Anda di halaman 1dari 8

GETAH BONGGOL PISANG AMBON

Oleh :
NIMAS DAMARA RAHMANIA
10614008

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI


2014
PENDAHULUAN

Kulit adalah bagian dari tubuh yang mempunyai fungsi sangat vital, antara
lain: proteksi, sensasi, regulasi panas, kontrol evaporasi, estetik dan
komunikasi, penyimpanan dan pembuatan, ekskresi, absorpsi. Selain itu,
sejumlah obat dapat teradministrasi melalui kulit, seperti salep. Apabila kulit
tersebut tergores benda tajam dan meninggalkan luka lecet, menyebabkan
kekhawatiran karena akan membuat bagian dari tubuh terutama fungsi organ
yang terluka terganggu, selain itu membuat noda bekas luka yang sulit untuk
dihilangkan.
Menurut dr. Bambang
Pontjo Priosoeryanto Ph. Dalam artikelnya berjudul “Penyembuh Luka di
sekitar Kita”, getah bonggol pisang dapat meyembuhkan luka lecet. Bahkan
getah pohon pisang memiliki keunggulan secara kosmetik, karena luka yang
dioles getah batang pisang tidak meninggalkan parut.
Pada saat teknologi belum berkembang dan masih minimnya obat-
obat pabrik yang beredar, dulu orang-orang memilih menggunakan benda atau
bahan di sekitarnya untuk menolong hidupnya, tak terkecuali pada pohon
pisang. Dahulu masyarakat menggunakan getah bonggol pisang untuk
menyembuhkan luka. Dalam dunia etnofarmakologi atau tentang pengobatan
tradisional, getah pohon pisang dipercaya dapat memberikan rasa dingin pada
luka dan dapat.
ISI MAKALAH

1. Kandungan Getah Bonggol Pisang


Getah Bonggol Pisang Ambon mengandung tanin, flavonoid dan saponin
sebagai antibiotik dan perangsang pertumbuhan sel-sel baru pada luka
(Priosoeryanto et al, 2006). Selain mengandung saponin, tanin dan flavonoid,
getah bonggol pisang ambon juga mengandung vitamin A, vitamin C, lemak dan
protein yang bekerja dalam proses penyembuhan luka (Setyawan, 2007).
Kandungan
 Tanin : Tanin merupakan salah satu komponen zat organik yang sangat
kompleks, berbentuk serbuk putih atau kecoklatan, atau mempunyai rasa
spesifik (sepet). Tanin dapat mengendap dengan larutan gelatin,
aluminium dan protein sehingga banyak digunakan dalam penyamakan
kulit. Tanin bertindak sebagai pengawet. Tanin bertentangan dengan basa,
gelatin, logam berat, besi, air kapur, garam logam, zat oksidasi yang kuat
dan sulfat seng. Tannin adalah senyawa phenolic yang larut dalam air.
dapat mengendapkan protein dari larutan.
 Manfaat : Sebagai adstrigensia pada kulit, untuk proses metabolisme dari
beberapa bagian tanaman, dan sebagai anti septik karena dapat
mengendapkan protein (Sudjadi, 2010).
 Saponin : Senyawa dalam bentuk glikosida yang tersebar luas pada
tumbuhan tingkat tinggi. Saponin membentuk larutan koloidal dalam air
dan membentuk busa yang mantap jika dikocok dan tidak hilang dengan
penambahan asam (Harbrone, 1996).
 Manfaat : Saponin banyak digunakan dalam kehidupan manusia, salah
satunya terdapat dalam perak yang dapat digunakan untuk bahan pencuci
kain (batik) dan sebagai shampoo.Saponin dapat diperoleh dari tumbuhan
melalui metoda ekstraksi. (Wheluvchem, 2013).
 Asam Askorbat :
Asam Askorbat adalah nama kimia dari vitamin C, sehingga dapat
dikatakan asam askorbat adalah vitamin yang dapat larut dalam air dan
sangat penting untuk biosintesis kolagen,karnitin dan berbagai
neurotrasmitter. Manusia dan beberapa golongan primata tidak
dapatmensintesa asam askorbat, hal ini dikarenakan manusia atau primata
lainnya tidak memiliki enzim gulunolactone oxsidase oleh sebab itu asam
askorbat di suplai dari luar tubuh terutama dari buah, sayuran, atau tablet
suplemen vitamin C. (Naidu, 2003).
 Manfaat : Sebagai antioksidan. Antioksidan adalah substansi yang
diperlukan tubuh untuk menetralisir radikal bebasdan mencegah kerusakan
yang ditimbulkan oleh radikal bebas terhadap sel normal. (Naidu, 2003).
 Flavonoid : Suatu kelompok senyawa fenol yang terbanyak terdapat di
alam. Senyawa-senyawa ini bertanggung jawab terhadap zat warna merah,
ungu, biru, dan sebagian zat warna kuning dalam tumbuhan. Semua
flavonoid menurut strukturnya merupakan turunan senyawa induk “ flavon
“ yakni nama sejenis flavonoid yang terbesr jumlahnya dan juga lazim
ditemukan, yang terdapat berupa tepung putih pada tumbuhan Primula.
Sebagian besar flavonoid yang terdapat pada tumbuhan terikat pada
molekul gula sebagai glikosida, dan dalam bentuk campuran, jarang sekali
dijumpai berupa senyawa tunggal. Disamping itu sering ditemukan
campuran yang terdiri dari flavonoid yang berbeda kelas. Misalnya
antosianin dalam mahkota bunga yang berwarna merah, hampir selalu
disertai oleh flavon atau flavonol yan tak berwarna (Wheluvchem, 2013).

 Manfaat : Flavonoid dapat digunakan sebagai obat karena mempunyai


bermacam macam bioakitfitas seperti anti inflamasi, anti kanker, anti
fertilitas, anti viral, anti diabetes, antidepresant, diuretic, dll.
(Wheluvchem, 2013).

2. Manfaat Getah Bonggol Pisang


Dalam dunia etnofarmakologi atau tentang pengobatan tradisional, getah
pohon pisang dipercaya dapat memberikan rasa dingin pada luka dan dapat
menghilangkan rasa nyeri akibat luka, bahkan luka pun juga bisa tertutup.
Penggunaannya pun sangat mudah, hanya dioleskan pada luka lecet. (Ibrahim,
2013).

Disamping itu bonggol pisang juga mengandung banyak cairan (getah) yang
bersifat menyejukkan dan berkhasiat menyembuhkan luka. Bila seseorang
mengalami luka akan terjadi kerusakan kulit, jaringan otot, bahkan sampai tulang.
Luka baru yang tidak segera diobati dan dibiarkan terbuka, luka tersebut akan
menjadi bernanah (lesi). Hal ini disebabkan adanya bakteri yang menginfeksi
pada luka tersebut. Bakteri yang sering menginfeksi luka diantaranya adalah
Staphylococcus aureus. Banyak orang yang mencari alternatif lain yang lebih
murah dengan beralih ke obat tradisional yang berasal dari alam sekitar. Hal ini
disebabkan karena obat tradisional memiliki efek samping yang relatif lebih
sedikit dibandingkan dengan obat modern. Bahkan alam yang dipercaya
berkhasiat untuk mengobati luka salah satunya adalah getah batang pisang (Musa
paradisiaca L) yang dimanfaatkan sebagai obat tradisional untuk menyembuhkan
luka. Zat kimia yang terkandung dalam getah pohon pohon pisang ini bersifat
antiseptik (Febram, 2010: 122). Selain itu, di dalam getah pisang juga terdapat
kandungan lektin yang berfungsi untuk menstimulasi pertumbuhan sel kulit.
Kandungan-kandungan tersebut dapat membunuh bakteri agar tidak dapat masuk
pada bagian tubuh kita yang sedang mengalami luka (Gunawan dan Mulyani,
2004: 77).

