Anda di halaman 1dari 8

Tujuan dan Fungsi Evaluasi Kebijakan Publik

Fungsi Evaluasi Kebijakan Publik :

1) Dapat melihat bagaimana realitas pelaksanaan program dan dari evaluasi ini
evaluator dapat mengidentifikasi masalah, kondisi, dan aktor yang mendukung
keberhasilan atau kegagalan kebijakan.

2) Melalui evaluasi dapat diketahui apakah tindakan yang dilakukan oleh para
pelaku, baik birokrasi maupun pelaku lainnya, sesuai dengan standar dan
prosedur yang ditetapkan oleh kebijakan.

3) Dapat diketahui apakah output (hasil) benar-benar sampai ke tangan


kelompok sasaran kebijakan, atau justru ada kebocoran atau penyimpangan di
dalamnya.

4) Melalui evaluasi dapat kita tahu apa akibat sosial ekonomi dari kebijakan
tersebut

Tujuan Evaluasi Kebijakan

1) Melalui evaluasi maka dapat diketahui derajat pencapaian tujuan dan sasaran
kebijakan dan derajat diketahui berapa biaya dan manfaat suatu kebijakan.

2) Salah satu tujuan evaluasi adalah mengukur berapa besar dan kualitas
pengeluaran atau output dari suatu kebijakan.

3) Pada tahap lebih lanjut, evaluasi ditujukan untuk melihat dampak dari suatu
kebijakan, baik dampak positif maupun negatif bagi/menurut masyarakat.
4) Evaluasi juga bertujuan untuk mengetahui adanya penyimpangan yang
mungkin terjadi, dengan cara membandingkan antara tujuan dan sasaran dengan
pencapaian target.

5) Tujuan akhir evaluasi adalah untuk memberikan masukan bagi proses


kebijakan ke depan agar dihasilkan kebijakan yang lebih baik.

Oleh karena itu evaluasi kebijakan, pada prinsipinya digunakan untuk


mengevaluasi empat asek dalam proses kebijakan publik, yaitu proses
pembuatan kebijakan, proses implementasi, konsekuensi kebijakan dan
efektifitas dampak kebijakan.
Sejauh yang kita ketahui bahwa Monitoring dan Evaluasi merupakan sebuah
proses yang berkesinambungan meliputi pengumpulan data, proses dan
pemilihan informasi mengenai implementasi program, progress yang dicapai
pada program tersebut sampai kepada dampak dan efek dari adanya program
tersebut.

Namun, evaluasi berbeda daripada monitoring, tapi relatif sangat dekat.


Keduanya, monitoring dan evaluasi adalah alat manajemen. Evaluasi mirip
dengan monitoring tetapi terdapat penambahan penggunaan sumber informasi.
Fokus evaluasi relatif spesifik kepada pertanyaan mengenai efektifitas dan
dampak yang ditentukan untuk mempengaruhi pelayanan atau program
mendatang.

Simplenya, monitoring menyediakan data dasar untuk menjawab permasalahan,


sedangkan evaluasi adalah memposisikan data-data tersebut agar dapat
digunakan dan diharapkan memberikan nilai tambah.

PERBEDAAN MONITORING DENGAN EVALUASI

MONITORING :

1. Sifatnya hanya memotret saja, mencatat apa adanya tentang apa yang dilihat,
apa yang didengar, apa yang diamati, dan apa yang dilakukan
2. Waktunya bisa kapan saja sejak awal sampai akhir
3. Kriteria tenaga tidak memerlukan syarat khusus, namun tetap harus
mengikuti coaching pemahaman
4. Petugas tidak perlu memberi komentar yang sifatnya membenarkan atau
menyalahkan
5. Fungsinya untuk menjamin bahwa kegiatan akan sesuai ketentuan atau untuk
masukan guna pembinaan oleh yang berwenang

EVALUASI :
1. Sifatnya menilai dengan membandingkan antara apa yang mestinya dilakukan
dengan kenyataan yang sebenarnya terjadi
2. Waktunya ditentukan setelah kegiatan diperkirakan telah menghasilkan
sesuai target yang telah ditentukan
3. Perlu syarat tertentu, yaitu menguasai kompetensi sesuai dengan apa yang
akan di supervisi
4. Petugas bisa memberi komentar sepanjang dia yakin bahwa apa yang
disampaikan sesuai ketentuan

5. Fungsinya untuk menilai keberhasilan kegiatan dengan membandingkan


antara tujuan dengan hasil yang dicapai atau antara program dengan
pelaksanaannya.

Contoh monev kebijakan pendidikan :


Contoh pedoman monitoring dan evaluasi kerja untuk guru : Evaluasi dapat
dilakukan setelah masa persekolahan selesai, sebelum ujian dimulai, dan setelah
ujian selesai dilaksanakan. Evaluasi dilakukan terhadap berbagai aspek mulai
dari tingkat partisipasi siswa, hasil ujian, interaksi antara guru dan siswa, serta
beragam aspek lainnya. Evaluasi harus dilakukan secara rutin. Hal ini untuk
memastikan bahwa standar mutu pendidikan telah dilaksanakan dengan baik.
Selain itu, evaluasi rutin juga dapat memberikan masukan berarti perihal
tindakan perbaikan yang dapat dilakukan.
Evaluasi kebijakan publik artinya melihat kembali aturan-aturan dalam
kebijakan yang telah dibuat, apakah ada yang masih belum baik sehingga harus
diperbaiki lagi atau memang sudah siap untuk diterapkan (di implementasikan)
Contohnya : Evaluasi kebijakan Pemilu di Tengah Pandemi Covid-19

Sedangkan, Implementasi kebijakan merupakan tahap yang krusial dalam


proses kebijakan publik. Suatu kebijakan atau program harus
diimplementasikan agar mempunyai dampak atau tujuan yang diinginkan.
Implementasi kebijakan bisa dikatakan sebagai alat administrasi publik dimana
aktor, organisasi, prosedur, teknik serta sumber daya diorganisasikan secara
bersama-sama untuk menjalankan kebijakan guna meraih dampak atau tujuan
yang diinginkan.

Contohnya : Implementasi Kebijakan Undang-Undang Cipta Kerja (Omnibus


Law) di Tengah Pandemi Covid-19
Karena, penelitian evaluasi kebijakan publik tiap waktu ke waktu akan berbeda
hasilnya. Sehingga, setiap orang yang melakukan evaluasi suatu kebijakan
berhak melakukan penelitian. Contoh simple nya gini, kebijakan BPJS.
Perkembangan penilaian atas BPJS tahun 2019 dan tahun 2020 akan berbeda
hasil evaluasinya. Apakah di tahun 2019 BPJS lebih baik hasilnya dalam
melayani masyarakat dan malah di tahun 2020 BPJS semakin buruk hasil
evaluasinya dalam melayani masyarakat. Dan juga tidak berpatok di tahun
kebijakan publik tersebut. Namun juga BPJS di tiap tiap rumah sakit dengan
tiap puskesmas akan berbeda hasil evaluasi kebijakan nya. Dan pula tiap SDM
tiap evaluator kebijakan akan berbeda pula hasil evaluasi kebijakannya. Maka
dari itu, jelas setuju saya bahwa penelitian evaluasi kebijakan publik dapat
dilakukan oleh setiap orang tanpa mempersayratkan harus ada pihak-pihak yang
melakukan evaluasi sebelumnya.
Evaluasi formatif : evaluasi yang dilakukan selama kebijakan/program itu
berlangsung (melihat perkembangannya selalu)
Evaluasi sumatif : evaluasi yang dilakukan di akhir kegiatan/program
berlangsung
Evaluasi diagnostik : evaluasi yang digunakan untuk mengetahui kelebihan dan
kelemahan yang ada pada program/kebijakan tersebut sehingga dapat diari
solusinya.

Saya memahami Evaluasi fomatif, diagnostif dan sumatif adalah melalui


kegiatan belajar di sekolah dahulu, seperti ini :

1) Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan oleh guru selama dalam
perkembangan atau dalam kurun waktu proses pelaksanaan suatu program
pengajaran semester. Dengan maksud agar segera dapat mengetahui
kemungkinan adanya penyimpang-penyimpangan, ketidak sesuaian pelaksanaan
dengan rencana yang telah disusun sebelumnya.

2) Evalusi sumatif adalah evaluasi yang dilaksanakan oleh guru pada akhir
semester. Jadi guru baru dapat melakukan evaluasi sumatif apabila guru yang
bersangkutan selesai mengajarkan seluruh pokok bahasan atau unit pengajaran
yang merupakan forsi dari semester yang bersangkutan. Oleh karena itu
evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai
siswa selama satu semester. Jadi fungsinya untuk mengetahui kemajuan anak
didik.

3) Evaluasi diagnostif yang digunakan untuk mengetahui kelebihan dan


kelemahan yang ada pada siswa sehingga dapat diberikan perlakuan yang tepat.
Jadi, guru membuat solusi akan kekurangan pada siswa dan mengembangkan
kelebihan pada siswa agar akan lebih baik nantinya program semester tersebut
ke depannya.

Anda mungkin juga menyukai