DI SUSUN OLEH :
2011040128
2021
A. Pengertian
Asam urat atau dalam bahasa medis dikenal dengan sebutan gout adalah suatu kondisi
medis dimana terjadi gangguan metabolisme asam urat di dalam tubuh. Akibatnya terjadi
peningkatan kadar asam urat dalam tubuh Penyakit asam urat merupakan kondisi yang
bisa menyebabkan gejala nyeri yang tak tertahankan serta adanya rasa panas di area
persendian. Kristal asam urat yang berlebihan akan menumpuk di jaringan tubuh dan
menyebabkan inflamasi pada persendian.
Gout yang kronis (jangka panjang) dapat menyebabkan penumpukan asam urat baik
di dalam maupun di sekitar persendian yang pada akhirnya dapat menurunkan fungsi
ginjal hingga membentuk batu ginjal.
B. Tanda dan gejala
1. Stadium Arthritis Gout Akut
Sangat akut, timbul sangat cepat dalam waktu singkat.
Keluhan utama: nyeri, bengkak, terasa hangat, merah dengan gejala sistemik berupa
demam, menggigil dan merasa lelah.
Faktor pencetus: trauma lokal, diet tinggi purin (kacang-kacangan, rempelo dll),
kelelahan fisik, stres, diuretic.
Penurunan asam urat secara mendadak dengan allopurinol atau obat urikosurik dapat
menyebabkan kekambuhan.
2. Stadium Interkritikal
Stadium ini merupakan kelanjutan dari stadium akut dimana terjadi periode
interkritikal asimptomatik.
3. Stadium Arthritis Gout Menahun
Stadium ini umumnya pada pasien yang mengobati sendiri sehingga dalam waktu
lama tidak berobat secara teratur pada dokter. Pada tahap ini akan terjadi benjolan-
benjolan di sekitar sendi yang sering meradang yang disebut sebagai tofus. Tofus ini
berupa benjolan keras yang berisi serbuk seperti kapur yang merupakan deposit dari
kristal monosodium urat. Tofus ini akan mengakibatkan kerusakan pada sendi dan
tulang di sekitarnya. Tofus pada kaki bila ukurannya besar dan banyak akan
mengakibatkan penderita tidak dapat menggunakan sepatu lagi.
C. Etiologi
Faktor genetik dan faktor hormonal yang menyebabkan gangguan metabolisme yang
dapat mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat.
1. Jenis kelamin dan umur
Prosentase Pria : Wanita yaitu 2 : 1 pria lebih beresiko terjadinya asam urat yaitu
umur (30 tahun keatas), sedangkan wanita terjadi pada usia menopouse (50-60
tahun).
2. Berat badan
Kelebihan berat badan meningkatkan risiko hiperurisemia dan gout berkembang
karena ada jaringan yang tersedia untuk omset atau kerusakan, yang menyebabkan
kelebihan produksi asam urat.
3. Konsumsi alkohol
Minum terlalu banyak alkohol dapat menyebabkan hiperurisemia, karena alkohol
mengganggu dengan penghapusan asam urat dari tubuh.
4. Diet
Makan makanan yang tinggi purin dapat menyebabkan atau memperburuk gout.
Misalnya makanan yang tinggi purin : kacang-kacangan, rempelo dll.
5. Obat-Obatan Tertentu
Sejumlah obat dapat menempatkan orang pada risiko untuk mengembangkan
hiperurisemia dan gout. Diantaranya golongan obat jenis diuretik, salisilat, niasin,
siklosporin, levodova.
D. Patofisiologi
Patofisiologi arthritis gout dibagi menjadi empat tahap yaitu:
1. Fase I
Tahap ini terjadi akibat peningkatan asam urat yang berasal dari metabolisme purin
yang berasal dari diet dan pemecahan sel tubuh. Pada keadaan normal asam urat
yang terbentuk selanjutnya akan dipecah oleh enzim urikase menjadi substans yang
larut pada urin sehingga mudah diekskresikan. Tidak adanya enzim urikase ini dapat
menimbulkan peningkatan kadar asam urat.
Sekitar 90% peningkatan kadar asam urat ditimbulkan akibat ketidakmampuan untuk
mengekskresikan asam urat pada urin akibat defek genetik pada transporter anion
ginjal yang mengakibatkan reabsorbsi asam urat yang berlebihan. Hal ini juga bisa
disebabkan oleh penggunaan beberapa obat seperti aspirin, diuretik dan alkohol, serta
fungsi ginjal yang menurun.
Sekitar 10% peningkatan asam urat dapat terjadi akibat produksi asam urat yang
berlebihan akibat defek genetik enzim yang memecahkan purin, peningkatan
penghancuran DNA sel yang mengandung purin pada tindakan kemoterapi, serta
asupan diet yang tinggi purin.
2. Fase II
Fase ini adalah serangan akut yang ditandai dengan tanda radang, biasanya pada
sendi metatarsofalang digiti I, dorsum kaki, mata kaki, lutut, pergelangan tangan, dan
sendi siku. Fase ini terjadi akibat perpindahan monosodium urat ke cairan sendi dan
menimbulkan reaksi perlawanan dari sel neutrofil, sehingga mencetuskan reaksi
radang oleh beberapa sitokin inflamasi dan ditandai dengan sendi yang merah, nyeri,
panas, dan bengkak.
3. Fase III
Fase ini sering dikenal dengan fase interkritikal asimptomatik yaitu fase tanpa
adanya gejala namun kristal monosodium urat tetap terdeposit pada cairan sendi.
Keadaan ini dapat berlangsung sampai 10 tahun. Tanpa penanganan asam urat yang
baik dapat menimbulkan serangan akut yang berulang akibat beberapa pencetus
seperti trauma lokal, diet tinggi purin, stress, dan pemakaian diuretik.
4. Fase IV
Fase ini adalah fase arthritis gout kronik yang ditandai dengan munculnya tofus
(deposit monosodium urat pada beberapa sendi namun tanpa tanda radang). Tofus
ini dapat pecah sendiri dan sering menimbulkan infeksi sekunder. Pada fase ini
sering terjadi kerusakan sendi, gangguan fungsi ginjal dan gangguan kardiovaskuler.
E. Pathway
F.
Genetik Sekresi Asam Urat Produksi Asam Urat
G. yang Berkurang yang Berlebihan
Gangguan
Metabolisme Purin
Gout
4. Ansietas
H. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan arthritis gout meliputi farmakologis dan nonfarmakologis.
1. Penatalaksanaan Akut
Penatalaksanaan fase akut gout dapat menggunakan obat antiinflamasi non steroid,
kolkisin, dan kortikosteroid.
a. Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS)
Obat anti inflamasi non steroid (OAINS) pada arthritis gout berperan untuk
mengontrol peradangan dan mengurangi rasa nyeri. OAINS ini adalah obat lini
pertama untuk mengatasi arthritis gout akut. OAINS yang biasa digunakan untuk
mengatasi gout adalah: