Anda di halaman 1dari 21

BERITA NEGARA

REPUBLIK INDONESIA
No.570, 2015 KEMENHUB. Analisis. Dampak Lalu Lintas.
Penyelenggaraan.

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR PM. 75 TAHUN 2015
TENTANG
PENYELENGGARAAN ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 48 ayat (4)


dan Pasal 50 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 32
Tahun 2011 tentang Manajemen dan Rekayasa, Analisis
Dampak, Serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan, perlu menetapkan Peraturan Menteri
Perhubungan tentang Penyelenggaraan Analisis Dampak
Lalu Lintas;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang
Kepolisian Negara Republik Indonesia (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 2,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4168);
2. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4444);
3. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara

www.peraturan.go.id
2015, No.570 2

Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan


Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5025);
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang
Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2006 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4655);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2011 tentang
Manajemen dan Rekayasa, Analisis Dampak, Serta
Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 61, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5221);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2011 tentang
Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 73,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5229);
8. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara
serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara, sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 135 Tahun
2014 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 273);
9. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang
Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);
10. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 60 Tahun
2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Perhubungan, sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 68 Tahun
2013 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013
Nomor 1113);
Memperhatikan: 1. Surat Menteri Pekerjaan Umum Nomor HK.01.07-
Mn/302 tanggal 9 Juni Tahun 2014 perihal
Persetujuan Rancangan Peraturan Menteri
Perhubungan tentang Penyelenggaraan Analisis
Dampak Lalu Lintas;

www.peraturan.go.id
3 2015, No.570

2. Surat Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia


Nomor B/811/II/2015 tanggal 23 Februari Tahun
2015 perihal Persetujuan Rancangan Peraturan
Menteri Perhubungan tentang Penyelenggaraan
Analisis Dampak Lalu Lintas;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG
PENYELENGGARAAN ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Analisis Dampak Lalu Lintas adalah serangkaian kegiatan kajian
mengenai dampak lalu lintas dari pembangunan pusat kegiatan,
permukiman, dan infrastruktur yang hasilnya dituangkan dalam
bentuk dokumen hasil analisis dampak lalu lintas.
2. Tim Evaluasi adalah tim yang menilai serta mengevaluasi dokumen
hasil analisis dampak lalu lintas yang disampaikan oleh pengembang
atau pembangun.
3. Pengembang atau Pembangun adalah orang, badan hukum, kelompok
orang, atau perkumpulan yang menurut hukum sah sebagai pemilik
yang akan membangun atau mengembangkan pusat kegiatan,
permukiman, dan infrastruktur.
4. Bangkitan/Tarikan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah jumlah
kendaraan masuk atau keluar rata-rata per hari atau selama jam
puncak, yang dibangkitkan atau ditarik oleh adanya rencana
pembangunan pusat kegiatan, permukiman, dan infrastruktur.
5. Menteri adalah Menteri Perhubungan.
6. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Perhubungan Darat.
BAB II
ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS
Bagian Kesatu
Jenis Pusat Kegiatan, Permukiman, dan Infrastruktur
Pasal 2
(1) Setiap rencana pembangunan pusat kegiatan, permukiman, dan
infrastruktur yang akan menimbulkan gangguan keamanan,

www.peraturan.go.id
2015, No.570 4

keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas dan angkutan


jalan wajib dilakukan Analisis Dampak Lalu Lintas.
(2) Rencana pembangunan pusat kegiatan, permukiman, dan
infrastruktur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa
pembangunan baru atau pengembangan.
(3) Pusat kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa
bangunan untuk:
a. kegiatan perdagangan;
b. kegiatan perkantoran;
c. kegiatan industri;
d. fasilitas pendidikan:
1. sekolah atau universitas;
2. lembaga kursus;
e. fasilitas pelayanan umum:
1. rumah sakit;
2. klinik bersama;
3. bank;
f. stasiun pengisian bahan bakar umum;
g. hotel;
h. gedung pertemuan;
i. restoran;
j. fasilitas olah raga (indoor atau outdoor);
k. bengkel kendaraan bermotor;
l. pencucian mobil; dan/atau
m. bangunan lainnya.
(4) Permukiman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa:
a. perumahan dan permukiman;
b. rumah susun dan apartemen;
c. asrama;
d. ruko; dan/atau
e. permukiman lainnya.
(5) Infrastruktur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa:
a. akses ke dan dari jalan tol;

www.peraturan.go.id
5 2015, No.570

b. pelabuhan;
c. bandar udara;
d. terminal;
e. stasiun kereta api;
f. pool kendaraan;
g. fasilitas parkir untuk umum;
h. jalan layang (flyover);
i. lintas bawah (under pass)
j. terowongan (tunnel); dan/atau
k. infrastruktur lainnya.
Bagian Kedua
Kriteria Ukuran Minimal Analisis Dampak Lalu Lintas
Pasal 3
(1) Kriteria rencana pembangunan pusat kegiatan perdagangan,
perkantoran, industri, dan gedung pertemuan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 ayat (3) huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf h yang
wajib dilakukan Analisis Dampak Lalu Lintas dihitung berdasarkan
luas lantai bangunan.
(2) Kriteria rencana pembangunan fasilitas pendidikan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) huruf d yang wajib dilakukan
Analisis Dampak Lalu Lintas dihitung berdasarkan:
a. jumlah siswa yang mampu ditampung atau diterima untuk
dididik; atau
b. jumlah siswa yang mampu ditampung dalam satuan waktu
tertentu.
(3) Kriteria rencana pembangunan fasilitas pelayanan umum
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat huruf e yang wajib
dilakukan Analisis Dampak Lalu Lintas dihitung berdasarkan:
a. jumlah tempat tidur, untuk rumah sakit;
b. jumlah ruang praktek dokter, untuk klinik bersama; atau
c. luas bangunan, untuk bank.
(4) Kriteria rencana pembangunan stasiun pengisian bahan bakar umum
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) huruf f yang wajib
dilakukan Analisis Dampak Lalu Lintas dihitung berdasarkan jumlah
dispenser.

www.peraturan.go.id
2015, No.570 6

(5) Kriteria rencana pembangunan hotel sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 2 ayat (3) huruf g yang wajib dilakukan Analisis Dampak Lalu
Lintas dihitung berdasarkan jumlah kamar.
(6) Kriteria rencana pembangunan restoran sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 ayat (3) huruf i yang wajib dilakukan Analisis Dampak
Lalu Lintas dihitung berdasarkan jumlah tempat duduk.
(7) Kriteria rencana pembangunan fasilitas olah raga (indoor atau
outdoor) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) huruf j yang
wajib dilakukan Analisis Dampak Lalu Lintas dihitung berdasarkan
kapasitas penonton dan/atau luas lahan.
(8) Kriteria rencana pembangunan bengkel kendaraan bermotor dan
pencucian mobil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) huruf
k dan l yang wajib dilakukan Analisis Dampak Lalu Lintas dihitung
berdasarkan luas lahan.
Pasal 4
(1) Kriteria rencana pembangunan perumahan dan permukiman, rumah
susun, dan apartemen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (4)
huruf a dan b yang wajib dilakukan Analisis Dampak Lalu Lintas
dihitung berdasarkan jumlah unit.
(2) Kriteria rencana pembangunan asrama sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat (4) huruf c yang wajib dilakukan Analisis Dampak Lalu
Lintas dihitung berdasarkan jumlah kamar.
(3) Kriteria rencana pembangunan ruko sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat (4) huruf d yang wajib dilakukan Analisis Dampak Lalu
Lintas dihitung berdasarkan luas lantai bangunan.
Pasal 5
(1) Rencana pembangunan infrastruktur sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat (5) huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, huruf f,
huruf g, dan huruf k wajib dilakukan Analisis Dampak Lalu Lintas.
(2) Rencana pembangunan infrastruktur jalan layang (flyover), lintas
bawah (underpass), dan/atau terowongan (tunnel) sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (5) huruf h, huruf i, dan huruf j wajib
dilakukan Analisis Dampak Lalu Lintas apabila jalan layang (flyover)
dan/atau lintas bawah (underpass) dan/atau terowongan (tunnel)
merupakan jalan akses dari/ke jalan eksisting.
(3) Dalam hal rencana pembangunan infrastruktur jalan layang (flyover),
lintas bawah (underpass), dan/atau terowongan (tunnel) sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) menghubungkan jalan yang belum pernah
ada, tidak wajib dilakukan Analisis Dampak Lalu Lintas.

www.peraturan.go.id
7 2015, No.570

Pasal 6
Kriteria ukuran minimal rencana pembangunan pusat kegiatan,
permukiman, dan infrastruktur yang wajib dilakukan Analisis Dampak
Lalu Lintas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Pasal 4, dan Pasal 5
tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 7
(1) Rencana pengembangan pusat kegiatan dan permukiman
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) lebih besar 30 % (tiga
puluh per seratus) dari kondisi awal wajib dilakukan Analisis Dampak
Lalu Lintas.
(2) Rencana pengembangan infrastruktur sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat lebih besar 50 % (lima puluh per seratus) dari fasilitas
utama atau pokok wajib dilakukan Analisis Dampak Lalu Lintas.
Bagian Ketiga
Penyusunan Dokumen Analisis Dampak Lalu Lintas
Pasal 8
(1) Pengembang atau Pembangun pusat kegiatan, permukiman, dan
infrastruktur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 wajib melakukan
Analisis Dampak Lalu Lintas.
(2) Dalam melakukan Analisis Dampak Lalu Lintas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Pengembang atau Pembangun menunjuk
lembaga konsultan yang memiliki tenaga ahli bersertifikat.
(3) Lembaga konsultan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus
berbadan hukum.
Pasal 9
(1) Kegiatan Analisis Dampak Lalu Lintas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8 ayat hasilnya dituangkan dalam bentuk dokumen hasil
Analisis Dampak Lalu Lintas.
(2) Dokumen hasil Analisis Dampak Lalu Lintas sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) paling sedikit memuat:
a. perencanaan dan metodologi analisis dampak lalu lintas,
meliputi:
1. penjelasan rencana pembangunan baru atau pengembangan;
2. cakupan wilayah kajian berdasarkan rencana pembangunan
atau pengembangan;
3. perkiraan transportasi yang digunakan seperti
bangkitan/tarikan lalu lintas, distribusi perjalanan,

www.peraturan.go.id
2015, No.570 8

pemilihan moda, pembebanan, akses dan/atau kebutuhan


parkir;
4. penetapan tahun dasar yang dipakai sebagai dasar analisis;
5. periode analisis paling sedikit 5 (lima) tahun;
6. kebutuhan pengumpulan data lalu lintas;
7. karakteristik dan intensitas tata guna lahan eksisting
maupun kondisi yang akan datang;
8. penggunaan dan pemilihan model transportasi; dan
9. metodologi penyusunan dokumen hasil analisis dampak lalu
lintas;
b. analisis kondisi lalu lintas dan angkutan jalan saat ini, meliputi:
1. kondisi prasarana jalan paling sedikit memuat geometrik
jalan, perkerasan jalan, dimensi potongan melintang jalan,
fungsi jalan, status jalan, kelas jalan, dan perlengkapan
jalan;
2. kondisi lalu lintas eksisting paling sedikit memuat data
historis volume lalu lintas, volume gerakan membelok,
tundaan membelok, panjang antrian, kecepatan rata-rata
kendaraan, waktu perjalanan, okupansi jalan, data
penumpang angkutan umum, pejalan kaki, dan pesepeda;
dan
3. kondisi angkutan jalan paling sedikit memuat jaringan
trayek, faktor muat, jenis kendaraan dan waktu tunggu;
c. analisis Bangkitan/Tarikan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
akibat pembangunan berdasarkan kaidah teknis transportasi
dengan menggunakan faktor trip rate yang ditetapkan secara
nasional;
d. analisis distribusi perjalanan;
e. analisis pemilihan moda;
f. analisis pembebanan perjalanan;
g. simulasi kinerja lalu lintas yang dilakukan terhadap analisis
dampak lalu lintas, meliputi:
1. simulasi kinerja lalu lintas sebelum pembangunan;
2. simulasi kinerja lalu lintas pada saat pembangunan;
3. simulasi kinerja lalu lintas setelah pembangunan; dan
4. simulasi kinerja lalu lintas dalam jangka waktu paling sedikit
5 (lima) tahun;

