Anda di halaman 1dari 21

KISI- KISI SOAL UTS TAHUN 2020:

SOAL :
1. PT. Medan Cemerlang merencanakan produksi berdasarkan anggaran
penjualan tahun 2021 sebagai berikut :

Triwulan 1 sebesar 60 unit, triwulan 2 sebesar 40 unit, triwulan 3 sebesar


50 unit, dan triwulan 4 sebesar 70. Persediaan awal tahun 2021 yaitu bulan
Januari sebesar 18 unit, dan perputaran persediaan 10 kali dalam setahun.

Diminta:
1. Hitunglah jumlah persediaan yang harus dimiliki pada akhir

tahun yaitu bulan Desember 2021.


2. Hitung jumlah produksi dalam satu tahun selama 2021.
3. Buat skedul produksi triwulanan, dengan kebijakan stabilitas

persediaan atau perobahan persediaan stabil.

Penyelesaian:
Total Penjualan 1 tahun = 60 + 40 + 50 + 70 = 220 unit.
Perputaran Persediaan 10 kali.
Persediaan rata-rata = 220 : 10 kali = 22 unit pertriwulan.
Persediaan akhir = ( 2 x persediaan rata-rata) – persediaan awal
Persediaan akhir = (2 x 22 unit) - 18 unit = 26 unit.
Perobahan persediaan = (selisih persediaan awal dengan persediaan akhir :
jumlah kurun waktu.
Perobahan persediaan = (26 unit – 18 unit ) : 4 triwulan = 2 unit pertriwulan
(menambah). Sehingga:
Persediaan awal Triwulan 1 = 18 unit.
Persediaan awal triwulan 2 = 18 + 2 Unit = 20 unit.
Persediaan awal Triwulan 3 = 20 unit + 2 unit = 22 unit.
Persediaan awal triwulan 4 = 22 unit + 2 unit = 24 unit.
Persediaan akhir triwulan 4 = 24 unit + 2 unit = 26 unit.
Anggaran Produksi = 220 unit + 26 unit – 18 unit = 228 unit pertahun.
Skedul Produksi perobahan persediaan stabil:
Perkiraan: Triwulan 1 Triwulan 2 Triwulan 3 Triwulan 4 Total 1 Tahun
Anggaran-
penjualan 60 40 50 70 220
Persed. Akhir 20 + 22 24 26 26
Jumlah tersedia 80 62 74 96 246
Persed. Awal 18 - 20 22 24 18
Anggaran-
produksi 62 42 52 72 228

Catatan; Membuat jadual produksi dikerjakan dari atas ke bawah, sehingga


terakhir dihitung adalah anggaran produksi.
2. PT. Medan Cemerlang merencanakan produksi berdasarkan anggaran
penjualan tahun 2021 sebagai berikut :
Triwulan 1 sebesar 60 unit, triwulan 2 sebesar 40 unit, triwulan 3 sebesar
50 unit, dan triwulan 4 sebesar 70. Persediaan awal tahun 2021 yaitu bulan
Januari sebesar 18 unit, dan perputaran persediaan 10 kali dalam setahun.
Diminta:
1. Hitunglah jumlah persediaan yang harus dimiliki pada akhir
tahun yaitu bulan Desember 2021.
2. Hitung jumlah produksi dalam satu tahun selama 2021.
3. Buat skedul produksi triwulanan, dengan kebijakan produksi
stabil atau stabilitas produksi.

Penyelesaian:
Dari soal di atas kalau pertanyaannya Skedul Produksi Stabil atau produksi rata-
rata, maka penyelesaiannya sebagai berikut:
Total Penjualan 1 tahun = 60 + 40 + 50 + 70 = 220 unit.
Perputaran Persediaan 10 kali.
Persediaan rata-rata = 220 : 10 kali = 22 unit pertriwulan.
Persediaan akhir = ( 2 x persediaan rata-rata) – persediaan awal
Persediaan akhir = (2 x 22 unit) - 18 unit = 26 unit.
Persediaan Awal = 18 unit.
Maka Anggaran Produksi = 220 unit + 26 unit – 18 unit = 228 unit pertahun.
Produksi rata-rata pertriwulan = Produksi satu tahun : banyaknya kurun waktu.
Produksi stabil atau rata-rata = 228 unit : 4 triwulan = 57 unit pertriwulan.
Skedul Produksi Stabil:
Perkiraan: Triwulan 1 Triwulan 2 Triwulan 3 Triwulan 4 Total 1 Tahun
Anggaran-
penjualan 60 40 50 70 220
Persed. Akhir 15 + 32 39 26 26
Jumlah tersedia 75 72 89 96 246
Persed. Awal 18 - 15 32 39 18
Anggaran-
produksi 57 57 57 57 228

Catatan; Membuat jadual produksi dikerjakan dari bawah ke atas, sehingga


terakhir dihitung adalah persediaan akhir.

