Anda di halaman 1dari 146

SPESIFIKASI TEKNIS

Pasal 1
UMUM

1.Lingkup Pekerjaan
1.1 Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan dan perinciannya pada
Pekerjaan Pembangunan Mess Serdik Polwan 2 Lantai, mencakup antara
lain :
A. PEMBANGUNAN BANGUNAN MESS
1. Pekerjaan Persiapan;
2. Pekerjaan Tanah & Lantai Kerja;
3. Pekerjaan Pondasi Mini Pile ;
4. Pekerjaan Struktur Beton;
a. Lantai. 1
b. Lantai. 2
c. Lantai. 3
5. Pekerjaan Atap :
a. Rangka Atap Canopy
6. Pekerjaan Arsitektur :
a. Pekerjaan Dinding & Plesteran;
Lantai. 1
Lantai. 2
Lantai. 3
b. Pekerjaan Kusen Alumunium & Accesories;
Lantai. 1
Lantai. 2
Lantai. 3
c. Pekerjaan Lantai dan Pelapis Dinding
Lantai. 1
Lantai. 2
d. Pekerjaan Plafond;
Lantai. 1
Lantai. 2
e. Pekerjaan Pengecatan dan Watterprofiing;
Lantai. 1
Lantai. 2
Lantai. 3

B. PEMBANGUNAN SARANA LUAR


 Pekerjaan Sarana Entrance
1. Pekerjaan Pemasangan Paving Block dan Kansteen;
2. Pekerjaan Saluran Grevel ½ Ø 30;
 Pekerjaan Pagar
1. Pekerjaan Dinding Bloombak;
2. Pekerjaan Pemasangan Batu Candi;
 Pekerjaan Taman
C. PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 1
1. Pekerjaan Elektrikal Standar ;
a. Pek. Penyambungan Daya
b. Pek. Panel
c. Pek. Kabel Distribusi
d. Pek. Instalasi Penerangan & Daya
3. Pekerjaan Mekanikal Standar;
a. Pek. Instalasi Air Bersih
b. Pek. Instalasi Air bekas & Buangan
c. Pek. Instalasi air hujan
d. Pek. Sanitary
e. Pek. Tangki Air ,Pompa & Septictank

1.2 Termasuk juga di dalam lingkup pekerjaan ini adalah :


1. Menyediakan tenaga kerja, dan tenaga ahli yang memadai dan
berpengalaman dengan jenis dan volume pekerjaan-pekerjaan yang
akan dilaksanakan.
2. Menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup
untuk setiap pekerjaan yang akan dilaksanakan serta tepat pada
waktunya.
3. Meyediakan peralatan berikut alat-alat bantu lainnya seperti mesin
pengaduk beton, mesin las, alat-alat bor, compactor, vibrator,
scaffolding, alat-alat pengangkat dan peralatan-peralatan lain yang
benar-benar diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, serta
mengadakan pengamanan, pengawasan dan pemeliharaan
terhadap bahan-bahan, alat-alat kerja maupun hasil pekerjaan
selama masa pelaksanaan berlangsung, sehingga seluruh pekerjaan
selesai dengan sempurna sampai dengan diserah-terimakannnya
pekerjaan tersebut kepada Pemberi Tugas.

1.3 Seluruh pekerjaan maupun bagian pekerjaan yang merupakan satu


kesatuan dengan pekerjaan yang disebut dalam buku ini, menjadi lingkup
pekerjaan yang tidak dapat dipisahkan dan harus dilaksanakan dengan
penuh keahlian, sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam Rencana Kerja
dan Syarat-syarat (RKS), Gambar Kerja, Berita Acara Penjelasan Pekerjaan,
serta mengikuti petunjuk dan keputusan Kansultan Pengawas/ Owner.

2.Penjelasan Gambar Kerja dan RKS


2.1 Pada dasarnya untuk dapat memahami dan menghayati dengan sebaik-
baiknya seluk-beluk pekerjaan ini, Kontraktor diwajibkan meneliti dan
mempelajari secara seksama seluruh Gambar Kerja serta Rencana Kerja
dan Syarat-syarat Teknis (RKS) seperti yang diuraikan dalam buku ini,
termasuk tambahan dan perubahannya yang dicantumkan dalam Berita
Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).

2.2 Istilah
Istilah yang digunakan berdasarkan pasal masing-masing disiplin pada
tahap pembangunan ini adalah sebagai berikut :
1. AR : Arsitektur
Mencakup hal-hal yang berhubungan dengan perencanaan dan
perancangan bangunan ini secara menyeluruh dari semua disiplin-

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 2
disiplin kerja yang ada, baik teknis maupun estetika.
2. SI : Struktur
Mencakup hal-hal yang berhubungan dengan perhitungan kontruksi,
bahan kontruksi utama dan spesifikasinya, dimensioneering beton
struktur.
3. PL : Plumbing
4. Mencakup hal-hal yang berhubungan dengan sanitasi bangunan (air
bersih, air kotor, air hujan)
5. EL : Elektrikal
Mencakup hal-hal yang berhubungan dengan penyedia daya listrik,
penerangan, penangkal petir, system komunikasi, fire alarm dan lain-
lain sesuai dengan gambar kerja.
6. ME : Mekanikal
Mencakup hal-hal yang berhubungan dengan penyedia Sistem Air
Bersih Air Kotor – Drainase, dan lain-lain sesuai dengan gambar kerja.

2.3 Ukuran
1. Pada dasarnya semua ukuran utama yang tertera dalam Gambar
Kerja dan Gambar Pelengkap meliputi :
° as – as
° luar – luar
° dalam – dalam
° luar – dalam
2. Ukuran ukuran yang dipergunakan semua dinyatakan dalam MM
(milimeter), kecuali ukura-ukuran yang dinyatakan lain dalam gambar.

2.4 Perbedaan Gambar


1. Pada umumnya bila Gambar Kerja tidak sesuai dengan Rencana Kerja
dan Syarat – syarat (RKS), maka yang mengikat / berlaku adalah RKS.
Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain, maka
gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yang
mengikat/berlaku.
2. Bila ada perbedaan antara Gambar Kerja Arsitektur dengan
Sipil/Stuktur, maka yang berlaku adalan Gambar Kerja Struktur.
3 Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur dengan Sanitasi,
Elektrikal / Listrik dan Mekanikal, maka gambar yang dipakai sebagai
pegangan adalah ukuran fungsional dalam Gambar Kerja Arsitektur.
4. Mengingat setiap kesalahan maupun ketidaktelitian didalam
pelaksanaan satu bagian pekerjaan akan selalu mempengaruhi
bagian pekerjaan lainnya, maka di dalam hal terdapat ketidakjelasan,
kesimpangsiuran, perbedaan-perbedaan dan atau pun
ketidaksesuaian dan keragu-raguan diantara setiap
5. Gambar Kerja, Kontraktor diwajibkan melaporkan kepada Konsultan
Pengawas/Konsultan Perencana, untuk mendapatkan keputusan
gambar mana yang akan dijadikan pegangan.

3.Peraturan Pembangunan Dan Standar Yang Digunakan


3.1 Semua pekerjaan dalam kontrak ini harus dilaksanakan dengan mengikuti
dan memenuhi persyaratan-peryaratan teknis yang tertera dalam
persyaratan Normalisasi Indinesia (NI), Standar Industri Indonesia (SII) dan

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 3
peraturan-peraturan Nasional maupun peraturan-peraturan setempat
lainnya yang berlaku atas jenis-jenis pekerjaan yang bersangkutan termasuk
segala perubahan dan tambahannya, antara lain :
1. Keppres no. 24 tahun 1995 lengkap dengan lampiran-lampirannya.
2. Peraturan Umum tentang pelaksanaan Pembangunan di Indonesia
atau Algemene Voorwaarden voor de uitvoering bij Aanneming van
Openbare Werken 1941 atau disingkat AV, yang disahkan oleh
Pemerintah tanggal 28 Mei 1941 Nomor 9, Lembaran Negara Nomor
14571 dan terjemahan dalam bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh
badan Penerbit Pekerja Umum, Juni 1978 9 (disingkat SU-41).
3. Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia untuk Arbitrase Teknik dari
Dewan Teknik Pembangunan Indonesia (DTPI)
4. Peraturan Beton Indinesia 1917 (NI 2, PBI 1917)
5. Standar Tata cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung
(SNI 032847- 1992).
6. Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indinesia untuk Gedung 1983.
7. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBI-1984)
8. Baja Carbon Cor : Mutu dan Cara Uji (SII-0297-80).
9. Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia. (PUB1-1982).
10. Peraturan Kontruksi Kayu Indonesia (NI-5 PPKI 1961).
11. Peraturan Kapur Indonesia (NI-7).
12. Peraturan Semen Portland Indonesia (NI-8 1974)
13. Bata Merah sebagai Bahan Bangunan (NI-10)
14. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983
15. Persyaratan Cat Indonesia (NI-4)
16. Peraturan Umum Instalasi Air (AVWI)
17. Pedoman Plumbing Indonesia (PPI-1979)
18. Peraturan Umum tentang pelaksanaan Air Minum serta instalasi
pembuangan dan peraturan dari Perusahaan Daerah Air Minum
setempat.
19. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL-1979) dan PLN setempat.
20. Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir untuk bangunan di Indonesia
(PUIPP1983)
21. Kuputusan Menteri NegaraPekerjaan Umum No. 02/KPTS/1985 tentang
Penanggulangan Bahaya Kebakaran
22. Peraturan Sambungan Telepon yang berlaku di Indonesia.
23. Peraturan Umum dari Dinas Keselamatan Kerja Departemen Tenaga
Kerja
24. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
25. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan
Pelaksanaan UU Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
26. Kuputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum No. 10/KPTS/2000 tentang
Ketentuan Teknis Pengamanan terhadap bahaya kebakaran pada
Bangunan Gedung dan Lingkungan
27. Kuputusan Menteri NegaraPekerjaan Umum No. 11/KPTS/2000 tentang
Ketentuan Teknis Manjemen Penanggulangan kebakaran di Perkotaan
28. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 29/PRT/M/2006 tentang
Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung
29. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30/PRT/M/2006 tentang
Pedoman Persyaratan Teknis Aksebilitas dan Fasilitas pada Bangunan

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 4
Gedung dan Lingkungan
30. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 06/PRT/M/2007 tentang
Pedoman Umum Penyusunan RTBL
31. Peraturan Perburuhan di Indonesia dan Peraturan Umum Tentang
Penggunaan Tenaga Kerja, Keselamatan Tenaga Kerja dan Kesehatan
Kerja yang dikeluarkan oleh Departemen Tenaga Kerja Republik
Indonesia.
32. Peraturan dan ketentuan lain yang dikeluarkan oleh jawatan / instalasi
Pemerintah setempat, yang bersangkutan dengan permasalahan
bangunan.

3.2 Selain ketentuan-ketentuan tersebut diatas, berlaku pula :


1. Gambar Bastek yang dibuat oleh Perencana yang sudah disahkan
oleh Pemberi Tugas, termasuk juga Gambar-gambar Kerja yang dibuat
oleh pemborong dan sudah disetujui/ disahkan oleh Pemberi Tugas.
2. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).
3. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing)
4. Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan / Kontrak
5. Surat Penawaran berikut lampiran-lampirannya
6. Rencana kerja Pelaksanaan (Time Schedule) yang dibuat oleh
pemborong dan disetujui oleh Pemberi Tugas.

3.3 Untuk pekerjaan-pekerjaan yang belum termasuk dalam standar-standar


tersebut di atas, maupun standar-standar nasional lainnya, maka
diberlakukan standar-standar internasional yang berlaku atas pekerjaan-
pekerjaan tersebut atau setidak-tidaknya berlaku standar-standar / syarat
teknis dari negara-negara asal bahan / material / komponen yang
bersangkutan.

3.4 Apabila terdapat kekeliruan dan penyimpangan dari peraturan


sebagaimana tercantum di atas, maka Rencana Kerja dan Syarat-syarat
berikut tambahan dan perubahan yang telah disepakati bersama akan
mengikat.

4.Tanggung Jawab Kontraktor


4.1 Kontraktor harus bertanggung jawab penuh atas kualitas pekerjaan sesuai
dengan ketentuan-ketentuan dalam RKS dan Gambar Kerja. Kontraktor
wajib melaksanakan semua pekerja dengan mengikuti petunjuk dan
syarat pekerjaan, peraturan persyaratan pemakaian bahan bangunan
yang dipergunakan sesuai Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis, dan
atau petunjuk yang diberikan oleh Konsultan Pengawas. Sebelum
melaksanakan setiap perkerjaan dilapangan, kontraktor wajib
memperhatikan dan melakukan koordinasi kerja dengan pekerjaan lain
menyangkut pekerjaan Struktur, Arsitektur dan M&E, serta mendapat ijin
tertulis dari Konsultan Pengawas.

4.2 Seluruh bahan, peralatan kontruksi dan tenaga kerja yang harus
disediakan oleh Kontraktor, demikian juga metode / cara pelaksanaan
pekerjaan, harus diselenggarakan sedemikian rupa, sehingga diterima
oleh Konsultan Pengawas /Owner.

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 5
4.3 Kehadiran Konsultan Pengawas selaku wakil Pemberi Tugas untuk melihat,
mengawasi, menegur atau memberi nasehat tidak mengurangi tanggung
jawab tersebut di atas.

4.4 Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan yang timbul


akibat pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor wajib memperbaiki kerusakan
tersebut dengan biaya kontraktor sendiri.

4.5 Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan


pekerjaan, maka Kontraktor berkewajiban memberikan saran-saran
perbaikan kepada Pemberi Tugas melalui Konsultan Pengawas. Apabila
hal ini tidak dilakukan, kontraktor bartanggung jawab atas kerusakan yang
timbul.

4.6 Kontraktor bertanggung jawab atas tenaga kerja yang dikerahkan dalam
pelaksanaan pekerjaan, menjaga ketertiban baik di dalam lokasi maupun
di luar lokasi proyek demi kelancaran pelaksanaan.

4.7 Segala biaya yang timbul akibat kelalaian kontraktor dalam


melaksanakan pekerjaan menjadi tanggung jawab Kontraktor.

4.8 Selama pembangunan berlangsung, Kontrktor harus menjaga keamanan


bahan/material, barang milik proyek, konsultan Pengawas dan milik pihak
ketiga yang ada dilapangan, maupun bangunan yang dilaksanakannya
sampai dengan tahap serah terima kedua.

4.9 Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui, baik
yang telah dipasang maupun belum, adalah tanggung jawab Kontraktor
dan tidak akan diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.

4.10 Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor berjanggung jawab atas akibatnya,


baik yang berupa barang – barang maupun keselamatan jiwa.

4.11 Apabila pekerjaan telah selesai, Kontraktor harus segera mengangkut


bahan bongkaran dan sisa-sisa bahan bangunan yang tidak
dipergunakan lagi keluar lokasi pekerjaan. Segala pembiayaan menjadi
tanggungan Kontraktor.

4.12 Konraktor wajib memasukan identitas, nama, jabatan, keahlian masing-


masing anggota kelompok kerja pelaksanaan pekerjaan ini dan
inventarisasi peralatan yang dipergunakan untuk pekerjaan ini.

4.13 Kontraktor wajib memasukan identifikasi tempat kerja (Workshop) dan


peralatan yang dimiliki dimana pekerjaan akan diaksanakan, serta jadual
kerja.

4.14 Semua sarana kerja yang digunakan harus benar-benar baik dan
memenuhi persyaratan kerja sehingga memudahkan dan melancarkan

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 6
pekerjaan di lapangan.

5.Kuasa Kontraktor Di Lapangan


5.1 Dilapangan Pekerjaan, Kontraktor wajib menunjukan seorang kuasa
kontraktor atau biasa disebut Projek Manager / Pelaksana yang cakap
untuk memimpim pelaksanaan pekerjaan dilapangan dan memdapatkan
kuasa penuh dari Kontraktor, dengan kualifikasi sesuai dengan yang
dianjurkan dalam Usulan Teknis. (Berpendidikan minimal Sarjana Teknik
Sipil/Arsitektur atau sederajat minimal pengalaman 5 (lima) tahun dam
memiliki pengalaman mengerjakan pekerjaan sejenis).

5.2 Dengan adanya Pelaksanaan, tidak berarti bahwa kontraktor lepas


tanggung jawab sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajiban.

5.3 Kontraktor wajib memberitahu secara tertulis kepada Tim Pengelola Teknis
dan Konsultan Pengawas, Nama dan Jabatan Pelaksana untuk mendapat
persetujuan.

5.4 Bila di kemudian hari, menurut pendapat Pemberi Tugas dan Konsultan
Pengawas, Pelaksana kurang mampu atau tidak cukup cakap dalam
memimpin pekerjaan, maka akan diberitahukan kepada kontraktor secara
tertulis untuk mengganti Pelaksana

5.5 Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan surat pemberitahuan,


kontraktor harus menunjuk pelaksana baru atau kontraktor sendiri
(penanggung jawab/Direktur Perusahaan) yang akan memimpin
pelaksanaan.

6.Tempat Tinggal (Domisili) Kontraktor dan Pelaksana


6.1 Untuk menjaga kemungkinan diperlukan kerja diluar jam kerja apabila
terjadi hal-hal mendesak, Kontraktor dan Pelaksana wajib memberitahukan
secara tertulis, alamat dan nomor telepon dilokasi kepada Panitia
Pembangunan dan Konsultan Pengawas.

6.2 Alamat Kontraktor dan Pelaksana diharapkan tidak sering berubah – ubah
selama pekerjaan. Bila terjadi perubahan alamat, kontraktor dan
pelaksana wajib memberitahukan segera secara tertulis.

7.jadwal Pelaksanaan
7.1 Sebelum memulai pekerjaan dilapangan, Kontraktor wajib membuat
Rencana Kerja Pelaksanaan (Work Planing) dan bagian – bagian
pekerjaan berupa Bar-Chat dan S-Curve Bahan dan Tenaga. Pemborong
harus mengusahakan bahwa dalam pelaksanaan pembangunan /
Pekerjaan-pekerjaan sesuai dengan rencana kerja tersebut.

7.2 Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan tersebih


dahulu dari Konsultan Pengawas, paling lambat dalam waktu 7 (tujuh) hari
kalender setelah Surat Keputusan Penunjukan (SPK) diterima Kontraktor.
Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas, akan
disahkan Pemberi Tugas.

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 7
7.3 Kontraktor wajib memberi salinan Rencana Kerja rangkap 4 (empat)
kepada Konsultan Pengawas, yang selanjutnya akan memberikan 1 (satu)
salinan Rencana Kerja kepada Perencana. Satu salinan kerja harus
ditempel bada dinding bangsal Kontraktor dilapangan yang selalu diikuti
dengan grafik kemajuan/prestasi kerja.

7.4 Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor


berdasarkan Rencana Kerja tersebut.

7.5 Sebelum melaksanakan pembangunan / pekerjaan. Pihak Pemborong


berkewajiban meneliti semua gambar kontruksi / struktur, dan bila terdapat
kekeliruan / kesalahan yang sekiranya menurut anggapan pemborong
akan membahayakan, maka pihak Pemborong harus segera
memberitahukan secara tertulis kepada Pimpinan Pelaksanaan Proyek ini
bahan pertimbangan penanggulangannya.

7.6 Apabila laju kemajuan pekerjaan atau bagian pekerjaan pada suatu
waktu menurut penilaian Konsultan Pengawas telah terlambat, untuk
menjamin penyelesaian pada waktu yang telah ditentukan atau pada
waktu yang diperpanjang, maka Pengawasan harus memberikan petunjuk
secara tertulis langkah-langkah yang perlu diambil guna melancarkan laju
pekerjaan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan pada waktu yang
ditentukan.

8. Direksikeet / Los Kerja


8.1 Pada awal pelaksanaan pekerjaan berlangsung, pemborong harus
menyiapkan bangunan sementara yang berfungsi sebagai kantor proyek
dan atau los kerja yang dipergunakan sebagai operasional kantor dan
tempat menyimpan barang/ material, peralatan maupun dapat
digunakan sebagai los kerja bagi tempat tinggal sementara tenaga kerja.

8.2 Seluruh kelengkapan/ hal lain yang diperlukan dalam membangun dan
opersional direksi keet/ los kerja/ gudang adalah menjadi tanggung jawab
sepenuhnya pihak pemborong

8.3 Bangunan sementara ini menjadi milik dan tanggung jawab sepenuhnya
pemborong.

8.4 Sarana Kerja


Untuk Kelancaran Pelaksanaan Pekerjaan Kantraktor wajib :
1. Menyediakan peralatan berikut alat bantu lainnya, serta bahan-
bahan untuk pelaksanaan pekerjaan ini.
2. Semua sarana kerja yang digunakan harus benar-benar baik dan
memenuhi persyaratan kerja. Dalam hal ini Kontraktor wajib
memasukan daftar inventarisasi peralatan yang digunakan
Menyediakan bahan/material dan komponen jadi bangunan dalam
kwalitas sesuai Buku Syarat-syarat Teknis ini dengan jumlah yang
cukup untuk setiap pekerjaan yang harus dilaksanakan tepat pada
waktunya.

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 8
3. Menyediakan tempat menyimpan bahan/material dan komponen
jadi bangunan di Tapak yang harus aman dari segala kerusakan,
kehilangan dan lain-lain yang dapat mengganggu pekerjaan yang
sedang berlangsung.
untuk pelaksanaan pekerjaan ini.
4. Membuat dan mengkoordinasikan Rencana dan Schedule
Pelaksanaan Pekerjaan kepada Konsultan Pengawas/Direksi,
sehingga pelaksanaan pekerjaan dapat dikendalikan seaman dan
seefisien mungkin terhadap keterkaitannya dengan waktu
pelaksanaan yang tersedia.

8.5 Pelaksanaan Pekerjaan :


1 Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian sesuai dengan
Ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Rencana Kerja dan
Syarat-syarat (RKS), Gambar Kerja, Gambar dan Berita Acara
Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing), serta mengikuti petunjuk dan
mengikuti keputusan Konsultan Pengawas/Direksi.
2. Jika Kontraktor menunjuk supplier dan atau sub Kontraktor dalam hal
ini pengadaan bahan/material dan pemasangannya, maka
Kontraktor wajib memberitahukan terlebih dahulu ke Konsultan
Pengawas/Direksi untuk mendapatkan persetujuan.
3. Pelaksanaan pemasangan bahan/material dan komponen jadi
keluaran pabrik yang bersangkutan. Dalam hal ini Kontraktor tidak
dapat mengajukan “Claim“ biaya pekerjaan tambah maupun
penambahan waktu pelaksanaan.
4. Sebelum dan selama pelaksanaan pekerjaan dan tiap-tiap bagian
pekerjaan, Kontraktor wajib memperhatikan dan melakukan
koordinasi kerja antara pekerjaan Arsitektur, Struktur dan
Pematangan Tanah di bawah Konsultan Pengawas/Direksi.

8.6 Persiapan dilapangan


1. Lingkup Pekerjaan:
a. Pekerjaan pagar konstruksi / pengaman / jika perlu.
b. Pekerjaan bangsal kerja.
c. Pekerjaan penyediaan air dan daya listrik untuk bekerja.
d. Pekerjaan penyediaan alat pemadam kebakaran.
e. Pekerjaan pembongkaran, pengamanan, dan pembersihan
sebelum pelaksanaan.
f. Pekerjaan pemasangan patok ukur dan papan bangunan
(bouwplank).
2. Pekerjaan Pagar Konstruksi/Pengaman.
a. Jika dianggap perlu Kontraktor harus membuat pagar
konstruksi/pengaman pada batas sekeliling tapak pekerjaan
untuk kelancaran pelaksanaan pembangunan, serta untuk
pengaman terhadap barang-barang milik Proyek, Konsultan
Pengawas/Direksi, maupun Pihak Ketiga
b. Pagar konstruksi/pengaman dibuat dari bahan kayu atau dari
bahan lain biayanya menjadi tanggungan Kontraktor.
c. Tinggi Pagar Proyek minimum 2,00 M dari permukaan tahan
dengan bahan dari seng gelombang BJLS 32 dicat, kolom

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 9
setempat dari kayu Borneo ukuran 5/7, memenuhi persyaratan
kekuatan, dan sesuai dengan peraturan Pemerintah Daerah
setempat.
3. Pekerjaan Bangsal Kerja
a. Kontraktor harus membuat bangsal kerja dan gudang
material/bahan diatas tapak pekerjaan. Bangsal Kerja terdiri dari
:
 Bangsal Konsultan Pengawas / Direksi
 Bangsal Kontraktor
 Los-los kerja untuk Pekerja
b. Luas bangsal Konsultan Pengawas /Direksi adalah 12 m2
(duabelas) meter persegi dengan spesifikasi :
 Lantai plesteran 1 PC : 5 pasir
 Rangka bangunan : kayu kelas II
 Dinding : panel tripleks/multipleks tebal 4 mm, dengan
rangka kayu kelas II
 Atap : Asbes semen gelombang, seng gelombang, dengan
rangka kayu kelas II
 Pintu : kayu kelas II, jumlah secukupnya dan dapat dikunci
dengan baik
c. Kontraktor harus pula membuat bangsal los kerja (workshop)
untuk para pekerja dan gudang penyimpan bahan material
yang dapat dikunci.
d. Lokasi tempat bangsal kerja, khususnya tempat bangsal
penyimpanan bahan/material harus sedemikian rupa sehingga :
 Mudah dicapai oleh truk pengangkut bahan / material dari
luar tapak.
 Tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan pembangunan.
 Lokasi tempat Bangsal kerja dan gudang penyimpanan
bahan / material akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas
/ Direksi.
e. Perlengkapan Owner Keet / Bangsal Konsultan Pengawas
 1 (satu) buah meja tulis ukuran 80x100 cm
 3 (tiga) buah kursi untuk perlengkapan meja tulis
 1 (satu) buah papan tulis ukuran 90x180 cm (White Board)
 1 (satu) set alat-alat tulis (spidol, tipp ex) dan mesin tik
 1 (satu) buah papan untuk menempelkan gambar
 1 (satu) buah meja besar ukuran 120x240 cm
 4 (empat) buah kursi untuk perlengkapan meja besar
 1 (satu) buah peti yang dipetak untuk contoh bahan
 1 (satu) buah almari yang dapat dikunci
f. Kontraktor wajib menyediakan alat-alat yang senantiasa berada
dilokasi proyek berupa :
 1 (satu) kamera
 1 (satu) alat ukur schuifmat jangka sorong (sigmat)
 1 (satu) mesin tik standar 18” atau 1 (satu) unit computer dan
alat cetak (printer)
 1 (satu) mistar waterpass panjang 120 cm
 Buku harian untuk mencatat kunjungan tamu-tamu yang
ada hubungannya dengan proyek, serta memuat semua

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 10
petunjuk-petunjuk, keputusan-keputusan dan detail
pekerjaan yang dilaksanakan.
g. Setelah selesai pembangunan, semua bangsal kerja dan gudang
penyimpanan bahan/material harus dibongkar dan disingkirkan
ke luar tapak kecuali Bangsal Konsultan Pengawas/Direksi dan
peralatannya yang pemanfaatannya akan ditentukan kemudian
oleh Pemberi Tugas.
4. Pekerjaan Penyediaan air dan Daya Listrik untuk Bekerja.
a. Air untuk bekerja harus disediakan oleh Kontraktor dengan
membuat sumur pompa di tapak atau didatangkan dari luar
tapak dan disediakan pula tempat penampungannya.
b. Air harus bersih bebas dari bau, bebas dari Lumpur, minyak dan
bahan kimia lain yang merusak. Penyediaan air harus sesuai
dengan petunjuk dan persetujuan Konsultan Pengawas/Direksi.
c. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh
dari sambungan sementara PLN setempat selama masa
pembangunan berlangsung dan pemasangan diesel untuk
pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk
penggunaan sementara atas persetujuan Konsultan
Pengawas/Direksi.
5. Pekerjaan Penyediaan Alat Pemadam Kebakaran.
Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor wajib menyediakan
tabung alat pemadam kebakaran (fire Extinguiser) lengkap dengan
isinya sehingga siap digunakan, minimal 1 buah kapasitas 5 kg.
6. Pekerjaan Pembongkaran, Pembersihan dan Pengamanan Sebelum
Pelaksanaan.
a. Pembongkaran dan Pembersihan.
Kontraktor harus membongkar / membersihkan / memindahkan
keluar dari tapak segala sesuatu yang tidak akan dipakai selama
pembangunan yang mungkin akan mengganggu pelaksanaan
pekerjaan baik diatas maupun tertanam dalam tanah tapak,
sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Konsultan Pengawas /
Direksi.
b. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan tenaga, bahan-
bahan, peralatan dan alat bantu lainnya yang diperlukan untuk
pekerjaan ini, yaitu dan tidak terbatas pada :
 Pekerjaan pengukuran kondisi existing;
 Pekerjaan pembongkaran tanaman dan pekerjaan
pembersihan sebelum pelaksanaan selanjutnya;
 Pengadaan alat-alat bantu pekerjaan bongkaran, seperti
alat-alat / konstruksi pengaman sementara, scafolding, kain
terpal untuk perlindungan.
c. Persyaratan Pelaksanaan
 Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraaktor harus
mempelajari dengan seksama gambar Kerja, Kontraktor
harus sudah memperhitungkan segala kondisi dilapangan.
 Seluruh bagian tanaman yang akan dibongkar, sudah
harus atas persetujuan Konsultan Pengawas, kelebihan
pekerjaan bongkaran dan kerusakan yang dihasilkannya

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 11
pada bagian lain dari bangunan menjadi resiko Kontraktor
untuk mengembalikannya ke kondisi rencana.
 Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus
mengumpulkan semua data mengenai kondisi-kondisi
bangunan lama serta sifat dari struktur-struktur yang ada di
sekitar lapangan pembangunan / lokasi bersebelahan,
gambar-gambar rencana serta izin-izin yang diperlukan untuk
bekerja.
 Kontraktor juga harus mengajukan rencana, lokasi dan sistem
pelaksanaan pembongkaran kepada Konsultan Pengawas,
untuk disetujui.
 Terhadap semua sarana-sarana listrik, air, drainase, telepon,
gas, maupun yang lainnya, harus dilakukan tindakan-
tindakan pengamanan guna menjaga keutuhan fungsinya
serta tidak akan mengganggu kelancaran pemakaian yang
ada dan mengadakan tindakan-tindakan yang perlu guna
menanggulangi hal ini tanpa membebani Pemberi Tugas.
 Sistem pembongkaran harus diatur sedemikian rupa
sehingga tidak akan menimbulkan pencemaran lingkungan
dan kerusakan-kerusakan lingkungan.
 Semua kerugian pihak lain yang timbul karena pekerjaan
bongkaran ini, akan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
 Sistem pembongkaran harus sistematis sehingga tidak
membahayakan pekerjaan. Konstruksi-konstruksi sementara
harus dibuat di mana perlu atau atas petunjuk Konsultan
Pengawas, tanpa menambah biaya, karena sudah
diperhitungkan sebelumnya dalam penawaran harga.
 Semua sarana yang dapat dipakai lagi dan / atau ditambah
/ kurangi harus terpasang kembali sesuai dengan standar
serta petunjuk Konsultan Pengawas, hingga dapat berfungsi
dengan baik.
 Barang hasil bongkaran harus dikeluarkan dari tapak / site
konstruksi dan sementara dikumpulkan di tempat / lokasi
yang ditunjukkan Konsultan Pengawas / Direksi. Pada
dasarnya, barang-barang tersebut tidak dapat dipakai lagi
dalam pekerjaan, kecuali apabila dinyatakan lain oleh
Direksi / Konsultan Pengawas.
 Kontraktor harus menjaga bagian-bagian bangunan yang
menurut rencana tidak dibongkar dari resiko kerusakan
maupun pencurian, apabila hal itu terjadi maka Kontraktor
bertanggung jawab untuk memperbaikinya / menggantinya
dengan barang yang baru.
 Keadaan setelah pekerjaan bongkaran selesai harus rapih
dan bersih serta siap untuk pekerjaan selanjutnya.

7. Papan Nama Proyek


Bila diharuskan oleh Pemerintah Daerah setempat, maka Kontraktor
harus memasang Papan Nama Proyek sesuai dengan peraturan
Peraturan Daerah yang berlaku, biaya pembuatan sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Kontraktor. Papan nama proyek dibuat

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 12
dalam ukuran yang memadai dan dipasang kokoh pada tempatnya,
dengan besar tulisan yang dapat terbaca pada jarak yang cukup.
Bahan papan nama dapat dibuat dari papan kayu atau baja pelat
lembaran lapis seng.
8. Dokumentasi
Kontraktor Kontruksi harus memperhitungkan biaya pembuatan
dokumentasi proyek serta pengirimannya ke Project Management.
Yang dimaksud dengan pekerjaan dokumentasi antara lain :
a. Laporan – laporan perkembangan proyek
b. Foto-foto proyek, berwarna minimal ukuran postcard dan
dilengkapi dengan album
c. Surat-surat dokumen lainnya
9. Foto-foto dukumentasi proyek menggambarkan kemajuan proyek
dari waktu mulai dilaksanakan pekerjaan sampai dengan selesainya
pelaksanaan pekerjaan. Foto dokumentasi dibuat pada saat
kemajuan fisik bangunan mulai 0% dan secara berkala setiap bulan
sampai dengan 100%.
10. Kebersihan :
a. Selama proyek berlangsung, Kontraktor harus menjaga
kebersihan dan mengatur lokasi bahan bangunan dan alat kerja
serta daerah kerja sehingga kelancaran pelaksanaan pekerjaan
tidak terlambat karenanya.
b. Pembersihan tumbuh – tumbuhan yang ada pada lokasi
peruntukan kerja sesuai petunjuk Gambar Kerja dan Pengawas
Lapangan.
c. Sesudah proyek selesai dan sebelum melakukan penyerahan
pekerjaan kepada pemilik proyek, Kontraktor harus membersikan
seluruh daerah kerja dari segala macam peralatan tersebut, sisa-
sisa bahan baungunan, bekas bongkaran dan bangunan-
bangunan sementara, termasuk pengangkutannya ke suatu
tempat dilingkungan Pemilik Proyek tanpa tambahan biaya.

8.7 Mobilisasi Peralatan dan Demobilisasi


1. Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja, peralatan kerja termasuk
alat bantu kerja yang digunakan dalam perencanaan maupun
pelaksanaan fisik dilokasi proyek sesuai dengan lingkup pekerjaan
serta memperhitungakan biaya yang ditimbulkan.
2. Pada saat mempergunakan jalan umum, dalam mengadakan dan
atau mengembalikan peralatan berat, baik material / bahan, maka
Kontraktor harus menjaga ketertiban selama perjalanan sehingga lalu
lintas tidak terganggu demi kelancaran pengadaan yang dimaksud.
3. Menyediakan fasilitas penempatan untuk tempat tinggal para
pekerja, dan gudang penyinpanan peralatan kerja serta
bahan/material, juga menempatkan petugas demi keamanan.
4. Kontraktor harus menyediakan alat-alat bantu sehingga dapat
bekerja pada kondisi apapun, seperti terpal plastik untuk bekerja
pada saat hujan, perancah (Scaffolding) untuk bekerja pada dinding
yang tinggi serta peralatan bantu lainnya. Biaya untuk peralatan
peralatan tersebut harus sudah diperhitungkan pada harga satuan
yang terkait.

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 13
9.Pengukuran Ketinggian Permukaan Dan Posisi Bagian-Bagian Pekerjaan
9.1 Pekerjaan yang dimaksud dalam dokumen ini merupakan rencana
membangun yang akan dilaksanakan dilokasi yang telah ditentukan apa
adanya. Data ketinggian-ketinggian tanah yang ada, tinggi air tanah, dan
lain-lain yang diterapkan pada gambar-gambar, dimaksudkan sebagai
informasi umum dan titik-titik tolak untuk pelaksanaan pekerjaan ini oleh
Kontraktor.

9.2 Seluruh titik ukur sehubungan dengan pekerjaan ini didasarkan pada
ukuran-ukuran setempat, yaitu titik-titik ukur yang ada dilapangan proyek
seperti yang direncanakan dalam gambar-gambar. Ukuran – ukuran
tersebut pada pasal terdahulu dimaksudkan sebagai garis besar
pelaksanaan dan pegangan Kontraktor.

9.3 Kontraktor wajib meneliti situasi tapak, terutama keadaaan lokasi, sifat dan
luasnya pekerjaan dan hal lain yang dapat mempengaruhi harga
penawaran. Penawaran yang diserahkan Kontraktor harus sudah meliputi
semua biaya untuk pelaksanaannya sesuai dengan ukuran-ukuran dan
ketinggian-ketinggian yang ditentukan pada gambar-gambar. Kelalaian
atau kekurang telitian kontraktor dalam hal ini tidak dijadikan alasan untuk
mengajukan claim / tuntutan.

9.4 Kontraktor harus menyediakan semua peralatan, perlengkapan dan


tenaga kerja termasuk juru ukur, yang diperlukan dalam hubungannya
dengan pekerjaan pengukuran letak bangunan dan lantai-lantai di
atasnya. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudutnya dilakukan dengan
alat waterpass / theodolit. Pengukuran sudut siku-siku dengan prisma atau
benang secara azas segitiga Phytagoras hanya diperkenankan untuk
bagian-bagian kecil yang telah disetujui oleh Owner/ Pengawas.

9.5 Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan melakukan


pengukuran kondisi tapak terhadap posisi rencana bangunan baru. Hasil
pengukuran harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas / Owner dan
Konsultan Perencana ketidakcocokan yang terjadi antara Gambar Kerja
dan Keadaan lapangan yang sebenarnya harus segera dilaporkan ke
Owner / Konsultan Pengawas untuk diminta keputusannya.

9.6 Pengukuran papan bangunan (bouwplank)


1. Pekerjaan penentuan peil ± finishing Arsitektur bangunan adalah
permukaan lantai finishing yaitu setinggi +70 cm dari permukaan
tanah site Existing atau seperti tertera dalam Gambar Kerja.
Selanjutnya peil bangunan ± 0.00 ini ditandai dengan Cat yang
ditentukan dilapangan dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.
2. Dibawah pengamatan Konsultan Pengawas, Kontraktor diwajibkan
membuat satu titik elevasi permanen (sebagai acuan) dicat
berwarna merah.
3. Titik duga harus dijaga kedudukan-kedudukannya serta tidak
terganggu selama pekerjaan berlangsung dan tidak boleh dibongkar
sebelum mendapat izin tertulis dari Konsultan Pengawas.

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 14
4. Titik duga harus dijaga kedudukan-kedudukannya serta tidak
terganggu selama pekerjaan berlangsung dan tidak boleh dibongkar
sebelum mendapat izin tertulis dari Konsultan Pengawas.
5. Ketetapan letak bangunan diukur dibawah pengawasan Konsultan
Pengawas dengan patok yang terpancang kuat-kuat dan papan
terentang dengan ketebalan 2 cm di ketam rata pada sisi-sisinya.
Kontraktor harus menyediakan pembantu yang ahli dalam cara-cara
mengukur alat penyipat datar (theodolit / waterpass), prisma silang
pengukuran menurut situasi dalam kondisi tanah bangunan, yang
selalu berada dilapangan.
6. Kontraktor harus memasang patok-patok lain yang penting di tapak
untuk patokan titik mula setiap bagian pekerjaan.

9.7 Kontraktor wajib memperhatikan dan mempelajari segala petunjuk yang


tertera dalam Gambar kerja untuk memastikan posisi.dan ketepatan
dilapangan bagi setiap bagian pekerjaan. Perbedaan antara Gambar
Kerja dengan keadaan dilapangan harus dilaporkan kepada Konsultan
Pengawas/Owner untuk mendapatkan pemecahan setelah berkonsultasi
dengan perencana, tidak dibenarkan kontraktor mengambil tindakan
tanpa sepengetahuan Konsultan Pengawas / Owner.

9.8 Pembentukan dan Penyelesaian tanah harus mengikuti bentuk,


kemiringan/kontur/peil yang tertera dalam Gambar Kerja. Kemiringan yang
dibuat harus cukup untuk mengalirkan air hujan menuju kesolokan yang
ada disekitarnya serta mengikuti persyaratan-persyaratan yang tertera
dalam Gambar Kerja. Tidak dibenarkan adanya genangan air.

9.9 Kontraktor bertanggung jawab atas kebenaran penetapan ketinggian dan


perletakkan bangunan di lapangan dan harus disetujui secara tertulis oleh
Konsultan Pengawas. Pencocokan peralatan ketinggian di lapangan oleh
Pengawas, bagaimana pun juga tidak melepaskan kontraktor dan
tanggung jawab atas ketepatan dan penetapan ketinggian tersebut.
Kontraktor juga harus melindungi dan menjaga dengan hati-hati semua
patok tetap, bouwplank dan benda-benda lain yang digunakan dalam
penetapan letak dan ketinggian bangunan.

10.Ketentuan Dan Syarat Bahan-Bahan


10.1 Sepanjang tidak ada ketetepan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-
Syarat (RKS) ini maupun dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan, bahan-
bahan yang akan dipergunakan maupun syarat-syarat pelaksanaan harus
memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam Persyaratan Umum Bahan
Bangunan Indonesia (PUBI th.1982), Standar Industri Indonesia (SID untuk
bahan termaksud, serta ketentuan-ketentuan dan syarat bahan-bahan
lainnya yang berlaku di Indonesia. Kontraktor atas biaya sendiri, harus
mengadakan dan menyediakan semua peralatan konstruksi dan bahan,
baik untuk pekerjaan permanen maupun pekerjaan sementara termasuk
segala macam barang lainnya yang diperlukan.

10.2 Bahan/material dan komponen jadi yang dipasang/dipakai harus sesuai


dengan yang tercantum di dalam Gambar, RKS dan atau Risalah

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 15
Aanwijzing, memenuhi standar spesifikai bahan tersebut, dan mengikuti
peraturan persyaratan bahan bangunan yang berlaku.

10.3 Kontraktor/Pelaksana terlebih dahulu harus memberikan contoh-contoh


semua bahan-bahan yang diperlukan untuk bangunan tersebut kepada
konsultan Pengawas/Owner untuk mendapatkan persetujuan secara
tertulis sebelum semua bahan-bahan tersebut didatangkan/dipakai.
Contoh bahan tersebut yang harus diserahkan kepada Konsultan
Pengawas adalah sebanyak 3 (tiga) buah dari suatu bahan yang
ditentukan untuk menetapkan “Standard of Appearance” dan disimpan di
ruang Konsultan Pengawas/Owner. Paling lambat waktu penyerahan
contoh bahan adalah 2 (dua) minggu sebelum jadwal pelaksanaan.

10.4 Merk Bahan/Material dan Komponen Jadi.


Kecuali ditentukan lain, nama-nama atau merk-merk dagang dari bahan
yang disebutkan dalam Syarat Teknis ini, ditujukan untuk maksud-maksud
perbandingn kualitas, terutama dalam hal mutu, model, bentuk, jenis dan
sebagainya. Dan hendaknya tidak diartikan sebagai persyaratan (merk)
yang mengikat. Dalam hal dimana disebutkan 3 (tiga) merk dagang atau
lebih untuk jenis bahan/pekerjaan yang sama, maka Kontraktor Konstruksi
diharuskan untuk dapat menyediakan salah satunya. Disyaratkan bahwa
hanya satu merk pembuatan atau merk dagang yang diperkenankan
untuk setiap jenis bahan yang boleh dipakai dalam pekerjaan ini.

10.5 Kontraktor boleh mengusulkan merk-merk dagang lainnya yang setara


dalam mutu, model, bentuk, jenis dan sebagainya setelah mendapatkan
persetujuan Konsultan Perencana. Penggunaan bahan produk lain dengan
apa yang dipersyaratkan harus setara atau lebih baik, disertai data teknis
bahan, atau test dan Laboratorium Lembaga Pengujian Bahan, baik
mengenai kualitas, ketahanan serta kekuatannya dan harus disetujui
Konsultan Pengawas secara tertulis dan diketahui Konsultan Perencana.
Apabila diperlukan biaya untuk test laboratorium, maka biaya tersebut
harus ditanggung oleh Kontraktor tanpa dapat mengajukan sebagai biaya
tambah.

10.6 Dalam hal pengadaan semua bahan baku, barang jadi, bahan setengah
jadi dan lain-lain, penggunaan barang produksi dalam negeri akan sangat
diperhatikan/diutamakan, selama barang tersebut memenuhi syarat-syarat
minimum yang ditetapkan, sesuai dengan petunjuk dan persetujuan
Konsultan Pengawas dan Perencana, kecuali bila ditentukan lain dalam
RKS Teknis.

10.7 Apabila dianggap perlu, Konsultan Pengawas berhak untuk menunjuk


tenaga ahli yang ditunjuk oleh pabrik dan atau supplier yang bersangkutan
tersebut sebagai pelaksana. Dalam hal ini Kontraktor tidak berhak
mengajukan klaim sebagai pekerjaan tambah.

10.8 Keputusan bahan, jenis, warna, tekstur, dan produk yang dipilih, akan
diinformasikan kepada Kontraktor selama tidak lebih dari 7 (tujuh) hari

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 16
kalender setelah penyerahan contoh bahan tersebut.

10.9 Penyimpanan dan pemeliharaan bahan harus sesuai dengan persyaratan


pabrik yang bersangkutan dan atau sesuai dengan spesifikasi bahan
tersebut. Penyimpanan bahan-bahan harus diatur sedemikian rupa
sehingga tidak mengganggu kelancaran pelaksanaan, dan bahan-bahan
tersebut tidak rusak.

11.Pemeriksaan Bahan-Bahan
11.1 Bahan-bahan yang didatangkan/dikerjakan harus sesuai dengan contoh-
contoh yang telah disetujui Konsultan Pengawas seperti yang diatur dalam
pasal 10 diatas. Semua bahan bangunan yang akan digunakan harus
diperiksakan dulu kepada Konsultan Pengawas untuk mendapat
persetujuan. Konsultan Pengawas berwenang menanyakan asal bahan
dan Kontraktor wajib memberitahukan.

11.2 Bahan bangunan yang telah didatangkan oleh kontraktor di lapangan


pekerjaan, tetapi tidak memenuhi syarat-syarat atau kualitasnya jelek yang
dinyatakan di-afkir/ditolak oleh Konsultan Pengawas, tidak boleh
dipergunakan dan harus segera dikeluarkan dari lapangan selambat-
lambatnya dalam tempo 3 x 24 jam terhitung dari jam penolakan.

11.3 Apabila sesudah bahan-bahan tersebut dinyatakan ditolak oleh Konsultan


Pengawas/Owner dan ternyata masih dipergunakan oleh
Kontraktor/Pelaksana, maka Konsultan Pengawas berhak memerintahkan
pembongkaran kembali kepada Kontraktor yang mana segala kerugian
yang diakibatkan oleh pembongkaran tersebut menjadi tanggungan
Kontraktor sepenuhnya disamping pihak Kontraktor tetap dikenakan
denda sebesar 1°/oo (satu permil) dari harga borongan.

11.4 Apabila Konsultan Pengawas merasa perlu untuk meneliti suatu bahan
lebih lanjut, Konsultan Pengawas berhak mengirim bahan tersebut ke
laboratorium Lembaga Penelitian Bahan-bahan yang terdekat untuk
diteliti. Biaya pengiriman dan penelitian menjadi tanggung jawab
Kontraktor, apapun hasil penelitian bahan tersebut.

11.5 Jika terdapat perselisihan dalam pelaksanaan tentang pemeriksaan


kualitas dari bahan-bahan tersebut, maka Kontraktor harus
memeriksakannya ke Laboratorium Lembaga Penelitian Bahan-Bahan
untuk diuji dan hasil pengujian tersebut disampaikan kepada Konsultan
Pengawas / Owner secara tertulis. Segala biaya pemeriksaan tersebut
ditanggung oleh Kontraktor.

11.6 Sebelum ada kepastian dari Laboratorium tersebut diatas tentang baik
tidaknya kualitas dari bahan-bahan tersebut. Kontraktor / Pelaksana tidak
diperkenankan melanjutkan pekerjaan-pekerjaan yang menggunakan
bahan-bahan tersebut.

12.Pemeriksaan Pekerjaan
12.1 Owner dan Konsultan Pengawas atau setiap petugas yang diberi kuasa

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 17
olehnya, setiap waktu dapat memasuki tempat pekerjaan, atau semua
bengkel dan tempat-tempat dimana pekerjaan sedang
dikerjakan/dipersiapkan atau dimana bahan/barang dibuat. Kontraktor
harus memberi fasilitas dan membantu untuk memasuki tempat-tempat
tersebut.

