Disusun Oleh :
Dini Novita 112070014
Yunitasari R 112070025
Rhoby Murpramada 112070026
Janar Nur Rohmiati 112070142
tabel 1
Perbandingan kandungan zat antara jamur tiram dan daging sapi (per 100 gram):
daging
Jamur
sapi
Kalori (energi) 367 kal 218 kal
Protein 10,5-30,4 % 13,80%
Lemak 1,7-2,2 % 17,70%
tabel 2
Selain harganya yang murah, jamur tiram juga mudah dibudidayakan dengan biaya yang
tidak terlalu besar. Dengan modal sebesar Rp 18.500.000, didapat keuntungan sebesar Rp
19.000.000 per bulan. Bisnis jamur tiram bisa dijadikan alternatif bisnis yang cukup menjanjikan.
Berdasarkan pertimbangan harga, niliai gizi, dan kebutuhan serta kemampuan masyarakat, maka
jamur tiram perlu dipethitungkan sebagai solusi alternatif dalam pemenuhan gizi masyarakat yang
nantinya akan berdampak pada meningkatnya kesejahteraan masyarakat.
1.3. Tujuan
a. Membangun bisnis jamur tiram dengan keuntungan yang optimal
b. Memenuhi kebutuhan gizi masyarakan, terutama masyarakat dengan keadaan ekonomi
menengah ke bawah
c. Memperbaiki citra bangsa indonesia sebagai negara agraris
1.4. Manfaat
a. Membuka lapangan kerja baru bagi penduduk sekitar
b. Membuat alternatif pilihan yang lebih hemat bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
gizi
c. Memperoleh keuntungan yang besar dengan modal cukup kecil
1.5. Batasan Masalah
a. Jamur yang dibudidayakan adalah jamur tiram
b. Tidak mempertimbangkan biaya pembuatan pabrik untuk pengalengan jamur
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3. 1. Model Konseptual
Kesehatan Masyarakat
Kesehatan masyarakan erat kaitannya dengan apa yang dikonsumsi dalam kesehariaanya.
Apakah makanan tersebut telah memenuhi asupan gizi yang cukup atau belum. Semakin cukup
gizi yang diasup, maka akan berdampak terhadap kesehatan yang semakin baik pula. Akan tetapi,
asupan gizi ini sangat bergantung dengan kemampuan daya beli masyarakat. Rakyat dengan daya
beli yang tinggi akan dengan mudah membeli segala makanan untuk memenuhi asupan gizi
tersebut.
Jamur merupakan salah satu opsi untuk memenuhi kebutuhan akan gizi. Dimana kandungan
yang ada pada jamur cukup baik. Dengan jamur pula akan dapat menambah pendapatan tentunya
bagi seseorang yang berkecimpung dalam bisnis jamur. Pendapatan inilah yang nantinya akan
mempengaruhi daya beli masyarakat.
Pendapatan dalam suatu bisnis dipengaruhi oleh seberapa besar hasil penjualan dan biaya-
biaya apa saja yang dikeluarkan. Biaya akan berkorelasi dengan seberapa besar modal yang
dikeluarkan dalam merencanakan dan menjalankan bisnis. Modal ini sediri berfungsi untuk
menyokong kebutuhan dasar dari bisnis tersebut. Selain itu, biaya juga dipengaruhi oleh seberapa
besar dana yang dikeluarkan untuk biaya operasioanl(gaji karyawan).
Penjualan suatu produk dipengaruhi oleh jumlah produksi. Jmlah produksi yang
dimaksudkan dalam bisnis ini (budidaya jamur tiram) adalah seberapa banyak panen yang
dihasilkan dari jamur itu sendiri.
BAB III
PREFEASIBILITY STUDY
Produk yang kami tawarkan yaitu berupa jamur tiram. Jamur tiram kami ini memiliki
keunggulan dari segi kandungan gizi dan harga. Jamur tiram ini kami jual dalam berbagai
bentuk antara lain, jamur tiram biasa, jamur tiram kering, serta jamur tiram dalam kaleng yang
nantinya dapat di ekspor ke berbagai negara, sehingga dapat meningkatkan nilai profit yang
didapat di setiap bulannya.