Anggaran Bahan Baku Langsung, dan Anggaran Upah


Langsung
Petunjuk :
1. Rumus-rumus yang dipakai:
- Anggaran Produksi (Unit) = Anggaran unit penjualan + Unit Persediaan Akhir
barang jadi – Unit Persediaan Awal barang jadi.
- Anggaran unit Pemakaian atau Kebutuhan Bahan Langsung = Anggaran Produksi
(unit) x Standar pemakaian bahan baku per unit produk (SUR).
- Anggaran Pembelian Bahan baku dalam unit = Anggaran Kebutuhan Bahan baku
langsung + Persediaan Akhir bahan baku – Persediaan Awal bahan baku.
- Anggaran Pembelian Bahan baku dalam satuan uang = Anggaran Pembelian bahan
baku dalam unit x standar harga pembelian bahan baku per unit.
- Anggaran Pemakaian atau Kebutuhan Jam Kerja Langsung (JKL) = Anggaran unit
produksi x standar pemakaian Jam Kerja Langsung per unit produk (SUR).
- Anggaran Upah langsung = Anggaran pemakaian Jam Kerja Langsung x Tarif Upah
per Jam Kerja Langsung.
SOAL :
3. PT. SINAR CEMERLANG merupakan perusahaan industri penghasil produk sepatu
Pria dan sepatu Wanita, akan menyusun Anggaran Bahan Baku Langsung dan
Anggaran Upah Tenaga Kerja Langsung untuk periode Semester I tahun 2021.
Data berkaitan dengan kegiatan penjualan dan produksi sebagai berikut:
Perkiraan Penjualan dan persediaan barang jadi.
Unit Yang Persediaan Barang Jadi
Harga Jual
Jenis Produk Dijual (pasang)
per pasang
(Penjualan) Awal Akhir
Sepatu Pria 600 pasang Rp. 400.000 300 200
Sepatu 600 pasang Rp. 300.000 200 100
Wanita
Standar Pemakaian Bahan Baku (SUR):
Jenis Bahan SUR
Unit
Baku Sepatu Pria Sepatu Wanita
Bahan Kulit CM 2
40 30
Bahan Karet CM 2
20 20
Jenis Persediaan Bahan Baku dan Harga:
Jenis Bahan Persediaan Awal Persediaan Akhir Harga per unit
Baku (CM 2)
(CM 2)
(CM2)
Bahan Kulit 4.000 3.500 Rp. 5.000
Bahan Karet 2.000 3.000 Rp. 4.000
Standar Pemakaian Jam Kerja Langsung (JKL), dan Tarif Upah per Jam Kerja
Langsung sebagai berikut:
Produk Standar Pemakaian JKL Standar Tarif Upah Perjam
Sepatu Pria 4 Jam Rp. 16.000
Sepatu 3 Jam Rp. 20.000
Wanita
Diminta: Dari data tersebut di atas susunlah :
a. Anggaran Produksi dalam unit.
b. Anggaran Pemakaian Bahan Baku Langsung dalam unit.
c Anggaran Pembelian Bahan Baku langsung dalam unit, dan dalam moneter.
d. Anggaran Upah Langsung dalam moneter.
Penyelesaian:
A. Anggaran Produksi:
Keterangan Sepatu Pria Sepatu Wanita

Penjualan 600 600

Persediaan Akhir 200 100

Jumlah harus tersedia 800 700

Persediaan Awal 300 200

Anggaran Produksi 500 500


B. Anggaran Kebutuhan atau Pemakaian Bahan Baku:
Bahan Baku Bahan Baku
Anggaran Kulit Karet
Produk Unit
Produksi Kebtuhan Kebutuhan
SUR SUR
Bahan Baku Bahan Baku

Sepatu Pria 500 40 20.000 20 10.000

Sepatu Wanita 500 30 15.000 20 10.000

Jumlah 35.000 20.000

C. Anggaran Pembelian Bahan Baku:

B. Baku B. Baku
Keterangan
Kulit Karet

Kebutuhan atau Pemakaian 35.000 20.000

Persediaana Akhir 3.500 3.000

Jumlah 38.500 23.000

Persediaan Awal (4.000) (2.000 )

Pembelian unit 34.500 21.000

Harga Rp. 5.000 X Rp. 4.000 X

Anggaran Biaya Pembelian Rp. 172.500.000 Rp. 84.000.000


(satuan moneter)

D. Anggaran Upah Langsung:

Tarif
Standar Upah Jumlah Biaya
Anggaran Jumlah
Produk Pemakaian per Upah
Produksi JKL
JKL JKL (Rp)
(Rp)

Sepatu Pria 500 4 2.000 16.000 32.000.000

Sepatu Wanita 500 3 1.500 20.000 30.000.000

Total Upah
62.000.000
Langsung

TUGAS DARI BAB 6: GRUP AD 1, AD2, KELAS EKSEKUTIF.


ANGGARAN FLEKSIBEL UNTUK BIAYA OVERHEAD PABRIK.
SOAL:

PT. AGUNG RAYA merupakan perusahaan industri lemari sedang


menganggarkan Biaya Overhead Pabrik berdasarkan Jam Kerja
Langsung (JKL) dengan tarif ditentukan dimuka pada kapasitas normal
yaitu 6.400 JKL atau sebesar 80% dari kapasitas maksimum. Adapun
biaya tetap, dan tarif biaya varibel per Jam Kerja Langsung pada
semester I dan II tahun 2021 disajikan pada Tabel di bawah ini:
Keterangan: Biaya Tetap Tarif Biaya
(Rp) Variabel (Rp)
Biaya Terkendali Departemen:    
Tenaga kerja tidak langsung 3.000.000 1.000
Bahan baku tidak langsung - 2.000
Inspeksi peralatan pabrik 3.000.000 1.000
Pengawasan mutu produk 4.000.000 1.000
1. Total beban terkendali oleh departemen 10.000.000 5.000
Biaya Tak Terkendali Departemen:    
Peremi Asuransi kebakaran Pabrik 4.000.000 -
Pajak Bumi dan Bangunan Pabrik 6.000.000 -
Penyusutan peralatan pabrik 3.000.000 -
2. Total beban tak terkendali departemen 13.000.000 -
Biaya Departemen Jasa:    
Pemeliharaan gedung dan peralatan pabrik 3.000.000 2.000
Biaya Air, listrik, dan telepon di pabrik 1.000.000 12.000
Biaya cleaning service di pabrik 3.000.000 1.000
3. Total beban departemen jasa 7.000.000 15.000
Total Biaya Overhead = 1 + 2+ 3 30.000.000 20.000

Pertanyaan:

Kepada Sudara diminta agar menyusun Anggaran Fleksibel untuk Biaya


Overhead Pabrik pada semester I dengan penggunaan tingkat kapasitas
70%, dan semester II tahun 2021 tingkat kapasitas 90%.

Jawaban Soal Tugas: GRUP AD 1, AD2, KELAS EKSEKUTIF.


Pertama sekali dihitung dulu jumlah JKL pada kapasitas penuh sebagai
berikut:
Kapasitas penuh = 6.400 Jam : 80% = 6.400 : 0,8 = 8.000 Jam.
Berarti: Jumlah JKL pada kapasitas 70% = 70% X 8.000 JKL = 5.600 JKL.
Jumlah JKL pada kapasitas 90% = 90% X 8.000 JKL = 7.200 JKL.
Maka Anggaran Fleksibel BOP sesuai kapasitas 70% dan 90% adalah:
Keterangan: Kapasitas 70% Kapasitas 90%
= 5.600 JKL =7.200 JKL
(Rp) Semester I (Rp) Semester II
Biaya Terkendali Departemen:    
Tenaga kerja tidak langsung 8.600.000 10.200.000
Bahan baku tidak langsung 11.200.000 14.400.000
Inspeksi peralatan pabrik 8.600.000 10.200.000
Pengawasan mutu produk 9.600.000 11.200.000
1. Total beban terkendali oleh 38.000.000 46.000.000
departemen
Biaya Tak Terkendali Departemen:    
Peremi Asuransi kebakaran Pabrik 4.000.000 4.000.000
Pajak Bumi dan Bangunan Pabrik 6.000.000 6.000.000
Penyusutan peralatan pabrik 3.000.000 3.000.000
2. Total beban tak terkendali 13.000.000 13.000.000
departemen
Biaya Departemen Jasa:    
Pemeliharaan gedung dan peralatan 14.200.000 17.400.000
pabrik
Biaya Air, listrik, dan telepon di pabrik 68.200.000 87.400.000
Biaya cleaning service di pabrik 8.600.000 10.200.000
3. Total beban departemen jasa 91.000.000 115.000.000
Total Biaya Overhead = 1 + 2+ 3 142.000.000 174.000.000

