Anda di halaman 1dari 9

JURNAL EDUCATION BUILDING

Volume 3, Nomor 1, Juni 2017: 84-92, ISSN : 2477-4898

ANALISIS PERBANDINGAN DAYA DUKUNG HASIL LOADING TEST PADA


BORE PILE DIAMETER SATU METER TUNGGAL
DENGAN METODE ELEMEN HINGGA MEMAKAI MODEL TANAH MOHR
COULOMB PADA PROYEK CRYSTAL SQUARE MEDAN

Suhairiani1, Roesyanto2, Rudi Iskandar3


1Dosen Pengajar Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan, Fakultas Teknik UNIMED
2,3Dosen Pengajar Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik USU

(suhairiani@unimed.ac.id)

ABSTRAK
Secara teknis untuk mengetahui daya dukung dari pondasi tiang biasanya dilakukan pengujian loading test,
sehingga pada kasus ini dari 319 tiang bor yang ada, hanya 3 tiang yang dilakukan loading test. Penelitian ini
bertujuan untuk memahami karakteristik tanah sebagai pemodelan dan menganalisis daya dukung tiang bor
yang lain yang tidak dilakukan loading test pada proyek yang sama. Sehingga tidak perlu melakukan loading
test lagi dengan alasan ekonomis. Hasil perhitungan daya dukung ultimate pondasi berdasarkan hasil
penyelidikan tanah di lapangan sebesar 868 ton, Hasil pemodelan Elemen Hingga yang dikonsolidasi menurut
ASTM sebesar 730 Ton, dan hasil pemodelan Elemen Hingga yang dikonsolidasi 7 hari 630 Ton, jika
dibandingkan dengan hasil uji loading test di lapangan sebesar 791,5 ton, penurunan yang terjadi
menggunakan pemodelan Elemen Hingga yang dikonsolidasikan menurut ASTM pada beban terbesar (830 Ton)
adalah 24.81 mm dan penurunan yang terjadi menggunakan pemodelan Elemen Hingga yang dikonsolidasikan
7 hari pada beban terbesar (830 Ton) adalah 24.95 mm, dan jika dibandingkan dengan hasil loading test di
lapangan penurunan pada beban terbesar (830 Ton) yang terjadi sebesar 24.74 mm. sementara penurunan yang
diijinkan ASTM D1143/81 sebesar 1 inchi (25.4 mm), hal ini menjelaskan bahwa uji pembebanan vertikal yang
dilakukan memenuhi syarat izin ASTM D1143/81.

Kata Kunci : Bore Pile, Loading Test, Metode Elemen Hingga

1. Pendahuluan data penyelidikan tanah di lapangan dan data


Loading test biasa disebut juga dengan uji hasil laboratorium kemudian hasil
pembebanan statik. Cara yang paling dapat keseluruhannya dibandingkan dengan hasil uji
diandalkan untuk menguji daya dukung pembebanan (Loading Test) yang dilakukan di
pondasi tiang adalah dengan uji pembebanan lapangan dan peran metode Elemen Hingga
statik. Interprestasi dari hasil benda uji disini untuk memahami karakteristik tanah
pembebanan statik merupakan bagian yang sebagai pemodelan untuk menganalisis atau
cukup penting untuk mengetahui respon tiang memprediksi daya dukung tiang bor yang lain
pada selimut dan ujungnya serta besarnya daya yang tidak dilakukan loading test pada proyek
dukung ultimitnya. Namun hal ini seringkali yang sama.
menjadi kendala dalam setiap pelaksanaanya Metode uji pembebanan ini disamping
untuk dilakukan penglodingan untuk semua untuk menghitung daya dukung dan
tiang yang digunakan, karena pada setiap penurunan pondasi juga dapat melakukan
pelaksanaannya dibutuhkan biaya yang relatif simulasi konsolidasi waktu yang diperpanjang,
mahal dan lamanya waktu pengerjaan sehingga yang berguna untuk melihat prilaku tiang bor
tidak menguntungkan secara ekonomis. dan prilaku tanah dimana untuk
Salah satu metode untuk menganalisis memperhitungkan tingkat keamanan bila
besarnya daya dukung aksial pondasi tiang bor bangunan tersebut mau ditingkatkan atau
pile adalah dengan menggunakan metode ditambah juga uji pembebanan ini dapat
Elemen Hingga (finite element) yaitu dengan melihat kondisi ketidakpastian material tanah,
menggunakan program Plaxis, dimana material beton (tiang bor) di lapangan.
menganalisinya dengan mempergunakan hasil
84
Suhairiani - Roesyanto - Rudi Iskandar

