NURSING MANAGEMENT
Oleh:
NAMA :
NIM :
SEMESTER :
KELAS / KELOMPOK :
TUTOR :
2
VISI MISI
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
VISI
Menjadi program studi ilmu keperawatan/ profesi ners berdasarkan nilai keagamaan,
kewirausahaan, dan keperawatan di tingkat nasional pada tahun 2025
MISI
1. Menyelenggarakan pendidikan keperawatan/ profesi ners yang mengintegrasikan
nilai keagamaan, kewirausahaan, dan keperawatan
2. Mengembangkan penelitian dan melaksanakan pengabdian masyarakat yang
bermutu dibidang keperawatan
3. Mengembangkan program studi keperawatan/ profesi ners dengan tata kelola yang
baik berorientasi pada nilai keagamaan dan kewirausahaan
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala
Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga tim penyusun dapat menyelesaikan Modul Manajemen
Keperawatan, untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan panduan praktikum
Mahasiswa Keperawatan STIKES Widyagama Husada.
Modul ini bertujuan untuk membantu mahasiswa dalam melaksanakan praktikum
mata kuliah Manajemen Keperawatan dalam bentuk metode pembelajaran problem bassed
learning guna meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam melakukan tindakan
keperawatan.
Penyusun menyadari adanya kekurangan dalam buku ini, sehingga saran dan kritik
pembaca diperlukan guna penyempurnaan buku berikutnya.
Malang, 2020
Tim Penyusun
4
DAFTAR ISI
Contents
MODUL PRAKTIKUM .......................................................................................................................... 1
VISI MISI................................................................................................................................................ 3
DAFTAR ISI........................................................................................................................................... 5
PRAKTIKUM 1 ...................................................................................................................................... 8
PRAKTIKUM 2 .................................................................................................................................... 12
PRAKTIKUM 3 .................................................................................................................................... 18
PRAKTIKUM 4 .................................................................................................................................... 22
PRAKTIKUM 5 .................................................................................................................................... 27
PRAKTIKUM 6 .................................................................................................................................... 35
PRAKTIKUM 7 .................................................................................................................................... 42
5
FORMULIR PEMBERIAN OBAT ..................................................................................................... 72
LAMPIRAN .......................................................................................................................................... 73
6
KETENTUAN UMUM
B. Ketentuan
1. Pelaksanaan praktikum dilaksanakan sesuai jadwal kuliah praktikum manajemen
keperawatan.
2. Apabila jadwal praktikum ada yang bertepatan dengan Hari Libur Nasional, maka
perwakilan kelompok diharapkan melapor kepada tutor masing-masing dan mencari
hari lain praktikum sesuai dengan kesepakatan dengan fasilitator.
3. Mahasiswa dibagi menjadi 4 kelompok setiap kelasnya.
4. Setiap mahasiswa wajib mengikuti kegiatan praktikum (100% kehadiran) sesuai
dengan jadwal kelompoknya, apabila berhalangan hadir diharapkan mencari
pengganti pada hari tersebut dengan melapor kepada tutor masing-masing.
5. Batas minimal nilai kelulusan skills lab adalah 68 untuk semua keterampilan.
6. Setiap kelompok mengingatkan ke masing-masing fasilitator pelaksanaan praktikum
minimal 2 hari sebelumnya.
7. Setiap mahasiswa wajib membawa modul praktikum setiap kali praktikum
dilaksanakan.
8. Setiap mahasiswa wajib mentaati tata tertib praktikum.
9. Ketentuan ujian praktikum akan dijelaskan lebih lanjut pada akhir pelaksaan
praktikum.
10. Materi ujian praktikum sama dengan materi praktikum.
11. Apabila tidak lulus ujian skills lab, mahasiswa mendapat kesempatan untuk ujian.
12. Remedial satu kali diakhir blok. Jika masih gagal, mahasiswa yang bersangkutan
harus mengulang blok/SA (Semester Antara).
7
PRAKTIKUM 1
ORIENTASI PASIEN
A. Mata Kuliah
Nursing Management
C. Referensi
1. Marquis, BL & Huston, C.J (2010), Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan.
Teori dan Aplikasi Edisi 4. Alih bahasa: Widyawati dan Handayani. Jakarta :
EGC.
2. Nursalam (2015), Manajemen Keperawatan. Aplikasi dalam Praktek
Keperawatan Profesional Edisi 5. Jakarta : Salemba Medika.
3. Tappen, R.M., (1995). Nursing Leadership and Management. Concept and
Practice. (3 rd edition). Philadelpia: F.A. Davis Company.
D. Dasar Teori
Orientasi pasien baru adalah proses penerimaan pasien baru dan keluarganya untuk
membina hubungan saling percaya dan informasi awal berkaitan dengan proses
perawatannya. Orientasi dilakukan saat pertama kali klien datang (24 jam pertama)
dan kondisi klien sudah tenang. Orientasi dilakukan oleh PP dan bisa digantikan oleh
PA bila PP tidak berada ditempat. Selanjutnya orientasi harus dilengkapi kembali
oleh PP dan dapat diulang kembali minimal setiap 2 hari oleh PP atau yang mewakili
(Marquis & Huston, 2010).
8
ALUR PENANGANAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP
TERAPI/IMPLEMENTASI
DISCHARGE PLANNING
Indikator pemulangan – Kebutuhan paska rawat
Penyiapan Keluarga
ADMINISTRASI/KEUANGAN
F. Patunjuk Umum
1. Buat alur cerita dan naskahnya per kelompok.
2. Bagi kelompok kalian : ada yang menjadi kepala ruang, ketua tim / perawat
primer dan perawat pelaksana.
3. Role play kan naskah yang telah kalian buat !
G. Keselamatan Kerja
1. Pusatkan perhatian pada pekerjaan yang akan dilakukan.
2. Harap mencatat semua data yang didapatkan dari klien ke dalam dokumen
asuhan keperawatan klien.
9
3. Perhatikan privacy klien.
H. Langkah Kerja
No PROSEDUR PELAKSANAAN GAMBAR
1 Informasi awal dari unit lain.
3 Mengucapkan salam.
10
I. Evaluasi Praktikum
1. Mahasiswa mampu melakukan orientasi pasien baru dengan sempurna.
2. Mahasiswa mampu mendemonstrasikan peran dan fungsinya masing-masing
dengan baik.
3. Mahasiswa wajib berlatih dengan menggunakan panduan modus praktikum pada
jam praktikum mandiri.
J. Tugas
1. Jelaskan kapan dilakukan orientasi pasien baru !
2. Jelaskan peran dan fungsi pada saat orientasi pasien baru pada;
a. Kepala ruang
b. Ketua tim/perawat primer
c. Perawat pelaksana
11
PRAKTIKUM 2
TIMBANG TERIMA/OPERAN/HAND OVER
DENGAN METODE SBAR
A. Mata Kuliah
Nursing Management
C. Referensi
1. Marquis, BL & Huston, C.J (2010), Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan.
Teori dan Aplikasi Edisi 4. Alih bahasa: Widyawati dan Handayani. Jakarta :
EGC.
2. Gilles, D. A (2000). Nursing management. A sistem approach (third edition).
Philadelphia, WB Saunders Company.
3. Nursalam (2015), Manajemen Keperawatan. Aplikasi dalam Praktek
Keperawatan Profesional Edisi 5. Jakarta : Salemba Medika.
4. Berman, A., Synder, S., Kozier, B. & Erb, G. (2009). Buku Ajar Praktik
Keperawatan Klinis. Ed : 5. Penj: Meiliya, E., Wahyuningsih, E. & Yulianti, D. Ed:
Ariani, F. Jakarta: ECG.
D. Dasar Teori
Timbang terima (operan) adalah suatu cara dalam menyampaikan dan
menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien. Biasanya terjadi
saat laporan dinas pagi ke sore, dari dinas sore ke dinas malam dan dari dinas
malam ke dinas pagi. Pada saat operan, penting dilakukan agar tercapai asuhan
keperawatan yang komprehensif (Berman, A., Snyder., Kozier & Erb, 2009).
Operan merupakan sistem kompleks yang didasarkan pada perkembangan
sosio-teknologi dan nilai-nilai yang dimiliki perawat dalam berkomunikasi. Operan
shif berperan penting dalam menjaga kesinambungan layanan keperawatan selama
12
24 jam (Gillies, 2000). Tujuan komunikasi selama operan adalah untuk membangun
komunikasi yang akurat, reliabel (Gillies, 2000), tentang tugas-tugas yang akan
dilanjutkan oleh staf pada shif berikutnya agar layanan keperawatan bagi pasien
berlangsung aman dan efektif, menjaga keamanan, kepercayaan dan kehormatan
pasien, mengurangi kesenjangan dan ketidakakuratan perawatan, serta memberi
kesempatan perawat meninggalkan pelayanan langsung (Nursalam, 2015).
