Anda di halaman 1dari 87

NAMA : NATASHA YOLANDA PIRY

NIM : 1803020092

KELAS : B/V

TUGAS : MANAJEMEN OPERASI 1

DPA : DRA. INDRI ASTUTI MM.DM

SEJARAH PERKEMBANGAN MANAJEMEN OPERASIONAL

A. Faktor Yang Mempengaruh iPengembangan Manajemen Operasional

Ada beberapahal yang menjadipemicuperkembanganmanajemenoperasi, yaitu


tuntutan pelanggan (customer); persaingan (competitiveness); perubahan (change)

1. TuntutanKonsumen

Berdasarkan kenyataan bahwa bisnis merasuk iseluruh kehidupan manusia maka


ditinjau dari perspektif etika, bisnis diharapkan dapatm enawarkan sesuatu yang berguna
bagi manusia dan tidak sekedar menawarkan sesuatu hanya untuk memperoleh
keuntungan. Termasuk di dalamnya, para pelaku bisnis dilarang untuk menawarkan
sesuatu yang dianggap merugikan manusia. Oleh karena itu, bisnis harus dikendalikan
dalam batas-batas yang tidak merusak kebebasan dan haksetiap orang (hak pelaku bisnis,
hak konsumen atau hak masyarakat secara keseluruhan).

Pertama, pelaku bisnis diharapkan masih punya kesadaraan moral dan tanggung
jawab untuk memperhatikan efek kegiatan bisnisnya bagi masyarakat, baik menyangkut
kesehatan, moral, budaya, sosial, dan ekonomi. Diharapkan bahwa pelaku-pelaku bisnis
masih peka pada kepentingan masyarakat untuk tidak sampai merusaknya hanya demi
keuntungan pribadinya.
Pada tingkat berikutnya dibutuhkan kebijakan berupa perangkat legal politis
untuk menentukan aturan main antara produsen dan konsumen. Dibutuhkan Undang-
undang (UU) yang meletakkan batas-batas minimal yang masih dapat ditoleransi bagi
kegiatan bisnis dan kepentingan masyarakat. Secara konkret, misalny adibutuhkan
Undang-undang tentang Perlindungan Konsumen (UU No.8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen). Hal ini penting untuk mengamankan kepentingan masyarakat,
agar konsumen tidak dirugikan baik dalam jangka pendek maupun .

Atas dasar ini, sebagaimana halnya dalam interaksi sosial manapun, demi
menjamin hak masing-masing pihak dibutuhkan dua perangkat pengendali atau aturan,
yaitu:

 Perlunya aturan moral yang tertanam masing-masing orang dan seluruh masyarakat
yang akan berfungsi mengendalikan dan memaksa dari dalam, baik produsen maupun
konsumen untuk menghargai atau tidak merugikan hak dan kepentingan masing-masing
pihak.
 Perlunya aturan hukum dengan sanksi dan hukumannya yang secara efektif
mengendalikan dan memaksa setiap pihak paling kurang tidak merugikan hak dan
kepentingan masing-masing pihak.

2. Hak dan Kewajiban Produsen

Untuk memberikan gambaran tentang hak dan kewajiban produsen terhadap


konsumen, berikut ini akan disajikan beberapa aspek penting yang berkaitan.

 Hak Produsen

Produsen memiliki haks ebagaiberikut:

 Menerima pembayaran yang sesuai dengan kesepakatan mengenai


kondisi dan nilai tukar barang/jasa yang diperdagangkan
(hakdibayar).
 Mendapat perlindungan hukum dari tindakan konsumen yang
beritikad tidak baik (hak perlindungan).
 Melakukan pembelaan diri sepatu tnya dalam penyelesaian hokum
sengketa konsumen (hak pembelaan).
 Mendapatkan rehabilitasi nama baik apabila terbukti secara hukum
bahwa kerugian konsumen tidak diakibatkan oleh barang/jasa yang
diperdagangkan (hak rehabilitasi).
 KewajibanProdusen

Kewajiban produsen adalah sebagai berikut:

 Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya.


 Memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan
jaminan barang/ jasa serta memberi penjelasan dan penggunaan, perbaikan,
dan pemeliharaan.
 Memperlakukan atau melayani konsumens ecarabenar dan jujur, tidak
diskriminatif.
 Menjamin mutu barang/jasa yang diproduksi/diperdagangkan berdasarkan
ketentuan standar mutu barang/jasa yang berlaku.
 Memberikan kesempatan kepada konsumen untuk mencoba barang/jasa
tertentu serta memberi memberi jaminan (garansi) atas barang yang
dibuatatau yang diperdagangkan
 Memberi kompensasi, gantirugi/pergantian atas kerugian akibat
penggunaan, pemakaian, dan pemanfaatan barang/jasa yang
diperdagangkan.
 Memberi kompensasi, gantirugi/penggantian apabila barang atau jasa yang
diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian.

B. Hak dan Kewajiban Konsumen

Adapun hak dan kewajiban konsumen dapat disajikan pada bagian berikut ini.
 Hak Konsumen

Hak konsumen adalah sebagai berikut:

 Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengonsumsi barang


atau jasa (hak kebutuhan dasar).
 Hak untuk memilih barang atau jasa serta mendapatkan barang/jasa tersebut
sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan (hak
memilih).

 KewajibanKonsumen

Kewajiban konsumen adalah sebagai berikut:

 Membaca dan mengikuti petunjuk informasi dan prosedur


pemakaian atau pemanfaatan barang /jasa, demi keamanan dan
keselamatan.
 Beritikad baik dalam melaksanakan transaksi pembelian
barang/jasa.
 Membayar dengan nilai tukar yang disepakati.
 Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan
konsumen secara patut.

Hal yang paling ideal adalah masing-masing produsen dan konsumen


melaksanakan hak dan kewajibannya. Produsen wajib melaksanakan kewajibannya yang
sekaligu smerupakan hak konsumen, dan konsumen wajib melaksanakan kewajibannya
yang sekaligus merupakan hak produsen. Tetapi dalam hubungan antara konsumen
dengan produsen, sering kali konsumen berada pada posisi lebih lemah..
PROSES PERENCANAAN PRODUKSI DAN OPERASI

A. Pengertian Perencanaan Produksi


Perencanaa produksi adalah perencanaan kegiatan produksi dan manufaktur di
perusahaan atau industri. Hal ini memanfaatkan alokasi sumber daya kegiatan karyawan,
bahan dan kapasitas produksi, untuk melayani pelanggan yang berbeda. Berbagai jenis
metode produksi, seperti pembuatan barang tunggal, produksi batch, produksi massal,
produksi berkelanjutan, dan lain-lain memiliki perencanaan sendiri. Perencanaan inidapat
dikombinasikan dengan perencanaan sumber daya perusahaan.
Rencana produksi dibuat secara berkala untuk periode waktu tertentu, yang
disebut planning horizon. Ini terdiri dari kegiatan-kegiatan beriku :
1. Penentuan bauran produk yang diperlukan dan kebutuhan pabrik untuk
memenuhi kebutuhan pelanggan
2. Menyesuaikan tingkat produksi yang diperlukan dengan sumber daya yang
ada
3. Menjadwalkan dam memilih pekerjaan aktual yang akan dimulai di fasilitasi
pabrik
4. Menyiapkan dan mengirim pesanan produk ke fasilitas produksi

Untuk mengembangkan rencana produksi, perencanaan produksi atau departemen


perencanaan produksi perlu bekerja sama dengan departemen pemasaran dan departemen
penjualan. Mereka dapat memberikan perkiraan penjualan, atau daftar pesanan
pelanggan. Daftar pekerjaan biasanya dipilihdari berbagai jenis produk yang mungkin
memerlukan sumber daya yang berbeda dan melayani pelanggan yang berbeda. Karena
itu, pemilihanharus mengoptimalkan ukuran kinerja independen-pelanggan seperti waktu
siklus dan ukuran kinerja yang bergantung pada pelanggan seperti pengiriman tepat
waktu.

B. Tahapan dalam Perencanaan Produksi


Menurut British Standards Institute, ada empat tahap, langkah, teknik, atau hal-hal
penting dalam proses perencanaan dang pengendalian produksi yaitu sebagai berikut :
1. Routing (Penyusunan Alur)
Routing adalah langkah pertama dalam perencanaan dan kontrol produksi.
Routing dapat didefinisikan sebagai proses menentukan jalur (rute) pekerjaan
atau urutan operasi. Hal yang perlu diperhatikan pada tahn ini adalah :
 Kuantitas dan kualitas produk
 Karyawan, mesin, dan bahan yang akan digunakan
 Jenis, jumlah dan urutan operasi pabrik
 Tempat produksi

Jadi, routing adalah langkah penting dalam perencanaan dan kontrol produksi.

2. Scheduling (Penjadwalan)
Penjadwalan adalah langkah kedua dalam perencanaan dan kontrol produksi.
Muncul setelah routing, penjadwalan berarti :
 Perbaiki jumlah pekerjaan yang harus dilakukan
 Atur operasi pabrik yang berbeda sesuai urutan prioritas
 Atur waktu kapan mulai dan selesai. Juga tanggal dan waktu untuk
setiap operasi

Penjadwalan juga dilakukan untuk bahan, suku cadang, mesin, dan lain-lain.
Ini seperti tabel waktu produksi. Penjadwalan membantu untuk
memanfaatkan waktu secara optimal. Proses ini akan melihat bahwa setiap
pekerjaan dimulai dan diselesaikan pada waktu tertentu yang telah ditentukan.
Jadi, penjadwalan adalah langkah terpenting dalam perencanaan dan
pengendalian produk, terlebih pada pabrik yang memproduksi produk secara
bersamaan

3. Dispatching (penugasan)
Penugasan berarti memulai proses produksi berdasarkan tanggung jawab. Ini
berarti otoritas yang diperlukan untuk memulai pekerjaan. Ini didasarkan pada
dua tahap sebelumnya, penugasan meliputi
 Masalah bahan, peralatan, perlengkapan yang diperlukan untuk proses
produksi aktual
 Masalah pesanan, instruksi untuk memulai pekerjaan
 Menyimpan catatan yang tepat untuk memulai dan menyelesaikan
setiap pekerjaan tepat waktu
 Memindahkan pekerjaan dari satu proses ke proses yang lain sesuai
jadwal
 Mulai prosedur kontrol
 Merekam waktu idle mesin

Penugasan dapat dilakukan secara terpusat atau terdesentralisasi

 Di bawah pengiriman terpusat, pesanan dikeluarkan langsung oleh


otoritas terpusat
 Di bawah desentralisasi penugasan dan dikeluarkan oleh departemen
terkait
4. Follow-up
Follow-up atau peninjauan ulang adalah langkah terakhir dalam perencanaan
dan pengendalian produksi. Ini adalah perangkat pengendalian dan berkaitan
dengan evaluasi hasil. Proses ini menentukan dan menghilangkan cacat
produk, keterlambatan, keterbatasan, kemacetan, dan masalah lainnya dalam
proses produksi. Tahap ini jugamengukur kinerja aktual dan
membandingkannya dengan kinerja yang diharapkan dengan cara melakukan
pencatatan pekerjaan, mencari sumber masalah,dan mencatat solusi. Catatan
semacam ini digunakan dimasa depan untuk mengendalikan produk yang
lebih baik
C. Jenis-jenis Perencanaan Produksi
Perencanaan produk melibatkan penjadwalan, memperkirakan permintaan produk
dimasa depan. Ini berarti memperhitungkan pesanan pelanggan, kapasitas dan
kemampuan produksi, perkiraan tren masa depan, dan tingkat persediaan. Ada lima jenis
perencanaan produksi. Masing – masing memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri.
1. Job Method (Metode Pekerjaan)
Dengan metode ini, tugas lengkap pembuatan produk ditangani oleh pekerja
tunggal atau kelompok. Jenis pekerjaan yang menggunakan metode ini bisa
berskala kecil atau kompleks. Pekerjaan skala kecil adalah pekerjaan yang
produksinya relatif mudah, karena pekerja memiliki keterampilan yang
diperlukan untuk pekerjaan itu. Sedangkan, pekerjaan yang bersifat kompleks
melibatkan penggunaan teknologi tinggi, membuat kontrolproyek dan
manajemen penting.
2. Metode Batct
Ketika bisnis tumbuh dan volume produksinya tumbuh bersama mereka,
metode perencanaan produksi batch menjadi lebih umum. Untuk itu
diperlukan pembagian kerja menjadi beberapa bagian, agar suatu pekerjaan
dapat dilanjutkan dan menyelesaikannya secara keseluruhan, penting agar
bagian sebelumnya diselesaikan
3. Metode Aliran
Metode ini mirip dengan metode batch. Di sini tujuannya adalah untuk
meningkatkan aliran material dan pekerjaan, mengurangi biaya tenaga kerja
dan menyelesaikan pekerjaan lebih cepat. Contohnya jalur perakitan yang
membuat televisi
4. Metode Proses
Di sini produk diproduksi menggunakan urutan yang seragam dan standar.
Mesin yang sangat canggih digunakan disni. Produksi terus menerus,
contohnya produksi otomotif.
5. Metode Produksi Massal
Dalam metode ini, barang diproduksi menggunakan standarrisasi tertentu
seperti manufaktur raksasa pembuatan produk kesehatan atau obat-obatan.
D. Tujuan Perencanaan Produksi
1. Pemanfaatan sumber daya secara efektif
Perencanaan akan menghasilkan pemanfaatan sumber daya, kapasitas dan peralatan
pabrik secara efektif dan pada akhirnya akan menghasilkan pengembalian berbiaya
rendah dan pemasukan tinggi bagi organisasi
2. Aliran produksi yang stabil
Perencanaan ini akan memastikan aliran produksi yang teratur dan stabil. Disni,
semua mesin digunakan secara maksimal dan menghasilkan produksi reguler yang
membantu memberikan pasokan rutin kepada pelanggan
3. Perkirakan sumber daya
Perencanaan produksi juga membantu memperkirakan sumber daya seperti manusia,
bahan dan lain-lain. Perkiraan dibuat berdasarkan perkiraan penjualan,jadi seluruh
proses produksi direncanakan untuk memenuhi persyaratan penjualan
4. Memastikan jumlah stok yang optimal
Perencanaan produksi memastikan persediaan optimal untuk mencegah kelebihan
stok dan kekurangan stok. Stok selalu di jaga agar sesuai permintaan pasar. Stok
bahan baku juga dipertahankan pada tingkat yang tepat untuk memenuhi permintaan
produksi
5. Mengkoordinasikan kegiatan departemen
Perencanaan ini dapat membantu mengkoordinasikan kegiatan berbagaidepartemen.
Misalnya, departemen pemasaran berkoordinasi dengan departemen produksi untuk
menjual barang untuk menghasilkan keuntungan bagi organisasi
6. Meminimalkan pemborosan bahan baku
Perencanaan produksi meminimalkan pemborosan bahan baku. Ini memastikan
inventaris bahan baku dan penanganan bahan yang tepat. Perencanaan yang baik juga
memastikan memproduksi atau barang berkualitas dan menghasilkan penolakan
minimum. Jadi, perencanaan produksi dan kontrol yang tepat menghasilkan
pemborosan minimum
7. Meningkatkan produktivitas tenaga kerja
Disni, ada pemanfaatan tenaga kerja secara maksimal. Pelatihan diberikan kepada
para pekerja. Keuntungan dibagi dengan pekerja dalam bentuk peningkatan upah dan
insentif lainnya. Pekerja termotivasi untu melakukan yang terbaik sehinggah
menghasilkan peningkatan efensiensi tenga kerja
8. Membantu memimpin pasar
Ini karena, aliran kualitas produksi yang teratur sehinggah perusahaan dapat
menghadapi persaingan secara efektif, dan dapat memimpin pasar
9. Perencanaan lingkungan kerja yang lebih baik
Pekerja mendapatkan peningkatan kondisi kerja, jam kerja yang tepat, cuti dan
liburan, kenaikan upah dan insentif lainnya. Ini karena perusahaan bekerja sangat
efisien
10. Memfasilitasi peningkatan kualitas
Kesadaran kualitas dikembangkan diantara karyawan melalui pelatihan, skema saran,
dan lingkungan kualitas
11. Menghasilkan kepuasan konsumen
Perencanaan produksi membantu memberikan pasokan barang dan jasa secara teratur
kepada konsumen dengan harga jauh. Ini menghasilkan kepuasan konsumen
12. Mengurangi biaya produksi
Perencanaan yang baik dapat membuat pemanfaatan sumber daya secara optimal, dan
meminimalkan pemborosan. Ini juga mempertahankan ukuran persediaan yang
optimal dan pada akhirnya mengurangi biaya produksi.
PERENCANAAN PROSES PRODUKSI

A. PengertianPerencaaan produksi

Perencanaan produksi adalah pernyataan rencana produksi ke dalam bentuk agregat.


Perencanaan produksi ini merupakan alat komunikasi antara manajemen teras (top management )
dan manufaktur. Di samping itu juga,perencanaan produksi merupakan pegangan untuk
merancang jadwal induk produksi. Beberapa fungsi lain perencanan produksi adalah :

1. Menjamin rencana penjualan dan rencana produksi konsisten terhadapa rencana


strategis perusahaan

2. Sebagai alat ukur performansi proses perencanaan produksi

3. Menjamin kemampuan produksi konsisten terhadap rencana produksi

4. Memonitor hasil produksi aktual terhadap rencana produksi dan membuat penyesuaian.

5. Mengatur persediaan produk jadi untuk mencapai target produksi dan rencana startegis

6.Mengarahkan penyusunan dan pelaksanaan Jadwal induik Produksi.

B. KarakteristikPerencanaanProduksi

Dalam proses mengelola kegiatan produksi terdapat ciri-ciri tertentu. Berikut inia dalah
beberapa karakteristiknya berdasarkan proses, sifat, dan jangka waktunya:

1. Berdasarkan Proses
 Produks ilangsung, kegiatan ini mencakup produksi primer dan produksi
sekunder. Produksi primer, yaitu kegiatan produksi yang diambil dari alam secara
langsung. Misalnya, pertanian, pertambangan, perikanan, dan lain-lain.  Produksi
sekunder, yaitu proses produksi dengan menambahkan nilai lebih pada suatu barang yang
ada. Misalnya kayu untuk membuat rumah, baja untuk membuat jembatan, dan lain-lain.
 Produksi tidak langsung, yaitu kegiatan produksi dengan memberikan hasil dari
keahlian atau jasa. Misalnya, jasa montir, jasa kesehatan, jasa konsultasi, dan lain-lain.
2. Berdasarkan Sifat Proses Produksi
 Proses ekstraktif, yaitu kegiatan produksi dengan mengambil produk secara langsung
dari alam.
 Proses analitik, yaitu kegiatan produksi yang melakukan pemisahan suatu produk
menjadi lebih banyak dengan bentuk yang mirip seperti aslinya.
 Proses fabrikasi, yaitu kegiatan mengubah suatu bahan baku menjadi suatu produk yang
baru.
 Proses sintetik, menggabungkan beberapa bahan menjadi suatu bentuk produk. Proses
ini disebut juga dengan perakitan.
3. Berdasarkan Jangka Waktu Produksi
 Produksi terus menerus, yaitu produksi yang memakai berbagai fasilitas untuk
menciptakan produk secara terus menerus. Proses ini umumnya dalam skala besar dan
tidak terpengaruh waktu dan musim.
 Produksi terputus-putus, yaitu produksi yang kegiatannya berjalan dilakukan tidak
setiap saat, tergantung musim, pesanan, dan faktor lainnya.

C. Tujuan Perencanaan Produksi

   Tujuan perencanan produiksi adalah:

1. Sebagai langkah awal untuk menentukan aktivitas prduksi yaitu sebaga referensi
perencanaan lebih rinci dari rencana agregat menjadi item dalam jadwal induk produksi.
2. Sebagai masukan rencana sumber daya sehingga perencanaan sumber dayadapat
dikembangkan untuk mendukung perencanaan produksi.
3. Meredam ( stabilisasi ) produksi dan tenaga kerja terhadap fluktuasi permintaan.

D. Jenis-Jenis Proses Produksi


Dalam pelaksanaannya, proses ini memerlukan waktu yang berbeda-beda, ada yang singkat, dan
ada juga yang prosesnya cukup panjang. Berdasarkan cara pelaksanaannya, proses produksi
dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu:

a. Produksi Jangka Pendek

Ini adalah kegiatan produksi yang cepat dan langsung menghasilkanp roduk (barang/ jasa) bagi
konsumen. Contohnya adalah produksi makanan seperti roti bakar, cakwe, gorengan, dan lain-
lain.

b. Produks iJangka Panjang

Ini adalah kegiatan produksi yang membutuhkan waktu yang cukup lama. Misalnya, menanam
padi, menanam kopi, membangun rumah, dan lain-lain.

c. Produksi Terus-Menerus

Ini adalah kegiatan produksi yang melakukan pengolahan berbagai bahan baku secara bertahap
hingga menjadi suatu barang jadi, dimana prosesny aberlangsung secara terusmenerus. Misalnya,
pabrik yang memproduksi kertas, gula, karet, dan lain-lain.

d. ProduksiBerselingan

Ini adalah kegiatan produksi yang mengolah bahan-bahan baku dengan cara menggabungkanny
amenjadi suatu barang jadi. Misalnya proses pembuatan sepeda motor, dimana setiap bagiannya
diproduksi secara terpisah (stir, ban, mesin, knalpot, danlainnya). Proses penggabungan bagian-
motor.

E. Perencanaan Agregat
Perencanaan agregat merupakan salah satu metode dalam perencanaanproduksi. Dengan
menggunakan perencanaan agregat maka perencanaan produksi dapat dilakukan dengan
menggunakan satuan produk penggantisehingga keluaran dari perencanaan produksi tidak
dinyatakan dalam tiap jenis produk (inidividual produk).

Jadi di dalam perencanaan agregat, tidak dihasilkan rencana dalam bentuk individual produk
melainkan dalam betuk agregat produk. Penggunaan satuan agregat ini dilakukan mengingat
keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh antara lain :

a. Kemudahan dalam pengolahan data


Dengan menggunakan satuan agregat maka pengolahan data tidak dilakukan untuk setiap
individual produk. Keuntungan ini akan semakin terasa jika pabrik tempat perencanaan
dilakukan memproduksi banyak jenis produk.
b. Ketelitian hasil yang didapatkan Dengan hanya mengolah satu jenis data produk maka
kemungkinan untuk menerapkan metode yang canggih semakin besar sehingga ketelitian
hasil yang didapatkan semakin baik.
c. Kemudahan untuk melihat dan memahami mekanisme sistem produksi yang terjadi
dalam implementasi rencana.

F. Strategi Perencanaan Agregat Secara Murni (Pure Strategy)

Dikatakan pure strategy, jika perubahan dilakukan terhadap suatu variabel sehingga terjadi
perubahan laju produksi.

Beberapa strategi murni yaitu:

1. Mengendalikan jumlah persediaan.


Persediaan dapat dilakukan pada saatkapasitas produksi dibawah permintaan ( demand ).
Persediaan ini selanjutnya dapat digunakan pada saat permintaan berada diatas kapasitas
produksi.
2. Mengendalikan jumlah tenaga kerja.
3. Manajer dapat melakukan perubahan jumlah tenaga kerja dengan menambah atau
mengurangi tenaga kerja sesuai dengan laju produksi yang diinginkan. Tindakan lain
yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan jam lembur.
4. Subkontrak.
Subkontrak dapat dilakukan untuk menaikkan kapasitasperusahaan pada saat perusahaan
sibuk sehingga permintaan dapatdipenuhi.

5. Mempengaruhi demand.
Karena perubahan permintaan merupakan factor utama dalam masalah perencanaan
agregat, maka pihak manajemen dapat melakukan tindakan, yaitu dengan mempengaruhi
pola permintaan itu sendiri. Sebagai contoh PT.TELKOM memberi potongan jasa pulsa
telponpada malam hari, potongan harga supermarket pada 10 hari pertama awal bulan,
dll.

G. Strategi Perencanaan Agregat Secara Gabungan (Mixed Strategy)

Setiap pure strategy akan melibatkan biaya yang besar dan sering pure strategy menjadi tidak
layak, oleh karena itu kombinasi dari pure strategy ini menjadi mixed strategy lebih sering
digunakan Ketika suatu perusahaan mempertimbangkan kemungkinan dari pencampuran strategi
yang bervariasi dengan tidak terbatasnya rasio untuk melakukan strategi yang bervariasi tersebut,
maka perusahaan baru akan menyadari tantangan yang sedang dihadapinya. Bagian pengendalian
produksi dan bagian pemasaran harus menghasilkan master schedule yang mencakup beberapa
kebijakasanaan perubahan dan prosedur pengoperasian
PERENCANAAN DESAIN PRODUKSI

A. PENGERTIAN DESAIN PRODUK

Kata desain sering di artikan sebagai sebuah rancangan, rencana atau gagasan.Pengertian
desain bisa  dilihat dari berbagai sudut pandang dan konteksnya. Desain juga dapat diartikan
sebagai suatu kreasi untuk memenuhi kebutuhan dengan cara tertentu.Desain juga dapat
merupakan pemecahan suatu masalah dengan target yang jelas.Jadi jelaslah bahwa desain tidak
semata-mata rancangan di atas kertas, tetapi juga proses secara keseluruhan sampai sebuah
rancangan, rencana atau gagasan terwujud dan memilki nilai.

Berdasarkan hal tersebut, maka desain adalah suatu hasil apresiasi dan kreasi yang berasal
dari gagasan atau ide manusia dalam upaya memberdayakan diri melalui hasil ciptaannya untuk
menjalani kehidupan yang lebih baik dan sejahtera.Dalam kaitannya dengan sebuah produk,
pengertian desain produk adalah proses kreasi sebuah produk yang menggabungkan unsur fungsi
dan estetika sehingga bermanfaat dan memiliki nilai tambah bagi masyarakat.

Desain produk adalah konseptualisasi ide tentang produk dan transformasi ide menjadi
kenyataan.Untuk mengubah ide menjadi kenyataan, sebuah spesifikasi tentang produk
disiapkan.Spesifikasi ini disiapkan dengan mempertimbangkan berbagai kendala seperti proses
produksi, harapan konsumen, dan sebagainya. Dalam tahap desain produk sampai keputusan
akhir mengenai produk, setiap aspek produk dianalisis.Keputusan ini dapat berupa aspek apa pun
yang terkait dengan produk, misalnya dimensi dan toleransi, jenis bahan untuk setiap komponen,
dan sebagainya.

Beberapa ahli di bidangnya telah mendefiniskan tentang definisi desain produk, antara lain :

1. Yus R Hadjadinata (1995) menyatakan bahwa:


Desain produk berkaitan dengan bentuk dan fungsi.Disain tentang bentuk berkaitan
dengan perencanaan dan penampilan dari produk.Sedangkan desain tentang
fungsi berkaitan dengan bagaimana produk dapat digunakan.
2. Bagas Prastyowibowo (1999) menyatakan bahwa:
Desain produk adalah salah satu unsur untuk memajukan industri agar produk hasil
industri tersebut dapat diterima oleh masyarakat, karena produk tersebut memilikii
kualitas baik, harga terjangkau, desain menarik, mendapatkan jaminan dan lain
sebagainya.
3. Franklin G Moore dan Thomas E Hendrick (1999) menyatakan bahwa:
Desain produk merupakan hal yang sangat penting, karena produk baru dapat menaikan
dua kali atau tiga kali omset suatu organisasi pada suatu waktu.
4. Imam Djati Widodo (2005) menyatakan bahwa:
Desain produk adalah suatu pendekatan sistematis untuk mengintegrasikan perencanaan
produk dan proses yang berpengaruh, termasuk manufaktur dan pendukungnya.
5. Brutou & Margaret (2006) menyatakan bahwa:
Desain produk adalah pengembangan produk (barang) yang dirancang untuk memenuhi
kepuasan konsumen.
6. Kotler dan Armstrong (2008) menyatakan bahwa:
Desain produk adalah konsep yang lebih besar dari sekedar gaya. Gaya bisa menarik
perhatian atau membosankan dan juga gaya hanya mendeskripsikan penampilan
produk.Gaya yang sensasional selain bisa menarik perhatian juga bisa menghasilkan
estetika yang indah, tetapi gaya tersebut belum tentu bisa membuat kinerja produk
menjadi lebih baik.Sedangkan desain produk bukan hanya sekedar penampilan luar,
desain produk adalah jantungnya sebuah produk.
7. Kotler dan Keller (2009) berpendapat bahwa
Desain produk adalah totalitas fitur yang mempengaruhi penampilan, rasa, dan fungsi
produk berdasarkan kebutuhan pelanggan.
 Konsep Desain Produk

Setiap perusahaan yang menghasilkan produk hampir selalu dihadapkan


dengan persaingan dari perusahaan lain. Agar dapat bersaing secara jangka panjang maka
kualitas produk merupakan konsep penting yang harus dipahami manajemen perusahaan dalam
menjalankan aktifitasnya.Keputusan dalam membuat desain produk berarti  juga keputusan
dalam menentukan kualitas produk seperti apa yang akan dihasilkan oleh perusahaan.

Konsep desain produk secara singkat adalah sebagai berikut :

Penelitian dan pengembangan (Research & Development) : Penelitian adalah dasar untuk
pencarian pengetahuan baru. Meskipun tidak berpengaruh secara langsung, tetapi berdasarkan
penelitian, produk baru dapat dikembangkan di masa depan.Penelitian dapat diterapkan untuk
mengembangkan produk secara komersial.

Rekayasa terbalik : adalah proses pembongkaran suatu produk, memahami desainnya dan
mengembangkan suatu produk yang lebih baik daripada yang sudah ada.Penggunaan sistem
perangkat lunak untuk mengembangkan model terkomputerisasi dari produk baru dan
menganalisis parameter desainnya.

Untuk itu perlu adanya pengembangan konsep pasar, desain produk, pengembangan
proses pembuatan, pemilihan dan pengaturan bahan untuk desain baru yang dilakukan oleh tim
berbeda pada saat yang sama.Sehingga menghemat banyak waktu untuk mengembangkan
produk baru.Dalam praktiknya, berbagai konsep digabungkan dan diterapkan bersama untuk
merancang produk baru.

Dari sudut pandang investor pada perusahaan yang berorientasi laba, usaha
pengembangan produk dikatakan sukses jika produk dapat diproduksi dan dijual dengan
menghasilkan laba.Namun laba seringkali sulit untuk dinilai secara cepat dan langsung.Terdapat
5 dimensi spesifik yang berhubungan dengan laba dan biasa digunakan untuk menilai kinerja
usaha pengembangan produk, yaitu:

1. Kualitas Produk

Seberapa baik produk yang dihasilkan dari upaya pengembangan dan dapat memuaskan
kebutuhan pelanggan. Kualitas produk pada akhirnya akan mempengaruhi pangsa pasar dan
menentukan harga yang ingin dibayar oleh pelanggan.

2. Biaya Produk

Biaya untuk modal peralatan dan alat bantu serta biaya produksi setiap unit disebut biaya
manufaktur dari produk. Biaya produk menentukan berapa besar laba yang dihasilkan oleh
perusahaan pada volume penjualan dan harga penjualan tertentu.

3. Waktu Pengembangan Produk

Waktu pengembangan akan menentukan kemampuan perusahaan dalam


berkompetisi,menunjukkan daya tanggap perusahaan terhadap perubahan teknologi dan pada
akhirnya akan menentukan kecepatan perusahaan untuk menerima pengembalian ekonomis dari
usaha yang dilakukan tim pengembangan.

4. Biaya Pengembangan

Biaya pengembangan biasanya merupakan salah satu komponen yang penting dari
investasi yang dibutuhkan untuk mencapai profit.

5. Kapabilitas Pengembangan.

Kapabilitas pengembangan merupakan asset yang dapat digunakan oleh perusahaan


untuk mengembangkan produk dengan lebih efektif dan ekonomis dimasa yang akan datang.

Perancangan dan pembuatan suatu produk baik yang baru atau yang sudah ada merupakan
bagian yang sangat besar dari semua kegiatan teknik yang telah ada.Kegiatan ini didapat dari
persepsi tentang kebutuhan manusia, kemudian disusul oleh penciptaan suatu konsep produk,
perancangan produk, pengembangan dan penyempurnaan produk, dan diakhiri dengan
pembuatan dan pendistribusian produk tersebut.

Di dalam suatu produk yang akan dikembangkan, tiap - tiap elemen suatu produk mempunyai
fungsi - fungsi sendiri. Diantara fungsi - fungsi satu dengan yang lain terkadang ada saling
terkait, sehingga suatu fungsi komponen akan menentukan fungsi komponen lainnya.Secara
umum penentuan fungsi produk dapat dicari dengan dua langkah, yaitu :

 Identifikasi dan penyusunan fungsi produk.


 Pengelompokan fungsi produk.

Proses adalah merupakan urutan langkah-langkah pengubahan sekumpulan input menjadi


sekumpulan output. Proses Pengembangan produk adalah langkah-langkah atau kegiatan-
kegiatan di mana suatu perusahaan berusaha untuk menyusun, merancang, dan
mengkomersialkan suatu produk.

B. RUANG LINGKUP DESAIN PRODUK

Desain produk merupakan salah satu bidang ke ilmuan yang terintegrasidengan segala
bentuk aspek kehidupan manusia dari masa kemasa.Memadukanunsur khayal dan orientasi
penemuan solusi untuk berbagai masalah yangdihadapi manusia dengan menjembatani estetika
serta teknologi yang masing-masingnya dinamis dan memiliki pola tertentu
dalamperkembangannya.Lingkup desain produk dapat dikatakan hampir tidak terbatas,
melingkupisemua aspek yang memungkinkan untuk dipecahkan oleh profesi/
kompetensiini.Namun demikian jikamengacu pada perkembangan internasional, terdapatwilayah
profesi yang tegas terdiri atasdesain produk, desain grafis, dan desaininterior.Wilayah desain
yang disebutkan ini wilayah desain yang diletakkanpada bidang seni rupa.Berdasarkan
pembagian wilayah desain tersebut, desainproduk merupakan salah satu dari wilayah desain yang
ada.

Desain produk merupakan terjemahan dari Industrial Design.Sebagianpara


ahlimenerjemahkan Industrial Design dengan desain produk.Sebagianyang lain
menerjemahkandengan desain industri. Penerjemahan yang terakhirdirasa kurang tepat, karena
yangdidesain bukanlah industrinya melainkan produknya (Adhi Nugraha,1989). Dalam
perkembangan selanjutnya profesi ini terbagi atas beberapakelompok kompetensi (mungkin juga
dapat berkembang sejalan denganperkembangan jaman), yaitu:

a. Desain produk peralatan


b. Desain perkakas lingkungan
c. Desain alat transportasi
d. Desain produk kerajinan (Kriya)

Meski dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok, namun secara umummendesain


produk mempunyai mekanisme yang sama dalam berpikir kreatifdalam perancangan sebuah
produk, sehingga produk tersebut memenuhi nilai-nilai fungsional yang tepat dan menjadi solusi
bagi masalah yang dihadapimanusia dengan tidak meninggalkan aspek kenyamanan
user/pengguna melaluiteknik-teknik dan ketentuan-ketentuan tertentu dan pada akhirnya
diteruskanmenjadi siklus hidup produk yang ditentukan oleh pola perancangan awal baikitu
inovasi, modifikasi maupun duplikasi.Desain produk adalah pioner dan kunci kesuksesan sebuah
produkmenembus pasar sebagai basic bargain marketing, mendesain sebuah produkberarti
membaca sebuah pasar, kemauan mereka, kemampuan mereka, polapikir mereka serta banyak
aspek lain yang akhirnya mesti diterjemahkan dan di-aplikasikan dalam perancangan sebuah
produk. Kemampuan sebuah produkbertahan dalam siklus sebuah pasar ditentukan oleh
bagaimana sebuah desainmampu beradaptasi akan perubahan-perubahan dalam bentuk apapun
yang  terjadi dalam pasar yang dimasuki produk tersebut, sehingga kemampuantersebut menjadi
nilai keberhasilan bagi produk itu sendiri dikemudian hari.Dengan krusialnya bentuk tanggup
jawab seorang desainer produk industry idalam perancangan sebuah produk, desainer produk
harus memilikipengetahuan dan riset yang baik sebelum merancang sebuah produk,
prosestersebut tidak ayal lagi membutuhkan waktu yang kadang-kadang tidak singkatdalam
perancangannya. Ketajaman berpikir dan membaca peluang sangatlahdominan dalam
menentukan rating desainer tersebut.Sense dapatlah kitakatakan begitu, terbentuk dari
pengalaman yang panjang dan ditempa berbagaiaspek yang melingkupi dan dihadapi sang
desainer tersebut.Skala perancangan desain produk sangat luas jika kita lihat dari berbagaiaspek;
dengan kata lain desain produk merupakan sebuah bahasa dominandalam perkembangan dan
pola pikir manusia sejak dahulu kala. Mekanisme dansystem flow yang berkembang saat ini lahir
dari kebiasaan yang berkembangsejak dahulu kala; Saat manusia purba menemukan masalah
untuk mendapatkanhasil buruan, manusia purba menciptakan senjata dalam bentuk tombak,
agardapat dijadikan alat yang efektif menangkap binatang yang diburu.

Dari contoh tersebut dapat kita lihat mekanisme berpikir kreatif yang samadalam
perancangan sebuah produk, berangkat dari masalah lalu menciptakansebuah benda agar dapat
dijadikan sebuah solusi yang efektif bagi permasalahantersebut, dan pola pikir ortodok
tersebutlah yang menjadi dasar metodologikeilmuan desain produk hingga saat ini.Tetapi
ternyata desain dari sebuahproduk disatu saat, ketika menjadi sebuah aspek yang paling tinggi
dalamkehidupan manusia, dengan nilai-nilai dan orientasi yang dirancang dapatdengan tepat
berubah menjadi sebuah sarana atau alat menentukan selera,interaksi dan komponen psikologis
lainnya dalam pasar yang dimasuki. Desainproduk itu sendiri dapat menjadi teori-teori itu
sendiri, mejadi icon-icon,semantik-semantik, serta pengaruh dengan keberadaannya yang dibawa
olehaspek-aspek lain secara mandiri.

 Jenis-jenis Desain Produk

Jenis jenis desain produk ada dua, yaitu :


1. Membuat desain produk yang benar-benar baru dengan rancangan dan prototype baru
yang belum pernah ada sebelumnya. Berdasarkan penelitian dilakukan inovasi untuk
menghasilkan desain produk baru yang kreatif.
2. Memodifikasi atau mengembangkan desain produk yang sudah ada.Desain baru berfungsi
untuk menyelesaikan masalah terhadap desain yang ada. Ini terjadi baik melalui produk
baru atau variasi dari produk yang sudah ada.

 Tujuan Desain Produk dan Fungsi Desain Produk serta Manfaat Desain Produk

Desain produk yang baik bertujuan untuk membuat pengguna merasa nyaman, aman  dan
mendapatkan manfaat saat menggunakan produk tersebut.Jadi berkaitan dengan aspek
bagaimana pengguna akan berinteraksi dengan produk tersebut, apakah merasa nyaman, aman,
mudah digunakan, memberikan solusi dan manfaat atas masalah pengguna, sehingga bisa
memberi dampak positif secara emosional.

 Secara umum tujuan desain produk  adalah :


1. Menghasilkan produk berkualitas yang mempunyai nilai jual yang tinggi.
2. Untuk menghasilkan produk yang tren pada masanya sesuai kebutuhan konsumen.
3. Membuat produk seekonomis mungkin tanpa mengurangi nilai jual, kualitas dan manfaat
produk tersebut.
4. Meningkatkan pangsa pasar dan menargetkan segmen pasar baru

 Berikut fungsi desain produk secara umum :


1. Sebagai identitas produk
2. Menjadi pelindung produk
3. Menambah nilai jual produk

 Manfaat Desain Produk

Konsumen seringkali bersedia membayar lebih mahal untuk produk/jasa yang terlihat
lebih baik dan menawarkan kegunaan yang lebih besar, fungsionalitas yang lebih baik, dan
keberlanjutan.Banyak konsumen membuat keputusan pembelian berdasarkan pada desain
produk, karena desain produk yang baik mengindikasikan kualitas, penampilan, kinerja,
kemudahan penggunaan, dan keandalannya.Desain produk memungkinkan diferensiasi produk
dan mengomunikasikan fungsi produk dengan jelas kepada konsumen.Desain produk dan jasa
merupakan faktor penentu kesuksesan suatu produk/jasa.Menciptakan desain produk/jasa yang
baik dapat membawa banyak manfaat dalam bisnis.

Manfaat desain produk antara lain bisa meningkatkan kinerja, efisiensi, dan nilai
produk/jasa, serta dapat mengurangi biaya dan risiko bagi bisnis Anda.Dengan desain produk
dan jasa yang kreatif dan inovatif akan membuatnya lebih menarik dan unik bagi konsumen dan
meningkatkan jangkauan produk/jasa Anda di pasar, sehingga dapat meningkatkan penjualan dan
mempercepat pengembalian investasi Anda.Desain produk dan jasa yang cermat juga dapat
membantu Anda mengurangi biaya produksi, mengoptimalkan penggunaan bahan, dan
meminimalkan pemborosan. Dalam merancang produk yang berupa jasa merupakan tantangan
tersendiri karena jasa umumnya mempunyai karakteristik unik.Desain produk yang berupa jasa
merupakan cara perusahaan untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada konsumen,
dengan cara meminimalkan tingkat komplain untuk diantisipasi oleh perusahaan secara
maksimal.

 Tahapan Pengembangan Produk

Berikut dibawah ini merupakan alur tahapan yang dilakukan oleh


divisi Research & Development untuk mengembangkan produk yang telah merekahasilkan
sebelumnya

a. Ide yang bisa berasal dari berbagai sumber dari dalam perusahaanmisalnya bagian Riset
dan Pengembangan dan dari luar melalui pemahamanperilaku konsumen, persaingan,
teknologi, pekerja, persediaan
b. Kemampuan yang dimiliki perusahaan untuk merealisasikan ide.Dengan melakukan
koordinasi dari berbagai bagian yang terkait di perusahaanyang bersangkutan
c. Permintaan konsumen untuk menang dalam bersaing denga caramengidentifikasi posisi
dan manfaat produk yang diinginkan konsumenmelaului atribut tentang produk
d. Spesifikasi fungsional: bagaimana suatu produk bisa berfungsi. Denganmelalui
identifikasi karakteristik engineeringproduk, kemungkinandibandingkan dengan produk
dari pesaing
e. Spesifikasi produk: Bagaimana produk dibuat? Melaui spesifikasi fisikseperti ukuran,
dimensi.
f. Review desain: Apakah spesifikasi produk sudah yang terbaik dalammemenuhi
kebutuhan konsumen?
g. Tespasar: Apakah produk memenuhi harapan konsumen? Untukmemastikan prospek ke
depannya melalui perjualan dalam jumlah besar.
h. Perkenalan di pasar dengan memproduksi secara masal untukdipasarkan
i. Evaluasi: untuk mengukur sukses atau gagal, karena apabila gagalsecara cepat bisa
diganti produk lain.yang lebih menguntungkan.

