Anda di halaman 1dari 38

PROPOSAL

BUDIDAYA JAMUR TIRAM SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF USAHA DI BIDANG


PERTANIAN

Disusun Oleh :
Dini Novita 112070014
Yunitasari R 112070025
Rhoby Murpramada 112070026
Janar Nur Rohmiati 112070142

INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM


BANDUNG
2010
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pertanian merupakan salah satu sektor yang penting karena sektor ini menjadi tumpuan
hidup sebagian besar masyarakat Indonesia. Dari jumlah penduduk Indonesia yang bekerja
sebanyak 104.485.44 orang, 41,18 persen (43.029.493 orang) bekerja di sektor pertanian dan
perikanan (Statistik Indonesia, 2009). Sektor pertanian merupakan salah satu faktor penting
dalam menjaga stabilitas negara terutama dalam hal penyediaan pangan. Kenyataan yang harus
diakui bahwa sektor pertanian di Indonesia sebagian besar dibangun oleh petani dengan unit
usaha yang relatif sempit. Keadaan pelaku usaha pertanian setiap tahun semakin bertambah
jumlahnya dengan tingkat kesejahteraan yang masih rendah.
Jakarta- Kawasan lumbung pangan nasional atau food estate Merauke Irian Barat
mengabaikan peningkatan kesejahteraan petani kecil. Mega proyek yang akan dibuka 12-13
Februari 2010 ini hanya menitik beratkan pada ketersediaan pangan. "Pemerintah hanya
mengutamakan ketersediaan pangan tapi tidak memperhatikan kedaulatan rakyat dalam
memproduksi pangan. Food estate misalnya, jelas hanya menguntungkan industri besar dan
petani besar. Kami menilai kebijakan food estate dan revitalisasi pertanian hanya menghancurkan
kedaulatan pangan Indonesia. Pangan tersedia tapi masyarakat tidak mampu membeli," kata
manajer Kampanye Air dan Pangan Walhi, M. Islah, di Jakarta Sabtu (6/2). Ditambahkannya,
kebijakan itu hanya menguntungkan industri besar dan petani besar. Sementara, petani kecil yang
hanya memiliki lahan di bawah 2 hektare atau bahkan tak memiliki lahan, sama sekali tidak
diprioritaskan (Surabaya Pos 8 Februari 2010).
Pertanian memegang peranan yang penting karena berbagai hal. Pertama, kebutuhan dasar
manusia akan pangan yang berasal dari bidang pertanian. Bahan pangan seperti sayuran, buah,
bahan industri makanan hanya dapat dipenuhi dari bidang pertanian. Secara politis, negara yang
tidak mempunyai basis di bidang pertanian mempunyai tingkat ketergantungan yang sangat besar
dari negara lain karena suplai bahan pangan dan bahan baku industri pertaniannya berasal dari
negara agraris. Dengan demikian keberadaan pertanian sangat menentukan keberlanjutan
kehidupan manusia. Kedua, Indonesia kaya akan plasma nutfah (sumber daya genetik) terbesar
kedua setelah Brasil, namun pemanfaatannya belum optimal. Selain itu sumber daya manusia
Indonesia sangat besar (jumlah penduduk no. 6 di dunia). Saat ini, Indonesia tercatat sebagai
produsen beras terbesar ketiga di dunia, penghasil serealia terbesar keenam di dunia, penghasil
karet no. 2 di dunia, produsen minyak sawit kedua di dunia, penghasil kopi no. 4 di dunia, dan
sebagainya. Hal ini menunjukkan potensi Indonesia sebagai produsen hasil pertanian sangat
besar. Ketiga, pertumbuhan jumlah penduduk dunia (termasuk Indonesia) yang sangat cepat
merupakan peluang pasar yang besar bagi hasil pertanian tropis Indonesia. Dengan potensi
tersebut dan didukung dengan iklim yang kondusif, peluang Indonesia menguasai pasar hasil
pertanian sangat terbuka sehingga mempunyai posisi tawar (bargaining possition) yang tinggi
dibanding negara lain.
Salah satu permasalahan yang sering menimpa negara berkembang, seperti Indonesia adalah
masalah kemiskinan. Sebagian besar penduduk Indonesia hidup dengan keadaan ekonomi
menengah ke bawah. Bahkan tidak sedikit penduduk Indonesia yang hidup di bawah garis
kemiskinan,yaitu sekitar 32,53 juta jiwa (BPS Indonesia Maret 2009). Hal ini bisa dilihat dari
beberapa gejala yang ada,diantaranya yaitu:
a. Banyaknya perkampungan kumuh di kota-kota besar, salah satunya adalah di kota Jakarta
dan Bandung
b. Meningkatnya tingkat kriminalitas
c. Banyaknya penyakit yang muncul akibat dari kekurangan gizi
Masalah yang paling menprihatinkan adalah masalah yang menyangkut kesehatan
masyarakat. Banyak masyarakat yang menderita penyakit akibat dari kurangnya gizi. Dampak
terburuk adalah meningkatnya jumlah kematian penduduk miskin akibat kekurangan gizi.
Penyakit gizi buruk banyak menimpa anak-anak. Sementara anak-anak adalah aset Bangsa.
Mereka adalah calon pemimpin dan tulang punggung bangsa. Jika pertumbuhan anak-anak buruk,
maka hal ini akan mengancam keadaan suatu negara di kemudian hari. Oleh karena itu perlu
adanya perbaikan gizi bagi penduduk miskin.
Banyak orang beranggapan bahwa nilai gizi hanya diperoleh dari daging, ikan dan susu.
Tetapi sumber gizi tersebut hanya bisa dijangkau oleh masyarakat dengan keadaan ekonomi
menengah ke atas. Lalu bagaimana dengan masyarakat miskin?
Jamur adalah salah satu solusi alternatif untuk menanggulangi masalah tersebut. jamur
adalah sumber makanan nabati yang memiliki kandungan gizi yang tinggi. Jamur tiram adalah
salah satu jenis jamur dengan gizi yang tinggi. Bila dibandingkan dengan daging, jamur memiliki
kandungan gizi yang cukup tinggi dan harganya jauh lebih terjangkau untuk kalangan masyarakat
menengah ke bawah. Harga jamur tiap 200 gram Rp 3500 sampai Rp 5000
(http://jamursekolahdolan.blogspot.com), sementara harga daging sapi tiap kilogram adalah Rp
65000 (di salah satu pasar tradisional di kota Bandung). Walaupun rasanya hampir menyamai
kelezatan daging, kandungan lemak jamur lebih rendah sehingga lebih sehat untuk dikonsumsi.
Jamur mengubah selulosa menjadi polisakrida yang bebas kolesterol sehingga orang yang
mengosumsinya terhindar dari risiko terkena serangan stroke. Selain itu, kandungan protein jamur
juga lebih tinggi dibandingkan dengan bahan makanan lain yang juga berasal dari tanaman.
Berikut adalah kandungan nutrisi jamur tiram per 100 gram:
zat gizi Kandungan zat gizi Kandungan
Kalori (energi) 367 kal Niasin 77,2 mg
Protein 10,5-30,4 % Co (kalsium) 314 mg
Karbohidrat 0,566 K (kalium) 3,793 mg
Lemak 1,7-2,2 % P (posfor0 717 mg
Tianin 0,2 mg Na (natrium) 837 mg
Riboflavin 4,7-4,9 mg Fe (zat besi) 3,4-18,2 mg
Serat 7,5-87 mg

tabel 1
Perbandingan kandungan zat antara jamur tiram dan daging sapi (per 100 gram):
daging
Jamur
  sapi
Kalori (energi) 367 kal 218 kal
Protein 10,5-30,4 % 13,80%
Lemak 1,7-2,2 % 17,70%
tabel 2
Selain harganya yang murah, jamur tiram juga mudah dibudidayakan dengan biaya yang
tidak terlalu besar. Dengan modal sebesar Rp 18.500.000, didapat keuntungan sebesar Rp
19.000.000 per bulan. Bisnis jamur tiram bisa dijadikan alternatif bisnis yang cukup menjanjikan.
Berdasarkan pertimbangan harga, niliai gizi, dan kebutuhan serta kemampuan masyarakat, maka
jamur tiram perlu dipethitungkan sebagai solusi alternatif dalam pemenuhan gizi masyarakat yang
nantinya akan berdampak pada meningkatnya kesejahteraan masyarakat.

1.2. Rumusan Masalah


a. Apakah bisnis jamur tiram layak dilaksanakan?
b. Apakah bisnis budidaya jamur tiram bermanfaat bagi masyarakat sekitar?
c. Apakah bisnis budidaya jamur tiram memberikan keuntungan yang signifikan bagi
pengusaha?

1.3. Tujuan
a. Membangun bisnis jamur tiram dengan keuntungan yang optimal
b. Memenuhi kebutuhan gizi masyarakan, terutama masyarakat dengan keadaan ekonomi
menengah ke bawah
c. Memperbaiki citra bangsa indonesia sebagai negara agraris

1.4. Manfaat
a. Membuka lapangan kerja baru bagi penduduk sekitar
b. Membuat alternatif pilihan yang lebih hemat bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
gizi
c. Memperoleh keuntungan yang besar dengan modal cukup kecil
1.5. Batasan Masalah
a. Jamur yang dibudidayakan adalah jamur tiram
b. Tidak mempertimbangkan biaya pembuatan pabrik untuk pengalengan jamur
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3. 1. Model Konseptual

Kesehatan Masyarakat

Jamur Asupan Gizi

Penjualan Keuntungan / Pendapatan Daya Beli

Hasil Panen Total Biaya

Modal Biaya Karyawan

Kesehatan masyarakan erat kaitannya dengan apa yang dikonsumsi dalam kesehariaanya.
Apakah makanan tersebut telah memenuhi asupan gizi yang cukup atau belum. Semakin cukup
gizi yang diasup, maka akan berdampak terhadap kesehatan yang semakin baik pula. Akan tetapi,
asupan gizi ini sangat bergantung dengan kemampuan daya beli masyarakat. Rakyat dengan daya
beli yang tinggi akan dengan mudah membeli segala makanan untuk memenuhi asupan gizi
tersebut.
Jamur merupakan salah satu opsi untuk memenuhi kebutuhan akan gizi. Dimana kandungan
yang ada pada jamur cukup baik. Dengan jamur pula akan dapat menambah pendapatan tentunya
bagi seseorang yang berkecimpung dalam bisnis jamur. Pendapatan inilah yang nantinya akan
mempengaruhi daya beli masyarakat.
Pendapatan dalam suatu bisnis dipengaruhi oleh seberapa besar hasil penjualan dan biaya-
biaya apa saja yang dikeluarkan. Biaya akan berkorelasi dengan seberapa besar modal yang
dikeluarkan dalam merencanakan dan menjalankan bisnis. Modal ini sediri berfungsi untuk
menyokong kebutuhan dasar dari bisnis tersebut. Selain itu, biaya juga dipengaruhi oleh seberapa
besar dana yang dikeluarkan untuk biaya operasioanl(gaji karyawan).
Penjualan suatu produk dipengaruhi oleh jumlah produksi. Jmlah produksi yang
dimaksudkan dalam bisnis ini (budidaya jamur tiram) adalah seberapa banyak panen yang
dihasilkan dari jamur itu sendiri.
BAB III
PREFEASIBILITY STUDY

III. 1. Deskripsi Produk

jamur tiram putih jamur tiram cokelat

jamur tiram pink jamur tiram kuning

Produk yang kami tawarkan yaitu berupa jamur tiram. Jamur tiram kami ini memiliki
keunggulan dari segi kandungan gizi dan harga. Jamur tiram ini kami jual dalam berbagai
bentuk antara lain, jamur tiram biasa, jamur tiram kering, serta jamur tiram dalam kaleng yang
nantinya dapat di ekspor ke berbagai negara, sehingga dapat meningkatkan nilai profit yang
didapat di setiap bulannya.
Jamur tiram sendiri terdiri dari beberapa jenis. Diantaranya adalah jamur tiram putih,
jamur tiram kuning, jamur tiram coklat, dan jamur tiram pink. Harga yang paling mahal ada
pada jamur tiram pink.

III. 2. Deskripsi Pasar


Produk ini dibudidayakan di daerah yang memilki kelembapan udara yang cukup
tinggi. Oleh karena itu ada beberapa daerah yang kami usulkan sebagai tempat
pembudidayaan yaitu, wilayah Lembang Bandung Jawa Barat dimana wilayah ini memiliki
kelembapan yang lebih tinggi dibandingkan wilayah yang lain di daerah Bandung.
Saat ini pembudidaya jamur telah banyak tersebar di berbagai daerah di Indonesia,
tetapi hasilnya belum cukup untuk memenuhi kebutuhan pasar. Hal ini berdasarkan survey
yang pernah kami lakukan di wilayah Solo, Jawa Tengah. Dimana di Solo sendiri masih
kesulitan menemukan penjual jamur sedangkan peminat atau konsumen jamur cukup banyak,
sehingga antara permintaan dan barang yang tersedia tidaklah seimbang. Selain itu, umumnya
petani jamur yang ada masih bersifat tradisional, dimana hasilnya hanya cukup untuk
daerahnya sendiri, bahkan terkadang kurang memenuhi permintaan pasar.
Produk jamur tiram kami diekspektasikan akan di Ekspor untuk memenuhi permintan
kebutuhan negara timur tengah. hal ini dikarenakan pasar timur tengah masih terbuka lebar
untuk produk agriculture terutama jamur. Adapun untuk bahan bakunya sendiri memanfaatkan
produk lokal dikarenakan produk lokal masih banyak tersedia dan cukup bagus kualitasnya.
Pemerintah Indonesia sangatlah mendukung program kewirausahaan, hal ini dapat
dilihat pada keseriusan pemerintah dalam mengucurkan berbagai program untuk membantu
keuangan dan permodalan bagi petani. Berbagai kebijakan pemerintah yang ditujukan bidan
usaha yaitu pengucuran dana Kredit Usaha Rakyat, UMKM, seperti PNPM Mandiri. Dengan
demikian dengan adanya kebijakan tersebut petani akan sangat terbantu dalam hal
permodalan.
Jamur tiram produksi kami ini dapat dikonsumsi oleh berbagai pihak, karena jamur
tiram ini memiliki gizi yang tinggi. Harganya cukup bervariasi dari yang murah sampai mahal.
Sehingga seluruh lapisan masyarakat dapat memenuhi kebutuhan akan gizi mereka, sehingga
nantinya dapat meminimalisasi gizi buruk yang terjadi di negara kita.

III. 3. Garis Besar Teknik yang Digunakan


Untuk 1 (satu) rumah atau kumbung dengan kapasitas 10.000 log jumlah karyawan
yang dibutuhkan sebanyak 1 orang dimana orang tersebut tidak harus memiliki keahlian
khusus untuk melakukan pembudidayaan jamur ini.
Jarak antara pasar dan tempat pembudidayaan untuk pasaran lokal dapat menggunakan
transportasi yang ada. Adapun produk yang dipasarkan antara lain : jamur tiram segar, jamur
tiram kering dan jamur tiram dalam kaleng. Kemudian untuk pasaran global / internasional
atau ekspor yang ditawarkan adalah jamur tiram kering atau jamur tiram dalam kaleng.
Tujuan awal daerah yang digunakan sebagai tempat pembudidayaan (yang telah
direncanakan) yaitu daerah Lembang, kualitas air cukup baik dan ketersediaannya cukup
melimpah. Ketersediaan air dalam bisnis kami sangatlah penting, hal ini dikarenakan jamur
hanya tumbuh di tempat yang lembah, karena jamur hanya`dapat tumbuh di tempat yang
lembab.
III. 4. Ketersediaan Faktor Produksi
Keberhasilan usaha jamur tiram ditentukan oleh media tumbuh. Faktor utama yang
sangat berpengaruh terhadap tumbuh dan berkembangnya jamur adalah faktor lingkungan
dalam kumbung seperti suhu, kelembapan ruangan, cahaya dan sirkulasi udara.
Adapun syarat tumbuh antara lain :
 Budidaya jamur tiram dapat dilakukan secara optimal sepanjang tahun pada
dataran yang letaknya 550 m – 800 m dpl.
 Suhu yang dibutuhkan untuk pertumbuhan miselium 20 0C – 300C dan
kelembapan 80 % - 85 %.
 Suhu untuk pembentukan tubuh buah lebih rendah atau sama dengan 26 0C dan
kelembapan kumbung 90 % - 94 %.
 Kumbung/rumah jamur dianjurkan dibangun pada tempat-tempat yang teduh dan
tidak terkena pancaran cahaya sinar matahari secara langsung. Hal ini
dimaksudkan untuk menjaga suhu dan kelembapan ruang kumbung.
 Sirkulasi udara dalam kumbung lancar.
 Jamur tiram membutuhkan oksigen sebagai senyawa pertumbuhan.
 Oksigen yang berlebihan menyebabkan tubuh buah jamur tiram cepat menjadi
layu.
Dari berbagai syarat tumbuh baik jamur tiram, wilayah Lembang Jawa Barat
memenuhi kriteria diatas. Selain itu, wilayah terseut juga memenuhi kebutuhan lain misalnya
kebutuhan bahan dasar dalam pembuatan baglog.

III. 5. Estimasi Biaya


III. 5. 1.Pembuatan Baglog
N
O KATEGORI HARGA
Lahan
1 Sewa lahan 300 m2 @ Rp. 300.000/th selama 2 th Rp600.000
2 Pembuatan bangunan @ Rp. 43.518,-/m2 seluas 81 m2 Rp 3.525.000,- Rp3.525.000
Bibit
1 Bibit: 300 botol @ Rp. 9.000,- Rp2.700.000
Pupuk dan kapur
1 starbio mushroom : 50 kg @ Rp. 5.000,- Rp250.000
2 Kapur: 375 kg @ Rp. 400,- Rp150.000
Bahan media tanam
1 Serbuk gergaji: 19 ton @ Rp. 60.000,- Rp1.146.000
2 Dedak: 2.820 kg @ Rp. 600,- Rp1.692.000
3 Kantung plastik: 90 kg @ Rp. 7.500,- Rp675.000
4 Karet gelang: 10 kg @ Rp. 10.000,- Rp100.000
5 Alkohol 95%: 3 liter @ Rp. 10.000,- Rp30.000
6 Kapuk: 30 kg @ Rp. 6.000,- Rp180.000
Alat
1 Drum 4 buah @ Rp. 60.000,- Rp240.000
2 Tabung minyak 10 liter Rp100.000
3 Kompor tekan 4 buah Rp200.000
4 Selang kompor 4 selang Rp80.000
Pendukung
1 Pompa tabung: 1 buah Rp10.000
2 Sprayer 14 liter: 1 buah Rp230.000
3 Ember: 2 buah @ Rp. 7.500,- Rp15.000
4 Timbangan: 50 kg Rp80.000
5 Sekop: 2 buah Rp20.000
6 Cangkul: 2 buah Rp20.000
7 Bahan bakar minyak tanah: 2.250 liter Rp787.500
Tenaga kerja:
1 Tenaga kerja produksi 6 orang @ Rp. 9.000 / 50 HOK Rp 2.700.000,- Rp2.700.000
Jumlah biaya produksi Rp14.855.500
Pendapatan (masa panen 6 bulan):
Kapasistas 15.000 log, prosentase tumbuh 90% 13.500 log
Harga satuan baglog Rp1.150

III. 5. 2.Baglog
10000 x 1150 = Rp 11.500.000

III. 5. 3.Sewa tempat


Sewa Kumbung (4 bulan) = Rp 1.000.000

III. 5. 4.Operasional
1. Pekerja (1 orang / 4 bulan) = Rp 1.600.000
2. Tas platik = Rp 3.400.000
3. Tangki semprot = Rp 200.000
Total pengeluaran*) = Rp 17.700.000

III. 6. Estimasi Keuntungan


Pemasukan
Pendapatan penjualan
1. Jamur (Rp 3.500/200g) 9000 x 0,6 kg x Rp 3500 x 5 = Rp 94.500.000
Total pendapatan = Rp 94.500.000

Total keuntungan = total pendapatan – total pengeluaran


= Rp 94.500.000 – Rp 17.700.000
= Rp 76.800.000 / 4 bulan
= Rp 19.200.000/bulan
Parameter kelayakan usaha
 Perhitungan BEP
FC
BEP rupia h=
VC FC
1− BEP unit=
P P−VC
2.800 .000 2.800.000
BEP rupia h= BEP unit=
1.510 3.500−1.510
1−
3.500
BEP unit=1407,0351
BEP rupia h=4.920.913,884

Keterangan :
FC : Biaya Tetap (1000000 + 1600000 + 200000)
P : Harga jual per unit (3500)
VC : Variabel cost (1150 + 360)

 Perhitungan Benefit Cost Ratio (B / C ratio)


benefit
B/CR=
cost
76800000
B/CR=
17700000
B/CR=4,33

Berdasarkan hasil perhitungan diatas menunjukkan keuntungan yang dihasilkan cukup


tinggi dengan nilai 4,33. Artinya keuntungan yang dihasilkan lebih dari 400 % dari modal
yang telah digunakan.
BAB IV
ANALISIS ASPEK PASAR

IV. 1. Potensi Pasar


IV. 1. 1. Potensi Pasar Domestik
Trend minat masyarakat terhadap sayuran organik memuncak akibat pola hidup sehat
yang telah menjadi gaya hidup masyarakat. Dimana jamur merupakan sayuran organik kaya
akan gizi yang dapat menjadi salah satu alternatif untuk mencukupi minat masyarakat
tersebut.
Penduduk Indonesia saat ini berjumlah lebih dari 210 juta jiwa. Jumlah yang besar ini
merupakan pasar yang sangat besar untuk konsumsi jamur. Menurut data BPS (Badan Pusat
Statistik), konsumsi sayur masyarakat Indonesia pada tahun 2002 sebesar 30,8
kg/kapita/tahun. Badan Kesehatan Dunia (FAO) menyatakan bahwa jumlah konsumsi sayuran
untuk memenuhi standar kesehatan sebesar 65 kg/kapita/tahun. Dari data diatas masih ada
34,8 kg/kapita/tahun kekurangan akan kebutuhan tersebut.
Perhitungan potensi pasar total untuk pasar domestik sbb,
Potensi pasar total(dalam ton) = 210.000.000 x 34,8 kg/tahun
= 7.308.000.000 kg/tahun
= 7.308.000 ton/tahun
Potensi pasar total(dalam ton) = 7.308.000.000 x Rp 3.500 x 5
= Rp 127.890.000.000.000/tahun
= Rp 350.000.000.000/hari
Dengan jumlah kekurangan yang besar, maka peluang usaha jamur konsumsi untuk
pasar domestik masih terbuka sangat lebar. Sementara itu, sebagai contoh di Bandung, satu
pengusaha katering skala menengah membutuhkan sedikitnya 200 kg jamur/minggu.
Sedangkan di Bandung terdapat sekitar 77 katering. Misalnya kita ambil 40 % yang beroperasi
aktif. Jadi ada 30 katering yang beroperasi setiap hari, maka kebutuhan akan jamur mencapai
9 ton/minggu. Jika di kalkulasi untuk daerah Bandung pasar potensialnya sebesar Rp
22.500.000/hari.
IV. 1. 2. Potensi Pasar Internasional
Produksi jamur Indonesia tergolong masih rendah, volumenya juga terus menurun.
Padahal kalau dikembangkan jamur ini sangat potensial bagi perekonomian Indonesia.
Pada 2000 volume ekspor jamur Indonesia mencapai 29,33 juta ton pada 2003 justru
menurun menjadi 16,1 juta ton, demikian pula nilai ekspornya pada 2000 mencapai US$3,66
juta, namun 2003 hanya US$1,72 juta. Sebaliknya volume impor yang pada 2000 hanya 1,47
juta ton dengan nilai US$0,39 juta, pada 2003 volume impornya naik menjadi 1,54 juta ton
dengan nilai US$0,68 juta.
Hal ini patut disayangkan karena nilai konsumsi dunia yang semakin besar tidak bisa
dipasok oleh potensi dalam negeri yang semakin ‘melempem’, sebaliknya pasar domestik
yang meningkat makin dikuasai oleh jamur impor.
Jika kita lihat dari segi luas wilayah, seharusnya Indonesia mampu untuk menyokong
kebutuhan jamur di seluruh didunia. Hal ini berdasarkan data negara pengimpor jamur utama
didunia menunjukkan Jepang lah negara yang menjadi pengekspor jamur tertinggi di dunia.
NEGARA PENGIMPOR JAMUR UTAMA DARI CHINA(YADONG,2004)

NEGARA VOLUME(KG) NILAI(US$)


Japan 87.722.185 263.106.855
Hong Kong(China) 36.721.245 93.557.733
United States 46.169.816 64.249.132
Italy 21.706.962 38.635.647
Germany 35.599.192 36.014.734
Malaysia 10.059.060 29.594.534
Thailand 4.326.889 28.895.670
Russia 26.010.449 19.561.075
R. O. Korea 16.299.426 19.114.146
Canada 20.537.518 18.522.282
Netherlands 15.929.874 16.818.732
France 3.291.546 16.199.343
Estonia 12.007.916 9.718.508
Singapore 2.306.763 9.630.116
Australia 5.549.517 5.838.544
Taiwan 4.976.195 5.763.852
Indonesia 5.778.642 5.547.189
Romania 9.074.411 5.490.596
Philippine 7.159.493 5.461.434
Mexico 7.159.519 4.797.206

IV. 2. Stategi Pemasaran


Berdasarkan hasil perhitungan di atas maka strategi pemasaran kami antara lain sebagai berikut:
a. Segmentasi
Segmentasi didasarkan pada demografi yaitu berdasarkan penghasilan penduduk. Adapun
segmen yang kami lakukan adalah sebagai berikut :
1. Segmen A
Segmen A menjelaskan penduduk yang berpenghasilannya diatas 5 juta. Selain itu,
produk pada segmen ini ditargetkan akan diekspor. Negar tujuan ekspor adalah di negara
timur tengah. Adapun produk yang ditawarkan pada segmen ini sebagai berikut :
Jenis Jamur yang
Produk Kualitas
Ditawarkan
Jamur tiram kaleng Premium JTPu
JTPKu
JTPCo
JTPi
JTPu
JTPKu
Jamur tiram segar Premium
JTPCo
JTPi
JTPu
JTPKu
Jamur tiram kering Premium
JTPCo
JTPi

2. Segmen B
Segmen B menjelaskan penduduk yang berpenghasilannya antara 1-5 juta. Adapun
produk yang ditawarkan pada segmen ini sebagai berikut :
Jenis Jamur yang
Produk Kualitas
Ditawarkan
JTPu
JTPKu
Jamur tiram kaleng Kualitas 1
JTPCo
JTPi
JTPu
JTPKu
Jamur tiram segar Kualitas 1
JTPCo
JTPi
JTPu
JTPKu
Jamur tiram kering Kualitas 1
JTPCo
JTPi

3. Segmen C
Segmen C menjelaskan penduduk yang berpenghasilannya tinggi, dibawah 1juta.
Adapun produk yang ditawarkan pada segmen ini sebagai berikut :
Jenis Jamur yang
Produk Kualitas
Ditawarkan
JTPu
JTPKu
Jamur tiram segar Standar
JTPCo
JTPi
JTPu
JTPKu
Jamur tiram kering Standar
JTPCo
JTPi

Perbedaan antara kualitas premium, kualitas 1, standar


Jenis Jamur Premium Kualitas 1 Standar
Bentuk fisik Bentuk sempurna Kerusakan jamur Kerusakan jamur
Jamur dalam bentuk setengah diantara 5-10% diantara 10-30%
mekar Jemur dalam bentuk Jemur dalam bentuk
Diameter <5cm telah mekar telah mekar
JTPu = putih (cacat
JTPu = putih (cacat
JTPu = putih bersih tidak lebih dari 10-
tidak lebih dari 10%)
20%)
JPKu = kuning (cacat JPKu = kuning (cacat
JPKu = kuning bersih warna tidak lebih dari warna tidak lebih dari
10%) 10-20%)
Warna
JPCo = coklat (cacat JPCo = coklat (cacat
JPCo = coklat bersih warna tidak lebih dari warna tidak lebih dari
10%) 10-20%)
JPPi = pink(cacat JPPi = pink (cacat
JPPi = pink bersih warna tidak lebih dari warna tidak lebih dari
10%) 10-20%)
Keterangan:
 JTPu = Jamur Tiram Putih
 JTKu = Jamur Tiram Kuning
 JTPCo = Jamur Tiram Coklat
 JTPPi = Jamur Tiram Ping

b. Targeting
1. Segmen A
Segmen A menjelaskan penduduk yang berpenghasilannya kira – kira diatas 5 juta.
Target yang akan dicapai adalah 40% dari pasar potensial segmen A. Dari segmen ini,
produk dari segmen juga akan diekspor (produk yang dipasarkan ke luar negeri).
2. Segmen B
Segmen B menjelaskan penduduk yang berpenghasilannya antara 1-5 juta.. Target yang
akan dicapai adalah 40% dari pasar potensial segmen B.
3. Segmen C
Segmen C menjelaskan penduduk yang berpenghasilannya dibawah 1 juta. Target yang
akan dicapai adalah 70% dari pasar potensial segmen C.

c. Positioning
Produk jamur tiram ini diposisikan sebagai bahan makanan alternative, dimana
perusahaan akan memenuhi permintaan pasar yang belum dipenuhi oleh pengusaha jamur
tiram lainnya. Market statement yang digunakan adalah “Giving And Caring Your Life”.
Giving artinya, jamur tiram memberikan kontribusi bagi kehidupan, terutama bagi
perekonomian masyarakat. Budidaya jamur tiram dapat membuka lapangan kerja baru untuk
masyarakat miskin. Selain itu, jamur tiram juga bisa dikonsumsi oleh masyarakat dengan
keadaan ekonomi menengah ke bawah. Caring artinya, jamur tiram ini memberikan
perhatian khusus bagi kesehatan masyarakat. Jamur tiram ini sangat bermanfaat bagi semua
lapisan masyarakat. Zat-zat yang terkandung di dalam jamur tiram sangat bermanfaat bagi
kesehatan masyarakat, khususnya bagi mereka yang memiliki penyakit kolestrol.

d. Strategi yang Digunakan


Strategi yang kami gunakan dalam bisnis ini adalah diferensiasi. Dimana kami
menyediakan berbagai macam produk agar konsumen dapat menentukan pilhannya sendiri.
Hal ini bisa dilihat dari beberapa sisi, yaitu:
 Produk jamur tiram yang kami tawarkan terdiri dari 11 jenis produk dengan masing-
masing produk terdiri dari 4 jamur yang berbeda.
 Membagi segmen menjadi 3, yaitu segmen A (kualitas premium), segmen B (kualitas
1), dan segmen C (kualitas standar)
 Adanya perbedaan harga yang ditetapkan, berdasarkankualitas produk.

Strategi Pemasaran
Strategi yang digunakan adalah strategi marketing mix, dengan :
1. Produk (Product)
Produk yang ditawarkan ada 4 jenis produk, yang setiap produk dikemas 3 macam
kemasan untuk segmen A,B dan 2 macam kemasan untuk segmen C. Yang kualitas
produknya dibagi menjadi 3 segmen, sehingga total produk yang diproduksi ada 11
(untuk segmen C tidak ada kemasan kaleng) macam. Dari ke sebelas macam
produk tersebut yang membedakan dari luarnya adalah kemasannya.
Keterangan produk
o Segmen A
Jamur tiram segar Jamur tiram kaleng

Jamur tiram kering

o Segmen B
Jamur tiram segar Jamur tiram kaleng

Jamur tiram kering

o Segmen C
Jamur tiram segar Jamur tiram kering

2. Harga (Price)
Adapun harga yang kami tawarkan adalah sebagai berikut :
o Segmen A
Produk Kualitas Jenis Harga
JTPu Rp 75000/kg
JTPKu Rp 70000/500gr
Jamur tiram kaleng Premium
JTPCo Rp 85000/kg
JTPi Rp 105000/kg
JTPu Rp 5000/200gr
JTPKu Rp 8500/200gr
Jamur tiram segar Premium
JTPCo Rp 5500/200gr
JTPi Rp 7000/200gr
JTPu Rp 25000/200gr
JTPKu Rp 40000/200gr
Jamur tiram kering Premium
JTPCo Rp 28000/200gr
JTPi Rp 33000/200gr

o Segmen B
Produk Kualitas Jenis Harga
JTPu Rp 60000/kg
Kualitas 1 JTPKu Rp 55000/500gr
Jamur tiram kaleng
JTPCo Rp 70000/kg
JTPi Rp 90000/kg
JTPu Rp 3500/200gr
Kualitas 1 JTPKu Rp 7000/200gr
Jamur tiram segar
JTPCo Rp 400/200gr
JTPi Rp 5500/200gr
JTPu Rp 20000/200gr
JTPKu Rp 30000/200gr
Jamur tiram kering Kualitas 1
JTPCo Rp 19000/200gr
JTPi Rp 27000/200gr

o Segmen C
Produk Kualitas Jenis Harga
JTPu Rp 6000/kg
Standar JTPKu Rp 35000/kg
Jamur tiram segar
JTPCo Rp 20000kg
JTPi Rp 28000/kg
JTPu Rp 24000/kg
Standar JTPKu Rp 90000/kg
Jamur tiram kering
JTPCo Rp 70000kg
JTPi Rp 78000/kg

3. Promosi (Promotion)
Cara – cara promosi yang dilakukan :
Tabel harga terlampir :
o Segmen A
Media cetak : dengan memuat iklan produk di koran Kompas diterbitkan di
halaman ke-2. Dengan biaya Rp 200.000/hari.
Media elektronik : dengan pemasangan iklan lewat internet dan pembuatan
website perusahaan. Dengan biaya untuk pemesanan domain sebesar Rp
250.000/tahun.
Franchise : pembuatan MoU di berbagai franchise / waralaba dengan tujuan
agar produk jamur ini dapat dipasarkan di tempat-tempat waralaba, dengan
spesifikasi :
- Department store
Matahari, Carrefour, Giant, Yogya
- Mini market
Alfamart, Indomart, Yomart
o Segmen B
Media cetak : dengan memuat iklan produk di koran Kompas diterbitkan di
halaman ke-2. Dengan biaya Rp 200.000/hari.
Media elektronik : dengan pemasangan iklan lewat internet dan pembuatan
website perusahaan. Dengan biaya untuk pemesanan domain sebesar Rp
250.000/tahun.
Franchise : pembuatan MoU di berbagai franchise / waralaba dengan tujuan
agar produk jamur ini dapat dipasarkan di tempat-tempat waralaba, dengan
spesifikasi :
- Department store
Matahari, Carrefour, Giant, Yogya
- Mini market
Alfamart, Indomart, Yomart
Pasar : dengan menjual produk di pasar – pasar tradisional melalui perantara
di daerah Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali
o Segmen C
Media elektronik : dengan pemasangan iklan lewat internet dan pembuatan
website perusahaan. Dengan biaya untuk pemesanan domain sebesar Rp
250.000.
Pasar : dengan menjual produk di pasar – pasar tradisional melalui perantara
di daerah Jawa, Sumatera, Bali. Untuk media pasar diperlukan distributor-
distributor disetiap kota (dalam tahap perumusan).
o Pasar lain
- Restoran dan hotel (dalam tahap perumusan).
- Ekspor
Untuk pasar ekspor cara-cara promosi yang dilakukan adalah dengan
media internet dan mengikuti pameran yang bertaraf internasional. Baik
di dalam negeri atau luar negeri (agro expo).
BAB V
ASPEK TEKNIS