Hal-hal yang perlu diperlukan dalam operan (nursalam, 2015):
1. Dilaksanakan tepat pada saat pergantian shif.
2. Dipimpin oleh kepala ruangan atau penanggung jawab pasien (PP).
3. Diikuti oleh semua perawat yang telah dan yang akan dinas.
4. Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematis dan
menggambarkan kondisi pasien saat ini serta menjaga kerahasiaan pasien.
5. Operan harus berorientasi pada permasalahan pasien.
6. Pada saat operan dikamar pasien, menggunakan volume suara yang cukup
sehingga pasien disebelahnya tidak mendengar sesuatu yang rahasia bagi klien.
Sesuatu yang dianggap rahasia sebaiknya tidak dibicarakan secara langsung
didekat pasien.
7. Sesuatu yang mungkin membuat klien terkejut dan shock sebaiknya dibicarakan
di nurse station.
PEDOMAN Operan
Waktu Kegiatan : Awal pergantian shif (pukul 07.30, 14.00, 21.00)
Tempat : Nursing station/Ruang Perawat
Penanggung Jawab : Kepala Ruangan/PJ Shift
Kegiatan :
1. Karu/PJ shift membuka acara dengan salam
2. PJ shift mengoperkan menyampaikan :
a. Kondisi / keadaan pasien : Dx keperawatan, Tuk yang sudah dicapai, tindakan yang
sudah dilaksanakan, hasil asuhan
b. Tindak lanjut untuk shift berikutnya
3. Perawat shift berikutnya mengklarifikasi penjelasan yang sudah disampaikan
4. Karu memimpin ronde ke kamar pasien
5. Karu merangkum informasi operan, memberikan saran tindak lanjut
6. Bersalaman
13
Alur Timbang terima
Pasien
Rencana tindakan
Perkembangan keadaan
klien
Masalah:
Teratasi
Belum
Sebagian
Baru
14
E. Bahan, Peralatan dan Perlengkapan
1. Kostum / pakaian sesuai pasien
2. Format dokumentasi sesuai kebutuhan
3. Instrument / bahan tindakan keperawatan sesuai kebutuhan
4. Setting bed pasien dan nurse station
F. Petunjuk Umum
1. Buat alur cerita dan naskah nya per kelompok
2. Bagi kelompok kalian : ada yang menjadi kepala ruang, ketua tim / perawat
primer dan perawat pelaksana
3. Role play kan naskah yang telah kalian buat !
G. Keselamatan Kerja
1. Pusatkan perhatian pada pekerjaan yang akan dilakukan
2. Bagi perawat yang melaporkan, harap membawa dokumentasi asuhan
keperawatan tindakan yang telah dilakukan saat operan
3. Bagi perawat yang mendapatkan laporan, harap mendengarkan dan mencatat
tindakan apa yang akan diberikan selanjutnya kepada klien
4. Gunakan bahan, peralatan dan perlengkapan sesuai dengan fungsinya
H. Langkah Kerja
No PROSEDUR PELAKSANAAN GAMBAR
Tahap Persiapan
1 Kedua kelompok sudah siap
Tahap Pelaksanaan
2 Timbang terima dilaksanakan setiap
pergantian shif
3 Dari nurse station perawat berdiskusi untuk
melaksanakan timbang terima dengan
mengkaji secara komprehensif yang
berkaitan tentang masalah keperawatan,
15
rencana tindakan yang sudah dan belum
dilakukan serta hal penting lainnya.
NO PROSEDUR PELAKSANAAN GAMBAR
4 Setelah operan di nurse station, perawat
melakukan operan secara langsung ke bed
pasien untuk memastikan penyerahan pasien
dari perawat sebelumnya ke perawat yang
berdinas selanjutnya.
5 Hal yang bersifat khusus dan memerlukan
perincian yang lengkap dicatat secara khusus
untuk kemudian diserahkan kepada perawat
jaga berikutnya.
6 Hal yang perlu diberitahukan dalam timbang
terima: Identitas dan diagnosa medis,
masalah keperawatan, tindakan yang sudah
dan belum dilakukan, intervensi.
Tahap Evakuasi
7 Dokumentasikan hasil operan dengan
lengkap dan jelas.
I. EVALUASI PRAKTIKUM
1. Mahasiswa mampu melakukan operan dengan sempurna
2. Mahasiswa mampu mendemostrasikan peran dan fungsinya masing-masing
dengan baik
3. Mahasiswa mampu membangun team work yang solid
4. Mahasiswa wajib berlatih dengan menggunakan panduan modul praktikum pada
jam praktikum mandiri
J. Tugas
1. Jelaskan apa saja yang harus disampaikan pada saat melakukan timbang terima
(operan) !
2. Jelaskan peran dan fungsi :
a. Kepala Ruang
16
b. Ketua tim / perawat primer
c. Perawat pelaksana
17
PRAKTIKUM 3
KOMUNIKASI DENGAN METODE SBAR
A. Mata Kuliah
Nursing Management
C. Referensi
1. Marquis, BL & Huston, C.J (2010), Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan.
Teori dan Aplikasi Edisi 4. Alih bahasa: Widyawati dan Handayani. Jakarta : EGC.
2. Gilles, D. A (2000). Nursing management. A sistem approach (third edition).
Philadelphia, WB Saunders Company.
3. Nursalam (2015), Manajemen Keperawatan. Aplikasi dalam Praktek Keperawatan
Profesional Edisi 5. Jakarta : Salemba Medika.
4. Berman, A., Synder, S., Kozier, B. & Erb, G. (2009). Buku Ajar Praktik
Keperawatan Klinis. Ed : 5. Penj: Meiliya, E., Wahyuningsih, E. & Yulianti, D. Ed:
Ariani, F. Jakarta: ECG.
D. Dasar Teori
1. Definisi
Komunikasi SBAR adalah komunikasi dengan menggunakan alat yang logis
untuk mengatur informasi sehingga dapat ditransfer kepada orang lain secara
akurat dan efisien. Komunikasi dengan menggunakan alat terstruktur SBAR
untuk mencapai keterampilan berfikir kritis serta menghemat waktu.
Adapun konsep SBAR itu:
a. S (situation)
Situation merupakan kondisi terkini yang sedang terjadi pada pasien.
1) Mengidentifikasi diri, unit, pasien dan nomor kamar.
2) Nyatakan masalah secara singkat: apa, kapan dimulai dan tingkat
keparahan.
b. B (background)
18
Background merupakan informasi penting tentang apa yang berhubungan
dengan kondisi pasien terkini.
Sediakan informasi latar belakang yang sesuai dengan situasi, meliputi:
1) Daftar pasien
2) Nomor medical record
3) Membuat diagnosa dan tanggal pendiagnosaan
4) Daftar obat terkini, alergi dan hasil laboratorium
5) Hasil terbaru tanda-tanda vital pasien
6) Hasil laboratorium, dengan tanggal dan waktu pengambilan serta hasil
dari tes laboratorium sebagai pembanding
7) Informasi klinis lainnya
c. A (assesment/pengkajian)
Assesment merupakan hasil pengkajian dari kondisi pasien yang terkini.
d. R (recommendation)
Recommendation merupakan apa saja hal yang perlu dilakukan untuk
mengatasi masalah pasien pada saat ini.
2. SBAR MODEL
a. Komunikasi menjadi efektif dan efisien
b. Menawarkan sebuah cara yang simpple untuk standart komunikasi dengan
menggunakan 4 elemen umum
c. Mencerminkan umum dan nursing process
d. Membuat bahasa yang umum
3. Laporan Kondisi Pasien antar Shift dinas dengan SBAR
Sebelum serah terima pasien:
a. Dapatkan pengkajian kondisi pasien terkini.
b. Kumpulkan data-data yang diperlukan yang berhubungan kondisi pasien
yang akan dilaporkan.
c. Pastikan diagnosa medis pasien dan prioritas masalah keperawatan yang
harus dilanjutkan.
d. Baca dan pahami catatan perkembangan terkini & hasil pengkajian perawat
shift sebelumnya.
e. Siapkan medical record pasien termasuk rencana perawat harian.
19
3. Instrument/bahan tindakan keperawatan sesuai kebutuhan.
F. Petunjuk Umum
1. Buat alur cerita dan naskah nya per kelompok
2. Bagi kelompok kalian : ada yang menjadi kepala ruang, ketua tim / perawat
primer dan perawat pelaksanan
3. Role play kan naskah yang telah kalian buat !
G. Keselamatan Kerja
1. Pusatkan perhatian pada pekerjaan yang akan dilakukan
2. Bagi perawat yang melaporkan, harap membawa dokumentasi asuhan
keperawatan tindakan yang telah dilakukan saat operan
3. Bagi perawat yang mendapatkan laporan, harap mendengarkan dan mencatat
tindakan apa yang akan diberikan selanjutnya kepada klien.
