Anda di halaman 1dari 14

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Diabetes Melitus atau penyakit kencing manis adalah penyakit menahun (kronis), yang ditandai
oleh kadar glukosa (gula) di dalam darah tinggi. Kadar glkosa darah yang normal pada waktu
puasa tidak melebihi 100 mg/dl dan 2 jam sesudah makan kurang dari 140 mg/dl. Kadar glukosa
darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan timbulya gejala-gejala seperti : sering kencing, rasa
haus dan rasa lapar yang berlebihan, sering mengalami infeksi, letih lesu, berat badan menurun,
dll.

Namun dapat pula terjadi pada beberapa penderita DM yang tidak merasakan gejala-gejala
tersebut diatas dan penyakitnya ditemukan secara kebetulan, misalnya pada waktu pemeriksaan
kesehatan rutin.

Apabila pada seseorang penderita kencing manis kadar glukosa darahnya tinggi dalam jangka
waktu yang lama, maka akan timbul komplikasi menahun (kronis yang mengenai mata
menyebabkan gangguan penglihatan bila mengenai sistem syaraf akan menyebabkan gangguan
rasa dan gangguan bila mengenai ginjal menyebabkan gangguan fungsi ginjal).

Adapun gambaran luka padapenderita kencing manis dapat berupa: demopati (kelainan kulit
berupa bercak-bercak bitam di daerah tulang kering), selulitis (peradangan dan infeksi kulit),
nekrobiosisi lipiodika diabetik (berupa luka oval, kronik, tepi keputihan), osteomielitis (infeksi
pada tulang) dan gangren (lika kehitaman dan berbau busuk).

B. Tujuan perawatan luka

1.Tujuan umum
Mahasiswa mampu memberikan asuhan pemenuhan kebutuhan dasar perawatan luka
 Tercapainya haemostasis
 Infeksi terkontrol
 Terangkatnya jaringan devaskularisasi/material penyebab infeksi
 Menghilangkan benda asing
 Menyiapkan dasar luka utk skin graf/flap
 Tertutupnya sinus/rongga
 Melindungi sekitar luka

Luka sembuh

1
BAB II
PEMBAHASAN
LANDASAN TEORI PENYAKIT

A. Teori Penyakit diabetes Meilitus


Diabetes dan gejalanya telah dikenal selama beratus- ratus tahun yang lalu. Namun,
diabetes tidak lagi menakutkan seperti saat sebelum ditemukannya terapi diabetes di
tahun 1920-an . penelitian mutakhir bahkan secara konstan meningkatkan kondisi
penderita diabetes.

1. Pengertian diabetes

Diabetes adalah tingginya kadar gula didalam darah. Akibatnya, penderita


mengeluarkan volume urine yang sangat banyak secara tidak normal.Penyakit
kencing manis = diabetes meilitus , adalah penyakit kronis, yang di tandai dengan
kadar gula darah yang normal pada waktu puasa tidak melebihi 100 mg/dl, dan 2
jam sesudah makan kurang dari 140 mg/dl.
Diabetes mellitus diketahui sebagai suatu penyakit yang disebabkan oleh
adanya gangguan menahun terutama pada system metabolisme karbohidrat, lemak,
dan juga protein dalam tubuh.gangguan metabolisme tersebut disebabkan
kurangnya produksi hormone insulin, yang diperlukan dalam proses pengubahan
gula menjadi tenaga serta sintesis lemak. Kondisi yang demikian itu,
mengakibatkan terjadinya hiperglikemia, yaitu meingkatnya kadar gula dalam
darah atau terdapatnya kandungan gula dalam air kencing dan zat- zat keton serta
asam ( keto- acidosis ) yang berlebihan. Keberadaan zat – zat keton dan asam yang
berlebihan ini menyebabkan terjadinya rasa haus yang terus- menerus, banyak
kencing, penurunan berat badan meskipun selera tetap baik, penurunan daya tahan
tubuh ( tubuh lemah dan mudah sakit ). Penderita kencing manis, tidak jarang yang
harus meninggal pada usia muda.
Ulkus diabetic Merupakan luka terbuka pada permukaan kulit karena
adanya komplikasi makroangiopati sehingga terjadi vaskuler insusifiensi dan
neuropati, keadaan lebih lanjut terdapat luka pada penderita yang seing dirasa,
dan dapat berkembang menjadi infeksi disebabkan oleh bakteri aerob maupun
anaerob. Ulkus diabetikum adalah keadaan ditemukannya infeksi, tukak atau
destruksi kejaringan kulit yang paling dalam dikaki pada pasien diabetes mellitus
akibat abnormalitas saraf dan gangguan pembuluh darah arteri perifer ( Roza,
R.L, et al, 2015 )

