Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PEMBUATAN PRODUK

MODIFIKASI MAKANAN KHAS


DAERAH
"KLEPON WARNA-WARNI"

Mirinda Nafsiyah
XII MIPA 1 / 21
Tahun Pelajaran 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Laporan Pembuatan
Produk Modifikasi Makanan Khas Daerah "Klepon Warna – Warni" ini
dapat diselesaikan dengan baik sesuai waktu yang telah ditentukan. Tidak
lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah
Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku
umatnya.
Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran
Prakarya dan Kewirausahaan. Praktik pembuatan produk modifikasi
makanan khas daerah ini saya laksanakan pada tanggal 7 November 2020.
Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan arahan serta bimbingannya selama ini khusunya kepada Ibu
Shinta Beta Prameswari selaku guru Prakarya dan Kewirausahaan XII
MIPA 1 dan Ibu Sri Indahyati selaku orang tua saya, sehingga penyusunan
laporan ini dapat dibuat dengan sebaik-baiknya.
Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Laporan
Pembuatan Produk Modifikasi Makanan Khas Daerah "Klepon Warna –
Warni" ini sehingga saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi penyempurnaan laporan ini.
Saya mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak
kesalahan dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha
Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia.
Semoga Laporan Pembuatan Produk Modifikasi Makanan Khas Daerah
"Klepon Warna – Warni" ini memiliki manfaat, baik bagi pihak sekolah,
para siswa, keluarga, maupun pembaca lainnya.
Sidoarjo, 10 November 2020

Mirinda Nafsiyah

I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................I
DAFTAR ISI ...................................................................II
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .........................................................1
B. Rumusan Masalah ....................................................1
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Sejarah Makanan Daerah Klepon .............................2
BAB III PEMBAHASAN
A. Proses Pembuatan .....................................................4
B. Rincian Biaya ...........................................................6
C. Platting atau Penyajian Produk..................................6
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan dan Saran...............................................7
B. Kesan dan Pesan........................................................7

II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Zaman dahulu orang membeli makanan hanya berpedoman pada
rasanya yang enak dan murah. Ini terutama bagi kalangan masyarakat
menengah ke bawah. Dua hal ini lah yang menjadi prioritas utama
dalam membeli makanan. Mereka tidak begitu memikirkan kandungan
gizi dan nutrisi yang terkandung di dalam makanan yang mereka beli.
Kami ingin membuktikan bahwa makanan tradisional "Klepon" juga
memiliki rasa yang enak dan memiliki kandungan gizi yang
bermanfaat bagi tubuh.
Selain harga makanan tradisional yang murah, juga sangat mudah
dijangkau. Makanan tradisional "Klepon" sesuai dengan apa yang
diinginkan oleh konsumen karena mengandung karbohidrat, protein
dan lain-lain. Selain itu kue tradisional ini memiliki potensi yang
sangat besar. Untuk semakin menarik konsumen dimodifikasilah
klepon ini dengan menambahkan varian warna dan isian. Setiap hari,
ribuan jajanan pasar dibeli untuk disajikan dan jajanan pasar berbeda
dengan backery. Jajanan pasar memiliki potensi disajikan dalam
berbagai macam acara seperti upacara adat/agama. Tidak terbatas
dihidangkan pagi hari saja. Jajanan pasar bisa dihidangkan menjadi
teman minum teh/nonton TV, snack meeting dan berbagai macam
acara arisan lainnya.

B. Rumusan Masalah
i. Bagaimana proses pembuatan produk klepon warna – warni ?
ii. Rincian biayanya apa saja ?
iii. Bagaimana bentuk penyajiannya ?

1
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Sejarah Makana Daerah Klepon
“Kue klepon” merupakan salah satu kue khas Indonesia yang sudah
banyak dikenal diberbagai daerah. Bahkan beberapa literatur
menyebutkan bahwa jenis kue tradisional tersebut sudah ada sampai di
negara lain. Meskipun populer di seluruh Asia Tenggara, klepon mungkin
berasal dari Jawa. Produk kue klepon terkenal berasal dari Pasuruan
(Jawa Timur), dijual dalam kotak di kios-kios kecil yang membuat garis
panjang di pinggir jalan yang menghubungkan Malang dan Surabaya.
Menurut gadis keturunan darah kalimantan, konon katanya klepon
dianggap sebagai makanan khas kota Intan, Kalimantan. Konon pada
zaman dahulu di daerah Martapura hiduplah seorang janda dan anaknya
bernama Galuh. Sejak suaminya meninggal sang janda hanya hidup
bersama Galuh putri semata wayangnya. Sang janda pun semakin tua di
makan usia ia pun sering sakit – sakitan sepeninggal sang suami. Sang
janda mempunyai kebiasaan yaitu senang membuat kue dan akhirnya ia
memutuskan untuk berjualan kue untuk menghidupi keluarganya. Pada
suatu hari sang janda sakit-sakitan dan tak dapat membuat kue, si Galuh
pun tak tega hati melihat ibunya. Ia pun pergi ke dapur membuat kue
untuk ibunya yang sedang sakit. Pada saat galuh hendak memasak, lesung
yang hendak dipakai ada seekor kalajengking. Kemudian ibu jengkel dan
lalu bertanya kepada galuh “alangkah lama sekali kamu di dapur namun
belum masak juga”. Padahal air yang kamu rebus telah mendidih.
Galuh merasakan kejengkelan pada ibunya, Galuh berusaha
memberitahukan ibunya ada kalajengking di dalam lasungnya, sehingga
terlambat membuat kue. Karena gugup sahutan Galuh kepada ibunya
menjadi “kalapun”. Setelah berhasil membuang kalajengking Galuh
mulai membuat adonan kue. Dimulai membuat beras dalam lasung
kemudian dihaluskan dengan cara di tutuk. Setelah menghaluskan beras,
karena sudah terlalu lama membuat kue dan keinginan Galuh agar ibunya
yang sedang sakit segera makan kue, beras yang sudah dihaluskan
dibentuk bulat – bulat setelah itu di masukkan Galuh kedalam air
mendidih. Setelah bulatan dimasukkan kedalam air mendidih ditunggu
hingga bulatan muncul kepermukaan air yang menandakan kue sudah
matang dan bulatan tersebut dianggkat menggunakan sendok sampai
semua adonan matang, kemudian di letakkan dam piring, dengan kreasi
ingin mempermanis kue tersebut maka Galuh menyisipkan gula merah
ditengah kue tersebut dan kemudian diperutkannya kelapa di atas kue
tersebut. Setelah itu Galuh menemui ibunya dengan membawa kue

2
kreasinya itu, sang ibu terkejut mengapa kue yang dibuat Galuh tak sama
seperti kue buatannya. Lalu dicicipinya kue buatan putri tersayangnya, ia
kembali terkejut karena kue tersebut memiliki rasa yang begitu enak.
Sang ibu pun memuji kepandaian Galuh dalam membuat kue. Pada
saat itu ada tetangga yang datang kerumah Galuh, karena mendengar ibu
Galuh sakit. Saat datang, ibu Galuh meminta tetangganya tersebut
mencicipi kue buatan Galuh, hasilnya sama ketika ibu Galuh pertama
mencoba kue tersebut. Tetangga kemudian bertanya apa nama kue
tersebut, Galuh terdiam ia tak tau apa nama kue tersebut karena kue itu ia
buat sendiri tanpa petunjuk siapapun, bahkan terkesan sembarangan
karena hanya ingin ibunya cepat mencicipi kuenya dan tak ingin sang ibu
merasa marah ataupun jengkel kepadanya. Saat Galuh terdiam
tetangganya heran, dan kembali menanyakan nama kue enak buatan
Galuh tersebut. Sang janda ingat bahwa tadi putrinya Galuh menyebut
kalapun, lalu ia mengatakan bahwa kue tersebut bernama kalapun.
Seiring perkembangan zaman yang terus mengarah pada perubahan
kue kelepun yang ikut mengalami perubahan sedikit nama dari kelepun
menjadi kelepon. Namun tak sedikit orang yang masih menyebut kelepun
pada kue klepon. Mengenai rasa dan bahan pembuatan kelepon tak ada
perubahan hingga sekarang, kelepon tetap menjunjung rasa manis dan
menggugah selera. Karena Galuh tinggal di daerah Martapura maka kue
klepon tersebut disinyalir sebagai salah satu kue khas Martapura.
Selain itu klepon juga disinyalir berasal dari tanah Jawa karena
lebih banyak dan mudah daripada di pulau lain, namun keberadaannya
kini telah dikenal di seluruh nusantara dan juga di luar negeri, di daerah
Sumatra dan Malaysia klepon dikenal dengan nama Onde-onde.
Sedangkan Onde-onde di Jawa merupakan makanan yang berbentuk bulat
dan berisi adonan kacang hijau didalamnya dan baluran biji wijen di
bagian luarnya. Oleh karena perbedaan tersebut sering membuat orang
salah dalam membedakannya, mana onde-onde dan mana yang klepon.
Klepon yang ditemui dipasar-pasar tradisional biasanya dijual bersama
Gethuk dan Cenil yang memang sangat cocok disajikan pagi hari maupun
sore hari, ditemani segelas kopi atau teh. Kue Klepon biasanya dapat
dilihat berwarna putih atau hijau. Untuk pewarna hijau dapat digunakan
pewarna alami dengan menggunakan daun suji atau daun pandan
sekaligus sebagai penyedap aroma.

3
BAB III
PEMBAHASAN
A. Proses Pembuatan Makanan Khas Daerah Klepon
Alat yang dibutuhkan yaitu :
 Baskom
 Piring
 Panci
 Sendok
Bahan yang dibutuhkan yaitu :
 500 gr Tepung ketan
 1/2 buah kelapa parut & daun pandan
 5 sdm Air kapur sirih
 Pewarna makanan (merah, kuning, hijau)
 Isian klepon (gula jawa, coklat, blueberry)
 Garam secukupnya

Proses Pembuatan
No. Proses Gambar
1. Menyiapkan alat dan bahan.

2. Menambahkan sedikit garam pada


kelapa parut, lalu mengukus kelapa
parut.

4
3. Menambahkan sedikit garam pada
500gr beras ketan, kemudian
menambahkan 5 sdm air kapur sirih
dan air biasa secukupnya.

4. Menguleni adonan dan


membaginya menjadi 3 bagian, lalu
pada masing – masing adonan
menambahkan pewarna makanan
merah, hijau, dan oren (kuning &
merah) secukupnya.
5. Mengambil sedikit adonan lalu
membentuk adonan menjadi agak
cekung, kemudian menambahkan
isian sesuai selera (gula jawa,
coklat, atau blueberry).

6. Membentuk adonan menjadi bulat


dan merebusnya dalam air yang
mendidih. Menunggu beberapa saat
hingga klepon mengambang lalu
diangkat.

7. Menaruh klepon diatas kelapa parut


yang sudah dikukus, atau bisa juga
ditaburkan. Klepon siap disajikan.

5
B. Rincian Biaya
No. Bahan Jumlah Harga
1. Tepung ketan 500 gr Rp 11.500
2. Pasta coklat 1 ons Rp 4.000
3. Selai blueberry 1 ons Rp 2.000
4. Kelapa parut 1/2 buah Rp 5.000
5. Gula Merah 1 ons Rp 1.500
6. Pewarna Makanan 10 ml Rp 1.500
Total Rp 25.500

C. Platting atau Penyajian Produk

6
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan : Klepon adalah salah satu makanan khas daerah yang
mudah dibuat dan bahannya juga mudah ditemukan, selain itu dapat
dimodifikasi sesuai selera dan rasanya enak.

7
Saran :
 Gunakan air kapur sirih agar klepon lebih kenyal, padat dan
tidak lembek.
 Jangan memberikan air terlalu banyak pada adonan agar klepon
tidak terlalu lemas dan mudah dibentuk.
B. Kesan dan Pesan
Kesan : Pembelajaran PKWU dengan paktik walaupun secara
individu sangat seru dan menyenangkan ditengah tugas – tugas
yang menumpuk.
Pesan : Lebih sering praktik masak – masak lagi.

Anda mungkin juga menyukai