan Pengawas.
g. Sambungan–sambungan dibuat permanen setelah struktur baja terpasang.
5.3.5.Pengecatan Baja
a. Semua kontruksi baja yang akan dipasang perlu dicat dipabrik dengan cat dasar yang
telah disetujui oleh Pengguna Jasa / Tim Teknis / Konsultan Pengawas kecuali pada
bidang – bidang yang akan dikerjakkan dengan mesin perkakas seperti misalnya pada
perletakan.
b. Pekerjaan pengecatan terdiri dari : Pembersihan seluruh sambungan lapangan dan bidang
– bidang yang telah dicat akhir untuk seluruh bidang pekerjaan besi yang terbuka.

c. Seluruh permukaan pekerjaan baja harus dibersihkan dan dikupas dengan sand blasting
atau cara lain yang disetujui agar menjadi logam yang bersih,bebas, karat, lumpur dan lain
– lain. Luas bidang permukaan yang dibersihkan harus segera ditutup dengan cat dasar,
sebelum terjadi oksidasi. Bila terjadi oksidasi ( karat ), permukaan harus dibersihkan
kembali sebelum pengecatan dasar dilakukan.
d. Pengecatan dapat dilakukan dengan kuas tangan yang disetujui atau dengan cara yang
disyaratkan oleh Pengguna Jasa / Tim Teknis / Konsultan Pengawas. Pengecatan tidak
dapat dilakukan pada cuaca berkabut, lembab atau berdebu atau pada cuaca lain yang
jelek, kecuali diusahakan tindakan – tindakan seperlunya yang sesuai dengan pendapat
Pengguna Jasa / Tim Teknis / Konsultan Pengawas untuk menghindari pengaruh cuaca.

e. Permukaan yang dicat harus kering dan dan tidak berdebu,. Lapisan berikutnya tidak
dilakukan sebelum lapisan cat sebelumnya kering betul.
f. lapisan penutup dilakukan diatas lapisan cat dasar dalam tempo kurang lebih enam bulan
dan tidak boleh dilakukan lebih cepat dari 48 jam setelah pengecatan dasar. Bila terjadi
demikian, maka permukaan bahan perlu dibersihkan kembali atau dicat dasar lagi.

g. Cat ( termasuk penyemprotan ) harus disapu dengan kuat pada permukaan baja, baut –
baut pada setiap sudut – sudut, sambungan pelat, lekuk – lekuk dan sebagainya.

h. Setiap bagian yang menampung air, atau dapat dirembesi air diisi dengan cat yang tebal
atau digunakan semen kedap air atau bahan lain yang disetujui sebelum penyelesaian cat
dasar.
i. Setiap lapisan yang telah selesai harus tampak sama rata. Pemakaian cat yang rata ialah
11,5 m2 sampai 15 m2 perliter untuk cat dasar dan 15 m2 sampai 20 m2 untuk lapisan
berikutnya. Cat untuk baja menggunakan produk ICI, Hempelindo atau yang setara.

j. Sebelum pengerjaan pengecatan dimulai, kontraktor harus mengajukan contoh material


cat yang akan dipakai kepada Konsultan Pengawas .

22
.j

6. PEKERJAAN SPARING
a. Bahan - bahan material sparing, letak letak dan posisisparing harus sesuai dengan
gambar kerja dan tidak boleh mengurangi kekuatan struktur.
b. Tempat - tempat dari sparing dilaksanakan bila tidak ada dalam gambar, maka kontraktor
harus mengusulkon dan minta persetujuan dari Pengguna Josa I TIm Teknis/ Konsultan
Pengawos.
C. Bilamana sparing (pipa, conduit dan lain - lain) berpotongan dengan bajo tulongon, mako
boja tulangan tersebut tidak boleh ditekuk atou dipindahkon tanpa persetujuon dari
Pengguna Josa I TimTeknisI Konsultan Pengawas.
d. Semua sparing - sparing (pipa conduit) harus dipasang sebelum pengecoran dan harus
diperkuot sehingga tidak akon bergeser podo saat pengecoran beton.
e. Sparing - sparing horus dilindungi sehingga tidak akan terisi beton woktu pengecoran.

23
IV. SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN PIPA PVC
1 UMUM
Penyedia jasa pengadaan harus menyediakan dan menyertakan semua pipa dan fitting,
valve, coupling, meter, mur, baut, gasket, material penyambung dan bahan pelengkap
sebagaimana dirinci dalam Daftar Perincian Biaya (BOQ). Penyedia jasa pengadaan harus
menyediakan perpipaan dari semua material sebagaimana dirinci dalam daftar kuantitas
bahan. Semua pipa, fitting, valve, dan perlengkapan lainnya harus sesuai untuk pemakaian di
daerah tropis, berikloim lembab dan bersuhu udara 35°C tekanan kerja normal tidak melebihi
8 bar dan uji tekanan di lapangan tidak lebih dari 10 bar.

Penyedia jasa pengadaan harus menyediakan suatu affidavit (sertifikat jaminan barang) dari
pabrikan yang menyatakan bahwa barang tersebut sesuai dengan standart yang disyaratkan.
Penyedia jasa juga harus menyampaikan surat keterangan kepada pengguna jasa yang
menyatakan bahwa bahan – bahan tersebut telah diuji sesuai dengan persyaratan yang
ditentukan dengan dilengkapi dengan laporan hasil uji kimiawi dan fisik yang telah dilakukan.
Pipa PVC harus dinyatakan untuk digunakan air minum yang tidak mengandung unsur
ramuan yang terlarut dalam air dengan jumlah yang dapat dianggap racun. Semua pipa dari
bahan ini harus dinyatakan dengan yakin aman untuk air minum oleh Laboratorium Penguji
yang bebas tidak terikat.

1.1 Lamuran Pelindung


Semua peralatan harus diberi lamuran pelindung yang bermutu baik, buatan pabrik yang
mempunyai nama baik,
kecuali ditentukan lain.
1.2 Piringan
Kecuali jika disetujui lain, semua piringan peralatan dan perlengkapan dengan memenuhi
persyaratan ini harus sesuai dengan ukuran-ukuran dan bor-boran di dalam daftar berikut ini :

DAFTAR PIRINGAN (Ukuran milimeter)


Dia. Nominal (DN) Diameter Diameter
D C Jumlah Keterangan
No. Lubang Baut
15 95 65 4 14 12 DNI Diameter
20 105 75 4 14 12 Nominal
25 115 85 4 14 12 Pipa
40 150 110 4 18 16
50 165 120 4 18 16 D Diameter
80 200 160 4 18 16 Luar
100 220 180 8 18 16 Piringan
125 250 210 8 18 20
150 285 240 8 23 20 C Diameter
200 340 295 8 23 20 Lingkaran
250 395 350 12 23 20 Kedudukan
300 445 400 12 23 20 baut
350 505 460 16 23 24
400 565 515 16 27 24 d Diameter
450 615 565 20 27 24 Lubang
500 670 620 20 27 24 Baut
Garis sumbu lubang baut berdiri vertikal pada piringan.

1
2 PERSYARATAN UMUM PERPIPAAN
Sebelum dibuat di pabrik pengiriman, Penyedia Jasa menyampaikan gambar dagang kepada
Direksi guna menyetujui gambar dagang tersebut untuk semua pipa dan sambungan-
sambungannya, terdiri dari :
1. Macam bahan yang dipakai, ukuran-ukuran, ketebalan, panjang, macam benda-benda
khusus, bentuk, rupa, kelas, batas toleransi dan mutunya.
2. Barang-barang yang dibuat berdasarkan standar yang sama.
3. Gambar pemasangan yang lengkap, yaitu gambar perincian-perincian benda-benda
khusus, sambungan peralihan bahan dan penyambungannya.
4. Tata cara pengujian.
5. Cara pelamuran dan pemasangan agar mengikuti garis bila ada.

3 SPESIFIKASI TEKNIS PIPA

3.1. Umum

3.1.1. Referensi Standar


Referensi pada standar dalam dokumen lelang ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran
mengenai jenis dan kuantitas material yang diminta. Semua material yang ditawarkan harus
produksi dalam negeri dengan standar SNI. Semua material – material yang dikirim harus
seratus persen baru (bukan material bekas), dalam keadaan baik dan memenuhi syarat
spesifikasi teknis yang ditentukan. Bila ternyata belum ada SNI untuk produk tertentu atau
belum dibuat di dalam negeri, maka yang ditawarkan dapat menggunakan standar lain,
dengan syarat bahwa kualitas keseluruhan sekurang-kurangnya sama dengan apa yang
ditetapkan dalam dokumen lelang ini.

Barang atau peralatan yang diproduksi di dalam negeri atau berasal dari luar negeri dan
sudah diatur dalam SNI, maka barang/peralatan tersebut wajib memiliki Standar Nasional
Indonesia (SNI)
3.1.2. Bahan Pipa dan Fitting

Untuk pengadaan pipa dan fitting yang telah didapat maka Penyedia Jasa harus melampirkan
Copy sertifikat produk Pengguna tanda SNI yang dikeluarkan oleh Departemen Perindustrian
dan Perdagangan Republik Indonesia, Sambungan pipa PVC untuk saluran air minum.

Bahan pipa yang ditawarkan dapat berlainan dengan bahan pipa yang tercantum dalam
dokumen lelang ini, dengan syarat bahwa bahan pipa yang ditawarkan mempunyai kualitas
keseluruhan yang sekurang – kurangnya sama dengan apa yang tercantum dalam dokumen
lelang ini sesuai dengan pasal 2 untuk pipa PVC dan Fitting, Seluruh pipa dan fitting yang
ditawarkan harus dapat digunakan di daerah tropis dengan temperatur air antara 15˚ - 35˚ C
dengan pH antara 6 - 8. Seluruh pipa dan fitting pipa akan ditanam di dalam tanah kecuali
untuk hal – hal khusus yang membutuhkan lain.

2
3.1.3. Uji Kualitas Pipa.
Penyedia Jasa harus menyertakan tanda bukti hasil uji kualitas pipa meliputi Uji Tekan
(Hydrostatic Test), Uji Jatuhan (Impact Test), Uji Kuat Tarik dan Kemuluran (Tensile and
Elongation), dan Flattening Test.
a. Uji Bentuk, Sifat dan Tampak Pipa
- Pipa lurus
- Berpenampang kuat
- Bidang tegak lurus terhadap sumbu pipa
- Permukaan luar dan dalam licin, halus, dan rata
- Tidak terdapat cacat (retakan atau gumpalan)
- Tidak terkontaminasi kotoran (visual)
b. Uji Tekan (Hydrostatic test)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kekuatan pipa terhadap tekanan air di
dalamnya. Syarat utama kualitas pipa adalah pipa tidak boleh pecah jika ditekan sesuai
dengan standard kelas pipanya.
c. Uji Jatuh (Impact Test)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kekuatan pipa terhadap beban atau
benturan dari luar. Syarat utama kualitas pipa adalah pipa tidak boleh pecah jika dijatuhi
beban sesuai standard kelas pipanya
d. Uji Kuat Tarik & Kelenturan (Tensile and Elongation Test)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kekuatan dan kelenturan pipa dalam
pemasangan atau selama aplikasi.
e. Uji Linyak (Flattening Test)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kekuatan atau kelenturan pipa terhadap
beban dari luar. Syarat utama kualitas pipa adalah pipa tidak boleh retak/pecah jika ditekan
sampai defleksi ½ diameter luar pipa.
Uji Kualitas dari pipa / fitting pipa yang ditawarkan dimana tata cara pengambilan contoh uji
pipa yang dapat mewakili tersebut harus memenuhi persyaratan teknis dalam SNI . Bila
dianggap perlu, atas permintaan Pengguna Jasa, Penyedia Jasa harus melakukan pengujian
kekuatan tekanan kerja pipa / fitting pipa di lapangan pada pipa / fitting pipa yang dikirim ke
lapangan atas biaya Penyedia Jasa.
Jumlah pipa / fitting pipa yang akan diuji di lapangan akan ditentukan kemudian oleh
Pengguna Jasa. Bilamana ternyata hasil pengujian tersebut tidak sesuai dengan
spesifikasi ini, maka Penyedia Jasa harus menggantinya dengan yang baru sampai
memenuhi persyaratan spesifikasi yang telah ditentukan.

3.2.Pipa PVC
3.2.1. Standar
Standar pipa PVC yang dipergunakan sesuai SNI (Standar Nasional Indonesia No. 06 –
0084 – 2002). Pipa yang ditawarkan harus buatan pabrik yang sudah mendapat izin untuk
pengguna SNI yang dikeluarkan oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan.

Setiap pipa harus mempunyai tanda atau cap pada bagian luar yang menunjukkan diameter
nominal, kelas, nama pabrik pembuat dan trade mark. Setiap pipa

3
mempunyai ketebalan menurut kelasnya dan merata, baik pada ujung maupun bagian tengah
pipa.
Bila di lapangan terdapat material yang tidak memenuhi standar dalam kelasnya, maka
Penyedia Jasa dapat dikenakan sanksi mengganti sebagian ataupun seluruh material yang
telah dikirim dan segala biaya ditanggung Penyedia Jasa sendiri.

3.2.2. Syarat Mutu


1. Bahan
Bahan utama untuk pembuatan pipa PVC adalah polivynil klorida tanpa plastisizer dengan
kandungan PVC minimum 92,5 %. Produk harus sama, tahan terhadap air, dan tidak
terekstraksi oleh air dan tidak mengandung bahan beracun (non toksik).
2. Plastisizer
Tidak boleh terdeteksi (nil).
3. Ekstraksi timbal (Pb) dan Timah
(Sn) a. Ekstraksi timbal (Pb) :
- Sesudah ekstraksi pertama maksimum 1,0 mg/liter. -
Sesudah ekstraksi ketiga maksimum 0,3 mg/liter. b.
Ekstraksi timah (Sn) :
- Sesudah ekstraksi ketiga maksimum 0,02 mg/liter.
4. Bau dan Rasa
Bau dan rasa tidak boleh terdeteksi (normal).
5. Ketahanan terhadap metilena klorida
Benda uji tidak boleh terjadi pengelupasan (delaminasi) dan pelepuhan (disintegrasi) pada
bagian luar, bagian dalam dan penampang pada suhu 16°C selama 20 menit.
6. Perubahan pembalikan arah panjang
Perubahan pembalikan arah panjang pipa PVC setelah pemanasan dalam waktu tertentu
tidak boleh lebih dari 5%
7. Sifat tampak
~ Warna pipa PVC secara umum adalah abu-abu, kecuali ada permintaan khusus,
permukaan dinding luar dan dalam harus licin/halus dan rata, tidak terdapat cacat yang
berbahaya seperti retak, guratan-guratan, gumpalan, dan cacat-cacat lainnya.

~ Pipa harus lurus dan berpenampang bulat, bidang ujung pipa harus tegak lurus terhadap
sumbu pipa

4
8. Dimensi
Dimensi diameter luar nominal, tebal dinding nominal dan seri pipa PVC berdasarkan pada
tabel 1
Tabel 1 Tebal dinding nominal (e)
Seri pipa (s)
Diameter luar
Tebal dinding nominal (mm)
nominal (mm)
S.10
63 3,0
90 4,3
110 5,3
160 7,7
200 9,6
250 11,9
315 15,0
355 16,9
400 19,1
450 21,5
500 23,9

Catatan 1 : Tebal dinding didasarkan pada “induced stress” pada temperatur 20°C

yaitu :

- Untuk dia. luar < 50mm,  = 100 kgf/cm²

- Untuk dia. luar ˃ 50mm,  = 125 kgf/cm²



Catatan 2 : Seri pipa (S) diturunkan dari S = p
 adalah “induced stress”
P adalah tekanan nominal air yang mengalir dalam pipa pada 20°C 3.2.3.
Kelas
Bila belum disebutkan dalam volume pekerjaan ( Bill of Quantity ) yang digunakan adalah
jenis PVC dengan kelas S – 10 menurut standar SNI No. 06 – 0084 – 2002 yang berlaku dan
mempunyai panjang efektif 6 meter.
3.2.4. Sambungan
Semua sambungan harus sesuai dengan yang disyaratkan dan sambungan tersebut harus
mampu menahan resultante pergerakan memanjang akibat dari perubahan suhu air tanpa
mengganggu kekedapan terhadap air.
3.2.5. Penandaan Pipa (Marking Pipa)
Penandaan pada batang pipa, sekurang-kurangnya mencantumkan :
~ Nama pabrik pembuat atau merek dagang
~ Dimensi luar pipa
~ Tekanan kerja nominal
~ Jenis material yang digunakan
~ Seri pipa
~ Tanggal produksi

5
3.2.6. Penyimpanan Plpa dl Gudang (Penataan Plpa di Gudang)
Penyimpanan Pipa di Gudang / Penataan Pipa digudang :
- Alas Penataan Pipa harus diberi Kayu (Ukuran 8 em x 12 em).
- Setiap tumpukan Pipa horus ditutup Terpal yang tahan panas.
- Tumpukan Pipa tertata silang
- Tinggi tumpukan Pipa tidak boleh lebih dari 3 meter

6
V. SPESIFIKASI TEKNIS PEMASANGAN PIPA PVC
1. LINGKUP PEKERJAAN
Penyedia jasa harus menyediakan peralatan pekerjaan sementara, tenaga kerja, dan bahan
serta memobilisasikan yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan dengan cara
yang baik, termasuk sambungan ke pipa induk yang ada, pengujian, penggelontoran (
flushing ), desinfeksi jalur pipa dan semua pekerjaan yang diperlukan untuk penyelesaian
pemasangan pipa sesuai persyaratan yang ditetapkan dalam spesifikasi teknis ini.

Jika ada pekerjaan yang tidak tercakup dalam spesifikasi teknis ini akan dilakukan sesuai
dengan cara yang telah digunakan untuk bidang teknis yang bersangkutan di Indonesia dan
menurut perintah Direksi.
Data hasil penyelidikan tanah yang telah dilakukan untuk lokasi jembatan pipa atau daerah
sekitarnya disimpan oleh pengguna jasa dan penyedia jasa akan diijinkan dan menelitinya
dikantor proyek.
Semua penjelasan dalam persyaratan teknis ini khususnya yang bersifat teknis selalu
berpedoman pada standar yang umum dipakai di Indonesia, semua standar yang
digunakan, menggunakan Standar Nasional Indonesia (SNI). Dalam hal belum
diatur dalam SNI, standar yang digunakan merujuk kepada :
AISI : American Iron and Steel Institute
ANSI : American National Standards Institute
API : American Petrolium Institute
ASTM : American Society of Testing Material
AWWA : American Water Works Assosiation
DIN : Deutsche Institut fur Norming
IEC : International Electrotecnocal Commision
ISO : International for Standardization Organization
JIS : Japanese Industrial Standard
KIWA : Dutch Institute for the Testing of Water Supply Material
NEMA : National Electrical Manufactures’s Assosiation
PBI 71 : Peraturan Beton Indonesia tahun 1971
SNI : Standar Nasional Indonesia

1.1. PENYERAHAN GAMBAR KERJA DAN GAMBAR PELAKSANAAN


Jadwal pekerjaan dan gambar kerja harus diserahkan untuk disetujui oleh direksi sebelum
pekerjaan dimulai
Penyedia jasa harus membuat gambar shop (Shop Drawing) sebelum melaksanakan
pekerjaan dan gambar pelaksanaan ( as-built ) yang digambar dengan skala yang sama
dengan skala gambar perencanaan, gambar pelaksanaan tersebut harus diserahkan selama
pekerjaan berlangsung.
Gambar tersebut harus memperlihatkan semua perlengkapan pipa ( fitting / accessories )
perubahan lain seperti pada arah jalur pipa, ruang valve ( katup ), lubang kontrol (manholes)
ukuran pipa atau sejenisnya. Kesemuanya harus diperlihatkan dengan adanya pengikatan
terhadap muka tanah pada bangunan permanen.

1.2. RAMBU LALU LINTAS


Bila dipandang perlu, penyedia jasa harus menyediakan rambu – rambu ( tanda – tanda )
untuk keperluan lalu lintas yang dilewati, rambu – rambu tersebut harus jelas untuk
menjamin keselamatan lalu lintas.

1
Bila pekerjaan harus memotong / menyeberangi jalan yang sibuk, penyedia jasa harus
melaksanakan secara bertahap dan apabila perlu dikerjakan pada malam hari.

Biaya yang diperlukan untuk keperluan – keperluan tersebut, diatas harus sudah termasuk
dalam kontrak.

1.3. SUMBER TENAGA DAN PENERANGAN


Penyedia jasa harus menyediakan semua peralatan dan melakukan pengaturan untuk
pemakaian tenaga listrik serta penerangan yang perlu bagi pelaksanaan pekerjaan.
Penyedia jasa harus menyediakan sumber penerangan yang memadai sehingga semua
pekerjaan dapat dilakukan secara wajar bila keadaan kurang cukup sinar matahari atau /
pada saat malam hari ( tersedia alat penunjang penerangan atau genset).

1.4. TRASE DAN ELEVASI PIPA


1.4.1. Biaya Pemeriksaan Pekerjaan Pemasangan Pipa
Instansi yang berwenang atau direksi akan memeriksa trase dan elevasi ( ketinggian ) jalur
pipa pada gambar dan akan mematok ( Stake Out ) trase tersebut di Lapangan. Penyedia
jasa harus membayar sejumlah biaya untuk pemeriksaan dan pematokan tersebut kepada
instansi yang berwenang.
1.4.2. Tanggung Jawab Penyedia Jasa
Penyedia jasa harus bertanggung jawab agar persyaratan dasar untuk pipa induk diletakkan
dan dipasang pada jalur dan ketinggian yang ditetapkan dan dengan fitting, valve dan
saluran pembuang pada lokasi yang ditentukan. Untuk maksud ini, penyedia jasa harus
diminta membuat patok pekerjaan atau titik referensi atas biaya penyedia jasa sendiri.

1.4.3. Penyimpangan Akibat Bangunan Lain


Apabila ditemukan hambatan yang tidak terlihat dalam rencana dan mempengaruhi
pekerjaan sedemikian rupa, sehingga diperlukan perubahan rencana, maka pengguna jasa
berhak untuk merubah rencana tersebut.
Jika menurut direksi terjadi perubahan rencana, yang menyebabkan perubahan volume
pekerjaan yang dikerjakan oleh penyedia jasa, maka perubahan volume pekerjaan tersebut
akan dikerjakan sesuai dengan pasal yang berkaitan dengan hal tersebut dalam persyaratan
umum.

1.4.4. Kedalaman Pipa


Semua pipa harus dipasang pada kedalaman tanah sesuai dengan gambar standar
kedalaman penanaman pipa ( terlampir pada Gambar. 1) atau sebagaimana diminta direksi

1.5. JALAN SEMENTARA


1.5.1. Umum
Dalam hal jalan sementara harus dibuat sepanjang jalur pipa sesuai dengan kontrak,
penyedia jasa harus melakukan tindakan sebagaimana penjelasan dibawah ini, Penyedia
jasa harus menyelidiki keadaan tanah sepanjang jalur, perkerasan jalan sementara dan
mengumpulkan data atau informasi tentang kondisi daerah tersebut pada musim kemarau
dan musim penghujan, Dengan dasar informasi yang diperoleh tersebut, penyedia jasa harus
memulai pengukuran topografi berdasarkan gambar perencanaan dan berada dibawah
pengarahan direksi.

Pekerjaan pembuatan jalan sementara harus mencakup pekerjaan sebagai berikut:

2
a. Pengukuran topografi sepanjang bentang trase pipa yang dilalui pipa tersebut. Survey
ditujukan untuk menetapkan lokasi tepat trase jalur pipa. Penyedia jasa harus
memperhatikan saran dan arahan dari instansi yang berwenang atau direksi, karena
trase mungkin telah ditetapkan berdasarkan Rencana Tata Kota.

b. Pekerjaan persiapan seperti pelebaran jalan lokal yang ada, pembongkaran dinding,
Pengamanan, Kompensasi dan pekerjaan lain yang diperlukan harus dilaksanakan
sebelum dimulainya pekerjaan pemasangan pipa. Penyedia jasa harus menyediakan
tenaga kerja yang diperlukan, peralatan dan bahan untuk membuat jalan sementara
sebagaimana telah ditentukan.

1.5.2. Pembuatan Jalan Sementara


Pembuatan jalan sementara apabila menurut direksi diperlukan, harus dilakukan atau diatur
dengan baik sebagai berikut :
a. Bila tidak ditetapkan lain oleh direksi, Pengupasan muka tanah yang ada dengan
kedalaman tidak kurang 0,3 m dan lebar disesuaikan dengan kebutuhan atau sesuai
petunjuk direksi.
b. Tanah bawah jalan ( sub grade ) terdiri dari lapisan tanah ” tanah merah atau yang
sejenis sesuai persetujuan direksi ” yang dipadatkan dengan baik dengan ketebalan
minimum 0,5 m.
c. Lapisan bawah dasar ( sub base course ) terdiri dari lapisan agregat yang dipadatkan
dengan baik dengan ketebalan minimum 0,2 m dan juga diisi dengan kerikil.

d. Perkerasan permukaan yang terbuat dari kerikil pasir dengan ketebalan minimum tidak
kurang 0,1 m dipadatkan dan dirawat dengan baik sampai selesainya pekerjaan. Jika
diperlukan perbaikan, penyedia jasa harus bertanggung jawab terhadap biaya perbaikan
tersebut.

1.5.3. Pekerjaan Perbaikan Kembali


Setelah penyelesaian pemasangan pipa, bila diperintahkan oleh direksi, jalan sementara
tersebut harus dibongkar dan dikembalikan seperti keadaan semula. Semua bahan yang
tersisa harus dibuang , lapisan tanah atas harus dikembalikan menutup lokasi pekerjaan
semula. Semua bangunan yang rusak dan utilitas yang ada harus diperbaiki secara
memadai, sampai serupa keadaan semula.
Pekerjaan perbaikan kembali (rekondisi) ini menjadi tanggung jawab penyedia jasa atau
sesuai dengan kesepakatan dengan direksi.

1.6. PEMBANGUNAN KANTOR SEMENTARA DAN GUDANG MILIK PENYEDIA JASA


Penyedia jasa harus menyediakan kantor sementara dan gudang yang akan digunakan
sendiri oleh penyedia jasa agar diperoleh kelancaran dalam pelaksanaan pekerjaan. Kantor
sementara digunakan untuk pengelolaan yang baik, membangun dan mengawasi pekerjaan
sesuai dengan kontrak dan gudang sementara penyedia jasa untuk penyimpanan alat, mesin
dan bahan lainnya mencakup material penyambung ( jointing material ).

Penyedia jasa harus menempatkan dan memilih lokasi untuk kantor dan / atau gudang dan
memberi tahu pengguna jasa untuk persetujuannya. Kecuali ditetapkan lain oleh direksi.

Sebelum dimulainya pembangunan kantor sementara dan gudang tersebut, penyedia jasa
harus menyerahkan desain untuk memperoleh persetujuan direksi.

3
1.6.1. Kantor Sementara Penyedia Jasa
Kantor harus memiliki ruangan yang cukup dilengkapi dengan perabot kantor, ruang rapat
dan ruangan kerja untuk direksi dan stafnya.
Penyedia jasa harus menyimpan paling sedikit satu set dokumen kontrak, jadwal
pelaksanaan dan data – data terkait dengan kontrak dan gambar kerja dan / atau gambar
pelaksanaan.
Kantor harus dilengkapi dengan :
a. Fasilitas air bersih dan penerangan yang memadai
b. Kantor kecil dan tanki septik dengan bidang resapannya
c. Direksi keet dengan ukuran minimal 4m x 6 m

1.6.2. Gudang Sementara Penyedia Jasa


Penyedia jasa harus mengatur gudang sementara dengan atap yang memadai untuk
melindunginya dari hujan dan dengan peralatan pengatur sirkulasi udara. Lantai gudang
harus bebas dari rembesan air tanah dan sekeliling gudang dijaga dari kemungkinan
pencurian dan kerusakan selama periode pelaksanaan pembangunan. Ketentuan
penyimpanan pipa PVC di gudang sementara antara lain:

- Pipa PVC harus ditumpuk pada permukaan yang datar, bebas dari benda tajam dan
batuan yang dapat menyebabkan kerusakan pada pipa
- Untuk melindungi dari kerusakan permukaan dan penurunan kekuatannya, pipa disimpan
pada tempat yang terlindung dari sinar matahari secara langsung.

2. PERSIAPAN PEKERJAAN TANAH


2.1. UMUM
Dalam bagian ini, penyedia jasa harus menyediakan peralatan, tenaga kerja, peralatan dan
bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan dengan cara yang baik untuk
bangunan dan jalur pipa, yang mencakup kegiatan atau hal seperti pembongkaran;
penggalian; penimbunan; pembongkaran bahan pengurugan kembali; pemilihan bahan untuk
pengurugan dan pelapisan dasar; penurapan dan penopangan; peralatan, pemindahan
pagar dan perbaikan
kembali; cara perlindungan lokasi; perbaikan permukaan; lubang pengujian ( testpit );
akomodasi lalu lintas dan pemeliharaan perkerasan; perlindungan harta benda; bangunan
yang ada dan lansekap dan semua peralatan kerja sesuai dengan dokumen kontrak dan
memungkinkan diperintahkan oleh direksi

2.2. PEMBERSIHAN DAN PENGUPASAN


Jalur pipa harus dibersihkan dan dikupas sebelum melakukan penggalian atau melakukan
pengurugan.
Pembersihan dan pengupasan berupa membersihkan akar – akar, tonggak, tumbuhan,
perkerasan, jalur pejalan kaki dan hambatan apapun dipermukaan yang perlu disingkirkan
secara permanen atau untuk sementara waktu dan semua itu terdapat di area yang akan
digali.
Tidak boleh ada pohon yang ditebang, dirusak, atau diganggu oleh penyedia jasa tanpa
persetujuan direksi.
Semua kotoran, buangan, tumbuhan, dan bahan bongkaran seluruhnya harus disingkirkan
dari lokasi pekerjaan dan dibuang oleh penyedia jasa dengan cara yang baik, kecuali bagi
bahan atau bangunan yang akan disingkirkan untuk sementara waktu dan nantinya akan
dipasang dan diperbaiki kembali seperti semula.

Bahan maupun bangunan yang disingkirkan untuk sementara waktu dan nantinya akan
dipasang dan diperbaiki kembali harus dijaga dan disimpan dengan baik.

4
2.3. PENGERINGAN (DEWATERING)
Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara cara dan peralatan pengeringan serta
membuang air yang masuk ke lubang galian maupun pada bagian pekerjaan lainnya dengan
cara yang baik.
Semua galian harus tetap dalam keadaan kering dan tidak ada bahan pondasi, pipa atau
beton yang diletakkan dalam air kecuali dengan persetujuan direksi.
Air harus dibuang sedemikian rupa sehingga terhindar kerusakan harta benda dan gangguan
terhadap masyarakat luas dan lingkungan sekitarnya.
Jika penyedia jasa memilih membuat saluran bawah pembuang, hal ini harus mendapat
persetujuan direksi terlebih dahulu.
Pemasangan rambu – rambu pengaman pada galian atau lokasi yang membahayakan atau
yang lalu lintasnya padat harus dipasang rambu – rambu pengaman yang mudah dilihat dan
terbaca dengan jelas.

2.4. PENGGALIAN LAPISAN BAWAH PERMUKAAN (SUB SURFACE) DAN LUBANG


PENGUJIAN (TEST PIT)
Penyedia jasa harus memberi tanda pada galian dan parit persiapan sehingga lokasi tepat
bangunan bawah tanah dapat ditentukan.
Penyedia jasa harus bertanggung jawab bagi perbaikan bangunan tersebut bila pecah atau
rusak karena kelalaiannya.
Apabila, menurut pemikiran direksi perlu mencari dan menggali untuk menetapkan bangunan
bawah tanah yang ada, penyedia jasa harus melakukan pencarian tersebut atas biayanya
sendiri dan menurut petunjuk direksi.
Bila diperintahkan oleh direksi untuk tujuan penyelidikan keadaan tanah, penyedia jasa harus
menggali lubang pengujian setiap 50 m sepanjang jalur pipa, kecuali jika ditentukan lain oleh
direksi. Disamping itu penyedia jasa harus menggali lubang pengujian yang cukup untuk
menetapkan tempat utilitas bawah tanah bila hal itu memang diperlukan untuk membuat
konstruksi khusus dalam melintasi utilitas tersebut.

Lubang pengujian ini akan digali dengan tangan ( manual ) dan dalam jarak yang cukup
didepan jalur pipa sehingga kemajuan pemasangan pipa tidak terhambat.

2.5. PENGGALIAN PERMUKAAN DAN PERBAIKAN


2.5.1. Umum
Sebelum penggalian penyedia jasa harus menyingkirkan semua benda permukaan,
menyimpan, menjaga bahan tersebut dengan baik yang nantinya mungkin diperlukan untuk
perbaikan kembali daerah yang terkena pekerjaan.
Dalam waktu 30 ( tiga puluh ) hari kalender atau segera setelah pengujian pipa
sebagaimana yang diperintahkan oleh direksi, semua permukaan yang terkena pekerjaan
penyedia jasa pada alur penggalian dan pada daerah kerja lainnya harus diperbaiki kembali
seperti keadaan semula, atau dalam keadaan yang lebih baik.

Setelah perbaikan kembali, penyedia jasa harus memeriksa secara bulanan cekungan yang
terjadi sepanjang jalur penggalian akibat penurunan, dan hal ini harus diperbaiki sampai
pada ketinggian semula.

2.5.2. Daerah Lansekap/Pertamanan


Pada daerah lansekap yang ada, Penyedia jasa harus menyingkirkan semua benda
permukaan, menyimpan, menjaga dengan baik pohon kecil, pagar tanaman, semak belukar
atau bagian lansekap yang mungkin dapat rusak selama pemasangan jalur pipa, untuk
perbaikan kembali daerah tersebut nantinya.

5
Pohon besar sebaiknya jangan ditebang selama pemasangan pipa. Bila keadaan menuntut
penebangan pohon untuk pemasangan pipa, sebelumnya penyedia jasa harus mendapatkan
ijin menebang pohon dari pengguna jasa atau instansi terkait yang memeliharanya dan
melaporkannya pada direksi.
Semua biaya yang diperlukan untuk penebangan pohon termasuk biaya kompensasi
ditanggung oleh penyedia jasa sendiri.

2.5.3. Daerah Berumput


Lapisan atas atau lempung, bilamana ditemukan harus ditimbun secara terpisah dari bahan
galiannya, dan nantinya dikembalikan ketempat semula pada kedalaman terpadatkan yang
sama dengan kondisi semula.
Lempeng rumput didaerah berumput yang akan terkena galian, atau yang akan rusak karena
terkena peralatan, harus disingkirkan, dijaga / dipelihara selama berlangsungnya pekerjaan
konstruksi dan diletakkan kembali setelah penyelesaian urugan.

Bilamana karena pekerjaan penyedia jasa, tanah berumput menjadi rusak untuk diletakkan
kembali seperti semula, penyedia jasa harus menyediakan dan menempatkan tanah
berumput baru atau dengan cara lain, memupuk, menyiangi, dan memelihara area tersebut
sampai didapatkan tunas baru.

2.5.4. Daerah Berbatu


Pada daerah yang berbatu (Kapur/Cadas), penyedia jasa harus menyediakan peralatan
yang sesuai untuk menggalinya. Bila tidak mungkin untuk dilakukan penggalian,
sedangkan bila dalam gambar rencana ada pipa yang ditanam dibawah batu, maka apabila
direksi mengijinkan dapat dilakukan pemasangan pipa baja yang diletakkan diatas tanah
berbatu tersebut. Perbaikan kembali permukaan jalan batu ataupun bahu jalan yang
diperkeras harus diganti dengan batu sebagaimana telah ditentukan.

2.5.5. Daerah Persawahan/Perkebunan


Untuk pemasangan didaerah persawahan / perkebunan, penyedia jasa sebelumnya harus
mendapatkan ijin dari pengguna jasa. Biaya kompensasi yang diperlukan ditanggung oleh
penyedia jasa sendiri. Bila melewati saluran – saluran air ( irigasi ), harus diusahakan tidak
mengganggu pengairan sawah dan tidak merusak saluran irigasi tersebut, dan apabila terjadi
kerusakan maka penyedia jasa mengembalikan seperti semul atas biaya sendiri.

2.5.6. Jalan Aspal


Pada daerah jalan aspal, maka penyedia jasa harus menyediakan peralatan yang sesuai
untuk melakukan galian. Pada jalan yang diperkeras/aspal pekerjaan menggunakan alat
(aspal cutter) dan pada daerah-daerah yang tidak mungkin dilakukan penggalian pada siang
hari (daerah pusat kota), maka pekerjaan dilakukan pada malam hari. Perbaikan kembali
jalan yang diperkeras harus sebagimana yang diperlihatkan dalam gambar atau sesuai
dengan ketentuan Dinas Pekerjaan Umum setempat.

2.5.7. Jalur Pejalan Kaki


Jalur pejalan kaki harus diganti sebagaimana yang diperhatikan dalam gambar.

6
2.5.8. Bingkai Trotoar dan Saluran Tepi Jalan
Bingkai trotoar dan saluran tepi jalan harus diganti dengan bahan yang sama sedemikian
pula permukaan harus kembali sepertim keadaan semula. Semua pemotongan beton harus
pada garis potongan yang terdekat bila tidak maka perlu digunakan alat pemotong.

2.6. PENGGALIAN
Bagian berikut yaitu ” PENGGALIAN ” harus digunakan bagi pekerjaan semua pemasangan
dan penyambungan semua jenis pipa.

2.6.1. Umum
Penggalian mencakup penyingkiran semua bahan apapun yang ditemui termasuk pula
semua hambatan yang akan mempengaruhi pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan.
Penyingkiran bahan tersebut harus sesuai jalur dan kemiringan yang diperlihatkan dalam
gambar rencana ataupun yang diminta oleh direksi.
Batu dan bahan galian lainnya yang diklasifikasikan oleh direksi sebagai yang tidak sesuai
untuk pengurugan harus disingkirkan dari lokasi pekerjaan.
Penyedia jasa harus menyediakan, memasang dan memelihara semua pendukung dan
penopang yang mungkin diperlukan untuk dinding sisi galian dan semua pemompaan,
pengeringan atau cara lain yang disetujui untuk penyingkiran atau pengeringan air, termasuk
penanganan terhadap air hujan dan air limbah yang berasal dari berbagai sumber yang
mencapai lokasi guna mencegah terjadinya kerusakan pada pekerjaan maupun kepengguna
jasaan yang berada didekatnya.
Dinding dan permukaan seluruh galian dimana pekerjaan kemungkinan mengalami bahaya
dari tanah yang tidak stabil harus distabilkan terlebih dahulu dengan penurapan /
penopangan, membuat sudut galian yang aman atau cara lainnya.
Penyedia jasa harus menyediakan, memasang dan menjaga turap, penopang dan lain – lain,
yang perlu untuk melindungi pekerja, mencegah pergerakan tanah yang dapat
menyebabkan musibah, tertundanya pekerjaan ataupun membahayakan bangunan yang
ada disekitarnya.
Untuk pekerjaan penggalian yang memerlukan adanya perkuatan / kisdam menjadi tanggung
jawab penyedia jasa

2.6.2. Perlindungan Terhadap Bangunan Yang Ada


Bilamana perlu dapat dipakai cara penggalian yang sesuai guna melindungi bangunan,
utilitas, tiang listrik, pepohonan, perkerasan ataupun hambatan yang ada. Didaerah didekat
fasilitas atau jalur pipa gas dan bahan bakar, penyedia jasa harus melakukan tindakan
pencegahan guna menghindari kemungkinan pecah, gangguan, atau menyebabkan
kerusakan pada fasilitas dan jalur tersebut.
Lebih lanjut penyedia jasa harus menjaga dan memperhatikan pada kemungkinan adanya
uap bahan bakar dan gas yang mungkin merembes ketanah atau telah terganggu selama
penggalian dan pemasangan jalur pipa.

2.6.3. Penggalian Tanpa Ijin


Penyedia jasa tidak diperkenankan menggali diluar jalur dan ketinggian yang
ditunjukkan dalam gambar, kecuali diperintahkan oleh direksi. Penggalian tanpa ijin harus
diurug kembali dengan bahan yang sesuai sebagaimana yang diperintahkan oleh direksi.

Bilamana menurut keputusan direksi, penggalian yang tidak diijinkan tersebut memerlukan
penggunaan beton tumbuk atau batu pecah, penyedia jasa harus menyediakan dan
menempatkan bahan tersebut dengan baik.

7
2.6.4. Galian Terbuka
1. Umum
Galian terbuka harus digali sehingga pipa dapat diletakkan pada trase dan kedalaman yang
diminta, dan galian tersebut dilakukan sampai didepan perletakan pipa sebagaimana yang
diijinkan oleh direksi dan / atau persyaratan yang ditetapkan oleh Dinas Pekerjaan Umum.
Galian terbuka tersebut harus dikeringkan dan dipelihara selama pekerjaan agar pekerjaan
dapat bekerja secara aman dan efisien.

2. Lebar Galian Terbuka


Lebar galian harus cukup agar memungkinkan pipa dapat diletakkan dan disambung dengan
baik, dan pengurugan serta pemadatan dapat dilakukan sebagaimana yang telah ditentukan.

Bilamana diperlukan, lebar galian harus sedemikian rupa sehingga dapat memberikan
kemudahan dalam penempatan penopang kayu, turap dan penopang lainnya, maupun
penanganan khusus lainnya.

3. Lubang Galian untuk Penyambungan.


Lubang galian untuk penyambungan harus dibuat disetiap lokasi sambungan agar
penyambungan dapat dilakukan dengan baik.

4. Panjang Galian.
Galian terbuka bagi suatu pemasangan pipa tidak boleh melebihi panjang yang diijinkan
direksi. Galian harus diselesaikan paling sedikit 10 (sepuluh) meter didepan perletakan pipa
terakhir.
Bilamana diperlukan oleh direksi, penggalian dan pengurugan harus dilakukan dalam 24 jam,
atau galian harus diurug penuh di akhir hari kerja setiap hari atau ditutupi dengan pelat baja
yang ditopang dengan cukup aman serta mampu menahan beban arus lalu lintas kendaraan.

5. Galian Terbuka dan Jarak Pipa.


Galian harus digali sampai kedalaman yang telah ditentukan sebagaimana yang
diperlihatkan dalam gambar standar agar memberikan dukungan yang menerus dan
seragam dan menopang pipa pada tanah yang padat dan tak terganggu pada setiap titik
diantara lubang galian sambungan.
Bagian dasar tanah yang digali melampaui kedalaman yang ditentukan harus diurug kembali
secara merata sebagaimana diperintahkan oleh direksi sampai pada kedalaman yang
ditetapkan dengan pasir atau bahan lain yang telah disetujui serta dipadatkan.

Muka akhir lapisan ini harus dilakukan dengan tepat dengan memakai peralatan tangan
(manual).
Bongkahan batu dan batu besar, bilamana ditemukan harus disingkirkan agar banyak
memberikan jarak bebas paling sedikit 15 cm dibawah dari setiap sisi pipa dan fitting untuk
pipa dengan diameter 600 mm atau lebih kecil; dan 20 cm untuk pipa dan fitting dengan
diameter lebih besar 600 mm.

6. Penggalian di Tanah yang Kondisinya Buruk.


Bilamana muka akhir dasar galian tidak stabil atau terdiri dari bahan yang kurang baik seperti
abu, bahan sampah dan lain-lain, dan atas keputusan direksi bahan tersebut harus
disingkirkan, penyedia jasa harus menggali dan menyingkirkan bahan tersebut dan
mengganti tanah urug atas biaya sendiri. Bila kondisi tanah

8
memerlukan Perkuatan / Turap maka beban biaya menjadi tanggung jawab penyedia Jasa.

7. Penopangan dan Penurapan.


Galian tanah lebih dari 1 meter harus ditopang dan diturap sehingga galian tidak
gugur/runtuh, agar pekerja dapat bekerja secara aman dan menjaga permukaan jalan dan
bangunan lainnya sebagaimana ditunjukkan dalam gambar kondisi tanah, lalu lintas atau
yang diperintahkan oleh direksi.
Perhatian perlu diberikan untuk mencegah terjadinya rongga di luar turap, tetapi jika terjadi
rongga; rongga tersebut harus segera diisi dan dipadatkan. Sebelum memasang penopang
dan turap, penyedia jasa harus memberi tahu lokasi galian dengan turap dan penopang
beserta dengan jadwal pelaksanaannya untuk mendapat persetujuan dari direksi.

Kecuali ditentukan lain atau diperintahkan direksi, galian terbuka diperkerasan sepanjang
jalan utama dan atau jalan strategis harus dilakukan dengan penurapan dan penopangan.

Semua rongga yang timbul akibat dicabutnya turap harus segera diisi kembali dengan pasir
dan dipadatkan dengan cara penumbukkan menggunakan alat yang sesuai dengan
membasahinya atau cara lain yang diperintahkan.
Direksi dapat memerintahkan penyedia jasa secara tertulis setiap saat selama pekerjaan
berlangsung untuk tidak mencabut semua turap, penopang dan lain-lain, untuk ditimbun
pada saat pengurugan dengan tujuan mencegah kerusakan bangunan, utilitas dan
kepengguna jasaan.
Hak direksi memerintahkan semua turap dan penopang serta bahan lain ditinggalkan/
dibiarkan di tempatnya tidak boleh ditafsirkan sebagai kewajiban di fihak direksi untuk
mengeluarkan perintah seperti itu, dan kegagalan melaksanakan hak seperti itu tidak
mengurangi tanggung jawab penyedia jasa terhadap kerusakan yang terjadi pada pihak
ketiga yang diakibatkan oleh kepengguna jasaan oleh kelalaian dalam pekerjaan sebagai
akibat tidak ditinggalkannya penopang atau turap untuk mencegah longsor atau bergeraknya
tanah.

8. Penimbunan Bahan Galian.


Penyedia jasa harus menyusun jadwal penggalian dan pemasangan pipa sehingga tidak
terjadi penimbunan bahan galian di jalan utama maupun jalan nasional. Bahan hasil galian
dapat ditimbun di bagian jalan lain dengan syarat menggunakan kotak penampung tanah
galian agar tidak menghambat arus lalu lintas.

Bahan galian yang tidak dapat dipakai untuk urugan harus ditimbun atau dibuang dengan
cara yang disetujui direksi dan jauh dari jalan.
Bilamana diperlukan dan diperintahkan oleh direksi, penyedia jasa harus mengangkut bahan
galian untuk dibuang atas beban biaya sendiri.

2.7. URUGAN
Bagian berikut mengenai ”URUGAN” harus diterapkan untuk semua jenis pekerjaan
pemasangan dan penyambungan pipa.

2.7.1. Umum
Urugan mencakup menyediakan, menempatkan dan memadatkan semua bahan untuk
mengisi/mengurug galian pemasangan pipa dan galian untuk bangunan lainnya. Urugan
tidak boleh dijatuhkan secara langsung pada pipa atau bangunan lainnya.

9
Kecuali ditentukan lain, bahan yang digunakan untuk pengurugan harus berupa bahan yang
terpilih. Jika urugan pasir atau kerikil tidak ditentukan dalam gambar, tetapi menurut
pendapat direksi harus digunakan di beberapa bagian pekerjaan, penyedia jasa harus
menyediakan dan mengurug dengan pasir atau kerikil sebagaimana ditentukan dan
diperintahkan oleh direksi. Urugan harus dikerjakan setelah semua pipa terpasang, diperiksa
dan disetujui direksi.

2.7.2. Bahan Urugan


Bilamana tidak disebutkan lain dalam spesifikasi dan gambar rencana, bahan untuk urugan
ditentukan sebagai berikut :
1. Bahan Terpilih.
Bahan terpilih adalah bahan yang telah diambil dengan penggalian atau diangkat yang tidak
mengandung batu atau benda padat yang ukurannya tidak lebih besar 5 cm dalam bentuk
apapun dan juga tidak mengandung bahan organik seperti rumput, akar, semak atau
tumbuhan lainnya, dan tidak bersifat mengembang (non exrisive nature).

2. Urugan Tanah.
Semua Tanah yang digunakan untuk urugan harus tanah alam berbentuk halus hingga
sedang, tidak bergumpal, dan bebas dari kotoran, arang, abu, sampah, atau bahan lainnya
yang menurut pendapat direksi dapat ditolak.
Bahan tersebut tidak boleh mengandung lempung dan tanah liat lebih dari 10 berat bahan
keseluruhan.
3. Urugan Kerikil.
Kerikil yang dipakai untuk urugan harus berupa kerikil alam, memiliki partikel yang kuat
berbutir halus sampai sedang dalam bentuk yang cukup seragam dan tidak mengandung
batu besar atau batu dengan ukuran lebih besar dari 5 cm.
Bahan tersebut harus bebas dari kotoran, abu, arang, bahan tak terpakai/buangan atau
bahan yang tidak boleh mengandung tanah liat, lempung dan tidak boleh bergumpal.

4. Kedalaman Galian.
Kedalaman galian Pipa harus disesuaikan Spesifikasi Teknis galian ( kedalaman sesuai
dengan diameter pipa).

i. Urugan Pada Galian


1. Lapisan Alas.
Pipa harus didasari dan dialasi hingga kedalaman minimum sebagaimana diperlihatkan
dalam gambar.
Bagan bagi lapisan alas ini harus tanah, ditempatkan dalam bentuk lapisan dan dipadatkan
dengan tongkat pemadat atau cara lain yang disetujui direksi pada kepadatan kering
maksimum 95%.
Pemberian lapisan alas pipa dengan memakai kerikil diperlukan sebagai pengganti pasir
pada tempat yang dianggap perlu dan yang diperintahkan untuk dilakukan oleh direksi.

2. Urugan di Bawah Pipa.


Semua galian diurug kembali dengan tanah atau bahan lain yang disetujui, dengan tenaga
manusia mulai dari lapisan tanah alas hingga garis tengah pipa, diletakkan secara berlapis
dan dipadatkan dengan tongkat pemadat pada ketebalan kering maksimum 95%.

Bahan urugan ditempatkan dalam galian secara penuh selebar galian di masing – masing
sisi pipa, dan perlengkapan lainnya secara menerus.

10
3. Urugan di Atas Pipa.
Bahan dan cara pengurugan harus sebagaimana yang ditunjukkan dalam gambar rencana,
dan ditempatkan secara berlapis dengan ketebalan tidak melebihi 20 cm dan dipadatkan
dengan tongkat pemadat dengan ketebalan kering maksimum 95
%. Dalam pipa Polyvinyl Chloride, galian harus diurug dengan cara konvensional atau cara
mekanis yang telah disetujui, pada kedalaman 30 cm diatas puncak pipa PVC dan tidak
merusak pipa.

4. Urugan Sampai Permukaan.


Dalam pipa Polyvinyl Chloride, galian harus diurug dengan tangan (manual) atau cara
mekanis yang telah disetujui, pada kedalaman 30 cm diatas pipa PVC dan tidak merusak
pipa.
Pekerjaan urugan / timbunan pada galain pipa ini menjadi tanggung jawab penyedia jasa

b. PENGUJIAN KEPADATAN DI LAPANGAN


Dimana urugan perlu dipadatkan sampai pada kepadatan tertentu, pengujian pemadatan
dapat dilakukan oleh direksi, menggunakan prosedur pengujian yang ditetapkan dalam
ASTM D-1556.
Referensi kepadatan tanah maksimum harus ditentukan menggunakan standard compaction
test. ASTM D-698. Pengujian dapat dilakukan dalam zona pipa, dan diatas zona pipa.

c. PERLINDUNGAN TERHADAP LERENG SUNGAI, SALURAN DAN SELOKAN


Dimana pipa menyeberang sungai, saluran atau selokan, dan juga pada titik buang katup
penguras (blow offs), pada bangunan ini harus diberikan perlindungan terhadap lereng
dengan menggunakan batu lapis lindung (riprap) atau cara lain yang telah disetujui guna
mencegah runtuhnya kemiringan tersebut.
Batu lapis lindung yang ada atau perlindungan kemiringan harus diperbaiki kembali
sebagaimana yang ditetapkan dalam bagian ”GALIAN PERMUKAAN DAN PERBAIKAN”.

Pemasangan lapisan lindung secara umum harus dimulai dari bahu hingga ke dasar
kemiringan dan memenuhi sudut kemiringan yang ada dan bentuk topografi daerah
sekitarnya. Sebagaimana diputuskan direksi, pemasangan lapis lindung dilakukan dari bahu
hingga kedalaman tertentu untuk mencegah keruntuhan.
Bahan yang digunakan untuk pemasangan batu harus batu alam yang keras dan berbentuk
bundar, batu berbentuk pipih dan panjang tidak boleh digunakan. Ketebalan pasangan batu
harus sekitar 35 cm, kecuali ditetapkan dan diperintahkan lain oleh direksi. Ketebalan yang
disebutkan diatas, mungkin berbeda sesuai dengan lokasi pekerjaan, yaitu sudut kemiringan,
kedalaman atau bentuk topografis sungai, saluran dan selokan.

Penyedia jasa harus menyerahkan gambar kerja sebelum memasang pasangan batu untuk
persetujuan direksi.
Rongga diantara batu harus diisi dengan beton tumbuk dan dipadatkan dengan baik atau
dengan semen bila disetujui. Area dibawah lapisan batu harus diisi dengan kerikil yang
dipadatkan dengan ketebalan 20 cm.
Pipa pengering harus dipasang bilamana menurut anggapan direksi memang diperlukan.
Pipa pengering ini harus berdiameter 50 mm dipasang setiap (2 – 3) m2 pasangan batu.

Dasar sungai, saluran atau selokan mungkin perlu dilindungi sesuai dengan keadaan
lapangan sebagaimana yang diperintahkan oleh direksi.

11
5. PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA POLY VINILCHLORIDE
a. Umum
i. Lingkup Pekerjaan
Pemasangan pipa PVC harus sesuai dengan gambar perencanaan dan spesifikasi yang
telah ditetapkan. Sebelum pemasangan, pipa harus disimpan sesuai dengan ketentuan
penyimpanan yang berlaku.

ii. Penanganan Bahan Pipa, Perkakas dan Peralatannya


Perhatian perlu diberikan dalam menangani semua bahan pipa yang disediakan oleh
pengguna jasa untuk menghindari kerusakan pada bahan tersebut selama pengangkutan,
penurunan, pemasangan dan penyambungan sampai pada penyelesaian pekerjaan.
Kerusakan pada bahan pipa yang disebutkan tadi harus diperbaiki hingga memuaskan
direksi atas beban biaya penyedia jasa.
Penyedia jasa juga harus menangani perkakas dan peralatan yang disediakan oleh
pengguna jasa sedemikian rupa guna menghindari kerusakan pada peralatan tersebut.

Semua perkakas dan peralatan harus dijaga kebersihannya dan dipelihara dengan baik
sehingga selalu siap digunakan dalam kondisi yang baik.
Kerusakan yang terjadi pada perkakas dan peralatan tersebut harus diperbaiki hingga
memuaskan direksi atas biaya beban penyedia jasa. Dalam hal perkakas dan peralatan tidak
dapat diperbaiki atau hilang, penyedia jasa harus memberi kompensasi kepada pengguna
jasa.

iii. Penyambungan
Jenis sambungan pipa Poly Vinil Cloride yang dipakai proyek adalah sebagai berikut:

a. “Push on Rabering” yang dipakai untuk pipa diameter 50 mm – 300 mm.


b. Sambungan “Solvencement”, yang dipakai untuk pipa diameter 20 mm – 40 mm
Semua bahan pelican (lubricant) untuk sambungan “Push-On Rabbering” dan
“solvencement” untuk sambungan “Solvencement” untuk PVC harus disediakan oleh
Penyedia Jasa. Penyedia Jasa harus menyerahkan data teknis dan contoh untuk
persetujuan untuk Direksi
1. Penyambungan pipa dengan sambungan “Push-On Raubbering” “Socket” dan “Spigot”
pipa harus dibersihkan dengan seksama sebelum cincin karet (rubbering) dipasang
ditempatnya.
“Spigot” kemudian dilumuri secara merata dengan bahan pelican yang telah disetujui dan
pipa ditekan masuk ke “Socket”.
Penekanan pipa “Socket” harus dilakukan dengan menekan ujung lain pipa yang sedang
dipasang.
Blok kayu atau alat lainnya yang memadai harus digunakan untuk mencegah
kemungkinan terjadinya kerusakan “Socket” tersebut pada mana batang tersebut ditekan.
Tidak boleh ada ganjal dibawah pipa dan pipa harus terletak merata diatas bahan alasnya
(Badding material).
Bila diperlukan sekali untuk pembelokkan pipa dengan sambungan “Push-On” agar
membentuk lengkungan dengan jari-jari yang panjang, besarnya belokan harus sesuai
dengan petunjuk pabrik dan sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi.

12
2. Penyambungan Pipa dengan sambungan “Solvencement”
“Socket” dan “spigot” pipa, harus dibersihkan dengan seksama sebelum ujung spigot
dilumuri “Solvencement” yang telah disetujui oleh Direksi.
“Solvencement” dalam jumlah yang mencukupi dilumuri secara merata diujung “Spigot”.
Penekanan “Spigot” yang telah diberi “Solvencement” ke “Socket” tersebut harus
dilakukan dengan hati-hati. Penyedia Jasa agar melakukan dengan hati-hati supaya tidak
menyebabkan kerusakan pada pipa yang baru dipasang.

Pipa yang baru selesai disambung dengan “Solvencement”, tidak boleh digeser/dipindahkan
ataupun dibuat lengkung. Bila memang diperlukan sekali, untuk membelokkan pipa dengan
sambungan “Solvencement” agar membentuk lengkungan dengan jari-jari panjang, besarnya
belokan harus sesuai dengan petunjuk dari pabrik dan sebagaimana yang diperintahkan oleh
Direksi.

iv. Penanaman Pipa


1. Penurunan Pipa Ke Dalam Galian
Perkakas, peralatan yang baik, dan fasilitas yang memenuhi syarat harus disediakan dan
digunakan oleh Penyedia Jasa bagi keamanan dan kelancaran pekerjaan. Semua Pipa,
“Fitting dan Valve” harus diturunkan kedalam galian satu persatu dengan menggunakan
Derek, tali/tambang, atau dengan perkakas atau peralatan lainnya yang sesuai, sedemikian
rupa untuk mencegah kerusakan pada bahan tersebut maupun lapisan pelindung luar dan
dalamnya.
Bahan tersebut dengan alasan apapun tudak boleh dijatuhkan atau dilemparkan kedalam
galian.
Jika terjadi kerusakan pada pipa, fitting, valve, atau perlengkapan lain dalam penangannya,
kerusakan tersebut harus segera diberitahukan kepada Direksi. Direksi harus menetapkan
perbaikan atau penolakan bahan yang rusak tersebut.
2. Pemeriksaan Sebelum Pemasangan
Pipa, valve dan fitting harus diperiksa dengan seksama dari kerusakan pada saat
pemasangannya. Bahan yang rusak yang ditemukan sebelum, selama atau sesudah
pemasangan pada kedudukan akhir, pipa harus diperiksa secara seksama dari retakan dan
kerusakan.
Ujung “Spigot” harus diperiksa secara teliti karena bagian ini paling mudah rusak selama
penanganannya. Pipa atau “Fitting” rusak harus diletakkan terpisah untuk pemeriksaan oleh
Direksi.
3. Pembersihan Pipa dan “Fitting”
Semua lepuhan, gumpalan dan bahan lain yang tak berguna harus disingkirkan dari “bell”,
ujung spigot setiap pipa dan bagian luar ujung spigot, dan sebelum pipa dipasang bagian
dalam “bell” harus diseka sampai bersih, kering dan bebas dari lemak

Semua bagian dalam semua pipa terpasang, valve dan fitting yang telah terpasang harus
dijaga agar tetap bersih dan bebas dari benda asing dan kotoran. Tindakan pencegahan
harus berupa pengguna kain pembersih selama pemasangan dan penyumbatan kedap air
semua bukaan/celah di setiap akhir pekerjaan setiap hari.
4. Pemasangan Pipa
Pipa harus diletakkan agar diperoleh perletakan/tumpuan yang seragam dan menerus sesuai
jalur dan gradient yang diperlihatkan dalam gambar dan sesuai dengan jadual perletakan
yang ditentukan bagi pemasangan. Sebelum menempatkan pipa ke posisinya alinyemen dan
gradient akhir harus dicek dengan peralatan survey.

13
Setiap batang pipa yang diletakkan dalam bagian ujung spigot harus diletakkan di tengah
bell, pipa didorong masuk dan ditempatkan pada jalur dan gradient yang benar.

Pipa harus dimanfaatkan di tempatnya dengan bahan urugan yang dipadatkan merata,
kecuali pada bagian bellnya. Tindakan pencegahan harus diambil untuk mencegah tanah
atau kotoran lainnya masuk ke dalam sambungan.Pada saat tindakan dilakukan pekerjaan
penyambungan ujung terbuka pipa harus ditutup dengan cara yang memadai yang disetujui
oleh Direksi.
Khususnya pada musim hujan, Penyedia Jasa harus melakukan tindakan untuk mencegah
air hujan/atau sampah dan benda lainnya yang tidak perlu masuk ke pipa yang telah
dipasang, dan jangan sampai pipa tersebut terapung.
5. Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa diusahakan seminimum mungkin. Bila perlu pemotongan harus dilakukan
tegak lurus terhadap sumbu pipa dan rata. Pemotongan harus dilakukan dengan peralatan
yang sesuai dengan rekomendasi pabrik.
Ujung potongan dan tepian yang kasar harus diperluas dang dipotong serong (Beviled)
dengan alat yang khusus dibuat untuk keperluan tersebut. Ujung potongan serong harus
sama dengan yang dibuat pabrik. Perkakas bagi keperluan pemotongan pipa dan membuat
ujung potongan serong harus sesuai dengan rekomendasi pabrik. Tanda pedalaman (garis
melingkar yang jelas) harus dibuat diujung spigot pipa yang dipotong di lapangan untuk
menandakan kedalaman penetrasi spigot yang benar kedalam sambungan pipa.

6. KONSTRUKSI BANGUNAN KHUSUS


a. KONSTRUKSI JEMBATAN PIPA
i. Umum
Penyedia jasa harus menyediakan tenaga, bahan, perkakas, peralatan lainnya yang
diperlukan, diluar yang disediakan atau dipinjamkan oleh pengguna jasa untuk pekerjaan
konstruksi jembatan pipa sebagaimana yang diperlihatkan dalam gambar dan/atau
ditentukan disini.
Batas konstruksi setiap jembatan pipa adalah pada kedua ujung sambungan "flexible"
dan/atau "fitting" yang digunakan untuk hubungan flexible sebagaimana diperlihatkan dalam
gambar. Dikarenakan perbedaan dan ketinggian alinyemen jembatan dan jalur pipa,
diperlukan bentang transisi guna menghubungkannya sebagaimana diperlihatkan dalam
gambar dan harus dilaksanakan sesuai dengan perintah direksi sesuai dengan kondisi
lapangan.
Penyambungan jalur pipa pada jembatan dengan jalur pipa biasa harus dilakukan setelah
penyelesaian pekerjaan pipa dan setelah persetujuan direksi.
Penyedia jasa harus melaksanakan pekerjaan konstruksi jembatan pipa dengan benar
sesuai dengan ketentuan butir-butir yang dapat diterapkan dalam spesifikasi teknik ini.

Penyedia jasa atas biayanya sendiri memeriksa semua ukuran jembatan pipa yang
diperlihatkan dalam gambar dengan melakukan survey bersama di lokasi pekerjaan.

Penyedia jasa harus melakukan, mengkoordinasikan dengan instansi terkait, dan membantu
pengguna jasa mendapatkan ijin dari Instansi Pemerintah yang terkait dalam pelaksanaan
pekerjaan perlintasan ini.

ii. Gambar Kerja dan Jadwal Pelaksanaan


Penyedia jasa berdasarkan pemeriksaan lapangan dan peta geologi tersebut, harus
menyusun jadwal pelaksanaan dan gambar kerja jembatan pipa yang memperlihatkan
semua ukuran, rincian pipa, bangunan bawah (abutment), pilar,

14
pancang, pekerjaan sementara termasuk penurapan, perancah dan lain-lain, perbaikan
kembali atau, membuat lapis lindung (revetment) pada sungai atau saluran bila diperlukan,
termasuk perhitungan yang diperlukan serta menyerahkannya kepada Direksi untuk
persetujuannya, sebelum memulai pekerjaan pembangunannya.

iii. Perancah
Penyedia jasa harus menyediakan perancah yang memadai melintas sungai atau saluran
dengan lebar yang cukup agar dapat meletakkan, menyambung, mengelas dan mengecat
pipa dan membuat pipa dengan aman dan efisien.
Tindakan khusus harus dilakukan dalam merencanakan dan membangun perancah di lokasi
jembatan dimana pendirian pilar termasuk kedalam pekerjaan, sehingga dapat menopang
dengan baik atau mendukung berat peralatan pancang dan tekanan atau kejutan dari
pelaksanaan pancang.

iv. Konstruksi Bangunan Sipil


Penyedia jasa harus menyediakan turap/atau perlengkapan kedap air untuk pembuatan
bangunan sipil, sehingga dapat dilaksanakan dalam kondisi kering dan aman.

1. Pondasi
Penyedia jasa harus membuat pondasi sesuai dengan kebutuhan yang ditentukan atau yang
diperlihatkan dalam gambar.
a. Pondasi Langsung
Penyedia jasa harus melakukan pengujian kapasitas daya dukung tanah di lapangan
sebagaimana diminta oleh Direksi, sesuai dengan standar yang disetujui, bilamana
penggalian dilakukan hingga gradien yang direncanakan sebagaimana terlihat dalam
gambar. Pembuatan lantai kerja dengan beton K 100 tidak boleh dilakukan sebelum
diperoleh persetujuan dari Direksi.
Tanah yang tidak sesuai untuk pondasi harus disingkirkan dan diganti dengan pasir atau
batu pecah sampai kedalaman tertentu dan ditempatkan sebagaimana diperlihatkan dalam
gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi.
Setiap lapisan bahan tersebut harus disebar dengan ketebalan maksimum 15 cm dan
dipadatkan dengan alat pemadat tangan, minimum empat kali sebagaimana disetujui oleh
Direksi.
Pengujian lapangan harus dilakukan setelah pengisian mencapai ketinggian yang
direncanakan sebagaimana dijelaskan di atas untuk memenuhi kapasitas daya dukung.

Ketebalan akhir 10 cm tanah asli, harus disingkirkan dengan tangan sehingga akan
diperoleh tanah dasar rata tak terganggu.
Jika tanah pada gradien galian yang direncanakan dan yang diperintahkan Direksi tidak
sesuai untuk pondasi, Penyedia jasa harus menggali lebih dalam lagi di bawah gradien
tersebut sampai kedalaman tertentu sebagaimana diperintahkan Direksi.

2. Pekerjaan Beton
Setelah mengecor lantai kerja, dan setelah diperiksa dan disetujui Direksi, Penyedia jasa
harus menyelesaikan pekerjaan sebagaimana diperlihatkan dalam gambar dan sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan.
Harus digunakan beton dengan kuat tekan karakteristik minimum 175 kg/cm. Pipa yang
ditanam dalam bangunan bawah harus dimantapkan ke besi tulangan dengan cara yang
disetujui serta menghindari pergeseran dari lokasi semula selama pengecoran beton.

15
v. Konstruksi Pilar
Pilar terdiri dari sepasang pancang dan dihubungkan dengan bantalan beton. Berkaitan
dengan pancang yang dipancang di sungai atau saluran, Penyedia jasa harus memilih
secara teliti cara dan peralatan yang sesuai agar tetap pada jalur dan ketinggian yang benar
sebagaimana diperlihatkan dalam gambar. Puncak pancang harus digabungkan ke dalam
bantalan beton dengan kedalaman yang cukup sebagaimana diperlihatkan dalam gambar.
Setelah penyelesaian pekerjaan, semua bahan yang digunakan bagi pekerjaan konstruksi,
seperti perancah, pelantar kerja sementara dan lain-lain, harus disingkirkan semuanya agar
tidak mengganggu aliran sungai atau saluran.

vi. Konstruksi Bangunan Dinding


Penyedia jasa harus menyediakan bekisting yang kualitasnya untuk beton expose dan
peralatan water stop untuk penyambungan antar dinding.

vii. Pemasangan Pipa pada Perlintasan Pipa


Penyedia jasa harus memasang dan menyambung semua pipa "fitting" dan "coupling" sesuai
dengan jalur dan ketinggian yang diperlihatkan dalam gambar.
1. Anti Lendutan (cambering)
Pada setiap bentang jembatan pipa, pipa harus dipasang dalam bentuk bekisting lengkung.
Besarnya anti lendutan ini harus 1/1250 persatuan pancang bentang di bagian garis tengah
bentang sebagaimana diperlihatkan dalam gambar.
Penyedia jasa harus menyiapkan gambar kerja yang memperlihatkan susunan rinci bahan
pipa dan juga garis pemotongan dan sudut masing-masing pipa untuk anti lendutan dan
harus menyerahkannya ke Direksi untuk persetujuannya setelah pekerjaan pemasangan
pipa.

2. Pendukung Berbentuk Cincin (ring support)


"Fixed Type Ring Support" yang ditunjukkan dalam gambar harus dianggap pendukung
berbentuk cincin yang dipasang di bantalan pilar.
"Sliding Type Ring Support" harus dianggap sebagai pendukung berbentuk cincin yang
dapat digeser secara horizontal di bantalan pilar ke sumbu dalam pipa. Pendukung harus
terbuat dari baja yang memenuhi standar yang ditentukan Direksi atau yang dianggap
setara, dan dibuat sebagaimana diperlihatkan dalam gambar.

Demikian pula dengan baut, angker dan sekrup harus terbuat dari baja yang memenuhi
standard yang sesuai seperti tersebut di atas. Pendukung berbentuk cincin harus dilas
merata melingkari pipa baja.

3. Pengujian Pengecatan a.
Umum
Semua sambungan yang dilas pada jembatan pipa harus diuji secara radiografi
sebagaimana dinyatakan di bawah ini. Setelah disetujui oleh Direksi, semua permukaan
bagian dalam (interior), sambungan las, dan permukaan bagian luar (exterior) harus dicat.

b. Pengujian Radiografi Untuk Hasil Pengelasan


Penyedia jasa harus menyediakan tenaga kerja, peralatan dan bahan untuk pengujian
radiografi hasil pengelasan. Pengujian radiografi harus dilakukan oleh penguji yang mampu,
memiliki pengalaman dan kualifikasi yang cukup untuk pekerjaan pengujian

16
Penyedia jasa harus menyerahkan pengalaman dan kualifikasi yang dimilikinya untuk
persetujuan Direksi. Semua pelaksanaan pengujian harus dikerjakan dengan dihadiri oleh
Direksi atau Wakilnya.
Pengujian hasil pengelasan harus dilakukan sesuai dengan JIS Z 3104 "Method of
Radiografic Test and Classification of (Radiographs)" cara pengujian radiografi dan
klasifikasi radiograf untuk pengelasan baja, atau standar lain yang dapat diterima oleh
Direksi.
Hasil pengujian radiografi diklasifikasikan dalam standar sebagai berikut :

Kelas 1 2 3
Tidak ada
Tingkatan 1 sampai 4 1 sampai 4
tingkatan

Kelas dan tingkatan yang diterima harus kelas 1, tingkat 1, sampai tingkat 3 dan kelas 2,
tingkat 1 sampai 3.
Jika hasil pengujian memperlihatkan kelas dan tingkat lain dari pada yang disebutkan di atas,
Penyedia jasa harus mengelas dan menguji ulang atas beban biayanya sendiri sampai hasil
yang diperoleh diterima oleh Direksi.

4. Lapisan Pelindung Luar dan Lapisan Pelindung Dalam


Semua pipa baja yang terekspos, "Fitting", sambungan dan pipa yang akan dipendam dalam
tanah harus dilindungi dan dilakukan pengecatan dengan menggunakan cat yang
mempunyai formulasi khusus yang berfungsi untuk melindungi besi/baja/steel dari korosi
atau karat (Zinc Chromate)

4.2 PERLINTASAN DENGAN JALAN KERETA API


4.2.1 Umum
Perlintasan Jalur Pipa dengan Jalan Kereta Api harus dikerjakan oleh Penyedia jasa.
Gorong-gorong jalur pipa dan lubang kontrol di kedua sisi jalur jalan kereta api (KA) akan
dikerjakan oleh Perusahaan Umum Kereta Api (PERUMKA).
Penyedia jasa harus membayar kepada PERUMKA semua biaya yang diperlukan bagi
pembangunan tersebut termasuk pajak bila memang dikenakan.
Waktu kerja bagi Bangunan Perlintasan dengan jalan Kereta Api sesuai dengan perintah
Direksi atau PERUMKA.

4.2.2 Pemasangan Pipa


Setelah PERUMKA membuat gorong -gorong, Penyedia jasa harus mernasang pipa dan
"valve" sesuai dengan butir-butir yang relevan dalam ketentuan ini.
Pondasi dan penopang pipa harus disediakan dalam gorong-gorong sebagaimana
diperlihatkan dalam gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi.
Semua sambungan dalam gorong-gorong harus disambung sebagaimana diperlihatkan
dalam gambar dan oleh sekeliling pipa yang menembus dinding lubang kontrol harus diisi
dengan semen yang tidak mengerut.

4.3 PEKERJAAN PENEMBUSAN PIPA


4.3.1 Umum
Bahan pipa untuk pekerjaan penembus pipa disediakan oleh pengguna jasa bila pipa induk
berdiameter 700 mm atau lebih besar, tetapi bila diameter 600 mm atau lebih kecil, bahan
pipa untuk penembusan harus digunakan sebagai selubung (casing) dan harus disediakan
oleh penyedia jasa.

17
Penyedia jasa harus menyediakan tenaga kerja, bahan, perkakas dan peralatan, kecuali
yang ditetapkan dalam Bagian Syarat Khusus dan keperluan lain guna melaksanakan
pekerjaan penembusan pipa sebagaimana diperlihatkan dalam gambar dan/atau ditetapkan
di sini.
Sebelum pekerjaan konstruksi, penyedia jasa harus menyelidiki struktur lapisan bawah yang
ada, utilitas dan sumur yang berada di sekitar lokasi pekerjaan supaya tidak merusak
fasilitas tersebut selama tahap pembangunan.
Sebelum, selama dan setelah berjalannya penembusan, Penyedia jasa harus membuat
pengukuran secara mekanis dan mendata ketinggian tanah, permukaan jalan yang ada dan
muka air sumur, jika ada, dan harus melakukan penanggulangan yang memadai terhadap
penurunan ketinggian tersebut. Bilamana diketahui adanya penurunan ketinggian, penyedia
jasa harus segera menghentikan pekerjaan penembusan dan hal tersebut segera pula
dilaporkan ke Direksi.

Kerusakan terhadap perkerasan permukaan jalan, struktur lapisan bawah, peralatan dan
lainnya yang diakibatkan pekerjaan penembusan harus diperbaiki dan/atau diperbarui oleh
penyedia jasa atas beban biayanya sendiri serta memuaskan Direksi .

Penyedia jasa harus melakukan pekerjaan penembusan pipa dengan benar sesuai dengan
butir penerapan yang dicantumkan dalam spesifikasi teknik.
Penyedia jasa atas biayanya sendiri harus mencek semua ukuran yang diperlihatkan dalam
gambar dengan mensurvai sendiri lokasi pekerjaan.

4.3.2 Gambar Kerja, Perhitungan dan Data Yang Berkaitan Lainnya


Penyedia jasa berdasarkan pemeriksaan dan pengujian tanah tersebut, harus menghitung
tenaga penembusan (driving power) yang diperlukan. Bila memang diperlukan sekali, untuk
membelokkan pipa dengan sambungan "solvent cement" agar membentuk lengkungan
dengan jari-jari panjang besarnya belokan harus sesuai dengan petunjuk dari pabrik dan
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi.

4.3.3 Tanah Penutup Kedalaman Pipa


Ketebalan tanah penutup kedalaman pipa yang ditembus harus mengikuti peraturan
setempat.

4.3.4 Ruang Penembus (Driving Pit)


Ruang penembus harus dibuat sedemikian guna memberikan ruang yang cukup bagi pekerja
untuk menurunkan, menembuskan dan menyambung pipa secara aman dan efisien dalam
ruang tersebut.
Keperluan untuk pengamanan dan pemeliharaan, terhadap umum dan lalu lintas harus
benar-benar dipenuhi oleh penyedia jasa.
Didasari setiap ruang penembus harus dilengkapi dengan ruang pengering dan pompa yang
menjaga agar ruang tetap kering sepanjang waktu pekerjaan penembusan.

Setiap ruang penembusan juga harus memiliki peralatan yang memadai untuk menaruh pipa
dan peralatan penembus dan untuk menyingkirkan tanah hasil galian:

1. Penurapan dan Penopangan


Sebelum penggalian ruang penembus, turap tiang baja (Steel seet pile) harus dipancangkan
sepanjang dinding ruang sebagaimana diperlihatkan dalam gambar dan sebagaimana
ditentukan di sini.

18
Tiang turap harus dipancang sepanjang permukaan luar penopang. Yang dipasang sebelum
pemancangan tiang turap, dan memanfaatkan penopang sebagai pedoman pemancangan
guna mencegah turap melintir atau melengkung selama pemancangan.

Seluruh tiang turap harus dipancangkan ke tanah sampai kedalaman tidak kurang dari 8
(delapan) meter. Ukuran dan dimensi penopang baja harus direncanakan sedemikian agar
mampu mendukung; tiang turap yang dipancang disisi luarnya.
Penyusunan kerangka penopang baja harus dibuat sama dengan ukuran yang diperlihatkan
dengan pengelasan atau pembautan, dan kerangka setelah tiang turap dipancang harus
dikencangkan sesuai dengan perintah Direksi. Walau demikian kerangka tersebut tidak boleh
dilaskan ke tiang turap.

2. Pondasi dan Beton Penahan Desakan


Setelah dilakukan perataan dan pemasangan pondasi batuan pada permukaan dasar ruang
penembus dengan ketebalan 15 cm pada seluruh permukaannya. Kemudian pada pondasi
batuan terpasang diberi lantai kerja dengan mutu kelas E dengan ketebalan 15 cm dan
disediakan pula tempat, pengeringan serta penyambungan pipa dengan ukuran
sebagaimana diperlihatkan dalam gambar dengan lebar 2 meter.

Beton penahan desakan harus sanggup menahan desakan tenaga dorong tanpa mengalami
pergeseran atau kerusakan, maka agar memungkinkan semua gaya dorong secara efisien
bekerja pada pipa penembus, harus disusun seperti ditunjukkan pada gambar.

Sebagai langkah utama pembuatan beton penahan desakan, penyedia jasa harus,
berdasarkan pada kebutuhan daya dorong, menghitung kekuatan tulangan beton yang
diperlukan sehingga mampu mencegah kerusakan atau pecahnya beton dan harus
menyerahkan kepada Direksi hasil perhitungan kekuatan dan tata-letak tulangannya.

4.3.5 Ruang Penerima Tembusan (Driving Pit)


Ruang penerima tembusan dipasangi turap dan penopang oleh penyedia jasa sedemikian
rupa sehingga dapat menerima pipa penembus pada posisi dan ketinggian/elevasi yang
tepat serta dapat untuk menyambungkan dengan pipa biasa seperti ditunjukkan pada
gambar setelah ujung pipa penembus diangkat.

4.3.6 Penembusan Pipa-Pipa


Penyedia jasa harus melakukan penembusan pipa sesuai dengan Instruksi Pabrik
pembuatnya serta persyaratan berikut ini :
1. Persiapan
Setelah melakukan penyetelan ujung pipa penembus pada posisi dan ketinggian/elevasi
yang benar, sebagian dari dinding turap di depan alat penembus tersebut dipotong dengan
pengelasan atau cara lain sehingga memungkinkan pipa ditembuskan pada bukaan yang
dibuat.
Ukuran dari bukaan harus kira- kira 20 cm lebih besar daripada diameter pipa tembus yang
akan didorong. Bentuk pemotongan bukaan harus dikerjakan sedemikian rupa rapinya dan
menunjukkan hasil kerja berketrampilan tinggi.
Setelah pendorongan pipa pertama, ruangan antara pipa dan bukaan turap harus diisi
dengan karung pasir atau material lainnya yang disetujui oleh Direksi untuk mencegah
masuknya gumpalan tanah ke dalam ruang penembus.
2. Pemasangan Ujung Pipa Penembusan dan Bantalan Pendorong (Leading Pipe)

19
Dalam usaha mengurangi hambatan geser tanah, ujung pipa penembus harus dipasangkan
pada ujung spigot pipa tembus pertama sebagaimana ditunjukkan pada gambar.

Bantalan pendorong harus dipasangkan pada pipa penembus sebagai usaha meneruskan
gaya dorong secara tersebar dan merata pada seluruh permukaan dari ujung pipa tembus
yang didorong.
3. Penembusan
Kecuali diminta oleh Direksi, pelaksanaan penembusan pipa harus dilakukan semua terus
menerus hingga selesai untuk menghindari peningkatan lekatan geser antara pipa dengan
tanah.
Namun, pada keadaan daya dorong penembusan melampaui batas taksiran kekuatan untuk
kondisi tertentu, penyedia jasa harus dengan segera menghentikan pekerjaan penembusan
pipa dan memberitahukan keadaan ini tanpa menunda, kepada Direksi yang akan
memberikan petunjuk/pengarahan yang sesuai.
Dalam hal lebih dari dua buah kaki pendorong digunakan untuk penembusan, perlu
diperhatikan untuk mengupayakan semua kaki-kaki pendorong tersebut bekerja secara
serempak.
4. Penyambungan Pipa Penembus
Setelah pipa didorong masuk sampai panjang tertera hingga perlu penyambungan,
penyambungan dengan berikutnya dilakukan di dalam ruang penembus. Penyambungan
harus dilakukan sesuai dengan persyaratan dari bab-bab yang telah disebutkan terlebih
dahulu sesuai dengan instruksi pabrik pembuatnya dengan cara memuaskan Direksi.

5. Pembuangan Tanah Dari Dalam Pipa


Tanah yang berada di dalam ujung kepala pipa penembus sepanjang kurang lebih satu
meter diukur dari ujung terdepan tidak perlu dibuang. Selama pembuangan tanah, perlu
diperhatikan jangan sampai menimbulkan kerusakan pada lapisan lindung dalam pipa.

6. Survey
Sepanjang waktu pelaksanaan pekerjaan, penyedia jasa melakukan pengukuran datar, titik
henti dan survey lainnya diperlukan untuk penembusan pipa sehingga berlangsung dengan
tepat sesuai jalur dan ketinggian yang diminta.

4.3.7 Pengujian Sambungan


Segera dan sedapat mungkin setelah panjang jalur pipa diminta telah tembus tertanam
sesuai dengan rencana, Penyedia jasa harus segera melakukan uji tekanan air sesuai
dengan persyaratan yang diminta pada spesifikasi ini.
Bila kebocoran terjadi atau terdapat cacat lain yang ditemukan pada pengujian, penyedia
jasa harus memperbaharui dengan biaya menjadi tanggungannya hingga memuaskan
Direksi.

4.3.8 Pemasangan Pipa-Pipa


a. Penyambungan
Pipa yang dimasukkan dalam selubung harus dikerjakan penyambungannya di dalam ruang
penembus seperti yang diatur pada bab sebelumnya dan di dorong masuk ke dalam
selubung dengan peralatan dan cara yang memadai serta hati-hati.

b. Pengujian Sambungan
Setelah memasang pipa ke dalam selubung, penyedia jasa harus melaksanakan uji tekanan
air sesuai dengan persyaratan yang diminta pada spesifikasi. Bilamana kebocoran terjadi
atau cacat lain ditemukan pada waktu pengujian, Penyedia jasa
20
harus memperbaiki atau mengganti atas tanggungan biaya sendiri hingga memenuhi syarat.

c. Perlindungan Beton
Setiap bagian yang menanjak dari pipa yang dipasang termasuk "bend" atau 'fitting" harus
dilindungi dengan selimut beton bertulang sebagaimana layaknya pembuatan blok beton
penahan tekanan untuk "bend" vertikal.
Sambungan pipa harus dipasang seperti yang dijelaskan pada bab sebelumnya. d.
Penyelubungan Dengan Beton
Rongga-rongga yang terbentuk antara pipa selubung dengan pipa-pipa yang dimasukkan ke
dalamnya harus diiisi dengan beton tumbuk (kelas E) memakai pompa beton. Ukuran
maksimum batuan untuk beton kelas E sebesar 25 mm.

4.3.9 Pengurugan Ruang Penembus


Sebelum memulai pengurugan ruang penembus dan ruang penerima, beton penahan
desakan, bila diminta oleh Direksi, harus dibuang dari ruang-ruang tersebut.

Setelah pekerjaan penembusan dan penyambungan pipa sebagaimana dimaksudkan telah


selesai dilapisi dengan lapisan pelindung luar dan lapisan pelindung dalam pada setiap
sambungan pipa baja seperti dijelaskan dimuka, serta Direksi menyetujui untuk keperluan
tersebut, Penyedia jasa harus mengurug ruang-ruang yang dimaksud.

Ruang- ruang tersebut harus ditimbun dengan pasir atau batu pecah dari dasar hingga ke
dasar selubung beton.
Material timbunan harus dipadatkan setiap ketebalan 15 cm dengan menggunakan pemadat
tangan atau peralatan yang disetujui. Bagian selanjutnya, diatas timbunan pasir atau batu
pecah hingga sampai pada permukaan awal harus diurug dengan material terpilih sesuai
dengan persyaratan pada butir yang sesuai dengan spesifikasi ini.

4.4 PERLETAKAN PIPA DI BAWAH AIR


4.4.1 Penyelam
Setiap saat selama pelaksanaan pekerjaan dalam air, penyedia jasa harus menyediakan
biaya bagi penyelam-penyelam bilamana diperlukan berdasarkan instruksi penyedia jasa
atau Direksi.
Penyelam harus dilengkapi dengan peralatan kerja pada maksimum kedalaman dan
penyedia jasa harus menyediakan peralatan keamanan, dan bila perlu termasuk "pipe
locator" (magneto meter) yang sesuai untuk pekerjaan bawah air. Penyedia jasa harus
mengikuti peraturan yang berlaku dalam mempekerjakan penyelam.

4.4.2 Survey dan Penyelidikan


Sebelum melaksanakan pekerjaan, penyedia jasa harus melakukan survey antara lain :

1) Kedalaman sungai rata-rata.


2) Perbedaan muka air pada saat pasang.
3) Kecepatan arus sungai.
4) Penyelidikan tanah di sungai.

4.4.3 Persiapan Pekerjaan Bawah Air


Sebelum mulai melaksanakan pekerjaan bawah air. penyedia jasa harus mempersiapkan
antara lain:
1) Mengajukan usulan metoda kerja.

21
2) Mengatur dan merangkai perpipaan yang akan dipasang.
3) Mengatur lalu lintas sungai bila ada.
4) Mengurus perijinan untuk memulai kerja kepada Direksi.

4.4.4 Tegangan Tarik (Tensile Stress)


Dalam mengajukan usulan metoda kerja, penyedia jasa harus memperhitungkan tegangan
tarik maksimum yang diijinkan pada setiap tempat di dinding pipa, pada setiap saat selama
pekerjaan penempatan pipa sehubungan dengan pembelokan, penarikan, beban tanah,
beban luar (eksternal) lainnya, tekanan internal dan lain-lain tidak lebih dari 20 kg/mm2.

4.4.5 Penempatan Pipa


Urutan pelaksanaan pekerjaan perpipaan bawah air yang harus dilakukan oleh penyedia
jasa, adalah sebagai berikut :
1) Melaksanakan survey pra pengerukan sebelum pelaksanaan pengerukan dimulai.

2) Memonitor progres, pekerjaan selama pengerukan


3) Melaksanakan survey setelah pengerukan untuk memastikan bahwa profil parit, yang
diinginkan telah dicapai.
4) Sebaiknya melaksanakan survey pra penempatan, sebelum penempatan pipa pada parit
yang telah dibuat.
Bila perpipaan langsung ditempatkan setelah pengerukan selesai, survey setelah
pengerukan bersamaan
dengan survey pra penarikan pipa.
5) Memonitor pekerjaan penempatan pipa, untuk memastikan posisi perpipaan dan
penempatan head.
6) Melaksanakan survey setelah penempatan (as built survey 1), untuk memastikan posisi
perpipaan.
7) Bila penimbunan diperlukan, memonitor, penimbunan parit kembali terutama bila terjadi
sesuatu.
8) Melaksanakan survey setelah penimbunan (as built survey 2), untuk memastikan
penimbunan parit dengan
kerikil dan lempung telah dilaksanakan dengan baik.
9) Bila perlu, dapat dilakukan survey-survey lain atas permintaan Direksi.

4.4.6 Penempatan Pipa


Setelah penempatan pipa, perlu dilakukan pengujian sebagai berikut :
1) Pengujian Tekanan Hidrolis, sesuai dengan pemasangan pipa biasa.
Pengujian Kalibrasi, yaitu untuk memastikan internal diameter di sepanjang pipa, tidak
lebih dari 5 persen
kurang lebihnya daripada nominal internal diameter di setiap tempat.
4.5 LAPISAN PELINDUNG LUAR (Protective Coating) DAN LAPISAN PELINDUNG
DALAM (Lining)
4.5.1 Umum
Bilamana perlu atau ditetapkan semua sambungan pipa baja dan “fitting” termasuk “coupling”
sambungan “flexible” harus dilindungi sesuai dengan persyaratan yang dicantumkan dalam
spesifikasi ini.
Bahan pelindung yang dipakai untuk pekerjaan, harus produk pabrik yang menghasilkan
produksi bahan tersebut dalam jumlah besar.
Pengarahan petunjuk dan penjelasan teknis dari pabrik, yang diperlukan oleh pengguna
jasa, harus disediakan/diberikan terlebih dahulu. Warna dan lainnya, bila tidak ditentukan
akan dipilih oleh Direksi.

22
4.5.2 Pelapisan Pipa Baja dan ”Fitting”
1. Pipa Baja Yang Terekspos
Seluruh permukaan pipa baja dan “fitting” yang terekspos udara, harus diberi tiga lapisan cair
sebagai tambahan pada lapisan primer dan lapisan pertama dari pabrik, dan dilakukan
setelah pembersihan dan pengeringan permukaan lapisan tersebut.

Jika ditemui kerusakan sebelum pelapisan di lapangan, kerusakan tersebut harus diperbaiki
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi. Pelapisan tersebut harus dilakukan sesuai
dengan urutan sebagai berikut:
 Lapisan Pertama Meni besi, total minimum ketebalan lapisan kering, 35 microns.
  Lapisan Kedua Cat dasar, total minimum ketebalan lapisan kering 25 microns.
 Lapisan Ketiga Dua Lapis Cat Akhir, masing-masing 20 microns.
Lapisan pertama harus memenuhi “JIS K5622”, Red Lead Anticorrosive Paint. Class 2” atau
“JIS K5523 Lead Suboxide Anticorrosive Paint. Class 2” atau yang setara. Lapisan pertama,
kedua dan ketiga, jika dimungkinkan haruslah produk dari pabrik yang sama sebagaimana
lapisan primer dan lapisan pertama dari pabrik. Produk tersebut haruslah produk terdaftar.

Semua penopang, angker dan perlengkapan lainnya harus dicat sebagaimana ditentukan
untuk pipa dan “fitting”.

