Anda di halaman 1dari 3

a) Edukasi

Edukasi dengan tujuan promosi hidup sehat, perlu selalu dilakukan sebagai

bagian dari upaya pencegahan dan merupakan bagian yang sangat penting

dari pengelolaan DM secara holistik (Perkeni,2015).

b) Terapi Nutrisi Medis (TNM)

TNM merupakan bagian penting dari penatalaksanaan DM Tipe 2 secara

komprehensif. Kunci keberhasilannya adalah keterlibatan secara menyeluruh

dari anggota tim (dokter, ahli gizi, petugas kesehatan yang lain serta pasien

dan keluarganya). Guna mencapai sasaran terapi TNM sebaiknya diberikan

sesuai dengan kebutuhan setiap penyandang DM.

Prinsip pengaturan makan pada penyandang DM hampir sama dengan

anjuran makan untuk masyarakat umum, yaitu makanan yang seimbang dan

sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing-masing individu.

Penyandang DM perlu diberikan penekanan mengenai pentingnya

keteraturan jadwal makan, jenis dan jumlah kandungan kalori, terutama pada

mereka yang menggunakan obat yang meningkatkan sekresi insulin atau

terapi insulin itu sendiri (Perkeni, 2015).

c) Latihan Jasmani

Latihan jasmani merupakan salah satu pilar dalam pengelolaan DM tipe 2

apabila tidak disertai adanya nefropati. Kegiatan jasmani sehari-hari dan

latihan jasmani dilakukan secara teratur sebanyak 3-5 kali perminggu selama

sekitar 30-45 menit, dengan total 150 menit perminggu. Jeda antar latihan

tidak lebih dari 2 hari berturut-turut. Dianjurkan untuk melakukan

pemeriksaan glukosa darah sebelum latihan jasmani. Apabila kadar glukosa

darah <100 mg/dl pasien harus mengkonsumsi karbohidrat terlebih dahulu


dan bila >250 mg/dl dianjurkan untuk menunda latihan jasmani. Kegiatan

sehari-hari bukan termasuk dalam latihan jasmani meskipun dianjurkan untuk

selalu aktif setiap hari. Latihan jasmani selain untuk menjaga kebugaran juga

dapat menurunkan berat badan dan memperbaiki sensivitas insulin, sehingga

akan memperbaiki kendali glukosa darah. Latihan jasmani yang dianjurkan

berupa latihan jasmani yang bersifat aerobik dengan intensitas sedang (50%-

70% denyut jantung maksimal) seperti : jalan cepat, bersepeda santai,

jogging, senam, dan berenang (Perkeni, 2015).

d) Terapi Farmakologis

Menurut Perkeni (2015), terapi farmakologis diberikan bersama dengan

pengaturan makan dan latihan jasmani (gaya hidup sehat), maka terapi

farmakologis ditambahkan dapat berupa :

1) Obat Hypoglikemik Oral (OHO)

2) Insulin

3) Penghambat Alfa- Glukosidase

e) Monitoring Gula Darah

1. Definisi

Glukosa merupakan unsur nutrien utama yang langsung dapat digunakan

untuk metabolisme sel. Pada keadaan normal gula darah dipertahankan

antara 70-110 mg/dl. Selama periode puasa pankreas secara terus menerus

mensekresi insulin dalam jumlah sedikit, sementara hormon glukagon

dilepaskan ketika kadar gula darah menurun dan menstimulasi hati untuk

melepaskan cadangan glukosanya. Sehingga hormon insulin dan glukagon

bersama-sama berperan dalam mempertahankan kadar gula darah

(Tarwoto,2012).
2. Macam-macam Kadar Glukosa Darah

a) Kadar Glukosa Darah Puasa

Sampel glukosa darah puasa diambil saat klien tidak makan-makanan

selain minum air selama paling tidak 8 jam. Sampel darah ini secara

umum mencerminkan kadar glukosa dari produksi hati.

b) Kadar Glukosa Darah Sewaktu

Klien mungkin juga didiagnosis DM berdasarkan manifestasi klinis dan

kadar glukosa darah sewaktu > 200 mg/dl. Sampel glukosa darah

sewaktu diambil sewaktu-waktu tanpa puasa.

Anda mungkin juga menyukai