2. Tinjauan Pustaka Namun ada beberapa hal yang harus


2. 1 Pondasi Bore Pile diperhatikan pada waktu pelaksanaan
Pondasi bore pile adalah merupakan salah percobaan pembebanan vertikal (compressive
satu jenis pondasi yang kedalamannya lebih loading test) adalah untuk tiang tiang beton “cast
dari 2 meter dan biasa digunakan pada in place” percobaan dapat dilakukan setelah
konstruksi bangunan-bangunan tinggi, sebab beton mengeras (28 hari) disamping mungkin
penggunaan pondasi bore pile antara lain: bore ada persyaratan lainnya, untuk tiang tiang
pile tunggal dapat digunakan pada tiang yang dipancang (pre cast) ada beberapa
kelompok atau pile cap dengan kedalaman tiang pendapat mengenai kapan tiang dapat di test.
dapat divariasikan, ketika proses pemboran Menurut terzaghi, tiang tiang yang diletakkan
dilakukan getaran tanah yang akan diatas lapisan yang permeable (misal: pasir),
mengakibatkan kerusakan pada bangunan maka percobaan sudah dapat dilakukan 3 (tiga)
yang ada didekatnya dapat dicegah serta tidak hari adalah pemancangan, pada tiang tiang
ada suara yang ditimbulkan selama yang dimasukkan dalam lapisan lanau dan
pelaksanaan pengeboran, dan pondasi bore pile lempung, maka percobaan ini hendaknya
mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap dilakukan setelah pemancangan berumur 1
beban lateral. (satu) bulan, hal lain yang perlu diperhatikan
Pada pondasi bore pile jarak antara tiang adalah berapa panjang tiang menonjol diatas
bor di dalam kelompok tiang akan tanah, pada prinsipnya penonjolan ini harus
mempengaruhi kapasitas daya dukung sependek mungkin untuk menghindari
kelompok tiang. Bila beberapa tiang kemungkinan terjadinya tekuk, untuk loading
dikelompokkan dengan jarak yang saling test yang dilakukan didarat, maka sebanyak
berdekatan maka tegangan tanah akibat tinggi bagian yang menonjol ini tidak boleh
gesekan tiang dengan tanah mempengaruhi lebih dari 1 m, sedangkan loading test yang
daya dukung tiang yang lain. Jarak minimum dilakukan ditengah sungai, dimana air cukup
antara dua tiang adalah: S > 2 D, dimana S = dalam, maka tiang dapat saja menonjol
jarak antara tiang dan D = diameter tiang dan beberapa meter diatas dasar sungai (muka
daya dukung aksial suatu pondasi dalam pada tanah) tetapi dengan catatan harus ada kontrol
umumnya terdiri atas dua bagian yaitu daya terhadap kemudian terjadinya tekuk.
dukung akibat gesekan sepanjang tiang dan Pada percobaan pembebanan pondasi tiang ini
daya dukung ujung (dasar) tiang sebagaimana dilaksanakan berdasarkan standard
di formulasikan dalam bentuk persamaan pembebanan (loading) American Standard for
sebagai berikut testing material ASTM D. 1143-81 dengan
metode slow maintened test. Pada penelitian ini
menggunakan metode pembebanan langsung
(Kentledge System) yaitu dengan menggunakan
Dimana,
beban diatas pondasi tiang yang disusun
Qu = Daya dukung ultimit (Ton)
Qall = Daya dukung izin tiang (Ton) sedemikian rupa dengan total berat yang lebih
Qp= Daya dukung ujung tiang (Ton) besar dari beban tes yang direncanakan. Dan
Qs= Daya dukung gesekan sepanjang tiang (Ton), pergerakan tiang dapat diukur dengan
SF= Faktor keamanan menggunakan satu set Dial Gauges yang
terpasang pada kepala tiang. Toleransi
2.2 Loading Test pembacaan antara satu Dial Gauge lainnya
Tujuan dilakukan percobaan pembebanan adalah 1 mm. Skematis metode pembebanan
vertikal (compressive loading test) terhadap langsung (Kendeledge System) seperti pada
pondasi tiang adalah untuk mengetahui Gambar 1. di bawah ini.
hubungan antara beban dan penurunan
pondasi akibat beban rencana, untuk menguji
bawah pondasi tiang yang dilaksanakan
mampu mendukung beban rencana dan
membuktikan bahwa dalam pelaksanaan tidak
terjadi kegagalan, dan untuk menentukan daya
dukung ultimate nyata (real ultimate bearing
capacity) sebagai kontrol dari hasil perhitungan
berdasarkan formula statis maupun dinamis
Gambar 1. Metode pembebanan langsung
(Hardiyatmo, 2010).
(kentledge system)

