Proses Transfer Pertemuan 1
Proses Transfer Pertemuan 1
BAHAN AJAR
MATA KULIAH
PROSES TRANSFER
oleh:
Nurul Hidayati Fithriyah, S.T., M,Sc., Ph.D.
Rahmawati, S.T., M.Sc.
http://slidepdf.com/reader/full/proses-transfer-pertemuan-1 1/22
7/21/2019 Proses Transfer - Pertemuan 1
http://slidepdf.com/reader/full/proses-transfer-pertemuan-1 2/22
7/21/2019 Proses Transfer - Pertemuan 1
http://slidepdf.com/reader/full/proses-transfer-pertemuan-1 3/22
7/21/2019 Proses Transfer - Pertemuan 1
Pertemuan ke-1
Kompetensi: Memahami mekanisme proses transfer momentum, konsep fluida Newtonian,
serta perilaku viskositas
Indikator :
1. Dapat menjelaskan mekanisme transfer momentum secara molekuler dan konvektif
2. Dapat menjelaskan perilaku fluida Newtonian dan Non-Newtonian
3. Dapat menjelaskan perilaku viskositas
BAB I
PENDAHULUAN
Peristiwa fisika akan selalu diiringi dengan berpindahnya satu atau lebih dari tiga
besaran utama berikut ini: massa, momentum, dan energi (khususnya panas). Peristiwa
perpindahan ini akan dijumpai dalam semua operasi teknik kimia. Proses Transfer
mempelajari kejadian fisik yang berlangsung selama suatu operasi teknik kimia dan mencari
suatu model matematis ideal yang dapat menggambarkan perubahan-perubahan yang
berlangsung dalam peristiwa tersebut.
Dalam menggunakan model matematis tersebut, perlu dikuasai prinsip dan langkah
perhitungan geometris, diferensial dan integral. Di samping itu, semua besaran dan sifat
fisika diperlakukan sebagai variabel (peubah), sehingga dengan sendirinya ketentuan-
ketentuan ilmu fisika, imia, dan termodinamika tetap berlaku terhadap peubah-peubah
tersebut.
Perubahan-perubahan dalam peristiwa perpindahan dapat dinyatakan dengan
persamaan matematis melalui penyusunan neraca berdasarkan hukum kekekalan. Perubahan
besaran dan sifat fisika dinyatakan dengan perbandingan diferensial. Sistem koordinat dan
satuan digunakan utuk memudahkan perhitungan sesuai dengan bentuk geometri dari sistem
yang diamati. Diperlukan keterampilan mengubah satuan besaran antarsistem dengan
meninjau faktor konversi dari satuan-satuan yang terlibat dalam perhitungan.
http://slidepdf.com/reader/full/proses-transfer-pertemuan-1 4/22
7/21/2019 Proses Transfer - Pertemuan 1
http://slidepdf.com/reader/full/proses-transfer-pertemuan-1 5/22
7/21/2019 Proses Transfer - Pertemuan 1
Gambar 2.1 Skema percobaan maya (imaginer) untuk menunjukkan perpindahan momentum
yang disertai pembentukan aliran fluida akibat adanya ‘ shear stress’
Gerak lapisan fluida yang bersinggungan dengan permukaan pelat tersebut mengimbas ke
molekul-molekul fluida yang ada di lapisan lebih atas, dan terjadilah aliran fluida dalam arah
x. Gerak yang terjadi pada saat-saat awal masih belum sempurna terbentuk, dan dalam
keadaan transient (transient state) ini distribusi kecepatan fluida dalam arah y ditunjukkan di
skema (d) dari gambar I; gerak fluida hanya teramati di daerah yang tak jauh dari permukaan
bawah, dan makin ke atas makin kecil kecepatannya.
