Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

SEDIAAN EMULSI

Disusun Oleh: Aqrys Arif Febriando

SMK FARMASI ADYATMA LUMAJANG


AKREDITASI “B”
JL. SOEKARNO HATTA 26 SUKODONO LUMAJANG
Tlp. 085645172492 email: smkfadyatma11@yahoo.com
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kesempatan
kepada saya, sehingga tugas makalah ini dapat terselesaikan dengan waktu yang diharapkan
meskipun masih dalam bentuk yang sangat sederhana, dimana makalah ini membahas tentang
“Sedian Emulsi ” dan kiranya makalah ini dapat meningkatkan pengetahuan kita khususnya
tentang apa dan bagaimana sediaan dalam bentuk larutan.
Makalah ini di susun dalam rangka memenuhi tugas ILMU RESEP SMK Farmasi Adyatma
tahun 2020. saya sangat menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih sangat minim, sehingga
saran serta kritikan dari semua pihak masih saya harapkan untuk perbaikan makalah ini. Saya
ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan
makalah ini .

Lumajang, 23 September 2020

Aqrys Arif Febriando

MAKALA
MAKALAH SEDIAAN EMULSI 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................1


DAFTAR ISI ..............................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................................3
A. Latar Belakang ..................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah .............................................................................................................3
C. Tujuan ...............................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................................................5
A. Pengertian Emulsi ............................................................................................................5
B. Komponen Emulsi ............................................................................................................5
C. Tipe Emulsi .......................................................................................................................6
D. Tujuan Pemakaian Emulsi ................................................................................................6
E. Cara Pembuatan Emulsi.....................................................................................................6
F. Cara Membedakan Tipe Emulsi........................................................................................7
G. Kestabilan Emulsi..............................................................................................................8
H. Kelebihan dan Kekurangan Emulsi ..................................................................................8
BAB III PENUTUP ...................................................................................................................9
A. Kesimpulan .......................................................................................................................9

MAKALA
MAKALAH SEDIAAN EMULSI 2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Emulsi adalah suatu sistem yang terdiri atas dua fase cairan yang tidak saling melarutkan,
dimana satu cairan terdispersi dalam bentuk globula (fase terdispersi) di dalam cairan lainnya (fase
kontinyu). Berdasarkan jenis fase kontinyu dan fase terdispersinya dikenal dua tipe emulsi yaitu
emulsi tipe O/ W dan tipe W/ O.
Didalam proses pembuatan emulsi biasanya ditambahkan campuran dua atau lebih bahan
kimia yang tergolong ke dalam emulsifier dan stabilizer. Tujuan dari penambahan emulsifier adalah
untuk menurunkan tegangan permukaan antara kedua fase (tegangan interfasial) sehingga
mempermudah terbentuknya emulsi.
Sangatlah penting untuk mempelajari sistem emulsi karena dengan tahu banyak tentang
sistem emulsi ini maka akan lebih mudah juga untuk mengetahui zat – zat pengemulsi apa saja yang
cocok untuk menstabilkan emulsi selain itu juga dapat diketahui faktor – faktor yang menentukan
stabilnya emulsi tersebut karena selain faktor zat pengemulsi tersebut juga dipengaruhi gaya sebagai
penstabil emulsi. Sistem emulsi termasuk jenis koloid dengan fase terdispersinya berupa zat cair
namun dalam makalah ini kita hanya akan membahas mengenai emulsi yang menyangkut sediaan
obat dalam ruang ringkup farmasetika.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi emulsi ?
2. Apa saja komponen- komponen emulsi?
3. Apa saja tipe emulsi?
4. Apa tujuan pemakaian emulsi ?
5. Bagaimana cara pembuatan emulsi ?
6. Bagaimana cara membedakan tipe emulsi?
7. Bagaimana emulsi dikatakan stabil ?
8. Apa saja kelebihan serta kekurangan sediaan emulsi?

MAKALA
MAKALAH SEDIAAN EMULSI 3
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi emulsi.
2. Mengetahui komponen- komponen emulsi.
3. Mengetahui tipe emulsi.
4. Mengetahui tujuan pemakaian emulsi.
5. Mengetahui cara pembuatan emulsi.
6. Mengetahui cara membedakan tipe emulsi
7. Mengetahui kestabilan emulsi.
8. Mengetahui kelebihan serta kekurangan sediaan emulsi.

MAKALA
MAKALAH SEDIAAN EMULSI 4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Emulsi

Menurut FI Edisi IV, emulsi adalah sistem dua fase  yang salah satu cairannya terdispersi
dalam cairan yang lain, dalam bentuk tetesan kecil. Stabilitas emulsi  dapat dipertahankan dengan
penambahan zat yang ketiga yang disebut dengan emulgator (emulsifying agent)
Emulsi berasal dari kata emulgeo yang artinya menyerupai milk, warna emulsi adalah putih.
Pada abad XVII hanya dikenal emulsi dari biji-bijian yang mengandung lemak, protein dan air.
Emulsi semacam ini disebut emulsi vera atau emulsi alam, sebagai emulgator dipakai protein yang
terdapat dalam biji tersebut.
Pada pertengahan abad ke XVIII, ahli farmasi Perancis memperkenalkan pembuatan emulsi
dari oleum olivarum, oleum anisi dan eugenol oil dengan menggunakan penambahan gom arab,
tragacanth, kuning telur. Emulsi yang terbentuk karena penambahan emulgator dari luar disebut
emulsi spuria atau emulsi buatan.

B. Komponen Emulsi
Komponen dari emulsi dapat digolongkan menjadi 2 macam yaitu :
1. Komponen dasar
Adalah bahan pembentuk emulsi yang harus terdapat didalam emulsi. Terdiri atas :
a. Fase dispers /  fase internal /  fase diskontinue
Yaitu zat cair yang terbagi- bagi menjadi butiran kecil ke dalam zat cair lain.
b. Fase  kontinue / fase external / fase luar
Yaitu zat  cair dalam emulsi yang berfungsi sebagai bahan dasar (pendukung) dari
emulsi tersebut.
c. Emulgator.
Adalah bagian dari emulsi yang berfungsi untuk menstabilkan emulsi.

2. Komponen tambahan
Bahan tambahan yang sering ditambahkan pada   emulsi  untuk memperoleh hasil yang lebih
baik. Misalnya corrigen saporis, odoris, colouris, preservative (pengawet), anti oksidan.
Preservative yang digunakan  antara lain metil dan propil paraben, asam benzoat, asam sorbat,
fenol, kresol dan klorbutanol, benzalkonium klorida, fenil merkuri asetas dan lain – lain.
Antioksidan yang digunakan antara lain asam askorbat, L.tocopherol,  asam sitrat, propil
gallat , asam gallat.

MAKALA
MAKALAH SEDIAAN EMULSI 5
C. Tipe Emulsi
Berdasarkan macam zat cair yang berfungsi sebagai fase internal ataupun external, maka
emulsi digolongkan menjadi dua macam yaitu :
1. Emulsi tipe  O/W ( oil in water) atau M/A ( minyak dalam air).
Adalah emulsi yang terdiri dari butiran minyak yang tersebar kedalam air. Minyak
sebagai fase internal dan air sebagai fase external.
2. Emulsi tipe W/O ( water in oil ) atau A/M ( air dalam minyak)
Adalah emulsi yang terdiri dari butiran air yang tersebar kedalam minyak. Air sebagai
fase internal dan minyak sebagai fase external.

D. Tujuan pemakaian emulsi


Emulsi dibuat untuk diperoleh suatu preparat yang stabil  dan rata dari campuran  dua cairan
yang saling tidak bisa bercampur.
Tujuan pemakaian emulsi adalah :
1. Dipergunakan sebagai obat dalam / per oral. Umumnya emulsi tipe o/w
2. Dipergunakan sebagai obat luar.
Bisa tipe o/w maupun w/o tergantung banyak faktor misalnya sifat zatnya atau jenis efek
terapi yang dikehendaki.

E. Cara Pembuatan Emulsi


Dikenal 3 metode dalam pembuatan emulsi , secara singkat dapat dijelaskan :
1. Metode gom kering atau metode kontinental.
Dalam metode ini zat pengemulsi  (biasanya gom arab) dicampur dengan minyak
terlebih dahulu, kemudian ditambahkan air untuk pembentukan corpus emulsi, baru
diencerkan dengan sisa air yang tersedia.
2. Metode gom basah atau metode Inggris.
Zat pengemulsi ditambahkan ke dalam air (zat pengemulsi umumnya larut)  agar
membentuk suatu mucilago, kemudian perlahan-lahan minyak dicampurkan untuk mem-
bentuk emulsi, setelah itu  baru diencerkan dengan sisa air.
3. Metode botol atau metode botol forbes.
Digunakan untuk minyak menguap dan  zat –zat  yang bersifat minyak  dan
mempunyai viskositas rendah (kurang kental). Serbuk gom dimasukkan ke dalam botol
kering, kemudian ditambahkan 2 bagian air,  tutup botol kemudian campuran tersebut
dikocok dengan kuat. Tambahkan sisa air sedikit demi sedikit sambil dikocok. 