2
2. Macam – macam diabaetes meilitus

a. Diabetes tipe I : ( diabetes mellitus bergantung insulin )


Pada sebagian besar pendeirta diabetes, kekurangan insulin disebabkan oleh
kegagalan bagian tubuh yang bertanggung jawab untuk memproduksi insulin,
yaitu pancreas. Disini sel-sel pancreas yang memproduksi insulin mengalami
kerusakan akibat proses autonium.
Kebanyakan pasien diabetes masih muda dan tidak gemuk, yang langsung
setelah penyakitnya diketahui harus menyuntik insulin. Pancreas mereka sangat
sedikit membentuk insulin atau bahkan tidak sama sekali.

b. Diabetes tipe II : ( Diabetes melitus tidak bergantung insulin )


Kebanyakan pasien sudah dewasa atau berusia lanjut dan agak gemuk, yang
sering kali dapat diobati hanya dengan diit. Mula-mula mereka masih memiliki
insulin cukup banyak. Bila mereka menurunkan berat badan, diabetesnya dapat
terkendalikan tanpa harus menyuntik insulin. Dikemudian hari pengobatan
dengan tablet atau insulin dapat menjadi kebutuhan.
Tidak semua diabetes membutuhkan suntikan insulin, tetapi bagi mereka yang
tidak membutuhkan insulin, harus memastikan bahwa produksi insulin
tubuhnya mencukupi. Diabetes tak bergantung insulin bukanlah kondisi yang
ringan dan dapat menimbulkan komplikasi yang serius.
Diabetes tak bergantung insulin adalah tipe diabetes yang biasanya menjangkit
orang yang lebih tua. Insulin tetap dihasilkan oleh pancreas, tetapi jumlahnya
tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh tubuh.ini juga dikenal sebagai
diabetes tipe II . diabetes tak bergantung insulin biasanya dimulai pada usia
antara 50 dan 65 tahun, tetapi juga bias menyerang orang di atas 65 tahun, dan
mungkin ada factor genetic dan bawaan keluarga. Jenis diabetes ini biasanya
dimulai dengan resistensi insulin, yaitu sel – sel tidak dapat menggunakan
insulin dengan baik. Awalnya, lebih banyak insulin dihasilkan untuk
melakukan kompensasi, tetapi lama – kelamaan pancreas kehilangan
kemampuan untuk mengeluarkan insulin.

3. Penyebab Diabetes Melitus

a. Akibat keturunan atau genetic


b. Kegagalan bagian tubuh yang bertanggung jawab untuk memproduksi insulin yaitu
pancreas
c. Factor lingkungan sekitar yang mampu mengubah fungsi sel , antara lain agen
yang mampu menimbulkan infeksi , diet dimana pemasukan, karbohidrat serta gula

3
yang diproses karbohidrat serta gula yang diproses secara berlebih , obesitas dan
kehamilan
d. Adanya gangguan system imunitas pada pasien system imunologi
Ini merupakan respon abnormal dimana antibody terarah pada jaringan normal
tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggap seolah olah
sebagai jarinfan asing.
e. Pola hidup yang kurang sehat
f. Obesitas
g. Usia ( resistensi isulin meningkat pada usia diatas 65 tahun )

4. Penyebab ulkus
Iskemik merupakan suatu keadaan yang disebabkan oleh karena kekurangan
darah dalam jaringan sehingga jaringan kekurangan oksigen. Hal ini disebabkan
adanya proses mikroangiopati pada pembuluh darah sehingga sirkulasi jaringan
menurun yang ditandai oleh hilang atau berkurangnya denyut nadi pada arteri
dorsalis pedis, tibialis, dan polliteal, kaki menjadi atrofi dingin dan kuku menebal.
Kelainan selanjutnyaa terjadi nekrosis jaringan sehingga timbul ulkus yang
biasanya mulai dari ujung kaki atau tungkai ( hastuti 2008 ).
Gangguan neuropati yang mampu mengakibatkan muskulus interossei dorsalis
melemah sehingga fleksor longus berkerja dengan tidak mendapatkan
perlawanan, yang mengakibatkan terbentuknya kaki seperti cakar. Sehingga pada
kaki tersebut terjadi redistribusi tekanan yang mengakibatkan timbulnya ulserasi
pada kaput metatarsal ( Greenstein dan wood, 2010. )

5. Gejala dan tanda tanda penyakit diabetes Melitus


a. gejala akut
gejala penyakit DM ni dari satu penderita ke penderita lainnya tidaklah selalu sama
dan gejala yang disebutkan disini adalah gejala umum timbul dengan tidak
mengurangi kemungkinan variasi gejala lain, bahkan ada penderita diabetes yang
tidak menunjukan gejala apapun sampai pada saat tertentun
1) pada permulaan gejala ditunjukan meliputi tiga serba banyak yaitu :
a) banyak makan ( poifagia )
merupakan gejala yang tidak menonjol. Terjadinya banyak makan ini
disebabkan oleh berkurangnya cadangan gula dalam tubuh meskipun
kadar gula dalam darah tinggi. Sehingga dengan demikian, tubuh
berusaha untuk memperoleh tambahan cadangan gula dari makanan yang
diterima.
b) banyak kencing ( poliuria )
merupakan gejala umum pada penderita diabetes mellitus. Banyaknya
kencing ini disebabkan kadar gula dalam darah berlebihan, sehingga

4
merangsang tubuh untuk berusaha mengeluarkannya melalui ginjal
bersama air kencing.
c) Banyak minum ( polidipsi )
Sebenarnya merupakan akibat dari banyak kencing tersebut. Untuk
menghindari tubuh kekurangan cairan ( dehidrasi ) , maka secara
otomatis akan timbul rasa haus/kering yang menyebabkan timbulnya
keinginan untuk terus minum.

Atau disingkat “ 3P” dalam fase ini biasanya penderita menunjukan berat badan
yang terus menaik / bertambah gemuk, karena pada saat ini jumlah insulin masih
mencukupi.

Bila keadaan tersebut tidak cepat diobati, lama – kelamaan mulai timbul gejala
yang disebabkan oleh kurangnya insulin. Jadi bukan 3P lagi, melainkan hnya 2P
saja ( polidipsi dan poliuria ) dan beberapa keluhan lain seperti nafsu makan
mulai berkurang, bahkan kadang – kadang timbul rasa mual jika kadar glukosa
darah melebihi 500 mg/dl, disertai :

a). Banyak minum


b). Banyak kencing
c). Berat badan dengan cepat ( biasa 5 – 10 kg dalam waktu 2- minggu )
d). Mudah lelah
e). Bila tidak lekas diobati akan timbul rasa mual, bahkan penderita akan
jatuh koma dsn disebit koma diabetic

b. Gejala kronik
adang kadang penderita DM tidak menunjukan gejala akut tetapi paru menunjukan
gejala sesusah beberapa bulan atau beberaoa tahun mengidap penyakit DM. gejala
ini dsebut pola kronik atau menahun.
Gejala kroonik yang sering timbul adalah seseorang penderita dapat mengalami
gejala :

1). Kesemutan
2). Kulit terasa panas ( atau seperti diatas bantal atau kasur ).
3). Kram
4). Timbulnya borok ( luka ) pada kaki yang tak knung sembuh.
5). Mudah mengantuk
6). Mata kabur, biasanya sering ganti kacamata
7). Gatal sekitar kemaluan gigi mudah goyah / lepas

5
8). Gigi mudah goyaj dan mudah lepas
9). Kemampuan seksual menurun, bahkan impoten
10). Para ibu hamil sering mengalami keguguran atau kematian janin dalam
kandungan atau dengan berat badan lahir > 4 kg

