PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Diabetes Melitus atau penyakit kencing manis adalah penyakit menahun (kronis), yang ditandai
oleh kadar glukosa (gula) di dalam darah tinggi. Kadar glkosa darah yang normal pada waktu
puasa tidak melebihi 100 mg/dl dan 2 jam sesudah makan kurang dari 140 mg/dl. Kadar glukosa
darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan timbulya gejala-gejala seperti : sering kencing, rasa
haus dan rasa lapar yang berlebihan, sering mengalami infeksi, letih lesu, berat badan menurun,
dll.
Namun dapat pula terjadi pada beberapa penderita DM yang tidak merasakan gejala-gejala
tersebut diatas dan penyakitnya ditemukan secara kebetulan, misalnya pada waktu pemeriksaan
kesehatan rutin.
Apabila pada seseorang penderita kencing manis kadar glukosa darahnya tinggi dalam jangka
waktu yang lama, maka akan timbul komplikasi menahun (kronis yang mengenai mata
menyebabkan gangguan penglihatan bila mengenai sistem syaraf akan menyebabkan gangguan
rasa dan gangguan bila mengenai ginjal menyebabkan gangguan fungsi ginjal).
Adapun gambaran luka padapenderita kencing manis dapat berupa: demopati (kelainan kulit
berupa bercak-bercak bitam di daerah tulang kering), selulitis (peradangan dan infeksi kulit),
nekrobiosisi lipiodika diabetik (berupa luka oval, kronik, tepi keputihan), osteomielitis (infeksi
pada tulang) dan gangren (lika kehitaman dan berbau busuk).
1.Tujuan umum
Mahasiswa mampu memberikan asuhan pemenuhan kebutuhan dasar perawatan luka
Tercapainya haemostasis
Infeksi terkontrol
Terangkatnya jaringan devaskularisasi/material penyebab infeksi
Menghilangkan benda asing
Menyiapkan dasar luka utk skin graf/flap
Tertutupnya sinus/rongga
Melindungi sekitar luka
Luka sembuh
1
BAB II
PEMBAHASAN
LANDASAN TEORI PENYAKIT
1. Pengertian diabetes
2
2. Macam – macam diabaetes meilitus
3
yang diproses karbohidrat serta gula yang diproses secara berlebih , obesitas dan
kehamilan
d. Adanya gangguan system imunitas pada pasien system imunologi
Ini merupakan respon abnormal dimana antibody terarah pada jaringan normal
tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggap seolah olah
sebagai jarinfan asing.
e. Pola hidup yang kurang sehat
f. Obesitas
g. Usia ( resistensi isulin meningkat pada usia diatas 65 tahun )
4. Penyebab ulkus
Iskemik merupakan suatu keadaan yang disebabkan oleh karena kekurangan
darah dalam jaringan sehingga jaringan kekurangan oksigen. Hal ini disebabkan
adanya proses mikroangiopati pada pembuluh darah sehingga sirkulasi jaringan
menurun yang ditandai oleh hilang atau berkurangnya denyut nadi pada arteri
dorsalis pedis, tibialis, dan polliteal, kaki menjadi atrofi dingin dan kuku menebal.
Kelainan selanjutnyaa terjadi nekrosis jaringan sehingga timbul ulkus yang
biasanya mulai dari ujung kaki atau tungkai ( hastuti 2008 ).
Gangguan neuropati yang mampu mengakibatkan muskulus interossei dorsalis
melemah sehingga fleksor longus berkerja dengan tidak mendapatkan
perlawanan, yang mengakibatkan terbentuknya kaki seperti cakar. Sehingga pada
kaki tersebut terjadi redistribusi tekanan yang mengakibatkan timbulnya ulserasi
pada kaput metatarsal ( Greenstein dan wood, 2010. )
4
merangsang tubuh untuk berusaha mengeluarkannya melalui ginjal
bersama air kencing.
c) Banyak minum ( polidipsi )
Sebenarnya merupakan akibat dari banyak kencing tersebut. Untuk
menghindari tubuh kekurangan cairan ( dehidrasi ) , maka secara
otomatis akan timbul rasa haus/kering yang menyebabkan timbulnya
keinginan untuk terus minum.
Atau disingkat “ 3P” dalam fase ini biasanya penderita menunjukan berat badan
yang terus menaik / bertambah gemuk, karena pada saat ini jumlah insulin masih
mencukupi.
Bila keadaan tersebut tidak cepat diobati, lama – kelamaan mulai timbul gejala
yang disebabkan oleh kurangnya insulin. Jadi bukan 3P lagi, melainkan hnya 2P
saja ( polidipsi dan poliuria ) dan beberapa keluhan lain seperti nafsu makan
mulai berkurang, bahkan kadang – kadang timbul rasa mual jika kadar glukosa
darah melebihi 500 mg/dl, disertai :
b. Gejala kronik
adang kadang penderita DM tidak menunjukan gejala akut tetapi paru menunjukan
gejala sesusah beberapa bulan atau beberaoa tahun mengidap penyakit DM. gejala
ini dsebut pola kronik atau menahun.
Gejala kroonik yang sering timbul adalah seseorang penderita dapat mengalami
gejala :
1). Kesemutan
2). Kulit terasa panas ( atau seperti diatas bantal atau kasur ).
3). Kram
4). Timbulnya borok ( luka ) pada kaki yang tak knung sembuh.
5). Mudah mengantuk
6). Mata kabur, biasanya sering ganti kacamata
7). Gatal sekitar kemaluan gigi mudah goyah / lepas
5
8). Gigi mudah goyaj dan mudah lepas
9). Kemampuan seksual menurun, bahkan impoten
10). Para ibu hamil sering mengalami keguguran atau kematian janin dalam
kandungan atau dengan berat badan lahir > 4 kg
6
Factor resiko yang dapat diubah :
a. Obesitas atau kegemukan, kegemukan akan menyebabkan adanya
resistansi insulin
b. Kurang berolahraga. Olahraga secara teratur dapat mengurangi
resistensi insulin sehingga insulin dapat dipergunakan lebih baik
oleh sel sel tubuh dan dosis pengobatannya dapat diturunkan.
c. Asupan makanan berenergi tinggi dan rendah serat. Asupan
makanan terutama melalui makanan yang berenergi tinggi atau kaya
karbohidrat dan serat yang rendah dapat menganggu stimulasi sel-
sel beta pancreas dalam memproduksi insulin.
d. Merokok dan konsumsi alcohol berlebihan. Konsumsi alcohol
sangat dibatasi bagi penderita diabetes dan lebih baik dihindari
untuk mengurangi terjadinya komplikasi. Disarankan bagi penderita
diabetes untuk segera menghentikan kebiasaan buruk tersebut
karena nikotin dalam rokok dapat berpengaruh buruk terhadap
penyerapan glukosa oleh sel.
7. penatalaksanaan penyakit
7
2). Medikamentosa
Bila gula darah tidak dapat diturunkan sampai tingkat hampir normal
dengan diet maka diperlukan anti diabetik oral :
8
Pada dasarnya ada dua pendekatan dalam penatalaksanaan diabetes, yang pertama
pendekatan tanpa obat dan yang kedua adalah pendekatan dengan obat. Dalam
penatalaksanaan DM, langkah pertama yang harus dilakukan adalah penatalaksanaan
tanpa obat berupa pengaturan diet dan olah raga. Apabila dengan langkah pertama ini
tujuan penatalaksanaan belum tercapai, dapat dikombinasikan dengan langkah
farmakologis berupa terapi insulin atau terapi obat hipoglikemik oral, atau kombinasi
keduanya. Bersamaan dengan itu, apa pun langkah penatalaksanaan yang diambil, \satu
faktor yang tak boleh ditinggalkan adalah penyuluhan atau konseling pada penderita
diabetes oleh para praktisi kesehatan, baik dokter, apoteker, ahli gizi maupun tenaga
medis lainnya.
9
2). Olah Raga
Berolah raga secara teratur dapat menurunkan dan menjaga kadar gula darah tetap
normal. Saat ini ada dokter olah raga yang dapat dimintakan nasihatnya untuk
mengatur jenis dan porsi olah raga yang sesuai untuk penderita diabetes. Prinsipnya,
tidak perlu olah raga berat, olah raga ringan asal dilakukan secara teratur akan sangat
bagus pengaruhnya bagi kesehatan. Olahraga yang disarankan adalah yang bersifat
CRIPE(Continuous, Rhytmical, Interval, Progressive, Endurance Training). Sedapat
mungkin mencapai zona sasaran 75-85% denyut nadi maksimal (220-umur),
disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi penderita. Beberapa contoh olah raga
yang disarankan, antara lain jalan atau lari pagi, bersepeda, berenang, dan lain
sebagainya. Olahraga aerobik ini paling tidak dilakukan selama total 30-40 menit per
hari didahului dengan pemanasan 5-10 menit dan diakhiri pendinginan antara 5-10
menit. Olah raga akan memperbanyak jumlah dan meningkatkan aktivitas reseptor
insulin dalam tubuh dan juga meningkatkan penggunaan glukosa.
b. Terapi obat
Apabila penatalaksanaan terapi tanpa obat (pengaturan diet dan olah raga) belum
berhasil mengendalikan kadar glukosa darah penderita, maka perlu dilakukan langkah
berikutnya berupa penatalaksanaan terapi obat, baik dalam bentuk terapi obat
hipoglikemik oral, terapi insulin, atau kombinasi keduanya.
10
infeksi kulit), nekrobiosisi lipiodika diabetik (berupa luka oval, kronik, tepi keputihan),
osteomielitis (infeksi pada tulang) dan gangren (lika kehitaman dan berbau busuk).
1.Neuropati diabetik.
Adalah kelainan urat saraf akibat DM karena tinggi kadar dalam darah yang bisa
merusak urat saraf penderita dan menyebabkan hilang atau menurunnya rasa nyeri pada
kaki, sehingga apabila penderita mengalami trauma kadang-kadang tidak terasa.
Gejala-gejala Neuropati : Kesemitan, rasa panas (wedangan : bahasa jawa), rasa
tebal ditelapak kaki, kram, badan sakit semua terutama malam hari.
2.Angiopati Diabetik (Penyempitan pembuluh darah)
Pembuluh darah besar atau kecil pada penderita DM mudah menyempit dan
tersumbat oleh gumpalan darah. Apabila sumbatan terjadi di pembuluh darah sedang/
besar pada tungkai maka tungkai akan mudah mengalami gangren diabetik yaitu luka
pada kaki yang merah kehitaman dan berbau busuk. Adapun angiopati menyebabkan
asupan nutrisi, oksigen serta antibiotik terganggu sehingga menyebabkan kulit sulit
sembuh.
3.Infeksi
Infeksi sering merupakan komplikasi akibat berkurangnya aliran listrik (neoropati)
Penderita harus mencuci kakinya setiap hari dengan teratur, sesudah dicuci
dikeringkan dengan seksama (terutama pada sela-sela jari kaki)
Dapat dipakai bedak atau lotion.
Pada penderita dengan komplkasi kronis DM, sebaiknya jangan menggunakan air
hangat atau air panas untuk merendam kaki, oleh karena kepekaan rasa di kaki
untuk panas berkurang sehingga penderita tidak merasakan apa-apa, walaupun
kakinya melepuh.
Apabila penderita merasa kakinya dingin, sebaiknya memakai kaos kaki, Sebaiknya
memilih kaos kaki yang bahannya wol atau katun. Kaos kaki tersebut sebaiknya
juga dipakai sewaktu tidur.
Apabila memakai sepatu atau sandal, perlu diperiksa apakah alas kakinya licin dan
rata.
11
Apabila membeli sepatu baru, sebaiknya diperhatikan : sepatu jangan terlalu
sempit, sebaiknya sepatu yang kulitnya lemas, pada awalnya sepatu tersebut
dipakai beberapa jam saja, untuk membiasakan diri.
