A. Masalah Kesehatan
Antenatal Care (ANC)
B. Pengertian
3. Tes Kehamilan
Tes hCG ( hormone chorionic gonadotropin). Dilakukan dengan mendeteksi hormone
hCG dalam urin.kadar terendah yang memberi hasil positif yaitu 0,5 hCG per ml urin,
kadar tertinggi 500 SI hCG.
D. Pohon Masalah
Trimester I
Konsepsi
Fertilitas
Implantasi
Embryogenesis
Maturasi janin
Resiko infeksi
Trimester II
TRIMESTER II
Perubahan fisiologis Pe
ps
Perub.nutisi
kurang dari
kebutuhan
Deficit volume
cairan
Trimester III
TRIMESTER III
Nyeri
E. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan laboratorium
Wanita hamil diperiksa urinnya untuk mengetahui kadar protein glukosanya, diperiksa
darah untuk mengetahui faktor rhesus, golongan darah, Hb dan penyakit rubella
Tes Lab Nilai Normal Nilai Tidak Diagnosis
Normal Masalah Terkait
Hemoglobin 10,5-14,0 <10,5 Anemia
b. Pemeriksaan Rontgen
Dilakukan pada kehamilan yang sudah agak lanjut karena sebelum buan ke IV rangka
janin belum tampak. Pemeriksaan rontgen dilakukan pada kondisi – kondisi
· Diperlukan tanda pasti hamil
· Letak anak tidak dapat ditentukan dengan jelas dengan palpasi
· Mencari sebab dari hidraamnion
· Untuk menentukan kelainan anak
c. Pemeriksaan USG
Kegunaannya:
· Diagnosis dan konfirmasi awal kehamilan
· Penentuan umur gestasi dan penafsiran ukuran fetal
· Mengetahui posisi plasenta
· Mengetahui adanya IUFD
· Mengetahui pergerakan janin dan detak jantung janin. (Marjati dkk, 2010;95-
97)
F. Penatalaksanaan Medis
1. Diet dan Pengawasan Berat Badan
Wanita hamil dan menyusui harus betul-betul mendapat perhatian susunan
dietnya, terutama mengenai jumlah kalori, protein yang berguna untuk
pertumbuhan janin dan kesehatan ibu. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan
anemia, abortus, perdarahan pasca persalinan dan sebagainya. Sedangkan
makanan berlebihan karena dianggap untuk 2 orang (ibu dan janin), dapat
mengakibatkan komplikasi seperti gemuk, pre-eklamsi, janin besar dan
sebagainya (Mochtar, 19998). Anjurkan wanita tersebut makan secukupnya saja.
Bahan makanan tidak perlu mahal, akan tetapi cukup mengandung protein baik
hewani maupun nabati. Seperti diketahui, kebutuhan akan gizi selama kehamilan
meningkat. Adapun kebutuhan ini dipergunakan untuk pertumbuhan plasenta,
pertambahan volume darah, mammae yang membesar, dan metabolisme basal
yang meningkat. Sebagai pengawasan akan kecukupan gizi ini dapat dipakai
kenaikan berat badan wanita hamil tersebut. Kenaikan berat badan wanita hamil
rata-rata 6,5 kg sampai 16 kg (Wiknjosastro, 2002).
2. Merokok
Merokok adalah kebiasaan yang dilarang keras, baik saat hamil maupun tidak
hamil dan baik merokok secara pasif maupun aktif. Adalah kenyataan bahwa
wanita-wanita yang terlalu banyak merokok melahirkan anak yang lebih kecil,
atau mudah mengalami abortus dan partus prematurus. Maka dari itu, sebaiknya
wanita hamil dilarang merokok (Wiknjosastro, 2002).
3. Obat-obatan
Jangan memberikan obat yang tidak perlu benar, terutama pada triwulan I dan
II kehamilan. Ada obat yang teratogenik sehingga dapat menimbulkan kelainan
teratogenik pada janin, misalnya thalidomide, yang sekarang telah ditarik dari
peredaran (Wiknjosastro, 2002).
4. Kebersihan dan Pakaian
Kebersihan harus selalu dijaga pada masa kehamilan. Mandi diperlukan untuk
kebersihan/ hygiene terutama perawatan kulit, karena fungsi ekskresi dan keringat
bertambah. Dianjurkan menggunakan sabun yang lembut/ ringan. Mandi
berendam tidak dianjurkan (Mochtar, 1998). Baju hendaknya yang longgar dan
mudah dipakai. Sepatu atau alas kaki lain dengan tumit yang tinggi sebaiknya
jangan dipakai, oleh karena tempat titik berat wanita hamil berubah, sehingga
mudah tergelincir atau jatuh (Wiknjosastro, 2002).
5. Koitus
Bila dalam anamnesis ada abortus sebelum kehamilan yang sekarang,
sebaiknya koitus ditunda sampai kehamilan 16 minggu. Pada waktu itu plasenta
telah terbentuk, serta kemungkinan abortus menjadi lebih kecil. Pada umumnya
koitus diperbolehkan pada masa kehamilan jika dilakukan dengan hati-hati. Pada
akhir kehamilan, jika kepala sudah masuk ke dalam rongga panggul, koitus
sebaiknya dihentikan karena dapat menimbulkan perasaan sakit dan perdarahan
(Wiknjosastro, 2002).
6. Perawatan Gigi
Pada triwulan pertama wanita hamil mengalami enek dan muntah (morning
sickness). Keadaan ini menyebabkan perawatan gigi tidak diperhatikan dengan
baik, sehingga timbul karies, gingivitis, dan sebagainya. Bila kerusakan gigi ini
tidak diperhatikan dengan baik, hal itu dapat mengakibatkan komplikasi, seperti
nefritis, septicemia sepsis peurperalis, oleh karena infeksi di rongga mulut,
misalnya pulpitis yang telah menahun, dapat menjadi sarang infeksi yang dapat
menyebar kemana-mana. Maka dari itu bila keadaan mengijinkan, tiap wanita
hamil harus memeriksakan giginya secara teratur sewaktu hamil (Wiknjosastro,
2002).
7. Imunisasi
Tiap wanita hamil yang akan berpergian ke luar negeri dan di dalam negeri
dibolehkan mengambil vaksinasi ulangan terhadap cacar, kolera, dan tifus. Dahulu
di Indonesia pencacaran merupakan suatu keharusan, maka untuk wanita hamil
pencacaran merupakan pencacaran ulang dan tidak membahayakan. Tapi bila ada
wabah, maka pencacaran walaupun untuk pertama kali tetap dilakukan untuk
melindungi ibu dan janin. Virus vaksin dapat melintasi plasenta dan dapat
menimbulkan kerusakan-kerusakan pada macam-macam alat dan plasenta.
Biasanya infeksi transplasenta hanya terjadi pada wanita hamil yang baru pertama
sekali dicacar. Maka dari itu, dianjurkan agar pencacaran pertama sebaiknya
dilakukan sebelum tua kehamilan melewati 20 minggu. Untuk melindungi janin
yang akan dilahirkan terhadap tetanus neonatonum dewasa ini dianjurkan untuk
diberikan toxoid tetanus pada ibu hamil (Wiknjosastro, 2002).
8. Perawatan Payudara
9. Payudara merupakan sumber air susu ibu yang akan menjadi makanan utama bagi
bayi, karena itu, jauh sebelumnya harus sudah dirawat. Kutang yang dipakai harus
sesuai besar payudara, yang sifatnya adalah menyokong payudara dari bawah,
bukan menekan dari depan. Dua bulan sekali dilakukan massage, kolostrum
dikeluarkan untuk mencegah penyumbatan. Untuk mencegah putting susu kering
dan mudah pecah, maka putting susu dan areola payudara dirawat baik-baik
dengan dibersihkan menggunakan air sabun dan biocream atau alcohol. Bila
puting susu masuk ke dalam, hal ini diperbaiki dengan jalan menarik-narik keluar
(Mochtar, 2008).