Setelah cukup lama aliran fluida terbentuk sempurna, dan tercapai keadaan tunak ( steady
state). Profil kecepatan tidak berubah dengan waktu, sebagaimana ditunjukkan di skema (e).
http://slidepdf.com/reader/full/proses-transfer-pertemuan-1 6/22
7/21/2019 Proses Transfer - Pertemuan 1
Dalam sketsa ditunjukkan bahwa kecepatan fluida mengecil secara linear dengan kenaikan
dari harga y. Hubungan antara berbagai besaran sistem yang digambarkan tersebut dapat
dinyatakan dalam bentuk persamaan yang diberikan sebagai persamaan (2.1).
F & V #
= µ $ ! (2.1)
A % Y "
Persamaan (2.1) menyatakan bahwa gaya persatuan luas permukaan bidang selang antara
pelat dan fluida berbanding lurus dengan penurunan kecepatan fluida dalam arah y.
Konstanta pembandingnya µ didefinisikan sebagai viskositas dari fluida. F/A disebut ‘ shear
stress’.
‘Shear stress’ tersebut terimbas ke fluida, dan karenanya di dalam fluida terasakan juga
adanya ‘ shear stress’ dalam arah y karena adanya gaya F yang bekerja pada arah x.
Bila digunakan lambang ! untuk menyatakan ‘ shear stress’ di dalam fluida yang bekerja
yx
dalam arah x terhadap lapisan fluida pada jarak y dari permukaan bidang selang antar pelat
dan fluida, oleh fluida yang ada pada kedudukan kurang dari y, dan untuk menyatakan
kecepatan fluida dalam arah x digunakan lambang v x , maka hubungan yang dinyatakan
dalam persaman 1 dapat dinyatakan secara eksplisit sebagai berikut:
& dv #
( = 'µ $ x ! (2.2)
yx
$ dy !
% "
Seperti halnya dengan persamaan (2.1), persamaan di atas juga menyatakan bahwa: ‘ shear
stress’ berbanding lurus dengan ‘ shear rate’ yaitu (dvx/dy). Pernyataan yang diberikan
sebagai Persamaan (2.2) disebut ‘ Newton’s law of viscosity’ atau Hukum Newton tentang
viskositas.
Fluida yang pola laku alirannya berkelakuan sebagaimana dinyatakan oleh Hukum Newton
tentang viskositas lazim disebut sebagai fluida Newtonian ( Newtonian Fluid ). Semua gas,
dan banyak cairan berkelakuan sebagai fluida Newtonian. Lumpur, pasta gigi, aspal, larutan
polimer menunjukkan kelakukan yang berbeda dan dikategorikan sebagai fluida non-
Newtonian (non-Newtonian Fluid ).
Cara pandang lain untuk memahami makna pernyataan Persamaan (2.2) adalah dengan
mengartikan pengimbasan gerak fluida karena adanya ‘ shear stress’ sebagai perpindahan
momentum. Lapisan fluida yang bersebelahan dengan permukaan pelat yang bergerak, yaitu
pada kedudukan y = 0, memperoleh momentum dalam arah x dan karenanya ikut bergerak
dalam arah x. Momentum yang diperoleh tersebut sebagian dipindahkan ke lapisan di
atasnya, menyebabkan lapisan yang ada di atasnya ini memperoleh momentum juga, dan
karenanya ikut bergerak kearah x. Kejadian ini berimbas terus ke atas. Jadi terjadilah
propagasi momentum yang berarah x ke arah y. Untuk menyingkat, momentum yang berarah
x selanjutnya disebut x-momentum, yaitu komponen x dari vector momentum. Komponen
lainnya adalah y-momentum dan z-momentum. Kedua komponen momentum yang
http://slidepdf.com/reader/full/proses-transfer-pertemuan-1 7/22
7/21/2019 Proses Transfer - Pertemuan 1
disebutkan terakhir ini tidak terdapat dalam peristiwa yang ditelaah dalam eksperimen
imaginer disini.
Selain dengan mekanisme molekuler, model perpindahan momentum dapat juga terjadi
karena sejumlah massa fluida berpindah tempat, atau mengalir dari satu kedudukan ke
kedudukan lain, dan karenanya momentumnya terbawa pindah ke tempat barunya. Moda
perpindahan momentum semacam ini disebut ‘convective momentum transfer (transport)’.
• ! yx - ‘shear stress’ : gaya per satuan luas, maka dimensinya adalah gaya/luas. Satuan
!
yx
dalam system satuan cgs:
-2 -1 -2
!
yx
[=] dyne.cm = gram.cm .det
[=] dibaca sebagai ‘mempunyai dimensi’ atau ‘mempunyai satuan
• µ - viskositas
Karena µ = -[! yx ]/[dvx/dy] maka dimensi dari µ adalah (gaya/luas)/(laju/jarak).
-1 -1
! [=] gr.cm .det = Poise
http://slidepdf.com/reader/full/proses-transfer-pertemuan-1 8/22
7/21/2019 Proses Transfer - Pertemuan 1
Untuk fluida Newtonian, pada (T,P) tetap, µ berharga tetap, sehingga bila dibuat grafik
& dv #
hubungan ‘ shear stress’ (! yx ) dengan - $ x ! atau harga-harga negative dari ‘shear rate’
$ dy !
akan diperoleh garis lurus, seperti ditunjukkan di Gambar 2.2.
Gambar 2.2
http://slidepdf.com/reader/full/proses-transfer-pertemuan-1 9/22
7/21/2019 Proses Transfer - Pertemuan 1
Hubungan seperti yang ditunjukkan di Gambar 2 berlaku untuk semua gas dan sebagian besar
zat cair homogen dan ‘non-polymeric’. Akan tetapi banyak cairan atau fluida yang
mempunyai hubungan ‘ shear stress’ dan ‘ shear rate’ yang tidak linear seperti halnya fluida
Newtonian.
Pola alir dari fluida ‘non-Newtonian’ dinyatakan dengan istilah pola alir ‘non-Newtonian’.
Ilmu mengenai, dan yang arah kajiannya tertuju kepada pola alir ‘non-Newtonian’,
merupakan bagian dari bidang ilmu yang disebut ‘rheology’. Lazimnya dapat dinyatakan
bahwa ‘rheology is the science of flow and deformation’. Rheology mencakup aliran
Newtonian, aliran ‘non-Newtonian’, sampai kepada deformasi elastis dari zat padat.
Berbagai bentuk hubungan ‘shear stress’ vs ‘shear rate’ fluida ‘non-Newtonian’ secara
skematik diberikan di Gambar 3, yang menunjukkan bahwa pada dasarnya ada empat macam
pola hubungan ‘shear stress’ dan ‘shear rate’: (a) linier (Newtonian), (b) dilatant, (c)
pseudoplastic, dan (d) Bingham plastic.
Gambar 2.3
Bentuk umum hubungan antara ‘shear stress’ vs ‘shear rate’ fluida ‘non-Newtonian’ adalah:
http://slidepdf.com/reader/full/proses-transfer-pertemuan-1 10/22
7/21/2019 Proses Transfer - Pertemuan 1
& dv #
) yx
= '( $ x ! (2.4)
$ !
dy
& dv x #
dan !
merupakan fungsi atau dinyatakan sebagai fungsi dari ! atau $ !
yx
$ dy !
% "
Viskositas yang dipengaruhi oleh perubahan laju geser ( shear rate) dilambangkan dengan "
(eta). Jika " tidak dipengaruhi laju geser, maka fluida bersifat Newtonian di mana " = !.
