Anda di halaman 1dari 12

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/347793916

STRATEGI PENINGKATAN EKSPRESI PROTEIN REKOMBINAN SECARA


INTRASELULER PADA Escherichia coli MENGGUNAKAN FUSI PROTEIN
PENINGKAT KELARUTAN

Article · December 2020

CITATIONS READS

0 27

1 author:

Eva Annisa Nurhakim


Universitas Padjadjaran
1 PUBLICATION   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Eva Annisa Nurhakim on 24 December 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Artikel Review

STRATEGI PENINGKATAN EKSPRESI PROTEIN REKOMBINAN SECARA


INTRASELULER PADA Escherichia coli MENGGUNAKAN FUSI PROTEIN
PENINGKAT KELARUTAN

Eva Annisa Nurhakim (140210170040)


Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Padjadjaran

ABSTRAK
Escherichia coli masih menjadi salah satu bakteri yang paling banyak digunakan sebagai inang
pada produksi protein rekombinan. Penggunaan E. coli sebagai inang memiliki kelebihan
diantaranya pertumbuhannya yang cepat, biaya produksi relatif murah, dan tingkat ekspresi
protein target yang tinggi. Terlepas dari kelebihan yang telah disebutkan, penggunaan E. coli
sebagai inang juga memiliki kelemahan yaitu protein rekombinan yang diekspresikan pada E.
coli sering kali gagal mencapai konformasi yang benar. Protein-protein dengan pelipatan yang
tidak tepat akan membentuk badan inklusi yang dapat menyebabkan protein menjadi tidak
aktif. Salah satu strategi yang telah dikembangkan untuk mengatasi keterbatasan tersebut
adalah penggunaan fusi protein yang berfungsi untuk meningkatkan perolehan protein larut.
Teknologi fusi protein telah banyak dilaporkan efektif dalam meningkatkan hasil ekspresi
protein rekombinan pada E. coli. Dalam artikel review ini, akan dipaparkan gambaran umum
mengenai fusi protein yang paling sering digunakan. Artikel ini diharapkan dapat menjadi
referensi untuk produksi protein rekombinan pada E. coli menggunakan teknologi fusi protein.

Kata kunci: Escherichia coli, badan inklusi, fusi protein

PENDAHULUAN

Teknologi DNA rekombinan pertama kali lebih cepat dan mudah dibandingkan dengan
diperkenalkan pada tahun 1970-an dengan sumber alaminya (Costa et al., 2014).
ditemukannya struktur DNA oleh Watson Escherichia coli masih menjadi salah satu
dan Crick. Pada tahun 1977, ilmuwan dari bakteri yang paling banyak digunakan
Genentech bersama dengan peneliti lain sebagai inang pada produksi protein
berhasil mengekspresikan protein rekombinan (Maksum et al., 2019). E coli
somatostatin manusia menggunakan bakteri diklasifikasikan sebagai bakteri Gram-
sebagai inangnya (Maksum et al., 2017). negatif berbentuk batang yang termasuk ke
Sejak saat itu, protein mulai banyak dalam famili Enterobacteriaceae (Melati et
diekspresikan menggunakan inang dari al., 2019). Penggunaan E. coli sebagai inang
berbagai organisme dengan proses yang produksi protein rekombinan memiliki
beberapa kelebihan diantaranya: (1)

