Anda di halaman 1dari 9

SPESIFIKASI TEKNIK

PEKERJAAN :

PERBAIKAN RUMAH JURU


B. LAMARAN 1

SEKSI RENGASDENGKLOK

PERUSAHAAN UMUM (PERUM) JASA TIRTA II

DIVISI PENGELOLAAN AIR II

Jl. Raya Curug – Klari Karawang

TAHUN ANGGARAN 2014

SPESIFIKASI TEKNIK PEKERJAAN


PERBAIKAN RUMAH JURU B. LAMARAN 1
Seksi Rengasdengklok

P a s a l : 01
GALIAN TANAH

a. Yang dimaksud dengan galian tanah disini adalah galian tanah untuk pasangan pondasi
dari pasangan batu belah, beton atau lainnya yang terletak dibawah permukaan tanah.
b. Dalam dan lebar galian tanah tersebut tidak boleh lebih atau kurang dari ukuran yang
ditetapkan. Untuk keperluan tersebut sesuai garis-garis dan derajat-derajat (kemiringan)
seperti ditunjukkan dalam gambar atau yang diperintahkan Pengawas.
c. Bilamana sehubungan dengan Pasal 01 ini ternyata telah dilakukan penggalian melebihi
ukuran yang diperlukan/telah ditentukan sehingga syarat-syarat konstruksi tidak terpenuhi
lagi, maka biaya perbaikan untuk memenuhi syarat konstruksi tersebut adalah menjadi
beban Pihak Kedua.
d. Dalam pekerjaan galian tanah ini termasuk juga pekerjaan pembersihan segala macam
kotoran, sampah dan lain-lainnya yang terdapat dalam galian tanah tersebut guna
menghindari kemungkinan terjadi perubahan konstruksi.
e. Penggalian harus dilakukan sedemikian sehingga tidak akan merusak bangunan atau
konstruksi-konstruksi lainnya atau menimbulkan kecelakaan.
f. Tebing-tebing atau dasar galian yang tidak bisa ditetapkan seperti Pasal 01.b. berhubung
dengan keadaan tanahnya maka ukuran-ukuran galian akan ditentukan dan diperhitungkan
Pengawas menurut kebutuhan agar tidak terjadi longsoran atau mengakibatkan turunnya
bangunan.
Bilamana tebing-tebing itu oleh karena adanya pekerjaan didekat tempat tersebut atau
karena alasan-alasan lainnya harus dilakukan tindakan-tindakan sementara yang dapat
diadakan setelah mendapat persetujuan dari Pengawas.
g. Apabila dibuat serokan-serokan pembuang, maka serokan-serokan itu harus digali dengan
segera sampai cukup dalam.
Bilamana pekerjaan ini diakhiri, maka serokan-serokan itu harus dikerjakan menurut
penampang-penampang yang dikehendaki dan apabila hanya diperlukan selama pekerjaan
saja, serokan-serokan itu harus diarug kembali dengan baik.
h. Tanah yang digali bilamana nantinya tidak akan dipergunakan lagi untuk meninggikan
atau menimbun daerah-daerah lain, harus disingkirkan dari tempat pekerjaan menurut
petunjuk Pengawas.
i. Meratakan tanah galian tersebut pada lapangan kerja hanya dapat dilaksanakan setelah
mendapat persetujuan dari Pengawas.

P a s a l : 04
PEKERJAAN BETON BERTULANG
Pekerjaan beton ini adalah adukan beton bertulang dengan perbandingan adukan 1 : 2 :
3. Syarat pasir dan Semen PC yang dipakai untuk pekerjaan ini sama dengan syarat
untuk pekerjaan pasangan batu belah. Batu koral yang dipakai harus bersih dari bahan
organik dan tidak bercampur dengan sampah/tanah. Batu koral yang dipakai adalah
batu belah/split yang bersisi tajam dan ukurannya beragam. Perbandingan adukan itu
harus diperhatikan agar menghasilkan beton yang baik dan tidak keropos. Besi beton
yang dipakai untuk tulangan harus sesuai ukurannya dengan gambar rencana dan
bebas dari karat. Pengikatan besi tulang harus sedemikian rupa sehingga tidak
bergeser pada saat beton dicor.

P a s a l : 05
PEKERJAAN BETON TUMBUK

Pekerjaan Beton Rabat 1:2:5/tumbuk


Pekerjaan beton dengan perbandingan adukan adukan 1 : 2 : 5. Syarat pasir dan dan
Koral yang dipakai untuk pekerjaan ini sama dengan syarat untuk pekerjaan beton
bertulang. Perbedaanya beton tumbuk tidak menggunakan tulangan.

P a s a l : 06
PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA

a. Yang dimaksud dengan pekerjaan pasangan batu bata adalah pasangan yang terdiri hanya
dari batu bata yang tahan lama, berkualitas baik tidak retak atau pada tempat-tempat
sebelah hulu/hilir tidak belah-belah serta matang dalam pembakarannya.
Pelaksanaan pekerjaan pasangan batu bata dibuat berdasarkan bentuk dan ukuran-ukuran
yang tertera dalam gambar bestek atau yang ditetapkan Direksi.
b. Pasangan batu bata harus dipasang dengan tenaga manusia, dipasang seluruhnya
disesuaikan dengan gambar bestek yang ada.
Jika pasangan batu bata tidak dinyatakan pada gambar, maka tebalnya harus paling sedikit
10 cm.

P a s a l : 07
PEKERJAAN PLESTERAN

a. Pekerjaan plesteran dilakukan pada pasangan batu yang baru maupun yang lama, dinding-
dinding dari pasangan batu pada pasangan batu beton. Campuran specie yang
dipergunakan untuk plesteran pekerjaan pasangan yang berhubungan dengan bangunan
air dipakai campuran specie dengan perbandingan volume 1 bagian portland cement : 3
bagian pasir pasang.

Sedang campuran specie untuk plesteran pasangan dinding tembok dari bata merah yang
tidak berhubungan langsung dengan air, dipergunakan campuran specie dengan
perbandingan volume 1 bagian kapur pasang : 1 bagian semen merah : 2 bagian pasir
pasang. Untuk plesteran dinding tembok dari pasangan bata merah yang berhubungan
langsung dengan air dipergunakan campuran specie 1 bagian portland cement : 2 bagian
pasir pasang.
b. Sebelum pekerjaan plesteran dimulai, maka bidang pasangan/dinding yang akan diplester
harus dibersihkan dahulu dengan sikat baja terutama pada permukaan pasangan lama yang
telah berlumut. Setelah bidang yang akan diplester itu bersih, kemudian disirami air baru
pekerjaan plesteran dapat permukaan dinding akan diplester terlebih dahulu dibagi dalam
beberapa bagian dengan garis-garis antara dari plesteran specie berjajaran dalam arah
pertical disebut kepala plesteran. Setelah itu baru pekerjaan plesteran dimulai pada
umumnya plesteran terdiri dari lapisan tunggal yang tebalnya tidak melebihi dari 20 mm.
Bilamana secara pengecualian harus menyimpang dari kelajiman ini, maka plesteran dapat
lebih tebal dan dalam lapisan yang lebih banyak.
c. Pekerjaan plesteran harus dikerjakan dalam keadaan betul-betul rata, tidak rusak bila
diketuk tidak memberikan bunyi sebagai tanda tidak lekatnya plesteran pada dinding.
Untuk mendapatkan bidang plesteran yang rata, maka plesteran digosok dengan portland
cement dan memakai adonan semen merah bilamana campuran specie terdiri dari kapur,
semen merah dan pasir. Pada sudut-sudut dinding tembok dimana plesteran mudah rusak
maka digunakan plesteran dengan campuran specie 1 portland cement : 4 pasir.
d. Plesteran yang sudah selesai harus ditutup dengan kertas semen dan sewaktu-waktu
disiram air selama 14 hari.

P a s a l : 08
PASANGAN LANTAI KERAMIK

a. Pekerjaan pasangan lantai keramik 30 x 30 , 20 x 25 dan 20 x 20.


b. Sebelum pekerjaan ini dimulai, maka bidang yang akan dipasang lantai keramik harus
betul-betul rata pada setiap bagiannya, pada umumnya bidang yang akan dipasang diberi
arugan pasir pasang.
c. Keramik yamg akan dipasang sebelumnya harus direndam terlebih dahulu dengan air
minimal 15 (lima belas) menit sebelum dipasang.
d. Bagian yang akan dipasang diberi bentangan tali rami, sehingga akan diperoleh ketinggian
lantai yang sama pada setiap bagiannya.
e. Pada area yang akan dipasang keramik, terlebih dahulu diberi adonan sement dengan pasir
pasang secukupnya, serta diratakan, baru diatasnya dipasang keramik, dengan jarak antara
keramik yang satu dengan yang lainnya minimal 0,50 cm.
f. Setelah seluruh keramik terpasang pada bidang tersebut dan kering, maka rongga-rongga
yang dikosongkan (akibat adanya jarak pemasangan keramik yang satu dengan yang
lainnya) diberi adonan sement warna disesuaikan dengan warna keramik yang dipasang,
sehingga rongga-rongga tersebit tertutup rapat dan padat dengan sement warna.