Educational Building, Vol. 3. No.1 Juni 2017 85


Analisis Perbandingan Daya Dukung Hasil Loading Test
Pada Bore Pile Diameter Satu Meter Tunggal Dengan Metode Elemen Hingga
Memakai Model Tanah Mohr Coulomb Pada Proyek Crystal Square Medan

2.3 Interpretation Method Kemudian gambar garis horizontal dari


2.3.1 Metoda Davisson (1973) titik perpotongan ini pada kurva sampai
Jika Kurva beban penurunan telah memotong sumbu beban.
diperoleh dari uji beban tiang, dengan metode - Dari perpotongan masing masing kurva,
Davisson dapat diestimasi besarnya beban gambar garis 45° sampai memotong garis
ultimit tiang. Pada jenis tanah lempung lunak, beban selanjutnya.
beban yang menyebabkan keruntuhan tiang - Perpotongan ini jatuh kira kira pada garis
terjadi pada beban yang konstan dengan lurus. Titik yang didapat oleh perpotongan
penurunan yang berlebihan. Akan tetapi, bila dari perpanjangan garis ini pada sumbu
tiang pada pasir tanah tanah campuran atau vertical (beban) adalah beban ultimate.
lempung kaku, penentuan titik keruntuhan Metoda ini mengasumsikan bahwa kurva
tiang pada kurva beban – penurunan menjadi beban – penurunan berupa parabolic. Nilai
agak sulit (Hardiyatmo, 2010). beban keruntuhan yang didapat dari metoda
Penentuan Qu dengan metode Davisson dapat ini seharusnya mendekati 80% dari kenyataan.
dilihat pada Gambar 2 di bawah ini. Hal ini dapat diperlihatkan Gambar 3 di
bawah ini.

Gambar 3. Penentuan Qu dengan Metode


Davisson (1973)

Gambar 3. Grafik hubungan beban dengan


Davisson (1973) mengusulkan cara yang telah
penurunan metode Mazurkiewicz
banyak dipakai saat ini. Cara ini didefinisikan
kapasitas dukung ultimit tiang pada
2.4 Penurunan Tiang Tunggal
penurunan tiang sebesar (lihat Gambar 2)
Menurut Poulus dan Davis (1980)
penurunan jangka panjang untuk pondasi tiang
tunggal tidak perlu ditinjau karena penurunan
Dimana, tiang akibat konsolidasi dari tanah relatif kecil.
d = Diameter / lebar Tiang (mm) Hal ini disebabkan karena pondasi tiang
dr= 1 ft = 300 mm direncanakan terhada kuat dukung ujung dan
Q = Beban yang bekerja Pada Tiang kuat dukung friksinya atau penjumlahan dari
D= Kedalaman Tiang (mm) keduanya (Hardiyatmo, 2010).
A= Luas Penampang Tiang (mm2) Perkiraan penurunan tiang tunggal dapat
E = Modulus Elastis Tiang (Mpa) dihitung berdasarkan:
a. Untuk tiang apung atau tiang friksi
= 200000 Mpa, untuk Baja
= 15200 σr ( f’c/σr )0.5, dan (2.4)
σr = 0.1 Mpa = 100 Kpa (2.5)

2.3.2 Metode Mazurkiewicz (1972) b. Untuk Tiang Dukung Ujung


Metode ini diasumsikan bahwa dengan (2.6
kapasitas tahanan terbesar (ultimate) akan (2.7)
didapatkan dari beban yang berpotongan,
diantaranya beban yang searah sumbu tiang Dimana,
untuk dihubungkan beban dengan titik-titik S = Penurunan untuk tiang tunggal (mm)
dari posisi garis terhadap sudut 45° pada beban Q= Beban yang bekerja (ton)
sumbu yang berbatasan dengan beban (Prakash Io = Faktor pengaruh penurunan untuk tiang yang
dan Sharma, 1990). Prosedur untuk menetukan tidak mudah mampat (Gambar 4)
beban ultimate menggunakan metode ini Rk= Faktor koreksi kemudah mampatan tiang
adalah sebagai berikut: (Gambar 5)
- Plot Kurva Beban – Penurunan Rh = Faktor koreksi untuk ketebalan lapisan yang
- Pilih sejumlah penurunan dan gambarkan terletak pada tanah keras (Gambar 6)
garis verikal yang memotong kurva. Rμ = Faktor koreksi angka Poisson μ (Gambar 7)