 Pengorganisasian Pengembangan Produk

Banyak perusahaan yang membuat departemen tersendiri untuk bagianpenelitian dan


pengembangan produk, kemudian departemen rekayasamanufaktur untuk merancang produk,
dilanjutkan departemen produksi yangmemproduksi secara masal produk tersebut. Cara seperti
itu mempunyaikelebihan yaitu adanya tugas dan tanggung jawab yang tetap tetapi
mempunyaikelemahan yaitu kekurangan pemikiran ke masa depan. Cara lain yang
dapatdilakukan adalah dengan menugaskan seorang manajer prodyk untuk“memenangkan”
produk melalui system pengembangan produk dan organisasiterkait. Ada juga pendekatan yang
terbaru yaitu dengan menggunakan tim yangdikenal sebagai:

a. Tim Pengembangan Produk yang bertanggung tawab untukmenterjemahkan permintaan


pasar menjadi sebuah produk yang dapat mencapaikeberhasilan produk dalam arti dapat
dipasarkan, dapat diproduksi dan mampumemberikan pelayanan.
b. Tim desain yang bertanggung jawab dalam membuat desain produk sesuaikeinginan
konsumen dan sesuai dengan kemampuan perusahaan untukmemproduksinya
c. Tim Rekayasa Nilai yang biasanya terbentuk dari gabungan semua unsure yang
terpengaruh yang dikenal dengan lintas fungsional sehinggapengembangan produk yang
lebih cepat dilakukan melalui kinerja simultan dariaspek yang beragam.
 Manufacturability and Value Engineering

Adalah aktifitas yang menolong memperbaiki desain, produksi, pemeliharaandan


penggunaan sebuah produk. Hal ini dilakukan dengan tujuan antara lain:
 Mengurangi kompleksitas produk.
 Standardisasi tambahan dari komponen
 Perbaikan aspek fungsional produk.
 Memperbaiki desain pekerjaan dan keamanan pekerjaan
 Memperbaiki kemudahan pemeliharaan produk.
 Desain yang tangguh

 Isu-Isu Yang Berkaitan Dengan Desain Produk

Untuk mengembangkan system dan struktur organisasi yang efektif,maka ada beberapa isu
penting yang harus dipahami yaitu antara lain

 Desain yang tangguh (Robust Design) adalah sebuah desain yang dapatdiproduksi sesuai
dengan permintaan walaupun pad kondisi yang tidakmemadai pada proses produksi.•
Desain Modular (Modular Design) adalah bagian atau komponen sebuahproduk dibagi
menjadi komponen yang dengan mudah dapat ditukar ataudigantikan
 Computer Aided Design
(CAD) adalah penggunaan sebuah computer secarainteraktif untuk
mengembangkan dan mendokumentasikan sebuah produk.
 Computer Aided Manufacturing
(CAM) adalah penggunaan teknologiinformasi untuk mengendalikan mesin.
 Realty Virtual Technology
(RVT) adalah bentuk komunikasi secara tampilandimana gambar menggantikan
kenyataan dan biasanya pengguna daptmenanggapi secara interaktif.
 Analisis Nilai (Value Analysis). Merupakan kajian dari produk sukses yangdilakukan
selama proses produksi.
 Desain Yang Ramah Lingkungan ( Environtmentally Friendly Design).Merupakan
perancanagn produk yang telah memasukkan unsure kepekaanterhadap permasalan
lingkungan yang sangat luas pada proses produksi. Carayang bisa dilakukan antara lain
dengan:
1. Membuat produk yang dapat didaur ulang
2. Menggunakan bahan baku yang dapt di daur ulang.
3. Menggunakan komponen yang tidak membahayakan
4. Menggunakan komponen yang lebih ringan.
5. Menggunakan energi yang lebih sedikit.
6. Menggunakan bahan baku yang lebih sedikit.
 Langkah Mendesain Produk
1. Identifikasi kebutuhan
2. Kumpulkan ide
3. Menyaring ide
4. Menganalisa ide tersaring
5. Menentukan ide yang paling mungkin
6. Persiapan pewujudan
7. Membuat sample dan diuji
8. Pengujian pasar
9. Produksi dan pemasaran dalam arti yang sesungguhnya
10. Purna jual dan evaluasi
 Sumber Ide / Gagasan
1. Internal
 Bagian penelitian
 Konsultan perusahaan
 Tenaga penjualan
 Peran aktif semua pihak
2. Eksternal
 Kecenderungan pasar
 Masukan pelanggan
 Pesaing
 Peramalan

 Alternatif Pilihan Dalam Desain Produk


1. Mengembangkan produk yang benar-benar baru
2. Penambahan produk yang telah ada (diversifikasi produk)-Diverifikasi konsentrik-
Diverifikasi horizontal-Diverifikasi konglomerat
3. Modifikasi desain produk yang telah ada
4. Mengembngkan produk lokal yang belum pernah ada
5. Meniru produk yang telah ada
 Ciri Desain Produk Yang Handal
1. Memiliki perkiraan umur / lama penggunaan yang baik
2. Mampu berfungsi untuk penggunaan normal maupun ekstrim
3. Tidak terlalu bergantung pada komponen kritikal
4. Ketergantungan kerusakan pada salah satu bagian sangat kecil
5. Seberapa komponen yang rusak dapat diperbaiki
6. Mudah perawatannya

1) Desain Produk Kemasan

Dalam persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan tidak bisa lagi bersaing dengan
hanya mengandalkan kualitas produk.Tetapi perusahaan harus bisa membuat identitas
produknya mempunyai ciri khas yang pada akhirnya bisa dikenal luas dan menarik minat
konsumen untuk membeli produk tersebut.Sebagus apapun kualitas dan desain produk jika tanpa
didukung dengan desain kemasan yang baik maka akan sia-sia.Karena desain kemasan produk
yang menarik, unik dan berkualitas dapat mempengaruhi konsumen untuk memberikan respon
positif yang akhirnya membeli produk yang dipasarkan.

Daya tarik suatu produk tidak bisa terlepas dari kemasannya, karena kemasan langsung
berhadapan dengan konsumen.Bahkan kemasan bisa menjadi identitas suatu bisnis.Desain
kemasan produk yang menarik, unik dan berkualitas akan menjadi pembeda dari
kompetitornya.Melalui desain kemasan produk, maka perusahaan dapat menyampaikan
informasi terkait merek, logo, kualitas, dan lain-lain. Hal ini juga yang akan menarik perhatian
konsumen untuk jatuh cinta pada suatu produk.

Desain produk kemasan adalah suatu rancangan atas kemasan pada suatu produk sebagai
upaya untuk mendukung pemasaran.Selain berfungsi untuk membungkus, desain kemasan
produk mempunya fungsi lain terkait pemasaran, yaitu memberi proteksi, sarana komunikasi
visual (kesan elegan, ekslusif, dan berkualitas), simbol estetika dilihat dari elemen desain (warna,
tipografi, dan komposisi), penegasan identitas, aspek ergonomi (terkait kenyamanan dan
kemudahan dalam pemakaian), penyampaian informasi dan sebagai wadah pendistribusian.

2) Desain Produk Industri

Pengertian desain Produk Industri adalah bidang ilmu dalam merencanakan dan
merancang suatu produk untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan kebutuhan manusia,
berdasarkan pada perkembangan prinsip-prinsip industri yang melingkupinya untuk
meningkatkan kualitas hidup manusia.Desain produk industri merupakan salah satu bidang yang
termasuk dalam industri kreatif.Industri kreatif saat ini sedang berkembang pesat di berbagai
belahan dunia termasuk Indonesia. Potensi tersebut memberikan peluang untuk perkembangan
desain produk industri. Sehingga masih banyak dibutuhkan desainer di bidang Desain Produk
Industri .

C. PERANCANGAN PRODUK

Kesuksesan ekonomi sebuah perusahaan manufaktur tergantung pada kemampuan untuk


mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, kemudian secara tepat menciptakan produk yang dapat
memenuhi kebutuhan tersebut dengan biaya yang rendah. Untuk membuat sebuah produk
biasanya kita akan melewati tahap-tahap sebagai berikut:

1. Market Research dan Feasibility Study Market Research

dilakukan untuk mengetahui selera pasar pada umumnya. Dari market research ini bisa
didapatkan produk seperti apa yang konsumen butuhkan atau inginkan.

2. Brainstorming

Brainstorming, atau dalam bahasa Indonesia juga disebut sebagai curah pendapat, adalah
proses mengumpulkan ide-ide untuk mencari solusi/jalan keluar dari masalah yang didiskusikan.
Dari proses berdiskusi ini akan didapatkan garis besar barang yang akan dibuat, cara kerja,
komponen yang akan dipakai, dan lain sebagainya. Misalnya kita ingin membuat mesin
penghisap debu, akan terbayang untuk membuatnya dibutuhkan motor, chasing/wadah,
filter/saringan, hose/pipa, mulut pipa dan sebagainya.

3. Menentukan Tujuan dan Batasan Produk

Tujuan dan batasan diperlukan agar kita tidak berlebihan dalam merancang produk
tersebut yang akan berakibat mahalnya harga jual ke konsumen. Konsumen tentu saja
menginginkan nilai tambah yang ditawarkan dalam produk tersebut sepadan dengan biaya yang
dikeluarkannya (reasonable price).Tentu saja market research diperlukan untuk mengetahui
selera pasar. Dari menentukan tujuan dan batasan ini kita memperoleh spesifikasi komponen-
komponen dan material apa saja yang akan dipakai.

4. .Menggambar Produk

Dengan menggambarkan produk berdasarkan hubungan dimensi komponen-komponen


yang sudah ditentukan dalam tahap-2 di atas, kita akan mendapatkan ilustrasi produk jadi.
Produk bisa digambar dalam 2 dimensi atau 3 dimensi, biasanya gambar 3 dimensi lebih mudah
dimengerti oleh sebagian besar orang. Merancang produk dalam 3 dimensi bisa dilakukan
dengan menggunakan software SolidWorks, Inventor, Catia dll.

5. Review Produk

Produk review dilakukan untuk mengevaluasi apakah ada kekurangan pada rancangan
yang sudah dibuat desainnya sampai tahap gambar ini. Diskusi dengan melihat gambar produk
biasanya lebih mudah berkembang daripada hanya membayangkannya saja. Pada tahap ini
kembali dilakukan brainstorming untuk mendapatkan hasil yang optimal dan meminimalisir
masalah yang akan timbul ketika produksi masal nanti. Pada tahap ini pula biasanya produk yang
sedang dirancang perlu dibenahi disana-sini.

6. Membuat Prototype/Sample

Sample barang yang akan diproduksi masal bisa dibuat dengan berbagai cara. Untuk
produk-produk dari resin bisa dimodelkan dengan mesin rapid prototyping, desain body mobil
yang stylish bisa dimodelkan dengan tanah liat khusus, kardus pembungkus produk bisa dibuat
dengan tangan. Untuk produk-produk yang sudah umum tidak perlu sampai membuat sample
barangnya (produk-produk dari besi), namun memerlukan ketelitian dalam menggambar dan
tidak boleh ada kesalahan gambar yang bisa berakibat fatal: barang reject.

7. Uji Coba

Sebelum dipasarkan tentu kita perlu menguji apakah barang yg kita buat ini benar-benar
handal atau tidak.Ada yang mengujinya berdasarkan waktu, ditekan, dijatuhkan, dan lain-
lain.Produsen telepon seluler seperti nokia memiliki mesin khusus untuk menguji ponsel-ponsel
buatan mereka supaya tahan terhadap bantingan.Jika ditemukan hal-hal yang tidak memuaskan
tentu saja produk tersebut perlu didesain ulang (kembali ke tahap 3).Hal-hal yang memuaskan
tentu saja harus dilihat dari sudut pandang konsumen, bukan produsen. Begitulah produsen-
produsen besar saat ini mengkaji terus menerus produk mereka agar nama produk yang mereka
buat tetap terjaga.

8. Poduksi Masal

Dalam produksi masal perlu adanya kontrol kualitas agar konsumen tidak sampai
menerima barang yang rusak.

9. Garansi

Garansi adalah layanan purna jual yang diberikan oleh perusahaan yang membuat produk
tersebut agar konsumen tenang jika sewaktu-waktu ada kerusakan pada barang tersebut.Banyak
konsumen yang lebih memilih membayar agak lebih mahal untuk mendapatkan garansi dan
ketenangan dalam pemakaian produk.

D. JUMLAH PRODUK YANG AKAN DI PRODUKSI

1. Pendekatan Mikro

Biaya marjinal (MC) adalah satu faktor pada perubahan biaya variable rata rata(AVC)
dan otomaits biaya total rata rata (AC) ikut berubah, contoh bila nilai MC lebih kecil dari AC,
maka nilai AC juga akan turun, sebaliknya bila nilai MC lebih besar dari nilai AC, maka nilai
AC juga ikut naik.Bila kondisi perusahaan MR = MC (pendapatan marjinal = biaya marjinal),
ini merupakan satu faktor perusahaan memperoleh keuntungan maksimal.

 Penerimaan Marginal (Marginal Revenue)


Marginal Revenue merupakan Tambahan penerimaan yang diperoleh sebagai hasil dari
penjualan satu unit produk lagi.
 Analisi Keseimbangan Umum (general equilibrium analysis)
Analisis Keseimbangan Umum, membahas hubungan antara pasar yang satu dengan
pasar yang lainnya,khususnya antara pasar barang dan pasar faktor sebagai satu
keseluruhan(general). karena kenyataannya harga dipasar yang satu ikut mempengaruhi
harga di pasar-pasar yang lain, baik dalam jangka panjang maupun pendek. setiap
perubahan permintaan atau penawaran di pasar yag satu berkaitan dengan dan ikut
mempengaruhi permintaan dan penawaran di pasar yang lain.

2. Linear programming (LP)

atau pemrograman linear (PL) adalah suatu pendekatan matematis untuk menyelesaikan
suatu permasalahan agar didapatkan hasil yang optimal.Permasalahan yang sering diselesaikan
dengan Linear Programming adalah dalam pengalokasian factor-faktor produksi yang terbatas
jumlahnya terhadap berbagai kemungkinan produksi sehingga didapatkan manfaat yang optimal
(maksimal dan minimal).Sasaran maksimal, misalnya secara efisien sehingga manfaat yang ingin
dicapai (jumlah produksi/nilai penjualan/laba, dan lain-lain) menjadi maksimal. Sasaran minimal
misalnya, bagaimana mencari kombinasi produksi agar penggunaan faktor-faktor produksi
minimal tetapi manfaat yang dicapai (dari kombinasi produksi) tidak lebih rendah dari angka
yang diinginkan ( Tarigan, 2005).

Munawir (1986) menyatakan bahwa analisa break even point merupakan suatu analisa
yang ditujukan untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan
agar perusahaan tersebut tidak menderita kerugian (keuntungan=0). Melalui analisa BEP dapat
dibuat perencanaan penjualan, sekaligus perencanaan tingkat produksi, agar perusahaan secara
minimal tidak mengalami kerugian.

Analisis break even point digunakan untuk menentukan hal-hal sebagai berikut:
a) Jumlah penjualan minimum yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami
kerugian. Jumlah penjualan minimum ini berarti juga jumlah produksi minimum yang
harus dibuat.
b) Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh laba yang telah direncanakan
atau dapat diartikan bahwa tingkat produksi harus ditetapkan untuk memperoleh laba
tersebut.
c) Mengukur dan menjaga agar penjualan dan tingkat produksi tidak lebih kecil dari BEP.
d) Menganalisis perubahan harga jual, harga pokok dan besarnya hasil penjualan atau
tingkat produksi.
e) Siklus hidup produk (bahasa Inggris: Product life cycle) adalah siklus hidup suatu
produk/organisasi dengan tahapan-tahapan proses perjalanan hidupnya mulai dari
peluncuran awal (soft launching), peluncuran resmi (grand launching), perubahan dari
target awal, lalu mulai berjuang dan berkompetisi dengan produk-produk yang sejenis,
hingga melewati persaingan dan kompetisi produk memiliki tingkat penerimaan/
penjualan/ distribusi yang luas dan tersebar.

Sepanjang umur suatu produk, perusahaan biasanya memformulasikan kembali strategi


pemasarannya beberapa kali.Tidak hanya kondisi ekonomi berubah, dan pesaing
melancarkanserangan baru namun, tambahan lagi produk itu melewati tahap baru dari minat dan
persyaratan pembeli.Kosekuensinya, perusahaan harus merencanakan strategi penggantiyang
tepat untuk tiap tahap dalam siklus hidup produk tersebut. Perusahaan berharap memperpanjang
umur dan profitabilitas produk walaupun tahu bahwa produk tersebut tidak akan bertahan
selamanya. PLC (Product life Cycle) atau siklus hidup produk merupakan konsep penting dalam
pemasaran yang memberikan pemahaman tentang dinamika suatu produk yang kompetitif.

Dalam konteks organisasi siklus hidup suatu organisasi menjadi organisasi yang dihargai dan
memiliki kredibilitas yang tinggi.Siklus hidup produk menggambarkan tahap-tahap yang berbeda
dalam sejarah penjualan suatu produk.Tahap-tahap ini berhubungan dengan kesempatan dan
masalah yang berbeda mengenai strategi pemasaran dan laba potensial.

Dengan mengidentifikasitahap-tahap yang berbeda dengan tantangan yang berbeda tahap suatu
produk berada, atau tahap yang akan dicapai , perusahaan dapat memformulasikan encana
pemasaran dengan lebih baik. Mengatakan suatu produk memiliki siklus hidup adalah
menegaskan empat hal :

a) Produk memiliki umur terbatas


b) Penjualan produk melewati tahap-tahap yang berbeda, dengan tantangan yang berbeda
bagi penjual.
c) Laba naik turun pada tahap yang berbeda dalam siklus hidup produk
d) Produk membutuhkan strategi pemasaran, keuangan, produksi, pembelian dan personel
yang berbeda dalam tiap tahap siklus hidup mereka.

Menurut Basu Swastha (1984:127-132), daur hidup produk itu di bagi menjadi empat tahap,
yaitu :

I. Tahap perkenalan (introduction).

pada tahap ini, barang mulai dipasarkan dalam jumlah yang besar walaupun volume
penjualannya belum tinggi. Barang yang di jual umumnya barang baru (betul-betul baru) Karena
masih berada pada tahap permulaan, biasanya ongkos yang dikeluarkan tinggi terutama biaya
periklanan.Promosi yang dilakukan memang harus agfesif dan menitikberatkan pada merek
penjual.Di samping itu distribusi barang tersebut masih terbatas dan laba yang diperoleh masih
rendah.

II. Tahap pertumbuhan (growth).

Dalam tahap pertumbuhan ini, penjualan dan laba akan meningkat dengan cepat. Karena
permintaan sudah sangat meningkat dan masyarakat sudah mengenal barang bersangkutan, maka
usaha promosi yang dilakukan oleh perusahaan tidak seagresif tahap sebelumnya.Di sini pesaing
sudah mulai memasuki pasar sehingga persaingan menjadi lebih ketat. Cara lain yang dapat
dilakukan untuk memperluas dan meningkatkan distribusinya adalah dengan menurunkan harga
jualnya.

III. Tahap kedewasaan (maturity)

Pada tahap kedewasaan ini kita dapat melihat bahwa penjualan masih meningkat dan
pada tahap berikutnya tetap.Dalam tahap ini, laba produsen maupun laba pengecer mulai
turun.Persaingan harga menjadi sangat tajam sehingga perusahaan perlu memperkenalkan
produknya dengan model yang baru.Pada tahap kedewasaan ini, usaha periklanan biasanya mulai
ditingkatkan lagi untuk menghadapi persaingan.

IV. Tahap kemunduran (decline)

Hampir semua jenis barang yang dihasilkan oleh perusahaan selalu mengalami kekunoan
atau keusangan dan harus di ganti dengan barang yang baru.Dalam tahap ini, barang baru harus
sudah dipasarkan untuk menggantikan barang lama yang sudah kuno. Meskipun jumlah pesaing
sudah berkurang tetapi pengawasan biaya menjadi sangat penting karena permintaan sudah jauh
menurun.Apabila barang yang lama tidak segera ditinggalkan tanpa mengganti dengan barang
baru, maka perusahaan hanya dapat beroperasi pada pasar tertentu yang sangat terbatas'
Altematif-alternatif yang dapat dilakukan oleh manajemen pada saat penjualan menurun antara
lain:

a) Memperbarui barang (dalam arti fungsinya).


b) Meninjau kembali dan memperbaiki progrcm pemasaran serta program produksiny a agar
lebih efisien.
c) Menghilangkan ukuran, warna, dan model yang kurang baik.
d) Menghilangkan sebagian jenis barang untuk mencapai laba optimum pada barang yang
sudah ada.
e) Meninggalkan sama sekali barang tersebut.

Untuk memperpanjang siklus hidup produk dapat dilakukan upaya-upaya seperti:


mendidik pasar, beriklan, menjaganya dengan penjualan dsb. Ada juga istilah daur ulang siklus
produk yang diterapkan untuk menarik proyek dari penurunan dengan memperbaiki atau dengan
perubahan lainnya, seperti pengemasan ulang dan pemotongan harga.