www.peraturan.go.id
9 2015, No.570

h. rekomendasi dan rencana implementasi penanganan dampak,


yang meliputi:
1. peningkatan kapasitas ruas dan/atau persimpangan jalan;
2. penyediaan angkutan umum;
3. manajemen dan rekayasa lalu lintas pada ruas jalan;
4. manajemen kebutuhan lalu lintas;
5. penyediaan fasilitas parkir berupa gedung parkir dan/atau
taman parkir;
6. penyediaan akses keluar dan akses masuk untuk orang,
kendaraan pribadi dan kendaraan barang;
7. penyediaan fasilitas bongkar muat barang;
8. penataan sirkulasi lalu lintas di dalam kawasan;
9. penyediaan fasilitas pejalan kaki dan berkemampuan
khusus;
10. penyediaan fasilitas perlengkapan jalan di dalam kawasan;
11. penyediaan sistem informasi lalu lintas;
12. penyediaan fasilitas tempat menaikan dan menurunkan
penumpang untuk angkutan umum di dalam kawasan;
dan/atau
13. penyediaan fasilitas penyeberangan;
i. rincian tanggung jawab Pemerintah dan Pengembang atau
Pembangun dalam penanganan dampak berupa kegiatan
sebagaimana dimaksud pada huruf h;
j. rencana pemantauan dan evaluasi yang memuat:
1. pemantauan oleh Pemerintah, meliputi:
a) pemantauan terhadap implementasi dari rekomendasi
penanganan dampak; dan
b) pemantauan terhadap kinerja ruas jalan di sekitar
wilayah pembangunan atau pengembangan termasuk
akses masuk dan keluar kendaraan di lokasi pusat
kegiatan, permukiman, dan infrastruktur;
2. pemantauan oleh Pengembang atau Pembangun, meliputi:
a) pemantauan dan evaluasi terhadap akses dan sirkulasi
lalu lintas kendaraan di dalam lokasi pusat kegiatan,
permukiman, dan infrastruktur;
b) pemantauan terhadap fasilitas parkir; dan

www.peraturan.go.id
2015, No.570 10

c) pemantauan terhadap rambu, marka, dan fasilitas


perlengkapan jalan lainnya di dalam lokasi pusat
kegiatan, permukiman, dan infrastruktur.
k. gambaran umum lokasi yang akan dibangun atau dikembangkan,
meliputi:
1. kesesuaian dengan rencana tata ruang wilayah;
2. peta lokasi yang memuat tentang jenis bangunan, rencana
pembangunan baru atau pengembangan;
3. kondisi fisik sarana dan prasarana lalu lintas dan angkutan
jalan di sekitar lokasi rencana pembangunan baru atau
pengembangan;
4. kondisi sosial ekonomi di sekitar lokasi rencana
pembangunan baru atau pengembangan; dan
5. kondisi lalu lintas dan pelayanan angkutan jalan yang ada di
sekitar lokasi rencana pembangunan baru atau
pengembangan.
Bagian Keempat
Sertifikasi Tenaga Ahli
Pasal 10
(1) Tenaga ahli lembaga konsultan Analisis Dampak Lalu Lintas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) wajib memiliki sertifikat
kompetensi penyusun Analisis Dampak Lalu Lintas.
(2) Untuk memperoleh sertifikat sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
tenaga ahli wajib mengikuti pendidikan dan pelatihan.
(3) Sertifikat kompetensi penyusun Analisis Dampak Lalu Lintas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan oleh Direktur
Jenderal.
(4) Pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilakukan oleh lembaga pendidikan yang telah terakreditasi dan
mendapat persetujuan dari Menteri.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai prosedur penerbitan sertifikat diatur
dengan Peraturan Direktur Jenderal.
Bagian Kelima
Penilaian Dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu Lintas
Pasal 11
(1) Hasil Analisis Dampak Lalu Lintas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 9 harus mendapat persetujuan dari:

www.peraturan.go.id
11 2015, No.570

a. Menteri, untuk jalan nasional;


b. gubernur, untuk jalan provinsi;
c. bupati, untuk jalan kabupaten dan/atau jalan desa; atau
d. walikota, untuk jalan kota.
(2) Dalam hal rencana pembangunan pusat kegiatan, permukiman, dan
infrastruktur berlokasi di antara 2 (dua) atau lebih status jalan,
persetujuan hasil Analisis Dampak Lalu Lintas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diberikan oleh:
a. Menteri, bagi pusat kegiatan, permukiman, dan infrastruktur
berlokasi di antara jalan nasional dan/atau jalan provinsi, jalan
kabupaten, jalan kota, atau jalan desa setelah memperoleh
pertimbangan gubernur, bupati, atau walikota yang
bersangkutan; atau
b. gubernur, bagi pusat kegiatan, permukiman, dan infrastruktur
berlokasi di antara jalan provinsi dan/atau jalan kabupaten, jalan
kota, atau jalan desa setelah memperoleh pertimbangan bupati
atau walikota yang bersangkutan.
Pasal 12
Hasil analisis dampak lalu lintas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11
merupakan salah satu persyaratan Pengembang atau Pembangun untuk
memperoleh:
a. izin lokasi;
b. izin mendirikan bangunan; atau
c. izin pembangunan bangunan gedung dengan fungsi khusus sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
bangunan gedung.
Pasal 13
(1) Untuk memperoleh persetujuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
11, Pengembang atau Pembangun harus menyampaikan dokumen
hasil Analisis Dampak Lalu Lintas sesuai dengan kewenangan kepada:
a. Menteri melalui Direktur Jenderal;
b. gubernur;
c. bupati; atau
d. walikota.
(2) Penyampaian dokumen hasil Analisis Dampak Lalu Lintas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menggunakan format tercantum

www.peraturan.go.id
2015, No.570 12

dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari


Peraturan Menteri ini.
(3) Menteri, gubernur, bupati, atau walikota sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) memberikan persetujuan dalam jangka waktu paling lama 60
(enam puluh) hari kerja sejak diterimanya dokumen hasil Analisis
Dampak Lalu Lintas secara lengkap dan memenuhi persyaratan.
(4) Menteri memberikan pendelegasian kewenangan persetujuan hasil
Analisis Dampak lalu Lintas sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
kepada Direktur Jenderal.
(5) Pemberian persetujuan hasil Analisis Dampak lalu Lintas
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dikenakan biaya sebagai
penerimaan negara bukan pajak sesuai ketentuan yang berlaku.
Pasal 14
(1) Pemberian persetujuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11
diberikan setelah dilakukan penilaian oleh Tim Evaluasi yang
dibentuk oleh Menteri, gubernur, bupati, atau walikota sesuai dengan
kewenangannya.
(2) Tim Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas unsur:
a. pembina sarana dan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan;
b. pembina jalan; dan
c. Kepolisian Negara Republik Indonesia.
(3) Tim Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mempunyai tugas:
a. melakukan penilaian terhadap hasil Analisis Dampak Lalu Lintas;
dan
b. menilai kelayakan rekomendasi yang diusulkan dalam hasil
Analisis Dampak Lalu Lintas.
Pasal 15
(1) Tim Evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 dengan susunan
keanggotaan terdiri atas:
a. ketua;
b. sekretaris;
c. anggota; dan
d. anggota sekretariat.
(2) Ketua Tim Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dari
unsur pembina sarana dan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan
dan merangkap sebagai anggota.

