Anda di halaman 1dari 26

Komponen-komponen Instalasi Penerangan

96
KEGIANTAN PEMBELAJARAN IV

“Komponen-komponen Instalasi Penerangan”

Kompetensi Dasar (KD) :

3.4 Menentukan komponen instalasi lampu penerangan pada bangunan sederhana (Rumah
Tinggal, Sekolah, Rumah, Ibadah).

Materi Pokok :

 Jenis jenis komponen instalasi listrik bangunan sederhana.


 Fungsi komponen instalasi listrik bangunan sederhana.
 Cara pemasangan komponen instalasi Listrik bangunan sederhana.

Tujuan Pembelajaran :

1. Peserta didik dapat mengidentifikasi jenis-jenis komponen instalasi listrik bangunan


sederhana sesuai dengan teori dengan benar.
2. Peserta didik dapat menjelaskan fungsi komponen instalasi listrik sederhana sesuai
teori dengan percaya diri.
3. Peserta didik dapat mengetahui cara pemasangan instalasi penerangan pada bangunan
sederhana dengan ketentuan yang benar.

96
URAIAN MATERI

Untuk mengawali materi yang akan disampaikan pada Pembelajaran 4 ini, diharapkan
kepada peserta didik untuk benar-benar mempersiapkan diri dalam menyimak dan memahami
setiap materi dan diharapkan pada akhirnya dapat menguasai capaian pembelajaran Kegiatan
belajar 4 ini. Silakan para peserta didik pelajari beberapa materi berikut ini.

Materi awal berikut menjelaskan Menentukan komponen instalasi lampu penerangan


pada bangunan sederhana. Materi yang akan disampaikan adalah bagaimana Menentukan
komponen instalasi lampu penerangan pada bangunan sederhana.

A. Jenis Komponen Pokok Instalasi Penerangan


Komponen Pokok Instalasi Listrik
Komponen pokok instalasi listrik adalah perlengkapan yang paling pokok dalam
suatu rangkaian listrik. Komponen yang digunakan dalam pemasangan instalasi listrik
banyak macam dan ragamnya. Namun, pada dasarnya komponen instalasi listrik dapat
dikelompokan sesuai pada tabel 13 berikut:
Tabel 13. Komponen Instalasi Listrik
Bahan penghantar listrik. v
Sekering
Bahan Isolasi (Isolator Rol). StopvKontak
Pipa Instalasi. v Pembagi Daya (PHB)
Kotak
Kotak Sambung. v Pengaman
Rating
Sakelar v
Perlengkapan Bantu
Fitting.

1. Bargainser (KWH atau Meteran Listrik)


Alat ini berfungsi sebagai pembatas daya listrik yang masuk ke rumah tinggal,
sekaligus juga berfungsi sebagai pengukur jumlah daya listrik yang digunakan. Ada
berbagai batasan daya yang dikeluarkan oleh PLN untuk konsumsi rumah tinggal,
yaitu 220 VA, 450 VA, 900 VA, 1.300 VA, dan 2.200 VA. Saat ini ada dua macam
bargainser, yaitu analog dan digital. Berikut ini contoh bagainser/ kwh meter pada
(gambar 79) berikut ini.

97
(A) (B)
Gambar 79. Bargainser atau Meteran Listrik (A) Analog (B) Digital
Bagian Bargainse
Pada Bargainse terdapat tiga bagian utama, yaitu (gambar 80) :

Gambar 80. Pemasangan Bargainser


Pada kanal output KWH meter biasanya terdapat 3 kabel, yaitu kabel fasa (merah),
kabel netral (biru) dan kabel ground (hijau) yang dihubungkan ketanah. Listrik dari PLN
harus dihubungkan dengan KWH meter terlebih dahulu sebelum masuk ke instalasi listrik
rumah tinggal.

98
Berikut bagian-bagian Bargainse :
a. MCB (Miniature Circuit Breaker), berfungsi untuk memutuskan aliran daya listrik
secara otomatis jika daya yang dihantarkan melebihi nilai batasannya. MCB ini
bersifat on/off berfungsi sebagai sakelar utama. Sakelar ini biasanya dimatikan pada
saat akan dilakukan perbaikan instalasi listrik.
b. Meter listrik (kWh meter), alat ini berfungsi untuk mengukur besaran daya yang
digunakan oleh rumah tinggal tersebut dalam satuan kWh (kilowatt hour). Pada
bargainser, meter listrik berwujud deretan angka secara analog ataupun digital yang
akan berubah sesuai penggunaan daya listrik.
c. Spin kontrol, merupakan alat kontrol penggunaan daya dalam rumah tinggal dan
selalu berputar selama daya listrik digunakan. Perputaran spin control ini akan
semakain cepat jika daya listrik yang digunakan semakin besar, dan akan melambat
jika daya listrik yang digunakan berkurang/sedikit.