Pada penderita DM yang mengalami gangguan syaraf sebaiknya jangan berjalan
tanpa alas kaki, karena dapat terkena luka tanpa penderita menyadarinya.
Sela-sela jari kaki perlu diperiksa, apakah terdapat luka atau kulit yang pecah-
pecah, yang disebabkan oleh jamur kaki. Bila ada, cepat pergi ke dokter untuk
diobati.
LUKA-LUKA DI KAKI
Perlu diperhatikan.
Setiap hari kaki harus diperiksa dengan seksama minimal 1 kali. Ini sangat
penting untuk menemukan luka secara dini atau perubahan warna kulit seperti
kemerahan, jangan sungkan untuk pergi ke dokter walaupun hanya luka-luka kecil
sekalipun.
Pengalaman merawat luka pada penderita DM.
Berikut adalah kasus perawatan ulkus DM terinfeksi dengan abses besar di sisi
lateral metakarpal dextra (kanan). Perawatan ulkus ini mengenai pasien wanita
berusia 40 tahun yang dirujuk ke klinik rawat jalan dengan kasus gawat darurat
label kuning 2 (gawat tidak darurat) kondisi saat ini terdapat luka terbuka, diatas
metakarpal dextra sudah berlangsung 2 minggu, pasien mulai murung dan stres
karena tidak dapat melakukan aktifitas sehari-hari serta bekerja sebagai pedagang
kain dengan alam terbuka.
Dari pemeriksaan diketahui terdapat luka terbuka berukuran 10 x 7 cm pada sisi
lateral metakapral dextra, dibawah luka terdapat luka yang berfluktuasi, dan seluruh
daerah kemerahan serta sudah mulai terdapat nekrose (jaringan mati) pada
permukaan kulit. Parawatan luka ini tidak terlalu rumit apabila ada kerjasama
antara pasien dengan petugas kesehatan, pasien bersedia dilakukan perawatan
secara rutin dengan keyakinan luka akan sembuh. Perawat melakukan perawatan
dengan sabar dan teliti serta profesional.
Sebelum kita melakukan perawatan luka periksa GDS (Gula Darah Sewaktu)
kemudian baru kita lakukan tindakan incisi abses serta nekrotomi sebelumnya kita
berikan cairan antiseptik dengan betadin cair dan anestesi untuk menghilangkan
rasa sakit, kaluarkan semua pus (nanah), gunting jaringan yang mati atau yang
berwarna hitam, cuci dengan perhidrol kemudian bilas dengan cairan Na Cl 0,9 %,
pasang tampon dengan betadin yang diencerkan dengan Na Cl 1:1 selama masih
ada pus dan diganti setiap hari, apabila luka sudah menjadi gangren atau busuk,
untuk perawatannya setelah digunting jaringan yang mati dan dikeluarkannya
nanah kita lakukan kompres revanol dicampur norit dengan perbandingan 2 : 100
12
CC berfungsi untuk menyerap pus (nanah) agar bau busuk hilang, dilakukan tiap
hari dan rutin hingga luka membaik. Setelah luka bersih dan tidak ada pus baru kita
lakukan rawat luka dengan terapi gentamicin salep dan bioplacenton (untuk
menumbuhkan jaringan). Demikian hasil dari perawatan luka dengan perawatan
sederhana dapat dijangkau dan dapat dilakukan tanpa rawat inap.
13
DAFTAR PUSTAKA
2009. pustaka kesehatan populer. Mengenal berbagai macam penyakit infeksi . PT Buana
Ilmu Populer
Maryunani, anik. 2011. Ketrampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan KDPK. Jakarta:
Trans Info Media
Umami,Vidhia, Dr. 2007. At a Glance Ilmu Bedah. Edisi Ketiga. Jakarta : Penerbit
Erlangga : Tersedia di online : [ http://books.google.co.id/books]
Mahendra,B. krisnatuti,Diah. Tobing, Ade. A.Alting, Boy Z. 2008. Care your self
diabetes mellitus.Jakarta: penebar plus Tersedia di online :
[http://books.google.co.id/books]
14