Anda di halaman 1dari 3

Nama : Sylvia Brenda Malau

NIM : 170903146
Mata Kuliah : Filsafat Ilmu & Etika (D)

Ilmu Bebas Nilai dan Ilmu Tidak Bebas nilai beserta contohnya :

Ilmu Bebas Nilai artinya secara otonom tidak memiliki keterkaitan sama sekali dengan nilai. Bebas nilai berarti
semua kegiatan terkait dengan penyelidikan ilmiah harus disandarkan pada hakikat ilmu itu sendiri. Ilmu menolak
campur tangan faktor eksternal yang tidak secara hakiki menentukan ilmu itu sendiri. Ilmu yang bebas nilai bisa
dikatakan eksplorasi alam tanpa batas dapat dibenarkan, karena hal tersebut untuk kepentingan ilmu itu sendiri,
yang terkadang hal tersebut dapat merugikan lingkungan.

Dengan bebas nilai kita maksudkan suatu tuntutan dengan mengajukan kepada setiap kegiatan ilmiah atas
dasar hakikat ilmu pengetahuan itu sendiri. Orang yang mendukung bebas nilai ilmu pengetahuan akan
melakukan kegiatan ilmiah berdasarkan nilai yang khusus yang diwujudkan ilmu pengetahuan. Karena
kebenaran dijunjung tinggi sebagai nilai, maka kebenaran itu dikejar secara murni dan semua nilai lain
dikesampingkan.

Josep Situmorang menyatakan sekurang-kurangnya terdapat 3 faktor yang menjadikan parameter atau indikator
bahwa ilmu itu bebas nilai, yaitu :
1. Ilmu harus bebas dari pengendalian nilai. Maksudnya bahwa ilmu harus bebas dari segala pengaruh eksternal
seperti ideologi, agama, sosial maupun budaya
2. Kebebasan usaha ilmiah supaya otonom ilmu terjamin, menyangkut kemungkinan yang tersedia dan
penentuan diri
3. Penelitian ilmiah tidak luput dari pertimbangan etis yang biasa dituding menghambat kemajuan ilmu, karena
nilai etis sendiri itu bersifat universal

Contoh untuk hal ini adalah teknologi air condition, yang ternyata berpengaruh pada pemansan global dan
lubang ozon semakin melebar, tetapi ilmu pembuatan alat pendingin ruangan ini semata untuk pengembangan
teknologi itu dengan tanpa memperdulikan dampak yang ditimbulakan pada lingkungan sekitar. Setidaknya, ada
problem nilai ekologis dalam ilmu tersebut, tetapi ilmu bebas nilai menganggap nilai ekologis tersebut
menghambat perkembangan ilmu.

Ciri Bebas Nilai beserta contoh dikatakan bebas nilai jika kelompok kajiannya itu ilmu eksakta. Karena ilmu
eksakta itu bersifat ilmiah dan selalu bisa berubah definisinya terhadap sesuatu jika sesuatu tersebut bisa
dibuktikan definisinya secara ilmiah. Serta pokok kajiannya tidak terbatas “ bebas nilai”. Dikatakan tidak bebas
nilai jika kelompok kajiannya itu ilmu sosial, karena ilmu sosial memiliki bahan kajian yang sempit, oleh katena itu
dikatakan tidak bebas nilai.

Contohnya : jika seorang ahli dibidang sosial mengatakan bahwa manusia itu adalah mahluk sosial, maka hanya
sebatas itu kajiannya tidak menyebar ke kajian yang lain.
Contoh lainnya : zaman dahulu orang beranggapan bahwa bumi itu pusat tata surya, tetapi setelah
ditemukannya teropong, anggapan tersebut musnah dan digantikan dengan matahari sebagai pusat tata surya

Sedangkan Ilmu Tidak Bebas Nilai artinya ilmu yang tidak bebas nilai (value bond) memandang bahwa ilmu itu
selalu terikat dengan nilai dan harus dikembangkan dengan mempertimbangkan aspek nilai. Perkembangan nilai
tidak lepas dari dari nilai-nilai ekonomis, sosial, religius, dan nilai-nilai yang lainnya.Menurut salah satu filsof
yang mengerti teori value bond, yaitu Jurgen Habermas berpendapat bahwa ilmu, sekalipun ilmu alam tidak
mungkin bebas nilai, karena setiap ilmu selau ada kepentingan-kepentingan.

Paradigma Ilmu Tidak Bebas Nilai ilmu yang tidak bebas nilai (value bond) memandang bahwa ilmu itu selalu
terikat dengan nilai dan harus dikembangkan dengan mempertimbangkan aspek nilai. Perkembangan nilai tidak
lepas dari dari nilai-nilai ekonomis, sosial, religius, dan nilai-nilai yang lainnya.

Tokoh sosiologi, Weber menyatakan bahwa ilmu sosial harus bebas nilai, tetapi ilmu-ilmu sosial harus menjadi
nilai yang relevan. Weber tidak yakin ketika para ilmuwan sosial melakukan aktivitasnya seperti mengajar dan
menulis mengenai bidang ilmu sosial mereka tidak terpengaruh oleh kepentingan tertentu. Nilai-nilai itu harus
diimplikasikan oleh bagian-bagian praktis ilmu sosial jika praktik itu mengandung tujuan atau rasional.

Menurut salah satu filosofi yang mengerti teori value bond, yaitu Jurgen Habermas berpendapat bahwa ilmu,
sekalipun ilmu alam tidak mungkin bebas nilai, karena setiap ilmu selau ada kepentingan-kepentingan.
Dia juga membedakan ilmu menjadi 3 macam, sesuai kepentingan-kepentingan masing-masing :

a. Pengetahuan yang pertama, berupa ilmu-ilmu alam yang bekerja secara empiris-analitis. Ilmu ini menyelidiki
gejala-gejala alam secara empiris dan menyajikan hasil penyelidikan untuk kepentingan-kepentingan manusia. b.
Pengetahuan yang kedua, berlawanan dengan pengetahuana yang pertama, karena tidak menyelidiki sesuatu
dan tidak menghasilkan sesuatu, melainkan memahami manusia sebagai sesamanya, memperlancar hubungan
sosial.
c. Pengetahuan yang ketiga, teori kritis. Yaitu membongkar penindasan dan mendewasakan manusia pada
otonomi dirinya sendiri. Sadar diri amat dipentingkan disini. Aspek sosial yang mendasarinya adalah dominasi
kekuasaan dan kepentingan yang dikejar adalah pembebasan atau emansipasi manusia.
Ilmu yang tidak bebas nilai ini memandang bahwa ilmu itu selalu terkait dengan nilai dan harus di kembangkan
dengan mempertimbangkan nilai. Ilmu jelas tidak mungkin bisa terlepas dari nilai-nilai kepentingan-kepentingan
baik politik, ekonomi, sosial, keagamaan, lingkungan dan sebagainya.

Contohnya : jika seorang ahli dibidang sosial mengatakan bahwa manusia itu adalah mahluk sosial, maka hanya
sebatas itu kajiannya tidak menyebar ke kajian yang lain.

Kesimpulannya bebas nilai atau tidak yg dimaksud adalah tuntutan setiap kegiatan ilmiah agar didasarkan pada
hakikat ilmu oengetahuan itu sndiri

Anda mungkin juga menyukai