Anda di halaman 1dari 2

MELDAKOTIK (MENGENAL LEBIH DALAM KEHIDUPAN BIOTA AKUATIK)

EDUKASI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KESADARAN MASYARAKAT


UNTUK TIDAK MEMBUANG SAMPAH KE LAUT

Oleh : Wijianto

Potensi unggulan di Lombok Utara salah satunya dari bidang pariwisata pulau dan
pantainya. Terdapat beberapa objek wisata yang sangat terkenal dan menjadi objek wisata
unggulan yang tentunya menyumbang pendapatan daerah yang cukup tinggi yaitu Pulau Gili
Air, Pulau Gili Meno, dan Pulau Gili Trawangan. Sebagai objek wisata tentunya harus
memenuhi tujuh nilai sapta pesona yaitu aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah tamah, dan
kenangan. Salah satu dari tujuh nilai sapta pesona yaitu kebersihan. Permasalahan yang ada
saat ini yaitu sampah yang belum dikelola dengan baik. Masih perlu upaya untuk
mengoptimalkan penglolaan sampah di lokasi objek wisata. Kondisi pantai di beberapa titik
masih kurang terawat dengan adanya sampah yang masih berserakan.
Upaya yang dapat dilakukan untuk tidak membuang sampah sembarangan yaitu
melalui edukasi sejak dini. Meldakotik (Mengenal lebih dalam kehidupan biota akuatik)
edukasi sebagai upaya meningkatkan kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah
ke laut. Meldakotik merupakan edukasi berbasis pengenalan mendalam mengenai biota
akuatik meliputi perilaku unik biota akuatik yang belum banyak diketahui masyrakat umum.
Tujuan dari edukasi meldakotik yaitu menumbuhkan kesadaran dari masyrakat terkait
dampak dari sampah yang dihasilkan oleh manusia. Setelah masyarakat mengetahui lebih
dalam kehidupan biota akuatik diharapkan masyarakat lebih peduli terhadap lingkungan
sekitar khususnya wilayah perairan.
Edukasi meldakotik sarana edukasi untuk memaparkan dan menjelaskan dampak-
dampak dari sampah di perairan laut bagi biota akuatik. Melalui edukasi yang interaktif dan
dalam waktu pengabdian yang cukup singkat dengan memaparkan bukti-bukti foto nyata saat
ini diharapkan dapat menjadi renungan untuk kita semua. Seperti contoh penyu merupakan
salah satu hewan yang dilindungi dan populasinya saat ini teracam punah. Seiring berganti
tahun, populasi penyu semakin menurun. Penurunan populasi penyu terjadi karena adanya
predator yang memangsa telur-telur penyu. Selain itu ancaman terbesar penurunan populasi
penyu yaitu dari ulah manusia. Salah satu ulah dari manusia yang sangat berpengaruh
terhadap penurunan populasi penyu adalah sampah yang dibuang sembarangan ke wilayah
perairan. Apabila dilihat dari proses kehidupan penyu, penyu akan beruaya dan pergi ke laut
setelah mentas. Anak penyu disebut tukik. Tukik akan bergerak ke laut dengan menggunakan
arah gelombang dan arus untuk menuju ke lautan yang lebih dalam. Selama perjalanan
ruayanya, tukik akan merekam petunjuk-petunjuk yang dapat digunakan untuk jalan pulang.
Setalah tukik tumbuh dan berkembang, penyu dewasa akan kembali ke tempat asal saat
penyu tersebut dilahirkan yang disebut imprinting process.
Habitat penyu yang dipenuhi dengan sampah akan sangat berdampak terhadap
kelangsungan hidup penyu. Penyu akan sulit mengenali kembali lokasi asal saat dilahirkan
karena penuh dengan sampah. Meskipun dapat mengenali lokasi asal yang dipenuhi sampah,
saat tukik telah lahir di wilayah tersebut dan tidak sengaja badannya terjerat oleh sampah
maka akan mengalami kecacatan. Kecacatan tersebut akibat penyu terjebak oleh sampah
berupa sampah berupa tali dan sampah plastik lainnya sehingga pertumbuhan dan
perkembangan penyu akan terhambat. Dampak lainnya seperti kematian apabila penyu
terjebak oleh sampah yang menjerat ke bagian leher penyu. Hal tersebut sangat berpengaruh
terhadap penurunan populasi penyu di masa sekarang. Saat ini sudah banyak sekali foto-foto
kejadian tersebut beredar di media sosial yang tentunya sangat mengkhawatirkan. Selain
penyu terdapat contoh lainnya seperti lumba-lumba.
Harapan setelah dilaksanakannya pengenalan lebih jauh mengenai kehidupan biota
akuatik, masyarakat khususnya adik-adik dapat lebih mencintai lingkungan sekitar untuk
menjaga keberlanjutannya sampai anak cucunya dimasa mendatang.

Anda mungkin juga menyukai