Anda di halaman 1dari 22

7/21/2019 Proses Transfer - Pertemuan 1

BAHAN AJAR

MATA KULIAH

PROSES TRANSFER

oleh:
Nurul Hidayati Fithriyah, S.T., M,Sc., Ph.D.
Rahmawati, S.T., M.Sc.

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Jakarta
2013

http://slidepdf.com/reader/full/proses-transfer-pertemuan-1 1/22
7/21/2019 Proses Transfer - Pertemuan 1

http://slidepdf.com/reader/full/proses-transfer-pertemuan-1 2/22
7/21/2019 Proses Transfer - Pertemuan 1

 Modul Pembelajaran Proses Transfer 3


 

IV. TRANSFER MASSA


1.  Difusivitas Massa dan Mekanisme Transfer Massa  ! 
1)  Hukum Fick tentang difusi massa biner (molekular) " 
2)  Pengaruh suhu dan tekanan terhadap difusivitas massa" 
#   Pertemuan ke-9
2.  Distribusi Massa dalam Aliran Laminar " 
1)   Neraca massa dan syarat batas " 
2)  Teori lapisan ( film theory) " 
3)  Difusi massa secara mantap dan takmantap  $ 
4)  Perpindahan massa secara konveksi  ! 

3.  Perpindahan Panas dan Massa secara Simultan (bersamaan) #   Pertemuan ke-10

4.  Rangkuman, Latihan Soal, Pembahasan Tugas, Kisi UAS  $ 

TUGAS 4! (20%): 2! Transfer Momentum; 1! Transfer Panas; dan 1 ! Transfer Massa

http://slidepdf.com/reader/full/proses-transfer-pertemuan-1 3/22
7/21/2019 Proses Transfer - Pertemuan 1

 Modul Pembelajaran Proses Transfer 4


 

Pertemuan ke-1 
Kompetensi: Memahami mekanisme proses transfer momentum, konsep fluida Newtonian,
serta perilaku viskositas 
Indikator :
1.  Dapat menjelaskan mekanisme transfer momentum secara molekuler dan konvektif
2.  Dapat menjelaskan perilaku fluida Newtonian dan Non-Newtonian
3.  Dapat menjelaskan perilaku viskositas

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Proses Perpindahan

Peristiwa fisika akan selalu diiringi dengan berpindahnya satu atau lebih dari tiga
 besaran utama berikut ini: massa, momentum, dan energi (khususnya panas). Peristiwa
 perpindahan ini akan dijumpai dalam semua operasi teknik kimia. Proses Transfer
mempelajari kejadian fisik yang berlangsung selama suatu operasi teknik kimia dan mencari
suatu model matematis ideal yang dapat menggambarkan perubahan-perubahan yang
 berlangsung dalam peristiwa tersebut.
Dalam menggunakan model matematis tersebut, perlu dikuasai prinsip dan langkah

 perhitungan geometris, diferensial dan integral. Di samping itu, semua besaran dan sifat
fisika diperlakukan sebagai variabel (peubah), sehingga dengan sendirinya ketentuan-
ketentuan ilmu fisika, imia, dan termodinamika tetap berlaku terhadap peubah-peubah
tersebut.
Perubahan-perubahan dalam peristiwa perpindahan dapat dinyatakan dengan
 persamaan matematis melalui penyusunan neraca berdasarkan hukum kekekalan. Perubahan
 besaran dan sifat fisika dinyatakan dengan perbandingan diferensial. Sistem koordinat dan
satuan digunakan utuk memudahkan perhitungan sesuai dengan bentuk geometri dari sistem
yang diamati. Diperlukan keterampilan mengubah satuan besaran antarsistem dengan
meninjau faktor konversi dari satuan-satuan yang terlibat dalam perhitungan.

1.2 Hukum Kekekalan


Hukum kekekalan massa, momentum, dan energi menyatakan bahwa massa,
momentum dan energi (panas) tidak dapat dimusnahkan (oleh manusia), akan tetapi hanya
 berubah bentuk. Hal ini dinyatakan dalam persamaan umum neraca sistem per satuan waktu
sebagai berikut:
akumulasi = laju alir masuk - laju alir keluar + pembentukan - konsumsi (1.1)
Untuk menyelesaikan suatu neraca dibutuhkan syarat-syarat batas yang membatasi volum-
 banding dari sistem tersebut.

http://slidepdf.com/reader/full/proses-transfer-pertemuan-1 4/22
7/21/2019 Proses Transfer - Pertemuan 1

http://slidepdf.com/reader/full/proses-transfer-pertemuan-1 5/22
7/21/2019 Proses Transfer - Pertemuan 1

 Modul Pembelajaran Proses Transfer 6


 

Gambar 2.1 Skema percobaan maya (imaginer) untuk menunjukkan perpindahan momentum
yang disertai pembentukan aliran fluida akibat adanya ‘ shear stress’

Gerak lapisan fluida yang bersinggungan dengan permukaan pelat tersebut mengimbas ke
molekul-molekul fluida yang ada di lapisan lebih atas, dan terjadilah aliran fluida dalam arah
x. Gerak yang terjadi pada saat-saat awal masih belum sempurna terbentuk, dan dalam
keadaan transient (transient state) ini distribusi kecepatan fluida dalam arah y ditunjukkan di
skema (d) dari gambar I; gerak fluida hanya teramati di daerah yang tak jauh dari permukaan
 bawah, dan makin ke atas makin kecil kecepatannya.

Setelah cukup lama aliran fluida terbentuk sempurna, dan tercapai keadaan tunak ( steady
 state). Profil kecepatan tidak berubah dengan waktu, sebagaimana ditunjukkan di skema (e).

http://slidepdf.com/reader/full/proses-transfer-pertemuan-1 6/22
7/21/2019 Proses Transfer - Pertemuan 1

 Modul Pembelajaran Proses Transfer 7


 

Dalam sketsa ditunjukkan bahwa kecepatan fluida mengecil secara linear dengan kenaikan
dari harga y. Hubungan antara berbagai besaran sistem yang digambarkan tersebut dapat
dinyatakan dalam bentuk persamaan yang diberikan sebagai persamaan (2.1).
 F  & V  #
= µ $ !  (2.1)
 A % Y  "
Persamaan (2.1) menyatakan bahwa gaya persatuan luas permukaan bidang selang antara
 pelat dan fluida berbanding lurus dengan penurunan kecepatan fluida dalam arah y.
Konstanta pembandingnya µ didefinisikan sebagai viskositas dari fluida. F/A disebut ‘ shear
 stress’.
‘Shear stress’ tersebut terimbas ke fluida, dan karenanya di dalam fluida terasakan juga
adanya ‘ shear stress’  dalam arah y karena adanya gaya F yang bekerja pada arah x.

Bila digunakan lambang !    untuk menyatakan ‘ shear stress’ di dalam fluida yang bekerja
 yx

dalam arah x terhadap lapisan fluida pada jarak y dari permukaan bidang selang antar pelat
dan fluida, oleh fluida yang ada pada kedudukan kurang dari y, dan untuk menyatakan
kecepatan fluida dalam arah x digunakan lambang v x  , maka hubungan yang dinyatakan
dalam persaman 1 dapat dinyatakan secara eksplisit sebagai berikut:

& dv #
(   =   'µ $  x !  (2.2)
 yx
$ dy !
% "
Seperti halnya dengan persamaan (2.1), persamaan di atas juga menyatakan bahwa: ‘ shear

 stress’ berbanding lurus dengan ‘ shear rate’ yaitu (dvx/dy). Pernyataan yang diberikan
sebagai Persamaan (2.2) disebut ‘ Newton’s law of viscosity’ atau Hukum Newton tentang
viskositas.
Fluida yang pola laku alirannya berkelakuan sebagaimana dinyatakan oleh Hukum Newton
tentang viskositas lazim disebut sebagai fluida Newtonian ( Newtonian Fluid ). Semua gas,
dan banyak cairan berkelakuan sebagai fluida Newtonian. Lumpur, pasta gigi, aspal, larutan
 polimer menunjukkan kelakukan yang berbeda dan dikategorikan sebagai fluida non-
 Newtonian (non-Newtonian Fluid ).

