8188 21964 1 SM
8188 21964 1 SM
1, Maret 2019
Abstrack: The objectives of the study were: (1) to determine the effect of facilitator competency on the learning
outcomes of healthy family training participants, (2) to determine the effect of learning motivation on learning
outcomes of healthy family trainees, (3) to determine the effect of facilitator competence and learning
motivation on participants' learning outcomes healthy family training. The results showed that the Facilitator
Competence had a significance value (Sig.) 0.044 in the Coefficientsa table with a value of α (degree of
significance) 0.05 meaning 0.044 <0.05 or there was a significant effect and the t test showed 2.112> ttable
(2.052). This means that Facilitator Competence has a significant effect on learning outcomes, and Learning
Motivation has a significance value (Sig.) 0.009 in the Coefficientsa table with a value of α (degree of
significance) 0.05 meaning 0.009 <0.05 or there is a significant effect of the t test showing 2.817> ttable
(2.052) This means that Learning Motivation has a significant effect on Learning Outcomes. Thus
simultaneously the Competency variables of the Facilitator and Learning Motivation variables have a positive
and significant influence on Learning Outcomes.
Abstrak: Tujuan penelitian: (1) untuk mengetahui pengaruh kompetensi fasilitator terhadap hasil belajar peserta
pelatihan keluarga sehat, (2) untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar peserta
pelatihan keluarga sehat, (3) untuk mengetahui pengaruh kompetensi fasilitator dan motivasi belajar terhadap
hasil belajar peserta pelatihan keluarga sehat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kompetensi Fasilitator
memiliki nilai signifikansi (Sig.) 0.044 pada tabel Coefficientsa dengan nilai α (derajat signifikansi) 0.05 artinya
0.044<0.05 atau terdapat pengaruh yang signifikan dan uji t menunjukkan 2.112> t tabel (2.052). Artinya
Kompetensi Fasilitator berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar, dan pada Motivasi Belajar memiliki nilai
signifikansi (Sig.) 0.009 pada tabel Coefficientsa dengan nilai α (derajat signifikansi) 0.05 artinya 0.009<0.05
atau terdapat pengaruh yang signifikan dari uji t menunjukkan 2.817> t tabel (2.052). Artinya Motivasi Belajar
berpengaruh signifikan terhadap Hasil Belajar. Dengan demikian secara simultan variabel Kompetensi
Fasilitator dan variabel Motivasi Belajar memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Hasil Belajar.
dengan peserta didik, jadi diharapakan Persoalan terkait dengan motivasi dalam
memiliki kompetensi yang baik dalam belajar adalah bagaimana agar suatu
kegiatan belajar-mengajar. Oleh karena motivasi itu dapat meningkat. Dalam
itu, syarat menjadi fasilitator harus memberikan motivasi, pendidik/fasilitator
memiliki berbagai kompetensi dalam harus berusaha untuk mengarahkan
melaksanakan tugas keprofesionalnya. perhatian peserta didik pada sasaran
Pendidikan yang ideal haruslah tertentu. Dengan adanya dorongan dalam
mampu mengembangkan potensi diri diri peserta didik maka akan meningkatkan
seseorang baik sebagai makhluk individu motivasi belajar.
maupun makhluk sosial dengan Berkualitas atau tidaknya suatu
mengembangkan potensi cipta, rasa, dan tempat pendidikan tentu tidak dapat
karsanya. Tujuan dari proses pembelajaran dipisahkan dengan peranan dari berbagai
bahwa semua peserta didik dapat pihak terkait. Ukuran kualitas pendidikan
memperoleh hasil belajar yang didasarkan pada standar hasil yang telah
memuaskan. Peraturan Menteri Pendidikan ditentukan secara bersama sesuai dengan
Nasional No. 16 Tahun 2007 menjelaskan level, jenjang, dan jenis pendidikan.
bahwa “setiap pendidik wajib memenuhi Kualitas pada konteks ini merupakan hasil
standar kualifikasi akademik dan dari proses yang panjang dan sangat
kompetensi pendidik sesui dengan kompleks karena faktor yang terdapat di
peraturan pendidikan nasional.” Standar dalamnya sangat komples seperti tenaga
kompetensi pendidik yang harus dipenuhi pendidik, kurikulum, sarana dan prasarana,
oleh pendidik ada empat kompetensi, yaitu pengelolaan, warga belajar, sumber
(a) Kompetensi Pedagogik, (b) belajar, dan evaluasi.
Kompetensi Kepribadian, (c) Kompetensi
Sosial, (d) Kompetensi Profesional. METODE
Kompetensi yang berhubungan serta Menurut Sugiyono (2016:2) “metode
dengan pendidik sebagai sebuah profesi penelitian pada dasarnya merupakan cara
adalah kompetensi professional. Selain ilmiah untuk mendapatkan data dengan
kompetensi pendidik, motivasi belajar tujuan dan kegunaan tertentu.” Pada
peserta didik juga sangat berperan penting penelitian ini, peneliti akan menganalisis
dalam pencapain hasil belajar. Menurut mengenai Pengaruh Kompetensi dan
Dimyati dan Mudjiono (2006:80) motivasi Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar
merupakan “dorongan mental yang Peserta Pelatihan Keluarga Sehat
menggerakkan dan mengarahkan perilaku Angkatan VII di UPT Pelatihan Kesehatan
manusia, termasuk perilaku belajar.” Masyarakat Murnajati, sehingga
Dalam motivasi terkandung adanya pendekatan dalam penelitian ini adalah
keinginan yang mengaktifkan, pendekatan kuantitatif. Metode penelitian
menggerakkan, menyalurkan, dan yang digunakan adalah metode penelitian
mengarahkan sikap dan individu belajar. deskripsif dengan analisis regresi
Kuat lemahnya motivasi belajar juga berganda. Metode penelitian deskriptif
mempengaruhi hasil belajar yang menurut Sugiyono (2016:100) “adalah
diperoleh peserta didik dalam kegiatan penelitian yang digunakan untuk
pembelajaran. Oleh karena itu, motivasi menganalisis data dengan cara
belajar perlu diusahakan, terutama mendeskripsikan atau menggambarkan
motivasi yang berasal dalam diri untuk data yang telah terkumpul.” Sedangkan
mencapai tujuan lebih baik dalam studi regresi berganda menurut Arikunto
pendidikan. (2014:201) “analisis regresi berganda
Motivasi dalam belajar sangatlah digunakan untuk mengetahui pengaruh
penting, karena mempengaruhi peserta atau hubungan linier antara dua atau lebih
didik untuk emlakukan kegiatan belajar.
- Yunia, Lasi, Edi, Pengaruh Kompetensi Fasilitator | 25
valid dan reliable”. Dengan demikian, yang dilakukan oleh peneliti setelah
suatu instrumen penelitian harus melalui peneliti mendapat data yang berasal dari
serangkaian uji validitas dan uji reabilitas lapangan. Pada tahapan ini peneliti
untuk menghasilkan penelitian yang valid memeriksa data yang telah terkumpul
dan reliable. Hasil penelitian yang valid dengan tujuan agar tidak ada data yang
bila terdapat kesamaan antara data yang terlewatkan. Pelaksanaan kegiatan ini
terkumpul dengan data yang sesungguhnya dimulai dengan memberikan identitas pada
terjadi pada obyek yang diteliti (Sugiyono instrument yang telah diisi oleh responden
2016:121). Uji validitas dalam penelitian yang selanjutnya diperiksa satu persatu.
ini dilakukan terhadap 15 responden. Kemudian diperiksa juga poin-poin serta
Dalam uji validitas instrumen jawaban yang telah tersedia. (2) pemberian
motivasi belajar didapatkan hasil uji 23 identitas (coding), Tahap pemberian
butir instrument atau pertanyaan identitas (coding) bertujuan untuk
dinyatakan valid, sedangkan 3 instrumen mempermudah peneliti dalam proses
dinyatakan tidak valid. Hasil penelitian tabulasi data. Pada tahapan ini peneliti
yang reliabel, bila terdapat kesamaan data memberikan kode angka sesuai dengan
dalam waktu yang berbeda (Sugiyono skala angka yang telah ditentukan dalam
2016:121). Instrumen yang reliabel adalah alternatif jawaban yang disediakan, (3)
instrumen yang bila digunakan beberapa pembeberan (tabulating), Tahap tabulasi
kali untuk mengukur obyek yang sama, merupakan tahapan ke tiga dalam kegiatan
akan menghasilkan data yang sama. analisis data. Pada tahap ini peneliti
Reliabilitas juga sama dengan konsistensi berusaha untuk membeberkan data yang
atau keajekan. Pada penelitian ini suatu telah diperoleh dalam penelitian. Tahap
instrument memiliki nilai reliabilitas yang pembeberan dilakukan dengan
tinggi apabila instrumen yang dibuat memasukkan data pada tabel-tabel yang
mempunyai hasil yang konsisten dalam telah dibuat untuk mengukur angka yang
mengukur apa yang hendak diukur. kemudian akan dihitung. Proses
Teknik Analisis Data pembeberan atau tabulasi ini dilkasanakan
Teknik analisis data sesuai dengan dengan menggunakan program computer
tujuan penelitian yaitu mengetahui tentang yaitu Microsoft Excel. (4) analisis statistic,
pengaruh kompetensi fasilitator dan Dalam penelitian kuantitatif, analisis
motivasi belajar terhadap hasil belajar data merupakan kegiatan setelah data dari
peserta pelatihan keluarga sehat angkatan seluruh responden atau sumber data lain
VII di UPT Pelatihan Kesehatan terkumpul. Kegiatan dalam analisis data
Masyarakat Murnajati. Menurut Sugiyono adalah: mengelompokkan data
(2016:147) analisis data merupakan berdasarkan variabel dan jenis responden,
kegiatan setelah data dari seluruh mentabulasi data berdasarkan variabel dari
responden telah terkumpul. Kegiatan yang seluruh responden, menyajikan data tiap
dilakukan didalam analisis data adalah variabel yang diteliti, melakukan
mengelompokkan data berdasarkan pada perhitungan untuk menjawab rumusan
variabel dan jenis responden, mentabulasi masalah, dan melakukan perhitungan
data berdasarkan variabel dan seluruh untuk menguji hipotesis yang telah
responden, menyajikan data dari setiap diajukan. Untuk penelitian yang tidak
variabel yang diteliti, melakukan merumuskan hipotesis, langkah terakhir
perhitungan untuk menjawab rumusan tidak dilakukan.
masalah dan melakukan perhitungan untuk
menguji hipotesis yang telah diajukan. HASIL
Teknik analisis data antara lain (1) Pelaksanaan pengisian kuesioner atau
pemeriksaan (editing), Tahapan angket dilakukan peneliti sebelum
pemeriksaan (editing) merupakan kegiatan dilakukan pembelajaran sehingga tidak
- Yunia, Lasi, Edi, Pengaruh Kompetensi Fasilitator | 27
keluarga sehat angkatan VII dengan angkatan VII dengan presentase sebesar
persentase sebesar 63,3% menunjukkan 70% menunjukkan pada klasifikasi sering.
pada klasifikasi selalu. Dengan persentase Dengan presentase yang tergolong tinggi
yang tergolong tinggi tersebut, maka tersebut, maka dalam hal ini dapat
dalam hal ini dapat dikatakan bahwa dikatakan bahwa motivasi belajar (X2)
kompetensi fasilitator (X1) berpengaruh berpengaruh terhadap hasil belajar peserta
terhadap hasil belajar peserta pelatihan pelatihan keluarga sehat angkatanVII.
keluarga sehat angkatanVII. Berikut ini adalah post test hasil
Variabel motivasi belajar memiliki 23 belajar peserta pelatihan keluarga sehat
pernyataan motivasi belajar. Dari 23 angkatan VII dengan jumlah soal 40 dan
pernyataan tersebut, terdapat nilai mean tipe soal adalah pilihan ganda, soal post
yang tertinggi yaitu 4.77 yaitu dengan test sesuai dengan materi pelatihan
pernyataan “saya mengikuti pelatihan keluarga sehar.
karena ada surat tugas dari dinas”. Berikut ini adalah analisis distribusi dari
Sedangkan nilai terendah adalah 2.60 yaitu hasil evaluasi yang telah diolah:
dengan pernyataan “saya mengikuti Tabel 4 Hasil Analisis Deskrptif
pelatihan karena kemauan saya sendiri”. Variabel Hasil Belajar
Description Statistics
Tabel 3 Kategori Nilai Variabel N Minim Maxi Me Std. Var
Motivasi Belajar um mum an Deviati ianc
Interval Kriteria F Presentase on e
99 – 117 Selalu 6 20% Y Hasil 30 70 95 80.5 6.067 36.8
80 – 98 Sering 21 70% Belajar 0 10
61 – 79 Kadang- 3 10% Valid N 30
kadang (listwise)
42 – 60 Pernah 0 0% (Sumber: data primer diolah: 2019)
23 – 41 Tidak 0 0%
pernah Sesuai dengan hasil jawaban
(Sumber: data primer diolah: 2019) responden pada tabel di atas mengenai
variabel hasil belajar (Y) peserta pelatihan
Berdasarkan penjelasan tabel di atas
keluarga sehat angkatan VII dengan nilai
dapat diketahui bahwa besarnya motivasi
tertinggi 95 dan nilai terendah yang
belajar pada pelatihan keluarga sehat VII
diperoleh peserta pelatihan adalah 70.
di UPT Pelatihan Kesehatan Masyarakat
Sementara rata-rata nilai yang diperoleh
Murnajati adalah 0 peserta pelatihan
peserta pelatihan adalah 80.50.
keluarga sehat angkatan VII prosentasenya
Selanjutnya hasil belajar berupa post
0% dengan klasifikasi tidak pernah, 0
test untuk masing-masing responden
peserta pelatihan keluarga sehat angkatan
terkait variabel hasil belajar (Y) dapat
VII prosentasenya 0% dengan klasifikasi
dilihat pada tabel kategorisasi sebagai
pernah, 3 peserta pelatihan keluarga sehat
berikut:
angkatan VII prosentasenya 10% dengan
klasifikasi kadang-kadang, 21 peserta
Tabel 5 Rentangan Nilai Variabel Hasil
pelatihan keluarga sehat angkatan VII
Belajar
prosentasenya 70% dengan klasifikasi Hasil Belajar Frekuens Prosentase
sering, 6 peserta pelatihan keluarga sehat i
angkatan VII prosentasenya 20% dengan 94 – 99 2 6.7%
klasifikasi selalu. (Sangat Tinggi
Sesuai dengan penjabaran dapat 88 – 93 1 3.3%
(Tinggi)
disimpulkan bahwa motivasi belajar pada
82 – 87 9 30.0%
pelatihan keluarga sehat angkatan VII (Sedang)
tergolong tinggi yaitu dibuktikan sebanyak 76 – 81 14 46.7%
21 peserta pelatihan keluarga sehat (Rendah)
30 | Jurnal Pendidikan Nonformal Volume 14, No. 1, Maret 2019
2. Uji Multikolinieritas
Hasil pengujian asumsi
Multikolinieritas menunjukkan di dalam
model tidak terjadi Multikolinieritas. Hal
ini dapat dilihat dari matriks korelasi
antara variabel bebas pada Tabel 4.11
Tabel 7 Hasil Pengujian
Multikolinieritas
Variabel Toleran VIF Keterangan
ce
Kompeten 0.776 1.28 Nonmultikolinieri
- Yunia, Lasi, Edi, Pengaruh Kompetensi Fasilitator | 31
apakah diterima atau ditolak. Uji hipotesis ttabel (2.052). Maka dapat disimpulkan
dalam penelitian ini terdiri dari uji t dan uji bahwa H2 diterima dan HO ditolak.