V. Strategi Pengenalan Dan Pengembangan Produk Baru

Hampir tidak ada perusahaan yang dapat luput dari pengaruh kemajuan teknologi dan
munculnya produk-produk baru. Cepat atau lambat, hampir semua produk yang ada sekarang
akan hilang dari pasar dan digantikan dengan produk-produk lain sehingga pertumbuhan dan
keuntungan perusahaan dalam jangka panjang akan tergantung dari kebijaksanaan produk yang
didefinisikannya. Dalam kondisi saat ini, dimana perkembangan pasar sangat dinamis dan penuh
persaingan, perusahaan akan sulit mempertahankan eksistensinya jika hanya bertahan pada
produknya yang sekarang. Oleh karena itu, pengembangan produk baru merupakan suatu hal
yang penting bagi perusahaan.Pengembangan tersebut meliputi pembuatan produk yang baru
atau penyempurnaan dari produk yang sudah ada.

Proses pengembangan produk baru juga disertai dengan berbagai resiko kegagalan.
Untuk memperkecil resiko kegagalan, produk baru perlu dibuat berdasarkan konsep produk yang
sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen serta dapat menciptakan kepuasan bagi
konsumen. Dalam tulisan ini akan dijelaskan konsep-konsep dan tahapan yang diperlukan dalam
pengembangan produk jasa baru pada operator telekomunikasi masa kini. Konsep - konsep yang
dijelaskan disini bukan hanya bisa diterapkan bagi operator telekomunikasi saja, tapi juga dapat
berlaku bagi perusahaan secara umum.

3. Transformasi dari Invention menuju Innovation

Pengembangan produk atau jasa akan melalui suatu tahap yang dikenal dengan Invention.
Inventionadalah proses menemukan suatu teknologi dari tidak ada menjadi ada. Sedangkan
Innovation adalah proses pembaharuan dari invention. Innovation melibatkan peluang yang ada
di pasar dengan penemuan teknologi dan pengetahuan tentang teknologi baru. Sebagai contoh,
temuan teknologibluetooth, yang memungkinkan pertukaran data melalui koneksi wireless
dengan daerah jangkauan sekitar 150 meter, saat ini telah diintegrasikandalam media telepon
selular (handphone), sehingga para pengguna handphone dapat lebih mudah saling bertukar data.

Contoh lain adalah inovasi pada perusahaan minuman ringan Coca-cola dimana inovasi
adalah salah satu kunci keberhasilan yang menjadikan Coca-Cola Indonesia semakin besar dan
dikenal luas. Melalui riset dan pengembangan (Research & Development), Coca-Cola terus
berinovasi untuk menciptakan produk, kemasan, strategi pemasaran, serta perlengkapan
penjualan baru yang lebih berkualitas, kreatif, serta mempunyai ciri khas tersendiri. Pada tahun
2002, Coca-Cola Indonesia meluncurkan Frestea, teh dalam kemasan botol dengan aroma bunga
melati yang khas.Pada tahun 2003, Fanta menghadirkan campuran dua rasa buah, orange dan
mango, yang disebut "Fanta Oranggo", setelah pada tahun sebelumnya sukses meluncurkan
Fanta Nanas. Dengan inovasi, Coca-Cola yakin bahwa produk-produk yang ditawarkan akan
mampu memenuhi kebutuhan pasar di Indonesia. Pada proses inovasi ini, khususnya pada tahap
inisiasi perlu dipertimbangkan bahwa inovasi yang dihasilkan dapat diterima oleh perusahaan
maupun masyarakat. Jelas bahwa inovasi sangat diperlukan dalam pengembangan produk baru
untuk memunculkan ide dan kreatifitas munculnya produk atau jasa baru yang dapat
dimanfaatkan oleh para konsumennya.

4. Peran Unit R&D

Hasil inovasi yang lahir dari suatu perusahaan akan ditindaklanjuti dengan proses
pengembangan produk atau jasa baru. Untuk itu perlu unit khusus yang menangani proses ini
yaitu Unit R&D,Research&Development. Unit ini akan melakukan riset penelitian dari hasil
inovasi untuk kemudian dikembangkan menjadi suatu produk atau jasa baru yang akan dilempar
ke pasaran. Perusahaan yang sudah mapan biasanya mengalokasikan resourcesnya sekitar 5-10
% dari sales pada aktivitas R&D.Basic Research menuju kepada terciptanya invention,edangkan
Product Development danengineering menuju kepada terciptanya Innovation.Ada tiga faktor
yang harus dipertimbangkan bagi unit R&D dalam usahanya menerapkan formulasi strategi,
yaitu :

a) Kompetensi Teknis
b) Kebutuhan Pasar
c) Corporate Interest

Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa kompetensi teknis dari researcher diperlukan
untuk melahirkan produk jasa yang berkualitas. Di lain pihak produk jasa yang dikembangkan
juga harus memperhatikan kebutuhan pasar (memiliki commertial value) maupun kepentingan
perusahaan, keduanya harus sejalan. Untuk itu diperlukan upaya untuk mencari apa yang
dibutuhkan oleh pasar dan mencari invent-to-order bagi produk atau jasa untuk memenuhi
kebutuhan tersebut.

Fungsi Riset Bisnis perlu ditambahkan sebagai suatu sub unit dalam Unit R&D untuk
menunjang keberhasilan suatu produk atau jasa baru agar sukses di pasaran. Sebagai contoh,
TELKOM R&D Center telah melakukan restrukturisasi organisasi pada akhir tahun 2006 dan
melahirkan satu bidang baru yaitu Bidang Research of Business. Bidang RoB tersebut meliputi 4
laboratorium dengan masing-masing fungsinya sebagai berikut :
a) Business Strategy, melaksanakan riset dan pengembangan bisnis
b) Business Performance, melakukan evaluasi dan identifikasi performansi bisnis
c) Business Competitiveness, menyediakan data pasar, pelanggan dan kompetitor
yang kompetitif
d) Industrial Partnership, melakukan pengembangan hubungan kemitraan yang
strategis dengan institusi yang relevan.
e) Inovasi Technology Push VS Need Pull

Pada tahap eksplorasi ada 3 pola proses pengenalan dan pengembangan produk/jasa baru yaitu :

a. Menarik Pasar (Need

Menurut pandangan ini, Anda harus membuat apa yang dapat dijual. Produk baru
ditentukan oleh pasar berdasarkan kebutuhan pelanggan.Jenis produk baru ditentukan melalui
penelitian pasar & umpan balik pelanggan, dgn sedikit perhatian terhadap teknologi. Need Pull
akan menuju pada terbentuknya incremental innovation.

b. Mendorong Teknologi (Technology Push)

Pandangan ini menyarankan Anda harus menjual apa yang dapat anda buat. Produk baru
diperoleh dari teknologi produksi, penggunaan teknologi yang canggih dan kemudahan operasi,
dengan sedikit perhatian terhadap pasar. Dengan kata lain suatu produk atau teknologi baru
didorong atau dijual ke pasar (potential customer) yang tidak meminta atau mengetahui perihal
produk atau teknologi baru tersebut. Technolgy Push akan menuju kepada radical innovation.

5. Antar fungsional (Interfunctional)

Produk baru memerlukan kerjasama diantara pemasaran, operasi, keterampilan teknik,


dan fungsi lainnya sehingga menghasilkan produk yang memenuhi kebutuhan pelanggan dengan
penggunaan teknologi yang memberikan manfaat terbaik. Untuk kesuksesan inovasi produk atau
jasa baru diperlukan kombinasi dari kedua model pertama yaitu proses technical-linking dan
need-linking. Selain itu ada tiga elemen yang menjadi konsideran dalam menciptakan peluang
bisnis baru yaitu : relevant problem, technology sources dan market demand.

6. Lead User Research


Lead User research adalah salah satu metodologi yang diyakini dapat memberikan kunci
sukses bagi terobosan produk/jasa baru. Dasar pemikiran metodologi ini adalah adanya Lead
User yaitu spesifik konsumen/individual yang memiliki pengalaman kebutuhan lebih
dahulu/mendahului dari konsumen/individual yang lain. Dengan melibatkan team khusus yang
terdiri dari para expert pada kelompok lead user ini, maka akan didapatkan suatu temuan inovasi
yang sangat berharga.

Contoh peran serta lead user dalam suatu terobosan inovasi baru yaitu :

Protein untuk hair conditioner ditemukan oleh seorang wanita di tahun 1950 yang mempunyai
ramuan tradisional yang terdiri dari bir atau telur untuk tubuh agar lebih bersinar.

Melalui metodologi Lead user ini akan didapatkan beberapa manfaat sebagai berikut :

1. Memperoleh akses informasi yang lebih kaya dan reliable melalui kebutuhan customer
yang dapat diperoleh melalui traditional market research. Metode Lead User
melengkapi kebutuhan untuktraditional market research bukan menggantikan.
2. Pengembangan konsep produk/jasa yang lebih baik karena berasal dari data konsumen
yang lebih baik.
3. Akselerasi proses pengembangan produk/jasa.

7. Tahapan Metodologi Lead User Research

Ada empat tahapan yang harus dilakukan dalam Lead User Research, yaitu :

Stage 1: Project Planning (4-6 minggu)

Membuat master plan


Mempelajari current market place
Merumuskan fokus projek

Stage 2: Trends/Needs Identification (5-6 minggu)

Melakukan studi literatur


Melakukan Interview kepada top expert.
Analisa data, dan menentukan kebutuhan yang lebih mengerucut
Stage 3: Preliminary Concept Generation (5-6 minggu)

Interview lead user dan expert


Pengumpulan data untuk bisnis case
Mendefinisikan kebutuhan produk/jasa baru (buat draft konsep)

Stage 4: Final Concept Development (5-6 minggu)

Perencanaan Workshop Lead user


Mengundang partisipan
Pelaksanaan workshop > perbaikan konsep dengan melibatkan lead
user/expert
Finalisasi konsep
PROYEKSI KEBUTUHAN PASAR

A. Kondisi Masa Depan dan Sumber Data

Kebutuhan adalah merupakan sumber dari adanya potensi pasar. Seperti yang kita ketahui
sebelumnya bahwa kebutuhan masyarakat dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu kebutuhan
pribadi perorangan beserta rumahtangganya dan kebutuhan organisasi atau lembaga yang bersifat
mencari keuntungan ataupun lembaga yang tidak bermotif keuntungan. Semuanya itu merupakan
potensi pasar yang terbuka bagi perusahaan untuk menawarkan dan memasarkan produknya agar
dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka itu. Kebutuhan mereka itu semua
akan sangat tergantung dari perkembangan lingkungan dan lingkungan tidak pernah statis akan
tetapi selalu dinamis serta selalu berkembang. Apalagi dalam situasi dan kondisi globalisasi pada
saat ini maka perkembangan lingkungan menjadi semakin pesat. Langkah yang paling awal
dalam perencanaan adalah mencoba untuk mengetahui pertumbuhan atau perkembangan yang
terjadi dalam masyarakat, khususnya terhadap kebutuhannya.

Pertumbuhan kebutuhan tersebut merupakan dasar dari semua rencana kerja yang harus
dilakukan oleh perusahaan agar supaya dapat tercapainya keseimbangan yang menguntungkan
bagi perusahaan tersebut. Oleh karena itu maka perlu kita mengetahui perkembangan kebutuhan
masyarakat, baik terhadap jenis-jenis kebutuhannya, banyaknya kebutuhan yang mungkin timbul
di masa depan maupun mutu yang diinginkan masyarakat. Untuk mengetahui hal tersebut maka
kita harus membuat proyeksi kebutuhan di masa depan dan proyeksi ini sering disebut dengan
forecasting atau sering juga disebut Pre-Planing.

B. Sumber Data Untuk Proyeksi

Forecast adalah merupakan ramalan atau estimasi terhadap keadaan di masadepan. Hal
ini dapat berupa ramalan terhadap perubahan pemerintahan,perkembangan teknoogi maupun
perkembangan duni bisnis yang dapat mempengaruhi perencanaan pemasaran. Untuk dapat
mengetahui kesempatan-kesempatan (opportunities) yang terbuka serta apa yang harus diperbuat
oleh perusahaan dimsa mendatang maka kita perlu megetahui keadaan di masa depan khususnya
pemerintahan dan kebutuhan. Dengan dapat diperolehnya gambaran terhadap keadaan
pemerintah atau kebutuhan di masa depan maka kita dapat menyusun rencana-rencana kegiatan
kita dengan lebih baik dan menghindari diri dari kegiatan yang dapat menimbulkan kerugian atau
kekeliruan di masa depan. Gambaran terhadap permintaan di masa depan umumnya dapat digali
dari penelitian dan analisa pasar. Beberapa sumber data dapat dipergunakan dalam melakukan
analisa permintaan pasar tersebut yaitu :

a. Pendapat Konsumen

Menggali data tentang pendapat konsumen ini tidak mudah, karena hal ini tidak hanya
sekedar menanyakan apa yang dibutuhkan, akan tetapi perlu diperhatkan pula bahwa dalam hal
ini pertanyaan haruslah memiliki berbagai syarat agar data yang diperoleh dapat dipergunakan
untuk keperluan analisa selanjutnya. Syarat tersebut antara lain :
- Pertanyaan harus mudah dimegerti dan dicernakan oleh dan dengan bahasa konsumen.
- Petanyaan tersebut memungkinkan gambaran yang dapat diukur secara kuantitatif.

b. Pendapat Langganan (Customer)

Langganan adalah orang yang membeli barang atau jasa yang dipasarkan oleh
perusahaan. Langganan dapat berbeda dengan pemakai sebab pembeli (langganan) belum tentu
pemakai (konsumen). Langganan dapat dimintai keterangan tentang keputusan pembeliannya.
Dengan demikian dapat diperoleh gambaran tentang motif pembelian serta cara atau kebiasaan
pembelian mereka.

c. Catatan dan Pendapat Distributor

Distributor akan mengetahui dengan lengkap dan terperinci tentang kondisi dan situasi
langganan ataupun konsumen yang ada di daerahnya. Distributor yang selalu berhubungan
langsung dengan konsumen ataupun langganan, oleh karena itu study terhadap distributor akan
dapat memperoleh informasi tentang permintaan konsumen serta langganan. Oleh karena itu
wawancara dengan para distributor,lebih-lebih para selesman akan dapat memperoleh gambaran
yang baik terhadap kondisi pesaingan dan permintaan pasar. Distributor ini dapat berupa agen
serta took-toko pengecer.

d. Catatan Penjualan dan Perusahaan Sendiri


Perkiraan terhadap kondisi penjualan di masa depan dapat didasarkan kepadadata-data
historis dari penjualan masa yang lampau. Data historis biasanya telahtersedia di dalam
perusahaan dan merupakan data kuantitatif yang objektif.Pembahasan selanjutnya tengtang
teknik-teknik forecasting adalah mendasarkan disri dari pada data utama tersebut yaitu data
historis.
Sebagaimana kita ketahui bahwa perencanaan merupakan fungsi manajemen yang paling dasar
karena perencanaan menyangkut kegiatan memilih (mengambil keputusan) dari beberapa
alternatif tujuan organisasi dan dan perencanaan yang baik haruslah memperhatikan sifat-sifat
dari keadaan di masa yang akan datang.Perencanaan dapat diartikan sebagai suatu usaha yang
secara sadar untuk memikirkan alternatif-alternatif yang mungkin dapat dicapai pada masa
depan,menguji alternatif-alternatif tersbut dan memilih alternatif yang dikehendaki, agar dapat
ditentukan pula bagaimana cara untuk mencapainya.
Ilmu yang memepelajari tentang masa depan adalah Futurologi. Fungsi dari tinjauan terhadap
penglihatan masa depan ini adalah untuk membantu para pengambil keputusan dalam memilih
alternatif-alternatif yang menjadi arah keputusannya, dan melihat konsekuensi dari keputusan
tersebut dimasa mendatang.Uraian tentang apa yang akan terjadi di masa mendatang
mengandung alternatif-alternatif yang akan dapat dipakai pedoman untuk perencanaan.
Bagaimanapun tentang keadaan masa depan akan selalu mengandung unsure resiko atau
ketidakpastian. Namun demikian peramalan akan sangat berguna untuk memberikan arah
kebijakan atau policy meskipun biasanya hanya sampai batas normative dan antisipatif.
Sebaliknya peramalan dengan jangka waktu yang pendek akan mempunyai aspek kepastian yang
lebih besar, karena variable serta interelasi variabelnya lebih jelas, akan tetapi akan tidak bagi
perencanaan jangka panjang.

C. Kondisi Masa Depan

Perubahan masa kini baik di bidang ekonomi, sosial, politik serta kebudayaan sebagian
besar kalau tidak seluruhnya diakibatkan oleh adanya perkembangan di bidang teknologi, karena
perkembangan teknologi bersifar akseleratif dan komulatif maka sering kali imajinasi kita tidak
dapat mengikutinya. Sebagai konsekuensinya maka sudah barang tentu akan bertambah besar
pula hasil-hasil perkembangan teknologi yang belum dapat kita bayangkan pada waktu kita
membuat antisipasi tersebut.

Hal ini tidak mengurangi pentingnya pembuatan gambaran atau sekenario masa depan sebagai
pedoman perencanaan. Masa depan ini dapat diramalkan menjadi tiga macam, yaitu :

a. Dengan dasar pertumbuhan tetap, yaitu dengan menggunakan proyeksi sederhana (lineair
reggresion) dari masa lampau dan masa datang tanpa mempertimbangkan adanya akibat
dari perubahan yang sengaja dilakukan oleh generasi sekarang maupun generasi yang
akan datang.
b. Dengan mempertimbangkan adanya perubahan yang dilaksanakan oleh generasi
sekarang serta generasi yang akan datang sebagai usaha mereka untuk menjawab
tantangan-tantangan.
c. Dengan memperhatikan kejadian-kejadian yang mungkin timbul seperti bencanaalam,
epidemis, gerakan/keadaan politik seperti nasionalisasi perusahaan asing dan sebagainya.
Dalam hal ini menggunakan teori kemungkinaan atau probabilitas, yang memungkinkan
kita untuk meramalkan tingkat ketelitian tertentu atau probabilitas dari terjadinya lagi
peristowa-peristiwa yang telah lampau.
 Dalam hal ini terdapat tiga macam keadaan, yaitu:
Ketidak pastian (Uncertainty)
Ketidakpastian menunjukan suatu keadaan yang benar-benar tidak ada data yang dapat
kita gunakan untuk menaksir atau meramalkan akan terjadinya keadaan tertentu. Keadaan
tersebut misalnya saja bencana alam banjir, gunung meletus, gempa bumi dan
sebagainya. Keadaan tersebut disebut keadaan yang tidak pasti atau ketidakpastian.
 Risiko (Risk)
Keadaan ini menunjukkan keadaan yang tingkat ketidak-pastiannya lebih rendah, dimana
dalam hal ini sudah terdapat data-data yang dapat dipergunakan untuk meramalkan
terjadinya suatu keadaan tertentu itu. Data-data tersebut telah terkumpul dari data itu kita
dapat menghitung probabilitas terjadinya suatu keadaan tertentu. Keadaan ini dapat
diberikan permisalan kejadian akan kebakaran gedung, kematiaan seseorang, kecelakaan
lalu lintas,kecelakaan pesawat udara, keselamatan penumpang/ barang dalam angkutan
laut dan lain sebagainya. Keadaaan-keadaan tersebut telah terdapat data-data yang dapat
menopang perkiraan atau probabilitas akan terjadinya keadaan-keadaan tersebut diatas.
Dengan adanya probabilitas kejadian itu maka kita dapat menyusun rencana atas dasar
probabilitas tersebut. Keadaan inilah yang disebut keadaan “resiko”.
 Kepastian (Certainty)
Keadaan ini menunjukkan keadaan yang sudah pasti terjadi, dan dengan adanya kepastian
akan kejadian it maka peramalan kita akan mendekati kebenaran dan menjadi lebih
sederhana.

D. Faktor-Faktor dalam Proyeksi

Pada umumnya dalam melakukan proyeksi dipergunakan dasar yang pertama yaitu
dengan dasar pertumbuhan tetap. Dengan menggunakan dasar pertumbuhan tetap maka
peramalan dilakukan dalam bentuk regresi garis lurus (lineair reggresion) atau proyeksi
sederhana dari masa lampau ke masa datang tanpa mempertimbangkan adanya akibat dari
perubahan-perubahan yang sengajan dilakukan oleh masyarakat generasi sekarang maupun
generasi yang akan datang. Dalam hal ini berate kita menggunakan regresi lineair tanpa
menganggap adanya usaha-usaha manusia itu sendiri untuk mengubah keadaan tersebut, dan kita
hanya mengikuti arah perkembangan yang sudah terjadi itu seperti apa adanya, menurut
keadaannya itu sendiri. Dalam hal ini terdapat tiga hal yang harus diperhatikan yaitu:

a. Arah Pertumbuhan atau Arah Perkembangan

Arah pertumbuhan ini memiliki aspek perubahan-perubahan yang terjadi dalam jangka
panjang. Hal ini sering kali disebut dengan “trend perkembangan”.Pengaruh ini menunjukkan
perkembangan-perkembangan, baik perkembangan yang positif (growth) maupun perkembangan
yang negatif (decline).

b. Pengaruh Musiman (“Seasonal Efect”)

Setiap usaha akan selalu memiliki pengaruh-pengaruh perubahan dalam satu tahun yang
disebabkan oleh pengaruh musiman, baik musim yang bersifat alamiah maupun yang bersifat
social atau ekonomis. Dengan adanya pengaruh musim maka setiap usaha akan memiliki
fluktuasi musimannya sendiri-sendiri antara satu jenis usaha yang lain. Perhitungan yang dapat
kita laksanakan untuk memperkirakan fluktuasi musiman tersebut “Indek Musim” atau “Seasonal
Index”. Pengaruh musim akan dapat menunjukkan gejala perubahan volume penjualan karena
pengaruh musim. Pengaruh musim ini akan dapat diperhitungkan ke dalam foregast kita.
Perhitungan itu terlihat dalam perhitungan indeks musim.Perlu diperhatikan disini bahwa arti
kata musim tidak saja berarti musim kemarau atau musim penghujan, akan tetapi dapat pula
berarti musim ajaran baru atau musim penerimaan mahasiswa baru. Bahkan dapat berarti pula
musim turunnya anggaran pembangunan pemerintahan (DIP=Daftar Isian Proyek).

c. Pengaruh Konjungtur atau Siklis (“Cyclical Efect”)

Dalam hal ini kita berusaha untuk memperhitungkan perubahan-perubahan yang terjadi
sebagai akibat dari perkembangan sosial ekonomis jangka panjang atau siklus kehidupan
ekonomi yang sering disebut dengan pengaruh konjungtur. Pengaruh ini pada umumnya akan
terjadi antara lima sampai delapan tahun.Pengaruh ini merupakan gejala fluktuasi perekonomian
jangka panjang yang sering disebut sebagai pengaruh konjungtur.Disamping faktor utama diatas
kadang-kadang terdapat pula faktor lainseperti perang, pemogokan, serangan hama, penyakit dan
sebagainya.

E. Metode Proyeksi

Peramalan untuk memperoleh suatu gambaran tentang kondisi masa depan yang akan
dijadikan dasar perencanaan kegiatan pemasaran dapat dilakukan dengan berbagai metode yaitu :

a. Metode Time Series atau Trend

Time series atau Runtun Waktu adalah suatu analisa di mana kita berusaha
menggambarkan pola perkembangan penjualan dari catatan penjualan pada runtun waktu yang
telah lewat untuk dapat memperoleh besar kecilnya tingkat perkembangan penjualan tahunan
Analisa Time Series ini sering juga disebut “Trend Regression” atau sering pula disebut “Least
Square”. Data historis dapat memberikan pola penggerak atau pertumbuhan permintaan pasar
dan degan pola tersebut kita berusaha memperkirakan, meramalkan, tentang bagaimana
permintaan pasar di masa depan.

b. Metode Eksponensial
Kadang-kadang bertuk kurva dapat memberikan ketepatan yang tinggi terhadap ramalan
yang kita lakukan debandingkan dengan garis lurus. Bentuk kurva ini berarti menggambarkan
adanya pertimbangan atau pengurangan yang tidak selalu sama pada tiap tahun. Di dalam
ramalan dalam bentuk garis lurus maka berate disitu terdapat pertambahan yang selalu sama
pada tiap tahunnya.

c. Metode Rata-rata Sederhana (Simple Average)

Metode rata-rata sederhana ini pada dasarnya adalah untuk meramalkan adanya fluktuasi
musiman dari ramalan penjualan tahunan yang telah diperhitungkan.Metode rata-rata ini
berusaha mendapatkan ramalan penjualan bulanan atau mingguan atau ntriwulanan. Tentu saja
apabila telah mendapatkan ramalan penjualan bulanan, maka kita dapat mengetahui pula ramalan
penjualan tahunan dengan cara menjumlah ramalan bulanan tersebut selama 12 bulan atau
setahun.

d. Metode Rata-rata Bergerak (Moving Average)

Metode ini perhitungan rata-rata dilakukan secara bergerak ke depan untuk


memperkirakan penjualan pada periode yang kemudian atau yang akan datang.Dari perhitungan
moving average dapat diperhitungkan perkiraan tengahnya lagi sehingga dapat diperoleh
perkiraan bulanan yang rapi yang dimulai dari awal dan akhir bulan.

e. Metode Exponential Smooting

Setiap metode forecasting yang kuantitatif memerlukan adanya penyesuaian terhadap


fluktuasi permintaan. Di dalam Exponential Smooting ini kita berusaha menambahkan suatu
faktor yang disebut smooting constant dan diberikan symbol alpha (α). Faktor penambahan
tersebut langsung dihubungkan dengan data penjualan dari tahun yang paling akhir.

f. Standar Error dari Peramalan

Forecast yang telah kita perhitungkan tentu saja kita akan lepas dari kemelesetan atau
kesalahan dari estimasi kita. Ini perlu diperhatikan dan perlu diperhitungkan untuk melakukan
judgment di dalam pengambilan keputusan yang akan kita ambil berikutnya. Tingkat kesalahan
(error) terhadap estimasi dapat kita perkecil dengan mealkukan estimasi interval. Dalam
estimasi-estimasi yang kita kemukakan adalah estimasi titik (point estimasi). Dalam interval
estimate maka kita membuat forecast dalam bentuk interval atau satu jumlah dengan jumlah
yang lain.

g. Korelasi

Korelasi merupakan perhitungan sebab akibat antara satu faktor dengan faktor yang lain.
Misalnya saja korelasi antara pertambahan penduduk dengan kebutuhan bahan pangan,
pertambahan jumlah mahasiswa dengan kebutuhan angkutan kota di jogja dan sebagainya.
Denganadanya korelasi antara satu variable dengan variable yang lain akanmemungkinkan kita
membuat ramalan terhadap satu variable tertentu yang belum banyak datanya dari variable yang
lain ditentukan oleh suatu angka yang disebut koefisien korelasi.
PENENTUAN LETAK (LAYOUT) FASILITAS PRODUKSI DALAM PABRIK

A. Pengertian Tata Letak (Layout)


Tata letak adalah suatu keputusan penting yang menentukan efisiensi operasi secar
ajangka panjang. Tata letak adalah keputusan mengenai penempatan mesin-mesin pada tempat
terbaik (dalam pengaturan produksi), kantor dan meja-meja( pada pengaturan kantor) atau pusa
tpelayanan ( dalam pengaturan rumah sakit atau departemen store).
Tata letak memiliki banyak dampak strategi skarena tata letak menentukan daya saing
perusahaan dalam hal kapasitas, proses, fleksibelitas, biaya, kualitas lingkungan kerja, kontak
dengan pelanggan dan citra perusahaan. Tata letak yang efektif akan dapat menunjang
pelaksanaan strategi bisnis yang telah ditetapkan perusahaan apakah diferensiasi, low cost atau
respon yang cepat. Tata letak yang efektif akan dapat menfasilitasi terjadinya aliran bahan,
manusia dan informasi dalam suatu wilayah dan antar wilayah.

B. Tujuan Tata Letak (Layout)


Tujuan utama yang ingin dicapai dalam perencanaan tata letakf asilitaspabrik pada
dasarnya adalah untuk meminimumkan biaya atau meningkatkan efisiensi dalam pengaturan
segala fasilitas produksi dan area kerja. Secara rinci tujuan tata letak sebagai berikut :
a. Menggunakan ruang yang tersediaseefektifmungkin;
b. Meminimumkanjarakangkut dan biayapenangananbahan;
c. Menciptakankeseimbangandalam proses produksi;
d. Menyederhanakan proses produksi;
e. Mendorong emangat dan efektifitas kerja karyawan;
f. Menjaga keselamatan kerja dan barang-barang yang sedang diproses;
g. Menghindari berbagai bentuk pemborosan.

C. Manfaat Tata Letak (Layout)

1. Meningkatkanjumlahproduksi
Tata letak fasilitas pabrik secara baik akan memberikan kelancaran proses
produksi dan akhirnya akan memberikan output yang lebih besar dengan biaya
yang sama atau lebih sedikit, jam tenagakerja dan jam kerja mesin lebih kecil.
2. Mengurangi waktu tunggu
Tata letak fasilitas pabrik yang baik akan memberikan keseimbangan
beban dan waktu antara yang lain atau departemen dengan departemen yang lain.
Keseimbangan ini akan dapa tmengurangi penumpukan bahand alam proses dan
waktu tunggu antara satu mesin dengan mesin yang lain.
3. Manfaat proses pemindahanbahan
Pada sebagian besar proses produksi, bahan bakuakan lebih sering di
pindahkan jika dibandingkan dengan tenaga kerja, mesin maupun peralatan
produksi yang lain.
4. Penghematan penggunaaan ruangan
Terjadinya penumpukan material dalam proses dan jarak antara masing-
masing mesin terlalu berlebihan akan menambah luas bangunan yang dibutuhkan.
5. Efisiensi penggunaaan fasilitas
Suatu tata letak fasilitas pabrik yang terencana secara baik, dapat
menciptakan pendaya gunaan elemen produksi seperti tenaga kerja, mesin
maupun peralatan yang lain secara lebih efektif dan efisien.
6. Mempersingkatwaktu proses
Denganmemperpendekjarakantarasatumesindenganmesin yang lain
atauantarasatuoperasi denga operasi yang lain dan mengurangi penumpukan
bahan dalam proses atau mengurangi waktu tunggu.
7. Meningkatkan kepuasan dan keselamatan kerja
Pengaturan tata letak fasilitas pabrik secara baik akan dapat menciptakan
suasana ruang dan lingkungan kerja yang nyaman, aman, tertib dan rapi, sehingga
kepuasan dan keselamatan kerja akan dapat lebih ditingkatkan.

8.      Mengurangikesimpang-siuran
Banyaknya material yang menunggu, gerakan yang tidakperlu, dan
banyaknyaperpotongandarialiran proses produksiakanmenyebabkankesimpang-
siuran yang akhirnya dapat mengakibatkan kemacetan.
D. Desain Tata Letak (Layout)
      Hal yang harus dipertimbangkan dalam menentukan desain tata letak adalah :
1. Utilisasi ruang, peralatan, dan orang yang lebih tinggi;
2. Aliran informasi, barang atau orang yang lebih baik;
3. Moral karyawan yang lebih baik, juga kondisi lingkungan kerja yang lebih aman;
4. Interaksi dengan pelanggan/klien yang lebih baik;
5. Fleksibilitas.

E. Jenis-Jenis Tata Letak (Layout)


Sebuah tata letak yang efektif memfasilitasi terjadinya :aliran bahan, manusia dan
informasi di dalam-atau-antar wilayah. Sebuah tata letak yang baik perlu menetapkan hal-hal
berikut :
a. Peralatan penanganbahan
Manager harus memutuskan peralatan yang akan digunakan, seperti ban berjalan,
cranes, automated storage and retrieval system, juga kereta otomatis untuk mengirim
dan menyimpan bahan.
b. Kapasitas dan persyaratan luas ruang
Desain tata letak dan penyediaan ruanghanya dapat dilakukan saat persyaratan
jumlah pekerja, mesin, dan perakitan diketahui.  Seperti persyaratan ruangan persegi
empat minimal berukuran6 x 6 kaki, ditambah toilet, kantin, tangga, lift, juga
pencegahan masalah keamanan, kebisingan, debu, temperature, dan ruangan peraltan
dan mesin.
c. Lingkungan hidup dan estetika
Penentuan tata letak juga membutuhkan keputusan mengenai jendela,
penghijauan, dan tinggu atap untuk menyediakan aliran udara,
mengurangikebisingan, dan menyediakan keleluasaan pribadi.
d. Aliran informasi
Penentuan tata letak harus memperhatikan kelancaran komunikasi antar divisi,
misalnya jarak antar ruang, pembatas setengah badan, atau ruang kantor terpisah.
e. Biaya pergerakan antar wilayah kerja
Pertimbangkan hal-hal yang berkaitan dengan pemindahan bahan dan kepentingan
beberapa wilayah tertentun untuk didekatkan satu sama lain.
F. Jenis - Jenis Tata Letak (Layout):
1. Tata Letak Kantor
Adalah cara mengelompokkan pekerja, perlengkapan pekerja, dan ruang dengan
mempertimbangkan kenyamanan, keamanan, dan pergerakan informasi. Hal yang
membedakan antar layout kantor dan pabrika dalah pada kepentingan informasi. Tata
letak dan fungsi kantor terus berubah akibat perubahan teknologi.
2. Tata Letak Toko Eceran
Merupakan sebuah pendekatan yang berkaitan dengan aliran pengalokasian ruang
dan merespon pada perilaku konsumen.  Layout ini didasarkan pada ide bahwa penjualan
dan keuntungan bervariasi kepada produk yang menarik perhatian konsumen. Sehingga
banyak manajerrit elmen coba untuk mempertontonkan produk kepada konsumen
sebanyak mungkin.
3. Tata Letak Gudang dan Penyimpanan
Tujuan tata letak gudang (warehouse layout) adalah untuk menemukan titik
optimal antara biaya penanganan bahan dan biaya-biaya yang berkaitan dengan luas
ruang dalam gedung. Konsekuensinya adalah memaksimalkan penggunaan sumber daya
(ruang) dalam gudang, yaitu memanfaatkan kapasitas secara penuh dengan biaya
perawatan material rendah.
Biaya penanganan bahan adalah biaya-biaya yang berkaitan dengan tranfortasi
material masuk, penyimpanan, dan transformasi bahan keluar untuk dimasukkan dalam
gudang. Biaya-biaya ini meliputi peralatan, orang, bahan, biaya pengawasan, asuransi,
dan penyusutan. Tata letakgudang yang efektif juga meminimalkan kerusakan material
dalam gudang.

4. Tata LetakdenganPosisiTetap
Pada tata letakini, proyek tetap berada di satu tempat, sementara para pekerja dan
peralatan datang ketempat tersebut. Contoh jenis proyek seperti ini adalah proyek
pembuatan kapal, jalanraya, jembatan, rumah dan meja operasi di ruangoperasi rumah
sakit.
5. Tata Letak Berorientasi Prosez
Tata letak yang berorientasi pada proses (process-oriented layout) dapat
menangani beragam barang atau jasa secara bersamaan. Ini merupakan cara tradisional
untuk mendukung sebuah strategi diferensiasi produk. Tata letakini paling efisien di
saatproduk yang memilikipersyaratanberbeda, atau di saat penanganan pelanggan, pasien
atau klien dengan kebutuhan yang berbeda. Tata letak yang berorientasi pada proses
biasanya memiliki strategi volume rendah dengan variasi tinggi.
Pada tugas akhir ini hanya dibahas mengenai layout dari lokasid epartemen.
Dengan penataan lokasi departemen yang baik, diharapkan perusahaan mendapat
keuntungan, antara lain :
 Biaya penanganan bahan baku menjadi minimal;
 Penggunaan ruangan yang efisien;
 Mencegah terjadinya kemacetan aliran bahan;
 Penggunaan tenaga kerja yang efisien;
 Mengurangi waktu yang diperlukan dalam proses pabrikasi atau untuk
melayani konsumen.
6. Tata LetakSelKerja
Pengaturan sel kerja digunakan di saat volume memerlukan pengaturan
khususmesin dan peralatan. Dalam lingkungan manufaktur, teknologi kelompok
mengidentifikasi produk yang memiliki karakteristik sama dan kemungkinkan tidak
hanya batch tertentu (sebagai contoh, beberapa unit dari produk yang sama) tetapi juga
sekumpulan batch, untuk diproses dalam sel kerjat ertentu. Sel kerja dapatd ilihat sebagai
sebuah kasus khusus dan tata letak yang berorientasi pada proses.
Ide selkerja (work cell) adalah untuk mengatur ulang orang dan mesin yang
biasanyatersebar pada departemen proses yang beragam dan sewaktu-waktu mengatur
mereka dalam sebuah kelompok kecil, sehingga mereka dapat memusatkan perhatian
dalam membuat satu produk atau sekumpulan produk yang saling berkaitan. Oleh
karenaitu, sel kerja dibangun di sekitar produk. Sel kerja ini dikonfigurasi ulang sewaktu
desain atau volume produk berubah. Keunggulan Sel kerja adalah:
 Mengurangi persediaan bahan setengah jadi
 Ruang yang dibutuhkanlebihsedikit
 Mengurangi persediaan bahan baku dan barang jadi
 Mengurangi biaya tenaga kerjal angsung
 Mengurangi modal pada mesin dan peralatan
7. Tata Letak Berorientasi Produk
Tata letak yang berorientasi pada produk disusun di sekeliling produk atau
keluarga produk yang sama yang memiliki volume tinggi dan bervariasi rendah. Produksi
yang berulang dan kontinu, menggunakan tata letakproduk. Asumsi yang digunakan
adalah:
 Volume yang ada mencukupi untuk utilisasi peralatan yang tinggi.
 Permintaan produk cukup stabil untuk memberikan kepastianakan
penanaman modal yang besar untuk peralatan khusus.
 Produkdistandarisasiataumendekatisebuahfasedalamsiklushidupnya, yang
memberikanpenilaianadanyapenanaman modal pada peralatankhusus.
 Pasokanbahanbaku dan komponenmencukupi dan mempunyaikualitas
yang seragam (cukup terstandarisasi) untuk memastikan bahwa mereka
dapat dikerjakan dengan peralatan khusus tersebut.
Terdapat dua jenis tata letak yang berorientasi pada produk, yaitu linipabrikasi
dan perakitan. Linipabrikasi (fabrication line) membuat komponenseperti ban mobil dan
komponen logam sebuah kulkas pada beberapa mesin. Lini perakitan (assembly
line)  meletakankomponen yang dipabrikasi secara bersamaan pada sekumpulan stasiun
kerja.
Kedua liniini merupakan proses yang berulang, dan dalamkeduakasus, liniin
iharus “seimbang”, yaituwaktu yang dihabiskan untuk mengerjakan suatu pekerjaan harus
sama atau seimbang dengan waktu yang dihabiskan untuk mengerjakan pekerjaan pada
mesin berikutnya pada lini pabrikasi, sebagaimana waktu yang dihabiskan pada satus
tasiun kerja oleh seoarang pekerja di liniperakitan harus “seimbang” dengan waktu yang
dihabiskan pada stasiun kerja berikutnya yang dikerjakan oleh pekerja berikutnya.
1. Keuntungan utama dari tata letak yang berorientasi pada produk adalah:
 Rendahnya biaya variabel per unit yang biasanya dikaitkan dengan produk
yang terstandarisasi dan bervolumetinggi.
 Biaya penanganan bahan yang rendah.
 Mengurangi persediaan barang setengah jadi.
 Proses pelatihan dan pengawasan yang lebih mudah.
 Hasil keluaran produksi yang lebihcepat.
2. Kelemahan tata letak yang berorientasi pada produkadalah:
 Dibutuhkan volume yang tinggi, karena modal yang diperlukan untuk
menjalankan proses cukupbesar.
 Adanya pekerjaan yang harus berhenti pada setiap titik mengakibatkan
seluruh operasi pada lini yang sama juga terganggu.
 Fleksibilitas yang ada kurang saat menangani beragam produka tau
tingkat produksi yang berbeda.

G. Macam- macamTipe Tata Letak (Layout)


1. Layout Proses
Yaitu proses pengaturan dan penempatan semua fasilitas pabrik seperti mesin dan
peralatan yang memiliki karakteristik kerja yang sama atau memiliki fungsi yang sama
ditempatkan pada satu departemen atau bagian, misalnya mesin bubut, mesinbor, mesin
las, mesin sekrap dan lain sebagainya. 
2. Layout Produk
Yaitu pengaturan tata letak fasilitas pabrik berdasarkan aliran dari produk
tersebut. Tujuannya adalah untuk mengurangi proses pemindahan bahan dan
memudahkan pengawasan dalam kegiatan produksi. Pabrik perakitan mobil,
lemaripendingin, mesincuci, televise, dan sebagainya. Menggunakan layout produkini,
satu masalah yang tidak dapat dihin dari adalah sulitnya rea lokasi operasi diantara
pekerja untuk menyesuaikan diriterhadap perubahan permintaan.

3. Layout Kelompok
Adalah pengaturan tata letak fasilitasp abrik kedalam daerah daerah atau
kelompok mesin bagi pembuatan produk yang memerlukan pemrosesan yang sama.
4. Layout PosisiTetap
Yaitu pengaturan material atau komponen produk yang dibuatakan tinggal tetap
pada posisinya, sedangkan fasilitas produksi seperti peralatan, perkakas, mesin-mesin,
manusia, serta komponen-komponen kecil lainnya akan bergerak atau berpindah menuju
lokasi material atau komponen produk utama tersebut.
5. Layout Bentuk-U
Adalah pintu masuk dan keluar bahan baku dan produksi akhir berada pada posisi
yang sama.
6. Layout Gabungan Garis dan Proses
Yaitu penggabungan kedua tipe layout proses dan layout produk dengan cara
menempatkan mesin-mesin dalam masing-masing departemen menurut tipe mesin yang
sama atau menurut prinsip pengaturan berdasarkan proses.
7. Layout Gabungan Garis dan Bentuk-U
Untuk mengatasi angkat pecahan dalam jumlah pekerja, dapat ditempuh dengan
menggabungkan beberapa lini bentuk-U menjadi satu lini terpadu.

H. Prinsip-Prinsip Dasar Penyusunan Tata Letak (Layout)


1. Integrasi Secara Total
Menyatakan bahwa tata letak fasilitas pabrik dilakukan secara terintegrasi dari
semua factor yang mempengaruhi proses produksi menjadi satu unit organisasi yang
besar
2. Jarak Perpindahan Bahan Paling Minimun
Waktu perpindahan bahan dari satu proses ke proses yang lain dalam suatu
industry dapat dihemat dengan cara mengurangi jarak perpindahan tersebut seminimum
mungkin.
3.  Memperlancar Aliran Kerja
Material diusahakan bergerak terus tanpa adanya interupsi atau gangguan skedul
kerja.
4. Kepuasan dan Keselamatan Kerja
Suatu layout yang baik apabila pada akhirnya mampu memberikan keselamatan
dan keamanan dari orang yang bekerja di dalamnya.
5. Fleksibilitas
Suatu layout yang baikd apat juga mengantisipasi perubahan-perubahan dalam
bidang teknologi, komunikasi maupun kebutuhan konsumen. Produsen yang cepat
tanggapakan perubahan tersebut menuntut tata letak fasilitaspabrik diatur dengan
memperhatikan prinsip fleksibilitas.
PENENTUAN PEMILIHAN LOKASI DAN BANGUNA PABRIK

A. Perencanaan Lokasi Pabrik

Pemilihan lokasi pabrik baik pabrik baru maupun perluasan dimaksudkan untuk memperoleh
lokasi yang mampu memberikan unit cost dari proses produksi dan distribusi yang rendah atau
mampu memberikan efisiensi yang maksimum.

1. Arti Pentingnya Penentuan Lokasi

            Satu keputusan yang paling penting dalam manajemen operasi jasa adalah menentukan di
mana perusahaan atau organisasi jasa atau pelayanan akan ditempatkan. Setelah lokasi dipilih,
perusahaan jasa segera didirikan  dan tata letaknya segera diatur untuk memudahkan kegiatan
operasionalnya. Organisasi jasa memilih lokasi berdasarkan berbagai pertimbangan, seperti
strategi pengembangan organisasi , kemungkinan meningkatnya permintaan, keberadaan fasilitas
pelayanan yang ada saat ini yang sudah tidak memenuhi syarat lagi bila masih digunakan di
masa mendatang, atau kemungkinan adanya ekspansi, baik fasilitasnya maupun perusahaan atau
organisasinya (Haksever et al., 2000). Keputusan mengenai lokasi biasanya berkaitan dengan
tiga hal, yaitu memperluas fasilitas atau perusahaan jasa yang ada dan membuka kembali di
lokasi yang baru, atau membuka satu atau beberapa lokasi baru.

            Keputusan penentuan lokasi untuk menghasilkan produk merupakan aspek kunci dalam
membuat keputusan strategik dan logistik untuk perusahaan manufaktur. Lokasi optimum
menawarkan keunggulan bersaing dan memberikan kontribusi bagi keberhasilan organisasi atau
perusahaan (McCarthy & Atthirawang, 2003). Dalam persaingan, globalisasi dan kompleksnya
lingkungan tempat beroperasinya perusahaan akan bertambah, pengelolaan jaringan kerja
internasional terintegrasi menjadi tugas penting manajer operasi. Menurut Vereecke dan Van
Dierdonck (2002), keputusan mengenai lokasi didasarkan pada pertimbangan ciri struktural dan
infrastruktural. Pertimbangan struktural merupakan ukuran dan lokasi perusahaan, kapasitas, tipe
peralatan, dan tingkat otomatisasi peralatan. Sementara pertimbangan infrastruktural meliputi
keahlian karyawan, tingkat otonomi lokasi, dan struktur organisasi.

            Keputusan dalam pemilihan lokasi pelayanan cenderung merupakan bagian penting dari
keseluruhan strategi pemasaran untuk menyampaikan produk atau pelayanan kepada pelanggan.
Perusahaan tidak dapat menyederhanakan survei karakteristik demografi dan membangun
fasilitas pada lokasi dengan tanda-tanda penting dari pelanggan, atau adanya pertimbangan
finansial yang merupakan bagian dari keputusan pemilihan lokasi. Keputusan lokasi memang
lebih sering dilakukan untuk operasi jasa atau pelayanan daripada perusahaan manufaktur.
Fasilitas untuk pelayanan yang berhubungan dengan bisnis cenderung lebih kecil dan murah.
Pelayanan tergantung pada tingkat kejenuhan pasar, sehingga lokasi merupakan bagian nyata
dari produk. Lokasi perusahaan manufaktur juga penting, tetapi untuk berbagai alasan  yang
berbeda. Meskipun kriteria lokasi yang utama untuk bisnis jasa biasanya adalah kemudahan
akses oleh pelanggan, perusahaan manufaktur juga menggunakannya dengan kriteria yang
berbeda. Kriteria untuk perusahaan manufaktur misalnya karakteristik karyawan, biaya tenaga
kerja atau upah, kedekatan dengan pemasok dan pasar, biaya distribusi dan transportasi, biaya
dan ketersediaan energi, infrastruktur masyarakat seperti jalan raya, peraturan pemerintah,
kualitas kehidupan kerja, dan pajak. 

            Dimensi terpenting dalam memilih lokasi perusahaan jasa adalah fleksibilitas, posisi
pesaing, manajemen permintaan, dan fokus. Fleksibilitas lokasi merupakan suatu ukuran derajat
pelayanan yang dapat bereaksi dengan perubahan ekonomi. Karena keputusan mengenai lokasi
merupakan komitmen jangka panjang dengan aspek intensif modal, maka pemilihan lokasi harus
dapat responsif terhadap kondisi perekonomian masa mendatang, demografi, budaya, dan
keunggulan bersaing. Posisi persaingan menunjukkan metode dimana perusahaan didirikan
adalah relatif atau tergantung pada pesaingnya. Beberapa lokasi dapat berfungsi sebagai
hambatan bagi pesaing. Dengan mendirikan perusahaan di lokasi yang baik maka perusahaan
akan memenangkan persaingan. Manajemen permintaan merupakan kemampuan mengendalikan
kuantitas, kualitas, dan waktu permintaan. Hotel misalnya, dapat mengendalikan permintaan
denggan menempatkan hotelnya di tempat yang berbeda dari pesaingnya. Fokus dapat
dikembangkan dengan menawarkan pelayanan di beberapa lokasi. Beberapa strategi pemilihan
lokasi yang sering digunakan anatara lain pengklasteran kompetitif, pemasaran jenuh, perantara
pemasaran, mensubsitusikan komunikasi, pemisahan front office dan back office, pengaruh
internet, dan pertimbangan tempat (Fritzsimmons & Fritzsimmons, 2008).

            Pengklasteran kompetitif (competitive clustering) merupakan reaksi untuk mengobservasi


perilaku pelanggan bila mereka harus memilih di antara pesaingnya. Mendirikan hotel misalnya,
akan lebih menguntungkan bila berada di tengah-tengah pesaingnya daripada ditempatkan di
tempat terpencil. Pemasaran jenuh (saturation marketing) dilakukan justru dengan menghindari
kedekatan dengan pesaing. Strategi tersebut menyarankan bahwa lokasi yang dipilih adalah
lokasi yang baru dan jauh dari pesaing, sehingga perusahaan tetap menjadi ‘leader’ di daerah
tersebut. Perantara pemasaran (marketing intermediaries) digunakan untuk lebih menarik minat
pengguna jasa untuk mendapatkan pelayanan. Saluran distribusi tidak digunakan dalam
pelayanan karena sifat pelayanan yang intangible, tidak dapat disimpan dan tidak dapat
didistribusikan. Mensubsitusikan komunikasi dilakukan dengan bantuan alat-alat elektronik.

            Dengan dikenalnya internet di pertengahan tahun 1990 an, pelanggan kini tidak perlu lagi
datang ke lokasi produsen atau penjual untuk mendapatkan barang. Untuk pelayanan, pelanggan
juga tinggal melihat di web site untuk jenis pelayanan yang diinginkan dan menggunakan
fasilitas call center untuk memanggil karyawan perusahaan jasa yang diinginkan. Web site kini
telah menjadi virtual location dan merupakan alternatif saluran distribusi. Dalam memilih lokasi
yang berada di tengah perumahan, perusahaan jasa memperhatikan hal, yaitu :

a) Akses, yaitu kemudahan keluar dan masuk ke dan dari jalan raya menuju lokasi, serta
kemudahan mendapatkan sarana angkutan umum.
b) Jarak penglihatan, yaitu nampak dari jalan umum atau mudah mencari lokasi yang
dimaksud dan dapat memasang berbagai petunjuk jalan menuju lokasi.
c) Lalu lintas, yaitu tingkat kemacetan atau kelancaran jalan raya.
d) Parkir, yaitu adanya sarana parkir yang memadai.
e) Ekspansi, yaitu kemungkinan ruang-ruang yang ada diperluas.
f) Lingkungan, yaitu lingkungan sekitarnya yang mendukung pelayanan atau yang dapat
berkomplemen dengan pelayanan atau jasa ynag ditawarkan.
g) Persaingan, yaitu lokasi pesaing.
h) Pemerintah, yaitu ada dan tidaknya peratauran pemerintah yang melarang jasa atau
pelayanan diberikan di daerah tersebut, serta tingkat pajak, khususnya pajak bumi dan
bangunan.
i) Tenaga kerja, yaitu tersedianya karyawan dengan keahlian seperti yang diinginkan.
j) Pelengkap, yaitu pelayanan yang berkomplemen atau yang dapat melengkapi pelayanan
yang ditawarkan.
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Lokasi

Menurut Haksever et al. (2000), beberapa pertimbangan dalam pemilihan lokasi meliputi:

1) Profil bisnis, yang meliputi ciri dan karakteristk bisnis yang dijalankan, dengan berbagai
ukuran capaian atau keberhasilannya. Profil bisnis ini digunakan terutama untuk
menentukan kriteria pemilihan lokasi yang sesuai.
2) Faktor-faktor lokasi yang dominan. Pemilihan lokasi untuk pelayanan tergantung pada
beberapa faktor dan merupakan pilihan (trade off) di antara manfaat dan biaya. Beberapa
faktor yang dominan antara lain dekat dengan pelanggan (customer based), biaya lokasi
(cost based), dekat dengan pesaing (competitor based), tersedianya sistem pendukung
(support system), faktor lingkungan atau geografi, iklim bisnis, komunikasi
(communication based), transportasi (transportation based), dan keinginan personal
terhadap pimpinan.
3) Kriteria umum untuk pemilihan lokasi, yang meliputi kriteria subyektif dan kriteria
obyektif.
4) Berbagai kesalahan umum yang dibuat dalam pemilihan lokasi. Kesalahan pada
umumnya terjadi apabila perusahaan atau organisasi menutupi informasi yang diperlukan
atau membatasi informasi yang masuk.
5) Multiple Locations. Lokasi yang dipilih sebaiknya tidak hanya satu. Hal ini berarti
perusahaan atau organisasi harus menentukan beberapa lokasi yang masuk nominasi
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya.

Profil bisnis merupakan ciri-ciri kegiatan bisnis yang dilakukan dan kebutuhan lokasi untuk
melakukan kegiatan bisnis tersebut. Profil bisnis juga merupakan ciri bisnis dan keinginan bisnis
yang terkait dengan lokasi atau tempat. Profil bisnis bersama dengan perencanaan strategik
perusahaan mempengaruhi pencarian lokasi yang layak.

Pemilihan lokasi atau tempat untuk memberikan pelayanan tergantung beberapa faktor yang
semuanya mengandung  pilihan antara biaya dan manfaatnya. Ada beberapa faktor yang
mendominasi proses pemilihan dan membatasi banyaknya lokasi yang dievaluasi. Berikut ini
adalah sembilan faktor yang menurut Haksver et al. (2000) menentukan dan mempengaruhi
pemilihan lokasi atau tempat memberikan pelayanan kepada pelanggan:

a. Pelanggan. Pelanggan menentukan ke mana mereka akan mendapatkan pelayanan.


Pelayanan lebih baik dibuatkan di lokasi yang dekat dengan pelanggan.
b. Biaya. Biaya operasi menjadi faktor penentu yang dominan dalam penilaian.
c. Pesaing. Beberapa bidang usaha justru memilih lokasi dekat dengan pesaing agar dapat
mengobservasi, berbagai sumber daya, dan gambaran pelanggan di mata pesaing.
d. Sistem pendukung. Perusahaan juga memilih lokasi yang tersedia untuk lokasi yang
sangat terganggu pada sistem pendukung.
e. Faktor geografi atau lingkungan. Kedua faktor tersebut dapat menjadi pendukung dan
dapat menghambat dalam pemilihan lokasi.
f. Iklim bisnis. Faktor iklim bisnsis merupakan faktor utama dalam pemilihan lokasi
terutama dalam perusahaan asuransi ataupun institusi pendidikan.
g. Komunikasi. Perusahaan jasa khususnya dalam bidang pelayanan keuangan memerlukan
komunikasi yang cepat dengan perusahaan  lain. Oleh karena itu, pelayanan keuangan
seperti perbankan sangat terdukung bila ditempatkan di kota besar yang jaringan
komunikasinya baik. Sistem telekomunikasi yang baik merupakan pengganti transportasi.
h. Transportasi. Bisnis melalui pos atau surat dan pelayanan penyampaian secara cepat
cenderung membuat keputusan lokasi berdasarkan jaringan kerja transportasi yang baik.
i. Keinginan Pribadi. Beberapa pihak yang terkait dalam pemilihan lokasi pasti mempunyai
berbagai kepentingan yang bisa saling mendukung, tetapi juga bisa tumpang tindih. Oleh
karena itu, perlu dilakukan pemisahan antara kepentingan masing-masing individu dan
kepentingan organisasi.
           Selanjutnya, beberapa kriteria umum yang seringkali digunakan dalam pemilihan lokasi
dapat dibagi ke dalam kriteria subyektif dan kriteria obyektif. Masing-masing kriteria tersebut
meliputi penilaian kuantitatif dan penilaian kualitatif. Secara keseluruhan, Haksever et al. (2000)
memaparkan dua puluh faktor umum dalam pemilihan lokasi, yaitu:

a. Ketersediaan dan biaya tenaga kerja


b. Sejarah dan budaya karyawan
c. Pusat-pusat pendidikan
d. Pusat-pusat rekreasi dan kebudayaan
e. Daya listrik
f. Transportasi dan jalan raya
g. Sistem kesehatan dan kesejahteraan
h. Iklim dan cuaca
i. Pengelolaan geografi dan lingkungan
j. Iklim bisnis
k. Pajak
l. Sistem perawatan kesehatan
m. Pemasok dan pendukung perusahaan jasa
n. Populasi dan tren dalam populasi
o. Sistem komunikasi
p. Pilihan manajemen
q. Biaya hidup
r. Sikap komunikasi
s. Biaya tanah dan kontruksi (pajak bumi dan bangunan)
t. Kemungkinan mengadakan ekspansi
           Selain berbagai faktor yang menjadi bahan pertimbangan dalam memilih dan
mengevaluasi lokasi, beberapa kesalahan yang timbul dalam pemilihan lokasi juga dapat
diidentifikasi. Beberapa kesalahan tersebut antara lain:

a. Kesalahan meramalkan tren yang akan terjadi di masa mendatang berdasarkan


informasi yang ada saat ini.
b. Kegagalan dalam mengembangkan profil perusahaan yang seharusnya dapat
mencari lokasi untuk membangun daripada lokasi untuk meningkatkan usaha atau
bisnisnya.
c. Membayar biaya yang terlalu mahal untuk pajak bumi dan bangunan.
d. Kegagalan dalam memahami pergerakan orang.
e. Membayar upah yang terlalu mahal dibanding produktivitasnya.
f. Kegagalan dalam mengkoordinir konstruksi dan perpindahan operasi bisnis.

           Faktor yang tidak kalah pentingnya dalam memilih lokasi adalah mempertimbangkan
posisi atau lokasi perusahaan lain yang terkait, seperti lokasi pemasok, lokasi pesaing, lokasi
pelanggan, dan sebagainya. Manajer mempertimbangkan berbagai faktor dalam pemilihan lokasi,
seperti kedekatan dengan pemasok, kedekatan dengan pelanggan, biaya tenaga kerja, dan biaya
transportasi. Menurut Krajewski et al. (2007), manajer pada umumnya dapat tidak
mempedulikan faktor-faktor yang menggagalkan tercapainya paling tidak satu dari dua kondisi
berikut:

a. Faktor-faktor harus sensitif terhadap lokasi, dalam arti manajer tidak seharusnya
memperhatikan faktor yang tidak dipengaruhi oleh keputusan lokasi.
b. Faktor-faktor harus mempunyai dampak pada kemampuan perusahaan memenuhi
tujuan atau sasarannya.
Krajewski et al. (2007) juga membedakan berbagai faktor yang mempengaruhi pemilihan
lokasi perusahaan manufaktur dan perusahaan jasa atau pelayanan. Faktor-faktor yang
dipertimbangkan oleh perusahaan manufaktur antara lain:

a. Iklim kerja yang menyenangkan. Iklim kerja merupakan fungsi dan tingkat upah,
kebutuhan pelatihan, sikap terhadap pekerjaan, produktivitas karyawan, dan
kekuatan atau kekompakan serikat pekerja.
b. Kedekatan dengan pasar. Kedekatan dengan pasar dapat meminimalkan biaya
transportasi antara perusahaan dengan pembeli. Hal ini diperlukan bagi
perusahaan jasa yang pelayanannya tidak dapat ditunda, atau perusahaan yang
menghasilkan barang yang mudah rusak atau busuk atau barang yang sulit dan
mahal untuk dibawa.
c. Kualitas kehidupan. Sekolah yang baik, fasilitas rekreasi, kebudayaan, dan gaya
hidup yang atraktif akan memberikan kontribusi pada kualitas kehidupan kerja
karyawan.
d. Kedekatan dengan pemasok dan sumber daya. Perusahaan yang memerlukan
bahan baku yang berat atau besar sehingga sulit dibawa, sebaiknya memilih lokasi
yang dekat dengan pemasok. Hal ini akan menghemat biaya transportasi bahan
dan biaya penanganan bahan.
e. Kedekatan dengan fasilitas perusahaan induk. Perusahaan yang sangat tergantung
pada perusahaan lain akan melakukan koordinasi secara intensif dengan
perusahaan induk agar proses produksi dapat berjalan dengan baik.
f. Biaya pengguanaan, pajak, dan kepemilikan atau hak milik. Faktor lain yang juga
menjadi bahan pertimbangan adalah berbagai sarana atau fasilitas pendukung
seperti telepon air, dan energi. Hal ini perlu dipertimbangkan karena berdampak
pada biaya fasilitas.
Sedangkan fakor-faktor yang dipertimbangkan oleh perusahaan jasa atau pelayanan antara lain:

a. Kedekatan dengan pelanggan. Pelanggan adalah faktor utama dalam menentukan


lokasi perusahaan jasa, karena sifat pelayanan yang tidak dapat ditunda.
Pelanggan akan memilih pelayanan yang mudah terjangkau karena akan
menghemat biaya dan waktu pelanggan dalam mendapatkan pelayanan tersebut.
b. Biaya transportasi dan kedekatan dengan pasar. Kedektan dengan pasar sama
dengan kedekatan dengan pelanggan, sehingga meminimalkan biaya transport
pelanggan dan waktu yang digunakan pelanggan dalam mendapatkan pelayanan.
c. Lokasi pesaing. Pemilihan lokasi juga berdampak pada persaingan. Manajer harus
mempertimbangkan lokasi pesaing bukan hanya pesaing yang ada saat ini tetapi
juga pesaing yang akan muncul di masa mendatang.
d. Faktor-faktor khusus lokasi. Berbagai faktor yang menjadi pertimbangan
perusahaan jasa misalnya kemacaetan lalu lintas jalan raya, tempat parkir yang
nyaman, keamanan lokasi, atau kedekatan dengan sarana dan prasarana angkutan
umum.