1
Artikel Review

pertumbuhan yang cepat dengan siklus optimalisasi kondisi ekspresi, dan


hidup yang pendek, (2) informasi dan penggunaan fusi protein yang berfungsi
karakter genom yang sudah lengkap untuk meningkatkan perolehan protein larut
sehingga mudah dimanipulasi, (3) biaya pada protein rekombinan (Costa et al.,
produksi relatif murah, (4) tingkat ekspresi 2014). Dalam beberapa tahun terakhir,
protein target yang tinggi, dan (5) banyak fusi protein dikembangkan untuk
ketersediaan vektor dan strain mutan yang produksi protein rekombinan. Artikel ini
semakin banyak (Maksum et al., 2019; menyajikan ringkasan komprehensif dari
Silaban et al., 2019; Silaban et al., 2016). fusi protein yang paling banyak digunakan
Selain kelebihan yang telah disebutkan, untuk produksi dan pemurnian protein
penggunaan E. coli sebagai inang juga rekombinan yang diekspresikan pada E. coli.
memiliki kelemahan yaitu ketidakmampuan
E. coli untuk mengekspresikan protein Maltose-binding protein (MBP)
dengan berat molekul tinggi, kaya ikatan
Maltose binding protein (MBP)
disulfida, atau protein yang memerlukan
merupakan protein periplasma pada E. coli
modifikasi pasca-translasi (Silaban et al.,
dengan berat molekul 40,6 kDa yang tidak
2019). Tidak jarang protein rekombinan
memiliki residu sistein (Gambar 1) (Malik,
yang diekspresikan pada E. coli gagal
2016). MBP dikenal dapat meningkatkan
mencapai konformasi yang benar (Maksum
kelarutan protein target ketika difusikan
et al., 2019). Hal ini disebabkan karena
pada N-terminal protein target (Malik, 2016;
keadaan tereduksi pada sitosol dan
Raran-Kurussi & Waugh, 2012). Sejumlah
terbatasnya protein chaperon yang tidak
vektor untuk mengekspresikan protein target
mampu mengimbangi tingginya tingkat
yang difusikan dengan MBP telah tersedia
ekspresi protein rekombinan pada E. coli.
secara komersial diantaranya seri pMAL
Protein-protein dengan pelipatan yang tidak
dari New England Biolabs dan seri pIVEX
tepat akan saling berinteraksi membentuk
dari Roche yang telah berisi situs
badan inklusi yang dapat menyebabkan
pembelahan protease di daerah antara MBP
protein menjadi tidak aktif (Maksum et al.,
dengan multi-cloning site (Young et al.,
2019). Beberapa strategi telah
2012). MBP memiliki afinitas terhadap
dikembangkan untuk meningkatkan efisiensi
maltosa (~10 mM) sehingga fusi MBP dapat
produksi protein rekombinan pada E. coli
dimurnikan menggunakan kromatografi
seperti penggunaan strain mutan,
afinitas (Young et al., 2012; Malik, 2016).
penggunaan ko-ekspresi chaperon,

2
Artikel Review

mencegah protein yang terlipat sebagian


membentuk agregat yang tidak larut sampai
pelipatan spontan atau pelipatan yang
dimediasi oleh chaperon endogen terjadi.
Beberapa protein yang difusikan dengan
MBP dapat mencapai konformasi aslinya
melalui pelipatan spontan setelah satu atau
lebih siklus pelipatan. Dalam kasus lain,
MBP memfasilitasi pelipatan protein target
yang dimediasi oleh satu atau lebih chaperon
Gambar 1. Struktur MBP (PDB: 1ANF).
endogen. MBP juga dapat diekspresikan
Dalam meningkatkan kelarutan protein bersama dengan chaperon GroEL/GroES
target, MBP dapat bertindak sebagai holdase ketika perolehan protein aktif dari protein
dengan melibatkan interaksi sementara target terhitung rendah meskipun telah
antara MBP dengan bagian protein target difusikan dengan MBP (Raran-Kurussi &
yang terlipat sebagian (Gambar 2). MBP Waugh, 2012).

Gambar 2. Ilustrasi peran MBP sebagai holdase dalam meningkatkan kelarutan protein
rekombinan (Raran-Kurussi & Waugh, 2012).