Fluida dikatakan bersifat pseudoplastic jika " menurun dengan peningkatan laju geser. Fluida
yang mengalami penurunan " selama waktu tertentu disebut bersifat thixotropic. Fluida
dikatakan bersifat dilatant jika " meningkat dengan peningkatan laju geser. Fluida yang
mengalami peningkatan " dalam kurun waktu tertentu disebut bersifat rheopectic. Fluida
yang sebagiannya kembali ke bentuk semula setelah tegangan geser dihilangkan disebut
bersifat visco-elastic.
http://slidepdf.com/reader/full/proses-transfer-pertemuan-1 11/22
7/21/2019 Proses Transfer - Pertemuan 1
Tabel 2.1 Viskositas Beberapa Gas dan Cairan pada Tekanan 1 atm dan Berbagai Suhu [Bird]
http://slidepdf.com/reader/full/proses-transfer-pertemuan-1 12/22
7/21/2019 Proses Transfer - Pertemuan 1
Tabel 2.2 Viskositas Beberapa Logam Cair pada Tekanan 1 atm dan Berbagai Suhu [Bird]
http://slidepdf.com/reader/full/proses-transfer-pertemuan-1 13/22
7/21/2019 Proses Transfer - Pertemuan 1
Gambar 2.4 Grafik prediksi viskositas berdasarkan data suhu dan tekanan tereduksi [Bird]
http://slidepdf.com/reader/full/proses-transfer-pertemuan-1 14/22
7/21/2019 Proses Transfer - Pertemuan 1
Pertemuan ke-2
Kompetensi:
Mahasiswa mampu melakukan perhitungan analitik terhadap permasalahan transfer
momentum pada aliran fluida laminar tunak
Indikator :
1. Mahasiswa mampu menuliskan persamaan neraca momentum shell pada sistem fluida
laminar
2. Mahasiswa mampu menyebutkan syarat batas (boundary conditions) yang digunakan
dalam penyelesaian kasus transfer momentum
3. Mahasiswa mampu melakukan perhitungan analitik terhadap permasalahan transfer
momentum pada aliran fluida laminar tunak dengan studi kasus aliran falling film.
Pada bab ini, kita akan mempelajari bagaimana menghitung profil kecepatan laminar
untuk beberapa sistem aliran geometri sederhana. Perhitungan ini menggunakan definisi
viskositas dan konsep neraca momentum. Pada kenyataannya, pengetahuan mengenai
distribusi kecepatan secara lengkap biasanya tidak dibutuhkan pada permasalahan
engineering . Tetapi kita lebih perlu untuk mengetahui kecepatan maksimum, kecepatan rata-
rata atau shear stress pada permukaan. Besaran-besaran ini dapat diketahui secara mudah jika
profil kecepatan telah diketahui.
Pada bagian pertama, kita akan membahas beberapa pernyataan umum mengenai
neraca momentum diferensial. Selanjutnya, kita akan mengerjakan beberapa kasus klasik
untuk contoh aliran viscous. Contoh-contoh kasus ini harus sepenuhnya dimengerti, karena
akan berulang kali dirujuk pada bahasan-bahasan mendatang. Kita mungkin akan merasakan
bahwa sistem-sistem tersebut adalah terlalu sederhana untuk menjadi sebuah permasalahan
engineering . Ini benar, karena sistem-sistem tersebut merepresentasikan situasi yang sangat
ideal, akan tetapi hasilnya dirasakan cukup berguna dalam pengembangan berbagai macam
topik pada permasalahan mekanika fluida.
Metode serta contoh kasus yang diberikan pada bab ini hanya mencakup aliran tunak
( steady-state) saja. Dari term tunak ( steady state) berarti bahwa kondisi pada setiap titik pada
aliran tersebut tidak berubah terhadap waktu. Yaitu, perekaman gambar pada sistem aliran
pada waktu t terlihat benar-benar sama dengan perekaman gambar yang diambil pada
beberapa waktu kemudian , t + #t .
Pada bagian ini diterangkan analisa untuk memahami struktur dan pola laku fenomena
aliran fluida dengan menggunakan pendekatan neraca mikroskopik. Penggunaan dan
pendekatan neraca mikroskopik dipilih dan diperlukan karena:
http://slidepdf.com/reader/full/proses-transfer-pertemuan-1 15/22
7/21/2019 Proses Transfer - Pertemuan 1
a) Variabel keadaan dalam medan medan aliran yang ingin diketahui pola lakunya
merupakan fungsi kedudukan.
b) Ingin diketahui bagaimana variabel keadaan tersebut terdistribusi di dalam ruang medan
aliran
Dalam masalah transport phenomena, variabel keadaan yang menjadi fokus perhatian adalah
kecepatan fluida, tekanan, dan fluks momentum di dalam aliran.
Neraca mikroskopik untuk melakukan analisis proses perpindahan momentum (energi dan
massa) lazim juga disebut ‘ shell momentum balance’ .
Untuk memudahkan permasalahan, di bab ini pembahasan dilakukan terhadap aliran fluida
laminar untuk system-sistem dengan geometri sederhana. Secara khusus akan ditinjau:
a) Aliran fluida pada bidang datar yang dimiringkan
b) Aliran fluida melalui saluran berbentuk silinder
c) Aliran fluida melalui celah yang dibatasi dua silinder konsentrik
Contoh-contoh kasus yang akan dibahas pada sub bab ini didekati dengan
merumuskan neraca momentum pada sebuah shell fluida yang sangat tipis. Untuk aliran
tunak, neraca momentum dapat dirumuskan sebagai berikut:
Momentum dapat masuk ke dalam sistem melalui transport momentum berdasarkan peristiwa
Newtonian (atau non Newtonian) untuk flux momentum. Momentum juga dapat masuk
melalui pergerakan aliran fluida keseluruhan. Gaya-gaya yang kita perhatikan adalah gaya
tekanan (yang bekerja pada permukaan) serta gaya gravitasi (yang bekerja pada volume
fluida secara keseluruhan atau disebut gaya badan).
Secara umum, prosedur untuk merumuskan serta menyelesaikan permasalahan aliran
viscous adalah sebagai berikut: pertama, kita menuliskan neraca momentum seperti di atas
untuk sebuah shell dengan ketebalan terbatas, kemudian kita biarkan ketebalan ini mencapai
nol lalu kita gunakan penurunan pertama untuk memperoleh persamaan diferesial yang
menggambarkan distribusi flux momentum. Pengintegrasian dari persamaan diferensial ini
akan menghasilkan flux momentum dan distribusi kecepatan pada sistem.
http://slidepdf.com/reader/full/proses-transfer-pertemuan-1 16/22
7/21/2019 Proses Transfer - Pertemuan 1
Pada proses pengintegrasian ini, akan muncul beberapa konstanta integrasi, yang
dapat dievaluasi dengan menggunakan “syarat batas” atau boundary conditions. Yaitu,
beberapa pernyataan dari fakta fisik pada nilai-nilai spesifik dari variabel bebas.
Berikut ini adalah beberapa ketentuan dalam menentukan syarat batas:
a. Pada interface fluida-padat, kecepatan fluida sama dengan kecepatan di mana
permukaannya sendiri sedang bergerak; yaitu fluida diasumsikan melekat pada suatu
permukaan padat yang berhubungan dengannya
b. Pada interface cair-gas, momentum perubahan terus menerus (dalam hal ini gradien
kecepatan) pada tahap cair adalah sangat mendekati nol dan dapat diasumsikan nol
dalam banyak / sebagian besar penghitungan.
c. Pada interface cair-cair, momentum perubahan terus menerus tegak lurus dengan
lapisan interfasa (permukaan kontak), dan kecepatannya kontinyu menembus
permukaan kontak.
Ketiga tipe dari batasan kodisi tersebut akan ditemui dalam contoh-contoh studi kasus sistem
aliran sederhana.
Sebagai contoh pertama, Kami memperrtimbangkan arus dari fluida sepanjang permukaan
datar yang menurun, seperti ditunjukkan pada gambar 2-1. Kasus falling film ini bisa kita
jumpai pada peristiwa menara dinding basah (wetted wall towers), percobaan-percobaan
penguapan dan penyerapan gas, dan aplikasi dari coating menjadi gulungan kertas. Kita
asumsikan viskositas dan kerapatan fluida adalah konstan.
http://slidepdf.com/reader/full/proses-transfer-pertemuan-1 17/22
7/21/2019 Proses Transfer - Pertemuan 1
Fokus kita adalah pada area sepanjang L, cukup jauh dari ujung dinding yang gangguan
keluar-masuknya tidak dimasukkan pada L. Pada area ini, komponen kecepatan v z tidak
bergantung pada z.
Kita memulai analisa dengan menetapkan neraca momentum-z melalui sistem dengan
ketebalan %x, dibatasi oleh panjang sistem z = 0 dan z = L, dan lebar W pada arah-y.(lihat
gambar 2-2). Aneka komponen pada saat keseimbangan momentum adalah :
Gambar 2.6 Aliran film isotermal dibawah pengaruh gravitasi, tanpa riak. Sumbu y tegak
lurus bidang gambar dan neraca momentum dibuat untuk ketebalan fluida 'x.
Catatan bahwa kita selalu menggunakan arah masuk dan keluar pada arah positif sumbu x
dan z (Hal ini terjadi berbarengan dengan arah dari transfer momentum). Notasi | x+%x
berarti dievaluasi pada x+%x.
http://slidepdf.com/reader/full/proses-transfer-pertemuan-1 18/22
7/21/2019 Proses Transfer - Pertemuan 1
http://slidepdf.com/reader/full/proses-transfer-pertemuan-1 19/22
7/21/2019 Proses Transfer - Pertemuan 1
) # g cos " & 2
C 2 = '' $$!
2µ
( % (2.15)
Sehingga distribusi kecepatan dapat dirumuskan sebagai:
2
)& #
2
, 0 g . cos /
''$1 - ,* )'
x
v z = ** !
+ 2 µ ($% + . ( !" (2.16)
Persamaan-persamaan lain dapat diturunkan sebagai berikut:
http://slidepdf.com/reader/full/proses-transfer-pertemuan-1 20/22
7/21/2019 Proses Transfer - Pertemuan 1
I L+. lg. t:
PT
Pe-dle uncAt* N RA6A v or.a r.lruM o ALt RA-N
9d Ll- h\n. t/g
(. FAuur t\G Ftt-ivr
V> PaEL
= zrt ees? t -ia\,t
\S / I ::r,ffii*,"*. itCt.t)
- fIt.o.<+^tcan
Q-e<$,afra.A rnotKsi rvlu (Yl \)>rvrtaf I 4 o , rnatsa p J-s 0,1):
"
't/z
, vnrux , P 5z cos# - Pg 62 ws7 -. t-c)
lr-{*)'j
o'^r.
-,p ^r
6
L, (eczfatan t'ct-ta -rrrr-tc.r 1-lz) =- ^w.
a, O7
"^ au f j-u, n*
"
= ,nti -l,'fu i[,_-sW
rau
,.f +) >
WW*
=bAl--,t-)
-'
eqELspf
:-,eti,,_i , _?1il'T a,
1".{^ _r(t^.a*l
l)" f , l
=#i
lt$ L 'o 3EL lo "lu +.r.'lti .J
.q.asp
-/) Pgwsp
[-) . dari pe*i. L4) E
s = w, 3.J,t ?> f,
^ I,l-7;;--:_,u,6
Frg W %r( f 'gw -t (
http://slidepdf.com/reader/full/proses-transfer-pertemuan-1 21/22
7/21/2019 Proses Transfer - Pertemuan 1
(Yrtlx'F
: E Lw P qQOso
= \/ P A,s
= ,$u.-oJ, .f t^^io(q,.
= 4I r-r-n4ra[<
Ag = 49 E2 et'p or'3 cos _" o.* 7
3lA A2
6zle.ntv an ;
http://slidepdf.com/reader/full/proses-transfer-pertemuan-1 22/22