Jamur tiram sendiri terdiri dari beberapa jenis. Diantaranya adalah jamur tiram putih,
jamur tiram kuning, jamur tiram coklat, dan jamur tiram pink. Harga yang paling mahal ada
pada jamur tiram pink.
III. 5. 2.Baglog
10000 x 1150 = Rp 11.500.000
III. 5. 4.Operasional
1. Pekerja (1 orang / 4 bulan) = Rp 1.600.000
2. Tas platik = Rp 3.400.000
3. Tangki semprot = Rp 200.000
Total pengeluaran*) = Rp 17.700.000
Keterangan :
FC : Biaya Tetap (1000000 + 1600000 + 200000)
P : Harga jual per unit (3500)
VC : Variabel cost (1150 + 360)
2. Segmen B
Segmen B menjelaskan penduduk yang berpenghasilannya antara 1-5 juta. Adapun
produk yang ditawarkan pada segmen ini sebagai berikut :
Jenis Jamur yang
Produk Kualitas
Ditawarkan
JTPu
JTPKu
Jamur tiram kaleng Kualitas 1
JTPCo
JTPi
JTPu
JTPKu
Jamur tiram segar Kualitas 1
JTPCo
JTPi
JTPu
JTPKu
Jamur tiram kering Kualitas 1
JTPCo
JTPi
3. Segmen C
Segmen C menjelaskan penduduk yang berpenghasilannya tinggi, dibawah 1juta.
Adapun produk yang ditawarkan pada segmen ini sebagai berikut :
Jenis Jamur yang
Produk Kualitas
Ditawarkan
JTPu
JTPKu
Jamur tiram segar Standar
JTPCo
JTPi
JTPu
JTPKu
Jamur tiram kering Standar
JTPCo
JTPi
b. Targeting
1. Segmen A
Segmen A menjelaskan penduduk yang berpenghasilannya kira – kira diatas 5 juta.
Target yang akan dicapai adalah 40% dari pasar potensial segmen A. Dari segmen ini,
produk dari segmen juga akan diekspor (produk yang dipasarkan ke luar negeri).
2. Segmen B
Segmen B menjelaskan penduduk yang berpenghasilannya antara 1-5 juta.. Target yang
akan dicapai adalah 40% dari pasar potensial segmen B.
3. Segmen C
Segmen C menjelaskan penduduk yang berpenghasilannya dibawah 1 juta. Target yang
akan dicapai adalah 70% dari pasar potensial segmen C.
c. Positioning
Produk jamur tiram ini diposisikan sebagai bahan makanan alternative, dimana
perusahaan akan memenuhi permintaan pasar yang belum dipenuhi oleh pengusaha jamur
tiram lainnya. Market statement yang digunakan adalah “Giving And Caring Your Life”.
Giving artinya, jamur tiram memberikan kontribusi bagi kehidupan, terutama bagi
perekonomian masyarakat. Budidaya jamur tiram dapat membuka lapangan kerja baru untuk
masyarakat miskin. Selain itu, jamur tiram juga bisa dikonsumsi oleh masyarakat dengan
keadaan ekonomi menengah ke bawah. Caring artinya, jamur tiram ini memberikan
perhatian khusus bagi kesehatan masyarakat. Jamur tiram ini sangat bermanfaat bagi semua
lapisan masyarakat. Zat-zat yang terkandung di dalam jamur tiram sangat bermanfaat bagi
kesehatan masyarakat, khususnya bagi mereka yang memiliki penyakit kolestrol.
Strategi Pemasaran
Strategi yang digunakan adalah strategi marketing mix, dengan :
1. Produk (Product)
Produk yang ditawarkan ada 4 jenis produk, yang setiap produk dikemas 3 macam
kemasan untuk segmen A,B dan 2 macam kemasan untuk segmen C. Yang kualitas
produknya dibagi menjadi 3 segmen, sehingga total produk yang diproduksi ada 11
(untuk segmen C tidak ada kemasan kaleng) macam. Dari ke sebelas macam
produk tersebut yang membedakan dari luarnya adalah kemasannya.