2. Pipa Baja Yang Terendam


Lapisan pelindung digunakan pada pipa baja yang akan dipendam, dalam proyek terdiri dari :

1) Head Shrinkable Sleeve atau Sheet System (Untuk sambungan dengan pengelasan)

2) Epoxy Lining atau Coal Tar Epoxy Lining System (Untuk Sleeve Coupling), dan
3) Petrolatum Corrosin Protective Tape S Nsteni (Untuk sambungan expansi “expansion
joints”)

Spesifikasi ini hanya mencakup hal-hal yang bersifat dasar dan hal-hal yang tak dapat
dihindarkan. Semua rincian cara pemasangan mengikuti sebagaimana yang
ditunjukkan/direkomendasikan oleh pabrik.
a. Head Shrinkable Sleeve atau Sheet System
Semua sambungan yang dilas yang dipendam di bawah tanah harus dilindungi dengan Head
Shrinkable Sleeve atau Sheet System. Bahan tersebut akan disediakan oleh pengguna jasa.
Penyedia jasa dalam melakukan pekerjaan pemasangan, harus dibawah petunjuk instruktur
yang ditugaskan oleh pemasok bahan tersebut. Nama pemasok bahan akan diberitahukan
kepada Penyedia jasa oleh Pengguna jasa, dan semua biaya penugasan instruktur tersebut
akan menjadi beban Penyedia jasa.

1) Head Shrinkable Sleeve


Pemasangan “Sleeve”
Panjang tumpang tindih (overlapping) antara lapisan dari pabrik dan lapisan yang
dipasang di lapangan harus lebih dari 50 mm pada kedua sisinya. Sebelum pekerjaan
pengelasan sambungan, sejumlah “sleeve” yang diperlukan harus dipotong dengan
panjang yang sesuai, dan disisipkan ke pipa sebelum ditempatkan dalam galian. “Sleeve”
tersebut harus berada ditempat yang tidak terpengaruh oleh panas pengelasan

Penanganan Pendahuluan Permukaan Pipa

23
Semua percikan, butiran dan lain sebagainya yang timbul di daerah pengelasan harus
disingkirkan dengan alat pembersih yang memadai, dan setiap permukaan pipa yang
akan ditutup dengan “sleeve” harus dihaluskan terlebih dahulu.
Pemanasan Pendahuluan pada Pipa
Area yang akan ditutupi dengan “ wrapping”, harus dipanasi dahulu dengan pembakar
(burner) sampai kurang lebih 60 derajat, dan “wrapping” harus diletakkan di tempatnya
untuk menutupi daerah sambungan, setelah menyingkirkan lapisan pemisah dari
“wrapping”.
Panjang tumpang tindih antara lapisan dari pabrik dan lapisan yang dipasang di lapangan
harus lebih besar dari 50 mm.
Pemanasan dan Pengerutan “Sleeve”
Pemanasan “Sleeve” harus dilakukan dengan pembakar yang disetujui oleh Direksi dan
dilakukan mulai dari bagian tengah “Sleeve”. Udara yang berada diantara “Sleeve” dan
pipa, harus disingkirkan seluruh secara perlahan dan pasti. Pengerutan akan berlanjut
secara merata, sampai sifat adhesive “Sleeve” timbul.
2) Head Shrinkable Sheet
Penanganan Pendahuluan Permukaan Pipa
3) Penanganan komponen terdahulu (a) dan 1) “Head Shrinkable Sleeve” . Kata
Sleeve harus dibaca Sheet,
Pemanasan Pendahuluan Pipa
Bagian yang akan ditutup dengan Sheet, harus dipanaskan terlebih dahulu dengan
pembakar sampai kurang lebih 60 derajat.
Panjang tumpang tindih antara pelapisan dari pabrik dan pelapisan di lapangan harus
lebih dari 50 mm, dan tumpang tindih untuk Sheet itu sendiri harus lebih dari 100 mm.

Pemanasan dan Pengerutan Sheet


Setelah melakukan Sheet pada pipa, Sheet tersebut harus dikerutkan dengan
pembakar, secara merata, dan udara yang berada diantara Sheet dan pipa harus
disingkirkan seluruhnya secara perlahan tapi pasti.
Pengerutan harus dilanjutkan sampai bahan perekatnya timbul dari Sheet.

3. Pelapisan Epoxy atau Pelapisan Coat Tar Epoxy


Sleeve Coupling yang disediakan oleh pengguna jasa harus dilindungi dengan bahan
khusus. Penyedia jasa harus menangani bahan tersebut dengan sangat hati-hati jangan
sampai merusak ataupun menggores permukaan bahan pelapis.

Semua bagian yang rusak atau tergores dan bagian sekitarnya pada permukaan lapisan
pelindung Sleeve Coupling harus diberi lapisan kembali
sebagaimana berikut ini.
Semua biaya bagi bahan pelapisan epoxy atau pelapisan coal tar epoxy, tenaga kerja,
peralatan dan
perkakas harus ditanggung oleh penyedia jasa. Penyedia jasa harus memasukkan data
teknis dan contoh
(sample) bahan pelapisan tersebut untuk persetujuan Direksi.
1) Pelapisan Epoxy
- Satu (1) lapisan dari cairan epoxy primer
- Satu (1) atau lebih lapisan cairan finish coat
2) Pelapisan Coal Tar Epoxy
- Satu (1) lapisan dari epoxy primer
- Satu (1) atau lebih lapisan epoxy finish coat

24
4. Pipa Pelindung Korosi Petrolatum
Semua sambungan expansion harus dilindungi dengan pelindung korosi “petrolatum”
Bahan harus disediakan oleh penyedia jasa.
Penyedia jasa harus melaksanakan pekerjaan pemasangan dibawah pengawasan
infrastruktur yang ditugaskan oleh pemasok bahan.
Penyedia jasa harus memasukkan data teknis dan contoh (sample) bahan tersebut
dengan data pengalaman instruktur yang akan ditugaskan oleh pabrik, untuk
persetujuan Direksi.
Pembungkusan pita pelindung oleh bahan tersebut harus dilanjutkan ke bagian beton
tidak kurang dari 15 cm sesuai dengan petunjuk dari pabrik.
Permukaan yang akan dilapisi dengan pelindung korosi “petrotalum” harus dibersihkan.
Karat, kotoran dan debu, air, minyak dan lemak harus disingkirkan seluruhnya dari
permukaan yang akan dilapisi.
Setelah membersihkan permukaan, permukaan tersebut harus ditutup dengan pasta.
Cekungan harus diisi dengan bahan pengisi (fifter) sampai permukaan rata dan halus.
Pasta tersebut dan bahan pengisi harus produk yang disuplai oleh pabrik, pita pelindung
korosi “petrolatum”.
Pita pelindung korosi “petrolatum” harus ditarik dengan tegangan yang cukup agar
cukup merenggangkan pita tersebut. Paling sedikit 150 mm permukaan pita harus
ditekan dengan tangan agar dapat mengikatnya dengan baik dan mantap.

Dalam hal pita yang disediakan pengguna jasa habis, penyedia jasa harus menyediakan
pita yang sama atau setara yang disetujui Direksi atas biaya penyedia jasa sendiri.

4.6 PENGUJIAN HIDROSTATIS DAN DESINFEKSI


4.6.1 Umum
Setelah pemasangan jalur pipa, termasuk pipa induk, ” valve ”, bangunan khusus jembatan
pipa, penembusan pipa ( pipe driving ), perlintasan pipa dan perlengkapan lainnya, harus
dilakukan pengujian pada jalur pipa tersebut sesuai dengan spesifikasi ini.

Pengujian tekanan air ( hydrostatis – pressure test ) pada jalur pipa dilakukan dengan tujuan
untuk meyakinkan / menjamin bahwa sambungan pipa dan
perlengkapannya dalam keadaan baik, kuat dan tidak bocor serta blok – blok penahan ( trust
blok permanen ) sanggup menahan tekanan sesuai dengan tekanan kerja pipa.

Penyedia Jasa harus menyediakan tenaga kerja, peralatan dan bahan untuk pengujian
tekanan air dan pengujian kebocoran, peralatan meter yang diperlukan untuk penguatan
tekanan dan kebocoran harus disediakan oleh Penyedia Jasa.
Bagian jaringan pipa yang akan diuji diisi penuh dengan air. Penyedia Jasa dapat
menggunakan sumber air yang ada tanpa biaya atau menyediakan sumber air tersendiri
dengan biaya sendiri. Pengisian air ini dilakukan dengan pemompaan (electric piston type
test puma) yang dilengkapi meteran air, harus dicegah terjadinya gelombang – gelombang
tekanan, semua udara didalam pipa harus dilemas, dan sebuah manometer dengan kran
penutupnya harus dihubungkan pada cabang jaringan pipa yang diuji. Apabila bagian pipa
yang diuji ini tidak terdapat katup udara maka cara pengeluaran udara akan ditentukan oleh
Direksi.
1) Air untuk pengujian akan disediakan oleh pengguna atas beban biaya Penyedia Jasa.

2) Seluruh pekerjaan pengujian harus dilakukan dengan disaksikan oleh Direksi atau
wakilnya.

25
4.6.2 Pengujian Pipa Dilapangan
Setelah pipa dipasang sepanjang 600 Meter di lakukan uji tekan, semua pipa harus baru
yang dipasang atau setiap bagian pipa baru yang dipasang katup harus bertekanan
hidrostatis.

PIPA PVC
Tekanan Tekanan Kerja
No Kelas Kerja Saat Pengujian
(Bar) (Bar)
1 S-6,3 16 12.8
2 S-8 12,5 10
3 S-10 10 8
4 S-12,5 8 6.4
5 S-16 6,3 5.04

4.6.2.1 Batasan Tekanan


Pengujian tekanan harus sebagai berikut :
1) Tidak melebihi tekanan yang direncanakan
2) Paling sedikit dilaksanakan selama 2 jam
3) Tekanan yang diberikan tidak boleh melebihi 2 kali tekanan yang diijinkan untuk
katup atau hidran bila batas tekanan pengujian termasuk pada gate valves
atau hidran.
Catatan :
Katup tidak boleh dioperasikan pada saat tekanan menyebar kesemua arah melebihi
tekanan yang diijinkan.
4) Tidak boleh melebihi tekanan katup yang diijinkan bila batas tekanan bagian yang diuji
dari bagian uji termasuk pada saat katup tertutup, baik untuk gate valves atau katup
buterfly.

4.6.2.2 Tekanan Udara


Setiap bagian pipa yang dipasang katup harus diisi dengan air perlahan – lahan dan
ditentukan uji tekan, berdasarkan evaluasi dari titik terendah dari jalur pipa atau bagian yang
diuji dan dikoreksi terhadap evaluasi alat ukur pengujian, harus dilakukan dengan cara
menyambungkan pompa ke pipa. Katup – katup tidak boleh dioperasikan baik dalam
keadaan tertutup pada tekanan differensial melebihi tekanan yang diijinkan. Cara ini berguna
untuk menstabilkan uji tekan sebelum uji kebocoran.

4.6.2.3 Pelepasan Udara


Sebelum pelepasan uji tekan ditentukan, udara harus dibuang seluruhnya dari katup dan
hidran. Apabila ventilasi udara tidak dipasang pada semua titik tertinggi, Penyedia Jasa
harus memasang katup cock pada titik tersebut diatas sehingga udara dapat dikeluarkan
bersamaan pada saat pipa diisi air. Setelah semua udara dikeluarkan, katup cock harus
dilepas dan disumbat atau tinggalkan ditempat sesuai dengan permintaan Pengguna Jasa.

4.6.2.4 Pemeriksaan
Setiap pipa, fitting, hidran dan sambungan – sambungan yang terlihat harus diperiksa secara
cermat selama pengujian. Setiap pipa, fitting, hidran yang rusak

26
atau cacat ditemukan pada uji tekan harus diperbaiki atau diganti dengan bahan yang baik,
dan pengujian akan diulangi sampai memuaskan Pengguna Jasa.

4.6.3 Uji Kebocoran


Uji kebocoran harus dilakukan segera setelah uji tekan

4.6.3.1Definisi Kebocoran
Kebocoran harus diartikan sebagai sejumlah air yang harus disuply kedalam pipa yang baru
dipasang atau setiap bagian yang baru dipasang katup, untuk menjaga tekanan pada 5 psi (
0,35 bar ) sebagai tekanan uji yang ditentukan sesudah udara pada jalur pipa sudah
dihilangkan dan pipa telah diisi dengan air. Kebocoran tidak boleh diukur dalam keadaan
tekanan turun pada saat pengujian melebihi periode waktu pengujian yang ditentukan.

4.6.3.2 Kebocoran Yang Diijinkan


Pemasangan pipa dianggap gagal apabila tingkat kebocoran melebihi dari yang ditentukan
dalam persamaan berikut :
SD √ P
L =
133200
Dimana :
L : Kebocoran yang diijinkan, dalam gallon / jam S :
Panjang pipa uji, dalam feet
D : Diameter pipa nominal, dalam inch
P : Tekanan uji rata – rata selama uji kebocoran, dalam pound / inch atau gauge

Dalam satuan metrik :


SD √ P
Lm =
2816
Dimana :
Lm : Kebocoran yang diijinkan, dalam liter / jam
S : Panjang pipa uji, dalam meter
D : Diameter pipa niminal, dalam inch
P : Tekanan uji rata – rata selama uji kebocoran, dalam bar

Formula berdasar pada kebocoran yang diijinkan dari 11,65 gpd per mil, dengan
diameter nominal D = 1 inch dan tekanan P = 150 psi
1. Kebocoran yang diijinkan, dengan variasi tekanan ditunjukan pada Tabel 11.
2. Pada pengujian terhadap dudukan katup tertutup, penambahan kebocoran sebesar
0,0012 lt / jam dari ukuran katup nominal dapat diijinkan
3. Bila hidran pada bagian uji pengujian harus dilakukan pada hidran tertutup.

27
Kebocoran yang diijinkan bagi pipa dengan 100 sambungan

Diameter Jumlah Kebocoran Diameter Jumlah Kebocoran


(mm) (L/jam) (mm) (L/jam)
75 2,55 300 9,12
100 3,04 350 10,64
125 3,80 400 12,16
150 4,56 450 13,68
200 6,08 500 15,20
250 7,60 600 18,24

4.6.3.3 Penerimaan Hasil Pemasangan


Penerimaan harus ditentukan sesuai dengan tingkat kebocoran yang diijinkan. Bila pada
suatu uji pipa ternyata mengeluarkan bocoran yang lebih besar dari pada yang disyaratkan
pada butir 10.3.3., Penyedia Jasa akan menentukan lokasi kebocoran dan melakukan
perbaikan seperlunya sampai kebocoran sesuai perasyaratan yang diijinkan, dan atas biaya
sendiri. Semua kebocoran yang kelihatan harus diperbaiki.

4.6.4 Penggelontoran Pipa


Air untuk penggelontoran akan disediakan oleh Pengguna Jasa atas beban biaya Penyedia
Jasa dan Penyedia Jasa harus membersihkan semua pipa yang terpasang dengan
penggelontoran memakai air bersih sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengguna Jasa.

Penggelontoran dilakukan dengan membuka / menguras cabang pembuang ( drainase


branch ), mulai dari hulu dan secara bertahap kearah hilir. Jangka waktu pengurasan cabang
pembuang akan diperintahkan oleh Pengguna Jasa.
Penyedia Jasa harus dengan segera menentukan lokasi dan memperbaiki apabila ditemukan
kebocoran selama penggelontoran, sebagaimana diperintahkan Pengguna Jasa, walaupun
hasil pengujian yang disebutkan diatas disetujui oleh Pengguna Jasa.

4.6.5 Desinfeksi
Sebelum berfungsi dalam sistem layanan, dan sebelum dinyatakan selesai oleh Pengguna
Jasa, semua pipa induk baru, perluasan atau sambyngan kesistem yang ada, atau ” valve ”
yang ada dalam jaringan perluasan harus didesinfeksi dengan Chlorine sesuai dengan
prosedur berikut ini, atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengguna Jasa.

1) Desenfeksi harus dilakukan dengan mengisi jalur pipa dengan air bersih yang telah
diolah yang mengandung paling sedikit 10 mg / liter sisa Chlorine.
2) Setelah 24 jam, sisa Chlorine harus diperiksa dan jika lebih dari 5 mg / liter hal tersebut
dapat dianggap desinfeksi telah dicapai dengan memuaskan.
3) Walaupun demikian, jika sisa Chlorine memperlihatkan kurang dari 5 mg / liter, harus
ditambah Chlorine, diikuti dengan tambahan periode kontak selama 24 jam. Desinfeksi
termasuk pengukuran sisa Chlorine merupakan tanggung jawab Penyedia Jasa, tetapi air
dan bahan kimia akan disediakan oleh Pengguna Jasa atas beban biaya Penyedia Jasa.

28
Pekerjaan akan mencakup pemasangan pipa sementara atau pengambilan sesuai
kebutuhan bagi injeksi air Chlorine dan pengambilan contoh air untuk pengujian dibawah
pengarahan Pengguna Jasa.
Pekerja yang dilakukan diatas harus dilakukan setelah penyelesaian dan diterimanya
pengujian kebocoran dan tekanan yang disyaratkan.

29
VI. SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN PIPA
GALVANIS STEEL

1. UMUM
Semua pipa dan alat penyambung harus didisain untuk menerima tekanan kerja minimum sebesar
0,98 Mpa. (10,0 kg/ cm2) kecual iditentukan lain.
Referensi
Standar lain yang digunakan adalah :
 SNI 07-0068-1987 Pipa Baja untuk konstruksi umum, mutu dan cara uji.
 SNI 0039-1987 Pipa Baja Bergalvanis.
 SNI 07-0242-1989 Pipa baja tanpa kambuh, mutu dan cara uji.
 SNI 07-0822-1989 Baja Karbon strip canai panas untuk pipa.
 SNI 07-1338-1989 Baja Karbontempa.
 SNI 07-0949-1991 Pipa Baja coal-tar enamel lapis lindung bagian luar.
 SNI 07-1769-1990 Penyambung pipa air minum bertekanan dari besi yang kelabu.
 SNI 07-1969-1991 Pipa air minum bertekanan besi tuang kelabu, penyambung.
 SNI 07-2255-1991 Pipa Baja saluran air.
 SNI 07-2195-1991 Permukaan pipa flens, dimensi.
 SNI 07-2196-1991 Flensa pipa, toleransi dimensi .
 SNI 07-3080-1991 Pipa spigot dan socket dari besi tuang modular untuk jaringan pipa bertekanan,
bagian 2.
 SNI 07-3025-1992 Persyaratan Las-Ketentuan Umum, Persyaratan servis untuk sambungan las.

 SNI 07-3026-1992 Las, untuk pertimbangan untuk menjamin mutu struktur las.
 SNI 07-3027-1992 Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam penilaian Perusahaan yang
menggunakan las sebagai cara utama pabrikasi.
 SNI 07-3078-1992 Flensa logam – flense besi tuang.
 SNI 07-3073-1992 Penyambung pipa baja tanpa pasuan berulir.
 SNI 07-6398-2000 Tata cara pelapisan epoksi cair untuk bagian dalam dan luar pada pelapisan air
dari baja.
 SNI 07-3360-1994 Penyambung pipa baja & baja paduan dengan las tumpu.
 SII 2527-90 Water Supply Steel Pipe.
 ISO 7 / 1 Pipe Threads Where Pressure tight Joins are Made on TheThreads.
 ISO 1459 Metalic croating – Protection Against Corrosion by Hot Dip Galvanzing Guilding
 Principles.
 ISO 1461 Metalic Coating Hot-Dip Galvanized Coating on Fabricated Ferrous Products
Requirments.
 ASTM A 283F Flow and intermediate tensile Strenght Carbon Steel Plates,Shapes, and Bars.
 ASTM A 570 Steel, Sheet and Strip, Carbon, Hot Rolled Structural Quality.
 AWWA C 200 Steel, Water Pipe 6 Inches and Larger.
 AWWA C 203 Coal-Tar Protective Coatings and Linings for steel Water Pipelines, Enamel and
Tape Hot Applied.
 AWWA C 205 Cement Mortar Protectiv Lining and Coating for Steel Water Pipe,4 Inches and
Larger Shop Applied.
 AWWA C 208 Dimensions for Steel Water Pipe Fittings.
 AWWA Manual M11 Stell Pipe Design and Installation.
 AWWA C 210 Liquid Epoxy Coating System for he Interior and Exterior Steel,Water Pipe.
 JIS G 3101 Rolled Steel for General Structure.
 JIS G 3452 Carbon Steel Pipes for Ordinary Piping.
 JIS G 3457 Arc Welded Carbon Steel Pipe.
 JIS B 2311 Steel Butt-Welding Pipe Fitting for Ordinary Use.
 JIS G 3451 Fitting of Coating Steel Pipes for Water Service.

1
 JIS G 550 Spheridal Graphite ron Castings.
 JIS G 5702 Blackheart Malleable Iron Castings.
 JIS G 3445 Carbon Steel Tubes for Machine tructures Purposes.
 JIS G 3454 Carbon Steel Pipes for Pressure Service.
 JIS K 6353 Rubber Goods Pipes for Water Works.

2. PIPA BAJA DAN FITTING


2.1. MATERIAL DAN FABRIKASI
Pipa baja/steel harus dibuat dari pelat atau lembaran baja dan sambungannya menggunakan
pengelasan tumpul (arc-welded) atau pengelasan listrik, dikerjakan dipabrik, dites dan
dibersikan.Lembaran atau pelat-pelat baja harus mempunyai batas keruntuhan minimum tidak kurang
dari 226 N/ mmz (2300 kg/c2) dan harus memenuhi standard berikut ini :

 SNI 07-0949-1989 Pelat baja carbon untuk uap dan bejana tekan.
 SNI 07-0822-1989 Baja karbon strip canai panas untuk pipa.
 SNI 07-1338-1989 Baja karbon tempa.
  ASTM A 283, Grade D.
 ASTM A 570, Grade 33
 JIS G 3101, Class 2
 JIS G 3452, SGP.
 JIS G 3457, STPY.
Fabrikasi pipa baja harus sesuai dengan AWWA C 200 atau SNI-07-0822-1989 atau SII2527-90 atau
JIS G 3452 dan JIS G 3457. Ketebalan dan lebar pengelasan harus cukup merata pada seluruh
panjang pipa dan dibuat secara otomatis, kecuali atas persetujuan pengguna barang boleh dilakukan
pengelasan manual dengan prosedur yang sesuai oleh tukang yang berpengalaman. Semua
sambungan memanjang atau spiral dan sambungan las keliling yang dibuat dipabrik harus dengan
pengelasan sudut (butt welded). Banyaknya pengelasan pabrik maksimum yang diizinkan adalah satu
pengelasan memanjang dan tiga pengelasan keliling untuk setiap batang pipa. Panjang setiap batang
pipa adalah 6 (enam) meter, kecuali ditentukan lain. Pengelasan memanjang harus dipasang
berselang- seling pada sisi yang berlawanan untuk bagian yang berurutan. Tidak diizinkan adanya
ring, pelat ataupun pelana (saddle) penguat baik pada bagian luar maupun pada bagian dalam pipa.

2.2. DIMENSI PIPA


Kecuali ditentukan lain, pipa dengan ukuran diameter nominal berikut ini harus mempunyai ukuran
diameter luar dan ketebalan dinding minimum sebelum dilapisi pelindung dalam dan luar sebagai
berikut :

DIAMETER LUAR DAN KETEBALAN DINDING PIPA


Diameter Diameter Luar Tebal Berat
Nominal (mm) (mm)
(mm) (inci) Nominal Maks. Min. (mm) Kg/m
50 2 60,3 60,8 59,7 3,6 5,03
80 3 88,9 89,5 88,0 4,0 8,37
100 4 114,3 115,0 113,1 4,5 12,2
150 6 165,1 166,5 163,9 5,0 19,8
200 8 219,1 221,3 216,9 6,4 33,32
250 10 273,0 275,7 270,3 6,4 41,75

2
2.3. FiniNG
Semua fitting bajal steel horus dari bahan yang soma dan difabrikasi sesuai dengan spesifikasiyang
ditentukan pada Bagian 3.2 dan horusdidisain dengan kekuatan yang soma dengan pipanya. Ring
penguat atau saddle penguat depot dipasang pad a bagian luar bila mona per1u, sesuai dengan
AWWA Manual MIl atau standar pembuat yang dapat disetujui. Ketebalan dinding minimum don
diameter luar dinding fitting horus sesuai dengan persyaratan yang dispesifikasikandalam Bagian 3,2
dan standar berikut ini :
• Fitting dengan diameter 125mm atau lebih kecil : JISB 2311
• Fitting dengan diameter 150 mm atau lebih besar : JIS B 2311 (samping dengan
500mmJdan JISG 3451 atau AWWA C 208.
"Bend" yang mempunyai sudut defleksi 22,5 derajat don lebih kecil horus terdiri dari duo potongan
bend. Bend yang mempunyai sudut defleksi lebih besar dari 22,5 derajat sampai dengan 45 derajat
harus difabrikasi dengan menggunakan tiga potongan bend.Bend yang mempunyai sudut defleksi
lebih besar dari 45 derajat horus terdiri dari empat potongan bend.

3. PIPA GALVAN IS dan FlnlNGNYA


3.1. Plpa GI ( Galvanized Hot Dipped)
Standort material yang digunakan SNI/SIl/ISO/ASTM dan Klas Mediun, Ketebalan coating hot dipped
Galvanized 1-1,25 mm, system penjelasan yang digunakan sub merged arc welder lelectricresistance
welded, pemeriksaan pengelasan dilakukan X-ray dan Ultrasonic, pipa GI
50 mrn. 070 mm, 0100 rnm. 0150 mm. 0200 mm. 0250 rnm. 0300 mm, 0350 mm. 0400 rnrn. 0450
rnm. 0500 mm mampu memikul tekanan kerja minimal 50 kg/cm2 panjang pipa efektif 6 rn. setiap
ujung pipa harus dibuat tirus dan di tutup dengan plastic berwarna biru.

3.2. Sambungan pipa GI ( Sleeve Joint)


Sleeve Joint masing-masing diameter lebih besar dari diameter pipa don mempunyai panjang 30cm,
Standort, Klas, Coating, Ketebalan, Pengelasan seperti Standort yang digunakan untuk Standort pipa
di atas.

3.3. Penandaan Plpa GI


Penandaan pada batang pipa, sekurang-kurangnya mencantumkan :
• Nama pabrik pembuat atau merek dagang
• Dimensiluar pipa
• Tekanan kerja nominal
• Jenismaterial yang digunakan
• Seripipa
• Tanggal produksi

3.4. Handling / Penanganan


Pipa GI yang akan diadakan I dikirim kedalam gudang horus di beri bontalon dan di toto sesuoi
petunjuk direksi serto dolam penongonan naik turun lapangan horus menggunakan crane I forklif.

3
SPESIFIKASI TEKNIS PEMASANGAN PIPA
GALVANISED IRON/STEEL
1.1. PEMASANGAN GALVANIZED IRON PIPE
1.1.1. Umum
Singkatan GIP yang digunakan dalam spesifikasi dan dokumen atau gambar berarti Galvanized Iron
Pipe.
Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara dalam keadaan baik perkakas peralatan yang
sesuai bagi pengamanan dan pemasangan pipa, valve, dan fitting.
Cara pemasangan pipa dan penggunaan perkakas serta peralatan harus sesuai dan memahami
petunjuk dari pabrik atau mengikuti pengarahan direksi.

1.1.2. Pemasangan Pipa


1. Penurunan Pipa Ke Dalam Galian
Peralatan, perkakas dan fasilitas yang memuaskan direksi harus disediakan dan digunakan oleh
penyedia jasa untuk keamanan dan kenyamanan pekerjaan. Semua pipa, fitting dan valve harus
diturunkan secara hati-hati ke dalam galian, satu per satu dengan batasan diameter memakai crane,
Derek, tali atau dengan mesin perkakas atau peralatan lainnya yang sesuai dengan cara sedemikian
rupa agar mencegah kerusakan terhadap lapisan pelindung luar (protective coating) serta lapisan
pelindung dalam (lining). Bahan tersebut sama sekali tidak diperkenankan dijatuhkan atau
dilemparkan ke dalam galian.

2. Pemeriksaan Sebelum Pemasangan


Semua pipa dan fitting harus diperiksa secara hati-hati dari kemungkinan kerusakan pada saat berada
diatas bagian sesaat sebelum dipasang pada posisi akhir.
Setiap ujung pipa harus diperiksa dengan secara khusus, karena daerah ini paling mudah mengalami
kerusakan dalam penanganannya. Pipa atau fitting yang rusak/cacat harus diletakkan terpisah untuk
pemeriksaan oleh direksi yang menentukan perbaikan yang diperlukan atau menolaknya.

3. Pemeriksaan Pipa dan Fitting


Bagian luar dan dalam ujung pipa harus dibersihkan dengan kain kering dan bersih, dikeringkan dan
bebas dari minyak, lemak sebelum dipasang.
Bila ada profil pengaku badan (stiffeners) guna melindungi pipa, semua profil pengaku tersebut harus
disingkirkan sampai bersih demikian pula benda asing lainnya dalam pipa.

4. Perletakan Pipa
Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk mencegah benda asing masuk ke dalam pipa pada saat
pipa diletakkan pada jalur.
Selama berlangsungnya perletakan, tidak boleh ada kotoran, perkakas, kain ataupun benda-benda
lain yang ditempatkan dalam pipa.
Saat satuan panjang pipa dalam galian, setiap ujung pipa harus dipasang berhadapan dengan pipa
yang sebelumnya, pipa dipasang dan ditempatkan pada jalur dan ketinggian yang benar. Pipa
dimantapkan ditempatkan dengan bahan urugan yang telah disetujui dan dipadatkan dengan
ketinggian yang sama kecuali pada ujung pipa. Tindakan pencegahan perlu dilakukan untuk
mencegah tanah atau kotoran lainnya masuk ke sambungan.
Setiap saat bila pemasangan pipa sedang berlangsung, ujung pipa harus ditutup/disumbat dengan
bahan yang memadai dan dengan cara yang disetujui oleh direksi.

5. Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa untuk menyisipkan “Tee”, “Bend” atau “Valve” atau tujuan lainnya, harus dilakukan
dengan mesin potong yang sesuai dengan cara yang rapi dan baik, tanpa menyebabkan kerusakan
pada pipa maupun lapisan pelindung dalamnya dan menghasilkan ujung yang halus pada sudut yang
tepat terhadap sumbu pipa.
Pemotongan perlu dijaga agar jangan sampai merusak lapisan pelindung luar maupun lapisan
pelindung pipa dalam. Ujung potongan pipa yang dipotong tersebut harus dipotong

1
serong (Beveled) dengan ukuran yang sama sebagaimana yang ditentukan dalam spesifikasi.

Tidak boleh ada “fitting” seperti “Bend”, “Tee”, “Flange” dan “Spigot” dipotong untuk pekerjaan
pemasangan pipa, sejauh tidak ada instruksi tertulis yang diberikan kepada penyedia jasa dari direksi.

1.1.3. Penyambungan Pipa Galvanized


Penyambungan pipa galvanized dilakukan dengan memakai sok seperti yang ditentukan sebelum pipa
disambung, maka bagian ulir dari sock atau ujung-ujung pipa harus dibersihkan dari kotoran-kotoran.
Setelah pada ulir pipa dipasang serat nanas dan baru dimasukkan secara hati-hati pada sok dan
diputar sampai kencang betul.

1.1.4. Penyambungan Pipa Dengan Pengelasan


1. Umum
Pengelasan pipa galvanized di lapangan harus disesuaikan dengan persyaratan yang ditentukan
berikut ini. Hal-hal yang tidak dijelaskan dalam spesifikasi ini, mengacu pada standar atau pedoman
(code) berikut ini;
a. Codes of Japanese Waterworks Steel Pipes Manufactures Association (WSP)
b. Codes of Welding Engineering Standard (WES), Japan
Bila pengelasan dilakukan dalam galian, galian harus dilebarkan dan dibuat lebih dalam agar
memungkinkan pengelasan sebagaimana diminta.
Jumlah pipa yang akan menjadi satu, dengan panjang yang sesuai yang dilakukan diatas permukaan
tanah, serta cara perletakannya ke posisi yang sesuai, harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi.

Untuk jembatan pipa, harus diuji sepanjang seluruh pinggiran setiap sambungan, dengan cara
pengujian radiografi kecuali ditentukan lain.
Penyambungan dengan pengelasan lain harus dilakukan baik dengan sambungan dengan las tumpul
tunggal (single welded butt joint) atau las tumpul ganda (double welded butt joint) sesuai yang
ditentukan.

2. Juru Las (welder)


Penyedia jasa harus memasukkan pengalaman dan kualifikasi juru las yang diusulkan untuk
persetujuan Direksi.
Juru las tersebut harus memiliki pengalaman dan kualifikasi yang cukup bagi pekerjaan pengelasan,
dan memegang sertifikat atau ijazah yang dikeluarkan oleh badan yang berwenang.

3. Batang Las dan Mesin Las


Batang las harus sesuai dengan persyaratan yang ditentukan dalam JIS Z 3211 dan 3212 atau yang
memiliki kuat tarik yang setara atau lebih baik dari logam dasar bahan pipa.
Batang las yang menyerap lengas (moisture tidak boleh digunakan dan tingkat lengas harus lebih
kecil dari 2,5% untuk batang yang diiluminasi (illuminated rod) dan 0,5% untuk batang yang
hydrogennya rendah (low hydrogenous rod).
Mesin las, harus mesin pengelasan busur nyala (Arc Welding Machine) dengan arus AC atau
pengetesan busur nyala DC, sebagaimana yang ditentukan dalam JIS C 9301 atau pada standar
yang telah diterima oleh Direksi.

4. Penyiapan Ujung Pipa


Ujung pipa seluruhnya harus mempunyai alur menyudut/serong (bewel) yang sesuai sebelum
pengelasan. Kecuali ditentukan lain atau disetujui oleh Direksi, alur tersebut harus dibuat
pada bagian permukaan luar (exterior) untuk pipa dengan diameter 700 mm dan yang lebih kecil dan
pada permukaan dalam (interior) untuk pipa dengan diameter 800 mm dan yang lebih besar.

Pipa yang mempunyai ketebalan dinding 16 mm atau lebih, harus alur di kedua sisi pipa agar dapat
dilakukan sambungan las tumpul ganda (double welded butt joint). Bentuk dan ukuran celah yang
terbentuk oleh alur menyudut tersebut, harus sesuai dengan JIS G-3343 atau sebagaimana yang
disetujui oleh Direksi.

2
5. Pengelasan
Sebelum pengerjaan pengelasan, permukaan alur harus dibersihkan dari debu, tanah dan karat
dengan menyikat mengasah (grinding).
Bila pipa akan dipotong di lapangan, lapisan pelindung dalam maupun lapisan pelindung luar pada
kedua ujung pipa harus dikupas minimum 10 cm, kemudian ujung pipa dibuat alur sebagaimana yang
ditentukan. “Fitting” tidak boleh dipotong di lapangan.
Kualitas pengelasan dan kecepatan harus dijaga selama pekerjaan pengelasan, harus terus menerus
(berlanjut) dari bagian dasar ke bagian atas pinggiran pipa.
Bila pengelasan dilakukan di lapangan, penyedia jasa harus memperhatikan keadaan cuaca seperti
hujan, temperatur, kelembaban dan angin. Pekerjaan tidak boleh dilakukan dalam kondisi cuaca
seperti yang telah disebutkan tanpa perlindungan atau persetujuan Direksi.

Permukaan hasil pengelasan harus seragam tanpa ada sempalan yang berlebihan tumpang tindih
dan ketidakrataan.

6. Pengelasan Flange Las


Sebelum pengerjaan pengelasan, permukaan alur harus dibersihkan dari debu, tanah dan karat
dengan menyikat mengasah (grinding)
Pengelasan Flange Las ke pipa di sisi luar harus dua kali pengelasan dan untuk sisi dalam satu kali
pengelasan.

1.1.5. Pengujian Tanpa Merusak Pada Pipa Dengan Sambungan Pengelasan di


Lapangan
1. Umum
Bagian ini dipakai untuk Pengujian Tanpa Merusak Sambungan dengan pengelasan setelah
pemasangan pipa. Bagian pipa baja bawah tanah, semua pengelasan di lapangan harus diuji dengan
cara uji cairan penembus dengan pewarna (dye penetrant test).
Pengujian harus dilakukan oleh Lembaga Pemeriksa yang independen yang memiliki sertifikat dari
badan yang berwenang.
Penyedia jasa harus memberikan keterangan mengenai lembaga pemeriksa yang diusulkan beserta
pengalamannya, bersama dengan kualifikasi kepala pengawas yang disebutkan untuk persetujuan
Direksi.
Penyedia jasa harus menyediakan semua tenaga kerja, peralatan dan bahan untuk pengujian tanpa
merusak pada sambungan dengan pengelasan di lapangan.
Semua pengujian harus dilakukan dengan dihadiri Direksi atau wakilnya, kecuali disetujui lain oleh
Direksi.
Penyedia jasa harus menunjuk kepala pengawas yang mampu, yang bertanggung jawab dalam
mengawasi prosedur pengujian sambungan dengan pengelasan.
Penyedia jasa harus menyusun dan menyerahkan laporan mengenai hasil pengujian sambungan
dengan pengelasan yang dilakukan dilapangan kepada Direksi. Laporan harus berisi analisa dari
pengujian, film, rekaman fotografi dan sebagainya; yang ditandatangani oleh pengawas dan
diserahkan sebanyak 5 (lima) copy kepada Direksi.

2. Pemeriksaan dengan Pengamatan Mata (Visual Inspection)


Pengelasan alur dan pengelasan kedua harus diperiksa secara amatan. Kerusakan berikut ini dapat
menyebabkan ditolaknya hasil pengelasan dan Penyedia jasa harus mengelas dan menguji kembali
dengan biaya sendiri.
  Adanya lubang (pit) di permukaan
 Adanya potongan berlebih (undercut) dengan kedalaman 1 mm atau lebih
 Adanya potongan berlebih (undercut) dengan kedalaman lebih dari 0,5 mm dan kurang dari
1,0 mm dan lebih dari ketebalan dinding
 Adanya tumpang tindih
 Adanya penguatan berlebihan
Ketebalan Dinding Maximum Reinforcement
(mm) (mm)
12,1 atau lebih kecil 3,2
Lebih besar dari 12,7 4,8

3
 Butiran yang tidak merata (unven beads)
 Adanya kerusakan akibat nyala (are strike)

3. Uji Cairan Penembus Dengan Warna
Penetrasi warna harus dipakai pada pengelasan terakhir dan prosedur pelaksanaan harus memenuhi
rekomendasi pabrik.
Adanya retakan dan/atau lubang harus diperbaiki dan diuji ulang atas biaya penyedia jasa sendiri.

Direksi dapat meniadakan uji cairan penembus dengan warna, bila kemampuan pengelasan penyedia
jasa dapat diterima atas dasar pengujian yang diserahkan oleh perusahaan pemeriksa yang
independen.

1.2. Pemasangan Pipa Baja


1.2.1. Umum
Bilamana perlu atau ditetapkan semua sambungan pipa baja dan “fitting” termasuk “coupling”
sambungan “flexible” harus dilindungi sesuai dengan persyaratan yang dicantumkan dalam spesifikasi
ini.
Bahan pelindung yang dipakai untuk pekerjaan, harus produk pabrik yang menghasilkan produksi
bahan tersebut dalam jumlah besar.
Pengarahan petunjuk dan penjelasan teknis dari pabrik, yang diperlukan oleh pengguna jasa, harus
disediakan/diberikan terlebih dahulu. Warna dan lainnya, bila tidak ditentukan akan dipilih oleh
Direksi.

1.2.2. Pelapisan Pipa Baja dan ”Fitting”


1. Pipa Baja Yang Terekspos
Seluruh permukaan pipa baja dan “fitting” yang terekspos udara, harus diberi tiga lapisan cair sebagai
tambahan pada lapisan primer dan lapisan pertama dari pabrik, dan dilakukan setelah pembersihan
dan pengeringan permukaan lapisan tersebut.
Jika ditemui kerusakan sebelum pelapisan di lapangan, kerusakan tersebut harus diperbaiki
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi. Pelapisan tersebut harus dilakukan sesuai dengan
urutan sebagai berikut:
 Lapisan Pertama Meni besi, total minimum ketebalan lapisan kering, 35 microns.
 Lapisan Kedua Cat dasar, total minimum ketebalan lapisan kering 25 microns.
 Lapisan Ketiga Dua Lapis Cat Akhir, masing-masing 20 microns.
Lapisan pertama harus memenuhi “JIS K5622”, Red Lead Anticorrosive Paint. Class 2” atau “JIS
K5523 Lead Suboxide Anticorrosive Paint. Class 2” atau yang setara.
Lapisan pertama, kedua dan ketiga, jika dimungkinkan haruslah produk dari pabrik yang sama
sebagaimana lapisan primer dan lapisan pertama dari pabrik. Produk tersebut haruslah produk
terdaftar.
Semua penopang, angker dan perlengkapan lainnya harus dicat sebagaimana ditentukan untuk pipa
dan “fitting”.

2. Pipa Baja Yang Terendam


Lapisan pelindung digunakan pada pipa baja yang akan dipendam, dalam proyek terdiri dari :

1) Head Shrinkable Sleeve atau Sheet System (Untuk sambungan dengan pengelasan)

2) Epoxy Lining atau Coal Tar Epoxy Lining System (Untuk Sleeve Coupling), dan
3) Petrolatum Corrosin Protective Tape S Nsteni (Untuk sambungan expansi “expansion
joints”)
Spesifikasi ini hanya mencakup hal-hal yang bersifat dasar dan hal-hal yang tak dapat dihindarkan.
Semua rincian cara pemasangan mengikuti sebagaimana yang ditunjukkan/direkomendasikan oleh
pabrik.
(a) Head Shrinkable Sleeve atau Sheet System
Semua sambungan yang dilas yang dipendam di bawah tanah harus dilindungi dengan Head
Shrinkable Sleeve atau Sheet System.

4
Bahan tersebut akan disediakan oleh pengguna jasa.
Penyedia jasa dalam melakukan pekerjaan pemasangan, harus dibawah petunjuk instruktur
yang ditugaskan oleh pemasok bahan tersebut. Nama pemasok bahan akan diberitahukan
kepada Penyedia jasa oleh Pengguna jasa, dan semua biaya penugasan instruktur tersebut
akan menjadi beban Penyedia jasa.

1) Head Shrinkable Sleeve


Pemasangan “Sleeve”
Panjang tumpang tindih (overlapping) antara lapisan dari pabrik dan lapisan yang dipasang di
lapangan harus lebih dari 50 mm pada kedua sisinya. Sebelum pekerjaan pengelasan
sambungan, sejumlah “sleeve” yang diperlukan harus dipotong dengan panjang yang sesuai,
dan disisipkan ke pipa sebelum ditempatkan dalam galian. “Sleeve” tersebut harus berada
ditempat yang tidak terpengaruh oleh panas pengelasan

Penanganan Pendahuluan Permukaan Pipa


Semua percikan, butiran dan lain sebagainya yang timbul di daerah pengelasan harus
disingkirkan dengan alat pembersih yang memadai, dan setiap permukaan pipa yang akan
ditutup dengan “sleeve” harus dihaluskan terlebih dahulu.
Pemanasan Pendahuluan pada Pipa
Area yang akan ditutupi dengan “wrapping”, harus dipanasi dahulu dengan pembakar (burner)
sampai kurang lebih 60 derajat, dan “wrapping” harus diletakkan di tempatnya untuk menutupi
daerah sambungan, setelah menyingkirkan lapisan pemisah dari “wrapping”.

Panjang tumpang tindih antara lapisan dari pabrik dan lapisan yang dipasang di lapangan
harus lebih besar dari 50 mm.
Pemanasan dan Pengerutan “Sleeve”
Pemanasan “Sleeve” harus dilakukan dengan pembakar yang disetujui oleh Direksi dan
dilakukan mulai dari bagian tengah “Sleeve”. Udara yang berada diantara “Sleeve” dan pipa,
harus disingkirkan seluruh secara perlahan dan pasti. Pengerutan akan berlanjut secara
merata, sampai sifat adhesive “Sleeve” timbul.

2) Head Shrinkable Sheet


Penanganan Pendahuluan Permukaan Pipa

3) Penanganan komponen terdahulu (a) dan 1) “Head Shrinkable Sleeve” . Kata


Sleeve harus dibaca Sheet,
Pemanasan Pendahuluan Pipa
Bagian yang akan ditutup dengan Sheet, harus dipanaskan terlebih dahulu dengan pembakar
sampai kurang lebih 60 derajat.
Panjang tumpang tindih antara pelapisan dari pabrik dan pelapisan di lapangan harus lebih
dari 50 mm, dan tumpang tindih untuk Sheet itu sendiri harus lebih dari 100 mm.

Pemanasan dan Pengerutan Sheet


Setelah melakukan Sheet pada pipa, Sheet tersebut harus dikerutkan dengan pembakar,
secara merata, dan udara yang berada diantara Sheet dan pipa harus disingkirkan seluruhnya
secara perlahan tapi pasti.
Pengerutan harus dilanjutkan sampai bahan perekatnya timbul dari Sheet.
(b) Pelapisan Epoxy atau Pelapisan Coat Tar Epoxy
Sleeve Coupling yang disediakan oleh pengguna jasa harus dilindungi dengan bahan khusus.
Penyedia jasa harus menangani bahan tersebut dengan sangat hati-hati jangan sampai
merusak ataupun menggores permukaan bahan pelapis.
Semua bagian yang rusak atau tergores dan bagian sekitarnya pada permukaan lapisan
pelindung Sleeve Coupling harus diberi lapisan kembali sebagaimana berikut ini.

Semua biaya bagi bahan pelapisan epoxy atau pelapisan coal tar epoxy, tenaga kerja,
peralatan dan perkakas harus ditanggung oleh penyedia jasa.
Penyedia jasa harus memasukkan data teknis dan contoh (sample) bahan pelapisan tersebut
untuk persetujuan Direksi.

5
1) Pelapisan Epoxy
- Satu (1) lapisan dari cairan epoxy primer
- Satu (1) atau lebih lapisan cairan finish coat
2) Pelapisan Coal Tar Epoxy
- Satu (1) lapisan dari epoxy primer
- Satu (1) atau lebih lapisan epoxy finish coat
(c) Pipa Pelindung Korosi Petrolatum
Semua sambungan expansion harus dilindungi dengan pelindung korosi “petrolatum” Bahan
harus disediakan oleh penyedia jasa.
Penyedia jasa harus melaksanakan pekerjaan pemasangan dibawah pengawasan
infrastruktur yang ditugaskan oleh pemasok bahan.
Penyedia jasa harus memasukkan data teknis dan contoh (sample) bahan tersebut dengan
data pengalaman instruktur yang akan ditugaskan oleh pabrik, untuk persetujuan Direksi.

Pembungkusan pita pelindung oleh bahan tersebut harus dilanjutkan ke bagian beton tidak
kurang dari 15 cm sesuai dengan petunjuk dari pabrik.
Permukaan yang akan dilapisi dengan pelindung korosi “petrotalum” harus dibersihkan. Karat,
kotoran dan debu, air, minyak dan lemak harus disingkirkan seluruhnya dari permukaan yang
akan dilapisi.
Setelah membersihkan permukaan, permukaan tersebut harus ditutup dengan pasta.
Cekungan harus diisi dengan bahan pengisi (fifter) sampai permukaan rata dan halus. Pasta
tersebut dan bahan pengisi harus produk yang disuplai oleh pabrik, pita pelindung korosi
“petrolatum”.
Pita pelindung korosi “petrolatum” harus ditarik dengan tegangan yang cukup agar cukup
merenggangkan pita tersebut. Paling sedikit 150 mm permukaan pita harus ditekan dengan
tangan agar dapat mengikatnya dengan baik dan mantap.
Dalam hal pita yang disediakan pengguna jasa habis, penyedia jasa harus menyediakan pita
yang sama atau setara yang disetujui Direksi atas biaya penyedia jasa sendiri.

1.3. PENGUJIAN HIDROSTATIS DAN DESINFEKSI


1.3.1. Umum
Setelah pemasangan jalur pipa, termasuk pipa induk, ” valve ”, bangunan khusus jembatan pipa,
penembusan pipa ( pipe driving ), perlintasan pipa dan perlengkapan lainnya, harus dilakukan
pengujian pada jalur pipa tersebut sesuai dengan spesifikasi ini.
Pengujian tekanan air ( hydrostatis – pressure test ) pada jalur pipa dilakukan dengan tujuan untuk
meyakinkan / menjamin bahwa sambungan pipa dan perlengkapannya dalam keadaan baik, kuat dan
tidak bocor serta blok – blok penahan ( trust blok permanen ) sanggup menahan tekanan sesuai
dengan tekanan kerja pipa.
Penyedia Jasa harus menyediakan tenaga kerja, peralatan dan bahan untuk pengujian tekanan air
dan pengujian kebocoran, peralatan meter yang diperlukan untuk penguatan tekanan dan kebocoran
harus disediakan oleh Penyedia Jasa.
Bagian jaringan pipa yang akan diuji diisi penuh dengan air. Penyedia Jasa dapat menggunakan
sumber air yang ada tanpa biaya atau menyediakan sumber air tersendiri dengan biaya sendiri.
Pengisian air ini dilakukan dengan pemompaan ( electric piston type test puma ) yang dilengkapi
meteran air, harus dicegah terjadinya gelombang – gelombang tekanan, semua udara didalam pipa
harus dilemas, dan sebuah manometer dengan kran penutupnya harus dihubungkan pada cabang
jaringan pipa yang diuji. Apabila bagian pipa yang diuji ini tidak terdapat katup udara maka cara
pengeluaran udara akan ditentukan oleh Direksi.

1) Air untuk pengujian akan disediakan oleh pengguna atas beban biaya Penyedia
Jasa.
2) Seluruh pekerjaan pengujian harus dilakukan dengan disaksikan oleh Direksi atau wakilnya.

6
1.3.2. Uji Tekan
Setelah pipa dipasang sepanjang 600 meter maka dilakukan uji tekan, semua pipa harus baru yang
dipasang atau setiap bagian pipa baru yang dipasang katup harus mampu menahan tekanan
hidrostatis minimal 1 kali tekanan kerja normal.

1.3.2.1. Batasan Tekanan


Pengujian tekanan harus sebagai berikut :
1) Tidak melebihi tekanan yang direncanakan
2) Paling sedikit dilaksanakan selama 2 jam
3) Tekanan yang diberikan tidak boleh melebihi 2 kali tekanan yang diijinkan untuk
katup atau hidran bila batas tekanan pengujian termasuk pada gate valves
atau hidran.
Catatan :
Katup tidak boleh dioperasikan pada saat tekanan menyebar kesemua arah melebihi
tekanan yang diijinkan.
4) Tidak boleh melebihi tekanan katup yang diijinkan bila batas tekanan bagian yang diuji
dari bagian uji termasuk pada saat katup tertutup, baik untuk gate valves atau katup
buterfly.

1.3.2.2. Tekanan Udara


Setiap bagian pipa yang dipasang katup harus diisi dengan air perlahan – lahan dan ditentukan uji
tekan, berdasarkan evaluasi dari titik terendah dari jalur pipa atau bagian yang diuji dan dikoreksi
terhadap evaluasi alat ukur pengujian, harus dilakukan dengan cara menyambungkan pompa ke pipa.
Katup – katup tidak boleh dioperasikan baik dalam keadaan tertutup pada tekanan differensial
melebihi tekanan yang diijinkan. Cara ini berguna untuk menstabilkan uji tekan sebelum uji kebocoran.

1.3.2.3. Pelepasan Udara


Sebelum pelepasan uji tekan ditentukan, udara harus dibuang seluruhnya dari katup dan hidran.
Apabila ventilasi udara tidak dipasang pada semua titik tertinggi, Penyedia Jasa harus memasang
katup cock pada titik tersebut diatas sehingga udara dapat dikeluarkan bersamaan pada saat pipa
diisi air. Setelah semua udara dikeluarkan, katup cock harus dilepas dan disumbat atau tinggalkan
ditempat sesuai dengan permintaan Pengguna Jasa.

1.3.2.4. Pemeriksaan
Setiap pipa, fitting, hidran dan sambungan – sambungan yang terlihat harus diperiksa secara cermat
selama pengujian. Setiap pipa, fitting, hidran yang rusak atau cacat ditemukan pada uji tekan harus
diperbaiki atau diganti dengan bahan yang baik, dan pengujian akan diulangi sampai memuaskan
Pengguna Jasa.

1.3.3. Uji Kebocoran


Uji kebocoran harus dilakukan segera setelah uji tekan

1.3.3.1. Definisi Kebocoran


Kebocoran harus diartikan sebagai sejumlah air yang harus disuply kedalam pipa yang baru dipasang
atau setiap bagian yang baru dipasang katup, untuk menjaga tekanan pada 5 psi ( 0,35 bar ) sebagai
tekanan uji yang ditentukan sesudah udara pada jalur pipa sudah dihilangkan dan pipa telah diisi
dengan air. Kebocoran tidak boleh diukur dalam keadaan tekanan turun pada saat pengujian melebihi
periode waktu pengujian yang ditentukan.

7
't

Kebocoran yang diijinkan bagi pipa dengan 100 sambungan

Diameter Jumlah Kebocoran Diameter Jumlah Kebocoran


(mm) (L/jam) (mm) (L/iaml
75 2,55 300 9,12
100 3,04 350 10,64
125 3,80 400 12,16
150 4,56 450 13,68
200 6,08 500 15,20
250 7,60 600 18,24

1.3.3.2. Penerimaan Hasil Pemasangan


Penerimaan horus ditentukan sesuai dengan tingkat kebocoron yang diijinkon. Bilo pada suotu uji
pipa ternyato mengeluarkon bocoran yang lebih besor dari pado yang disyaratkan pado butir 10.3.3.,
Penyedia Josa akan menentukan lokasi kebocoran dan melakukan perboikan sepertunvo sompai
kebocoran sesuaiperasyaratan yang diijinkan, dan atas biayo sendiri.Semua kebocoron yang
kelihatan horusdiperbaiki.

1.3.4. Penggelontoran Pipa


Air untuk penggelontoran okan disediakan oleh Pengguno Jasa otas bebon biaya Penyedia Jasa don
Penyedia Jaso horus membersihkon semua pipa yang terpasong dengan penggelontoran memakai air
bersihsebagaimana yang diperintahkan oleh Pengguna Jasa. Penggelontoran dilakukan dengan
membuka / menguras cabang pembuang Idrainase branch), mulai dari hulu don secara bertohop
kearah hilir. Jongka waktu pengurasan co bang pembuong okon diperintahkan oleh Pengguno Josa.

Penyedio Jaso horus dengan segero menentukon lokasi dan memperboiki opabilo ditemukan
kebocoran selomo penggelontoran, sebogoimono diperintahkon Pengguna Jose. walaupun hasil
pengujian yang disebutkan diotas disetujui oleh Pengguno Josa.

Anda mungkin juga menyukai