4. Gunakan bahan, peralatan dan perlengkapan sesuai dengan fungsinya.
H. Langkah Kerja
PROSEDUR PELAKSANAAN GAMBAR
Situation
Apa yang terjadi dengan pasien?
Background
Hal-hal yang melatarbelakangi kondisi khusus klinis
pasien?
Assesment
Hasil pengkajian saat ini (berdasarkan data subjektif
dan objektif) dan tindakan yang sudah dilakukan.
Recomendation
Apa yang perlu disampaikan perawat untuk
memperbaiki kondisi pasien selanjutnya?
I. Evaluasi Praktikum
1. Mahasiswa mampu melakukan komunikasi dengan metode SBAR
2. Mahasiswa mampu mendemostrasikan peran dan fungsinya masing-masing
dengan baik
20
3. Mahasiswa mampu membangun team work yang solid
4. Mahasiswa wajib berlatih dengan menggunakan panduan modul praktikum pada
jam praktikum mandiri
J. Tugas
1. Jelaskan apa saja yang harus disampaikan pada komunikasi SBAR !
2. Jelaskan peran dan fungsi :
a. Kepala Ruang
b. Ketua tim / perawat primer
c. Perawat pelaksana
21
PRAKTIKUM 4
PRE DAN POST CONFERENCE
A. Mata Kuliah
Nursing Management
C. Referensi
1. Sugiharti, Keliat, Sri. (2012). Managemen Keperawatan: Aplikasi MPKP di
Rumah Sakit. Jakarta : EGC.
2. Sitorus, Ratna. (2011). Model Praktik Keperawatan Profesional di Rumah Sakit.
Cetakan 1. Jakarta : EGC Kedokteran.
3. Suyanto. (2009). Mengenal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan di
Rumah Sakit. Jogjakarta : Mitra Cendikia.
4. Nursalam. (2015). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktek
Keperawatan, Edisi ke-3. Profesional. Jakarta: Salemba Medika.
D. Dasar Teori
Pre Conference:
Komunikasi katim dan perawat pelaksana setelah selesai operan untuk rencana
kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin oleh katim atau PJ Tim. Jika yang dinas
pada tim tersebut hanya satu orang, maka pre conference adalah rencana tiap
perawat (rencana harian) dan tambahan rencana dari Katim atau PJ tim (Sitorus,
2011).
22
Post Conference:
Komunikasi katim dan perawat pelaksana tentang hasil kegiatan sepanjang shift
dan sebelum operan kepada shift berikut. Isi post conference adalah : hasil Askep
tiap perawat dan hal penting untuk operan (tindak lanjut). Post conference dipimpin
oleh Katim atau PJ tim (Keliath, 2012).
F. Petunjuk Umum
1. Buat alur cerita dan naskahnya per kelompok
2. Bagi kelompok kalian : ada yang menjadi kepala ruang, ketua tim / perawat
primer dan perawat pelaksana
3. Role play kan naskah yang telah kalian buat !
G. Keselamatan Kerja
1. Pusatkan perhatian pada pekerjaan yang akan dilakukan
2. Gunakan komunikasi yang efektif antar tim
3. Gunakan bahan, peralatan dan perlengkapan sesuai dengan fungsinya
23
H. Langkah Kerja
NO PROSEDUR PELAKSANAAN GAMBAR
Pre Conference
1 Perawat primer/katim menyiapkan ruangan/tempat
24
conference
25
I. Evaluasi Praktikum
1. Mahasiswa mampu melakukan pre conference dengan sempurna
2. Mahasiswa mampu melakukan post conference dengan sempurna
3. Mahasiswa mampu mendemostrasikan peran dan fungsinya masing-masing
dengan baik
4. Mahasiswa mampu membangun team work yang solid
5. Mahasiswa wajib berlatih dengan menggunakan panduan modul praktikum pada
jam praktikum mandiri
J. Tugas
1. Jelaskan apa saja yang harus disampaikan pada saat melakukan pre conference
2. Jelaskan apa saja yang harus disampaikan pada saat melakukan post
conference
3. Jelaskan peran dan fungsi :
a. Kepala Ruang
b. Ketua tim / perawat primer
c. Perawat pelaksana
26
PRAKTIKUM 5
RONDE KEPERAWATAN
A. Mata kuliah
Nursing Management
C. Referansi
1. Sitorus (2012). Model Praktik Keperawatan Profesional di Rumah Sakit.
Jakarta : EGC.
2. Nursalam (2015). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktek
Keperawatan, Edisi ke-3. Profesional. Jakarta: Salemba Medika.
3. Clament, I (2011). Management Nursing Services and Education. Edition I.
India: Elsevier.
4. Swanburg, R.C. (2000). Pengantar Kepemimpinan dan Manajemen
Keperawatan.(Terjemahan).Jakarta: EGC.
5. Gillies, D.A (2000). Nursing Management: A sistem approach (third edition).
Philadelphia, WB Saunders Company.
D. Dasar Teori
1. Pengertian Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk
mengatasi masalah keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat,
disamping pasien dilibatkan untuk membahas dan melaksanakan asuhan
keperawatan akan tetapi pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat
primer atau konselor, kepala ruangan, perawat assisciate yang perlu juga
melibatkan seluruh anggota tim (Gilles, 2000).
27
Ronde keperawatan (Nursing Rounds) adalah suatu bagian kegiatan
asuhan keperawatan dengan mambahas kasus tertentu dengan harapan
adanya transfer pengetahuan dan aplikasi pengetahuan secara teoritis ke
dalam praktek keperawatan secara langsung yang dilakukan oleh perawat
konselor atau perawat primer, kepala ruangan, kepala bidang keperawatan
dan perawat associate dengan melibatkan seluruh tim keperawatan
(Nursalam, 2015).
Karakteristik dari ronde keperawatan meliputi:
a. Pasien dilibatkan secara langsung.
b. Pasien merupakan fikus kegiatan.
c. Perawat associate/perawat pelaksanan dan perawat konselor
melakukan diskusi bersama.
d. Perawat konselor memfasilitasi kreatifitas.
e. Perawat konselor membantu mengembangkan kemampuan perawat
dalam meningkatkan kemampuan mengatasi masalah (Nursalam, 2015).
2. Manfaat Ronde Keperawatan
a. Msalah pasien teratasi.
b. Kebutuhan pasien dapat terpenuhi.
c. Terciptanya komunitas keperawatan yang profesional.
d. Terjalinnya kerjasama antar tim kesehatan.
e. Perawat dapat melaksanakan model asuhan keperawatan dengan tepat
dan benar (Nursalam, 2015).
3. Kriteria Klien
Klien yang dipilih untuk dilakukan ronde keperawatan adalah klien yang
memiliki kriteria sebagai berikut:
a. Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi.
b. Klien dengan kasus baru atau langka (Nuesalam, 2015).
4. Metode yang biasa digunakan
a. Sarana diskusi : buku dan pulpen.
b. Rekam medis/dokumentasi keperawatan klien.
c. Materi yang disampaikan secara lisan (Nursalam, 2015).
5. Langkah-langkah Kegiatan Ronde Keperawatan
a. Praronde
1) Menentukan kasus dan topik (masalah yang tidak teratasi dan
masalah yang langka).
2) Menentukan tim rode keperawatan.
28
3) Mencari sumber atau literatur.
4) Membuat proposal.
5) Mempersiapkan klien: informed consent dan pengkajian.
6) Diskusi: apa diagnosis keperawatan?; Apa data yang mendukung?;
Bagaimana intervensi yang sudah dilakukan?; Apa hambatan yang
ditemukan selama keperawatan?
b. Pelaksanaan Ronde
1) Penjelasan tentang klien oleh PP yang difokuskan pada masalah
keperawatan dan rencana tindakan yang akan dan/atau telah
dilaksanakan serta memilih prioritas yang perlu didiskusikan.
2) Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut.
3) Pemberian justifikasi oleh PP atau perawat konselor atau kepala
ruangan tentang masalah klien serta rencana tindakan yang akan
dilakukan.
c. Pasca ronde
1) Evaluasi, revisi dan perbaikan.
2) Kesimpulan dan rekomendasi penegakan diagnosis dan intervensi
keperawatan selanjutnya.
6. Peran Masing-Masing Anggota Tim
a. Peran Perawat Primer (PP) dan Perawat Associate (PA)
1) Menjelaskan data-data yang mendukung masalah klien.
2) Menjelaskan diagnosis keperawatan.
3) Menjelaskan intervensi yang dilakukan.
4) Menjelaskan hasil yang didapat.
5) Menjelaskan rasional (alasan ilmiah) tindakan yang diambil.
