Anda di halaman 1dari 10

MANAJEMEN KONFLIK UNTUK MENCIPTAKAN

KOMUNIKASI YANG EFEKTIF


(Studi Kasus Di Departemen Purchasing PT. Sumi Rubber Indonesia)

Choerul Anwar
Mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Komunikasi
Jurusan Komunikasi Strategis FISIP UNDIP Angkatan VI
Email : choerul.anwar.93@yahoo.com

Abstract
Bad behavior committed by an employee in an organization will hinder communication among
its members. Bad behavior that often occurs at a company is blackmail, bribery, bullying, cheating,
dishonesty, intimidation, invasion of privacy, sexual harassment, threats, theft, discrimination,
misinformation. In the Purchasing Department of Sumi Rubber company there are a variety of bad
behaviour that were found including the crime of aggresion, deceit, licentiousness, sabotage and theft.
Communication means providing information and distributing to the members of the organization, if
the distribution is hampered because of the bad behavior committed by a person or one of the employees
of the communication that exists becomes ineffective. In the long term ineffective communications
will result in the emergence of misunderstanding interpretation giving rise to prejudice and ultimately
lead to internal conflicts within the company or organization. Role management is urgently needed
to resolve the conflict because of the impact of impact of the conflict will impact on the performance
and effectiveness of the work in the company especially in Sumi Rubber company.

Keywords : Bad behaviour, efective communication, conflict organization

Abstrak
Perilaku buruk yang dilakukan oleh seorang karyawan dalam sebuah organisasi akan
menghambat komunikasi yang terjadi antar anggotanya. Perilaku buruk yang kerap terjadi disebuah
perusahaan adalah memeras, suap, menggertak, menipu, ketidakjujuran, intimidasi, pelanggaran
privasi, pelecehan seksual, ancaman, pencurian, diskriminasi, pemberian informasi yang salah.
Di departemen Purchasing PT. Sumi Rubber Indonesia terdapat beragam perilaku buruk yang
ditemukan, diantaranya adalah agresi kejahatan, penipuan, ketidaksopanan, sabotase dan pencurian.
Komunikasi berarti memberikan informasi dan mendistribusikannya kepada para anggota organisasi,
jika distribusi tersebut terhambat karena adanya perilaku buruk yang dilakukan oleh seseorang atau
salah satu karyawan maka komunikasi yang terjalin menjadi tidak efektif. Dalam jangka panjang
komunikasi yang tidak efektif tersebut akan mengakibatkan timbulnya kesalahpahaman penafsiran
sehingga menimbulkan prasangka dan akhirnya berujung pada konflik dalam internal perusahaan
atau organisasi. Peran manajemen sangat dibutuhkan untuk mengatasi konflik yang terjadi karena
dampak dari konflik tersebut akan berimbas pada kinerja dan efektifitas pekerjaan diperusahaan
khususnya di PT. Sumi Rubber Indonesia.

Kata Kunci : Perilaku buruk, komunikasi efektif , manajemen konflik, konflik organisasi

148
Choerul Anwar, MANAJEMEN KONFLIK UNTUK MENCIPTAKAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

Pendahuluan manager. Karyawan dalam 1 departemen tersebut


memiliki perbedaan identitas dari asal usul, agama,
PT. Sumi Rubber Indonesia merupakan suku, pendidikan. Namun perbedaan tersebut
perusahaan industri yang bergerak dalam bidang tidak akan memengaruhi kondisi perusahaan
pengolahan bahan mentah karet menjadi ban dan jika tidak dibarengi dengan perilaku yang buruk
bola golf. Perusahaan ini terletak di kawasan dari karyawan yang ada didalamnya. Perilaku
Indotaisei, Cikampek Karawang. Perusahaan ini yang buruk akan menghambat komunikasi
memiliki 16 departemen meliputi Warehouse 1, yang terjalin dan efektifitas komunikasi. Hal ini
Warehouse 2, Warehouse 3, Produksi 1, Produksi akan memancing konflik antar karyawan baik
2,Produksi 3, Produksi 4, Accounting, Safety and hubungan secara horizontal dan vertikal. Konflik
Environment, General Affairs, MIS, Engineering, yang terjadi bisa menghambat kinerja dan
Quality Control, HRD, Purchasing, dan Quality produktivitas kerja dalm sebuah perusahaan.
Assurance. Perusahaan ini memiliki sekitar 4000
karyawan baik karyawan tetap maupun kontrak Pada umumnya perilaku buruk yang kerap
dan outsourcing dari yayasan. Peneliti memilih terjadi disebuah perusahaan adalah memeras, suap,
perusahaan sebagai bahan pengamatan karena menggertak, menipu, ketidakjujuran, intimidasi,
pernah bekerja diperusahaan tersebut selama 5 pelanggran privasi, pelecehan seksual, anacaman
tahun dibagian departemen Purchasing. pencurian,diskriminasi, pemberian informasi
yang salah. Perilaku yang buruk memerlukan
Perusahaan ini merupakan bentuk campur tangan manajemen, untuk itu mengelola
organisasi karena dibentuk dari sekumpulan perilaku buruk karyawan berhubungan dengan
orang orang dalam kelompok untuk bekerja kesigapan manajer untuk bertanggung jawab,
sama dalam mencapai tujuan dan visi misi bertindak, memecahkan dan memperbaiki masalah
perusahaan. Departemen Purchasing dalam (Ivancevich,2006:258). Intervensi manajemen
perusahaan PT. Sumi Rubber itu sendiri adalah tersebut merupakan tindakan yang diambil oleh
departemen yang menangani pekerjaan untuk manager untuk mencegah, mengendalikan atau
pembelian barang baik lokal maupun impor merespons perilaku buruk yang berbahaya.
dan proses perijinannya. Departemen ini juga
menjalin komunikasi baik internal meliputi antar Keterlibatan manajemen dalam mengelola
semua departemen dan juga hubungan eksternal ( perilaku yang buruk dalam sebuah perusahaan
Supplier dan Customers). Departemen Purchasing sangat dibutuhkan dalam hal mengurangi bentuk
juga merupakan departemen yang diasumsikan konflik yang terjadi. Menurut Mack & Synder
sebagai “daerah basah”. Asumsi ini muncul ini (dalam Liliweri 2004 : 250), konflik adalah
karena didalam internal departemen itu sendiri persengketaan antara dua atau lebih pihak
terdapat transaksi keluar barang masuk dan proses yag memperebutkan kelangkaan kedudukan
pembeliannya. Dalam 1 hari departemen ini bisa atau kelangkaan sumber melalui tindakan
melakukan pembelian barang diatas 1 Milyar. merusak, melukai atau cara cara lain yang
Dengan banyak dan besarnya transaksi uang 5saling mengendalikan atau mengontrol yang
yang dilakukan di dalam departemen Purchasing mengakibatkan rusaknya relasi pihak pihak yang
setiap harinya inilah yang menimbulkan konflik terlibat tersebut. Sedangkan penyebab konflik (
internal dengan berawal dari beberapa perilaku Zalabak, 2006: 310)
buruk dari karyawannya diantaranya penipuan, “ Causes of conflict include scarce resourss,
pencurian, sabotase harga barang yang tidak deception change, invivility, agreeesion. Stress,
sesuai, pencurian/penyalahgunaan atas barang burnout, emotional labor, relationship of all
yang dipesan, agresi dan kejahatan. types, preferences, and past experince”
Setiap staf yang menangani perkerjaan “ Penyebab konflik meliputi ketakutan akan
pembelian seringkali timbul rasa curiga satu sama kesediaann sumber daya, bentuk kecurangan,
lain karena ada rasa iri terhadap jumlah transaski ketidaknyamanan, penyerangan, kelelahan,
pembelian barang yang dilakukan. Di departemen emosi karyawan, bentuk hubungan yang terjalin,
Purchasing terdapat 12 karyawan staf, 2 chief tingkat pemahaman dan pengalaman masa lalu”.
staf, 1 asisten manager, 1 manager dan 1 general

149
JURNAL INTERAKSI, Vol 4 No 2, Juli 2015 : 148 - 157

PEMBAHASAN bekerja dengannya atau yang pada saat


Perilaku yang buruk ini bekerja untuknya atau bekerja dalam
organisasi itu sendiri. Kategori agresi itu
Ada 8 bentuk perilaku buruk diantaranya sendiri berupa dimensi fisik, verbal, aktif,
pelecehan seksual, agresi dan kejahatan, bullying, pasif langsung dan tidak langsung. Agresi
ketidaksopanan, penipuan, penyalahgunaan aktif menimbulkan bahaya melalui suatu
obat ditempat kerja, cyberslacking, sabotase perilaku spesifik, sementara agresi pasif
dan pencurian (Ivancevich, 2006 : 263). itu dicapai melalui menahan diri terhadap
Didalam departemen Purchasing itu sendiri, sesuatu yang diiinginkan. Dalam bentuk
peneliti menemukan perilaku buruk yang terjadi langsung dari agresi ditemukan ketika orang
diantaranya: yang melakukan agresi itu sendiri yang
menciptakan bahaya. Sedangkan agresi tidak
1. Agresi dan kejahatan
langsung itu sendiri jika orang lain yang
Agresi ditempat kerja adalah usaha dari mendatangkan bahaya seperti menyebarkan
seorang individu yang menimbulkan bahaya gosip yang merusak dan membahayakan
terhadap orang lain yang sebelumnya kesempatan karyawan untuk dipromosikan.

Berikut jenis agresi tempat kerja yang ada di PT. Sumi Rubber Indonesia :

Dimensi Dimensi

Fisik Aktif & Dimensi langsung tidak langsung

Verbal Pasif

Fisik Aktif Langsung Tidak Langsung

-Menganggu orang lain ketika -Pencurian


bekerja -Sabotase
-Mengahancurkan properti
-Mengkonsumsi sumber daya yang
diperlukan

Pasif -Melambatkan kerja dengan -Datang terlambat rapat


sengaja -Menunda pekerjaan untuk membuat
-Menolak menyediakan target tampak buruk
sumber daya yang diperlukan -Menyebabkan orang lain menunda
-Meninggalkan wilayah kerja tindakan
ketika target masuk

Verbal Aktif -Ancaman -Menyebarkan gosip


-Teriakan -Mengadu
-Hinaan dan sarkasme -Berbicara dibelakang
-Memamerkan status -Merendahkan pendapat
-Evaluasi kinerja yang tidak adil -Mengirimkan informasi yang
Menolak
Pasif -Gagal membalas panggilan -Gagal mengirimkan informasi
telepon -Gagal menyangkal gosip yang salah
-Mendiamkan target -Gagal membela target
150 -Menolak permintaan target -Gagal memperingatkan bahaya yang
akan muncul
-Hinaan dan sarkasme -Berbicara dibelakang
-Memamerkan status -Merendahkan pendapat
-Evaluasi Choerul
kinerja yang tidak
Anwar, adil -Mengirimkan
MANAJEMEN informasiKOMUNIKASI
KONFLIK UNTUK MENCIPTAKAN yang YANG EFEKTIF
Menolak
Pasif -Gagal membalas panggilan -Gagal mengirimkan informasi
telepon -Gagal menyangkal gosip yang salah
-Mendiamkan target -Gagal membela target
-Menolak permintaan target -Gagal memperingatkan bahaya yang
akan muncul

2. Ketidaksopanan 4. Sabotase
Ketidaksopanan ditempat kerja berhubungan Sabotase merupakan sikap merusak atau
dengan tindak tanduk kasar, tidak sopan atau menghancurkan peralatan, tempat kerja
merendahkan orang lain. Ketidaksopanan atau data rekan kerja atau organisasi.
bukanlah kejahatan atau kekerasan, tetapi hal6 Sabotase karyawan mulai dari perilaku
tersebut menunjukkan kurangnya rasa hormat seperti gurauan sederhana hingga bentuk
terhadap orang lain. Di departemen Purchasing vandalisme. Karyawan yang mudah marah
bentuk ketidaksopanan tersebut berupa secara diam-diam akan melakukan sabotase
memberikan komentar yang merendahkan, untuk membalas perbuatan orang lain.
berperilaku menganggu dalam rapat, Sabotase merupakan bentuk kejahatan yang
mengabaikan orang lain, menghina orang lain, ekstrem karena memasukkan sedikit unsur
berbicara dengan emosi yang meledak dengan balas dendam. Terdapat tiga jenis sabotase
tiba tiba, memberikan kontak mata negatif, yaitu meliputi orang, peralatan dan operasi.
tidak menjawab ketika ditanya, menolak Kategori sabotase orang bertujuan untuk
untuk mengucapkan terimasih atau tolong, menghancurkan karir, kemajuan, reputasi
menyela orang lain yang sedang berbicara. atau bidang kerja seseorang. Sedangkan
Bentuk pengurangan tindakan tersebut adalah sabotase peralatan dan operasi melibatkan
pemberian teguran langgsung dari atasan perusakan secara fisik dengan merusak barang
maupun pihak manajemen. Dampak dari sikap yang akan dijadikan tender dari beberapa
ketidaksopanan tersebut akan memengaruhi supplier sehingga barang yang akan diorder
kenyamanan dalam bekerja sehingga dapat sengaja dialihkan ke supplier lain yang dia
menimbulkan konflik. kehendaki karena berniat untuk mendapatkan
3. Penipuan keuntungan. Usaha untuk meminimalisir
sabotase antara lain melakukan kontrol atas
Penipuan didefinisikan sebagai tindakan supplier yang diindikasikan melakukan
yang disengaja untuk mengalihkan atau tindakan kecurangan dan meminta surat
menyalahartikan informasi yang menyebabkan rekomendasi dari departemen masing masing
orang lain atau kelompok menyerahkan atas barang yang rusak dengan ketentuan
sesuatu yang berharga. Penipuan merupakan bahwa barang yang sudah dibeli atau diroder
kombinasi dari motif dan kesempatan. tidak memenuhi syarat..
Bentuk penipuan yang ada contohnya adalah
memanipulasi harga pembelian barang dari 5. Pencurian
supplier untuk mendapatkan keuntungan Pencurian didefinisikan sebagai pengambilan,
pribadi, memberikan laporan harga barang konsumsi atau transfer uang atau barang tanpa
dan transaksi palsu. Bentuk perilaku buruk izin dari organisasi. Pencurian menyebabkan
ini akan merugikan perusahaan karena hilangnya banyak uang sehingga menjadi
mencuri dana atau uang secara sistem atau persoalan serius dalam sebuah organisasi
data. Kesempatan untuk melakukan penipuan yang harus ditangani oleh manager. Beberapa
dapat dibatasi dengan sistem kontrol internal perangkat fisik yang mudah menjadi bahan
dengan adanya check dan balances yang curian diantaranya adalah Alat Tulis dan
sesuai, maka akan lebih sulit melakukan Kantor (ATK), Perangkat IT ( hardisk,
kecurangan terhadap organisasi sehingga flasdisk, ram ), Equipment ( Kunci, baut,
dapat meminimalisir konflik yang terjadi. bering dll). Sedangkan dalam bentuk uang
adalah tindakan penerimaan bonus atau fee
151
JURNAL INTERAKSI, Vol 4 No 2, Juli 2015 : 148 - 157

