Anda di halaman 1dari 16

Nama : Firdaus

Nim : 17087065

UTS : Psikologi Pendidikan

RESUME : Pertemuan 1 sampai 7

PERTEMUAN 1

PENGERTIAN PSIKOLOGI

Psikologi pendidikan adalah cabang dari ilmu psikologi yang mempelajari tentang cara manusia belajar
dalam psikologi pengajaran, intervensi pendidikan, pendidikan pengaturan, dan psikologi sosial di dalam
sekolah yang mana sebagai organisasi. Ilmu psikologi pendidikan ini berkaitan mengenai cara siswa dapat
belajar serta berkembang dalam sebuah sub kelompok. Ada beberapa pengertian psikologi pendidikan
menurut para ahli, antara lain:
1. Menurut Arthur S.Reber, psikologi pendidikan adalah sub ilmu psikologi yang berkaitan dengan
teori dan masalah pendidikan yang ditujukan untuk hal-hal di bawah ini:

 Penerapan prinsip belajar di dalam kelas

 Ujian serta evaluasi yang diperuntukkan bakat dan kemampuan

 Sosialisasi untuk proses-proses dan interaksi proses yang menggunakan pendayagunaan yang
berasal dari ranah kognitif

 Pengembangan dan pembaruan kurikulum

 Penggerak dalam bidang pendidikan khususnya keguruan

2. Menurut Barlow, psikologi pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang berdasar pada riset psikologis
yang menyediakan berasal dari sumber-sumber yang digunakan membantu melaksanakan tugas-tugas
guru di dalam sebuah proses belajar mengajar agar dapat berjalan lancar dan efektif.
3. Menurut Tardi, psikologi pendidikan adalah bidang studi psikologi yang berkaitan tentang penerapan
ilmu pengetahuan yang mana mempelajari perilaku-perilaku manusia yang berkaitan dengan usahanya
dalam bidang kependidikan.
4. Menurut Witherington, psikologi pendidikan adalah studi sistematis yang menjelaskan tentang proses
dan faktor yang berhubungan dengan pendidikan manusia. Sedangkan definisi pendidikan adalah proses
pertumbuhan yang berlangsung dalam sebuah tindakan-tindakan belajar.
5. Menurut Banks & Thompson, psikologi pendidikanadalah kajian perlakuan maupun tingkah laku
yang berasal dari manusia yang ada di dalam proses pembelajaran dan pengajaran.

RUANG LINGKUP 
Jika didasarkan metode psikologi pendidikan akan banyak penjelasan yang berbeda-beda tentang ruang
lingkup psikologi pendidikan. Jika ditanya mengenai ruang lingkup psikologi pendidikan yang
berdasarkan pada buku psikologi pendidikan tentunya anda akan mendapatkan jawaban yang berbeda-
beda satu sama lainnya. Sebagian besar buku psikolog akan menjelaskan mengenai ruang lingkup yang
luas, namun sebagian lainnya akan menjelaskan mengenai ruang lingkup psikologi pendidikan yang lebih
sempit dan terbatas.
Dalam ruang lingkup pendidikan yang lebih luas biasanya akan membahas banyak hal, tak hanya proses
belajar namun juga membahas tentang teori psikologi perkembangan, kesehatan mental, hereditas dan
lingkungan, evaluasi belajar, dan masih banyak lainnya. Sedangkan untuk ruang lingkup yang lebih
sempit, penjelasan hanya berkisar pada proses belajar mengajar saja tanpa menjelaskan lainnya.
Perbedaan ini tentu saja akan sangat dipengaruhi oleh tujuan penulis yang menulis buku tersebut. Ada
yang memang bertujuan untuk memberikan pengantar saja, namun membahas ruang lingkup secara lebih
luas tapi tidak mendalam. Jika ruang lingkup pembahasan terbatas, berkisar pada proses belajar mengajar
saja namun pembahasan akan lebih mendalam. Sehingga jika berdasarkan pada buku-buku psikologi
pendidikan, tidak akan pernah menunjukkan ruang lingkup psikologi pendidikan yang benar-benar sama.
Meskipun begitu, jika didasarkan pada ilmu psikologi, psikologi pendidikan akan membahas hal-hal
berikut ini.

 Pertumbuhan dan perkembangan

 Hereditas dan lingkungan

 Potensial serta karakteristik tingkah laku

 Hasil proses pendidikan serta pengaruhnya di dalam individu yang memiliki sifat personal dan
sosial

 Higiene mental dan pendidikan

 Evaluasi hasil pendidikan


Namun menurut penjelasan Sumadi Suryobroto (1987), ruang lingkop ilmu psikologi pendidikan dapat
meliputi beberapa hal, antara lain adalah:

 Pengetahuan mengenai psikologi pendidikan, mulai dari pengertian ruang lingkup, sejarah
psikologi pendidikan, dan tujuan untuk mempelajari ilmu tersebut.