V. 1. Lokasi Proyek
V. 1. 1. Variabel Utama
a. Ketersediaan Bahan Mentah
Bahan mentah yang dibutuhkan dalam budidaya jamur tiram adalah :
- Bibit jamur F4 - Kantung plastik(pembungkus media tanam)
- Kapur - Karet gelang
- Serbuk gergaji - Alkohol
- Dedak - Kapas
Jumlah stok bahan mentah tergolong cukup tinggi. Mengingat media tanam jamur
merupakan bahan sisa produksi atau limbah pengolahan penggergajian kayu.
Untuk proses pengemasan dibutuhkan beberapa bahan yaitu :
- Plastik kemasan produk
- Plastik kemasan baglog
- Kaleng kemasan
- Stiker label
Untuk proses pengemasan dibutuhkan beberapa perjanjian terlebih dulu dengan supplier.
b. Letak Pasar
Pasar tujuan adalah diseluruh Indonesia. Adapun lokasi pabrik akan dibangun adalah
di Bandung Jawa Barat.
Penentuan lokasi :
1. Berdasarkan matrik jarak

Ja
544
Si
180
364
B 305
118
669
423 Su

Jo 349

Berdasarkan matrik jarak maka didapatkan lokasi yang ideal adalah


Kota Jarak Maksimum
Jakarta 849 km
Bandung 669 km
Semarang 544 km
Yogyakarta 603 km
Surabaya 849 km
Lokasi yang ideal adalah di kota Semarang.

2. Berdasarkan jumlah permintaan


Kota Jumlah Permintaan
Jakarta 5 ton
Jawa Barat 20 ton
Jawa Tengah 17 ton
Yogyakarta 2 ton
Jawa Timur 19 ton
Sumatra 22 ton
Kalimantan 11 ton
Sulawesi 8 ton

Berdasarkan data permintaan, maka lokasi yang terbaik adalah di kota


Bandung. Hal ini dikarenakan di kota Bandung mempunyai jumlah permintaan
yang paling besar.
Dari data diatas maka lokasi pabrik yang dipilih adalah di kota Bandung. Hal
ini dikarenakan Bandung memiliki jumlah permintaan yang paling besar.

c. Tenaga Listrik Dan Air


 Tenaga listrik
Dalam pembudidayaan jamur, listrik tidak memegang peranan yang vita. Hal
ini dikarenakan jamur akan tumbuh dengan baik jika ditempatkan di tempat yang
agak gelap (tidak terlalu terang). Biaya listrik untuk penerangan sebesar Rp
150000/bulan.
 Air
Air memegang peranan yang sangat penting dalam hidup tumbuh jamur.
Adapun lokasi yang dipilih adalah di Lembang, maka biaya air yang harus
dikeluarkan adalah sebesar Rp 20000. Biaya tersebut digunakan unutk pembayaran
ke desa setempat. Air ini berasal dari mata air yang terdapat di desa tersebut.
d. Supply Tenaga Kerja
Ketersediaan tenaga kerja yang terdapat di Bandung Jawa Barat masih tergolong
banyak. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Barat jumlah
pengangguran yang ada 10,91 juta jiwa. Hal ini akan berdampak pada mudahnya mencari
tenaga kerja. Jumlah perkiraan tenaga kerja yang dibutuhkan sebanyak 25 orang pegawai.
e. Fasilitas Transportasi
Fasilitas tranportasi di kota Bandung tergolong baik. Hal ini dibuktikan dengan
adanya jalur-jalur yang menghubungkan antara kota Bandung dengan kota-kota di seluruh
pulau Jawa. Adanya jalur selatan untuk menghubungkan antara kota Bandung dengan
Yogyakarta dan Solo sampai Surabaya. Ada pula jalur utara yang menghubungkan antara
kota Bandung dengan Semarang dan Surabaya. Selain itu, di Bandung juga terdapat jalur
tol cipularang yang menghubungkan antara Bandung dengan Jakarta dan Banten. Hal ini
akan memudahkan transportasi menuju pelabuha sebagai sarana penghubung denan kota
di luar pulau jawa.

V. 1. 2. Variabel Sekunder
a. Regulasi
Pemerintah sangat memperhatikan usaha di bidang pertanian. Hal ini dibuktikan
dengan keluarnya peraturan menteri pertanian nomor 42/Permenta/KU.330/10/2009.
Adapun isi dari peraturan tersebut memutuskan :
1. Petunjuk Teknis Pemanfaatan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pertanian Tahun
2010 sebagaimana tercantum dalam Lampiran sebagai bagian yang tidak terpisahkan
dengan Peraturan ini.
2. Petunjuk Teknis DAK disusun untuk memberikan acuan bagi pemerintah kabupaten
dalam pemanfaatan DAK Bidang Pertanian Tahun 2010.
3. DAK Bidang Pertanian Tahun 2010 diarahkan untuk penyediaan fisik sarana dan
prasarana lahan dan air di tingkat usahatani; penyediaan fisik prasarana penyuluhan
pertanian berupa Balai Penyuluhan Kecamatan/BPP; dan prasarana lumbung pangan.
4. Pagu anggaran DAK tiap kabupaten sesuai yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
5. Penanggungjawab kegiatan DAK Bidang Pertanian yaitu Kepala Dinas/Badan/Kantor
lingkup pertanian Kabupaten sesuai dengan kewenangan, tugas pokok dan fungsinya.
6. Pelaksanaan kegiatan di luar Diktum KETIGA, tidak dapat dibiayai dari DAK Bidang
Pertanian Tahun 2010.
Dari keputusan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pemerintah akan menyediakan
alokasi dana untuk mendukung kelangsungan bidang pertanian. Hal ini dibuktikan dengan
adanya perhatian khusu dibidang sarana dan prasarana. Adapun wujud konkret dari
keputusan ini adalah dibangunnya jalan-jalan di daerah pertanian. Jalan-jalan tersebut
adalah di daerah Parongpong Lembang tempat budidaya jamur tiram kami.
Selain itu, dikucurkannya dana UMKM dan Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat (PNPM) Mandiri. Yang bertujuan untuk menyokong pendanaan usaha di
Indonesia. Dasar hukum dari program ini adalah pada Keputusan Menteri Koordinator
Bidang Kesejahteraan Rakyat Selaku Ketua Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan
nomor 25/KEP/MENKO/KESRA/VII/2007 yang isinya memutuskan :
1. Menteri koordinator bidang kesejahteraan rakyat selaku ketua tim koordinasi
penanggulangan kemiskinan tentang pedoman umum program nasional pemberdayaan
masyarakat mandiri
2. Menetapkan Pedoman Umum Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
sebagai pedoman harmonisasi dan sinkronisasi program-program pemberdayaan
masyarakat yang ada di kementerian/ lembaga ke dalam Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri.
3. Program-program pemberdayaan masyarakat yang ada di kementerian/ lembaga yang
bergabung dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri masing-
masing menetapkan Pedoman Pelaksanaan sesuai kebutuhannya.
4. Segala pembiayaan yang diperlukan bagi pelaksanaan Keputusan ini dibebankan pada
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
5. Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari
terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana
mestinya.
b. Iklim Dan Keadaan Lingkungan
Secara topografis kota Bandung terletak pada ketinggian 768 meter diatas permukaan
laut, titik tertinggi terletak di daerah utara dengan ketinggian 1050 meter. Iklim kota
Bandung dipengaruhi oleh ikli pegunungan yang lembab dan sejuk. Rata-rata temperatur
di kisaran 17 - 270 C, curah hujan di kisaran 200,4 mm dan jumlah hari hujan di kisaran
21,3 hari perbulan. Suhu ini tentunya sangat mendukung tumbuh hidup jamur, dimana
jamur akan tumbuh secara optimal pada angka 22-280 C (untuk fase inkubasi) dan 16-220
C (fase pembentukan tubuh buah). Sedangkan kelembapan dapat diatur dengan adanya
penyemprotan air secara teratur agar didapatkan kelembapan yang ideal(70-90%).
Bandung terletak dalam suatu cekungan yang sering disebut cekungan Bandung. Hal
ini berdampak pada sirkulasi udara yang kurang lancar. Adapun salah satu pencemernya
adalah NOX (Oksida Nitrogen) dan SOX (Oksida Belerang) yang nantinya akan bereaksi
dengan uap air dan berubah menjadi asam. Asam inilah yang akan berbahaya bagi tumbuh
hidup tumbuhan. Akan tetapi, ini tidak terlalu mempengaruhi untuk tumbuhan jamur. Hal
ini dikarenakan jamur hidup di dalam ruangan. Jadi secara tidak langsung air asam ini
tidak akan mengenai jamur tiram budidaya. Untuk kualitas udara masih tergolong baik di
daerah Bandung utara.
c. Sikap Masyarakat
Sikap masyarakat daerah sekitar lembang sangat antusias. Hal ini dapat dilihat dari
perilaku masyarakat sekitar yang berbondong-bondong menyewakan lahan mereka untuk
budidaya jamur. Selain itu, masyarakat sekitar mendapat pekerjaan tambahan sebagai
pegawai pabrik baglog dan pegawai kumbung.
d. Rencana Ke Depan
Rencana kedepannya dengan budidaya jamur ini bisa meningkatkan perekonomian
negara, meningkatkan gizi masyarakat, dan meningkatkan pendapatan masyarakat.
Rencana produksi tahun 2015 adalah 500 ton per bulan. Ini berkaitan dengan jumlah
penduduk dunia yang sangat besar.
Langkah-langkah untuk mencapai target 2015.
1. Perluasan area produksi menajdi 250 kumbung
2. Penambahan jumlah pabrik produksi
3. Penambahan jumlah produk pengemasan
4. Pembukaan lokasi budidaya di lokasi lain (Semarang dan Sumatra utara)
5. Akuisisi nama perusahaan (branding nama perusahaan)
6. Perubahan status kepemilikian perusahaan menjadi PT

V. 2. Skala Produksi
V. 2. 1. Estimasi skala produksi
Berdasarkan data diatas jumlah pasar potensial yang ada dan kapasitas maka :
 Pasar Domestik
Pasar potensial Kapasitas 1 kubung
104 ton / bulan 1,35 ton/ bulan
Untuk pasar domestik targetnya adalah 60 % jadi jumlah total yang harus disediakan
adalah 64,4 ton/bulan.
 Pasar Internasional(target)
Pasar potensial Kapasitas 1 kubung
100 ton / bulan 1,35 ton/ bulan

Dari data diatas maka skala produksi yang harus disediakan adalah sebesar 164,4 ton /bulan.
Sehingga dibutuhkan jumlah kumbung sebanyak 122 kumbung dengan perkumbung sebesar
Rp 4425000. Jadi total biaya yang harus dikeluarkan sebesar Rp 539850000 (lima ratus tiga
puluh sembilan juta delapan ratus lima puluh ribu rupiah). Dan proyeksi pendapatan perbulan
adalah sebesar Rp 988200000(sembilan ratus delapan puluh delapan juta dua ratus ribu
rupiah), dengan asumsi harga jual sesuai dengan jamur tiram putih.

V. 2. 2. Faktor pendukung
a. Permintaan
Jumlah permintaan jamur tiram di Indonesia masih sangat besar. Hal ini dapat dilihat
pada jumlah permintaan jarum tiram di Bandung. Di Bandung umlah permintaan
mencapai 20 ton perhari. Akan tetapi, kemampuan pasokan baru mencapai 10 ton perhari.
Ini merupaka kondisi yang sangat bagus, karena peluang masih sangat besar.
 Pasar domestik
Berdasarkan data petumbuhan penduduk sebesar 1,14 %. Maka dapat diperkirakan jumlah
permintaan untuk tahun-tahun kedepannya antara lain :
Tahun Proyeksi Permintaan
2009 154 ton
2010 156 ton
2011 159 ton
2012 163 ton
2013 168 ton
 Pasar internasional
Untuk pasar internasional akan dipengaruhi oleh sentimen dan perluasan pasar.
b. Kapasitas teknis
Kapasitas satu kumbung dengan jumlah baglog 10000 buah hanya menghasilkan
sekitar 5,4 ton per 4 bulan atau 1,35 ton per bulan. Apabila dalam satu kumbung
menampung lebih dari 10000 dikhawatirkan akan berdampak pada produktivitas jamur itu
sendiri. Hal ini akan mengakibatkan pertumbuhan kurang optimal.
Kapasitas perhari dari proses produksi baglog sebesar 11000 baglog. Sedangkan
kapasitas produksi jamur kaleng sebesar 20000 buah kaleng berbagai macam ukuran dan
kapasitas produksi kemasan plastik sebesar 10000 buah kemasan.
c. Sumber daya manusia
Ketersediaan tenaga kerja yang terdapat di Bandung Jawa Barat masih tergolong
banyak. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Barat jumlah
pengangguran yang ada 10,91 juta jiwa. Hal ini akan berdampak pada mudahnya mencari
tenaga kerja.
Sedangkan unutk mengurusi jamur tiram, tidak dibutuhkan keterampilan khusus. Hal
ini dikarenakan mudahnya hidup jamur tiran itu sendiri.
Adapun yang harus dipahami oleh tenaga kerja yaitu,mampu mengukur tingkat
kelembapan udara dan mampu megnukur tingkat suhu udaradi dalam kumbung.
d. Finansial dan manajemen

e. Perubahan teknologi
Pada proses produksi baglog hanya ada satu mesin, yaitu mesin oven. Mesin ini
digunakan untuk mensterilisasikan baglog terhadap kuman, bakteri, dan jamur beracun.
Sehingga pada proses ini tidak terlalu berpengaruh terhadap perubahan teknologi.
Pada budidaya jamur tidak terlalu memperhatikan teknologi. Baik pada perubahannya.
Dalam budidaya jamur ada beberapa peralatan yang dibutuhkan, antara lain sprayer,
termometer dan alat pengukur kelembapan udara.
Pada proses pengepakan, dampak dari perubahan teknologi akan berpengaruh pada
proses ini. Semakin baik teknologi yang digunakan akan semakin mempersingkat waktu
proses dan meningkatkan efisiensi dari proses pengepakan.

V. 3. Pemilihan Mesin dan Equipment


V. 3. 1. Peralatan Pada Mesin Kemasan Plastik
Pada kemasan plastik tidak memerlukan mesin serumit pada mesin
pengalengan. Peralatan pengemasan jamur tiram secara berurutan berdasarkan tahapan proses
pengemasan serta beberapa peralatan penunjang yang diperlukan adalah:
1. Mesin Pencuci
Mesin pencuci (washing machine) digunakan untuk pencucian awal bahan men-
tah. Mesin pencuci dijalankan oleh tenaga listrik dan proses pencucian berlangsung
secara basah dengan menggunakan air yang mengandung kadar klorin 15-25 ppm. Mula-
mula bak diisi air, kemudian saat jamur dimasukkan ke dalam bak mesin dihidupkan.
Pencucian berlangsung secara berulang-ulang dengan adanya pengadukan dan
berlangsung kira-kira selama satu menit. Saat melewati konveyor, mesin mempunyai
kemampuan untuk memisahkan kotoran yang terdapat pada jamur (jerami dan kompos).
2. Meja Pemotong
Meja pemotongan digunakan untuk membersihkan jamur yang sudah dicuci.

Meja terbuat dari stainless steel dengan ukuran sekitar 1 x 2 m 2.

3. Mesin Pemisah (Grader Machine)


Mesin pemisah (grader machine) digunakan untuk memisahkan jamur
berdasarkan ukurannya. Mesin ini digunakan untuk memisahkan jamur baik yang
terkupas (peeled) maupun yang tidak terkupas (unpeeled).
Mesin pemisah berbentuk silinder dengan ukuran lubang di sepanjang dinding
silinder yang bervariasi (diameter antara 10 - 32 cm). Pemisahan berlangsung dengan
adanya putaran silinder yang akan membawa jamur dari satu bagian ke bagian lainnya.
Bila ukuran jamur kurang dari ukuran diameter lubang grader, maka jamur akan terpisah
dan tertampung pada wadah yang terpisah. Jamur yang dipisahkan berasal dari jamur
yang telah dimasak pada mesin blansir.
4. Mesin Penimbang
Mesin ini digunakan untuk proses penimbangan sebelum jamur
dimasukkan ke dalam kemasan plastik. Ukuran berat yang ditentukan adalah
sebesar 200 gr dan 1 kg.
5. Mesin Press Plastik
Mesin ini berfungsi untuk mengemas jamur tiram. Sistem kerja dari alat ini
adalah menyedot udara dalam plastik kemasan dan setelah udara habis mesin
pemanas yang ada didalamnya akan mengepress ujung plastik.