dari supplier atas tender yang dimenangkan yaitu usaha untuk benar-benar mengerti orang
salah satu supplier dan pemberian uang lain, kemampuan untuk memenuhi komitmen,
sebagai bentuk balas jasa ketika pemesanan kemampuan untuk menjelaskan harapan,
barang sudah dilaksakan. Pihak manajemen kemauan untuk meminta maaf secara tulus
berusaha mengendalikan masalah pencurian jika melakukan kesalahan, dan kemampuan
dengan program pengawasan yang dilakukan memperlihatkan integritas. Disamping itu untuk
seperti penggunaan pengintai elektronik, alat melakukan komunikasi yang efektif, dilakukan
detector, pemeriksaan lansgung ketika jam dengan menganalisa, menyalahkan, menghakimi,
pulang kerja oleh security dan audit rekening menasehati, dan menginterogasi, serta dibutuhkan
serta harta karyawan. keterampilan mendengarkan dan bertanya. Dalam
proses berkomunikasi, seseorang harus mampu
Komunikasi Yang efektif mendengarkan dan memahaminya dengan baik.
Kemudian mengajukan pertanyaan-pertanyaan
Dalam komunikasi organisasi terdapat aliran yang saling memiliki keterkaitan dan mengarah
komunikasi yang berfungsi untuk mengetahui pada suatu solusi. Sehingga tujuan utama dalam
bagaimana informasi itu didistribusikan kepada komunikasi yang efektif adalah sebuah win-
para anggota organisasi, melihat bagaimana win solution. Tak ada satupun orang yang mau
pola distribusinya dan bagaimana orang orang disalahkan. Inilah konsep dasar dari komunikasi
terlibat dalam penyebaran informasi itu didalam efektif.
organisasi. Aliran komunikasi organisasi Komunikasi efektif perlu dilakukan untuk
berpengaruh terhadap efektifitas organisasi baik dapat membangun hubungan baik dalam internal
dalam kaitannya dengan hubungan ataupun dalam departemen Purchasing dan hubungan dengan
pelaksanaan dan pencapaian tujuan organisasi. departemen lain selaku pemesan barang serta
Lancar tidaknya aliran komunikasi organisasi hubungan dengan supplier selaku penjual barang.
tergantung oleh iklim komunikasi. Sehingga tujuan yang ingin diraih dapat dicapai
Karyawan dalam satu departemen secara bersama-sama. Ketika ingin berkomunikasi
Purchasing seringkali timbul kesalahpahaman dengan orang lain, kita melakukannya dengan
karena komunikasi yang dijalin tidak efektif. efektif dalam kondisi apapun dan dibutuhkan
Beberapa faktor penyebab komunikasi yang kesiapan seseorang dalam menerima informasi
terjadi yang tidak efektif didalam organisasi atau pertanyaan dari kita. Dengan berkomunikasi
khususnya departtemen Purchasing ini efektif kita dapat menunjukan kepribadian yang
adalah Faktor kemampuan individu dalam berkarakter positif dan membuka diri untuk selalu
berkomunikasi, tingkat pendidikan yang berbeda tumbuh dan berkembang menuju kesuksesan
dari mulai D3 hingga S2, serta ketidaknyaman secara bersama-sama.
dalam bekerja karena perilaku buruk yang Dalam komunikasi organisasi, komunikasi
kerap terjadi. Hal yang paling penting adalah terjadi secara formal maupun infromal, namun
kemampuan komunikasi yang dimiliki oleh pada prinsipnya membahas masalah masalah
setiap individu karena itu merupakan faktor yang berhubungan dengan kedinasan. Penyebab
penentu kesuksesan setiap individu maupun komunikasi dalam organisasi menjadi tidak
organisasi untuk bertahan dalam persaingan efektif adalah kelebihan atau kebanyakan
bisnis. Kemampuan komunikasi seseorang dalam informasi yang disampaikan, tingkat kerumitan
organisasi diperlukan dalam membangun tim kerja pesan, penerimaan pesan ganda, perbedaan status,
dan dalam aktivitas organisasi. Dengan melihat kurangnya kepercayaan, komunikasi yang tidak
pentingnya komunikasi dalam organisasi, maka terstruktur, kesalahan pemilihan media, iklim
efektifitas komunikasi akan sangat menentukan komunikasi tertutup (Nurrohim, 2009:1-5).
kesuksesan organisasi baik dalam jangka pendek
maupun jangka panjang. Komunikasi tidak efektif juga disebabkan
karena kesalahpahaman dan ketidakpahaman
Menurut Covey dalam jurnal ( Hassa individu dalam memahami informasi yang
Nurrohim. 2009) untuk membangun komunikasi diterima. Kesalahapahaman tersebut menandakan
yang efektif diperlukan lima dasar penting adanya suatu yang menganggu, baik dari
152
Choerul Anwar, MANAJEMEN KONFLIK UNTUK MENCIPTAKAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