Keterangan produk
o Segmen A
Jamur tiram segar Jamur tiram kaleng
o Segmen B
Jamur tiram segar Jamur tiram kaleng
o Segmen C
Jamur tiram segar Jamur tiram kering
2. Harga (Price)
Adapun harga yang kami tawarkan adalah sebagai berikut :
o Segmen A
Produk Kualitas Jenis Harga
JTPu Rp 75000/kg
JTPKu Rp 70000/500gr
Jamur tiram kaleng Premium
JTPCo Rp 85000/kg
JTPi Rp 105000/kg
JTPu Rp 5000/200gr
JTPKu Rp 8500/200gr
Jamur tiram segar Premium
JTPCo Rp 5500/200gr
JTPi Rp 7000/200gr
JTPu Rp 25000/200gr
JTPKu Rp 40000/200gr
Jamur tiram kering Premium
JTPCo Rp 28000/200gr
JTPi Rp 33000/200gr
o Segmen B
Produk Kualitas Jenis Harga
JTPu Rp 60000/kg
Kualitas 1 JTPKu Rp 55000/500gr
Jamur tiram kaleng
JTPCo Rp 70000/kg
JTPi Rp 90000/kg
JTPu Rp 3500/200gr
Kualitas 1 JTPKu Rp 7000/200gr
Jamur tiram segar
JTPCo Rp 400/200gr
JTPi Rp 5500/200gr
JTPu Rp 20000/200gr
JTPKu Rp 30000/200gr
Jamur tiram kering Kualitas 1
JTPCo Rp 19000/200gr
JTPi Rp 27000/200gr
o Segmen C
Produk Kualitas Jenis Harga
JTPu Rp 6000/kg
Standar JTPKu Rp 35000/kg
Jamur tiram segar
JTPCo Rp 20000kg
JTPi Rp 28000/kg
JTPu Rp 24000/kg
Standar JTPKu Rp 90000/kg
Jamur tiram kering
JTPCo Rp 70000kg
JTPi Rp 78000/kg
3. Promosi (Promotion)
Cara – cara promosi yang dilakukan :
Tabel harga terlampir :
o Segmen A
Media cetak : dengan memuat iklan produk di koran Kompas diterbitkan di
halaman ke-2. Dengan biaya Rp 200.000/hari.
Media elektronik : dengan pemasangan iklan lewat internet dan pembuatan
website perusahaan. Dengan biaya untuk pemesanan domain sebesar Rp
250.000/tahun.
Franchise : pembuatan MoU di berbagai franchise / waralaba dengan tujuan
agar produk jamur ini dapat dipasarkan di tempat-tempat waralaba, dengan
spesifikasi :
- Department store
Matahari, Carrefour, Giant, Yogya
- Mini market
Alfamart, Indomart, Yomart
o Segmen B
Media cetak : dengan memuat iklan produk di koran Kompas diterbitkan di
halaman ke-2. Dengan biaya Rp 200.000/hari.
Media elektronik : dengan pemasangan iklan lewat internet dan pembuatan
website perusahaan. Dengan biaya untuk pemesanan domain sebesar Rp
250.000/tahun.
Franchise : pembuatan MoU di berbagai franchise / waralaba dengan tujuan
agar produk jamur ini dapat dipasarkan di tempat-tempat waralaba, dengan
spesifikasi :
- Department store
Matahari, Carrefour, Giant, Yogya
- Mini market
Alfamart, Indomart, Yomart
Pasar : dengan menjual produk di pasar – pasar tradisional melalui perantara
di daerah Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali
o Segmen C
Media elektronik : dengan pemasangan iklan lewat internet dan pembuatan
website perusahaan. Dengan biaya untuk pemesanan domain sebesar Rp
250.000.
Pasar : dengan menjual produk di pasar – pasar tradisional melalui perantara
di daerah Jawa, Sumatera, Bali. Untuk media pasar diperlukan distributor-
distributor disetiap kota (dalam tahap perumusan).
o Pasar lain
- Restoran dan hotel (dalam tahap perumusan).
- Ekspor
Untuk pasar ekspor cara-cara promosi yang dilakukan adalah dengan
media internet dan mengikuti pameran yang bertaraf internasional. Baik
di dalam negeri atau luar negeri (agro expo).
BAB V
ASPEK TEKNIS
V. 1. Lokasi Proyek
V. 1. 1. Variabel Utama
a. Ketersediaan Bahan Mentah
Bahan mentah yang dibutuhkan dalam budidaya jamur tiram adalah :
- Bibit jamur F4 - Kantung plastik(pembungkus media tanam)
- Kapur - Karet gelang
- Serbuk gergaji - Alkohol
- Dedak - Kapas
Jumlah stok bahan mentah tergolong cukup tinggi. Mengingat media tanam jamur
merupakan bahan sisa produksi atau limbah pengolahan penggergajian kayu.
Untuk proses pengemasan dibutuhkan beberapa bahan yaitu :
- Plastik kemasan produk
- Plastik kemasan baglog
- Kaleng kemasan
- Stiker label
Untuk proses pengemasan dibutuhkan beberapa perjanjian terlebih dulu dengan supplier.
b. Letak Pasar
Pasar tujuan adalah diseluruh Indonesia. Adapun lokasi pabrik akan dibangun adalah
di Bandung Jawa Barat.
Penentuan lokasi :
1. Berdasarkan matrik jarak
Ja
544
Si
180
364
B 305
118
669
423 Su
Jo 349
V. 1. 2. Variabel Sekunder
a. Regulasi
Pemerintah sangat memperhatikan usaha di bidang pertanian. Hal ini dibuktikan
dengan keluarnya peraturan menteri pertanian nomor 42/Permenta/KU.330/10/2009.
Adapun isi dari peraturan tersebut memutuskan :
1. Petunjuk Teknis Pemanfaatan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pertanian Tahun
2010 sebagaimana tercantum dalam Lampiran sebagai bagian yang tidak terpisahkan
dengan Peraturan ini.
2. Petunjuk Teknis DAK disusun untuk memberikan acuan bagi pemerintah kabupaten
dalam pemanfaatan DAK Bidang Pertanian Tahun 2010.
3. DAK Bidang Pertanian Tahun 2010 diarahkan untuk penyediaan fisik sarana dan
prasarana lahan dan air di tingkat usahatani; penyediaan fisik prasarana penyuluhan
pertanian berupa Balai Penyuluhan Kecamatan/BPP; dan prasarana lumbung pangan.
4. Pagu anggaran DAK tiap kabupaten sesuai yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
5. Penanggungjawab kegiatan DAK Bidang Pertanian yaitu Kepala Dinas/Badan/Kantor
lingkup pertanian Kabupaten sesuai dengan kewenangan, tugas pokok dan fungsinya.
6. Pelaksanaan kegiatan di luar Diktum KETIGA, tidak dapat dibiayai dari DAK Bidang
Pertanian Tahun 2010.
Dari keputusan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pemerintah akan menyediakan
alokasi dana untuk mendukung kelangsungan bidang pertanian. Hal ini dibuktikan dengan
adanya perhatian khusu dibidang sarana dan prasarana. Adapun wujud konkret dari
keputusan ini adalah dibangunnya jalan-jalan di daerah pertanian. Jalan-jalan tersebut
adalah di daerah Parongpong Lembang tempat budidaya jamur tiram kami.
Selain itu, dikucurkannya dana UMKM dan Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat (PNPM) Mandiri. Yang bertujuan untuk menyokong pendanaan usaha di
Indonesia. Dasar hukum dari program ini adalah pada Keputusan Menteri Koordinator
Bidang Kesejahteraan Rakyat Selaku Ketua Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan
nomor 25/KEP/MENKO/KESRA/VII/2007 yang isinya memutuskan :
1. Menteri koordinator bidang kesejahteraan rakyat selaku ketua tim koordinasi
penanggulangan kemiskinan tentang pedoman umum program nasional pemberdayaan
masyarakat mandiri
2. Menetapkan Pedoman Umum Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
sebagai pedoman harmonisasi dan sinkronisasi program-program pemberdayaan
masyarakat yang ada di kementerian/ lembaga ke dalam Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri.
3. Program-program pemberdayaan masyarakat yang ada di kementerian/ lembaga yang
bergabung dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri masing-
masing menetapkan Pedoman Pelaksanaan sesuai kebutuhannya.
