Firdaus 17087065 UTS Psikologi Pendidikan
Firdaus 17087065 UTS Psikologi Pendidikan
Nim : 17087065
PERTEMUAN 1
PENGERTIAN PSIKOLOGI
Psikologi pendidikan adalah cabang dari ilmu psikologi yang mempelajari tentang cara manusia belajar
dalam psikologi pengajaran, intervensi pendidikan, pendidikan pengaturan, dan psikologi sosial di dalam
sekolah yang mana sebagai organisasi. Ilmu psikologi pendidikan ini berkaitan mengenai cara siswa dapat
belajar serta berkembang dalam sebuah sub kelompok. Ada beberapa pengertian psikologi pendidikan
menurut para ahli, antara lain:
1. Menurut Arthur S.Reber, psikologi pendidikan adalah sub ilmu psikologi yang berkaitan dengan
teori dan masalah pendidikan yang ditujukan untuk hal-hal di bawah ini:
Sosialisasi untuk proses-proses dan interaksi proses yang menggunakan pendayagunaan yang
berasal dari ranah kognitif
2. Menurut Barlow, psikologi pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang berdasar pada riset psikologis
yang menyediakan berasal dari sumber-sumber yang digunakan membantu melaksanakan tugas-tugas
guru di dalam sebuah proses belajar mengajar agar dapat berjalan lancar dan efektif.
3. Menurut Tardi, psikologi pendidikan adalah bidang studi psikologi yang berkaitan tentang penerapan
ilmu pengetahuan yang mana mempelajari perilaku-perilaku manusia yang berkaitan dengan usahanya
dalam bidang kependidikan.
4. Menurut Witherington, psikologi pendidikan adalah studi sistematis yang menjelaskan tentang proses
dan faktor yang berhubungan dengan pendidikan manusia. Sedangkan definisi pendidikan adalah proses
pertumbuhan yang berlangsung dalam sebuah tindakan-tindakan belajar.
5. Menurut Banks & Thompson, psikologi pendidikanadalah kajian perlakuan maupun tingkah laku
yang berasal dari manusia yang ada di dalam proses pembelajaran dan pengajaran.
RUANG LINGKUP
Jika didasarkan metode psikologi pendidikan akan banyak penjelasan yang berbeda-beda tentang ruang
lingkup psikologi pendidikan. Jika ditanya mengenai ruang lingkup psikologi pendidikan yang
berdasarkan pada buku psikologi pendidikan tentunya anda akan mendapatkan jawaban yang berbeda-
beda satu sama lainnya. Sebagian besar buku psikolog akan menjelaskan mengenai ruang lingkup yang
luas, namun sebagian lainnya akan menjelaskan mengenai ruang lingkup psikologi pendidikan yang lebih
sempit dan terbatas.
Dalam ruang lingkup pendidikan yang lebih luas biasanya akan membahas banyak hal, tak hanya proses
belajar namun juga membahas tentang teori psikologi perkembangan, kesehatan mental, hereditas dan
lingkungan, evaluasi belajar, dan masih banyak lainnya. Sedangkan untuk ruang lingkup yang lebih
sempit, penjelasan hanya berkisar pada proses belajar mengajar saja tanpa menjelaskan lainnya.
Perbedaan ini tentu saja akan sangat dipengaruhi oleh tujuan penulis yang menulis buku tersebut. Ada
yang memang bertujuan untuk memberikan pengantar saja, namun membahas ruang lingkup secara lebih
luas tapi tidak mendalam. Jika ruang lingkup pembahasan terbatas, berkisar pada proses belajar mengajar
saja namun pembahasan akan lebih mendalam. Sehingga jika berdasarkan pada buku-buku psikologi
pendidikan, tidak akan pernah menunjukkan ruang lingkup psikologi pendidikan yang benar-benar sama.
Meskipun begitu, jika didasarkan pada ilmu psikologi, psikologi pendidikan akan membahas hal-hal
berikut ini.
Hasil proses pendidikan serta pengaruhnya di dalam individu yang memiliki sifat personal dan
sosial
Pengetahuan mengenai psikologi pendidikan, mulai dari pengertian ruang lingkup, sejarah
psikologi pendidikan, dan tujuan untuk mempelajari ilmu tersebut.
Pembawaan
Perkembangan siswa
Pengukuran pendidikan
Transfer belajar
Kesehatan mental
PERTEMUAN 2
pertumbuhan memiliki pengertian perubahan secara kuantitatif pada fisik manusia karena beberapa faktor
(faktor internal dan eksternal). Perubahan kuantitaif sendiri dapat di ukur atau dinyatakan dalam satuan
serta dapat diamati secara jelas. Misalnya berupa pertambahan, pembesaran, perubahan ukuran dan
bentuk, hal yang tidak ada menjadi ada, kecil menjadi besar, sedikit menjadi banyak, pendek menjadi
tinggi, serta kurus menjadi gemuk.
perubahan secara kualitatif pada ranah jasmani dan rohani manusia yang saling berkesinambungan
menuju ke arah yang lebih baik atau ke arah yang sempurna. Yang dimaksud perubahan fisik pada
perkembangan manusia ialah mengacu pada optimaliasasi fungsi-fungsi organ jasmaniah manusia, bukan
pada pertumbuhan jasmaniah itu sendiri. Sehingga dari sini dapat terlihat bahwa pertumbuhan dan
perkembangan adalah sesuatu yang berbeda tetapi saling berkesinambungan atau berhubungan.
Proses belajar seseorang dalam kehidupan serta lingkungan adalah salah satu faktor terpenting dalam
perkembangan, karena dengan belajar atau aktivitas di dalam kehidupan seseorang pasti menemukan
sebuah masalah yang membutuhkan penyelesaian, sehingga disitu pengalaman baru akan muncul, maka
pengalaman dapat dijadikan sebagai „guru‟ untuk pendewasaan seseorang kearah yang lebih baik atau
sempurna. Di dalam pengalam sendiri terdapat pengetahuan, keamampua mengatasi masalah atau
keterampilan serta sikap.
Prinsip perkembangan
Adanya perubahan.
Manusia tidak pernah dalam keadaan statis dia akan selalu berubah dan mengalami perubahan mulai
pertama pembuahan hingga kematian tiba. Perbuhan tersebut bisa menanjak, kemudian berada di titik
puncak kemudian mengalami kemunduran.
Lingkungan tempat anak menghaiskan masa kecilnya akan sangat berpengaruh kuat terhadap kemampuan
bawaan mereka. Bukti-bukti ilmiaih telah menunjukkan bahwa dasar awal cenderung bertahan dan
mempengaruhi sikap dari perilaku anak sepanjang hidupnya
Perkembangan seorang anak akan sangat diperngaruhi oleh proses kematangan yaitu terbukanya
karateristik yang secara potensial sudah ada pada individu yang berasal dari warisan genetik individu.
PERTEMUAN 3
1. Perkembangan manusia pada dasarnya merupakan pola tetap yang pasti dialami oleh setiap individu
pada umumnya, selain itu perkembangan merupakan proses yang melibatkan pertumbuhan sejak sejak
tahap pembuahan hingga berlanjut sepanjang rentang hidup seseorang. Dalam Alquran terdapat beberapa
ayat yang menunjukkan tentang perkembangan manusia. Maka dari itu “perkembangan” yang terdapat
dalam Alquran akan dicoba dikomparasikan dengan disiplin ilmu psikologi, dimana dengan dilakukannya
kajian ini akan memberikan wawasan baru mengenai konsep perkembangan manusia yang dihasilkan
oleh para ilmuan barat sebenarnya sudah tersirat dalam ayat-ayat Alquran.
2. Perkembangan fisik atau tubuh manusia merupakan sistem organ yang kompleks dan sangat
mengagumkan. Kuhlen dan Thompson mengemukakan bahwa perkembangan fisik individu meliputi
empat aspek, yaitu:
c. Kelenjar Endoktrin, yang menyebabkan munculnya pola-pola tingkah laku baru, seperti pada usia
remaja berkembang perasaan senang untuk aktif dalam suatu kegiatan yang sebagian anggotanya terdiri
atas lawan jenis;
d. Struktur fisik/tubuh yang meliputi tinggi berat dan proporsi. Masa kanak-kanak awal (early childhood)
merupakan periode perkembangan yang terjadi mulai akhir masa bayi hingga sekitar usia 5 atau 6 tahun,
kadang periode ini disebut tahun pra sekolah. Kelas satu sekolah dasar biasanya menandai akhirnya
periode ini. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, masa kanak-kanak awal masa
perkembangan anak dari usia 2 tahun sampai usia 6 tahun, yang mana bisa disebut juga dengan periode
prasekolah. Perkembangan fisik merupakan dasar bagi kemajuan perkembangan berikutnya, dengan
meningkatnya pertumbuhan tubuh baik berat badan maupun tinggi badan serta kekuatannya,
memungkinkan anak untuk lebih aktif dan berkembang keterampilan fisiknya, dan juga berkembangnya
eksplorasi terhadap lingkungan tanpa bantuan orang tuanya.
Perkembangan sistem syaraf pusat memberikan kesiapan pada anak untuk lebih meningkatkan
pemahaman dan penguasaannnya terhadap tubuhnya.
a. Tinggi: Pertambahan tinggi badan setiap tahunnya rata-rata tiga inci. Pada usia enam tahun tinggi anak
rata-rata 46,6 inchi;
b. Berat: Pertambahan berat badan setiap tahunnya rata-rata tiga sampai lima pon. Pada usia enam tahun
kurang lebih tujuh kali berat pada waktu lahir. Anak perempuan rata-rata 48,5 pon dan laki-laki 49 pon;
c. Perbandingan tubuh: Penampilan bayi tidak tampak lagi. Wajah tetap kecil tetapi dagu tampak jelas dan
leher lebih memanjang. Gumpalan tubuh berkurang dan tubuh cenderung berbentuk kerucut, dengan perut
yang rata, dan dada yang lebih bidang, bahu lebih luas dan persegi, lengan dan kaki lebih panjang dan
lurus, tangan dan kaki lebih besar;
d. Postur tubuh: Perbedaan dalam tubuh pertama kali tampak jelas pada awal masa kanak-kanak, ada yang
postur tubuhnya gemuk lembek (endomorfik), ada yang kuat berotot (mesomorfik), ada yang relatif kurus
(ektomorfik);
e. Tulang dan otot: Tingkat pergeseran otot bervariasi pada bagian tubuh mengikuti hukum
perkembangan arah. Otot menjadi lebih besar, berat dan kuat, sehingga anak tampak lebih kurus
meskipun beratnya bertambah;
f. Lemak: Anak yang cenderung bertubuh endomorfik lebih banyak jaringan lemaknya dari pada jaringan
ototnya sedangkan mesomorfik sebaliknya dan yang bertubuh ektomorfik mempunyai otot yang kecil dan
sedikit jaringan lemak;
g. Gigi: Selama empat sampai enam bulan pertama dari awal masa kanak-kanak, empat gigi bayi terakhir
geraham belakang muncul. Selama setengah tahun terakhir gigi bayi mulai tanggal digantikan oleh gigi
tetap. Yang pertama lepas adalah gigi bayi yang pertama kali tumbuh yaitu gigi seri tengah. Bila masa
kanak-kanak berakhir, pada umumnya bayi memiliki satu atau dua gigi tetap di depan dan beberapa celah
di mana gigi tetap akan muncul.
3. Pertumbuhan Fisik
Pertumbuhan meningkat cepat dan mencapai puncak kecepatan. Pada fase remaja awal (11-14
tahun)karakteristik seks sekunder mulai tampak, seperti penonjolan payudara pada remaja perempuan,
pembesaran testis pada remaja laki-laki, pertumbuhan rambut ketiak, atau rambut pubis. Karakteristik
seks sekunder ini tercapai dengan baik pada tahap remaja pertengahan (usia 14-17 tahun) dan pada tahap
remaja akhir (17-20 tahun) struktur dan pertumbuhan reproduktif hampir komplit dan remaja telah
matang secara fisik.
Kemampuan berpikir
Pada tahap awal remaja mencari-cari nilai dan energi baru serta membandingkan normalitas dengan
teman sebaya yang jenis kelaminnya sama. Sedangkan pada remaja tahap akhir, mereka telah mampu
memandang masalah secara komprehensif dengan identitas intelektual sudah terbentuk.
Identitas
Pada tahap awal,ketertarikan terhadap teman sebaya ditunjukkan dengan penerimaan atau penolakan.
Remaja mencoba berbagai peran, mengubah citra diri, kecintaan pada diri sendri meningkat, mempunyai
banyak fantasi kehidupan, idealistis. Stabilitas harga diri dan definisi terhadap citra tubuh serta peran
jender hampir menetap pada remaja di tahap akhir.
Psikologi secara umum dapat didefinisikan sebagai disiplin ilmu yang berfokus pada perilaku dan
berbagai proses mental serta bagaimana perilaku dan berbagai proses mental ini dipengaruhi oleh kondisi
mental organisme dan lingkungan eksternal. Psikologi dibutuhkan oleh manusia dalam setiap
kehidupannya agar selalu dapat berhubungan dan bersama dengan yang lain.1 psikologi adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia baik selaku individu
maupun kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan. Dalam pekembangan masa dewasa seorang
individu dalam perkembangannya mulai dari masa dewasa awal sampai masa dewasa lanjut mengalami
perubahan-perubahan dalam dirinya baik yang ditujukan kepada diri sendiri maupun yang diarahkan pada
penyesuaian dalam lingkungannya. Masa dewasa ialah masa awal dan masa sulit seseorang individu
dalam menyesuaikan dirinya terhadap kehidupan baru dan harapan soaial barunya. Pada masa ini, seorang
individu dituntut untuk melepaskan ketergantungan kepada orang tua dan berusaha untuk mandiri sebagai
seorang manusia dewasa.
PERTEMUAN 4
Konsep Inteligensi/kecerdasan.
PERTEMUAN 5
8. Membantu Penyesuaian
Bakat yang dimiliki juga bisa meningkatkan kemampuan diri dalam melakukan penyesuaian. Semakin
banyak atau dalam bakat yang dimiliki seseorang, maka nantinya akan membuat individu tersebut
semakin cepat untuk menyesuaikan segala cara untuk menghadapi sesuatu sehingga akan semakin
bersikap kritis dalam menghadapi sebuah masalah dalam proses belajar tersebut.
9. Memperjuangkan Tujuan Tertentu
Kecenderungan seseorang untuk menetapkan sekaligus mempertahankan atau memperjuangkan tujuan
tertentu nantinya juga akan dipengaruhi dari bakat yang dimiliki. Semakin kuat bakat yang dimiliki
seseorang, maka membuat orang tersebut juga semakin cerdas untuk menetapkan sebuah tujuan yang
ingin ia capai, tidak mudah dipengaruhi oleh orang lain atau terbawa dengan suasana.
PERTEMUAN 6
A. Pengertian kreatifitas
Pengertian kreativitas menunjukkan kemampuan siswa dalam menciptakan hasil karya yang baru
yang merupakan produk-produk kreasi. Djamarah (2012: 16), menuliskan bahwa, Kreativitas ialah
kemampuan berpikir tentang sesuatu dengan cara baru dan tak bisa menghasilkan solusi yang unik atas
suatu problem. Selanjutnya Samsunuwiyati (2010: 175), berpendapat bahwa, “kreativitas merupakan
konsep yang majemuk dan multidimesional, sehingga sulit difenisikan secara operasional.” Munandar
(2009: 16), mengemukakan, “Kreativitas adalah kecenderungan untuk mengaktualisasi diri, mewujudkan
potensi, dorongan untuk berkembang dan menjadi matang, kecenderungan untuk mengekpresikan dan
mengkatifkan semua kemampu. Sidjabat, (2009: 237), mengatakan bahwa “Metode mengajar yang perlu
kita pilih dan kembangkan haruslah kreativitas sedemikian rupa.
Pendekatan mengajar kreativitas itu menekankan kegiatan peserta didik (pelajar yang aktif)
sebagai pelaku kegiatan belajar (subjek), sedangkan guru hanya berperan sebagai pembimbing, pemberi
arah dan bantuan seperlunya”. Kegiatan belajar kreatif tentunya berlangsung dengan beragam metode
agar dapat menumbuhkan kreativitas baru dalam pemikiran, perasaan, dan sikap peserta didik sehingga
terus bergairah mengikuti kegiatan belajar. Rusman (2014: 324), menuliskan bahwa “Pembelajaran
kreatif merupakan proses pembelajaran yang mengharuskan guru untuk dapat memotivasi dan
memunculkan kreativitas siswa selama pembelajaran berlangsung, dengan menggunakan beberapa
metode dan strategi yang bervariasi, misnyanya kerja kelompok, bermain peran, dan pemecahan
masalah”. Pembelajaran kreatif menuntut guru untuk merangsang kreativitas siswa, baik dalam
mengembangkan kecakapan berpikir maupun dalam melakukan suatu tindakan. Berpikir kreatif selalu
dimulai dengan berpikir kritis.
b. Ciri-ciri Kreativitas
Ciri-ciri kreativitas yang dapat menunjukkan sejauh mana kualitas kreativitas yang dimiliki siswa. (Asrori
2009: 67) adalah memiliki rasa ingin tahu yang besar, tekun dan tidak mudah bosan, percaya diri dan
mandiri, merasa tertantang oleh kemajuan komplesitas, berani mengambil risiko, berpikir divergen.
Maksudnya siswa melakukan berbagai cara untuk mencapai tujuan yang ingin siswa ketahu sehingga
siswa tersebut miliki informasi dalam mengembangkan kreativitas
Maksudnya siswa harus tekun dalam melakukan gagasan yang siswa ketahui dan melakukan variasi-
variasi agar siswa tidak mudah bosan dalam melaksanakan gagasan tersebut.