g. Setelah kering rongga-rongga yang ditutup dengan sement warna tersebut dibersihkan
dengan ampelas.
Semua beton diawetkan dengan memberi air atau cara lain yang dapat disetujui pengawas
selama jangka waktu tertentu minimum 3 minggu atau sebagaimana ditentukan pengawas.
a. Satuan pengukur untuk pembayaran pekerjaan beton bertulang dan beton tak bertulang
adalah dalam meter kubik (m3) serta tidak diadakan pengukuran secara terpisah buat besi
betonnya, akan tetapi sudah termasuk dalam pekerjaan.

P a s a l : 09
PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA
a. Pekerjaan kusen pintu dan jendela yang dimaksud terbuat dari kayu klas II dengan ukuran
sesuai dengan gambar detail perencanaan, kecuali ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan
disesuaikan dengan kenyataan lapangan.
b. Untuk memperkuat kedudukan pada pasangan, harus dipasang angkur dengan besi beton
berdiameter 10 mm dan panjang 100 mm, jarak setiap angkur 1,00 meter.
c. Kayu yang dipakai harus betul-betul lurus, tidak melengkung dan kering, sehingga tidak
akan melenting.
d. Setelah selesai semua bagian diberi dempul kayu kemudian di cat dasar, biasanya dengan
meni kayu yang dilanjutkan dengan pemberian cat warna yang telah disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.

P a s a l : 10
PEKERJAAN DAUN JENDELA

Pekerjaan daun jendela dimaksud rangka terbuat dari kayu klass II dengan dilapis bagian
luarnya dengan teakwood tebal, ukuran sesuai dengan gambar detail perencanaan, kecuali
ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan disesuaikan dengan kenyataan lapangan.

P a s a l : 11
PEKERJAAN KUDA-KUDA / GORDING

a. Pekerjaan gording yang dimaksud terbuat dari kayu klas II dengan ukuran sesuai dengan
gambar detail perencanaan, kecuali ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan disesuaikan
dengan kenyataan lapangan.
b. Kayu yang dipakai harus betul-betul lurus, tidak melengkung dan kering, sehingga tidak
akan melenting.
h. Setelah selesai semua bagian diberi cat dasar, biasanya dengan residu agar tidak mudah
dirusak oleh binatang serangga penggeret/ngengat dsb.

P a s a l : 12
PEKERJAAN RANGKA ATAP

a. Pekerjaan rangka atap yang dimaksud terbuat dari kayu Klas II dengan ukuran sesuai
dengan gambar detail perencanaan, kecuali ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan
disesuaikan dengan kenyataan lapangan.
b. Kayu yang dipakai harus betul-betul lurus, tidak melengkung dan kering, sehingga tidak
akan melenting.
c. Setelah selesai semua bagian diberi cat dasar, biasanya dengan residu agar tidak mudah
dirusak oleh binatang serangga penggeret/ngengat dsb.

P a s a l : 13
PEKERJAAN LISPLANK GRC

a. Pekerjaan lisplank yang dimaksud terbuat dari Lisplank GRC dengan ukuran 20 cm,
dengan ukuran sesuai dengan gambar detail perencanaan, kecuali ditentukan lain oleh
Direksi Pekerjaan disesuaikan dengan kenyataan lapangan.
b. Jika panjang lisplank lebih dari 3,00 meter, maka penyambungan agar dilakukan dengan
sistim ekor burung kecuali ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan disesuaikan dengan
kenyataan lapangan.
c. Kayu yang dipakai harus betul-betul lurus, tidak melengkung dan kering, sehingga tidak
akan melenting apabila telah dipasang.
d. Pemasangan lisplank harus sesuai dengan gambar, tidak melengkung dsb. harus betul-
betul lurus.
e. Setelah selesai semua bagian diberi dempul kayu kemudian di cat dasar, biasanya dengan
meni kayu yang dilanjutkan dengan pemberian cat warna yang telah disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.

P a s a l : 14
PEKERJAAN PLAPON DAN GRC

a. Kayu yang dipergunakan adalah kayu klas II dengan ukuran disesuaikan dengan gambar
detail perencanaan.
b. GRC berkualitas baik, tidak retak-retak maupun patah sebagian.
c. Pada bagian sambungan eternit yang satu dengan yang lainnya diberi list kayu dengan
ukuran sesuai dengan gambar, dan dipaku pada 3 – 4 tempat pada setiap sisinya/listnya.

PEKERJAAN PENGECATAN

P a s a l : 17
PENGECATAN / LABURAN TEMBOK

a. Yang dimaksud dengan pengecatan / laburan tembok disini adalah pengecatan / laburan
dengan cat tembok berkualitas baik
b. Cara pengerjaannya, dinding tembok terlebih dahulu harus diplamur dengan plamur
tembok yang dilakukan serata mungkin, dan kemudian dihaluskan dengan ampelas.
Selanjutnya dilakukan pengecatan / laburan dengan cat tembok yang telah disetujui oleh
Pengawas Pekerjaan, serta dilaksanakan paling sedikit 3 (tiga) kali sapuan yang
dilaksanakan secara bertahap, sehingga seluruh bidang tampak rata dan sewarna.
c. Pembayaran pekerjaan pengecatan / laburan tembok ini berdasarkan harga satuan per m2.

P a s a l : 18
PENGECATAN KAYU

a. Yang dimaksud dengan pengecatan kayu disini adalah pengecatan kusen pintu dan jendela
dengan cat kayu yang berkualitas baik
b. Cara pengerjaannya, kayu yang akan dicat terlebih dahulu harus dibersihkan dari kotoran-
kotoran dengan cara diampelas dengan ampelas kayu, yang dilakukan serata mungkin.
Selanjutnya dilakukan pengecatan dengan cat kayu yang telah disetujui oleh Pengawas
Pekerjaan, serta dilaksanakan paling sedikit 3 (tiga) kali sapuan yang dilaksanakan secara
bertahap, sehingga seluruh bidang tampak rata dan sewarna.
c. Pembayaran pekerjaan pengecatan kayu ini berdasarkan harga satuan per m2.
P a s a l : 19
PEKERJAAN PEMASANGAN KACA

a. Kaca dimaksud tebal 5 mm serta dipasang pada tempatnya dan diperkuat dengan list kayu
yang dipakukan dengan baik pada dudukannya, ukuran sesuai dengan gambar detail
perencanaan, kecuali ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan disesuaikan dengan
kenyataan lapangan.
b. Ukuran rangka dengan kaca harus ada sponing minimal 1,5 mm, dimaksudkan agar pada
saat terjadi pemuaian (kayu maupun kaca), tidak akan mengakibatkan kaca pecah.
c. Setelah selesai diberi dempul kayu dan dilanjutkan dengan pemberian cat dasar/meni kayu
serta cat warna yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

P a s a l : 20
PEKERJAAN PEMASANGAN HANDLE PINTU

Pekerjaan ini dilaksanakan apabila pekerjaan pembuatan pintu selesai dilaksanakan atau
dipasang diperkuat dengan paku ulir dengan baik pada dudukannya.

P a s a l : 21
PEKERJAAN PEMASANGAN ENGSEL

a. Pekerjaan ini dilaksanakan apabila pekerjaan pembuatan pintu / jendela selesai


dilaksanakan atau dipasang pada pintu / jendela lama dan diperkuat dengan paku ulir
dengan baik pada dudukannya, baik pada rangka pintu / jendela maupun pada kusen
pintu / jendela.
b. Pemasangan engsel baik pada pintu maupun jendela minimal di 2 ( dua ) tempat sesuai
dengan gambar.

SYARAT-SYARAT PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN

P a s a l : 22
AIR

Air yang akan digunakan untuk campuran beton dan spesi serta untuk keperluan-keperluan
lainnya pada pekerjaan-pekerjaan haruslah air tawar murni dan bersih, tidak mengandung
lumpur, minyak asam,bahan-bahan organik basa kotoran-kotoran lainnya dalam jumlah yang
merusak.
Jika diminta oleh Direksi maka kontraktor harus membersihkannya,sehingga dapat digunakan
untuk mencampur beton/spesi.

P a s a l : 23
PASIR

Pasir adalah butiran-butiran mineral yang harus dapat melalui ayakan berlobang persegi 5 mm
dan tertinggal diatas ayakan berlobang 0,075 mm pasir untuk adukan pasangan, plesteran dan
beton harus memenuhi sebagai berikut :
a. Butiran - butiran pasir harus tajam dan dan keras, tidak dapat dihancurkan dengan jari.

Untuk adukan plesteran dan pasangan, butir-butir harus dapat melalui ayakan berlubang 3
mm. Pasir untuk pengarugan pembuatan jalan harus bersih dari kotoran pasir laut tidak boleh
dipakai untuk pelaksanaan pasangan beton dan pasangan batu akan tetapi setelah dicampur
dengan air tawar bersih dapatlah ia digunakan untuk pembuatan jalan.

P a s a l : 24
PORTLAND CEMENT

a. Kualitas portland cement.


Semen yang akan dipergunakan dalam pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan
yang ditentukan dalam N.I.P sedemikian jauhnya sehingga tidak ada penyimpangan-
penyimpangan dari padanya telah dilakukan sehubungan dengan specifikasinya yang ada
sekarang. Semua semen harus diserahkan dalam kantong-kantong yang kuat, semen harus
diserahkan dalam jumlah yang cukup untuk menjamin bahwa pada setiap saat tidak ada
penangguhan / hambatan-hambatan pekerjaan pembetonan, setiap pengiriman harus
terpisah dan dibedakan. Setiap semen yang telah rusak oleh kelembaban udara, tidak
boleh dipakai dan harus segera disingkirkan dari lapangan tempat pekerjaan.

b. Semen yang cepat mengeras.


Penggunaan semen yang cepat mengeras tidak diizinkan oleh engineer kecuali untuk
keperluan khusus.

c. Pengangkutan semen.
Semen tidak dikirimkan kelapangan sehubungan kontrak belum disetujui oleh Direksi.
Dengan menunjukan keterangan untuk mengesyahkan sehubungan dengan itu. Setelah
menunjukan keterangan tersebut, maka semen dapat dikirimkan kelapangan tempat
pekerjaan.

Waktu pengiriman harus dalam keadaan baik, serta harus tetap kering selama
pengangkutan kelapangan tempat pekerjaan, kontraktor harus memikul resiko kerusakan
semen oleh air lainnya dalam masa pemindahan.

d. Penyimpanan semen dilapangan tempat pekerjaan.


Semen harus disimpan dibangsal-bangsal yang serasi serta kering dan mempunyai
pasilitas setarap untuk itu serta harus diberikan perhatian khusus agar dinding,lantai, atap
penyimpan-an harus kering sehingga merupakan pencegahan yang efektif terhadap udara
lembab yang timbul disekitar semen.

Letak lantai harus minimal 0,30 m diatas tanah dan tertutup dengan lapisan kertas aspal
dan sebagainya, tinggi tumpukan lebih dari 2 m. Semen pengiriman harus terpisah
didalam bangunan dan tiket disediakan nomor pengiriman jumlah kantong-kantong
tanggal ketika penggunaan selesai.
P a s a l : 25
KERIKIL DAN BATU PECAH

a. Kerikil adalah butiran-butiran yang harus dapat melalui syarat berlobang 5 cm. batu pecah
adalah butiran-butiran mineral hasil penahanan dari batu alam yang dapat melalui ayakan
berlobang persegi 76 mm dan tertinggal diatas ayakan berlobang 2 m.

b. Kerikil dan batu pecah untuk syarat-syarat yang ditentukan dalam NI2 1970 (Peraturan
Beton Bertulang Indonesia ), yang ditentukan oleh Departemen Pekerjaan Umum. Kerikil
dan batu pecah untuk maksud-maksud keperluan yang lain harus memenuhi syarat-sayarat
cukup keras, bersih serta sesuai besar butir dan gradiasinya.

B A B III

PEMBERESAN TEMPAT PEKERJAAN

Kontraktor berkewajiban membersihkan sisa-sisa bahan bekas pelaksanaan pekerjaan dan


lain-lain, sehingga semua pekerjaan diserahkan kepada Direksi dalam keadaan : bersih dan
rapih.

Curug Juli 2014


Perum Jasa Tirta II Kepala Bagian Perencanaan Teknis dan
Kepala Divisi Pengelolaan Air II Usaha

DEDI ROCHYADI, ST BIMA KAWINDRA, ST


NIK. 0 3263 8059 NIK. 0 3446 0174

Anda mungkin juga menyukai