           Sementara itu, Chase et al. (2006) juga mengungkapkan berbagai isu yang terkait dengan
evaluasi dan pemilihan lokasi, yaitu:

1. Kedekatan dengan pelanggan


2. Iklim usaha
3. Biaya total (biaya tetap dan biaya variabel)
4. Infrastruktur
5. Kualitas karyawan
6. Fasilitas-fasilitas lain
7. Daerah perdagangan bebas
8. Risiko politikal
9. Hambatan yang berasal dari pemerintah
10. Peraturan atau regulasi
11. Keunggulan bersaing
C. Metode Penentuan Lokasi
a. Metode Penilaian Faktor

           Metode penilaian faktor (factor rating method) merupakan salah satu dari beberapa
metode kualitatif dalam pemilihan lokasi. Metode tersebut digunakan untuk memilih dan
menentukan lokasi berdasarkan berbagai faktor yang menjadi pertimbangan. Faktor-faktor
tersebut diberi bobot kepentingan, sedangkan masing-masing lokasi dinilai berdasarkan
pengamatan tim peneliti. Hasil penilaian masing-masing lokasi beserta bobot kepentingannya
merupakan faktor yang mempengaruhi nilai masing-masing lokasi. Lokasi yang dipilih tentu saja
yang mempunyai nilai tertinggi. Adapun langkah-langkah dalam metode pertimbangan atau
penilaian faktor tersebut adalah:

a) Mengembangkan faktor-faktor yang relevan


b) Memberikan bobot pada setiap faktor yang menunjukkan kepentingan relatif sasaran
perusahaan
c) Mengembangkan skala untuk setiap faktor (misal 1 sampai 5, atau 1 sampai 10, atau 1
sampai 100, dan seterusnya)
d) Memberikan skor untuk setiap faktor pada setiap lokasi
e) Mengalihkan skor dan beban setiap faktor
f) Membuat rekomendasi berdasar skor maksimum, lalu dibandingkan dengan cara
kualitatif.

b. Metode Analisis Titik Impas

           Analisis titik impas (break even analysis) dapat membantu manajer dalam
membandingkan alternatif lokasi berdasarkan faktor-faktor kuantitatif yang ditunjukkan dengan
biaya total. Beberapa tahapan model tersebut adalah:

a) Menentukan biaya tetap dan biaya variabel untuk setiap lokasi. Biaya variabel merupakan
bagian biaya total yang bervariasi mengikuti banyaknya output yang dihasilkan.
Sementara itu, biaya tetap merupakan bagian dari biaya total yang konstan berapapun
unit yang dihasilkan.
b) Tempatkan garis biaya total pada suatu grafik dengan sumbu vertikal (ordinat) biaya dan
sumbu horisontal (aksis) unit yang dihasilkan (output).
c) Identifikasi lokasi biaya total terendah.
Tentukan lokasi dengan biaya terendah yang relevan.
d)
b. Metode Pusat Gravitasi

           Metode pusat gravitasi (center-of-gravity method) merupakan teknik matematika yang


digunakan untuk menemukan lokasi untuk pusat distribusi tunggal yang melayani sejumlah
lokasi yang terkait, seperti pemasok, pelanggan dan sebagainya. Metode ini dilakukan dengan
mencari tempat dengan menemukan biaya angkut terbaik ke pusat distribusi.

c. Metode Muatan-Jarak

           Metode muatan-jarak (load-distance method) ini merupakan variasi dari metode pusat
gravitasi untuk menentukan koordinat titik lokasi fasilitas. Dalam metode ini seperangkat
koordinat titik lokasi tunggal tidak diidentifikasi. Sebagai gantinya, berbagai lokasi dievaluasi
menggunakan nilai muatan-jarak yang merupakan ukuran berat dan jarak

d. Metode Transportasi

           Metode transportasi merupakan metode yang dilakukan secara berulang untuk


menyelesaikan masalah yang meminimalkan biaya angkut produk dari satu lokasi ke lokasi lain
sebagai tujuan. Ada dua metode yang digunakan dalam model transportasi, yaitu metode sudut
barat laut dan metode biaya terendah. Metode sudut barat laut dilakukan dengan mengisi sel
kosong mulai sel yang ada disebelah kiri atas, lalu ke sel di sebelah kanan atau bawahnya dengan
memperhatikan biaya total masing-masing tujuan.        

e. Metode Delphi

           Metode Delphi merupakan proses sistematis dan berulang untuk mendapatkan konsensus
mengenai pandangan para ahli secara panel. Pendekatan yang sering digunakan adalah teknik
peramalan kualitatif yang digunakan untuk menemukan dan memahami faktor-faktor yang
mempengaruhi atau dapat mempengaruhi pengambilan keputusan mengenai isu-isu khusus,
topik, atau bidang-bidang permasalahan. Pendekatan Delphi menggunakan kelompok ahli untuk
menyusun tanggapan yang lebih akurat dan lebih informatif daripada yang dicapai secara
individual. Metode Delphi berbeda dari brainstorming dan pendekatan kelompok-kelompok lain
yang menyediakan interaksi kelompok individu yang dapat memberikan tanggapan. Pendekatan
ini membantu mengurangi pengaruh individu yang dominan dan untuk mengembangkan
konsistensi pendapat para ahli dengan isu subyektif.

           Beberapa faktor yang mempengaruhi pertimbangan dalam pemilihan lokasi meliputi


faktor kualitatif dan faktor kuantitatif. Faktor kuantitatif dalam pemilihan lokasi adalah adanya
pilihan antara biaya transportasi dan biaya tenaga kerja. Faktor kuantitatif disebut juga sebagai
faktor konvensional. Sedangkan faktor kualitatif meliputi faktor-faktor sosial dan politik serta
persaingan global dan faktor yang berhubungan dengan ekonomi. Dalam metode Delphi terdapat
berbagai kriteria dan sub kriteria yang menjadi bahan pertimbangan dalam pemilihan lokasi,
yaitu

a) Biaya, dengan sub kriteria biaya tetap, biaya transportasi, tingkat upah dan trend dalam
upah, biaya energi, biaya pemanufakturan, biaya tanah, biaya kontruksi, leasing, dan
biaya-biaya lain (biaya penelitian dan pengembangan, biaya transaksi, biaya manajemen,
dan sebagainya).
b) Karakterisik karyawan, yang meliputi sub kriteria kualitas kerja karyawan, ketersediaan
tenaga kerja, tingkat pengangguran, serikat kerja, sikap terhadap pekerjaan dan
perputaran kerja karyawan, motivasi karyawan, dan pengelolaan kekuatan kerja.
c) Infrastruktur, yang meliputi sub kriteria keberadaan transportasi (pesawat, kapal, kereta
api, truk, mobil dan lain sebagainya), kualitas dan reliabilitas transportasi, kualitas dan
reliabilitas berbagai sarana (misal ketersediaan air, penanganan sampah, dukungan
energi, dan seterusnya), dan sistem telekomunikasi.
d) Kedekatan dengan pemasok, yang meliputi kualitas pemasok, alternatif pemasok,
persaingan pemasok, ciri proses pasokan (reliabilitas sistem), serta kecepatan dan
tanggapan pemasok.
e) Kedekatan dengan pasar atau pelanggan, yaitu kedekatan dengan permintaan, ukuran
pasar yang dilayani atau pasar potensial, trend populasi serta ciri dan penyimpangan
permintaan.
f) Kedekatan dengan perusahaan induk.
g) Kedekatan dengan persaingan, yaitu kedekatan dengan lokasi pesaing.
h) Kualitas kehidupan, yang meliputi lingkungan, sikap masyarakat terhadap bisnis dan
industri, iklim, sekolah, gereja, rumah sakit, kesempatan berekreasi (staf dan anak-anak),
sistem pendidikan, tingkat kriminalitas, dan standar kehidupan.
i) Kerangka kerja legal dan peraturan yang meliputi sub kriteria hukum kompensasi,
peraturan lingkungan, hukum hubungan industrial, sistem legal, birokratik red tape,
persyaratan, untuk pengaturan korporasi lokal, peraturan yang terkait dengan joint
venture dan merger, dan aturan transfer of learning dengan luar negeri.
j) Faktor-faktor ekonomi, yang meliputi struktur pajak dan insentif pajak, insentif
keuangan, kewajiban masyarakat, inflasi, kekuatan mata uang dan iklim bisnis, hutang
negara, tingkat suku bunga, pertumbuhan GDP/GNP, dan pendapatan per kapita.
k) Faktor-faktor politik dan pemerintah, yang meliputi laporan stabilitas pemerintah,
struktur pemerintahan, konsistensi kebijakan pemerintah, sikap pemerintah terhadap
investasi.
l) Faktor-faktor sosial dan budaya, yaitu karakteristik norma, budaya, dan bahasa
pelanggan.
LUAS DAN POLA PRODUKSI

A. Arti dan Tujuan

Tujuan perusahaan pada umumnya adalah untuk mendapatkan laba setinggi mungkin. Luas
produksi merupakan jumlah atau volume hasil produksi yang seharusnya diproduksikan oleh
suatau perushaan dalam satu periode. Oleh karena itu maka luas produksi ini juga harus
direncanaakan atau ditentukan agar perusahaan dapat memperoleh laba yang maksimal.

Luas produksi perlu direncanakan dan diperhitungkan dengan cermat karena tanpa perencanaan
dapat menimbulkan ketidaktepatan dalam menetukan jumlah yang harus diproduksi oleh suatu
perusahaan.

Penentuan luas produksi yang terlalu besar berakibat biaya yang terlalu besar, investasi yang
besar pula. Selain adanya volume produksi yang berlebihan dapat berakibat merosotnya harga
jual. Walaupun barang dapat disimpan di gudang akan tetapi kelebihan volume produksi
menimbulkan tambahan biaya pergudangan dan pemeliharaan – pemeliharaan barang tersebut.
Bagi perusahaan yang menghasilkan barang lebih dari satu macam maka terlalu besarnya volume
produksi dari satu jenis barang berarti berkurangnya kesempatan produk jenis lain.

Namun apabila luas produksi terlalu kecil atau volume produksi yang terlalu sedikit berakibat
tidak dapatnya perusahaan itu memenuhi permintaan konsumen di pasar, sehingga kemungkinan
besar para pelanggan yang tidak dapat dipenuhi permintaannya tersebut akan pindah dan menjadi
langganan dari perusahaan lain yang merupakan saingan dari perusahaan tersebut.

Oleh sebab itu penentuan luas produksi yang tepat berarti adanya alokasi sumber produksi yang
lebih efisien. Pada pokoknya perencanaan produksi merupakan masalah mengenai apa dan
berapa yang harus di produksi serta menentukan bagaimana dan kapan produksi harus
dilaksanakan.

Luas produksi adalah juga suatu ukuran akan berapa banyak barang-barang yang di produksioleh
suatu perusahaan. Jadi, luas produksi merupakan ukuran terhadap apa dan berapa banyak
barang-barang yang diprodukisioleh suatu perusahaan tertentu. Semakin banyak barang yang
diproduksi, baik jumlahnya maupun jenisnya, semkin besar luas produksinya.
B. Faktor-Faktor yang Menentukan Luas Produksi

Perusahaan memerlukan sumber daya yang akan dipergunakan untuk memproduksi barang –
barang. Tiap – tiap perusahaan tentu saja akan mempunyai jumlah dan jenis sumber – sumber
produksi yang berbda datu dengan yang lainnya pengusaha akan berusaha agar dengan factor
produksi yang ada dapat menghasilkan barang – barang yang mendatangkan keuntungan yang
besar. Oleh sebab itu kebijakan pimpinan perusahaan dalam menentuan atau mengatur jenis dan
jumlah barang yang diproduksi sangatlah penting. Kurang tepatnya penentuan luas produksi akan
mengakibatkan semakin kecilnya keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan.

Penentuan luas produksi yang tepat berarti pula suatu pengusahaan lebih efektif memanfaatkan
factor – fakto produksi yang tersedia bagi perusahaan yang bersangkutan. Di samping factor –
factor produksi yang tersedia, jumlah permintaan akan menentukan luas produksi yang paling
menguntungkan. Berikut terdapat beberapa factor yang mempengaruhi atau membatasi luas
produsi, diantaranya adalah:

 Tersedianya bahan dasar.


 Tersedianya kapasitasmesin- mesin yang dimiliki.
 Tersedianya tenaga kerja.
 Betasan permintaan.
 Tersedianya factor- factor produksi yang lain.

Tingkat pentingnya penentuan luas produksi untuk masing-masing perusahaan berbeda – beda :

a. Bagi perusahaan yang memproduksi barang –barang yang bermacam- macam jenisnya
(hal ini adalah disebabkan karena sifat alat-alat produksi/mesin-,mesin yang dimilikinya)
harus diselenggarakan perencanaan yang teliti terhadap penentuan luas produksi.
b. Bagi perusahaan yang karena alat-alat produksinya ( mesin-mesin digunakan)
mengakibatkan barang- barang yang diproduksinya itu tertentu/telah pasti dan tidak
mudah untuk di ubah-ubah dalam jangka pendek.
c. Perusahaan yang memproduksikan barang-barang ntuk keperluan pasar, penentuan luas
produksi dalam perusahaan ini sangat penting, sebab dalam hal ini perusahaan harus
mengadakan ramalan-ramalan untuk masa-masa yang akan dating terhadap jumlah serta
jenis barang yang diminta oleh para pembelipotensial.
d. Perusahaan yang memproduksikan barang-barang untuk keperluan langganan (pesanan) ,
tidaklah begitu sulit untuk merencanakan penentuan luas produksinya.
C. Luas Produksi dan Luas Perusahaan

Luas perusahaan memiliki arti yang berbeda dengan luas produksi. Luas perusahaan itu mungkin
saja ditentukan oleh luas produksinya (barang- barang yang dihasilkannya). Oleh sebab itu untuk
menentukan luas perusahaan, maka luas produksi bukanlah merupakan satu-satunya ukuran,
sehingga belum tentu luas produksi merupakan pula luas perusahaan. Luas perusahaa dapat
diukur berdasarkan:

1) Bahan dasar yang dipergunakan.


2) Barang yang dihasilkan.
3) Peralatan ( mesin- mesin ) yang dipergunakan.
4) Jumlah pegawai ( tenaga kerja ) yang dipergunakan.

Jadi jelaslah bahwa hanya dalam keadaan tertentu suatu perusahaan mempunyai luas perusahaan
yang ditentukan / diukur dari luas produksinya. Dalam hal ini luas produksi menjadi penentu dan
menjadi sama dengan luas perusahaan. Sedangkan dalam hal lain luas perusahaan akan berbeda
dengan luas produksinya. Selain itu luas perusahaan ditentukan untuk jangka panjang sedangkan
luas produksi ditentukan untuk jangka pendek. Luas produksi dapat berubah – ubah pada setiap
saat (periode) sedangkan luas perusahaan tidak.

D. Hubungan Luas Produksi dengan Biaya

Dalam hubungannya denagn pengertian dan analisa luas produksi ini, yang penting diketahui
adalah pembagian biaya produksi ke dalam biaya tetap dan variabel. Pembagian ini didasarkan
pada hubungannya antara besarnya biaya dengan banyaknya barang yang dihasilkan di dalam
jangka waktu yang pendek.

Dikatakan biaya tetap karena baiaya tersebut tidak dipengaruhi oleh perusahaan dalam volume
barang yang dihasilkan. Misalnya, biaya penyusutan, gaji direksi biaya administrasi, distribusi,
bunga, pemeliharaan gedung dan lain- lain. Pola biaya tetap dapat dilihat pada gambar berikut :

Sedangkan biaya variabel adalah biaya yang berubah tergantung pada perubahan volume
produksi. Biaya variabel ada 3 macam yaitu :
a) Biaya variabel yang progresif
b) Biaya variabel proporsional
c) Biaya variabel yang degresif

Biaya variable yang progresif dan degresif termsuk biaya “semivariabel” atau “semifixed”.

E. Metode Programasi Linear

Metode programasi linear itu adalah Apabila perusahaan menghasilkan lebih dari satu macam
produk maka metode perencanaan berapa barang yang akan diproduksikan oleh perusahaan agar
keuntungan yang diperoleh maksimal. Didalam penerapan metode ini digambarkan suatu situasi
produksi perusahaan dengan segala factor yang mempengaruhi atau membatasi luas produksi.
Faktor – faktor yang membatasi luas produksi yaitu:

 Faktor kapasitas mesin


Kapasitas mesin merupakan batasan di dalam memproduksi sesuatu barang. Suatu
perusahaan tidak akan dapat memproduksi barang dengan jumlah yang melebihi
kemampuan mesin – mesin yang dimilikinya. Setiap satuan barang memerlukan waktu
pengerjaan mesin – mesin (jam mesin) secara sendiri.
 Faktor bahan dasar
Salah satu yang menjadi batasan dalam penentuan luas produksi yaitu jumlah
bahan dasar yang tersedia. Produksi tidak akan dapat dilaksanaakn melebihi jumlah
kemampuan bahan dasar yang tersedia. Setiap satuan pokok memerlukan sejumlah bahan
dasar tertentu dan berbeda dengan keperluan untuk satuan produk lain. Batasan ini dapat
digambarkan dengan fungsi linear sebagai berikut :
T = fX + gY
Keterangan:
T = banyaknya bahan dasa yang tersedia
f = jumlah bahan dasar yang diperlukan untuk memproduksi satuan – satuan
produk X.
g = jumlah bahan dasar yang diperlukan untuk memproduksi satuan – satuan
produk Y.
 Faktor uang kas yang tersedia
T = hX + iY
Sumber pembiayaan segala keperluan perusahaan yaitu kas. Uang kas yang
tersedia membatasi kemampuan perusahaan dalam berproduksi. Sumber pembiyaan dapat
ditambah dengan pinjaman / kredit dari bank. Berikut batasan uang kas yang dapat dilihat
dalam persamaan :
Keterangan :
T = uang kas dan kredit bank yang tersedia di perusahaan
h = jumlah pengeluaran yang diperlukan untuk memproduksi barang X
i = jumlah pengeluaran yang diperlukan untuk memproduksi barang Y
 Faktor permintaan
Untuk menentukan besarnya permintaan barangdiperlukan ramalan / forecasting,
terutama ramalan penjualan (sales forecast). Ramalan ini menentukan berapa banyak
masing – masing jenis barang dapat terjual pada tingkat harga tertentu. Memproduksi
barang harus memperhatikan jumlah pesanan atau sertan prospek perkembangaan
ekonomi dan masyarakat
F. Penentuan Luas Produksi

Dalam menentukan luas produksi ada dua metode, yaitu :

 Metode grafik menggunakan programasi linear – menggunakan model matematis untuk


menggambarkan masalah yang hendak dianalisis. Pada dasarnya program linear
dinyatakan dalam bentuk fungsi tujuan dan fungsi batasan (kendala)
Contoh : suatu perusahaan dengan dua batasan faktor produksi dan batasa
permintaan, memproduksi dua macam produk X dan Y. batasan faktor produksinya
adalah :
 Batasan bahan dasar yang dapat diformulasikan menjadi persamaan garis : 1.000
= 4X + 5Y
 Batasan kapasitas mesin yang diformulasikan dalam bentuk persamaan garis:
4.000 = 25X + 8Y
Sedangkan batasan permintaannya dapat diformulasikan sebagai :
 Batasan permintaan produk X ; X = 200
 Batasan permintaan produk Y; Y = 180

Hasil dari grafik batasan-batasan produksi dan feasibel terlihat dalam gambar di bawah
ini :

Disamping empat batasan tersebut di atas diketahui pula bahwa sumbangan pada laba per
unit produk X adalah Rp. 15.000,00 dan produk Y sebesar Rp. 12.000,00.

Untuk menggambarkan garis-garis batasan bahan dasar maka kita dapat tentukan dulu
dua titik ekstrimnya yaitu bila bahan dasar hanya digunakan unutk memproduksi produk
X saja dan ekstrim yang lain bila hanya digunakan untuk memproduksi produk Y saja.

Dari persamaan I : 1.000 = 4X + 5Y dapat diperhitungkan titik ekstrimnya (0,200) &


(250,0)

Dari persamaan II : 4.000 = 25X + 8Y dapat diperhitungkan titik ekstrimnya (0,500) &
(160,0)

Dari persamaan III : X = 200 dan persamaan IV : Y = 180

Dari empat batasan tersebut di atas dapat digambarkan grafik batasan luas produksi serta
bidang “feasible set” yang ada. Dalam gambar yang diarsir tiap sudut diberi nama titik-titik
ABCD. Untuk penyelesaian persoalan luas poroduksi ini, harus diketahui koordinat dari titik-
titik ABCD.

- Titik A adalah titik batasan persamaan IV dengan koordinat (0,180)


- Titik B merupakan perpotongan antara persamaan I dan IV, dicari dengan cara :

Persamaan (I) : 1.000 = 4X + 5Y

Persamaan (IV) : Y = 180

Dari dua persamaan diperoleh koordinat titik B (25,180)

- Titik C merupakan perpotongan antara persamaan I dan II, dicari dengan cara :

Persamaan (I) : 1.000 = 4X + 5Y

Persamaan (II) : 4.000 = 25X + 8Y

Dari dua persamaan diperoleh koordinat titik C (129,97)

- Titik D dengan koordinat (160,0)

Setelah diketahui semua koordinat masing-masing titik, selanjutnya menentukan luas produksi
yang paling optimal. Luas produksi yang dipilih dari titik-titik ABCD dengan menghitung satu
persatu titik, yaitu:

Data perusahaan menunjukkan laba per satuan produk X adalah Rp. 15.000 dan Y Rp. 12.000

A (0,180) = (0 x 15.000) + (180 x 12.000) = Rp. 2.160.000

B (25,180) = (25 x 15.000) + (180 x 12.000) = Rp. 2.535.000

C (129,97) = (129 x 15.000) + (97 x 12.000) = Rp.3.099.000

D (160,0) = (160 x 15.000) + (0 x 12.000) =Rp. 2.400.000

Titik C adalah titik yang menunjukkan produksi optimal.

 Metode Simplex
Pedoman dalam penyelesaian metode simplex sebagai berikut :
 Menentukan fungsi tujuan yang akan dicapai
 Mengidentifikasi batasan-batasan dalam bentuk ketidak samaan
 Merubah ketidak samaan dari batasan yang ada menjadi bentuk persamaan,
dengan cara menambahkan unsur-unsur Slack Variabel (S) kedalamnya
 Memasukkan fungsi tujuan dan batasan yang ada dalam tabel simplex
 Menentukan kolom kunci, baris kunci dan angka kunci. Kolom kunci ditentukan
dengan cara memilih angka pada baris Cj – Zj yang positif terbesar. Dipilih positif
terbesar karena permasalahannya maksimisasi. Untuk menentukan baris kunci,
terlebih dahulu harus dicari angka-angka gantinya (Replacement). Replacement
merupakan angka-angka hasil bagi antara angka-angka pada kolom kuantitas (q)
dengan angka-angka pada kolom kunci. Selanjutnya menentukan baris kunci ,
yaitu baris yang mempunyai angka ganti yang positif terkecil. Angka kunci yaitu
angka yang terletak pada perpotongan antara kolom kunci dengan baris kunci
 Mengganti angka-angka pada baris kunci dengan angka-angka baru. Angka-angka
baru diperoleh dengan cara membagi semua angka-angka yang ada pada baris
kunci dengan angka kunci
 Menentukan angka-angka baru pada baris yang lain, dengan cara mengurangi
angka-angka lama pada baris yang bersangkutan dengan hasil kali antara angka-
angka pada baris kunci yang bersesuaian dengan Fixed Ratio.
Fixed Ratio = angka pada kolom kunci
Angka kunci
 Masukkan/susun angka-angka baru tersebut ke dalam tabel simplex kedua. Jika
pada baris Cj – Zj masih ada angka yang positif, maka lakukan lagi langkah-
langkah di atas yang dimulai dari langkah kelima. Jika angka-angka pada baris
Cj – Zj sudah tidak ada yang positif, maka kombinasi yang dicari sudah optimum.
G. Pola Produksi

Setelah forecast penjualan ditentukan, maka persoalan yang muncul adalah pengaturan produksi
untuk memenuhi kebutuhan permintaan yang berfluktuasi. Di dalam merencanakan pola
produksi ini terdapat beberapa factor yang perlu dipertombangkan yaitu:

a. Pola penjualan
perusahaan dalam berproduksi untuk memenuhi kebutuhan penjualan. Apabila
suatu pola penjualan bergelombang dipenuhi dengan pola produksi konstan akan terjadi
masalah penyimpanan.

b. Pola biaya
Pola biaya terdiri dari :
 Biaya perputaran tenaga kerja
Merupakan biaya yang diperlukan untuk mencari, mendapatkan, menarik, melatih
dan mempertahankan tenaga kerja yang diperlukan selama satu periode produksi.
 Biaya simpan
Merupakan biaya penyimpanan barang hasil produksi yang tidak atau belum laku
terjual.
 Biaya lembur
pada saat gelombang naik ada kemungkinan perlu diadakan kerja lembur. Premi
atau tambahan upah yang diberikan merupakan upah lembur (overtime premium cost)
 Biaya subkontrak
biaya yang diperlukan untuk memesan pada perusahaan lain yang dapat
memprodukso barang hasil perusahaan. Perusahaan perlu memesan kepada perusahaan
lain untuk memenuhi kebutuhan dan permintaaan pelanggan.
c. Kapasitas Maksimum fasilitas produksi
Dari uraian di muka terdapat beberapa jenis pola produksi yaitu:
 Pola produksi konstan (horizontal)
Yaitu pola produksi di mana jumlah yang diproduksi selalu sama..
 Pola produksi bergelombang
Merupakan pola produksi di mana jumlah yang dihasilkan tidak selalu sama.
 Pola produksi moderat
Adalah pola produksi yang bergelombang hanya saja diusahakan agar gelombang
produksi itu tidak terlalu tajam sehingga mendekati konstan.
Ketiga pola produksi itu dapat dilihat pada gambar berikut :
Contoh : suatu perusahaan menghadapi pola penjualan bergelombang yang
tergambar pada tabel di bawah ini :
Triwulan Jumlah Penjualan
I 200 Unit
II 450 Unit
III 1.100 Unit
IV 400 Unit

Perusahaan akan memenuhi penjualannya itu dengan salah satu dari 3 alternatif
pola produksi yang diajukan yaitu :
 Pola yang konstan, sebesar 500 unit tiap triwulan.
 Pola yang bergelombang mengikuti dengan gelombang penjualaanya hanya saja
maksimum produksinya akan sebesar kapasitas maksimum yang dimiliki oleh
fasilitas produksinya yaitu sebesar 1.000 satuan per triwulan, lebih dari itu tidak
dapat dicapai, jadi harus ditutup dari persediaan dan atau dari subkontrak kepada
perusahaan lain.
 Pola produksi moderat yaitu 400 satuan tiap triwulan pada triwulan pertama dan
kedua, sedangkan pada triwulan ketiga dan keempat masing-masing sebesar 800
satuan.

Dari data yang ada pada perusahaan menunjukkan keadaan bahwa :

 Biaya penyimpanan adalah Rp. 80,00 per satuan per triwulan


 Setiap kenaikan hasil produksi sebesar 200 satuan diperlukan biaya perputaran
tenaga kerja sebesar Rp. 4.000,00 sedangkan penurunan hasil produksi tidak perlu
ada biaya
 Upah kerja lembur harus dibayarkan apabila hasil produksi lebih besar daripada
700 satuan dengan premi sebesar Rp. 100,00 per satuan triwulan
 Biaya subkontak kalau kita pesan pada perusahaan lain adalah sebesar Rp. 100,00
per satuan

Dari data di atas dapatlah dipilih alternatif pola produksi yang paling baik yaitu yang
akan mendatangkan ongkos tambahan yang terendah. Apabila kita gambarkan pola
produksi dan pola – pola penjualannya dapat dilihat dari gambar berikut :

Dari gambar histogram itu dapat kita perhitungkan biaya tambah masing - masing pola
produksi seperti terlihat pada tabel berikut:
Biaya Pola Produksi Pola Produksi Pola Produksi
Konstan Moderat Gelombang
Biaya Pertukaran - Rp. 8.000,- Rp. 16.000,-
TK
Biaya Simpanan Rp 60.000,- Rp. 60.000,- -
Biaya Bulanan - Rp. 20.000,- Rp. 30.000,-
Biaya Sub kontrak Rp. 25.000,- Rp. 15.000,- Rp. 10.000,-
Total Rp. 85.000,- Rp. 103.000,- Rp. 56.000,-

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU

A. Pengertian Pengendalian Persediaan Bahan Baku


Menurut Widjaja (1996:4), “Perencanaan adalah proses untuk memutuskan tindakan apa
yang akan diambil dimasa depan.”
Perencanaan kebutuhan bahan adalah suatu sistem perencanaan yang pertama-tama
berfokus pada jumlah dan pada saat barang jadi yang diminta yang kemudian menentukan
permintaan turunan untuk bahan baku, komponen dan sub perakitan pada saat tahapan produksi
terdahulu (Horngren,1992:321).
Pengawasan bahan adalah suatu fungsi terkoordinasi didalam organisasi yang terus-
menerus disempurnakan untuk meletakkan pertanggungjawaban atas pengelolaan bahan baku
dan persediaan pada umumnya, serta menyelenggarakan suatu pengendalian internal yang
menjamin adanya dokumen dasar pembukuan yang mendukung sahnya suatu transaksi yang
berhubungan dengan bahan, pengawasan bahan meliputi pengawasan fisik dan pengawasan nilai
atau rupiah bahan.(Supriyono,1999:400)
Kegiatan pengawasan persediaan tidak terbatas pada penentuan atas tingkat dan komposisi
persediaan, tetapi juga termasuk pengaturan dan pengawasan atau pelaksanaan pengadaan bahan-
bahan yang diperlukan sesuai dengan jumlah dan waktu yang dibutuhkan dengan biaya yang
serendah-rendahnya.
Pengendalian adalah proses manajemen yang memastikan dirinya sendiri sejauh hal itu
memungkinkan, bahwa kegiatan yang dijalankan oleh anggota dari suatu organisasi sesuai
dengan rencana dan kebijaksanaannya. (Widjaja,1996:3). Pengendalian berkisar pada kegiatan
memberikan pengamatan, pemantauan, penyelidikan dan pengevaluasian keseluruh bagian
manajemen agar tujuan yang ditetapkan dapat tercapai.
Dari beberapa pengertian mengenai pengendalian di atas, penulis dapat menyimpulkan
bahwa pengendalian persediaan adalah tindakan pencegahan atau pengaturan kekayaan
perusahaan yang digunakan dalam rangkaian proses produksi untuk diolah menjadi barang
setengah jadi maupun barang jadi, yang dalam hal ini dapat berupa barang maupun jasa sehingga
pelaksanaan berjalan sesuai rencana yaitu sesuai standar”.
Menurut Handoko (2000), bila perusahaan menamankan terlalu banyak dananya dalam
persediaan, menyebabkan biaya penyimpanan yang berlebihan, dan mungkin mempunyai
“Opportunity Cost” (dana dapat ditanamkan dalam investasi yang lebih menguntungkan”.
Sebaliknya, bila perusahaan tidak mempunyai persediaan yang cukup dapat mengakibatkan
biaya-biaya karena kekurangan bahan.

Pengendalian bahan baku yang efektif sebaiknya:


1. Menyediakan pasokan bahan baku yang diperlukan.
2. Menyediakan cukup persediaan dalam periode dimana pasokan kecil dan mengantisipasi
perubahan harga.
3. Menyimpan bahan baku dengan waktu penanganan dan biaya minimum dan melindungi
bahan baku tersebut dari kehilangan.
4. Meminimalkan item-item yang tidak aktif.
5. Memastikan persedian yang cukupuntuk pengiriman segera ke pelanggan.
6. Menjaga agar jumlah modal yang diinvestasikan dalam persediaan berada ditingkat yang
konsisten.
B. Persediaan Bahan Baku
Menurut Rangkuti, Freddy (1996:19) cara persediaan bahan baku yang dapat dipakai antara lain :
a. Metode analisis ABC
b.  Metode pengawasan persediaan
c. Persediaan dalam kondisi tidak tentu dan ada pemesanan kembali.
d. Persediaan dalam kondisi tidak tentu dan tidak ada pemesanan kembali.
e. System persediaan just in time

Pendapat lain dikemukakan oleh Asyari, Agus yaitu :


Beberapa model persediaan bahan baku yang sering dipergunakan di dalam sestem persediaan
anatara lain :
a. Persediaan system batas
Manajemen yang memakai cara ini akan menentukan besarnya batas minimal dan batas
maksimal dari persediaan bahan baku yang dupergunakan dalam perusahaan. Persediaan bahan
baku yang ada dapat dilaksankan secara periodik di dalam jangka waktu tertentu misalnya, setiap
hari, setiap minggu, setiap bulan dan seterusnya.
b. Persediaan system kotak
Persediaan ini tidak mengenal periode pemeriksaan kembali, oleh karena itu persediaan bahan
baku ini akan langsung terlihat di dalam kotak yang dipergunakan sebagai tempat penyimpanan
bahan baku. Dengan cara ini pembelian bahan baku akan dilakukan bila jumlah bahan baku di
dalam kotak yang dipergunakan sebagai tempat persediaan bahan baku telah mencapai batas
waktu tertentu.
c. Persediaan visual
Persediaan visual merupakan suatu persediaan bahan baku dengan jalan mempergunakan kartu
pengeluaran bahan yang berbeda. Dengan cara ini manajemen dapat mengetahui tingkat
persediaan yang ada cukup dengan melihat warna dari warna kartu pengeluaran bahan yang
dikeluarkan.

C. Perlunya Persediaan Bahan Baku


(Agus Ahyari: 149)Persediaan bahan baku di dalam perusahaan adalah hal yang sangat wajar
untuk dikendalikan dengan baik oleh setiap perusahaan. Namun demikian, cara penyelenggaran
persediaan bahan baku ini akan berbeda-beda untuk setiap perusahaan-perusahaan tersebut, baik
dalam hal jumlah unit dari persediaan bahan baku yang ada di dalam perusahaan, maupun
manajemen ataupun pengelolaan dari persediaan bahan baku di dalam perusahaan yang
bersangkutan.
Apapun keadaan suatu perusahaan pada prinsipnya seluruh perusahaan-perusahaan yang
melaksanakan proses produksi akan menyelenggarakan persediaan bahan baku untuk
kelangsungan pelaksanaan proses produksi di dalam perusahaan. Beberapa hal yang
menyebabkan perusahaan harus menyelenggarakan persediaan bahan baku antara lain sebagai
berikut ( Agus Ahyari: 2004:151)
a. Bahan baku yang akan dipergunakan untuk pelaksanaan proses produksi dari perusahaan
tidak akan dapat dibeli atau didatangkan secara satu persatu dalam jumlah unit yang
diperlukan serta pada saat bahan tersebut akan dipergunakan untuk proses produksi
perusahaan. Bahan baku tersebut pada umumnya akan dibeli dalam suatu jumlah unit
tertentu, dimana jumlah tersebut akan dipergunakan untuk menunjang pelaksanaan proses
produksi di dalam perusahaan dalam beberapa waktu tertentu pula ( misalnya beberapa
hari, minggu, bulan dan lain sebagainya). Dengan keadaan semacam ini maka bahan baku
yang sudah dibeli oleh perusahaan dalam perusahaan namun belum dipergunakan untuk
pelaksanaan proses produksi akan dianggap sebagai persediaan bahan baku.
b.  Apabila terdapat keadaan bahwa bahan baku yang diperlukan tidak ada di dalam
perusahaan atau tidak mempunyai persediaan bahan baku, sedangkan bahan baku yang
dipesan untuk didatangkan ke dalam perusahaan belum datang, maka pelaksanaan
kegiatan proses produksi akan terganggu karenanya. Ketiadaan bahan baku dalam
perusahaan ini akan mengakibatkan terhentinya pelaksanaan proses produksi, terutama
pada mesin dan peralatan produksi yang langsung memproses bahan baku tersebut. Di
dalam waktu berikutnya maka mesin dan peralatan produksi yang dipergunakan untuk
tahap-tahap proses kedua, ketiga dan seterusnya juga akan mengalami kemacetan karena
tahap pertama yang lansung mengolah bahan baku tersebut tidak mempunyai keluaran
lagi. Proses produksi akan dapat berjalan lancar kembali apabila bahan baku yang
diperlukan oleh perusahaan tersebut sudah tersedia untuk diproses. Pengadaan bahan
baku dalam keadaan tersebut dapat saja terjadi apabila bahan baku yang dipesan
perusahaan datang atau perusahaan yang bersangkutan mengadakan pembelian kepada
penjual atau leveransir bahan baku lain, atau mengadakan pembelian mendadak dengan
jumlah yang lebih kecil. Cara ini bisa dilaksanakan dengan jalur keadaan normal tersebut
tentunya tidak akan menambah keuntungan perusahaan melainkan akan mendatangkan
kerugian bagi perusahaan.
c. Untuk menghindarkan diri dari keadaan kekurangan bahan baku tersebut, manajemen
perusahaan dapat saja memutuskan untuk menyelenggarakan persediaan bahan baku di
dalam jumlah unit yang cukup banyak. Namun demikian, persediaan bahan baku yang
cukup besar dalam suatu perusahaan akan membawa berbagai macam akibat yang akan
merugikan perusahaan pula. Persediaaan bahan baku yang diselengarakan di dalam
jumlah yang cukup besar akan mengakibatkan terjadinya biaya-biaya persediaan bahan
yang besar pula. Besarnya biaya persediaan akan mengurangi keuntungan yang
seharusnya dapat dicapai oleh perusahaan. serta risiko kerusakan bahan akan semakin
tinggi.
Sehingga, bisa disimpulkan bahwa penyelenggaraan kegiatan operasi dari perusahaan
pada umumnya tidaklah mungkin terlaksana apabila perusahaan yang bersangkutan tidak
mempunyai persediaan bahan baku. Namun, persediaan bahan baku yang terlalu besar maupun
dalam jumlah yang sekecil-kecilnya masing-masing akan tetap menjadi factor kerugian di dalam
perusahaan. Sehingga, pengendalian persediaan bahan baku dalam perusahaan memang penting
dilakukan.

D. Beberapa Kerugian yang akan Dapat Diderita oleh Perusahaan Sehubungan dengan
Penyelenggaraan Persediaan Bahan Baku yang Terlalu Besar antara lain :
a. Biaya penyimpanan atau pergudangan yang akan menjadi tanggungan perusahaan
menjadi semakin besar. Biaya penyimpanan yang harus dikeluarkan oleh perusahaan
tidak hanya sewa gudang atau pemeliharaan gudang saja, melainkan akan mencakup
beberapa aspek lain.
b. Penyelenggaraan persediaan bahan baku yang terlalu besar akan berarti harus
mempersiapkan dana yang cukup besar pula untuk mengadakan pembelian bahan.
Dengan semakin besarnya jumlah unit bahan baku yang disimpan di dalam perusahaan
berarti dana yang terikat di dalam investasi bahan baku tersebut menjadi semakin besar
pula.
c. Tingginya biaya penyimpanan yang ada di dalam perusahaan serta investasi di dalam
persediaan bahan baku dari perusahaan akan mengakibatkan berkurangnya dana untuk
pembiayaan dan investasi dalam bidang-bidang yang lain.
d. .Apabila persediaan bahan baku yang disimpan di dalam perusahaan yang bersangkutan
mengalami kerusakan atau mempunyai perubahan-peruabahan kimiawi sehingga tidak
dapat dipergunakan, maka kerugian perusahaan akan menjadi semakin besar dengan
semakin besarnya jumlah unit bahan baku yang disimpan dalam perusahaan.
e. Apabila perusahaan mempunyai persediaan bahan baku yang sangat besar, maka
terjadinya penurunan harga pasar akan merupakan suatu kerugian yang tidak sedikit di
dalam perusahaan. Walaupun di dalam hal ini dapat saja terjadi kenaikan harga pasar dari
bahan tersebut, dimana hal ini dapat menguntungkan bagi perusahaan.
E. Beberapa Kelemahan apabila Perusahaan Menyelengarakan Persediaan Bahan Baku
dalam Jumlah Unit yang Sedikit atau Kecil antara lain:
a. Persediaan bahan baku dalam jumlah yang kecil kadang-kadang tidak dapat memenuhi
kebutuhan perusahaan untuk pelaksanaan proses produksi. Untuk menjaga kelangsungan
palaksanaan proses produksi maka pada umumnya manajemen perusahaan akan
mengadakan pembelian dalam jumlah yang mendadak, sehingga harga beli dari bahan
baku terebut menjadi lebih tinggi apabila dibandingkan dengan pembelian normal.
Apabila hal ini terus berlangsung dalam jangka lama maka kemungkinan akan sangat
merugikan perusahaan.
b. Apabila perusahaan seringkali kehabisan bahan baku untuk pelaksanaan proses
produksinya, maka pelaksanaan proses prosuksi dalam perusahaan tidak dapat berjalan
lancar. Sebagai akibatnya adalah kualitas dan kuantitaas dari produk akhir yang
dihasilkan perusahaan menjadi sering berubah pula. Demikian pula dengan mesin dan
peralatan produksi yang dipergunakan pada tahap pertama proses  dimana bahan baku
tersebut masuk proses akan mengalami penggunaan yang tidak teratur, karena sering
terjadinya ketiasaan bahan baku dalam perusahaan. sebagai akibat penggunaan mesin dan
peralatan proses produksi yang tidak teratur maka umur ekonomis dari mesin
dan  peralatan peroduksi tersebut akan menjadi berkurang, sedangkan produktivitas
mesin dan perlatan prosuksi ini menjadi semakin rendah.
c. Persediaan bahan baku dalam perusahaan rata-rata jumlah unitnya relative kecil akan
mengakibatkan frekuensi pembelian bahan baku akan menjadi semakin besar. Seiring
dengan bertambahnya besar frekuensi pembelian bahan baku dalam perusahaan tersebut,
maka biaya pemesanan bahan baku untuk perusahaan menjadi semakin tinggi pula.
F. Faktor – faktor yang mempengaruhi Persediaan bahan baku
      Menurut Bambang Riyanto (2001:74) Besar kecilnya persediaan yang dimiliki oleh perusahaan
ditentukan oleh beberapa factor antara lain:
a. Volume yang dibutuhkan untuk melindungi jalannya perusahaan terhadap gangguan
kehabisan persediaan yang akan menghambat atau mengganggu jalannya produksi.
b. Volume produksi yang direncanakan, dimana volume produksi yang direncanakan
itu sendiri sangat tergantung kepada volume sales yang direncanakan
c. Besar pembelian bahan mentah setiap kali pembelian untuk mendapatkan biaya
pembelian yang minimal
d. Estimasi tentang fluktuasi harga bahan mentah yang bersangkutan diwaktu-waktu
yang akan datang
e. Peraturan-peraturan pemerintah yang menyangkut persediaan material
f. Harga pembelian bahan mentah
g. Biaya penyimpanan dan resiko penyimpanan di gudang
h. . Tingkat kecepatan material menjadi rusak atau turun kualitasnya
Sedangkan menurut Suyadi Prawirosentono (2001:71) fakor yang mempengaruhi jumlah
persediaan adalah:
a. Perkiraaan pemakaian bahan baku
Penentuan besarnya persediaan bahan yang diperlukan harus sesuai dengan kebutuhan
pemakaian bahan tersebut dalam satu periode produksi tertentu.
b. Harga bahan baku
Harga bahan yang diperlukan merupakan faktor lainnya yang dapat mempengaruhi besarnya
persediaan yang harus di adakan.
c. Biaya persediaan
Terdapat beberapa jenis biaya untuk menyelenggarakan persediaan bahan baku , adapun jenis
biaya persediaan adalah biaya pemesanan (order) dan biaya penyimpanan bahan gudang.
d. Waktu menunggu pesanan (LeadTime)
Adalah waktu antara tenggang waktu sejak peasanan dilakukan sampai dengan saat pesanan
tersebut masuk kegudang.

G. Metode Pengendalian Bahan Baku


a. Order cycling method, Memeriksa secara periodik status jumlah bahan baku yang
tersedia untuk setiap item.
b. Min-max method, Didasarkan pernyataan bahwa jumlah dari sebagian besar item
persediaan berada pada kisaran batas tertentu

Anda mungkin juga menyukai