3
Artikel Review

Raran-Kurussi & Waugh (2017) berhasil M = marker; 1 = total protein


His6-ChikV; 2 = fraksi terlarut
mengilustrasikan penggunaan MBP pada
protein His6-ChikV; 3 = total
ekspresi protease Chikungunya virus protein His6-MBP-ChikV; 4 =
fraksi terlarut protein His6-
(ChikV) pada E. coli Rosetta 2 (DE3) yang
MBP-ChikV (Raran-Kurussi
ditunjukkan dengan hasil analisis SDS & Waugh, 2017).
PAGE (Gambar 3). Lajur 1 menunjukkan
N-utilization substance A (NusA)
bahwa Rosetta 2 (DE3) mampu
mengekspresikan His6-ChikV setelah N-utilization substance A (NusA)
induksi. Namun, lajur 2 menunjukkan bahwa merupakan protein multi-domain dengan
sebagian besar protein His6-ChikV tidak berat molekul 55 kDa yang berfungsi dalam
ditemukan sebagai fraksi terlarut. terminasi dan anti-terminasi transkripsi
Sebaliknya, lajur 4 dengan jelas (Gambar 4). NusA berkaitan dengan RNA
menunjukkan bahwa sebagian besar dari polimerase sepanjang fase elongasi dan
protein fusi His6-MBP-ChikV ditemukan terminasi transkripsi (Costa et al., 2014;
sebagai fraksi terlarut. Maka dapat diambil Cohen et al., 2010). NusA dikenal dapat
kesimpulan bahwa penggunaan MBP pada meningkatkan ekspresi protein larut pada E.
ekspresi protein ChikV dapat meningkatkan coli bahkan untuk protein yang sangat
perolehan protein ChikV terlarut (Raran- hidrofobik. Dalam meningkatkan kelarutan
Kurussi & Waugh, 2017). protein target, NusA memperlambat proses
translasi melalui mekanisme transcriptional
pauses oleh RNA polimerase sehingga dapat
memberikan lebih banyak waktu untuk
pelipatan protein (Costa et al., 2014; Young
et al., 2012). Berbeda dengan MBP, NusA
tidak memiliki afinitas terhadap molekul
tertentu sehingga diperlukan penambahan
tag afinitas seperti His-tag untuk pemurnian
protein. Beberapa vektor telah
dikembangkan untuk mengekspresikan
protein target dengan NusA seperti pETM60
Gambar 3. Perbandingan kelarutan protein (NusA-His-TEV) dari EMBL dan pET43
His6-ChikV dan His6-MBP-
ChikV yang diekspresikan (NusA-His) dari Novagen dengan situs
pada E. coli Rosetta 2 (DE3). pembelahan trombin dan enterokinase di

4
Artikel Review

antara tag fusi dengan protein target (Costa struktur protein yang rentan mengalami
et al., 2014). agregasi. NusA dan MBP dilaporkan
memiliki mekanisme yang serupa dimana
NusA bertindak seperti MBP yaitu berperan
secara pasif pada pelipatan protein. Oleh
karena itu, NusA dan MBP digolongkan
sebagai dua fusi peningkat kelarutan protein
target terbaik (Costa et al., 2014).
Raran-Kurussi & Waugh (2014)
membandingkan penggunaan NusA dan
MBP sebagai fusi peningkat kelarutan
terhadap protein G3PDH, GFP, DHFR,
DUSP14, dan protease TEV (Gambar 5).
Gambar 4. Struktur NusA (PDB: 5LM9)
Kedua fusi peningkat kelarutan sama-sama
memberikan hasil yang baik dengan tingkat
Terlepas dari sifat fisikokimia dan
kelarutan protein target berkisar antara 50-
struktur yang berbeda, NusA dan MBP dapat
90%. NusA lebih unggul dalam
meningkatkan kelarutan protein target
meningkatkan kelarutan protein G3PDH dan
secara keseluruhan tanpa mempengaruhi

Gambar 5. Persentase kelarutan protein target dengan penambahan His (tanpa fusi peningkat
kelarutan), His-MBP, dan His-NusA. G3PDH = Glyceraldehyde 3-phosphate
dehydrogenase; GFP = Green Fluorescent Protein; DHFR = Dihydrofolate
Reductase; DUSP14 = Dual Specificity Phosphatase; TEV = Tobacco Etch Virus
(Raran-Kurussi & Waugh, 2014).

5
Artikel Review

GFP, sementara MBP lebih unggul dalam Penggunaan TrxA dapat menghindari
meningkatkan kelarutan protein DHFR, pembentukan badan inklusi dengan
DUSP14, dan protease TEV. Hasil ini memanfaatkan aktivitas oksido-reduktase
menunjukkan bahwa kemampuan NusA dan TrxA untuk pengurangan ikatan disulfida.
MBP dalam meningkatkan kelarutan protein TrxA tidak memiliki sifat yang dapat
target dipengaruhi oleh karakteristik dari digunakan dalam pemurnian sehingga
protein target itu sendiri (Raran-Kurussi & diperlukan tag afinitas seperti His-tag untuk
Waugh, 2014). pemurnian protein (Costa et al., 2014;
Young et al., 2012). Salah satu vektor yang
Thioredoxin A (TrxA) telah tersedia secara komersial yaitu pET32
(His-TrxA) dari Novagen dapat digunakan
Thioredoxin termasuk ke dalam keluarga
untuk produksi dan pemurnian protein
enzim oksido-reduktase yang mengkatalisis
rekombinan (Costa et al., 2014).
reaksi pengurangan ikatan disulfida melalui
Chen et al. 2017 berhasil
pertukaran tiol-disulfida. Salah satu
mengekspresikan protein hairpin yang
thioredoxin pada E. coli, TrxA, merupakan
difusikan dengan Trx pada E. coli BL21
protein termostabil berukuran 11,6 kDa yang
(DE3). Protein Trx-hairpin diekspresikan
menunjukkan kelarutan yang tinggi dalam
dengan berat molekul sebesar ~62 kDa
sitoplasma (Gambar 6). TrxA telah
dengan fraksi terlarut sebesar ~45,3% (85,6
digunakan sebagai protein fusi pada N- atau
mg) dari total protein (189 mg) (Gambar 7).
C-terminal protein target untuk
meningkatkan ekspresi protein larut dari
protein rekombinan (Young et al., 2012).

Gambar 7. Hasil analisis SDS-PAGE


protein Trx-hairpin. M =
Gambar 6. Struktur TrxA (PDB: 2TRX)
6
Artikel Review

marker; 1 = Trx-hairpin tanpa (Costa et al., 2014). Protein fusi GST dapat
induksi; 2 = Trx-hairpin
dimurnikan dengan kromatografi afinitas
dengan induksi; 3 = fraksi
terlarut; 4 = fraksi tidak terlarut menggunakan turunan glutation yang
(Chen et al., 2017).
diimobilisasi. GST dapat dielusi
menggunakan glutation di bawah kondisi
Glutathione-S-transferase (GST)
non-denaturasi. GST juga dapat
Glutathione-S-transferase (GST) dari digabungkan dengan tag afinitas lain seperti
Schistosoma japonicum merupakan protein His-tag untuk meningkatkan kelarutan
dengan berat molekul 26 kDa yang dapat protein (Young et al., 2012; Costa et al.,
meningkatkan kelarutan protein rekombinan 2014). Vektor ekspresi GST yang telah
(Gambar 8) (Costa et al., 2014; Young et tersedia secara komersial adalah seri pGEX
al., 2012). GST dapat difusikan pada N- atau dari GE Healthcare yang telah menyertakan
C-terminal protein target namun menjadi situs pembelahan protease di antara tag fusi
lebih efisien jika difusikan pada N-terminal dengan protein target untuk penghilangan
protein target. GST dapat melindungi protein tag selama atau setelah proses pemurnian
target dari degradasi proteolitik dan (Young et al., 2012).
menstabilkan protein target dalam fraksi
larut sebagai monomer atau homodimer
(Costa et al., 2014). Namun, GST dianggap
sebagai fusi peningkat kelarutan yang buruk
karena beberapa protein yang difusikan
dengan GST tidak dapat larut sebagian atau
bahkan seluruhnya. Protein target yang
diperkaya dengan residu hidrofobik, residu
bermuatan, atau memiliki ukuran yang lebih
besar dari 100 kDa berpotensi diekspresikan
sebagai fraksi tak larut (Young et al., 2012). Gambar 8. Struktur GST (PDB: 1M9A)
Glutathione transferase adalah enzim
yang mengkatalisis reaksi adisi nukleofilik Raran-Kurussi & Waugh (2012)

tiol dari glutation ke berbagai molekul membandingkan penggunaan GST dan MBP

elektrofil hidrofobik. Melalui mekanisme sebagai fusi peningkat kelarutan terhadap

ini, pemurnian protein fusi GST dilakukan protein G3PDH, GFP, DHFR, DUSP14, dan

dengan memanfaatkan aktivitas katalitiknya protease TEV dengan tingkat kelarutan

7
Artikel Review

protein target berkisar antara 40-90% protein His-GFP dan His-TEV protease
(Gambar 9). Hasil penelitian menunjukkan lebih besar dibandingkan dengan kelarutan
bahwa fraksi terlarut protein yang difusikan His-GST-GFP dan His-GST-TEV protease.
dengan GST lebih rendah dari pada MBP Hal ini diperkirakan terjadi karena GST
namun lebih tinggi dari pada His (tanpa fusi menghalangi proses pelipatan protein GFP
peningkat kelarutan) terkecuali untuk dan protease TEV (Raran-Kurussi & Waugh,
protein GFP dan protease TEV. Kelarutan 2012).

Gambar 9. Persentase kelarutan protein target dengan penambahan His, His-MBP, dan His-
NusA (Raran-Kurussi & Waugh, 2012).

Small ubiquitin-related modifier (SUMO) protein target (Costa et al., 2014). Dalam
kondisi aslinya, Saccharomyces cerevisiae
Small ubiquitin modified (SUMO) adalah
Smt3 adalah suatu bentuk modifikasi pasca-
protein kecil berukuran 11 kDa yang
translasi yang berperan dalam transportasi
ditemukan dalam ragi (satu gen tunggal yang
nukleus-sitosol, apoptosis, aktivasi protein,
mengkode Smt3) (Gambar 10) dan
respon terhadap stress, dan siklus sel (Young
vertebrata (tiga gen yang mengkode SUMO-
et al., 2012).
1, SUMO-2, dan SUMO-3). SUMO baru-
Ketika digunakan sebagai fusi peningkat
baru ini digunakan sebagai fusi peningkat
kelarutan, SUMO mempromosikan
kelarutan jika difusikan pada N-terminal
pelipatan dan stabilitas struktural yang

8
Artikel Review

mengarah pada peningkatan ekspresi protein dalam meningkatkan kelarutan protein


larut pada protein rekombinan. Salah satu targetnya SUMO bertindak seperti chaperon
keuntungan penggunaan SUMO adalah melalui mekanisme pelipatan yang mirip
SUMO dikenali oleh protease spesifik (S. dengan Ubiquitin. Karena kemiripannya,
cerevisiae Ulpl) yang mengenali dan Wang et al. (2012) membandingkan
memotong SUMO pada residu Gly-Gly penggunaan Ubiquitin dan SUMO-2 untuk
(Young et al., 2012). Protease ini mengenali meningkatkan kelarutan protein MMP13
struktur tersier SUMO sehingga dan eGFP yang diekspresikan pada E. coli
pemotongan yang terjadi bersifat spesifik DH5α. Dibandingkan dengan Ubiquitin,
dan menghasilkan protein target dengan SUMO-2 memproduksi lebih banyak protein
komposisi asam amino seperti aslinya (Costa MMP13 dan eGFP dalam fraksi terlarut.
et al., 2014). SUMO tidak memiliki sifat Wang et al. (2012) juga mengembangkan
yang dapat digunakan dalam pemurnian, strategi baru peningkatan ekspresi protein
namun SUMO dengan His-tag telah MMP13 dan eGFP menggunakan sistem
dikembangkan untuk memfasilitasi SUMO2-intein (Costa et al., 2014; Wang et
pemurnian protein rekombinan (Young et al., 2012). Namun, baik pada ekspresi
al., 2012). protein MMP13 maupun eGFP, penambahan
intein tidak mengubah tingkat ekspresi dan
kelarutan protein (Wang et al., 2012).
Li et al. (2018) berhasil mengekspresikan
protein EH-IscS (chimeric cysteine
desulfurase) pada E. coli BL21 (DE3)
menggunakan fusi SUMO (Smt3) dan GST
(Gambar 11). Dibandingkan dengan GST,
protein EH-IscS yang diekspresikan
menggunakan fusi SUMO memiliki
aktivitas, kelarutan, dan stabilitas yang lebih
tinggi (data tidak ditampilkan). Selain itu,
Gambar 10. Struktur Smt3 (PDB: 1L2N)
protease SUMO (Ulp1) secara efisien
mengenali struktur tersier SUMO
Protein SUMO mirip dengan Ubiquitin
menghasilkan efisiensi pembelahan fusi
dan dianggap sebagai aggota keluarga
SUMO hingga 95% (Li et al., 2018).
Ubiquitin-like protein. Oleh karena itu,

9
Artikel Review

Li, J., Han, Q., Zhang, T., Du, J., Sun, Q., &
Pang, Y. (2018) Expression of soluble
native protein in Escherichia coli using
a cold-shock SUMO tag-fused
expression vector. Biotechnology
Reports. 19, 1–8.