 Pembawaan

 Lingkungan fisik dan psikologis

 Proses-pross tingkah laku

 Perkembangan siswa

 Hakikat dan ruang lingkup belajar

 Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi belajar

 Pengukuran pendidikan

 Hukum dan teori belajar

 Transfer belajar

 Aspek praktis pengukuran pendidikan

 Kesehatan mental

 Ilmu statistik dasar

 Pendidikan pembentukan watak atau kepribadian

 Kurikulukum pendidikan sekolah dasar

 Kurikulum pendidikan sekolah menengah

PERTEMUAN 2

Pengertian pertumbuhan dan perkembangan

pertumbuhan memiliki pengertian perubahan secara kuantitatif pada fisik manusia karena beberapa faktor
(faktor internal dan eksternal). Perubahan kuantitaif sendiri dapat di ukur atau dinyatakan dalam satuan
serta dapat diamati secara jelas. Misalnya berupa pertambahan, pembesaran, perubahan ukuran dan
bentuk, hal yang tidak ada menjadi ada, kecil menjadi besar, sedikit menjadi banyak, pendek menjadi
tinggi, serta kurus menjadi gemuk.
perubahan secara kualitatif pada ranah jasmani dan rohani manusia yang saling berkesinambungan
menuju ke arah yang lebih baik atau ke arah yang sempurna. Yang dimaksud perubahan fisik pada
perkembangan manusia ialah mengacu pada optimaliasasi fungsi-fungsi organ jasmaniah manusia, bukan
pada pertumbuhan jasmaniah itu sendiri. Sehingga dari sini dapat terlihat bahwa pertumbuhan dan
perkembangan adalah sesuatu yang berbeda tetapi saling berkesinambungan atau berhubungan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan

Proses belajar seseorang dalam kehidupan serta lingkungan adalah salah satu faktor terpenting dalam
perkembangan, karena dengan belajar atau aktivitas di dalam kehidupan seseorang pasti menemukan
sebuah masalah yang membutuhkan penyelesaian, sehingga disitu pengalaman baru akan muncul, maka
pengalaman dapat dijadikan sebagai „guru‟ untuk pendewasaan seseorang kearah yang lebih baik atau
sempurna. Di dalam pengalam sendiri terdapat pengetahuan, keamampua mengatasi masalah atau
keterampilan serta sikap.

Prinsip perkembangan

Adanya perubahan.

Manusia tidak pernah dalam keadaan statis dia akan selalu berubah dan mengalami perubahan mulai
pertama pembuahan hingga kematian tiba. Perbuhan tersebut bisa menanjak, kemudian berada di titik
puncak kemudian mengalami kemunduran.

Perkembangan awal lebih kritis daripada perkembangan selanjutnya.

Lingkungan tempat anak menghaiskan masa kecilnya akan sangat berpengaruh kuat terhadap kemampuan
bawaan mereka. Bukti-bukti ilmiaih telah menunjukkan bahwa dasar awal cenderung bertahan dan
mempengaruhi sikap dari perilaku anak sepanjang hidupnya

Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar

Perkembangan seorang anak akan sangat diperngaruhi oleh proses kematangan yaitu terbukanya
karateristik yang secara potensial sudah ada pada individu yang berasal dari warisan genetik individu.

PERTEMUAN 3

1. Perkembangan manusia pada dasarnya merupakan pola tetap yang pasti dialami oleh setiap individu
pada umumnya, selain itu perkembangan merupakan proses yang melibatkan pertumbuhan sejak sejak
tahap pembuahan hingga berlanjut sepanjang rentang hidup seseorang. Dalam Alquran terdapat beberapa
ayat yang menunjukkan tentang perkembangan manusia. Maka dari itu “perkembangan” yang terdapat
dalam Alquran akan dicoba dikomparasikan dengan disiplin ilmu psikologi, dimana dengan dilakukannya
kajian ini akan memberikan wawasan baru mengenai konsep perkembangan manusia yang dihasilkan
oleh para ilmuan barat sebenarnya sudah tersirat dalam ayat-ayat Alquran.

2. Perkembangan fisik atau tubuh manusia merupakan sistem organ yang kompleks dan sangat
mengagumkan. Kuhlen dan Thompson mengemukakan bahwa perkembangan fisik individu meliputi
empat aspek, yaitu:

a. Sistem saraf yang sangat mempengaruhi perkembangan kecerdasan dan emosi;

b. Otot-otot yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan motorik;

c. Kelenjar Endoktrin, yang menyebabkan munculnya pola-pola tingkah laku baru, seperti pada usia
remaja berkembang perasaan senang untuk aktif dalam suatu kegiatan yang sebagian anggotanya terdiri
atas lawan jenis;

d. Struktur fisik/tubuh yang meliputi tinggi berat dan proporsi. Masa kanak-kanak awal (early childhood)
merupakan periode perkembangan yang terjadi mulai akhir masa bayi hingga sekitar usia 5 atau 6 tahun,
kadang periode ini disebut tahun pra sekolah. Kelas satu sekolah dasar biasanya menandai akhirnya
periode ini. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, masa kanak-kanak awal masa
perkembangan anak dari usia 2 tahun sampai usia 6 tahun, yang mana bisa disebut juga dengan periode
prasekolah. Perkembangan fisik merupakan dasar bagi kemajuan perkembangan berikutnya, dengan
meningkatnya pertumbuhan tubuh baik berat badan maupun tinggi badan serta kekuatannya,
memungkinkan anak untuk lebih aktif dan berkembang keterampilan fisiknya, dan juga berkembangnya
eksplorasi terhadap lingkungan tanpa bantuan orang tuanya.

Perkembangan sistem syaraf pusat memberikan kesiapan pada anak untuk lebih meningkatkan
pemahaman dan penguasaannnya terhadap tubuhnya.

a. Tinggi: Pertambahan tinggi badan setiap tahunnya rata-rata tiga inci. Pada usia enam tahun tinggi anak
rata-rata 46,6 inchi;

b. Berat: Pertambahan berat badan setiap tahunnya rata-rata tiga sampai lima pon. Pada usia enam tahun
kurang lebih tujuh kali berat pada waktu lahir. Anak perempuan rata-rata 48,5 pon dan laki-laki 49 pon;
c. Perbandingan tubuh: Penampilan bayi tidak tampak lagi. Wajah tetap kecil tetapi dagu tampak jelas dan
leher lebih memanjang. Gumpalan tubuh berkurang dan tubuh cenderung berbentuk kerucut, dengan perut
yang rata, dan dada yang lebih bidang, bahu lebih luas dan persegi, lengan dan kaki lebih panjang dan
lurus, tangan dan kaki lebih besar;

d. Postur tubuh: Perbedaan dalam tubuh pertama kali tampak jelas pada awal masa kanak-kanak, ada yang
postur tubuhnya gemuk lembek (endomorfik), ada yang kuat berotot (mesomorfik), ada yang relatif kurus
(ektomorfik);

e. Tulang dan otot: Tingkat pergeseran otot bervariasi pada bagian tubuh mengikuti hukum
perkembangan arah. Otot menjadi lebih besar, berat dan kuat, sehingga anak tampak lebih kurus
meskipun beratnya bertambah;

f. Lemak: Anak yang cenderung bertubuh endomorfik lebih banyak jaringan lemaknya dari pada jaringan
ototnya sedangkan mesomorfik sebaliknya dan yang bertubuh ektomorfik mempunyai otot yang kecil dan
sedikit jaringan lemak;

g. Gigi: Selama empat sampai enam bulan pertama dari awal masa kanak-kanak, empat gigi bayi terakhir
geraham belakang muncul. Selama setengah tahun terakhir gigi bayi mulai tanggal digantikan oleh gigi
tetap. Yang pertama lepas adalah gigi bayi yang pertama kali tumbuh yaitu gigi seri tengah. Bila masa
kanak-kanak berakhir, pada umumnya bayi memiliki satu atau dua gigi tetap di depan dan beberapa celah
di mana gigi tetap akan muncul.

3. Pertumbuhan Fisik

Pertumbuhan meningkat cepat dan mencapai puncak kecepatan. Pada fase remaja awal (11-14
tahun)karakteristik seks sekunder mulai tampak, seperti penonjolan payudara pada remaja perempuan,
pembesaran testis pada remaja laki-laki, pertumbuhan rambut ketiak, atau rambut pubis. Karakteristik
seks sekunder ini tercapai dengan baik pada tahap remaja pertengahan (usia 14-17 tahun) dan pada tahap
remaja akhir (17-20 tahun) struktur dan pertumbuhan reproduktif hampir komplit dan remaja telah
matang secara fisik.

Kemampuan berpikir

Pada tahap awal remaja mencari-cari nilai dan energi baru serta membandingkan normalitas dengan
teman sebaya yang jenis kelaminnya sama. Sedangkan pada remaja tahap akhir, mereka telah mampu
memandang masalah secara komprehensif dengan identitas intelektual sudah terbentuk.
Identitas

Pada tahap awal,ketertarikan terhadap teman sebaya ditunjukkan dengan penerimaan atau penolakan.
Remaja mencoba berbagai peran, mengubah citra diri, kecintaan pada diri sendri meningkat, mempunyai
banyak fantasi kehidupan, idealistis. Stabilitas harga diri dan definisi terhadap citra tubuh serta peran
jender hampir menetap pada remaja di tahap akhir.

4. perkembangan masa dewasa

Psikologi secara umum dapat didefinisikan sebagai disiplin ilmu yang berfokus pada perilaku dan
berbagai proses mental serta bagaimana perilaku dan berbagai proses mental ini dipengaruhi oleh kondisi
mental organisme dan lingkungan eksternal. Psikologi dibutuhkan oleh manusia dalam setiap
kehidupannya agar selalu dapat berhubungan dan bersama dengan yang lain.1 psikologi adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia baik selaku individu
maupun kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan. Dalam pekembangan masa dewasa seorang
individu dalam perkembangannya mulai dari masa dewasa awal sampai masa dewasa lanjut mengalami
perubahan-perubahan dalam dirinya baik yang ditujukan kepada diri sendiri maupun yang diarahkan pada
penyesuaian dalam lingkungannya. Masa dewasa ialah masa awal dan masa sulit seseorang individu
dalam menyesuaikan dirinya terhadap kehidupan baru dan harapan soaial barunya. Pada masa ini, seorang
individu dituntut untuk melepaskan ketergantungan kepada orang tua dan berusaha untuk mandiri sebagai
seorang manusia dewasa.

PERTEMUAN 4

Konsep Inteligensi/kecerdasan.

1. Konsep Two Factors


Yaitu sebuah konsep yang berpendapat bahwa inteligensi itu meliputi kemampuan umum yang diberi
kode “ G “ , ( general factor) , dan kemampuan khusus yang diberi kode “ S “, ( specific factor), setiap
individu memiliki kemampuan ini untuk menentukan kemampuan atau perilaku mentalnya, yang tentunya
berhubungan dengan psikologi pendidikannya.

2. Konsep Primary Mental Abilities


Yaitu konsep yang berpendapat bahwa inteligensi merupakan penjelmaan dari kemampuan primer, seperti
kemampuan untuk berbahasa, mengingat, berbicara, mengamati, yang juga berhubungan dengan
psikologi pendidikannya.
3. Konsep Multiple Intelligence
Yaitu konsep yang berpendapat bahwa inteligensi itu dapat dilihat dari tiga ketegori dasar,  yaitu operasi
mental, content, dan produk yang memang berhubugan juga dengan psikologi pedidikannya.
4. Konsep Triachic of Inteligensi
Konsep ini merupakan sebuha konsep pendekatan progress kognitif untuk memahami sebuah inteligensi.
Atau inteligensi ini juga disebut sebagi konsep yang mendeskripsikan tiga bagian kemampuan yaitu
mental (proses berpikir, mengatasi pengalaman atau masalah baru, dan penyesuaian terhadap situasi yang
sedang dihadapi ) dengan cara menunjukkan tingkah laku inteligensinya. Selain itu hal tersebut juga akan
berpengaruh terhadap psikolgi pendidikannya tentunya.

5. Konsep Pengaruh Faktor Bawaan


Yaitu konsep yang menunjukkan bahwa individu –  individu yang berasal dari suatu keluarga atau sanak
saudara, nilai IQ mereka biasanya berkolerasi tinggi, yang berpengaruh terhadap psikologi pendidikan
individu tersebut.

6. Konsep Pengaruh Faktor Lingkungan


Yaitu konsep yang menunjukkan perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh gizi yang dikonsumsi. Oleh
karena itu ada hubungan antara pemberian makanan bergizi dengan tingkat inteligensi seseorang.
Pemberian makanan bergizi ini merupakan salah satu pengaruh yang cukup signifikan terhadap psikologi
seseorang.

7. Konsep Stabilitas Inteligensi dan IQ


Yaitu konsep umum tentang kemampuan individu untuk melakukan beberapa hal, sedangkan IQ
merupakan tingkat kecerdasan seseorang berdasarkan hasil sebuah tes. Dengan adanya konsep stabilitas
inteligensi dan IQ ini sudah barang tentu akan berpengaruh terhadap psikologi pendidikannya ya sobat.

8. Konsep Pengaruh Kematangan


Yaitu sebuah konsep dimana setiap organ tubuh manusia semakin ahri semakin mengalami perubahan
yang mengarah kepada proses kematangan. Biasanya pada tahap atau proses kematangan inilah psikologi
pendidikan juga sangat berpengaruh terhadap individu tersebut.

9. Konsep Pengaruh Faktor Pembentukan


Yaitu sebuah konsep pembentukan setiap karakter atau mental dalam diri seseorang atau individu, yang
dipengaruhi oleh faktor luar maupun faktor dari dalam indivisu tersebut yang mempengaruhi
inteligensinya. Seperti yang sudah kita ketahui bersama, bahwasanya pembentukan karakter atau mental
ini sangat erat kaitannya dengan psikologi pendidikan ya sobat.
10. Konsep Kebebasan
Yaitu sebuah konsep yang berarti bahwa manusia itu dapat memilih metode –  metode tertentu dalam
memecahkan masalah –  masalah yang sedang dihadapinya. Individu tersebut bebas metode apa yang
akan dia gunakan sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya. Dalam hal ini tentunya psikologi
pendidikan juga berperan penting ya sobat, karena pada umumnya setiap metode yang dipilih pasti
memiliki kelebihan dan kekurangan di dalamnya.

PERTEMUAN 5

1. Mengetahui Potensi Diri


Bakat adalah kemampuan diri yang terlihat lebih menonjol dibandingkan dengan individu lainnya baik
secara teoritis atau intelektual dan juga secara praktis. Bakat juga merupakan potensi yang dimiliki
seseorang karena turunan atau faktor genetis dan ada begitu banyak potensi yang dimiliki seseorang akan
tetapi hanya satu atau dua bakar saja yang biasanya lebih terlihat. Semua potensi yang dimiliki tersebut
tidak seluruhnya bisa dikembangkan dengan maksimal dan hanya beberapa bakat tertentu yang paling
menonjol saja yang bisa terus dikembangkan. Dengan mengetahui bakat yang dimiliki, maka nantinya
seseorang bisa mengetahui potensi apa saja yang seharusnya bisa dikembangkan lebih baik. Untuk cara
mengetahui bakat diri sendiri, maka masing masing individu juga harus terus menggali segala potensi
yang dimiliki.
2. Perencanaan Masa Depan
Untuk meraih sebuah masa depan, maka harus sedini mungkin dirancang dengan baik dan harus
dipertimbangkan. Mengetahui apa saja bakat yang dimiliki oleh diri sendiri nantinya akan membantu
seseorang untuk mulai merencanakan sekaligus mengembangkan bakat atau cita cita sehingga
perencanaan masa depan bisa dibangun dengan sangat baik.

3. Penentu Kegiatan atau Tugas


Keefektivitasan seseorang dalam cara belajar efektif menurut psikologi atau bekerja nantinya akan
tergantung dari seberapa banyak bekal yang dimiliki. Pada saat proses belajar disertai juga dengan bakat
yang dimiliki, maka tentunya akan memberikan hasil yang jauh lebih bagus dan maksimal dibandingkan
dengan proses belajar atau bekerja tanpa disertai bakat. Dengan ini, maka seorang anak bisa menentukan
jenis kegiatan apa yang akan dilakukan sesuai dengan bakat yang dimiliki tersebut.
4. Menunjang Keberhasilan Akademik
Peran bakat dalam proses belajar psikologi pendidikan selanjutnya adalah untuk mendukung keberhasilan
dalam akademik. Dalam beberapa penelitian dibuktikan jika terjadi peningkatan motivasi dalam meraih
sebuah prestasi akademik yang menerapkan pendidikan karakter sekaligus menurunkan perilaku negatif
yang bisa menghambat keberhasilan akademik. Dengan bakat, maka seseorang akan menjadi cerdas
secara emosi dalam psikologi sekaligus mempersiapkan individu tersebut untuk menghadapi segala
tantangan dalam hidup yang berhubungan dengan akademis.
5. Mencapai Prestasi Tertentu
Peran bakat selanjutnya dalam proses belajar adalah untuk memungkinkan seseorang bisa meraih prestasi
tertentu dalam bidang yang digeluti. Namun untuk mencapai ini, maka dibutuhkan pengetahuan, latihan,
pengalaman dan dorongan atau hakikat motivasi dalam psikologi sehingga semua hal tersebut nantinya
bisa diwujudkan. Sebagai contoh, jika ada seorang anak yang memiliki bakat untuk menggambar atau
melukis namun tidak pernah mendapat kesempatan untuk mengembangkan bakat tersebut, maka bakat
terpendam yang dimiliki tidak akan bisa terlihat.
Jika orang tua dan guru bisa menyadari bakat menggambar yang dimiliki anak tersebut kemudian
berusaha agar anak tersebut bisa mendapatkan pengalaman yang banyak untuk mengembangkan bakat
tersebut, maka nantinya ia juga akan menunjukkan minat yang besar untuk mengikuti sebuah pendidikan
menggambar dan akhirnya bisa mendapatkan prestasi gemilang dalam bidang tersebut.

