Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Tentang Metrologi Industri


Laporan ini disusun guna memenuhi syarat mata kuliah Metrologi industri

Dosen Pengampuh : Drs. Nana Mulyana

Disusun oleh :

Mohamad Galih Hamka

18194111013

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS AL-IHYA

KUNINGAN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat serta kerja keras kami
dapat menyelesaika penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang mungkin sangat
sederhana. Makalah ini berisikan tentang Metrologi Industri dll .

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat
kurang.Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.Kami berharap semoga
makalah ini dapat dipergunakan sebagai salahsatu pedoman dan juga berguna untuk menambah
pengetahuan bagi para pembaca.

Kuningan, Juni 2020.


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………….…….………………………….……… i

DAFTAR ISI …………..…………………………………………………….. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ………………………..……………………………………

1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………….……

1.3 Manfaat dan Tujuan.................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Alat Ukur Standar dan Kaliber ………………

2.2 Alat Ukur Sudut atau Kemiringan ……………………………………..……

2.3 Pengukuran Ulir………………………………………

.BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ……………………………………………………………....

3.2 Saran …………………………………………………………………..…..

DAFTAR PUSTAKA………...……………………………………….…….
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Suatu alat ukur atau mesin perkakas rentan terhadap ketidak akurasian yang dihasilkan misalkan suatu
mesin digunakan dengan jangka waktu yang lama dan berulang-ulang dapat berakibat pada hasil proses
pemakanannya. Penyimpangan yang terjadi pada hasil proses pemakanan sangat berpengaruh pada
kualitas benda kerja. Sehingga pada suatu mesin perlu dilakukan suatu perawatan atau Maintenance
.salah satu proses perawatan atau Maintenance yaitu proses kalibrasi.

Aklis.N,(2003) Kalibrasi (calibration) dalam sistem pengukuran dapat digolongkan sebagai proses
pengukuran sekunder atau tidak langsung dalam artian pengukuran kalibrasi adalah proses mengukur
suatu besaran dimana besarnya besaran yang terukur tidak dapat langsung terbaca. Sedangkan dalam
dunia instrumentasi (perangkat ukur) kalibrasi perangkat ukur didefinisikan sebagai prosedur standar
untuk menjaga kondisi instrumen ukur dan bahan ukur agar tetap sesuai spesifikasinya. Proses kalibrasi
mencakup tahap-tahap sebagai berikut :

a. Verifikasi : yaitu upaya penunjukan kebenaran

b. Validasi : yaitu suatu upaya untuk menunjukkan kesempurnaan

c. Maintenance :yaitu mempertahankan kualitas dari aspek verifikasi dan validasi.

d. Standar kalibrasi : yaitu suatu acuan yang dipakai untuk mengkalibrasi suatu alat atau mesin dengan
satuan tertentu.

Prosedur kalibrasi menurut metodenya ada beberapa macam (Holman.J.P,1985), yakni :

a. Standar Primer : yaitu dengan membandingkan dengan standar primer yang sudah ada. Misalkan
untuk pengukuran jarak dibandingkan dengan standar ukuran jarak yang disimpan di National Bureau of
Standard

b. Standar Sekunder : yaitu dengan membandingkan dengan sebuah alat yang mempunyai ketelitian
yang lebih tinggi .Misalnya kalibrasi alat ukur dengan jangka sorong

1.2. RUMUSAN MASALAH

a. Alat ukur standar dan kaliber

b. Alat ukur sudut dan kemiringan


c. Pengukuran ulir

1.3 TUJUAN

a. Mengetahui alat ukur standar dan kaliber

b. Mengetahui alat ukur sudut dan kemiringan

c. Mengetahui pengukuran ulir.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Alat Ukur Standar dan Kaliber

Alat ukur standar,

alat ukur yang mempunyai harga ukuran tertentu. Biasanya digunakan bersama-sama dengan alat
ukur pembanding misalnya: blok ukur (gauge block), batang ukur (length bar) dan master ketinggian
(height master).

Pengukuran Dengan Bentuk Standar. Pengukuran disini sifatnya hanya membandingkan bentuk
benda yang dibuat dengan bentuk standar yang memang digunakan untuk alat pembanding. Misalnya
kita akan mengecek sudut ulir atau roda gigi, mengecek sudut tirus dari poros kronis, mengecek radius
dan sebagainya. Pengukuran dilakukan dengan alat ukur proyeksi. Jadi, disini sifatnya tidak membaca
besarnya ukuran tetapi mencocokkan bentuk aja. Misalnya sudut ulir dicek dengan mal ulir atau alat
pengecek ulir lainnya.

Geometris obyek ukur mempunyai bentuk dan ukuran yang bervariasi. Adanya variasi bentuk dan
ukuran inilah yang menyebabkan timbulnya berbagai jenis alat ukur dan jenis pengukuran. Untuk jenis
pengukuran sudah dibicarakan di atas, jenis alat ukur perlu juga dibicarakan yang dititik beratkan pada
sifat alat ukur itu sendiri maupun pada jenis benda yang diukur.

Yang termasuk dalam kategori alat ukur standar untuk pengukuran linier tak langsung adalah: Blok ukur,
batang ukur dan kaliber induk tinggi.

Blok Ukur (Gauge Block)

Blok ukur dikenal juga dengan berbagai nama misalnya end gauge, slip gauge, jo gauge (johanson
gauge). Sebagai alat ukur standar, maka blok ukur ini dibuat sedemikian rupa sehingga fungsinya sesuai
dengan namanya yaitu alat ukur standar. Alat ukur ini berbentuk segi empat panjang dengan ukuran
ketebalan yang bermacam-macam. Dua dari 6 permukaannya adalah sangat halus, rata dan sejajar.
Kedua permukaan ini sangat halus dan rata maka antara blok ukur yang satu dengan blok ukur yang lain
dapat digabungkan/ disusun tanpa perantara alat lain. Bila penyusunannya dilakukan dengan teliti maka
akan diperoleh suatu susunan blok ukur yang sangat kuat seolah-olah blok ukur yang satu dengan yang
lain sangat melekat. Dengan menyusun blok ukur yang mempunyai ukuran tertentu maka kita dapat
mengecek atau mengkalibrasi ukuran yang lain. Karena blok ukur ini diperlukan untuk pengukuran
presisi sebagai alat ukur standar maka alat ukur ini harus dibuat dari bahan yang kuat dan tahan lama.
Biasanya bahan untuk membuat blok ukur adalah baja, karbon tinggi, baja paduan atau karbida. Dengan
perlakuan proses panas tertentu maka logam ini mempunyai sifat-sifat: tahan terhadap keausan karena
tingkat kekerasannya tinggi yaitu 65 RC, tahan terhadap korosi, koefisien muai panjangnya sama dengan
baja karbon yaitu 12 x 10-6 0C-1, tingkat kestabilan dimensinya tinggi. Kegunaan dari blok ukur ini
antara lain untuk: mengecek dimensi ukuran alat-alat ukur, mengkalibrasi alat ukur langsung seperti
mistar ingsut, mikrometer dan mistar ketinggian, menyetel komparator dan jam ukur, menyetel posisi
batang sinus dan senter sinus dalam pengukuran sudut, dan mengukur serta menginspeksi komponen-
komponen yang presisi di dalam ruang inspeksi.

Blok ukur salah satu alat untuk kalibrasi alat ukur. Kalibrasi adalah menentukan kebenaran konvensional
penunjukkan alat melalui cara perbandingan dengan standar ukurnya yang tertelusur ke standar
nasional/internasional. Kalibrasi bisa dilakukan dengan membandingkan suatu standar yang terhubung
dengan standar nasional maupun internasional.

Blok ukur ini dianggap sebagai alat ukur standar, sesuai dengan fungsinya, blok ukur mempunyai dua
permukaan yang disebut muka ukur. Muka ukur ini sangat halus, rata, sejajar dan mempunyai jarak atau
ukuran tertentu. Karena kehalusan dan kerataan muka ukurnya itu, maka dua atau lebih blok ukur
dengan formasi berbagai ukuran, ukuran itu selanjutnya, dapat digunakan sebagai ukuran standar untuk
proses pengukuran tak langsung. Blok ukur biasanya dibuat dari Baja karbon tinggi, baja paduan, atau
karbida logam yang telah mengalami proses laku panas (heat treatment).

Blok ukur ini tersedia dalam satu set yang terdiri atas bermacam – macam ukuran nominal. Jumlah blok
ukur dalam satu set dapt bermacam – macam dan menurut ukuran standar metrik jumlah tersebut
adalah : 20 , 33 , 50 , 87 , 105 atau 112.

Cara pengukuran :

 Misalkan ukuran standar yang harus diperoleh adalah : 58.975 mm


 Mulailah dengan angka desimal yang terbelakang, dalam hal ini adalah 0.005 mm, berarti blok
ukur yang harus diambil adalah berukuran 1.005 mm (atau 2.005 mm bila tebal dasar set yang
dipakai adalah 2 mm)
 Sisa ukuran yang tertinggal adalah 58.975 – 1.005 = 57.970 mm
 Perhatikan dua angka desimal terakhir, jadi diambil blok berukuran 1.47 mm sebab blok 1.97
mm tak tersedia. Apabila diambil ukuran 1.07 mm akan mengharuskan untuk memakai blok
sebesar 1.4 mm. Tujuan pemilihan blok ukur adalah untuk mendapatkan kombinasi beberapa
blok ukur dengan jumlah minimum,
 Sisa ukuran adalah : 57.97 – 1.47 = 56.5 mm
 Untuk itu dapat dipilih blok ukur dengan ukuran 6.5 mm dan 50 mm
 Dengan demikian, diperoleh susunan sebagai berikut : 1.005+ 1.47 + 6.5 + 50 = 58.975 mm

Alat ukur kaliber

Pengukuran dengan Kaliber Batas

Yaitu pengukuran yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah dimensi suatu produk
berada di dalam atau diluar daerah toleransi produk tersebut.

Produk dengan dimensi jelek mungkin masih dapat diperbaiki dengan membuang kelebihan material
atau sama sekali harus dibuang (tak dapat diperbaiki). Cara pengukuran seperti ini dimaksudkan untuk
mempercepat pemeriksaan atas produk yang dibuat dalam jumlah besar, dan alat ukur yang digunakan
adalah dari jenis kaliber.

2.2. Alat Ukur Sudut dan Kemiringan

Pengukur sudut adalah sebuah alat untuk mengukur derajat kemiringan atau objek tertentu yang
diukur dan ditampilakan secara digital. Alat ini hanya dibuat untuk mengukur kemiringan pada dua
dimensi saja. Alat ini dibuat agar mengukur kemiringan dapat dibuat secara lebih akurat.

Benda ukur menurut geometrisnya tidak selamanya mempunyai dimensi ukuran dalam bentuk panjang.
Akan tetapi adakalanya di samping mempunyai dimensi panjang juga mempunyai dimensi sudut.
Ketepatan sudut benda kerja untuk maksud-maksud tertentu ternyata sangat diperlukan, misalnya
sudut blok V (V-block), sudut alur berbentuk ekor burung, sudut ketirusan poros dan sebagainya.

2.3. Pengukuran Ulir

Dari hasil teknologi perindustrian yang tingkat ketelitiannya rendah (kasar) sampai pada hasil
industri yang tingkat ketelitiannya sangat tinggi (presisi) tidak bisa lepas dari yang namanya ulir. Sistem
ulir telah menjadi salah satu faktor penting dalam kemajuan industri pada semua jenis produksi. Makin
tinggi tingkat ketelitian suatu komponen dibuat berarti makin tinggi pula tingkat ketelitian sistem
ulirnya. Untuk dapat membuat komponen yang berulir maka perlu dipelajari seluk beluk mengenai ulir
khususnya dalam hal sistem pengukurannya.

Jenis Ulir dan Fungsinya

Secara umum jenis ulir dapat dilihat dari gerakan ulir, jumlah ulir dalam tiap gang (pitch) dan
bentuk permukaan ulir. Bisa juga jenis ulir ini dilihat dari standar yang digunakan, rnisalnya ulir
Whitworth, ulir metrik dan sebagainya.

1. Jenis Ulir Menurut Arah Gerakan Mur Ulir

Menurut arah gerakan ulir dapat dibedakan dua macam ulir yaitu ulir kiri dan ulir kanan. Untuk
mengetahui apakah suatu ulir termasuk ulir kiri atau ulir kanan dapat dilihat arah kemiringan sudut sisi
ulir. Atau bisa juga dicek dengan memutar pasangan dari komponen-komponen yang berulir misalnya
mur dan baut. Apabila sebuah mur di pasangkan pada baut yang kemudian diputar ke kanan (searah
jarum jam) ternyata murnya bergerak maju maka ulir tersebut termasuk ulir kanan. Sebaliknya, bila mur
diputar arahnya ke kiri (berlawanan dengan arah jarum jam) ternyata murnya bergerak maju, maka ulir
tersebut termasuk ulir kiri. Jadi, pada ulir kanan, kalau akan melepaskan mur dari bautnya maka mur
harus diputar ke kiri. Sedangkan pada ulir kiri, untuk melepaskan murnya adalah dengan memutar mur
ke kanan. Yang paling banyak digunakan adalah ulir kanan.

2. Jenis Ulir Menurut Jumlah Ulir 1 tiap gang (pitch)


Dilihat dari banyaknya ulir tiap gang (pitch) maka ulir dapat di bedakan menjadi ulir tunggal dan ulir
ganda.

Ulir ganda artinya dalam satu putaran (dari puncak ulir yang satu ke puncak ulir yang lain) ter dapat febih
dari satu ulir, misainya dua ulir, tiga ulir dan empat ulir. Untuk ulir ganda ini biasanya disebutkan
berdasarkan jumlah ulirnya, rnisainya ganda dua, ganda tiga dan ganda empat. Gambar 4.1
menunjukkan bagan dari utir tunggal dan utir ganda. Melihat bentuknya, maka satu putaran pada ulir
ganda dapat memindahkan jarak yang lebih panjang darl pada satu putaran ulir tunggal.

3. Jenis Ulir Menurut Bentuk Sisi Ulir

Melihat bentuk dari sisi ulir ini maka ulir dapat dilbedakan menjadi ulir segi tiga, segi empat,
trapesium,parabol (knuckle). Bentuk ulir ini juga ada kaitannya dengan standar yang digunakan.

4. Fungsi Ulir

Dengan adanya sistem ulir memungkinkan kita untuk menggabung kan atau menyambung beberapa
komponen menjadi satu unit produk jadi. Berdasarkan hal ini maka fungsi dari ulir secara umum dapat di
katakan sebagai berikut :

- Sebagai alat pemersatu, artinya menyatukan beberapa komponen menjadi satu unit barang jadi.
Biasanya yang digunakan adalah ulir-ulir segi tiga baik ulir yang menggunakan standar ISO, British
Standard maupun American Standard.

- Sebagai penerus daya, artinya sistern ulir digunakan untuk memindahkan suatu daya menjadi daya lain
misalnya sistern ulir pada dongkrak, sistem ulir pada poros berulir (transportir) pada mesin-mesin
produksi, dan sebagainya. Dengan adanya sistem ulir ini maka beban yang relatif berat dapat
ditahan/diangkat dengan daya yang relatif ringan. Ulir segi empat banyak digunakan di sini.

- Sebagai salah satu alat untuk mencegah terjadinya kebocoran, terutama pada sistem ulir yang
digunakan pada pipa. Kebanyakan yang dipakai untuk penyambungan pipa. ini adalah ulir ulir
Whitworth.

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

A. Pengukuran Dengan Bentuk Standar. Pengukuran disini sifatnya hanya membandingkan bentuk benda
yang dibuat dengan bentuk standar yang memang digunakan untuk alat pembanding. Misalnya kita akan
mengecek sudut ulir atau roda gigi, mengecek sudut tirus dari poros kronis, mengecek radius dan
sebagainya. Pengukuran dilakukan dengan alat ukur proyeksi. Jadi, disini sifatnya tidak membaca
besarnya ukuran tetapi mencocokkan bentuk aja. Misalnya sudut ulir dicek dengan mal ulir atau alat
pengecek ulir lainnya.

B. Pengukur sudut adalah sebuah alat untuk mengukur derajat kemiringan atau objek tertentu yang
diukur dan ditampilakan secara digital. Alat ini hanya dibuat untuk mengukur kemiringan pada dua
dimensi saja. Alat ini dibuat agar mengukur kemiringan dapat dibuat secara lebih akurat.

C. Jenis ulir

1. Jenis Ulir Menurut Arah Gerakan Mur Ulir

2. Jenis Ulir Menurut Jumlah Ulir 1 tiap gang (pitch)

3. Jenis Ulir Menurut Bentuk Sisi Ulir

3.2 SARAN

Saya mengharapkan kritik & saran dari dosen akan makalah “METROOGI INDUSTRI”
mengenai kekurangan dan bahkan kekurang dari materi diatas, karena kesempurnaan hanya milik
Tuhan yang Maha Esa.

DAFTAR PUSTAKA

-http://awankboys.blogspot.com/2009/12/metrologi-ulir.html?m=1

-BUKU AJAR PENGUKURAN TEKNIK DAN INSTRUMENTASI HMKK314

Anda mungkin juga menyukai