www.peraturan.go.id
13 2015, No.570

(3) Jumlah anggota tim evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c paling sedikit 7 (tujuh) orang.
(4) Biaya untuk mendukung kegiatan Tim Evaluasi dibebankan pada
anggaran pendapatan dan belanja negara atau anggaran pendapatan
dan belanja daerah sesuai dengan kewenangannya.
Pasal 16
(1) Hasil penilaian Tim Evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14
disampaikan kepada Menteri, gubernur, bupati, atau walikota sesuai
dengan kewenangannya.
(2) Dalam hal hasil penilaian Tim Evaluasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) menyatakan hasil Analisis Dampak Lalu Lintas belum
memenuhi persyaratan, Direktur Jenderal, gubernur, bupati, atau
walikota mengembalikan hasil analisis kepada Pengembang atau
Pembangun untuk disempurnakan.
(3) Dalam hal hasil penilaian Tim Evaluasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) menyatakan hasil Analisis Dampak Lalu Lintas telah
memenuhi persyaratan, Tim Evaluasi meminta kepada Pengembang
atau Pembangun untuk membuat dan menandatangani surat
pernyataan kesanggupan melaksanakan semua kewajiban yang
tercantum dalam dokumen hasil Analisis Dampak Lalu Lintas.
(4) Surat pernyataan kesanggupan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
menggunakan format tercantum dalam Lampiran II yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(5) Tim Evaluasi mengajukan usulan persetujuan hasil Analisis Dampak
Lalu Lintas sebagaimana dimaksud pada ayat (3) kepada Menteri,
gubernur, bupati, atau walikota sesuai dengan kewenangannya.
BAB III
TINDAK LANJUT HASIL ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS
Pasal 17
(1) Pengembang atau Pembangun wajib melaksanakan semua kewajiban
yang tercantum dalam dokumen hasil Analisis Dampak Lalu Lintas
yang tertuang dalam surat pernyataan kesanggupan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 16 ayat (3).
(2) Pengawasan terhadap pelaksanaan kewajiban sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan oleh:
a. Direktur Jenderal, untuk jalan nasional;
b. gubernur, untuk jalan provinsi;
c. bupati, untuk jalan kabupaten; atau
d. walikota, untuk jalan kota.

www.peraturan.go.id
2015, No.570 14

Pasal 18
(1) Pengembang atau Pembangun yang tidak melaksanakan kewajiban
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat dikenai sanksi
administratif oleh pemberi izin sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa:
a. peringatan tertulis;
b. penghentian sementara pelayanan umum;
c. penghentian sementara kegiatan;
d. denda administratif;
e. pembatalan izin; dan/atau
f. pencabutan izin.
Pasal 19
(1) Sanksi administratif berupa peringatan tertulis sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 18 ayat (2) huruf a dikenai sebanyak 3 (tiga)
kali dengan jangka waktu masing-masing 30 (tiga puluh) hari
kalender.
(2) Dalam hal Pengembang atau Pembangun tidak melaksanakan
kewajiban setelah berakhirnya jangka waktu peringatan tertulis ke 3
(tiga), dikenai sanksi administratif berupa penghentian sementara
pelayanan umum dan/atau penghentian sementara kegiatan selama
30 (tiga puluh) hari kalender.
(3) Dalam hal Pengembang atau Pembangun tetap tidak melaksanakan
kewajiban setelah berakhirnya jangka waktu sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), dikenai denda paling banyak 1% (satu per seratus) dari
nilai kewajiban yang harus dipenuhi oleh pengembang atau
pembangun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (2) huruf d.
(4) Dalam waktu 10 (sepuluh) hari kalender sejak tanggal pengenaan
sanksi denda administratif atau 90 (sembilan puluh) hari kalender
sejak pembayaran denda Pengembang atau Pembangun tidak
melaksanakan kewajibannya dikenai sanksi pembatalan atau
pencabutan izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (2) huruf
e dan f.
BAB IV
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 20
Direktur Jenderal melaksanakan pembinaan dan pengawasan teknis
terhadap pelaksanaan Peraturan Menteri ini.

www.peraturan.go.id
15 2015, No.570

BAB V
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 21
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara
Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 15 April 2015
MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,

IGNASIUS JONAN

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 17 April 2015
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

YASONNA H. LAOLY

www.peraturan.go.id
2015, No.570 16

LAMPIRAN I
PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK
INDONESIA
NOMOR PM 75 TAHUN 2015
TENTANG
PENYELENGGARAAN ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS

KRITERIA UKURAN MINIMAL ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS

No Jenis Rencana Pembangunan Ukuran Minimal

1. Pusat Kegiatan

a. Kegiatan Perdagangan

Pusat perbelanjaan/ritail 500 m2 luas lantai bangunan

b. Kegiatan Perkantoran 1000 m2 luas lantai bangunan

c. Kegiatan Industri

Industri dan pergudangan 2500 m2 luas lantai bangunan

d. Fasilitas Pendidikan

1). Sekolah/universitas 500 siswa

2). Lembaga kursus Bangunan dengan 50


siswa/waktu

e. Fasilitas Pelayanan Umum

1). Rumah sakit 50 tempat tidur

2). Klinik bersama 10 ruang praktek dokter

3). Bank 500 m2 luas lantai bangunan

f. Stasiun Pengisian Bahan Bakar


1 dispenser
Umum

g. Hotel 50 kamar

h. Gedung Pertemuan 500 m2 luas lantai bangunan

i. Restauran 100 tempat duduk

j. Fasilitas olah raga (indoor atau Kapasitas penonton 100 orang


outdoor) dan/atau luas 10000 m2

k. Bengkel kendaraan bermotor 2000 m2 luas lantai bangunan

www.peraturan.go.id
17 2015, No.570

No Jenis Rencana Pembangunan Ukuran Minimal

l. Pencucian mobil 2000 m2 luas lantai bangunan

2. Permukiman

a. Perumahan dan Permukiman

1). Perumahan sederhana 150 unit

2). Perumahan menengah-atas 50 unit

b. Rumah Susun dan Apartemen

1). Rumah susun sederhana 100 unit

2). Apartemen 50 unit

c. Asrama 50 kamar

d. Ruko Luas Lantai keseluruhan


2000 m2

3. Infrastruktur

a. Akses ke dan dari jalan tol Wajib

b. Pelabuhan Wajib

c. Bandar udara Wajib

d. Terminal Wajib

e. Stasiun kereta api Wajib

f. Pool kendaraan Wajib

g. Fasilitas parkir untuk umum Wajib

h. Jalan layang (flyover) Wajib

i. Lintas bawah (underpass) Wajib

j. Terowongan (tunnel) Wajib

www.peraturan.go.id
2015, No.570 18

No Jenis Rencana Pembangunan Ukuran Minimal

4. Bangunan/permukiman/infrastruktur lainnya:

Wajib dilakukan studi analisis dampak lalu lintas apabila ternyata


diperhitungkan telah menimbulkan 75 perjalanan (kendaraan) baru
pada jam padat dan atau menimbulkan rata-rata 500 perjalanan
(kendaraan) baru setiap harinya pada jalan yang dipengaruhi oleh
adanya bangunan atau permukiman atau infrastruktur yang
dibangun atau dikembangkan.

Catatan : angka pada kolom diatas adalah angka kumulatif.

MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,

IGNASIUS JONAN

www.peraturan.go.id
19 2015, No.570

LAMPIRAN II
PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK
INDONESIA
NOMOR PM 75 TAHUN 2015
TENTANG
PENYELENGGARAAN ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS

A. FORMAT SURAT PERMOHONAN PERSETUJUAN ANALISIS DAMPAK LALU


LINTAS.