Maksum, I.P., Hassan, K., Sriwidodo,


Subroto, T., Gaffar, S., & Soemitro, S.
(2017) Teknik Biologi Molekular.
Sumedang: Alqaprint.

Maksum, I.P., Lestari, A., Fauzia, R.P.,


Rachman, S.D., & Soedjanaatmadja,
U.M.S. (2019) Escherichia coli BL21
(DE3) expression system using TorA
signal peptide for recombinant human
Gambar 11. Hasil analisis SDS-PAGE albumin (rHA) secretion. International
protein EH-IsCs. T = total Journal of Research in Pharmaceutical
protein; S = fraksi terlarut; Sciences. 10(4), 3319–3324.
M = marker; 1 = tanpa
induksi (Li et al., 2018). Maksum, I.P., Sriwidodo, & Yosua (2019)
Strategi Peningkatan Ekspresi Protein
Rekombinan Secara Intraselular pada
Referensi Inang Escherichia coli. Sumedang:
Alqaprint.
Chen, Y., Tan, S., Yang, F., Chen, Z., Wu,
Z., & Huang, J. (2017) Soluble Malik, A. (2016) Protein fusion tags for
expression and purification of a efficient expression and purification of
functional harpin protein in recombinant proteins in the periplasmic
Escherichia coli. Process space of E. coli. 3 Biotech. 6(1), 1–7.
Biochemistry. 57, 200–206.
Melati, R., Indriyani, A., Gaffar, S.,
Cohen, S.E., Lewis, C.A., Mooney, R.A., Sriwidodo, & Maksum, I.P. (2019)
Kohanski, M.A., Collins, J.J., Landick, Comparison extracellular secretion of
R., & Walker, G.C. (2010) Roles for the recombinant human epidermal growth
transcription elongation factor NusA in factor using TorA and PelB signal
both DNA repair and damage tolerance peptides in Escherichia coli BL21
pathways in Escherichia coli. (DE3). Asian Journal of
Proceedings of the National Academy Pharmaceutical and Clinical Research.
of Sciences of the United States of 12(11), 81–84.
America. 107(35), 15517–15522.
Raran-Kurussi, S. & Waugh, D.S. (2017)
Costa, S., Almeida, A., Castro, A., & Expression and purification of
Domingues, L. (2014) Fusion tags for recombinant proteins in Escherichia
protein solubility, purification, and coli with a His 6 or dual His 6-MBP tag.
immunogenicity in Escherichia coli: Methods in Molecular Biology. 1607,
The novel Fh8 system. Frontiers in 1–15.
Microbiology. 5(63), 1–20.

10
Artikel Review

Raran-Kurussi, S. & Waugh, D.S. (2012)


The ability to enhance the solubility of
its fusion partners is an intrinsic
property of maltose-binding protein but
their folding is either spontaneous or
chaperone-mediated. PLoS One. 7(11),
1–10.

Raran-Kurussi, S. & Waugh, D.S. (2014)


Unrelated solubility-enhancing fusion
partners MBP and NusA utilize a
similar mode of action. Biotechnology
and Bioengineering. 111(12), 2407–
2411.

Silaban, S., Gaffar, S., Simorangkir, M.,


Maksum, I.P., & Subroto, T. (2019)
Construction and optimization of
prethrombin-2 human genes in E. coli
for the production of active thrombin.
In Journal of Physics: Conference
Series. pp. 1–6.

Silaban, S., Maksum, I.P., Enus, S., Hasan,


K., Subroto, T., & Soemitro, S. (2016)
Kajian ekspresi gen pretrombin-2
manusia sintetik pada Escherichia coli
secara in silico untuk produksi trombin
sebagai komponen lem fibrin. Jurnal
Pendidikan Kimia. 8(1), 58–64.

Wang, Z., Li, N., Wang, Y., Wu, Y., Mu, T.,
Zheng, Y., Huang, L., & Fang, X.
(2012) Ubiquitin-intein and SUMO2-
intein fusion systems for enhanced
protein production and purification.
Protein Expression and Purification.
82(1), 174–178.

Young, C.L., Britton, Z.T., & Robinson,


A.S. (2012) Recombinant protein
expression and purification: A
comprehensive review of affinity tags
and microbial applications.
Biotechnology Journal. 7(5), 620–634.

11

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai