Anda di halaman 1dari 59

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Era globalisasi adalah masa persaingan dalam segala bidang. Pembangunan


kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang dilandaskan
oleh pemerintah dalam rangka mewujudkan kesejahteraan hidup bagi setiap
penduduk. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu adanya kerjasama lintas sektoral dan
lintas program.

Keperawatan merupakan sutu profesi yang telah memenuhi kriteria sebagai


sebuah disiplin ilmu yang dapat berdiri sendiri dan dapat melakukan asuhan secara
mandiri kepada klien baik sehat maupun sakit. Keperawatan komunitas bersifat umum
dan menyeluruh yang meliputi seluruh anggota masyarakat dan meliputi seluruh
aspek kehidupan.

Pada dasarnya masalah kesehatan ada pada setiap lingkup kehidupan


masyarakat. Tidak ada satupun komunitas baik keluarga, kelompok dan masyarakat
yang benar-benar terbebas dari masalah kesehatan (Hudson,1987) dan
(Robicschon,1989). Oleh karena itu praktek keperawatan komunitas dapat diterapkan
dimanapun dan kapanpun.

Penerapan asuhan keperawatan komunitas yang difasilitasi oleh mahasiswa


merupakan sarana pengenalan keperawatan komunitas pada masyarakat sekaligus
memberikan kesan positif bahwa perawat adalah suatu profesi independen yang
terorganisir.

Pada kesempatan ini praktek keperawatan komunitas pada mahasiswa NERS


fakultas ilmu kesehatan UIA difokuskan pada RT 05 RW 18 kelurahan Jatisari,
Kecamatan Jatiasih Kota Bekasi. Pemilihan wilayah pratek keperawatan komunitas di
Kelurahan Jatisari karena masalah kesehatan di wilayah tersebut masih tinggi.

B. Tujuan
1.      Tujuan Umum
Memberi intervensi tentang asuhan keperawatan komunitas yang akan
dilakukan pada masyarakat di RT 05 RW 17 Kelurahan Jatisari, Kecamatan Jatiasih
KotaBekasi.
2.      Tujuan Khusus
a. Teridentifikasi data kesehatan pada komunitas masyarakat di RT 05 RW 17
Kelurahan Jatisari, Kecamatan Jatiasih Kota Bekasi.
b. Teridentifikasinya masalah keperawatan komunitas pada masyarakat di RT 05
RW 17 Kelurahan Jatisari, Kecamatan Jatiasih Kota Bekasi.
c. Terencananya asuhan keperawatan komunitas yang akan diberikan pada
masyarakatdi RT 05 RW 17 Kelurahan Jatisari, Kecamatan Jatiasih Kota
Bekasi.
d. Diketahuinya implementasi / tindakan keperawatan
e. Teridentifikasi rencana tindak lanjut yang akan dilakukan

C. Manfaat
1. Bagi Masyarakat
a. Membantu masyarakat dalam menemukan solusi dalam mengatasi masalah
kesehatan yang ada.
b. Memberikan informasi tentang masalah kesehatan yang ada di masyarakat
c. Memperkenalkan keperawatan komunitas kepada masyarakat khususnya di
RT 05 RW 17 Kelurahan Jatisari, Kecamatan Jatiasih Kota Bekasi.
2. Bagi Institusi
a. Memperkenalkan Prodi NERS Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam As-
syafiiyah pada masyarakat
b. Menggali dan menghubungkan konsep pendidikan pada mata ajar keperawatan
komunitas, yang mempunyai pemahaman terhadap pentingnya masalah
kesehatan
3. Bagi Yankes
a. Memberi gambaran keadaan kesehatan masyarakat 
b. Membantu program kesehatan yang belum dilakukan oleh tenaga kesehatan
terkait
4. Bagi Mahasiswa
Memberikan pengalaman pada mahasiswa tentang praktek keperawatan
komunitas
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. DEFINISI KEPEWATAN KOMUNITAS


1. Komunitas
a. Menurut WHO (1974) dalam Harnilawati (2013) komunitas sebagai suatu
kelompok sosial yang di tentukan oleh batas-batas wilayah, nilai-nilai
keyakinan dan minat yang sama, serta ada rasa saling mengenal dan interaksi
antara anggota masyarakat yang satu dan yang lainnya.
b. Menurut Spradley (1985) Harnilawati (2013) komunitas sebagai sekumpulan
orang yang saling bertukar pengalaman penting dalam hidupnya.
c. Menurut Sumijatun dkk (2006) dalam Harnilawati (2013) komunitas
(community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai persamaan nilai
(values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus dengan batas-
batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah melembaga.
2. Keperawatan
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian
integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, sosial dan
spritual secara komprehensif, ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat
baik sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia (Harnilawati, 2013)
3. Keperawatan Komunitas
a. Harnilawati (2013) menjelaskan bahwa keperawatan komunitas mencakup
perawatan kesehatan keluarga (nurse health family) juga kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat luas, membantu masyarakat mengindentifikasi
masalah kesehatan tersebut sesuai dengan kemampuan yang ada pada mereka
sebelum mereka meminta bantuan kepada orang lain (WHO,1947).
b. Kesatuan yang unik dari praktik keperawatan dan kesehatan masyarakat yag
ditujukan pada pengembangan serta peningkatan kemampuan kesehatan, baik
diri sendiri sebagai perorangan maupun secara kolektif sebagai keluarga,
kelompok khusus atau masyarakat (Ruth B. Freeman,1981)
c. Praktik Keperawatan komunitas (communiy health nursing practice)
merupakan sintesi teori keperawatan dan teori kesehatan masyarakat untuk
promosi, pemeliharaan dan perawatan kesehatan populasi melalui pemberian
pelayanan keperawatan pada individu, keluarga dan kelompok yag
mempunyai pengaruh terhadapat kesehatan komunitas (Stanhope dan
Lancaster, 2010).
d. Keperawatan kesehatan komunitas adalah praktek melakukan promosi
kesehatan dan melindungi kesehatan masyarakat dengan menggunakan
pendekatan ilmu keperawatan, ilmu sosial dan ilmu kesehatan masyarakat
yang berfokus pada tindakan promotif dan pencegahan penyakit yang sehat
(Anderson & McFarlane, 2011).

B. TUJUAN DAN FUNGSI KEPERAWATAN KOMUNITAS


1. Tujuan Keperawatan Komunitas

Tujuan proses keperawatan dalam komunitas adalah untuk pencegahan dan


peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai berikut :

a. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care ) terhadap individu,


keluarga, dan keluarga dan kelompok dalam konteks komunitas.
b. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat ( health general
community ) dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu kesehatan
masyarakat yang dapat mempengaruhi keluarga, individu, dan kelompok. 

Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok, dan


masyarakat mempunyai kemampuan untuk :

a. Mengindentifikasi masalah kesehatan yang dialami


b. Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan maslah tersebut
c. Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan
d. Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi
e. Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi
2. Fungsi Keperawatan Komunitas
a. Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi
kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah klien
melalui asuhan keperawatan.
b. Agar masyarakt mendapatkan pelayan yang optimal sesuai dengan
kebutuhannnya di bidang kesehatan.
c. Memeberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan masalah,
komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran serta masyarakat.
d. Agar masyarakat bebas mengemukan pendapat berkaitan dengan
permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan dan
pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat mempercepat proses
penyembuhan (Mubarak,2006).

C. PRINSIP KEPERAWATAN KOMUNITAS


Pada perawatan kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan beberapa 
prinsip, yaitu :
1. Kemanfaatan
Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat yang 
besar bagi komunitas. Intervensi atau pelaksanaan yang dilakukan harus
memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi komunitas, artinya ada keseimbangan
antara manfaat dan kerugian (Mubarak, 2009).
2. Kerjasama
Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat berkelanjutan
serta melakukan kerja sama lintas program dan lintas sektoral (Riyadi, 2007)
3. Secara langsung
Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi, klien
dan lingkunganya termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik mempunyai
tujuan utama peningkatan kesehatan (Riyadi, 2007).
4. Keadilan
Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas dari
komunitas itu sendiri. Dalam pengertian melakukan upaya atau tindakan sesuai
dengan kemampuan atau kapasitas komunitas (Mubarak, 2009).
5. Otonomi Klien
Otonomi klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau
melaksanakan  beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah
kesehatan yang ada (Mubarak, 2009).

D. SASARAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga,
kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai masalah
kesehatan atau perawatan, sasaran ini terdiri dari:
1. Individu
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek
biologi, psikologi, social dan spritual.
2. Keluarga
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus
menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun
secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara
keseluruhan.
3. Kelompok Khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis
kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan
terhadap masalah kesehatan.
Termasuk diantaranya adalah :
a. Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat perkembangan dan
pertumbuhannya, seperti;
1) Ibu hamil
2) Bayi baru lahir
3) Balita
4) Anak usia sekolah
5) Usia lanjut
b. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan
bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah:
1) Penderita penyakit menular, seperti TBC, lepra, AIDS, penyakit kelamin
lainnya.
2) Penderita dengan penynakit tak menular, seperti: penyakit diabetes
mellitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain
sebagainya.
c. Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya:
1) Wanita tuna susila
2) Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
3) Kelompok-kelompok pekerja tertentu, dan lain-lain.
d. Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:
1) Panti wredha
2) Panti asuhan
3) Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)
4) Penitipan balita.

E. FALSAFAH KEPERAWATAN KOMUNITAS


Keperawatan komunitas merupakan pelayanan yang memberikan pelayanan
terhadap pengaruh lingkunngan (bio-psiko-sosial-cultural-spritual) terhadap kesehatan
komunitas dan memberikan prioritas pada strategi pencegahan penyakit dan
peningkatan pencegahan. Falsafah yang melandasi komunitas mengacu kepada
falsafah atau paradigma keperawatan secara umum yaitu manusia atau kemanusia
merupakan titik sentral setiap upaya pembangunan kesehatan yang menjunjung tinggi
nilai-nilai dan bertolak dari pandangan ini disusun falsafah atau paradigma
keperawatan komunitas yang terdiri dari 4 komponen dasar, 
Berdasarkan gambar di atas, dapat dijabarkan masing-masing unsur sbg berikut :
1. Manusia.
Komunitas sebagai klien berarti sekumpulan individu / klien  yang berada
pada lokasi atau batas geografi  tertentu yang memiliki  niliai-nilai, keyakinan
dan minat  yang  relatif  sama serta adanya interaksi satu sama lain  untuk
mencapai tujuan.
2. Kesehatan.
Sehat adalah suatu kondisi  terbebasnya  dari  gangguan pemenuhan
kebutuhan dasar klien / komunitas.  Sehat merupakan  keseimbangan  yang 
dinamis  sebagai dampak dari keberhasilan mengatasi stressor.
3. Lingkungan.
Semua factor internal dan eksternal  atau pengaruh disekitar klien yang
bersifat biologis, psikologis, social, cultural dan spiritual.
4. Keperawatan.
Intervensi / tindakan yang bertujuan untuk  menekan  stressor, melalui 
pencegahan primer, sekunder dan tersier.
(Efendi Ferry dan Makhfudli, 2009).

F. TINGKAT PENCEGAHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


Pelayanan yang diberikan oleh keperawatan komunitas mencakup kesehatan
komunitas yang luas dan berfokus pada pencegahan yang terdiri dari tiga tingkat yaitu
(Mubarak, 2009) :
1. Pencegahan primer
Pelayanan pencegahan primer ditunjukkan kepada penghentian penyakit
sebelum terjadi karena itu pencegahan primer mencakup peningkatan derajat
kesehatan secara umum dan perlindungan spesifik. Promosi kesehatan secara
umum mencakup pendidikan kesehatan baik pada individu maupun kelompok.
Pencegahan primer juga mencakup tindakan spesifik yang melindungi individu
melawan agen-agen spesifik misalnya tindakan perlindungan yang paling umum
yaitu memberikan imunisasi pada bayi, anak balita dan ibu hamil, penyuluhan
gizi bayi dan balita.
2. Pencegahan sekunder
Pelayanan pencegahan sekunder dibuat untuk menditeksi penyakit lebih awal
dengan mengobati secara tepat. Kegiatan-kegiatan yang mengurangi faktor resiko
dikalifikasikansebagai pencegahan sekunder misalnya memotivasi keluarga untuk
melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu dan
puskesmas.
3. Pencegahan tertier
Yang mencakup pembatasan kecacatan kelemahan pada seseorang dengan
stadium dini dan rehabilitasi pada orang yang mengalami kecacatan agar dapat
secara optimal berfungsi sesuai dengan kemampuannya, misalnya mengajarkan
latihan fisik pada penderita patah tulang.

G. STRATEGI INTERVENSI KEPERAWATAN KOMUNITAS


Dalam Efendi Ferry dan Makhfudli (2009) dijelaskan strategi intervensi
keperawatan komunitas antara lain :
1. Proses kelompok (group process) 
Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya setelah belajar
dari pengalaman sebelumnya, selain faktor pendidikan/pengetahuan individu,
media masa, Televisi, penyuluhan yang dilakukan petugas kesehatan dan
sebagainya. Begitu juga dengan masalah  kesehatan di lingkungan sekitar
masyarakat, tentunya gambaran penyakit yang paling sering mereka temukan
sebelumnya sangat mempengaruhi upaya penangan atau pencegahan penyakit
yang mereka lakukan. Jika masyarakat sadar bahwa penangan yang bersifat
individual tidak akan mampu mencegah, apalagi memberantas penyakit tertentu,
maka mereka telah melakukan pemecahan-pemecahan masalah kesehatan melalui
proses kelompok. 
2. Pendidikan Kesehatan (Health Promotion)
Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis, dimana
perubahan tersebut bukan hanya sekedar proses transfer materi/teori dari
seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur. Akan tetapi,
perubahan tersebut terjadi adanya kesadaran dari dalam diri individu, kelompok
atau masyarakat sendiri. Sedangkan tujuan dari pendidikan kesehatan menurut
Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 maupun WHO yaitu
”meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan; baik fisik, mental dan sosialnya; sehingga produktif secara
ekonomi maupun secara sosial.
3. Kerjasama (Partnership)
Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat jika
tidak ditangani dengan baik akan menjadi ancaman bagi lingkungan masyarakat
luas. Oleh karena itu, kerja sama sangat dibutuhkan dalam upaya mencapai tujuan
asuhan keperawatan komunitas melalui upaya ini berbagai persoalan di dalam
lingkungan masyarakat akan dapat diatasi dengan lebih cepat.

H. ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


Keperawatan komunitas merupakan bentuk pelayanan asuhan keperawatan
yang memfokuskan asuhan keperawatan pada pemenuhan kebutuhan dasar komunitas
yang berkaitan dengan ketidak mampuan masyarakat, ketidak mauan masyarakat dan
ketuhdak tahuan masyarakat. Tahap Asuhan keperawatan komunitas adalah sebagai
berikut:
1. PENGKAJIAN
Pengkajian komunitas terdiri dari inti komunitas yaitu demografi, populosi,
nilai-nilai keyakinan, riwayat individu termasuk riwayat kesehatan yang
dipengaruhi oleh sub sistem komunitas yang terdiri dari fisik, lingkungan,
perumahan, pendidikan, keselamatan, transportasi, politik pemerintah, kesehatan
dan pelayanan sosial, komunitas, ekonomi dan rekreasi. Semua aspek ini dikaji
emlalui pengamatan langsung, penggunaan data statistik, angket wawancara
dengan masyarakat, tokoh agama, dan aparat pemerintah setempat.
2. ANALISA DATA DAN PERUMUSAN DIAGNOSA
Setelah dilakukan pengkajian yang sesuai dengan data-data yang dicari,
kemudian data dikelompokkan dan dianalisa seberapa besar stressor yang
mengancam masyarakat dan seberapa besar reaksi yang timbul pada masyarakat
tersebut.
Setelah data dianalisa, maka dapat terlihat data senjang yang menuju pada
suatu permasalahan. Masalah keperawatan tersebut dijadikan sebagai dasar untuk
menentukan diagnosa keperawatan komunitas ( Mueke, 1987) dan (Hermawan,
2002), dimana terdiri dari : masalah kesehatan, kareakteristik populasi dan
lingkungan, dan siagnosa yang dirumuskan dapat berupa aktual, resiko atau
potensial.
3. PERENCANAAN
Strategi intervensi keperawatan komunitas mencakup aspek primer, skunder,
dan tersier melalui pendidikan kesehatan dan kerjasama, proses kelompok serta
mendorong peran serta masyarakat dalam memecahkan masalah kesehatan yang
dihadapi, yang akhirnya dapat menimbulkan kemandirian masyarakat, maka
diperlukan pengorganisasian masyarakat yang dirancang untuk membuat sebuah
perubahan. Pendekatan pengorganisasian yang digunakan untuk merumuskan
perencanaan adalah locality development (pengembangan masyarakat)
(Hermawan, 2002) berdasarkan sumber daya yang dimiliki serta mampu
mengurangi hambatan yang ada.
4. IMPLEMENTASI
Fokus pelaksanaan praktek keperawatan komunitas memiliki 3 tingakatan
pencegahan (Anderson dan Mc Foriece, 1985) yaitu :
a. Primer
Pencegahan sebelum sakit dan difokuskan pada populasi sehat
mencakup pada kegiatan kesehatan secara umum dan perlindungan khusus
terhadap penyakit. Contoh imunisasi, penyuluhan, simulasi dan biumbingan
dini dalam keluarga dan lain-lain.
b. Skunder
Yaitu pencegahan yang dilakukan pada saat terjadinya perubahan
derajat kesehatan masyarakat dan ditemukan masalah
kesehatan.  Pencegahan sekunder ini menekankan pada diagnose dini untuk
menghambat proses penyakit, contohnya, mengkaji keterbelakangan tumbuh
kembang anak, memotivasi keluarga untuk melakukan pemeriksaan
kesehatan seperti mata, gigi, telinga, dan lain sebagainya.
c. Pencegahan Tersier
Yaitu kegiatan yang menekankan pengembalian individu pada tingkat
berfungsinya secara optimal dari ketidakmampuan keluarga, contoh :
membantu keluarga yang mempunyai anak dengan kelumpuhan anggota
gerak untuk latihan secara teratur.
5. EVALUASI
Merupakan penilaian terhadap program yang telah dilaksanakan dibandingkan
dengan tujuan semula dan dijadikan dasar untuk memodifikasi rencana beriutnya.
Evaluasi dilakukan dalam tiga tahap yaitu evaluasi struktur, efaluasi proses, dan
evaluasi hasil.
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS KELOMPOK

PENGKAJIAN WINDSHIELD SURVEY

A. Windeshield Survey
Lokasi pengamatan : Jalan Melati IX, Kel Jatisari Kec Jatiasih Kota Bekasi.

Kami telah melakukan observasi dan wawancara dengan Pak Kuswanto yang
merupakan ketua RT 05/RW 017, Jatisari. Dari hasil wawancara kami mendapatkan
informasi dan bebetapa data warga sebagai berikut :
1. TIPE PERKAMPUNGAN/PERDESAAN
Lokasi yang kami amati merupakan tipe perumahan. Dilingkungan ini juga dapat
dikatakan lingkungan semi usaha, karena beberapa warga menjadikan rumahnya
menjadi tempat usaha seperti warung sembako dan tempat workshop.
2. LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL
Lingkungan perumahan di RT 05 merupakan tipe bangunan tidak padat
penduduk, terdapat 64 rumah dan terbagi menjadi 2 gang.
3. UMUR AREA PERUMAHAN
Mayoritas bangunan nya merupakan bangunan lama tetapi masih terlihat kokoh
dan dipelihara dengan baik oleh pemilik bangunanya. Ada 10 rumah yang masih
terawat tetapi kosong dan 3 rumah yang sudah rusak dan terbengkalai.
4. KARAKTERISTIK SOCIAL KULTUR
Setelah kami melakukan wawancara dengan ketua RT, kami mendapatkan data
bahwa variasi umur di RT ini berkisar antara batita-75 tahun. Ras dan etnik di sini
banyak yang pendatang kebanyakan dari pulau jawa dan sumatra, tetapi
diwilayah ini tetap ada orang asli betawi sunda walaupun tidak terlalu banyak.
Diwilayah ini rata-rata semua suami bekerja, ada bebrapa istri yang berkerja
tetapi lebih banyak yang menjadi Ibu Rumah Tangga. Data tentang siswa sekolah
atau drop-out tidak dijelaskan oleh ketua RT.
Tanda adanya kurang punya harapan setelah kami observasi tidak ada karena
kami melihat warga di sini walaupun mereka tidak bekerja mereka mempunyai
usaha masing-masing sehingga tidak terlihat tanda adanya kurang punya harapan.

5. LINGKUNGAN
a Tampak Umum
Saat berkeliling di sekitar RT 05, halaman di setiap rumah terlihat bersih dan
tertata rapih. Untuk jalan di RT 05 terlihat bersih, setiap rumah memiliki pagar
yang diatasnya di hias oleh tanaman yang di taruh di dalam pot. Setiap rumah
warga banyak sekali ditanami pohon dan bunga-bunga sehingga keadaan di
lingkungan RT 05 terasa nyaman dan sejuk.
Lahan – lahan kosong juga dimanfaatkan oleh warga untuk dijadikan tempat
untuk berkebun dan hasil kebun biasanya di bagi untuk warga RT 05. Terdapat
2 portal dan 1 pos satpan.
b Bahaya Lingkungan
Di RT 05 tidak terdapat polusi karena banyak pohon yang tumbuh subur
sehingga suasana disini sejuk dan nyaman, udara pun cukup segar. Disini
setiap sampah dari rumah warga biasanya diambil oleh petugas sampah setiap
pagi dan sampah tersebut akan dibuang di tempat pembuagan sampah akhir.
Di area RT 05 tidak terdapat area bermain yang berbahaya, karena biasanya
anak – anak bermain di lapangan depan komplek atau di halaman musholla.
Penerangan jalan di RT 05 terdapat di setiap sisi jalan sehingga jika malam
hari jalanan tidak begitu terang, lalu lintas di sini sangat lancar karena hanya di
lalui oleh kendara milik warga. Di RT 05 tidak terdapat pos polisi tetapi setiap
hari ada security yang bergantian unutk menjaga keamanan.
c Stresor Lingkungan
Dilingkungan RT 05 tidak adanya kegaduhan atau keramaian, karena di dalam
kawasan ini cukup tenang. Tidak di temukan tanda – tanda yang akan
menyebabkan kriminalitas, karena di wilayah ini terdapat pos security dan di
jaga 24 jam. Tidak ditemukan tanda – tanda penyalahgunaan obat terlarang,
karena di wilayah ini cukup banyak kegiatan – kegiatan positif seperti remaja
masjid. Tidak di temukan tanda – tanda kemiskinan karena warganya memiliki
beberapa usaha masing – masing.
d Batas Wilayah
Batas wilayah RT 05 di sebelaah utara berbatasan dengan RT 02, di sebelah
selatan berbatasan dengan perumahan Bumi Dirgantara, di sebelah barat
berbatasan dengan perkampungan Walet, di sebelah timur berbatasan dengan
Gunung Putri yang dipisahkan oleh sungai cikeas.
6. SUMBER – SUMBER (yang ada dan tidak ada)
Fasilitas tempat belanja ada di daerah wilayah RT 05 yaitu warung sembako dan
berdekatan dengan minimarket sehingga memudahkan warganya jika
memerlukan kebutuhan sehari – hari. Di wilayah ini pasar terdekat yaitu pasar
bambu sekitar 1-2 km, tetapi jika warga malas untuk pergi ke pasar tukang sayur
keliling setiap pagi dan sore selalu lewat. Transportasi yang di gunakan oleh
warga RT 05 untuk keperluan sehari – hari menggunakan sepeda motor dan
mobil.
Transportasi umum seperti angkot bisa dijangkau jika keluar dari wilayah
perumahan. Di lingkungan RT 05 terdapat 3 lapangan, yaitu lapangan bulu
tangkis, lapangan volly dan lapangan sepak bola. Terdapat juga tempat untuk
berlatih olahraga panah yang biasanya dilakukan setiap hari minggu pagi, setiap
sore anak – anak warga RT 05 bermain sepeda keliling komplek dan bermain di
lapangan sepak bola.
Fasilitas pelayanan keamanan yang ada di wilayah RT 05 yaitu pos security.
Selain pos security, fasilitas pelayanan keamanan terdapat di luar wilayah RT 05
yaitu pos polisi dekat kelurahan Jatisari. Fasilitas farmasi tidak ada di wilayah RT
05 tetapi terdapat di luar wilayah RT 05 apotek-apotek keci yang jaraknya tidak
jauh.
Fasilitas kegawat-daruratan tidak terdapat di wilayah RT 05 ini, namun ada di
luar wilayah ini. Fasilitas umum tidak terdapat di wilayah RT 05, namun ada di
luar wilayah yaitu tepatnya di depan perumah terdapat beberapa bank dan kantor
pos. Fasilitas pengambil sampah di wilayah RT 05 dilakukan setiap pagi. Petugas
pengambil sampah mengambil sampah-sampah di wilayah RT 05 ini dan setiap
bulan warga harus membayar iuran.
7. PELAYANAN KESEHATAN
a Fasilitas Kesehatan
Di wilayah RT 05 tidak terdapat rumah sakit, rumah sakit terdekat berjarak
sekitar 2 - 3 km. Di wilayah RT 05 juga tidak terdapat klinik, klinik ada di luar
wilayah yang jaraknya tidak terlalu jauh sekitar 500 meter.
b Sumber Pelayanan Kesehatan Pertama
Tidak terdapat puskesmas di wilayah RT 05, tapi puskesmas yang terdekat
yaitu Puskesmas Jatiluhur yang berjarak kurang dari 2 km. Ada beberapa
dokter yang praktik di dekat RT 05 ini, yaitu praktik Dokter Umum dan
Dokter Spesialis Anak dan bidan.
B. DATA PENGKAJIAN
Kami telah melakukan observasi dan wawancara ke-2 dengan Pak Kuswanto selaku
ketua RT 03/RW 18, Jatisari. Dari hasil wawancara kami dapatkan informasi dan
beberapa data warganya sebagai berikut :
1. CORE (kelompok masyarakat yang dibina)
a Riwayat Wilayah
Berdasarkan hasil wawancara dengan Pak Kuswanto selaku ketua RT 05
didapatkan data bahwa dulunya Kelurahan Jatisari awalnya merupakan satu
wilayah yang dinamakan Kp. Payangan dan disekitaran daerah tersebut
memiliki tempat latihan perang dan dikelilingi banyak pohon jati sehingga
kelurahan tersebut diberi nama Kelurahan Jatisari. Untuk khusus sejarah
wilayah RT 05/RW017 Pak kuswanto kurang mengetahui bagaimana
sejarahnya. Sekarang RW 017 terbagi menjadi 6 wilayah yaitu, RT 01, RT 02,
RT 03, RT 04, RT 05 dan RT 06.
b Demografi
Dari data yang didapatkan jumlah kepala keluarga di RT 05 yaitu sebanyak 53
KK dengan jumlah warga sebanyak 182 orang. Usia warga di RT 05 bekisar
dari batita – 75 tahun. Tidak terdapat ibu hamil tetapi terdapat 2 lanisa di
wilayah RT 05.
Tingkat pendidikan pada warga RT 05 adalah 50% lulusan SMA, 40 % lulusan
perguruan tinggi dan 10% masih bersekolah. Agama yang dianut warga RT 05
90% beragama islam dan 10% beragama kristien. Pekerjaan warga RT 05
adalah 60% karyawan swasta, 30% pns dan 10% wirausaha.
Tingkat penghasilan warga RT 05 yaitu penghasilan terendah bekisar sekitar ≤
Rp 4.000.000 dan penghasilan tertinggi bekisar sekitar Rp 15.000.000.
c Statistik Vital
Dari data yang didapat, masalah kesehatan yang sering terjadi di RT 05 adalah
demam berdarah dan thypoid. Untuk jumlah angka prevalensi kejadian demam
berdarah di RT 05 ini tidak didapat datanya di tempat Pak Kuswanto selaku
ketua RT 05, kader ibu PKK RW 18 maupun posyandu setempat.
Dalam dua tahun terakhir ini, angka kesakitan tidak didapatkan datanya.
Sedangkan untuk angka kematian di RT 05 dalam dua tahun terakhir ini
sebanyak 2 orang yang meninggal dunia. Data ini didapat dari pernyataan Pak
Kuswanto selaku ketua RT 05.
d Nilai dan Kepercayaan
Latar belakang budaya yang mempengaruhi perilaku masyarakat di RT 05 dari
10 sampel keluarga didapatkan 2 keluarga yang sangat kental menganut
budaya Jawa, seperti misalkan setelah melahirkan harus meminum jamu-
jamuan tradisional untuk mempercepat proses penyembuhan dan untuk
menghilangkan bau amis darah setelah selesai melahirkan. Dalam hal diet saat
melahirkan dalam keluarga dilarang makan-makanan seperti ikan dan telur
karena menurut keluarga ini menyebabkan bau amis dan memperlambat proses
penyembuhan.
Di wilayah ini terdapat sebuah tempat ibadah berupa masjid yaitu masjid
Nurul Ikhsan. Sedangkan fasilitas beribadah lain seperti gereja terdapat di luar
wilayah ini. Masyarakat RT 05 juga biasa melakukan aqiqah bila ada bayi
yang baru lahir atau pengajian yang dilakukan jika ada anggota keluarga yang
meninggal.
2. INTERAKSI SUB SISTEM
a Lingkungan Fisik
1) Inspeksi
RW 17 tidak memiliki peta rawan masalah kesehatan tetapi menurut Pak
Kuswanto masalah kesehatan yang sering muncul adalah penyakit demam
berdarah dan thypoid. Tindakan yang dilakukan untuk menggurangi
penyebaran penyakit DB adalah dengan dilakukan fogging. Tidak terdapat
pasar pada wilayah RT 05 ini, di wilayah ini pasar terdekat yaitu pasar
bambu sekitar 1-2 km, tetapi jika warga malas untuk pergi ke pasar tukang
sayur keliling setiap pagi dan sore selalu lewat.
Dari 10 warga yang kami wawancarai didapatkan bahwa kebanyakan
keluarga jarang pergi bersama dan hanya menonton tv bersama di rumah.
Data winshield survey lingkungan adalah sebagai berikut :
a) Tampak Umum
Saat berkeliling di sekitar RT 05, halaman di setiap rumah terlihat
bersih dan tertata rapih. Untuk jalan di RT 05 terlihat bersih, setiap
rumah memiliki pagar yang diatasnya di hias oleh tanaman yang di
taruh di dalam pot. Setiap rumah warga banyak sekali ditanami pohon
dan bunga-bunga sehingga keadaan di lingkungan RT 05 terasa
nyaman dan sejuk.
Lahan – lahan kosong juga dimanfaatkan oleh warga untuk dijadikan
tempat untuk berkebun dan hasil kebun biasanya di bagi untuk warga
setempat dan terdapat 2 portal dan 1 pos satpan.
b) Bahaya Lingkungan
Di RT 05 tidak terdapat polusi karena banyak pohon yang tumbuh
subur sehingga suasana disini sejuk dan nyaman, udara pun cukup
segar. Disini setiap sampah dari rumah warga biasanya diambil oleh
petugas sampah setiap pagi dan sampah tersebut akan dibuang di
tempat pembuagan sampah akhir. Di area RT 05 tidak terdapat area
bermain yang berbahaya, karena biasanya anak – anak bermain di
lapangan depan komplek atau di halaman musholla.
Penerangan jalan di RT 05 terdapat di setiap sisi jalan sehingga jika
malam hari jalanan tidak begitu terang, lalu lintas di sini sangat lancar
karena hanya di lalui oleh kendara milik warga. Di RT 05 tidak
terdapat pos polisi tetapi setiap hari ada security yang bergantian
unutk menjaga keamanan.
c) Stresor Lingkungan
Dilingkungan RT 05 tidak adanya kegaduhan atau keramaian, karena
di dalam kawasan ini cukup tenang. Tidak di temukan tanda – tanda
yang akan menyebabkan kriminalitas, karena di wilayah ini terdapat
pos security dan di jaga 24 jam. Tidak ditemukan tanda – tanda
penyalahgunaan obat terlarang, karena di wilayah ini cukup banyak
kegiatan – kegiatan positif seperti remaja masjid. Tidak di temukan
tanda – tanda kemiskinan karena warganya memiliki beberapa usaha
masing – masing.
d) Batas Wilayah
Batas wilayah RT 05 di sebelaah utara berbatasan dengan RT 02, di
sebelah selatan berbatasan dengan perumahan Bumi Dirgantara, di
sebelah barat berbatasan dengan perkampungan Walet, di sebelah
timur berbatasan dengan Gunung Putri yang dipisahkan oleh sungai
cikeas.
2) Tanda Vital
Kondisi iklim/cuaca di wilayah RT 05 ini panas, tapi kondisinya sejuk dan
nyaman karena banyak pohon besar dan setiap rumah warga terdapat
tanaman yang di tanam di pot dan ditaruh di atas pagar sehingga membuat
orang betah untuk berlama-lama di sana.
Kondisi lingkungan dan rumah di wilayah RT 05 ini lingkungannya
terlihat bersih, setiap rumah memiliki pagar yang diatasnya di hias oleh
tanaman yang di taruh di dalam pot. Setiap rumah warga banyak sekali
ditanami pohon dan bunga-bunga sehingga keadaan di lingkungan RT 05
terasa nyaman dan sejuk. Lahan – lahan kosong juga dimanfaatkan oleh
warga untuk dijadikan tempat untuk berkebun dan hasil kebun biasanya di
bagi untuk warga setempat.
3) Sistem Review
Dukungan sosial dari keluarga, kelompok maupun masyarakat sekitarnya
ditunjukkan dengan adanya kegiatan di masyarakat seperti kerja bakti
yang diadakan setiap bulan dan menyambut Hari Kemerdekaan dan lain-
lain. Masyarakat biasanya sangat antusias untuk mengikuti kegiatan
tersebut.
Observasi system social sudah dilakukan saat kunjungan pertama yaitu
tipe perkampungan yang merupakan bentuk perumahan. Di lingkungan ini
juga dapat dikatakan lingkungan semi usaha karena didapatkan beberapa
warga yang membuka usaha seperti, warung sembako. Terdapat satu
masjid yaitu masjid Nurul Ikhsan, sedangkan fasilitas beribadah lain
seperti gereja terdapat di luar wilayah RT 05.
b Pelayanan Kesehatan dan Sosial
Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada salah satu kader posyandu di RT
05, diketahui pelayanan kesehatan dan social yang diberikan adalah posyandu
balita. Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan tersebut tidak dipungut biaya
sama sekali dan biasanya ada bantuan dana dari RT, RW dan kelurahan.
Waktu pelayanan kesehatan diadakan tanggal 11 setiap bulannya pada pukul
09.00 hingga 12.00 wib.
Pemberian pelayanan atau tenaga kesehatan di sini sebanyak 10 orang kader
dari ibu-ibu PKK. Setiap dua bulan sekali posyandu akan dikunjungi oleh 2
orang petugas dari Puskesmas Jatiluhur dan 2 calon dokter/koas. Karakteristik
dari pengguna pelayanan kesehatan dan social yaitu ibu-ibu yang memiliki
bayi atau balita di wilayah RW 17.
Kami tidak mendapatkan data tentang angka statistik pengunjung posyandu
karena kader posyandu di sini tidak memilikinya. Namun berdasarkan dari
hasil wawancara dengan kader posyandu tersebut diketahui bahwa setiap
bulannya terdapat sekitar 30 balita yang datang ke posyandu. Keadekuatan,
aksesbilitas, dan penerimaan fasilitas oleh pengguna pelayanan cukup baik.
Masyarakat merasa puas dengan layanan yang diberikan ditunjukkan dengan
antusias para warga yang mengikuti kegiatan posyandu.
Kegiatan posyandu yang sering dilakukan seperti program penimbangan bayi
dan balita, pengukuran tinggi badan, pemeriksaan antropometri, pemberian
makanan tambahan seperti nasi, sayur, buah, lauk, pemberian vitamin A
sebanyak 2 kali per tahun pada bulan Februari dan Agustus.
c Ekonomi
Berdasarkan hasil wawancara dengan 10 sampel keluarga didapatkan hasil
100% kepala keluarga masih bekerja. Sedangkan untuk kategori dari pekerjaan
keluarga adalah 60% karyawan swasta, 30% pns dan 10% wirausaha. Rata-rata
pendapatan dari 10 sampel keluarga yang kami wawancarai berada pada
kisaran Rp 5.000.000 sampai dengan Rp 9.000.000.
Pengeluaran keluarga per bulan berbeda-beda tergantung dari kebutuhan
masing-masing keluarga yaitu kurang dari Rp 3.000.000 hingga Rp 5.000.000.
Keluarga sudah mampu untuk menyediakan makanan bergizi untuk anggota
keluarganya, seperti adanya nasi, sayur , lauk-pauk dan buah-buahan pada
setiap menu makanannya. Dari 10 sampel keluarga yang diwawancarai 1
keluarga di antaranya tidak memiliki tabungan kesehatan untuk keluarganya
dan sisanya memiliki tabungan kesehatan serta asuransi atau jaminan
kesehatan seperti askes atau BPJS.
d Keamanan dan Transportasi
1) Keamanan
Untuk pelayanan polisi tidak ada di wilayah RT 05 tetapi di wilayah ini
terdapat pos security yang di jaga oleh security 24 jam. Dari 10 sampel
yang kami lihat sanitasinya sudah bagus karena di setiap rumah terdapat
selokan yang selalu dibersihkan jika terdapat sampah atau daun-daun
kering yang menghalagi jalannya air. Jika terdapat sampah plastik
biasanya setiap pagi diambil oleh petugas.
Untuk kebakaran di RT 05 tidak pernah terjadi. Kualitas air di RT 05 dari
10 sampel rumah warga yang kami ambil menunjukkan bahwa kualitas
airnya bersih, bening dan tidak berbau. Mayoritas warga RT 05
menggunakan sumur gali dan jarak sumur gali dengan septictank cukup,
rata-rata jaraknya lebih dari 10 meter.
Keamanan makanan jajanan di RT 05 ini tidak pernah diteliti oleh dinas
kesehatan, jadi warga di RT 05 kurang mengerti tentang makanan yang
berbahaya atau tidak. Tetapi dari yang kami amati jajanan yang di jual di
warung kebanyakan dibungkus dan tidak terdapat pewarna makanan
buatan karena warnanya tidak mencolok.
2) Transportasi
Dari 10 sampel yang kami wawancarai jenis transportasi yang digunakan
oleh masyarakat umumnya adalah sepeda motor dan mobil, tetapi ada juga
yang masih menggunakan sepeda. Berdasarkan dari hasil wawancara
kepada 10 keluarga didapatkan data bahwa mayoritas dari mereka sangat
jarang menggunakan alat transportasi umum karena mayoritas warga lebih
suka menggunakan alat transporasi milik sendiri. Jika ingin menggunakan
transportasi umum seperti angkot bisa dijangkau jika keluar dari komplek
ke gapura perumahan.
Berdasarkan dari hasil wawancara kepada 10 keluarga didapatkan data
bahwa tidak ada warga yang mengalami keterbatasan transportasi, semua
warga RT 05 memiliki alat transportasi. Kondisi jalan di RT 05 sudah
bagus karena jalan di RT 05 sudah di aspal dan tidak ada jalan yang
berlubang.
e Politik dan Pemerintah
Kebijakan pemerintah setempat dalam mengatasi masalah kesehatan yang ada
pada masyarakat, yaitu dengan bantuan dana berupa uang yang diambil dari
uang sosial RT atau bantuan dari kelurahan untuk melaksanakan program-
progam kesehatan seperti penyuluhan demam berdarah, adanya fogging,
pemeriksaan jentik nyamuk/pemberian abate dan pertolongan pertama pada
diare. Kegiatan program-program tersebut, biasanya diadakan jika telah
ditemukan kasusnya di lingkungan sekitar RT 05.
Kemitraan yang yang dilakukan dalam menanggulangi masalah kesehatan
adalah dengan cara bekerja sama dengan pihak Puskesmas Jatiluhur dalam
melakukan penyuluhan dan skrining pada masyarakat, serta Dinas Kebersihan
dalam pengambilan sampah setiap harinya
f Komunikasi
Berdasarkan hasil dari wawancara kepada 10 sampel keluarga, didapatkan data
bahwa 10 keluarga menggunakan televisi. Dari 10 keluarga tersebut
didapatkan 10 keluarga mengikuti arisan bapak – bapak dan arisan ibu – ibu.
Sedangkan terdapat 6 keluarga yang mengikuti pengajian ibu – ibu pada hari
minggu sore.
Menurut kader posyandu terdekat sebelum diadakannya kegiatan posyandu,
kader biasanya melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan tenaga kesehatan
dari puskesmas Jatiluhur mengenai kegiatan apa yang akan dilakukan seperti
program penimbangan bayi dan balita, pengukuran tinggi badan, pemeriksaan
antropometri, pemberian makanan tambahan seperti nasi, sayur, buah, lauk,
pemberian vitamin A 2 kali per tahun pada bulan februari dan agustus.
Warga RT 05 juga biasanya berkomunikasi melalui group Whatsapp, jika
terdapat informasi penting warga RT 05 biasanya dibicarakan di gorup
tersebut.
g Pendidikan
Presentase keluarga yang buta huruf menurut pernyataan dari bapak Kuswanto
selaku ketua RT 05 tidak ada. Karena menurutnya semua warganya pernah
mengenyam bangku pendidikan minimal sampai SMA. Terdapat fasilitas
pendidikan di wilayah RT 05 yaitu TK Islam Yasmin.
h Rekreasi
Dari 10 keluarga yang kami lakukan wawancara di lingkungan RT 05, meraka
mengatakan biasanya ada kegiatan makan bersama setelah kerja bakti atau
pemotongan hewan qurban, kegiatan ini biasanya dilakukan di pos satpam
bawah atau salah satu rumah warga. Warga RT 05 juga biasa mengadakan
liburan bersama yang diadakan setiap satu tahun sekali. Dari 10 keluaga yang
telah dilakukan obervasi keseluruhan keluarga melakukan nonton tv bersama
atau sekedar berkumpul sambil bersenda gurau.
Di lingkungan ke 10 keluarga ini tidak terdapat arena bermain/area rekreasi,
tetapi terdapat lapangan yang biasa digunakan anak – anak mereka untuk
bermain setiap sore, mereka juga mengatakan untuk mengisi waktu kosong
keluarga hanya menghabiskan waktu dengan memanfaatkan nonton TV
bersama untuk menikmati waktu senggang atau hanya berkumpul dan
bersenda gurau dengan anggota keluarga masing-masing.
PENGKAJIAN KOMUNITAS MENGGUNAKAN KUESIONER PENGETAHUAN
MASYARAKAT TENTANG COVD-19 DAN ISOLASI MANDIRI DENGAN
PERILAKU KESEHATAN DI KEHIDUPAN SEHARI-HARI

A. DATA DEMOGRAFI
Pengkajian ini dilakukan kepada 37 orang responden dengan data sebagai berikut :
1. USIA

USIA FREKUENSI PERSENTASE


30-40 10 27%
41-50 17 46%
>51 10 27%
TOTAL 37 100%

10; 27% 10; 27%

30-40
41-50
>51

17; 46%

Berdasarkan pada diagram diatas usia responden di golongkan menjadi 3 bagian yaitu usia
30-40 dengan persentase 27% atau 10 responden , usia 41-50 dengan presentase 46% atau 17
responden dan usia >51 dengan persentase 27% atau 10 responden dari 37 responden.

2. PEKERJAAN
1; 3%
2; 5%

8; 22%
PEKERJAAN FREKUENSI PERSENTASE
IRT IRT 26 70%
FREKUENSI PERSENTASE
KARYAWAN
PELAJAR
KARYAWAN 8 22%
PEDAGANG PELAJAR
SD 5 2 13% 5%
PEDAGANG 1 3%
26; 70% SMP
TOTAL 4 37 11%100%
SMA 25 68%
D3 1 3%

Berdasarkan diagram diatas, jenis pekerjaan S1 2 5%

yang paling banyak adalah IRT dengan TOTA 37 100%


L
persentase 70% atau 26 responden dari 37
responden.

3. PENDIDIKAN

1; 3% 2; 5%
5; 14%

4; 11%
SD
SMP
SMA
D3
S1

25; 68%

Berdasarkan diagram diatas distribusi frekuensi rata-rata tingkat pendidikan responden dilihat
dari yang paling besar adalah SMA dengan presentasi 68% atau 25 respoonden dari 37
responden.

4. Saya mendapatkan penyuluhan kesehatan mengenai 6 langkah benar dalam


mencuci tangan
FREKUENSI PERSENTASE
SUDAH 19 51%
BELUM 18 49%
TOTAL 37 100%

SUDAH
18; 49% BELUM
19; 51%

Berdasarkan diagram di atas distribusi frekuensi responden yang sudah mendapatkan


penyuluhan mencuci tangan dengan 6 langkah benar denan persentase 51% atau 19
responden dari 37 responden.

5. Jika seseorang terpapar covid-19 harus melakukan sweb ulang setelah 11 hari
melakukan isolasi mandiri
FREKUENSI PERSENTASE
15; 41%
IYA IYA 22 59%
TIDAK
TIDAK 15 41%
22; 59% TOTAL 37 100%

Berdasarkan diagram di atas distribusi frekuensi responden yang sudah mengetahui tentang
swab ulang setelah isolasi mandiri 11 hari dengan persentase 59% atau 22 responden dari 37
responden.

B. DATA PENGETAHUAN COVID-19


Terdiri dari 19 pernyataan mengenai COVID-19
1. Kelompok virus yang dapat menyebabkan penyakit pada saluran pernapasan manusia
hanyalah Covid-19 (-)

12
32%

TIDAK
YA

25
68%

Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa responden yang menjawab benar
yaitu TIDAK sebanyak 25 orang atau 68% dan yang menjawab salah yaitu YA
sebanyak 12 orang atau 32% dari 37 responden.

2. Gigitan nyamuk dapat menularkan Covid-19 (-)


8; 22%

TIDAK
YA

29; 78%

Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa responden yang menjawab benar
yaitu TIDAK sebanyak 29 orang atau 90% dan yang menjawab salah yaitu YA
sebanyak 8 orang atau 10% dari 37 responden.

3. Covid-19 tidak dapat menyebar dari seseorang yang tidak memiliki tanda dan gejala
Covid-19 (-)

11; 30%

TIDAK
YA

26; 70%

Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa responden yang menjawab benar
yaitu TIDAK sebanyak 26 orang atau 70% dan yang menjawab salah yaitu YA
sebanyak 11 orang atau 30% dari 37 responden.

4. Siapapun yang berpergian keluar kota dan keluar negeri tidak diwajibkan untuk
isolasi diri dirumah selama ± 14 hari (-)

14; 38%

TIDAK
YA

23; 62%
Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa responden yang menjawab benar
yaitu TIDAK sebanyak 23 orang atau 62% dan yang menjawab salah yaitu YA
sebanyak 14 orang atau 38% dari 37 responden.

5. (PHBS) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat seperti mencuci tangan dengan air mengalir
dan sabun terlalu berlebihan dilakukan (-)

4; 11%

TIDAK
YA

33; 89%

Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa responden yang menjawab benar
yaitu TIDAK sebanyak 33 orang atau 89% dan yang menjawab salah yaitu YA
sebanyak 4 orang atau 11% dari 37 responden.

6. Covid-19 memiliki tanda gejala seperti demam, diare, batuk, hilang indra penciuman
dan indra perasa dan sesak napas (+)
2; 5%

YA
TIDAK

35; 95%

Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa responden yang menjawab benar
yaitu YA sebanyak 35 orang atau 95% dan yang menjawab salah yaitu TIDAK
sebanyak 2 orang atau 5% dari 37 responden.
7. Seseorang yang tetap berpergian jauh keluar negri atau luar kota berisiko tinggi
menjadi agent penular dari Covid-19 (+)

8; 22%

YA
TIDAK

29; 78%

Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa responden yang menjawab benar
yaitu YA sebanyak 29 orang atau 78% dan yang menjawab salah yaitu TIDAK
sebanyak 8 orang atau 22% dari 60 responden.

8. Menerapkan (PHBS) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dibutuhkan guna mencegah
penularan Covid-19 (+)

5; 14%

YA
TIDAK

32; 86%

Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa responden yang menjawab benar
yaitu YA sebanyak 32 orang atau 86% dan yang menjawab salah yaitu TIDAK
sebanyak 5 orang atau 14% dari 37 responden.
9. Penggunaan masker sesuai dengan protokol kesehatan dapat meminimalisir virus
yang akan masuk kedalam tubuh (+)

8; 22%

YA
TIDAK

29; 78%

Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa responden yang menjawab benar
yaitu YA sebanyak 29 orang atau 78% dan yang menjawab salah yaitu TIDAK
sebanyak 8 orang atau 22% dari 60 responden.

10. Melakukan cuci tangan secara rutin sebelum dan sesudah memegang benda atau
beraktivitas di luar rumah dapat meminimalisir virus yang akan masuk ketubuh (+)

8; 22%

YA
TIDAK

29; 78%

Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa responden yang menjawab benar
yaitu YA sebanyak 29 orang atau 78% dan yang menjawab salah yaitu TIDAK
sebanyak 8 orang atau 22% dari 60 responden.
11. Menjaga jarak kurang lebih 1 meter ketika berada di luar rumah terutama dikeramaian
dapat meminimalisir virus yang masuk kedalam tubuh (+)

5; 14%

YA
TIDAK

32; 86%

Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa responden yang menjawab benar
yaitu YA sebanyak 32 orang atau 86% dan yang menjawab salah yaitu TIDAK
sebanyak 5 orang atau 14% dari 37 responden.

12. Seseorang yang memiliki penyakit kormobit atau bawaan seperti diabetes, penyakit
jantung, penyakit ginjal, dan penyakit paru-paru lebih beresiko terpapar virus Covid-
19 (+)

12; 32%

YA
TIDAK

25; 68%

Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa responden yang menjawab benar
yaitu YA sebanyak 25 orang atau 68% dan yang menjawab salah yaitu TIDAK
sebanyak 12 orang atau 32% dari 37 responden.
13. Lansia lebih berisiko terpapar Covid-19 karena pembentukan sistem imun yang sudah
menurun (+)

7; 19%

YA
TIDAK

30; 81%

Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa responden yang menjawab benar
yaitu YA sebanyak 30 orang atau 81% dan yang menjawab salah yaitu TIDAK
sebanyak 7 orang atau 19% dari 37 responden.

14. Saya pernah mendapatkan penyuluhan kesehatan mengenai Covid-19 (+)

12; 32%

YA
TIDAK

25; 68%

Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa responden yang menjawab benar
yaitu YA sebanyak 12 orang atau 32% dan yang menjawab salah yaitu TIDAK
sebanyak 25 orang atau 68% dari 37 responden.
15. Isolasi mandiri adalah isolasi untuk tinggal di rumah dan melakukan aktivitas di
dalam rumah saja dan dilakukan oleh setiap individu dengan penuh kesadaran diri
untuk mencegah agar penyakit yang dideritanya tidak menular kepada orang lain,
khususnya mencegah Covid-19 (+)

9; 24%

YA
TIDAK

28; 76%

Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa responden yang menjawab benar
yaitu YA sebanyak 28 orang atau 76% dan yang menjawab salah yaitu TIDAK
sebanyak 9 orang atau 24% dari 37 responden.