F yang dilakukan untuk mengetahui 2. Uji F
pengaruh variabel kompetensi fasilitator Uji F digunakan untuk menguji
(X1) dan motivasi belajar (X2) terhadap variabel-variabel bebas secara bersama-
variable terikat hasil belajar (Y) baik sama terhadap variabel terikat. Pada
secara parsial maupun secara simultasn. penelitian ini variabel bebas (kompetensi
Proses analisis dilakukan sengan bantuan fasilitator dan motivasi belajar) sedangkan
komputer statistik yaitu program SPSS variabel terikat (hasil belajar peserta
16.0 for windows dengan model analisis pelatihan keluarga sehat angkatan VII).
regresi ganda. nilai signifikansi sebesar 0.028a<0.05,
1. Uji t dengan demikian dapat disimpulkan
Uji t digunakan untuk mengetahui bahwa H0 ditolak, yang berarti
apakah variabel-variabel independen “kompetensi fasilitator, motivasi belajar”
secara parsial yang berpengaruh nyata atau berpengaruh secara simultan terhadap hasil
tidak terhadap variabel dependen, derajat belajar peserta pelatihan keluarga sehat
signifikansi yang digunakan adalah 0,05. angkatan VII di UPT Pelatihan Kesehatan
Apabila nilai signifikansi lebih kecil dari Masyarakat murnajati.
derajat kepercayaan maka kita menerima
H1, H2, H3 yang menyatakan bahwa suatu PEMBAHASAN
variabel indepen secara parsial Pengaruh Kompetensi Fasilitator
mempengaruhi variabel dependen. Terhadap Hasil Belajar Peserta
Menurut kriteria pengujian: Pelatihan Keluarga Sehat Angkatan VII
H1, H2, H3 diterima apabila thitung > ttabel Kompetensi yang dimiliki oleh
(2.052) seorang fasilitator akan sangat membantu
H1, H2, H3 ditolak apabila thitung < ttabel para peserta pelatihan untuk memperoleh
(2.052) hasil belajar yang maksimal. Tanpa adanya
kompetensi yang baik dari seorang
Uji statistic t-test (parsial) fasilitator, akan menghambat semangat
menunjukkan pengaruh kompetensi peserta pelatihan dalam belajar karena
fasilitator (X1) dan motivasi belajar (X2) fasilitatornya tidak mampu memahami
terhadap hasil belajar (Y) adalah keadaan dan kondisi peserta pelatihan
berpengaruh secara parsial. Berdasarkan sehingga terkadang peserta pelatihannya
tabel di atas, maka dapat dideskripsikan kurang semangat dalam mengikuti proses
sebagai berikut, yaitu: pembelajaran. Peraturan Menteri
1. Variabel Kompetensi Fasilitator (X1) Pendidikan Nasional No. 16 Tahun 2007
memiliki nilai signifikansi (Sig.) 0.044 menjelaskan bahwa “setiap pendidik wajib
pada tabel Coefficientsa dengan nilai α memenuhi standar kualifikasi akademik
(derajat signifikansi) 0.05 artinya dan kompetensi pendidik sesui dengan
0.044<0.05 atau terdapat pengaruh yang peraturan pendidikan nasional.” Standar
signifikan dan uji t menunjukkan 2.112> kompetensi pendidik yang harus dipenuhi
ttabel (2.052). Maka dapat disimpulkan oleh pendidik ada empat kompetensi, yaitu
bahwa H1 diterima dan HO ditolak. (a) kompetensi pedagogic, (b) kompetensi
2. Variabel Kompetensi Fasilitator (X1) kepribadian, (c) kompetensi sosial, (d)
memiliki nilai signifikansi (Sig.) 0.009 kompetensi profesional.