TUGAS DARI BAB 6: GRUP AD 5


ANGGARAN FLEKSIBEL UNTUK BIAYA OVERHEAD PABRIK.
SOAL :
PT. AGUNG RAYA merupakan perusahaan industri lemari sedang
menganggarkan Biaya Overhead Pabrik berdasarkan Jam Kerja
Langsung (JKL) dengan tarif ditentukan dimuka pada kapasitas normal
yaitu 6.400 JKL atau sebesar 80% dari kapasitas maksimum. Adapun
biaya tetap, dan tarif biaya varibel per Jam Kerja Langsung pada
semester I dan II tahun 2021 disajikan pada Tabel di bawah ini:

Keterangan: Biaya Tetap Tarif Biaya


(Rp) Variabel (Rp)
Biaya Terkendali Departemen:    
Tenaga kerja tidak langsung 3.000.000 1.000
Bahan baku tidak langsung - 2.000
Inspeksi peralatan pabrik 3.000.000 1.000
Pengawasan mutu produk 4.000.000 1.000
1. Total beban terkendali oleh departemen 10.000.000 5.000
Biaya Tak Terkendali Departemen:    
Peremi Asuransi kebakaran Pabrik 4.000.000 -
Pajak Bumi dan Bangunan Pabrik 6.000.000 -
Penyusutan peralatan pabrik 3.000.000 -
2. Total beban tak terkendali departemen 13.000.000 -
Biaya Departemen Jasa:    
Pemeliharaan gedung dan peralatan pabrik 3.000.000 2.000
Biaya Air, listrik, dan telepon di pabrik 1.000.000 12.000
Biaya cleaning service di pabrik 3.000.000 1.000
3. Total beban departemen jasa 7.000.000 15.000
Total Biaya Overhead = 1 + 2+ 3 30.000.000 20.000

Pertanyaan:
Kepada Sudara diminta agar menyusun Anggaran Fleksibel untuk Biaya
Overhead Pabrik pada semester I dengan penggunaan tingkat kapasitas
80%, dan semester II tahun 2021 tingkat kapasitas 100%.

Jawaban Soal Tugas : Grup AD5


Pertama sekali dihitung dulu jumlah JKL pada kapasitas penuh sebagai
berikut:
Kapasitas penuh = 6.400 Jam : 80% = 6.400 : 0,8 = 8.000 Jam.
Berarti: Jumlah JKL pada kapasitas 80% = 80% X 8.000 JKL = 6.400 JKL.
Jumlah JKL pada kapasitas 100% = 100% X 8.000 JKL = 8.000 JKL.
Maka Anggaran Fleksibel BOP sesuai kapasitas 80% dan 100% adalah:
Keterangan: Kapasitas 80% Kapasitas 100% =
= 6.400 JKL 8.000 JKL
(Rp) Semester I (Rp) Semester II
Biaya Terkendali Departemen:    
Tenaga kerja tidak langsung 9.400.000 11.000.000
Bahan baku tidak langsung 12.800.000 16.000.000
Inspeksi peralatan pabrik 9.400.000 11.0000.000
Pengawasan mutu produk 10.400.000 12.000.000
1. Total beban terkendali oleh 42.000.000 50.000.000
departemen
Biaya Tak Terkendali Departemen:    
Peremi Asuransi kebakaran Pabrik 4.000.000 4.000.000
Pajak Bumi dan Bangunan Pabrik 6.000.000 6.000.000
Penyusutan peralatan pabrik 3.000.000 3.000.000
2. Total beban tak terkendali 13.000.000 13.000.000
departemen
Biaya Departemen Jasa:    
Pemeliharaan gedung dan peralatan 15.800.000 19.000.000
pabrik
Biaya Air, listrik, dan telepon di pabrik 77.800.000 97.000.000
Biaya cleaning service di pabrik 9.400.000 11.000.000
3. Total beban departemen jasa 103.000.000 127.000.000
Total Biaya Overhead = 1 + 2+ 3 158.000.000 190.000.000

TUGAS DARI BAB 6: GRUP AD 2


ANGGARAN FLEKSIBEL UNTUK BIAYA OVERHEAD PABRIK.
SOAL :
PT. AGUNG RAYA merupakan perusahaan industri lemari sedang
menganggarkan Biaya Overhead Pabrik berdasarkan Jam Kerja
Langsung (JKL) dengan tarif ditentukan dimuka pada kapasitas normal
yaitu 6.400 JKL atau sebesar 80% dari kapasitas maksimum. Adapun
biaya tetap, dan tarif biaya varibel per Jam Kerja Langsung pada
semester I dan II tahun 2021 disajikan pada Tabel di bawah ini:
Keterangan: Biaya Tetap Tarif Biaya
(Rp) Variabel (Rp)
Biaya Terkendali Departemen:    
Tenaga kerja tidak langsung 3.000.000 1.000
Bahan baku tidak langsung - 2.000
Inspeksi peralatan pabrik 3.000.000 1.000
Pengawasan mutu produk 4.000.000 1.000
1. Total beban terkendali oleh departemen 10.000.000 5.000
Biaya Tak Terkendali Departemen:    
Peremi Asuransi kebakaran Pabrik 4.000.000 -
Pajak Bumi dan Bangunan Pabrik 6.000.000 -
Penyusutan peralatan pabrik 3.000.000 -
2. Total beban tak terkendali departemen 13.000.000 -
Biaya Departemen Jasa:    
Pemeliharaan gedung dan peralatan pabrik 3.000.000 2.000
Biaya Air, listrik, dan telepon di pabrik 1.000.000 12.000
Biaya cleaning service di pabrik 3.000.000 1.000
3. Total beban departemen jasa 7.000.000 15.000
Total Biaya Overhead = 1 + 2+ 3 30.000.000 20.000

Pertanyaan:
Kepada Sudara diminta agar menyusun Anggaran Fleksibel untuk Biaya
Overhead Pabrik pada semester I dengan penggunaan tingkat kapasitas
60%, dan semester II tahun 2021 tingkat kapasitas 80%.

Jawaban Soal Tugas : Grup AD2


Pertama sekali dihitung dulu jumlah JKL pada kapasitas penuh sebagai
berikut:
Kapasitas penuh = 6.400 Jam : 80% = 6.400 : 0,8 = 8.000 Jam.
Berarti: Jumlah JKL pada kapasitas 60% = 80% X 8.000 JKL = 4.800 JKL.
Jumlah JKL pada kapasitas 80% = 80% X 8.000 JKL = 6.400 JKL.
Maka Anggaran Fleksibel BOP sesuai kapasitas 60% dan 80% adalah:
Keterangan: Kapasitas 60% Kapasitas 80% =
= 4.800 JKL 6.400 JKL
(Rp) Semester I (Rp) Semester II
Biaya Terkendali Departemen:    
Tenaga kerja tidak langsung 7.800.000 9.400.000
Bahan baku tidak langsung 9.600.000 12.800.000
Inspeksi peralatan pabrik 7.800.000 9.400.000
Pengawasan mutu produk 8.800.000 10.400.000
1. Total beban terkendali oleh 34.000.000 42.000.000
departemen
Biaya Tak Terkendali Departemen:    
Peremi Asuransi kebakaran Pabrik 4.000.000 4.000.000
Pajak Bumi dan Bangunan Pabrik 6.000.000 6.000.000
Penyusutan peralatan pabrik 3.000.000 3.000.000
2. Total beban tak terkendali 13.000.000 13.000.000
departemen
Biaya Departemen Jasa:    
Pemeliharaan gedung dan peralatan 12.600.000 15.800.000
pabrik
Biaya Air, listrik, dan telepon di pabrik 58.600.000 77.800.000
Biaya cleaning service di pabrik 7.800.000 9.400.000
3. Total beban departemen jasa 79.000.000 103.000.000
Total Biaya Overhead = 1 + 2+ 3 126.000.000 158.000.000