16. Orang tanpa gejala, orang dalam pemantauan, pasien dalam pengawasan ringan dan
orang terkonfirmasi dengan gejala ringan termasuk kriteria yang wajib melakukan
isolasi mandiri di rumah (+)

14; 38%

YA
TIDAK

23; 62%

Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa responden yang menjawab benar
yaitu YA sebanyak 23 orang atau 62% dan yang menjawab salah yaitu TIDAK
sebanyak 14 orang atau 38% dari 37 responden.
17. Keluarga harus melakukan rapid test atau swab jika salah satu anggota keluarganya
terpapar covid-19 (+)

4; 11%

YA
TIDAK

33; 89%

Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa responden yang menjawab benar
yaitu YA sebanyak 33 orang atau 89% dan yang menjawab salah yaitu TIDAK
sebanyak 4 orang atau 11% dari 37 responden.

18. Menggunakan kamar tidur secara terpisah tidak dapat menularkan virus kepada
keluarga (+)

13; 35%

YA
TIDAK

24; 65%

Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa responden yang menjawab benar
yaitu YA sebanyak 24 orang atau 65% dan yang menjawab salah yaitu TIDAK
sebanyak 13 orang atau 35% dari 37 responden.
19. Selalu gunakan masker, menggunakan alat makan dan mandi terpisah, serta
memantau gejala merupakan upaya yang dilakukan dalam isolasi maandiri di rumah
(+)

11; 30%

YA
TIDAK

26; 70%

Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa responden yang menjawab benar
yaitu YA sebanyak 26 orang atau 70% dan yang menjawab salah yaitu TIDAK
sebanyak 11 orang atau 30% dari 37 responden.

C. DATA PERILAKU KESEHATAN


Terdiri dari 19 pernyataan mengenai perilaku kesehatan masyarakat sehari-hari
1. Saya mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun setiap hendak dan setelak
melakukan sesuatu (+)
2; 6%
FREKUENSI PERSENTASE
SELALU 13 38%
KADANG-
19 56%
13; 38% KADANG
SELALU
KADANG-KADANG JARANG 2 6%
JARANG TIDAK PERNAH 0 0%
TIDAK PERNAH
TOTAL 37 100%
19; 56%

Berdasarkan tabel dan diagram dapat diketahui bahwa responden yang KADANG-
KADANG mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun setiap hendak dan setelah
melakukan sesuatu sebanyak 56% atau 19 responden, yang SELALU sebanyak
38%atau 13 responden, dan yang TIDAK PERNAH yaitu 0% atau 0 responden dari
37 responden.
2. Saya menggunakan masker setiap keluar rumah (+)
1.2; 3%
2; 5%
FREKUENSI PERSENTASE
SELALU 28 73%
KADANG-KADANG 7 19%
7; 18% JARANG 2 5%
SELALU TIDAK PERNAH 0 3%
KADANG-KADANG TOTAL 37 100%
JARANG
TIDAK PERNAH

28; 73%

Berdasarkan tabel dan diagram dapat diketahui bahwa responden yang SELALU
menggunakan masker setiap keluar rumah sebanyak 73% atau 28 responden, yang
KADANG-KADANG sebanyak 19% atau 7 responden, dan yang TIDAK PERNAH yaitu
0% atau 0 respnden dari 37 responden.

3. Saya menerapkan Social Distancing kurang lebih 1 meter ketika berada diluar rumah
terutama dikeramaian (+)
1.2; 3%

FREKUENSI PERSENTASE
SELALU 10 26%
10; 26% KADANG-KADANG 16 42%
JARANG 11 29%
11; 29%
TIDAK PERNAH 0 3%
SELALU TOTAL 37 100%
KADANG-KADANG
JARANG
TIDAK PERNAH

16; 42%

Berdasarkan table dan diagram dapat diketahui bahwa responden yang KADANG-KADANG
menerakan social distancing kurang lebih 1 meter ketika diluar rumah terutama di keramaian
sebanyak 42% atau 16 responden, yang JARANG sebanyak 29%atau 11 responden, dan
yang SELALU yaitu 26% atau 10 respnden dari 37 responden.

4. Ketika pulang saya bergegas mengganti seluruh pakaian yang digunakan dan
membersihkan badan guna meminimalisir kemungkinan buruk terpapar covid-19 (+)
5; 14%

FREKUENSI PERSENTASE
SELALU 13 35%
13; 35%
KADANG-KADANG 19 51%
SELALU JARANG 5 14%
KADANG-KADANG TIDAK PERNAH 0 0%
JARANG TOTAL 37 100%
TIDAK PERNAH

19; 51%

Berdasarkan table dan diagram dapat diketahui bahwa responden yang KADANG-KADANG
bergegas mengganti seluruh pakaian yang digunakan dan membersihkan badan guna
meminimalisir kemungkinan buruk terpapar covid-19 sebanyak 51% atau 19 responden, yang
SELALU sebanyak 35%atau 13 responden, dan yang JARANG yaitu 14% atau 5 responden
dari 37 responden.

5. Saya membawa handsinitizer setiap keluar rumah (+)


1.2; 4%
FREKUENSI PERSENTASE
4; 14% SELALU 4 14%
KADANG-KADANG 10 36%
JARANG 13 46%
TIDAK PERNAH 3 4%
TOTAL 37 100%
SELALU
KADANG-KADANG
JARANG
13; 46% TIDAK PERNAH

10; 35%

Berdasarkan table dan diagram dapat diketahui bahwa responden yang JARANG membawa
handsanitizer setiap keluar rumah sebanyak 46%atau 13 responden, yang KADANG-
KADANG sebanyak 36% atau 10 responden, dan yang SELALU yaitu 14% atau 4
responden dari 37 responden.

6. Saya berolahraga minimal 30 menit sehari (+)


1.2; 4%

FREKUENSI PERSENTASE
SELALU 10 31%
KADANG-KADANG 3 9%
10; 31% JARANG 18 56%
TIDAK PERNAH 1 4%
SELALU TOTAL 37 100%
KADANG-KADANG
JARANG
TIDAK PERNAH

18; 56%

3; 9%

Berdasarkan table dan diagram dapat diketahui bahwa responden yang JARANG berolah
raga minimal 30 menit sehari sebanyak 56% atau 18 responden, yang SELALU sebanyak
31%atau 10 responden, dan yang TIDAK PERNAH yaitu 4% atau 1 respnden dari 37
responden.

7. Ketika batuk dan bersin saya menutup mulut dengan telapak tangan (+)

2; 6%
FREKUENSI PERSENTASE
SELALU 13 38%
KADANG-KADANG 19 56%
JARANG 2 6%
13; 38% TIDAK PERNAH 0 0%
SELALU TOTAL 37 100%
KADANG-KADANG
JARANG
TIDAK PERNAH

19; 56%

Berdasarkan table dan diagram dapat diketahui bahwa responden yang KADANG-KADANG
menutup tangan ketika batuk dan bersin sebanyak 54% atau 19 responden, yang SELALU
sebanyak 37%atau 13 responden, dan yang TIDAK PERNAH yaitu 0% atau 0 respnden dari
37 responden.

8. Saya minum vitamin (+)


2; 5%

10; 27% FREKUENSI PERSENTASE


SELALU 10 27%
KADANG-KADANG 14 36%
11; 30% JARANG 11 30%
SELALU
KADANG-KADANG TIDAK PERNAH 2 5%
JARANG TOTAL 37 100%
TIDAK PERNAH

14; 38%

Berdasarkan table dan diagram dapat diketahui bahwa responden yang KADANG-KADANG
minum vitamin sebanyak 36% atau 14 responden, yang SELALU sebanyak 27%atau 10
responden, dan yang TIDAK PERNAH yaitu 5% atau 2 responden dari 37 responden.

9. Saya mengkomsumsi buah (+)

FREKUENSI PERSENTASE
SELALU 10 27%
10; 27%
11; 30% KADANG-KADANG 16 43%
JARANG 11 30%
TIDAK PERNAH 0 0%
SELALU TOTAL 37 100%
KADANG-KADANG
JARANG
TIDAKPERNAH

16; 43%

Berdasarkan table dan diagram dapat diketahui bahwa responden yang KADANG-KADANG
makan buah sebanyak 43% atau 16 responden, yang SELALU sebanyak 27%atau 10
responden, dan yang TIDAK PERNAH yaitu 0% atau 0 responden dari 37 responden.

10. Saya tidur tepat waktu (tidak ≥ jam 22.00) (+)


10; 27%
11; 30%

FREKUENSI PERSENTASE
SELALU SELALU 11 30%
KADANG-KADANG
KADANG-KADANG 16 43%
JARANG
TIDAK PERNAH
JARANG 10 27%
TIDAK PERNAH 0 0%
TOTAL 37 100%

16; 43%

Berdasarkan table dan diagram dapat diketahui bahwa responden yang KADANG-KADANG
tidur tepat waktu sebanyak 43% atau 16 responden, yang SELALU sebanyak 30%atau 11
responden, dan yang TIDAK PERNAH yaitu 0% atau 0 respnden dari 37 responden.

11. Berjemur dibawah sinar matahari ± 15 – 30 menit sehari (+)

10; 27%
12; 32%
FREKUENSI PERSENTASE
SELALU 10 27%
SELALU KADANG-KADANG 15 41%
KADANG-KADANG JARANG 12 32%
JARANG
TIDAK PERNAH 0 0%
TIDAK PERNAH
TOTAL 37 100%

15; 41%

Berdasarkan table dan diagram dapat diketahui bahwa responden yang KADANG-KADANG
berjemur dibawah sinar matahari sebanyak 41% atau 15 responden, yang SELALU sebanyak
27%atau 10 responden, dan yang TIDAK PERNAH yaitu 0% atau 0 respnden dari 37
responden.

12. Saya menjaga kebersihan rumah dengan menggunakan cairan desinfektan (+)
1; 3%

6; 16%

FREKUENSI PERSENTASE
SELALU 6 16%
KADANG-KADANG 16 43%
14; 38% SELALU
KADANG-KADANG
JARANG 14 38%
JARANG TIDAK PERNAH 1 3%
TIDAK PERNAH TOTAL 37 100%

16; 43%

Berdasarkan table dan diagram dapat diketahui bahwa responden yang KADANG-KADANG
menjaga kebersihan rumah menggunakan cairan desinfektan sebanyak 43% atau 16
responden, yang SELALU sebanyak 16%atau 6 responden, dan yang TIDAK PERNAH yaitu
3% atau 1 respnden dari 37 responden.