2. Penghantar Listrik
Penghantar atau kabel yang sering digunakan untuk instalasi listrik penerangan
umumnya terbuat dari tembaga. Penghantar tembaga setengah keras (BCC ½ H = Bare
Copper Conductor Half Hard) memiliki nilai tahanan jenis 0,0185 ohm mm²/m dengan
tegangan tarik putus kurang dari 41 kg/mm². sedangkan penghantar tambaga keras
(BCCH = Bare Copper Conductor Hard), kekuatan tegangan tariknya 41 kg/mm².
Pemakaian tembaga sebagai penghantar adalah dengan pertimbangan bahwa
tembaga merupakan suatu bahan yang mempunyai daya hantar yang baik setelah perak.
Penghantar yang dibuat oleh pabrik terdapat beraneka ragamnya. Berdasarkan
konstruksinya, penghantar diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Penghantar pejal (solid) yaitu penghantar yang berbentuk kawat pejal yang
berukuran sampai 10 mm². Tidak dibuat lebih besar lagi dengan maksud untuk
memudahkan penggulungan maupun pemasangannya.

Gambar 81. Penghantar Pejal

99
b. Penghantar berlilit (stranded) penghantarnya terdiri dari beberapa urat kawat
yang berlilit dengan ukuran 1 mm² - 500 mm².

Gambar 82. Penghantar Berlilit


c . Penghantar serabut (fleksibel) banyak digunakan untuk tempat-tempat yang
sulit dan sempit, alat-alat portabel, alat-alat ukur listrik dan pada kendaraan
bermotor. Ukuran kabel ini antara 0,5 mm² - 400 mm².

Gambar 83. Penghantar Serabut

d . Penghantar persegi (busbar) penampang penghantar ini berbentuk persegi


empat yang biasanya digunakan pada PHB (Papan Hubung Bagi) sebagai rel-
rel pembagi atau rel penghubung. Penghantar ini tidak berisolasi.

Gambar 84. Penghantar Persegi

Adapun bila ditinjau dari jumlah penghantar dalam satu kabel,


penghantar dapat diklasifikasikan menjadi :
 Penghantar simplex, yaitu kabel yang dapat berfungsi untuk satu
macam penghantar saja (misal: untuk fasa atau netral saja).

100
Contoh penghantar simplex ini antara lain NYA 1,5 mm²; NYAF 2,5 mm²
dan sebagainya.

 Penghantar duplex, yaitu kabel yang dapat menghantarkan dua aliran


(dua fasa yang berbeda atau fasa dengan netral). Setiap penghantarnya
diisolasi kemudian diikat menjadi satu menggunakan selubung. Penghantar
jenis ini contohnya NYM 2x2,5 mm², NYY 2x2,5mm².

Gambar 85. Kabel NYM

 Penghantar triplex; yaitu kabel dengan tiga pengantar yang dapat


menghantarkan aliran 3 fasa (R, S dan T) atau fasa, netral dan arde. Contoh
kabel jenis ini: NYM 3x2,5 mm², NYY 3x2,5 mm² dan sebagainya.
 Penghantar quadruplex; kabel dengan empat penghantar untuk
mengalirkan arus 3 fasa dan netral atau 3 fasa dan pentanahan. Susunan
hantarannya ada yang pejal, berlilit ataupun serabut. Contoh penghantar
quadruplex misalnya NYM 4x2,5 mm², NYMHY 4x2,5mm² dan
sebagainya.
Jenis penghantar yang paling banyak digunakan pada instalasi rumah tinggal
yang dibangun permanen saat ini adalah kabel rumah NYA dan kabel NYM.

101
3. Bahan Isolasi (Isolator Rol)
Bahan isolasi atau isolator dibuat dari porselen atau bahan lain yang sederajat.
Misalnya PVC, dengan diameter yang besar ¾”.
Pemasangan isolator ini harus kuat sehingga tidak ada gaya mekanis lebih pada
hantaran yang ditunjang. Untuk instalasi dalam gedung, bahan ini sering disebut
dengan rol isolator yang dipasang pada langit-langit bagian atas.
Pemasangan rol isolator ini harus diatur sehingga jarak bebas antara hantaran-
hantaran yang berlainan fasa tidak kurang dari tiga sentimeter, dan jarak antara titik-titik
tumpunya tidak lebih dari 1 meter. Gambar rol isolator pada (gambar 86) berikut ini.