Maksudnya siswa harus memiliki kepercayaan dalam melakukan gagasan yang siswa lakukan dan
mandiri dalam melakukukan ide-ide yang siswa ketahui.
Maksudnya siswa merasa tertantang dalam teknologi sekarang karena berbagai ragam gagasan atau ide
yang ditemukan.
Maksudnya siswa harus berani mengambil risiko dalam melakukan ide-ide yang siswa temukan.
6. Berpikir divergen
Maksudnya siswa di harapkan mampu berpikir kreatif dalam melaksanakan gagasan atau ide yang siswa
dapatkan berbagai sumber.
c. Krakteristik Kreativitas
Untuk mencapai perkembangan kreativitas yang maksimal, maka peranan motivasi sangat perlu
diperhatikan, karena merupakan faktor yang esensial. Kreativitas yang berkaitan dengan perilaku tidak
akan berkembang karena tidak dimotivasi oleh diri sendiri maupun dari luar.
Keberanian untuk menyatakan pendapat dan keyakinan adalah sikap yang harus dikembangkan dalam
usaha melakukan perkembangan kreativitas. Gejala yang sering terjadi dalam proses perencanaan masa
depan adalah adanya sejumlah individu yang lebih memilih bersikap pasif dengan tidak memiliki
keberanian untuk menyampaikan pendapat atau keyakinan.
3. Percaya diri
Percaya diri adalah suatu keyakinan seseorang atau individu terhadap segala aspek kelebihan yang
dimilikinya dan keyakinan tersebut membuat individu merasa mampu untuk bisa mencapai berbagai
tujuan di dalam hidupnya.
4. Memiliki kemandirian
Memiliki kemandirian dalam mengambil keputusan pribadi dilandasi oleh pemahaman mendalam akan
konsekuensi dari tindakannya dan keberanian menerima segala konsekuensi dari tindakanyaitu.
Pada dasarnya kreativitas dapat terjadi di semua bentuk organisasi atau kelompok sejauh organisasi
tersebut menghargai atau mendorong individu-individu untuk berkreasi. Jika tidak, maka individu yang
kreatif akan menjadi frustrasi dan selanjutnya terjebak dengan rutinitas yang ada. Berdasarkan hasil
penelitian, untuk menciptakan kreativitas dibutuhkan lingkungan sekolah kondusif yang menyenangkan
(fun), penuh rasa humor, spontan, dan memberi ruang bagi individu untuk melakukan berbagai permainan
atau percobaan.
PERTEMUAN 7
Salah satu desain pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar adalah pemrosesan
informasi. Teori pemrosesan informasi (information processing theory) memandang aspek lingkungan
memegang peranan penting dalam belajar. Teori pemrosesan informasi sebagaimana dijelaskan oleh
Byrnes (1996) memandang belajar sebagai suatu upaya untuk memproses, memperoleh, dan menyimpan
informasi melalui short term memory (memori jangka pendek) dan long term memory (memori jangka
panjang), dalam hal ini belajar terjadi secara internal dalam diri peserta didik.
Perkembangan merupakan hasil kumulatif dari pembelajaran. Dalam pembelajaran terjadi proses
penerimaan informasi yang kemudian diolah sehingga menghasilkan output dalam bentuk hasil belajar.
Dalam pemrosesan informasi terjadi interaksi antara kondisi internal (keadaan individu, proses kognitif)
dan kondisi-kondisi eksternal (rangsangan dari lingkungan) dan interaksi antarkeduanya akan
menghasilkan hasil belajar. Pembelajaran merupakan keluaran dari pemrosesan informasi yang berupa
kecakapan manusia (human capitalities) yang terdiri dari:
(1) informasi verbal;
Delapan fase proses pembelajaran menurut Robert M. Gagne dalam pemrosesan informasi adalah
motivasi, pemahaman, pemerolehan, penahanan, ingatan kembali, generalisasi, perlakuan, dan umpan
balik.
Pemrosesan informasi kognitif difokuskan pada berbagai aspek pembelajaran dan bagaimana
aspek-aspek tersebut dapat memfasilitasi atau merintangi belajar dan memori. Teori ini juga menekankan
pada bagaimana menggunakan strategi yang fokusnya pada perhatian peserta didik, mendorong proses
pengkodean dan retrieval (pemerolehan kembali informasi), dan menyediakan praktik-praktik
pembelajaran yang efektif dan berguna.