6) Menggali masalah-masalah klien yang belum terkaji.
b. Peran Perawat Konselor
1) Memberikan justifikasi.
2) Memberikan reinforcement.
3) Memvalidasi kebenaran masalah, intervensi serta rasional tindakan.
4) Mengarahkan dan mengoreksi.
5) Mengintegrasikan konsep dan teori yang telah dipelajari (Swanburg,
2000).
7. Kriteria Evaluasi
Kriteria evaluasi pada pelaksanaan ronde keperawatan sebagai berikut.
a. Struktur
29
1) Persyaratan administratif (informed consent, alat dan lainnya).
2) Tim ronde keperawatan hadir ditempat pelaksanaan ronde
keperawatan.
3) Persiapan dilakukan sebelumnya.
b. Proses
1) Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
2) Seluruh perserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran
yang telah ditentukan.
c. Hasil
1) Klien merasa puas dengan hasil pelayanan.
2) Masalah klien dapat teratasi.
3) Perawat dapat:
a) Menumbuhkan cara berpikir yang kritis.
b) Meningkatkan cara berpikir yang sistematis.
c) Meningkatkan kemampuan validitas data klien.
d) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan.
e) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
berorientasi pada masalah klien.
f) Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan
keperawatan.
g) Meningkatkan kemampuan justifikasi.
h) Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.
8. Proses Ronde
Waktu Tahap Kegiatan Pelaksana Kegiatann Pasien Tempat
1 hari Pra Ronde Pra Ronde: Penanggung Ruang RS X
sebelum 1. Menentukan kasus & jawab :
ronde topik -
2. Menentukan Tim Ronde
3. Informed Consent
4. Membuat Pra Planning
5. Diskusi
6. Mencari Sumber Literatur
5 menit Ronde Pembukaan Kepala - Nurse Station
1. Salam pembuka Ruangan
2. Memperkenalkan tim (Karu)
ronde
3. Menyampaikan identitas
dan masalah pasien
4. Menjelaskan tujuan
ronde
30 menit Penyampaian masalah PP Mendengarkan Nurse Station
1. Memberi salam dan
memperkenalkan pasien
dan keluarga kepada tim
ronde
2. Menjelaskan riwayat
penyakit dan
keperawatan klien
3. Menjelaskan masalah
klien dan rencana Ruang
tindakan yang telah Memberikan perawatan
dilaksanakan dan respon dan
menetapkan prioritas menjawab
yang perlu didiskusikan pertanyaan
30
Validitas data
4. Mencocokkan dan
menjelaskan kembali
data yang telah
disampaikan
5. Diskusi antar anggota tim
dan pasien tentang Karu, PP,
masalah keperawatan Konselor
6. Pemberian justifikasi Karu
primer/konselor/karu
tentang masalah pasien
serta rencana tindakan
yang akan dilakukan
7. Menentukan tindakan
keperawatan pada
masalah prioritas yang
telah diajukan
10 menit Pasca Ronde 1. Evaluasi dan Karu, Nurse Station
rekomendasi intervensi konselor,
keperawatan pembimbing
2. Penutup
Validasi data
MASALAH
TERATASI Aplikasi hasil analisa dan
diskusi
31
E. Bahan, Peralatan dan Perlengkapan
1. Kostum/pakaian sesuai peran
2. Format dokumentasi sesuai kebutuhan
3. Instrument/bahan tindakan keperawatan sesuai kebutuhan
F. Petunjuk Umum
1. Buat alur cerita dan naskahnya per kelompok
2. Bagi kelompok kalian : ada yang menjadi kepala ruang, ketua tim / perawat
primer dan perawat pelaksana
3. Role play kan naskah yang telah kalian buat. Harus bergambar dari 3
komponen yaitu : Pra ronde, Ronde Keperawatan dan Post Ronde.
G. Keselamatan Kerja
1. Pusatkan perhatian pada pekerjaan yang akan dilakukan
2. Susun dan letakkan peralatan/bahan pada tempat yang mudah dijangkau
3. Pakailah bahan, peralatan dan perlengkapan sesuai dengan fungsinya
4. Perhatikan privacy klien dan keamanan klien
H. Langkah Kerja
No PROSEDUR PELAKSANAAN GAMBAR
Tahap Pra Ronde
1 Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu
pelaksanaan ronde
2 Menentukan tim ronde
3 Membuat proposal ronde keperawatan
Tahap Ronde
Di Nurse Station
5 Kepala ruang memperkenalkan tim ronde
32
keperawatan
6 Kepala ruang menyampaikan identitas dan masalah
pasien
7 Kepala ruang menjelaskan tujuan ronde keperawatan
Penyajian masalah di bed pasien
8 Katim/PP memberi salam dan memperkenalkan
pasien dan keluarga kepada tim ronde
9 Penjelasan tentang klien oleh perawat primer
difokuskan pada masalah keperawatan dan rencana
tindakan yang akan atau telah dilaksanakan dan
memilih prioritas yang perlu didiskusikan
10 Validasi data oleh perawat pelaksana kepada pasien
I. Evaluasi Praktikum
1. Mahasiswa mampu melakukan ronde keperawatan dengan sempurna
2. Mahasiswa mampu mendemostrasikan peran dan fungsinya masing-masing
dengan baik
3. Mahasiswa mampu membangun team work yang solid
33
4. Mahasiswa wajib berlatih dengan menggunakan panduan modul praktikum
pada jam praktikum mandiri
J. Tugas
1. Jelaskan apa saja yang harus disampaikan pada saat melakukan ronde
keperawatan !
2. Jelaskan perbedaan yang harus dipersiapkan dan dilakukan pada saat pra
ronde, ronde dan post ronde !
3. Jelaskan peran dan fungsi :
a. Kepala Ruang
b. Ketua tim / perawat primer
c. Perawat pelaksana
34
PRAKTIKUM 6
DISCHARGE PLANNING
A. Mata Kuliah
Nursing Management
C. Referensi
1. Nursalam (2015). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktek
Keperawatan, Edisi ke-3. Profesional. Jakarta: Salemba Medika.
2. Kozier. Erb, berman. Snyder. (2001). Pengantar kepemimpinan dan manajemen
keperawatan untuk klinis. Edisi terjemahan. Jakarta: Penerbit, EGC.
3. Swanberg, R. C. (2000). Pengantar kepemimpinan dan managemen
keperawatan untuk perawat klinis. Edisi terjemahan. Jakarta: Penerbit, EGC.
4. Potter dan Perry. (2010). Fundamental Keperawatan Buku 3. Edisi 7. Jakarta:
Salemba Medika.
5. Carpenito, Lynda Jual. (2007). Rencana Asuhan dan Pendokumentasian
Keperawatan, Alih Bahasa Monica Ester. Jakarta: EGC
D. Dasar Teori
1. Pengertian Discharge Planning
Discharge Planning adalah mekanisme untuk memberikan perawatan
kontinu, informasi tentang kebutuhan kesehatan berkelanjutan setelah pulang,
perjanjian evaluasi dan instruksi perawatan diri (Swanburg, 2000). Jackson
(1994), dalam The Royal Marsden Hospital, 2004) menyatakan bahwa discharge
planning merupakan proses mengidentifikasi kebutuhan pasien dan
perencanaannya dituliskan untuk memfasilitasi keberlanjutan suatu pelayanan
kesehatan dari suatu lingkungan ke lingkungan lain.
35
2. Pemberi layanan Discharge Planning
Proses discharge planning harus dilakukan secara komprehensif dan
melibatkan multidisiplin, mencakup semua pemberi layanan kesehatan yang
terlibat dalam memberi layanan kesehatan kepada pasien (perry & Potter, 2010).
Discharge planning tidak hanya melibatkan pasien tapi juga keluarga, teman-
teman serta pemberi layanan kesehatan dengan catatan bahwa pelayanan
kesehatan dan sosial bekerja sama (Nixon et al. 1998 dalam The Royal Marsden
Hospital, 2005). Seseorang yang merencanakan pemulangan atau koordinator
asuhan berkelanjutan (continuing care coordinator) adalah staf rumah sakit yang
berfungsi sebagai konsultan untuk proses discharge planning bersamaan dengan
fasilitas kesehatan, menyediakan pendidikan kesehatan dan memotivasi staf
rumah sakit untuk merencanakan dam mengimplementasikan discharce planning
(Discharge Planning Association, 2008).
3. Penerima Discharge Planning
Semua pasien yang dihospitalisasi memerlukan discharge planning
(Discharge Planning Association, 2008). Namun, ada beberapa kondisi yang
menyebabkan pasien beresiko tidak dapat memenuhi kebutuhan pelayanan 12
kesehatan yang berkelanjutan setelah pasien pulang, seperti pasien yang
menderita penyakit terminal atau pasien dengan kecacatan permanen (Rice,
1992 dalam Perry & Potter, 2010). Pasien dan seluruh anggota keluarga harus
mendapatkan informasi tentang semua rencana pemulangan (Medical Mutual of
Ohio, 2008).