4. Segala pembiayaan yang diperlukan bagi pelaksanaan Keputusan ini dibebankan pada
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
5. Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari
terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana
mestinya.
b. Iklim Dan Keadaan Lingkungan
Secara topografis kota Bandung terletak pada ketinggian 768 meter diatas permukaan
laut, titik tertinggi terletak di daerah utara dengan ketinggian 1050 meter. Iklim kota
Bandung dipengaruhi oleh ikli pegunungan yang lembab dan sejuk. Rata-rata temperatur
di kisaran 17 - 270 C, curah hujan di kisaran 200,4 mm dan jumlah hari hujan di kisaran
21,3 hari perbulan. Suhu ini tentunya sangat mendukung tumbuh hidup jamur, dimana
jamur akan tumbuh secara optimal pada angka 22-280 C (untuk fase inkubasi) dan 16-220
C (fase pembentukan tubuh buah). Sedangkan kelembapan dapat diatur dengan adanya
penyemprotan air secara teratur agar didapatkan kelembapan yang ideal(70-90%).
Bandung terletak dalam suatu cekungan yang sering disebut cekungan Bandung. Hal
ini berdampak pada sirkulasi udara yang kurang lancar. Adapun salah satu pencemernya
adalah NOX (Oksida Nitrogen) dan SOX (Oksida Belerang) yang nantinya akan bereaksi
dengan uap air dan berubah menjadi asam. Asam inilah yang akan berbahaya bagi tumbuh
hidup tumbuhan. Akan tetapi, ini tidak terlalu mempengaruhi untuk tumbuhan jamur. Hal
ini dikarenakan jamur hidup di dalam ruangan. Jadi secara tidak langsung air asam ini
tidak akan mengenai jamur tiram budidaya. Untuk kualitas udara masih tergolong baik di
daerah Bandung utara.
c. Sikap Masyarakat
Sikap masyarakat daerah sekitar lembang sangat antusias. Hal ini dapat dilihat dari
perilaku masyarakat sekitar yang berbondong-bondong menyewakan lahan mereka untuk
budidaya jamur. Selain itu, masyarakat sekitar mendapat pekerjaan tambahan sebagai
pegawai pabrik baglog dan pegawai kumbung.
d. Rencana Ke Depan
Rencana kedepannya dengan budidaya jamur ini bisa meningkatkan perekonomian
negara, meningkatkan gizi masyarakat, dan meningkatkan pendapatan masyarakat.
Rencana produksi tahun 2015 adalah 500 ton per bulan. Ini berkaitan dengan jumlah
penduduk dunia yang sangat besar.
Langkah-langkah untuk mencapai target 2015.
1. Perluasan area produksi menajdi 250 kumbung
2. Penambahan jumlah pabrik produksi
3. Penambahan jumlah produk pengemasan
4. Pembukaan lokasi budidaya di lokasi lain (Semarang dan Sumatra utara)
5. Akuisisi nama perusahaan (branding nama perusahaan)
6. Perubahan status kepemilikian perusahaan menjadi PT
V. 2. Skala Produksi
V. 2. 1. Estimasi skala produksi
Berdasarkan data diatas jumlah pasar potensial yang ada dan kapasitas maka :
Pasar Domestik
Pasar potensial Kapasitas 1 kubung
104 ton / bulan 1,35 ton/ bulan
Untuk pasar domestik targetnya adalah 60 % jadi jumlah total yang harus disediakan
adalah 64,4 ton/bulan.
Pasar Internasional(target)
Pasar potensial Kapasitas 1 kubung
100 ton / bulan 1,35 ton/ bulan
Dari data diatas maka skala produksi yang harus disediakan adalah sebesar 164,4 ton /bulan.
Sehingga dibutuhkan jumlah kumbung sebanyak 122 kumbung dengan perkumbung sebesar
Rp 4425000. Jadi total biaya yang harus dikeluarkan sebesar Rp 539850000 (lima ratus tiga
puluh sembilan juta delapan ratus lima puluh ribu rupiah). Dan proyeksi pendapatan perbulan
adalah sebesar Rp 988200000(sembilan ratus delapan puluh delapan juta dua ratus ribu
rupiah), dengan asumsi harga jual sesuai dengan jamur tiram putih.
V. 2. 2. Faktor pendukung
a. Permintaan
Jumlah permintaan jamur tiram di Indonesia masih sangat besar. Hal ini dapat dilihat
pada jumlah permintaan jarum tiram di Bandung. Di Bandung umlah permintaan
mencapai 20 ton perhari. Akan tetapi, kemampuan pasokan baru mencapai 10 ton perhari.
Ini merupaka kondisi yang sangat bagus, karena peluang masih sangat besar.