(A) (B)
Gambar 86. (A) Rol isolator dan (B) Pemasangan Rol Isolator
4. Pipa Intalasi
Pipa instalasi berfungsi sebagai pelindung hantaran dan sekaligus perapi instalasi.
Pipa instalasi dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu pipa baja yang dicat meni (sering
disebut pipa union); pipa PVC; pipa fleksibel. Dipasaran, pipa-pipa instalasi terdapat
dalam potongan empat meter dengan diameter yang bervariasi.

Syarat umum pipa instalasi ialah harus cukup tahan terhadap tekanan mekanis,
tahan panas, dan lembab serta tidak menjalarkan api. Selain itu, permukaan luar
maupun dalam pipa harus licin dan rata. Pemakaian pipa baja yang berada dalam
jangkauan tangan dan dipasang terbuka harus ditanahkan dengan sempurna, kecuali
pipa tersebut digunakan untuk menyelubungi kabel bersiolasi ganda, misal NYM.

Tindakan ini dimaksudkan sebagai tindakan pengamanan terhadap kemungkinan


kegagalan isolasi pada hantaran dalam pipa. Pada ujung bebas, pipa baja harus diberi
selubung masuk (tule). Penggunaan pipa PVC memiliki beberapa keuntungan, antara lain :
a) Daya isolasi baik, sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya gangguan tanah.
b) Tahan terhadap hamoir semua bahan kimia, jadi tidak perlu di cat.

102
c) Tidak menjalarkan nyala api.
d) Mudah penggunaannya.
Kelemahan pipa PVC adalah tidak dapat digunakan pada suhu kerja normal 60°C.
Selain itu, di tempat-tempat yang diperlukan, pipa PVC harus dilindungi dari kerusakan
mekanis, misalnya pada tempat-tempat penembusan lantai. Pipa yang tidak ditanam dalam
dinding harus ditanam dengan baik mengunakan klem yang sesuai dengan jarak antar klem
tidak lebih dari satu meter untuk pemasangan lurus.

5. Kotak Sambung
Penyambungan atau pencabangan hantaran listrik pada instalasi dengan pipa harus
dilakukan dalam kotak sambung. Hal ini dimaksudkan untuk melindungi sambungan
atau percabangan hantaran dari gangguan yang membahayakan. Pada umumnya bentuk
sambungan yang digunakan pada kotak sambung ialah sambungan ekor babi (pig tail),
kemudian setiap sambungan ditutup dengan las dop setelah diisolasi.

Selain itu, pada hantaran lurus memanjang perlu dikotak sambung lurus (kotak tarik)
setiap panjang tertentu penarik kabel untuk memudahkan penarikan hantaran. Pada kotak
tarik ini apabila tidak terpaksa, hantaran tidak boleh dipotong kemudian disambung lagi.
Macam-macam kotak sambung antara lain seperti terlihat pada gambar 87.

 Kotak ujung sering disebut pula dos tanam biasanya digunakan sebagaitempat
sambungan dan pemasangan saklelar atau stop kontak/kotak kontak.
 Kotak tarik digunakan pada pemasangan pipa lurus memanjang (setiap 20 m) yang
fungsinya untuk memudahkan penarikan hantaran ataupun tempat penyambungan.
 Kotak sudut sama seperti kotak tarik, hanya penempatannya berbeda yaitu
dipasang pada sudut-sudut ruang.
 Kotak garpu dipakai untuk percabangan sejajar.
 Kotak T atas pemasangannnya disesuaikan dengan penempatannya.
 Kotak T kiri pemasangannnya disesuaikan dengan penempatannya.
 Kotak T kanan pemasangannnya disesuaikan dengan penempatannya.
 Kotak T terbalik pemasangannnya disesuaikan dengan penempatannya.
 Kotak silang disebut juga cross dos (x dos) untuk empat percabangan.
 Kotak cabang lima digunakan untuk lima percabangan dengan empat cabang
sejajar.

103
Berikut macam-macam kotak sambung pada (gambar 87) berikut ini.

Keterangan :
1. Kotak Ujung
2. Kotak Tarik
3. Kotak Sudut
4. Kotak Garpu
5. Kotak T Atas
6. Kotak T Kiri
7. Kotak T Kanan
8. Kotak T Terbalik
9. Kotak Silang
10. Kotak Cabang Lima

Gambar 87. Macam-macam kotak sambung

6. Sakelar
Fungsi sakelar adalah untuk menghubungkan atau memutuskan arus listrik dari
sumber ke pemakai/beban. Sakelar terdiri dari banyak jenis tergantung dari cara
pemasangan, sistem kerja, dan bentuknya. Berdasarkan sistem kerjanya sakelar dibagi
menjadi tujuh, yaitu

a. Sakelar Tunggal
Fungsi sakelar tunggal adalah untuk menyalakan dan mematikan lampu. Pada
sakelar ini terdapat dua titik kontak yang menghubungkan hantaran fasa dengan
lampu atau alat yang lain

Gambar 88. Bentuk Sakelar Tunggal

104
b. Sakelar Kutub Ganda (Dwi Kutub)
Titik hubung dwi kutub ada empat, biasanya digunakan untuk memutus
atau menghubungkan hantaran fasa dan nol secara bersama- sama. Sakelar ini
biasanya digunakan pada boks sekering satu fasa.
c. Sakelar Kutub Tiga (Tri Kutub)
Sakelar mempunyai enam titik hubung untuk menghubungkan atau
memutuskan hantara fasa (R, S, dan T) secara bersama-sama pada sumber listrik 3
fasa.
d. Sakelar Kelompok
Kegunaan sakelar kelompok adalah untuk menghubungkan atau memutuskan
dua lampu atau dua golongan lampu secara bergantian, tetapi kedua golongan
tidak dapat menyala bersamaan
e. Sakelar Seri
Sakelar seri adalah sebuah sakelar yang dapat menghubungkan dan memutuskan
dua lampu, atau dua golongan lampu baik secara bergantian maupun bersama-
sama. Sakelar seri sering disebut pula sakelar deret.
f. Sakelar Tukar
Sakelar tukar sering disebut dengan sakelar hotel karena banyak dipakai dipakai
di hotel-hotel untuk menyalakan dan memadamkan dua lampu atau dua golongan
lampu secara bergantian. Selain itu, sakelar dapat pula digunakan untuk menyalakan
dan memadamkan satu lampu atau satu golongan lampu dari dua tempat dengan
menggunakan dua sakelar tukar.
g. Sakelar Silang
Untuk melayani satu lampu atau satu golongan lampu agar dapat dinyalakan dan
dimatikan lebih dari dua tempat dapat dilakukan dengan mengkombinasikan antara
sakelar tunggal dan sakelar silang. Yang harus diingat, sakelar pertama dan terakhir
adalah sakelar tukar sedangkan sakelar di antaranya adalah sakelar silang.

105
Berikut macam-macam sakelar, lambang, kontruksi dan pengawatannya seperti pada
(gambar 89) berikut ini.

Gambar 89. Macam-macam Sakelar, Lambang, Konstruksi, dan Pengawatannya


Berdasarkan cara pemasangannya, sakelar dibedakan atas dua jenis, yaitu sakelar
yang dipasang di luar tembok (inbow) dan sakelar yang dipasang di dalam tembok
(outbow).

Pemasangan sakelar di luar tembok (out bow) dilengkapi dengan roset sebagai
tempat dudukan. Pemasangan sakelar di dalam tembok (inbow) memerlukan
mangkuk sakelar (dos tanam) baik yang terbuat dari plat besi maupun plastik (PVC),
sebagai dudukan sakelar. Berdasarkan cara kerjanya, sakelar dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :

106
a. Sakelar Tarik
Biasanya terdapat pada fitting lampu dan untuk mengoperasikan
digunakan seutas tali.
b. Sakelar Tombol Tekan
Bila ditekan maka kontak terhubung dan begitu dilepas maka kontak akan
terputus kembali. Tombol biasanya dipakai untuk bel listrik, tetapi ada pula
tombol yang dalam keadaan normal terhubung dan saat ditekan terputus.
Misalnya tombol yang terpasang pada pintu almari es untuk penyalaan lampunya.
c. Sakelar Jungkit
Saat ini lebih banyak digunakan untuk menggantikan sakelar putar karena
pengoperasiannya mudah.
d. Sakelar Putar
Sudah jarang digunakan karena sudah ada penggantinya yaitu sakelar
jungkit. Pemakaiannya hanya pada tempat tertentu, misalnya, box sekering.

7. Fitting
Fitting adalah suatu komponen listrik tempat menghubungkan lampu dengan kawat-
kawat hantaran. Ada bermacam-macam fitting, diantaranya fitting duduk, fitting gantung,
fitting bayonet, dan fitting kombinasi stop kontak seperti tampak pada gambar 90.

Gambar 90. Aneka Jenis Fiting

Fitting duduk dipasang pada dinding ataupun langit-langit. Bila pemasangannya


tidak dapat dilakukan secara langsung, perlu dipasang roset, yaitu kayu maupun plastik
sebagai tempat dudukannya. Pemasangan fitting gantung tergantung pada langit-langit
dengan menggunakan kabel snoer atau penguat tali rami. Tali rami berfungsi sebagai
penahan agar kabel tidak menanggung beban.

107
Bila ditinjau dari konstruksinya, fitting dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
a. Fitting ulir
Cara memasang lampu pada fitting dilakukan dengan memutar lampu pada fitting.
Fitting semacam ini juga sering disebut Fitting Edison, yang tersedia dalam berbagai
macam ukuran disesuaikan dengan lampunya.
b. Fitting tusuk
Cara memasang lampunya dengan jalan menusukkan ke fitting. Fitting jenis ini
terdapat dua macam, yaitu fitting yang kaki- kaki lampunya langsung dijepit atau
disebut fitting bayonet dan jenis lain ialah fitting tusuk putar, yaitu fitting yang
setelah kaki lampu ditusukkan kemudian diputar seperempat lingkaran atau disebut
Fitting Goliath Fitting jenis Bayonet dan Goliath biasanya hanya digunakan pada
kendaraan, misal kapal laut, motor, dan mobil.

8. Sakering
Sekering merupakan alat pengaman dari gangguan arus lebih ataupun
hubung singkat. Di dalam beberapa sekering dipasang kawat perak sebagai sambungan
sekering yang akan meleleh jika terjadi gangguan arus lebih atau arus hubung singkat.
Ukuran sekering harus menurut aturan yang ditetapkan dalam PUIL (Peraturan Umum
Instalasi Listrik) yaitu maksimal sebesar 2,5 kali arus nominalnya. Beberapa bentuk
sekering pada gambar 91 dan 92.

Gambar 91. Beberapa Bentuk Sekering

108
Sakering dibagi menjadi beberapa jenis seperti pada (gambar 91) yang
menggambarkan tentang : 1. Sekering patrun; 2. Sekering sumbat; 3. Sekering tabung; 4.
Sekering gagang; 5. Sekering pita; 6. Sekering bebas letupan.

Gambar 92. Konstruksi Beberapa Bentuk Sekering


Sekering sumbat banyak digunakan dalam instalasi penerangan dan tenaga untuk arus
listrik di bawah 60 ampere. Bagian-bagian sekering sumbat diperlihatkan pada gambar 93.
Yang menggambarkan tentang bagian-bagian sakering diantaranya : 1.Tempat sekering;
2.Sekerup; 3.Tubuh sekering; 4.Tutup kontak; 5.Sambungan sekering; 6.Kawat penunjuk;
7.Pegas penunjuk; 8.Tutup penunjuk.

Gambar 93. Bagian-bagian sekering


9. Stop Kontak
Stop kontak atau kotak kontak merupakan kotak tempat sumber arus listrik yang siap
pakai. Berdasarkan bentuknya stop kontak dibedakan menjadi stop kontak biasa, stop
kontak dengan hubungan tanah dan stop kontak tahan air. Sedangkan berdasarkan
pemasangannya stop kontak dibedakan menjadi stop kontak yang ditanam dalam

109
dinding dan stop kontak yang ditanam di permukaan dinding. Bagian-bagian dari stop
kontak diperlihatkan pada gambar 94.

Gambar 94. Bagian-bagian Stop Kontak

10. Kotak Pembagi Daya Listrik (PHB)/Distribusi Panel (DP)


Panel bagi di dalam instalasi listrik rumah/gedung merupakan peralatan yang
berfungsi sebagai tempat membagi dan menyalurkan tenaga listrik ke beban yang
memerlukan agar merata dan seimbang. Di dalam panel bagi terdapat komponen antara
lain rel (busbar), sakelar utama, pengaman, pengaman, alat-alat ukur dan lampu indikator.

11. Rating Pengaman


Rating pengaman yang dipakai menurut PUIL 2011 arus sama dengan atau lebih
besar dari arus nominal beban (I pengaman > I nominal). Pengaman yang digunakan
dalam instalasi listrik adalah pemutus rangkaian (MCB) untuk pengaman tiap kelompok
beban dan pemutus rangkaian pusat (MCCB) untuk pengaman seluruh kelompok beban.

Besarnya rating arus MCB maupun MCB diperhitungkan arus beban yang dipikul
atau dipasang di dalam instalasi agar memenuhi syarat keamanan.

12. Perlengkapan Bantu


Untuk memasang peralatan-peralatan seperti dibahas diatas, diperlukan
beberapa perlengkapan bantu seperti :

a. Klem (sengkang)
Klem digunakan untuk menahan pipa agar dapat dipasang pada dinding atau
langit-langit. Klem dapat terbuat dari besi maupun bahan PVC. Ukurannya
disesuaikan dengan ukuran pipa.

110
Klem dipasang menggunakan sekrup atau paku dengan jarak antara
satu dengan lainnya tidak lebih dari satu meter untuk pemasangan pipa lurus
memanjang. Adapun jarak klem dengan kotak sambung, sakelar, stop kontak
atau komponen lainnya maksimum 10 cm. Untuk meninggikan pemasangan pipa
dipakai klem dengan pelana.

Gambar 95. Bentuk Klem dan Pelana

b. Lengkungan Siku (elbow)


Klem digunakan untuk menahan pipa agar dapat dipasang pada dinding
atau langit-langit. Klem dapat terbuat dari besi maupun bahan PVC.
Ukurannya disesuaikan dengan ukuran pipa.

Gambar 96. Lengkungan (elbow)


c. Sambungan pipa (sock)
Pemasangan pipa instalasi tidak selamannya menggunakan pipa utuh. Untuk
menghemat bahan, seringkali diperlukan penyambungan pipa. Penyambungan
pipa ini dapat dilakukan dengan memasang penyambung pipa (sock) yang
pengerjaannya sangat praktis.

Gambar 97. Sambungan Pipa (Sock)

111
d. Las dop
Setelah sambungan-sambungan yang terdapat pada kotak sambung dipilin
dengan baik dan kuat dengan benang kasur. Sebaiknya sambungan itu ditutup
dengan las dop. Ini dimaksudkan agar antara masing-masing sambungan tidak
bersinggungan sehingga tidak membahayakan kita. Las dop dibuat dari bahan
isolasi porselen atau plastik. Berikut bentuk las dop pada (gambar 98) berikut.

Gambar 98. Las Dop

B . Cara Pemasangan Komponen Instalasi Listrik


1. Instalasi 1 Lampu Pijar dengan 1 Sakelar Tunggal
Rangkaian instalasi seperti gambar 99 merupakan instalasi paling sederhana.
Biasanya rangkaian instalasi separti inilah yang sering dipasang pada rumah-
rumah maupun gedung. Rangkaian instalasi ini terdiri dari komponen-komponen seperti
satu sakelar tunggal, satu lampu, satu T - dos, dan penghantar.
Lampu pijar sebanyak satu buah dilayani oleh satu sakelar. Saat sakelar OFF maka
lampu pijar akan mati. Begitu pula jika sakelar ON maka lampu pijar juga akan menyala.

Gambar 99. Diagram Satu Garis Satu Lampu Satu Sakelar Tunggal

2. Instalasi 2 Lampu Pijar dengan 1 Sakelar Seri (Deret)


Instalasi ini terdiri dari dua buah lampu yang dapat dihidupkan maupun dimatikan
dari satu sakelar. Sakelar yang digunakan adalah sakelar seri atau deret.
Pada sakelar tersebut terdapat dua tuas sakelar yang dapat dikendalikan sendiri-
sendiri. Instalasi seperti gambar 20 penggunaanya sering di jumpai di bagian rumah atau
gedung yang terdiri dari dua ruangan yang dikendalikan dari satu tempat. Dua buah

112
lampu yang terpasang, satu lampu dilayani sakelar seri tuas A dan satu satu lampu
lainnya dilayani sakelar seri tuas B.

Gambar 100. Diagram Satu Garis Dua Lampu Satu Sakelar Seri (Deret)

3. Instalasi 1 Lampu Pijar dengan 2 Sakelar Tukar


Instalasi ini terdiri dari satu lampu pijar yang dapat dihidupkan dan dimatikan
dari dua sakelar. Sakelar yang digunakan adalah sakelar tukar atau sering disebut sakelar
hotel. Rangkaian instalasi ini sering dijumpai pada lorong yang terdapat dua pintu.
Ditengah-tengah ruangan terdapat lampu. Lampu tersebut dapat dihidupkan dan
dimatikan dari dua sakelar yang berada di dua pintu.

Gambar 101. Diagram Satu Garis Satu Lampu Pijar Dua Sakelar Tukar

4. Instalasi 1 Lampu Pijar dengan 2 Sakelar Tunggal dan 1 Stop Kontak


Instalasi ini terdiri dari gabungan instalasi satu lampu dan satu sakelar tunggal
dengan instalasi satu stop kontak. Pada instalasi ini diawali dengan sebuah kotak
sekering satu fasa yang berfungsi sebagai pengaman instalasi dari bahaya hubung
pendek (konslet). Pemasangan stop kontak tidak tergantung kepada sakelar tapi berdiri
sendiri. Jika sakelar tunggal dinyalakan maka lampu akan menyala.

113
Gambar 102. Gambar Diagram Satu Garis Satu Lampu Pijar dengan Satu Sakelar Tunggal
dan Satu Stop Kontak dilengkapi dengan Kotak Sekering Satu Fasa

5. Ketentuan berdasarkan PUIL 2011


Maksud dan tujuan Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2011 ini
adalah untuk terselenggaranya dengan baik instalasi listrik. Peraturan ini lebih
diutamakan pada keselamatan manusia terhadap bahaya sentuhan serta kejutan arus,
keamanan instalasi listrik beserta perlengkapannya dan keamanan gedung serta isinya
terhadap kebakaran akibat listrik. Persyaratan ini berlaku untuk semua instalasi arus kuat,
baik mengenai perencanaan, pemasangan, pemeriksaan dan pengujian, pelayanan,
pemeliharaan maupun pengawasannya. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) ini
tidak berlaku untuk :

 Bagian dari instalasi listrik dengan tegangan rendah yang hanya digunakan
untukmenyalurkan berita dan isyarat.
 Bagian dari instalasi listrik yang digunakan untuk keperluan telekomunikasi dan
pelayanan kereta rel listrik.
 Instalasi listrik dalam kapal laut, kapal terbang, kereta rel listrik, dan kendaraan
lain yang digerakkan secara mekanik.
 Instalasi listrik dibawah tanah dalam tambang.
 Instalasi listrik dengan tegangan rendah yang tidak melebihi 25 volt dan dayanya
tidak melebihi 100 watt.
6. Ketentuan yang Terkait
Di samping Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2011 ini, harus pula
diperhatikan ketentuan yang terkait dengan dokumen berikut :
a) Undang-Undang No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
b) Undang-Undang No.15 tahun 1985 tentang Ketenagalistrikan.
c) Undang-Undang No.23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.

114
d) Peraturan Pemerintah RI No.10 tahun 1989 tentang Penyediaan dan
PemanfaatanTenaga Listrik.
e) Peraturan Pemerintah No.25 tahun 1995 tentang Usaha Penunjang Tenaga
Listrik.
f) Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi No.01.P/40/M.PE/1990 tentang
Instalasi Ketenagalistrikan.
g) Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi No.02.P/0322/M.PE/1995 tentang
Standardisasi, Sertifikasi dan Akreditasi dalam Lingkungan Pertambangan dan
Energi.

7. Syarat-syarat Pemasangan Instalasi Listrik


Di samping Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) dan peraturan mengenai
kelistrikan yang berlaku, harus diperhatikan pula syarat-syarat dalam pemasangan
instalasi listrik, antara lain :

a) Syarat ekonomis
Instalasi listik harus dibuat sedemikian rupa sehingga harga keseluruhan dari instalasi
itu mulai dari perencanaan, pemasangan dan pemeliharaannya semurah mungkin,
kerugian daya listrik harus sekecil mungkin.

b) Syarat keamanan
Instalasi listrik harus dibuat sedemikian rupa, sehingga kemungkinan timbul
kecelakaan sangat kecil. Aman dalam hal ini berarti tidak membahayakan jiwa
manusia dan terjaminnya peralatan dan benda-benda disekitarnya dari kerusakan
akibat dari adanya gangguan seperti gangguan hubung singkat, tegangan lebih, beban
lebih dan sebagainya.

c) Syarat keandalan (kelangsungan kerja)


Kelangsungan pengaliran arus listrik kepada konsumen harus terjamin secara baik.
Jadi instalasi listrik harus direncanakan sedemikian rupa sehingga kemungkinan
terputusnya atau terhentinya aliran listrik adalah sangat kecil.

115
RANGKUMAN PEMBELAJARAN 4

Mengetahui keunaan komponen-kompenen yang digunakan dalam instalasi listrik


sangat dibutuhkan dalam proses perencanaan maupun pemasangan instalasi listrik. Selain itu
dibutuhkan kemampuan untuk memilih komponen-kompenen yang tepat untuk dipasang
pada suatu rangkaian instalasi listrik. Selain akan lebih menghemat biaya dan waktu
pemasangan, pemilihan komponen listrik yang tepat akan dapat memberikan tingkat
keselamatan yang lebih tinggi.

Mengetahui dan dapat menerapkan pengetahuan untuk membuat perancanaan listrik


sangat dibutuhkan untuk menghasilkan suatu rangkaian instalasi yang aman ekonomis dan
rapi, maksudnya adalah :

 Ekonomis
Instalasi listik harus dibuat sedemikian rupa sehingga harga keseluruhan dari instalasi
itu mulai dari perencanaan, pemasangan dan pemeliharaannya semurah mungkin,
kerugian daya listrik harus sekecil mungkin.

 Aman
Instalasi listrik harus dibuat sedemikian rupa, sehingga kemungkinan timbul kecelakaan
sangat kecil. Aman dalam hal ini berarti tidak membahayakan jiwa manusia dan
terjaminnya peralatan dan benda-benda disekitarnya dari kerusakan akibat dari adanya
gangguan seperti gangguan hubung singkat, tegangan lebih, beban lebih dan sebagainya.

 Keandalan (kelangsungan kerja)


Kelangsungan pengaliran arus listrik kepada konsumen harus terjamin secara baik. Jadi
instalasi listrik harus direncanakan sedemikian rupa sehingga kemungkinan terputusnya
atau terhentinya aliran listrik adalah sangat kecil.

Selain dari itu dibutuhkan juga kemampuan untuk dapat menganalisa situasi tempat
atau ruangan yang akan dipasang instalasi.

116
LATIHAN PEMBELAJARAN 4

Para peserta didik yang smart dan penuh semangat. Semoga peserta didik sudah
semakin bertambah ilmu pengetahuannya dari hasil materi yang telah disampaikan
pada bab sebelumnya. Untuk mereview pengetahuan para peserta didik tentang
Menentukan komponen instalasi lampu penerangan pada bangunan sederhana, maka
ada baiknya para peserta didik melatih kemampuan dan pengetahuan yang telah
dipelajari dengan soal latihan :
1. Jelaskan prinsip kerja rangkaian instalasi dua lampu pijar dengan satu
sakelar seri (deret)!
2. Apa yang akan terjadi apabila sekering putus, mengapa?
3. Dimanakah penerapan rangkaian instlasi satu lampu pijar dengan dua
sakelar tukar sering dijumpai, kenapa?
4. Gambarkan rangkaian instalasi sederhana yang dibahas pada uraian
menggunakan kertas A !

Petunjuk Jawaban Latihan 4

Agar dapat mengerjakan soal di atas dengan baik, cermati kembali modul
pembelajaran 4 ini. Lalu gunakan reverensi lain seperti internet sebagai penguat
jawaban Anda.

“Usaha terbaik diiringi dengan kejujuran adalah modal paling


berharga”

-Anonim

117
TES FORMATIF 4

Setelah ananda mempelajari modul dan mengerjakan latihan diatas, saya yakin
anak didik sudah semakin memahami tentang Menentukan komponen instalasi lampu
penerangan pada bangunan sederhana dengan baik. Oleh sebab itu, yuuk… diuji
kemampuan pemahamannya. Kerjakan dengan jujur dan percaya diri ya.

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dari berbagai elternatif jawaban berikut ini.

1. Gambar komponen berikut ini merupakan:


a. Sekering
b. Sakelar
c. Lampu
d. Kabel
e. pipa
2. Untuk melayani satu lampu atau satu golongan lampu agar dapat dinyalakan dan
dimatikan lebih dari dua tempat merupakan fungsi dari:
a. Sakelar silang
b. Sakelar seri
c. Sakelar tunggal
d. Sakelar kelompok
e. Sakelar tukar
3. Penghantar biasanya digunakan pada PHB (Papan Hubung Bagi) sebagai rel-rel
pembagi atau rel penghubung dan biasanya penghantar ini tidak berisolasi. Jenis
penghantar ini adalah:
a. NYM
b. NYY
c. Serabut
d. Pejal
e. busbar
4. Simbul dari sakelar silang adalah:

a.

118
b.

c.

d.

e.

5. Berapakah kekuatan tegangan tarik penghantar tambaga keras (BCCH = Bare Copper
Conductor Hard )
a. 39 kg/mm².
b. 41 kg/mm².
c. 43 kg/mm².
d. 46 kg/mm².
e. 49 kg/mm².
6. Sebagai pelindung hantaran dan sekaligus perapi instalasi merupakan fungsi dari
a. Stop Kontak
b. Saklar
c. Kabel
d. pipa
e. Sekering
7. Kotak garpu dipakai untuk
a. percabangan sejajar.
b. untuk empat percabangan
c. lima percabangan dengan empat cabang sejajar.
d. dipasang pada sudut-sudut ruang.
e. digunakan pada pemasangan pipa lurus memanjang
8. Fungsi dari Fitting adalah
a. alat pengaman dari gangguan arus lebih ataupun hubung singkat
b. komponen listrik tempat menghubungkan lampu dengan kawat-kawat hantaran

119
c. menghubungkan atau memutuskan arus listrik
d. pelindung hantaran dan sekaligus perapi instalasi
e. untuk menahan pipa agar dapat dipasang pada dinding atau langit-langit
9. Klem berfungsi
a. alat pengaman dari gangguan arus lebih ataupun hubung singkat
b. komponen listrik tempat menghubungkan lampu dengan kawat-kawat hantaran
c. menghubungkan atau memutuskan arus listrik
d. pelindung hantaran dan sekaligus perapi instalasi
e. untuk menahan pipa agar dapat dipasang pada dinding atau langit-langit
10. Gambar diatas merupakan
a. Las dop
b. Pipa
c. Klem
d. Lampu
e. kabel

120

Anda mungkin juga menyukai