V. 3. 2. Peralatan Pada Mesin Pengalengan


Berdasarkan proses dan produk yang dikalengkan, ruang produksi dibagi menjadi dua
unit. Unit pertama digunakan untuk proses persiapan awal bahan baku, meliputi pencucian,
pemotongan dan pemisahan awal dan blansir. Sedangkan unit kedua digunakan dalam proses
pengalengan, meliputi proses blansir, pemisahan, inspeksi, pengisisan, exhausting, penutupan,
dan sterilisasi. Ruang untuk pemrosesan jamur dengan penggaraman dibuat terpisah untuk
mencegah kontaminasi silang antara bahan mentah dengan bahan yang siap dikalengkan.
Peralatan pengalengan jamur tiram secara berurutan berdasarkan tahapan proses
pengalengan serta beberapa peralatan penunjang yang diperlukan adalah:
1. Mesin Pencuci
Mesin pencuci (washing machine) digunakan untuk pencucian awal bahan mentah.
Mesin pencuci dijalankan oleh tenaga listrik dan proses pencucian berlangsung secara basah
dengan menggunakan air yang mengandung kadar klorin 15-25 ppm. Mula-mula bak diisi air,
kemudian saat jamur dimasukkan ke dalam bak mesin dihidupkan. Pencucian berlangsung
secara berulang-ulang dengan adanya pengadukan dan berlangsung kira-kira selama satu
menit. Saat melewati konveyor, mesin mempunyai kemampuan untuk memisahkan kotoran
yang terdapat pada jamur (jerami dan kompos).
2. Meja Pemotongan
Meja pemotongan digunakan untuk membersihkan jamur yang sudah dicuci. Meja

terbuat dari stainless steel dengan ukuran sekitar 1 x 2 m 2.


3. Bak Perendaman Jamur
Bak perendaman disediakan untuk menyimpan sementara jamur yang akan dimasak.
Bak yang digunakan bervariasi ukurannya dan terbuat dari stainless steel. Bak perendaman
yang lain disediakan untuk menyimpan sementara jamur yang akan diinspeksi setelah
mamasuki proses pemisahan oleh mesin pemisah.
4. Mesin Blansir dan Pendingin (Blancher and Cooling Machine)
Mesin blansir dan pendingin merupakan satu rangkaian alat yang digunakan dalam
proses pemasakan pendahuluan jamur dan pendinginan kembali. Sebagai pemasak digunakan
air yang mengandung asam sitrat yang dipanaskan dengan steam. Jamur dipanaskan dengan
memasukkannya ke dalam keranjang-keranjang konveyor yang akan membawanya ke dalam
ruang pemasak. Untuk mengatur suhu air pemasak, alat dilengkapi dengan termometer yang
digunakan sebagai pengontrol.
Setelah keluar, maka jamur akan dibawa oleh konveyor ke bagian mesin pendingin.
Efisiensi pendinginan ditingkatkan dengan sistem gelombang yang sekaligus akan
memindahkan jamur dari satu bagian ke bagian lainnya.
5. Mesin Pemisah (grader machine)
Mesin pemisah (grader machine) digunakan untuk memisahkan jamur berdasarkan
ukurannya. Mesin ini digunakan untuk memisahkan jamur baik yang terkupas (peeled)
maupun yang tidak terkupas (unpeeled).
Mesin pemisah berbentuk silinder dengan ukuran lubang di sepanjang dinding silinder
yang bervariasi (diameter antara 10 - 32 cm). Pemisahan berlangsung dengan adanya putaran
silinder yang akan membawa jamur dari satu bagian ke bagian lainnya. Bila ukuran jamur
kurang dari ukuran diameter lubang grader, maka jamur akan terpisah dan tertampung pada
wadah yang terpisah. Jamur yang dipisahkan berasal dari jamur yang telah dimasak pada
mesin blansir.
6. Meja Inspeksi
Meja inspeksi (inspection belt conveyor) digunakan untuk memeriksa kembali jamur
sebelum diisikan ke dalam kaleng. Meja inspeksi ini menggunakan sistem konveyor dengan
ukuran panjang sekitar 5 meter.
7. Washing Shaker dan Vibrator Dewater
Washing shaker digunakan untuk proses pencucian akhir jamur sebelum diisikan ke
dalam jamur. Prinsip kerja yang digunakan pada alat ini mirip dengan mesin pendingin setelah
proses blansir, hanya alat ini dirangkaikan dengan mesin penirisan air (vibrator dewater).
8. Mesin Pencuci Kaleng (Empty Can Washer)
Mesin pencuci kaleng digunakan untuk membersihkan kaleng sebelum digunakan
untuk pengemas jamur. Jumlah mesin yang digunakan ada dua buah, yaitu untuk kaleng
berukuran 8oz dan 68oz. Prinsip kerja alat adalah pencucian dengan air hangat dimana kaleng
akan dibawa ke ruang pencuci dengan adanya konveyor bermagnet.
9. Mesin Kode (Coding Machine)
Mesin kode digunakan untuk memberikan kode pada tutup kaleng berdasarkan jenis
jamur dan tanggal produksinya. Jenis alat yang digunakan ada 2 buah, yaitu untuk tutup
kaleng 8oz dan 68oz.
10. Meja Pengisian (Filling Table)
Meja pengisian digunakan untuk memasukkan jamur ke dalam kaleng. Meja terbuat
dari stainless steel, dan pada bagian meja terdapat lubang-lubang pengisian.
11. Exhausting Box
Exhausting box digunakan untuk proses exhausting sebelum proses penutupan kaleng.
Prinsip alat ini adalah pemasakan dengan uap panas yang dialirkan ke dalam kaleng yang
disalurkan dengan konveyor, dimana akan terjadi pengeluaran udara dari dalam kaleng akibat
desakan dari larutan garam yang menguap.
12. Panci Pemasak (Cook Pan/Brine Maker)
Panci pemasak digunakan untuk memasak air garam yang akan digunakan untuk
larutan media jamur. Panci ini terbuat dari stainless steel dilengkapi dengan klep peng-atur
uap. Prinsip pemanasan pada panci pemasak ini dilakukan secara steam jacket, dimana panci
pemasak ini memiliki dinding berlapis dua dan di antaranya terdapat rongga berisi uap.
13. Mesin Penutup Kaleng
Bagian penting dari mesin penutup kaleng ini adalah rol pelipat, rol perapat, lifter,
seaming chuck, dan seaming head. Pada seaming head terletak rol pelipat dan rol perapat serta
gerigi yang mengatur perputaran kedua rol tersebut. Rol pelipat ber-bentuk lingkaran dibuat
dari baja yang dilengkapi dengan pelat melengkung yang berguna untuk membentuk lekukan
tepi tutup dan badan kaleng sehingga bisa saling melipat. Rol perapat bertugas melanjutkan
tugas rol pelipat dengan menekan lipatan hingga menjadi rapat. Seaming chuck berupa sebuah
piringan baja yang berbingkai, terletak di tengah-tengah seaming head di antara rol-rol.
Seaming chuck merupakan landasan bagi rol pelipat dan rol perapat pada saat operasi
penutupan kaleng. Lifter dilengkapi dengan pegas (per) yang menunjang gerakan turun naik
dari lifter yang akan mengangkat, kaleng yang terletak di atasnya sehingga tutup kaleng
melekat pada chuck dan dilanjutkan oleh kerja rol-rol untuk merapatkan penutupan.
14. Retort
Retort merupakan suatu bejana yang tertutup dan tahan tekanan tinggi yang
ditimbulkan oleh uap yang berasal dari boiler yang berfungsi untuk sterilisasi produk. Retort
dilengkapi dengan peralatan pengukur tekanan, klep uap, kran air pendingin, kran
pembuangan air, vent, pengukur suhu, rekorder, pemancar uap (steam spreader), bleeder dan
klep pengaman.
Fungsi dari masing-masing bagian dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Pengukur suhu
Pengukur suhu (termometer) digunakan sebagai tolok ukur atau indikator suhu
dalam retort. Jumlah minimal termometer yang harus ada adalah satu buah. Termo-
meter yang digunakan pada retort tersebut perlu dikalibrasi dan dijaga agar tetap
dalam kondisi dan berfungsi dengan baik. Sebelum dipasang harus ditera ketelitiannya
terhadap termometer yang telah diketahui ketelitiannya (minimal setahun sekali).
b. Bleeder
Bleeder merupakan lubang kecil dalam retort yang berfungsi untuk memberikan
sarana pengamatan melalui adanya aliran uap air, serta menyebabkan terjadinya
sirkulasi di dalam retort, serta mengeluarkan sedikit air dan udara dari retort. Bleeder
tambahan dipasang juga di dekat termometer. Pada retort vertikal minimal terdapat
satu lubang bleeder yang terletak dalam retort sedemikian rupa sehingga berlawanan
dengan masuknya uap.
c. Vent
Vent merupakan bagian dari retort yang berfungsi untuk mengeluarkan udara
yang terdapat di dalam retort sebelum proses sterilisasi dimulai.
d. Muffler
Muffler sering digunakan pada bleeder ataupun vent untuk mengurangi suara
berisik akibat pembuangan uap. Jika mufflers digunakan, kejadian yang merintangi
pembuangan udara harus dicatat.
e. Pressure gauge
Setiap retort dilengkapi dengan sebuah pengukur tekanan (manometer), yang
berskala 2 psi atau kurang, dengan kisaran 0 - 30 psig. Pressure gauge harus dipasang
pada steam loop untuk mengurangi vibrasi yang mungkin terjadi pada dinding retort.
f. Penyebar uap (steam spreader)
Pada retort vertikal harus dilengkapi dengan pemancar uap yang terletak di
bagian dasar retort. Lubang-lubang pipa membentuk sudut pancaran uap air 90oC,
artinya 450 sebelah kiri dan sebelah kanan pipa. Pada retort ini diatur sedemikian rupa
sehingga pipa berbentuk huruf X atau bentuk lingkaran dengan pemancar uap
menghadap ke bagian dalam.
g. Saluran uap air
Saluran uap air merupakan saluran yang mensuplai uap air ke dalam retort.
Saluran ini dapat masuk ke dalam retort melalui bagian atas retort, atau dari dasar
retort dan dilengkapi dengan steam control valve yang digerakkan oleh udara atau
listrik. Yang penting saluran ini harus cukup besar untuk menampung uap air yang
diperlukan.
h. Keran pembuangan air
Keran pembuangan air digunakan untuk mebuang air dari dalam retort setelah
proses pendinginan. Letak lubang pengeluaran air ada di bagian bawah retort.
i. Rekorder
Setiap retort harus memiliki rekorder suhu. Rekorder ini harus diatur sedemikian
rupa sehingga cocok dengan suhu termometer.
j. Klep pengaman
Klep pengaman adalah klep yang terbuka secara otomatis bila tekanan dalam
retort melampaui batas ketahanan retort.
15. Mesin Etiket
Mesin etiket digunakan untuk menempelkan label pada produk kaleng. Alat ini
memiliki dua rol. Rol pertama berfungsi untuk memberikan lem pada kaleng dan rol kedua
berfungsi untuk melekatkan label pada kaleng.
16. Mesin Penguji Kesempurnan Penutupan Kaleng
Pada pengawasan mutu kaleng baru, yang dilakukan adalah pengujian kesem-
purnaan penutupan kaleng. Salah satu alat yang digunakan untuk pengujian tersebut
adalah alat penguji kesempurnaan penutupan kaleng. Cara kerja dari alat ini adalah
pengukuran bagian penutupan kaleng pada layar monitor yang menampilkan gambar
bagian yang mengalami proses penutupan.

V. 4. Proses dan Layout Produksi


Layout pabrik
Komplek 1 Komplek 1 Komplek 1 Tempat
produk
si
Factory
Komplek 6 Komplek 5 Komplek 4
Kumbung 1 Kumbung 2 Kumbung 3

Kumbung 4 Kumbung 5 Kumbung 6

Kumbung 7 Kumbung 8 Kumbung 9

Kumbung 10 Kumbung 11 Kumbung 12

Kumbung 13 Kumbung 14 Kumbung 15

Kumbung 16 Kumbung 17 Kumbung 18

Kumbung 19 Kumbung 20 Kumbung 21

Komplek 1

Spesifikasi :
Kumbung :
 Setiap kumbung berukuran 40 m2 (4x10)
 Tinggi 2,5 m (Dinding terbuat dari anyaman bambu)
 Tinggi rak 2,3 m
 Penempatan baglog dengan cara dibaringkan.

Pabrik Baglog :
 Luas pabrik 300 m2
 Mesin yang terdapat didalamnya adalah mesin oven.

Luas Lahan :
122 kumbung x 40 m2 = 4880 m2
Layout proses produksi (digedung produksi)
Layout Pabrik Pembuatan Baglog

Pintufdfaffpintu

Gudang Bahan Baku Mixing bahan

Packaging ke Plastik

Pintufdfaffpintu

Gudang Barang Jadi Mesin Oven Baglog

Layout Pabrik Pengemasan


Layout Pabrik Pengemasan

Gudang Bahan Baku Mesin pencuci Mesin pemotong Bak perendaman jamur

Washing shaker n Quality assurance 1 Mesin pemisah Mesin blansir dan cooling
vibrator dewater

Mesin pencuci kaleng Coding machine Filling machine Exhausting box

Mesin etiket retort Mesin penutup Cook machine


kaleng

Quality assurance 2
Mesin press Mesin penimbang
Gudang Barang Jadi

Prose pada pengalengan


Prose pada pengemasan plastik

V. 5. Jenis Penggunaan Teknologi


Pada proses budidaya tidak ada penerapan teknologi secara signifikan. Akan tetapi, penggunaan
teknologi pada proses pengemasan telah menggunakan teknologi maju.
Alat alat yang dibutuhkan antara lain :
a. Proses Pengemasan
1. Proses pengalengan
 Mesin pencuci(washing machine)
 Meja pemotong(cutting machine)
 Mesin blansir dan pendingin(blancher and cooling machine)
 Mesin pemisah(grader machine)
 Conveyor ispeksi(inspection belt conveyor)
 Washing shaker and vibrator dewater
 Mesin pencuci kaleng kosong(empty can washer)
 Mesin kode(coding machine)
 Meja pengisi(filling table)
 Exhausting box
 Panci pemasak(cook pan/brine maker)
 Mesin penutup kaleng
 Retort
 Mesin etiket
2. Proses pengemasan plastik
 Mesin pencuci(washing machine)
 Meja pemotong(cutting machine)
 Mesin pemisah(grader machine)
 Mesin penimbang
 Mesin pengepress
b. Proses Produksi Baglog
 Mesin pencampur(mixing machine)
 Mesin oven
DAFTAR PUSTAKA

Biro Pusat Statistik. 2009. “Penduduk 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja menurut Lapangan Pekerjaan
Utama 2004, 2005, 2006, 2007, 2008 dan 2009”. Jakarta.
Biro Pusat Statistik. 2009. “Pengangguran Terbuka*) Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
2004, 2005, 2006, 2007, 2008 dan 2009”. Jakarta.
Surabaya Post tanggal 8 Februari 2010. “Kesejahteraan Petani Terabaikan”.
http://jamursekolahdolan.blogspot.com/
http://nirhono.wordpress.com/
http://www.depkop.go.id/
http://www.e-iklanbaris.com
http://www.pasarjamur.com/
http://www.pnpm-mandiri.org/
LAMPIRAN 1

DAFTAR HARGA IKLAN 2010


DISPLAY DUKA CITA ADVERTORIAL NERACA/RUPS PROSPEKTUS
NO MEDIA CETAK HARGA PERBARIS MIN KARAKTER HARGA MIN HARGA KOLOM BW
BW FC BW FC BW FC BW FC
1 KOMPAS 55000 3 28 165000 77500 77500 117500 52500
2 POSKOTA 10000 4 35 40000 19000 19000 25000 7000 25000 19000 25000 15000 20000
3 NONSTOP 9000 3 32 27000 8000 10000 15000 7000 11000 10000 13000 10000 15000
4 LAMPU HIJAU 20000 3 32 60000 25000 25000 35000 25000 35000 30000 40000 25000 35000
5 MEDIA INDONESIA 25575 3 32 76725 48000 48000 70000 24000 48000 70000 17500 37000
6 S PEMBARUAN 28050 3 35 84150 38000 38000 51000 19500 25500 40000 55000
7 BISNIS INDONESIA 20900 3 37 62700 27500 33500 50500 22500 39500 35000 52500 20000 33500
8 BERITA KOTA 9900 4 33 39600 22000 22000 29000 14000 22000 29000 12000
9 RAKYAT MERDEKA 13200 3 32 39600 18000 25000 33000 22000 27000 26000 34000 16000 20000
10 WARTA KOTA 15400 3 40 46200 27500 27500 36000 4000 27500 36000 16000
11 JAKARTA POST 33000 3 38 99000 34500 34500 45000 34500 45000 34500 45000 34500 45000
12 INDOPOS 13200 3 42 39600 22000 22000 30000 20000 25000 22000 27500 17500 25000
13 BISNIS JAKARTA 8000 3 30 24000 15000 15000 18000 7000 12000 4500 6000 15000 18000
14 REPUBLIKA 17600 3 35 52800 16000 39000 56000 16000 25000 38000 53000 16000 25000
15 SINAR HARAPAN 15000 3 37 45000 25000 28000 38000 10000 25000 25000 35000 18000 30000
16 KORAN TEMPO 31000 3 34 93000 33500 41500 73000 25000 50000 47500 79900

Anda mungkin juga menyukai