Anda di halaman 1dari 16

BIOLOGI KELAS XI

A. Pengetahuan :

KD 3.1 Menjelaskan komponen kimiawi penyusun sel, struktur, fungsi, dan proses yang
berlangsung dalam sel sebagai unit terkecil kehidupan

Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) :


3.1.1.Menjelaskan komponen kimiawi penyusun sel (C1)
3.1.2.Menjelaskan struktur dan fungsi bagian sel (C1)
3.1.3.Menjelaskan proses yang berlangsung dalam sel sebagai unit terkecil kehidupan(C1)

B. Keterampilan :

KD 4.1 Menyajikan hasil pengamatan mikroskopik struktur sel hewan dan sel tumbuhan sebagai
unit terkecil kehidupan

Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) :


4.1.1. Melakukan pengamatan struktur sel hewan (selaput lendir rongga mulut) dan sel
tumbuhan (epidermis umbi lapis bawang merah). (P2)
4.1.2. Menyajikan hasil pengamatan struktur sel hewan (selaput lendir rongga mulut) dan sel
tumbuhan (epidermis umbi lapis bawang merah). (P2)
Materi Pembelajaran
Sel :

Pengertian, Sejarah, Struktur, Fungsi dan Bagian-bagiannya


Sel adalah kesatuan struktural dan fungsional makhluk hidup, yang mengandung pengertian sebagai
penyusun makhluk hidup dan melaksanakan semua fungsi kehidupan

Pengertian Sel
Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis. Semua fungsi
kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel dapat berfungsi secara autonom asalkan
seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi. Makhluk hidup (organisme) tersusun dari satu sel tunggal
(uniselular, misalnya bakteri, Archaea, serta sejumlah fungi dan Protozoa) atau dari banyak sel
(multiselular). Pada organisme multiselular terjadi pembagian tugas terhadap sel-sel penyusunnya, yang
menjadi dasar bagi hirarki hidup.
Sel adalah kesatuan struktural dan fungsional makhluk hidup, yang mengandung pengertian sebagai
penyusun makhluk hidup dan melaksanakan semua fungsi kehidupan, Berdasarkan jumlah sel penyusun
pada makhluk hidup dapat digolongkan menjadi makhluk hidup uniseluler dan multiseluler.

Makhluk hidup uniseluler adalah makhluk hidup yang hanya memilki sebuah sel tunggal, Sedangkan
multiseluler adalah makhluk hidup atau organisme yang memiliki lebih dari satu sel.

Untuk pendalaman materi, silakan buka link berikut :


https://www.studiobelajar.com/sel/

Sejarah Perkembangan Sel

Pada awalnya sel digambarkan pada tahun 1665 oleh seorang ilmuwan Inggris Robert Hooke yang telah
meneliti irisan tipis gabus melalui mikroskop yang dirancangnya sendiri. Kata sel berasal dari kata
Latin cellulae yang berarti ‘kamar-kamar kecil’. Anton van Leeuwenhoek melakukan banyak pengamatan
terhadap benda-benda dan jasad-jasad renik dan menunjukkan pertama kali pada dunia ada “kehidupan di
dunia lain” yang belum pernah dilihat oleh manusia. Karyanya menjadi dasar bagi cabang biologi yang
penting saat ini: mikrobiologi.

Perkembangan mikroskop selama hampir 200 tahun berikutnya telah memberikan kesempatan bagi para
ahli untuk meneliti susunan tubuh makhluk hidup. Serangkaian penelitian telah dilakukan oleh 2 orang
ilmuwan dari [[Jerman] yaitu Matthias Schleiden (ahli tumbuhan, 1804-1881) dan Theodor Schwann (ahli
hewan, 1810-1882). Mereka menyimpulkan bahwa setiap mahluk hidup tersusun atas sel. Selanjutnya
pada tahun 1885 seorang ilmuwan Jerman, Rudolf Virchow, mengamati bahwa sel dapat membelah diri
dan membentuk sel-sel baru

Sel berasal dari bahasa latin, yaitu cella yang berarti ruangan kecil. Sel ditemukan pertama kali oleh
Robert Hooke (1635 – 1703), seorang ilmuwan dari Inggris. Ia mengamati sayatan tipis gabus di bawah
mikroskop sederhana dan ia menemukan ruang – ruang kecil yang dipisahkan oleh suatu dinding.
Selanjutnya, ia memberi nama ruang – ruang tersebut sebagai “sel”. (Kusnadi et al, 2009:207; Karmana,
2007:6 ).

Pada tahun 1810-1882, Matthias Schleiden seorang ahli botani dari Jerman malakukan pengamanatan
secara mikroskopis terhadap tumbuhan dan ditemukanlan sel. Pada watu yang bersamaan, Theodor
Schwann, seoranmg ahli zoology Jerman menemukan bahwa hewan pun tersusun atas sel. Kesimpulan
dari hasil penemuan Schleiden dan Schwann adalah sel merupakan komponen dasar semua makhluk hidup
(Karmana, 2007:6).

Secara struktural, sel merupakan satuan terkecil penyusun makhluk hidup yang dapat melaksanakan
kehidupan. Secar fungsional, sel akan menjalankan kehidupan jika sel – sel penyusunnya berfungsi.
Kumpulan sel yang sejenis membentuk jaringan. Sel berkembang biak dengan cara membelah diri
(mitosis). Sel mengandung materi genetik, yaitu materi penentu sifat – sifat makhluk hidup. Karena
perkembangbiakan sel dilakukan secara mitosis, maka sifat – sifat sel yang baru akan sama dengan sel
sebelumnya sehingga bisa dikatakan sifat sel dapat diwariskan kepada keturunannya. Sel dibatasi oleh
membran, yang di dalamnya terdapat cairan (protoplasma) yang tersusun dari plasma sel (sitoplasma) dan
inti sel (nucleus). Di dalam inti sel terdapat plasma inti (nukleoplasma) (Kusnadi et al, 2009:208).
Jadi sel merupakan kesatuan struktural dari makhluk hidup, semua makhluk hidup tersusun atas sel. Sel
adalah kesatuan pertumbuhan dari makhluk hidup, makhluk hidup berasal dari pertumbuhan sel
sebelumnya. Sel merupakan kesatuan hereditas (sifat menurun) makhluk hidup, sel mengandung sifat
keturunan (genetik atau hereditas) yang diwariskan pada keturunannya (Kusnadi et al, 2009:209).

Menurut definisi umum, sel adalah unit terkecil penyusun makhluk hidup, baik structural maupun
fungsional. Dalam hal ini virus tidak tercakup di dalamnya karena virus merupakan makhluk hidup yang
tidak berupa sel. Berdasarkan jumlah sel, makhluk hidup digolongkan menjadi makhluk
hidup uniseluler (bersel tunggal) dan makhluk hidup multiseluler (bersel banyak). Berdasarkan keadaan
inti sel, sel dibedakan menjadi sel prokariotik (inti sel tidak mempunyai membran) dan sel eukariotik  (inti
sel dibatasi oleh membran). Ukuran sel pada setiap organisme hidup memiliki ukuran relative sama.
Perbedaan ukuran tubuh organisme bukan disebabkan oleh perbedaan ukuran sel, melainkan oleh jumlah
sel yang dimiliki oleh individu yang bersangkutan (Karmana, 2007:7).

Untuk pendalaman materi, silakan buka link berikut :

https://www.gurupendidikan.co.id/sejarah-penemuan-sel/

Komponen Kimiawi Penyusun Sel


Tiga Komponen Kimiawi Penyusun Sel, yaitu :

1) Air

Sel mengandung 85-95% air. Air merupakan pelarut dan media difusi yang paling bagik untuk
proses metabolisme dalam sel dan jaringan. Air juga berperan menjaga keseimbangan pH cairan sel
sehingga rekasi metabolisme dapat berjalan. Selain itu, air juga memiliki kapasitas panas yang
tinggi dan kemampuan menghantar panas yang baik. Kemampuan ini sangat tepat digunakan
sebagai media pengatur suhu. Air merupakan komponen kimia sel kimia terbanyak. Inilah yang
menyebabkan tubuh kita terdiri dari sekitar 80% air.

2) Biomolekul
Senyawa-senyawa biomolekul terbagi menjadi dua jenis, yaitu makromolekul dan mikromolekul.
Makromolekul dikenal dalam empat bentuk, yaitu karbohidrat, lipid (lemak), protein, dan asam
nukleat
Protein adalah komponen kimia sel yang berfungsi sebagai enzim, komponen dan pembentuk
membran sel, alat transpor, antibodi, hormon dan sinyal sel. Komponen penyusun membran sel
merupakan dua lapisan fosfolipid (fosfolipid bilayer), dibentuk dari gabungan protein dan lipid.
Pada sel makhluk hidup, lemak terdapat dalam bentuk lemak sederhana, lemak gabungan, atau
turunan lemak. Lemak berfungsi antara lain sebagai komponen membran sel, hormon, dan vitamin.
Karbohidrat berfungsi sebagi sumber energi bagi sel, komponen pembentuk membran dan dinding
sel. Karbohidrat bersama protein merupakan komponen penyusun inti sel.
Asam nukleat berfungsi sebagai faktor genetika, koenzim, pembawa energi, dan pengatur
biosintesis protein. Asam nukleat yang paling umum adalah DNA (deoxyribonucleic acid) dan
RNA (ribonucleic acid).
3) Mineral dan Ion

Mineral dan ion merupakan komponen kimia sel yang tak kalah penting dibandingkan komponen
kimia yang lain. Contohnya, magnesium merupakan salah satu komponen penyusun dinding sel
tanaman yang menyebabkan sel menjadi utuh.

Senyawa kimia penyusun sel disebut protoplasma, yang merupakan substansi yang kompleks.
Meskipun sebagian besar protoplasma terdiri dari air, tetapi bahan yang memberi ciri pada
strukturnya ialah protein. Unsur-unsur kimia penyusun protoplasma terdapat dalam bentuk senyawa
kimia, baik senyawa organik maupun anorganik.

Struktur dan Fungsi Sel

Sel terbagi menjadi dua kelompok utama, yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik. Kedua jenis sel tersebut
sama-sama mempunyai perintang selektif atau membran plasma dan sitoplasma. Membran plasma ini
menyelebungi sitosol, tempat organel sel berada. Semua sel mengandung kromosom yang membawa gen
dalam bentuk DNA dan ribosom yang membuat protein dengan instruksi dari gen. DNA pada sel
eukariotik terdapat pada nukleus yang diselubungi membran ganda. Sedangkan pada prokariot, DNA tidak
terselebungi oleh membran yang disebut nukleoid. Organel-organel pada sel eukariot terspesialisasi,
sedangkan pada sel prokariot tidak.

Struktur sel dibagi menjadi struktur sel prokariotik dan eukariotik.

Sel Prokariotik :

Istilah prokariotik, berasal dari kata yunani pro dan karyon. Pro artinya sebelum dan karyon, artinya inti.
Jadi sel prokariotik berarti “sebelum inti”. Bagian dalam sel prokariot disebut sitoplasmaSel prokariotik
tidak memiliki nukleus sejati karena bahan intinya masih tersebar di dalam sitpolasma dan belum di
selubungi oleh membran inti. Materi genetiknya (DNA) terkonsentrasi pada suatu daerah yang disebut
nukleotid, tetapi tidak ada membran yang memisahkan daerah ini dari bagian sel lainnya (Campbell, 2008)
Ciri-ciri Sel Prokariotik

1. Memiliki membrane plasma memiliki nukleoid ( DNA, RNA )


2. Memiliki sitoplasma
3. Tidak memiliki membrane inti dan system endomembran

Sel prokariotik secara umum memiliki ukuran yang lebih kecil dibanding sel eukariotik. Setiap prokariotik
merupakan sel tunggal, tetapi akan sering terlihat dalam rantai, atau kelompok sel yang berjumlah ratusan.
Contoh sel prokariotik adalah bakteri Echerichiacoli. (Albert, 2002)

 Dinding Sel
Dinding sel merupakan bagian terluar dari sebuah sel. Struktur dinding sel terdiri dari:
peptidoglikan (senyawa ini menyebabkan dinding sel bersifat kaku), lipid (lemak), dan protein.
Fungsi dari dinding sel ialah: memberi bentuk sel yang tetap karena sifatnya yang kaku,sebagai
pelindung, terdapat poti-pori jalan keluar masuknya molekul-molekul, dan mengatur pertukaran
zat serta reproduksi (Champbel, 2008)
 Membran plasma
Membran plasma adalah membran yang menyelubungi sitoplasma. Struktur membran plasma yaitu
terdiri atas molekul lemak protein berfungsi sebagai
pelindung molekuler sel terhadap lingkungan sekitar dan mengatur transportasi air serta zat-zat
terlarutdari luar dan kedalam sel (Champbel, 2008)
 Nukleoid
Merupakan wilayah yang merupakan tempat DNA yang sel terletak (tidak terselubung membran)
(Champbel, 2008).
 Organel
Organel yang terdapat dalam sel-sel prokariotik adalah ribosom yang tersusun dari RNA dan
protein. Ribosom merupakan tempat berlangsungnya sintesa protein (Champbel, 2008).
 Flagela
Merupakan organel lokomosi atau pergerakan beberapa jenis bakteri (Champbel, 2008).
 Pili(fimbriae)
Merupakan struktur pelekatan pada permukaan sejumlah prokariota. Berukuran lebih kecil dan
lebih pendek dari flagel. Pili berfungsi utuk tempat melekatkan diri pada jaringan hewan ataupun
tumbuhan (Champbel, 2008).

Sel Eukariotik
Eukariotik adalah termasuk golongan memiliki struktur lebih maju yaitu sama dengan sel tumbuhan dan
binatang. Eukariotik adalah kelompok organisme yang sel- selnya mengandung nukleus yang dikelilingi
oleh membran nukleus, kromosom terdiri dari asam deoksiribo nukleat yang membentuk kompleks
dengan sejumlah protein dan jumlah protein lebih dari satu. Kelompok mikroorganisme ini mempunyai
nukleus sejati.

Dinding sel eukariot pada umumnya lebih tebal dibandingkan dengan dinding sel prokariot. Salah satu
grup eukariot, yaitu ganggang, dinding selnya terdiri dari lelulosa, kecuali pada dua grup ganggang yaitu
diatom dan krisofita. Satu grup ganggang lainnya yaitu kokolitofora (coccolithophores) dinding selnya
mengandung lapisan tipis selulosa dan sisik-sisik yang terdiri dari kalsium karbonat. Dinding sel eukariot
yang terdiri dari senyawa-senyawa anorganik seperti pada diatom dan kokolitifora disebut frustula.

 Membrane sel :
1. membrane sel merupakan lapisan lipoprotein yang terdiri dari fosfolipid dan protein
2. bersifat semipermeabel atau selektif permiabel
3. berfungsi mengatur keluar masuknya zat dari sel ke dalam sel
 Nukleus ( intisel ) :
memiliki membrane sel
Nucleus terdapat :
o nucleolus, yang berfungsi mensintesis RNA
o nukleoplasma
o butirankromatin

 Sitoplasma :
meliputi isi sel diluar intisel
terdiridaricairan yang disebutsitosol ( yang dapat berubah dari fase sol ke gel ), dan padatan berupa
organel sel
Perbandingan Sel Prokariot dan Eukariot
Bagian Komponen Sel
Membran sel :

Membran sel sering disebut juga membran plasma yang bersifat semipermeabel. Artinya, membran sel
hanya dpat dilewati oleh zat tertentu, tetapi tidak dapat dilewati oleh zat lainya. Zat yang dapat melewati
ialah air, zat yang larut dalm lemak dan ion tertentu. Membran sel berfungsi pelindung sel dan pengatur
keluar masuknya zat dari dan ke dalam sel.

Pada sel tumbuhan terdapat dinding sel yang berfungsi :

 Melindungi bagian sel yang terletak lebih dalam


 Memperkokoh sel
 Mencegah agar sel tidak pecah
 Menjadi tempat berpindahnya air dan mineral

Sitoplasma :

Sitoplasma merupakan cairan yang mengisi sel yang mengandung berbagai zat yang koloid. Fungsi
kehidupan utama berlangsung di sitoplasma. Di dalam sitoplasma terdapat organel-organel yang
melayang-layang dalam cairan kental. Koloid sitoplasma bukan merupakan cairan yang serba sam
(homogen), melainkan cairan yang beraneka ragam (heterogen). Koloid ini terdiri dari air, senyawa
organik yaitu protein, gula, lemak, enzim, hormon, dan garam mineral. Sitoplasma berfungsi sebagai
tempat berlangsungnya reaksi metabolisme sel.
Inti sel (Nukleus) :

Nukleus biasanya berbentuk oval atau bulat ang berada di tengah-tengah sel. Di dalam inti sel (nukleus)
terdapat (nukleolus) dan benang kromosom. Cairan ini tersusun atas air, protein , dan mineral. Kromosom
merupakan pembawa sifat menurun yang di dalamnya terdapat DNA (deoxyribonucleicacid) atau RNA
(ribonucleicacid). Inti sel (nukleus) diselubungi membrane luar dan dalam yang terdiri atas nukleoplasma
dan kromosom. Nukleus berfungsi sebagai pusat pengatur kegiatan sel.

Retikulum Endoplasma (RE) :

Retikulum endoplasma yaitu struktur benang-benang yang bermuara di inti sel (nukleus). Ada dua jenis
RE yaitu RE granuler (RE kasar) dan RE Agranuler (RE halus). Retikulum endoplasma berfungsi
menyusun dan menyalurkan zat-zat ke Dalam sel (alat transportasi zat-zat dalam sel). Fungsi RE kasar
adalah mengumpulkan protein dari dan ke membran sel. Sedangkan, fungsi RE halus adalah untuk
mensintesis lipid, glikogen (gula otot), kolesterol, dan gliserida. Pada RE kasar terdapat ribosom dan RE
halus tidak terdapat ribosom.

1. Terdapat dua bentuk retikulum endoplasma, yaitu retikulum endoplasma kasar dan retikulum
endoplasma halus
2. Retikulum endoplasma kasar disebut demikian karena permukaannya ditempeli banyak ribosom.
Ribosom yang mulaimensintesis protein dengan tempat tujuan tertentu, seperti organel tertentu
atau membran, akan menempel pada retikulum endoplasma kasar.
3. Kebanyakan protein menujuke badan Golgi, yang akan mengemas dan memilahnya untuk
diantarkan ketujuan akhirnya.
4. Retikulum endoplasma halus tidak memiliki ribosom pada permukaannya.
5. Retikulum endoplasma halus berfungsi misalnya dalam sintesis lipid komponen membran sel.
Ribosom (Ergastoplasma) :

Ribosom berbentuk butiran-butiran bulat yang melekat sepanjang retikulum endoplsma ada pula yang
soliter (hidup sendiri terpisah) yang bebas di sitoplasma. Ribosom berfungsi sebagai tempat untuk sintesis
protein.

Badan Golgi :

Badan golgi merupakan kumpulan ruang, gelembung kecil, dan kantong kecil yang bertumpuk-tumpuk.
Pada sel tumbuhan badan golgi disebut diktiosom. Badan golgi berfungsi sebagai alat pengeluaran
(sekresi) protein, dan lendir maka disebut organel sekresi.

Mitokondria (The Power House) :

Mitokondria memiliki membran dalam dan luar, yang berbentuk seperti cerutu dan berlekuk-lekuk
(Krista). Di dalam mitokondria berlangsung proses respirasi untuk menghasilkan energi. Mitokondria
berfungsi sebagai penghasil energi sehingga di beri julukan “ The Power House”.
Lisosom :

Lisosom merupakn kantong kecil yang bermembran tunggal yang mengandung enzim pencernaan.
Lisosom berfungsi mencerna bagian-bagian sel yang rusak atau zat asing yang masuk ke dalam sel serta
penghasil dan penyimpan enzim pencernaan seluler.

Vakuola :

Vakuola adalah ruangan yang terdapat di dalam sel. Pada sel tumbuhan yang sudah tua, vakuola tampak
berukuran besar dab berisi cadangan makanan dan pigmen. Pada sel hewan, vakuola berukuran kecil.
Vakuola mengandung garam organik, glikosida, butir pati, dan enzim. Adapun selaput pembatas antara
vakuola dan sitoplasma ialah tonoplasma.

Plastida :
Plastida merupakan badan bermembran rangkap yang mengandung membran tertentu. Plastida
mengandung pigmen hijau (klorofil) disebut kloroplas, sedangkan yang berisi amilum disebut amiloplas.
Plastida hanya terdapat pada sel tumbuhan. Ada tiga jenis plastida yaitu lekoplas, kloroplas, dan
kromoplas.

Lekoplas adalah plastida berwarna putih yang berfungsi sebagai penyimpan makanan dan terdiri dari
amiloplas (untuk menyimpan amilum), elaioplas (untuk menyimpan lemak/minyak), dan proteoplas
(untuk menyimpan protein). Kloroplas yaitu plastid yang memiliki pigmen waran hijau. Kromoplas yaitu
plastid yang mengandung pigmen, seperti karotin (kuning), fikodanin (biru), fikosantin (kuning), dan
fikoeritrin (merah).

Sentrosom :

Struktur berbentuk bintang yang berfungsi dalam pembelahan sel (mitosis maupun metosis). Organel ini
hanya terdapat pada sel hewan yang berfungsi aktif dalam pembelahan sel. Sel tumbuhan dan sel hewan
memiliki perbedaan yang cukup terlihat dengan adanya perbedaan organel yang ada pada sel tersebut
Penjelasan Tambahan :
Perbedaan Sel tumbuhan dan Sel hewan

 Sel Tumbuhan
Pada sel tumbuhan, terdapat dinding sel, vakuola yang berukuran besar, dan plastida yang
membedakan dengan sel hewan.
 Sel Hewan
Sel hewan berbeda dengan sel tumbuhan. Sel hewan tidak memiliki dinding sel sehingga bentuk
sel hewan tidak tetap seperti sel tumbuhan. Pada sel hewan terdapat dua sentriol berbentuk
silindris ayau bulat panjang. Sentrisol tidak memiliki membrane, DNA, dan RNA. Sentrisol
berfungsi membentuk perlengkapan pembelahan sel. Sentrisol merupakan struktur yang hampir
sama dengan tubuh basal. Tubuh basal terdapat di bagian dasar dari setiap silia dan flagella. Tubuh
basal membantu pengaturan mikrotubulus yang menyusun silia dan flagella. Pada sel tumbuhan,
sentrisol tidak berperan penting karena telah diketahui bahwa perlengkapan pembelahan sel
terbentuk tanpa adanya sentrisol atau struktur lain yang tampak dalam sentrosom. Pada sel hewan,
terdapat daerah sumber penyebaran mikrotubul bernama sentrosom yang bertindak sebagai pusat
pengatur mikrotubulus.

Sel Tumbuhan Sel Hewan

Sel tumbuhan lebih besar dari pada sel hewan Sel hewan lebih kecil daripada sel tumbuhan.

Mempunyai bentuk yang tetap. Tidak mempunyai bentuk yang tetap.

Mempunyai dinding sel. Tidak mempunyai dinding sel.

Mempunyai klorofil. Tidak mempunyai klorofil.

Tidak mempunyai vakuola, walaupun terkadang


Mempunyai vakuola atau rongga sel yang besar. sel beberapa hewan uniseluler memiliki vakuola
(tapi tidak sebesar yang dimiliki tumbuhan).

Menyimpan tenaga dalam bentuk biji (granul) Menyimpan makanan dalam bentuk biji (granul)
kanji. glikogen.
Sel sebagai unit struktural dan fungsional terkecil penyusun tubuh makhluk hidup melakukan berbagai
proses kehidupan di dalamnya, antara lain proses metabolisme, proses penyerapann dan penyaluran
nutrisi, proses ekskresi, proses regulasi, proses reproduksi dan proses-proses lainnya untuk
pertumbuhan dan perkembangan.

DAFTAR PUSTAKA
1. Isnaini, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta: Kaninus.
2. Karman, O. 2007. Cerdas Belajar Biologi untuk kelas XI. Jakarta : Grafindo Media
Pratama.
3. Kusnadi, Muhsinin, S. dan Sanjaya, Y. 2009. Buku Saku Biologi SMA. Jakarta : Kawan
Pustaka.
4. Puslitbang Bioteknologi – LIPI. 1990. Kamus Biologi untuk Pelajar. Bogor : Depdiknas.
5. Saktiyono,Drs. 1989. Biologi I Program Inti. Jakarta : PT Intan Pariwara.
6. Subowo,Prof. 1995. Biologi Sel. Bandung : Angkasa.

Anda mungkin juga menyukai