MAKALA
MAKALAH SEDIAAN EMULSI 6
Untuk membuat emulsi  biasa digunakan :
1. Botol
Mengocok emulsi dalam botol secara terputus-putus lebih baik daripada terus
menerus, hal tersebut memberi kesempatan pada emulgator untuk bekerja sebelum
pengocokan berikutnya.
2. Mixer, blender
Partikel fase disper dihaluskan dengan cara dimasukkan kedalam ruangan yang
didalamnya terdapat pisau berputar dengan kecepatan tinggi , akibat putaran pisau tersebut,
partikel akan berbentuk kecil-kecil.
3. Homogeniser
Dalam homogenizer dispersi dari kedua cairan terjadi karena campuran dipaksa
melalui saluran lubang kecil dengan tekanan besar.
4. Colloid Mill
Terdiri atas rotor dan stator dengan permukaan penggilingan yang dapat diatur. Coloid
mill digunakan untuk memperoleh  derajat dispersi yang tinggi cairan dalam cairan

F.            Cara Membedakan Tipe Emulsi


          Dikenal beberapa cara membedakan tipe emulsi yaitu    :
1. Dengan  pengenceran fase.
Setiap emulsi dapat diencerkan dengan fase externalnya. Dengan prinsip tersebut,
emulsi tipe o/w dapat diencerkan dengan air sedangkan emulsi tipe w/o dapat diencerkan
dengan minyak.
2. Dengan pengecatan/pemberian warna.
Zat warna akan tersebar rata dalam emulsi apabila zat tersebut larut dalam fase
external dari emulsi tersebut. Misalnya  (dilihat dibawah mikroskop)
 Emulsi + larutan Sudan III dapat memberi warna merah pada emulsi tipe w/o, karena
sudan III larut dalam minyak
 Emulsi +  larutan metilen blue  dapat memberi warna biru pada emulsi tipe o/w karena
metilen blue larut dalam air.
3. Dengan kertas saring.
Bila emulsi diteteskan pada kertas saring , kertas saring menjadi basah  maka tipe
emulsi o/w, dan bila timbul noda minyak pada kertas berarti emulsi tipe w/o.
4. Dengan konduktivitas listrik
Alat yang dipakai adalah kawat dan stop kontak, kawat dengan K ½ watt lampu neon
¼ watt semua dihubung- kan secara seri. Lampu neon akan menyala bila elektroda
dicelupkan dalam cairan emulsi  tipe o/w, dan akan mati dicelupkan pada emulsi tipe w/

MAKALA
MAKALAH SEDIAAN EMULSI 7
G. Kestabilan Emulsi
Emulsi dikatakan tidak stabil bila mengalami hal-hal seperti dibawah ini :
1. Creaming  yaitu terpisahnya emulsi menjadi 2 lapisan, dimana yang satu mengandung fase
dispers lebih banyak daripada lapisan yang lain. Creaming bersifat reversible  artinya bila
digojok perlahan-lahan akan terdispersi kembali.
2. Koalesen dan cracking  (breaking) adalah pecahnya emulsi karena film yang meliputi 
partikel rusak dan butir minyak akan koalesen(menyatu).Sifatnya    irreversible ( tidak bisa
diperbaiki).  Hal ini dapat terjadi karena :
 Peristiwa kimia, seperti penambahan alkohol, perubahan pH, penambahan
CaO/CaCl2 exicatus.
 Peristiwa fisika, seperti pemanasan, penyaringan, pendinginan, pengadukan.
3. Inversi  adalah peristiwa berubahnya sekonyong-konyong tipe  emulsi w/o menjadi o/w atau
sebaliknya.  Sifatnya irreversible.

H. Kelebihan dan Kekurangan Emulsi


1. Kelebihan :
a. Dapat membentuk sediaan yang saling tidak bercampur menjadi dapat bersatu menjadi
sediaan yang homogen dan bersatu.
b. Mudah ditelan.
c. Dapat menutupi rasa yang tidak enak pada obat
2. Kekurangan :
a. Kurang praktis dan staabilits rendah dibanding tablet.
b. Takaran dosis kurang teliti.

MAKALA
MAKALAH SEDIAAN EMULSI 8
BAB III
PENUTUP

A.           Kesimpulan
Emulsi merupakan suatu sistem yang tidak stabil, sehinggkan  dibutuhkan zat pengemulsi
atau emulgator untuk menstabilkannya sehingga antara zat yang terdispersi dengan pendispersinnya
tidak akan pecah atau keduannya tidak akan terpisah.Biasanya terdiri dari dua komponen:
komponen dasar yang terdiri dari fase dispersi, terdispersi dan emulgator serta komponen tambahan.
Emulsi merupakan suatu sistem dua fase yang terdiri dari dua cairan yang tidak mau
bercampur, dimana cairan yang satu terbagi rata dalam cairan yang lain dalam bentuk butir-butir
halus karena distabilkan oleh komponen yang ketiga yaitu emulgator. Emulgator sendiri bisa
berasal dari alam maupun buatan.
Emulsi dibagi menjadi dua tipe, yaitu tipe emulsi o/w atau a/m dan  tipe emulsi w/o atau
m/a. Sedangkan macamnya bibagi menjadi 3, yaitu : oral, topikal dan injeksi.
Emulsi akan dikatakan stabil jika didiamkan tidak membentuk agregat, jika memisah antara
minyak dan air jika dikocok akan membentuk emulsi lagi serta jika terbentuka gregat, jika dikocok
akan homogen kembali.

MAKALA
MAKALAH SEDIAAN EMULSI 9

Anda mungkin juga menyukai