Anda di halaman 1dari 6

I.

IDENTITAS PASIEN
 Nama Pasien : Nn. Deby Sulfiana
 Tempat, Tanggal Lahir : Sebatik, 27 Februari 1997
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Alamat : Jl. Siti Inggil Penanggungan Kediri
 No. Rekam Medis : 013584

II. PEMERIKSAAN SUBJEKTIF


 Keluhan Utama
Pasien datang dengan keluhan terdapat sariawan pada bibir bagian dalam atas
kiri sejak 3 hari yang lalu. Sariawannya terasa sakit, pasien ingin sariawannya
di rawat.
 Riwayat Penyakit
Pasien merasa sakit pada bibirnya sejak 3 hari lalu, sariawan tersebut muncul
karena tidak sengaja kegigit saat makan. Kemudian bibir bagian dalam kiri
atas memerah dan timbul sariawan berwarna putih 1 hari kemudian. Pasien
tidak memilik riwayat penyakit sistemik atau alergi.
 Riwayat Perawatan Gigi
Pasien pernah melakukan penambalan gigi pada gigi belakang atas sekitar 6
bulan yang lalu dan pernah melakukan pembersihan karang gigi.
 Kebiasaan Sosial dan Kebiasaan
Pasien menggosok gigi 2 kali sehari, pagi setelah makan dan malam sebelum
tidur.
 Riwayat Penyakit Sistemik : t.a.a
 Riwayat Penyakit Keluarga : t.a.a

III. PEMERIKSAAN OBJEKTIF


a. Pemeriksaan Ekstra Oral
 Muka : t.a.a
 Pipi Kanan : t.a.a
 Pipi Kiri : t.a.a
 Bibir Atas : t.a.a
 Bibir Bawah : t.a.a
 Sudut Mulut : t.a.a
 Kelenjar Limfe
 Submandibularis kanan kiri : tidak teraba, tidak sakit
 Submentalis : tidak teraba, tidak sakit
 Leher : tidak teraba, tidak sakit
 Kelenjar Saliva
 Parotis kanan : t.a.a
 Parotis kiri : t.a.a
 Sublingualis : t.a.a
 Lain-Lain : t.a.a
b. Pemeriksaan Intra Oral
 Mukosa Labial Atas :
- pada mukosa labial atas kiri terdapat ulser berwarna putih
kekuningan, dengan tepi kemerahan, diameter kurang lebih 2 mm,
jaringan sekitar normal dan sakit.
- Pada mukosa labial atas terdapat papula, multiple, tidak dapat
dikerok, jaringan sekitar normal, tidak sakit.
 Mukosa Labial Bawah : t.a.a
 Komisura Kanan : t.a.a
 Komisura Kiri : t.a.a
 Mukosa Bukal Kanan : Pada mukosa bukal kanan terdapat
karatosis memanjang di daerah gigi posterior, panjang 1,5 cm.
Berwarna putih, tepi normal, tidak sakit, dan tidak dapat di kerok.
 Mukosa Bukal Kiri : Pada mukosa bukal kiri terdapat karatosis
memanjang di daerah gigi posterior, panjang 1,5 cm. Berwarna putih,
tepi normal, tidak sakit, dan tidak dapat di kerok.
 Labial Fold Kanan : t.a.a
 Labial Fold Kiri : t.a.a
 Bukal Fold Atas : t.a.a
 Bukal Fold Bawah : t.a.a
 Gingiva Rahang Atas : t.a.a
 Gingiva Rahang Bawah : t.a.a
 Palatum : Pada palatum terdapat nodula, berukuran
sedang, konsistensi keras, tidak dapat dikerok, jaringan sekitar normal,
tidak sakit.
 Arkus Palatoglosus Anterior : t.a.a
 Arkus Palatoglosus Posterior : t.a.a
 Lidah : pada lateral lidah terdapat scallep ,
bilateral, tidak dapat dikerok, jaringan sekitar normal, tidak sakit.
 Dasar Mulut : t.a.a

IV. DIAGNOSIS SEMENTARA : Traumatic Ulcer

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG :-

VI. DIAGNOSIS AKHIR : Traumatic Ulcer


VII. RENCANA PERAWATAN

Terapi :

1. Pasien diinstruksikan untuk berkumur


2. Keringkan daerah lesi dengan cotton pellet steril
3. Asepsis daerah lesi dengan povidon iodine
4. Keringkan daerah lesi dengan cotton pellet steril
5. Aplikasikan periokin gel pada daerah lesi dengan cotton pellet

Resep :

R/ Periokin gel 30 ml tube no.1

S 3 dd lite or

R/ Becom C caplet no. VII


1 dd pc

KIE :

1. Pasien diinstruksikan untuk menggunakan obat sesuai aturan dan teratur


2. Menjaga oral hygiene
3. Berhati-hati saat makan agar tidak tergigit lagi

Kontrol 1 :

- Subyektif : Pasien datang untuk kontrol sariawan yang telah diobati. Sariawan
sudah tidak sakit vitamin sudah habis dan obat oleh tinggal ¾ tube.
- Obyektif :
EO : t.a.k
IO : pada mukosa labial kiri atas terdapat makula, tidak sakit, tidak dapat
dikerok
- Assesment : Traumatic Ulcer belum sembuh
- Planning : melanjutkan pemakaian obat oles

Kontrol 2

- Subyektif : Pasien datang untuk kontrol sariawan yang telah diobati. Sariawan
sudah tidak sakit obat oleh tinggal ½ tube.
- Obyektif :
EO : t.a.k
IO : t.a.k
- Assesment : Traumatic Ulcer sembuh
- Planning : menghentikan pemakaian obat oles, menjaga OH, berhati-hati saat
makan agar tidak tergigit lagi

VIII. PEMBAHASAN
Traumatik Ulser Traumatik ulser adalah lesi yang paling sering terjadi
pada jaringan lunak rongga mulut. Traumatik ulser dapat terjadi karena trauma
fisik, termal ataupun kimia, dan sumber trauma biasanya terlihat jelas di dekat
lesi. Traumatik ulser dapat disebabkan oleh gigi yang tajam atau rusak, tambalan
yang kasar, instrumen dental, tergigit, iritasi gigi tiruan, benda asing yang tajam,
maupun piranti ortodonti cekat. Rata–rata traumatik ulser terjadi karena hasil
dari trauma yang tidak terduga dan umumnya muncul di daerah yang
berhadapan dengan gigi seperti pada bibir, lidah, dan mukosa bukal. Traumatik
ulser bisa juga iatrogenik yaitu disebabkan secara tidak sengaja oleh seorang
praktisi kesehatan melalui perawatan medis atau dengan prosedur diagnostik
yang salah. Manipulasi jaringan yang terlalu berlebihan atau terlalu
berkonsentrasi dalam mengobati jaringan terutama keras dapat mengakibatkan
kecelakaan dan cedera yang sebenarnya bisa dihindari pada jaringan lunak.
Traumatik ulser dapat disebabkan karena tidak menggunakan cotton rolls atau
isolasi jaringan yang kurang baik, tekanan negatif dari saliva ejector, atau
dengan menusuk mukosa secara tidak sengaja dengan instrumen dental.
Secara klinis traumatik ulser memiliki ciri yang beragam, tetapi biasanya
traumatik ulser memiliki ciri: tunggal, sakit, permukaannya berwarna merah
muda atau putih kekuning–kuningan dan dikelilingi oleh lapisan tipis
eritematosa. Traumatik ulser umumnya lembut saat dipalpasi, dan sembuh tanpa
bekas luka dalam 6-10 hari, secara spontan atau setelah menghilangkan faktor
penyebabnya. Traumatik ulser kronis secara klinis mirip seperti karsinoma.
Penatalaksanaan traumatik ulser yang utama adalah eliminasi faktor
penyebab. Traumatik ulser yang masih terjadi lebih dari 10-12 hari, harus
dilakukan biopsi untuk mencegah terjadinya kanker. Pada kasus ini obat yang
digunakan adalah Periokin gel dan Becom C.

Kunjungan I
Kontrol I Kontrol II

IX. KESIMPULAN
Traumatik ulser adalah suatu ulserasi rongga mulut yang terjadi akibat
trauma. Seara klinis tampak sebagai ulkus yang seringkali soliter, berbentuk
irregular, tepi eritematous, dasar tepi lesi putih kekuningan, dan sakit. Diagnosis
serta etiologic traumatik ulser dapat diketahui dari pemeriksaan subjektif,
dimana terdapat riwayat terkena jejas sebelum timbul lesi, serta dari
pemeriksaan objektif. Penatalaksanaan kasus traumatik ulser adalah dengan
menghilangkan faktor penyebab, medikasi da KIE.

X. DAFTAR PUSTAKA
Arma, Utmi. 2009. Ilmu Penyakit Mulut. Padang: Universitas Baiturrahmah.
Langlais, Miller, Nield-Gehrig. 2009. Color atlas of Common Oral Disease,
fourth ed. Philadelphia: Walter Kluwer.
Pindborg, JJ. 2009. Atlas Penyakit Mukosa Mulut. Tangerang: Binarupa Aksara
Publisher.

Anda mungkin juga menyukai