6. Meningkatkan Keberhasilan Belajar


Bakat atau intelegensi yang memiliki perbedaan bakat dan minat dalam psikologi juga memiliki peran
yang sangat penting dalam keberhasilan belajar yang ingin diraih. Berdasarkan hasil dari sebuah
penelitian, prestasi belajar umumnya akan berkolerasi searah dengan tingkatan bakat yang artinya
semakin tinggi bakat yang dimiliki seseorang, maka akan semakin banyak prestasi belajar yang didapat.
Bahkan dari pendapat sebagian ahli juga mengatakan jika bakat adalah modal utama dalam belajar
sehingga bisa mendapatkan hasil yang maksimal.
7. Membantu Kritik Diri Sendiri
Bakat yang dimiliki seseorang nantinya juga akan mengembangkan kemampuan oto kritik yakni
kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mengkritik diri mereka sendiri dan kemampuan untuk belajar
dari kesalahan yang sudah ia perbuat. Semakin matang bakat yang dimiliki seseorang, maka nantinya ia
semakin cepat untuk belajar dari kesalahan sekaligus berusaha dengan keras untuk tidak mengulangi
kesalahan tersebut di kemudian hari. 

8. Membantu Penyesuaian
Bakat yang dimiliki juga bisa meningkatkan kemampuan diri dalam melakukan penyesuaian. Semakin
banyak atau dalam bakat yang dimiliki seseorang, maka nantinya akan membuat individu tersebut
semakin cepat untuk menyesuaikan segala cara untuk menghadapi sesuatu sehingga akan semakin
bersikap kritis dalam menghadapi sebuah masalah dalam proses belajar tersebut.
9. Memperjuangkan Tujuan Tertentu
Kecenderungan seseorang untuk menetapkan sekaligus mempertahankan atau memperjuangkan tujuan
tertentu nantinya juga akan dipengaruhi dari bakat yang dimiliki. Semakin kuat bakat yang dimiliki
seseorang, maka membuat orang tersebut juga semakin cerdas untuk menetapkan sebuah tujuan yang
ingin ia capai, tidak mudah dipengaruhi oleh orang lain atau terbawa dengan suasana.

10. Meningkatkan Klafisikasi Pola Objek


Seseorang dengan bakat tertentu nantinya juga bisa meningkatkan kemampuan diri dalam
mengklasifikasikan beberapa pola objek sehingga cara mengenali potensi diri sangat penting. Nantinya
orang tersebut bisa mengklasifikasikan stimulasi yang tidak identik ke dalam sebuah kelas atau rumpun
tertentu. 
11. Meningkatkan Kemampuan Adaptasi
Bakat juga nantinya sangat berperan penting dalam meningkatkan kemampuan untuk beradaptasi atau
kemauan dalam belajar. Kemampuan beradaptasi sendiri adalah sebuah kemampuan yang sebenarnya
harus ada dalam setiap manusia dalam kehidupan yang nantinya akan menentukan kecerdasan seseorang
apakah lebih tinggi dibandingkan dengan yang lain atau lebih rendah.

12. Menalar Deduktif dan Induktif


Peran bakat pada konsep belajar dalam psikologi pendidikan selanjutnya adalah untuk meningkatkan
antara kemampuan menalar secara deduktif dan juga kemampuan menalar secara induktif. Kemampuan
menalar secara deduk tif adalah kemampuan untuk dari kesimpulan sehingga akan lebih mendetail.
Sedangkan kemampuan menalar secara induktif adalah kemampuan melogikakan atau menalar sesuatu 
berbentuk paparan atau penjelasan sehingga bisa dijadikan sebuah kesimpulan untuk mewakili.
13. Mengembangkan Konsep dan Memahami
Peran bakat selanjutnya dalam macam macam teori belajar dalam psikologi adalah untuk meningkatkan
kemampuan dalam mengembangkan sebuah konsep dan juga kemampuan agar bisa memahami sesuatu.
Kemampuan mengembangkan konsep adalah kemampuan seseorang dalam memahami sebuah cara kerja
objek atau fungsi dan juga kemampuan untuk menginterpretasikan sebuah kejadian. Sedangkan
kemampuan memahami adalah kemampuan seseorang dalam melihat keterkaitan atau relasi dalam sebuah
masalah dan juga apa saja kegunaan hubungan tersebut ketika memecahkan sebuah permasalahan
tertentu.
14. Membantu Penjurusan Siswa
Peran bakat selanjutnya dalam proses belajar psikologi pendidikan adalah untuk membantu proses
penjurusan dari siswa seperti apakah akan masuk ke IPA, IPS, bahasa atau jurusan lain yang tersedia di
dalam sekolah tersebut. Dengan bakat tersebut, maka akan semakin terlihat secara umum dari seorang
siswa tentang kemana minat mereka yang lebih utama sehingga akan semakin mudah untuk
dikelompokkan dan juga dikembangkan.

15. Mengenal Diri Sendiri Lebih Jauh


Bakat paling menonjol dari seseorang nantinya juga akan membantu individu tersebut agar lebih
mengenal dan paham tentang diri mereka sendiri sehingga cara mengetahui bakat anak sejak dini sangat
penting. Ada kalanya para siswa siswi tidak bisa mengenal secara baik tentang dirinya sendiri, apa saja
hobi yang dimiliki dan hal menarik apa yang sebenarnya ada dalam diri mereka. Untuk itulah bakat
menjadi sangat penting agar siswa dan siswi semakin memahami dan mengenal diri mereka sendiri secara
lebih dalam dan maksimal.

PERTEMUAN 6

PERANAN KREATIVITAS DALAM BELAJAR.

A. Pengertian kreatifitas

Pengertian kreativitas menunjukkan kemampuan siswa dalam menciptakan hasil karya yang baru
yang merupakan produk-produk kreasi. Djamarah (2012: 16), menuliskan bahwa,  Kreativitas ialah
kemampuan berpikir tentang sesuatu dengan cara baru dan tak bisa menghasilkan solusi yang unik atas
suatu problem. Selanjutnya Samsunuwiyati (2010: 175), berpendapat bahwa, “kreativitas merupakan
konsep yang majemuk dan multidimesional, sehingga sulit difenisikan secara operasional.” Munandar
(2009: 16), mengemukakan, “Kreativitas adalah kecenderungan untuk mengaktualisasi diri, mewujudkan
potensi, dorongan untuk berkembang dan menjadi matang, kecenderungan untuk mengekpresikan dan
mengkatifkan semua kemampu. Sidjabat,  (2009: 237),  mengatakan bahwa “Metode mengajar yang perlu
kita pilih dan kembangkan haruslah kreativitas sedemikian rupa.

Pendekatan mengajar kreativitas itu menekankan kegiatan peserta didik (pelajar yang aktif)
sebagai pelaku kegiatan belajar (subjek), sedangkan guru hanya berperan sebagai pembimbing, pemberi
arah dan bantuan seperlunya”. Kegiatan belajar kreatif tentunya berlangsung dengan beragam metode
agar dapat menumbuhkan kreativitas baru dalam pemikiran, perasaan, dan sikap peserta didik sehingga
terus bergairah mengikuti kegiatan belajar. Rusman (2014: 324),  menuliskan bahwa “Pembelajaran
kreatif merupakan proses pembelajaran yang mengharuskan guru untuk dapat memotivasi dan
memunculkan kreativitas siswa selama pembelajaran berlangsung, dengan menggunakan beberapa
metode dan strategi yang bervariasi, misnyanya kerja kelompok, bermain peran, dan pemecahan
masalah”. Pembelajaran kreatif menuntut guru untuk merangsang kreativitas siswa, baik dalam
mengembangkan kecakapan berpikir maupun dalam melakukan suatu tindakan. Berpikir kreatif selalu
dimulai dengan berpikir kritis.

b. Ciri-ciri Kreativitas

Ciri-ciri kreativitas yang dapat menunjukkan sejauh mana kualitas kreativitas yang dimiliki siswa. (Asrori
2009: 67) adalah memiliki rasa ingin tahu yang besar, tekun dan tidak mudah bosan, percaya diri dan
mandiri, merasa tertantang oleh kemajuan komplesitas, berani mengambil risiko, berpikir divergen.

1. Memiliki rasa ingin tahu yang besar

Maksudnya siswa melakukan berbagai cara untuk mencapai tujuan yang ingin siswa ketahu sehingga
siswa tersebut miliki informasi dalam mengembangkan kreativitas

2. Tekun dan tidak mudah bosan

Maksudnya siswa harus tekun dalam melakukan gagasan yang siswa ketahui dan melakukan variasi-
variasi agar siswa tidak mudah bosan dalam melaksanakan gagasan tersebut.

3. Percaya diri dan mandiri

Maksudnya siswa harus memiliki kepercayaan dalam melakukan gagasan yang siswa lakukan dan
mandiri dalam melakukukan ide-ide yang siswa ketahui.

4. Merasa tertantang oleh kemajuan komplesitas

Maksudnya siswa merasa tertantang dalam teknologi sekarang karena berbagai ragam gagasan atau ide
yang ditemukan.

5. Berani mengambil risiko.

Maksudnya siswa harus berani mengambil risiko dalam melakukan ide-ide yang siswa temukan.

6. Berpikir divergen

Maksudnya siswa di harapkan mampu berpikir kreatif dalam melaksanakan gagasan atau ide yang siswa
dapatkan berbagai sumber.
c. Krakteristik Kreativitas

Berbagai karakteristik kreativitas yang di miliki siswa

( Munandar, 2011: 66) dimiliki sebagai.

1. Memiliki motivasi atau dorongan yang tinggi

Untuk mencapai perkembangan kreativitas yang maksimal, maka peranan motivasi sangat perlu
diperhatikan, karena merupakan faktor yang esensial. Kreativitas yang berkaitan dengan perilaku tidak
akan berkembang karena tidak dimotivasi oleh diri sendiri maupun dari luar.