Educational Building, Vol. 3. No.1 Juni 2017 86


Suhairiani - Roesyanto - Rudi Iskandar

Rb= Faktor koreksi untuk kekakuan - Pondasi tiang dengan tahanan gesek (friction
lapisanpendukung (Gambar 8) pile)
h = Kedalaman total lapisan tanah dari ujung tiang Jenis tiang ini akan meneruskan beban ke
ke muka tanah (mm), dan tanah melalui gesekan antara tiang dengan
D = Diameter tiang (mm) tanah di sekelilingnya. Bila butiran tanah
sangat halus tidak menyebabkan tanah di
antara tiang - tiang menjadi padat, sedangkan
bila butiran tanah kasar maka tanah di antara
tiang akan semakin padat, dan gaya gesekan
ini akan bekerja bila displacement yang terjadi
masih dalam ambang batas 0.4 % dari
diameter pile. Seperti yang terlihat pada
skema Gambar 10 dibawah ini.

Pada Gambar 4, 5, 6, 7, dan 8, K adalah suatu


ukuran kompresibilitas relatif dari tiang dan Gambar 10. Skema kurva transfer beban friction
tanah yang dinyatakan oleh persamaan:
2.6 Elemen Hingga Program Plaxis
(2.8) FEM untuk geoteknik berbeda dengan
yang lain pada program tertentu jenis
(2.9) elemennya dipisahkan antara elemen linier
untuk respon tekanan air pori dan kwadratic
K= Faktor kekakuan tiang. untuk respon tegangan-regangan pada butiran
Ep = Modulus elastisitas dari bahan tiang (Mpa), dan tanah dan ada juga yang menyamakannya.
Es = Modulus elastisitas tanah disekitar tiang (Mpa). Analisa dengan metode Elemen Hingga pada
rekayasa geoteknik umumnya merupakan
2.5 Pentransferan Beban analisa yang kompleks, sehingga penyelesaian
Berdasarkan cara penyaluran bebannya dengan perhitungan manual dan metode eksak
ketanah, pondasi tiang dibedakan yaitu: akan sangat sulit dilakukan. Untuk itu
- Pondasi tiang dengan tahanan ujung (end penggunaan salah satu program komputer
bearing pile) yang umum dipergunakan dalam komputasi
Tiang ini akan meneruskan beban melalui rekayasa geoteknik adalah Plaxis.
tahanan ujung tiang ke lapisan tanah Plaxis adalah program Elemen Hingga
pendukung. Umumnya tiang dukung ujung (finite element program) untuk aplikasi geoteknik
berada dalam zona tanah yang lunak yang yang mana model model tanah digunakan
berada diatas tanah keras, dan suatu tiang untuk mensimulasikan prilaku tanah. Sebelum
yang dibebani oleh suatu beban maka akan melakukan perhitungan dengan program
tejadi adanya gaya tahanan ujung (end Elemen Hingga terlebih dahulu harus dipahami
bearing), gaya tahanan ujung ini akan bekerja teori tentang pemodelan tanah yang akan
bila displacement yang terjadi masih diatas 0.4 dipilih. Kesalahan dalam pemilihan model
% diameter pile dan dalam ambang batas 6 % tanah dapat mengakibatkan kekeliruan
dari diameter pile. Dan bila displacement yang terhadap hasil perhitungan yang diperoleh.
terjadi pada suatu tiang masih berada dalam parameter model yang dapat dipergunakan
0.4% dari diameter pile, maka end bearing adalah Plane Strain dan Axisymmetris. Pada
belum terjadi atau belum tercapai. Seperti penelitian ini parameter model yang digunakan
yang terlihat pada skema Gambar 9 dibawah adalah Axisymmetris, dimana model
ini. Axisymmetris dipergunakan untuk struktur
sirkular dengan tanah arah radial dianggap
seragam, dimana deformasi dan tegangan
diasumsikan sama di semua arah radial. Pada
model ini sumbu x merepresentasikan radius
Gambar 9. Skema kurva transfer beban endbearing dan sumbu y disamakan dengan sumbu simetri

Educational Building, Vol. 3. No.1 Juni 2017 87


Analisis Perbandingan Daya Dukung Hasil Loading Test
Pada Bore Pile Diameter Satu Meter Tunggal Dengan Metode Elemen Hingga
Memakai Model Tanah Mohr Coulomb Pada Proyek Crystal Square Medan

aksial pemodelan. Ilustrasi permasalahan Tinggi dan bangunan bangunan lain milik
Axisymmetris tersebut dapat dilihat pada pemerintah maupun milik masyarakat.
Gambar 11 dibawah ini. Untuk meneruskan/mentransfer beban
Y
dari bagian struktur atas dan bangunan atas
(upper structures/super structures) kelapisan
tanah dibawahnya hingga mencapai daya
dukung yang diinginkan, maka diperlukan
suatu bagian konstruksi bangunan bawah (sub
structures) yang disebut dengan pondasi, dalam
X hal ini direncanakan menggunakan pondasi
tiang bor.
Dalam proyek ini dipergunakan pondasi
tiang bor dengan panjang bore pile 23,3 meter,
Gambar 11. Gambar ilustrasi permasalahan berdiameter satu meter, dengan beban kerja
Axisymmetris loading 415 ton dan beban maksimum loading
test 830 ton, dengan metode pembebanan
Untuk menghitung korelasi beban vertikal Kentledge System (beban langsung) berdasarkan
batas (ultimit) dengan displacement yang terjadi prosedur Slow Maintened Loading dengan
pada suatu tiang bor beton dengan Elemen beracuan ASTM D 1143-81 berdasarkan jenis
Hingga model tanah yang digunakan adalah pembebanan static axial compressive loading.
model Mohr-Coulomb dengan analisis Data yang diperoleh pada studi kasus ini
Axisymetric. Hasil permodelan Elemen Hingga adalah data boring tanah asli sebanyak 1 titik,
dengan program Plaxis dibandingkan dengan data Sondir tanah asli sebanyak 4 titik, dan data
pengujian lapangan (loading test). loading test sebanyak 2 titik tiang bore pile. Dari
Pada model Mohr Coulomb mengasumsikan data boring dan sondir yang ada diambil
prilaku tanah bersifat plastis sempurna dengan hanya sebanyak 1 titik yang paling dekat
menetapkan suatu nilai tegangan batas dimana dengan tiang bore yang diadakan loading test.
pada titik tersebut tegangan tidak lagi
dipengarui oleh regangan. Input parameter 3.2 Studi kasus: Loading Test bore Pile
meliputi Modulus young (Es), Poison rasio (ν), Diameter Satu Tunggal Di Crystal Square
Kohesi (c), Sudut geser (Ø) dan Sudut Dilatansi Medan
(Ψ). Pemodelan pada studi ini dilakukan
Pada Plaxis versi 8.2 yang dipergunakan dengan bantuan program Plaxis dimana secara
terdapat dua opsi Elemen Hingga yaitu elemen garis besar Pemodelan geometrik yang
yang memiliki 6 titik nodal atau elemen yang dilakukan terhadap tanah dan tiang adalah
memiliki 15 titik nodal, dimana tiap nodal model Axysimetris yaitu model tanah yang
memiliki 2 degree of freedom (DOF), dan disini memperhitungkan (menggambarkan)
penulis menggunakan 15 titik nodal dimana seperempat dari kondisi sebenarnya, dengan
untuk memperoleh perhitungan yang lebih pemilihan model tanah, dimana model tanah
akurat, akan tetapi akan menghasilkan yang dipilih adalah model Mohr Coulomb.
persamaan numerik yang lebih kompleks. Kemudian setelah, memodelkan geometrinya
dilakukan pemasukan-parameter parameter
3. Metodologi Penelitian tanah yang didapat dari hasil penyelidikan
3.1 Tinjauan Daerah Penelitian tanah kedalam program Plaxis. Gambar 11
Proyek Crystal Square adalah menunjukkan pemodelan Elemen Hingga
pembangunan Bangunan Hotel dan tanah di modelkan dalam 11 lapisan tanah
Perkantoran berlantai 16 yang terdiri dari 13 dengan 1 pemodelan tiang dengan pemberian
lantai bangunan dan 3 lantai basement. beban secara bertahap, pemodelan ini, di
Ketingggian bangunan adalah 65 meter serta modelkan mengikuti parameter tanah yang ada
kedalaman basement adalah 9 meter dari muka di lapangan. Data masukan yang digunakan
tanah. pada pemodelan Elemen Hingga adalah
Proyek Crystal Square terletak di jalan Imam pemasukan data dilakukan dengan proses
bonjol No. 6. Medan. Di daerah sekitar lokasi pembentukan model geometrik, dimana
proyek terdapat beberapa bangunan penting struktur tanah yang hendak dihitung digambar
seperti Gedung Bank Mandiri, Rumah Sakit terlebih dahulu, dengan lebar dimabil 20 D (D=
Malahayati, Gedung HSBC, Kantor Pengadilan diameter bore pile), kemudian pemilihan model

Educational Building, Vol. 3. No.1 Juni 2017 88


Suhairiani - Roesyanto - Rudi Iskandar

material properties yang digunakan, dimana dari hasil penyelidikan tanah, dimana hasil
pemilhan tersebut adalah jenis tiang yang pengujian SPT, Sondir serta hasil Laborotorium
digunakan, penggunaan jenis beban yang diatas didapat hasil daya dukung Sondir lebih
digunakan, dan pemasukan elemen interface, besar daripada hasil pengujian SPT dan hasil
memasukkan nilai parameter, dimana nilai Laborotorium. serta berdasarkan hasil daya
pemasukan parameter, pemilihan mesh serta dukung loading test nilai daya dukung ultimit
penentuan kondisi batas termasuk muka air untuk 2 metode diatas nilainya hampir
tanah sebesar 2.5 m dari permukaan tanah. mendekati antara yang menggunakan metode
Seperti yang terlihat pada Gambar 3.1 dibawah Davisson maupun yang menggunakan metode
ini: Mazurkiewicz

4.2 Pentransferan Beban


Dari skema Gambar (10) dapat dibuat kurva
transfer beban friksi seperti pada Gambar 12 di
bawah ini:

Gambar 11. Pemodelan lapisan tanah dan tiang

Gambar 12. Kurva transfer beban friksi


Pada pemodelan Elemen Hingga, terdapat 2
Pada Gambar 12 menggambarkan gaya
pembagian titik nodal, dimana penggunaan 6
gesekan ini akan bekerja bila displacement yang
titik nodal dan 15 titik nodal, bila kita
terjadi masih dalam ambang batas 0.4 % dari
menggunakan 6 nodal, maka hasil penurunan
diameter pile (skema Gambar 10) atau
yang didapat belum mendekati dengan
displacement yang terjadi sebesar 4 mm.
keadaan di lapangan, sehingga penulis
Pada gedung Crystal Square, pentransferan
memakai pengunaan 15 titik nodal.
beban friksi terjadi atau dimulai dari pemberian
Kemudian setelah selesai pembentukan mesh,
beban pertama 0 (nol) ton sampai beban 415
tahap berikutnya penentuan initial condition
ton. Atau terjadi pada saat cycle ke-3 dengan
yang meliputi penentuan muka air tanah, initial
beban 100 % dari working load. Penurunan
stress, kemudian dilakukan perhitungan
tersebut terjadi ditentukan oleh perlawanan
dengan terlebih dahulu memasukkan data data
gesek antara dinding tiang dan tanah
pembebanan.
disekitarnya dimana tahanan gesek tersebut
juga dipengarui oleh pengaruh konsolidasi
4. Pembahasan
lapisan tanah. Dan tiang pada kondisi ini masih
4.1 Perumusan Analitis
mengalami keadaan deformasi elastis.
Dari perumusan analitis maka untuk daya
Dan dari skema Gambar (9) diperoleh kurva
dukung ultimit direncanakan sebesar 830 ton,
transfer beban tahanan ujung seperti pada
hasil data penyelidikan tanah (pengujian SPT,
Gambar 13 dibawah ini:
sondir serta hasil laborotorium) serta uji
pembebanan tiang di lokasi Crystal Square,
untuk kedalaman tiang bor sebesar 23.3 meter:
Tabel 1.: Daya dukung ultimit data
penyelidikan tanah

Gambar 13 Kurva transfer beban tahanan ujung

Educational Building, Vol. 3. No.1 Juni 2017 89


Analisis Perbandingan Daya Dukung Hasil Loading Test
Pada Bore Pile Diameter Satu Meter Tunggal Dengan Metode Elemen Hingga
Memakai Model Tanah Mohr Coulomb Pada Proyek Crystal Square Medan