penyampaian pesan yang disampaikan, maupun melakukan pelaporan atas jobdesk pekerjaan
semua unsur komunikasi itu sendiri (Somad, yang ditangani baik itu progress kemajuan
2014:135). kerjanya, kendala yang dihadapi dan sharing
Komunikasi yang efektif dianggap penting pendapat satu sama lain. Hal ini bertujuan
karena menentukan tepat tidaknya komunikasi untuk membuat pekerjaan dalam satu team
yang dilakukan dengan tetap memperhatikan tersebut berjalan dengan lancar, karena pada
prinsip komunikasi yang efektif yang diutarakan dasarnya satu staf dengan staf lainnya dalam
menurut Rismi Somad (2014:131) yang disebut departemen ini memiliki hubungan pekerjaan
REACH ( Respect, Empathy, Audible, Clarity, yang hampir sama jobdesknya dan saling
Humble) : berkaitan satu sama lain.

1. Menghargai ( respect): Dengan membangun 2. Memberikan laporan pekerjaan secara


komumikasi dengan rasa hormat dan sikap individu kepada atasan baik secara tertulis
saling menghargai dan menghormati, maka dalam bentuk weekly report maupun secara
kita akan membangun kerjasama yang oral. Manager selalu berusaha menjalin
meningkatkan efektivitas kinerja sebagai komunikasi dengan baik dengan bawahannya
individu maupun kelompok. untuk menghindari adanya kendala dalam hal
pekerjaan yang sedang ditangani dan atasan
2. Empati ( empathy ) : kemampuan untukn akan memberikan masukan terhadap masalah
mendengarkan atau mengerti terlebih dahulu yang dihadapi oleh bawahan.
sebelum didengarkan atau dimenegerti orang
lain. Dengan memahami dan mendengar 3. Melakukan rapat dengan depertemen lain
orang lain maka kita dapat membangun seminggu sekali untuk membahas terkait
keterbukaan dan kepercayaan dengan orang barang yang dipesan, spesifikasi barang
lain. dan masalah yang dihadapi oleh setiap
departemen atas barang yang sudah dipesan
3. Memahami ( audible ) : Pesan yang kita jika terjadi reject ataupun kerusakan.
sampaikan dapat diterima oleh penerima
pesan dengan baik dengan penggunaan media 4. Melakukan kunjungan langsung atau melihat
maupun perlengkapan atau alat bantu audio barang yang dibeli secara langsung dengan
visual. Penggunaan media ini membantu agar didampingi oleh supplier dan departemen
pesan yang kita sampaikan dapat diterima yang terkait untuk melakukan pengechekan
dengan baik. atas spesifikasi atas barang yang dipesan.

4. Jelas ( clarity ) : kejelasan dari pesan sehingga 5. Departemen purchasing memberikan


tidak menimbulkan multi interpretasi kemudahan kepada karyawannya dalam
atau berbagai openafsiran yang berlainan. berkomunikasi dengan menyediakan media
Clarity bisa diartiikan juga keterbukaan seperti laptop, komputer,dan handphone
dan tranparansi, yang dapat meningkatkan sehingga kinerja kerja yang dihasilkan lebih
semangat dan antusiasme kelompok atau cepat dan maksimal.
tim.
5. Rendah hati ( humble ) : sikap yang
merupakan unsur terkait dengan membangun Konflik Organisasi
rasa menghargai orang lain yang didasarkan
oleh sikap rendah hati yang kita miliki. Organisasi adalah sebuah kumpulan atau
sistem indvidual yang melalui suatu hierarki atau
Untuk meningkatkan komunikasi yang jenjang dan pembagian kerja, berupaya mencapai
efektif didalam departemen Purchasing, tujuan yang ditetapkan (Soyomukti (2010: 178).
manajemen melakukan langkah langkah sebagai Sedangkan pengertian komunikasi organisasi
berikut: menurut Zalabak (2006: 16)
1. Melakukan breafing setiap hari sebelum “ Process through which organizations
bekerja antara 15 hingga 30 menit, create and shape events, The process can be
didalam breafing ini setiap karyawan wajib
153
JURNAL INTERAKSI, Vol 4 No 2, Juli 2015 : 148 - 157

understood as a combination of process, people, Dalam buku Organization Communication


messages, meaning and purpose”. juga dijelaskan penyebab konflik Zalabak ( 2006:
“ Proses yang terus menerus dimana 333) :
organisasi menciptakan dan membentuk ” sexual harassment, discrimination and
kejadian. Prosesnya bisa dipahami sebagai bentuk numerous types of ethical abuses all have legal
kombinasi antar proses, orang orang, pesan, consequences beyond the scope of this conflict
makna dan tujuannya” discussion, they also can be viewed as important
Konflik adalah perjuangan yang types of organizations conflicts.”
diekspresikan antara sekurang kurangnya dua “ pelecehan seksual, diskriminasi dan
pihak yang saling bergantung, yang mempersepsi berbagai jenis pelanggaran etika kesemuanya
tujuan tujaun yang tidak sepadan, imbalan yang memiliki konsekuensi dalam ruang lingkup
langka, dan gangguan dari pihak laun dalam konflik, itu juga bisa dilihat dari pentingnya jenis
mencapai tujuan mereka, perjuangan tersebut jenis konflik organisasi”
menggambarkan perbedaan diantara kedua pihak.
(R. Wayne Pace, 2002: 369). Jenis - Jenis Konflik
Sedangkan menurut Mack & Synder (dalam
Liliweri 2004 : 250), persengketaan antara dua atau Konflik dalam organisasi timbul karena
lebih pihak untuk memperebutkan kelangkaan keterlibatan seorang individu dengan organisasi
kedudukan atau kelangkaan sumber daya melalui tempat ia bekerja. Menurut T. Hani Handoko
perilaku dan tindakan merusak, melukai dan ada dalam jurnal (Jefri Heridiansyah. 2014) lima
cara cara lain yang saling mengendalikan atau jenis konflik dalam kehidupan organisasi :
mengontrol yang mengakibatkan rusaknya relasi 1. Konflik dalam diri individu, terjadi bila
pihak pihak yang terlibat tersebut. seorang individu menghadapi ketidakpastian
Dalam lingkungan organisasi akan bertemu tentang pekerjaan yang dia harapkan untuk
dengan berbagai konflik baik antar individu melaksanakannya, bila berbagai permintaan
maupun kelompok. Sebagai contoh diatas adalah pekerjaan saling bertentangan, atau bila
bentuk perilaku buruk yang dilakukan karyawan individu diharapkan untuk melakukan lebih
dalam departemen Purchasing dan bentuk dari kemampuannya. Dipurchasing sendiri
komunikasi yang tidak efektif bisa menimbulkan seringkali satu karyawan staff mendapatkan
konflik. Tanda tanda awal konflik terlihat dengan pekerjaan yang bukan menjadi tanggungjawab
adanya peningkatan intensitas ketidaktepatan dan jobdesknya sehingga beban kerja yang
diantara anggota anggota kelompok. Disamping diterima semakin berat dan pekerjaan
itu juga timbul komentar- komentar yang tidak yang menjadi jobdesk utamanya menjadi
ramah yang yang diungkapkan dengan keluh terabaikan. Hal ini tentu saja membuat
kesah, gerakan kegelisahan pada wajah, perilaku karyawan tersebut kebingungan dengan
gagap, sikap bengong, melamun dan ucapan- jenis kepastian pekerjaan yang seharusnya
ucapan yang ketus. dilakukan.
Dalam setiap terjadinya konflik pasti 2. Konflik antar individu dalam organisasi yang
memiliki latar belakang penyebabnya. Konflik sama, dimana hal ini sering diakibatkan oleh
menurut Zalabak ( 2006 : 308) perbedaan-perbedaan kepribadian. Konflik
ini juga berasal dari adanya konflik antar
“ process that occurs when individuals, peranan dan tugas (seperti antara manajer
small groups, or organizations perceive or dan bawahan).
experience frustation in attaining goals and
addressing concerns” 3. Konflik antara individu dan kelompok, yang
berhubungan dengan era individu menanggapi
“ proses yang terjadi ketika individu, tekanan untuk keseragaman yang dipaksakan
kelompok kecil dan organisasi merasa atau oleh kelompok kerja mereka.Sebagai
mengalami frustasi dalam mencapai tujuan dan contohnya adalah bentuk tekanan kepada
dan apa yang diiinginkan.” karyawan yang baru saja mengawali karirnya
154
Choerul Anwar, MANAJEMEN KONFLIK UNTUK MENCIPTAKAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

dengan memberikan jobdesk pekerjaan yang kerja, tanggung jawab, dedikasi, loyalitas,
overload sehingga membebani karyawan kejujuran, inisiatif dan kreativitas.
tersebut sehingga timbul konflik yang 4. Semakin berkurangnya tekanan-tekanan,
akhirnya akan menganggu kinerja pekerjaan intrik-intrik yang dapat membuat stress bahkan
dalam satu departemen tersebut. produktivitas kerja semakin meningkat.
4. Konflik antar kelompok dalam organisasi Hal ini karena karyawan memperoleh
yang sama, karena terjadi pertentangan antar perasaan-perasaan aman, kepercayaan diri,
kelompok. Departemen Purchasing seringkali penghargaan dalam keberhasilan kerjanya
timbul pertentangan dengan departemen lain atau bahkan bisa mengembangkan karier dan
dalam hal pemesanan barang dan kecocokan potensi dirinya secara optimal.
harga. Departemen yang terkait biasanya 5. Banyaknya karyawan yang dapat
memesan barang dengan kualitas barang mengembangkan kariernya sesuai dengan
yang bagus namun dengan branch ternama potensinya melalui pelayanan pendidikan
sedangkan departemen purchasing sendiri (education), pelatihan (training) dan
menginginkan harga yang murah serta konseling (counseling) dalam aspek kognitif,
kuliatas yang bagus dan tidak harus dari brand afektif dan psikomotorik. Semua ini bisa
ternama. menjadikan tujuan organisasi tercapai dan
5. Konflik antar organisasi, timbul sebagai produktivitas kerja meningkat akhirnya
akibat bentuk persaingan ekonomi dan sistem kesejahteraan karyawan terjamin.
perekonomian suatu negara. Konflik ini telah
mengarahkan timbulnya pengembangan
produk baru, teknologi, dan jasa, harga-harga b. Dampak Negatif
lebih rendah, dan penggunaan sumber daya 1. Meningkatkan jumlah absensi karyawan dan
lebih efisien. Konflik ini biasanya muncul seringnya karyawan mangkir pada waktu
ketika berhubungan dengan supplier dan jam-jam kerja berlangsung seperti misalnya
customers ngobrol berjam-jam sambil mendengarkan
sandiwara radio, berjalan mondar-mandir
Dampak Konflik menyibukkan diri, tidur selama pimpinan
tidak ada di tempat, pulang lebih awal atau
Konflik dapat berdampak positif dan negatif datang terlambat dengan berbagai alasan
yang rinciannya adalah sebagai berikut : yang tak jelas.

a. Dampak Positif Konflik 2. Banyak karyawan yang mengeluh karena


sikap atau perilaku teman kerjanya yang
1. Meningkatnya ketertiban dan kedisiplinan dirasakan kurang adil dalam membagi tugas
dalam menggunakan waktu bekerja, seperti dan tanggung jawab. Seringnya terjadi
hampir tidak pernah ada karyawan yang absen perselisihan antar karyawan yang bisa
tanpa alasan yang jelas, masuk dan pulang memancing kemarahan, ketersinggungan
kerja tepat pada waktunya, pada waktu jam yang akhirnya dapat mempengaruhi
kerja setiap karyawan menggunakan waktu pekerjaan, kondisi psikis dan keluarganya.
secara efektif, hasil kerja meningkat baik
kuantitas maupun kualitasnya. 3. Banyak karyawan yang sakit-sakitan, sulit
untuk konsentrasi dalam pekerjaannya,
2. Meningkatnya hubungan kerjasama yang muncul perasaan-perasaan kurang aman,
produktif. Hal ini terlihat dari cara pembagian merasa tertolak oleh teman ataupun atasan,
tugas dan tanggung jawab sesuai dengan merasa tidak dihargai hasil pekerjaannya,
analisis pekerjaan masing-masing. timbul stres yang berkepanjangan yang bisa
3. Meningkatnya motivasi kerja untuk melakukan berakibat sakit tekanan darah tinggi, maag
kompetisi secara sehat antar pribadi maupun ataupun yang lainnya.
antar kelompok dalam organisasi, seperti 4. Seringnya karyawan melakukan mekanisme
terlihat dalam upaya peningkatan prestasi
155
JURNAL INTERAKSI, Vol 4 No 2, Juli 2015 : 148 - 157

pertahanan diri bila memperoleh teguran akar permasalahan dengan diagram “


dari atasan, misalnya mengadakan sabotase fishbone”. Manfaat fishbone diagram ini
terhadap jalannya produksi, dengan cara dapat menolong kita untuk menemukan akar
merusak mesin-mesin atau peralatan kerja, penyebab masalah secara user friendly, tools
mengadakan provokasi terhadap rekan kerja, yang user friendly disukai orang-orang di
membuat intrik-intrik yang merugikan orang industri manufaktur di mana proses di sana
lain. terkenal memiliki banyak ragam variabel
5. Meningkatnya kecenderungan karyawan yang berpotensi menyebabkan munculnya
yang keluar masuk dan ini disebut labor turn- permasalahan.
over. Kondisi semacam ini bisa menghambat 2. Mengumpulkan data secara empiris yang
kelancaran dan kestabilan organisasi secara didapat dari penelusuran masalah baik data
menyeluruh karena produksi bisa macet, secara tertulis maupun hasil narasumber.
kehilangan karyawan potensial, waktu tersita 3. Mempertemukan pihak pihak yang melakukan
hanya untuk kegiatan seleksi dan memberikan konflik dengan mencocokkan data atau
latihan dan dapat muncul pemborosan dalam informasi yang didapat untuk memecahkan
cost benefit. masalah yang terjadi
Menurut Stevenin dalam jurnal ( Jefri 4. Mencari solusi secara bersama sama dengan
Herdinianyah. 2014) terdapat lima langkah dalam berdialog terhadap masalah yang terjadi.
meredakan konflik: 1. Pengenalan kesenjangan
antara keadaan yang ada diidentifikasi dan 5. Melakukan tindakan pencegahan konflik jika
bagaimana keadaan yang seharusnya, 2. Diagnosis, terjadi kejadian yang sama dikemudian hari
menguji mengenai siapa, apa, mengapa, dimana, dengan mendata kejadian tersebut sehingga
dan bagaimana berhasil dengan sempurna. tidak terjadi kembali.
Memperhatikan masalah utama yang terjadi,
3. Menyepakati suatu solusi, mengumpulkan
masukan untuk mencari solusi atau jalan keluar
Penutup
dan menyaring penyelesaian yang tidak dapat
diterapkan atau tidak praktis, 4. Pelaksanaan, Mengelola perilaku buruk perlu
dengan konsekuensi adanya keuntungan dan dilakukan seseorang dalam internal organisasi
kerugian, 5. Evaluasi, jika penyelesaiannya atau perusahaan. Perilaku yang buruk akan
tampak tidak berhasil, kembalilah ke langkah- mempengaruhi komunikasi yang terjalin antar
langkah sebelumnya dan cobalah lagi. karyawan sehingga komunikasi yang terjadi
Menurut ( Zalaback, 2006 : 325-326) ada 4menjadi tidak efektif. Komunikasi yang efektif
sangatlah penting karena menentukan ketepatan
cara untuk mengurangi adanya konflik diantaranya
adalah mengidentifikasi kemungkinan sejumlah dalam berkomunikasi sehingga meminimaliisir
isu dan fokus pada pendekatan mengenai kesalahpahaman dan penafsiran yang salah.
isu yang dihadapai, menjabarkan perilaku Dengan penggunaan prinsip REACH ( respect,
dan dampak untuk dihindari selama konflik empathy, audible, clarity dan humble) tujuannya
berlangsung, menunjukkan kepedulian terhadap adalah agar komunikasi yang disampaikan oleh
data yang diperoleh dan perasaan dari karyawan,komunikator mampu meraih perhatian, minat,
menawarkan bentuk komproni jabatan atau posisi kepedulian, simpati, tanggapan, maupun respon
yang tetap. positif. Komunikasi yang efektif pada akhirnya
akan mengurangi konflik yang terjadi dalam
Dari beberapa pendapat diatas, peneliti
internal perusahaan dan manajemen memiliki
hanya menemukan beberapa cara penyelesain
peran dalam menngurangi dan menyelesaikan
konflik yang diterapkan di perusahaan PT. Sumi
konflik yang terjadi.
Rubber khusunya dalam internal departemen
Purcahsing diantarnya adalah
1. Mencari sebab terjadinya konflik, metode
yang digunakan adalah ddengan menjabarkan
156
Choerul Anwar, MANAJEMEN KONFLIK UNTUK MENCIPTAKAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

Daftar Pustaka
Buku

Kreitner, Robert and Kinicki Angelo. (2014).


Perilaku Organisasi. Jakarta : Salemba
Empat.
Liliweri, Alo. (2004). Dasar Dasar Komunikasi.
Yogjakarta. Pustaka Pelajar.
Pace, R. Wayne and Daules, Don F. (2002).
Komunikasi Organisasi. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Somad, Rismi and Priansa, Donni Juni. (2014).
Manajemen Komunikasi. Bandung : Alfabeta
Soyomukti, Nurani. (2010). Pengantar Ilmu
Komunikasi. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media.
Wijono, S. (1993). Konflik dalam Organisasi/
Industri dengan Strategi Pendekatan
Psikologis. Semarang. Satya Wacana.
Zalabak, Pamela S. Shockley (2006). Fundamentals
of Organizational Communications. USA:
Pearson Education, Inc.

Jurnal

Heridiansyah, Jefri. ( 2014). Manajemen Konflik


dalam sebuah Organisasi. Jurnal STIE
Semarang, Vol 6, No. 1, edisi Februari 2014.
Nurrohim, Hassa. ( 2009). Efektivitas Komunikasi
dalam Organisasi. Jurnal Manajemen, Vol.7,
No.4, Mei 2009.

157

Anda mungkin juga menyukai