Cara pandang lain untuk memahami makna pernyataan Persamaan (2.2) adalah dengan
mengartikan pengimbasan gerak fluida karena adanya ‘ shear stress’ sebagai perpindahan
momentum. Lapisan fluida yang bersebelahan dengan permukaan pelat yang bergerak, yaitu
 pada kedudukan y = 0, memperoleh momentum dalam arah x dan karenanya ikut bergerak
dalam arah x. Momentum yang diperoleh tersebut sebagian dipindahkan ke lapisan di
atasnya, menyebabkan lapisan yang ada di atasnya ini memperoleh momentum juga, dan
karenanya ikut bergerak kearah x. Kejadian ini berimbas terus ke atas. Jadi terjadilah
 propagasi momentum yang berarah x ke arah y. Untuk menyingkat, momentum yang berarah
x selanjutnya disebut x-momentum, yaitu komponen x dari vector momentum. Komponen
lainnya adalah y-momentum dan z-momentum. Kedua komponen momentum yang

http://slidepdf.com/reader/full/proses-transfer-pertemuan-1 7/22
7/21/2019 Proses Transfer - Pertemuan 1

 Modul Pembelajaran Proses Transfer 8


 

disebutkan terakhir ini tidak terdapat dalam peristiwa yang ditelaah dalam eksperimen
imaginer disini.

Dengan menggunakan cara pandang tersebut, maka !  


 yx
  dapat diartikan sebagai flux x-
momentum dalam arah y, akibat adanya gerak dalam arah x, yang terimbas kearah y dengan
mekanisme interaksi antar molekul fluida. Perpindahan momentum dengan mekanisme
tersebut lazim disebut sebagai ‘viscous momentum transfer’. Istilah flux momentum berarti
laju perpindahan momentum per satuan luas [(momentum)/(waktu)(luas)]. Jadi !  
 yx
 
menyatakan laju perpindahan x-momentum dalam arah y per luas permukaan yang tegak
lurus terhadap y. Flux momentum yang terjadi dengan mekanisme molekuler lazim disebut
‘viscous flux’ .

Selain dengan mekanisme molekuler, model perpindahan momentum dapat juga terjadi
karena sejumlah massa fluida berpindah tempat, atau mengalir dari satu kedudukan ke
kedudukan lain, dan karenanya momentumnya terbawa pindah ke tempat barunya. Moda
 perpindahan momentum semacam ini disebut ‘convective momentum transfer (transport)’.

Perhatikan kembali persamaan (2.2). Rumusan yang diungkapkan persamaan tersebut


menyatakan bahwa ‘viscous momentum transfer’   terjadi dalam arah gradient kecepatan
negatif, artinya momentum bergerak dari kedudukan dengan kecepatan yang lebih tinggi ke
kedudukan dengan kecepatan yang lebih rendah. Dengan demikian gradient kecepatan dapat
dipandang sebagai gaya gerak dan kendali (‘driving force’) bagi perpindahan momentum.

‘Shear stress’ dan ‘ flux momentum’

Uraian yang diberikan terdahulu menyatakan bahwa !  


 yx
  dapat dipandang sebagai proses
 perpindahan momentum, dan dapat juga dipandang sebagai tegangan geser (‘ shear stress’ )
dalam peristiwa mekanik tentang efek gaya geser, yang bekerja di suatu bidang permukaan
suatu fluida terhadap pola pergeseran antara satu bagian fluida dengan bagian lainnya.

Dimensi dan satuan !  


 yx
dan  ! dan definisi viskositas kinematik

•  !   yx - ‘shear stress’ : gaya per satuan luas, maka dimensinya adalah gaya/luas. Satuan
!  
 yx
 dalam system satuan cgs:
-2 -1 -2
!  
 yx
[=] dyne.cm  = gram.cm .det  
[=] dibaca sebagai ‘mempunyai dimensi’ atau ‘mempunyai satuan

•  µ  - viskositas
Karena µ  = -[!   yx ]/[dvx/dy] maka dimensi dari µ   adalah (gaya/luas)/(laju/jarak).
-1 -1
 ! [=] gr.cm .det  = Poise

http://slidepdf.com/reader/full/proses-transfer-pertemuan-1 8/22
7/21/2019 Proses Transfer - Pertemuan 1

 Modul Pembelajaran Proses Transfer 9


 

2.1.2 Fluida Newtonian


Hukum Newton tentang viskositas menyatakan:
& dv #
(   yx =  'µ $  x !  (2.3)
$ dy !
% "

Untuk fluida Newtonian, pada (T,P) tetap, µ    berharga tetap, sehingga bila dibuat grafik
& dv #
hubungan ‘ shear stress’   (!   yx ) dengan - $  x !   atau harga-harga negative dari ‘shear rate’
$ dy !
akan diperoleh garis lurus, seperti ditunjukkan di Gambar 2.2.

Gambar 2.2

http://slidepdf.com/reader/full/proses-transfer-pertemuan-1 9/22
7/21/2019 Proses Transfer - Pertemuan 1

 Modul Pembelajaran Proses Transfer 10


Hubungan seperti yang ditunjukkan di Gambar 2 berlaku untuk semua gas dan sebagian besar
zat cair homogen dan ‘non-polymeric’. Akan tetapi banyak cairan atau fluida yang
mempunyai hubungan ‘ shear stress’   dan ‘ shear rate’   yang tidak linear seperti halnya fluida
 Newtonian.

2.1.3 Fluida Non-Newtonian


Fluida yang menunjukkan sifat bahwa hubungan antara ‘ shear stress’ dan ‘shear rate’   tidak
linier, karena itu mempunyai hubungan ‘shear stress’ dan ‘shear rate’   yang berbeda dari
fluida Newtonian, disebut fluida ‘non-Newtonian’. Contoh fluida ini dalam industri maupun
kehidupan sehari-hari adalah seperti ‘tapal gigi’, lumpur, lelehan polimer, polimer cair,
larutan polimer, aspal, lem dan masih banyak lagi.

Pola alir dari fluida ‘non-Newtonian’ dinyatakan dengan istilah pola alir ‘non-Newtonian’.
Ilmu mengenai, dan yang arah kajiannya tertuju kepada pola alir ‘non-Newtonian’,
merupakan bagian dari bidang ilmu yang disebut ‘rheology’. Lazimnya dapat dinyatakan
 bahwa ‘rheology is the science of flow and deformation’. Rheology mencakup aliran
 Newtonian, aliran ‘non-Newtonian’, sampai kepada deformasi elastis dari zat padat.

Berbagai bentuk hubungan ‘shear stress’ vs ‘shear rate’ fluida ‘non-Newtonian’ secara
skematik diberikan di Gambar 3, yang menunjukkan bahwa pada dasarnya ada empat macam
 pola hubungan ‘shear stress’ dan ‘shear rate’: (a) linier (Newtonian), (b) dilatant, (c)
 pseudoplastic, dan (d) Bingham plastic.

Gambar 2.3

Bentuk umum hubungan antara ‘shear stress’ vs ‘shear rate’ fluida ‘non-Newtonian’ adalah:

http://slidepdf.com/reader/full/proses-transfer-pertemuan-1 10/22
7/21/2019 Proses Transfer - Pertemuan 1

 Modul Pembelajaran Proses Transfer 11


& dv #
)   yx  
= '( $  x !   (2.4)
$ !
dy
& dv x #
dan ! 
 merupakan fungsi atau dinyatakan sebagai fungsi dari !    atau $ ! 
 yx
$ dy !
% "
Viskositas yang dipengaruhi oleh perubahan laju geser ( shear rate) dilambangkan dengan " 
(eta). Jika "  tidak dipengaruhi laju geser, maka fluida bersifat Newtonian di mana "  =  !.
Fluida dikatakan bersifat pseudoplastic jika " menurun dengan peningkatan laju geser. Fluida
yang mengalami penurunan "  selama waktu tertentu disebut bersifat thixotropic. Fluida
dikatakan bersifat dilatant   jika "  meningkat dengan peningkatan laju geser. Fluida yang
mengalami peningkatan "  dalam kurun waktu tertentu disebut bersifat rheopectic. Fluida

yang sebagiannya kembali ke bentuk semula setelah tegangan geser dihilangkan disebut
 bersifat visco-elastic.

Untuk fluida Bingham plastic berlaku fluks momentum berikut:


! dv x $
!   yx   = !     + µ #
0 &  (2.5)
" dy %
di mana adalah  yield stress atau tegangan alir, yaitu tekanan minimum yang harus
!  
0
 
diberikan kepada fluida untuk dapat melampaui hambatan alirnya sehingga fluida dapat
mengalir. Bila tekanan yang diberikan kurang dari tegangan alirnya, maka fluida  Bingham
 plastic akan berperilaku seperti benda padat (tidak mengalir). Setelah fluida  Bingham plastic
mengalir, maka perilakunya seperti fluida Newtonian.

2.1.4 Viskositas sebagai Fungsi Suhu dan Tekanan


Pengaruh suhu terhadap viskositas tampak pada data dalam Tabel 2.1 - 2.2. Viskositas
fluida umumunya mengalami penurunan seiring dengan kenaikan suhu pada tekanan tetap,
kecuali untuk gas karena densitas yang rendah.
Viskositas dipengaruhi pula oleh perubahan tekanan. Viskositas dapat diprediksi
menggunakan data sifat kritis fluida, grafik seperti tampak pada Gambar 2.4 dan persamaan
(2.6). Aplikasi metode ini menunjukkan hasil yang sesuai dengan hasil eksperimen.

2.1.5 Fluks Momentum Gabungan


Persamaan fluks momentum gabungan antara mekanisme transfer momentum
molekuler (viscous) dan konvektif (aliran) dapat dilihat dalam Tabel 2.3.

http://slidepdf.com/reader/full/proses-transfer-pertemuan-1 11/22
7/21/2019 Proses Transfer - Pertemuan 1

 Modul Pembelajaran Proses Transfer 12


Tabel 2.1 Viskositas Beberapa Gas dan Cairan pada Tekanan 1 atm dan Berbagai Suhu [Bird]

http://slidepdf.com/reader/full/proses-transfer-pertemuan-1 12/22
7/21/2019 Proses Transfer - Pertemuan 1

 Modul Pembelajaran Proses Transfer 13


Tabel 2.2 Viskositas Beberapa Logam Cair pada Tekanan 1 atm dan Berbagai Suhu [Bird]

http://slidepdf.com/reader/full/proses-transfer-pertemuan-1 13/22
7/21/2019 Proses Transfer - Pertemuan 1

 Modul Pembelajaran Proses Transfer 14


Gambar 2.4 Grafik prediksi viskositas berdasarkan data suhu dan tekanan tereduksi [Bird]

Tabel 2.3 Persamaan Fluks Momentum [Bird]

http://slidepdf.com/reader/full/proses-transfer-pertemuan-1 14/22
7/21/2019 Proses Transfer - Pertemuan 1

 Modul Pembelajaran Proses Transfer 15


Pertemuan ke-2
Kompetensi:
Mahasiswa mampu melakukan perhitungan analitik terhadap permasalahan transfer
momentum pada aliran fluida laminar tunak
Indikator :
1.  Mahasiswa mampu menuliskan persamaan neraca momentum  shell   pada sistem fluida
laminar
2.  Mahasiswa mampu menyebutkan syarat batas (boundary conditions) yang digunakan
dalam penyelesaian kasus transfer momentum
3.  Mahasiswa mampu melakukan perhitungan analitik terhadap permasalahan transfer
momentum pada aliran fluida laminar tunak dengan studi kasus aliran falling film.

2.2 Distribusi Kecepatan pada Aliran Laminar

Pada bab ini, kita akan mempelajari bagaimana menghitung profil kecepatan laminar
untuk beberapa sistem aliran geometri sederhana. Perhitungan ini menggunakan definisi
viskositas dan konsep neraca momentum. Pada kenyataannya, pengetahuan mengenai
distribusi kecepatan secara lengkap biasanya tidak dibutuhkan pada permasalahan
engineering . Tetapi kita lebih perlu untuk mengetahui kecepatan maksimum, kecepatan rata-
rata atau shear stress pada permukaan. Besaran-besaran ini dapat diketahui secara mudah jika
 profil kecepatan telah diketahui.
Pada bagian pertama, kita akan membahas beberapa pernyataan umum mengenai
neraca momentum diferensial. Selanjutnya, kita akan mengerjakan beberapa kasus klasik
untuk contoh aliran viscous. Contoh-contoh kasus ini harus sepenuhnya dimengerti, karena
akan berulang kali dirujuk pada bahasan-bahasan mendatang. Kita mungkin akan merasakan
 bahwa sistem-sistem tersebut adalah terlalu sederhana untuk menjadi sebuah permasalahan
engineering . Ini benar, karena sistem-sistem tersebut merepresentasikan situasi yang sangat
ideal, akan tetapi hasilnya dirasakan cukup berguna dalam pengembangan berbagai macam
topik pada permasalahan mekanika fluida.
Metode serta contoh kasus yang diberikan pada bab ini hanya mencakup aliran tunak
( steady-state) saja. Dari term tunak ( steady state) berarti bahwa kondisi pada setiap titik pada
aliran tersebut tidak berubah terhadap waktu. Yaitu, perekaman gambar pada sistem aliran
 pada waktu t   terlihat benar-benar sama dengan perekaman gambar yang diambil pada
 beberapa waktu kemudian , t + #t .
Pada bagian ini diterangkan analisa untuk memahami struktur dan pola laku fenomena
aliran fluida dengan menggunakan pendekatan neraca mikroskopik. Penggunaan dan
 pendekatan neraca mikroskopik dipilih dan diperlukan karena:

http://slidepdf.com/reader/full/proses-transfer-pertemuan-1 15/22
7/21/2019 Proses Transfer - Pertemuan 1

 Modul Pembelajaran Proses Transfer 16


a)  Variabel keadaan dalam medan medan aliran yang ingin diketahui pola lakunya
merupakan fungsi kedudukan.
 b)  Ingin diketahui bagaimana variabel keadaan tersebut terdistribusi di dalam ruang medan
aliran
Dalam masalah transport phenomena, variabel keadaan yang menjadi fokus perhatian adalah
kecepatan fluida, tekanan, dan fluks momentum di dalam aliran.

 Neraca mikroskopik untuk melakukan analisis proses perpindahan momentum (energi dan
massa) lazim juga disebut ‘ shell momentum balance’ .

Inti permasalahan yang dipelajari:

‘Bagaimana pendekatan yang dilakukan untuk merumuskan neraca mikroskopik

hingga diperoleh rumusan matematik (= model matematik) yang dapat menjelaskan


struktur dan pola laku aliran fluida?’

Untuk memudahkan permasalahan, di bab ini pembahasan dilakukan terhadap aliran fluida
laminar untuk system-sistem dengan geometri sederhana. Secara khusus akan ditinjau:
a)  Aliran fluida pada bidang datar yang dimiringkan
 b)  Aliran fluida melalui saluran berbentuk silinder
c)  Aliran fluida melalui celah yang dibatasi dua silinder konsentrik

2.2.1 Neraca Momentum Shell ; Penetapan Syarat Batas ( Boundary Conditions)

Contoh-contoh kasus yang akan dibahas pada sub bab ini didekati dengan
merumuskan neraca momentum pada sebuah  shell   fluida yang sangat tipis. Untuk aliran
tunak, neraca momentum dapat dirumuskan sebagai berikut:

{Laju Momentum masuk} – {Laju Momentum keluar}


+ {Jumlah gaya yang bekerja pada sistem} = {Akumulasi Momentum} (2.6)

Momentum dapat masuk ke dalam sistem melalui transport momentum berdasarkan peristiwa
 Newtonian (atau non Newtonian) untuk flux momentum. Momentum juga dapat masuk
melalui pergerakan aliran fluida keseluruhan. Gaya-gaya yang kita perhatikan adalah gaya

tekanan (yang bekerja pada permukaan) serta gaya gravitasi (yang bekerja pada volume
fluida secara keseluruhan atau disebut gaya badan).
Secara umum, prosedur untuk merumuskan serta menyelesaikan permasalahan aliran
viscous  adalah sebagai berikut: pertama, kita menuliskan neraca momentum seperti di atas
untuk sebuah shell dengan ketebalan terbatas, kemudian kita biarkan ketebalan ini mencapai
nol lalu kita gunakan penurunan pertama untuk memperoleh persamaan diferesial yang
menggambarkan distribusi flux momentum. Pengintegrasian dari persamaan diferensial ini
akan menghasilkan flux momentum dan distribusi kecepatan pada sistem.

http://slidepdf.com/reader/full/proses-transfer-pertemuan-1 16/22
7/21/2019 Proses Transfer - Pertemuan 1

 Modul Pembelajaran Proses Transfer 17


Pada proses pengintegrasian ini, akan muncul beberapa konstanta integrasi, yang
dapat dievaluasi dengan menggunakan “syarat batas” atau boundary conditions. Yaitu,
 beberapa pernyataan dari fakta fisik pada nilai-nilai spesifik dari variabel bebas.
Berikut ini adalah beberapa ketentuan dalam menentukan syarat batas:

a.  Pada interface  fluida-padat, kecepatan fluida sama dengan kecepatan di mana
 permukaannya sendiri sedang bergerak; yaitu fluida diasumsikan melekat pada suatu
 permukaan padat yang berhubungan dengannya

 b.  Pada interface cair-gas, momentum perubahan terus menerus (dalam hal ini gradien
kecepatan) pada tahap cair adalah sangat mendekati nol dan dapat diasumsikan nol
dalam banyak / sebagian besar penghitungan.

c.  Pada interface  cair-cair, momentum perubahan terus menerus tegak lurus dengan
lapisan interfasa (permukaan kontak), dan kecepatannya kontinyu menembus
 permukaan kontak.

Ketiga tipe dari batasan kodisi tersebut akan ditemui dalam contoh-contoh studi kasus sistem
aliran sederhana.

Kasus 1: Aliran Falling Film 

Sebagai contoh pertama, Kami memperrtimbangkan arus dari fluida sepanjang permukaan
datar yang menurun, seperti ditunjukkan pada gambar 2-1. Kasus  falling film ini bisa kita
 jumpai pada peristiwa menara dinding basah (wetted wall towers), percobaan-percobaan
 penguapan dan penyerapan gas, dan aplikasi dari coating   menjadi gulungan kertas. Kita
asumsikan viskositas dan kerapatan fluida adalah konstan.

Gambar 2.5 Skema diagram kasus falling film yang menggambarkan end effect .

http://slidepdf.com/reader/full/proses-transfer-pertemuan-1 17/22
7/21/2019 Proses Transfer - Pertemuan 1

 Modul Pembelajaran Proses Transfer 18


Fokus kita adalah pada area sepanjang L, cukup jauh dari ujung dinding yang gangguan
keluar-masuknya tidak dimasukkan pada L. Pada area ini, komponen kecepatan v z  tidak
 bergantung pada z.

Kita memulai analisa dengan menetapkan neraca momentum-z melalui sistem dengan
ketebalan %x, dibatasi oleh panjang sistem z = 0 dan z = L, dan lebar W pada arah-y.(lihat
gambar 2-2). Aneka komponen pada saat keseimbangan momentum adalah :

Laju momentum-z masuk pada permukaan sepanjang x: ( LW )($  xz )| x 

Laju momentum-z keluar pada permukaan sepanjang x + %x: ( LW )($  xz )| x+% x 

Laju momentum-z masuk pada permukaan di titik z = 0: (W % x v z )(&vz) | z =0 

Laju momentum-z keluar pada permukaan di titik z = L: (W  % x v z )( %v z )| z=L 

Gaya grafitasi yang ada pada fluida : ( L W  % x)( % g  cos & )

Gambar 2.6 Aliran film isotermal dibawah pengaruh gravitasi, tanpa riak. Sumbu y tegak
lurus bidang gambar dan neraca momentum dibuat untuk ketebalan fluida 'x.

Catatan bahwa kita selalu menggunakan arah masuk dan keluar pada arah positif sumbu x
dan z (Hal ini terjadi berbarengan dengan arah dari transfer momentum). Notasi | x+%x
 berarti dievaluasi pada x+%x.

Ketika persamaan-persamaan ini disubstitusikan ke dalam keseimbangan momentum dari


 persamaan (2.6), kita dapatkan

http://slidepdf.com/reader/full/proses-transfer-pertemuan-1 18/22
7/21/2019 Proses Transfer - Pertemuan 1

http://slidepdf.com/reader/full/proses-transfer-pertemuan-1 19/22
7/21/2019 Proses Transfer - Pertemuan 1

 Modul Pembelajaran Proses Transfer 20


) #  g cos "  & 2
C 2 = '' $$!   
2µ 
( %   (2.15)
Sehingga distribusi kecepatan dapat dirumuskan sebagai:
2
  )& #
2
, 0  g .  cos / 
''$1 - ,* )'
x
v z  = ** !
+ 2 µ  ($% + .  ( !"   (2.16)

 
Persamaan-persamaan lain dapat diturunkan sebagai berikut:

http://slidepdf.com/reader/full/proses-transfer-pertemuan-1 20/22
7/21/2019 Proses Transfer - Pertemuan 1

I L+. lg. t:
PT
Pe-dle uncAt* N RA6A v or.a r.lruM o ALt RA-N
9d Ll- h\n. t/g
(. FAuur t\G Ftt-ivr
V> PaEL
= zrt ees? t -ia\,t
\S / I ::r,ffii*,"*. itCt.t)
- fIt.o.<+^tcan
Q-e<$,afra.A rnotKsi rvlu (Yl \)>rvrtaf I 4 o , rnatsa p J-s 0,1):
"
't/z
, vnrux , P 5z cos# - Pg 62 ws7 -. t-c)
lr-{*)'j
o'^r.

-,p ^r
6
L, (eczfatan t'ct-ta -rrrr-tc.r 1-lz) =- ^w.
a, O7

 "^ au f j-u, n*
"
= ,nti -l,'fu i[,_-sW
rau
,.f +) >

WW*
=bAl--,t-)
-'
eqELspf
:-,eti,,_i , _?1il'T a,
1".{^ _r(t^.a*l
l)" f , l
=#i
lt$ L 'o 3EL lo "lu +.r.'lti .J

= P2yq E Losp I (S-o) - i Sz'-o y1


- - t1" \ 3,8'/\
, = f ?E eosp , 3g - t 2 f ^|'co"(...2
^r
P qEz rcs 
3 :3 -' "'/"
2 t)"7,rna.*
= _-- = .- {t's 2
tf 3

g Lru, qti. rnqtEq I e,o : . 5 lurr


,\ r-
0 Jn' P vu d,* da
lwrE
)o ^

"* : (WtP )( PqSLuose) .= fLg"n 6vcos ,, .-.A.q)


37u 3r"t
,

4. . fet t*,alon Logi.on ft',aa jaa"h


{') ' dari gex , F) '. Ez = _J ,, (v* ) 3 ,u (/+) ,-(t.r.t
p*
t-..+-%-

.q.asp
-/) Pgwsp
[-) . dari pe*i. L4) E
s = w, 3.J,t ?> f,
^ I,l-7;;--:_,u,6
Frg W %r( f 'gw -t (

http://slidepdf.com/reader/full/proses-transfer-pertemuan-1 21/22
7/21/2019 Proses Transfer - Pertemuan 1

Fpuu rr.rG fiLM (^ry"ttan ) bln. a/t

(Yrtlx'F

d t peq,rv ryql iYT.YJ te99h dv*


d.x
u.-
od?,

: E Lw P qQOso
= \/ P A,s

= ,$u.-oJ, .f t^^io(q,.

rn wKaq n bq&orV dibqsw"nT )


qa-d.a+ d)

a^ l,e-2"nold, z sr.a.?e {oc4-a-r .

= 4I r-r-n4ra[<
Ag = 49 E2 et'p or'3 cos _" o.* 7
3lA A2
6zle.ntv an ;

A{i ra,.'t Lqminar,


il r' (. <Ao
der.tgqn riqts
^o
1+(e { tsoo
rr {u_rb<,tl n I Ke ) l-soo

http://slidepdf.com/reader/full/proses-transfer-pertemuan-1 22/22

Anda mungkin juga menyukai