4. Tujuan Discharge Planning
Discharge planning bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan spesifik untuk
mempertahankan atau mencapai fungsi maksimal setelah pulang (Carpeniti,
2007). Discharge planning juga bertujuan memberikan pelayanan terbaik untuk
menjamin keberlanjutan asuhan berkualitas antara rumah sakit dan komunikasi
yang efektif (Discharge Planning Assocoation, 2008). The Royal Marsden
Hospital (2004) menyatakan bahwa tujuan dilakukannya discharge planning
antara lain untuk mempersiapkan pasien dan keluarga secara fisik dan psikologis
untuk ditransfer ke rumah atau ke suatu lingkungan yang dapat disetujui. Selain
itu discharge planning bertujuan menyediakan informasi tertulis dan verbal
kepada pasien dan pelayanan kesehatan untuk mempertemukan kebutuhan
mereka dalam proses pemulangan. Discharge planning akan memfasilitasi
proses perpindahan yang nyaman dengan memastikan semua fasilitas
pelayanan kesehatan yang diperlukan telah dipersiapkan untuk menerima
36
pasien, mempromosikan tahap kemandirian yang tertinggi kepada pasien,
teman-teman dan keluarga dengan menyediakan, memandirikan aktivitas
perawatan diri.
5. Prinsip Discharge Planning
Prinsip-prinsip discharge planning adalah sebagai berikut:
a. Klien merupakan fokus dalam perencanaan pulang. Nilai keinginan dan
kebutuhan dari klien perlu dikaji dan dievaluasi.
b. Kebutuhan dari klien diidentifikasi, kebutuhan ini dikaitkan dengan masalah
yang mungkin muncul pada saat klien pulang nanti, sehingga kemungkinan
masalah yang muncul dirumah dapat segera diantisipasi.
c. Perencanaan pulang dilakukan secara kolaboratif. Perencanaan pulang
merupakan pelayanan multidisiplin dan setiap tim harus saling bekerja sama.
d. Perencanaan pulang disesuaikan dengan pengetahuan dari tenaga yang
tersedia maupun fasilitas yang tersedia di masyarakat.
e. Perencanaan pulang dilakukan pada setiap sistem pelayanan kesehatan.
Setiap klien masuk tatanan pelayanan maka perencanaan pulang harus
dilakukan.
6. Proses Discharge Planning
Proses discharge planning mencakup kebutuhan fisik pasien, psikologis,
sosial, budaya dan ekonomi. Perry & Potter (2010) membagi proses discharge
planning atas tiga fase, yaitu akut, transisional dan pelayanan berkelanjutan.
Pada fase akut, perhatian utama medis berfokus pada usaha discharge planning.
Pada fase transisional, kebutuhan pelayanan akut selalu terlihat, tetapi tingkat
urgensinya semakin berkurang, pasien mulai perawatan masa depan. Pada fase
pelayanan berkelanjutan, pelaksanaan aktivitas perawatan berkelanjutan yang
dibutuhkan setelah pemulangan.
Perry & Potter (2010) menyusun format discharge planning sebagai berikut:
a. Pengkajian
Pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari pengumpulan,
verifikasi dan komunikasi data tentang klien (Potter & Perry, 2010). Menurut
Carpenito (2007) pengkajian discharge planning berfokus pada 4 area yang
potensial, yaitu penngkajian fisik dan psikososial, status fungsional,
kebutuhan health education dan konseling.
b. Diagnosa Keperawatan
Diagnoda keperawatan didasarkan pada pengkajian discharge planning,
dikembangkan untuk mengetahui kebutuhan pasien dan keluarga. Yaitu
37
mengetahui problem, etiologi (penyebab), support sistem (hal yang
mendukung pasien sehingga dilakukan discharge planning).
c. Perencanaan
Perencanaan pemulangan pasien membutuhkan identifikasi kebutuhan
pasien. Kelompok perawat berfokus pada kebutuhan rencana pengajaran
yang baik untuk persiapan pulang pasien, yang disingkat dengan METHOD
yaitu:
1) Medication (obat). Pasien sebaiknya mengetahui obat yang harus
dilanjutkan setelah pulang.
2) Environment (lingkungan). Lingkungan tempat pasien akan pulang dari
rumah sakit sebaiknya aman. Pasien juga sebaiknya memiliki fasilitas
pelayanan yang dibutuhkan untuk kelanjutan perawatannya.
3) Treatment (pengobatan). Perawat harus memastikan bahwa penngobatan
dapat berlanjut setelah pasien pulang, yang harus dilakukan oleh pasien
dan anggota keluarga.
4) Health teaching (pengajaran kesehatan). Pasien yang akan pulang
sebaiknya diberitahu bagaimana mempertahankan kesehatan, termasuk
tanda dan gejala yang mengindikasikan kebutuhan perawatan kesehatan
tambahan.
5) Outpatient Referal. Klien sebaiknya mengenal pelayanan dari rumah sakit
atau agen komunitas lain yang dapat meningkatkan perawatan yang
kontinu.
6) Diet pasien. Sebaiknya diberitahu tentang pembatasan pada dietnya dan
pasien sebaiknya mampu memilih diet yang sesuai untuk dirinya.
d. Implementasi
Implementasi dalam discharge planning adalah pelaksanaan rencana
pengajaran referal. Seluruh pengajaran yang diberikan harus
didokumentasikan pada catatan perawat dan ringkasan pulang (discharge
summary). Instruksi tertulis diberikan kepada pasien. Demontrasi ulang harus
memuaskan, pasien dan pemberi perawatan harus memiliki keterbukaan dan
melakukannya dengan alat yang digunakan dirumah.
e. Evaluasi
Evaluasi sangat penting dalam proses discharge panning. Perencanaan
dan penyerahan harus diteliti dengan cermat untuk menjamin kualitas dan
pelayanan yang sesuai. Keberhasilan program rencana pemulangan
tergantung pada enam variabel:
38
1) Derajat penyakit
2) Hasil yang diharapkan dari perawatan
3) Durasi perawatan yang dibutuhkan
4) Jenis-jenis pelayanan yang diperlakukan
5) Komplikasi tambahan
6) Ketersediaan sumber-sumber untuk mencapai pemulihan
7. Alur Discharge Planning
Perencanaan pulang
Program HE :
Penyelesaian 1. Kontrol dan obat Lain-lain
administrasi 2. Nutrisi
3. Aktivitas dan istirahat
4. Perawatan diri
F. Petunjuk Umum
1. Buat alur cerita dan naskahnya per kelompok
39
2. Bagi kelompok kalian : ada yang menjadi kepala ruang, ketua tim/perawat
promer dan perawat pelaksana
3. Role play kan naskah yang telah kalian buat !
G. Keselamatan kerja
1. Pusatkan perhatian pada pekerjaan yang akan dilakukan
2. Harap mencatat semua data yang didapatkan dari klien ke dalam dokumen
asuhan keperawatan klien
3. Perhatikan privacy klien
H. Langkah Kerja
No PROSEDUR PELAKSANAAN GAMBAR
Tahap Persiapan
1 Siapkan lembar discharge planning
Tahap Kerja
4 Memberi salam
40
12 Dokumentasi :
a. Catat tindakan yang telah dilakukan
b. Waktu dan tanggal tindakan
c. Nama pasien, Usia, Nomor Rekam Medik
d. Nama Perawat dan Tanda Tangan
Perawat
I. Evaluasi Praktikum
1. Mahasiswa mampu melakukan discharge planning dengan sempurna
2. Mahasiswa mampu mendemonstrasikan peran dan fungsinya masing-masing
dengan baik
3. Mahasiswa mampu membangun team work yang solid
4. Mahasiswa wajib berlatih dengan menggunakan panduan modul praktikum pada
jam prkatikum mandiri
J. Tugas
1. Jelaskan apa saja yang harus disampaikan pada saat discharge planning kepada
klien !
41
PRAKTIKUM 7
SENTRALISASI OBAT
A. Mata Kuliah
Nursing Management
C. Referensi
1. Nursalam (2015). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktek
Keperawatan, Edisi Ke-3. Profesional. Jakarta: Salemba Medika.
2. Gillies, D.A (2000). Nursing Management: A sistem approach (third edition).
Philadelphia, WB Saunders Company.
D. Dasar Teori
a. Pengertian Sentralisasi Obat
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan
diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh perawat
(Nursalam, 2015).
b. Tujuan Pengelolaan Obat
a) Tujuan Umum
Tujuan pengelolaan obat adalah menggunakan obat secara bijaksana dan
menghindari pemborosan, sehingga kebutuhan asuhan keperawatan pasien
dapat terpenuhi.
b) Tujuan Khusus
1) Mengelola obat pasien: pemberian obat secara tepat dan benar sesuai
dengan prinsip 6 B + 1 W dan mendokumentasikan hasil pengelolaan.
2) Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman perawat primer dan
perawat assosite dalam penerapan prinsip 6 B + 1 W.
3) Mampu meningkatkan kepuasan dan pasien dan keluarga atas asuhan
keperawatan yang diberikan.
4) Meningkatkan kepercayaan pasien dan keluarga terhadap perawat dalam
pengelolaan sentralisasi obat.
5) Meningkatkan kepatuhan pasien terhadap program terapi.
42
c) Peran
a. Kepala Ruangan
1) Memberikan perlindungan pada pasien terhadap tindakan malpraktek.
2) Memotivasi klien untuk mematuhi program terapi.
3) Menilai kepatuhan klien terhadap program terapi.
b. Katim
1) Menjelaskan tujuan dilaksanakannya sentralisasi obat.
2) Menjelaskan manfaat dilaksanakannya sentralisasi obat.
3) Melakukan tindakan kolaborasi dalam pelaksanaan program terapi.
c. Anggota Tim
Melakukan pencatatan dan kontrol terhadap pemakaian obat selama klien
dirawat (Nursalam, 2015).
43
ALUR SENTRALISASI OBAT
Dokter
Surat persetujuan Pendekatan perawat
sentralisasi obat dari
perawat
Klien/Keluarga
Farmasi/Apotik
Klien/Keluarga
Lembar serah
terima obat
PP/Perawat Yang Buku serah
Menerima terima/masuk
obat
Pengaturan dan
Pengelolaan oleh
perawat
Klien/keluarga
44
E. Bahan, Peralatan dan Perlengkapan
1. Informed consent pengelolaan sentralisasi obat
2. Format kontrol dan pemakaian obat
3. Buku sentralisasi obat (buku serah terima obat)
4. Lemari obat dan kotak sentralisasi obat
5. Leaflet
F. Petunjuk Umum
1. Buat informed consent sentralisasi obat
2. Kegiatan sentralisasi obat dilaksanakan pada minggu pertama sampai dengan
minggu kedua selama mahasiswa praktek di ruang ..... Ruangan yang digunakan
dalam mengelola sentralisasi obat adalah ruang nurse station dan ruang
perawatan. Metode yang digunakan adalah pendekatan secara langsung dengan
pasien dengan komunikasi terapeutik untuk meyakinkan pasien agar bersedia
mengikuti pengelolaan sentralisasi obat dan menggunakan format pengelolaan
sentralisasi obat.
3. Metode :
a. Pengawasan nama obat, jumlah, rencana pemakaian, penerima dan pemberi
obat sesuai dengan identitas pasien dan dicatat dalam buku serah terima
obat.
b. Pengawasan dan pencatatan nama obat, dosis, frekuensi, jadwal dan jam
pemberian obat, jenis pemberian obat oral atau injeksi, serta sesuai dengan
identitas pasien pada format kontrol dan pemakaian obat.
G. Keselamatan Kerja
1. Pusatkan perhatian pada pekerjaan yang akan dilakukan
2. Harap mencatat semua data yang didapatkan dari klien ke dalam dokumen
asuhan keperawatan klien
3. Cel identitas klien (gelang identitas klien dan tempat tanggal lahir klien).
45
H. Langkah Kerja
No PROSEDUR PELAKSANAAN GAMBAR
Tahap Persiapan
1 Katim mengucapkan salam dan melaporkan
kegiatan sentralisasi pada karu
2 Karu menanyakan persiapan sentralisasi obat oral
dan injeksi
3 Katim menyebutkan hal-hal yang sudah disiapkan
4 Karu memeriksa kelengkapan administrasi
sentralisasi obat (meliputi : informed consent,
formulir pemberian obat oral dan injeksi, lembar
serah terima obat)
Tahap Pelaksanaan
5 Katim menerima obat dari depo farmasi, dengan
model 1day dose.
6 Katim melakukan pencatatan pada format
penerimaan obat oral dan injeksi, meliputi:
a. Identitas pasien
b. Cek 6B
1) Benar pasien
2) Benar obat
3) Benar dosis
4) Benar cara pemberian/rute
5) Benar waktu
6) Benar dokumentasi
7 Katim dan anggota tim menjelaskan informed
consent sentralisasi obat
8 Katim dan anggota tim menyiapkan kartu serah
terima obat oral
9 Katim memberikan penjelasan pada pasien dan
keluarga mengenai nama obat yang akan diberikan,
46
manfaat, dosis, cara pemberian, efek samping dan
kontra indikasinya.
10 Katim memberikan penjelasan pada pasien dan
keluarga mengenai nama obat yang akan diberikan,
manfaat, dosis, cara pemberian, efek samping dan
kontra-indikasinya.
10 Katim dan anggota tim memberikan obat kepada
pasien sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan
Tahap Penutup
11 Anggota tim menandatangani format pemberian
obat oral maupun injeksi serta mengobservasi efek
samping dari obat yang telah diberikan
12 Karu mengecek kembali kelengkapan
pendokumentasian sentralisasi obat
I. Evaluasi Praktikum
1. Struktur (input)
a. Pelaksanaan sentralisasi obat dilaksanakan diruang
b. Persiapan dilakukan sebelumnya
c. Perawat yang bertugas
2. Proses
a. Pelaksanaan sentralisasi obat dilakukan sesuai dengan ruangan yang telah
ditentukan dan pasien yang menyetujui informed consent untuk dilakukan
sentralisai obat.
b. Pelaksanaan sentralisasi obat sesuai dengan alur yang telah ditentukan.
3. Hasil
a. Pasien puas dengan hasil pelaksanaan sentralisasi obat
b. Obat dapat diberikan secara tepat dan benar
c. Perawat mudah mengontrol pemberian obat
d. Pendokumentasian pemberian obat dapat dilakukan dengan benar
J. Tugas
1. Bagaimana alur sentralisasi obat pasien di ruangan ?
47
DAFTAR TILIK
NURSING MANAGEMENT
48
OBSERVASI CHECK LIST
MENERIMA KLIEN BARU
Nama Perawat :
Tanggal :
PROSEDUR Dilakukan
Ya Tidak
Persiapan Ruangan:
1. Pastikan nama, alamat, kelas yang dipilih serta fasilitas kesehatan
yang harus disiapkan.
2. Siapkan tempat tidur dan peralatan/sarana pendukung sesuai
kebutuhan pasien yang bersangkutan dengan teliti.
3. Periksa kembali kesiapan ruangan dan beritahukan kepada unit
asal klien bahwa ruangan telah siap.
Pelaksanaan
1. Jawab salam
2. Sapa klien dan keluarganya sambil antar ke kamar yang sudah
disiapkan (sambil amati kondisi/respon klien untuk mengantisipasi
kegawatdaruratan pada klien).
3. Pindahkan klien ke tempat tidurnya.
4. Atur posisi klien sesuai kondisi (lihat SOP mengatur posisi).
5. Lakukan serah terima klien dengan petugas dari unit asal klien
(UGD, IRJ, maupun unit rawat inap) mengenai:
- Identitas
- Keluhan
- Diagnosa
- TTV
- Therapy
- Hasil pemeriksaan penunjang
- Rencana tindakan yang akan dilakukan
6. Tandatangani formulir serah terima oleh kedua belah pihak tidak
ditunda.
7. Untuk pasien-pasien dengan indikasi rawat intensif HCU/ICU, tapi
ruangan tersebut penuh atau atas permintaan keluarga, perawat
49
UGD menginformasikan kepada keluarga mengenai informasi
tersebut dan bukti informed consent yang sudah ditandatangani
oleh keluarga pasien.
8. Sampaikan terima kasih kepada perawat yang mengantar.
9. Perkenalkan diri sebagai perawat yang bertanggung jawab pada
saat itu.
10. Lakukan pemeriksaan TTV dan kondisi klien.
11. Orientasikan klien dan keluarga terhadap lingkungan kamarnya
meliputi:
a. Mengenalkan perawat penanggung jawab pasien dan tim
b. Mengenalkan dokter penanggungjawab pasien dan tim
termasuk jadwal kunjungan
c. Rencana perawatan:
- Jam kunjungan perawat
- Rencana tindakan perawat
- Rencana tindakan medik
- Rencana pemeriksaan penunjang
d. Hak dan kewajiban pasien
e. Orientasi lingkungan dan fasilitas
- Nurse call
- Kiblat
- Kamar mandi
- Operasional bed
- No kamar
- Nurse station
- Kapasitas tempat tidur dikamar tersebut
- Memberitahukan pasien tidak boleh turun dari tempar tidur
kecuali atas izin dokter yang merawat
- Bel pasien diletakkan disamping kepala/bantal pasien yang
memudahkan untuk dijangkau pasien
- Bila pasien ingin turun/gelisah/ada keperluan dihimbau
untuk memijit bel.
f. Tata tertib RS
- Jam kunjungan
- Jadwal memandikan
- Jadwal ganti alat tenun
50
- Peraturan penunggu pasien
- Jadwal makan
g. Petunjuk keamanan dan keselamatan pasien (Jatuh dari TT)
- Bed rail harus selalu dalam posisi terpasang, roda terkunci
- Awasi terutama bila pasien gelisah/disorientasi
h. Administrasi dan keuangan
- Persyaratan pasien ASKES/kontraktor/asuransi lain
- Informasi biaya : hubungi petugas administrasi ruangan
12. Sampaikan terima kasih dan ucapkan salam
51
OBSERVASI CHECK LIST
MENYERAHKAN KLIEN BARU
Nama Perawat :
Tanggal :
PROSEDUR DILAKUKAN
YA TIDAK
Persiapan Alat:
1. Kursi roda/bed/kereta dorong
2. Obat-obatan klien
3. Alat kesehatan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi klien
Persiapan klien/keluarga:
1. Beritahu klien/keluarga tentang hal-hal dan maksud tindakan
yang akan dilakukan
2. Rapihkan dan atur posisi klien senyaman mungkin
Persiapan administrasi:
1. Menyiapkan status klien dan resume pasien pindah atau formulir
timbang terima
2. Menyiapkan berkas hasil pemeriksaan penunjang klien
3. Fasilitas keluarga untuk menandatangani informed consent
perawatan biasa/khusus
4. Koordinasi dengan bagian administrasi untuk penjelasan biaya
perawatan
Prosedur:
1. Beri salam
2. Sampaikan identitas dan pesanan tempat
3. Mengantarkan klien sampai ke kamar, pindahkan klien ke tempat
tidurnya
4. Lakukan timbang terima dokumen klien diruangan mengenai :
a. Identitas
b. Diagnosa
c. Keluhan
d. Vital sign
e. Terapi
f. Pemeriksaan penunjang
52
g. Rencana tindakan
h. Tindakan yang telah dilakukan
5. Menandatangani formulir serah terima
6. Pamit kepada klien dan keluarga serta perawat ruagan
7. Ucapkan salan
53
FORMAT OPERAN PASIEN
Karu Karu
54
LEMBAR PENILAIAN
PENGETAHUAN, SIKAP DAN KETERAMPILAN
UJIAN PRAKTIK MANAJEMEN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
STIKES WIDYAGAMA HUSADA
KRITERIA PENILAIAN
A (80 – 100) : Mampu menjawab dan melakukan keterampilan dengan baik dan benar
(sempurna)
B (69 – 79) : Mampu menjawab dan melakukan keterampilan serta sikap dengan tindak
sempurna
C (59 – 68) : Mampu menjawab dan melakukan keterampilan serta sikap dengan bantuan
Hari, tanggal :
Nama Mahasiswa :
NIM :
No Butir Evaluasi Penilaian
0 1 2
ASPEK PENGETAHUAN (HEAD)
1 Timbang terima dilaksanakan setiap pergantian
shift/operan
2 Prinsip timbang terima, semua pasien baru masuk dan
pasien yang dilakukan timbang terima khususnya pasien
yang memiliki permasalahan yang belum/dapat teratasi
serta yan membutuhkan observasi lebih lanjut
3 Kedua kelompok dinas sudah siap
4 Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan
ASPEK KETERAMPILAN (HAND)
55
KEPALA RUANGAN
1 Membuka acara timbang terima
2 Menyampaikan :
a. Jumlah pasien keseluruhan
b. Tingkat ketergantungan pasien
c. BOR dan LOS
3 Menentukan katim yang bertugas pada dinas selanjutnya
4 Menutup acara timbang terima
KETUA TIM
1 Menunjuk perawat pelaksana untuk timnya
2 Menyampaikan timbang terima pada katim/leader
berikutnya, hal yang perlu disampaikan dalam timbang
terima:
a. Jumlah pasien di masing-masing tim
b. Identitas pasien dan diagnosa medis
c. Data (keluhan/subjektif dan objektif)
d. Masalah keperawatan yang sudah dan belum
dilaksanakan
e. Intervensi keperawatan yang sudah dan belum
dilaksanakan
f. Intervensi kolaboratif dan dependen
3 Katim menanyakan kebutuhan dasar pasien
PERAWAT PELAKSANA
1 Melakukan klarifikasi, tanya jawab dan melakukan
validasi terhadap hal-hal yang telah ditimbang terimakan
dan berhak menanyakan mengenai hal-hal yang kurang
jelas
2 Mengkaji secara penuh terhadap masalah keperawatan,
kebutuhan dan tindakan yang telah/belum dilaksanakan
serta hal-hal penting lainnya selama masa perawatan
3 Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian
yang matang sebaiknya dicatat secara khusus untuk
kemudian diserah terimakan kepada petugas berikutnya
4 Penyampaian yang jelas, singkat dan padat
5 Lama timbang terima untuk tiap pasien tidak lebih dari 5
56
menit kecuali pada kondisi khusus dan memerlukan
keterangan yang rumit
6 Diskusi
7 Pelaporan untuk timbang terima dituliskan secara
langsung pada format timbang terima yang
ditandatangani oleh PP yang jaga saat itu dan PP yang
jaga berikutnya diketahui oleh kepala ruangan
ASPEK SIKAP (HEART)
1 Melakukan komunikasi secara efektif
2 Menjaga privasi klien
3 Memperhatikan aspek kebutuhan klien
4 Bersikap empati kepada klien
SCORE TOTAL
NILAI 3H
0 : tidak dilakukan
NILAI = TOTAL = ....................
3 1 : dilakukan tidak sempurna
2 : dilakukan dengan sempurna
Malang, .................................................
Mengetahui, Penguji,
Koordinator Mata Kuliah
Nursing Management,
57
FORMULIR SBAR
S Nama Pasien
Umur
: --------------------------------------------
: --------------------------------------------
Ruangan : -----------
Nomor RM : --------
Situation DPJP : -------------------------------------------- Tgl Masuk : ---------
Diagnosis masuk : --------------------------------------------
Keluhan saat ini : --------------------------------------------
B Riw penyakit dahulu : --------------------------------------------
Alergi : --------------------------------------------
Background
Terapi dari DPJP : --------------------------------------------
A Kesadaran
Tekanan Darah
:
:
Assesment Nadi :
Nafas :
Suhu :
R Tindakan (asuhan keperawatan) yang sudah dilakukan :
Recommendation
Instruksi : ----------------------------------------------
Dokter : ----------------------------------------------
-----------------------------------------------
-----------------------------------------------
58
OPERAN PERAWAT DENGAN METODE SBAR (Situation, Background, Assesment & Action,
Recomendation)
Persiapan operan : Persiapan (alokasi pasien, update laporan, beritahu pasien, minta pengunjung untuk keluar
ruangan). Perkenalan tim (menyapa pasien, memperkenalkan tim selanjutnya). Pertukaran informasi (kondisi
klinis, dischard planning, prosedur dilakukan, dll)
Shif Pagi Shif Siang Shift Malam
Situation
Apa yang terjadi dengan
pasien?
Background
Hal-hal yang melatarbelakangi
kondisi klinis pasien
Assessment
Hasil pengkajian saat ini (berdasar
data subjektif dan objektof) dan
tindakan yang sudah dilakukan
Recommendation
Apa yang perlu disampaikan
perawat untuk memperbaiki
kondisi pasien selanjutnya?
Karu: Karu:
59
LEMBAR PENILAIAN
PENGETAHUAN, SIKAP DAN KETERAMPILAN UJIAN PRAKTIK NURSING MANAGEMENT
A (80-100) : Mampu menjawab dan melakukan keterampilan dengan baik dan benar
(sempurna)
B (69-79) : Mampu menjawab dan melakukan keterampilan & sikap dengan tidak sempurna
C (59-68) : Mampu menjawab dan melakukan keterampilan & sikap dengan bantuan
D (0-58): Tidak mampu menjawab dan melakukan keterampilan & sikap
60
Nilai = Total skor x 100 Nilai : .............
8
2. POST CONFERENCE
NO Aspek yang dinilai Penilaian Ket
0 1 2
HEAD
1 Jelaskan Tujuan Post Conference
2 Kontrak waktu
3 Membatasi dan menentukan topik yang akan dibicarakan
HAND
1 Katim/PJ Tim membuka acara
2 Katim/PJ Tim menanyakan hasil asuhan masing-masing
pasien
3 Katim/PJ Tim menanyakan kendala pemberian asuhan
4 Katim/PJ Tim menanyakan tindak lanjut pada dinas
berikutnya
5 Katim/PJ Tim memberikan reinforcement
6 Katim/PJ Tim menutup acara
HEART
1 Melakukan Komunikasi Secara Efektif
2 Menjaga etika keperawatan sesama profesi
3 Mengucapkan terima kasih dan salam
Total Skor
0 : tidak dilakukan
1 : dilakukan tidak sempurna
2 : dilakukan dengan sempurna
Malang, .................................................