6. Faktor risiko yang memicu terjadinya ulkus diabetic


Hilangnya sensai merupakan salh satufaktor utama resiko terjadinya ulkus, tetapi
terdapat beberapa risiko lain yang juga turut berperan yaitu : keadaan hiperglimia
yang tidak terkontrol, usia pasien yang lebih dari 40 tahun, riwayat adanya ulkus
pada kaki atau amputasi,penurunan denyut nadi perifer, riwayat merokok,
deformitas anatomis atau bagian yang menonjol. Hal ini sejalan dengan pedapat
fryberg yang menyatakan bahwa ulkus diabetic disebabkan oleh beberapa factor.
Factor tersering penyebab dari ulkus diabetic adalah neuropati, trauma dan
deformitas. Ulkus diabetic merupakan penyebab pasien tersering harus
diamputasi, sehingga factor- factor tersebut juga merupakan factor predisposisi
terjadinya amputasi.

Factor resiko yang tidak dapat diubah :


a. Umur
Pada usia tua fungsi tubuh secara fisiologi menurun karena proses
aging terjadi penurunan sekresi atau resistensi insulin sehingga
kemampuan fungsi tubuh terhadap pengendalian glukosa darah yang
tinggi kurang optimal. Proses aging menyebabkan penurunan sekresi atau
resistensi insulin sehingga terjadi makrongiopati, yang akan
mempengaruhi penurunan sirkulasi darah salah satunya pembuluh darah
besar atau sedang di tungkai yang lebih mudah terjadi ulkus kaki diabetes
( tambunan, 2007 )
Lebih kurang 30 % biasanya penyakit ini menyerang penderita diabetes
yang berusia lebih dari 40 tahun.
b. Lama menderita diabetes mellitus > 10 tahun
Ulkus kaki diabetes terutama terjadi pada penderita diabetes mellitus
yang telah menderita 10 tahun atau lebih, apabila kadar glukosa darah
tidak terkendali, karena akan muncul komplikasi yang berhubungan
dengan vaskuler sehingga mengalami makroangiopati dan mikroangiopati
yang akan terjadi vaskulopati dan neuropati yang mengakibatkan
menurunnya sirkulasi darah dan adanya robekan/ luka pada kaki penderita
diabetes mellitus yang sering tidak dirasakan karena terjainya gangguan
neuropati perifer ( tambunan 2007 ).

6
Factor resiko yang dapat diubah :
a. Obesitas atau kegemukan, kegemukan akan menyebabkan adanya
resistansi insulin
b. Kurang berolahraga. Olahraga secara teratur dapat mengurangi
resistensi insulin sehingga insulin dapat dipergunakan lebih baik
oleh sel sel tubuh dan dosis pengobatannya dapat diturunkan.
c. Asupan makanan berenergi tinggi dan rendah serat. Asupan
makanan terutama melalui makanan yang berenergi tinggi atau kaya
karbohidrat dan serat yang rendah dapat menganggu stimulasi sel-
sel beta pancreas dalam memproduksi insulin.
d. Merokok dan konsumsi alcohol berlebihan. Konsumsi alcohol
sangat dibatasi bagi penderita diabetes dan lebih baik dihindari
untuk mengurangi terjadinya komplikasi. Disarankan bagi penderita
diabetes untuk segera menghentikan kebiasaan buruk tersebut
karena nikotin dalam rokok dapat berpengaruh buruk terhadap
penyerapan glukosa oleh sel.

7. penatalaksanaan penyakit

a. Penatalaksanaan diabetes mellitus

1). Non medikamentosa


Menghindari /mengendalikan Faktor risiko Promosi kesehatan dalam rangka
pengendalian Faktor risiko (primer, sekunder, tersier) Dietetik Bagi penderita
atau yang mempunyai riwayat keluarga DM hendaknya hati-hati terhadap
makanan di bawah ini:
a). Yang harus dihindari:
Gula murni: gula pasir, gula jawa. Makanan dan minuman dibuat dari gula
murni: abon, dendeng,sarden, manisan, dodo', cake, tart, sirup,jeli, susu
kental manis, coklat, soft drink, es krim, dan lain- lain.
b). Yang harus dibatasi:
Makan yang mengandung karbohidrat: nasi, ubi, singkong, roti, mie,
kentang, jagung, dan makanan yang diolah dari tepung. Evaluasi 3 bulan
bila menetap perlu dilakukan
terapi medikamentosa.

7
2). Medikamentosa
Bila gula darah tidak dapat diturunkan sampai tingkat hampir normal
dengan diet maka diperlukan anti diabetik oral :

a). Klorpropamid mulai dengan gram/hari dalam sekali pemberian, maksimal o,


5 mg/hari 1/2 jam sebelum makan
b).Glibenklamid mulai 5 mg/hari dalam 2-3 kali pemberian, maksimal 15
mg/hari
c). Methformin mulai dengan 0,5 gram/hari dalam 2-3 kali pemberian,
maksimal 2 gram/hari
d). Glipizid 5-25 mg, 1-2 kali /hari, sebelum makan
e). Glikazid 20-30 mg, 1-2 kali/hari sebelum makan
f). Glimepirid 0,5-6 mg, Ikali 'hari sebelum makan
g). Acarbose 100-300 mg, 3 kali/hari bersama suapan pertama

Penatalaksanaan diabetes mempunyai tujuan akhir untuk menurunkan morbiditas dan


mortalitas DM, yang secara spesifik ditujukan untuk mencapai 2 target utama, yaitu:
Menjaga agar kadar glukosa plasma berada dalam kisaran normal serta mencegah atau
meminimalkan kemungkinan terjadinya komplikasi diabetes.

The American Diabetes Association (ADA)merekomendasikan beberapa parameter yang


dapat digunakan untuk menilai keberhasilan penatalaksanaan diabetes.

Target Penatalaksanaan Diabetes

Parameter Kadar Ideal Yang Diharapkan


Kadar Glukosa Darah Puasa 80–120mg/dl
Kadar Glukosa Plasma Puasa 90–130mg/dl
Kadar Glukosa Darah Saat Tidur 100–140mg/dl
(Bedtime blood glucose)
Kadar Glukosa Plasma Saat Tidur 110–150mg/dl
(Bedtime plasma glucose)
Kadar Insulin <7 %
Kadar HbA1c <7mg/dl
Kadar Kolesterol HDL >45mg/dl (pria)
Kadar Kolesterol HDL >55mg/dl (wanita)
Kadar Trigliserida <200mg/dl
Tekanan Darah <130/80mmHg

8
Pada dasarnya ada dua pendekatan dalam penatalaksanaan diabetes, yang pertama
pendekatan tanpa obat dan yang kedua adalah pendekatan dengan obat. Dalam
penatalaksanaan DM, langkah pertama yang harus dilakukan adalah penatalaksanaan
tanpa obat berupa pengaturan diet dan olah raga. Apabila dengan langkah pertama ini
tujuan penatalaksanaan belum tercapai, dapat dikombinasikan dengan langkah
farmakologis berupa terapi insulin atau terapi obat hipoglikemik oral, atau kombinasi
keduanya. Bersamaan dengan itu, apa pun langkah penatalaksanaan yang diambil, \satu
faktor yang tak boleh ditinggalkan adalah penyuluhan atau konseling pada penderita
diabetes oleh para praktisi kesehatan, baik dokter, apoteker, ahli gizi maupun tenaga
medis lainnya.

a. Terapi Tanpa Obat


1). Pengaturan Diet
Diet yang baik merupakan kunci keberhasilan penatalaksanaan diabetes. Diet
yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi yang seimbang dalam hal
karbohidrat, protein dan lemak, sesuai dengan kecukupan gizi baik sebagai berikut:
a). Karbohidrat : 60-70%
b). Protein : 10-15%
c). Lemak : 20-25%
Jumlah kalori disesuaikan dengan pertumbuhan, status gizi, umur, stres akut dan
kegiatan fisik, yang pada dasarnya ditujukan untuk mencapai dan mempertahankan
berat badan ideal.
Penurunan berat badan telah dibuktikan dapat mengurangi resistensi insulin dan
memperbaiki respons sel-sel βterhadap stimulus glukosa. Dalam salah satu penelitian
dilaporkan bahwa penurunan 5% berat badan dapat mengurangi kadar HbA1c
sebanyak 0,6% (HbA1c adalah salah satu parameter status DM), dan setiap kilogram
penurunan berat badan dihubungkan dengan 3-4 bulan tambahan waktu harapan
hidup. Selain jumlah kalori, pilihan jenis bahan makanan juga sebaiknya
diperhatikan. Masukan kolesterol tetap diperlukan, namun jangan melebihi 300 mg
per hari. Sumber lemak diupayakan yang berasal dari bahan nabati, yang
mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuh dibandingkan asam lemak jenuh.
Sebagai sumber protein sebaiknya diperoleh dari ikan, ayam (terutama daging dada),
tahu dan tempe, karena tidak banyak mengandung lemak. Masukan serat sangat
penting bagi penderita diabetes, diusahakan paling tidak 25 g per hari. Disamping
akan menolong menghambat penyerapan lemak, makanan berserat yang tidak dapat
dicerna oleh tubuh juga dapat membantu mengatasi rasa lapar yang kerap dirasakan
penderita DM tanpa risiko masukan kalori yang berlebih. Disamping itu makanan
sumber serat seperti sayur dan buah-buahan segar umumnya kaya akan vitamin dan
mineral.

9
2). Olah Raga
Berolah raga secara teratur dapat menurunkan dan menjaga kadar gula darah tetap
normal. Saat ini ada dokter olah raga yang dapat dimintakan nasihatnya untuk
mengatur jenis dan porsi olah raga yang sesuai untuk penderita diabetes. Prinsipnya,
tidak perlu olah raga berat, olah raga ringan asal dilakukan secara teratur akan sangat
bagus pengaruhnya bagi kesehatan. Olahraga yang disarankan adalah yang bersifat
CRIPE(Continuous, Rhytmical, Interval, Progressive, Endurance Training). Sedapat
mungkin mencapai zona sasaran 75-85% denyut nadi maksimal (220-umur),
disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi penderita. Beberapa contoh olah raga
yang disarankan, antara lain jalan atau lari pagi, bersepeda, berenang, dan lain
sebagainya. Olahraga aerobik ini paling tidak dilakukan selama total 30-40 menit per
hari didahului dengan pemanasan 5-10 menit dan diakhiri pendinginan antara 5-10
menit. Olah raga akan memperbanyak jumlah dan meningkatkan aktivitas reseptor
insulin dalam tubuh dan juga meningkatkan penggunaan glukosa.

b. Terapi obat
Apabila penatalaksanaan terapi tanpa obat (pengaturan diet dan olah raga) belum
berhasil mengendalikan kadar glukosa darah penderita, maka perlu dilakukan langkah
berikutnya berupa penatalaksanaan terapi obat, baik dalam bentuk terapi obat
hipoglikemik oral, terapi insulin, atau kombinasi keduanya.

B. Teori Kebutuhan Dasar Manusia


Perawatan Luka Penderita Diabetes Melitus
Diabetes Melitus atau penyakit kencing manis adalah penyakit menahun (kronis), yang
ditandai oleh kadar glukosa (gula) di dalam darah tinggi. Kadar glkosa darah yang
normal pada waktu puasa tidak melebihi 100 mg/dl dan 2 jam sesudah makan kurang
dari 140 mg/dl. Kadar glukosa darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan timbulya
gejala-gejala seperti : sering kencing, rasa haus dan rasa lapar yang berlebihan, sering
mengalami infeksi, letih lesu, berat badan menurun, dll.
Namun dapat pula terjadi pada beberapa penderita DM yang tidak merasakan gejala-
gejala tersebut diatas dan penyakitnya ditemukan secara kebetulan, misalnya pada
waktu pemeriksaan kesehatan rutin.
Apabila pada seseorang penderita kencing manis kadar glukosa darahnya tinggi dalam
jangka waktu yang lama, maka akan timbul komplikasi menahun (kronis yang
mengenai mata menyebabkan gangguan penglihatan bila mengenai sistem syaraf akan
menyebabkan gangguan rasa dan gangguan bila mengenai ginjal menyebabkan
gangguan fungsi ginjal).
Adapun gambaran luka padapenderita kencing manis dapat berupa: demopati (kelainan
kulit berupa bercak-bercak bitam di daerah tulang kering), selulitis (peradangan dan

10
infeksi kulit), nekrobiosisi lipiodika diabetik (berupa luka oval, kronik, tepi keputihan),
osteomielitis (infeksi pada tulang) dan gangren (lika kehitaman dan berbau busuk).

TERJADINYA LUKA DIABETIK


Ada beberapa yang mempengaruhi :

1.Neuropati diabetik.
Adalah kelainan urat saraf akibat DM karena tinggi kadar dalam darah yang bisa
merusak urat saraf penderita dan menyebabkan hilang atau menurunnya rasa nyeri pada
kaki, sehingga apabila penderita mengalami trauma kadang-kadang tidak terasa.
Gejala-gejala Neuropati : Kesemitan, rasa panas (wedangan : bahasa jawa), rasa
tebal ditelapak kaki, kram, badan sakit semua terutama malam hari.
2.Angiopati Diabetik (Penyempitan pembuluh darah)
Pembuluh darah besar atau kecil pada penderita DM mudah menyempit dan
tersumbat oleh gumpalan darah. Apabila sumbatan terjadi di pembuluh darah sedang/
besar pada tungkai maka tungkai akan mudah mengalami gangren diabetik yaitu luka
pada kaki yang merah kehitaman dan berbau busuk. Adapun angiopati menyebabkan
asupan nutrisi, oksigen serta antibiotik terganggu sehingga menyebabkan kulit sulit
sembuh.
3.Infeksi
Infeksi sering merupakan komplikasi akibat berkurangnya aliran listrik (neoropati)

PERAWATAN KAKI PENDERITA DIABETES MILITUS


Mengingat segala kemungkinan dapat terjadi pada penderita DM akibat gangguan
pembuluh darah maupun syarafnya, maka perlu dilakukan tindakan pencegahan agar
tidak terjadi luka, sebagai berikut:

 Penderita harus mencuci kakinya setiap hari dengan teratur, sesudah dicuci
dikeringkan dengan seksama (terutama pada sela-sela jari kaki)
 Dapat dipakai bedak atau lotion.
 Pada penderita dengan komplkasi kronis DM, sebaiknya jangan menggunakan air
hangat atau air panas untuk merendam kaki, oleh karena kepekaan rasa di kaki
untuk panas berkurang sehingga penderita tidak merasakan apa-apa, walaupun
kakinya melepuh.
 Apabila penderita merasa kakinya dingin, sebaiknya memakai kaos kaki, Sebaiknya
memilih kaos kaki yang bahannya wol atau katun. Kaos kaki tersebut sebaiknya
juga dipakai sewaktu tidur.
 Apabila memakai sepatu atau sandal, perlu diperiksa apakah alas kakinya licin dan
rata.

11
 Apabila membeli sepatu baru, sebaiknya diperhatikan : sepatu jangan terlalu
sempit, sebaiknya sepatu yang kulitnya lemas, pada awalnya sepatu tersebut
dipakai beberapa jam saja, untuk membiasakan diri.
 Pada penderita DM yang mengalami gangguan syaraf sebaiknya jangan berjalan
tanpa alas kaki, karena dapat terkena luka tanpa penderita menyadarinya.
 Sela-sela jari kaki perlu diperiksa, apakah terdapat luka atau kulit yang pecah-
pecah, yang disebabkan oleh jamur kaki. Bila ada, cepat pergi ke dokter untuk
diobati.