pada tabel Coefficientsa dengan nilai α Kompetensi merupakan merupakan
(derajat signifikansi) 0.05 artinya keahlian, kecakapan dasar pendidik yang
0.009<0.05 atau terdapat pengaruh yang harus dikuasai dalam melaksanakan
signifikan dan uji t menunjukkan 2.817> tugasnya sebagai fasilitator. Seorang
fasilitator harus menguasai keahlian dan
- Yunia, Lasi, Edi, Pengaruh Kompetensi Fasilitator | 33
ketrampilan teoritik dan praktik dalam yang berasal dari dalam dirinya untuk
proses ppembelajaran serta belajar sungguh-sungguh. Disamping itu,
mengaplikasikan secara nyata ketika motivasi peserta didik juga berasal dari
proses pembelajaran ini berlangsung. luar diri peserta didik, seperti halnya
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:3- motivasi dari fasilitator, keluarga atau
4) “hasil belajar adalah hasil dari suatu temannya. Menurut Sardiman (2007:75)
interaksi tindakan belajar mengajar.” Hasil motivasi adalah “keseluruhan daya
belajar adalah suatu pencapaian peserta penggerak di dalam diri peserta didik yang
didik dari kegiatan belajarnya dan menimbulkan kegiatan belajar, yang
diperoleh dari proses penilaian hasil menjamin kelangsungan dari kegiatan
belajar dan evaluasi yang dilaksanakan belajar, yang menjamin kelangsungan dari
pada waktu tertentu. Pencapaian suatu kegiatan belajar dan yang memberikan
tujuan belajar di dalam kegiatan atau arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan
proses belajar pembelajaran hasilnya akan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu
diukur melalui hasil belajar tersebut. dapat tercapai.” Peserta didik yang
Berhasil tidaknya peserta didik di dalam memiliki motivasi motivasi kuat, akan
melaksanakan kegiatan belajar dapat mempunyai banyak energy untuk
diketahui dari hasil belajar tersebut atau melakukan kegiatan belajar. Begitu pula,
prestasi belajarnya. seorang peserta didik yang memiliki
Berdasarkan hasil pennelitian intelegensi cukup tinggi, gagal karena
menunjukkan bahwa variabel Kompetensi kekurangan motivasi.
Fasilitator (X1) memiliki nilai signifikansi Berdasarkan hasil penelitian
(Sig.) 0.044 pada tabel Coefficientsa menunjukkan bahwa variabel motivasi
dengan nilai α (derajat signifikansi) 0.05 belajar (X2) memiliki nilai signifikansi
artinya 0.044<0.05 atau terdapat pengaruh (Sig.) 0.009 pada tabel Coefficientsa
yang signifikan dan uji t menunjukkan dengan nilai α (derajat signifikansi) 0.05
2.112> ttabel (2.052). Artinya kompetensi artinya 0.009<0.05 atau terdapat pengaruh
fasilitator berpengaruh signifikan terhadap yang signifikan dari uji t menunjukkan
hasil belajar 2.817> ttabel (2.052). Artinya Motivasi
Belajar berpengaruh signifikan terhadap
Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar.
Hasil Belajar Peserta Pelatihan
Keluarga Sehat Angkatan VII Pengaruh Kompetensi Fasilitor dan
Pencapaian hasil belajar yang Motivasi Belajar Terhadap Hasil
maksimal tidak hanya dengan adanya Belajar Peserta Pelatihan Keluarga
intelegensi atau kecerdasan yang ada pada Sehat Angkatan VII
tiap peserta pelatihan. Dalam proses Kompetensi fasilitator ini merupakan
belajar haruslah diperhatikan apa yang suatu hal yang mutlak yang harus dimiliki
dapat mendorong peserta didik agar dapat oleh seorang fasilitator, dan kompetensi
belajar dengan baik. seluruh daya kekuatan fasilitator tersebut tidak serta merta
untuk mendorong peserta didik agar didapatkan begitu saja, tapi harus ada
belajar itu disebut dengan motivasi belajar. usaha yang keras untuk memperolehnya.
Salah satu bentuk keseriusan dalam Pada akhirnya kompetensi fasilitator ini
belajar adalah adanya motivasi peserta merupakan tolak ukur untuk menentukan
didik pada saat mengikuti proses belajaar kualitas fasilitator tersebut. Fasilitator
mengajar. Motivasi merupakan salah satu sebagai pendidik profesional dan
faktor yang penting bagi peserta didik agar merupakan unsur yang paling dominan
dapat memahami materi yang disampaikan dalam mewujudkan pendidikan yang
oleh fasilitator di depan kelas. Motivasi ini berkualitas dituntut untuk memiliki
dapat tumbuh akibat adanya dorongan kompetensi-kompetensi agar dapat
34 | Jurnal Pendidikan Nonformal Volume 14, No. 1, Maret 2019