Pada Gambar 13 menggambarkan kurva gaya Dari Gambar 13 dapat kita lihat bahwa
tahanan ujung yang terjadi pada suatu tiang. hubungan beban dan penurunan antara loading
Gaya tahanan ujung ini akan bekerja bila test di lapangan dengan Elemen Hingga ASTM
displacement yang terjadi dalam ambang batas 6 dengan Elemen Hingga yang dikonsolidasikan
% dari diameter pile (Skema Gambar 9) atau 7 hari dapat dianalisa:
displacement yang terjadi sebesar 60 mm. - Semakin besar beban yang diberikan, maka
Pentransferan beban tahanan ujng ini terjadi semakin besar penurunan yang terjadi.
atau dimulai dari pemberian beban pertama 0 - Semakin Lama waktu yang diberikan atau
(nol) ton sampai beban maksimum atau 830 semakin lama konsolidasi, maka penurunan
ton. Pada pentransferan beban tahanan ujung yang terjadi juga semakin besar dan ini
ini, umumnya tiang berada dalam zona tanah terjadi pada pemodelan Elemen hingga yang
yang lunak yang berada diatas tanah keras. dikonsolidasi 7 hari.
Tiang ini dipancang atau di bor sampai - Dari Grafik 13 dapat dilihat bahwa
mencapai batuan dasar atau lapisan keras lain penurunan permananen (rebound plastis)
agar tidak mengakibatkan penurunan yang terbesar terjadi pada saat pemberian
berlebihan, dan juga kapasitas tiang konsolidasi 7 hari, ini bisa disebabkan
sepenuhnya ditentukan dari tahanan dukung karena waktu yang diberikan lebih lama
lapisan keras yang berada dibawah ujung tiang. dari waktu yang ditetapkan atau sesuai
Dan tiang pada kondisi ini, sudah dalam ASTM D1143/81.
keadaan plastis. - Penggunaan nilai korelasi modulus
Dan pada tiang bor proyek Crystal Square ini elastisitas yang di input pada pemodelan
sudah terjadi pentransferan beban, baik itu tanah juga sangat mempengarui pendekatan
beban friction maupun beban end bearing. hasil penurunan dengan penurunan yang
dihasilkan di lapangan.
4.3 Model lapisan
5. Kesimpulan dan Saran
Tabel 2 menunjukkan parameter - parameter 5.1 Kesimpulan
yang digunakan dalam analisis pada program Kesimpulan dibuat berdasarkan dari diskusi
Plaxis tentang hasil pemodelan Elemen Hingga yang
menggunakan model Mohr Coulomb untuk
konsolidasi 7 hari dengan pemodelan Elemen
Hingga yang menggunakan model Mohr
Coulomb ASTM yang dihasilkan dari program
Plaxis, beberapa kesimpulan yang dapar
dipaparkan dari analisa tersebut antara lain:
1. Daya Dukung Ultimit dari Output
Pemodelan Elemen Hingga model Mohr
4.4 Analisis Perbandingan Hasil Loading Test Coulomb konsolidasi 7 hari (630 ton), lebih
Jika hubungan antara beban dengan penurunan
kecil dari hasil Pemodelan Elemen Hingga
hasil loading test dibandingkan dengan hasil
model Mohr Coulomb ASTM (730 ton) dan
hubungan antara beban dengan penurunan hasil
pemodelan Elemen Hingga (ASTM) dengan yang hasil dari Loading Test (791,5 ton).
dikonsolidasi 7 hari akan menampilkan seperti 2. Dari Hasil Penyelidikan tanah, dimana
Gambar 14 dibawah ini: hasil Pengujian SPT, Sondir serta Hasil
Laborotorium diatas didapat hasil Daya
dukung Sondir (1182,48 Ton) lebih besar
daripada Hasil Pengujian SPT (780,777
Ton) dan Hasil laborotorium (955,989
Ton). Serta berdasarkan Hasil daya
dukung Loading Test Nilai daya Dukung
Ultimit untuk 2 metode nilainya hampir
mendekati antara yang menggunakan
metode Davisson (741 Ton) maupun yang
menggunakan metode Mazurkiewicz (842
Gambar 13. Grafik Hubungan Beban dan Ton).
Penurunan antara Loading Test di lapangan dengan
3. Perbandingan Hasil Perhitungan antara
Elemen Hingga ASTM dengan Elemen Hingga yang
dikonsolidasikan 7 hari
Loading Test dengan hasil perhitungan
pemodelan Elemen Hingga:
Educational Building, Vol. 3. No.1 Juni 2017 90
Suhairiani - Roesyanto - Rudi Iskandar

- Penurunan permanen di kepala tiang penyelidikan tanah yang teliti serta korelasi
dari pemodelan Elemen Hingga model parameter yang digunakan dalam pemodelan
Mohr Coulomb konsolidasi 7 hari (11.55 agar diperoleh data yang sesuai dengan kondisi
mm), lebih besar dari hasil pemodelan tanah yang sebenarnya.
Elemen Hingga model Mohr Coulomb
ASTM (11.03 mm) dan hasil dari Loading
Test (10.59 mm), hal ini bisa dipengarui
oleh waktu yang diberikan lebih lama
dari waktu yang ditetapkan atau sesuai Daftar Pustaka
ASTM D1143/81, dan juga bisa
dipengarui oleh keadaan tanah pada American Standart Test Method, 2010, Annual
ujung tiang, dimana pada ujung tiang Book of ASTM Standart, Section Four
bor terdapat lapisan tanah pasir yang Construction, Barr Harbor.
menyebabkan tingkat elastisitas yang Bowles, J.E., 1998, Analisis dan Desain Pondasi,
terjadi menjadi kecil. Jilid 2 Edisi Keempat, Erlangga, Jakarta
- Rebound elastis Maksimum dari Das, B.M., 1999, Principle of Foundation Engineering,
Pemodelan Elemen Hingga model Mohr 4nd Edition, PWS - KENT Publishing
Coulomb konsolidasi 7 hari (13.4 mm), Company, Boston.
lebih kecil dari hasil Pemodelan Elemen Napitu, E., 2007, Kajian Daya Dukung Dan
Hingga model Mohr Coulomb ASTM Penurunan Tiang Pancang Beton
(13.78 mm) dan hasil dari Loading Test Berdasarkan Data Lapangan, Laborotorium
(14.15 mm). Dan Menggunakan Program Plaxis di
- Penurunan maksimum saat beban Sepanjang Sungai Percut Sematera Tesis,
maksimum dari pemodelan Elemen Pascasarjana Universitas Sumatera
Hingga model Mohr Coulomb konsolidasi Utara, Medan.
7 hari (24.95 mm), lebih besar dari hasil Hardyatmo, H.C., 2010, Teknik Pondasi, jilid 1
Pemodelan Elemen Hingga model Mohr dan 2, Penerbit Gramedia, Jakarta.
Coulomb ASTM ( 24.81 mm) dan hasil Hardyatmo, H.C., 2010, Mekanika Tanah, jilid 1
dari Loading Test (24.74 mm), karena dan 2, Penerbit Gramedia, Jakarta.
semakin besar beban dan waktu yang Logan, D.L., 1992, A First Course In The Finite
diberikan, semakin lama waktu dan Element Method, 2nd Edition, PWS-
konsolidasi yang terjadi. KENT Publishing Company, Boston.
4. Menurut ASTM D-1143-81 prosedur Manual PLAXIS Version 8,2
Standard Loading Test untuk pondasi Poulos, H.G., & Davis, E.H., 1940, Pile
adalah 200 % dari angka keamanan Foundation Analysis And Design, John
penurunan diambil 25.4 mm. Dan pada Willey dan Sons, Sydney.
kasus Crystal Square tiang bor dalam Prakash, S.H., & Sharma, D., 1990, Pile
keadaan Aman. Foundations In Engineering Practice,
5. Jumlah Tiang Bor yang terpasang di John Willey dan Sons, Inc. Canada.
Proyek Crystal Square ini berjumlah 319 Iskandar, R., 2002, Beberapa Kendala Teori
tiang dan hanya 3 tiang yang melakukan Perhitungan Daya Dukung Aksial Pondasi
uji pembebanan, dimana 2 tiang diadakan Dalam, USU, Sumatra Utara.
uji pembebanan vertikal (compressive Sinaga, S., 2009, Analisa Daya Dukung Dan
Loading Test) dan 1 tiang melakukan uji Penurunan Bore Pile Tunggal Dengan
pembebanan horizontal (lateral Loading Menggunakan Model Tanah Mohr
Test), ini berarti hanya 0.94 % dari tiang Coulomb Pada Proyek City Hall Town
yang di loading.Ddan penglodingan di Square, Tesis, Sekolah Pascasarjana
Proyek Crystal Square dilakukan pada Universitas Sumatera Utara, Medan.
umur beton 28 hari. Sirait, K., 2005, Laporan Percobaan Pembebanan
Vertikal Proyek Pembangunan Hotel Dan
Perkantoran Crystal Square, PT .Perintis
5.2 Saran Pondasi Teknotama, Medan.
Pada pemodelan Elemen Hingga yang Sosrodarsono, S., 1984, Mekanika Tanah dan
menggunakan model Mohr Coulomb untuk Teknik Pondasi, Penerbit PT. Pradnya
konsolidasi 7 hari dengan pemodelan Elemen Paramita, Jakarta.
Hingga yang menggunakan model Mohr
coulomb ASTM diharapkan adanya

Educational Building, Vol. 3. No.1 Juni 2017 91


Analisis Perbandingan Daya Dukung Hasil Loading Test
Pada Bore Pile Diameter Satu Meter Tunggal Dengan Metode Elemen Hingga
Memakai Model Tanah Mohr Coulomb Pada Proyek Crystal Square Medan

Thomlison, M.J., 1977, Pile Design and


Construction Practice, Viewpoint
Publications.
Wesley, L.D., 1977, Mekanika Tanah, Penerbit
Pekerjaan Umum, Jakarta.

Educational Building, Vol. 3. No.1 Juni 2017 92

Anda mungkin juga menyukai