KOP SURAT PERUSAHAAN/INSTANSI

Nomor : ............... ..........., ........ 20…

Klasifikasi : ...............

Lampiran : ............... Kepada

Perihal : Permohonan Persetujuan

ANDALALIN. Yth. MENTERI PERHUBUNGAN


cq. Direktur Jenderal Perhubungan
Darat Kementerian Perhubungan
GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA

di-
………

1. Sebagaimana dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009


tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dan Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2011 tentang Manajemen dan
Rekayasa, Analisis Dampak, Serta Manajemen Kebutuhan Lalu
Lintas, disebutkan bahwa untuk memperoleh persetujuan hasil
analisis dampak lalu lintas, maka pengembang atau pembangun
harus menyampaikan hasil analisis dampak lalu lintas kepada
menteri yang bertanggung jawab di bidang sarana dan prasarana
lalu lintas dan angkutan jalan, gubernur, bupati, atau walikota
sesuai dengan kewenangannya.

www.peraturan.go.id
2015, No.570 20

2. Menunjuk angka 1 (satu) di atas, disampaikan bahwa kami


selaku pengembang/pembangun yaitu PT . ... (diisi nama
perusahaan pengembang/pembangun) berencana akan
mengembangkan/membangun (diisi nama objek yang akan
dikembangkan/dibangun) yang terletak di jalan . . . (diisi nama
jalan/RT/RW/Kelurahan/Kecamatan/Kabupaten/Kota) yang
merupakan jalan nasional/provinsi/kabupaten/kota.

3. Sehubungan dengan angka 1 (satu) dan 2 (dua) di atas, dan


untuk kelancaran investasi, bersama ini kami mengajukan
permohonan persetujuan ANDALALIN
pengembangan/pembangunan ......... (diisi nama objek yang akan
dikembangkan/dibangun).

4. Sebagai kelengkapan administrasi, terlampir kami sampaikan


Dokumen Hasil ANDALALIN pengembangan/pembangunan
dimaksud yang dikerjakan oleh Konsultan PT./CV....... (diisi
nama perusahaan konsultan ANDALALIN)

5. Demikian permohonan ini kami sampaikan, atas perhatian dan


kerjasamanya, kami ucapkan terima kasih.

Pemohon

Tandatangan dan stempel

Nama Pemohon

Tembusan Yth:
1. Menteri Perhubungan;
2. Kepala Dinas Perhubungan Provinsi ....; (diisi nama provinsi lokasi pembangunan)
3. Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten/Kota ..... (diisi nama kab/kota lokasi
pembangunan)

www.peraturan.go.id
21 2015, No.570

B. FORMAT SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN

KOP SURAT PERUSAHAAN/INSTANSI

SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN


Nomor:

Saya yang bertandatangan di bawah ini,


Nama :
Jabatan :
Alamat :

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama …… (Nama Pengembang atau
pembangun: Pemerintah/BUMN/Lembaga/Swasta/Perorangan) …., bahwa
berdasarkan Berita Acara Pembahasan Dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu Lintas
(ANDALALIN), Nomor: ……...tanggal…….. bulan……. tahun 20… tentang
Kegiatan……………………., dengan ini menyatakan kesanggupan untuk
melaksanakan semua kewajiban, yaitu:
1. ……
2. ……
3. ……
4. dst.

Demikian Surat Pernyataan Kesanggupan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan
penuh rasa tanggung jawab dan apabila dikemudian hari tidak mematuhi ketentuan
yang telah ditetapkan, kami bersedia untuk dikenakan sanksi sesuai dengan
ketentuan dan peraturan perundangan yang berlaku.

………….., tanggal…………..20…

Pengembang/Pembangun

Tandatangan
Stempel perusahaan/instansi

Materai Rp. 6.000,-

(nama lengkap)

MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,

IGNASIUS JONAN

www.peraturan.go.id

Anda mungkin juga menyukai