MENJADI GULAKU”
MATA KULIAH TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN (T)
Disusun Oleh:
Nada Ahsana M
07.16.19.010
2. Ekstraksi
Tahap pertama pengolahan adalah ekstraksi jus atau sari tebu. Di kebanyakan
pabrik, tebu dihancurkan dalam sebuah serial penggiling putar yang berukuran
besar. Cairan tebu manis dikeluarkan dan serat tebu dipisahkan, untuk selanjutnya
digunakan di mesin pemanas (boiler). Di lain pabrik, sebuah diffuser digunakan seperti
yang digambarkan pada pengolahan gula bit. Jus yang dihasilkan masih berupa cairan
yang kotor: sisa-sisa tanah dari lahan, serat-serat berukuran kecil dan ekstrak dari daun
dan kulit tanaman, semuanya bercampur di dalam gula.
4. Evaporasi
Setelah mengalami proses liming, jus dikentalkan menjadi sirup dengan cara
menguapkan air menggunakan uap panas dalam suatu proses yang dinamakan
evaporasi. Terkadang sirup dibersihkan lagi tetapi lebih sering langsung menuju ke
tahap pembuatan kristal tanpa adanya pembersihan lagi.
Jus yang sudah jernih mungkin hanya mengandung 15% gula tetapi cairan
(liquor) gula jenuh (yaitu cairan yang diperlukan dalam proses kristalisasi) memiliki
kandungan gula hingga 80%. Evaporasi dalam evaporator majemuk' (multiple effect
evaporator) yang dipanaskan dengan steam merupakan cara yang terbaik untuk bisa
mendapatkan kondisi mendekati kejenuhan (saturasi).
5. Kristalisasi
Langkah selanjutnya adalah proses pembentukan kristal-kristal gula. Pada
tahapan ini, benih gula ditambahkan ke dalam sari tebu dimana molekul gula mengikat
benih gula, meningkatkan ukuran, dan membentuk kristal gula. Pembentukan kristal
dimonitor secara ketat untuk memastikan konsistensi dari ukuran kristal. Ketika
mencapai tahapan formasi terakhir, kristal gula dikeringkan dengan udara panas
sebelum dipindahkan ke pabrik pengemasan GULAKU.
Pada tahap akhir pengolahan, sirup ditempatkan ke dalam panci yang sangat
besar untuk dididihkan. Di dalam panci ini sejumlah air diuapkan sehingga kondisi
untuk pertumbuhan kristal gula tercapai. Pembentukan kristal diawali dengan
mencampurkan sejumlah kristal ke dalam sirup. Sekali kristal terbentuk, kristal campur
yang dihasilkan dan larutan induk (mother liquor) diputar di dalam alat sentrifugasi
untuk memisahkan keduanya, bisa diumpamakan seperti pada proses mencuci dengan
menggunakan pengering berputar. Kristal-kristal tersebut kemudian dikeringkan dengan
udara panas sebelum disimpan.
Gambar 2. Mesin sentrifugasi
Larutan induk hasil pemisahan dengan sentrifugasi masih mengandung sejumlah
gula sehingga biasanya kristalisasi diulang beberapa kali. Sayangnya, materi-materi non
gula yang ada di dalamnya dapat menghambat kristalisasi. Hal ini terutama terjadi
karena keberadaan gula-gula lain seperti glukosa dan fruktosa yang merupakan hasil
pecahan sukrosa. Olah karena itu, tahapan-tahapan berikutnya menjadi semakin sulit,
sampai kemudian sampai pada suatu tahap di mana kristalisasi tidak mungkin lagi
dilanjutkan.
Sebagai tambahan, karena gula dalam jus tidak dapat diekstrak semuanya,
maka terbuatlah produk samping (byproduct) yang manis: molasses. Produk ini
biasanya diolah lebih lanjut menjadi pakan ternak atau ke industri penyulingan untuk
dibuat alkohol. Inilah yang menyebabkan lokasi pabrik rum di Karibia selalu dekat
dengan pabrik gula tebu.
6. Penyimpanan
Gula kasar yang dihasilkan akan membentuk gunungan coklat lengket selama
penyimpanan dan terlihat lebih menyerupai gula coklat lunak yang sering dijumpai di
dapur-dapur rumah tangga. Gula ini sebenarnya sudah dapat digunakan, tetapi karena
kotor dalam penyimpanan dan memiliki rasa yang berbeda maka gula ini biasanya tidak
diinginkan orang. Oleh karena itu gula kasar biasanya dimurnikan lebih lanjut ketika
sampai di negara pengguna.
7. Afinasi (Affination)
Tahap pertama pemurnian gula yang masih kasar adalah pelunakan dan
pembersihan lapisan cairan induk yang melapisi permukaan kristal dengan proses yang
dinamakan dengan afinasi. Gula kasar dicampur dengan sirup kental (konsentrat)
hangat dengan kemurnian sedikit lebih tinggi dibandingkan lapisan sirup sehingga tidak
akan melarutkan kristal, tetapi hanya sekeliling cairan (coklat). Campuran hasil
(magma') di-sentrifugasi untuk memisahkan kristal dari sirup sehingga pengotor dapat
dipisahkan dari gula dan dihasilkan kristal yang siap untuk dilarutkan sebelum
perlakuan berikutnya (karbonatasi).
Cairan yang dihasilkan dari pelarutan kristal yang telah dicuci mengandung
berbagai zat warna, partikel-partikel halus, gum dan resin dan substansi bukan gula
lainnya. Bahan-bahan ini semua dikeluarkan dari proses.
8. Karbonatasi
Tahap pertama pengolahan cairan (liquor) gula berikutnya bertujuan untuk
membersihkan cairan dari berbagai padatan yang menyebabkan cairan gula keruh. Pada
tahap ini beberapa komponen warna juga akan ikut hilang. Salah satu dari dua teknik
pengolahan umum dinamakan dengan karbonatasi. Karbonatasi dapat diperoleh dengan
menambahkan kapur/ lime [kalsium hidroksida, Ca(OH)2] ke dalam cairan dan
mengalirkan gelembung gas karbondioksida ke dalam campuran tersebut. Gas
karbondioksida ini akan bereaksi dengan lime membentuk partikel-partikel kristal halus
berupa kalsium karbonat yang menggabungkan berbagai padatan supaya mudah untuk
dipisahkan. Supaya gabungan-gabungan padatan tersebut stabil, perlu dilakukan
pengawasan yang ketat terhadap kondisi-kondisi reaksi. Gumpalan-gumpalan yang
terbentuk tersebut akan mengumpulkan sebanyak mungkin materi-materi non gula,
sehingga dengan menyaring kapur keluar maka substansi-substansi non gula ini dapat
juga ikut dikeluarkan. Setelah proses ini dilakukan, cairan gula siap untuk proses
selanjutnya berupa penghilangan warna. Selain karbonatasi, teknik yang lain berupa
fosfatasi. Secara kimiawi teknik ini sama dengan karbonatasi tetapi yang terjadi adalah
pembentukan fosfat dan bukan karbonat. Fosfatasi merupakan proses yang sedikit lebih
kompleks, dan dapat dicapai dengan menambahkan asam fosfat ke cairan
setelah liming seperti yang sudah dijelaskan di atas.
9. Penghilangan Warna
Ada dua metoda umum untuk menghilangkan warna dari sirup gula, keduanya
mengandalkan pada teknik penyerapan melalui pemompaan cairan melalui kolom-
kolom medium. Salah satunya dengan menggunakan karbon teraktivasi granular
[granular activated carbon, GAC] yang mampu menghilangkan hampir seluruh zat
warna. GAC merupakan cara modern setingkat bone char, sebuah granula karbon yang
terbuat dari tulang-tulang hewan. Karbon pada saat ini terbuat dari pengolahan karbon
mineral yang diolah secara khusus untuk menghasilkan granula yang tidak hanya sangat
aktif tetapi juga sangat kuat. Karbon dibuat dalam sebuah oven panas dimana warna
akan terbakar keluar dari karbon. Cara yang lain adalah dengan menggunakan resin
penukar ion yang menghilangkan lebih sedikit warna daripada GAC tetapi juga
menghilangkan beberapa garam yang ada. Resin dibuat secara kimiawi yang
meningkatkan jumlah cairan yang tidak diharapkan. Cairan jernih dan hampir tak
berwarna ini selanjutnya siap untuk dikristalisasi kecuali jika jumlahnya sangat sedikit
dibandingkan dengan konsumsi energi optimum di dalam pemurnian. Oleh karenanya
cairan tersebut diuapkan sebelum diolah di panci kristalisasi.
10. Pendidihan
Sejumlah air diuapkan di dalam panci sampai pada keadaan yang tepat untuk
tumbuhnya kristal gula. Sejumlah bubuk gula ditambahkan ke dalam cairan untuk
mengawali/memicu pembentukan kristal. Ketika kristal sudah tumbuh campuran dari
kristal-kristal dan cairan induk yang dihasilkan diputar dalam sentrifugasi untuk
memisahkan keduanya. Proses ini dapat diumpamakan dengan tahap pengeringan
pakaian dalam mesin cuci yang berputar. Kristal-kristal tersebut kemudian dikeringkan
dengan udara panas sebelum dikemas dan/ atau disimpan siap untuk didistribusikan.
13. Distribusi
Salah satu indikator dari kunci keberhasilan adalah menjamin GULAKU tersedia
untuk semua orang. GULAKU memiliki beberapa kantor cabang berskala nasional,
bekerja sama dengan para pedagang ditingkat modern dan tradisional untuk terus
memperluas dan menjamin ketersediaan produk di seluruh Indonesia. Sebuah kepuasan
bagi kami mengetahui bahwa GULAKU telah menambah manisnya kehidupan keluarga
Anda
14. Pemasaran
Daftar Pustaka
http://web.ipb.ac.id/~usmanahmad/Pengolahantebu.htm