Anda di halaman 1dari 8

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari kesehatan

secara keseluruhan yang dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang dan

menjadi perhatian penting dalam pembangunan kesehatan penduduk

Indonesia maupun negara-negara berkembang lainnya. Masalah kesehatan

gigi dan mulut terbesar yang umum dihadapi yaitu karies. Karies

merupakan penyakit universal yang dapat terjadi pada semua usia

(Hiremath , 2007).

Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) adalah salah satu usaha pokok

puskesmas yang termasuk dalam Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).

Program UKGS dilaksanakan oleh dokter gigi dan perawat gigi dan

pelaksanaannya program UKGS sering dibantu oleh guru dan orang tua

murid. Salah satu usaha pokok puskesmas yaitu upaya menjaga kesehatan

gigi dan mulut pada anak Sekolah Dasar (SD) yang dititikberatkan pada

upaya penyuluhan dan gerakan sikat gigi massal, serta pemeriksaan

kesehatan gigi dan mulut pada setiap murid (Ngatemi, 2013).

UKGS telah dilaksanakan di Indonesia sejak tahun 1951, tetapi

dampak program UKGS terhadap status kesehatan murid sekolah dasar

hingga saat ini belum memuaskan. Keadaan ini digambarkan oleh

1
2

laporan Departemen Kesehatan RI tahun 2013 melalui riset kesehatan

dasar. Penyakit gigi dan mulut yang banyak diderita oleh masyarakat di

Indonesia pada umumnya berkaitan dengan kesehantan gigi dan mulut

(Basir IK,2011).

Hygiene oral menurut World Health Organization (WHO) memiliki

arti bebas dari: nyeri kronik pada rongga mulut dan wajah, kanker rongga

mulut dan tenggorokan, luka pada rongga mulut, kelainan kongenital

seperti bibir sumbing, penyakit periodontal, kerusakan dan kehilangan gigi

dan penyakit atau gangguan lainnya yang mempengaruhi rongga mulut.

Oral Hygiene Index Simplified (OHI-S) terdiri atas dua komponen yaitu

skor debris dan skor kalkulus dengan skala masing-masing komponen 0-3

(Sriyono, 2005).

Kebersihan gigi dan mulut merupakan salah satu hal yang penting

dalam menjaga keseimbangan fungsi tubuh. Kebersihan gigi yaitu keadaan

gigi geligi yang berada di dalam rongga mulut dalam keadaan bersih bebas

dari plak dan kotoran lain yang berada di atas permukaan gigi seperti

debris, karang gigi, atau sisa makanan (Setyaningsih, 2007).

Kebersihan gigi dan mulut yang tidak diperhatikan, akan

menimbulkan masalah salah satunya kerusakan pada gigi seperti karies

atau gigi berlubang. Karies gigi adalah kerusakan jaringan keras gigi yang

disebabkan oleh asam yang ada dalam karbohidrat melalui perantara

mikroorganisme yang ada dalam saliva (Irma Z, 2013).


3

Prevalensi masalah gigi dan mulut di Indonesia adalah 25,9% meliputi

perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada umur ≥ 10 tahun

dengan jumlah 835.256 responden dan pemeriksaan gigi serta melihat

kondisi gigi dan mulut pada umur ≥ 12 tahun dengan jumlah 789.771

responden. Untuk perilaku benar dalam menggosok gigi berkaitan dengan

faktor jenis kelamin, ekonomi dan tempat tinggal ditemukan data sekitar

76,6% masyarakat Indonesia, menyikat gigi pada saat mandi pagi dan

mandi sore. Sedangkan, didapatkan angka prevalensi sebesar 2,3% untuk

menyikat gigi yang benar setelah makan pagi dan sebelum tidur malam

(Riskesdas 2013).

Status kesehatan gigi dan mulut usia 11- 12 tahun merupakan indikator

utama pengukuran, karena Anak usia 11-12 tahun secara umum

keseluruhan gigi permanen sudah tumbuh semua, kecuali pada molar

ketiga. Pengalaman karies gigi dinyatakan dengan indeks Decay Missing

Filling Tooth(DMF-T). World Health Organization dalam Health for

All by the Year 2000 menargetkan pada tahun 2000 sebanyak 50% anak

usia 5 - 6 tahun bebas karies, hingga saat ini target tersebut belum

tercapai. World Health Organization tahun 2000 menetapkan Oral Health

Global Indicator for year 2015, skor Decay Missing Filling Tooth (DMF-

T) pada usia 12 tahun<3. Target nasional indeks Decay Missing Filling

Tooth (DMF-T) rata-rata ≤ 2, target Oral Higiene Index Simplify

(OHI-S) rata-rata adalah ≤ 1,2 dan indeks Community Periodontal Index


4

of Treatment Needs(CPITN) ≥ 3 sekstan. Dibutuhkan upaya pencegahan

penyakit gigi melalui sekolah, pada jenjang yang lebih awal, misalnya

dengan mengadakan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah ( UKGS ) (Depkes

RI,2014).

Kecamatan mojoroto terdapat sekolah dengan jenjang pendidikan

sekolah dasar (SD) paling tinggi dibandingkan dengan jenjang lainnya

yaitu sebanyak 56 unit , 42 unit berstatus negeri dan 14 unit berstatus

swasta ,dimana pelaksanaan UKGS dipegang oleh puskesmas Puskesmas

Sukorame. Pada penelitian ini, akan dilakukan penelitian di kelurahan

sukorame yang terdiri dari SDN SUKORAME 1 , SDN SUKORAME 2,

SDN SUKORAME 3, SDN SUKORAME 4 dan SDN SUKORAME 5

(DINKES, 2013).

B. Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan pelaksanaan UKGS dengan Status Kebersihan Gigi

dan Mulut (OHI-S) pada murid Sekolah Dasar Kelurahan Sukorame

Kecamatan Mojoroto Kabupaten Kediri.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui

hubungan pelaksanaan UKGS dengan status kebersihan gigi dan

mulut (OHI-S) pada murid Sekolah Dasar Kelurahan Sukorame

Kecamatan Mojoroto Kabupaten Kediri.


5

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui pelaksanaan UKGS pada Sekolah Dasar

Kelurahan Sukorame Kecamatan Mojoroto Kabupaten Kediri.

b. Untuk mengetahui status kebersihan gigi dan mulut (OHI-S) pada

murid Sekolah Dasar Kerurahan Sukorame Kecamatan Mojoroto

Kabupaten Kediri.

D. Manfaat Peneliitian

1. Manfaat Keilmuan

Untuk memberikan informasi tentang hubungan pelaksanaan

UKGS dengan Status kesehatan gigi dan mulut pada murid sekolah

dasar Kelurahan Sukorame Kecamatan Mojoroto Kabupaten Kediri.

2. Manfaat Institusional

a. Bagi puskesmas

Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan informasi

pada puskesmas khususnya di bidang kedokteran gigi, mengenai

hubungan pelaksanaan UKGS dengan Status kebersihan gigi dan

mulut pada murid sekolah dasar Kelurahan Sukorame Kecamatan

Mojoroto Kabupaten Kediri.

b. Bagi institusi pendidikan

Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan ilmu

serta wawasan tentang kesehatan gigi dan mulut sehingga dapat


6

digunakan sebagai dasar kajian dalam perkembangan ilmu

kesehattan gigi.

3. Manfaat Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan

pengetahuan masyarakat tentang kesehatan gigi dan mlut bagi diri

sendiri dan keluarga.


7

DAFTAR PUSTAKA

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI,

2013. Riset Kesehatan Dasar : Gigi dan Mulut. Di akses 20 Oktober 2014, dari

http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas

%202013.pdf.

Basir IK, 2011. “ Gambaran Pengetahuan dan Sikap Guru Penjaskes Berbasis UKGS

dan non UKGS di SDN Kota Makassar” . Skripsi. Makassar : Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin;.p.20.

British , 2013 . ” Dental Caries A Global Health Problem ”. Dental Journal.[online].

2004[cited 2013 July].Available from: URL

:http://www.nature.com/bdj/journal/v196/n5/full/4811108a.html.

Depkes RI, 2014. Anak Usia Sekolah Menjadi Tumpuan Kualitas Bangsa. Di akses

20 Oktober 2014, dari http://www.gizikia.depkes.go.id/sekretariat/anak-usia-

sekolah menjadi- tumpuan-kualitas-bangsa.

DINKES, 2013. Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut. Dari

http://www.pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_K

OTA_2013/3571_Jatim_Kota_Kediri_2013.pdf

Hiremath SS, 2007. “ Textbook of preventive and community dentistry” . New

Delhi: Elsevier.p. 122, 176, 184, 194-195,384, 300,302 ).

Irma, Z. Indah., & Intan S.A, 2013. Penyakit Gigi, Mulut dan THT. Penerbit Nuha

Medika, Yogyakarta.
8

Ngatemi, 2013. “ Faktor Manajemen Pelaksanaan UKGS dan Peran Orang Tua

Terhadap Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar ” . Jurnal

Health Quality . 3(2):104.

Setyaningsih, D., 2007, Beberapa Cara Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut,

Hipocrates, Jakarta.

Sriyono, N, W, 2005. Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan. Medika Fakultas

Kedokteran UGM, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai