Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 75 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Analisis Dampak Lalu Lintas
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 75 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Analisis Dampak Lalu Lintas
REPUBLIK INDONESIA
No.570, 2015 KEMENHUB. Analisis. Dampak Lalu Lintas.
Penyelenggaraan.
www.peraturan.go.id
2015, No.570 2
www.peraturan.go.id
3 2015, No.570
www.peraturan.go.id
2015, No.570 4
www.peraturan.go.id
5 2015, No.570
b. pelabuhan;
c. bandar udara;
d. terminal;
e. stasiun kereta api;
f. pool kendaraan;
g. fasilitas parkir untuk umum;
h. jalan layang (flyover);
i. lintas bawah (under pass)
j. terowongan (tunnel); dan/atau
k. infrastruktur lainnya.
Bagian Kedua
Kriteria Ukuran Minimal Analisis Dampak Lalu Lintas
Pasal 3
(1) Kriteria rencana pembangunan pusat kegiatan perdagangan,
perkantoran, industri, dan gedung pertemuan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 ayat (3) huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf h yang
wajib dilakukan Analisis Dampak Lalu Lintas dihitung berdasarkan
luas lantai bangunan.
(2) Kriteria rencana pembangunan fasilitas pendidikan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) huruf d yang wajib dilakukan
Analisis Dampak Lalu Lintas dihitung berdasarkan:
a. jumlah siswa yang mampu ditampung atau diterima untuk
dididik; atau
b. jumlah siswa yang mampu ditampung dalam satuan waktu
tertentu.
(3) Kriteria rencana pembangunan fasilitas pelayanan umum
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat huruf e yang wajib
dilakukan Analisis Dampak Lalu Lintas dihitung berdasarkan:
a. jumlah tempat tidur, untuk rumah sakit;
b. jumlah ruang praktek dokter, untuk klinik bersama; atau
c. luas bangunan, untuk bank.
(4) Kriteria rencana pembangunan stasiun pengisian bahan bakar umum
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) huruf f yang wajib
dilakukan Analisis Dampak Lalu Lintas dihitung berdasarkan jumlah
dispenser.
www.peraturan.go.id
2015, No.570 6
www.peraturan.go.id
7 2015, No.570
Pasal 6
Kriteria ukuran minimal rencana pembangunan pusat kegiatan,
permukiman, dan infrastruktur yang wajib dilakukan Analisis Dampak
Lalu Lintas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Pasal 4, dan Pasal 5
tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 7
(1) Rencana pengembangan pusat kegiatan dan permukiman
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) lebih besar 30 % (tiga
puluh per seratus) dari kondisi awal wajib dilakukan Analisis Dampak
Lalu Lintas.
(2) Rencana pengembangan infrastruktur sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat lebih besar 50 % (lima puluh per seratus) dari fasilitas
utama atau pokok wajib dilakukan Analisis Dampak Lalu Lintas.
Bagian Ketiga
Penyusunan Dokumen Analisis Dampak Lalu Lintas
Pasal 8
(1) Pengembang atau Pembangun pusat kegiatan, permukiman, dan
infrastruktur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 wajib melakukan
Analisis Dampak Lalu Lintas.
(2) Dalam melakukan Analisis Dampak Lalu Lintas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Pengembang atau Pembangun menunjuk
lembaga konsultan yang memiliki tenaga ahli bersertifikat.
(3) Lembaga konsultan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus
berbadan hukum.
Pasal 9
(1) Kegiatan Analisis Dampak Lalu Lintas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8 ayat hasilnya dituangkan dalam bentuk dokumen hasil
Analisis Dampak Lalu Lintas.
(2) Dokumen hasil Analisis Dampak Lalu Lintas sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) paling sedikit memuat:
a. perencanaan dan metodologi analisis dampak lalu lintas,
meliputi:
1. penjelasan rencana pembangunan baru atau pengembangan;
2. cakupan wilayah kajian berdasarkan rencana pembangunan
atau pengembangan;
3. perkiraan transportasi yang digunakan seperti
bangkitan/tarikan lalu lintas, distribusi perjalanan,
www.peraturan.go.id
2015, No.570 8
www.peraturan.go.id
9 2015, No.570
www.peraturan.go.id
2015, No.570 10
www.peraturan.go.id
11 2015, No.570
www.peraturan.go.id
2015, No.570 12
www.peraturan.go.id
13 2015, No.570
(3) Jumlah anggota tim evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c paling sedikit 7 (tujuh) orang.
(4) Biaya untuk mendukung kegiatan Tim Evaluasi dibebankan pada
anggaran pendapatan dan belanja negara atau anggaran pendapatan
dan belanja daerah sesuai dengan kewenangannya.
Pasal 16
(1) Hasil penilaian Tim Evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14
disampaikan kepada Menteri, gubernur, bupati, atau walikota sesuai
dengan kewenangannya.
(2) Dalam hal hasil penilaian Tim Evaluasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) menyatakan hasil Analisis Dampak Lalu Lintas belum
memenuhi persyaratan, Direktur Jenderal, gubernur, bupati, atau
walikota mengembalikan hasil analisis kepada Pengembang atau
Pembangun untuk disempurnakan.
(3) Dalam hal hasil penilaian Tim Evaluasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) menyatakan hasil Analisis Dampak Lalu Lintas telah
memenuhi persyaratan, Tim Evaluasi meminta kepada Pengembang
atau Pembangun untuk membuat dan menandatangani surat
pernyataan kesanggupan melaksanakan semua kewajiban yang
tercantum dalam dokumen hasil Analisis Dampak Lalu Lintas.
(4) Surat pernyataan kesanggupan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
menggunakan format tercantum dalam Lampiran II yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(5) Tim Evaluasi mengajukan usulan persetujuan hasil Analisis Dampak
Lalu Lintas sebagaimana dimaksud pada ayat (3) kepada Menteri,
gubernur, bupati, atau walikota sesuai dengan kewenangannya.
BAB III
TINDAK LANJUT HASIL ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS
Pasal 17
(1) Pengembang atau Pembangun wajib melaksanakan semua kewajiban
yang tercantum dalam dokumen hasil Analisis Dampak Lalu Lintas
yang tertuang dalam surat pernyataan kesanggupan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 16 ayat (3).
(2) Pengawasan terhadap pelaksanaan kewajiban sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan oleh:
a. Direktur Jenderal, untuk jalan nasional;
b. gubernur, untuk jalan provinsi;
c. bupati, untuk jalan kabupaten; atau
d. walikota, untuk jalan kota.
www.peraturan.go.id
2015, No.570 14
Pasal 18
(1) Pengembang atau Pembangun yang tidak melaksanakan kewajiban
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat dikenai sanksi
administratif oleh pemberi izin sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa:
a. peringatan tertulis;
b. penghentian sementara pelayanan umum;
c. penghentian sementara kegiatan;
d. denda administratif;
e. pembatalan izin; dan/atau
f. pencabutan izin.
Pasal 19
(1) Sanksi administratif berupa peringatan tertulis sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 18 ayat (2) huruf a dikenai sebanyak 3 (tiga)
kali dengan jangka waktu masing-masing 30 (tiga puluh) hari
kalender.
(2) Dalam hal Pengembang atau Pembangun tidak melaksanakan
kewajiban setelah berakhirnya jangka waktu peringatan tertulis ke 3
(tiga), dikenai sanksi administratif berupa penghentian sementara
pelayanan umum dan/atau penghentian sementara kegiatan selama
30 (tiga puluh) hari kalender.
(3) Dalam hal Pengembang atau Pembangun tetap tidak melaksanakan
kewajiban setelah berakhirnya jangka waktu sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), dikenai denda paling banyak 1% (satu per seratus) dari
nilai kewajiban yang harus dipenuhi oleh pengembang atau
pembangun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (2) huruf d.
(4) Dalam waktu 10 (sepuluh) hari kalender sejak tanggal pengenaan
sanksi denda administratif atau 90 (sembilan puluh) hari kalender
sejak pembayaran denda Pengembang atau Pembangun tidak
melaksanakan kewajibannya dikenai sanksi pembatalan atau
pencabutan izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (2) huruf
e dan f.
BAB IV
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 20
Direktur Jenderal melaksanakan pembinaan dan pengawasan teknis
terhadap pelaksanaan Peraturan Menteri ini.
www.peraturan.go.id
15 2015, No.570
BAB V
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 21
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara
Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 15 April 2015
MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,
IGNASIUS JONAN
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 17 April 2015
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
YASONNA H. LAOLY
www.peraturan.go.id
2015, No.570 16
LAMPIRAN I
PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK
INDONESIA
NOMOR PM 75 TAHUN 2015
TENTANG
PENYELENGGARAAN ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS
1. Pusat Kegiatan
a. Kegiatan Perdagangan
c. Kegiatan Industri
d. Fasilitas Pendidikan
g. Hotel 50 kamar
www.peraturan.go.id
17 2015, No.570
2. Permukiman
c. Asrama 50 kamar
3. Infrastruktur
b. Pelabuhan Wajib
d. Terminal Wajib
www.peraturan.go.id
2015, No.570 18
4. Bangunan/permukiman/infrastruktur lainnya:
MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,
IGNASIUS JONAN
www.peraturan.go.id
19 2015, No.570
LAMPIRAN II
PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK
INDONESIA
NOMOR PM 75 TAHUN 2015
TENTANG
PENYELENGGARAAN ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS
Klasifikasi : ...............
di-
………
www.peraturan.go.id
2015, No.570 20
Pemohon
Nama Pemohon
Tembusan Yth:
1. Menteri Perhubungan;
2. Kepala Dinas Perhubungan Provinsi ....; (diisi nama provinsi lokasi pembangunan)
3. Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten/Kota ..... (diisi nama kab/kota lokasi
pembangunan)
www.peraturan.go.id
21 2015, No.570
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama …… (Nama Pengembang atau
pembangun: Pemerintah/BUMN/Lembaga/Swasta/Perorangan) …., bahwa
berdasarkan Berita Acara Pembahasan Dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu Lintas
(ANDALALIN), Nomor: ……...tanggal…….. bulan……. tahun 20… tentang
Kegiatan……………………., dengan ini menyatakan kesanggupan untuk
melaksanakan semua kewajiban, yaitu:
1. ……
2. ……
3. ……
4. dst.
Demikian Surat Pernyataan Kesanggupan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan
penuh rasa tanggung jawab dan apabila dikemudian hari tidak mematuhi ketentuan
yang telah ditetapkan, kami bersedia untuk dikenakan sanksi sesuai dengan
ketentuan dan peraturan perundangan yang berlaku.
………….., tanggal…………..20…
Pengembang/Pembangun
Tandatangan
Stempel perusahaan/instansi
(nama lengkap)
MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,
IGNASIUS JONAN
www.peraturan.go.id