12.2 Kontraktor diwajibkan meminta kepada Konsultan Pengawas untuk


diperiksa setelah menyelesaikan suatu bagian pekerjaan untuk
persetujuannya, sebelum memulai pekerjaan lanjutannya. Baru bila
Konsultan Pengawas telah menyetujui bagian pekerjaan tersebut,
Kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya.

12.3 Bila permohonan pemeriksaan itu dalam waktu 2 x 24 jam dihitung dari jam
diterimanya surat permohonan pemeriksaan (tidak dihitung hari libur/hari
raya) tidak dipenuhi oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor dapat
meneruskan pekerjaannya dan bagian yang harusnya diperiksa dianggap
telah disetujui oleh Konsultan Pengawas. Hal ini dikecualikan bila Konsultan
Pengawas minta perpanjangan waktu.

12.4 Bila Kontraktor melanggar ayat 1 pasal ini, Konsultan Pengawas berhak
menyuruh membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk
diperbaiki. Biaya pembongkaran dan pemasangan kembali menjadi
tanggung jawab Kontraktor.

12.5 Tidak ada pekerjaan yang boleh ditutup atau menjadi tidak terlihat
sebelum mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas. Kontraktor harus
memberikan kesempatan sepenuhnya kepada Pengawas untuk
memeriksa. Apabila surat permohonan pemeriksaan tidak
dipenuhi/ditanggapi oleh Konsultan Pengawas/Owner, maka Kontraktor
dapat meneruskan pekerjaannya dan bagian pekerjaan yang seharusnya
diperiksa dianggap disutujui oleh Konsultan Pengawas/Owner.

12.6 Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan Kontraktor,


tetapi karena bahan/material/komponen jadi, maupun mutu hasil
pekerjaan itu sendiri ditolak oleh Konsultan Pengawas/Owner, harus segera
dihentikan dan selanjutnya dibongkar atas biaya Kontraktor dalam waktu
yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas/Owner.

12.7 Apabila ada bagian pekerjaan yang dilanjutkan sebelum disetujui, tetapi
karena ‘keadaan mendesak’ dilanjutkan oleh Kontraktor, maka Kontraktor
tetap bertanggung jawab atas bagian pekerjaan tersebut maupun akibat
yang ditimbulkan atas bagian pekerjaan sebelumnya terhadap hasil
bagian pekerjaan lanjutannya. Perintah perbaikan atas hasil pekerjaan
lanjutan, yang berakibat pula pada perbaikan pekerjaan sebelumnya
yang telah disetujui, tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah.

12.8 Bila Kontraktor melalaikan perintah, Konsultan Pengawas/Owner berhak


untuk membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk
diperbaiki. Biaya pembongkaran dan pemasangan/perbaikan kembali
menjadi tanggungan Kontraktor, dan tidak dapat diklaim sebagai biaya

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 18
pekerjaan tambahan, atau sebagai alasan untuk perpanjangan waktu
pelaksanaan.

13.Kualitas Pekerjaan
13.1 Pekerjaan harus dikerjakan dengan kualitas pengerjaannya terbaik dan
hanya tenaga-tenaga kerja terbaik dalam tiap jenis-jenis pekerjaan
diijinkan untuk melaksanakan pekerjaan bersangkutan. Kualitas pekerjaan
atau kualitas hasil pekerjaan yang kurang memenuhi syarat akan ditolak
dan dilarang untuk diteruskan kegiatannya.

13.2 Selama pekerjaan berlangsung Owner berhak sewaktu-waktu


memerintahkan secara tertulis kepada Kontraktor :
1. Untuk menyingkirkan dari tempat pekerjaan, dalam jangka waktu
tertentu, bahan-bahan/material yang dianggap tidak sesuai dengan
kontrak.
2. Penggantian bahan-bahan atau material yang tidak cocok dan
sesuai.
3. Pembongkaran serta pembuatan baru yang sesuai (terlepas dari test-
test terdahulu atau pembayaran dimuka) dari sembarang pekerjaan
yang menurut Owner secara material atau keahlian tidak cocok
dengan kontrak.

13.3 Kegagalan Konsultan Pengawas untuk menolak pekerjaan atau material


tidak menutup kemungkinan Owner di kemudian hari menolak suatu
pekerjaan atau material yang dianggap tidak cocok dengan kontrak
serta memerintahkan untuk membongkarnya atas tanggungan
Kontraktor.

13.4 Pengujian Hasil Pekerjaan.


Kecuali dipersyaratkan lain secara khusus, maka semua pekerjaan akan
diuji dengan cara dan tolok ukur pengujian yang dipersyaratkan dalam
referensi yang ditetapkan dalam Bab RKS.

13.5 Kecuali dipersyaratkan lain secara khusus, maka Badan/ Lembaga yang
akan melakukan pengujian dipilih atas persetujuan Konsultan Pengawas
dari Badan/Lembaga Pengujian milik Pemerintah atau yang diakui
Pemerintah atau Badan lain yang dianggap mempunyai objektifitas dan
integritas yang meyakinkan. Atas hal yang terakhir ini, Kontraktor/Supplier
tidak berhak mengajukan sanggahan.

13.6 Semua biaya pengujian dalam jumlah seperti yang disyaratkan menjadi
beban Kontraktor.

13.7 Dalam hal dimana salah satu pihak tidak dapat menyetujui hasil
pengujian dari Badan Pengujian tersebut, maka pihak tersebut berhak
mengadakan pengujian tambahan pada Badan/Lembaga lain yang
memenuhi persyaratan Badan Penguji seperti tersebut diatas.

13.8 Apabila ternyata bahwa kedua hasil pengujian dari kedua Badan
tersebut memberikan kesimpulan yang sama, maka semua biaya untuk

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 19
pengujian tambahan menjadi beban pihak yang mengusulkan.

13.9 Apabila ternyata kedua hasil pengujian dari kedua Badan tersebut
memberikan kesimpulan yang berbeda maka dapat dipilih untuk :
1. Memilih Badan Lembaga Pengujian ketiga atas kesepakatan
bersama.
2. Mengadakan pengujian ulang pada Badan/Lembaga Pengujian
pertama atau kedua dengan ketentuan tambahan sebagai berikut :
a. Pelaksanaan ulang pengujian harus disaksikan oleh Konsultan
Pengawas dan Kontraktor/Supplier ataupun wakil-wakilnya.
b. Pada pengujian ulang harus dikonfirmasikan penerapan dari alat-
alat pengujian.
c. Hasil dari pengujian harus dianggap final, kecuali bilamana
kedua belah pihak sepakat untuk tidak menganggapnya
demikian.

13.10 Apabila hasil pengujian ulang mengkonfirmasikan kesimpulan dari hasil


pengujian yang pertama, maka semua biaya untuk semua pengujian
ulang menjadi tanggung jawab pihak yang mengusulkan diadakannya
pengujian tambahan.

13.11 Bila ternyata pihak Konsultan Pengawas yang mempunyai pendapat


salah, maka atas segala penundaan pekerjaan akibat
penambahan/pengulangan pengujian akan diberikan tambahan waktu
pelaksanaan pada bagian pekerjaan bersangkutan dan bagian-bagian
lain yang terkena akibatnya, penambahan besarnya sesuai dengan
penundaan yang terjadi.

14.Gambar Kerja (Shop Drawing)


14.1 Shop Drawing merupakan gambar detail pelaksanaan di lapangan yang
harus dibuat oleh Kontraktor berdasarkan Gambar Dokumen Kontrak
yang telah disesuaikan dengan keadaan lapangan. Kontraktor wajib
membuat shop drawing pada setiap akan melaksanakan suatu
pekerjaan dan untuk membuat detail khusus yang belum tercakup
lengkap dalam Gambar Kerja/Dokumen Kontrak maupun yang diminta
oleh Konsultan Pengawas.

14.2 Dalam shop drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan
semua data yang diperlukan termasuk pengajuan contoh dari semua
bahan, keterangan produk, cara pemasangan dan atau
spesifikasi/persyaratan khusus sesuai dengan spesifikasi pabrik yang belum
tercakup secara lengkap di dalam Gambar Kerja/Dokumen Kontrak
maupun dalam buku ini.

14.3 Kontraktor wajib mengajukan shop drawing tersebut sebanyak 3 (tiga)


rangkap atas biaya Kontraktor kepada Konsultan Pengawas untuk
mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas. Persetujuan
tersebut tidak melepaskan Kontraktor dari tanggung jawab atas
kesalahan yang dilakukan Kontraktor.

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 20
14.4 Pelaksanaan pekerjaan fisik dilakukan berdasarkan shop drawing yang
telah disetujui Konsultan Pengawas. Apabila karena metode
pelaksanaan, detail pada shop drawing berbeda dengan yang dimaksud
dalam Gambar Kerja/Dokumen Kontrak, maka untuk perbedaan tersebut
akan diminta persetujuan Konsultan Perencana.

15.Gambar Perubahan
15.1 Gambar Kerja/Dokumen Kontrak hanya dapat berubah atas permintaan
tertulis oleh Pemberi Tugas dan dibuat oleh Konsultan Perencana.

15.2 Perubahan rencana ini harus dibuat gambarnya yang sesuai dengan apa
yang diperintahkan oleh Pemberi Tugas, yang jelas memperlihatkan
perbedaan antara gambar kerja dan perubahan rencana.

15.3 Gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga) berikut


kalkirnya (gambar asli) dan diberikan kepada Kontraktor melalui Konsultan
Pengawas.

16.Gambar Sesuai Kenyataan ( As Built Drawing )


16.1 Gambar pelaksanaan adalah gambar yang sesuai dengan apa yang
dilaksanakan, baik karena penyimpangan ataupun tidak, termasuk
semua perubahan atas perintah dan persetujuan Konsultan
Perencana/Owner, dan yang tidak terdapat dalam Gambar Kerja.

16.2 Kontraktor harus membuat gambar-gambar yang sesuai dengan apa


yang dilaksanakan. Gambar tersebut memperlihatkan perbedaan antara
gambar rencana dengan pekerjaan yang dilaksanakan, serta harus
diserahkan kepada Konsultan Pengawas sebanyak 3 (tiga) rangkap
berikut gambar asli (kalkir) atas biaya ditanggung Kontraktor.

16.3 Penyerahan gambar pelaksanaan (as built drawing) dilakukan setelah


pekerjaan selesai dan diserah-terimakan.

17.Supplier dan Sub Kontraktor


17.1 Jika Kontraktor menunjuk supplier dan atau Kontraktor bawahan (Sub-
Kontraktor) yang memang sudah ahli dan terbiasa dalam melaksanakan
pekerjaan yang ditawarkan dan dalam hal pengadaan bahan/material
dan pemasangannya, maka Kontraktor wajib memberitahukan terlebih
dahulu kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.

17.2 Kontraktor wajib mengadakan koordinasi pelaksanaan atas petunjuk


Konsultan Pengawas dengan Kontraktor bawahan atau Supplier bahan.

17.3 Supplier wajib hadir mendampingi Konsultan Pengawas di lapangan


untuk pekerjaan khusus dimana pelaksanaan dan pemasangan bahan
tersebut perlu persyaratan khusus sesuai instruksi pabrik.

18.Penjagaan Keamanan Lapangan Pekerjaan


18.1 Kontraktor diwajibkan menjaga lapangan terhadap barang-barang milik

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 21
proyek, Konsultan Pengawas dan milik pihak ketiga yang ada di
lapangan.

18.2 Untuk maksud-maksud tersebut, kontraktor harus membuat pagar


pengaman dari seng dan rangka kayu atau bahan lain yang biayanya
menjadi tanggungan Kontraktor.

18.3 Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui


Konsultan Pengawas, baik yang telah dipasang maupun belum adalah
menjadi tanggung jawab Kontraktor dan tidak akan diperhitungkan
dalam biaya pekerjaan tambah.

18.4 Apabial terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggung jawab atas


akibatnya, baik berupa barang-barang maupun keselamatan jiwa. Untuk
itu Kontraktor diwajibkan menyediakan alat-alat pemadam kebakaran
yang siap dipakai yang ditempatkan di tempat-tempat yang akan
ditetapkan kemudian oleh Konsultan Pengawas dan dianjurkan untuk
mengasuransikan pekerjaan terhadap bahaya kebakaran.

18.5 Kontraktor harus membuat jalan masuk sementara menuju lokasi


pekerjaan. Lokasi dan arah jalan masuk akan ditentukan kemudian oleh
Pengawas Lapangan. Kontraktor juga wajib memasang rambu-rambu
peringatan pada tempat-tempat yang mudah dilihat baik oleh pejalan
kaki maupun pengemudi kendaraan bermotor.

19.Jaminan dan Keselamatan Kerja


19.1 Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa
pemeliharaan, Kontraktor bertanggung jawab atas keselamatan dan
keamanan pekerja, bahan dan peralatan teknis serta konstruksi yang
diserahkan Pemberi Tugas. Dalam hal terjadinya kerusakan-kerusakan,
maka Kontraktor harus bertanggung jawab memperbaikinya.

19.2 Kontraktor wajib menjamin keselamatan para tenaga kerja yang terlibat
dalam pelaksanaan pekerjaan dari segala kemungkinan yang terjadi
dengan memenuhi aturan dan ketentuan kesehatan dan keselamatan
kerja yang berlaku (Jamsostek).

19.3 Kontraktor diwajibkan menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat


Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam
keadaan siap digunakan di lapangan, untuk mengatasi segala
kemungkinan musibah bagi semua petugas dari pekerja lapangan.

19.4 Sesuai dengan Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri
Tenaga Kerja Nomor : 30/KPTS/1984 dan Kep-07/Men/1984 tanggal 27
Januari 1984 Tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 33 tahun
1977 Bagi Tenaga Kerja Borongan Harian Lepas Pada Kontraktor Induk
maupun Sub Kontraktor yang melaksanakan Proyek-Proyek
Pembangunan, pihak pemborong yang ikut serta dalam program ASTEK
dan memberitahukan secara tertulis kepada Pemimpin Pelaksana Proyek.

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 22
20.Pekerjaan Tambah Kurang
20.1 Tata cara pelaksanaan dan penilain perubahan, penambahan dan
pengurangan pekerjaan disesuaikan dengan Dokumen Kontrak.

20.2 Tugas mengerjakan pekerjaan tambah/kurang diberitahukan tertulis


dalam buku harian oleh Konsultan Pengawas, serta persetujuan Pemberi
Tugas.

20.3 Pekerjaan tambah/kurang hanya berlaku bila memang nyata-nyata ada


perintah tertulis dari Konsultan Pengawas atau persetujuan Pemberi Tugas.

20.4 Biaya pekerjaan tambah/kurang akan diperhitungkan menurut daftar


harga satuan pekerjaan yang dimasukkan oleh Kontraktor yang
pembayarannya diperhitungkan bersama dengan angsuran terakhir.

20.5 Untuk pekerjaan tambah yang harga satuannya tidak tercantum dalam
harga satuan pekerjaan yang dimasukkan dalam penawaran, harga
satuannya akan ditentukan lebih lanjut oleh Konsultan Pengawas
bersama-sama Kontraktor dan persetujuan dari Pemberi Tugas.

20.6 Adanya pekerjaan tambah tidak dapat dijadikan alasan sebagai


penyebab keterlambatan penyerahan pekerjaan, tetapi Pemberi Tugas
atas rekomendasi Konsultan Pengawas dapat mempertimbangkan
perpanjangan waktu karena adanya pekerjaan tambah tersebut.

21.Pemeliharaan Pekerjaan
21.1 Jangka waktu pemeliharaan adalah : 180 (seratus delapan puluh) hari
kalender dihitung dari tanggal penyerahan pekerjaan pertama
(pekerjaan selesai 100%). Dalam jangka waktu tersebut, Kontraktor wajib
memperbaiki cacat-cacat tersembunyi, hasil pekerjaan yang tidak baik
dan melengkapi kekurangan-kekurangannya yang dilakukan oleh
Kontraktor akibat tidak baiknya pelaksanaan pekerjaan dan kurangnya
mutu bahan seperti tertulis dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
dan Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan ini atas biaya Kontraktor.

21.2 Bila dalam jangka waktu pemeliharaan atas perintah Konsultan


Pengawas, Kontraktor tidak melaksanakan pekerjaan perbaikan tersebut,
maka Pemberi Tugas berhak menyuruh pihak ketiga (Kontraktor lain)
untuk mengerjakannya atas beban Kontraktor.

21.3 Penyerahan pekerjaan kedua kalinya (terakhir) harus dilakukan sesudah


habis jangka waktu pemeliharaan, dan sampai berakhirnya pekerjaan
perbaikan yang harus dilaksanakan.

22.Penyerahan Pekerjaan
22.1 Pada waktu penyerahan pekerjaan, Kontraktor wajib menyerahkan :
 4 (empat) set Gambar As built Drawing, terdiri dari 1 (satu) set asli dan
3 (tiga) copy.
 Laporan Kegiatan Pelaksanaan.
 Album Photto Kegiatan Pelaksanaan.

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 23
 Jaminan kir instalasi yang disetujui oleh lembaga pemerintah yang
berwenang.

22.2 Penyerahan pekerjaan terakhir kepada Pemberi Tugas hanya dapat


dilaksanakan apabila seluruh pekerjaan telah dapat berfungsi secara
sempurna dan dapat diterima oleh Pemberi Tugas. Selain itu seluruh
kewajiban Kontraktor seperti memberi latihan operasi kepada petugas
yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas dan kewajiban lainnya telah
dilaksanakan dan dapat diterima oleh Pemberi Tugas.

Pasal 2
PEKERJAAN GALIAN, URUGAN DAN LANTAI KERJA

1.Lingkup Pekerjaan
1.1 Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan tenaga, bahan-bahan,
peralatan dan alat bantu lainnya yang diperlukan untuk pekerjaan ini,
yaitu dan tidak terbatas pada :
Pekerjaan Galian, Pengurugan, Pemadatan dan Lantai Kerja

2.Persyaratan Pelaksanaan
2.1 Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraaktor harus mempelajari
dengan seksama gambar Kerja, Kontraktor harus sudah
memperhitungkan segala kondisi dilapangan.

2.2 Pekerjaan Galian Tanah


1. Pekerjaan galian tanah adalah pekerjaan pembuatan
lubang/galian ditanah yang diperlukan untuk :
 Pondasi Poer Plat
 Pondasi Batu Kali
 Septictank
 Saluran-saluran dan gorong-gorong
 Galian lain seperti yang ditujukan dalam Gambar Kerja dan atau
oleh Pengawas.
2. Pekerjaan galian ini baru boleh dilaksanakan setelah papan Patok
Ukur terpasang lengkap dengan penandaan sumbu, ketinggian
dan bentuk telah diperiksa disetujui oleh Pengawas.
3. Galian untuk kontruksi harus sesuai dengan Gambar kerja dan
bersih dari tanah urug bekas serta sisa bahan bangunan.
4. Urutan penggalian ini harus diatur sedemikian rupa dengan
mengikuti petunjuk-petunjuk Pengawas sehingga tidak
menimbulkan gangguan pada lingkungan tapak atau
menyebabkan timbulnya genangan air untuk waktu lebih dari 24
jam.
5. Jika pada galian terdapat akar kayu, kotoran dan bagian tanah
yang tidak padat atau longgar maka bagian ini harus dikeluarkan
seluruhnya, kemudian lubang yang terjadi harus ditutup urugan
pasir yang dipadatkan dan disiram air setiap ketebalan 5 cm lapis
demi lapis sampai jenuh sehingga mencapai ketinggian yang
diinginkan. Biaya pekerjaan ini menjadi tanggung jawab Kontraktor
tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah.

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 24
6. Bila pada galian terdapat instalasi existing, kontraktor harus
mengikuti prosedur seperti terurai dalam pasal 1.5
7. Bila Kontraktor melakukan pengalian yang melebihi kedalaman
yang ditentukan dalam Gambar Kerja, maka Kontraktor wajib untuk
menutup kelebihan dengan urugan pasir yang dipadatkan dan
disiram air setiap ketebalan 5 cm lapis demi lapis jenuh sehingga
mencapai ketinggian yang diinginkan.
8. Biaya pekerjaan ini ditanggung oleh Kontraktor tidak dapat diklaim
sebagai pekerjaan tambah.
9. Dasar galian harus dikerjakan dengan teliti, datar sesuai dengan
Gambar kerja dan harus di bersihkan dari segala macam kotoran.
10. Galian Pondasi Sloof harus dilakukan dengan lebar lantai kerja
Pondasi atau seperti yang tercantum dalam Gambar Kerja, denga
penampang Lereng galian kiri dan kanan dimiringkan 10 o kearah
luar pondasi, dan sumbu, ketinggian serta bentuk selesai sesuai
Gambar Kerja, diperiksa seta disetujui Pengawas.
11. Kelebihan tanah galian harus dibuang keluar dan dalam Tapak
Konstruksi. Area antara Papan Patok Ukur dengan Galian harus
bebas dari timbunan tanah.
12. Untuk menjaga lereng-lereng lubang galian agar tidak longsor atau
runtuh, maka apabila dianggap perlu oleh Perencana, Kontraktor
harus menahan kontruksi penahan / casing sementara dari bahan
seng Gelombang BJLS 50 atau setara. Atau dari papan – papan
tebal 3 cm diperkuat denga kayu-kayu dolken, minimal 8 cm
sehingga kontrusi tersebut dapat manjamin kesetabilan lereng.
13. Apabila dan atau permukaan Air Tanah tinggi, Kontraktor harus
menyediakan pompa Air secukupnya untuk mengeringkan air yang
menggenang galian. Di syaratkan bahwa seluruh permukaan
galian, terutama lantai galian, harus kering untuk pekerjaan-
pekerjaan selanjutnya, khususnya untuk pekerjaan :
 Pondasi Pile Cap/Poer Cap, batu kali dan sloof beton bertulang,
 Pembuatan Septictank,
 Pembuatan Resepan Air dan Saluran-saluran,
 Pengurugan dan pemadatan.
14. Biaya untuk lingkup yang terurai pada butir 1.10 std 1.12 diatas
ditanggung oleh kontraktor, tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan
tambah.

2.3 Pekerjaan Pengurugan dan Pemadatan


1. Pekerjaan pengurugan dan pemadatan ini untuk :
 Semua Galian sampai permukan yang ditentukan atau sebagai
Gambar kerja
 Semua Tanah lantai bangunan sampai permukan yang
ditentukan atau sesuai Gambar Kerja.
2. Kontraktor diwajibkan melakukan tes kepadatan tanah apabila
diminta oleh Owner / Pengawas sebagai titik yang ditentukan oleh
pengawas.
3. Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, seluruh area pembangunan
harus sudah bersih dari humus, akar tanaman, benda-benda
organis, sisa bongkaran dan bahan lain yang dapat mengurangi

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 25
kualitas pekerjaan ini.
4. Sebelum pelaksanaan pemadatan, seluruh area pemadatan harus
dikeringkan terlebih dahulu.
5. Urugan harus terbebas dari segala bahan yang membusuk, sisa
bongkaran dan atau yang mempengaruhi kepadatan urugan.
Tanah urug dapat diambil dari bekas galian atau tanah yang
didatangkan dari luar yang tidak mengandung bahan-bahan
seperti tersebut diatas atau telah disetujui Pengawas.
6. Penghamparan tanah urugan dilakukan lapis demi lapis langsung
dipadatkan sampai mencapai permukaan atau peil yang
diinginkan. Ketebalan perlapis setelah dipadatkan tidak boleh
melebihi 15 cm atau 20 cm. Setiap kali penghamparan harus dapat
persetujuan dari Pengawas yang menyatakan bahwa lapisan
dibawahnya telah memenuhi kepadatan yang disyaratkan dan
seluruh prosedur pemadatan ini harus ditulis dalam berita acara
yang disetujui Pengawas.
7. Pelaksanaan pemadatan harus dilaksanakan dalam cuaca baik.
Apabila hari hujan, pemadatan harus dihentikan. Selama pekerjaan
ini, kadar air harus dijaga agar tidak lebih besar dari 2% kadar air
optimum.

2.4 Pekerjaan Urugan Pasir


1. Urugan pasir harus dilaksanakan pada bagian-bagian
dasar/bawah pasangan pondasi batu kali atau pondasi lainnya
sesuai gambar
2. Ketebalan urugan pasir ditentukan Tebal 5 cm untuk dibawah
pondasi plat,dan dibawah pondasi batu kali ditentukan tebal 10
cm.
3. Ketebalan ukuran pasir tersebut, adalah ketebalan padat dengan
cara ditimbris sambil disiram air.
4. Pasir urug yang digunakan harus bersih dari kotoran-kotoran/humus-
humus.

2.5 Pekerjaan Urugan Tanah subur


1. Urugan tanah subur harus dilaksanakan pada bagian-yang akan
ditanami tanaman landscape atau lainnya sesuai gambar
2. Ketebalan urugan tanah subur ditentukan sesuai kebutuhan atau
yang ada di gambar
3. Ketebalan ukuran tanah subur tersebut, adalah ketebalan padat
4. Tanah subur yang digunakan harus benar-benar subur dapat
ditumbuhi tanaman landscape

2.6 Pekerjaan Lantai Kerja


1. Pekerjaan Lantai Kerja ini untuk :
 Semua galian sampai permukaan yang ditentukan atau sesuai
Gambar kerja
 Semua Tanah lantai bangunan sampai permukaan yang
ditentukan atau sesuai Gambar kerja.
2. Campuran dalam adukan yang dimaksud adalah campuran dalam

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 26
volume. Cara pembuatannya menggunakan Mixer selama 3 (tiga)
menit.
3. Lantai kerja adalah campuran 1 Pc : 3 Ps : 5 Krkl diletakan diatas
dasar galian pondasi tingginya 10 cm.
4. Pekerjaan Lantai Kerja ini baru boleh dilaksanakan setelah papan
Patok Ukur terpasang lengkap dengan penandaan sumbu,
ketinggian dan bentuk telah diperiksa disetujui oleh Pengawas.
5. Lantai kerja untuk Kontruksi harus sesuai dengan gambar kerja dan
bersih dari tanah bekas serta sisa bahan bangunan.

Pasal 3
PEKERJAAN PONDASI

1.Lingkup Pekerjaan
1.1 Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan tenaga, bahan-bahan,
peralatan dan alat bantu lainnya yang diperlukan untuk pekerjaan ini,
1.2 Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
 Pekerjaan Pondasi Mini Pile ( Tiang Pancang)
 Pekerjaan Pondasi Pile Cap/Poer Cap
 Pekerjaan Pondasi Batu Kali/Gunung

2.Persyaratan Bahan
2.1 Pondasi Mini Pile (Tiang Pancang) beton segi tiga 28.28 (D13)
1.1 Data – Data Tiang Pancang Segi tiga 28.28
a. Tiang Segi tiga, Panjang Sisi 28 cm
b. Mutu Beton K-450
c. Mutu Baja Tulangan (BjTD) U-39
d. Ukuran & Jumlah Baja 3D13 mm
Tulangan
e. Tulangan Spiral Φ 5 mm (Toleeransi 0.2 mm)
f. Luas Baja Tulangan 3.98 m2
g. Luas Penampang Tulang Netto 323.57 cm2
h. Tiang Segi tiga, Panjang Sisi 28 cm
1.2 Data Perhitungan
a. Tegangan Izin Teknis Tekan 168.08 kg/cm2
Beton
b. Tegangan Izin Tarik Baja 2.262 Kg/cm2
1.3 P Axial yang dapat dipikul Tripel /∆ 28.28
a. P = 63.386 Kg = 63.4 Ton
b. Safety Factor 2.1
c. P Ijin 30 Ton

2.2 Pondasi Mini Pile (Tiang Pancang) beton segi empat 25.25 (D16)
2.1 Data – Data Tiang Pancang Segi empat 25.25
a. Tiang Segi empat, Panjang Sisi 25 cm
b. Mutu Beton K-450
c. Mutu Baja Tulangan (BjTD) U-39
d. Ukuran & Jumlah Baja 4D16 mm
Tulangan
e. Tulangan Spiral Φ 5 mm (Toleeransi 0.2 mm)

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 27
f. Luas Baja Tulangan 8.04 m2
g. Luas Penampang Tulang Netto 617.00 cm2
h. Tiang Segi empat, Panjang Sisi 25 cm
2.2 Data Perhitungan
a. Tegangan Izin Teknis Tekan Beton 168.08 kg/cm2
b. Tegangan Izin Tarik Baja 2.262 Kg/cm2
2.3 P Axial yang dapat dipikul Tripel /∆ 28.28
a. P = 121.885 kg = 121,9 ton
b. Safety Factor 2.1
c. P Ijin 50 Ton
Catatan :
 P Izin beton = 0,45 fc’ = 0,45 x (0,83 x 450)
 Tiang Pancang hanya boleh dipancang setelah umur ≥ 28 hari

2.3 Pondasi Pile Cap / Poer Cap


Persyaratan Bahan Mengacu pada pasal pekerjaaan beton pada RKS ini
3.1 Pasir Beton
Pasir beton mengacu pasal Pekerjaan Beton pada RKS ini
3.2 Air.
Air yang dipakai harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan
organic, basa, garam dan kotoran lainnya jumlah yang dapat
merusak.
3.3 Agregat/Koral Beton
Gregat/Koral beton mengacu pasal Pekerjaan Beton pada RKS ini
3.4 Baja tulangan
Besi tulangan mengacu pasal Pekerjaan Beton pada RKS ini

2.4 Pondasi Batu Kali


4.1 Batu Kali/Gunung
Batu kali yang digunakan harus batu pecah dari jenis yang keras,
bersudut runcing dan tidak porous
4.2 Semen.
PC/semen : digunakan satu jenis semen sekualitas TIGA RODA atau
yang memenuhi persyaratan dalam peraturan Portland Cement
Indonesia NI-8 atau ASTM C-150 Type I Atau Standard Inggris BS-12.
4.3 Pasir Pasang
Pasir pasang : digunakan pasir yang berbutir tajam dan keras
dengan kadar Lumpur yang terkandung maximal pasir harus bersih
dan tidak mengandung bahan organic/kotoran yang merusak
kondisi campuran.
4.4 Air.
Air yang dipakai harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan
organic, basa, garam dan kotoran lainnya jumlah yang dapat
merusak.

3. Persyaratan Pelaksanaan
3.1 Pondasi Tiang Pancang

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 28
1. Persyaratan Umum
a. Kecuali ditentukan lain, semua pekerjaan pada spesifikasi
ini seperti terlihat atau terperinci harus sesuai dengan
persyaratan dari seluruh bagian dari kontrak dokumen
b. Pekerjaan ini meliputi pekerjaan setting out ( penentuan titik
posisi tiang dilapangan sesuai dengan gambar rencana),
mobilisasi dan demobilisasi alat, pengadaan dan
pemancangan tiang pancang beton bertulang termasuk
percobaan beban pada tiang, penggalian setempat dan
pemotongan kepala tiang. Panjang tiang yang dicantumkan
pada gambar adalah sebagai petunjuk untuk konraktor,
tetapi konraktor harus memutuskan panjang tiang yang
sebenarnya yang diperlukan untuk mencapai persyaratan
pemancangan. Laporan penyelidikan tanah dan percobaan
pemancangan tiang pendahuluan akan diberikan pada
Kontraktor Pekerjaan Pondasi.
2. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan yang berhubungan :
Kontraktor bertanggung jawab atas fasilitas - fasilitas yang
berkepentingan untuk pekerjaan ini seperti jalan jalan di
proyek, tempat penumpukan tiang, galian pada setiap titik,
b. perlindungan terhadap fasilitas-fasilitas yang telah ada seperti
pipa air, kabel telepon, kabel listrik, pipa gas, saluran-saluran
umum dan fasilitas-fasilitas lainnya baik yang berada di
lokasi proyek maupun di lokasi yang bersebelahan dengan
proyek.
c. Pekerjaan Pemancangan dengan menggunakan Drop
Hammer
d. Pekerjaan Pondasi Tiang Pancang ini harus terdiri dari hal-hal
berikut:
 Penyediaan tiang pondasi dari beton precast
 Pengadaan perlengkapan termasuk tenaga kerja
 Pemancangan tiang pondasi
 Percobaan pembebanan tiang
 Penyerahan semua data seperti ditentukan dalam
spesifikasi dan seperti yang diminta oleh Konsultan
Pengawas
 Pemotongan kelebihan panjang dari tiang
3. Jaminan Mutu
a. Standar-standar Semua bahan-bahan dan pengerjaan harus
sesuai dengan standar- standar berikut:
 PBI 1971 : Peraturan Beton Indonesia
 SK SM 03-2847-2002 : Tata Cara Penghitungan Struktur Beton
Untuk Bangunan Gedung
 SII 0192-83 : Mutu dan Cara Uji Elektroda Las Terbungkus Baja
Karbon Rendah.
 ASTM A-416 : Standard Specification for Uncoated Seven
Wire Stress Relieved Steel Strand For Prestressed Concrete.
 ASTM A-82 : Standard Specification for Cold Drawn Steel

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 29
Wire For Concrete Reinforcement.
 ASTM D-1143.81 : Standard Test Method for Piles
(Reapproved 1987) Under Static Axial Compressive Load.
 ASTM D-3966.90: Standard Test Method For Piles Under
Lateral Loads.
 ASTM D-3689.90 : Standard Test Method For Individual Piles
Under Static Axial Tensile Load.
4. Jaminan Pabrik
Produksi harus secara teratur dan terus menerus serta pengiriman
bahan-bahan harus dari jenis yang sesuai seperti disyaratkan dan
mutu beton yang digunakan adalah K - 450, dengan fe' = 450
Kg/cm2 atau 45 MPa, sesuai dengan ASTM A416 Grade 270
Relaxation.
5. Jaminan Pabrik
a. Pekerjaan pemancangan tiang ini harus dikerjakan oleh
tenaga kerja dan pengawas yang berpengalaman dalam
pemancangan tiang dari jenis yang diusulkan, sedemikian
sehingga mampu untuk mencapai kapasitas tiang seperti
yang disyaratkan pada berbagai macam kondisi tanah yang
akan dijumpai.
b. Kontraktor harus menyerahkan pernyataan tertulis kepada
Konsultan Pengawas untuk menunjukkan bahwa pekerja yang
akan terlibat dalam pekerjaan ini berpengalaman untuk
pekerjaan demikian.
6. Persyaratan Lapangan
a. Kontraktor bertanggung jawab untuk memancang tiang
dengan ukuran dan jumlah seperti disyaratkan pada posisi
seperti dinyatakan pada gambar denah lokasi tiang, seperti
yang telah disetujui oleh Konsultan pengawas. Kontraktor
harus didukung oleh team supervisi yang dapat
dipertanggungjawabkan yang dilengkapi dengan peralatan
yang presisi dan sedikitnya dua orang memeriksa kelurusan
dari setiap tiang selama pemancangan.
b. Tiang-tiang pondasi harus dipancang sampai mencapai
lapisan tanah keras atau sesuai dengan petunjuk "pengawas
yang ditunjuk".
c. Urutan pemancangan tiang dalam satu kelompok harus
sesuai dengan petunjuk "pengawas yang ditunjuk"
d. Tiang-tiang yang rusak atau ditolak, menjadi tanggung jawab
Kontraktor dan harus disingkirkan dari proyek.
e. Dalam hal diperlukan penyambung (follower), maka
sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor.
7. Perubahan dan Penambahan
a. Panjang tiang yang sebenarnya boleh dimodifikasi oleh
Konsultan Pengawas setelah percobaan pembebanan tiang
dan bilamana kondisi lapangan mensyaratkan perubahan
demikian.
b. Setiap perintah perubahan harus mendapat persetujuan tertulis
dari Konsultan Pengawas.

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 30
8. Penyerahan
Sedikitnya 2 (dua) minggu sebelum pekerjaan dimulai. Kontraktor
harus menyerahkan halhal berikut kepada Konsultan pengawas :
a. Data Pabrik
Data produk dari pabrik tentang tiang harus diserahkan oleh
Kontraktor untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas
b. Sertifikat
Semua tiang pondasi yang dikirim ke proyek harus
dilengkapi dengan sertifikat dari pabrik.
c. Gambar kerja.
Kontraktor harus membuat dan menyerahkan gambar kerja
metoda konstruksi, jadwal kerja, dan daftar perlengkapan
kepada Konsultan pengawas untuk mendapat persetujuan.
9. Kondisi Kerja
a. Kontraktor harus mengambil tindakan pencegahan yang
diperlukan untuk mencegah kerusakan dari tiang pancang
pada waktu pengangkutan, penyimpanan dan pemancangan.
b. Kontraktor harus mengambil tindakan pencegahan yang
diperlukan untuk mencegah kerusakan dari tiang pancang
pada waktu pengangkutan, penyimpanan dan pemancangan.
c. Tiang pancang harus ditumpuk pada tumpukan yang sesuai
sehingga tidak terjadi kerusakan pada beton atau pengotoran
dari permukaan. Tumpukan harus ditempatkan pada posisi
sesuai dengan petunjuk (gambar) atau telah disetujui oleh
pengawas yang ditunjuk atau dalam posisi dimana
kemungkinan terjadi tekanan dan deformasi sekecil mungkin.
d. Pemberian tanda pada tiang pancang dicantumkan dengan
cat pada tiap interval/jarak 0.5 m. Panjang keseluruhan tiang
harus dicantumkan dengan cat disetujui. Penunjuk panjang
harus diberikan pada interval setiap 1.0 m.
10. MATERIAL
Hasil pabrik yang dapat diterima
a. Kontraktor harus menyerahkan brosur-brosur dari beberapa
pabrik yang menghasilkan jenis tiang yang sama dengan yang
diisyaratkan, untuk dipilih dan disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
b. Bahan-bahan tiang.
Bahan-bahan tiang yang akan dipakai pada pekerjaan ini
harus sesuai dengan persyaratanpersyaratan berikut :
a. Jenis tiang yang dipakai adalah tiang beton precast
prestress dengan ukuran segi tiga 28 x 28 cm, seperti
ditunjukkan pada gambar-gambar struktur.
Jenis tiang yang dipakai adalah tiang beton precast
prestress dengan ukuran bujur sangkar 25 x 25 cm, seperti
ditunjukkan pada gambar-gambar struktur.
b. Beton Mutu beton minimum yang dipakai adalah fc'
=450 kg/cm2 (45 MPa) Cylinder, yang harus sudah dicapai
pada waktu pemancangan.
c. Penulangan dan prestressing
• Prestressing strands harus "uncoated, bright seven wire,

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 31
stress relieved 270 ksi "sesuai ASTM A-416".
•Prestressing strands harus "uncoated, bright seven wire,
stress relieved "sesuai ASTM A-416", untuk prestressing
wire digunakan sesuai JIS G3536-85
• Spiral harus dibentuk dari "cold drawn bright steel wire"
sesuai ASTM A-82 atau ' 6 mm U-24, atau sesuai dengan
standard pabrik.
11. Peralatan Pemancangan
a. Sebelum pekerjaan dimulai, Konraktor harus mengajukan
data lengkap dari peralatan yang akan dipergunakan,
jadwal pemancangan dan prosedur kerjanya termasuk
mesin pancang dan peralatan yang akan digunakan
dilapangan.
b. Cara pemancangan yang dipakai adalah dengan Hydraulic
Jack 7 ton f, harus tidak menyebabkan kerusakan pada tiang
pancang , dipilih yang sesuai untuk tipe tiang dan sifat dari
kekuatan tiang pancang tersebut.
c. Kondisi lapangan harus diperiksa untuk meyakinkan apakah
memungkinkan untuk penempatan peralatan Pemancangan
pelaksanaan ,pemancangan dan percobaan beban
12. Bahan – bahan lain yang harus disediakan
Penggunaan bahan-bahan khusus : Konraktor harus
mendapatkan persetujuan tertulis dalam penggunaan bahan
khusus seperti bahan tambahan, perlengkapan las, pencegah
karat dan semua bahan lain yang tidak disyaratkan disini.
Percobaan-percobaan ataupun biaya tambah lainnya
sehubungan dengan pemakaian dari bahan-bahan tersebut
diatas adalah sepenuhnya tanggung jawab Kontraktor.
13. Pelaksanaan
a. Persiapan
Seminggu sebelum dimulainya pekerjaan Kontraktor harus
mengajukan usulan mengenai urutan rencana pemancangan
yang harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak akan
saling mengganggu.
b. Metoda pemancangan, perlengkapan, jadwal dan
tahapan/urutan harus mendapat persetujuan dari Konsultan
pengawas. Persetujuan demikian tidak membebaskan
Kontraktor dari tanggung jawabnya untuk pemancangan
tiang yang lancar dan bermutu tinggi. Semua kerusakan,
keterlambatan dan tambahan biaya yang disebabkan karena
pemilihan metode harus ditanggung oleh Kontraktor.
c. Pengawas yang ditunjuk dapat meminta perubahan urutan
pemancangan dari waktu ke waktu apabila diaggap perlu.
Untuk perubahan demikian tidak ada biaya tambah.
d. Pemancangan tiang harus dilakukan dalam suatu operasi yang
menerus dan tidak terganggu.
e. Kontraktor harus memancang tiap tiang pancang tepat pada
ordinat yang telah ditentukan pada dokumen pelaksanaan,
setiap koordinat tiang harus mendapat persetujuan dari
pengawas yang ditunjuk sebelum mulai pemancangan.

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 32
f. Kontraktor harus berusaha agar semua perlengkapan siap
pakai untuk menjamin pemancangan tiang tepat pada
lokasinya selama pemancangan.
g. Kontraktor harus mencegah pergeseran/pergerakan dari tiang
yang sudah terpancang selama tiang-tiang selanjutnya
dipancang ataupun karena fasilitas-fasilitas lainnya.
h. Kontraktor tidak diijinkan mendongkrak, atau mencoba untuk
memindahkan atau membentuk tiang-tiang yang terpancang
diluar posisi sebenarnya baik pada waktu maupun setelah
pemancangan.
14. Pemancangan Tiang
a. Alat Pukul (Hammer) dan penghentian pemancangan tiang
1. Untuk memancang tiang harus dipakai suatu alat pukul dari
jenis disel (a diesel hammer type). Dalam pemilihan "driving
diesel hammer" haruslah dari berat yang memadai agar
tidak merusak tiang.
"Hammer" harus mempunyai persyaratan minimum : berat
ram 3500 kg (Kobe - 35 type).
2. Tiang-tiang harus dipancang sampai mencapai kedalaman
yang ditunjukkan didalam gambar struktur atau dengan final
set yang disetujui dimana tidak lebih dari 20 mm untuk 10
pukulan terakhir.
3. Tiang-tiang harus dipancang secara akurat, pada lokasi yang
tepat; pada garis yang benar baik secara lateral maupun
longitudinal seperti ditunjukkan pada gambar.
4. Toleransi yang diijinkan untuk ketidak tepatan lokasi dan
ketidak kelurusan adalah 75 mm dan 1/80. Tiang-tiang harus
diarahkan selama pemancangan dan bila perlu harus
dibantu/diganjal untuk dapat menjaga posisi yang benar.
Apabila ada tiang yang berubah bentuk atau bengkok,
maka tidak boleh dipaksa untuk meluruskannya kembali
kecuali dengan persetujuan tertulis dari pengawas yang
ditunjuk.
b. Test untuk mutu tiang.
Apabila pada waktu pemancangan suatu tiang, dicurigai
retak atau patch, P. 1. T ( Pile Integrated Test ) atau test sejenis
yang disetujui oleh Konsultan Perencana harus dilakukan.
c. Pemeriksaan naiknya kembali suatu tiang akibat
pemancangan tiang didekatnya ( heave check )
Lakukan suatu heave check pada pemancangan kelompok
tiang yang pertama, dan pada kelompok tiang yang dipilih
seperti ditunjukkan pada gambar.
 Periksa "heave" dengan mengukur panjang dan dengan
mencatat elevasi pada masing-masing tiang segera
setelah pemancangan selesai.
 Periksa ulang elvasi-elevasi dan panjang setelah semua
tiang pada suatu kelompok selesai dipancang.
d. Penilaian dari kapasitas daya dukung.
Tiang-tiang harus dipancang sampai mencapai final set
yang diijinkan oleh pengawas yang ditunjuk. Pengukuran

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 33
langsung dari set dan rebound harus memberikan kapasitas
tiang yang ekivalen dengan beban kerja yang disyaratkan.
e. Set harus ditentukan dilapangan dan
Set haruslah dibuktikan dengan dua percobaan. Nilai konstanta
yang akan dipakai untuk memodifikasi rumus akan ditaksir
oleh Engineer setelah tiang pertama selesai dipancang dan
setelah grafik rebound/set diperoleh.
f. Posisi-posisi tiang Posisi-posisi tiang dan ketidak lurusan harus
didata oleh Kontraktor dan diserahkan kepada pengawas
yang ditunjuk pada waktu berlangsungnya pekerjaan dan
persetujuan akhir diberikan oleh pengawas yang ditunjuk
dalam waktu tiga hari sesudah tiang yang terakhir selesai
dipancang. Sampai persetujuan tersebut diberikan, tidak ada
perlengkapan/ peralatan yang boleh dipindahkan; kecuali
atas resiko Kontraktor sendiri.
g. Tiang-tiang yang rusak atau salah tempat. Apabila suatu tiang
rusak pada waktu pemancangan, percobaan atau oleh
sebab lain atau salah letak atau gagal pada waktu
percobaan beban, Kontraktor diwajibkan untuk
mengadakan penambahan tiang pada posisi yang
ditentukan oleh Engineer/Konsultan Pengawas sedemikian
sehingga akhirnya dihasilkan daya dukung yang disyaratkan.
h. Pendataan Pemancangan Tiang
Kontraktor harus mengambil data dari setiap tiang yang
dipancang dan dilengkapi dengan paraf pengawas yang
ditunjuk pada masing-masing data, setiap hari. Pemancangan,
set dan rebound dari setiap tiang harus mengikuti persetujuan
Engineer/konsultan pengawas. Data pemancangan setiap
tiang harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas yang
ditunjuk dan tembusan ( copy )-nya harus disimpan oleh
Kontraktor. Data laporan harus meliputi hal-hal berikut:
 Nama Proyek
 Nomor tiang
 Tanggal pemancangan
 Cuaca
 Dalamnya pemancangan dari level tanah
 Level tanah
 panjang tiang
 Jenis alat Jack
 Sambungan yang dipakai, jumlah dan jenisnya ( kalau
ada sambungan )
 Waktu / saat mulai dan waktu selesai
pemancangan
 Semua informasi lain seperti yang disyaratkan Engineer.
 Metoda pengukuran set dan rebound harus disetujui oleh
Engineer/konsultan pengawas. Record di atas harus
menunjukkan satu serf pengukuran set selama seluruh
proses pemancangan. Apabila pemancangan suatu
tiang dimulai, maka harus dilakukan sampai selesai dan
mencapai set yang disyaratkan ( kecuali waktu

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 34
penyambungan ).
i. Kepala Tiang
 traktor wajib untuk memotong kelebihan panjang tiang
pancang sedemikian sehingga panjang stek tulangan
setelah pemotongan kepala tiang minimum 40 diameter
tulangan tiang pancang terbesar, sebagai pengikat ke
poor ( pile cap ).
 Setelah pemancangan selesai, Kontraktor harus segera
melanjutkan dengan memeriksa level dan mencatat
posisi-posisi tiang secara deSetelah pemancangan selesai
dilaksanakan, Kontail dan akurat serta
membandingkannya dengan posisi yang dicantumkan
pada gambar denah tiang. Kontraktor harus menyediakan
surveyor di lapangan untuk pekerjaan tersebut
 Stek tulangan tiang setelah permotongan kepala tiang (
panjang minimum 40 diameter) harus dalam keadaan
bersih, lurus dan baik.
 Kepala tiang setelah dipotong harus dibersihkan dengan
sikat kawat.
 Batas pemotongan kepala tiang harus tepat sesuai dengan
petunjuk / gambar.
j. Sambungan tiang dan pengelasan
 Kontraktor atau pabrik pembuat tiang pancang harus
menyerahkan system sambungan tiang untuk disetujui
Engineer /Konsultan Pengawas sebelum pemasangan di
lapangan.
 Detail dari sambungan harus terdiri dari:
• Sistem sambungan yang akan dipakai.
• Detail pengelasan dan mutu dari bahan pengelasan
• Prosedur pengelasan
• Kualifikasi/ kecakapan tukang las.
k. Laporan dan pemeriksaan pekerjaan pondasi tiang.
Pada waktu selesainya pekerjaan pondasi tiang, sebuah
laporan yang tepat harus segera dibuat dan diserahkan dalam
rangkap 4 kepada pengawas yang ditunjuk. Hal-hal berikut
harus termasuk juga di dalam laporan :
1. Ringkasan pekerjaan ( sketsa, metoda, tanggal waktu
mengerjakan , dan lain-lainnya )
2. Laporan tentang pukulan ( blows )
3. Laporan harian pekerjaan untuk pemancangan :
a. Waktu yang disyaratkan untuk pemancangan
b. Jumlah Pukulan
c. kedalaman pemancangan
d. Nilai pemancangan akhir
e. Nilai rebound
f. Daya dukung akhir yang diijinkan
4. laporan percobaan beban
5. Denah ( layout ) tiang dan toleransinya.
15. PENGUJIAN / LOAD TEST ON PILES

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 35
a. Umum
1 Pelaksanaan pengujian tiang pondasi dilakukan
setelah tiang yang dipilih telah dipancang selama 7 hari
untuk memberikan kesempatan tanah mencapai
pemulihan dari kondisi pemancangan sebanyak 2 titik.
Pekerjaan tiang disekitar lokasi pengujian harus
dihentikan selama proses pengujian.
2 Kontraktor wajib menyediakan semua pekerja dam
material/peralatan yang diperlukan untuk persiapan,
pelaksanaan, dan pengukuran beban pengujian dan
penurunan termasuk penyediaan dan pemasangan
material beban uji yang digunakan untuk pengujian,
serta pembongkaran serta pencatatan dan pelaporan
pengujian dan pekerjaan terkait lainnya untuk
kesempurnaan pelaqksanaan penguj ian.
3 Selama proses dan operasional pengujian beban pondasi
tiang, Kontraktor wajib menyediakan dan menempatkan
tenaga kerja yang ahli untuk mengoperasikan,
mengamati dan mencatat pengujian.
4 Pengujian pondasi tiang pancang harus diberlakukan
sebagai pengujian di atas satu tiang.
5 Pengujian pondasi tiang harus dilakukan pada tiang-tiang
pondasi yang dipilih oleh Perencana/ Pengawas.
6 Pondasi tiang yang akan diuji harus mempunyai bahan
dan ukuran yang sama dengan pondasi-pondasi tiang
yang digunakan sebagai pondasi tiang di proyek
tersebut dan harus dipancang dengan alat
pancang,metoda dan prosedur yang sama.
7. Semua percobaan pada tiang-tiang terpakai harus diikuti
dengan PIT (Pile Integrity Test) seperti disyaratkan pada 3.4.
b. Beban Uji Standar terhadap tiang pancang
1. Beban axial tekan penuh pada tiang terpakai haruslah 2
(dua) kali beban rencana (design load) dari sebuah tiang
sesuai dengan ASTM D 1143-81 (standard test) atau seperti
yang disyaratkan oleh Engineer pada gambar dalam hal
diperlukan.
2. Beban aksial tekan penuh terhadap tiang uji harus
minimal dua (2) kali dari beban rencana (=2x30 ton = 60
ton)dan ( = 2 x 50 ton = 100 ton) sesuai dengan ASTM D
1143-81 (standard test) atau seperti yang ditetapkan oleh
Perencana dalam Gambar .
3. Beban lateral penuh pada tiang terpakai harus 200% dari
beban rencana (design load) lateral pada tiang atau
seperti disyaratkan oleh Engineer pada gambar dalam hal
diperlukan dan harus dilakukan sesuai dengan ASTM D
3966-81, dengan pembebanan bertahap (cyclic loading).
4. Beban tarik axial penuh pada tiang terpakai haruslah 2
(dua) kali beban rencana tarik atau seperti disyaratkan
Engineer pada gambar dalam hal diperlukan dan harus
dilakukan sesuai dengan ASTM D 3689-83.

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 36
c. Perlengkapan Pembebanan
1. Pembebanan tiang dilakukan dengan menggunakan
metoda PDA ( Pile Dynamic Analisys) dengan beban
jumlah beban equivalent dengan minimum 1,1 kali beban
uji.
d. Alat Pengukuran Penurunan
1. Piezeometer bertujuan untuk mengukur tekanan cairan
statis dengan mengukur ketinggian kolom cairan naik yang
melawan gravitasi atau alat yang sering bertujuan untuk
mengukur tekanan
2. Settlement plate pengukur penurunan tanah dalam
beberapa periode tertentu yang sudah diamati
menggunakan alat survey
3. Inclinometer mengukur tekanan gaya geser tanah
e. Prosedure Pembebanan
Beban uji vertikal harus dilakukan sesuai dengan spesifikasi
pembebanan dinamik yang dilakukan oleh Pelaksana
f Kriteria kegagalan dari standar percobaan pembebanan pada
tiang :
1. Kegagalan pada tiang uji dianggap terjadi bila dalam
proses pengujian dihasilkan nilai-nilai analisa dinamis tiang
pancang yang mengindikasikan kemampuan daya
dukung yang tidak sesuai dengan daya dukung rencana.
2. Uji beban tidak mungkin diselesaiakan karena
ketidakstabilan sistem pembebanan ,kerusakan pilecap,
alat ukur atau kesalahan lainnya yang dilakukan oleh
kontraktor.
3. Ada bagian tiang yang ditemukan retak, hancur atau
berubah bentuk dari bentuk asalnya atau arahnya,
melengkung dari posisi awal atau kondisi lainnya yang
dianggap membahayakan.

g. Kegagalan pada tiang terpakai.


1. Jika terjadi kerusakan atau/dan kegagalan pada tiang
dalam percobaan pembebanan maka Kontraktor harus
mengganti tiang tersebut dengan tiang yang lain sesuai
dengan petunjuk dari Perencana atas biaya Kontraktor.
Biaya dari percobaan pembebanan tambahan,
penggantian atau penambahan tiang dan persiapan
perhitungan-perhitungan serta gambar-gambar fondasi
yang disebabkannya akan dibebankan kepada Kontraktor.

16. Pembersihan :
Kontraktor harus memindahkan dan membongkar semua puing,
tanah, kelebihan beton, keluar dari lokasi atau proyek seperti
ditunjukkan oleh pengawas yang ditunjuk.

3.2 Pondasi Batu Kali


2.1 Pemakaian Jenis Adukan Pemasangan Pondasi Batu Kali
Didalam mengatur perbandingan campuran yang sempurna,

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 37
kontraktor harus menggunakan dolak-dolak pengatur campuran
bahan, terbuat dari papan berukuran 40x40x20 cm. Campuran
adukan yang digunakan antara lain :
No. Jenis Perbandingan Digunakan Untuk :
Adukan Bahan
Pondasi batu kali setebal 30 cm
1.
dibawah permukaan sloof.
Lapisan plester beton pada
kolom, sloof, ring balk dan
1. M1 1 Pc : 3 Ps 2.
pembalokan yang
permukaannya akan tampak.
Pasangan batu kedap air.
3.
Semua pasangan pondasi batu
1.
kali yang bukan kedap air.
Semua pasangan dinding dan
2. M2 1 Pc : 5 Ps 2.
plesteran bata bukan kedap air.
Pasangan ubin/tegel semua
3.
ruangan.
Lantai kerja dibawah pasangan
4.
keramik
Pasangan batu kosong, Sebagian dasar dari bagian pondasi
3.
tanpa adukan batu kali setebal 15 cm.

2.2 Syarat –Syarat Pelaksanaan


a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan pondasi, harus dibuat profil /
bentuk pondasi dari bambu atau kayu pada setiap ujung yang
bentuk dan ukurannya sesuai dengan Gambar kerja dan telah
mendapat persetujuan dari Owner/ Pengawas.
b. Galian pondasi harus telah disetujui secara tertulis oleh
Owner/Konsultan Pengawas. Kemudian dasar galian harus
diurug dengan pasir urug setebal 10 cm, disiram sampai jenuh,
diratakan dan dipadatkan sampai benar-benar padat. Diatas
lapisan tersebut diberi pasangan batu kali kosong (
Aanstamping) yang dipasang sesuai dengan Gambar.
2.3 Pasangan Batu Kosong /Aanstamping
a. Dilaksanakan pada dasar pondasi batu kali setelah lapisan
urugan pasir dibawahnya rata dan padat.
b. Pemasangan batu kosong harus disusun tegak bersilang saling
menggigit,dan pada rongga-rongga pertemuan batu harus diisi
dengan pasir hingga padat. Dalam hal ini bisa dibantu disiram
air hingga merata.
2.4 Pasangan batu kali untuk pondasi menggunakan adukan dengan
campuran 1 PC : 5 PSR, terkecuali disyaratkan kedap air seperti
tercantum dalam Gambar kerja.
2.5 Batu belah sebelum dipasang harus bersih dari segala kotoran.
2.6 Adukan harus membungkus batu kali sedemikian rupa sehingga
tidak ada bagian dan pondasi yang berongga atau tidak padat
khususnya pada bagian tengah.

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 38
2.7 Setiap jarak 50 cm as-as harus ditanam stek diameter 10 mm untuk
sloof dan dinding pasangan yang tercantum dalam gambar kerja.
Pada perletakan kolom beton atau kolom praktis harus ditanamkan
stek-stek tulangan kolom dengan diameter dan jumlah besi yang
sama dengan jumlah tulangan pokok pada kolom beton atau
kolom praktis tersebut. Stek-stek harus tertanam dengan baik dalam
pondasi sedalam minimum 40-d atau sesuai dengan ukuran dalam
gambar kerja. Demikian pula dengan bagian stek yang tidak
tertanam atau tercuat keatas sepanjang minimum 40-d atau sesuai
dengan ukuran dalam gambar kerja. Jarak antara stek-stek ini
adalah tiap 100 cm dan atau seperti yang tercantum dalam
gambar kerja. Bila terdapat bagian-bagian yang lebih tinggi dari
permukaan tanah yang direncanakan, peralatan pada bagian ini
harus dilakukan sedemikian rupa sehingga kelebihan tanah tersebut
dapat diangkut ke tempat lain yang ditentukan oleh Konsultan
Pengawas.

Pasal 4
PEKERJAAN BETON

1.Lingkup Pekerjaan
1.1 Pekerjaan ini meliputi :
Pekerjaan Beton Bertulang
 Pek. Pondasi Mini Pile
 Pek. Pondasi Poer cap/Pile Cap
 Pek.Pasang Sloof Beton
 Pek.Pasang Beton Kolom Struktur
 Pek.Pasang Beton Kolom Praktis
 Pek.Pasang Balok Beton
 Pek. Pasang balok Lintel
 Pek. Pasang Plat Beton

1.2 Pekerjaan Beton tidak Bertulang


 Pekerjaan Lantai Kerja/Rabat beton keliling bangunan
 Dan lain-lain yang tercantum dalam gambar kerja

2.Persyaratan Bahan
2.1 Bahan yang digunakan, pada dasarnya semua jenis bahan yang
digunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan
diantaranya :

1. Semen Portland /PC


 PC/semen : digunakan satu jenis semen sekualitas TIGA RODA
atau yang memenuhi persyaratan dalam peraturan Portland
Cement Indonesia NI-8 atau ASTM C-150 Type I Atau Standard
Inggris BS-12.
 Semen yang telah mengeras sebagian / seluruhnya,tidak
diperkenankan untuk digunakan.
 Tempat penyimpenan semen harus diusahakan sedemikian rupa

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 39
sehingga semen bebas dari kelembapan. Konsultan pengawas
dapat memeriksa semen yang disimpan dalam gudang pada
setiap waktu sebelum dipergunakan.Kontraktor harus bersedia
untuk memberi bantuan yang dibutuhkan oleh Konsultan
pengawas
 Pekerjaan untuk pengambilan contoh-contoh tersebut,semen
yang tidak dapat diterima sesuai pemeriksaan oleh Konsultan
Pengawas,harus tidak dipergunakan/diafkir
 Jika semen yang dinyatakan tidak memuaskan tersebut telah
dipergunakan untuk beton,maka Konsultan Pengawas dapat
memerintahkan untuk dibongkar, beton tersebut dan diganti
dengan memakai semen yang telah disetujui atas beban
kontraktor.
2. Pasir Beton
 Pasir Beton harus terdiri dari pasir dengan butir-butir yang bersih
dan bebas dari bahan – bahan organis,Lumpur dan lain
sebagainya,serta memenuhi komposisi butir dan kekerasan
seperti yang tercantum dalam NI – 2 PBI 1971.
 Semua pasir yang akan dipakai harus pasir alam tidak
diperkenankan memakai pasir laut.
 Pasir harus bersih dan bebas dari tanah liat, mika dan substansi
lain yang merugikan, beratnya tidak boleh lebih dari 5%.
 Kontraktor harus menyerahkan contoh kepada Konsultan
Pengawas/Direksi sebagai bahan pemeriksaan pendahuluan
dan persetujuan, contoh seberat 15 kg dari pasir alam yang
diusulkan untuk dipakai sedikitnya 14 (empat belas) hari sebelum
diperlukan
 Timbunan pasir alam harus dibersihkan semua dari tumbuh-
tumbuhan, kotoran dan bahan-bahan lain yang tidak dapat
dipakai harus disingkirkan. Bahan harus diayak dan dicuci
sebagaimana diperlukan untuk menghasilkan pasir alam sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan disini.
3. Agregat / Koral Beton
 Koral yang digunakan harus bersih dan bermutu baik serta
mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai persyaratan yang
tercantum dalam NI-2 PBI 1971 ,koral yang digunakan ukuran 2/3
cm
 Agregat (Kerikil atau Batu Pecah)
Agregat dapat dipakai agregat alami atau buatan memenuhi
persyaratan PBI 1971 (NI-2) pasal 3.3, 3.4 dan 3.5 Agregat tidak
boleh mengandung bahan yang dapat merusak beton dan
ketahanan tulangan terhadap karat. Untuk itu Kontraktor harus
mengajukan contoh yang memenuhi syarat dari berbagai
sumber terlebih dahulu.
4. Air
 Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak
mengandung minyak ,asam,garam alkalis serta bahan-bahan
organis/bahan lain yang dapat merusak beton. Air tersebut
harus memenuhi syarat-syarat menurut PBI 1971 (NI-2)
 Apabila dipandang pertlu Pengawas dapat meminta kepada

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 40
pemborong supaya air yang dipakai diperiksa dilaboratorium
pemeriksaan bahan yang resmi atas biaya pemborong.
5. Baja Tulangan
 Baja tulangan yang dipakai harus dari mutu U-32 untuk baja
diameter lebih besar atau sama dengan 13 dan U-24 untuk baja
diameter lebih kecil 13, kecuali untuk diameter 13 keatas harus
menggunakan U-32 (ulir) sesuai dengan PBI 1971, JIS SR 24 British
Standard No 785 atau ASTM Designation A-15.dan harus disetujui
oleh Konsultan Pengawas.
 Mutu tulangan yang digunakan untuk tulangan >_d 13mm
adalah U-40,yaitu tulangan dengan tegangan leleh karakteristik
sebesar 3200 kg/cm2,sedangkan untuk tulangan dengan
diameter <_13mm adalah U-24(Ulir),yaitu tulangan dengan
tegangan leleh karakteristik sebesar 2400kg/cm2.
 Baja tulangan Beton harus bersih dari lapisan minyak/lemak dan
bebas dari cacat-cacat , seperti serpih-serpih,karat dan zat kimia
lainnya yang dapat mengurangi/merusak daya lekat antara
baja tulangan dengan beton.
 Ukuran diameter baja tulangan harus sesuai dengan gambar
rencana dan tidak diperkenankan adanya toleransi bentuk
ukuran.diameter besi ulir adalah diameter dalam.
 Ukuran baja tulangan tersebut harus sesuai dalam Gambar
Kerja, penggantian dengan diameter lain harus dengan
persetujuan tertulis dari Direksi. Segala biaya yang diakibatkan
oleh penggantian tulangan terhadap yang digambar sejauh
bukan kesalahan Gambar Kerja adalah tanggung jawab
Kontraktor.
 kawat pengikat tulangan harus terbuat dari baja lunak dengan
diameter minimum 1 mm yang telah dipijarkan terlebih dahulu
dan tidak bersepuh seng.
 Kualitas tulangan yang digunakan adalah sekualitas keluaran
pabrik baja Krakatau steel.
6. Bahan Campuran Tambahan/Adhitive
 Pemakaian bahan tambahan kimiawi (Concrete
admixture/Additives) kecuali yang disebut tegas dalam Gambar
Kerja atau RKS harus seijin tertulis dari Konsultan Pengawas
/Direksi.
 Bahan tambahan yang mempercepat pengerasan awal (initial
set) tidak boleh dipakai. Sedangkan untuk beton kedap air di
bawah tanah (hydrostatic pressure) tidak boleh bahan kedap air
yang mengandung garam stearate.
 Bahan campuran tambahan beton harus sesuai dengan iklim
tropis dan memenuhi AS 1978 & ASTM C 494 Type B dan Type D
sekaligus sebagai pengurang air adukan dan penunda
pengerasan awal.
 Semua Admixture yang akan digunakan, ditentukan
berdasarkan hasil pekerjaan benda uji/contoh-contoh yang
dibuat dan telah mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas/Direksi.
 Untuk penyambungan kembali akibat terhentinya suatu

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 41
pengecoran beton dipakai bahan perekat CALBOND sebelum
dicor dengan beton baru, serta permukaannya harus
dikasarkan.
 Jumlah pemakaian untuk 1 m2 adalah 0,3 liter calbond
dicampur dengan larutan semen/PC sekitar 25% nya dengan
cara ditaburkan.
7. Bekisting
 Bekisting dibuat dari panel multiplex 12 mm atau papan borneo
tebal minimal 2 cm dengan rangka penguat penyokong dan
penyangga dibuat dari kayu borneo 5/7, 5/10 secukupnya,
sehingga mampu mendapatkan kekuatan dan kekakuan
mendukung beton sampai selesai proses ikatan beton. Untuk
kolom struktur dipakai papan borneo tebal 3/20.
 Steger cetakan / Bekisting dipakai kayu borneo dengan ukuran
minimum 5/10 cm atau pipa besi (scaffolding). Tidak
diperkenankan memakai bamboo.
 Khusus cetakan bekisting untuk beton pracetak harus dibuat
lebih kokoh dan lebih kaku, permukaan panel lurus, halus
sehingga menghasilkan bidang yang rata dan halus.

3.Persyaratan Teknis
3.1 Beton dibentuk dari semen Portland/PC, pasir, kerikil, batu pecah, air
seperti yang ditentukan; semuanya dicampur dalam perbandingan yang
sesuai dan diolah sebaik-baiknya sehingga sampai didapat kekentalan
yang tepat.

3.2 Komposisi campuran beton dibuat dengan perbandingan volume


dengan multibeton berdasarkan mix disain sebagai berikut :
No. Macam Perbandingan Penggunaan
Untuk pekerjaan beton tumbuk,
1. C1 1 PC : 3 PS : 5 KR
rabat dan lantai kerja.
Untuk pekerjaan beton bertulang :
2. C2 Mutu Beton K-175 sirip beton kolom praktis dan listplank
beton
Untuk pekerjaan beton bertulang:
3. C3 Mutu Beton K-250 Poer Sloof, kolom, balok dan ring
balok, plat lantai, dan tangga beton.
Untuk pekerjaan beton bertulang:
4. C4 Mutu Beton K-450
Pondasi Mini Pile,

3.3 Untuk mengetahui karakteristik dari beton tersebut harus memenuhi


syarat mutu beton BO menurut PBI 1971, disertai sertifikat hasil pengujian
laboratorium pengujian beton dilaksanakan 4 (empat) kali tahapan.

3.4 Ukuran maksimum dari agregat pasir dalam beton tidak boleh
melampaui ukuran yang ditetapkan dalam persyaratan bahan beton
dan harus memperhituingkan celah lubang antar tulangan agar tidak
terjadi rongga-rongga beton.

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 42
3.5 Perbandingan antara bahan-bahan pembentuk beton yang dipakai
untuk berbagai pekerjaan (sesuai kelas mutu) harus ditetapkan dari
waktu ke waktu selama berjalannya pekerjaan demikian juga
pemeriksaan terhadap agregat dan beton yang dihasilkan.

3.6 Perbandingan campuran dan factor air semen yang tepat akan
ditetapkan atas dasar beton yang dihasilkan yang mempunyai
kekedapan, keawetan dan kekuatan yang dikehendaki.

3.7 Faktor air semen dari beton tidak terhitung air yang dihisap oleh agregat
dan tidak boleh melebihi 0,55 (dari beratnya) pengujian beton akan
dilakukan oleh Kontraktor dan perbandingan-perbandingan campuran
harus diubah jika perlu untuk tujuan-tujuan seperti diatas dan Kontraktor
tidak berhak klaim atas perubahan-perubahan yang demikian.

3.8 Kekentalan (Konsistensi) adukan beton untuk bagian-bagian konstruksi


beton,harus disesuaiukan dengan jenis konstruksi yang
bersangkutan,cara pengangkutan adukan beton dan cara
pemadatannya.Kekentalan adukan beton antara lain ditentukan oleh
faktor air semen.
Agar dihasilkan suatu konstruksi beton yang sesuai dengan yang
direncanakan,maka factor air semen ditentukan sebagai berikut :
1. Faktor air semen Untuk pondasi sloof,Poer,maksimum 0,65
2. Faktor air semen untuk kolom balok, plat lantai, tangga, dinding
beton, dan listplank/parapet maksimum 0,60
3. Faktor air semen untuk konstruksi plat atap,dan tempat-tempat
basah lainnya maksimum 0,55

3.9 Untuk lebih mempermudah dalam pengerjaan beton,dan dapat


dihasilkan suatu mutu sesuai dengan yang direncanakan,maka untuk
konstruksi beton dengan factor air semen maksimum 0,55 harus memakai
Plasticizer sebagai bahan additive.Pemakaian merk dari bahan additive
tersebut harus mendapat persetujuan dari konsultan pengawas/direksi.

3.10 Pengujian beton akan dilakukan oleh konsultan pengawas pekerjaan


atas biaya kontraktor pelaksana. Perbandingan campuran beton jika
dipandang perlu harus diubah untuk tujuan penghematan yang
dikehendaki, workability, kepadatan,kekedapan,atau kekuatan. dan
kontraktor tidak berhak atas claim yang disebabkan perubahan yang
demikian.

3.11 Pengujian dari Konsistensi Beton dan Benda-benda uji Beton


1. Banyaknya air yang dipakai untuk beton harus diatur menurut
keperluan untuk menjamin beton dengan konsistensi yang baik dan
untuk menyesuaikan variasi kandungan lembab atau gradasi
(perbutiran) dari agregat waktu masuk dalam mesin pengaduk
(mixer). Penambahan air untuk mencairkan kembali beton padat
hasil pengadukan yang terlalu lama atau yang menjadi kering
sebelum dipasang tidak diperkenankan.

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 43
2. Keseragaman konsistensi beton untuk setiap kali pengadukan
sangat perlu. Nulai slump dari beton (pengujian kerucut slump)
tidak boleh kurang dari 8 cm dan tidak melampaui 12 cm untuk
segala beton yang dipergunakan.
3. Kekuatan tekan dari beton harus ditetapkan melalui pengujian
biasa dengan silinder berukuran 15 x 30 cm atau kubus 15 x 15 x 15
cm atau kubus 20 x 20 x 20 cm dibuat dan diuji sesuai dengan NI-PBI
1971.
Pengujian slump disesuaikan dengan NI-2 PBI 1971 dan Kontraktor
harus menyediakan fasilitas yang diperlukan untuk mengerjakan
cuntoh-contoh pemeriksaan yang representatif, frekuensi akan
ditetapkan oleh Konsultan Pengawas/Direksi.
4. Kriteria untuk menentukan mutu beton adalah persyaratan bahwa
hasil pengujian benda-benda uji harus memberikan ‘BK’(kekuatan
tekan beton kareteristik) yang lebih besar dari yang ditentukan.

4.Persyaratan Pelaksanaan
4.1 Rujukan pelaksanaan pekerjaan ini ialah gambar rencana dalam
Dokumen Tender; pelaksanaan yang menyimpang dari gambar wajib
dikonsultasikan terlebih dahulu dengan konsultan supervisi dan keputusan
perubahannya harus dinyatakan dalam Berita Acara.

4.2 Pemborong wajib mengadakan kembali pengukuran terhadap kondisi


existing dengan setepatnya, perbedaan yang ditemukan wajib
dikonsultasikan dengan konsultan supervisi.

4.3 Sebelum mendatangkan material, pemborong harus memberikan


contoh material kepada konsultan supervisi untuk mendapatkan
persetujuannya.
Material yang didatangkan tidak sesuai contoh yang telah disetujui akan
ditolak dan sesegera mungkin dikeluarkan dari lokasi pekerjaan.

4.4 Sebelum memulai pekerjaan, baik awal pekerjaan maupun awal bagian
pekerjaan, pemborong wajib memberitahukan paling lambat 2 hari
sebelumnya kepada konsultan supervisi.

4.5 Pemborong wajib membersihkan terlebih dahulu bagian-bagian yang


akan menjadi kontak material/konstruksi lama dengan yang baru.

4.6 Pemborong wajib melaporkan kondisi kontruksi/material lama yang


kemungkinan tidak mampu mendapatkan beban tambahan karena
adanya penambahan kontruksi/material baru.

4.7 Bagian pekerjaan yang dilaksanakan tidak sesuai petunjuk konsultan


supervisi, harus segera dibongkar atas resiko pemborong.

4.8 Pemborong wajib melaporkan dan melakukan konsultasi dengan


konsultan supervisi bila menemukan hal-hal yang akan dapat
melengkapi/meningkatkan maksud dari pekerjaan ini.

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 44
5.Akhir Pekerjaan
5.1 Pekerjaan wajib diselesaikan sesuai gambar rencana dan dapat
berfungsi sesuai maksudnya.

5.2 Seluruh pekerjaan dinyatakan sesuai dengan perencanaan setelah


mendapatkan pemeriksaan dan persetujuan dari konsultan supervisi.

5.3 Pekerjaan dapat dinyatakan selesai seluruhnya setelah seluruh sisa


material, peralatan, dan bekas-bekas pelaksanaan pekerjaan di
keluarkan dari lokasi pekerjaan dan lokasi pekerjaan dikembalikan
kepada kondisi seperti awalnya serta sudah dapat difungsikan sesuai
maksudnya.

5.4 Pelaksanaan pekerjaan dinyatakan selesai seluruhnya dengan baik,


setelah mendapatkan pemeriksaan dari konsultan pengawas dan
dinyatakan dalam Berita Acara.

Pasal 5
PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA

1.Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja bahan-bahan dan
alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini
untuk mendapatkan hasil yang baik.

Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi seluruh detail yang di


sebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Konsultan
Pengawas/Perencana.

2.Persyaratan Bahan
2.1 Batu bata yang dipasang adalah dari mutu yang terbaik, produk lokal
dan disetujui Konsultan Pengawas/ dan harus memenuhi NI-10
Batu bata mempunyai ukuran minimal 5 x 11 x 22 cm

2.2 PC/semen : digunakan satu jenis semen sekualitas TIGA RODA atau yang
memenuhi persyaratan dalam peraturan Portland Cement Indonesia NI-8
atau ASTM C-150 Type I Atau Standard Inggris BS-12.

2.3 Pasir pasang : digunakan pasir yang berbutir tajam dan keras dengan
kadar Lumpur yang terkandung maximal pasir harus bersih dan tidak
mengandung bahan organic/kotoran yang merusak kondisi campuran
dan
Pasir harus memenuhi NI-3

2.4 Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung
minyak ,asam,garam alkalis serta bahan-bahan organis/bahan lain yang
dapat merusak beton. Air tersebut harus memenuhi syarat-syarat menurut
PBI 1971 (NI-2)

3.Syarat-syarat Pelaksanaan

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 45
3.1 Pasangan batu bata/batu merah, dengan menggunakan aduk
campuran I pc : 4 pasir pasangan.

3.2 Untuk semua dinding luar, semua dinding lantai dasar mulai dari
permukaan sloof sampai ketinggian 30 cm diatas permukaan lantai
dasar, dinding didaerah basah setinggi 160 cm dari permukaan
lantai, serta semua dinding yang pada gambar menggunakan symbol
aduk trasram/kedap air digunakan aduk rapat air dengan campuran I pc :
3 pasir pasang.

3.3 Batu bata merah yang digunakan batu bata merah ex. Lokal dengan
kualitas terbaik, siku dan sama ukurannya 5 x 11 x 22 cm, atau yang
disetujui Konsultan Pengawas /Perencana.

3.4 Sebelum digunakan batu bata harus disiram dengan air sampai benar-
benar basah.

3.5 Setelah bata terpasang dengan adukan, naad/siar-siar harus dikerok


sedalam 1 cm dan bersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram air.

3.6 Pasangan dinding batu bata sebelum diplester harus dibasahi dengan
air terlebih dahulu dan siar-siar telah dikerok serta dibersihkan.

3.7 Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap


berdiri maksimum 24 lapis setiap harinya, diikuti dengan cor kolom praktis.

3.8 Bidang dinding '/2 batu yang luasnya lebih besar dari 12 m 2
ditambahkan kolom dan balok penguat (kolom & balok praktis)
dengan ukuran 12 x 12 cm, dengan tulangan pokok 4 diameter 10 mm,
beuguel diameter 6 mm jarak 20 cm.

3.9 Pembuatan lubang pasangan untuk perancah /steiger sama sekali


tidak di perkenankan.

3.10 Pembuatan lubang pada pasangan bata yang berhubungan dengan


setiap bagian pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguat stek-stek
besi beton diameter 8 mm jarak 50 cm, yang terlebih dahulu ditanam
dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang
ditanam dalam pasangan bata sekurang-kurangnya 30 cm kecuali
ditentukan lain.

3.11 Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah dua


melebihi dari 5% yang patah atau lebih dari 2 bagian tidak boleh
digunakan.

3.12 Pasangan batu bata untuk dinding 1/2 batu harus menghasilkan
dinding finish setebal 15 cm dan untuk dinding 1 batu finish
adalah 25 cm, pelaksanaan harus cermat, rapi dan benar-benar tegak
lurus.

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 46
3.13 Dinding bata yang baru dipasang harus dibasahi dengan air terus
menerus selama paling sedikit 7 hari dan tidak diperkenankan terkena
sinar matahari langsung.

3.14 Antara sambungan dinding dengan kolom, pondasi dan balok harus
dipasang angkur besi beton dengan diameter 8 panjang 50 cm dan
beton yang berhubungan langsung dengan dinding bata harus diketrik
atau dikasarkan dulu agar pasangan tembok dapat merekat dengan
baik.

3.15 Siar-siar pasangan bata harus dikerok dan dibersihkan sebelum spesie
menjadi kering sehingga membentuk lekukan agar supaya plesteran
dapat merekat dengan baik.

3.16 Pasangan Bata dapat diterima apabila deviasi bidang pada arah
diagonal dinding seluas 9m2 tidak lebih dari 5mm sebelum diaci,
adapun toleransi terhadap as dinding yang diizinkan maksimal 10 mm
sebelum diaci.

4.Syarat-syarat Pemeliharaan
4.1 Pemborong wajib memperbaiki pekerjaan yang rusak/ cacat,
perbaikan dilaksakan sedemikian rupa hingga tak mengganggu
pekerjaan finishing lainnya.

4.2 Kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan pemilik pada waktu
pelaksanaan, maka pemborong wajib memperbaiki sampai dinyatakan
diterima oleh Konsultan Pengawas/Perencana , Biaya yang timbul untuk
pekerjaan ini menjadi tanggung jawab Pemborong.

4.3 Pemborong wajib melakukan perlindungan terhadap pekerjaan yang


telah dilaksanakan untuk dapat dihindarkan dari kerusakan.

4.4 Biaya yang diadakan untuk pengamanan hasil pekerjaan ini menjadi
tanggung jawab Pemborong.

Pasal 6
PEKERJAAN PLESTERAN

1.Lingkup Pekerjaan
1.1 Termasuk dalam pekerjaan plesteran dinding ini adalah penyediaan
tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan termasuk alat-alat bantu dan
alat angkut di perlukan untuk melaksanakan pekerjaan plesteran,
sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.

1.2 Pekerjaan plesteran dinding dikerjakan pada permukaan dinding bagian


dalam dan luar serta seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan
dalam gambar.

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 47
2.Persyaratan Bahan
2.1 PC/semen : digunakan satu jenis semen sekualitas TIGA RODA atau yang
memenuhi persyaratan dalam peraturan Portland Cement Indonesia NI-8
atau ASTM C-150 Type I Atau Standard Inggris BS-12.

2.2 Pasir pasang : digunakan pasir yang berbutir tajam dan keras dengan
kadar Lumpur yang terkandung maximal pasir harus bersih dan tidak
mengandung bahan organic/kotoran yang merusak kondisi campuran
dan
Pasir harus memenuhi NI-3

2.3 Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung
minyak ,asam,garam alkalis serta bahan-bahan organis/bahan lain yang
dapat merusak beton. Air tersebut harus memenuhi syarat-syarat menurut
PBI 1971 (NI-2)

2.4 Penggunaan adukan plesteran:


1. Adukan I pc : 3 pasir dipakai untuk plesteran rapat air atau
mortar DRYMIX untuk seluruh plesteran.
2. Adukan 1 pc : 5 pasir dipakai untuk seluruh plesteran dinding
lainnya.
3. Seluruh permukaan plesteran difinish acian dari bahan PC atau
tertentu atas pentujuk Perencana/Konsultan Pengawas .

3.Persyaratan Pelaksanaa
3.1 Plesteran dilaksanakan sesuai standar spesifikasi dari bahan yang
digunakan sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Konsultan Pengawas
/Perencana, dan persyaratan tertulis dalam uraian dan syarat pekerjaan
ini.

3.2 Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan bidang


beton atau pasangan dinding batu bata telah disetujui oleh
Konsultan pengawas /Perencana sesuai uraian dan syarat pekerjaan
yang tertera dalam spesifikasi teknis.

3.3 Campuran aduk perekat yang di maksud adalah campuran dalam


volume, cara pembuatannya menggunakan mixer selama 3 menit
dan memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Untuk bidang kedap air, beton, pasangan batu bata yang
berhubungan dengan udara luar, dan semua pasangan batu bata
dibawah permukaan tanah sampai ketinggian 30 cm dari
permukaan lantai dan 160 cm dari permukaan lantai untuk
kamar mandi, WC/Toilet dan daerah basah lainnya dipakai
plesteran I pc : 3 pasir.
2. Untuk aduk kedap air, harus ditambah dengan Daily Bond,
dengan perbandingan bagian PC : I bagian Daily Bond.
3. Untuk bidang lainnya diperlukan plesteran campuran I pc : 5
pasir.

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 48
4. Plesteran halus (acian) dipakai campuran PC dan air sampai
mendapatkan campuran yang homogen, acian dapat dikerjakan
sesudah plesteran berumur delapan hari (kering benar), untuk
adukan plesteran finishing harus ditambah dengan addivite plamix
dengan dosis 300-250 gram plamix untuk setiap 50 kg semen.
5. Semua jenis aduk perekat tersebut diatas harus disiapkan
sedemikian rupa sehingga selalu dalam keadaan baik dan
belum mengering. Diusahakan agar jarak waktu pencampuran
aduk perekat tersebut dengan pemasangnnya tidak melebihi 30
menit terutama utnuk adukan kedap air.

3.4 Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai


pemasangan instalasi pipa, listrik dan plumbing untuk seluruh bangunan.

3.5 Untuk beton sebelum diplester permukaannya harus dibersihkan dari sisa-
sisa bekisting dan kemudian diketrek (scrath) terlebih dahulu dan semua
lubanglubang bekas pengikat bekisting atau from tie harus tertutup aduk
plester.

3.6 Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan beton bertulang
yang akan difinish dengan cat dipakai plesteran halus (acian diatas
permukaan plesterannya).

3.7 Untuk dinding tertanam didalam tanah diberapen dengan memakai spesi
kedap air I pc : 3 pasir pasangan.

3.8 Semua bidang yang akan menerima bahan (finishing) pada


permukaanya diberi alur-alur garis horizontal atau diketrek (scarth) untuk
memberi ikatan yang lebih baik terhadap bahan finishingnya, kecuali
yang menerima cat

3.9 Pasangan kepala plesteran dibuat pada jarak 1 meter, dipasang tegak
dan menggunakan keping-keping plywood setebal 9 mm untuk
patokan kerataan bidang.

3.10 Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan


dinding/kolom yang dinyatakan dalam gambar, atau sesuai peil-peil
yang diminta gambar. Tebal peesteran maksimum 2,5 cm, jika
ketebalan melebihi 2,5 cm harus diberi kawat ayam untuk
membantu dan memperkuat daya lekat dari plesterannya pada
bagian pekerjaan yang dizinkan Perencana/Konsultan Pengawas.

3.11 Bila plesteran menggunakan mortar DRY MIX maka Kontraktor wajib
mengikuti semua persyaratan dari mulai penanganan bahan, proses
pengerjaan, cara kerja untuk dinding bata, selkon, dan sejenisnya
maupun permukaan beton, cara perlindungan dan cara
pemeliharaan dari produsen DRYMIXtanpa terkecuali. Demikian juga
untuk acian plesteran.

3.12 Untuk setiap permukaan bahan yang berbeda jenisnya yang bertemu

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 49
dalam satu bidang datar, harus diberi naat (tali air) dengan ukuran
lebar 0,7 cm dalamnya 1 cm, kecuali bila ada petunjuk dalam gambar
atau ditentukan lain oleh Pengawas/Konsultan Pengawas.

3.13 Untuk permukaan yang datar, harus mempunyai toleransi lengkung


atau cembung bidang tidak melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m. jika
melebihi Kontraktor berkewajiban memperbaikinya dengan biaya
tanggungan Kontraktor.

3.14 Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan


berlangsung wajar tidak terlalu tiba-tiba, dengan membasahi
permukaan plesteran setiap kali terlihat kering, selama 7 (tujuh) hari
terns menerus dan melindungi dari terik panas matahari langsung dengan
bahan-bahan penutup yang bisa mencegah penguapan air secara
cepat.

3.15 Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak baik,
plesteran harus dibongkar kembali dan diperbaiki sampai dinyatakan
dapat diterima oleh Perencana/Konsultan Pengawas dengan biaya atas
tanggungan Kontraktor. Setelah acian selesai, acian harus dibasahi
terus menerus sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari.

3.16 Selama pemasangan dinding batu bata/beton bertulang sebelum difinish,


Kontraktor wajib memelihara dan menjaganya terhadap keresakan-
kerusakan dan pengotoran bahan lain. Setiap kerusakan menjadi
tanggung jawab Kontraktor dan wajib diperbaiki.

3.17 Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan dilakukan sebelum


plesteran berumur lebih dari 2 (dua) minggu.

Pasal 7
PEKERJAAN LOGAM/METAL

1.Lingkup Pekerjaan
1.1 Yang termasuk dalam pekerjaan Logam/Metal ini adalah penyediaan
tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan termasuk alat-alat bantu dan
alat angkut di perlukan untuk melaksanakan pekerjaan Logam/Metal,
sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.

1.2 Yang termasuk dalam Pekerjaan ini adalah :


3. Kusen Aluminium
4. Realling Tangga
5. Rangka Plafond
6. Balok Besi Hollow 50 x 100 x 2 mm penompang Konstruksi Atap
Canopy

2.Persyaratan Bahan Dan Teknis


2.1 Semua bahan baja yang digunakan diantaranya : pipa BSP , Plat baja
,Besi CNP, Baja IWF,Aluminium, Besi Hollow, Spandeck, Spanrell zink allum

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 50
dan Pipa Staenlees Semua bahan harus baru dari jenis yang sama
kwalitasnya, dan harus memenuhi persyaratan normalisasi di Indonesia
dan Standard ASTM A-36, dengan tegangan tarik putus minimum
3700kg/cm2.

2.2 Semua bahan baja harus memenuhi standard mutu baja ST 37

2.3 Semua bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini harus diperoleh dari
leveransir yang dikenal dan disetujui oleh Konsultan Pengawas/Direksi.
Semua bahan tersebut harus lurus, rata permukaan tidak cacat, bebas
karat, noda-noda lain yang dapat mengurangi mutunya. Batang profil
tekan tidak boleh diijinkan bengkok lebih dari 1/400 kali panjang batang.

2.4 Batang baja maupun bahan lain yang digunakan harus sesuai
penampangnya, bentuk, tebal, ukuran, berat, dan detail-detail lainnya
dengan yang tercantum dalam Gambar Kerja.

2.5 Semua bahan yang akan dipakai dalam pekerjaan ini terlebih dahulu
harus disetujui secara tertulis oleh Konsultan Pengawas/Direksi

2.6 Persyaratan bahan Rangka Atap Canopy


MateriaL Struktur Rangka Atap
Rangka Atap
Pekerjaan baja meliputi pekerjaan struktur penyangga atap serta
bagian- bagian lain yang ditunjuk dalam gambar-gambar untuk itu.
Unsur-unsur baja yang dipakai berupa profil-profil, pelat-pelat datar,
pelat siku dan sebagainya.
1. Rangka atap menggunakan Konstruksi atap dari bahan Besi Hollow
50 x 100 x 2 mm, untuk penyangga utama dan diperkuat dengan
ikatan angin (Trackstank) dari besi Sling ukuran dia.12 mm.
Sedangkan Untuk penyangga/penopang Rangka utama (
perkuatan ) memakai Konstruksi Baseplat yang tertanam disetiap
kolom .
Semua bahan memakai bahan yang berkualitas baik, sesuai
dengan persyaratan bahan baja ASTM A-36 dan standard mutu
baja ST-37,dengan tegangan tarik putus minimum 3700 kg/m2
2. Syarat-syarat mutu dan pemasangan harus menurut dan atau
disesuaikan dengan standard-standard sebagai berikut : JIB, B>S>
PPBBI 1983, ASTM, VOSB, TGB, PUBI 1982, SII
3. Mutu Baja profil adalah ST 37
 Mutu Baut A325 Fu = 7384 kg/cm2, Fy = 5696 kg/cm2.
 Mutu las E70 xx Fu = 5063 kg/cm2, Fy = 4219 kg/cm2
4. Semua bahan yang dipakai harus disertai jaminan mutu dari
pabrik (manufacture) atau sertifikat pengujian dari laboratorium
penguji bahan yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Bahan-bahan yang dipakai buatan produsen dalam negeri yang
dikenal baik dan produknya memenuhi Standard Industri Indonesia
yang berlaku.

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 51
5. Bahan struktur baja/besi hollow tidak boleh cacat dan bengkok-
bengkok, jadi harus betul-betul lurus. Profil yang tepat, bentuk,
tebal, ukuran, berat dan detail- detail konstruksinya harus sesuai
dengan gambar rencana.
6. Penyambungan dengan pengelasan harus dilaksanakan dengan
ketepatan dan keahlian tinggi. Pengelasan harus menggunakan
las listrik untuk bagian-bagian yang struktural. Permukaan yang
dilas harus sama dan rata, dan kelihatan teratur. Las-las yang
menunjukkan cacat harus dipotong dan dilas kembali atas
biaya Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor.
7. Pembakaran di bengkel atau di lapangan untuk pemotongan atau
penyambungan harus mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas. Dalam hal persetujuan diberikan, maka bagian yang
dibakar tersebut harus diselesaikan sedemikian baik sehingga
sama dengan hasil pemotongan.
8. Permukaan besi baja kemudian dibersihkan dari korosi sehingga
permukaan memperoleh warna metalic. Bekas las-lasan harus
dikikir dan dihaluskan tanpa mengurangi kekuatan lasnya.
Segera setelah dibersihkan, permukaan baja dicat dengan cat
zinchromat setara IMPRA.
Apabila ditentukan pekerjaan galvanisasi untuk pelat baja atau
pipa-pipa maka yang dimaksud adalah proses galvanisasi celup
panas.
9. Kawat las yang digunakan adalah ARCH-Welding dengan
menggunakan Mild Steel Electrode jenis Eutelic Rod Unimatic
6.000 (AC-DC) dengan tensile Strenght 68.000 psi = 47,6 kg/mm2
atau kawat las lain yang setara. Pengelasan konstruksi baja
harus sesuai dengan gambar konstruksi dan mengikuti prosedur
yang berlaku seperti PPBBI 1983, AISC, dan VOSB.
10. Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor maupun Sub-nya harus
bertanggungjawab atas pekerjaan ini. Persetujuan yang diberikan
oleh Konsultan Pengawas / Perancang tidak berarti membebaskan
Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor maupun sub-nya dari
tanggungjawab.
Perubahan ukuran/dimensi dari profil baja harus disetujui oleh
Konsultan Pengawas.

3.Fabrikasi
3.1 Tenaga-tenaga yang dipergunakan haruslah tenaga-tenaga ahli pada
bidangnya, yang melaksanakan pekerjaan dengan baik dan teliti
sehingga dapat menjamin bahwa seluruh bagian pekerajan dapat
cocok satu sama lain pada waktu pemasangan.

3.2 Konsultan Pengawas mempunyai kebebasan sepenuhnya untuk setiap


waktu melakukan pemeriksaan pekerjaan. Tidak satu pekerjaan pun
dibongkar dan disiapkan untuk dikirim sebelum diperiksa dan

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 52
disetujui oleh Konsultan Pengawas. Setiap pekerjaan yang cacat
atau tidak sesuai dengan gambar rencana atau spesifikasi ini akan
ditolak dan harus segera diperbaiki.
Kontraktor harus menyediakan atas biaya sendiri, semua alat-alat
perancah dan sebagainya yang diperlukan sehubungan dengan
pemeriksaan pekerjaan.

3.3 Pola (maal) pengukuran dan peralatan-peralatan lain yang


dibutuhkan untuk menjamin ketelitian pekerjaan harus disediakan oleh
Kontraktor. Semua pengukuran harus dilakukan dengan
menggunakan pita- pita baja yang telah disetujui Konsultan Pengawas.
Ukuran-ukuran dari pekerjaan baja yang tertera pada gambar
rencana dianggap ukuran pada 25° C.

3.4 Sebelum pekerjaan lain dilakukan pada pelat, maka semua pelat harus
diperiksa kerataannya, semua batang-batang diperiksa kelurusannya,
harus bebas dari puntiran, apabila diperlukan harus diperbaiki,
sehingga apabila pelat-pelat disusun akan terlihat rapat seluruhnya.

3.5 Pekerjaan baja dapat dipotong dengan cara mengguntingnya,


menggergajinya atau dengan las pemotong. Permukaan yang
diperoleh dari hasil pemotongan harus diselesaikan siku terhadap
bidang yang dipotong, tepat dan rata menurut ukuran yang diperlukan.

3.6 Kalau pelat digunting, digergaji atau dipotong dengan las pemotong,
maka pada pemotongan tersebut terbuangnya metal diperkanankan
sebanyak-banyaknya 3 dengan 12 mm dan sebanyak-banyaknya 6
mm pada pelat yang tebalnya lebih besar dari 12 mm.

3.7 Las pemotong untuk memotong digerakkan secara mekanis dan


diarahkan dengan sebuah mal serta bergerak dengan kecepatan
tetap. Pinggiran yang dihasilkan oleh las pemotong harus bersih serta
lures dan untuk menghaluskannya harus menggunakan gerinda
yang bergerak searah dengan arah las pemotongan, sehingga
pinggiran tersebut bebas dari bekas kotoran besi.

3.8 Pekerjaan las harus dikerjakan oleh tenaga las, dibawah pengawasan
langsung seorang yang menurut anggapan Konsultan Pengawas
mempunyai training dan pengalaman yang sesuai untuk
menyelenggarakan pekerjaan tersebut.

3.9 Sub Kontraktor harus mengajukan cara pengelasan kepada


Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan, dan persetujuan
yang telah diberikan tidak dapat diubah tanpa persetujuan lebih lanjut.

3.10 Detail-detail khusus yang menyangkut cars persiapan sambungan, cara


pengelasan jenis dan ukuran elektrode, tebalnya masing-masing bagian
yang dilas dan ukuran dari las serta kekuatan arus listrik untuk las
tersebut harus diajukan Sub Kontraktor terlebih dahulu untuk
mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas sebelum pekerjaan las

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 53
listrik tersebut dilakukan.

3.11 Ukuran elektroda, arus dan tegangan listrik serta kecepatan busur
listrik, yang digunakan pada las listrik, harus seperti yang dinyatakan
oleh pabrik las listrik tersebut dan tidak dapat diadakan penyimpangan
tanpa persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.

3.14 Pelat-pelat yang akan dilas harus bebas dari kotoran-kotoran besi,
minyak, cat, karat atau lapisan lain yang dapat mempengaruhi mutu
las. Las dengan retak susut, retak pada bagian dasar lubang dan kurang
tepat letaknya harus disingkirkan.

3.15 Sebelum dikirim ke lapangan, pekerjaan baja harus dipasang


sementara (montase percobaan) pada lokasi Fabrikasi yang
terlindung dari cuaca untuk diperiksa oleh Konsultan Pengawas
mengenai alignment serta tepatnya seluruh bagian dan sambungan.

3.16 Kalau terjadi perbedaan kedudukan, maka batang yang


berdampingan harus dimontase bersama-sama pada kedudukan
yang dikehendaki lengkap dengan perletakan-perletakannya,
gelegar melintang dan seluruh batang- batang penguat.

3.17 Sambungan sementara harus betul-betul berhubungan secara


menyeluruh dengan menggunakan cara yang disetujui oleh Konsultan
Pengawas seperti wartel, jack, baut-baut dan sebagainya.

3.18 Pemahatan yang dilakukan pada saat montase hanyalah untuk


membawa bagian bagian itu pada posisi yang dikehendaki dan bukan
untuk memperbesar lubang atau merusak material.

3.19 Pemberitahuan harus diberikan kepada Konsultan Pengawas apabila


pekerjaan sudah siap untuk diperiksa dan semua fasilitas yang diperlukan
untuk maksud pemeriksaan itu harus disediakan oleh Kontraktor.

3.20 Montase percobaan tidak boleh dilepas dahulu sebelum mendapat


persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.

3.21 Setelah montase percobaan mendapat persetujuan dari


Konsultan Pengawas setiap bagian harus diberi tanda yang jelas
(dengan pahatan dan cat) sebelum montase percobaan tersebut
dilepas.

3.22 Cat warna yang berbeda dipergunakan untuk membedakan bagian-


bagian yang sama. Copy dari gambar rencana menyatakan dengan
tepat tanda- tanda itu, harus diberikan dengan cuma-cuma kepada
Konsultan Pengawas dan Sub Kontraktor Montase pada saat pengiriman
pekerjaan baja tersebut ke lapangan

3.23 Setelah dibongkar, maka pada permukaan seluruh pekerjaan baja,


kecuali pada bagian yang dikerjakan dengan mesin perkakas dan

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 54
pada perletakan, harus dibersihkan seluruhnya sampai menjadi
logam yang bersih yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.

3.24 Setelah semua permukaan dalam keadaan bersih dan kering, kemudian
dicat dasar dengan satu lapisan cat Zinchromat setara IMPRA.

3.25 Kontraktor harus menyediakan jumlah sepenuhnya dari mur- mur, baut-
baut, cincin baut atau ring dan sebagainya, yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan di lapangan dengan tambahannya 5%
untuk setiap ukuran baut mur dan cincin baut.
Diameter lubang cincin baut adalah 1 s/d 1,5 mm lebih besar dari Ø baut.
Pada saat pengiriman, Kontraktor harus mengajukan/menyerahkan
dengan cuma-cuma kepada Konsultan Pengawas penentuan letak
dari seluruh baut-baut yang akan dipasang.

3.26 Cara transport dan handling pekerjaan besi harus sesuai dengan cara
yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas. Untuk menjamin
terlindungnya dari kerusakan pada sat transportasi, maka perhatian
khusus pada saat pengepakan sangat diperlukan dan pada saat
transport harus diberikan perkuatan.

3.27 Kontraktor menyimpannya dengan aman dan bebas dari kerusakan-


kerusakan di lokasi atau di tempat lain yang disetujui Konsultan
Pengawas., dan bertanggungjawab untuk setiap kehilangan dan
kerusakan-kerusakan setelah penyerahan serta sewa gudang yang
diperlukan.

4.Syarat Pemasangan (Erection)


4.1 Kontraktor harus menyediakan seluruh perancah dan alat- alat yang
diperlukan untuk pekerjaan memasang baut dan atau las dari seluruh
pekerjaan besi tersebut.

4.2 Pekerjaan besi tidak boleh dipasang sebelum cara, alat dan
sebagainya yang akan digunakan mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas. Semua pekerjaan harus dikerjakan secara hati-
hati dan dipasang dengan teliti.

4.3 Drift yang dipakai mempunyai diameter yang lebih kecil dari lubang baut,
dan digunakan untuk membaca bagian-bagian pada posisinya yang
tepat seperti disyaratkan dibawah ini. Penggunaan martil yang berlebihan
yang dapat merusak atau mengganggu material tidak
diperkenankan.

4.4 Setiap kesalahan pada pekerjaan di bengkel yang menyulitkan


pekerjaan montase serta menyulitkan pengepasan bagian-bagian
pekerjaan yang ada harus dilaporkan kepada Konsultan Pengawas.
Permukaan yang dikerjakan dengan mesin perkakas harus dibersihkan
sebelum dipasang.

4.5 Struktur baja harus dipasang sedemikian rupa, sehingga struktur

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 55
tersebut dapat membentuk lawan lendut seperti tertera pada gambar
rencana. Pemasangan permanen baut tidak bole dilakukan sebelum
mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
Sambungan-sambungan dibuat permanen setelah struktur baja
terpasang seluruhnya.

5.Syarat Pengecatan
5.1 Semua konstruksi baja yang akan dipasang perlu dicat di pabrik
dengan cat dasar yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas
kecuali pada bidang-bidang yang dikerjakan dengan mesin perkakas
misalnya pada perletakan.

5.2 Pengecatan terdiri dari :


1. Pembersihan seluruh sambungan lapangan dan bidang-bidang
yang telah dicat dibengkel, yang telah rusak pada saat transportasi
atau pada saat pemasangan serta bidang-bidang lain seperti
yang diperintahkan oleh Konsultan Pengawas.
2. Pemakaian cat dasar dan bahan sejenis seperti yang disyaratkan
dalam RKS ini pada bidang-bidang yang tertera pada point di atas.
3. Pemakaian cat akhir dengan cat Zincromat setara IMPRA untuk
seluruh bidang pekerjaan besi yang terbuka.

5.3 Seluruh permukaan dari pekerjaan besi bangunan harus dibersihkan,


agar menjadi logam yang bersih, bebas dari gemuk, olie, karat,
lumpur atau lain-lain yang melekat padanya. Luas bidang permukaan
yang dibersihkan harus segera ditutup dengan cata dasar, sebelum
terjadi oksidasi (karat), permukaan harus dibersihkan kembali sebelum
pengecatan dasar dilakukan.

5.4 Pengecatan akhir dapat dilakukan dengankwas tangan yang disetujui


atau dengan cara yang disyaratkan oleh Konsultan Pengawas.
Pengecatan tidak dapat dilakukan pada cuaca berkabut, lembab atau
berdebu atau pada cuaca lain yang jelek, kecuali diusahakan tindakan-
tindakan seperlunya yang sesuai dengan pendapat Konsultan Pengawas
untuk menghindari pengaruh-pengaruh cuaca tersebut.

5.5 Permukaan yang akan dicat harus kering dan tidak berdebu. Lapisan
berikutnya tidak dilakukan sebelum lapisan cat sebelumnya kering betul.
Lapisan penutup dilakukan di atas lapisan cat dasar dalam tempo
kurang Iebih enam bulan dan tidak boleh dilakukan Iebih cepat dari
48 jam setelah pengecatan dasar.

5.6 Bila terjadi demikian maka permukaan baja perlu dibersihkan kembali
atau dicat dasar lagi sepeti diuraikan di atas.

5.7 Cat (termasuk penyemprotan) bila diperintahkan oleh Konsultan


Pengawas harus disapu dengan kuat pada permukaan baja, baut-
baut pada setiap sudut-sudut, sambungan pelat lekuk-lekuk
sebagainya. Kemudian diratakan dengan baik.

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 56
5.8 Setiap bagian yang dapat menampung air, atau dapat dirembesi air,
diisi dengan cat tebal, atau bila diperintahkan oleh Konsultan Pengawas
dapat mempergunakan semen kedap air atau bahan lain yang disetujui
sebelum penyelesaian cat dasar.

5.9 Setiap lapisan yang telah selesai harus tampak sama rata. Pemakaian
cat rata ialah 12,5 m2 sampai 15 m2 per liter untuk cat dasar, dan 15
sampai 20 m2 per liter untuk lapisan berikutnya.

6.Bahan Pelindung
Pekerjaan pelindung (curing) dan pengawet meliputi pekerjaan terakhir
yang biasanya dilakukan untuk menjaga agar pekerjaan struktur atas
yang telah diselesaikan dapat lebih tahan lama dan bebas dari
pengaruh-pengaruh yang tidak dikehendaki dikemudian hari.
Pekerjaan Pelindung (curing) dan pengawet meliputi semua jenis
pekerjaan finishing berdasarkan petunjuk-petunjuk dari pabrik dan
dengan persetujuan Konsultan Pengawas.

Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor bertanggungjawab penuh atas


terselenggaranya pekerjaan tersebut dengan baik.

7.Joint Sealant
7.1 Pekerjaan ini meliputi pengadaan, persiapan, pelaksanaan dan
pemasangan pada celah beton di lantai yang akan disambung
menjadi satu.
Pekerjaan ini harus menjamin tidak akan terjadi kebocoran pada
batas-batas sambungan beton yang termaksud di atas.

7.2 Ukuran sesuai dengan detail gambar, Merk dan bahan joint sealant
yang digunakan adalah GE Silicone atau setara.

8.Alat Bantu
Penggunaan alat-alat bantu pekerjaan seperti tower crane, lift atau alat-
alat lainnya yang akan diletakkan dan membebani bagian-bagian
struktur bangunan, harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus memperbaiki kembali segala
kerusakan-kerusakan akibat penggunaan alat-alat bantu tersebut.

9.Toleransi
9.1 Penyimpangan dari toleransi seperti tersebut dibawah ini, Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor harus bertanggung jawab atas perbaikan dan
biaya-biayanya. Perbaikannya harus mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas.

9.2 Toleransi ini diberikan atas pekerjaan yang bertalian dengan setting
out, garis as bangunan, kedataran atau ketinggian, ketegakkan,
ukuran dan tebal dari suatu ketinggian struktur dan lain-lain.

9.3 Kedudukan suatu bagian dari bidang bangunan yang ditunjukkan pada
gambar adalah 6 mm per 3 meter panjang bidang bangunan dengan

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 57
maksimum 25 mm. Lepas dari ketentuan diatas, bidang bangunan tidak
boleh melampui garis batas pemilikan dan garis bangunan
(sempadan).

9.4 Penyimpangan dari bidang tembok dan kolom terhadap garis vertikal
tidak melampui 6 mm per meter dengan maksimum 13 mm.
1. Tinggi 3 meter dari lantai, penyimpangannya - 6mm
2. Tinggi 6 meter dari lantai, penyimpangannya -13 mm
3. Tinggi > 12 meter dari lantai, penyimpangannya -13 mm.

9.5 Penyimpangan maksimum terhadap dimensi penampang nominal


dari kolom balok, pelat dan lain-lain adalah :
1. Dimensi<15cm,penyimpangannya =+ 10 mm - 13 mm
2. Dimensi >15 cm,penyimpangannya = 13 mm - 6 mm
3. Penyimpangan maksimum terhadap ukuran nominal dan Iokasinya
pada lantai dan dinding + 6 mm.

9.6 Semua bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini harus berkualitas
baik, Semua bahan tersebut harus lurus, rata permukaan tidak cacat,
bebas karat, noda-noda lain yang dapat mengurangi mutunya. Batang
profil tekan tidak boleh diijinkan bengkok lebih dari 1/400 kali panjang
batang

9.7 Batang baja maupun bahan lain yang digunakan harus sesuai
penampangnya, bentuk, tebal, ukuran, berat, dan detail-detail lainnya
dengan yang tercantum dalam Gambar Kerja

9.8 Semua bahan yang akan dipakai dalam pekerjaan ini terlebih dahulu
harus disetujui secara tertulis oleh Konsultan Pengawas/Direksi

10.Persyaratan Pelaksanaan
10.1 Sebelum pelaksanaan rangka atap dilaksanakan, pelaksana wajib
memberikan soft drawing yang sesuai dengan gambar rencana untuk
disetujui pihak direksi dan konsultan perencana

10.2 Pembuatan dan pemasangan rangka dan bahan lain terkait harus
dilaksanakan sesuai gambar design yang telah dihitung

10.3 Seluruh kelengkapan atau barang dan pekerjaan lain yang diperlukan
demi kesempurnaan pemasangan (walaupun tidak secara khusus
diperlihatkan dalam gambar ataupun dipersyaratkan di RKS ini) harus
diadakan / disediakan / dikerjakan

10.4 Perakitan Rangka Canopy di worksite dilaksanakan dengan mesin las


listrik,pemborong harus menyiapkan semua kelengkapan kerja yang
diperlukan .

10.5 Pihak kontraktor harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua struktur
yang dipakai untuk tumpuan atap berdasarkan spesifikasi desain dan
pembebanan yang telah disepakati. Berkenaan dengan hal itu, pihak

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 58
Konsultan Perencana struktur berhak meminta informasi mengenai reaksi
perletakan rangka atap canopy.

10.6 Pengelasan :
1. Pengelasan harus dilakukan hati-hati dan cermat. Logam yang
akan dilas harus bersih dari retak dan cacat lain yang mengurangi
kekuatan sambungan dan permukaannya harus halus. Juga
permukaan yang dilas harus sama, rata dan kelihatan teratur.
2. Pekerjaan las sedapat mungkin dikerjakan dibengkel/pabrik, dan
atau dalam ruangan yang beratap, bebas angin dan dalam
keadaan kering. Benda pekerjaan ditempatkan sedemikian rupa
sehingga pekerjan las dapat dilakukan dengan baik dan teliti.

10.7 Las perapat/Pengendap


Dalam setiap posisi dimana dua bagian (dari suatu benda) saling
berdekatan, harus digunakan las perapat/pengendap guna mencegah
masuknya lengas terlepas apakah diberikan detailnya atau tidak dalam
Gambar Kerja apakah barang tersebut terkena cuaca luar atau tidak
dan Kontraktor tidak dapat mengklaim pekerjaan ini sebagai pekerjaan
tambah.

10.8 Macam dan tebal las:


1. Macam las yang dipakai adalah las lumer (las dengan busur listrik)
2. Ukuran las harus sesuai dengan Gambar Kerja dan atau tebal untuk
Konstruksi minimum ½ tV2 dimana t adalah tebal bahan terkecil.
3. Panjang las minimum 8xtebal bahan atau 40 mm
4. Panjang las maksimum adalah 40 x tebal bahan.
5. Kekuatan dari bahan las yang dipakai paling kecil sama dengan
kekuatan baja yang dipakai- Perbaikan Las

10.9 Bila pekerjaan las ternyata memerlukan perbaikan, maka harus dilakukan
oleh Kontraktor sebagaimana yang diperintahkan oleh Konsultan
Pengawas/Direksi dan tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah.
Las yang menunjukan cacat harus dipotong dan dilas kembali atas biaya
Kontraktor

10.10 Mur dan Baut :


1. Mur dan Baut yang digunakan harus mempunyai ukuran yang
sesuai dengan yang tercantum dalam gambar rencana
2. Pemasangan Mur dan Baut harus benar-benar kokoh serta
mempunyai kekokohan yang merata antara satu dengan yang
lainnya
3. motong dan menyelesaikan pinggiran bekas
irisan,gilingan,pemotongan dan meratakan harus benar-benar
rata/mendatar

10.11 Menembus,mengebor dan meluaskan lubang


1. Pada keadaan akhir diameter lubang untuk baut dan sebuah baut
hitam yang tepat, boleh berbeda masing-masing 1 mm dari
diameter batang baut tersebut.

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 59
2. Semua pembuatan lubang harus dibor.
3. Untuk lubang pada bagian Konstruksi yang disambung dan harus
dijadikan satu dengan alat/komponen penyambung, dibor
sekaligus sampai diameter sepenuhnya. Apabila ternyata tidak
sesuai, lubang diubah dengan dibor atau diluaskan atau
penyimpangannya tidak boleh melebihi 0,5 mm.
4. Semua lubang harus bulat sempurna berdiri siku pada bidang dan
konstruksi yang akan disambung dan harus dibersihkan

Pasal 8
PEKERJAAN PENUTUP ATAP

1.Lingkup Pekerjaan
1.1 Termasuk dalam pekerjaan Penutup Atap ini adalah penyediaan tenaga
kerja, bahan-bahan, peralatan termasuk alat-alat bantu dan alat
angkut yang di perlukan untuk melaksanakan pekerjaan Penutup Atap,
sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.

1.2 Yang termasuk dalam Pekerjaan ini adalah :


1. Pekerjaan Atap Kaca
2. Dan lain-lain seperti tercantum dalam gambar Kerja

2.Persyaratan Umum
2.1 Semua pekerjaan Metal dan kaca harus memenuhi persyaratan bahan
dari Standar Industri Indonesia (SII). Dan pelaksanaan yang tercantum
dalam pasal lain di buku RKS ini.

3.Persyaratan Bahan

3.1 Atap Kaca Canopy


1. Kaca Tempered glass setara “Asahimas” dengan ketebalan
minimum 12 mm
Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan kepada Konsultan
Pengawas/Direksi untuk persetujuan tertulis bagi pemasangan.

3.2 Bahan yang digunakan harus sesuai penampangnya, bentuk, tebal,


ukuran, berat, dan detail-detail lainnya dengan yang tercantum dalam
Gambar Kerja

3.3 Semua bahan yang akan dipakai dalam pekerjaan ini terlebih dahulu
harus disetujui secara tertulis oleh Konsultan Pengawas/Direksi

4.Persyaratan Pelaksanaan
4.1 Rangka Atap,Canopy sudah terpasang kokoh pada tempatnya sesuai
gambar kerja dan telah disetujui oleh Konsultan Pengawas/Direksi.

4.2 Pemasangan Kaca tempered dilakukan dengan meletakkan diatas


rangka besi hollow dengan jarak 600 mm2 (ukuran hollow 50 mm x 100
mm).atau sesuai gambar kerja.

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 60
4.3 Seluruh kelengkapan atau barang dan pekerjaan lain yang diperlukan
demi kesempurnaan pemasangan (walaupun tidak secara khusus
diperlihatkan dalam gambar ataupun dipersyaratkan di RKS ini) harus
diadakan / disediakan / dikerjakan

4.4 Pihak kontraktor harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua struktur
yang dipakai untuk tumpuan rangka berdasarkan spesifikasi desain dan
pembebanan yang telah disepakati. Berkenaan dengan hal itu, pihak
Konsultan Perencana struktur berhak meminta informasi mengenai reaksi
perletakan rangka atap.

Pasal 9
P E KE RJ AAN LA NT AI D AN P E L AP I S DI ND I N G

1.Lingkup Pekerjaan
1.1 Pada pekerjaan pemasangan ini termasuk, adalah penyediaan tenaga
kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang
digunakan dalam pekerjaan, sehingga tercapai hasil pekerjaan yang
bermutu dan sempurna untuk operasional.

1.2 Pekerjaan pemasangan ini meliputi keramik lantai, dinding, sesuai yang
dinyatakan/ ditunjukkan dalam detail gambar berikut plint dan
stepnosing tangga dan/atau ketentuan lain yang disyaratkan.

2.Persyaratan Bahan
2.1 Keramik Lantai Homogenous Tile
1. Ukuran:
25 x 25, 30 x 60, 60 x 60 cm atau ditentukan lain/sesuai gambar
2. Produksi : Produksi terbaik dari Granito,Roman atau setara
3. Warna : ditentukan kemudian
4. Kualitas : KWI (Kualitas terbaik)
5. Type : Permukaan Polished, Unpolished, extruded /sesuai gambar

2.2 Keramik Dinding Homogenous Tile


1. Ukuaran : 25 x 40 cm
2. Produksi : Roman,Granito atau Setara
3. Warna : ditentukan Kemudian
4. Kualitas : KW I (kualitas terbaik)
5. Type : Keramik dinding (wall tile)

2.3 Alumunium Composite Panel (ACP)


1. Panel Thickness : 4 mm
2. Almunium Thickness : 0,5 mm
3. Produksi : Aluco SEVEN atau setara
4. Warna : ditentukan Kemudian
5. Kualitas : KW I (kualitas terbaik)

2.4 Batu Candi


1. Ukuran : 40 x 40 x 2 cm atau ditentukan lain/sesuai gambar

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 61
2. Produksi : Produksi terbaik dari batu alam
3. Warna : Hitam
4. Kualitas : KWI (Kualitas terbaik)
5. Type : Batu Alam

2.5 Persyaratan lain untuk material keramik/Granit dan batu alam harus
memiliki warna, motif yang sama, tidak ada gumpil/retak/pecah/cacat
lainnya, mempunyai lapisan keras cukup tebal, sisi-sisinya saling tegak
lurus, dan memiliki ukuran yang relatif sama (toleransi ± max. 1 mm)

2.6 Bahan Perekat


1. Bahan perekat keramik/Granit terdiri atas spesi, campuran semen
dan pasir dengan perbandingan I : 3 dengan water rasio yang
cukup, atau
2. Cement Grout ( spesial tile adhesive ) seperti yang
direkomendasikan produsen, seperti AM 30 Mortarflex, Drymix, ABA
Grout. atau setara.

2.7 Bahan Pengisi Nad


Bahan pengisi nad (siar) keramik menggunakan bahan cement
grout seperti yang direkomendasikan produsen, seperti AM 50,
Drymix, ABA Grout, atau setara

3.Persyaratan Pelaksanaan
3.1 Sebelum pekerjaan keramik/granit, batu alam dan Alumunium
Composite Panel (ACP) ini dilaksanakan harus dipresentasikan terlebih
dahulu kepada Pemberi Tugas untuk menentukan warna yang akan
dipakai.

3.2 Kontraktor terlebih dahulu harus mengajukan shop drawing untuk


mendapatka persetujuan Konsultan Pengawas , dan Pemberi Tugas
sebagai dasar pelaksanaan. Shop drawing paling tidak harus memuat:
1. Pola pemasangan dan titik permulaan pemasangan yang
memperlihatkan keserasian hubungan pada setiap sudut-sudut
ruang, peralihan dari satu bagian ruang ke bagian ruang yang lain.
2. Lebar naad (untuk Pemasangan Lantai dan Dinding Keramik)
terhitung sehingga didapat ukuran potongan terkecil yang serasi,
termasuk keserasian terhadap dinding keramik atau finishing
dinding lain yang perlu diperhatikan keserasiannya.
3. Ukuran ruang yang dipakai sebagai dasar shop drawing adalah
ukuran ruang yang aktual di lapangan/ bukan blaad dari gambar
perencanaan.

3.3 Pekerjaan Keramik Dinding


1. Sebelum keramik/granit dipasang terlebih dulu harus direndam air
sampai jenuh/sesuai dengan rekomendasi produsen.
2. Pola keramik/granit dinding harus memperhatikan ukuran/letak dan
semua peralatan ME yang akan terpasang di dinding seperti :
exhaust fan, panel, sanitary & aksesoris, stop kontak, lemari
gantung, dll sebagaimana diterangkan dalam gambar.

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 62
3. Pada permukaan dinding beton/plesteran, keramik dapat langsung
direkatkan dengan permukaan keramik bagian belakang harus
terisi padat menggunakan spesi atau perekat tile adhesive dengan
type sesuai rekomendasi produsen.
4. Bidang dinding keramik harus benar-benar rata, garis nad serapat
mungkin dan harus benar-benar lurus. Nad arah horisontal pada
dinding yang berbeda ketinggian peil lantainya harus merupakan
satu garis lures.
5. Keramik harus disusun menurut garis-garis lures dengan nad setiap
perpotongan nad harus membentuk dua garis tegak lurus.
6. Nad keramik diisi dengan bahan cement grout dan dilakukan
paling cepat 24 jam setelah keramik dipasang.
7. Sewaktu pengisian naad ini, keramik harus sudah benar-benar
melekat dengan kuat pada dinding. Sebelum diisi, celah-celah
naad ini harus dibersihkan terlebih dahulu dari debu dan kotoran
lain.
8. Pembersihan permukaan keramik dari sisa-sisa cement grout atau
kotoran lainnya dilakukan langsung dengan lap basah, atau
dengan menggunakan cairan pembersih keramik yang telah
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.

3.4 Pekerjaan Keramik / Homogeneous Lantai


1. Pekerjaan finishing lantai baru boleh dilaksanakan setelah seluruh
pekerjaan plafond dan pemasangan lapisan-lapisan pada dinding
selesai dikerjakan dan apabila dipandang perlu dapat ditentukan
lain dengan persetujuan Konsultan Pengawas.
2. Kontraktor diwajibkan mengadakan pengecekan terhadap peil
lantai dan kemiringannya, sebelum pekerjaan ini dilaksanakan.
3. Pelaksanaan pekerjaan disesuaikan dengan spesifikasi bahan
penutup lantai yang dipakai.
4. Tanah dasar lantai terlebih dahulu harus dipadatkan dan diberi
lapisan pasir urug padat menurut ukuran yang telah ditentukan.
Pemadatan pasir dilakukan dengan penyiraman air.
5. Permukaan lantai yang akan dipasangi keramik harus dibersihkan
dari debu, cat dan kotoran lainnya. Kemudian dikasarkan agar
pelekat adukan spesi lebih sempurna.
6. Sewaktu keramik dipasang, permukaan keramik bagian belakang
harus terisi padat dengan spesi atau tile adhesive.
7. Naad keramik diisi dengan bahan cement grout. Warna perekat
naad ini disesuaikan dengan warna keramik.
8. Pengisian/pengecoran naad dilakukan paling cepat 24 jam setelah
keramik dipasang.
9. Sewaktu pengisian naad ini, keramik harus sudah benar-benar
melekat dengan kuat pada lantai. Sebelum diisi, celah-celah naad
ini harus dibersihkan terlebih dahulu dari debu dan kotoran lain.
10. Usahakan agar permukaan keramik yang sudah terpasang tidak
terkena adukan/air semen.
11. Kotoran semen dan lain-lain yang menempel di permukaan keramik
pada waktu pengecoran naad, harus segera dibersihkan sebelum
mengering /mengeras.

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 63
12. Bila pemasangan telah selesai seluruhnya, maka lantai harus
dilap/disapu hingga bersih.
13. Permukaan lantai yang sudah terpasang, hasilnya harus rapi baik,
tidak miring, tidak bergelombang, terpasang dengan kuat.
14. Bila masih diperlukan, keramik harus dibersihkan dengan lap basah
atau bahan--bahan pembersih keramik yang dietujui Konsultan
Pengawas
15. Untuk menghilangkan kotoran yang sukar terlepas, dapat
digunakan sikat baja atau bahan pembersih khusus, disesuaikan
dengan jenis kotorannya. Untuk mencegah terjadinya keretakan
akibat pengembangan, maka pada beberapa bagian harus
disediakan alur-alur expansion. Alur-alur expansion ini harus diisi
dengan bahan yang elastis/sealant sesuai dengan gambar dan
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas, termasuk di dalam
ketentuan ini adalah sistem delatasi.
16. Pada bagian-bagian yang memerlukan pemotongan harus
dilakukan dengan menggunakan Mesin pemotong

Pasal 10
PEKERJAAN KUSEN ALUMUNIUM

1.Lingkup Pekerjaan
1.1 Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan slat-alai bantu
lainnya untuk melaksanakan pekerjaan kusen alumunium sehingga
dapat tercapai basil pekerjaan yang baik dan sempurna.

1.2 Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan kusen alumunium, termasuk kaca,
engsel, daun pintu & jendela alumunium, handle pintu , aksesoris jendela
dan aksesoris lain yang dibutuhkan atau seperti yang
dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar.

2.Persyaratan Bahan
2.1 Bahan Kusen Alumunium
1. Profil Alumunium bermutu baik ex setara Alkasa, YKK
2. Alloy / Billet : menggunakan bahan asli, tidak terbuat dari bahan-
bahan scrap / sisa, standard bahan : 6063
3. Standard: SII - 0692 – 82
4. Tebal Anodising: 18 micron (minimal)
5. Ukuran Profil :
minimal 50mmx100mm/4”, atau seperti dalam gambar
6. Tebal Profil : minimal 1.2 mm
7. Finish & warna : Coating warna Putih
8. Pemakaian : sesuai gambar

2.2 Aksesoris & Perlengkapannya


1. Sekrup, hardware & parts menggunakan stainless steel
2. Tarikan / handle
3. Angkur-angkur tanam : Baja
4. Bagian yang berhubungan dengan alumunium diberi lapisan
galvanized 25 micro, bagian lain diberi zinchromat type alkid

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 64
2.3 Bahan Sealant
1. Sealent Setaraf Dow Corning atau G.E sealent yang dipakai harus
sesuai dengan persyaratan fungsinya, untuk structural glazing,
curtain wall atau fungsi lain dengan rekomendasi dari pabrik,
pemakaian I tube maksimal 150 cm

3.Syarat-syarat Pelaksanaan
3.1 Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti
gambar-gambar yang ada sesuai kondisi di lapangan (ukuran dan
lubang-lubang), termasuk mempelajari bentuk pola, penempatan, cara
pemasangan, mekanisme dan detail sesuai gambar-gambar.

3.2 Penimbunan material kusen di tempat pekerjaan harus ditempatkan


pada ruang/tempat dengan sirkulasi yang baik, tidak terkena cuaca
langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.

3.3 Kontraktor harus mengajukan contoh/ sample bahan kusen dan kaca,
contoh kontruksi dan membuat shop drawing guna mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas, sebelum pelaksanaan pekerjaan
dimulai.

3.4 Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi.
Pemotongan dan pembuatan kusen dilakukan dengan mesin di luar
tempat pekerjaan/pemasangan

3.5 Setelah pemasanaan kusen atau daun pintu & jendela kontraktor
diwajibkan memberikan perlindungan sedemikian rupa sehingga
terhindar dari kerusakankerusakan oleh benturan-benturan benda-benda
lain dan dari kelembaban ataupun terkena cuaca langsung.

3.6 Apabila terjadi cacat atau kerusakan-kerusakan baik yang terlihat


maupun yang tersembunyi, kontraktor wajib memperbaiki ataupun
mengganti dengan yang baru sampai dengan disetujui oleh Konsultan
Pengawas dengan seluruh biaya ditanggung oleh Kontraktor.

Pasal 11
PEKERJAAN KACA DAN CERMIN

1.Lingkup Pekerjaan
1.1 Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat Bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan sehinga dapat tercapai hasil pekerjaan
yang bermutu baik dan sempurna.

1.2 Pekerjaan kaca dan cermin meliputi seluruh kaca eksterior seperti yang
disebutkan/ditunjukkan dalam detail gambar. Termasuk diantaranya dan
tidak terbatas pada sebagai berikut

2.Persyaratan Bahan

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 65
2.1 Kaca adalah bahan terbuat dari bahan glass yang pipih pada umumya
mempunyai ketebalan yang sama, mempunyai sifat tembus cahaya,
dapat diperoleh dari proses-proses tank tembus cahaya, gilas dan
pengambangan (Float Glass), memepunyai permukaan yang rata dan
tidak bergelombang.

2.2 Toleransi Lebar dan Panjang.


Ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampaui toleransi yang
ditentukan oleh produsen sesuai standard SII.

2.3 Kesikuan
Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut serta
tepi potongan yang rata dan lurus, toleransi kesikuan maksimum yang
diperkenankan adalah 1,5 mm per meter.

2.4 Cacat - Cacat.


1. Cacat-cacat lembaran bening yang diperbolehkan harus sesuai
ketentuan dari pabrik.
2. Kaca yang digunakan harus bebas dari gelombang (ruang-ruang
yang berisi gas yang terdapat pada kaca).
3. Kaca yang digunakan harus sesuai dengan komposisi kimia
yang dapat menganggu pandangan.
4. Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah pada kaca
baik sebagaian atau seluruh tebal kaca).
5. Kaca harus bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang
dan lebar kearah luar atau masuk).
6. Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (wave) benang
adalah
cacat garis timbul yang tembus padangan, gelombang adalah
permukaan kaca yang berubah dan menggangu padangan.
7. Harus bebas dari bintik-bintik (s p o t s ), awan (cloud) dan goresan
(s c r a t c h ), bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok).
Mutu kaca lembaran yang digunakan mutu AA.
8. Ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh melampaui
toleransi yang ditentukan oleh pabrik. Untuk ketebalan kaca 8
dan 5 mm kira-kira 0,3 mm.

2.5 Bahan Kaca


1. Kaca jendela/pintu
- Produksi Asahimas, setara.
- Jenis Bening dan Tempered Bening (khusus Pintu Depan)
- Tebal sesuai gambar.
2. Kaca jendela/pintu dan Partisi
- Produksi Asahimas, setara.
- Jenis Bening lapis Sanblas
- Tebal sesuai gambar.
3. Kaca Cermin
- Produksi Asahimas.
- Jenis float glass
- Tebal sesuai gambar.

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 66
- Warna clear atau silver
- Ukuran sesuai gamba rencana.

2.6 Semua bahan kaca dan cermin sebelum dan sesudah terpasang harus
mendapat persetujuan Perencana/Konsultan Pengawas.

2.7 Sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat
pemotongan, harus digurinda/dihaluskan, hingga membentuk
tembereng.

3.Syarat-syarat Khusus
3.1 Suspended Glass
1. Untuk bidang dinding kaca yang melebihi ketinggian 4 m bebas
frame maka diharuskan menggunakan suspended glass system dari
Asahi Mas secara lengkap.
2. Ketebalan kaca suspended adalah 12 mm untuk ketinggian
sampai dengan 4 m, ketinggian lebih dari 4 m harus sesuai
dengan rekomendasi dari produsen kaca yang digunakan.
3. Jenis kaca suspended adalah clear tempered glass yang terletak
bersebelahan langsung dengan daun pintu, kiri,dan kanan . Untuk
bidang lainnya dapat menggunakan kaca clear biasa.
3.2 Frameless Glass Door
1. Daun pintu frameless menggunakan clear tempered glass tebal
minimal 12 mm atau bila pintu tersebut berhubungan langsung
dengan suspended glass maka ketebalan daun pintu tersebut
adalah sama dengan ketebalan kaca suspendednya.

4.Syarat-syarat Pelaksanaan
4.1 Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar,
uraian dan syarat pekerjaan dalam buku ini dan mengikuti semua
persyaratan/petunjuk dari produsen.

4.2 Pekerjaan ini harus dikerjakan oleh perusahaan aplikator yang telah
berpengalaman untuk jenis pekerjaan dan volume yang minimal
sama dengan proyek ini, dan harus disetujui oleh Perencana/Konsultan
Pengawas.

4.3 Bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan
benturan, dan diberi tanda untuk mudah diketahui, tanda-tanda tidak
boleh menggunakan kapur, tanda-tanda harus dibuat dari potongan
kertas yang direkatkan dengan menggunakan lem aci.

4.4 Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan


alat-alat pemotongan kaca khusus.

4.5 Pembersih akhir dari kaca menggunakan kain katun yang lunak dengan
mengunakan cairan pembersih kaca merk clear.

4.6 Hubungan kaca dengan kaca dan kaca dengan frame/kusen harus diisi
dengan lem silikon merk ABA/GE warna transparan atau dengan warna

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 67
senada denagn warna frame, cara pemasangan dan persiapan
pemasangan harus mengikuti petunjuk yang dikeluarkan produsen
kaca dan produsen sealant termasuk pemasangan setting block, alat
Bantu pemasangan dan lain-lain.

4.7 Kaca dan Cermin harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata,
tidak diperkenankan retak dan pecah pada sealant/tepinya, bebas dari
segala noda dan bekas goresan.

4.8 Cermin yang terpasang sesuai dengan contoh yang telah diserahkan
dan semua yang terpasang harus disetujui Konsultan Pengawas, jenis
cermin sesuai dengan yang telah disebutkan dalam syarat pemakaian
bahan material dalam uraian dan syarat pekerjaan tertulis ini type VVV
polished, tebal 5 mm.

4.9 Pemasangan Cermin


1. Cermin ditempel dengan dasar kayu lapis jenis MR yang
disekrupkan pada klos-klos di dinding, kemudian dilapisi dengan
plastik busa tebal 1 cm. Pemasangan cermin menggunakan
penjepit alumunium siku atau skrupskrup kaca yang memepunyai
dop penutup stainless steel.atau sesuai dengan gambar detail
2. Setalah terpasang cermin harus dibersihkan dengan cairan
pembersih yang mengandung amoniak merk yang di
rekomendasikan oleh produsen kaca.

4.10 Jaminan untuk pemakaian selicoon sealant, kontraktor harus memberikan


surat jaminan dari produsen sealant untuk:
1. Jaminan pemeliharaan Cuma-Cuma selama 10 tahun untuk
seluruh bangunan.
2. Jaminan ketepatan pemakaian bahan.

Pasal 12
PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI

1.Lingkup Pekerjaan
1.1 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
perlengkapan daun pintu/daun jendela dan alat-alat Bantu lainnya
untuk melaksanakan pekerjaan hingga tercapainya hasil pekerjaan
yang baik dan sempurna.

1.2 Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi


seluruh pemasangan pada daun pintu kayu/Allumunium, seperti yang
ditunjuk/disyaratkan dalam detail gambar.

2.Persyaratan Bahan
2.1 Semua "Hardware" yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan
yang tercantum dalam buku Spesifikasi Teknis, bila terjadi perubahan
atau penggantian "Hardware" akibat dari pemilihan merek, Kontraktor
wajib melaporkan hal tersebut kepada Konsultan Pengawas dan

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 68
Perencana untuk mendapatkan persetujuan.

2.2 Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal dari pelat
alumunium berukuan 2 x 5 cm dengan tebal 0,5 mm.

2.3 Harus disediakan lemari penyimpanan anak kunci dengan "Backed


Enamel Finish" yang dilengkapi dengan kait-kaitan untuk anak kunci
lengkap dengan nomor pengenalnya. Lemari berukuran lebar x tinggi
adalah 40 x 50 cm, dengan tebal 15 cm berdaun pintu tunggal
memakai engsel piano dan handle alumunium.

3.Perlengkapan Pintu dan Jendela


3.1 Untuk ketentuan perincian type dan jenis perlengkapan yang digunakan
antara lain :
1. Pekerjaan Kunci dan Pegangan Pintu
a. Semua pintu menggunakan peralatan kunci sebagai
berikut :
 Lockease : ex. Wilka, Dekkson, Cisa /setara
 Cylinder : ex. Wilka, Dekkson, Cisa /setara
 Handle : ex. Wilka, Dekkson, Cisa /setara
 Back Plat : ex. Wilka, Dekkson, Cisa /setara
 Engsel (Butt Hinges): 4"x4"ex.Wilka,Dekkson,/setara
b. Untuk Panel-panel listrik, pintu shaft dan lain-lain, kunci yang
dipakai merk Dekkson, Cisa / setara.
c. Untuk daun jendela kaca dipakai pengunci merk Kend
dengan finish serasi dengan door hardware.
d. Semua kunci-kunci tanam terpasang dengan kuat pada
rangka daun pintu. Dipasang setinggi 105 cm dari lantai,
atau sesuai petunjuk Pengawas.
2. Pekerjaan Engsel
a. Untuk pintu-pintu panel pada umumnya menggunakan engsel
pintu, dipasang sekurang-kurangnya 3 (tiga) buah untuk
setiap daun dengan menggunakan sekrup kembang
dengan warna yang sama dengan warna engsel. Jumlah
engsel yang dipasang harus diperhitungkan menurut beban
berat daun pintu, tiap engsel memikul maksimal 20 kg.
b. Untuk pintu kaca menggunakan engsel lantai (floor hinge)
double action, merk Dorma,Besam / setara, dipasang baik
pada lantai sehingga terjamin kekuatan dan kerapihannya,
dipasang sesuai dengan gambar untuk itu.
c. Untuk jendela digunakan engsel merk Dekkson /setara.
d. Untuk pintu-pintu besi dipakai engsel kupu dibuat khusus
untuk keperluan masing-masing pintu.

3.2 Bahan - Bahan


Untuk ketentuan type dan jenis perlengkapan yang digunakan harus
diambil dari agen resmi produsen dan harus mendapatkan surat garansi.

3.3 Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan untuk mendapatkan


persetujuan Perencana.

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 69
4.Persyaratan Pelaksanaan
4.1 Engsel atas dipasang ± 25 cm (as) dari permukaan atas pintu.
Engsel bawah dipasang ± 25 cm (as) dari permukaan bawah pintu. Engsel
tengah dipasang ditengah-tengah antara kedua engsel tersebut.

4.2 Untuk pintu toilet, engsel atas dan bawah dipasang ± 25 cm dari
permukaan pintu, engsel tengah dipasang ditengah-tengah antara
kedua engsel tersebut.

4.3 Penarik pintu (door pull) dipasang 1050 mm (as) dari permukaan lantai.

4.4 Pemasangan lockease, hadle dan backplate harus rapi, lurus dan
sesuai dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh Pengawas,
apabila hal tersebut tidak tercapai, Kontraktor wajib memperbaiki tanpa
tambahan biaya.

4.5 Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus
dilakukan pengujian secara kasar dan halus.

4.6 Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.

4.7 Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)


berdasarkan gambar Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan dengan
keadaan di lapangan dan disetujui Perencana/Pengawas. Didalam shop
drawing harus jelas dicantu Pengawasan semua data yang diperlukan
termasuk keterangan produk, cara pemasasangan atau detail-detail
khusus yang belum tercakup secara lengkap di dalam gambar dokumen
kontrak, sesuai dengan Standar Spesifikasi Produsen.

Pasal 13
PEKERJAAN KAYU

1.Lingkup Pekerjaan
1.1 Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat
tercapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.

1.2 Pekerjaan ini meliputi pembuatan Kusen dan Daun Pintu atau seperti
yang dinyatakan / ditunjukkan dalam gambar.

2.Persyaratan Bahan
2.1 Bahan Rangka Kayu
1. Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai persyaratan dalam NI-
5, (PPKI 1961) dan persyaratan lain yang tertulis dalam bab
material kayu.
2. Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering dengan
permukaan rata, bebas dari cacat seperti retak-retak, mata kayu
dan cacat kayu.

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 70
3. Kelembaban bahan untuk kusen dan rangka daun pintu
disyaratkan 12% - 14%.
4. Untuk kusen dan rangka kayu yang dipakai adalah kayu seperti
yang ditunjukkan dalam gambar dengan mutu baik, keawetan
kelas I dan kekuatan kelas I-II. Semua material kayu yang
dipakai harus sudah mendapatkan perlindungan anti rayap.
Ukuran yang tertera dalam gambar adalah ukuran jadi.
5. Daun Pintu dengan konstruksi double Playwood ukuran
disesuaikan gambar-gambar shop drawing, tidak diperkenankan
menggunakan sambungan, harus utuh untuk satu muka (kecuali
ditentukan lain dalam gambar).

2.2 Bahan Perekat.


1. Untuk perekat digunakan lem kayu yang bermutu baik jenis
epoxi.
2. Semua permukaan rangka kayu harus diserut, harus rata, lurus dan
siku.

2.3 Bahan Finishing.


1. Finishing untuk permukaan kayu/teakwood untuk Interior dari
melamic kayu yang bermutu baik dari produk IMPRA
Melamic/Politure atau setara, warna dan teknik finishing akan
ditentukan kemudian oleh Perencana/Konsultan Pengawas.
2. Finishing permukaan kayu Eksterior dari teakoil dengan cara dikuas,.
Bahan dari produk IMPRA atau setara, warna dan teknik finishing
akan ditentukan kemudian oleh Perencana/Konsultan Pengawas.

3.Syarat-syarat Pelaksanaan
3.1 Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti
gambargambar yang ada kondisi dilapangan (ukuran dan lubang-
lubang), termasuk mempelajari bentuk pola, penempatan, cara
pemasangan, mekanisme dan detail sesuai gambar- gambar.

3.2 Sebelum pemasangan, penimbunan bahan pintu di tempat pekerjaan


harus ditempatkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi yang baik,
tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan
kelembanan.

3.3 Harus diperhatikan semua sambungan siku/sudut utnuk rangka kayu dan
penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan
memperhatikan/menjaga kerapihan terutama untuk bidang-bidang
tampak tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.

3.4 Semua kayu tampak harus diserut rata, halus, lurus dan siku-siku satu
sama lain sisi-sisinya, dan di lapangan sudah dalam keadaan siap untuk
penyetelan/pemasangan.

3.5 Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi.
Pemotongan dan pembuatan profil kayu dilakukan dengan mesin diluar

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 71
tempat pekerjaan/pemasangan.

3.6 Apabila terjadi cacat atau kerusakan-kerusakan baik yang terlihat


maupun yang tersembunyi, kontraktor wajib memperbaiki ataupun
mengganti sampai dengan disetujui oleh Perencana/Konsultan
Pengawas dengan seluruh biaya ditanggung oleh Kontraktor.

Pasal 14
PEKERJAAN PLAFOND GYPSUM

1.Lingkup Pekerjaan
1.1 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya
pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.

1.2 Pekerjaan ini meliputi rangka untuk rakitan papan gypsum yang tidak
menahan beban.

1.3 Rakitan papan gypsum yang dipasang pada rangka besi Hollow

2.Persyaratan Bahan
2.1 Jarak dan ukuran sesuai yang ditunjuk dalam gambar tetapi tidak
kurang dari yang diperlukan agar sesuai dengan standard ASTM C
754.

2.2 Semua rangka harus anti rayap, dicat anti rayap atau ditentukan lain
oleh Perencana / Pengawas /Konsultan Pengawas.

2.3 Rangka Plafon bagian dalam menggunakan rangka hollow dengan


kualitas baik,ukuran yang digunakan adalah 40 x 40 mm untuk rangka.

2.4 Ketebalan papan gypsum adalah sesuai dengan gambar atau jika
tidak ditunjuk, dengan ketebalan 9 mm sesuai dengan ASTM C 80.
Untuk aplikasi dan jarak rangka sesuai dengan gambar atau persyaratan
dari produsen dan disetujui oleh Perencana/Konsultan Pengawas.

2.5 Gypsum yang dipakai harus sesuai dengan persyaratan ASTM C 36.
Gypsum tersebut dari produk, dan tidak terbatas sebagai berikut :
1. Panel Gypsum Board
 Mempunyai standar SII
 Ukuran panel 120 x 240 cm atau sesuai gambar Kerja
 Tebal panel 9 mm
 Bahan yang akan dipakai harus siku pada sudut-sudutnya,
permukaan rata tidak bergelombang, tidak ada tonjolan atau
lekukan; dan bebas dari cacat, noda dan pecah.
 Merk sekualitas “Jaya Board”.

2.6 Pada tempat – tempat pertemuan dengan dinding ,kolom bagian ruang

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 72
dalam dipasang list Siku 4x6 cm dari bahan Gypsum/Kayu

3.Syarat-syarat Pelaksanaan
3.1 Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk
meneliti gambar-gambar yang ada dengan kondisi dilapangan (ukuran
dan lubang), termasuki mempelajari bentuk, pola layout/penempelan,
cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail.

3.2 Kontraktor wajib membuat shop drawing secar lengkap dengan


memperlihatkan layout, type dari gypsum panel detail angkur, perkuat
juga sambungan-sambungan, bukaan dan kelengkapan lain yang
diperlukan untuk penyelesaian pemasangan ceiling gypsum.

3.3 Kontraktor wajib membuat mock-up sesuai dengan material system


dan pola yang telah disetujui oleh Perencana untuk dipakai.

3.4 Penimbunan bahan/material ditempat pekerjaan harus diletakkan pada


ruang atau tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena
cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.

3.5 Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan klos-klos,


baut, angker-angker dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin
kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga kerapihan terutama
untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang atau
cacat bekas penyetelan.

3.6 Desain dan produk dari system langit-langit harus mendapat persetujuan
dari Perencana /Pengawas /Konsultan Pengawas.

3.7 Pemasangan langit-langit tidak boleh menyimpang dari ketentuan


gambar rencana untuk itu.

3.8 Urutan dan cara kerja harus mengikuti persyaratan, rekomendasi dari
produsen dan ketentuan Perencana/Pengawas/Konsultan Pengawas.

3.9 Semua rangka harus terpasang siku, tegak, rata sesuai peil dalam
gambar dan lurus (tidak melebihi batas toleransi kemiringan yang
diijinkan dari masing-masing bahan yang digunakan).

3.10 Perhatikan semua sambungan dengan material lain, sudut-sudut


pertemuan dengan bidang lain. Bilamana tidak da kejelasan dalam
gambar, Kontraktor wajib menanyakan hal ini kepada
Perencana/Konsultan Pengawas.

3.11 Setelah pemasangan, Kontraktor wajib memberikan perlindungan


terhadap benturan-benturan, benda-benda lain dan kerusakan akibat
kelalaian pekerjaan, yang terlihat maupun yang tersembunyi adalah
tanggung jawab Kontraktor untuk memperbaiki sampai disetujui oleh
Perencana dengan seluruh biaya ditanggung oleh Kontraktor.

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 73
3.12 Pemasangan langit-langit tidak boleh menyimpang dari ketentuan
gambar rencana untuk itu.

3.13 Urutan dan cara kerja harus mengikuti persyaratan dan ketentuan
Produsen.

3.14 Semua rangka harus terpasang siku, tegak, rata sesuai peil dalam dan
lurus (tidak melebihi batas toleransi kemiringan yang diijinkan dari
masing-masing bahan yang digunakan).

3.15 Perhatikan semua sambungan dengan material lain, sudut-sudut


pertemuan dengan bidang lain. Bilamana tidak ada kejelasan dalam
gambar, Kontraktor wajib menanyakan hal ini kepada
Perencana/Konsultan Pengawas.

3.16 Setelah pemasangan, Kontraktor wajib memberikan perlindungan


terhadap benturan-benturan, benda-benda lain dan kerusakan akibat
kelalaian pekerjaan, semua kerusakan yang timbul adalah tanggung
jawab Kontraktor sampai pekerjaan selesai dan diterima dengan baik.

Pasal 15
PEKERJAAN PLAFON KALSIBOARD/GRC

1.Lingkup Pekerjaan
1.1 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya
pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.

1.2 Pekerjaan ini meliputi rangka untuk rakitan yang tidak menahan beban
dari Kayu.

1.3 Rakitan papan gypsum /kalsiboard yang dipasang pada rangka Kayu.

1.4 Mencakup untuk pemasangan Plafond di daerah lembab/toilet dan


Rambu Bagian luar

2.Persyaratan Bahan
2.1 Jarak dan ukuran sesuai yang ditunjuk dalam gambar tetapi tidak
kurang dari yang diperlukan agar sesuai dengan standard ASTM C
754.

2.2 Semua rangka harus anti korosi, dicat anti karat atau digalvanize hot
deep sesuai dengan ASTM A 525 kecuali ditentukan lain oleh
Perencana /Pengawas /Konsultan Pengawas.

2.3 Ketebalan adalah sesuai dengan gambar atau jika tidak ditunjuk,
dengan ketebalan 9 mm sesuai dengan ASTM C 80. Untuk aplikasi dan
jarak rangka sesuai dengan gambar atau persyaratan dari produsen dan
disetujui oleh Perencana/Pengawas/Konsultan Pengawas.

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 74
2.4 Bahan yang dipakai harus sesuai dengan persyaratan ASTM C 36.

2.5 Bahan tersebut dari produk, dan tidak terbatas sebagai berikut :
1. - Ukuran Standard : 120 x 240 cm, 60x 120 cm
- Produksi : GRC, Eternit Gresik, setara
- Warna : Abu-abu
- Type : Tebal 4 mm

3.Syarat-syarat Pelaksanaan
3.1 Pemasangan dikerjakan oleh tenaga ahli / tukang dengan disetujui
Pemberian Tugas.

3.2 Rangka menggunakan rangka metal furring/hollow dan sesuai dengan


gambar yang diminta.

3.3 Sebelum terpasang material harus mendapat persetujuan Konsultan


Pengawas / tim teknis

3.4 Dipasang sedemikian rupa dengan penguat-penguat sehingga


menghasilkan permukaan yang rata, horisontal dan tidak
bergelombang/melendut.

3.5 Kalsiboard dipasang dengan menggunakan sekrup kalsiboard atau


paku kalsiboard pada kayu, yang dipaku pada setiap jarak maksimum
200 mm, menyekrup dimulai dari tengah panel dan mengarah
ketepi.

3.6 Sekrup dipasang minimal 12 mm dari pinggir panel.

3.7 Semua naad harus lurus dengan jarak 4 mm pada pertemuan panel,
pertemuannya tegak lurus sehingga hasilnya balk.

3.8 Hasil pemasangan tersebut harus mendapat persetujuan Konsultan


Pengawas.

3.9 Pada akhir pemasangan setiap pertemuan panel diberi penutup Self
Adhesive joint tape Kalsiboard yang kemudian ditutup dengan
kompound, setelah kompound mengering kemudian kompound
diamplas hingga rata.

Pasal 16
PEKERJAAN PENGECATAN

1.Lingkup Pekerjaan
1.1 Pekerjaan pengecatan ini termasuk dengan penyediaan tenaga kerja,
bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan
dalam pekerjaan pengecatan sehingga tercapai hasil pekerjaan yang
bermutu dan sempurna untuk operasional.

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 75
1.2 Persiapan permukaan bidang yang akan dicat dan bersih dari yang
dipersyaratkan.

1.3 Pengecatan permukaan dengan bahan-bahan yang telah ditentukan.

1.4 Pekerjaan ini meliputi pengecatan seluruh permukaan plesteran,


beton, metal (logam), kayu/teakwood, gypsum, kalsiboard dan/atau
bagian-bagian lain sesuai dengan yang tertera pada gambar dan yang
tidak disebutkan secara khusus, dengan warna dan bahan yang sesuai
dengan petunjuk Perencana /Pengawas.

2.Persyaratan Bahan
2.1 Cat Dasar
Cat dasar yang digunakan harus mengikuti ketentuan sbb :
1. Alkali Resisting Primer /Alkali Resistant Sealer untuk cat interior dan
eksterior pada bidang permukaan plesteran, beton, gypsum,
kalsiboard.
2. Alumunium Wood Primer Sealer dan/atau wood filler untuk bidang
permukaan kayu, plywood, dan sejenisnya.
3. Quick-Drying Metal Primer Chromate / Zinc Chromate Primer untuk
bidang permukaan besi dan logam lainnya.

2.2 Cat Akhir


Cat akhir yang digunakan harus mengikuti ketentuan sbb:
1. Vynil Acrylic Emulsion / Acrylic Emulsion untuk cat interior pada
bidang permukaan plasteran, beton, gypsum, kalsiboard, dan
sejenisnya.
2. Acrylic Emulsion Exterior Grade Fungi / We at hershield untuk cat
eksterior pada bidang permukaan plesteran, beton, atau lainnya.
3. Vynil Acrylic Solvent untuk cat pada bidang permukaan kayu,
plywood, dan sejenisnya.
4. Synthetic Super Gloss / Synthetic Enamel untuk cat pada bidang
permukaan besi dan logan lainnya.

2.3 Persyaratan Lain :


1. Semua material cat, baik cat dasar cat akhir maupun bahan
pengencernya, harus merupakan produk asli keluaran satu
produsen yang sama, seperti : ICI, atau setara.
2. Tidak dibenarkan melakukan pencampuran cat sendiri (meng-
oplos) atau menggunakan material yang berbeda dengan yang
telah ditentukan/disyaratkan oleh produsen.

3.Syarat-syarat Pelaksanaan
3.1 Contoh dan Bahan Untuk Perawatan
1. Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warns dan
jenis cat pada lembaran Teakwood atau papan Gypsum ukuran
30 x 30 cm 2, dan pada bidangbidang tersebut harus dicantumkan
dengan jelas warna, formula cat, jumlah lapisan dan jenis lapisan
(dari cat dasar s/d lapisan akhir).

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 76
2. Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan kepada
Pengawas dan Perencana, jika contoh-contoh tersebut telah
disetujui secara tertulis oleh pengawas, selanjutnya Kontraktor
dapat membuat mock-up.

4.Pekerjaan Persiapan
4.1 Sebelum pengecatan dimulai, Kontraktor harus membuat Mock-Up
pada satu bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan.
Bidang-bidang akan dijadikan contoh pilihan warna, texture, material
dan cara pengerjaan. Bidangbidang yang akan dipakai sebagai
Mock-Up ini akan ditentukan oleh Perencana dan Pengawas.

4.2 Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Pengawas dan
Perencana, bidang-bidang ini akan dipakai sebagai standard minimal
keseluruhan pekerjaan pengecatan.

4.3 Pemeriksaan Kelembaban Tembok


Untuk mengetahui kelembaban tembok gunakan alat PRO TIMETER MINI
yaitu alat untuk mengukur kelembaban atau kadar air.
Untuk memeriksa tembok apakah cukup kering untuk dicat, tutup
permukaan tembok dengan Plastik yang tidak bocor/sobek sebesar 30 x
30 cm dan ke empat sisinya dengan double tape adhesive. Biarkan
selama 24 jam untuk membaca kadar air atau kelembaban, tusukkan
jarum electrode alat PROTIMETER MINI sampai menembus plastik tersebut.
Untuk pengecatan dengan cat dasar air, pembacaan meter harus
pengecatan dengan cat dasar minyak, pembacaan meter harus
menunjukkan daerah warna hijau (kadar air kurang dari 14%). Bila tidak
ada alat tersebut dapat juga dilakukan pemeriksaan secara Visual dan
dirasakan dengan telapak tangan.
Jika warna permukaan tembok/dinding masih berwarna abu-abu
tua sampai hitam dan kalau dipegang terasa lembab atau dingin,
menunjukkan kadar air dalam tembok masih hangat, menunjukkan
tebok telah cukup kering untuk dilakukan pengecatan.

4.4 Pemeriksaan Kadar Alkali Tembok


Cara yang paling mudah adalah dengan menggunakan kertas lakmus.
Gunakan kertas lakmus pH ( INDICATOR PAPER NA TURALIT) untuk pH 5,5 –
9,0 kwalitas MERCK.
Tempelkan potongan kertas lakmus yang telah disobek sebesar 2 – 3 cm
pada permukaan tembok yang telah dibasahi dengan air bersih.
Lakukan pada beberapa tempat.
Bila kertas lakmus berubah warna menjadi hijau kebiru biruan sampai hijau
muda menandakan kadar alkali sekitar pH 7, permukaan tembok siap
untuk dicat.
Bila kertas lakmus berubah warna menjadi biru sampai biru tua
menandakan pH lebih besar pH 8 yang berarti kadar alkali masih tinggi.
Tembok belum layak untuk dicat.

5.Pekerjaan Pengecatan Dinding


5.1 Permukaan dinding yang akan dicat harus kering minimal telah berusia

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 77
28 hari dan bebas dari kotoran, debu, minyak, olie dengan pH max.
7. Apabila permukaan dinding kadar alkalinya masih diatas pH 7
meskipun plesteran telah cukup lama maka bidang dinding tersebut
harus dicuci terlebih dahulu menggunakan larutan Asam HCL dengan
kadar 10% kemudian bilas dengan air bersih dan biarkan dinding
mengering.

5.2 Selanjutnya dinding diampelas permukaannya selanjutnya dibersihkan


dengan air dan biarkan dinding mongering, jika terdapat
pengkristalan/pengapuran bidang dinding tersebut harus dicuci
dengan larutan WASHING COMPOUND kemudian bilas dengan air
bersih sampai larutan tersebut tidak tersisa dan biarkan mengering.

5.3 Aplikasikan Under Coat Tembok/Alkali Resisting Primer dengan


pengencer air bersih sebanyak 10 - 20 %, aplikasikan 1 lapis sampai
merata dengan kuas atau rol dan biarkan mengering, apabila
sampai tahap ini bidang dinding masih timbul
pengkristalan/pengapuran maka bidang dinding tersebut harus di
coating 1 lapis dengan Wall Sealer dan biarkan mengering.

5.4 Cat Dasar ini diaplikasikan 2 kali dengan ketebalan masing-masing ± 40 µ

5.5 Setelah benar-benar kering, baru ditutup dengat cat akhir


sebanyak 2 kali pengecatan dengan ketebalan masing-masing ± 35 µ

6.Pekerjaan Pengecatan Kayu


6.1 Permukaan kayu yang akan dicat harus dibersihkan dulu dari semua
debu, kotoran minyak, gemuk, dan sebagainya dengan
menggunakan material yang cocok, scaraper atau amplas, kemudian
dilap dengan kain bersih.

6.2 Seluruh permukaan kayu harus dicek dan dipastikan bahwa semua
bekas lubang, paku, pasak telah diisi dengan dempul atau wood filler
dan diamplas.

6.3 Aplikasikan wood primer sealer dengan alat semprot sebanyak 2 kali
dengan ketebalan masing-masing ±30 µ

6.4 Setelah benar-benar kering, dapat diaplikasikan Vynil Acriliyc Emulsion


sebanyak 2 kali dengan ketebalan masing-masing ± 30 µ atau
synthetic high gloss enamel sebanyak 2 kali dengan ketebalan masing-
masing ± 40 µ

7. Pekerjaan Pengecatan Besi /Logam lainnya


7.1 Permukaan yang akan dicat dibersihkan dari semua debu, kotoran
minyak, gemuk, dan sebagainya dengan cara mencuci dengan
solvent yang cocok, kemudian dilap dengan kain bersih.

7.2 Semua karat dan kerak yang ada dihilangkan terlebih dahulu dengan
mengerok/ menggosok dengan sikat baja atau dengan mengamplas

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 78
permukaannya.

7.3 Setelah seluruh bidang metal tersebut rata, bersih, dan halus, diberi cat
dasar zynchromate paint 2 kali aplikasi secara merata sesuai yang
diterangkan dalam brosur produk masing-masing dengan ketebalan ±
40 µ

7.4 Pengecatan akhir dimulai lapis demi lapis sebanyak 2 kali secara merata
dengan menggunakan alat yang direkomendasikan produsen dan
mendapat persetujuan Pemcana/MK dengan ketebalan masing-masing
± 40 µ

7.5 Aplikator diwajibkan mengikuti semua persyaratan teknis aplikasi dari


produsen tanpa terkecuali.

7.6 Apabila terjadi kerusakan baik yang terlihat maupun yang tersembunyi
dan tidak disebabkan oleh pemilik atau pemakai maka Kontraktor wajib
memperbaiki seluruh pekerjaan yang rusak sampai dengan disetujui
oleh Perencana dan Pengawas dengan seluruh biaya ditanggung
Kontraktor.

7.7 Kontraktor harus menyerahkan material pengecatan kepada Pengawas


untuk kemudian akan diteruskan kepada Pemilik tiap warna dan jenis cat
yang dipakai sebanyak 5% dari volume masing-masing atau atas
persetujuan Pengawas. Kalengkaleng cat tersebut harus tertutup rapat
dan mencatumkan dengan jelas identitas cat yang ada didalamnya,
cat ini akan dipakai sebagai cadangan untuk perawatan oleh Pemilik.

7.8 Kontraktor harus memberikan jaminan/garansi, untuk cat yang


terpasang dari terkelupasnya cat, dan memudarnya warna cat
selama 5 tahun kepada pengguna barang.

Pasal 17
PEKERJAAN WATERPROOFING

1.Lingkup Pekerjaan
1.1 Yang termasuk pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-
bahan peralatan dan alat-alat bantu lainnya termasuk
pengangkutannya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini
sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar, memenuhi uraian
syarat-syarat dibawah ini serta memenuhi spesifikasi dari pabrik yang
bersangkutan.

1.2 Pekerjaan Waterproofing ini meliputi namun tidak terbatas pada :


1.  Plat atap dan Overstek.
 Daerah Toilet dan daerah basah lainnya.
 Ground reservoir
 Bagian-bagian lain yang dinyatakan dalam gambar.

2.Persyaratan Bahan

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 79
2.1 Semua material waterproofing yang digunakan harus dari produk
yang telah mendapat persetujuan Perencana/Konsultan Pengawas.

2.2 Waterproofing
Bahan Waterproofing yang dipakai adalah dari jenis:
1. membrane waterproofing harus memiliki karakteristik:
- tidak lapuk
- tahan terhadap perubahan cuaca
- memiliki ketebalan yang sama, minimal 4 mm
- mudah & cepat pelaksanaannya
2. Cementitious Coating
Kontraktor tidak dibenarkan merubah standar dengan cara apapun
tanpa ijin dari Konsultan Pengawas.
2.3 Primer
Bahan primer untuk semua permukaan beton/dinding bata harus dari
produsen yang sama dengan bahan waterproofing-nya.

2.4 Screed/Lapisan Pelindung


Lapisan pelindung (screed) berupa spesi/adukan semen dan pasir
dengan perbandingan 1 : 3 serta menggunakan perkuatan kawat
ayam (chainlink mesh) ukuran min.75 mm Ø 2 mm yang mengacu
pada standard SNI 07-0040-1987

3.Syarat Pelaksanaan
3.1 Jaminan Pemeliharaan dan Tenaga Ahli
Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh tenaga ahli yang ditunjuk
penyalur dan pekerjaan harus mendapat sertifikat jaminan berupa :
1. Jaminan ketepatan pemakaian bahan (Producer's Process
Performance Warranty)
2. Jaminan Ketepatan Aplikasi (Aplication Workmanship
Warranty) dan - Jaminan Kekuatan tidak bocor minimal
selama 10 (sepuluh) tahun.

3.2 Waterproofing Atap


1. Bagian-bagian yang diberi waterproofing adalah pelat-pelat
beton yang berfungsi sebagai atap, canopy dan sebagai talang.
2. Jenis Waterproofing yang dipakai adalah berupa Cementitious
Coating type. yang harus diberi lapisan pelindung minimal 2,5 cm
screed. Kontraktor harus mengajukan contoh bahan, persyaratan
teknis pelaksanaan dari produsen dan kelengkapan lainnya untuk
mendapat persetujuan dari Perencana/Konsultan Pengawas.
3. Beton harus berusia minimal 28 hari, kemiringan plat beton sudah
cukup untuk mengalirkan air hujan ke pipa-pipa pembungan
(kemiringan minimal 2%) atau sesuai dengan gambar. Semua
dudukan instalasi/pipa dan lain-lain harus sudah terpasang. Area
yang akan diberi Water Proofing harus bebas dari kotoran. (debu,
minyak, sisa adukan dan lain-lain).

3.3 Waterproofing Toilet


1. Untuk waterproofing pada toilet, janitor, pantry, dan daerah

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 80
basah lainnya menggunakan bahan waterproofing jenis
Cementitious Coating type.

2. Pastikan semua dudukan instalasi/pipa dan lain-lain harus sudah


terpasang. Area yang akan diberi Water Proofing harus bebas dari
kotoran. (debu, minyak, sisa adukan dan lain-lain).
3. Aplikasikan waterprofing dengan dosis I liter untuk area 5 m2,
atau menurut petunjuk produsen sebanyak minimal 2 kali
dengan arah yang berlawanan

3.4 Test Rendam


1. Kontraktor/aplikator waterproofing wajib melakukan test rendam
pada daerah yang telah diwaterproofing minimal selama 24 jam.
2. Daerah yang akan dilakukan tes rendam harus mendapat
persetujuan Perencana/Pengawas.

3.5 Jaminan
1. Jaminan pelaksanaan pekerjaan waterproofing atas kebocoran
minimal 5 (lima) tahun.
2. Bila terjadi kegagalan/kebocoran dalam masa jaminan
kontraktor/aplikator harus memperbaiki atas biaya sendiri.

Pasal 18
PEKERJAAN PEMASANGAN PAVING BLOCK DAN KANSTEEN

1. Lingkup Pekerjaan
1.1 Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan yang diperlukan, peralatan
dan termasuk alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan ini
dengan baik dan sempurna.

1.2 Pekerjaan meliputi


 Persiapan area, sub grade, sub base dan base coarse
 Urugan Paving dan pemadatannya.
 Pasangan paving block, Kansteen, stopper dan assesories lainnya
Ex. Conblock Indonesia, warna natural dan type akan ditentukan
kemudian.

2. Persyaratan Bahan
2.1 Agregat : Penggunaan agregat halus ataupun kasar harus dapat
memenuhi unsur-unsur yang ada dalam standard spesifikasi ASTM C 33.

2.2 Semen : Penggunaan semen sebagai binder material harus memenuhi


persyaratan ASTM C 979.

2.3 Dimensi Paving block : tebal minimal 60 mm dan lebar minimal 60 mm.

2.4 Toleransi : Toleransi ukuran yang masih diperkenankan adalah 2 mm


panjang dan lebar. Untuk tebal dalah 3 mm kerataan maksimal tidak
boleh melebihi 10 mm dari level yang dikehendaki dan toleransi 5 mm
dalam 3 ml dari level atau slope seperti yang ditunjukkan dalam gambar

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 81
untuk finish permukaan paving.

2.5 Strength : Kuat tekan yang harus dicapai minimal 250 kg/cm2 Kuat lentur
yang harus dicapai minimal 50 kg/cm2 Ketahanan aus yang harus dicapai
rata-rata minimal 1,2

2.6 Paving block yang dikirim ke lapangan harus diterima dalam keadaan utuh
tanpa adanya cacat yang akan mempengaruhi hasil akhir pemasangan.

2.7 Batas kandungan air oisture Cement) pasir adalah 6 - 8% dan max. 1%
untuk pasir pengisi (Joint Filler) pasir harus bersih dan bebas dari kandungan
garam yang nantinya akan menyebabkan terjadinya efflorescence.

3. Syarat – syarat Pelaksanaan


3.1 Lapisan Sub Grade
Lapisan tanah dasar (sub grade) diratakan atau dipotong sedemikian rupa
sesuai dengan elevasi rencana sehingga mempunyai profil dengan
kemiringan (Water Run Off) minimal 1,5 %, dan subgrade harus harus
dipadatkan lapis per lapis sampai CBR 6 % tiap lapisannya.

3.2 Lapisan Sub Base


Hamparkan tanah kapur (limestone) atau matrerial sub base lain yang
diterangkan dalam gambar dengan ketebalan 300 mm atau sesuai
dengan gambar diatas subgrade yang telah didapatkan, dan padatkan
sub grade sampai dengan level yang dikehendaki dengan kepadatan 90%
Standar Proctor.

3.3 Lapisan Base Course


Hamparkan pasir batu (sirtu) sejenis dengan dimensi 1-2 cm setebal 150 mm
atau ditentukan lain dalam gambar di atas sub base yang dipadatkan.
Padatkan base course dengan stemper sampai dengan level yang
dikehendaki.

3.4 Taburkan Sand Bending (abu batu atau pasir) setebal 50 mm atau
ditentukan lain dalam gambar, dan jaga agar kandungan kelembaban
konstan dan kepadatan longgar dan konstan sampai paving block
dipasang dan dipadatkan.

3.5 Pemasangan Paving Block


Paving block dipasang dengan lebar sambungan minimum 1 mm dan
maksimum 4 mm, hati-hati jangan menggangu leveling base, jika paving
block mempunyai spacer bars, pasang paving block dengan tangan yang
kencang terhadap spacers bars. Gunakan benang untuk menjaga garis
tangan yang lurus. Pilih unit dari 4 atau lebih cubes untuk mencampur
variasi warna dan texture. Isi gap antara unit yang melebihi 4 mm dengan
potongan unit yang dipotong agar serasi dengan unit paving block yang
utuh.

3.6 Getarkan dan padatkan paving block sampai dengan level yang
diinginkan dengan compactor machine (stamper) dengan plat

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 82
permukaan 0,35 - 0,5 m2 dan mempunyai gaya sentrifugal sebesar 16
sampai 20 kN dengan frekuensi getaran 75 sampai 100 Hz. Minimal 2 kali
lintasan difungsikan untuk pemadatan pasir atas dengan penurunan sekitar
5 - 25 mm dan getarkan dan padatkan lagi bersamaan dengan pengisian
dan dengan pasir minimal 2 kali lintasan. Getarkan dengan kondisi-kondisi
berikut
- Setelah paving block pinggir (topiuskup) terpasang dan permukaan
telah selesai dan sebelum permukaan terkena hujan.
- Sebelum mengakhiri pekerjaan setiap kali, padatkan sepenuhnya
paving block yang terpasang yang berjarak lebih dari 1 m dari akhir
pasangan. Tutup lapisan yang terbuka dengan lembaran plastik yang
bersih, lebihkan penutup 1,2 m pada setiap sisi dari pasangan untuk
pelindung terhadap hujan.

3.7 Sebarkan pasir secepatnya setelah menggetarkan paving block sampai


dengan level yang dikehendaki. Sapu dan getarkan pasir sampai
sambungan¬sambungan betul-betul terisi setiap penuh, kemudian
bersihkan pasir yang tersisa.

3.8 Ulangi proses pengisian sambungan 30 hari kemudian.

3.9 Tempatkan unit paving secara hati-hati dengan tangan mengikuti acuan
yang lurus untuk menjaga ketepatan dan keseragaman permukaan atas
dengan akurat. Lindungi unit paving yang barn dipasang dengan plywood
sebagai tempat berdiri para pekerja. Majukan panel pelindung seiring
kemajuan pekerjaan tetapi lindungi daerah tersebut sesuai dengan
perpindahan selanjutnya diikuti dengan perpindahan bahan-bahan dan
peralatan untuk menghindari cakukan atau mengganggu keserasian unit
pavers. Jika diperlukan tambahan ketinggian pada paving yang kurang
tinggi sebelum pekerjaan pengisian sambungan.

3.10 Joint Treatment


Pasang unit paving penyambungan dengan tangan secara kencang isi
dengan campuran kering dari I bagian semen Portland dan 3 bagian pasir
dengan cara manyapu campuran tersebut diatas permukaan paving
sampai sambungan-sambungan tidak terlihat tanda-tanda penggantian.

3.11 Singkirkan dan ganti unit paving yang longgar, retak, patah, bernoda atau
kerusakan lain atau unit tidak serasi dengan unit sebelahnya seperti yang
dikehendaki. Sediakan unit-unit bare untuk mencocokan unit yang
bersebelahan dan pasang dengan cara yang sama seperti unit semula,
dengan melakukan pengisian sambungan yang sama agar tidak kelihatan
tanda¬tanda penggantian.

3.12 Sediakan perlindungan akhir dan keadaan tersebut dijaga dengan suatu
cara yang disetujui oleh aplikator yang menjamin pekerjaan unit paving
tidak rusak atau menjadi jelek pada saat Serah Terima Pekerjaan.

Pasal 19
PEKERJAAN INTERIOR

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 83
1. Lingkup Pekerjaan
1.1 Lingkup pekerjaan yang dimasksud meliputi npenyedian tenaga kerja,
bahan-bahan, peralatan dan alat Bantu lainnya yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan ini secara lengkap, meliputi :
1.1.1 Pekerjaan interior sesuai dengan gambar kerja serta buku uraian
pekerjaan dan persyaratan pelaksanaan teknis.
1.1.2 Pekerjaan pembersihan sebelum dan setelah pelaksanaan
pekerjaan.
1.1.3 Pengamanan, Konsultan Pengawas/Direksi dan pemeliharaan
terhdap alat-alat kerja, bahan-bahan, maupun hasil pekerjaan
selama pelaksanaan berlangsung sehingga hasil pelaksanaan
sempurna.

2. Persyaratan Umum
2.1 Gambar Dokumen
2.1.1 Dalam hal terjadi perbedaan atau pertentangan dalam gambar-
gambar yang ada dalam buku uraian pekerjaan ini maupun
perbedaan yang terjadi akibat keadaan di lapangan, Kontraktor
diwajibkan melaporkannya kepada Direksi secara tertulis untuk
mendapatkan keputusan pelaksanaan di lapangan setelah terlebih
dahulu Direksi berunding dengan perencana.
2.1.2 Semua ukuran yang tertera dalam Gambar Kerja adalah ukuran
jadi, dalam keadaan selesi/terpasang.
2.1.3 Mengingat masalah ukuran ini sangat penting, maka sebelum
memulai pekerjaan Kontraktor diwajibkan terlebih dahulu
memperhatikan dan meneliti semua ukuran yang tercantum dalam
Gambar Kerja seperti file-file, ketinggian, lebar, ketebalan, luas
penampang dan detail lainnya dan disesuaikan dengan kondisi
lapangan.

2.2 Shop Drawing


2.2.1 Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail khusus yang
belum tercakup lengkap dalam gambar kerja/dokumen kontrak
maupun yang diminta oleh Direksi/Perencana.

2.2.2 Dalam Shop drawing ini harus jelas dicantumkan dan


digambarkansemua data yang diperlukan termasuk pengajuan
contoh bahan, keterangan produk, cara pemasangan dan
Spesifikasi/persyaratan Khusus sesuai dengan spesifikasi pabrik.

2.3 Koordinasi
2.3.1 Penunjukkan supplier dan subKontraktor harus mendapatkan
pewrsetrujuan dari Direksi/Pelaksana.
2.3.2 Kontraktor wajib mengadakan koordianasi pelaksanaan atas
petunjuk Direksi dengan Kontraktor bawahan atau supplier bahan.
2.3.3 Suppler wajib hadir mendampingi Direksi di lapangan untuk
pekerjaan tertentu atau khusus sesuai dengan instruksi pabrik.

2.4 Standar dan Aturan Mutu yang dipakai

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 84
Semua pekerjaan yang akan dilaksanakan harus mengikuti normalisasi
Indonesia, standar industri dan peraturan lainnya yang ada hubungannya
dengan pekerjaan ini, misalnya :
2.4.1 Peraturan pembangunan pemerintah daerah setempat.
2.4.2 Peraturan bangunan Nasional 1978
2.4.3 Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan baik secara lisan
maupun tertulis yang diberikan oleh Direksi.

2.5 Bahan/ Matrial dan Komponen jadi


2.5.1 Bahan-bahan yang dipakai/dipasang harus sesuai dengan yang
tercantum dalam gambar Kerja, memenuhi standar spesifrikasi
bahan yang telah dipilih/ditunjuk/disetujui, mengikuti peraturan
tertulis dalam buku uraian pekerjaan ini dan mengikuti petunjuk
Direksi.
2.5.2 Bahan-bahan yang dipakai/dipasang harus sesuai dengan yang
tercantum dalam gambar Kerja, memenuhi standar spesifrikasi
bahan yang telah dipilih/ditunjuk/disetujui, mengikuti peraturan
tertulis dalam buku uraian pekerjaan ini dan mengikuti petunjuk
Direksi.
2.5.3 Sebelum dipasang, semua bahan harus disetujui oleh Direksi,
contoh bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada
Direksi minimum sebanyak 4 (empat) buah.
2.5.4 Semua produk bahan atau pembuatan yang tercantum dalam
buku uraian pekerjaan ini dimaksudkan sebagai dasar
perbandingan kualitas dan tidak diartikan sebagai sesuatu yang
mengikat. Apabila Kontraktor dapat mengusulkan produk lain
sejauh mana masih dapat dibuktikan mempunyai kualitas sama
dengan yang tersebut dalam buku uraian pekerjaan ini kepada
Direksi, maka produk tersebut dapat dipakai sebagai pengganti.
2.5.5 Untuk detail-detail hubungan tertentu, Kontraktor diwajibkan
membuat komponen jadi (mock-up) yang harus diperlihatkan
kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan tertulis sebagai
acuan untuk pelaksanaan.
2.5.6 Setiap bahan/komponen jadi keluaran pabrik, dalam
pelaksanannya harus dibawah Konsultan Pengawas/Direksi
supervisi/tenaga ahli yang ditunjuk oleh pabrik pembuat. Apabila
dianggap perlu Direksi berhak menunjuk tenaga ahli yang ditunjuk
oleh pabrik atau supplier yang bersangkutan tersebut sebagai
pelaksana. Dalam hal ini Kontraktor tidak berhak mengajukannya
sebagai pekerjaan tambah.
2.5.7 Keputusan bahan, jenis warna, texture dan produk yang dipilih serta
bentuk komponen jadi akan diinformasikan tidak lebih dari 7 (tujuh)
hari kalender setelah penyerahan contoh bahan atau komponen
jadi tersebut.
2.5.8 Penyimpanan dan pemeliharaan bahan dan komponen jadi harus
sesuai dengan persyaratan pabrik yang bersangkutan, atau sesuai
dengan spesifikasi bahan tersebut.

2.6 Peninjauan dan Pengujian Bahan


Semua bahan untuk pekerjaan ini apabila dianggap perlu harus ditinjau

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 85
dan diuji, baik pada pembuatan, pengerjaan maupun pelaksanaan
dilapanagan oleh Direksi.

2.7 Dasar Penentuan Ukuran / Posisi Pekerjaan


2.7.1 Semua ukuran dan posisi di lapangan harus tepat sesuai dengan
gambar kerja. Kontraktor wajib memperhatikan dan mempelajari
segala petunjuk yang tertera dalam gambar kerja untuk
mendapatlkan posisi dan ketepatan dilapangan bagi setiap
bagian pekerjaan.
2.7.2 Kontraktor harus memasang tanda di lapangan sebagai patokan
titik mula setiap bagian dari pekerjaan dan harus sesuai dengan
yang ditentukan pada gambar kerja.
2.7.3 Apabila terjadi perbedaan antara gambar kerja dengan keadan di
lapangan, Kontraktor harus melakukan hal ini tersebut kepada
Direksi untuk mendapatkan pemecahannya. Tidak dibenarkan
Kontraktor mengambil tindakan tanpa sepengetahuan Direksi

2.8 Pembongkaran dan Pemindahan Barang


2.8.1 Apabila dalam pelaksanaan harus dilakukan pembongkaran, atau
pemindahan akibat pelaksanaan pekerjaan ini, maka Kontraktor
diwajibkan untuk memperbaikinya kembali atau menyelesaikan
pekerjaan tersebut hingga sempurna tanpa mengganggu system
yang telah ada
2.8.2 Kontraktor diwajibkan melaporkan terlebih dahulu kepada Direksi
sebelum melakukan pembongkaran/pemindahan segala yang
ada di lapangan.

3. Persyaratan Khusuh Bahan


3.1 Pekerjaan Kayu
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-
bahan peralatan dan alat Bantu lainnya yang diperlukan untuk
melakukan pekerjaan ini secara lengkap meliputi :
3.1.1 Pekerjaan kayu kasar (unfinished) terdiri dari rangka kayu partisi
tinggi/rendah, klos-klos dan pekerjaan lainnya seperti yang
tercantum dalam gambar kerja.
3.1.2 Pekerjaan kayu halus (finished), terdiri dari pekerjaan kusen kayu
pintu, daun pintu dan kosen jendela kayu, list plafond, plint dan
pekerjaan lainnya seperti yang tercantum dalam gambar kerja.

3.2 Persyaratan Bahan


3.2.1 Mutu dan kualitas kayu adalah kayu local sesuai dengan
persyaratan bahan yang berlaku di Indonesia.
3.2.2 Semua kayu yang dipakai harus tua, benar-benar kering (oven),
lurus, tanpa cacat mata kayu, putih dan retak. Ukuran kayu
adalah ukuran jadi seperti tertera pada gambar kerja.
3.2.3 Sebelum pelaksanaan semua pekerjaan kayu, material yang
digunakn harus sesuai contoh yang disetujui Dirteksi dari setiap
jenis-jenis kayu yang dipilih.
3.2.4 Jenis kayu yang dipergunakan :

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 86
a. Menggunakan kayu solid berkualitas baik dengan serat lurus
b. Plywood/multiplex dari produk local yang berkualitas baik.
Setiap lembar plywood yang dipakai harus mempunyai
tanda/cap dari pabrik pembuat.
c. Bahan kayu lapisan yang bersifat dekoratif (decorative
veneers) dari kayu teakplywood dengan pola serat lurus
dengan kualitas baik.
3.2.5 Harus dihindarkan adanya cacat-cacat kayu baik yang
merupakan cacat bawaan seperti terlalu banyaknya mata kayu,
putih kayu, pecah-pecahatau cacat yang terjadi karena
kesalahan proses penebangan, pemotongan dan penyimpanan
seperti melenting, menggeliat dan kebiruan (blue stain) serta
cacat lain yang tidak dapat memenuhi standar untuk pekerjaan
ini.
3.2.6 Untuk pekerjaan kayu yang bersifat decorative wood working,
digunakan :
a. Kayu berkualitas baik
b. Ketebalan veneer yang dipersyaratkan adalah 1 (satu) mm
yang dihasilkan dengan system “quarter cut slicing” (bukan
rotary slicing).
c. Veneer matching sesuai dengan design dan pola gambar
dengan syarat sesuai warna dan seratnya (colour and ground
matching).
d. Kayu-kayu jenis lain yang digunkan dalam pekerjaan inlay,
banding, sesuai dengan design dan pola yang ditunjukkan
dalam gambar.
e. Pekerjaan kayu decorative yang baik yang bersifat veneer
matching cross, veneer inlay, banding harus benar-benar
dikerjakan dengan sebaik mungkin sehingga menghasilkan
permukaan dekoratif yang betul-betul rata, sejajar, halus dan
menghasilkan daerah-daerah pertemuan yang tidak terasa
apabila diraba.
3.2.7 Khusus untuk pekerjaan finishing kayu baik yang masuk ke dalam
kelompok kayu padat, papan maupun lapisan decorative
persyaratan finishing yang diminta adalah :
a. Pada dasarnya persyaratan finishing yang dipakai adalah
natural dengan Melamic finish, syarat intensitas warna sama
antara satu bagian kayu dengan lainnya.
b. Finishing bersifat “open pore” (pori-pori kayu terbuka),
exposed grain (serat nyata dan terasa apabila diraba), warna
natural.
c. Bagian-bagian kayu yang telah difinish tidak boleh
menampakkan adanya paku, skrup bekas paku maupun
dempulan.
d. Finishing (top coat) yang digunakan adalah dari jenis
polyurethane.
e. Bahan perekat yang dipakai dalam prefinishing adalah
perekat formal dehide atau urea
f. Bahan perekat ini juga berlaku pada pekerjaan-pekerjaan
veneer setting, inlay, banding.

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 87
g. Pembuatan persiapan pemasangan alat-alat pengancingan
yang terbuat dari logam (iron mongery) pada kayu halus
dikerjakan dengan mesin kayu sehingga tercapai kerapihan
dan ketepatan yang setinggi-tingginya.
3.2.8 Kelembaban Kayu
a. Untuk ketebalan kayu < 3 cm, diisyaratkan kelembaban kayu
tidak lebih 14% terpasang.
b. Untuk ketebalan kayu < 7 cm, diijinkan kelembaban kayu
maximum 25% terpasang.
c. Untuk ketebalan kayu antara 3 cm sampai dengan 7 cm,
kelembaban yang diijinkan maximum 18% pada saat
terpasang.
3.2.9 Pengawetan Kayu
a. Semua kayu terkecuali lembaran kayu lapis yang
dipergunakan melalui proses pengeringan/dry clean dan
harus sudah diberi bahan anti rayap sebelum pelaksanaan.
b. Pekerjaan anti rayap dilakukan dengan menggunakan bahan
pengawet clorodane 960 EC dengan konsentrasi 2%.
c. Penggunaan dilakukan dengan kuas, minimum 200 cc larutan
untuk menutupi 1 m2 permukaan.
d. Semua prosedur penggunaan bahan dan cara pelaksanaan
sesuai dengan petunjuk pabrik pembuat.
3.2.10 Penimbunan Kayu
Penimbunan kayu ditempat pekerjaan sebelum pelaksanaan
pekerjaan harus di;letakkan disatu tempat/ruangan yang kering
dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung
dan harus dilindungi dari kerusakan.
Timbunan kayu tersebut harus diberi alas sehingga tidak langsung
terhampar dilantai.
3.2.11 Semua pengikat berupa paku, sekrup, baut, dinabolt, kawat dan
lain-lain harus digalvanis sesuai dengan persyaratan bahan yng
berlaku di Indonesia.
3.2.12 Bahan perekat.
 Jenis : lem putih untuk kayu dan harus tahan air.
 Produk : local.
3.2.13 Dempul yang dipakai adalah tipe B sesuai dengan referensi
persyaratan bahan yang berlaku di Indonesia.
3.2.14 Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan/material untuk
mendapatkan persetujuan Direksi.

3.3 Persyaratan Pelaksanaan


Sebelum pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan untuk :
3.3.1 Mempelajaribentuk, pola penempatan, cara pemasangan,
detail-detaisambungan dan hubungan kayu dengan material lain
sesuai gambar kerja atau petunjuk Direksi, terutama pada
pekerjaan kayu halus.
3.3.2 Melakukan pengukuran keadaan lapangan untuk mendapatkan
ketepatan pemasangan dilapangan
3.3.3 Khususnya untuk pekerjaan kayu halus, Kontraktor harus membuat
shop drawing yang menggambarkan detail pemasangan dan

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 88
system perkuatan yang sesuai dengan gambar kerja dan kondisi
lapangan. Shop drawing tersebut harus diajukan kepada Direksi
untuk mendapatkan persetujuan.
3.3.4 Khususnya untuk pekerjaan kayu halus, Kontraktor harus
membuat shop drawing yang menggambarkan detail
pemasangan dan system perkuatan yang sesuai dengan
gambar kerja dan kondisi lapangan. Shop drawing tersebut harus
diajukan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan.
3.3.5 Selama pelaksanaan pekerjaan kayu ini, Kontraktor harus selalu
koordinasi dengan paket pekerjaan El, Sr, Me, Ar. Kontraktor
harus menyediakan Menhole untuk pemeliharaan/perawatan
instalasi disiplin lain tersebut yang tersembunyi dibalik permukaan
kayu yang luas.
3.3.6 Semua proses pemotongan dan pembuatan bentuk kayu
dikerjakan dengan menggunakan mesin, kecuali untuk detail
tertentu atas persetujuan Direksi tidak diperkenenkan proses
pengerjaandilakukan ditempat pemasangan, kecuali atas izin
Direksi.
3.3.7 Bentuk, ukuran, profil, nat dan peil yang tercantum dalam
gambar kerja adalah hasil jadi/finish. Bila ada penyimpangan
tanpa persetujuan Direksi/Perencana, maka Kontraktor harus
membongkar dan memperbaiki kembali tanpa mengurangi
mutu yang disyaratkan.
3.3.8 Pelaksanaan sambungan seperti pemasangan klos, baut, plat
penggantung, anker, Dynabolt, sekrup,paku dan lem perekat
harus rapi serta sempuran, tidak diperkenankan mengotori
bidang-bidang tampak. Khusus pada permukaan bidang
tampak/exposed tidak diperkenankan pemasangan paku tetapi
harus disekrup atau cara lain yang disetujui Direksi/Perencana.
Ukuran bahan/material sambungan adalah baut “3/8” untuk
balok kayu dengan dinding pasangan batu bata dan permukaan
beton. Paku dan sekrup sesuai keperluan, klem dari pelat baja strip
tebal 3 mm, lebar 4 mm.
3.3.9 Bilamana pada system perkuatan yang tertera dalam gambar
dianggap kurang kuat oleh Kontraktor, maka menjadi kewajiban
dan tanggungan Kontraktor untuk menambahkannya setelah
disetujui oleh Direksi/Perencana. Dalam hal ini Kontraktor tidak
dapat mengklaim sebagai pekerjaan tambah.
3.3.10 Semua pekerjaan pendempulan harus rapi, rata dan halus setelah
dempul kering digosok ampelas halus.
3.3.11 Untuk bahan material yang melekat pada kayu, bahan/material
tersebut harus diberi lapisan pelindung atau lapisan cat yang
sesuai seperti yang disyaratkan.
3.3.12 Rangka kayu yang akan dipasang bahan penyelesaian lain harus
diperhalus, rata, dan waterpass.
3.3.13 Hasil akhir dari pemasangan harus rata, lurus dan tidak melampaui
toleransi kerataan 0,5 cm setiap 2 m2.
3.3.14 Permukaan kayu yang terlihat atau yang akan dilapisi dengan
bahan material lain harus diserut sedemikian rupa sehingga siap
menerima bahan/material tersebut.

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 89
3.3.15 Penggunaan meni sama sekali tidak disetujui termasuk memberi
lapisan dempul atau sejenisnya, kecuali disyaratkan oleh Direksi.
3.3.16 Kayu harus dipotong menurut pola dan urutn pengerjaan yang
ditentukan oleh Direksi atau dalam gambar kerja. Kayu yang telah
dipola tersebut diserut dengan mesin, kemudian dengan serutan
tangan untuk sambungan-sambungan. Untuk sambungan-
sambunganseperti tenon, ekor burung laying-layang (dove tail),
dowel atau tipe sambungan lain harus dikerjakan mesin dengan
toleransi 0 mm.
3.3.17 Bila komponen berjumlah lebih dari 10 (sepuluh) buah, maka
pemotongan menurut pola dan pengerjaan assembling harus
menggunakan jig.
3.3.18 Semua bagian kayu yang terlihat (exposed) harus difinish,
termasuk semua permukaan yang terlihat apabila ada bagian
yang tidak ditutup, dibuka, diangkat dan lain-lainnya.
3.3.19 Jika diperlukan bahan perekat, maka Kontraktor terlebih dahulu
harus mengajukan bahan perekat tersebut baik kualitas maupun
jenisnya kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan.
3.3.20 Panel-panel sungkai plywood yang akan dipasang pada rangka
kayu harus dengan cara di lem.
3.3.21 Pengeleman harus merata, tidak ada rongga udara, rapi,
permukaan harus rata dan tidak kotor atau bernoda. Tidak
diperkenankan adanya sambungan dalam satu bidang
permukaan, harus merupakan satu muka yang utuh.
3.3.22 Pada bidang kayu yang terlihat tidak boleh ada lubang-lubang
paku bekas penyetelan penunjang atau penyiku.
3.3.24 Pekerjaan daun pintu kayu.
3.3.1 Pemasangan/penyetelan semua daun pintu pada kosen harus
menghasilkan celah yang merata (2 mm) dan lurus.
3.3.1 Semua kayu yang telah terpasang harus dilindungi dari segala
benturan, pecah, retak noda dan cacat lain.
3.3.1 Apabila hal tersebut diatas ditemui, maka Kontraktor harus
membongkar dan mengganti tanpa mengurangi mutu. Biaya
untuk pekerjaan ini adalah tanggung jawab Kontraktor, tidak
dapat diclaim sebagai pekerjaan tambah.

3.4 Perlengkapan Daun Pintu


3.4.1 Persyaratan Bahan
a. -Pegangan Pintu dan Kunci : Ex Import (Dela)
- Engsel : ex. Impor
- Bahan : : sek. “SES”
Desain Warna Ditentukan Kemudian
b. Semua barang harus disertai sertifikat yang dibuat oleh
pabriknya dan membuat jaminan serta kualitas standard
dari peraturan yang berlaku.
c. Pekerjaan meliputi seluruh perlengkapan seperti yang
tertera pada gambar dan daftar material.

3.5 Pekerjaan Melamic


3.5.1 Lingkup Pekerjaan

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 90
Pekerjaan yang dimaksud meliputi pekerjaan pengecatan kayu
untuk permukaan yang dinyatakan ditampakkan serat kayunya
atau seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja
3.5.2 Persyaratan Bahan
a. Bahan dari kualitas utama, tahan terhadap udara dan
garam, produk local Sek. Ultran.
b. Bahan didatangkan langsung dari pabrik. Tiba di tapak
konstruksi harus masih tersegel baik dalam kemasannya dan
tidak cacat.
c. Kontraktor wajib membuktikan keaslian cat dari produk
tersebut diatas mengenai kemurnian cat yang akan
digunakan. Pembuktian berupa segel kaleng, test BD, test
laboratorium dan hasil akhir pengecatan.
d. Biaya untuk pembuktian ini dibebankan kepada Kontraktor.
Hasil test kemurnian harus mendapat rekomendasi tertulis
dari produsen dan diserahkan kepada Direksi/Perencana
untuk persetujuan pelaksanaan.
3.5.3 Persyaratan Pelaksanaan
a. Lapisan pertama
Bahan pertama
Bahan pewarna / woodstain.
Pelaksanaan pekerjaan dengan spray gun
Setelah kondisi 75 % - 90 % kering, permukaan dibersihkan
dengan kain lap hingga bersih.
Untuk mendapat warna yang lebih tua, pekerjaan woodstain
harus berulangkali atau minimum 3 kali. Wrna ditentukan
kemudian, tunggu hingga lapisan kering betul sebelum
pelapisan selanjutnya.
b. Lapisan kedua
Cat dasar dari jenis sanding sealer
Tujuannya untuk lebih menutupi pori-pori atau celah kayu
sehingga terbentuk dasar yang halus.
Pelaksanaan pekerjaan dengan spray gun, disemprotkan
tipis terlebih dahulu agar warna woodstain tidak larut.
Pengencer adalah thinner dengan perbandingan 1 : 1
Tunggu hingga lapisan kering betul sebelum pekerjaan
selanjutnya.
c. Lapisan ketiga, keempat dan kelima
Cat akhir/finish jenis melamic. Pelaksanaan pekerjaan
dengan spray gun, pengencer adalah thinner super. Bila
musim hujan dengan kelembaban sangat tinggi harus
ditambahkan 5 % retarder RD 02 pada thinner. Tenggang
waktu antara pelapisan minimum 12 jam. Warna ditentukan
kemudian.

Pasal 20
PERSYARATAN UMUM PEKERJAAN TAMAN

1. Lingkup Pekerjaan
1.1 Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan yang diperlukan, peralatan

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 91
dan termasuk alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan ini
dengan baik dan sempurna.

2. Persyaratan Bahan
2.1 Pemakaian bahan yang akan digunakan harus sesuai dengan apa yang
tercantum dalam gambar lanskap, memenuhi standart spesifikasi bahan
yang telah dipilih dan disetujui oleh pimpinan proyek dan owner.
Bahan yang akan dipergunakan harus diajukan dan diserahkan kepada
pengawas pelaksanaan lanskap untuk disetujui.
Apabila terdapat perubahan jumlah pada gambar dan daftar tanaman,
maka jumlah pada gambar yang jadi patokan. Tanaman pengganti tidak
diperkenankan, kecuali atas sepengetahuan dan seijin pengawas
pelaksanaan lanskap.

3. Persyaratan Persiapan Pelaksanaan


3.1 Penyedian / Pengadaan Bibit Tanaman
1. Kwalitas dan Ukuran
• Kwalitas dan ukuran tanaman yang dipakai berasal dari stok
nursery yang sudah dalam keadaan tampungan, serta tidak
menunjukan gejala-gejala tanaman akan mengering dan mati.
• Tanaman yang dipakai dalam ukuran yang sesuai dengan
gambar rencana atau sesuai ukuran siap tanam, yang telah
ditentukan, siap untuk dipindahkan dan bola akar tanaman masih
dalam keadaan terbungkus atau dalam container (wadah)
tanaman pada saat tanaman disimpan atau belum ditanam.
• Mutu tanaman adalah yang berciri khas sesuai dengan jenis atau
varietas tanaman itu sendiri. Semua tanaman memiliki bentuk
percabangan yang normal, serta bentuk perakaran yang lebat.
Batang utaman tanaman bebas dari potongan dahan atau
rantung yang membusuk, goresan pada kulit batang. Dahan atau
ranting harus bebas dari kekeringan akibat sinar matahari, hama,
serangga, serta segala bentuk infeksi batang lainnya. Tanaman
yang berasal dari nursery yang baik yang telah diperiksa dan
disetujui pengawas pelaksanaan lanskap.
• Seluruh tanaman khususnya pohon dan perdu yang telah
dipergunakan memiliki bola akar yang sepadan bagi
pertumbuhan akar, sepadan dengan tinggi tanaman, dan harus
terbebas dari penyakit sesuai dengan penilaian Pengawas
Pelaksanaan Lanskap. Bola akar yang remah (tidak padat) atau
dibuat seolah-olah padat tidak akan diterima, kecuali untuk
tanaman penutup tanah.
• Dimensi ukuran tanaman adalah sebagaimana tanaman tersebut
berdiri pada posisi alamiah. Tidak diperkenankan melakukan
penyamaan tinggi tanaman dengan menaikkan atau menurunkan
bola akar pada lubang tanaman. Keseragaman ukuran tanaman
ditentukan berdasarkan diameter batang. Diameter batang diukur
pada posisi 30 cm dari permukaan tanah, tanaman-tanaman
yang besar apabila dipangkas untuk mendapatkan ukuran yang
ditentukan tidak akan diterima, untuk ukuran dari masing -masing
tanaman dapat dilihat pada lampiran atau pada BQ.

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 92
2. Pengiriman Bibit Tanaman
Dalam memperhitungkan cara-cara pengangkutan yang baik untuk
mengurangi kerusakan tanaman maka beberapa hal yang perlu
diperhatikan :
• Kendaraan untuk pengangkutan harus tertutup pada bagian
depan dan samping, sedangkan dibagian belakang dan bagian
atas terbuka.
• Tanaman terutama pohon yang tinggi, besar , dan berat hanya
dapat diterima bila ukuran bola atau sebaran akar berbanding
sesuai dengan tinggi tanaman dan bola akarnya padat sesuai
dengan penilaian Konsultan perancang dan Pengawas
Pelaksanaan Lansekap.
• Dahan dan daun dikurangi dan ditinggalkan seperlunya kemudian
diikat supaya tidak rusak. Perakaran dibungkus dengan karung dan
diikat dengan kuat, jika dibungkus dengan bahan plastic maka
bahan itu harus dilepas sebelum tanaman ditanam.
• Perletakan tanaman yang berukuran tinggi tidak diperkenankan
dengan posisi berdiri pada bak kendaraan , atau posisi yang
menantang arah angin, tetapi posisi yang diperkenankan adalah
posisi tidur dengan letak tumbuhnya daun mengarah ke bibir bak
kendaraan sebelah belakang, atau searah dengan arah angin.
• Rencana kedatangan tanaman harus diberitahukan kepada
Pengawas pelaksana lansekap dan / Konsultan Pengawas 6 hari
sebelumnya. Kontraktor harus membuat formulir kedatangan
tanaman dan diserahkan kepada Pengawas Pelaksana Lanskap
dan / Konsultan Pengawas untuk disetujui.
• Sebelum melakukan perjalanan dilakukan penyiraman yang cukup
dan mengenai sumua bagian dari tanaman, (kalau
memungkinkan\) sebaiknya pengangkutan dilakukan malam hari.
• Kecepatan kendaraan tidak boleh melebihi 60 km/jam
• Waktu muat dan bongkar tanaman dilakukan dengan hati-hati,
jangan sampai rusak baik tanaman aupun tanahnya.
• Keteledoraan dalam tatacara pengiriman yang tidak memenuhi
standart umum dapat membuat tanaman tidak ditrima di
lapangan, karena dapat memungkinkan tanaman rusak atau
mati.

3.2 Pengujian Bibit Tanaman


Dilakukan untuk mengetahui apakah bibit tanaman tersebut memenuhi
persyaratan yang telah ditentukan.
1. Pengujian dilakukan di proyek yaitu:
1. Memeriksa jumlah dan jenis tanaman
2. Memeriksa keadaan setiap bibit tanaman :
• Pembungkus tanaman masih baik atau rusak
• Batang, dahan dan ranting ada yang patah atau tidak
• Pengukuran tinggi tanaman, dan diameter bola akar
• Perhatikan bentuk dan jenis tanaman
• Tanaman harus bebas dari hama penyakit
2. Tanaman tidak boleh ditanam oleh kontraktor sebelum diperiksa atau
disetujui oleh Pengawas Pelaksana Lansekap dan /konsultan

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 93
Pengawas atau wakilnya yang berada di lokasi proyek.
3. Tanaman atau material tanaman lain yang tidak diterima atau
disetujui oleh Pengawas Pelaksana Lanskap atau Konsultan
Pengawas harus segera dikeluarkan dari proyek.
Arsitek lansekap atau wakilnya adalah penentu tunggal dalam hal
kualitas barang dan diterima atau tidak diterimanya barang tersebut.

3.3 Penyimpanan tanaman sementara


1. Lahan penampungan dalam pengertian lapangan terbuka
disediakan oleh proyek dalam batasan bahwa lahan tersebut tidak
bersifat permanent. Apabila lahan tersebut akan dipergunakan untuk
kepentingan konstruksi bidang pekerjaan lain, maka lahan
penampung siap untuk dipindahkan. Disyaratkan kepada kontraktor
untuk memiliki nursery sendiri yang berlokasi tiak jauh dari lokasi
proyek, serta memiliki jadwal pengiriman yang akurat
2. Tanaman yang disimpan pada tempat ini dipisahkan menurut jenis
dan ukuran .
3. Penyimpanan bibit tanaman di proyek ditempatkan pada tempat
yang dingin,
teduh dan terlindung dari hujan dan angin kencang, kemudian
disusun secara teratur untuk memudahkan dalam perawatan serta
pengontrolan.

3.4 Pengadaan Peralatan Kerja


1. Dilakukan bersamaan waktunya dengan persiapan pengadaan
bahan penunjang lainnya.
2. Seluruh peralatan kerja adalah milik kontraktor dengan standart
pemakaian alat yang bertujuan untuk kepentingan hidup tanaman
yang optimal.

4. Persiapan Pekerjaan Tanah


4.1 Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi : Penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan slat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya
pekerjaan ini untuk mendapat hasil yang baik.
2. Pekerjaan yang dilaksanakan dalam hal ini meliputi
- Pekerjaan persiapan tanah
- Pembentukan tanah dan penyelesaian level penanaman.

4.2 Persyaratan Pekerjaan Tanah


1. Dipakai peralatan yang cukup baik dan memenuhi syarat kerja
2. Semua pekerjaan tanah dilaksanakan mengikuti petunjukgambar,
uraian dan syarat pekerjaan lansekap serta petunjuk pimpinan
proyek.

4.3 Pekerjaan Persiapan Tanah


1. Pekerjaan persiapan tanah ini meliputi pembongkaran, pemindahan,
pembersihan tempat kerja dari benda / bekas tanah asal (tanah sub
soil, benda/bekas bangunan /struktur bangunan yang tidak berguna
lagi, yang dapat mengganggu pelaksanaan dan kelancaran kerja di

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 94
tempat tersebut.
2. Sebelum melaksanakan penanaman, perlu dilaksanakan
pemeriksaan status keasaman tanah (PH) dan kondisi hara
tanah/tingkat kesuburan tanah (N, P, K, Ca, Mg) Catatan : Jika tanah
tersebut tidak sesuai dengan ketentuan diatas, maka tidak boleh
digunakan dan harus diganti dengan tanah perkebunan /tanah
hitam dan gembur.
3. Tanah disiram merata diseluruh area penanaman agar dapat
diketahui rata tidaknya permukaan tanah, jika didapat permukaan
tanah yang tidak rata, segera diisi kembali tanah baru dengan
olahan yang sama. Khusus untuk area rumput atau ground cover
biarkan selama seminggu untuk proses pembasmian.
4. Untuk area rumput /ground cover setelah dua minggu rumput-rumput
liar tersebut dibasmi dengan herbisida (Round up) dan dibiarkan
selama seminggu untuk proses pembasmian.
5. Mengadakan pengukuran dan pemasangan patok-patok titik-titk
mula /peil dasar yang diperlukan di tempat kerja.

5. Pekerjaan Persiapan Penanaman


5.1 Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar,
uraian dan syarat pekerjaan lansekap yang telah ditetapkan.
Semua ukuran dan posisi harus tepat sesuai gambar.
1. Tanah yang dipersiapkan untuk pekerjaan penanaman benar-benar
dibersihkan dari batu kerikil. Adukan, kapur (segala bekas bahan
bangunan), bahan plastic, dan segala sampah lainnya.
2. Lubang-lubang galian dibuat sesuai dengan posisi pohon / tanaman
dengan mengikuti petunjuk gambar konsultan lansekap, dan juga
pada tanaman perdu, semak dan ground cover, pelaksanaanya
sesuai dengan gambar dan keriteria yang diberikan ( tinggi pohon
dan diameter batang ) dengan persetujuan, pengawas pelaksana
lansekap dan atau Konsultan Pengawas.
3. Pemasangan patok - patok berikut dengan keterangan koordinat
pada posisi perlu dilaksanakan terutama untuk patokan penanaman
awal setiap jenis pohon / tanaman. Patokan diambil berdasarkan
pengukuran yang ditarik dari as-as bangunan yang terdekat atau dari
patokan -patokan yang ada dalam site.
4. Menjelang pelaksanaan penggalian lubang tanam, atau
penancapan tongkat penyangga tanaman ke dalam tanah.
Kontraktor telah mempelajari dan menyakini dengan pihak yang
terlibat, bahwa pekerjaannya tidak akan merusak jaringan utilitas di
bawah tanah, kabel-kabel listrik, system penyiraman, dan pipa air
bawah lainya. Apabila terjadi kerusakan, maka kontraktor diwajibkan
untuk memberitahukan Pengawas Pelaksana Lansekap /Konsultan
Pengawas sedini mungkin.
5. Perbedaan antara gambar dan keadaan di lapangan harus
dilaporkan kepada pimpro dan / Pengawas Lansekap dan /
Konsultan Pengawas yang telah ditunjuk untuk di ambil keputusan
pemecahan perihal perbedaan tersebut.
6. Segala perubahan letak pohon dilapangan yang menyimpang dari
ketentuan gambar lansekap disebabkan keadaan lapangan, atas

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 95
sepengetahuan dan persetujuan Pengawas Pelaksana Lansekap dan
/ Konsultan Pengawas.
7. Waktu penanaman sangat dianjurkan pada musim hujan dan kondisi
cuaca yang memungkinkan. Pelaksanaan penanaman yang berlaku
(pagi hari sekitar pukul 07.00 -09.00 atau sore hari sekitar pukul 15.00 -
17.00 dan tidak pada saat hujan), Bila penanaman dilakukan pada
saat kondisi cuaca yang buruk serta tidak memperhatikan saran-saran
yang diberikan oleh Pengawas Pelaksana Lansekap, maka bila terjadi
kerusakan pada tanaman adalah menjadi tanggung jawab
kontraktor.

5.2 Penyediaan Bahan


1. Persiapan peralatan
• Alat ukur (rol meter)
• Cangkul
• Sekop
• Linggis
• Cetok
• Pengki
• Ajir dan patok
• Tali plastic dan ijuk
2. Penyediaan pupuk
• Pupuk kandang /kompos (pupuk organic)
• Pupuk buatan (pupuk an-organik)
• Mulsa (sekam padi /sejenisnya)
3. Penyediaan bibit
• Bibit tanaman harus sehat dalam arti, bebas dari hama
penyakit
• Subur
• Tinggi tanaman 1,5 - 2,0 m
4. Steger (bambu utuh) untuk penyangga pohon. Dan alat
pemeliharaan berupa ;
• Selang
• Ember
• Gembor atau Embrat
• Sprayer
• Gunting pangkas

5.3 Pematokan dan Pengelohan Tanah


1. Pemasangan ajir atau patok adalah sebagaio "as" lubang pada
tempat-tempat yang akan dibuat lubang tanaman.
2. Pemaangan ajir atau patok harus diukur sebagai jarak tanam
dengan disesuaikan pada situasi dan kondisi lingkungan yang akan
ditanam, atau disesuaikan menurut keterangan gambar atau yang
telah disepakati.
3. Satu lubang tanam hanya diperuntukan untuk satu pohon.
4. Penggalian lubang tanaman

6. Penanaman Pohon
6.1 Tahap awal persiapan lubang tanam dengan mengecek PH dan

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 96
kesuburan kondisi tanah.

6.2 Tanah galian dari lubang tanam yang telah disiapkan harus dicampur
dengan pupuk kandang murni sejumlah dua kali lebih banyak dari jumlah
volume masing¬masing bagian.

6.3 Tanah dasar lubang harus digemburkan, tidak boleh padat atau licin serta
diberi pupuk organik yang ditebar diatas dasar lubang setebal 15 cm dan
tanah harus bersih dari batu-batuan atau puing.

6.4 Bilamana penanaman dilaksanakan pada musim hujan tabah galian


dibuat gundukan seperti pada gambar terlampir.

6.5 Sebelum menanam, lubang disiram air terlebih dahulu.

6.6 Pembungkus tanaman (terutama yang terbuat dari bahan plastic) harus di
lepas dengan hati-hati di dekat lubang yang telah tersedia atau disayat-
sayat pada bagian bawah dan lingkar pembungkus.

6.7 Bibit tanaman dimasukkan dengan hati-hati ke dalam lubang yang telah
tersedia..

6.8 Pengembalian media tanam ke dalam lubang tanam agar dilakukan


secara cermat agar tidak merusak atau memotong akar. Media tanam
yang telah berada di dalam lubang tanam, ditekan atau diinjak perlahan
untuk mencegah penurunan muka tanah yang berlebihandi kemudian
hari.

6.9 Tanah diurug sedikit demi sedikit dengan hati-hati disekitar bola akar sambil
memegang tegak berdirinya bibit pohon, kemudian dipadatkan supaya
pohon tidak goyah.Setiap pengembalian tanah ke dalam lubang setebal
maksimum 30 cm, tanah harus segera disiram air dan dibiarkan air meresap
ke dalam tanah, baru kemudian ketebalan berikutnya menyusulsampai
mencapai levelyang diinginkan.

6.10 Pada waktu memasukan tanah ke dalam lubang, maka tanah bawah (B)
dikembalikan ke bagian bawah dan tanah atas (A) dikembalikan ke
bagian atas juga.

6.11 Pangkal batang pohon harus tepat pada atas permukaan tanah.

6.12 Pohon-pohon yang ditanam di terasering mempunyai ketinggian 3,0 m.

6.13 Diatas permukaan tanah urugan diberi mulsa kurang lebih 5 cm

6.14 Kelebihan tanah akibat penggalian lubang tanam sesegera


mungkindikeluarkan dari lahan proyek oleh kontraktor.

6.15 Setelah pekerjaan penanaman selesai, kemudian dipasang steger

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 97
(penunjang) pada dan diikat dengan ijuk.

6.16 Daun yang terlalu tua harus dikurangi dengan maksud untuk membantu
mengurangi penguapan.

6.17 Kemudian disiram dengan air sebanyak 10 liter untuk setiap pohon, dan
penyiraman dilakukan setiap hari 2 kali selama dua minggu setelah
penanaman, kecuali pada saat musim hujan, pagi (7,00 - 9,00 ) dan sore (
16,00 - 18,00 ).

7. Perawatan dan Garansi


7.1 Tanaman
Pelaksana / kontraktor lansekap menyiapkan jadwal perawatan/
maintenance kepada pemilik / Konsultan Pengawas menyetujui. Pemilik /
Konsultan Pengawas akan meminta pertanggung jawaban atas pekerjaan
maintenance,termasuk penyiraman, pemupukan, penyemprotan,
pencabutan tanah liar, penggemburan, penyulaman tanaman dan
sebagainya.
Kontraktor harus memperhatikan site selama masa garansi / jaminan
secara periodic /rutin, dan pemberi tugas akan melakukan pemeriksaan
terhadap apa -apa yang telah menjadi garansi /jaminan.

7.2 Masa Garansi


Seluruh tanaman di jamin tetap hidup dan subur selam periode 12 (dua
belas) bulan. Jaminan penggantian tanaman / Penyulaman sebaiknya
termasuk dalam masa jaminan pemeliharaan.
Penyulaman ini merupakan penggantian tanaman yang mati atau sakit
dengan jenis, ukuran yang sama pada posisi yang sama.

7.3 Masa Awal Garansi


Pengecekan hasil pekerjaan penanaman pada awal masa garansi
dilakukan oleh pelaksana lansekap, tetapi sekurang-kurangnya 7 (tujuh)
hari sebelum kontraktor melakukan pemeriksaan sendiri. Tiap-tiap fase
pengecekan berikutnya akan dikakukan secara terpisah.

7.4 Pemeriksaan akhir dan penyulaman.


Pemeriksaan hasil penanaman untuk penyerahan akhir pada saat
menutup masa garansi / jaminan akan dilakukan oleh Arsitek Lansekap dan
Konsultan Pengawas.
Seluruh tanaman harus diserahkan dalam keadaan hidup dan subur.
Kontraktor mengganti tanaman yang mati atau perubahan lainnya
menurut arsiteklansekap. Biaya penggantian seluruhnya menjadi
tanggungan kontraktor, yang telah termasuk dalam perhitungan biaya
perawatan.

7.5 Perawatan pohon.


 Pengolahan tanah untuk jenis tanaman pepohonan / berkayu yaitu
dengan mencangkul dan membuat lubang penanaman dengan
kedalaman sesuai panjang akar, sekitar 40-60 cm, dimana tanah
digemburkan dan diberi unsure hara.

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 98
 Jarak tanam antar tanaman sesuai dengan gambar rencana.
 Pemberian air ( penyiraman ) dilakukan pada pagi hari dan waktu
sore hari setelah matahari hampir terbenam, untuk menjaga
penguapan ( respirasi ) daun dan menjaga kisaran pH tanah antara
5,5 - 6,5.
 Pemberian pupuk dianjurkan memakai pupuk kandang, dan dengan
memakai pupuk urea dan TSP/DAP sesuai dengan dosis.
 Pemberantasan hama / penyakit yang menyerang pada tanaman
pepohonan umumnya dilakukan dengan memotong bagian-bagian
tanam yang terserang hama/penyakit dan atau menyemprotnya
dengan fungisida, dan dilakukan pula pada musim panas/kemarau.

Pasal 21
PERSYARATAN UMUM PEKERJAAN ELEKTRIKAL DAN MEKANIKAL

1.Lingkup Pekerjaan
1.1 Syarat-syarat teknis umum Pekerjaan Elektrikal dan Mekanikal ini berisi
perincian yang memperjelas / menambahkan hal-hal yang tercantum
dalam Buku Syarat-syarat Administrasi. Buku Syarat-syarat Administratif
saling melengkapi dengan Syarat-syarat Umum Teknis Elektrikal dan
Mekanikal.
1.2 Pekerjaan instalasi sistim ini meliputi seluruh pengangkutan dan
pengadaan bahan-bahan serta peralatan-peralatan utama, peralatan
bantu, peralatan untuk instalasi, tenaga kerja, pembuatan alat-alat
pemasangan, termasuk pengadaan listrik dan air untuk keperluan
pengujian dan keperluan kerja.

1.3 Dalam Pekerjaan ini harus termasuk sertifikat pabrik dari peralatan yang
akan dipakai dan pekerjaan-pekerjaan kecil lain yang berhubungan
dengan pekerjaan ini yang tidak mungkin disebutkan secara terinci di
dalam buku ini tetapi dianggap perlu untuk keselamatan dan
kesempurnaan fungsi dan operasi sistem distribusi listrik.

1.4 Perincian umum pekerjaan instalasi ini adalah sebagai berikut (perincian
lebih lanjut dapat dilihat pada syarat-syarat teknis masing-masing bidang
pekerjaan).:
1. Pekerjaan Elektrikal
a. Instalasi sistim distribusi listrik berikut panel-panel daya.
b. Instalasi penerangan dan stop kontak.
c. Instalasi Cable Tray
2. Pekerjaan Mekanikal
a. Pekerjaan Plambing
 Plambing (Pemipaan) air bersih
 Plambing (Pemipaan) air kotor
 Plambing ( Pemipaan) air hujan

1.5 Penyetelan seluruh sistim agar lengkap dan dapat bekerja dengan baik
sesuai dengan persyaratan dokumen pelelangan dan gambar-gambar
yang ada.

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 99
1.6 Pengadaan pemasangan seluruh sistim instalasi Elektrikal dan Mekanikal
sesuai gambar, spesifikasi dan dokumen lainnya sesuai dengan kontrak.

1.7 Segala sesuatu mengenai lingkup pekerjaan ini yang masih kurang jelas,
kontraktor dapat menanyakan lebih lanjut kepada Konsultan Perencana
/Pengawas atau pihak lain yang ditunjuk untuk ini.

1.8 Apabila sampai terjadi kelalaian dan kekurangan, Kontraktor harus


bertanggung jawab atas kerugian-kerugian yang mungkin terjadi.

1.9 Semua pengadaan, pemasangan dan pengujian pekerjaan instalasi


Elektrikal dan Mekanikal harus berdasarkan gambar dokumen lengkap
dan sesuai dengan spesifikasi teknik, serta adendum lainnya.

2.Standart dan Peraturan


2.1 Instalasi yang dinyatakan di dalam spesifikasi ini harus dilaksanakan
sesuai dengan undang-undang dan peraturan-peraturan yang berlaku
saat ini di Indonesia serta tidak bertentangan dengan ketentuan
Keselamatan Kerja dari badan terkait.

2.2 Cara dan teknik pemasangan harus memenuhi syarat-syarat yang


tercantum dan telah ditetapkan sebagai peraturan pemasangan
instalasi oleh badan yang berwenang dalam hal ini, bila tidak ada
petuniuk dari Konsultan Pengawas.

2.3 Pelaksanaan pekerjaan harus ditangani oleh tenaga-tenaga ahli dalam


instalasi Elektrikal dan Mekanikal, untuk dapat dipertanggung jawabkan.

2.4 Tenaga ahli harus ditempatkan di lapangan oleh Kontraktor sehingga


dapat berdiskusi dengan Konsultan Pengawas pada waktu pelaksanaan
pekerjaan.

2.5 Kontraktor diharuskan melaksanakan pekerjaan test penuh di bawah


persyaratan operasionil. Testing harus disaksikan oleh Konsultan
Pengawas.

2.6 Penggantian material yang kurang baik atau kesalahan pemasangan


adalah tanggungjawab Kontraktor dan Kontraktor harus mengganti /
memperbaiki hal tersebut diatas.

2.7 Semua biaya dan pengurusan perijinan, lisensi, pengujian adalah


tanggung jawab kontraktor.

2.8 Semua syarat-syarat penerimaan bahan, peralatan, cara-cara


pemasangan kualitas pekerjaan dan lain-lain, untuk sistim instalasi
Elektrikal ini harus sesuai dengan standar-standar sebagai berikut :
1. Persyaratan Umum Instalasi Listrik th. 2000
2. Peraturan lainnya yang telah ditentukan oleh PLN.
3. Pedoman Pengawasan Instalasi Listrik, Departemen Tenaga Kerja &
Transmigrasi No. 59/DP/1980.

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 100
4. Pedoman dan Petunjuk Keselamatan Kerja PLN No. 48.
5. Peraturan Telekomunikasi 1989.
6. SK Menteri dan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat mengenai
Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran.
7. Pedoman Peraturan Plambing Indonesia.
8. Standart Konstruksi bangunan Indonesia (SKBI)
9. Peraturan internasional lain yang relevan, digunakan umum dan
diakui di Indonesia.
10. Peraturan-peraturan lain yang berlaku setempat.

2.9 Selain dari persyaratan tersebut, untuk semua peralatan dan mesin sistim
Elektrikal dan Mekanikal, juga tidak boleh menyimpang dari persyaratan
yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya.
3.Kontraktor
3.1 Yang dimaksud dengan Kontraktor di dalam spesifikasi ini adalah badan
pelaksana yang telah terpilih dan memperoleh kontrak kerja untuk
penyediaan dan pemasangan instalasi Elektrikal dan Mekanikal ini
sampai selesai.
Kontraktor bertanggungjawab atas pelaksanaan instalasi Elektrikal dan
Mekanikal dalam proyek ini dan menempatkan paling tidak seorang
tenaga ahli yang setiap saat dapat berdiskusi dan dapat memutuskan
setiap persoalan teknis dan administrasi di lapangan.

3.2 Kontraktor harus bersedia mengikuti peraturan-peraturan di lapangan


yang di tentukan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.

3.3 Kontraktor wajib mempelajari dan memahami semua undang-undang,


peraturan-peraturan, persyaratan umum, maupun suplementernya,
persyaratan standar internasional, persyaratan pabrik pembuat unit-unit
peralatan, buku-buku dokumen pelelangan, bundel gambar-gambar
serta segala petunjuk tertulis yang telah dikeluarkan.

3.4 Kontraktor dapat meminta penjelasan kepada Konsultan Pengawas atau


pihak lain yang ditunjuk, bilamana menurut pendapatnya pada
dokumen-dokumen pelelangan, gambar-gambar atau lainnya terdapat
hal-hal yang kurang jelas.

3.5 Kontraktor wajib mempelajari dan memeriksa juga pekerjaan-pekerjaan


pelaksanaan dari pihak-pihak Kontraktor lain yang ikut mengerjakan
proyek ini apabila pekerjaan pihak lain dapat mempengaruhi
kelancaran pekerjaannya.

4.Koordinasi dengan Pihak Lain


4.1 Untuk kelancaran pekerjaan, Kontraktor harus mengadakan koordinasi /
penyesuaian pelaksanaan pekerjaannya dengan seluruh disiplin pekerjaan
lainnya atas petunjuk ahli sebelum memulai pekerjaan.
Gangguan dan konflik di antara Kontraktor harus dihindari.
Keterlambatan pekerjaan akibat tidak adanya koordinasi menjadi
tanggung jawab kontraktor.

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 101
4.2 Kontraktor wajib bekerja sama dengan pihak-pihak lainnya demi
kelancaran pelaksanaan proyek ini, terutama koordinasi dengan pihak
Kontraktor sipil maupun arsitektur.

4.3 Kontraktor wajib berkonsultasi dengan pihak-pihak lainnya, agar sedapat


mungkin digunakan peralatan-peralatan yang seragam dan merk yang
sama untuk seluruh proyek ini agar mudah memeliharanya.

4.4 Untuk semua peralatan clean mesin yang disediakan, atau diselesaikan
oleh pihak lain atau yang dibeli dari pihak lain yang termasuk dalam
lingkup instalasi sistem ini, Kontraktor bertanggung jawab penuh atas
segala peralatan dan pekerjaan ini.

4.5 Kontraktor harus mengijinkan, mengawasi, dan memberikan petunjuk


kepada Kontraktor lainnya untuk melakukan penyambungan kabel-
kabel, pemasangan sensor-sensor, perletakan peralatan / instalasi,
pembuatan sparing dan lain-lain pada dan untuk peralatan Elektrikal
dam mekanikal agar sistim keseluruhan dapat berjalan dengan
sempurna. Kontraktor masih tetap bertanggung jawab penuh atas
peralatan-peralatan tersebut.

4.6 Penolakan Pekerjaan Sistem Elektrikal dan Mekanikal.


Apabila sistem pekerjaan ini tidak lengkap atau ada bagian yang cacat,
gagal atau tidak memenuhi persyaratan dalam spesifikasi dan gambar,
dan Kontraktor gagal untuk melaksanakan perbaikan ini dalam waktu
yang cukup menurut Konsultan Pengawas serta pihak yang berwenang,
maka keseluruhan atau sebagian dari sistem ini dapat ditolak dan
diganti.
Dalam hal ini Pemberi Tugas / Pemilik dapat menunjuk pihak ketiga untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut di atas dengan baik atas biaya dan
tanggung jawab Kontraktor.

5.Gambar-gambar
5.1 Gambar Perancangan (Design drawing).
1. Yang dimaksud dengan gambar perancangan adalah gambar-
gambar yang menyertai buku ini, gambar-gambar penjelas dan
segala gambar-gambar addendumnya.
2. Kontraktor harus mempelajari gambar-gambar perancangan dan
secepatnya melaporkan kepada Konsultan Pengawas, apabila
terdapat hal-hal yang dianggap kurang jelas, segera mungkin
setelah diadakannya rapat pra pelaksanaan.
3. Gambar-gambar dalam perancangan ini tidak dimaksudkan untuk
mencantumkan semua detail konstruksi seperti detail pemasangan,
detail penumpu, detail pengikat dan detail lainnya terutama yang
berhubungan dengan peralatan yang akan disediakan/dipasang
oleh Kontraktor.
4. Kontraktor tetap harus memasang instalasi tersebut dan harus
membuat shop drawing yang terinci untuk menjelaskan hal-hal
tersebut di atas.

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 102
5. Ukuran-ukuran bangunan yang tepat dan seharusnya diikuti adalah
ukuran yang disebutkan pada gambar-gambar Arsitektur/Finishing
dan/atau Struktur/Sipil sehingga bila terjadi perbedaan ukuran
antara gambar-gambar Instalasi-Utilitas bangunan dengan
gambar-gambar tersebut di atas maka ukuran tersebut harus
dibaca sebagaimana yang tertulis pada gambar-gambar Arsitektur
dan atau Sipil-Struktur.

5.2 Gambar Kerja (Shop Drawing).


1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus membuat
gambar kerja (shop drawing) untuk memperjelas detail, teknis
pelaksanaan dan menyesuaikan dengan kondisi lapangan serta
perubahan lain bila ada. Gambar ini digunakan untuk pelaksanaan
pekerjaan di lapangan.
2. Gambar kerja tersebut haruslah gambar yang telah dikoordinasikan
dengan semua disiplin pekerjaan pada proyek ini dan disesuaikan
dengan koordinasi lapangan yang ada. Pekerjaan baru dapat
dimulai bila gambar kerja telah diperiksa dan disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
3. Gambar kerja dibuat dengan berpedoman pada gambar
perancangan, spesifikasi teknis serta disesuaikan dengan kondisi
lapangan, sehingga tidak terjadi kesalahan pada pelaksanaan di
lapangan.

6.Persyaratan Pelaksanaan
6.1 Persetujuan material dan bahan.
Kontraktor harus memberikan contoh semua material dan bahan yang
akan digunakannya kepada Konsultan Pengawas atau pihak yang
ditunjuk untuk dimintakan persetujuannya secara tertulis sebelum
dipasang.

6.2 Kontraktor harus membuat jadwal / skedul waktu pelaksanaan, skedul


tenaga kerja, skedul pengadaan peralatan dan network planning yang
terinci untuk setiap pekerjaannya dan diserahkan kepada Konsultan
Pengawas atau pihak lain yang ditunjuk untuk mendapatkan
persetujuannya.

6.3 Kontraktor harus menyerahkan :


1. Laporan kegiatan pekerjaan harian.
2. Laporan prestasi pekerjaan dan pengadaan material mingguan.
3. Laporan prestasi pekerjaan bulanan beserta foto-foto dokumentasi.

6.4 Di dalam setiap pelaksanaan pengujian dan trial-run pekerjaan sistim


Elektrikal dan Mekanikal, harus dihadiri pihak Konsultan Pengawas. Bila
diperlukan Konsultan Pengawas dapat meminta Konsultan Perencana
dan atau Supplier untuk menyaksikan pengujian. Untuk selanjutnya
dibuat berita acara pengujian. Semua biaya pada waktu pengetesan
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

6.5 Kontraktor wajib melaporkan kepada Konsultan Pengawas atau ahli

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 103
yang ditugaskan apabila sekiranya terjadi kesulitan atau gangguan-
gangguan yang mungkin terjadi pada saat melaksanakan pekerjaan.

6.6 Setiap hari setelah selesai bekerja, Kontraktor harus membersihkan


lapangan yang digunakan.
Kontraktor hendaknya menghubungi pihak-pihak lain untuk koordinasi
pembersihan lapangan tersebut.

6.7 Setelah pekerjaan Kontraktor selesai, Kontraktor harus memindahkan


semua sisa bahan pekerjaan dan peralatannya, kecuali yang masih
diperlukan selama masa pemeliharaan.

7.Petunjuk Operasi ,Pemeliharaan dan Pendidikan


7.1 Pada saat penyerahan untuk pertama kali, Kontraktor harus menyerahkan
:
1. Gambar-gambar terlaksana (as-built drawing), dalam bentuk
gambar cetak yang telah disesuaikan dengan gambar Arsitek,
Struktur, dll.
2. Katalog produk yang dipasang,alamat supplier.
3. Suku cadang (spare-parts).

7.2 Buku petunjuk operasi dan Buku petunjuk perawatan, untuk peralatan
yang terpasang dalam kontrak ini. Buku petunjuk sebaiknya dalam bahasa
Indonesia.
Data-data tersebut haruslah diserahkan kepada pemilik sebanyak 2
(dua) set dan kepada Konsultan Pengawas 1 (set) set. Bila gambar dan
data-data tersebut belum lengkap diserahkan maka pekerjaan
Kontraktor belum dapat dianggap selesai.

7.3 Kontraktor harus memberikan pendidikan teori dan praktek mengenai


operasi dan perawatannya kepada petugas-petugas teknik yang
ditunjuk oleh Pemberi Tugas / Pemilik, secara cuma-cuma sampai cakap
menjalankan tugasnya.

7.4 Kontraktor harus pula menyerahkan ringkasan petunjuk operasi dan


perawatan yang dibuat dalam bahasa Indonesia kepada Konsultan
Pengawas dan sebuah lagi hendaknya dipasang dalam suatu kaca
berbingkai atau plastik laminasi dan ditempatkan pada dinding dalam
ruang mesin utama lain yang ditunjuk Konsultan Pengawas.

8.Service dan Garansi


8.1 Kontraktor harus bertanggung jawab atas seluruh peralatan yang rusak
selama masa garansi, termasuk penyediaan suku cadang.

8.2 Kontraktor harus menyerahkan surat jaminan (sertifikat) untuk unit mesin
dari pabrik pembuat mesin tersebut, sehingga denganndemikian
Kontraktor atas jaminan tersebut dan atas jaminan yang dikeluarkan
olehnya sendiri, wajib memperbaiki dan mengganti setiap bagian yang
rusak dan atau tidak berfungsi secara baik sebagaimana seharusnya.

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 104
8.3 Bila terjadi kerusakan atau ketidak-sempurnaan kerja dari peralatan, unit
mesin, bagian dari peralatan atau bagian dari unit mesin selama masa
jaminan/garansi, Kontraktor harus melakukan perbaikan atas biayanya
sendiri sampai peralatan atau unit mesin tersebut dapat bekerja kembali
secara baik dan benar.

8.4 Kontraktor wajib mengganti biaya sendiri setiap kelompok barang-


barang atau sistim yang tidak sesuai dengan persyaratan spesifikasi,
akibat kesalahan pabrik atau pengerjaan yang salah selama jangka
waktu 180 (seratus delapan puluh) hari setelah proyek ini diserah
terimakah untuk pertama kalinya.

8.5 Kontraktor wajib menempatkan 1 (satu) orang supervisor sekali seminggu


untuk memeriksa atau melakukan penyetelan peralatan selama masa
pemeliharaan.

9.Izin
9.1 Semua izin-izin dan persyaratan-persyaratan yang mungkin diperlukan
untuk melaksanakan Instalasi ini harus dilakukan oleh Kontraktor atas
tanggungan dan biaya Kontraktor.

9.2 Semua pemeriksaan, pengujian dan lain-lain, beserta keterangan


resminya yang mungkin diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini
haruslah dilakukan oleh Kontraktor atau pihak lain yang ditunjuk oleh
Direksi / Pengawas dengan semua biaya atas beban Kontraktor.

9.3 Kontraktor harus bertanggung jawab atas penggunaan alat-alat yang


dipatenkan atau lisensi serta kemungkinan tuntutan ganti rugi dan biaya-
biaya yang diperlukan untuk ini. Untuk hal ini kontraktor wajib
menyerahkan Surat Pernyataan mengenai hal tersebut diatas.

9.4 Kontraktor harus menyerahkan semua izin atau keterangan resmi yang
diperolehnya mengenai instalasi proyek kepada Konsultan Pengawas
atau pihak yang ditunjuk, sebelum penyerahan kedua dilakukan.

9.5 Kontraktor harus memperoleh izin terlebih dahulu dari Konsultan


Pengawas setiap akan memulai suatu tahapan pekerjaan.

9.6 Kontraktor harus mendapatkan izin-izin yang berhubungan dengan


pajak, pemerintahan setempat, badan yang berwenang terhadap
instalasi yang dikerjakan.
Dalam hal ini, biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan permintaan
izin tersebut harus dibayar oleh Kontraktor, termasuk biaya
memperbanyak gambar yang diperlukan untuk pengurusan IMB.

10.Kolerasi Pekerjaan
10.1 Pekerjaan galian dan penimbunan tanah untuk keperluan instalasi
Elektrikal dan Mekanikal yg dilaksanakan, harus sudah memperhitungkan
pengangkutan bekas galian dan pembersihan.

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 105
10.2 Semua pekerjaan pembuatan lubang-lubang dan penutupan kembali
pada dinding, lantai, langit-langit untuk jalannya pipa dan kabel,
dilaksanakan oleh Kontraktor berikut perapihan / finishing-nya kembali.

10.3 Kontraktor harus menyediakan dan menyambung kabel-kabel listrik dari


peralatan-peralatan ke panel listrik yang di sediakan oleh Kontraktor lain
(bila ada) sesuai dengan gambar dokumen tender. Untuk itu Kontraktor
wajib memeriksa terlebih dahulu panel tersebut apakah sudah sesuai
dengan peralatan yang akan disambungkan. Segala akibat yang timbul
akibat penyambungan ini menjadi tanggung-jawab Kontraktor.

10.4 Semua pekerjaan pembuatan pondasi untuk mesin di lakukan oleh


Kontraktor. Kontraktor harus memberikan data-data, ukuran-ukuran,
gambar-gambar dan peralatan yang diperlukan kepada Konsultan
Pengawas untuk mendapat persetujuan.

10.5 Semua fasilitas yang diperlukan pada saat proyek berjalan, yaitu air,
listrik, saniter darurat harus disediakan oleh Kontraktor, dengan terlebih
dahulu membuat gambar untuk mendapatkan persetujuan Konsultan
Pengawas.

10.6 Untuk pipa yang menembus dinding, lantai, langit-langit dan lain-lain,
harus di beri lapisan isolasi peredam getaran dan pipa selubung (sleeve)
untuk memudahkan perbaikan dan pemeliharaan dari segi teknis.
Untuk itu Kontraktor di haruskan menyerahkan gambar kerja Konsultan
Pengawas untuk di minta persetujuannya. Segala akibat pekerjaan
tersebut harus sudah di perhitungkan dalam penawaran oleh Kontraktor.

10.7 Akibat pekerjaan tersebut diatas (pembobokan, pembongkaran dsb.)


harus di tutup kembali seperti semula dan dirapikan / difinish yang rapi
sehingga tidak terlihat lagi bekas-bekas pembobokan.

10.8 Segera sesudah ditunjuk, Kontraktor harus menyerahkan gambar / data


teknis listrik sesuai dengan keperluan peralatan yang akan di pasang,
agar peralatan tersebut dapat beroperasi dengan baik berikut
pengamanannya. Jika hal ini tidak di laksanakan, segala akibatnya
menjadi tanggung-jawab Kontraktor.

11.Persyaratan Bahan
11.1 Pada saat penawaran tender, Kontraktor harus menyerahkan brosur teknis
peralatan utama Elektrikal dan Mekanikal. Pada brosur-brosur peralatan /
bahan yang ditawarkan harus diberi tanda yang jelas, merk dan type
peralatan yang ditawarkan. Ditambahkan lembar rekapitulasi berisi jenis
bahan / material / peralatan, merk dan typenya.

11.2 Material atau bahan yang diajukan harus disesuaikan dengan gambar
dan spesifikasi teknis, atau acuan merk yang disebutkan. Bila Material
atau bahan yang disebutkan pada gambar atau spesifikasi teknis tidak
terdapat di pasaran atau sudah diganti dengan type lain, kontraktor

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 106
harus menggantinya dengan yang setara dan disertai pernyataan dari
supllier.

11.3 Semua Pelaksanaan instalasi yang berbeda dengan spesifikasi dan


gambar, tanpa persetujuan tertulis dari pihak yang berwenang harus
diperbaiki dan diubah sesuai dengan spesifikasi dan gambar yang telah
disepakati bersama, atas tanggungan biaya Kontraktor.

11.4 Semua bahan yang digunakan dalam instalasi ini harus baru, dalam
keadaan baik, tidak bercacat, sesuai dengan spesifikasi dan gambar.
Kontraktor harus menjaga kebersihan serta melindungi semua bahan-
bahan yang digunakan dalam instalasi ini sebelum dipasang.

11.5 Bilamana ternyata bahan / peralatan yang dipergunakan cacat atau


rusak, Kontraktor harus menggantinya dengan bahan-bahan atau
peralatan yang baru dan tetap sesuai dengan spesifikasi dan gambar,
atas biaya tanggungan Kontraktor.

11.6 Tidak diperkenankan mendatangkan bahan / peralatan masuk ke site


sebelum contoh atau brosur disetujui oleh Konsultan Pengawas. Semua
bahan yang telah masuk di site dan menyimpang dari ketentuan dalam
spesifikasi, contoh ataupun brosur yang telah disetujui, maka bahan /
peralatan tersebut harus secepatnya dikeluarkan dari site.

12.Peralatan dan Fasilitas Kerja


12.1 Peralatan kerja yang dipergunakan harus sesuai dengan jenis
pekerjaan yang sedang dilakukan, dan harus mengikuti teknik-teknik
pelaksanaan yang wajar dan terbaik.

12.2 Alat-alat atau cara-cara yang tidak sewajarnya untuk digunakan/


dilakukan pada suatu pekerjaan, misalnya mengencangkan baut
dengan kunci Inggris, mengupas kabel dengan api/dibakar, sama
sekali tidak diperkenankan.

12.3 Kontraktor harus menyediakan sendiri peralatan tersebut di atas


termasuk kebutuhan lainnya yang diperlukan selama pekerjaan
berlangsung.

12.4 Kontraktor bertanggung jawab sendiri atas penyediaan listrik dan air
untuk kebutuhannya selama masa pelaksanaan berlangsung, dengan
anggapan bahwa fasilitas yang tersedia di tapak tidak diijinkan untuk
dipergunakan.

Pasal 22
SYARAT – SYARAT TEKNIS KHUSUS
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

1.Lingkup Pekerjaan

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 107
1.1 Syarat-syarat teknis khusus Pekerjaan Instalasi Listrik berisi perincian yang
memperjelas / menambahkan hal-hal yang tercantum dalam Buku
Syarat-syarat Umum Teknis Elektrikal dan Mekanikal dan Buku Syarat-
syarat Administrasi. Semua buku tersebut saling melengkapi.

1.2 Pekerjaan instalasi sistim ini meliputi seluruh pengangkutan dan


pengadaan bahan-bahan serta peralatan-peralatan utama, peralatan
bantu, peralatan untuk instalasi, tenaga kerja, pembuatan alat-alat
pemasangan, termasuk pengadaan listrik dan air untuk keperluan
pengujian dan keperluan kerja.

1.3 Dalam Pekerjaan ini harus termasuk sertifikat pabrik dari peralatan yang
akan dipakai dan pekerjaan-pekerjaan kecil lain yang berhubungan
dengan pekerjaan ini yang tidak mungkin disebutkan secara terinci di
dalam buku ini tetapi dianggap perlu untuk keselamatan dan
kesempurnaan fungsi dan operasi sistem distribusi listrik.

1.4 Pekerjaan instalasi listrik meliputi :


1.4.1 Pengadaan dan pemasangan serta penyetelan panel-panel daya
/ penerangan termasuk di dalam pekerjaan ini adalah penarikan
kebel / konduktor pentanahan netral / badan panel.
1.4.2 Pengadaan dan pemasangan kebel-kabel jenis NYY, untuk
penghubung antar panel daya / penerangan dan kabel-kabel
daya menuju peralatan mekanikal.
1.4.3 Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi penerangan dan
stop kontak. Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan dan
pemasangan armatur penerangan.
1.4.4 Pengadaan dan pemasangan instalasi underfloor duct lengkap
dengan material bantu yang dibutuhkan.
1.4.5 Sistem Pembumian Pengaman.
Yang termasuk di dalam pekerjaan sistem pembumian meliputi
batang elektroda pengebumian dan bare copper conductor
atau kabel yang menghubungkan peralatan yang harus
dibumikan dengan elektroda pembumian termasuk seluruh
peralatan-peralatan bantu yang dibutuhkan untuk
kesempurnaan sistem ini.
1.4.6 Peralatan Penunjang Instalasi.
Pekerjaan ini meliputi junction box, conduit, sparing, doos outlet
daya, doos saklar, doos penyambungan, doos pencabangan,
elbow, metal flexible conduit, klem dan peralatan-peralatan lain
yang dibutuhkan untuk kesempurnaan Sistem Distribusi Listrik
meskipun peralatan-peralatan ini tidak disebutkan dan
digambarkan dengan jelas di dalam Gambar Perencanaan.
1.4.7 Peralatan bantu/pendukung lainnya yang diperlukan untuk
kesempurnaan kerja sistem, meskipun peralatan tersebut tidak
disebutkan secara jelas atau terinci di dalam Gambar
Perencanaan dan Persyaratan Teknis.

1.5 Gambar – Gambar


Gambar-gambar elektrikal menunjukkan secara khusus teknik pekerjaan

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 108
listrik yang di dalamnya dicantumkan besaran-besaran listrik dan mekanis
serta spesifikasi tertentu lainnya. Pengerjaan dan pemasangan
peralatan-peralatan harus disesuaikan dengan kondisi lapangan.
Gambar-gambar arsitektur, struktur, elektrikal dan kontrak lainnya
haruslah menjadi referensi untuk koordinasi dalam pekerjaan secara
keseluruhan.
Kontraktor harus menyesuaikan peralatan terhadap perencanaan dan
memeriksanya kembali. Setiap kekurangan / kesalahan perencanaan
harus disampaikan kepada Konsultan Pengawas atau pihak lain yang
ditunjuk untuk itu.