Mengetahui, Penguji,
Koordinator Mata Kuliah
Nursing Management,
61
SURAT PERSETUJUAN / INFORMED CONSENT
Malang, ..............................
Perawat Yang Menerangkan
............................................. ............................................
62
DOKUMENTASI RONDE KEPERAWATAN
I. IDENTITAS KLIEN
Nama Klien :
Usia :
Jenis Kelamin :
Ruangan :
Rekam Medis No. :
Diagnosa Medis :
III. SARAN
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
Malang, ..............................
Kepala Ruangan Ketua Kelompok
( ) ( )
63
FORMAT PENILAIAN
RONDE KEPERAWATAN
Nama Perasat : Ronde Keperawatan
A (80-100) : Mampu menjawab dan melakukan keterampilan dengan baik dan benar
(sempurna)
B (69-79) : Mampu menjawab dan melakukan keterampilan & sikap dengan tidak sempurna
C (59-68) : Mampu menjawab dan melakukan keterampilan & sikap dengan bantuan
D (0-58): Tidak mampu menjawab dan melakukan keterampilan & sikap
Hari, tanggal :
Nama Mahasiswa :
NIM :
No Butir Evaluasi Penilaian
0 1 2
ASPEK PENGETAHUAN (HEAD)
1 Menentukan kasus dan topik
2 Menentukan tim ronde
3 Mencari literatur
4 Membuat proposal
5 Melakukan informed consent kepada klien
ASPEK KETERAMPILAN (HAND)
KEPALA RUANGAN
1 Membuka kegiatan ronde keperawatan
2 Menjelaskan tujuan ronde keperawatan
3 Memperkenalkan tim ronde keperawatan
4 Menyampaikan identitas dan masalah klien kepada tim ronde
keperawatan
5 Melakukan pelaporan dan pendokumentasian hasil ronde keperawatan
6 Menutup kegiatan ronde keperawatan
7 Menindaklanjuti hasil kegiatan ronde keperawatan
KETUA TIM
1 Bersama perawat pelaksana menentukan kasus
2 Menentukan tim ronde keperawatan (sesuai dengan kebutuhan kasus)
3 Menjelaskan riwayat penyakit klien kepada tim ronde keperawatan
4 Menjelaskan masalah klien kepada tim ronde
5 Menjelaskan tindakan yang telah dilakukan kepada klien oleh tim
64
ronde
6 Melakukan validasi data
7 Diskusi antara tim ronde dan pasien tentang masalah keperawatan
8 Menentukan rencana tindakan yang akan dilakukan kepada klien oleh
tim ronde
9 Melakukan pelaporan dan pendokumnetasian hasil ronde keperawatan
PERAWAT PELAKSANA
1 Bersama ketua tim menentukan kasus
2 Melakukan validasi data
3 Diskusi antar tim ronde dan pasien tentang masalah keperawatan
4 Melaksanakan asuhan keperawatan sesuai rencana yang ditetapkan
5 Melakukan pelaporan dan pendokumnetasian hasil ronde keperawatan
ASPEK SIKAP (HEART)
1 Melakukan komunikasi secara terapeutik
2 Menjaga privasi klien
3 Memperhatikan aspek kebutuhan klien
4 Bersikap empati kepada klien
SKOR TOTAL
NILAI 3H
0 : tidak dilakukan
1 : dilakukan tidak sempurna
2 : dilakukan dengan sempurna
Malang, .................................................
Mengetahui, Penguji,
Koordinator Mata Kuliah
Nursing Management,
65
STANDAR OPERASIONAL PROGRAM S-1
PROSEDUR KEPERAWATAN STIKES
DISCHARGE PLANNING WIDYAGAMA HUSADA
MALANG
PROSEDUR TETAP
OLEH : MAHASISWA PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
I PENGERTIAN Merupakan persiapan pasien sebelum pulang
ke rumah dengan memberikan penyuluhan
tentang perawatan dirumah, pencegahan dan
sebagainya
II TUJUAN 1. Meningkatkan kemandirian pasien dalam
melakukan keperawatan dirumah
2. Meningkatkan keperawatan yang
berkelanjutan pada pasien
3. Membantu pasien memiliki pengetahuan,
keterampilan dan sikap dalam memperbaiki
serta mempertahankan status kesehatan
pasien
III INDIKASI Pasien yang akan pulang kerumah
IV KONTRAINDIKASI -
V PERSIAPAN PERAWAT 1. Pasien harus tau apa yang diderita pasien
dan bagaimana melakukan perawatan
dirumah dan pencegahannya
2. Perawat harus percaya diri dalam
menyampaikan discharge planning
VI PERSIAPAN ALAT 1. Lembar telah dilakukan discharge planning
2. Lingkungan yang nyaman
VII PERSIAPAN PASIEN Beri penjelasan pada keluarga dan pasien
tentang cara perawatan dirumah dan
pencegahannya
VIII CARA KERJA 1. Memberikan salam
2. Mengenalkan nama perawat
3. Memberi penyuluhan kepada pasien
dengan cara diskusi, tanya jawab,
demonstrasi
4. Menggunakan alat peraga bila diperlukan
5. Mengadakan evaluasi
66
6. Memberikan umpan balik
7. Mengakhiri kegiatan dengan memberikan
salam
8. Mencatat hasil penyuluhan
IX HASIL Dokumentasi
1. Catat tindakan yang telah dilakukan
2. Waktu dan tanggal tindakan
3. Nama pasien, usia, nomor rekam medis
4. Nama perawat dan tanda tangan perawat
DISCHARGE PLANNING No Reg :
Nama :
Jenis Kelamin :
Tanggal MRS : Tanggal KRS :
Bagian : Bagian :
Dipulangkan dari RS......................................................dengan keadaan :
a. Sembuh d. Pulang paksa
b. Meneruskan dengan obat jalan e. Lari
c. Pindah ke RS lain f. Maninggal
A. Kontrol
a. Waktu :
b. Tempat :
B. Lanjutan perawatan dirumah (luka operasi, pemasangan gift, pengobatan dan lain-lain)
C. Aturan Diet/Nutrisi
D. Obat-obat yang masih diminum dan jumlahnya
E. Aktivitas dan istirahat
Yang dibawa pulang (Hasil lab, Foto, ECG, obat dan lain-lain)
Lain-lain :
Malang,......................................
Pasien/Keluarga Perawat
( ) ( )
67
PETUNJUK TEHNIS (JUKNIS) SENTRALISASI OBAT
Petunjuk Teknis Pengisian Tanda Bukti Serah Terima Obat (Untuk Farmasi)
a. Kolom tanggal penerimaan obat diisi sesuai tanggal serah terima obat.
b. Pengisian nama pasien, usia dan nomer register ruangan.
c. Kolom nama obat, dosis dan jumlah (sediaan) diisi sesuai dengan nama obat, frekuensi
pemberian dan jumlah yang diterima.
d. Kolom TT dan nama terang yang menyerahkan diisi oleh petugas farmasi.
e. Kolom TT dan nama terang yang menerima diisi oleh perawat yang menerima.
69
LEMBAR PERSETUJUAN DILAKUKAN SENTRALISASI OBAT
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama :
Jenis Kelamin :
Usia :
Alamat :
Adalah istri / anak / orang tua *) dari pasien :
Nama : Usia :
Ruang : No. Reg :
Alamat :
Malang, ..............................
Perawat Yang Menerangkan
............................................. ............................................
DI RUANG :
Nama Pasien :
Usia :
No. Kamar :
No. Reg :
71
FORMULIR PEMBERIAN OBAT
Nama Pasien :
Usia :
Ruang :
No. Reg :
Sisa
Dosis: Sore Jam Paraf Jam Paraf Jam Paraf Jam Paraf Jam Paraf Jam Paraf
Cara Pemberian:
Dosis:
Sisa
Cara Pemberian:
Malam Jam Paraf Jam Paraf Jam Paraf Jam Paraf Jam Paraf Jam Paraf
Sisa
72
LAMPIRAN
73
TARGET PRAKTEK MANDIRI
SKILL LAB/PRAKTIK 1 2 3
Hari/tanggal Hari/tanggal Hari/tanggal
1. Orientasi pasien baru
2. Timbang terima/operan/handover
3. Komunikasi dengan metode SBAR
4. Pre dan Post Conference
5. Ronde Keperawatan
6. Discharge Planning
7. Sentralisasi Obat
74