G. Pengkajian Keperawatan
1. Anamnesa
Ciptakan hubungan terapeutik perawat dank lien
Ada Planing terlebih dahulu
Tujuan komunikasi pada topik tertentu : untuk mengumpulkan data, interpretasi
pasien terhadap status kesehatan ( data Subyektif), hasil observasi perawat.
Subyektif data meliputi :identitas, Keluhan utama ,HPHT,riwayat kesehatan saat ini,
Riwayat kehamilan saat ini, riwayat persalinan yang lalu,riwayat kontrasepsi,riwayat
kesehatan keluarga,riwayat psikososial,persiapan persalinan.
Pemerikasaan fisik Ibu Hamil
- penampilan umum (postur tubuh,penampilan,kesadaran)
- TTV (TD,Nadi,RR,BB,TB)
- Wajah dan kepala
Wajah : ada tidaknya edema, cloasma gravidarum
Mata : ada tidaknya anemis pada konjungtiva, ikhterik
pada sclera.
Mulut : bibir pucat/tidak, kelembaban bibir,
stomatitis,ginggivitis, adakah gigi yang tanggal, caries gigi, bau mulut.
- Leher : ada pembesaran kelenjar thyroid/tidak, pembesaran slauran limfe.
- Dada
Paru : kaji keadaan paru-paru pasien
Jantung :kaji keadaan jantung pasen
Payudara : adakah benjolan/tidak,ksimetrisan, putting
susu menonjol/datar/masuk, ASI sudah keluar/belum, kebersihan areola
mamae.
- Abdomen
Sebelum memulai pemeriksaan abdomen, ibu dianjurkan untuk mengosongkan
kandung kemihnya bila perlu.
Periksa bentuk perut (melintang,memanjang,asimetris), linea alba,striae
gravidarum,luka bekas operasi,gerakan janin,DJJ)
Pemeriksaan palpasi leopod I - IV
- Ekstremitas
Atas : oedem,refleks bisep/trisep,skin fold,tonus otot
Bawah : oedem,reflek patella,reflek homman sign,kekuatan tonus otot,kram
kaki.
- Vulva- vagina
Luka/benjolan,Edema pd vulva/vagina,leukore,keluaran cairan/darah dr jalan
lahir,hemoroid,tanda Chadwick,godell sign,hegar sign.
Persiapan persalinan
Obat-obatan yang di pakai saat ini
Hasil pemeriksaan penunjang
I. Intervensi Keperawatan
Kekurangan
volume Kebutuhan volume cairan a. tentukan frekuensi/beratnya
cairan terpenuhi. Setelah dilakukan mual/muntah.
tindakan keperawatan selama 2
x 24 jam dengan kriteria hasil : b. Tinjau ulang riwayat
Tidak ada mual muntah kemungkinan masalah medis lain
Turgor kulit DBN (ex ; ulkus peptikum, gastritis,
Tidak ada tanda kolesistitis)
dehidrasi
Pasien mau makan dan c. Kaji suhu dan turgor kulit,
minum membrane mukosa, TD, suhu,
TTV dalam batas normal masukan/haluran.
d. Anjurkan klien
mempertahankan
masukan/haluaran, tes urin dan
penurunan BB setiap hari.
e. Anjurkan peningkatan
masukan minuman berkarbonat,
makan enam kali sehari dengan
jumlah yang sedikit dan makanan
tinggi karbohidrat (popcorn, roti
kering sebelum bangun tidur.
Muchtar Rustam.(2008). Sinopsis Obstetri fisiologi Obstetri Patologi Edisi: 2. Jakarta: EGC.
Manuaba, IBG 2008, Buku ajar patologi obstetri untuk mahasiswa kebidanan, EGC, Jakarta
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan
Kriteria Hasil NOC. Diterjemahkan oleh: Widyawati, dkk. Jakarta. EGC.