LUKA-LUKA DI KAKI

Perlu diperhatikan.
Setiap hari kaki harus diperiksa dengan seksama minimal 1 kali. Ini sangat
penting untuk menemukan luka secara dini atau perubahan warna kulit seperti
kemerahan, jangan sungkan untuk pergi ke dokter walaupun hanya luka-luka kecil
sekalipun.
Pengalaman merawat luka pada penderita DM.
Berikut adalah kasus perawatan ulkus DM terinfeksi dengan abses besar di sisi
lateral metakarpal dextra (kanan). Perawatan ulkus ini mengenai pasien wanita
berusia 40 tahun yang dirujuk ke klinik rawat jalan dengan kasus gawat darurat
label kuning 2 (gawat tidak darurat) kondisi saat ini terdapat luka terbuka, diatas
metakarpal dextra sudah berlangsung 2 minggu, pasien mulai murung dan stres
karena tidak dapat melakukan aktifitas sehari-hari serta bekerja sebagai pedagang
kain dengan alam terbuka.
Dari pemeriksaan diketahui terdapat luka terbuka berukuran 10 x 7 cm pada sisi
lateral metakapral dextra, dibawah luka terdapat luka yang berfluktuasi, dan seluruh
daerah kemerahan serta sudah mulai terdapat nekrose (jaringan mati) pada
permukaan kulit. Parawatan luka ini tidak terlalu rumit apabila ada kerjasama
antara pasien dengan petugas kesehatan, pasien bersedia dilakukan perawatan
secara rutin dengan keyakinan luka akan sembuh. Perawat melakukan perawatan
dengan sabar dan teliti serta profesional.
Sebelum kita melakukan perawatan luka periksa GDS (Gula Darah Sewaktu)
kemudian baru kita lakukan tindakan incisi abses serta nekrotomi sebelumnya kita
berikan cairan antiseptik dengan betadin cair dan anestesi untuk menghilangkan
rasa sakit, kaluarkan semua pus (nanah), gunting jaringan yang mati atau yang
berwarna hitam, cuci dengan perhidrol kemudian bilas dengan cairan Na Cl 0,9 %,
pasang tampon dengan betadin yang diencerkan dengan Na Cl 1:1 selama masih
ada pus dan diganti setiap hari, apabila luka sudah menjadi gangren atau busuk,
untuk perawatannya setelah digunting jaringan yang mati dan dikeluarkannya
nanah kita lakukan kompres revanol dicampur norit dengan perbandingan 2 : 100

12
CC berfungsi untuk menyerap pus (nanah) agar bau busuk hilang, dilakukan tiap
hari dan rutin hingga luka membaik. Setelah luka bersih dan tidak ada pus baru kita
lakukan rawat luka dengan terapi gentamicin salep dan bioplacenton (untuk
menumbuhkan jaringan). Demikian hasil dari perawatan luka dengan perawatan
sederhana dapat dijangkau dan dapat dilakukan tanpa rawat inap.

13
DAFTAR PUSTAKA

2009. pustaka kesehatan populer. Mengenal berbagai macam penyakit infeksi . PT Buana
Ilmu Populer
Maryunani, anik. 2011. Ketrampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan KDPK. Jakarta:
Trans Info Media

Umami,Vidhia, Dr. 2007. At a Glance Ilmu Bedah. Edisi Ketiga. Jakarta : Penerbit
Erlangga : Tersedia di online : [ http://books.google.co.id/books]

Supriyadi. 2017. Panduan Praktis Skrining Kaki Diabetes Meilitus. Yogyakarta :


Deepublish. Tersedia di online : [ http://books.google.co.id/books]

Misnadiarly. 2006. Diabetes meilitus: Gangren,Ulcer, Injeksi. Mengenal Gejala,


Menanggulangi, dan Mencegah Komplikasi. Jakarta : Pustaka Populer Obor. Tersedia di
online : [ http://books.google.co.id/books]

Irwan.2018.Epidemiologi Penyakit Tidak Menular Yogyakarta:Deepublish Tersedia di


online : [ http://books.google.co.id/books]

Sunarti.2018.Serat Pangan dalam Penanganan Sindrom Metabolik.Yogyakarta:Gadjah


Mada University Press. Tersedia di online : [ http://books.google.co.id/books]

Mahendra,B. krisnatuti,Diah. Tobing, Ade. A.Alting, Boy Z. 2008. Care your self
diabetes mellitus.Jakarta: penebar plus Tersedia di online :
[http://books.google.co.id/books]

14

Anda mungkin juga menyukai