13. Saya mengkomsumsi makanan cepat saji atau junkfood untuk meningkatkan imun
dalam tubuh (-)

3; 9%
4; 11%

FREKUENSI PERSENTASE
SELALU 3 9%
SELALU KADANG-KADANG 16 50%
KADANG-KADANG JARANG 12 37%
JARANG
TIDAK PERNAH 4 11%
12; 34% TIDAK PERNAH
TOTAL 37 100%
16; 46%

Berdasarkan table dan diagram dapat diketahui bahwa responden yang KADANG-KADANG
mengkonsumsi makanan cepat saji atau junk food untuk meningkatkan imun dalam tubuh
sebanyak 46% atau 16 responden, yang SELALU sebanyak 9% atau 3 responden, dan yang
TIDAK PERNAH yaitu 11% atau 4 responden dari 37 responden.

14. Selama masa pandemic saya pergi kepusat perbelanjaan (mall) untuk refreshing agar
tidak bosan dirumah (-)
2; 5% 3; 8%

FREKUENSI PERSENTASE
SELALU 3 8%
KADANG-KADANG 14 38%
SELALU JARANG 18 49%
KADANG-KADANG TIDAK PERNAH 2 5%
14; 38%
JARANG TOTAL 37 100%
TIDAK PERNAH
18; 49%

Berdasarkan table dan diagram dapat diketahui bahwa responden yang JARANG pergi ke
pusat perbelanjaan sebanyak 49% atau 18 responden, yang KADANG-KADANG sebanyak
38%atau 14 responden, dan yang TIDAK PERNAH yaitu 5% atau 2 responden dari 37
responden.

15. Saat masa pandemic saya pergi ketempat rekreasi untuk menghilangkan kejenuhan
karena berada dirumah (-)

9; 24% 9; 24%

FREKUENSI PERSENTASE
SELALU 9 24%
SELALU KADANG-KADANG 8 22%
KADANG KADANG JARANG 11 30%
JARANG
TIDAK PERNAH 9 24%
TIDAK PERNAH
TOTAL 37 100%

8; 22%
11; 30%

Berdasarkan table dan diagram dapat diketahui bahwa responden yang JARANG pergi ke
tempat rekreasi untuk menghilangkan kejenuhan karena berada dirumah sebanyak 30% atau
11 responden, yang SELALU sebanyak 24% atau 9 responden, dan yang TIDAK PERNAH
yaitu 24% atau 9 responden dari 37 responden.

16. Saya pergi kerestoran / rumah makan disaat saya merasa bosan dengan makanan
rumah pada masa pandemi (-)
1; 3%

7; 19%

FREKUENSI PERSENTASE
SELALU 1 3%
KADANG-KADANG 17 46%
SELALU JARANG 12 32%
KADANG-KADANG TIDAK PERNAH 7 19%
17; 46% JARANG
TOTAL 37 100%
TIDAK PERNAH

12; 32%

Berdasarkan table dan diagram dapat diketahui bahwa responden yang KADANG-KADANG
pergi kerestoran atau rumah makan disaat saya merasa bosan dengan makanan rumah pada
masa pandemic sebanyak 46% atau 17 responden, yang JARANG sebanyak 32%atau 12
responden, dan yang TIDAK PERNAH yaitu 3% atau 1 responden dari 37 responden.

17. Saya pergi ke restoran dan makan di tempat (dine in) (-)

9; 24%
11; 30%

FREKUENSI PERSENTASE
SELALU SELALU 0 0%
KADANG-KADANG KADANG-KADANG 11 30%
JARANG
JARANG 17 46%
TDAK PERNAH
TIDAK PERNAH 9 24%
TOTAL 37 100%

17; 46%

Berdasarkan table dan diagram dapat diketahui bahwa responden yang JARANG pergi
kelestoran dan makan di tempat (dine in) sebanyak 46% atau 17 responden, yang KADANG-
KADANG sebanyak 30%atau 11 responden, dan yang SELALU yaitu 0% atau 0 responden
dari 37 responden.

18. Saya membeli makanan di restoran dengan cara delivery order / take away dan
memakannya dirumah (+)
4; 11%
7; 19%

4; 11%

FREKUENSI PERSENTASE
SELALU SELALU 7 19%
KADANG KADANG
JARANG
KADANG-KADANG 22 59%
TIDAK PERNAH JARANG 4 11%
TIDAK PERNAH 4 11%
TOTAL 37 100%

22; 59%

Berdasarkan table dan diagram dapat diketahui bahwa responden yang KADANG-KADANG
membeli makanan direstoran dengan cara delivery order atau take away dan memakannya
dirumah sebanyak 59% atau 22 responden, yang SELALU sebanyak 19% atau 7 responden,
dan yang TIDAK PERNAH yaitu 11% atau 4 responden dari 37 responden.

19. Saya mengingatkan keluarga dan kerabat dekat untuk mematuhi protokol kesehatan
selama pandemi (+)

8; 22%

SELALU FREKUENSI PERSENTASE


18; 49% KADANG-KADANG SELALU 18 49%
JARANG KADANG-KADANG 11 30%
TIDAK PERNAH
JARANG 8 21%
TIDAK PERNAH 0 0%
TOTAL 37 100%
11; 30%

Berdasarkan table dan diagram dapat diketahui bahwa responden yang SELALU
mengingatkan keluarga dan kerabat dekat untuk mematuhi protokol kesehatan selama
pandemic sebanyak 49% atau 18 responden, yang KADANG-KADANG sebanyak 30%atau
11 responden, dan yang TIDAK PERNAH yaitu 0% atau 0 responden dari 37 responden.

D. KESIMPULAN
a. PENGETAHUAN MASYARAKAT MENGENAI COVID-19 DAN ISOLASI
MANDIRI
1; 3%
2; 5% 1; 3%
Frequency Percent

5; 14% Valid 9 2 5.4

9 10 1 2.7
6; 16% 10
11 6 16.2
11
3; 8%
12 12 2 5.4
13 13 4 10.8
14
2; 5% 14 5 13.5
3; 8% 15
16 15 5 13.5
17
4; 11% 16 3 8.1
18
5; 14% 19 17 3 8.1

18 5 13.5
5; 14% 19 1 2.7

Total 37 100.0

Statistics

PENGETAHUAN

N Valid 37

Missing 0

Median 14.00

Minimum 9

Maximum 19

Berdasarkan tabel statistik dan diagram diatas nilai terendah dari hasil kuesioner didapatkan
nilai 9 sebanyak 2 orang atau 5% dari total responden 37 orang, sedangkan nilai tertinggi
didapatkan nilai 11 dengan sebanyak 6 orang atau 16% dari total 37 orang responden.
Kemudian dari data yang didapat diolah kembali untuk melihat pengetahuan
responden tentang covid 19 secara keseluruhan yaitu sebagai berikut :

PENGETAHUAN

Frequency Percent
17; 46%
KURANG BAIK
BAIK Valid KURANG BAIK 20 54.1
20; 54%
BAIK 17 45.9

Total 37 100.0

Berdasarkan tabel statistik dan diagram diatas didapatkan bahwa sebanyak 20 orang
atau 54% responden memiliki pengetahuan KURANG BAIK tentang covid 19,
sedangkan yang pengetahuannya BAIK sebanyak 17 orang atau 46% dari 37
responden.
b. PERILAKU KESEHATAN

1; 3% 1; 3% 1; 3% 1; 3% PERILAKU

Frequency Percent
2; 5% 46
1; 3% 3; 8% Valid 46 1 2.7
47 47 1 2.7
1; 3%
48 48 3 8.1
2; 5% 49
49 1 2.7
2; 5% 52
52 2 5.4
53
53 3 8.1
54
3; 8% 55 54 2 5.4
6; 16% 56 55 6 16.2

57 56 5 13.5

2; 5% 58 57 6 16.2
59 58 2 5.4
61
59 1 2.7
62
5; 14% 61 2 5.4
6; 16% 64
62 1 2.7

64 1 2.7

Total 37 100.0

Statistics

PERILAKU

N Valid 37

Missing 0

Median 55.00

Minimum 46

Maximum 64

Berdasarkan tabel statistik dan diagram diatas nilai terendah dari hasil kuesioner didapatkan
nilai 46 sebanyak 1 orang atau 2% dari total responden 37 orang, sedangkan nilai tertinggi
didapatkan nilai 55 dan 57 dengan sebanyak 6 orang atau 16% dari total 37 orang responden.
Kemudian dari data yang didapat diolah kembali untuk melihat perilaku masyarakat
terhadap covid 19 adalah sebagai berikut :

PERILAKU

Frequency Percent

Valid KURANG BAIK 24 64.9

BAIK 13 35.1

Total 37 100.0

13; 35%

KURANG BAIK
BAIK

24; 65%

Berdasarkan hasil tabel statistik dan diagram diatas didapatkan bahwa sebanyak 24
orang atau sebesar 65% responden memiliki perilaku kesehatan yg KURANG
BAIK terhadap covid 19 sedangkan yang BAIK hanya sebanyak 13 orang atau
sebesar 35% dari total 37 responden.
ANALISA DATA

DATA MASALAH
DS : Defisit pengetahuan mengenai Covid-19 dan
- Dari hasil wawancara pada beberapa isolasi mandiri
warga RT 05 mengatakan belum
pernah ada yang memberikan
penyuluhan mengenai Covid-19 dan
mengenai isolasi mandiri
dilingkungannya
- Dari hasil wawancara pada 10 warga
RT 05 mengatakan masih tidak
mengerti mengenai apa yang
dilakukan saat isolasi mandiri
- Dari hasil wawancara pada beberapa
warga RT 05 menanyakan bagaimana
cara mencuci tangan dengan benar
DO :
- Dari hasil kuesioner didapatkan
responden yang memiliki
pengetahuan kurang baik tentang
covid-19 ada 20 (54%) orang dan
yang memiliki pengetahuan baik
hanya 17 (46%) orang
- Dari hasil kuesioner hanya terdapat
12 (32%) orang yang sudah pernah
mendapatkan penyuluhan mengenai
Covid-19 sedangkan yang belum ada
25 (68%) orang
- Dari hasil kuesioner yang belum
pernah mendapatkan penyuluhan
mencuci tangan dengan 6 langkah
benar ada 18 (49%) orang
- Dari hasil kuesioner masih ada 14
(38%) orang yang tidak mengetahui
jika siapapun yang berpergian keluar
kota dan keluar negeri diwajibkan
untuk isolasi diri dirumah selama ±
14 hari
- Dari hasil kuesioner ada 13 (35%)
orang yang belum mengetahui jika
menggunakan kamar tidur secara
terpisah selama isolasi mandiri tidak
dapat menularkan virus kepada
keluarga
- Dari hasil kuesioner ada 14 (38%)
orang yang belum mengethaui bahwa
orang tanpa gejala, orang dalam
pemantauan, pasien dalam
pengawasan ringan dan orang
terkonfirmasi dengan gejala ringan
termasuk kriteria yang wajib
melakukan isolasi mandiri di rumah
DS : Perilaku kesehatan cenderung beresiko tinggi
- Dari hasil wawancara dengan ketua terpapar virus Covid-19
RT 05 mengatakan semenjak pandemi
dan di terapkannya protokol
kesehatan, pengurus berinisiatif untuk
melakukan upaya pencegahan dengan
menyemprotkan desinfektan
dilingkungan RT 05 yang sudah
dilakukan 3x selama setahun kemarin
- Dari hasil wawancara dengan
beberapa warga RT 05 mengatakan
tindakan seperti pengecekan suhu
atau wajib cuci tangan pada pintu
masuk wilayah RT 05 hanya
dilakukan saat Covid-19 baru masuk
ke Indonesia
- Dari hasil wawancara dengan
beberapa warga RT 05 mengatakan
jika sedang batuk atau bersin lupa
menutupnya dengan tangan
- Dari hasil wawancara dengan
beberapa warga RT 05 mengatakan
belum mengetahui cara mencuci
tangan dengan benar
- Dari hasil wawancara dengan
beberapa warga RT 05 mengatakan
tidak mengganti pakaiannya saat
setah keluar dari rumah
DO:
Dari hasil kuesioner didapatkan
sebanyak 24 (65%) responden
memiliki perilaku kesehatan yg
kurang baik terhadap covid-19
sedangkan yang baik hanya sebanyak
13 orang (35%) dari total 37
responden.
- Dari hasil kuesioner yang kadang-
kadang mencuci tangan dengan air
mengalir dan sabun setiap hendak dan
setelah melakukan sesuatu sebanyak
19 (56%) orang, dan yang selalu
hanya sebanyak 13 (38%) orang
- Dari hasil kuesioner terdapat 19
(51%) orang yang kadang-kadang
bergegas mengganti seluruh pakaian
yang digunakan dan membersihkan
badannya ketika pulang ke rumah
- Dari hasil kuesioner terdapat 18
(54%) orang yang jarang melakukan
olahraga minilam 30 menit setiap hari
- Dari hasi kuesioner hanya 10 (26%)
orang yang selalu menerakan social
distancing kurang lebih 1 meter
ketika diluar rumah terutama di
keramaian
- Dari hasil kuesioner terdapat 19
(56%) orang yang kadang-kadang
menutup mulutnya dengan telapak
tangan saat batuk dan bersin
- Dari hasil kuesioner terdapat hanya 6
(16%) orang yang selalu
membersihkan rumahnya dengan
cairan desinfektan

E. PRIORITAS MASALAH

No
Dx Keperawatan Komunitas A B C D E F G H I J K Total Prioritas
.

1. Defisit pengetahuan 4 3 5 4 4 5 5 5 4 4 4 47 2
mengenai Covid-19 dan
isolasi mandiri

2. Perilaku kesehatan 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 48 1
cenderung beresiko tinggi
terpapar virus Covid-19

*Keterangan pembobotan:

1.     Sangat rendah (1) A : Risiko terjadi G : Tempat

2.      Rendah (2) B : Risiko keparahan H : Waktu

3.      Cukup (3) C : Potensial untuk pendidikan kesehatan I : Dana

4.      Tinggi (4) D : Minat masyarakat J : Fasilitas kesehatan

5.      Sangat tinggi (5) E : Kemungkinan diatasi K : Sumber daya

F : Sesuai dengan program pemerintah


RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
No Evaluasi
Dx.Kep.Kom Tujuan Umum Tujuan Khusus Strategi Intervensi Rencana Kegiatan Kriteria Standar
.
1. Perilaku kesehatan Tidak terpapar - Pola hidup - Pendidikan - Pendidikan kesehatan - 100% - Warga RT 05
cenderung beresiko virus Covid-19 sehat pada kesehatan pola hidup sehat pada warga RT memahami
tinggi terpapar dan terjadi warga RT 05 - Pemberdayaan masyarakat RT 05 05 pola hidup
virus Covid-19 peningkatan meningkat masyarakat pentingnya bersih dan
kasus Covid-19 - Selalu - Kerjasama pola hidup sehat
di wilayah RT menerapkan sehat terutama 
05 protokol pada warga
kesehatan RT 05
dalam keiatan
sehari-hari

2. Defisit Meningkatkan - Meningkatkan - Pendidikan - Pendidikan Kesehatan - 100% - 80% warga


pengetahuan pemahaman kesadaran warga kesehatan mengenai Covid-19 dan warga memahami
mengenai Covid- tentang covid- untuk menjaga - Pemberdayaan isolasi mandiri: memahami pentingnya
19 dan isolasi 19 dan isolasi kebersihan, masyarakat 1. apa itu covid pentingnya protokol
mandiri sosial warga menggunakan - Kerjasama 2. bagaimana cara protokol kesehatan
RT 05 masker pada penularannya kesehatan new normal.
saat keluar 3. bagaimana pada masa - Mampu
rumah, serta pencegahannya new menerapkan
selalu ingat jaga 4. apa itu isolasi normal dan seperti
jarak ketika mandiri memahami menggunakan
berada 5. apa saja yang dapat mengenai masker pada
dikerumunan, dilakukan saat isolasi isolasi saat keluar
dan rutin mandiri mandiri rumah,
melakukan cuci 6. barang apa saja yang membawa
tangan saat dan wajib dibawa dan handsanitizer
setelah prokol kesehatan apa dan sering
melakukan saja yang harus mencuci
sesuatu dipatuhi ketika tangan ketika
keluar rumah pada memegang
masa new normal benda-benda
umum, serta
menjaga
jarak ketika
berada
ditempat
umum
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Paraf
No Hari, Tanggal, Jam Implementasi Evaluasi
. Mahasiswa

1. Kamis, 21 Januari Melakukan Ketua S: 


2021 Penyuluhan tentang Kelompok
Covid 19, tata cara Para warga RT 05 RW 17
Pukul : 10.00-12.00 hidup New Normal mengatakan memahami apa
WIB selama pandemi itu covid 19, memahami apa
Covid 19, tentang itu isolasi mandiri dan
isolasi mandiri, dan memahami pentingnya social
PHBS (Perilaku distancing pada masa covid
Risa 19
Hidup Bersih dan
Fitrianingtia
Sehat) O: 
s
Melakukan Para warga RT 05 RW 17
Demonstrasi tata cara terlihat sangat antusias pada
menggunakan masker saat mahasiswa menjelaskan
yang baik dan benar, tentang covid 19
tata cara batuk efektif
yang benar, dan cuci Para warga mampu
tangan dengan 6 melakukan tata cara hidup
langka benar New Normal, seperti
memakai masker yang benar,
cara batuk efektif dan cuci
tangan dengan 6 langkah
benar

Para warga mampu menjawab


pertanyaan yang diajukan
oleh pemateri

A: 

Para warga masih terlihat


tidak menjaga jarak pada saat
sedang berkumpul tetapi tetap
menggunakan masker

P: 

Berikan penjelasan lebih


lengkap mengenai covid 19
Berikan penjelasan lebih
lengkap mengenai tata cara
hidup New Normal yang
sesungguhnya dan
menganjurkan tetap
mengikuti Protokol kesehatan
RENCANA KERJA (Plan Of Action/POA) KOMUNITAS PADA WARGA RW 17 RT 05
DI KELURAHAN JATISARI KECAMATAN JATIASIH
TAHUN 2021

No Kegiatan Tujuan Sasaran Bentuk Tempat& Tanggal Media Pelaksana Dana


Kegiatan
1 Mengumpulkan Memberikan Warga Penyuluhan Kesehatan Salah satu warga RT Laptop Mahasiswa Mahasiswa
beberapa warga RT penyuluhan RT 05
05 RW 17 LCD
03 Rw 19 dan tetap tentang hidup RW 17
melakukan social New Normal (Hikmah Mutiara Leaflet
distancing selama
Dini)
pandemi Covid
19 masih Tgl 21 Januari 2021
mewabah
2 Penyuluhan tentang Meningkatkan Warga Penyuluhan Covid-19, Salah satu warga RT Laptop Mahasiswa Mahasiswa
Covid-19 dan cara pengetahuan RT 05 isolasi mandiri dan cara 05 RW 17 LCD
pencegahan. warga RW 05 RW 17 pencegahan (Hikmah Mutiara Leaflet
tentang Covid- Dini)
19 dan isolasi Tgl 21 Januari 2021
mandiri
3 Penyuluhan tentang Menurunkan Warga Penyuluhan perilaku Salah satu warga RT Laptop Mahasiswa Mahasiswa
perilaku hidup sehat potensial RT 05 hidup sehat selama 05 RW 17 LCD
selama masa penyebaran RW 17 masa pandemi Leaflet
pandemi virus Covid-19
antar warga
4 Pelatihan penerapan Meningkatkan Seluruh Pelatihan Salah satu warga RT Leaflet Mahasiswa Mahasiswa
pencegahan Covid- keperdulian warga 05 RW 17 Laptop dan
19 seperti cuci masyarakat RT 05 (Hikmah Mutiara LCD pembimbing
tangan dengan sabun, terhadap RW 17 Dini) Contoh NS.Kusdiah
memakai masker, keberhasilan Tgl 21 Januari 2021 masker, Eni,S.Kep.
menerapkan etika untuk memutus sabun M.Kep.
batuk, dan sosial mata rantai atau Sp. Kep.Kom
distancing. penularan handsani
Covid-19 tizer
diwilayah
Jatisari RT 05
RW 17
5 Evaluasi tata cara Untuk Seluruh Pengulangan pelatihan Salah satu warga RT Contoh Mahasiswa Mahasiswa
memakai masker, mengetahui warga 05 RW 17 masker, dan
cuci tangan dengan 6 tingkat RT 05 (Hikmah Mutiara sabun pembimbing
langkah yang benar pemahaman RW 17 Dini) atau ibu Ns.
dan etika batuk klien terhadap Tgl 21 Januari 2021 handsani Kusdiah Eny
apa yang sudah tizer Subekti,
disampaikan S.Kep., Sp.
pemateri Kep. Kom

Mengetahui,

Dosen Pembimbing, Ketua RT 005

(NS.Kusdiah Eni,S.Kep. M.Kep.Sp.Kep.Kom) (Kuswanto)

Anda mungkin juga menyukai