2. Berani menyatakan pendapat dan keyakinan

Keberanian untuk menyatakan pendapat dan keyakinan adalah sikap yang harus dikembangkan dalam
usaha melakukan perkembangan kreativitas. Gejala yang sering terjadi dalam proses perencanaan masa
depan adalah adanya sejumlah individu yang lebih memilih bersikap pasif dengan tidak memiliki
keberanian untuk menyampaikan pendapat atau keyakinan.

3. Percaya diri

Percaya diri adalah suatu keyakinan seseorang atau individu terhadap segala aspek kelebihan yang
dimilikinya dan keyakinan tersebut membuat individu merasa mampu untuk bisa mencapai berbagai
tujuan di dalam hidupnya.

4. Memiliki kemandirian

Memiliki kemandirian dalam mengambil keputusan pribadi dilandasi oleh pemahaman mendalam akan
konsekuensi dari tindakannya dan keberanian menerima segala konsekuensi dari tindakanyaitu.

D. Upaya menumbuhkan kreativitas

Pada dasarnya kreativitas dapat terjadi di semua bentuk organisasi atau kelompok sejauh organisasi
tersebut menghargai atau mendorong individu-individu untuk berkreasi. Jika tidak, maka individu yang
kreatif akan menjadi frustrasi dan selanjutnya terjebak dengan rutinitas yang ada. Berdasarkan hasil
penelitian, untuk menciptakan kreativitas dibutuhkan lingkungan sekolah kondusif yang menyenangkan
(fun), penuh rasa humor, spontan, dan memberi ruang bagi individu untuk melakukan berbagai permainan
atau percobaan.
PERTEMUAN 7

PEMROSESAN INFORMASI DALAM BELAJAR

Salah satu desain pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar adalah pemrosesan
informasi. Teori pemrosesan informasi (information processing theory) memandang aspek lingkungan
memegang peranan penting dalam belajar. Teori pemrosesan informasi sebagaimana dijelaskan oleh
Byrnes (1996) memandang belajar sebagai suatu upaya untuk memproses, memperoleh, dan menyimpan
informasi melalui short term memory (memori jangka pendek) dan long term memory (memori jangka
panjang), dalam hal ini belajar terjadi secara internal dalam diri peserta didik.

Teori pemrosesan informasi (information processing theory) memandang aspek lingkungan memegang


peranan penting dalam belajar. Teori pemrosesan informasi sebagaimana dijelaskan oleh Byrnes (1996)
memandang belajar sebagai suatu upaya untuk memproses, memperoleh, dan menyimpan informasi
melalui short term memory (memori jangka pendek) dan long term memory (memori jangka panjang),
dalam hal ini belajar terjadi secara internal dalam diri peserta didik.

Pemrosesan informasi menunjuk kepada cara mengumpulkan/menerima stimuli dari lingkungan,


mengorganisasi data, memecahkan masalah, menemukan konsep-konsep, dan pemecahan masalah, serta
menggunakan simbol-simbol verbal dan non verbal. Teori ini berkenaan dengan kemampuan
memecahkan masalah dan kemampuan berpikir produktif, serta berkenaan dengan kemampuan intelektual
umum (general intellectual ability).

Adapun landasan penting teori pemrosesan informasi yaitu:

·         Prior Knowledge (pengetahuan awal).

·         Rancangan tujuan yang berorientasi kognitif.

·         Umpan balik (feedback).

Perkembangan merupakan hasil kumulatif dari pembelajaran. Dalam pembelajaran terjadi proses
penerimaan informasi yang kemudian diolah sehingga menghasilkan output dalam bentuk hasil belajar.
Dalam pemrosesan informasi terjadi interaksi antara kondisi internal (keadaan individu, proses kognitif)
dan kondisi-kondisi eksternal (rangsangan dari lingkungan) dan interaksi antarkeduanya akan
menghasilkan hasil belajar. Pembelajaran merupakan keluaran dari pemrosesan informasi yang berupa
kecakapan manusia (human capitalities) yang terdiri dari:
(1) informasi verbal;

(2) kecakapan intelektual;

(3) strategi kognitif;

(4) sikap; dan kecakapan motorik.

Delapan fase proses pembelajaran menurut Robert M. Gagne dalam pemrosesan informasi adalah
motivasi, pemahaman, pemerolehan, penahanan, ingatan kembali, generalisasi, perlakuan, dan umpan
balik.
Pemrosesan informasi kognitif difokuskan pada berbagai aspek pembelajaran dan bagaimana
aspek-aspek tersebut dapat memfasilitasi atau merintangi belajar dan memori. Teori ini juga menekankan
pada bagaimana menggunakan strategi yang fokusnya pada perhatian peserta didik, mendorong proses
pengkodean dan retrieval (pemerolehan kembali informasi), dan menyediakan praktik-praktik
pembelajaran yang efektif dan berguna.

Anda mungkin juga menyukai