IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien : Nn. Deby Sulfiana
Tempat, Tanggal Lahir : Sebatik, 27 Februari 1997
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Siti Inggil Penanggungan Kediri
No. Rekam Medis : 013584
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG :-
Terapi :
Resep :
S 3 dd lite or
KIE :
Kontrol 1 :
- Subyektif : Pasien datang untuk kontrol sariawan yang telah diobati. Sariawan
sudah tidak sakit vitamin sudah habis dan obat oleh tinggal ¾ tube.
- Obyektif :
EO : t.a.k
IO : pada mukosa labial kiri atas terdapat makula, tidak sakit, tidak dapat
dikerok
- Assesment : Traumatic Ulcer belum sembuh
- Planning : melanjutkan pemakaian obat oles
Kontrol 2
- Subyektif : Pasien datang untuk kontrol sariawan yang telah diobati. Sariawan
sudah tidak sakit obat oleh tinggal ½ tube.
- Obyektif :
EO : t.a.k
IO : t.a.k
- Assesment : Traumatic Ulcer sembuh
- Planning : menghentikan pemakaian obat oles, menjaga OH, berhati-hati saat
makan agar tidak tergigit lagi
VIII. PEMBAHASAN
Traumatik Ulser Traumatik ulser adalah lesi yang paling sering terjadi
pada jaringan lunak rongga mulut. Traumatik ulser dapat terjadi karena trauma
fisik, termal ataupun kimia, dan sumber trauma biasanya terlihat jelas di dekat
lesi. Traumatik ulser dapat disebabkan oleh gigi yang tajam atau rusak, tambalan
yang kasar, instrumen dental, tergigit, iritasi gigi tiruan, benda asing yang tajam,
maupun piranti ortodonti cekat. Rata–rata traumatik ulser terjadi karena hasil
dari trauma yang tidak terduga dan umumnya muncul di daerah yang
berhadapan dengan gigi seperti pada bibir, lidah, dan mukosa bukal. Traumatik
ulser bisa juga iatrogenik yaitu disebabkan secara tidak sengaja oleh seorang
praktisi kesehatan melalui perawatan medis atau dengan prosedur diagnostik
yang salah. Manipulasi jaringan yang terlalu berlebihan atau terlalu
berkonsentrasi dalam mengobati jaringan terutama keras dapat mengakibatkan
kecelakaan dan cedera yang sebenarnya bisa dihindari pada jaringan lunak.
Traumatik ulser dapat disebabkan karena tidak menggunakan cotton rolls atau
isolasi jaringan yang kurang baik, tekanan negatif dari saliva ejector, atau
dengan menusuk mukosa secara tidak sengaja dengan instrumen dental.
Secara klinis traumatik ulser memiliki ciri yang beragam, tetapi biasanya
traumatik ulser memiliki ciri: tunggal, sakit, permukaannya berwarna merah
muda atau putih kekuning–kuningan dan dikelilingi oleh lapisan tipis
eritematosa. Traumatik ulser umumnya lembut saat dipalpasi, dan sembuh tanpa
bekas luka dalam 6-10 hari, secara spontan atau setelah menghilangkan faktor
penyebabnya. Traumatik ulser kronis secara klinis mirip seperti karsinoma.
Penatalaksanaan traumatik ulser yang utama adalah eliminasi faktor
penyebab. Traumatik ulser yang masih terjadi lebih dari 10-12 hari, harus
dilakukan biopsi untuk mencegah terjadinya kanker. Pada kasus ini obat yang
digunakan adalah Periokin gel dan Becom C.
Kunjungan I
Kontrol I Kontrol II
IX. KESIMPULAN
Traumatik ulser adalah suatu ulserasi rongga mulut yang terjadi akibat
trauma. Seara klinis tampak sebagai ulkus yang seringkali soliter, berbentuk
irregular, tepi eritematous, dasar tepi lesi putih kekuningan, dan sakit. Diagnosis
serta etiologic traumatik ulser dapat diketahui dari pemeriksaan subjektif,
dimana terdapat riwayat terkena jejas sebelum timbul lesi, serta dari
pemeriksaan objektif. Penatalaksanaan kasus traumatik ulser adalah dengan
menghilangkan faktor penyebab, medikasi da KIE.
X. DAFTAR PUSTAKA
Arma, Utmi. 2009. Ilmu Penyakit Mulut. Padang: Universitas Baiturrahmah.
Langlais, Miller, Nield-Gehrig. 2009. Color atlas of Common Oral Disease,
fourth ed. Philadelphia: Walter Kluwer.
Pindborg, JJ. 2009. Atlas Penyakit Mukosa Mulut. Tangerang: Binarupa Aksara
Publisher.