2.Panel Listrik Tegangan Rendah dan Perlengkapannya


2.1 Umum
Panel daya bertegangan rendah meliputi switch, tombol, circuit breaker,
indikator, magnetic connector, accessories, peralatan dan barang-
barang lain yang diperlukan untuk pemasangan dan operasi yang
sempurna dari segenap sistem dan peralatan-peralatannya.
Panel harus seperti ditunjukkan di dalam gambar rencana, kecuali
ditentukan lain. Seluruh asembly termasuk housing, bus-bar, alat-alat
pelindung harus direncanakan, dibuat, dicoba dan bila perlu diperbaiki
sesuai dengan persyaratan minimum dengan penyesuaian dan / atau
penambahan seperti disyaratkan di bawah ini :

2.2 Konstruksi panel


2.2.1 Konstruksi panel harus terbuat dari rangka baja struktur baja
struktur atau rangka profil baja yang diperkuat dan dilas,
sehingga kokoh dan tidak rusak dalam pengiriman atau
pemasangan.
2.2.2 Struktur panel harus tahan terhadap gaya elektromekanis serta
termal akibat hubung-singkat (sampai 60 kA dalam waktu 1
detik) Rangka ini harus secara lengkap ditutup pada bagian
bawah, atas dan sisi-sisinya dengan pelat-pelat penutup yang
bisa dilepas. Panel harus bisa dicapai dari depan maupun
belakang.
2.2.3 Semua alat ukur atau tombol pemilih yang dipersyaratkan harus
dikelompokkan pada sisi depan yang berengsel.
2.2.4 Tutup yang ber-engsel tersebut harus mempunyai engsel yang
tersembunyi dan gerendel / kunci. Semua sumber yang perlu
untuk rangkaian kontrol, daya dan lain-lain harus dipasang pada
sisi belakang dari penutup yang berengsel tersebut.
2.2.5 Lokasi yang tepat dan jenis perlengkapan yang diperlihatkan
boleh berbeda menurut keperluan penyesuaian material pabrik,
sejauh bahwa fungsi dan operasi yang dimaksud dapat dicapai.
Akan tetapi, identifikasi gambar, tata letak, skedul dan lain-lain
harus diikuti dalam urutan yang tepat untuk mempermudah
pemeriksaan bangunan (konstruksi)
2.2.6 Tempat struktur bus-bar dan hubungan-hubungannya harus
dibangun dan ditunjang untuk dapat menahan arus hubung-
singkat yang terjadi pada lokasi tertentu tersebut. Hubungan-
hubungan harus dibaut, dilas atau diklem serta diatur untuk

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 109
menjamin daerah kontrak yang baik.

2.3 Kabinet Panel Daya


Semua kabinet harus dibuat dari plat baja dengan Ketebalan minimum
1,7 mm untuk panel yang dipasang menempel di dinding dan minimum 2
mm untuk jenis floor standing, kecuali yang sering kena basah / hujan,
harus dibuat dari jenis besi tuang yang tahan kelembaban atau
konstruksi khusus. Kabinet untuk panel daya / kontrol harus mempunyai
ukuran yang proporsional seperti dipersyaratkan untuk panel daya yang
besarnya menurut kebutuhan, sehingga untuk frame / rangka panel
harus ditanahkan.
Pada kabinet harus ada cara-cara yang baik untuk memasang,
mendukung dan menyetel panel daya serta penutupnya. Kabinet
dengan kawat-kawat through feeder harus diatur dengan baik, rapi dan
benar.
2.3.1 Finishing
Semua rangka, penutup, copper plate dan pintu panel listrik
seluruhnya harus dibuat tahan karat dengan cat dasar atau
prime coating dan diberi pelapis cat akhir (finishing paint).
Penentuan warna dan merek cat sebelumnya harus dimintakan
persetujuan ke Konsultan Manajemen Konstruksi.
Pengecatan harus tahan karat, dikerjakan dengan cara
galvanized cadmium plating atau dengan zinc chromate dan di
cat dengan cat akhir sistem bakar (oven)
2.3.2 Kunci
Setiap kabinet harus dilengkapi dengan kunci "flat lock" jenis
kunci untuk setiap kabinet hares dari tipe "common key",
sehingga kunci untuk setiap kabinetnya adalah sama. Pada
masing-masing kabinet harus disediakan dua anak kunci.
2.3.3 Tinggi Pemasangan Panel
Pemasangan panel sedemikian rupa, sehingga setiap peralatan
di dalam panel dengan mudah masih dapat dijangkau,
tergantung pada tipe / macam panel, bila dibutuhkan alas /
pondasi / penumpu / penggantung, Kontraktor harus
menyediakan dan memasang, sekalipun tidak tertera pada
gambar.
2.3.4 Label
Semua kabinet panel daya, panel kontrol, switch, fuse unit,
isolator switch group, pemutus daya (CB) dan peralatan-
peralatan lainnya harus diberi label sesuai dengan fungsinya
untuk mengindahkan/mengidentifikasikan penggunaan alat
tersebut.
Label ini terbuat dari bahan logam anti karat dengan huruf-huruf
hitam.

2.3.5 Ventilasi
Lubang-lubang ventilasi harus dibuat secara rapi dengan punch
machine. Untuk menjaga benda-henda asing rnasuk melalui
lubang tersebut. Pada bagian dalam harus diberi lapisan yang
juga dilubangi (di-punch).

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 110
2.4 Papan Nama
Setiap pemutus daya (circuit breaker) harus dilengkapi dengan papan
nama yang dipasang pada pintu panel dekat dengan pemutus daya
dan dapat dilihat dengan mudah. Cara-cara pemberian nama harus
menunjukkan dengan jelas rangkaian dari pemutus daya atau alat-alat
yang tersambung padanya. Keterangan mengenai hal ini harus diajukan
dalam gambar kerja.
Mimic diagram berwarna biru harus dipasang pada pintu, lengkap
dengan komponen-komponen dan tanda-tanda untuk komponen
tersebut.

2.5 Cadangan Sambungan di Kemudian Hari


Bila di dalam gambar dinyatakan adanya cadangan, maka ruangan-
ruangan tersebut harus dilengkapi dengan pemutus daya cadangan,
terminal, klem-klem pemasangan, pendukung dan sebagainya, untuk
peralatan yang dipasang di kemudian hari. Kemungkinan
penyambungan dikemudian hari dapat berupa peralatan baru,
misalnya saklar, pemutus daya, kontraktor dan lain-lain.

2.6 Bus-Bar / Rel Daya


2.6.1 Bus-bar harus diatur sedemikian rupa, sehingga tersusun secara
mendatar dengan rapih sepanjang panel di dalam ruang yang
berventilasi.
2.6.2 Jarak antar rel daya harus memenuhi ketentuan pemasangan rel
daya di dalam PUIL 2000.
2.6.3 Bus-Bar harus terbuat dari bahan tembaga jenis "hard drawn high
conductivity" yang memenuhi standar B.S. 1433, dilapisi perak
pada bagian luarnya secara menyeluruh dengan ukuran sesuai
dengan kemampuan 150 % dari arus beban terpasang. Ukuran
Bus-Bar harus disesualkan dengan peraturan PUIL 2000. Sernua
Bus-Bar harus dipegang dengan kokoh oleh bahan isolator yang
terbuat dari bahan yang tidak menyerap air (non-hygroscopic)
misalnya perselain atau moulded isulator, sedemikian rupa
sehingga mampu menahan gaya mekanis yang terjadi akibat
hubung singkat.
2.6.4 Rel daya dicat dengan warna yang sesuai dengan penandaan
fasa menurut PUIL 2000. Cat tersebut harus tahan terhadap
temperatur sampai 70°C
2.6.5 Setiap panel harus mempunyai bus-bar netral dengan kapasitas
penuh (full netral) yang diisolir terhadap pentanahan dan
sebuah bus pentanahan yang telanjang, diklem dengan
kuatpada kerangka dan dilengkapi dengan klem untuk
pengaman dari peralatan yang perlu ditanahkan. Dalam hal ini,
konfigurasi bus-bar adalah 3 fasa - 4 kawat - 5 bus.
2.6.6 Semua hubungan dari bus-bar menuju pemutus daya atau saklar
dengan arus Iebih besar dari 63 A harus dilakukan melalui
batang-batang tembaga dari jenis yang sama dengan bus-bar.
Untuk arus yang Iebih kecil, diizinkan menggunakan kabel
berisolasi PVC (NYY atau NYA)

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 111
2.6.7 Kontraktor diwajibkan untuk menyerahkan gambar kerja yang
menunjukkan ukuran-ukuran bus-bar dan susunannya. Ukuran
dari bus-bar harus merupakan ukuran sepanjang panel dan
disediakan cara-cara untuk penyambungan di kemudian hari.
2.6.8 Apabila saluran keluar (out going feeder) yang menuju ke satu
terminal terdiri atas beberapa buah kabel, tidak diperkenankan
menumpuk lebih dari 2 (dua) buah sepatu kabel pada satu
terminal atau bus-bar.Bila terjadi hal demikian, harus dilakukan
dengan cara memasangkan batang tembaga tambahan untuk
menyatukan sepatu kabel tersebut pada satu terminal yang
berlainan.

2.7 Alat-alat Ukur


2.7.1 Setiap panel harus dilenqkapi dengan alat-alat ukur dan trafo
ukur seperti yang ditunjukkan di dalam gambar rencana.
Bila digunakan amper meter selector switch (saklar pindah),
pada saat pemindahan pengukuran arus, saklar untuk ampere
meter harus dalam keadaan terhubung singkat.
Meter-meter harus dari type besi putar (moving iron) khusus untuk
dipasang secara tegak lurus di pintu panel. Kelas alat ukur yang
paling tinggi 1,5 dengan penunjukan melingkar (minimum 90°),
skala linier, dipasang secara flush dalam kotak tahan getaran,
dengan ukuran 96 mm x 96 mm.
Posisi dari saklar putar untuk volt meter dan amperemeter harus
ditandai dengan jelas.
2.7.2 Amperemeter (A-m)
Semua amperemeter harus mempunyai kemampuan beban
lebih sebesar 120 % dari batas atas penunjukkannya selama 2
jam dan dilengkapi dengan penunjuk berwarna merah (index
pointer) untuk menandai besarnya arus beban-penuh. Ampere
meter harus dipasangkan untuk beban motor sebesar 5,5 kW
atau lebih pada salah satu fasenya.
Amperemeter harus mampu menahan pergerakan yang timbul
akibat arus start motor dan mempunyai skala overload yang
rapat (compressed) untuk keperluan pembacaan arus start
tersebut.
Pada amperemeter harus terdapat mekanisme pengatur
penunjukan nol (zero adjusment) berupa sekrup pemutar
dibagian depan.
2.7.3 Voltmeter (V-m)
Voltmeter harus mempunyai ketepatan kelas 1,5 dan
mempunyai skala penunjukan yang lebar. Voltmeter dipasang di
sisi daya masuk melalui sikring pengaman jenis HRC dengan arus
nominal 3 A.Pada voltmeter harus terdapat mekanisme pengatur
penunjukkan nol (zero adjustment) berupa sekrup pemutar di
bagian depan.
2.7.4 Trafo Arus
Trafo arus harus dari tipe kering untuk pemakaian di dalam
ruangan (indoor type), jenis jendela dengan perbandingan
kumparan yang sesuai dengan standar-standar VDE untuk

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 112
keperluan pengukuran. Pemasangan harus dilakukan secara
kuat agar mampu menahan gaya-gaya mekanis yang timbul
pada waktu terjadinya hubungan singkat 3 fasa simetris.
Trafo arus untuk amperemeter juga boleh digunakan bersamaan
dengan kWh meter dengan syarat tidak menguranqi
ketelitiannya.
Bila ternyata ketelitian terganggu, harus digunakan trafo arus
khusus (terpisah).

2.8 Kabel-kabel Kontrol


2.8.1 Kabel kontrol (control wiring) dari panel-panel harus sudah
dipasang di pabrik / bengkel secara lengkap dan dibundel serta
dilindungi terhadap kerusakan mekanis.
2.8.2 Ukuran kabel kontrol minimum 1,5 mm2 dari jenis NYMHY dengan
tegangan nominal 600 volt.
2.8.3 Pada setiap ujung kabel kontrol ataupun pengukuran harus
dipasangkan sepatu kabel dengan ukuran kabelnya dan
dikencangkan dengan alat penekan (press-tang / kraft-tang)
secara baik, sehingga dapat dicegah terjadinya hubung longgar
(lost contact).
2.8.4 Setiap pemasangan ujung kawat kontrol atau pengukuran pada
terminal peralatan harus cukup kencang dan kokoh.

2.9 Peralatan Pengaman / Pemutus Daya Moulded Case Circuit Breaker


(MCCB)
2.9.1 Untuk pemutus daya cabang dengan arus lebih kecil dari 800 A
digunakan jenis rumah tuangan (moulded case circuit breaker -
MCCB) yang memenuhi standar B.S. 4752 Part 1 1977 atau IEC
157.1 dan sesuai untuk temperatur operasi 400C (fully
tripicalized) dan mampu beroperasi untuk tegangan 660 VAC
dengan rating 1.000 VAC.
2.9.2 MCCB harus dapat dioperasikan secara "reverse feed" baik
pada posisi horizontal maupun vertikal tanpa mengurangi
performance.
2.9.3 Kontak utama yang harus meneruskan arus beban harus
terbuat dari bahan silver / tungsten dan mekanisme operasinya
dirancang untuk menutup dan membuka kontak-kontak
utamanya secara menyapu (wiping action).
2.9.4 Mekanisme operasi harus dari jenis "quick make" dan "quick
break" secara simultan pada ketiga / keempat kutubnya
sewaktu opening, closing maupun trip.
2.9.5 Mekanisme ini harus trip-free untuk mencegah kontak utama
menutup kembali tanpa sengaja.
2.9.6 Handle togel MCCB harus dapat membuka semua kutub
(kontak utama) secara bersamaan (simultan). Suatu arus
kesalahan mengalir pada salah satu kutup harus menyebabkan
ketiga kutub membuka secara bersamaan.
2.9.7 MCCB dilengkapi dengan fasilitas pelindung pada masing-
masing kutubnya yang dapat disetel (adjustable) untuk arus
beban lebih (overload - inverse time) secara mekanis dengan

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 113
bimetal, pengatus arus hubung - singkat (overcurent -
instantaneous) secara mekanis dcngan solenoid (magnetis).
2.9.8 Untuk motor protector, hanya dipasang magnetic overcurrent
protection.
2.9.9 Setiap MCCB harus mempunyai tiga posisi opcrasi, yaitu ON,
OFF dan TRIP.
2.9.10 Kapasitas pemutus arus kesalahan (breaking capacity) tidak
kurang dari 50 kA.

2.10 Peralatan Pengaman / Pemutus Daya Miniature Circuit Breaker (MCB)


2.10.1 MCB yang digunakan harus memenuhi persyaratan B.S. 4752 /
part 1 1977 atau IEC 157.1 (fully tropicalized), mampu heroperasi
untuk tegangan sampai 660 VAC dengan rating 1.000 VAC.
2.10.2 MCB harus dapat dioperasikan secara "reverse feed", baik
pada posisi horizontal maupun vertikal tanpa mengurangi
performance.
2.10.3 Kontak utama yang meneruskan arus beban harus terbuat dari
bahan silver / tungsten dan mekanisme operasinya dirancang
untuk menutup dan membuka kontak-kontak utamanya secara
menyapu (wiping action).
2.10.4 Mekanisme operasi harus dari jenis trip-free untuk mencegah
kontak utama menutup kembali tanpa sengaja.
2.10.5 Handel togel MCB tiga fasa harus dapat membuka semua
kutub (kontak utama) secara bersamaan (simultan).
2.10.6 Suatu arus kesalahan mengalir pada salah satu kutub harus
menyebabkan ketiga kutub membuka secara bersarnaan.
2.10.7 MCB dilengkapi dengan fasilitas pelindung arus beban lebih
(overload inverse time) secara mekanis dengan bimetal dan
arus hubung singkat (overcurent instantaneous) secara mekanis
dengan solenoid (magnetis).
2.10.8 Arus nominal dari draw out MCCB dan MCB harus sesuai
dengan gambar, dengan kapasitas pemutusan (breaking
capacity) disesuaikan dengan letak pemutus daya tersebut.
2.10.9 Kontraktor diwajibkan untuk memeriksa besarnya arus hubung
singkat 3 fasa simetris yang mungkin terjadi pada titik-titik beban
dan menganjurkan jenis MCCB serta MCB yang sesuai.
2.10.10 Hasil perhitungan dan katalog pemutus daya yang disarankan
untuk digunakan harus disertakan pada saat penawaran
pekerjaan.

3.Persyaratan Peralatan Instalasi Listrik Tegangan Rendah


3.1 Meliputi pengadaan dan pemasangan power receptacle outlet (stop
kontak), saklar, kontak-kontak tarik (pull box), kabel, alat-alat bantu dan
semua peralatan lain yang diperlukan untuk mendapatkan hasil
pekerjaan yang memuaskan dari sistem instalasi daya tegangan rendah
220 / 380 V dan penerangan.

3.2 Kotak Pencabangan (junction box) dan kotak saklar/outlet (doos)


3.2.1 Jenis
Kotak (doos) harus sesuai dengan persyaratan VDE, PUIL, AVE

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 114
atau standar lain. Kotak ini bisa berbentuk single / multi gang
box empat persegi atau segi delapan.
Junction box dan inbow doos harus tertutup rapi dan dipasang
dengan baik dan benar.
3.2.2 Ukur
Setiap kotak outlet harus diberi bukaan untuk konduit hanya di
tempat yang diperlukan.
Setiap kotak harus cukup besar untuk menampung jumlah dan
ukuran konduit, sesuai dengan persyaratan dan ukuran yang
ditperlukan.
3.2.3 Tipe Tahan Cuaca (Weatherproof Type)
Kotak-kotak outlet di tempat-tempat tersebut dibawah ini harus
dari tipe yang diberi gasket tahan cuaca :
 tempat-tempat yang kena matahari,
 tempat-tempat yang kena hujan,
 tempat-tempat yang kena minyak,
 tempat-tempat yang kena udara lembab,
 tempat-tempat yang ditunjuk di dalam gambar
3.2.4 Outlet Pada Permukaan Khusus.
Kotak outlet untuk stop kontak dan saklar-saklar yang dipasang
pada partisi, blok beton, mamer, frame besi, bata atau dinding
kayu harus berbentuk persegi dan harus mempunyai sudut dan
sisi-sisi tegak

3.3 Saklar dan Stop Kontak.


3.3.1 Bahan Doos.
Kecuali tercatat atau disyaratkan lain, maka kotak-kotak outlet
untuk saklar dinding dan receptacle outlet harus dari bahan
galvanis steel dan tidak boleh berukuran lebih dari 10,1 cm x
10,1 cm untuk peralatan tunggal dan 11,9 cm x 11,9 cm untuk
dua peralatan dan kotak-kotak multi gang untuk lebih dari dua
peralatan.
3.3.2 Cara Pemasangan.
Saklar-saklar harus dari jenis rocker mechanis dengan rating
minimum 10A / 250 V. Saklar pada umumnya dipasang rata
terhadap permukaan tembok, kecuali ditentukan lain pada
gambar. Jika tidak ditentukan lain, bingkai saklar harus
dipasang pada ketinggian 140 cm di atas lantai finish. Saklar-
saklar tersebut harus di pasang doos (kotak) yang sesuai.
Sambungan hanya diperbolehkan antara kotak yang
berdekatan. Stop kontak harus dipasang rata terhadap
permukaan dinding dengan ketinggian 110 cm atau 30 cm dari
permukaan lantai finish, sesuai petunjuk Konsultan Manajemen
Konstruksi.

3.3.3 Jumlah Kutub.


Stop kontak satu fasa harus dari jenis tiga kutub (fasa, netral dan
pentanahan) dengan ranting minimum 10 A / 220 V. Cara
pemasangan harus disesuaikan dengan peraturan PUIL dan
diberi saluran pentanahan.

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 115
3.3.4 Pendukung dan Pengikat.
Kotak-kotak pelat baja didukung atau diikat dengan cukup
supaya mempunyai bentuk yang tetap.
3.3.5 Untuk stop kontak PLN dan UPS warna dibedakan, dimana stop
kontak PLN warna biasa dan stop kontak UPS warna orange.

4.Persyaratan Kabel Listrik Tegangan Rendah


4.1 Kabel pada instalasi daya dan penerangan bertegangan rendah
meliputi kabel tegangan rendah, kabel kontrol, accessories, peralatan-
peralatan dan barang-barang lain yang diperlukan untuk melengkapi
dan menyempurnakan pemasangan serta operasi dari semua sistem dan
peralatan.

4.2 Syarat Kabel Instalasi Tegangan Rendah ( sampai 600 V )


4.2.1 Kabel tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi
persyaratan PUIL, IEC, VDE, SPLN dan LMK untuk pengganguan
sebagai kabel instalasi dan peralatan (mesin), kecuali untuk
peralatan khusus seperti disyaratkan atau dianjurkan oleh pebrik
pembuatnya.
4.2.2 Ukuran kabel daya / instalasi terkecil yang diizinkan adalah 2,5
mm2 kecuali untuk pemakaian kontrol pada sistem remote
control yang kurang dari 30 meter panjangnya bisa
menggunakan kabel dengan ukuran 1,5 mm2.
4.2.3 Kecuali disyaratkan lain, kabel tanah harus jenis NYFGbY dan
kabel instalasi di dalam bangunan dari jenis NYY, NYM dan
NYMHY (untuk kebel kontrol).
4.2.4 Semua kabel instalasi di dalam bangunan harus berada
didalam konduit atau dipasang di atas cable tray / cable rack
dan diklem / diikat dengan pengikat kabel (cable tie) sesuai
dengan kebutuhannya.
4.2.5 Semua konduit, kabel-kabel dan sambungan elektrikal untuk
instalasi di dalam bangunan harus diadakan secara lengkap.
4.2.6 Faktor pengisian konduit oleh kabel-kabel maksimum adalah 40
%.

4.3 Instalasi kabel Penerangan, Saklar dan Outlet Daya


4.3.1 Kabel-kabel listrik untuk penerangan dan stop kontak untuk
extension dan daya harus diadakan dan dipasang lengkap,
mulai dari sambungan panel daya ke saklar dan titik cahaya
serta stop kontak, sebagaimana ditunjukkan di dalam gambar.
4.3.2 Kabel yang digunakan sebagai kabel instalasi penerangan dan
stop kontak harus dari jenis NYM dan diletakkan di dalam PVC
high-impact heavy gauge.
4.3.3 Luas penampang kabel NYM yang digunakan minimum 2,5
mm2, kecuali tercatat lain.

4.4 Splice/ Pencabangan


4.4.1 Tidak diperkenankan adanya pencabangan (splice) ataupun
sambungan-sambungan di dalam pipa konduit.
4.4.2 Sambungan atau pencabangan harus dilakukan didalam

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 116
kotak-kotak cabang atau kotak sambung yang mudah dicapai
serta kotak saklar dan stop kontak.
4.4.3 Sambungan pada kabel harus di buat secara mekanis dan
harus kuat secara elaktris dengan solderless connector jenis
tekan, jenis compression atau soldered. Dalam membuat
pencabangan atau sambungan, konektor harus dihubungkan
pada konduktor-konduktor dengan baik sedemikian rupa,
sehingga semua konduktor tersambung dan tidak ada
konduktor telanjang yang kelihatan dan tidak bisa lepas oleh
getaran.

4.5 Bahan Isolasi


Semua bahan isolasi untuk splin, conection dan lain-lain seperti karet,
PVC, vernished carnbric, asbes, gelas, tape sintetis, splice case,
composition dan lain-lain harus dari tipe yang disetujui untuk
penggunaan, lokasi, tegangan kerja dan lain-lain yang tertentu dan
harus dipasang dengan cara yang disetujui, menurut anjuran perwakilan
pemerintah atau pabrik pembuatnya.

4.6 Pemasangan Kabel


4.6.1 Pemasangan di Permukaan Beton
a. Kabel Instalasi Daya dan Penerangan di dalam Bangunan
Semua kabel harus dipasang didalam konduit PVC high -
impact heavy gauge, dipasang di permukaan plat beton
langit-langit dengan klem pendukung yang sesuai.
Pendukung-pendukung tersebut harus di cat dengan cat anti
karat.
b. Semua kabel harus dipasang lurus / sejajar dengan rapi dan
teratur. Pembelokan kabel harus dikalikan dcngan jari-jari
lengkungan tidak boleh kurang dari syarat-syarat pabrik
(minimum 15 kali ø kabel)
4.6.2 Kabel Daya Penghubung Antar Panel
a. Kabel-kabel daya diletakkan diatas cable trey, di klem pada
cable trey dengan cable ties (pita plastik pengikat kabel).
Pemasangan cable trey harus mengikuti jalur yang
direncanakan secara rapi dan digantung atau disangga
secara kokoh dengan penggantung / penyangga besi yang
di klem ke plat beton.
b. Untuk keperluan pemasangan kabel, Kontraktor harus
menyediakan sendiri peralatan penunjang seperti trey, klem,
besi penunjang, penggantung dan peralatan lainnya, baik
untuk kabel yang dipasang horisontal maupun vertikal.
c. Peralatan penunjang tersebut harus sudah diperhitungkan
pada biaya pemasangan kabel tersebut.

4.7 Pemasangan di Permukaan Dinding


Kabel instalasi penerangan dan stop kontak yang dipasang didalam
dinding harus diletakkan didalam konduit PVC hign impact heavy gauge
dengan ukuran minimum 3/4". Penarikan kabel menuju titik saklar atau

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 117
stop kontak harus dilakukan setelah pipa selesai ditanam.

4.8 Pemasangan Menembus Dinding


Setiap penembusan kabel pada dinding harus melalui sparing kabel
yang terbuat dari pipa PVC dengan ukuran yang cukup terhadap
penampang kabel.

4.9 Penggunaan Warna Kabel


Penggunaan warna kabel NYY, NYM dan NYFGby untuk tegangan netral
dan non harus mengikuti peraturan yang disebutkan oleh 2000, yaitu :
4.9.1 Sistem Tegangan 220 V, 1 fasa
hitam : Fasa
biru : Netral
kuning/hijau : Pentanahan
4.9.2 Sistem Tegangan 220/380 V, 3 fasa
merah : fasa R
kuning : fasa S
hitam : fasa T
biru : netral (N)
kuning/hijau : pentanahan (G)

4.10 Pendukung Kabel


Setiap kotak tarik (pull box) termusuk kotak-kotak yang ada diatas daya
dan panel daya motor, harus diberi cukup banyak klem dan peralatan
pendukung Iain-lainnya.
Kabel dipasang dengan cara yang rapi dan teratur yang memungkinkan
pengenalan, sehingga tidak ada kabel yang membentang tanpa
pendukung.

4.11 Konduit Tertanam


Pull box yang dihubungkan pada konduit tertanam / tersembunyi harus
juga dipasang secara tertanam dan penutupnya rata terhadap dinding
atau langit-langit.

5.Race Way dan Konduit


5.1 Yang dimaksud dengan race way adalah tubing conduit dan flexible
conduit beserta perlengkapannya dan semua barang yang diperlukan
untuk melengkapi instalasi kabel.
5.1.1 Ukuran
Semua Race Way harus mempunyai ukuran yang cukup untuk
bisa melayani dengan baik jumlah dan jenis kabel sesuai dengan
VDE, PUIL dan lain-lain. Ukuran minimum konduit adalah 3/4"
menurut ukuran pasaran dengan faktor pengisian kabel
maksimum 40 %.
5.1.2 Bahan
Konduit PVC untuk instalasi daya dan penerangan harus dari
bahan PVC high impact heavy gauge yang memenuhi standar
BS4607 dan BS6099. Konduit metal untuk instalasi daya pompa
yang digunakan harus dan jenis heavy gauge galvanized

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 118
walded steel yang memenuhi persyaratan BS 4568 : part I & II
class 4.

5.2 Pemasangan
5.2.1 Race Way yang ditanam di Dinding.
Penanaman konduit di dalam dinding yang sudah jadi dilakukan
dengan jalan membobok beton dengan pahat. Kedalaman dan
lebar pembobokan harus dilakukan secukupnya, sesuai dengan
ukuran dan jumlah konduit yang akan dipasang. Kontraktor
diwajibkan untuk mengembalikan kondisi dinding dengan kondisi
semula.
Selama dilakukan pengerjaan plesteran ulang, ujung-ujung
konduit harus ditutup untuk mencegah masuknya air atau
kotoran-kotoran lainnya.
5.2.2 Race Way yang dipasang di Permukaan
a. Race way yang dipasang di permukaan beton (exposed) harus
dipasang sejajar atau tegak lurus dengan dinding bagian
struktur atau permukaan bidang-bidang vertikal dengan langit-
langit.
b. Apabila beberapa pipa berjalan sejajar pada dinding atau
langit-langit, harus digunakan klem-klem khusus untuk pipa
sejajar.
c. Ujung-ujung pipa pada peralatan dipasang dengan sekrup
dengan kuat. Sernua ujung pipa yang bebas harus ditutup /
dilengkapi dengan plat kuningan yang sesuai.
d. Untuk daerah yang lembab; semua peralatan pembantu,
fitting-fitting, klem dan lain-lain harus di galvanisir atau di cat
tahan karat dan harus digunakan pendukung supaya pipa
bebas dari permukaan korosif.
e. Pipa-pipa yang dipasang pada permukaan dalam bangunan
harus di cat satu jalan sebelum dipasang dan sekali lagi
sesudah dipasang dengan warna yang ditentukan oleh
Konsultan Manajemen Konstruksi.
f. Untuk mempermudah pengenalan, maka ujung pipa dan di
beberapa tempat harus dicat dengan warna sebagai berikut
:
- Pipa penerangan dan daya - orange
- Pipa telepon - hijau
- Pipa fire alarm - merah
- Pipa tata suara - kuning

5.3 Race Way yang di pasang di Dalam Tanah


Race way yang dipasang di dalam tanah atau menembus kerikil, harus
mempunyai dua lapis cat aspal pada permukaan sebelah luar sebelum
dipasangkan diatas race way tersebut diberi patok petunjuk. Pipa / race
way yang digunakan adalah GIP kelas medium yang memenuhi standar
SII.

5.4 Race Way Melintas / Menembus Dinding


Bila pipa melintas tembok, penyekat ruangan, lantai, langit-langit dan

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 119
lain-lain, maka lubang harus ditutup dengan baik sehingga tidak
mungkin dapat dilalui oleh debu, lembab (uap air) api dan asap.

6.Peralatan Penerangan dan Outlet Daya


6.1 Umum
Peralatan penerangan meliputi armatur, lampu-lampu, accessories,
peralatan serta alat-alat lain yang diperlukan untuk operasi yang
lengkap dan sempurna dari semua peralatan penerangan. Fixture harus
seperti yang disyaratkan dan ditunjuk pada gambar-gambar.

6.2 Kualitas dan Pengerjaan


Semua material dan accessories, baik yang disebut secara umum
maupun khusus harus dari kualitas terbaik. Armatur harus sesuai dengan
gambar dan skedul, atau seperti yang disyaratkan di sini.

6.3 Jenis Armature


6.3.1 Lampu-lampu Flourescent (TL)
Lampu (bulb) harus dengan warna standar white deluxe.
Untuk twin lamp atau double TL harus dirangkai secara lead-lag
untuk meniadakan efek stroboskopis.
Semua fixture harus dilengkapi dengan kapasitor untuk
perbaikan faktor kerja sehingga mencapai minimum 0,96. Balast
harus dari tipe low losses.
Perlengkapan lain seperti starter, ballast, pemegang lampu harus
memenuhi standar PLN / SII / LMK.
6.3.2 Lampu Down Light
Lampu down light yang dipasangkan di ruang-ruang tertentu
rnenggunakan jenis lampu sesuai dengan gambar rencana
6.3.3 Lampu Baret
Lampu baret yang digunakan harus berbentuk persegi, terbuat
dari kaca susu dengan lampu pijar (incandescent) atau lampu TL
circle 20 W sesuai dengan kebutuhan.
6.3.4 Lampu Darurat
Untuk armatur darurat digunakan emergency kit dengan
kapasitas penyalaan batere minimum 2 jam. Jenis batere yang
digunakan harus NiCd, yang diletakkan di dalam armatur
bersama dengan emergency kit board.
Untuk jenis armatur dengan lampu TL ganda emergency kit
hanya diberikan untuk 1 buah lampu saja. Mode operasi lampu
darurat adalah maintained.
Tegangan kerja armatur adalah 220 V, 50 Hz.

6.4 Pemasangan
Semua armatur penerangan dan perlengkapannya harus dipasang oleh
tukang yang berpengalaman dan ahli, dengan cara-cara yang disetujui
Konsultan Manajemen Konstruksi.
Harus disediakan pengikat, penyangga, penggantung dan bahan-
bahan yang perlu agar di peroleh hasil pemasangan yang baik.
Barisan armatur yang menerus harus dipasang sedemikian rupa,
sehingga betul-betul lurus.

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 120
Armature yang dipasang merata terhadap permukaan (surface
mounted) tidak boleh mempunyai sela-sela di antara bagian-bagian
fixture dan permukaan-perrnukaan di sebelahnya. Setiap badan (rumah)
lampu harus ditanahkan (grounded). Pada waktu diselesaikannya
pemasangan armature penerangan, peralatan tersebut harus siap untuk
bekerja dengan baik dan berada dalam kondisi sempurna serta bebas
dari semua cacat / kekurangan.
Pada waktu pemeriksaan akhir, semua armatur dan perlengkapannya
harus menyala secara lengkap.

7.Pengujian/Penyetelan Peralatan dan Sistem


7.1 Pekerjaan ini meliputi ketentuan-ketentuan dasar untuk mengadakan
pengujian (testing) penyetelan serta commissioning dari seluruh
peralatan listrik yang dipasang.

7.2 Semua testing, kalibrasi dan penyetelan dari peralatan-peralatan dan


kontrol yang tergabung dalam pekerjaan renovasi sistem listrik ini serta
penyediaan semua instrumentasi dan tenaga kerja harus dilaksanakan
oleh kontraktor. Kontraktor harus menempatkan seorang ahli listrik yang
berkompeten dan berpengalaman untuk melaksanakan pengujian dan
commisioning.

7.3 Pengujian-pengujian yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor di bawah


pengawasan Konsultan Manajemen Konstruksi antara lain :
7.3.1 pengujian tahanan isolasi kabel baru yang dipasang, baik
perbagian (section) maupun keseluruhan (overall)
7.3.2 pengujian pentanahan panel
7.3.3 pengujian kontinuitas konduktor
7.3.4 pengujian fungsi kontrol manual dan otomatis pada panel-panel
daya
7.3.5 pengujian keseimbangan pembebanan (phasing-out)
7.3.6 load testing
7.3.7 penyetelan semua peralatan pengaman (overcurrent dan
overload) dan mencatat data setelah yang dilakukan.
7.3.8 semua instalasi Iistrik yang baru harus mendapat pengesahan
dari PLN atau badan resmi yang ditunjuk Konsultan Manajemen
Konstruksi.

7.4 Hasil-hasil pengujian harus sesuai dengan syarat-syarat teknis yang telah
diuraikan di atas atau standar-standar yang berlaku dan dicatat serta
dibuatkan berita acara pengujiannya

Pasal 23
PEKERJAAN ELEKTRIKAL

1.Lingkup Pekekerjaan
1.1 Sistem Penerangan
Pekerjaan ini meliputi pengadan tenaga kerja, peralatan dan bahan
serta pemasangan berikut penyerahan seluruh system, penerangan

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 121
dalam keadaan baik dan siap untuk dipergunakan pada tempat-
tempat seperti ditunjukkan pada Gambar Kerja.diantaranya:
1. Instalasi Penerangan dalam dan luar ruangan,termasu
pemasangan titik Lampu ,Stop Kontak ,dan Saklar.
2. Lighting Fixtures

2.Standar Rujukan
2.1 Standar Rujukan
1. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL-1987)
2. International Electrotechnical Comission
3. Standar Industri Indonesia (SII)/Satandar Nasional Indonesia (SNI)

4. Spesifikasi Teknis :
 09900 – Pengecatan
 16400 – Distribusi Tegangan Rendah

3.Prosedur Umum
3.1 Prosedur Umum
Contoh Bahan,DataTeknis dan Daftar Bahan
1. Sebelum diadakan kelapangan, contoh dan/atau brosur/ data
teknis bahan/peralatan untuk pekerjaan ini harus diajukan dahulu
kepada Engineer untuk disetujui.
2. Kontraktor harus membuat daftar bahan/peralatan yang akan
digunakan dan menyerahkannya kepada Engineer untuk disetujui.

3.2 Gambar Detail Pelaksanaan


1. Kontraktor harus membuat dan menyerahkan Gambar Detail
Pelaksanaan kepada Engineer untuk disetujui.
2. Gambar Detail Pelaksanaan harus diserahkan sebelum
pengadaan bahan sehingga diperoleh cukup waktu untuk
memeriksa dan tidak ada tambahan waktu bagi Kontraktor bila
mengabaikan hal ini.
3. Gambar Detail Pelaksanaan harus lengkap dan berisi tata letak dan
detail-detail yang diperlukan.
4. Bila ada perbedaan antaraGambar Kerja yang satu dengan
Gambar Kerja yang lain atau antara Gambar Kerja dengan
Spesifikasi Teknis, Kontraktor harus menyampaikannya kepada
Konsultan untuk mencarikan jalan keluarnya
5. Gambar Kerja Elektrikal hanya menunjukan tata letak bahan dan
peralatan, jalur kabel dan sambungan-sambungan.
6. Gambar Kerja ini harus diikuti dengan seksama mungkin.
7. Gambar Kerja ini harus diikuti dengan seksama mungkin.
8. Dalam mempersiapkan Gambar Detail Pelaksanaan, dimensi dan
ruang gerak yang digambarkan dalam Gambar Kerja Arsitektur,
Struktur dan Gambar Kerja lainnya yang berkaitan, harus diperiksa.
9. Kontraktor harus dengan teliti memeriksa kebutuhan ruangan
dengan Kontraktor lain yang mungkin bekerja pada lokasi yang
sama untuk memastikan bahwa semua bahan dapat dipasang
pada tempat yang telah ditentukan.

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 122
3.3 Pengiriman dan Penyimpanan
1. Semua bahan dan peralatan yang didatangkan harus dalam
keadaan baik, baru, bebas dari segala cacat, dan dilengkapi
dengan label, data teknis dan data lain yang diperlukan.
2. Semua bahan dan peralatan harus disimpan dalam kemasannya
pada tempat yang aman dan terlindung dari kerusakan.

3.4 Ketidaksesuaian
1. Konsultan Pengawas berhak menolak setiap bahan yang
didatangkan atau dipasang yang tidak memenuhi ketentuan
Gambar Kerja dan/atau Spesifikasi Teknis.

2. Kontraktor harus segera memperbaiki dan/atau mengganti setiap


pekerjaan yang dinilai tidak sesuai, tanpa tambahan biaya dari
Pemilik Proyek.

4.Bahan
4.1 Bahan
Semua bahan penerangan harus berasal dari produk yang dikenal luas
serta dalam keadaan baru, bebas dari segala cacat dan disetujui
Konsultan Pengawas
1. Kabel yang digunakan adalah kabel yang telah memenuhi SPLN
dan LMK yang ditandai adanya tulisan pada kabel tersebut,jenis
kabel yang digunakan adalah sebagai berikut ;
 Untuk Kabel power dari Metering Ke SDP (NYY 4x25)sqmm
 Dari SDP Ke Panel PP/LP A(NYY 4x25 mm)sqmm
 Dari SDP Ke Panel PP/LP B(NYY 4x10 mm) sqmm
 Dari SDP Ke Panel PP/Pompa Transfer(NYM 4x 4 mm) sqmm
 Kabel BC Ø 10 (utk grounding panel Elektrik)
 Kabel BC Ø 10 (utk grounding panel Elektronik)
 Dari panel ke penerangan / daya NYM 3 x 2,5 mm
 MCCB 50 A
 MCCB 16 A
 Untuk Instalasi Titik Lampu/saklar/Stop Kontak adalah jenis
kabel NYA 3x(1x2,5 mm2)didalam pipa Konduit
2. Untuk instalasi kabel yang tertanam dalam tembok harus dilindungi
dengan pipa PVC listrik dia 5/8” dan diklem pada dinding bata
3. Penampang minimum kabel adalah 2,5 mm merk yang dapat
digunakan adalah merk 3 besar ( Supreme, Kabelindo, Kabel metal
).Penyambungan kabel menggunakam Terminal Box dan dengan
sistim Terminal.
4. Untuk jaringan kabel luar bangunan dipergunakan kabel NYY yaitu
kabel distribusi antara main panel ke pembagi dengan ukuran
sesuai gambar kerja.Penarikan kabel harus dilaksanakan
sedemikian rupa,sehingga rapih dan teratur .stop kontak dan Saklar
yang digunakan adalah setaraf merk Clipsal dan dipasang dengan
system ‘outbow’.Sistem pentanahan untuk seluruh stop kontak
pada setiap bangunan adalah terpusat pada arde panel
bangunan tersebut.

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 123
4.2 Lighting Fixtures
Lighting Fixture yang digunakan terdiri dari ;
1. Lampu TL 2 x 18 W sek. setara Artolite,Philips
2. Lampu TL 2 x 36 W sek. setara Artolite,Philips
3. Lampu v – shape 1 x 18 W sek. setara Artolite,Philips
4. Lampu Baret Kotak 18 W sek. setara Artolite,Philips
5. Lampu Downlight RD 125 LED 18 W sek. setara Artolite,Philips
6. Exhaustfan 30 W sek. setara Artolite,Philips
7. Exhaustfan 2 x 18 W sek. setara Artolite,Philips
8. Stopkontak 200 W sek. setara Artolite,Philips
9. Saklar Tunggal sek. setara Artolite,Philips
10. Saklar Double sek. setara Artolite,Philips
11. 2xTLD -36w RMSaklar Tukar sek. setara Artolite,Philips
12. Globelamp esensial 18 W sek. setara Artolite,Philips
13. L sek. setara Artolite,Philips sek. setara Artolite,Philips
5.Persyaratan Umum
5.1 Seluruh pekerjaan Elektrikal ini harus dikerjakan oleh kontraktor yang ahli
dan berpengalaman serta memiliki SIKA yang masih berlaku.Instalatur
liatrik harus melakukan testing atas seluruh instalasi yang dikerjakan
dengan disaksikan oleh konsultan pengawas.

5.2 Instalasi Listrik yang dipasang dipersiapkan untuk menahan tegangan


sebesar 220 volt.Masa pemeliharaan pekerjaan listrik adalah selama 3
bulan,terhitung sejak dilakukan penyerahan pertama pekerjaan listrik
secara keseluruhan.selama masa pemeliharaan tersebut Instalatur listrik
berkewajiban untuk melaksanakan perbaikan /penyerpurnaan atas
kerusdakan /cacat yang timbul selama masa pemeliharaan.

5.3 Pekerjaan Elektrikal dapat diterima oleh konsultan pengawas,apabila


disertai dengan bukti-bukti hasil pemeriksaan.

6.Persyaratan Pelaksanaan
6.1 Persyaratan Pelaksanaan
1. Kontraktor harus melengkapi semua armatur, perlengkapan
penerangan, komponen, tenaga kerja dan bahan pemasangan
yang diperlukan agar system penerangan terpasang dengan
lengkap seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
2. Semua Armatur dan peralatanpenerangan harus dipasang lengkap
dengan aksesori penggantung, rumah lampu, soket, pemegang,
reflector, penyebar cahaya, balas, kapasitor dan komponen lain
yang diperlukan serta seluruh pengkabelan yang dibutuhkan.
Armatur dan lampu untuk daerah berbahaya harus dari jenis yang
sesuai untuk tujuan tersebut.
3. Perlengkapan Penerangan yang tidak sesuai dengan ketentuan
tidak diijinkan dipasang.
4. Jika Kontraktor bermaksud menggunakan perlengkapan
penerangan selain dari yang telah ditentukan, perlengkapan
pengganti berikut data fotometrik harus diserahkan kepada
Engineer untuk disetujui dengan mengacu pada ketentuan dalam
Spesifikasi Teknis ini. Informasi tambahan seperti cara menggantung,

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 124
penyelesaian dan/atau contoh bahan perlengkapan harus
diserahkan atas permintaan.
5. Untuk pemasangan kabel-kabel dan komponene-komponen
lainnya yang harus tertanam di dalam dinding/plesteran
dilaksanakan pipa-pia jalur kabel pada balok beton,harus disiapkan
sebelum pengecoran balok beton dilaksanakan
6. Untuk Kabel daya Pendistribusian dari Main Panel ke Panel
pembagi/distribusi ke titik Daya yang harus melewati tanah,harus
dipasang tertanam dan terlindungi sesuai gambar kerja.Kabel
Daya/tanah digunakan Kabel NYY+Sparing Pipa PVC.

6.2 Pengujian dan Commissioning/Testing


1. Setelah selesainya pekerjaan dan sebelum penyerahan, Kontraktor
harus melakukan pengujian lengkap dan pengukuranyang
dianggap perlu dengan dihadiri Konsultan dan Direksi, Semua
system dan peralatan harus dioperasikan agar berfungsi sesuai
ketentuan Spesifikasi Teknis.
2. Peralatan, fasilitas pengujian, Konsultan Pengawas/Direksi pengujian
dan pemeliharaan peralatan agar tetap dalam kondisi baik, harus
diadakan oleh Kontraktor.
3. Catatan pengujian harus dibuat Kontraktor dan diserahkan secara
resmi kepada Konsultan sebelum serah terima pekerjaan.
4. Pengujian dan uji pengoperasian harus ditentuka oleh Konsultan
5. Semua peralatan harus lulus uji fungsional.
6. Kontraktor bertanggung jawab untuk menganti setiap
peralatan/perlengkapan yang rusak, termasuk kaca, plastik atau
penyebar cahaya sampai pada saat pemeriksaaan terakhir dan
penyerahan kepada Konsultan dan Direksi.

7.Peralatan Penerangan dan Outlet Daya


7.1 Umum
Peralatan penerangan meliputi armatur, lampu-lampu, accessories,
peralatan serta alat-alat lain yang diperlukan untuk operasi yang
lengkap dan sempurna dari semua peralatan penerangan. Fixture harus
seperti yang disyaratkan dan ditunjuk pada gambar-gambar.

7.2 Kualitas dan Pengerjaan


Semua material dan accessories, baik yang disebut secara umum
maupun khusus harus dari kualitas terbaik. Armatur harus sesuai dengan
gambar dan skedul, atau seperti yang disyaratkan di sini.

7.3 Jenis Armature


1. Lampu-lampu Flourescent (TL)
Lampu (bulb) harus dengan warna standar white deluxe.
Untuk twin lamp atau double TL harus dirangkai secara lead-lag
untuk meniadakan efek stroboskopis.
Semua fixture harus dilengkapi dengan kapasitor untuk perbaikan
faktor kerja sehingga mencapai minimum 0,96. Balast harus dari tipe
low losses.
Perlengkapan lain seperti starter, ballast, pemegang lampu harus

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 125
memenuhi standar PLN / SII / LMK.
2. Lampu Down Light
Lampu down light yang dipasangkan di ruang-ruang tertentu
rnenggunakan jenis lampu sesuai dengan gambar rencana

7.4 Pemasangan
Semua armatur penerangan dan perlengkapannya harus dipasang oleh
tukang yang berpengalaman dan ahli, dengan cara-cara yang disetujui
Konsultan Pengawas.
Harus disediakan pengikat, penyangga, penggantung dan bahan-
bahan yang perlu agar di peroleh hasil pemasangan yang baik.
Barisan armatur yang menerus harus dipasang sedemikian rupa,
sehingga betul-betul lurus.
Armature yang dipasang merata terhadap permukaan (surface
mounted) tidak boleh mempunyai sela-sela di antara bagian-bagian
fixture dan permukaan-perrnukaan di sebelahnya. Setiap badan (rumah)
lampu harus ditanahkan (grounded). Pada waktu diselesaikannya
pemasangan armature penerangan, peralatan tersebut harus siap untuk
bekerja dengan baik dan berada dalam kondisi sempurna serta bebas
dari semua cacat / kekurangan.
Pada waktu pemeriksaan akhir, semua armatur dan perlengkapannya
harus menyala secara lengkap.

8.Pengujian/Penyetelan Peralatan dan Sistem


8.1 Pekerjaan ini meliputi ketentuan-ketentuan dasar untuk mengadakan
pengujian (testing) penyetelan serta commissioning dari seluruh
peralatan listrik yang dipasang.

8.2 Semua testing, kalibrasi dan penyetelan dari peralatan-peralatan dan


kontrol yang tergabung dalam pekerjaan renovasi sistem listrik ini serta
penyediaan semua instrumentasi dan tenaga kerja harus dilaksanakan
oleh kontraktor. Kontraktor harus menempatkan seorang ahli listrik yang
berkompeten dan berpengalaman untuk melaksanakan pengujian dan
commisioning.

8.3 Pengujian-pengujian yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor di bawah


pengawasan Konsultan Pengawas antara lain :
1. pengujian tahanan isolasi kabel baru yang dipasang, baik
perbagian (section) maupun keseluruhan (overall)
2. pengujian pentanahan panel
3. pengujian kontinuitas konduktor
4. pengujian fungsi kontrol manual dan otomatis pada panel-panel
daya
5. pengujian keseimbangan pembebanan (phasing-out)
6. load testing
7. penyetelan semua peralatan pengaman (overcurrent dan
overload) dan mencatat data setelah yang dilakukan.
8. semua instalasi Iistrik yang baru harus mendapat pengesahan dari
PLN atau badan resmi yang ditunjuk Konsultan Pengawas.

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 126
8.4 Hasil-hasil pengujian harus sesuai dengan syarat-syarat teknis yang telah
diuraikan di atas atau standar-standar yang berlaku dan dicatat serta
dibuatkan berita acara pengujiannya.

Pasal 24
P EKERJAAN KABEL DAYA T EGANGAN RENDAH

1.Lingkup Pekerjaan
1.1 Meliputi pengadaan bahan, peralatan, pemasangan,
penyambungan, pengujian, dan perbaikan selama masa
pemeliharaan, serta semua perijinan yang terkait dengan pekerjaan
kelistrikan, tanaga teknisi, dan tenaga ahli.

1.2 Dalam lingkup ini termasuk seluruh pekerjaan Kabel Daya Tegangan
Rendah yang tertera dalam gambar dan spesifikasi teknis ini maupun
ketentuan/tambahan lainnya.

2. Persyaratan Bahan
2.1 Kabel Daya Tegangan Rendah yang digunakan adalah bermacam-
macam ukuran dan type sesuai yang diterangkan dalam gambar
rencana ( NYY, NYA,NYFGBY, NYM, 06/1 kV)

2.2 Kabel Daya Tegangan Rendah ini harus sesuai dengan standard SII
atau S.P.L.N. dan memenuhi peraturan PULL 2000/LMK.

2.3 Semua Material kabel harus baru dan jelas ditandai dengan ukuran,
jenis kabel, nomor, dan jenis pintalannya.

2.4 Semua kabel dengan penampang ≥ 6 mm2 haruslah terbuat secara


dipilin (stranded).

2.5 Tidak diperkenankan memakai kabel dengan penanpang ≤ 2.5 mm2


kecuali untuk pemakaian remote control.

2.6 Kecuali ditentukan lain, kabel konduktor yang digunakan adalah dari
tipe:
1. Untuk instalasi penerangan adalah NYM,NYA dengan konduit Hight
Impact μPCV
2. Untuk kabel distribusi NYY, NYFGbY, dan penerangan luar/jalan
dengan menggunakan kabel NYFGbY.
3. Untuk kabel-kabel dari diesel genset menuju ke LVMDP
menggunakan kabel jenis NYY.
4. Untuk kabel-kabel dari LVMDP menuju ke panel-panel hydrant,
pressurization fan, panel lift menggunakan kabel jenis FRC.
5. Untuk FRC digunakan merk : Nexan , Fuji, Draka.
Semua kabel NYY yang ditanam didalam perkerasan (tembok,
jalan, beton, dll) harus berada di dalam pipa konduit galvanis
yang disesuaikan dengan ukurannya.

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 127
2.7 Bahan Isolasi
Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain seperti
karet, PVC, asbes, tape sintetis, resin, splice case, compostion dan
lain-lain harus dari tipe yang disetujui oleh Perencana/Konsultan
Pengawas.
Untuk penggunaan, lokasi voltage dan lain-lain tertentu itu harus
dipasang memakai cara yang disetujui menurut anjuran perwakilan
Pemerintah dan/ atau Pabrik pembuat.

3.Syarat – syarat Pelaksanaan


3.1 Splice (Pencabangan)
1. Tidak diperkenankan adanya "Splice" ataupun sambungan-
sambungan baik dalam feeder maupun cabang-cabang, kecuali
pada outlet atau kotak-kontak penghubung yang bisa dicapai
(accessible).
2. Sambungan pada kabel sirkuit cabang harus dibuat secara
mekanis dan harus teguh secara elektrik, dengan cara-cara
"Solderless Connector". Jenis kabel tekanan, jenis compression
atau soldered.
3. Dalam membuat "Splice" konektor harus dihubungkan pada
konduktor-konduktor dengan baik, sehingga semua konduktor
tersambung, tidak ada kabel-kabel telanjang yang kelihatan dan
tidak bisa lepas oleh getaran.
4. Semua sambungan kabel baik di dalam kotak sambung, panel
ataupun tempat lainnya harus mempergunakan konektor yang
terbuat dari tembaga yang diisolasi dengan porselen atau
bakelite ataupun PVC, yang diameternya disesuaikan dengan
diameter kabel.

3.2 Penyambungan Kabel


1. Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak
sambung.
2. Penyambung yang khusus untuk itu (misalnya kotak sambung
dan lain-lain). Kontraktor harus memberikan brosur-brosur
mengenai cara-cara penyambungan yang dinyatakan oleh
pabrik kepada Perencana/Konsultan Pengawas.
3. Kabel-kabel harus disambung sesuai dengan warna-warna atau
nama-namanya masing-masing, dan harus diadakan
pengetesan tahanan isolasi sebelum dan sesudah
penyambungan dilakukan. Hasil pengetesan harus tertulis dan
disaksikan oleh Konsultan Pengawas/Konsultan Pengawas
4. Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan
penyambunganpenyambungan tembaga yang dilapisi dengan
timah putih dan kuat. Penyambungan-penyambungan harus dari
ukuran yang sesuai.
5. Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi
dengan pipa PVC / protolen yang khusus untuk listrik.
6. Penyekat-penyekat khusus harus dipergunakan bila perlu untuk

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 128
menjaga nilai isolasi tertentu.
7. Cara-cara pengecoran yang ditentukan oleh pabrik harus diikuti,
misal temperaturtemperatur pengecoran dan semua lubang-
lubang udara harus dibuka selama pengecoran.
8. Bila kabel dipasang tegak lurus dipermukaan yang terbuka,
maka harus dilindungi dengan pipa baja dengan tebal 3 mm
atau minimal 2,5 mm.

3.3 Saluran Penghantar dalam Bangunan


1. Untuk instalasi penerangan di daerah tanpa menggunakan
ceiling gantung, saluran penghantar (conduit) ditanam dalam
beton.
2. Untuk instalasi penerangan di daerah yang menggunakan
ceiling gantung, saluran penghantar (conduit) dipasang diatas
kabel tray dan diletakkan di atas ceiling dengan tidak
membebani ceiling.
3. Untuk instalasi saluran penghantar diluar bangunan,
dipergunakan saluaran beton, kecuali untuk penerangan taman,
dipergunakan pipa galvanized dengan diameter sesuai
standarisasi. Saluran beton dilengkapi dengan hand-hole untuk
belokanbelokan.
4. Setiap saluran kabel dalam bangunan dipergunakan pipa
konduit minimum 0 5/8". Setiap pencabangan ataupun
pengambilan keluar harus menggunakan kotak sambung yang
sesuai dan sambungan yang lebih dari satu harus
menggunakan terminal strip di dalam kotak sambung.
5. Kotak sambung yang terlihat dipakai kotak sambung ex.
Jerman atau Eropa, tutup blank plate stainless steel, tipe star
point.
6. Ujung pipa kabel yang masuk dalam panel dan kotak sambung
hangs dilengkapi dengan Socket/Lock nut, sehingga pipa tidak
mudah tercabut dari panel. Bila tidak ditentukan lain, maka
setiap kabel yang berada pada ketinggian muka lantai sampai
dengan 2 m, harus dimasukkan dalam pipa PVC dan pipa harus
diklem ke bangunan pada setiap jarak 50 cm.

3.4 Pemasangan Kabel dalam Tanah


1. Kabel tegangan rendah harus ditanam minimal sedalam 80 cm.
2. Kabel yang ditanam langsung dalam tanah hams dilindungi
dengan bata merah, dan diberi pasir, ditanam minimal sedalam
80 cm.
3. Untuk yang lewat jalan raya ditanam sedalam 100 cm dan
dilindungi dengan pipa Galvanized dengan diameter minimum 2
kali.
4. Kabel-kabel yang menyeberang jalur selokan, dilindungi
dengan pipa galvanized atau pipa beton yang dilapisi dengan
pipa PVC tipe AW, kabel harus berjarak tidak kurang dari 30 cm
dari pipa gas, air dan lain-lain.
5. Galian untuk menempatkan kabel yang dipasang dalam tanah
harus bersih dari bahan-bahan yang dapat merusak isolasi

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 129
kabel, seperti : batu, abu, kotoran bahan kimia dan lain
sebagainya. Alas galian (lubang) dilapisi dengan pasir kali
setebal 10 cm. kemudian kabel diletakkan, diatasnya diberi
bata dan akhirnya ditutup dengan tanah urug.
6. Penyambungan kabel dalam tanah tidak diperkenankan secara
langsung, harus mempergunakan peralatan khusus untuk
penyambungan kabel dalam tanah.
7. Penanaman dan penyambungan kabel harus diberikan
marking (tanda pengenal) yang jelas pada jalur jalur
penanaman kabelnya. Agar memudahkan dalam
pengoperasian, pengurutan kabel dan menghindari kecelakaan
akibat tergali/tercangkul.

4.Pengujian dan Komisioning


4.1 Pengujian Pabrik
1. Pengujian Individual
Pengujian ini dilakukan pada setiap potong kabel dan terdiri dari
pengujian sebagai berikut :
- Pengujian ukuran tahanan hantaran
- Pengujian dielektrik
- Pengukuran loss factor
2. Pengujian Khusus
Pengujian ini dilakukan terhadap sample dari kabel yang akan
dipakai. Pengujian tersebut terdiri dari test sebagai berikut
- Pengujian tegangan impuls
- Pengujian mekanikal
- Pengukuran loss factor pada bermacam-macam
temperature
- Pengujian dielektrik
- Pengujian perambatan (Creep Test)

4.2 Pengujian Lapangan


1. Pengujian setelah penanaman kabel. Setelah kabel ditanam,
penyambunganpenyambungan dan pemasangan kotak akhir,
maka dilakukan pengujian dielektrik'insulation lest.
2. Marking
Pemberian marking (Tanda Pengenal) kabel untuk pemasangan
kabel di dalam tanah harus jelas dan tidak dapat dihapus.

Pasal 25
PEKERJAAN SISTEM PENERANGAN DAN KOTAK - KONTAK

1.Lingkup Pekerjaan
1.1 Umum
Pekerjaan Penerangan dan Kotak kontak meliputi pengadaan semua
bahan, peralatan dan tenaga kerja, pemasangan instalasi, pengujian,
perbaikan selama masa pemeliharaan, sehingga seluruh sistem
elektrikal (penerangan) dapat beroperasi dengan benar dan baik.

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 130
1.2 Pekerjaan Penerangan dan kotak kontak ini meliputi dan tidak
terbatas pada
1. Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis armatur lampu
dan jenis lampu sesuai perencanaan.
2. Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis kotak kontak biasa
dan kotak kontak daya.
3. Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis saklar, saklar grid
dan saklar tukar.
4. Pengadaan dan pemasangan berbagai cable ladder, cable tray
dan cable trunking.
5. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan pipa instalasi
pelindung kabel serta berbagai accessories lainnya seperti :
kotak sambung untuk saklar dan kotak kontak, kotak sambung,
fleksibel conduit, bends elbows, socket dan lain-lain.
6. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan kabel instalasi
penerangan dan kotak kontak.
7. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan sistem
pembumian lengkap dengan bak kontrol, elektroda pembumian
dan accessories lainnya.
8. Pengadaan, pemasangan pekerjaan lainnya yang menunjang
sistem ini agar dapat beroperasi dengan baik (seperti pekerjaan
bak kontrol, kabel rack, support equipment dan accessories
lainnya).

2.Persyaratan Bahan Dan Syarat Pelaksanaan


2.1 Lampu Dan Armatur
Lampu dan armaturnya harus sesuai dengan yang dimaksudkan, seperti
yang dilukiskan dalam gambar-gambar elektrikal, yakni
1. Semua armatur lampu harus mempunyai terminal pembumian.
2. Semua lampu Fluorescent dan lampu gas discharge lainnya harus
dikompensasi dengan power factor correction capasitor yang
cukup kuat terhadap kenaikan temperatur dan beban mekanis
dari louver.
3. Reflektor terutama untuk ruangan office harus memakai bahan
tertentu, sehingga diperoleh derajat pemantulan yang sangat
tinggi.
4. Kotak tempat ballast, kapasitor, dudukan starter dan terminal
block harus cukup besar dan dibuat sedemikian rupa sehingga
panas yang ditimbulkan tidak mengganggu kelangsungan kerja
dan umur teknis komponen lampu itu sendiri.
5. Ventilasi di dalam Kotak harus dibuat dengan sempurna. Kabel-
kabel dalam Kotak harus diberikan saluran atau klem-klem
tersendiri, sehingga tidak menempel pada ballast atau kapasitor.
6. Kotak terbuat dari pelat baja tebal minimum 0,8 mm, diproses
anti korosi proses posphating, dicat dasar tahan karat, kemudian
difinish dengan cat akhir dengan powder coating warna putih.
7. Kotak terbuat dari glass - fibre reinforced polyster dengan brass
insert harus tahan terhadap bahan kimia, maupun gas kimia
serta cover dari clear polycarbonate harus tahan terhadap

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 131
bahan kimia, maupun gas kimia.
8. Pelat sisi dari armatur lampu tipe surface mounted harus
mempunyai ketebalan minimum 0,7 mm.
9. Ballast untuk lampu TL harus dari jenis "Low Loss Ballast" dan harus
pula dipergunakan single lamp ballast (satu ballast untuk satu
lampu fluorescent).
10. Lampu tabung fluorescent harus dari tipe TLD.
11. Armatur Down Light terdiri dari dudukan dan diffuser, dimana
dudukan harus dari bahan aluminium silicon aloy atau dari
moulded plastic. Diffuser harus dari bahan gelas susu atau satin
etached opal plastic. Armatur down ligh tersebut harus tahan
terhadap bahan kimia maupun gas kimia.
12. Daftar Lampu Penerangan, harus mengacu ke gambar
Perencanaan.

2.2 Kotak Kontak Biasa


1. Kotak kontak dinding yang dipakai adalah kotak kontak biasa 1
phasa + N + E, rating 220/380 Volt, 10 Amper, untuk pemasangan
di dinding / kolom.
2. Kotak kontak industrial yang dipakai adalah kotak kontak
industrial I phasa dengan 3 pin, untuk pemasangan pada
dinding/kolom dengan ketinggian 80 cm di atas lantai dan harus
mempunyai terminal fasa , netral dan pembumian .

2.3 Saklar Isolasi / Cam Switch atau Rotary Switch


1. Saklar Isolasi harus dipasang pada panel dan dilengkapi dengan
indicating lamp.
2. Rating saklar isolasi harus lebih tinggi dari rating MCB / MCCB
pada feeder di panelnya.
3. Rating tegangan adalah untuk 1 fasa 250 Volt, 3 phasa, 415 Volt.
4. Saklar harus dipasang pada kotak .

2.4 Kotak sambung untuk Saklar dan Kotak Kontak


1. Kotak sambung harus dari bahan baja atau moulded plastic
dengan kedalaman tidak kurang dari 35 mm.
2. Kotak sambung dari metal harus mempunyai terminal
pembumian saklar atau kotak kontak dinding terpasang pada
kotak hams menggunakan baut, pemasangan dengan cara
yang mengembang tidak diperbolehkan.

2.5 Kabel Instalasi


Pada umumnya kabel instalasi penerangan dan instalasi kotak kontak
harus kabel inti tembaga dengan insulasi PVC, satu inti atau lebih
(NYA,NYM ). Kabel harus mempunyai penampang minimal dari 2,5
mm2 kode warna isolasi kabel hams mengikuti ketentuan PULL 2000
sebagai berikut :
1. - Fasa R : Biru

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 132
- Fasa S : kuning
- Fasa T : hitam
- Netral : hijau/kuning

2.6 Pipa Pelindung Kabel


1. Pipa pelindung kabel instalasi yang dipakai adalah pipa konduit
uPVC high impact. Pipa, elbow, socket, junction Kotak, clamp
dan accessories lainnya harus sesuai satu dengan lainnya, yaitu
tidak kurang dari diameter 19 - 25 mm.
2. Pipa flexible harus dipasang untuk melindungi kabel antara kotak
sambung (T Junction Kotak) dan armature lampu.
3. Sedangkan pipa untuk instalasi penerangan dan kotak kontak
dengan pipa konduit uPVC, high impact conduit-heavy gauge,
minimum diameter 19 - 25 mm.

2.7 Rak Kabel


Rak kabel yang dipakai untuk distribusi kabel listrik digunakan jenis
cable ladder yang terbuat dari plat mild steel dengan ketebalan
min. 2,0 mm, dan difinishing hot dip galvanis dilapisi oleh zinchromate
harus tahan terhadap bahan kimia dan gas kimia. Demikian pula untuk
cable tray yang berfungsi sebagai jalur kabel NYM untuk penerangan
dan kotak kontak, yang terbuat dari sheet steel dengan ketebalan
min. 2,0 mm dengan difinishing hot dip galvanized

2.8 Pengujian
Pengujian dilakukan dengan disaksikan oleh Konsultan Pengawas
yang disahkan oleh lembaga yang berwenang pengujian meliputi :
1. - Pengujian ketahanan isolasi
- Pengujian kekuatan tegangan impuls
- Pengujian kenaikan suhu.
- Pengujian continuity.
Pasal 26
SYARAT – SYARAT TEKNIS
PEKERJAAN PLUMBING/SANITASI
1.Umum
1.1 Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Plumbing / Sanitasi yang diuraikan di sini
adalah persyaratan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor meliputi
pengerjaan dan pengujian instalasi maupun pengadaan material dan
peralatan.
Syarat-syarat Umum teknis pekerjaan Mekanikal / Elektrikal adalah
bagian dari Syarat-Syarat Teknis ini.

2.Lingkup Pekerjaan
2.1 Batasan dan Lingkup Pekerjaan Plambing dan Sanitasi ini meliputi dan
tidak terbatas pada penguraian dibawah, sesuai dengan spesifikasi
teknis dan memenuhi persyaratan / standart yang berlaku, sehingga
berfungsi dengan baik.
Lingkup pekerjaan plambing dan sanitasi meliputi antara lain :
1. Instalasi Air Bersih

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 133
a. Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem pemipaan
dari toilet sampai saluran pembuangan.
b. Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dalam
menangani instalasi plumbing serta peralatan-peralatannya.
c. Pembersihan pipa (flushing) dengan menggunakan aliran air
yang bertekanan oleh pompa yang disediakan oleh
Kontraktor.
d. Pengujian terhadap kebocoran pipa-pipa dengan tekanan
hidrolis untuk seluruh sistem pemipaan serta mengadakan
pengamatan sampai sistem bekerja dengan baik dan aman.
e. Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali serta
pembersih site.
2. Instalasi Air Kotor / Air Buangan
a. Pengadaan dan Pemasangan pipa air kotor / air buangan
lengkap dengan peralatan dan berada di dalam bangunan,
antara lain WC, urinoir, wastafel, floor drain, clean out dan lain
sebagainya.
b. Pengadaan dan pemasangan pipa air kotor / air buangan
dari dalam bangunan menuju saluran pembuangan.
c. Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali.
d. Pengujian instalasi pemipaan terhadap kebocoran dengan
test remdam.
e. Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dan alat-alat
kerja yang diperlukan.

3.Pengecatan,Peralatan Dan Ukuran


3.1 Pengecatan.
1. Kontraktor harus mengecat semua pipa, rangka penggantung,
rangka penyangga, semua unit yang dirakit di lapangan dan
bahan-bahan yang mudah berkarat dengan lapisan cat dasar
(prime coating), cat harus sesuai dengan persyaratan pengecetan
yang sesuai dengan bahan masing-masing.
2. Pengecatan tidak diperlukan bila alat-alat sudah dicat di pabriknya
atau dinyatakan lain dalam spesifikasinya atau untuk bahan
alumunium atau PVC.
3. Untuk peralatan atau pipa besi, yang tampak, maka bahan-bahan
tersebut harus dicat akhir dengan cat besi dengan warna sebagai
berikut :
- Pipa air bersih : biru
- Gantungan/supprot : hitam
- Panah pengarah : putih.
4. Kontraktor harus memberikan tanda-tanda huruf dan nomor
identifikasi bagi peralatannya dengan cat.
Sebelumnya Kontraktor wajib memberitahukan mengenai tanda-
tanda yang hendak dipasang pada peralatan-perlatan itu kepada
Konsultan Manajemen Konstruksi.

3.2 Peralatan
1. Kontraktor harus menyediakan dan memasang pengumpul kotoran

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 134
pada tempat-tempat rendah tertutup.
2. Kontraktor harus menyediakan dan memasang tap fitting untuk
penempatan alat ukur yang tidak dipasang tetap pada tempat-
tempat yang penting.
3. Semua alat ukur yang dipasang harus dalam batas ukur yang baik
dan ketelitian tinggi.
4. Kontraktor harus menyediakan dan memasang tanda panah pada
pipa ditempat tempat tertentu untuk menunjukkan arah aliran
dengan cat.
5. Kontraktor harus menyediakan dan memasang automatic air
release valve serta penampungannya pada tempat yang
memungkinkan terjadinya pengumpulan udara.

3.3 Ukuran (Dimensi)


1. Ukuran-ukuran pokok dan ukuran-ukuran detail terdapat pada
gambar harus ditaati oleh Kontraktor.
2. Kontraktor harus meneliti (mempelajari) gambar perencanaan, dan
bila terjadi perbedaan antara suatu dengan yang lain, harus
segera dibicarakan dengan Konsultan Manajemen Konstruksi.
3. Kontraktor diwajibkan melakukan semua pekerjaan pengukuran
dan penggambaran yang diperlukan guna memudahkan
pelaksanaan.

4.Instalasi Air Bersih


4.1 Pipa
Pipa utama maupun pipa cabang, termasuk yang menuju fixtures
menggunakan pipa PVC klas AW , dari produk RUCIKA,WAVIN, atau
setara.

4.2 Fitting.
Fitting-fitting harus terbuat dari material yang sama dengan bahan pipa.

4.3 Valves :
1. Valve dengan diameter kurang dari 3" menggunakan sambungan
ulir (screwed).
2. Valve pada fixture dari brass metal atau bahan yang tidak
berkarat, khusus dibuat untuk fixture tersebut, harus mengkilat tanpa
cacat.
3. Semua valve harus mempunyai diameter yang sama besar dengan
pipanya.
4. Semua valve dari merek KITZ, TOYO atau yang setara. Kelas valve
yang digunakan adalah klas 150 psi.

4.4 Pemasangan Pipa :


1. Pipa Tegak
Pipa tegak yang menuju fixture harus ditanam di dalam tembok /
lantai. Kontraktor harus membuat alur-alur dan lubang-lubang yang
diperlukan pada tembok sesuai pada kebutuhan pipa. Setelah
pipa dipasang, diklem dan diuji harus ditutup kembali sehingga

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 135
tidak keliharan dari luar. Cara penutupan kembali harus seperti
semula dan finish yang rapi sehingga tidak terlihat bekas-bekas dari
bobokan.
2. Pipa Mendatar.
Untuk pipa yang berada di atas atap dan di bawah lantai, pipa
harus dipasang dengan penyangga (support) atau penggantung
(hangger). Jarak antara pipa dengan dinding penggantungan bisa
disesuaikan dengan keadaan lapangan.
3. Penyambung Pipa:

a. Sambungan Pipa.
Penyambungan antara pipa dengan fitting PVC menggunakan
lem dengan jenis pipa dan menurut rekomendasi pabrik.
Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting.
Pemotongan pipa harus tegak lurus terhadap pipa.

4. Penanaman Pipa di Dalam Tanah.


a. Dasar dari lubang parit harus diratakan dan dipadatkan.
b. Diberi pasir urug padat setebal 10 cm
c. Pada setiap sambungan pipa harus dibuat lubang galian yang
dalamnya 50 mm untuk penempatan pipa sambungan pipa.
d. Pengadaan testing terhadap tekanan dan kebocoran.
e. Setelah hasilnya baik, ditimbun kemhali dengan pasir urug
padat setebal 15 cm dihitung dari alas pipa.
f. Di sekitar fitting dari pipa harus dipasang halok / penguat dari
beton agar fitting-fitting tidak bergerak jika beban tekan
diberikan.
g. Kemudian diurug dengan tanah bekas galian sampai seperti
keadaan semula
5. Pengujian Terhadap Tekanan dan Kebocoran.
a. Setelah semua pipa dan perlengkapannya terpasang , harus
diuji dengan tekanan hidrolis Kg / Cm2 selama 24 jam tanpa
terjadi perubahan / penurunan tekanan.
b. Peralatan pengujian ini harus disediakan oleh kontraktor.
c. Pengujian harus disaksikan oleh Konsultan Pengawas atau
yang kuasakan untuk itu.
d. Apabila terjadi kegagalan dalam pengujian Kontraktor harus
memperbaiki bagian-bagian yang rusak dan melakukan
pengujian kembali sampai berhasil dengan baik.
e. Dalam, hal ini semua biaya ditanggung oleh Kontraktor,
termasuk biaya pemakaian air dan listrik.
6. Pengujian Sistem Kerja (Trial Run)
Setelah semua instalasi air bersih lengkap, temasuk penyambungan
ke pipa distribusi, Kontraktor diharuskan melakukan pengujian
terhadap sistem-sistem kerja (trial run) dari seluruh instalasi air bersih,
yang disaksikan oleh Konsultan Pengawas atau yang ditunjuk untuk
itu sampai sistem bisa bekerja dengan baik.
7. Pekerjaan Lain-Lain
Termasuk di dalam pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 136
Kontraktor adalah pembobokan dinding / selokan, penggalian dan
pengangkutan tanah dari hasil dan lain-lain yang ditemui di site,
serta memperbaiki kembali seperti semula.

5.Instalasi Air Kotor/Air Buangan


5.1 Material
1. Pipa di Dalam Bangunan.
Pipa utama maupun pipa cabang mengunakan PVC klas AW. Pipa
PVC ex RUCIKA, WAVIN,PRALON atau setara.
2. Pipa di luar Bangunan
Dari ujung pipa di dalam bangunan menuju ke saluran drainase
menggunakan pipa PVC klas AW. Pipa PVC ex RUCIKA,
WAVIN,PRALON atau setara.
3. Accessories.:
a. Fitting dari pipa PCV haruss dari bahan yang sama (PVC)
yang dibuat dengan cara injection moulding.
b. Floor drain dan clean out dari bahan stainless-steel.
c. Saringan air hujan / roof drain terbuat dari besi tuang atau
fiber yang sejanis dan mempunyai bentuk badan cembung
berfungsi sebagai sediment bowl.

5.2 Cara Pemasangan Pipa.


1. Pipa di Dalam Bangunan (termasuk pipa vent).
a. Pipa Mendatar.
Pipa dipasang dengan kemiringan (slope) 1-2 %. Perletakan pipa
harus diusahakan berada pada tempat yang tersembunyi baik
di dinding / tembok maupun pada ruang yang berada di
bawah lantai.
Setiap pencabangan atau penyambungan yang merubah arah
harus menggunakan fitting dengan sudut 45° (misalnya Y branch
dan sebagainya) jenis long radius.
b. Pipa di Dalam Tanah.
Pipa dipasang dan ditanam di bawah permukaan tanah / jalan
dengan tebal / tinggi timbunan minimal 80 cm diukur dari atas
pipa sampai permukaan tanah / lantai.
Sebelum pipa ditanam pada dasar galian harus diurug dahulu
dengan pasir padat setebal 10 cm.
Selanjutnya setelah pipa diletakkan, di sekeliling dan di atas pipa
kemudian diurug dengan tanah sampai padat. Kontruksi
permukaan tanah / lantai bekas galian harus dikembalikan
seperti semula.
c. Penanaman Pipa.
Dasar dari lubang parit harus diratakan dan dipadatkan. Pada
tiap-tiap sambungan pipa harus dibuat galian yang dalamnya
50 mm. Untuk mendapatkan sambungan pipa pada bagian
yang membelok ke atas (vertikal) harus diberi landasan dari
beton. Caranya seperti pada gambar perencanaan.
Dalamnya perletakan pipa disesuaikan dengan memiringan 1-
2% dari titik mula di dalam gedung sampai ke saluran drainage.

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 137
2. Pipa Saluran Luapan Septic Tank.
Pipa dipasang dan ditanam di hawah permukaan tanah / jalan
kemiringan 1-2% dari titik permulaan septic tank ke drainage kota.
Untuk perletakan pipa yang melintasi jalan kendaraan dengan
kedalaman kurang dari 90cm, pada bagian atas pipa harus
dilindungi pelat beton bertulang dengan tebal 10 cm, pelat beton
tersebut tidak tertumpu pada pipa.
3. Penyambungan Pipa
a. Pipa PVC dengan 0 3" ke atas yang dipasang di bawah pelat
lantai dasar harus disambung dengan rubber ring joint
b. Sedangkan pemipaan lainnya disambung dengan solvent
cement
c. Pipa yang harus disambung dengan solvent cement harus
dibersihkan terlebih dahulu sehingga bebas dari kotoran dan
lemak.
d. Pembersihan tersebut dilakukan terhadap bagian permukaan
dan dalam dari pipa yang akan saline melekat.
e. Pada waktu pelaksanaan penyambungan, bagian dalam dari
pipa yang akan disambung harus bebas dari benda-benda /
kotoran yang dapat mengganggu kelancaran air di dalam pipa.

5.3 Cara Pemasangan Floor Drain dan Clean Out


Floor drain dan clean out harus dipasang sesuai dengan gambar
perencanaan. Penyambungan dengan pipa harus dilakukan secara ulir
(screw) dan membentuk sudut 450 dengan pipa utamanya.

5.4 Pengujian
1. Seluruh sistem air kotor / buangan harus diuji terhadap kebocoran
sebelum disambung ke peralatan. Tekanan kerja maksimum adalah
8 kg/cm2 dan tekanan pengujian adalah 12,5 Kg/Cm2
2. Pengujian dilakukan dengan tekanan air setelah ujung pipa ke
peralatan ditutup rapat.
Untuk pemipaan air kotor, bekas dan air hujan, pengujian dilakukan
sebelum pemipaan disambungkan ke peralatan sanitasi, dengan
jalan mengisi pemipaan dengan air.
Pemeriksaan dilakukan setelah 24 jam kemudian dan harus tidak
terjadi pengurangan volume air.
3. Kontraktor harus memperbaiki segala cacat dan kekurangan-
kekurangannya.
4. Konsultan Pengawas berhak meminta pengulangan pengujian bila
hal ini dianggap perlu.
5. Dalam hal pengujian yang tidak dilakukan dengan baik atau
kurang memuaskan, maka biaya pengujian/pengulangan
pengujian adalah termasuk tanggung jawab kontraktor.
6. Peralatan toilet dapat dipasang setelah hasil pengujian dinyatakan
baik oleh Konsultan Pengawas.

Pasal 27
PEKERJAAN PLUMBING
1.Lingkup Pekerjaan

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 138
1.1 Umum
Spesifikasi ini melingkupi kebutuhan untuk pelaksanaan pekerjaan
plumbing, sebagaimana yang ditunjukkan pada gambar rencana yang
terdiri dari :
1. Pengadaan dan pemasangan instalasi water tank/Groundtank &
tower tank.
2. Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi air bersih dan air
kotor dan bekas.
3. Pengadaan dan pemasangan peralatan – peralatan bantu bagi
seluruh peralatan plumbing
4. Pengetasan dan pengujian dari seluruh instalasi plumbing yang
terpasang kecuali sanitary.
5. Mengadakan pemeliharaan selam jangka waktu yang diberikan
oleh pemberi tugas.
6. Pembuatan shop drawing bagi instalasi yang akan di pasang dan
pembuatan as built drawing bagi instalasi yang telah terpasang.

1.2 Koordinasi
1. Tujuan dari spesifikasi ataupun ganbar rencana adalah
menunjukkan secara detail berbagai macam item pekerjaan dari
peralatan – peralatan dan pemyambungan – penyambungannya.
Kontraktor harus melengkapi dan memasang seluruh peralatan –
peralatan yang dibutuhkan untuk melengkapi pekerjaan.
2. Gambar – gambar rencana menunjukkan tata letak secara umum
dari peralatan, pemipaan, kabinet dan lain – lain. Kontraktor harus
memodifikasi tata letak tersebut sebagaimana yang dibutuhkan
untuk mendapatkan pemasangan – pemasangan yang sempurna
sesuai dengan pekerjaan arsitek dari peralatan – peralatan
tersebut.
3. Setiap pekerjaan yang disebutkan dalam spesifikasi ini, tapi tidak di
tunjukkan dalam gambar atau sebaliknya, harus dilengkapi dan di
pasang seperti pekerjaan lain yang di sebut oleh spesifikasi dan
ditunjukkan dalam gambar.

1.3 Kualifikasi Pekerja


1. Untuk pemasangan dan pengetesan pekerjaan – pekerjaan ini
harus dilakukan oleh pekerja – pekerja dan supervisor yang benar –
benar ahli dan berpengalaman. Tukang las harus mempunyai
sertifikat.
2. Konsutan pengawas dapat menolak atau menunda pelaksanaan
satu pekerjaan, bila di nilai bahwa pelaksanaan tersebut tidak
terampil / tidak berpengalaman.

2.Persyaratan Bahan
Lihat Bagian :
 Bagian pemipaan
 Bagian instalasi dan pengecekan

3.Syarat-syarat Pelaksanaan
3.1 Pengajuan-pengajuan

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 139
Pada saat sebelum pelaksanaan pekerjaan, pemborong harus
mengajukan :
1. Material list dari seluruh item peralatan yang akan di pasang.
2. Shop drawing yang menunjukkan secara detail pekerjaan –
pekerjaan / pemasangan peralatan dan pemipaan,
penyambungan dengan pekerjaan – pekerjaan lain, pekerjaan –
pekerjaan yang sulit di laksanakan atau perubahan – perubahan
atau modifikasi yang diusulkan terhadap gambar rencana.
3. Prosedur pemasangan yang dikeluarkan oleh pabrik (jika ada) dari
peralatan – peralatan yang akan di pasang.
4. Contoh – contoh material (brosur – brosur untuk peralatan –
peralatan yang besar) dari material / peralatan yang akan di
pasang.

3.2 Review
Konsultan Pengawas akan memeriksa (meriview) mengajuan –
pengajuan dari pemborong dan memberi komentar atas hal tersebut.
Pemborong harus memodifikasi atau merevisi pengajuaannya sesuai
dengan komentar, sampai di dapat persetujuan dari konsultan
Pengawas.

3.3 Standart dan Code


Kecuali ketentuan lain dalam gambar rencana, maka pada pekerjaan
ini berlaku peraturan-peraturan sebagai berikut :
1. Peraturan Badan Pemadam Kebakaran.
2. Ketentuan Pencegahan dan penanggulangan Kebakaran pada
Bangunan Gedung – Departemen P.U.
3. Pedoman Plambing Indonesia.

3.4 Gambar Instalasi Terpasang dan Petunjuk Operasional


1. Apabila pekerjaan telah selesai dilaksanakan dan setelah serah
terima pertama Pemborong wajib menyerahkan gambar-gambar
instalasi terpasang sebanyak tiga set cetak biru dan satu set CD.
2. Pemborong juga berkewajiban untuk menyerahkan tiga set
petunjuk operasi dan maintenance dari system yang dipasang
dalam bentuk buku dan CD.

3.5 Bagian yang Berhubungan


Bagian yang berhubungan dengan pekerjaan ini adalah :
1.  Bagian Pemipaan
 Bagian Isolasi dan pengecatan

3.6 Sistem Air Bersih


1. Air bersih yang didapat dari sumur dalam / PDAM (existing), air
bersih ini dengan menggunakan pompa didistribusikan ke Tower
Tank
2. Dari Tower Tank, air bersih ini dialirkan/ didistribusikan dengan Sistem
Gravitasi, ke setiap unit Ruangan pemakai.

3.7 Sistem Air Bekas atau Air Kotor

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 140
1. Pada dasarnya air buangan yang berasal dari toilet, seperti dari
floor drain, lavatory, dipisahkan dengan air kotor yang berasal dari
WC dan urinoir.
2. Selanjutnya seluruh air buangan ini disalurkan ke Septictank dan
Resapan

3.8 Sistem Air Hujan


1. Pada dasarnya air hujan dari atap bangunan disalurkan melalui
pipa-pipa tegak sampai ke bak kontrol yang ada dilantai dasar.
2. Dari bak kontrol ini, air hujan disalurkan ke saluran drainase yang
ada disekeliling gedung untuk selanjutnya dialirkan ke lokasi
pembuangan akhir/saluran kota.

3.9 Masa Garansi


1. Kontraktor berjanggung jawab atas pencegahan bahan/peralatan
untuk instalasi ini dari pencurian atau kerusakan. Bahan/peralatan
yang hilang atau rusak harus diganti oleh Pemborong tanpa biaya
tambahan.
2. Kontraktor harus menggunakan tenaga-tenaga yang ahli dalam
bidangnya (Skiller Labour) agar dapat memberikan hasil kerja
terbaik dan rapi. Sebelum suatu pipa tertutup (oleh dinding, langit-
langit dan lain-lain) harus diuji dan disetujui oleh Konsultan
Pengawas dan wakilnya yang ditunjuk.
3. Kontraktor harus memberikan garansi tertulis kapada Konsultan
Pengawas, bahwa seluruh instalsi penyediaan dan distribusi air
bersih, instalasi pemadam kebakaran, intalasi pembuangan air
kotor akan bekerja dengan memuaskan, dan bahwa Pemborong
akan menanggung semua biaya atas kerusakan-
kerusakan/penggantian yang perlu selama jangka waktu satu
tahun.

3.10 Training / Pelatihan


Kontraktor harus menyediakan dan menyelenggarakan latihan bagi
calon operator yang akan mengoperasikan dan memelihara sistem air
bersih, air kotor dan air hujan. Latihan dapat dimulai sejak pelaksanaan
pemasangan instalasinya, atas petunjuk dan persetujuan Konsultan
Pengawas, dengan biaya ditanggung kontraktor.

3.11 Buku Petunjuk


Pemborong wajib membuat dan menyerahkan kepada Konsultan
Pengawas buku petunjuk (manual), yang meliputi cara pengoperasian
maupun cara pemeliharaan. Sistem manual tesebut dibuat sebanyak 4
buku + 1 CD.

Pasal 28
PEKERJAAN SANITAIR DAN AKSESORIS

1.Lingkup Pekerjaan
1.1 Termasuk dalam pekerjaan pemasangan sanitair ini adalah penyediaan
tenaga kerja bahan-bahan, peralatan dan alat-alat Bantu lainnya yang

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 141
digunakan dalam pekerjaan ini hingga tercapai hasil pekerjaan yang
bermutu dan sempurna dalam pemakaian/operasinya.

1.2 Pekerjaan pemasangan sanitari ini sesuai yang dinyatakan/ditunjukkan


dalam detail gambar atau sesuai dengan persyaratan dari produsen.

2.Persyaratan Bahan
2.1 Semua material yang dipakai harus memenuhi ukuran,standard dan
mudah didapatkan dipasaran,kecuali bila ditentukan lain, dari merk Toto
,American Standar atau setara

2.2 Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala


perlengkapannya, sesuai dengan yang telah direkomendasikan oleh
produsen untuk masing-masing type yang dipilih

2.3 Semua type sanitair dan perlengkapan yang dipasang adalah yang
telah diseleksi dengan baik, tidak ada bagian yang gumpil, retak, atau
cacat-cacat tersembunyi lainnya dan telah mendapat persetujuan dari
Perencana dan Pengawas / Konsultan Pengawas

2.4 Alat Sanitary


1. Pekerjaan Alat sanitair Pemasangan Kloset duduk
2. Floor Drain dipasang pada setiap KM/WC seperti ditunjukan dalam
gambar
3. Kran dan stop kran yang digunakan adalah Kran logam lapis
vernikel setara INA

3.Syarat-syarat Pelaksanaan
3.1 Semua produk sanitair dan kelengkapannya sebelum dipasang harus
ditunjukkan kepada Perencana dan Pengawas untuk mendapatkan
persetujuan.

3.2 Jika dipandang perlu diadakan penukaran / penggantian sanitary dan


kelengkapannya sampai dengan disetujui oleh Perencana dan
Pengawas berdasarkan contoh yang diberikan Kontraktor.

3.3 Sebelum pemasangan dimulai, kontraktor harus meneliti gambar-gambar


yang ada dan kondisi di lapangan, termasuk mempelajari type,
bentuk, pola, penempatan, pemasangan sparing-sparing, cara
pemasangan dan detail-detail sesuai gambar dan dikoordinasikan
dengan Konsultan Pengawas.

3.4 Bila ada perbedaan dalam hal ini apapun antara gambar dengan
gambar, gambar dengan spesifikasi dan sebagainya, maka Kontraktor
harus segera melaporkan kepada Perencana dan Pengawas.

3.5 Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan di suatu tempat


bila ada perbedaan di tempat itu sebelum perbedaan tersebut
diselesaikan.

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 142
3.6 Ketinggian dan konstruksi pemasangan harus disesuaikan dengan
gambar serta petunjuk-petunjuk pemasangan dari produsen yang
diterangkan dalam brosur brosur bersangkutan.

3.7 Pemasangan sanitair harus baik, rapi, lurus, waterpass, dan dibersihkan
dari kotoran, noda, serta penyambungan instalasi plubingnya tidak boleh
ada yang bocor.

3.8 Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian / pemeriksaan


untuk kesempurnaan hasil pekerjan dan fungsinya.

Pasal 29
PEKERJAAN PEMBONGKARAN , PENGAMAN DAN PEMBERSIHAN SETELAH
PEMBANGUNAN

1.Lingkup Pekerjaan
1.1 Pembersihan tapak Konstruksi dan pada semua pekerjaan yang
termasuk dalam lingkup pekerjaan seperti tercantum di gambar kerja
dan terurai dalam buku RKS ini dari semua barang atau bahan
bangunan lainnya yang dinyatakan tidak digunakan lagi setelah
pekerjaan selesai menjadi tanggung jawab kontraktor .

1.2 Semua bekas bongkaran bangunan Existing dan sebagainya,harus


dikeluarkan dari tapak/site konstruksi.

1.3 Selama pembangunan berlangsung,kontraktor harus menjaga


keamanan bahan / material ,barang maupun bangunan yang
dilaksanakannya sampai tahap serah terima

1.4 Sebelum penyerahan pertama,kontraktor wajib meneliti semua bagian


pekerjaan yang belum sempurna,dan harus segera diperbaiki,semua
ruangan harus bersih,halaman harus ditata rapih dan semua barang
yang tidak berguna harus disingkirkan dari proyek.Pemberesan halaman
ini harus dilaksanakan sesuai petunjuk konsultan pengawas.

Pasal 30
PEKERJAAN LAIN-LAIN

1.Lingkup Pekerjaan
1.1 Hal-hal yang timbul pada pelaksanaan yang memerlukan penyelesaian
di lapangan akan diatur/dibicarakan dilapangan oleh konsultan
pengawas dan kontraktor,bila diperlukan akan dibicarakan dengan
konsultan perencana

1.2 Selain persyaratan teknis yang tercantum di atas,pemborong diwajibkan


pula mengadakan pengurusan –pengurusan perizinan antara lain;
 Ijin Mendirikan Bangunan pada Dinas Pemerintahan setempat

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 143
 Surat Bukti Keer Listrik/Pengetesan dari PLN,dan pengetesan
lainnya bila diperlukan

Pasal 31
PEKERJAAN PENUTUP

1.Lingkup Pekerjaan
1.1 Selama pemeliharaan, pemborong wajib merawat, mengamankan dan
memperbaiki segala cacat yang timbul, sehingga sebelum penyerahan
kedua dilaksanakan pekerjaan benar-benar telah sempurna

1.2 Semua yang belum tercantum dalam peraturan ini (RKS) akan
ditentukan kemudian dalam Rapat Penjelasan (Aanwiijzing), dan akan
dituangkan /dimuat dalam Berita Acara Rapat Penjelasan.

DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

( BILL OF QUANTITY )

Keterangan (Untuk Kontrak Harga Satuan atau Kontrak Gabungan Harga


Satuan dan Lump Sum)

1. Daftar Kuantitas dan Harga harus dibaca sesuai dengan Instruksi


Kepada Peserta (IKP), Syarat-Syarat Umum Kontrak (SSUK) dan Syarat-
Syarat Khusus Kontrak (SSKK), Spesifikasi Teknis dan Gambar.

2. Pembayaran terhadap prestasi pekerjaan dilakukan berdasarkan


kuantitas pekerjaan aktual yang dimintakan dan dikerjakan
sebagaimana diukur oleh Penyedia dan diverifikasi oleh Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK), serta dinilai sesuai dengan harga yang
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

3. Harga dalam Daftar Kuantitas dan Harga telah mencakup semua


biaya pekerjaan, personil, pengawasan, bahan-bahan, perawatan,
asuransi, laba, pajak, bea, keuntungan, overhead dan semua risiko,
tanggung jawab, dan kewajiban yang diatur dalam Kontrak.

4. Harga harus dicantumkan untuk setiap mata pembayaran, terlepas


dari apakah kuantitas dicantumkan atau tidak. Jika Penyedia lalai
untuk mencantumkan harga untuk suatu pekerjaan maka pekerjaan
tersebut dianggap telah termasuk dalam harga mata pembayaran
lain dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

5. Semua biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi ketentuan Kontrak


harus dianggap telah termasuk dalam setiap mata pembayaran, dan
jika mata pembayaran terkait tidak ada maka biaya dimaksud harus
dianggap telah termasuk dalam harga mata pembayaran yang

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 144
terkait.

6. Pokja ULP akan melakukan koreksi aritmatik atas kesalahan


penghitungan dengan ketentuan sebagai berikut:

(a) jika terdapat perbedaan antara penulisan nilai dalam angka dan
huruf pada Surat Penawaran maka yang dicatat nilai dalam huruf;
dan

(b) jika terjadi kesalahan hasil pengalian antara volume dengan


harga satuan pekerjaan maka dilakukan pembetulan, dengan
ketentuan volume pekerjaan sesuai dengan yang tercantum
dalam Dokumen Pengadaan dan harga satuan tidak boleh
diubah.

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 145
Keterangan (Untuk Kontrak Lump Sum)

1. Daftar Kuantitas dan Harga harus dibaca sesuai dengan Instruksi


Kepada Peserta (IKP), Syarat-Syarat Umum Kontrak (SSUK) dan Syarat-
Syarat Khusus Kontrak (SSKK), Spesifikasi Teknis dan Gambar.

2. Pembayaran prestasi pekerjaan dilakukan terhadap pekerjaan yang


telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dalam SSUK dan SSKK.

3. Harga dalam Daftar Kuantitas dan Harga telah mencakup semua


biaya pekerjaan, personil, pengawasan, bahan-bahan, perawatan,
asuransi, laba, pajak, bea, keuntungan, overhead dan semua risiko,
tanggung jawab, dan kewajiban yang diatur dalam Kontrak.

4. Harga harus dicantumkan untuk setiap mata pembayaran, terlepas


dari apakah kuantitas dicantumkan atau tidak. Jika Penyedia lalai
untuk mencantumkan harga untuk suatu pekerjaan maka pekerjaan
tersebut dianggap telah termasuk dalam harga mata pembayaran
lain dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

5. Semua biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi ketentuan Kontrak


harus dianggap telah termasuk dalam setiap mata pembayaran,
dan jika mata pembayaran terkait tidak ada maka biaya dimaksud
harus dianggap telah termasuk dalam harga mata pembayaran
yang terkait.

6. Pokja ULP akan melakukan koreksi aritmatik terhadap volume


pekerjaan sesuai dengan yang tercantum dalam Dokumen
Pengadaan.

Rencana kerja dan Syarat-syarat Teknis Pembangunan Mess Serdik Polwan Hal. 146

Anda mungkin juga menyukai