Pasar domestik
Berdasarkan data petumbuhan penduduk sebesar 1,14 %. Maka dapat diperkirakan jumlah
permintaan untuk tahun-tahun kedepannya antara lain :
Tahun Proyeksi Permintaan
2009 154 ton
2010 156 ton
2011 159 ton
2012 163 ton
2013 168 ton
Pasar internasional
Untuk pasar internasional akan dipengaruhi oleh sentimen dan perluasan pasar.
b. Kapasitas teknis
Kapasitas satu kumbung dengan jumlah baglog 10000 buah hanya menghasilkan
sekitar 5,4 ton per 4 bulan atau 1,35 ton per bulan. Apabila dalam satu kumbung
menampung lebih dari 10000 dikhawatirkan akan berdampak pada produktivitas jamur itu
sendiri. Hal ini akan mengakibatkan pertumbuhan kurang optimal.
Kapasitas perhari dari proses produksi baglog sebesar 11000 baglog. Sedangkan
kapasitas produksi jamur kaleng sebesar 20000 buah kaleng berbagai macam ukuran dan
kapasitas produksi kemasan plastik sebesar 10000 buah kemasan.
c. Sumber daya manusia
Ketersediaan tenaga kerja yang terdapat di Bandung Jawa Barat masih tergolong
banyak. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Barat jumlah
pengangguran yang ada 10,91 juta jiwa. Hal ini akan berdampak pada mudahnya mencari
tenaga kerja.
Sedangkan unutk mengurusi jamur tiram, tidak dibutuhkan keterampilan khusus. Hal
ini dikarenakan mudahnya hidup jamur tiran itu sendiri.
Adapun yang harus dipahami oleh tenaga kerja yaitu,mampu mengukur tingkat
kelembapan udara dan mampu megnukur tingkat suhu udaradi dalam kumbung.
d. Finansial dan manajemen
e. Perubahan teknologi
Pada proses produksi baglog hanya ada satu mesin, yaitu mesin oven. Mesin ini
digunakan untuk mensterilisasikan baglog terhadap kuman, bakteri, dan jamur beracun.
Sehingga pada proses ini tidak terlalu berpengaruh terhadap perubahan teknologi.
Pada budidaya jamur tidak terlalu memperhatikan teknologi. Baik pada perubahannya.
Dalam budidaya jamur ada beberapa peralatan yang dibutuhkan, antara lain sprayer,
termometer dan alat pengukur kelembapan udara.
Pada proses pengepakan, dampak dari perubahan teknologi akan berpengaruh pada
proses ini. Semakin baik teknologi yang digunakan akan semakin mempersingkat waktu
proses dan meningkatkan efisiensi dari proses pengepakan.
Komplek 1
Spesifikasi :
Kumbung :
Setiap kumbung berukuran 40 m2 (4x10)
Tinggi 2,5 m (Dinding terbuat dari anyaman bambu)
Tinggi rak 2,3 m
Penempatan baglog dengan cara dibaringkan.
Pabrik Baglog :
Luas pabrik 300 m2
Mesin yang terdapat didalamnya adalah mesin oven.
Luas Lahan :
122 kumbung x 40 m2 = 4880 m2
Layout proses produksi (digedung produksi)
Layout Pabrik Pembuatan Baglog
Pintufdfaffpintu
Packaging ke Plastik
Pintufdfaffpintu
Gudang Bahan Baku Mesin pencuci Mesin pemotong Bak perendaman jamur
Washing shaker n Quality assurance 1 Mesin pemisah Mesin blansir dan cooling
vibrator dewater
Quality assurance 2
Mesin press Mesin penimbang
Gudang Barang Jadi
Biro Pusat Statistik. 2009. “Penduduk 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja menurut Lapangan Pekerjaan
Utama 2004, 2005, 2006, 2007, 2008 dan 2009”. Jakarta.
Biro Pusat Statistik. 2009. “Pengangguran Terbuka*) Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
2004, 2005, 2006, 2007, 2008 dan 2009”. Jakarta.
Surabaya Post tanggal 8 Februari 2010. “Kesejahteraan Petani Terabaikan”.
http://jamursekolahdolan.blogspot.com/
http://nirhono.wordpress.com/
http://www.depkop.go.id/
http://www.e-iklanbaris.com
http://www.pasarjamur.com/
http://www.pnpm-mandiri.org/
LAMPIRAN 1