3. Luka
Luka adalah rusaknya kesatuan/komponen jaringan, dimana secara spesifik
terdapat substansi jaringan yang rusak atau hilang. Luka dapat disebabkan oleh
berbagai macam hal, misalnya luka lecet yaitu luka karena terkelupasnya kulit
yang tidak dalam, dapat disebabkan bergesekan dengan benda tajam maupun
tumpul. Luka ini juga dapat disebabkan karena kecelakaan lalu lintas (Sitepoe,
1996: 77).
Proses Penyembuhan Luka :
Proses penyembuhannya mencakup beberapa fase :
1.      Fase Inflamasi
Fase inflamasi adalah adanya respon vaskuler dan seluler yang terjadi
akibat perlukaan yang terjadi pada jaringan lunak.
2.      Fase Proliferatif
Proses kegiatan seluler yang penting pada fase ini adalah memperbaiki dan
menyembuhkan luka dan ditandai dengan proliferasi sel. Peran fibroblas
sangat besar pada proses perbaikan yaitu bertanggung jawab pada
persiapan menghasilkan produk struktur protein yang akan digunakan
selama proses reonstruksi jaringan.
3.      Fase Maturasi
Tujuan dari fase maturasi adalah menyempurnakan terbentuknya jaringan
baru menjadi jaringan penyembuhan yang kuat dan bermutu (Prabu, 1996).

4. Efek Samping Getah Bonggol Pisang Terhadap Luka


Getah bonggol pisang ambon yang mempunyai banyak kandungan zat yang
berguna bagi penyembuhan luka ternyata juga memiliki kelemahan. Kelemahan
dari getah bonggol pisang ambon untuk mengobati luka adalah sedikit gatal –
gatal pada luka dan bagian kulit sekitarnya. Memang pada getah bonggol ini
mengandung sedikit zat yang menimbulkan efek gatal pada kulit, namun zat yang
sedikit tersebut tidak akan mempengaruhi penyembuhan luka (Budi, 2008).
PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka penggunaan getah batang


pohon pisang sebagai obat persembuhan luka memiliki prospek yang sangat baik
untuk dikembangkan. Melihat begitu banyaknya persebaran populasi pohon
pisang di Indonesia tidak menutup kemungkinan obat herbal dari getah pohon
pisang ini dapat diproduksi secara penuh, melihat belum ada negara lain yang
memperhatikan hal ini secara penuh. Berdasarkan hasil penelitian penyembuhan
luka luar dengan bantuan getah pisang lebih cepat dan juga memiliki nilai
kosmetik yaitu dapat meminimalisir bekas luka yang tercipta dari luka tersebut.
Penggunaan obat luka dari pohon pisang ini dapat digunakan secara langsung
yaitu dengan cara dioleskan, namun ketika obat ini dibutuhkan segera, tidak
semua orang dapatmengaksesnya. Melihat permasalahan itu, produksi obat herbal
dari getah pohon pisang ini memiliki peluang yang cukup luas karena kebutuhan
akan obat luka luar masih sangatlah tinggi. Selain itu jumlah kebutuhan pisang
terus meningkat. Guna mengoptimalkan pemanfaatan pisang maka dapat
dilakukan hal tersebut diatas.
REFERENSI

Prabu , BDR. 1996. Penyakit-penyakit Infeksi Umum Jilid 1. Jakarta ; Penerbit


Widya Medika
Sitepoe, M. 1996. Penyakit. Jakarta ; Gramedia Pustaka.
Priyosoeryanto BP, Huminto H, Wientarsih I, Estuningsih S. 2006. Aktivitas
Getah Batang Pohon Pisang dalam Proses Persembuhan Luka. Bogor .
IPB . Press.
Setyawan, A. B. 2007. Khasiat Pisang dan Kandungan Kimia Pisang
http://www.edmuslim.org/index.php?optio n=article&article_rf=108. Diakses 15
Mei 2012.

Anda mungkin juga menyukai