SOAL TUGAS 6: Anggaran Harga Pokok Produksi dan


Harga Pokok Penjualan.
PT. MULTI RASA SIRUP memproduksi dua jenis produk yaitu minuman ringan Rasa Anggur,
dan Rasa Strawbery. Adapun anggaran penjualan masing-masing produk pada bulan
Desember 2015 sebagai berikut: Rasa Anggur = 2.000 lusin @ Rp. 500.000, dan Rasa
Strawbery = 2.500 lusin @ Rp. 300.000. Persediaan awal barang jadi Rasa Anggur = 400
lusin @ Rp. 305.000 sedangkan produk Rasa Strawbery =300 lusin @ Rp. 130.000. Proyeksi
persediaan akhir barang jadi Rasa Anggur = 300 lusin, dan Rasa Strawbery = 200 lusin.
Data yang tersedia berupa; standar pemakaian bahan baku per lusin produk, Jumlah
Persediaan, dan Harga Bahan Baku sebagai berikut:

Keterangan Bahan Baku Bahan Baku Bahan Baku


Anggur Strawbery Manisan

Produk Rasa Anggur 4 kg 0 4 kg

Produk Rasa StrawberRasa 0 2 kg 3 kg


Strawbery

Persediaan Awal Bahan Baku 500 kg 700 kg 1.000 kg


(kg)

Persediaan Akhir Bahan 400 kg 600 kg 800 kg


Baku (kg)

Harga Bahan Baku per kg Rp. 50.000 Rp. 40.000 Rp. 20.000

Diasumsikan harga bahan baku adalah stabil atau konstan.

Upah Buruh: Untuk membuat satu lusin produk Rasa Anggur membutuhkan 4 jam kerja
langsung dengan tarif Rp. 20.000 per jam, dan produk Rasa Strawbery membutuhkan 2 jam
kerja langsung dengan tarif upah Rp. 25.000 per jam. Biaya Overhead Pabrik berdasarkan
Jam Kerja Langsung dengan tarif pembebanan BOP Variabel Rp. 5.000 per jam, dan BOP
Tetap Rp. 10.000 per jam. Tidak ada persediaan Awal dan persediaan Akhir Barang Dalam
Proses.

Diminta: Dari data tersebut Saudara agar menyusun anggaran Harga Pokok Produksi per
lusin, dan Harga Pokok Penjualan untuk masing-masing jenis produk selama bulan Desember
2015 menggunakan metode FIFO untuk menilai persediaan akhir barang jadi. Metode
LIFO, Metode Weighted Average ( Rata-rata Tertimbang).

Penyelesaian Soal untuk Grup AD1, AD3, Kelas Eksekutif


(Metode FIFO)

Tabel 1. Anggaran Penjualan

Jenis Produk Unit dijual Harga per unit Total Harga


Produk RASA 2.000 unit Rp. 500.000 1.000.000.000
ANGGUR
Produk RASA 2.500 unit Rp. 300.000 750.000.000
STRAWBERY
Jumlah 1.750.000.000

Tabel 2

2. Anggaran Produksi (unit)

Jenis Produk Produk RASA Produk RASA


ANGGUR STRAWBERY
Penjualan (unit) 2.000 2.500
Persediaan Akhir B J 300 200
Jumlah harus Tersedia 2.300 2.700
Persediaan Awal B J (400) (300)
Rencana Produksi (Unit) 1.900 2.400

Tabel 3

3. Anggaran Kebutuhan Bahan Baku (Unit Pemakaian Bahan Baku )

Jenis Produk Rencana Bahan Bahan Bahan

Produksi Baku Anggur Baku Strawbery Baku Manisan

SUR Jlh BB SUR Jlh BB SUR Jlh BB

Produk RASA 1.900 4 7.600 0 0 4 7.600


ANGGUR

Produk RASA 2.400 0 0 2 4.800 3 7.200


STRAWBERY

Jumlah (unit) 7.600 4.800 14.800


Harga @ Unit Rp. Rp. Rp.
50.000 x 40.000 20.000
Jumlah Harga 380.000.00 192.000.00 296.000.000
0 0

Catatan; Kebutuhan Bahan Baku dalam unit akan digunakan dalam Tabel 7.7
untuk menghitung biaya pemakaian bahan baku langsung atau DMC.

Tabel 4

4. Anggaran Pembelian Bahan Baku

Keterangan Bahan Baku Bahan Baku Bahan Baku


Anggur Strawbery Manisan
Kebutuhan BB 7.600 4.800 14.800
Pers. Akhir BB 400 600 800
Jlh BB Tersedia 8.000 5.400 15.600
Pers. Awal BB (500) (700) (1.000)
Jlh Pembelian 7.500 4.700 14.600
(Unit)
Harga Rp. 50.000 Rp. 40.000 Rp. 20.000
pembelian per
x x x
unit BB
Anggaran Nilai Rp. 375.000.000 Rp. 188.000.000 Rp. 292.000.000
Pembelian BB
Total Rp . 855.000.000
Catatan : Total Nilai Pembelian Seluruh Bahan Baku Rp. 855.000.000,-

Tabel 5

5. Anggaran Biaya Upah Langsung (DLC)

Jenis produk Rencana Standar Total Tarif Jumlah

Produksi JKL JKL Per JKL (Rp)


Produk RASA 1.900 4 7.600 Rp. 20.000 152.000.000
ANGGUR
Produk RASA 2.400 2 4.800 Rp. 25.000 120.000.000
STRAWBERY
Jumlah 272.000.000
Tabel 6

6. Anggaran Biaya Overhead Pabrik

Jenis produk Rencana Standar Total Tarif Jumlah

Produksi BOP (Rp)


Produk RASA 1.900 4 7.600 Rp. 15.000 114.000.000
ANGGUR
Produk RASA 2.400 2 4.800 Rp. 15.000 72.000.000
STRAWBERY
Jumlah 186.000.000
Catatan: Tarif BOP = Rp. 15.000,- adalah jumlah dari tarif BOP Variabel

= Rp. 5.000 ditambah dengan tarif BOP Tetap = Rp. 10.000,-

Tabel 7

7. Perhitungan Anggaran Harga Pokok Produksi (dalam Rupiah)

Keterangan Produk RASA Produk


ANGGUR
RASA STRAWBERY
1.900 unit
2.400 unit
Biaya BB (DMC): Tabel 3

Bahan Baku Anggur Rp. 380.000.000 Rp. 0


Bahan Baku Strawbery 0 192.000.000
Bahan Baku Manisan 152.000.000 144.000.000 +
+
Jumlah DMC 532.000.000 336.000.000
Upah Buruh Langsung 152.000.000 120.000.000
(DLC)
Biaya Overhead 114.000.000 72.000.000
Pabrik(BOP)
Jumlah Biaya Produksi 798.000.000 528.000.000

Persediaan awal BDP 0 + 0 +


Jumlah biaya produksi 798.000.000 528.000.000
sampai periode sekarang
Persediaan akhir BDP (0) ( 0)
Total Harga Pokok 798.000.000 528.000.000
Produksi
Anggaran Unit Produksi 1.900 : 2.400 :
Harga Pokok Produksi Per Rp. 420.000 Rp. 220.000
Unit

Catatan: Biaya Pemakaian Bahan Baku untuk Produk RASA ANGGUR adalah (unit
pemakaian lihat dari Tabel 3), maka nilai biaya pemakaian Bahan Baku Langsung
sebagai berikut:

Bahan Baku Anggur = 7.600 unit x Rp. 50.000 = Rp. 380.000.000,-

Bahan Baku Strawbery = 0 unit x Rp. 40.000 = Rp. 0

Bahan Baku Manisan = 7.600 unit xRp. 20.000 = Rp. 152.000.000 ,-

Biaya Pemakaian Bahan Baku untuk Produk RASA STRAWBERY adalah (unit
pemakaian lihat dari Tabel 3):

Bahan Baku Anggur = 0 unit x Rp. 50.000 = Rp. 0,-

Bahan Baku Strawbery = 4.800 unit x Rp. 40.000 = Rp. 192.000.000,-

Bahan Baku Manisan = 7.200 unit x Rp. 20.000 = Rp. 144.000.000 ,-

Tabel 8

8. Perhitungan Anggaran Harga Pokok Penjualan Metode FIFO

(dalam Rupiah)
Keterangan: Produk: RASA ANGGUR

DEBET Unit Harga Jumlah Rupiah

Persediaan Awal BJ 400 305.000 122.000.000

Harga Pokok Produksi 1.900 420.000 798.000.000

Jlh BJ siap untuk Dijual 2.300 920.000.000

KREDIT

Persediaan Akhir BJ 300 420.000 126.000.000

Harga Pokok Penjualan 400 305.000 122.000.000

2.000 unit 1.600 420.000 672.000.000

Jumlah H.P. Penjualan 2.000 794.000.000

Jumlah Biaya 2.300 920.000.000

Tabel 9

Perhitungan Anggaran Harga Pokok Penjualan Metode FIFO


(dalam Rupiah)

Keterangan Produk: RASA STRAWBERY

DEBET Unit Harga Jumlah Rupiah

Persediaan Awal BJ 300 130.000 39.000.000

Harga Pokok Produksi 2.400 220.000 528.000.000

Jlh BJ siap untuk Dijual 2.700 567.000.000

KREDIT

Persediaan Akhir BJ 200 220.000 44.000.000

Harga Pokok Penjualan 300 130.000 39.000.000

2.500 unit 2.200 220.000 484.000.000


Jumlah H.P. Penjualan 2.500 523.000.000

Jumlah Biaya 2.700 567.000.000

JAWABAN GRUP AD5.


(Dimulai juga dari Tabel 1 sampai dengan Tabel 7
kemudian langsung Lanjut ke Tabel 10 dan Tabel 11)
Tabel 10
9. Perhitungan Anggaran Harga Pokok Penjualan Metode LIFO
(dalam Rupiah)
Keterangan: Produk: RASA ANGGUR

DEBET Unit Harga Jumlah Rupiah

Persediaan Awal BJ 400 305.000 122.000000

Harga Pokok Produksi 1.900 420.000 798.000.000

Jlh BJ siap untuk Dijual 2.300 920.000.000

KREDIT

Persediaan Akhir BJ 300 305.000 91.500.000

Harga Pokok Penjualan 1.900 420.000 798.000.000


2.000 unit 100 305.000 30.500.000

Jumlah H.P. Penjualan 2.000 828.500.000

Jumlah Biaya 2.300 920.000.000

Tabel 11

Perhitungan Anggaran Harga Pokok Penjualan Metode LIFO


(dalam Rupiah)

Keterangan Produk: RASA STRAWBERY

DEBET Unit Harga Jumlah Rupiah

Persediaan Awal BJ 300 130.000 39.000.000

Harga Pokok Produksi 2.400 220.000 528.000.000

Jlh BJ siap untuk Dijual 2.700 567.000.000

KREDIT

Persediaan Akhir BJ 200 130.000 26.000.000

Harga Pokok Penjualan 2.400 220.000 528.000.000

2.500 unit 100 130.000 13.000.000

Jumlah H.P. Penjualan 2.500 541.000.000

Jumlah Biaya 2.700 567.000.000


JAWABAN: GRUP AD2.
(Dimulai juga dari Tabel 1 sampai dengan Tabel 7
kemudian langsung Lanjut ke Tabel 12 dan Tabel 13)
Tabel 12

10. Perhitungan Anggaran Harga Pokok Penjualan Metode Rata-rata Tertimbang

(dalam Rupiah)

Keterangan: Produk: RASA ANGGUR

DEBET Unit Harga Jumlah Rupiah

Persediaan Awal BJ 400 305.000 122.000000

Harga Pokok Produksi 1.900 420.000 798.000.000

Jlh BJ siap untuk Dijual 2.300 920.000.000

KREDIT

Persediaan Akhir BJ 300 400.000 120.000.000

Harga Pokok Penjualan 2.000 400.000 800.000.000


2.000 unit

Jumlah H.P. Penjualan 2.000 800.000.000

Jumlah Biaya 2.300 920.000.000

Catatan: Harga Rata-rata Tertimbang Produk Rasa Anggur = Rp. 920.000.000 :


2.300 unit = Rp. 400.000,- perunit.

Tabel 13

Perhitungan Anggaran Harga Pokok Penjualan Metode Rata-rata Tertimbang

(dalam Rupiah)

Keterangan Produk: RASA STRAWBERY

DEBET Unit Harga Jumlah Rupiah

Persediaan Awal BJ 300 130.000 39.000.000

Harga Pokok Produksi 2.400 220.000 528.000.000

Jlh BJ siap untuk Dijual 2.700 567.000.000

KREDIT

Persediaan Akhir BJ 200 210.000 42.000.000

Harga Pokok Penjualan 2.500 210.000 525.000.000

2.500 unit

Jumlah H.P. Penjualan 2.500 525.000.000

Jumlah Biaya 2.700 567.000.000


Catatan: Harga Rata-rata Tertimbang Produk Rasa Strawbery = Rp. 567.000.000 :
2.700 unit = Rp. 210.000,- perunit.

Silahkan Saudara latihan secara berulang-ulang,


dengan cara melihat video penjelasannya
supaya paham betul.
Terima kasih...

Anda mungkin juga menyukai