Anda di halaman 1dari 56

LAPORAN SEMINAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.

I
DENGAN DIAGNOSA RESIKO PERILAKU KEKERASAN
DI RUANG PERCONTOHAN MPKP TENANG PRIA
RUMAH SAKIT JIWA SAMBANG LIHUM

Disusun Oleh
Kelompok 4:

Angelina Natalia Deramika PO.62.20.1.17.316


M. Rizky Tristian Noor PO.62.20.1.17.334
Mega Sonia Vera PO.62.20.1.17.336
Natasya Aprilia Miranti PO.62.20.1.17.338
Sindra PO.62.20.1.17.346
Yesie Veronika PO.62.20.1.17.349
Yoan Agnes Theresia PO.62.20.1.17.350

POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA


PROGRAM STUDI DIV KEPERAWATAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan laporan “Asuhan Keperawatan Tn.I
dengan Dengan Gangguan Resiko Perilaku Kekerasan” ini. Laporan ini
disusun dengan harapan dapat dijadikan sebagai bahan ajar untuk mata
kuliah Keperawatan Jiwa bagi mahasiswa yang mengikuti pendidikan DIV
Keperawatan.
Pada kesempatan ini, tidak lupa penulis mengucapkan banyak terima
kasih, terutama kepada Direktur RSJ Sambang Lihum, Dosen pembimbing,
dan pembimbing lahan praktik (CI) yang telah membantu dan mengajar
kami dalam menyelesaikan proposal ini. Kami menyadari keterbatasan kami
sebagai penulis, oleh karena itu demi pengembangan kreatif dan
penyempurnaan proposal ini,kami mengharapkan saran dan masukan dari
pembaca dan para ahli, baik dari segi isi, istilah, dan penerapannya. Penulis
berharap semoga proposal ini memberikan manfaat yang besar bagi para
pembaca khususnya mahasiswa.Akhir kata kami ucapkan terimakasih.

Hormat kami,

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Tujuan Penulisan....................................................................................2
C. Manfaat Penulisan..................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................4
A. Definisi................................................................................................4
B. Rentang Respons.................................................................................4
C. Tanda dan Gejala.................................................................................5
D. Faktor Predisposisi..............................................................................6
E. Faktor Presipitasi.................................................................................7
F. Pohon Masalah....................................................................................8
G. Analisa Data dan Diagnosa Keperawatan...........................................9
H. Rencana tindakan keperawatan.........................................................10
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN........................................................22
A. PENGKAJIAN..................................................................................22
B. Analisa Data.....................................................................................35
C. Daftar Masalah Keperawatan............................................................38
D. Prioritas Masalah Keperawatan.........................................................38
E. Rencana Keperawatan.......................................................................39
RENCANA KEPERAWATAN...................................................................39
TUJUAN.......................................................................................................39
KRITERIA EVALUASI...............................................................................39
F. Implementasi dan Evaluasi................................................................44
G. JADWAL KEGIATAN HARIAN KLIEN........................................51
BAB IV PENUTUP......................................................................................52
A. Kesimpulan........................................................................................52
B. Saran..................................................................................................52
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................53

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kesehatan Jiwa menurut WHO ( World Head Organitation)


adalah berbagai karakteristik positif yang menggambarkan keselarasan dan
keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan kepribadianya.
Kesehatan Jiwa menurut UU No.3 tahun 1966 adalah suatu kondisi yang
memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal
dari seseorang dan perkembangan itu selaras dengan keadaan orang lain.

Salah satu gangguan jiwa yang dimaksud adalah Skizofrenia. Skizofrenia


adalah suatu bentuk psikosa fungsional dengan gangguan utama pada proses
fikir serta disharmoni (keretakan, perpecahan) antara proses pikir,
afek/emosi, kemauan dan psikomotor disertai distorsi kenyataan, terutama
karena waham dan halusinasi (Direja, 2011). Menurut Sulistyowati (dalam
Isnaeni, 2008) Prevalensi Skizofreniadi Indonesia sendiri adalah tiga
sampai lima perseribu penduduk. Bila diperkirakan jumlah penduduk
sebanyak 220 juta orang akan terdapat gangguan jiwa dengan
skizofreniakurang lebih 660 ribu sampai satu juta orang. Hal ini merupakan
angka yang cukup besar serta perlu penanganan yang serius. Sedangkan
SkizofreniaKatatonik ditandai dengan gejala utama pada psikomotor seperti
stupor maupun gaduh gelisah katatonik (Direja, 2011)

Gejala yang sering muncul pada skizofrenia adalah halusinasi dimana gejala
ini mencapai 70% dari seluruh gejala yang ada. Halusinasi
didefinisikan hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan
rangsangan internal atau pikiran dan rangsangan eksternal atau
dunialuar.Seseorang memberpersepsi atau pendapat tentang lingkungan
tanpa ada objek atau rangsangan yang nyata.

Stuart, (2009) mengemukakan perilaku agresif adalah suatu kondisi dimana


seseorang mengabaikan hak orang lain, dia menganggap bahwa harus

iii
berjuang untuk kepentingannya dan mengharapkan perilaku yang sama dari
orang lain, bagi dia hidup adalah pertempuran yang dapat mengakibatkan
kekerasan fisik atau verbal, perilaku agresif sering terjadi akibat kurang
kepercayaan diri.

Menurut WHO (World Health Organitation) ada satu dari empat orang di
dunia yang mengalami masalah mental. WHO memperkirakan ada sekita
450 juta orang di dunia mengalamigangguan kesehatan jiwa. Masyarakat
umum terdapat 0,2 –0,8% penderita Skizofrenia dan dari 120 juta penduduk
di Negara Indonesia terdapat kira –kira 2.400.000 orang anak yang
mengalami gangguan jiwa.

Prevalensi gangguan jiwa tertinggi di Indonesia terdapat di provinsi Daerah


Khusus Ibu kota Jakarta 24,3%, diikuti Nanggroe Aceh Darussalam 18,5%,
Sumatra Barat 17,7%, NTB 10,9%, Sumatra Selatan 9,2%, dan Jawa
Tengah 6,8% (Depkes RI, 2010). Berdasarkan Riset Kebutuhan Dasar
(2010), menunjukkan bahwa prevalensi gangguan jiwa secara nasional
mencapai 5,6% dari jumlah penduduk, dengan kata lain menunjukkan
bahwa pada setiap 1000 orang penduduk terdapat empat sampai lima orang
menderita gangguan jiwa. Berdasarkan dari data tersebut bahwa data
pertahun di Indonesia yang mengalami gangguan jiwa selalu meningkat.

B. Tujuan Penulisan

a. Tujuan umum
 Untuk dapat memberikan asuhan keperawatan jiwa dengan
gangguan Resiko perilaku kekerasan
b. Tujuan khusus
 Mampu melakukan pengkajian pada klien dengan gangguan
perilaku kekerasan.
 Mampu menentukan masalah keperawatan pada klien dengan
Resiko perilaku Kekerasan

iv
 Mampu membuat rencana keperawatan pada klien dengan
Resiko perilaku Kekerasan
 Mampu membuat implementasi keperawatan pada klien dengan
Resiko perilaku Kekerasan
 Mampu mengevaluasi asuhan keperawatan pada klien dengan
Resiko perilaku Kekerasan

C. Manfaat Penulisan

a. Praktis
Menilai/mengevaluasi sejauh mana pemahaman mahasiswa
dalam memahami ilmu yang dipelajari yang telah diberikan
khususnya dalam melaksanakan proses keperawatan jiwa
b. Teoritis
Sebagai bahan dalam masukan atau referensi dalam keperawatan
jiwa khusunya berkaitan dengan asuhan keperawatan pada pasien
dengan Resiko perilaku Kekerasan.

v
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang
melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik
terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan. Hal tersebut
dilakukan untuk menungkapkan perasaan kesal atau marah yang
tidak onstruktif. Marah merupakan perasaan jengkel yang timbul
sebagai respon terhadap kecemasan, kebutuhan yang tidak terpenuhi
yang dirasakan sebagai ancaman (Stuart dan Sandean ,2010)
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang
melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik
dalam diri sendiri maupun orang lain disertai dengan amuk dan
gaduh gelisah yang tidak terkontrol (Direja, 2011).

B. Rentang Respons

Respon Adaptif Respon maladaptif

(Direja, 2011).

Asertif Frustasi Pasif Agresif kekerasan

Keterangan :
a. Asertif :
Individu dapat mengungkapkan marah tanpa menyalahkan orang lain
dan membrikan ketenangan.
b. Frustasi :

vi
Individu gagal mencapai tujuan kepuasaan saat marah dan tidak
dapat menemukan alternative.
c. Pasif :
Individu tidak dapat mengungkapkan perasaannya.
d. Agresif :
perilaku yang menyertai marah, terdapat dorongan untuk menuntut
tetapi asih terkontrol.
e. Kekerasan : perasaan marah an bermusuhan yang kuat serta
hilangnya control

C. Tanda dan Gejala

1. Fisik : mata melotot/pandangan tajam,tangan mengepal, rahang


mengatup, wajah memerah dan tegang, serta postur tubuh kaku.
2. Verbal : mengancam,mengumpat dengan kaa-kata kotor,berbicara
dengan nada keras,kasar dan ketus.
3. Perilaku : menyerang orang lain, melukai diri sendiri/orang lain,
merusak lingkungan, amuk/agresif.
4. Emosi : tidak adekuat, tidak aman da nyaman, merasa terganggu,
dendam ,jengkel,tidak berdaya,bermusuhan,mengamuk, ingin
berkelahi,menyalahkan dan menuntut.
5. Intelektual: mendominasi,
cerewet,kasar,berdebat,meremehkan,dan tidak bermoral,dan
kreativitas terhambat.
6. Social : menarik diri, pengasingan, penolakan,
kekerasan,ejekan,dan sindiran.
7. Perhatian : bolos, melarikan diri,dan melakukan penyimpangan
seksual.

vii
D. Faktor Predisposisi

Menurut townsend (2011) terdapat beberapa teori yang dapat


menjelaskan tentang factor predisposisiprilaku kekerasa, diantaranya
adaah sebagai berikut :
1. Teori Biologik
Berdasarkan teori biologic, ada beberapa hal yang dapat
mempengaruhi seseorang melakukan perilaku kekerasan, yaitu
sebagai berikut
1. Pengaruh neurofisiologik, beragam komponen system
neurologis mempunyai implikasi dalam memfasilitasi dan
menghambat impuls agresif. System limbik sangat terlibat
dalam mestimulasi timbulnya perilaku bermusuhan dan
respons agresif.
2. Pengaruh biokimia,menurut Goldswnsend dalam towsend
(2011)menyatakan bahwa berbagai neurotransmitter
(epinefrin,norepinefrin,dopamine,asetilkolin,dan
serotonin)sangat berperan dalam memfasilitasi dan
menghambat impuls agresif peningkatan hormn androgen dan
cairan serebrospinal merupakan factor predisposisi penting
yang menyebabkan timbulnya perilaku agresif pada seseorang.
3. Pengaruh genetik, menurut penelitian perilaku agresif erat
kaitannya dengan genetic termasuk genetic tipe kariotipe
XYY, yang umumnya dimiliki oleh penghuni penjara pelaku
tindak criminal (narapidana).
4. Gangguan otak, sindrom otak organic berhubungan dengan
berbagai gangguan serebral, tumor otak (khususnya pada
limbic dan lobus temporal),trauma otak, penyait ensafalitis,

viii
epilepsi (epilepsy lobus temporal) terbukti berepngaruh terhaap
perilaku agresif dan tindak kekerasan.

2. Teori Psikologik
1. Teori psikoanalitik, teori ini menjelaskan bahwa tidak
terpenuhinya kepuasan dan rasa aman dapat mengakibatkan
tidak berkembangnya ego dan membuta askep diri yang
rendah. Agresi dan kekerasan dapat memberikan kekuatan dan
pestise yang dapat meningkatkan citra diri serta memberikan
arti dalam kehidupannya. Teori Iainnya beramsumsi bahwa
perilaku agresif dan tindakan kekerasan.
2. Teori pembelajaran , perilaku kekerasan emerupakan perilaku
yang di pelajari ,individu, yang memiliki pengaruh biologic
terhadap perilaku kekerasan lebih cenderung untuk di
pengaruhi oleh contoh peran ekstrnal di bandingkan anak anak
tanpa faktor predisposisi biologic.
3. Teori Sosiokultural
Control masyarakat yang rendah dan kecendrungan menerima
perilaku kekerasan sebagai cara penyelesaian masalah dalam
mayarakat merupakan faktor predisposisi terjadinya kekerarsan.

E. Faktor Presipitasi
Ancaman terhadap biologis, psikologis dan sosial budaya yang
terjadi pada saat ini, seperti :
1. Ancaman terhadap fisik : pemukulan, penyakit fisik.
2. Ancaman terhadap konsep diri ; frustasi, harga diri rendah,
kegagalan
3. Ancaman terhadap psikologi : kehilangan perhatian dan kasih
sayang
4. Ancaman sosial ; Kehilangan orang/benda yang berarti

ix
F. Pohon Masalah

Resiko Tinggi Mencederai Diri, Orang Lain, dan Lingkungan

Resiko Perilaku Kekerasan Perilaku Kekerasan PPS : Halusinasi

Regimen Terapeutik Inefektif Isolasi Sosial


Harga Diri Rendah
c
ke k

Koping Keluarga Tidak Efektif


Berduka Disfungsional

x
G. Analisa Data dan Diagnosa Keperawatan

Data Masalah Keperawatan


DS: Klien mengatakan benci Risiko Perilaku Kekerasan
atau kesal pada seseorang.
Klien suka membentak dan
menyerang orang yang
mengusiknya jikasedang kesal
atau marah.
DO : Mata merah, wajah agak
merah, nada suara tinggi dan
keras, pandangan tajam

DS : Klien mengatakan benci Risiko tinggi mencederai orang lain


atau kesal pada seseorang.
Klien suka membentak dan
menyerang orang yang
mengusiknya jikasedang kesal
atau marah.
DO : Mata merah, wajah agak
merah, nada suara tinggi dan
keras, pandangan tajam
DS: klien merasa tidak Gangguan konsep diri: harga diri rendah
berguna, merasa kosong
DO: kehilangan minat
melakukan aktivitas

Diagnosa Keperawatan
1. Resiko mencederai orang lain berhubunagan dengan perilaku kekerasan
2. Perilaku kekerasan berhubungan dengan harga diri rendah

11
H. Rencana tindakan keperawatan

Rencana tindakan keperawatan dibagi dua, yaitu:


A. Rencana tindakan keperawatan pada keluarga klien
Tujuan tindakan keperawatan adalah keluarga dapat merawat pasien dirumah.
Tindakan keperawatan
1. Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien
2. Diskusikan bersama keluarga tentang perilaku kekerasan (penyebab,
tanda, dan gejala, perilaku yang muncul dan akibat dari perilaku
tersebut).
3. Diskusikan bersama keluarga kondisi-kondisi pasien yang perlu segera
dilaporkan kepada perawat, seperti melempar atau memukul benda/
orang lain.
4. Latih kelurga merawat pasien dengan perilku kekerasan.
a. Anjurkan keluarga untuk memotivasi pasien melakukan tindakan
yang telah diajarkan oleh perawat.
b. Ajarkan keluarga untuk memberikan pujian kepada pasien bila
pasien dapat melakukan kegiatan tersebut secara tepat.
c. Diskusikan bersama keluarga tindakan yang harus dilakukan bila
pasien menunjukkan gejala-gejala perilku kekerasan
d. Evaluasi pengetahan keluarga tentang marah.
5. Buat perawatan lanjutan
a. Buat perencanaan pulang bersama keluarga

12
NO Diagnosis Perencanaan Intervensi
Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil
1 Resiko TUM:
mencederai Klien tidak
diri b.d mencederai diri
perilaku sendiri 1.1 Klien mau membalas salam 1.1.1 Beri salam atau panggil nama
kekerasan TUK: 1.2 Klien mau menjabat tangan 1.1.2 Sebutkan nama perawat sambil jabat tangan
1. Klien dapat 1.3 Klien mau menyebutkan 1.1.3 Jelaskan maksud hubungan interaksi
membina nama 1.1.4 Jelaskan tentang kontrak yang akan dibuat
hubungan saling 1.4 Klien mau tersenyum 1.1.5 Beri rasa aman dan sikap empati
percaya 1.5 Klien mau kontak mata 1.1.6 Lakukan kontak singkat tapi sering
1.6 Klien mau mengetahui nama
perawat

13
2. Klien dapat 2.1 Klien mengungkapkan 2.1.1 Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya
mengidentifikasi perasaannya 2.1.2 Bantu klien mengungkapkan penyebab perasaan jengkel
penyebab 2.2 Klien dapat mengungkapkan atau kesal
perilaku perasaan jengkel ataupun
kekerasan kesal

3. Klien dapat 3.1 Klien dapat mengungkapkan 3.1.1 Anjurkan klien mengungkapkan apa yang dialami dan
mengidentifikasi perasaan saat marah atau dirasakannya saat jengkel atau marah
tanda dan gejala jengkel 3.1.2 Observasi tanda dan gejala perilaku kekerasan pada
perilaku 3.2 Klien dapat menyimpulkan klien
kekerasan tanda dan gejala jengkel atau 3.2.1 Simpulkan bersama klien yanda dan gejala jengkel atau
kesal yang dialaminya kesal yang dialami klien
4. Klien dapat 4.1 Klien dapat mengungkapkan 4.1.1 Anjurkan klien untuk mengungkapkan perilaku
mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa kekeraan yang biasa dilakukan klien
perilaku dilakukan 4.2.1 Bantu klien bermain peran sesuai perilaku kekerasan
kekerasan yang 4.2 Klien dapatbermain peran yang biasa dilakukan
biasa dilakukan sesuai perilaku kekerasan 4.3.1 Bicarakan dengan klien apakah dengan cara klien
yang biasa dilakukan lakukan masalahnya selesai

14
4.3 Klien dapat menngetahui cara
yang biasa dilakukan untuk
menyelesaikan masalah
5. Klien dapat 5.1 Klien dapat menjelaskan 5.1.1 Bicarakan akibat atau kerugian dari cara yang dilakukan
mengidentifikasi akibat dari cara yang klien
akibat perilaku digunakan klien: 5.1.2 bersama klien menyimpulkan akibat dari cara yang
kekerasan a. akibat pada klien sendiri, dilakukan klien
b. akibat pada orang lain, 5.1.3 Tanyakan pada klien apakah dia ingin mempelajari cara
c. akibat pada lingkungan baru yang sehat
6. Klien dapat 6.1 klien dapat menyebutkan 1.1.1 diskusikan kegiatan fisik yang biasa dilakukan klien
mendemonstrasi contoh pencegahan perilaku 1.1.2 beri pujian atas kegiatan fisik yang biasa dilakukan
kan cara fisik kekerasan secara fisik: tarik klien
untuk mencegah napas dalam, pukul kasur, dan 1.1.3 diskusikan dua cara fisik yang paling mudah untuk
perilaku bantal mencegah perilaku kekerasan
kekerasan 6.2 klien dapat 6.2.1 Diskusikan cara melakukan tarik napas dalam dengan
mendemonstrasikan cara fisik klien
untuk mencegah perilaku 6.2.2 Beri contoh klien cara menarik napas dalam
kekerasan 6.2.3 Minta klien untuk mengikuti contoh yang diberikan

15
6.3 Klien mempunyai jadwak sebanyak 5 kali
untuk melatih cara 6.2.4 Beri pujian positif atas kemampuan klien
pencegahan fisik yang telah mendemonstrasikan cara menarik napas dalam
dipelajari sebelumnya 6.2.5 Tanyakan perasaan klien setelah selesai
6.4 Klien mengevaluasi 6.3.1 diskusikan dengan klien mengenai frekuensi latihan
kemampuannya dalam yang akan dilakukan sendiri oleh klien
melakukan cara fisik sesuai 6.3.2 susun jadwal kegiatan untuk melatih cara yang
jadwal yang disusun dipelajari
6.4.1 klien mengevaluasi peaksanaan latihan
6.4.2 validasi kemampuan klien dalam melaksanakan latihan
6.4.3 beikan pujian atas keberhasilan klien
6.4.4 Tanyakan pada klien apakah kegiatan cara pencegahan
perilaku kekerasan dapat mengurangi perasaan marah

7. Klien dapat 7.1 Klien dapat menyebutkan cara 7.1.1. diskusikan cara bicara yang baik dengan klien
mendemonstrasi bicara yang baik dalam 7.1.2. Beri contoh cara bicara yang baik :
kan cara social mencegah perilaku kekerasan d. Meminta dengan baik

16
untuk mencegah a. Meminta dengan baik e. Menolak dengan baik
perilaku b. Menolak dengan baik f. Mengungkapkan perasaan dengan baik
kekerasan c. Mengungkapkan perasaan 7.2.1. Minta klien mengikuti contoh cara bicara yang baik
dengan baik a. Meminta dengan baik : “Saya minta uang untuk beli
7.2 Klien dapat makanan”
mendemonstrasikan cara b. Menolak dengan baik : “ Maaf, saya tidak dapat
verbal yang baik melakukannya karena ada kegiatan lain.
7.3 Klien mumpunyai jadwal c. Mengungkapkan perasaan dengan baik : “Saya kesal
untuk melatih cara bicara karena permintaan saya tidak dikabulkan” disertai
yang baik nada suara yang rendah.
7.4 Klien melakukan evaluasi 7.2.2. Minta klien mengulang sendiri
terhadap kemampuan cara 7.2.3. Beri pujian atas keberhasilan klien
bicara yang sesuai dengan 7.3.1. Diskusikan dengan klien tentang waktu dan kondisi
jadwal yang telah disusun cara bicara yang dapat dilatih di ruangan, misalnya :
meminta obat, baju, dll, menolak ajakan merokok, tidur
tidak pada waktunya; menceritakan kekesalan pada
perawat
7.3.2. Susun jadwaj kegiatan untuk melatih cara yang telah

17
dipelajari.
7.4.1. Klien mengevaluasi pelaksanaa latihan cara bicara
yang baik dengan mengisi dengan kegiatan jadwal
kegiatan ( self-evaluation )
7.4.2. Validasi kemampuan klien dalam melaksanakan
latihan
7.4.3 Berikan pujian atas keberhasilan klien
7.4.4 Tanyakan kepada klien : “ Bagaimana perasaan Budi
setelah latihan bicara yang baik? Apakah keinginan
marah berkurang?”

8. Klien dapat 8.1 Klien dapat menyebutkan 8.1.1. Diskusikan dengan klien kegiatan ibadah yang pernah
mendemonstrasi kegiatan yang biasa dilakukan dilakukan
kan cara 8.2 Klien dapat 8.2.1. Bantu klien menilai kegiatan ibadah yang dapat
spiritual untuk mendemonstrasikan cara dilakukan di ruang rawat
mencegah ibadah yang dipilih 8.2.2. Bantu klien memilih kegiatan ibadah yang akan

18
perilaku 8.3 Klien mempunyai jadwal dilakukan
kekerasan untuk melatih kegiatan ibadah 8.2.3. Minta klien mendemonstrasikan kegiatan ibadah yang
8.4 Klien melakukan evaluasi dipilih
terhadap kemampuan 8.2.4. Beri pujian atas keberhasilan klien
melakukan kegiatan ibadah 8.3.1 Diskusikan dengan klien tentang waktu pelaksanaan
kegiatan ibadah
8.3.2. Susun jadwal kegiatan untuk melatih kegiatan ibadah
8.4.1. Klien mengevaluasi pelaksanaan kegiatan ibadah
dengan mengisi jadwal kegiatan harian (self-evaluation)
8.4.2. Validasi kemampuan klien dalam melaksanakan
latihan
8.4.3. Berikan pujian atas keberhasilan klien
8.4.4 Tanyakan kepada klien : “Bagaimana perasaan Budi
setelah teratur melakukan ibadah? Apakah keinginan
marah berkurang
9. Klien dapat 9.1 Klien dapat menyebutkan 9.1.1 Diskusikan dengan klien tentang jenis obat yang
mendemonstrasi jenis, dosis, dan waktu minum diminumnya (nama, warna, besarnya); waktu minum
kan kepatuhan obat serta manfaat dari obat obat (jika 3x : pukul 07.00, 13.00, 19.00); cara minum

19
minum obat itu (prinsip 5 benar: benar obat.
untuk mencegah orang, obat, dosis, waktu dan 9.1.2 Diskusikan dengan klien tentang manfaat minum obat
perilaku cara pemberian) secara teratur :
kekerasan 9.2 Klien mendemonstrasikan a.Beda perasaan sebelum minum obat dan sesudah
kepatuhan minum obat sesuai minum obat
jadwal yang ditetapkan b. Jelaskan bahwa dosis hanya boleh diubah oleh dokter
9.3 Klien mengevaluasi c.Jelaskan mengenai akibat minum obat yang tidak
kemampuannya dalam teratur, misalnya, penyakit kambuh
mematuhi minum obat 9.2.1 Diskusikan tentang proses minum obat :
a.Klien meminat obat kepada perawat ( jika di rumah
sakit), kepada keluarga (jika di rumah)
b. Klien memeriksa obat susuai dosis
c.Klien meminum obat pada waktu yang tepat.
9.2.2. Susun jadwal minum obat bersama klien
9.3.1 Klien mengevaluasi pelaksanaan minum obat dengan
mengisi jadwal kegiatan harian (self-evaluation)
9.3.2 Validasi pelaksanaan minum obat klien
9.3.3 Beri pujian atas keberhasilan klien

20
9.3.4 Tanyakan kepada klien : “Bagaiman perasaan Budi
setelah minum obat secara teratur? Apakah keinginan
untuk marah berkurang?”
10. Klien dapat 10.1 Klien mengikuti TAK : 10.1.1 Anjurkan klien untuk mengikuti TAK : stimulasi
mengikuti TAK : stimulasi persepsi pencegahan persepsi pencegahan perilaku kekerasan
stimulasi persepsi perilaku kekerasan 10.1.2 Klien mengikuti TAK : stimulasi persepsi pencegahan
pencegahan 10.2 Klien mempunyai jadwal perilaku kekerasan (kegiatan tersendiri)
perilaku TAK : stimulasi persepsi 10.1.3 Diskusikan dengan klien tentang kegiatan selama
kekerasan pencegahan perilaku TAK
kekerasan 10.1.4 Fasilitasi klien untuk mempraktikan hasil kegiatan
10.3 Klien melakukan evaluasi TAK da beri pujian atas keberhasilannya
terhadap pelaksanaan TAK 10.2.1 Diskusikan dengan klien tentang jadwal TAK
10.2.2 Masukkan jadwak TAK ke dalam jadwal kegiatan
harian (self- evaluation).
10.3.2 Validasi kemampuan klien dalam mengikuti TAK
10.3.3 Beri pujian atas kemampuan mengikuti TAK
10.3.4 Tanyakan pada klien: “Bagaimana perasaan Ibu
setelah mengikuti TAK?”

21
11. Klien 11.1 Keluarga dapat 11.1.1 Identifikasi kemampuan keluarga dalam merawat klien
mendapatkan mendemonstrasikan cara sesuai dengan yang telah dilakukan keluarga terhadap
dukungan merawat klien klien selama ini
keluarga dalam 11.1.2 Jelaskan keuntungan peran serta keluarga dalam
melakukan cara merawat klien
pencegahan 11.1.3 Jelaskan cara- cara merawat klien :
perilaku a. Terkait dengan cara mengontrol perilaku marah
kekerasan secara konstruktif
b. Sikap dan cara bicara
c. Membantu klien mengenal penyebab marah dan
pelaksanaan cara pencegahan perilaku kekerasan
11.1.4 Bantu keluarga mendemonstrasikan cara merawat
klien
11.1.5 Bantu keluarga mengngkapkan perasaannya setelah
melakukan demonstrasi

22
23
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

1. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Tn. I
Umur : 22 tahun
Informan : Klien
Pendidikan :SD
Pekerjaan : Buruh
Status Perkawinan : Belum kawin
No. RMK : 02.xx.xx
Tanggal Pengkajian : 05/11/2019
Diagnosa Medis : f.20.0
Ruang Rawat : Percontohan MPKP Tenang Pria
Tanggal Dirawat : 28/10/2019

2. ALASAN MASUK
Klien melakukan kekerasan terhadap warga pada tanggal
22/10/2019, memukul orang, meresahkan warga, bertingkah
aneh,
Masalah Keperawatan :
Resiko Perilaku Kekerasan
Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkugan

3. KELUHAN UTAMA
DS : Klien sering mengungkapkan kesal, salah satu sebabnya
karena dibangunkan untuk ikut kegiatan diruangan, seperti
merapikan seprei, senam pagi, TAK, makan siang, dan karena

24
7

harus dirawat di RSJ Sambang Lihum karena merasa dirinya


tidak gila serta saat pasien dilakukan anmnesa oleh perawat.
DO : Volume suara dan intonasi klien saat bicara meninggi,
emosi klien masih labil sering berubah-ubah. Kadang klien juga
nampak bingung. Klien sering menampakkan raut wajah kesal.
Masalah Keperawatan :
Resiko Perilaku Kekerasan
Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkugan

4. FAKTOR PREPITASI
Klien mengalami perubahan tingkah laku sejak ayahnya
meninggal dunia dan mengatakan tidak bisa menerima kematian
ayahnya.
Masalah Keperawatan: Koping Individu tidak Efekif

5. FAKTOR PREDISPOSISI
Klien memang memiliki riwayat perilaku yang agresif dan akan
marah ketika keinginannya tidak terpenuhi atau seseorang
merebut sesuatu yang menjadi miliknya.
Masalah keperawatan : koping keluarga tidak efektif

6. FISIK
a. Tanda vital
TD : 110/70 mmHg N : 89 x/mnt
S : 36,5oC RR :20x/mnt
b. Ukur
TB :160 cm
BB : 54 kg

IMT

25
54 kg
=
160 cm x 160 cm

54 kg
=
1,60 cm x 1,60 cm

= 21,09 IMT klien Normal

c. Keluhan Fisik
Klien mengeluh merasa lemah
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan

7. PSIKOSOSIAL
a. Genogram

Keterangan :
= Laki – Laki
= Perempuan
= Klien

X = Meninggal dunia
---- = Tinggal serumah

26
Penjelasan:

Klien mengatakan tinggal dengan ibunya, komunikasi dengan Ibu baik –


baik saja sebelum kematian Ayah nya, setelah ayahnya meninggal, perilaku
klien berubah sehingga membuat keluarganya menjauhi dirinya. Keluarga
klien justru menjauhi klien dan memilih untuk mengantarkan klien ke
Rumah Sakit Jiwa. Pola asuh ayah klien otoriter pada saat ayah klien masih
hidup.
Masalah Keperawatan : Koping keluarga tidak efektif

b. Konsep Diri:
1) Gambaran diri :
Klien mengatakan menyukai dirinya dan bagian tubuhnya
beserta fungsinya. Tidak ada bagian yang tidak disukai
nya.
2) Identitas :

Status klien sebagai pekerja buruh, dari ekonomi


menengah. Klien puas dengan status nya. Klien puas
sebagai pria.
3) Peran :
Klien tidak memiliki peran khusus selama dirawat di
ruang percontohan MPKP Tenang Pria, klien hanya
mengikuti kegiatan atas instruksi perawat, belum ada
inisiatif sendiri untuk melakukan aktivitas selama di
ruangan.
4) Ideal Diri :
Klien mengatakan sudah mensyukuri keadaan diri, dia
hanya ingin lekas pulang.
5) Harga Diri:
Klien mengatakan bahwa orang menganggapnya gila,
merasa tidak dihargai sehingga dia ingin dihargai.

27
Hubungan klien dengan orang lain kurang baik sehingga
ia dijauhi tetangganya karena orang menganggapnya gila,
namun hubungannya dengan orang di RSJ baik karena ia
telah menjalankan peran di RSJ dengan baik.
Masalah Keperawatan :Gangguan Konsep Diri: Harga
Diri Rendah

c. Hubungan Sosial:
1) Orang yang berarti :
Orang yang berarti adalah ibunya. Dalam menyelesaikan
masalah dan berkeluh kesah klien memilih untuk
memendamnya sendiri.
2) Peran serta dalam kegiatan kelompok/ masyarakat :
Klien hanya mengikuti kegiatan jika ada instruksi dari
perawat dan belum memiliki inisiatif sendiri untuk
mengikuti kegiatan.
3) Hambatan dalam hubungan dengan orang lain:
Klien sering mengalami perubahan suasana hati sehingga
membuatnya terhambat dalam berinteraksi dengan orang.
Masalah Keperawatan : Koping individu tidak efektif

d. Spiritual:
1) Nilai dan keyakinan : Pandangan klien terhadap
gangguan jiwa sesuai keyakinannya bisa jadi disebabkan
oleh terkena guna – guna, pengaruh iblis dan lain – lain.
Namun dikaitkan dengan kondisi klien saat ini, menurut
klien dirinya tidak mengalami gangguan jiwa.
2) Kegiatan ibadah : Klien beragama islam dan
menjalankan sholat, menurut klien ibadah adalah jalan
menuju surga

28
Masalah Keperawatan: Tidak Ada Masalah
Keperawatan

8. STATUS MENTAL
a. Penampilan
Penjelasan :
Klien tampak berpakaian bersih, klien mandi 2 kali perhari,
rambut klien rapi baju klien sesuai tidak terbalik, cara
makan klien tampak rapi.
Masalah Keperawatan :Tidak Ada Masalah Keperawatan

b. Pembicaraan
Penjelasan :
Pembicaraan klien koheren, kadang klien menjawab dengan
nada yang keras dan ketus.
Masalah Keperawatan :Tidak Ada Masalah Keperawatan

c. Aktifitas Motorik
Penjelasan:
Klien tampak agak kaku dalam kegiatan senam
Masalah Keperawatan: Tidak Ada Masalah Keperawatan

d. Alam perasaan
Penjelasan :
Klien mengatakan ia sedang merasa kesal, dan bingung
karena berada di RSJ padahal ia tidak mengalami gangguan
jiwa.
Masalah Keperawatan:
Resiko Perilaku Kekerasan
Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkugan

29
e. Afek
Penjelasan :
Emosi klien labil, berubah – ubah, kadang marah jika
dibangunkan terutama saat mengikuti aktivitas
Masalah Keperawatan:
Resiko Perilaku Kekerasan
Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkugan

f. Interaksi selama wawancara


Penjelasan:
Klien tidak mampu mempertahankan kontak mata ketika
proses anamnesa berlangsung, klien juga terdengar ketus
ketika menjawab pertanyaan seakan bermusuhan dengan
perawat.
Masalah Keperawatan:
Risiko Perilaku Kekerasan
Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkugan

g. Persepsi
Penjelasan:
Klien tidak mengalami halusinasi
Masalah Keperawatan: Tidak Ada Masalah Keperawatan

h. Proses Pikir
Penjelasan:
Jawaban klien tidak berbelit – belit, sampai pada tujuan,
bahkan terlalu singkat
Masalah Keperawatan :Tidak ada masalah Keperawatan

30
i. Isi Pikir
Jelaskan:
Klien tidak ada mengalami obsesi, fobia, hipokondria,
depersonalisasi, ataupun waham
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan

j. Tingkat kesadaran
Penjelasan:
Klien tampak bingung, hanya mengikuti instruksi tanpa ada
inisiatif untuk melakukan aktivitas.

Orientasi baik :
Tempat : Klien ingat alamat tempat tinggalnya, Desa
Tiwingan, Kecamatan Aranio dan ingat ia
sekarang berada di RSJ Sambang Lihum.
Orang : Klien dapat mengenali namanya, mengenali
nama ibu dan almarhum ayahnya.
Waktu : Klien dapat menyebutkan tanggal saat itu
tanggal 5 November 2019, jam 09.00 WITA

Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan

k. Memori
Penjelasan:
1. Daya ingat jangka panjang : Klien dapat mengingat
kejadian dihari kemarin
2. Daya ingat jangka pendek : klien dapat mengingat hal
yang terjadi tadi pagi
3. Daya ingat saat ini : klien dapat mengingat hal yang
baru saja terjad
Masalah Keperawatan: Tidak ada Masalah Keperawatan

31
l. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Penjelasan:
Klien menjawab pertanyaan tanpa harus mengulangi
pertanyaan.
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan

m. Kemampuan penilaian
Penjelasan:
Klien dapat mengambil keputusan mandiri tanpa intervensi,
klien mengatakan yang bersih itu lebih baik daripada yang
kotor.
Masalah Keperawatan: Tidak Ada Masalah Keperawatan

n. Daya tilik Diri


Penjelasan:
Klien mengatakan tidak menyadari perubahan emosi pada
dirinya dan merasa tidak perlu pertolongan.
Masalah Keperawatan: koping individu tidak efektif.

9. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


a. Makan
Penjelasan :
Klien mengatakan selama di RSJ makan 3 x sehari + 2 kali
snack.

b. BAB / BAK
Penjelasan :
Klien BAB dan BAK secara mandiri pada tempatnya.

32
c. Mandi
Penjelasan :
Klien mengatakan di RSJ mandi 2x sehari, klien melakukan
mandi, sikat gigi, secara mandiri

d. Berpakaian/ berhias
Penjelasan :
Klien mengatakan di RSJ dan dirumah bisa berpakaian /
berhias secara mandiri. Penampilan klien rapi, klien
menjalankan ganti baju tiap hari.

e. Istirahat dan tidur


Penjelasan :
Tidur siang lama: 09.00 s.d 12.30 Tidur malam lama :
8 s/d 9 jam. Aktifitas sebelum dan sesudah tidur: klien
merapikan tempat tidur, mandi dan sikat gigi.

f. Penggunaan obat
Penjelasan:
Klien meminum obat secara mandiri. Klien belum tau nama
dan jenis obat yang diminum tapi sudah tahu jadwal minum
obat, belum ada inisiatif meminta obat.
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah Keperawatan

g. Pemeliharaan kesehatan
Penjelasan :
Klien tidak merencanakan perawatan lanjutan dan
merencanakan perawatan pendukung

8. Aktifitas di dalam rumah

33
Penjelasan :
- Untuk mempersiapkan makanan klien bisa memasak, dan
merencanakan mau makan apa.
- Untuk kerapian klien bisa merapikan tempat tidur
- Untuk mencuci pakaian biasa mencuci sendiri
- Untuk pengaturan keuangan klien bisa bekerja untuk
memenuhi kebutuhan sehari – hari ( sebelumnya bekerja
sebagai buruh )

9. Aktifitas diluar rumah


Klien bisa belanja sesuai kebutuhan dan klien tidak memiliki
mode transportasi dikampung nya.
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan

10. MEKANISME KOPING


Penjelasan:
Klien berinteraksi dengan orang lain walaupun mengikuti
suasana hatinya, dan klien ikut terlibat dalam kegiatan olah raga
tiap pagi.
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan

11. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN

Masalah berhubungan dengan lingkungan, uraikan:


Klien enggan berinteraksi, setiap ada masalah dipendam sendiri
sehingga melampiaskan ke hal negatif, misalnya marah-marah.
Masalah Keperawatan: Koping indvidu tidak efektif

34
12. KURANG PENGETAHUAN TENTANG:
Penjelasan :
Klien mengatakan kurang mengerti tentang penyakitnya dan
belum bisa mengontrol tindakan apabila emosinya tidak stabil
Masalah Keperawatan:
Resiko perilaku kekerasan
Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkugan

13. ASPEK MEDIK


Diagnosa medik : F. 20. 0 (Skizofrenia Paranoid)
Penjelasan :
skizofrenia adalah gangguan mental kronis yang menyebabkan
penderitanya mengalami delusi, halusinasi, pikiran kacau, dan
perubahan perilaku. Kondisi yang biasanya berlangsung lama ini
sering diartikan sebagai gangguan mental mengingat sulitnya
penderita membedakan antara kenyataan dengan pikiran sendiri.
Skizofrenia paranoid adalah jenis skizofrenia yang paling sering
ditemukan ditengah masyarakat. Gejala paling khas adalah
delusi atau waham dan halusinasi.

Terapi Medik :
Obat dan Terapi
Indikasi Kontraindikasi
Dosis
Clozapine mengobati gangguan kelainan jantung berat;
mental, gangguan penyakit hati aktif,
37,5 mg kecemasan, serta kerusakan ginjal berat;
gangguan suasana hati riwayat neutropenia atau
tertentu agranulositosis; kelainan
(skizofrenia,skizoafekti,  sumsum tulang; ileus
dll). paralitik; psikosis
alkoholik dan psikosis
toksik; riwayat kolaps
sirkulasi; keracunan obat;
koma atau depresi SSP
berat; epilepsi tidak

35
terkontrol; kehamilan dan
menyusui.

mengatasi gejala Hipersensitivitas terhadap


psikosis pada gangguan obat, Depresi sistem saraf
mental, seperti pusat berat (termasuk
koma), neuroleptic
Haloperidol skizofrenia. Obat ini
malignant
juga dapat membantu
5 mg syndrome (NMS), kejang
mengurangi yang tidak terkontrol, dan
gejala sindrom Tourette, penyakit Parkinson.
seperti gerakan otot
yang tidak terkontrol
Trihexypen Pembesaran prostat,
idil Menghilangkan efek: glaukoma, hipertensi,

2 mg kaku dan gemetar penyakit ginjal, alergi


obat.
Demensia, kejang,
epilepsi, penyakit
Clobazam Epilepsy, kejang,
melemaskan otot. parkinson, glaukoma, atau
10 mg
myastenia gravis
(kelemahan otot wajah)
riwayat alergi terhadap
Depacote
anti epilepsi dan untuk depakote atau sodium
ER divalproat,gangguan
profilaksis migraine fungsi hati, fungsi ginjal,
250 mg
dan fungsi pankreas.

B. Analisa Data

36
Nama Klien : Tn.I
No. RM : 02.xx.xx
No Data Fokus Diagnosa Keperawatan
1. DS :
1. Klien mengungkapkan kesal, salah satu
sebabnya karena dibangunkan untuk ikut
kegiatan diruangan, seperti merapikan seprei,
senam pagi, TAK, makan siang, dan karena
harus dirawat di RSJ Sambang Lihum karena
merasa dirinya tidak gila serta saat pasien
dilakukan anmnesa oleh perawat.
DO :
1. Klien melakukan kekerasan terhadap
warga (memukul orang) Resiko Perilaku Kekerasan
2. Volume suara dan intonasi klien saat bicara
meninggi, emosi klien masih labil sering
berubah-ubah. Kadang klien juga nampak
bingung. Klien sering menampakkan raut
wajah kesal.
3. Klien tidak mampu mempertahankan
kontak mata ketika proses anamnesa
berlangsung, klien juga terdengar ketus
ketika menjawab pertanyaan seakan
bermusuhan dengan perawat.

2. DS : Koping Individu Tidak


1. Klien mengatakan tidak menyadari Efektif
perubhan emosi pada dirinya dan merasa
tidak perlu pertolongan.
2. Klien mengatakan jika ada masalah, klien
akan memendam masalah tersebut

DO :

37
1. Klien mengalami perubahan tingkah laku
sejak ayahnya meninggal dunia
2. Klien sering mengalami perubahan suasana
hati sehingga membuatnya terhambat dalam
berinteraksi dengan orang.

3. DS :
Klien mengatakan tinggal dengan ibunya,
komunikasi dengan Ibu baik – baik saja
sebelum kematian Ayah nya, setelah ayahnya
meninggal, perilaku klien berubah sehingga
membuat keluarganya menjauhi dirinya. pola
Koping Keluarga Tidak
asuh yang di anut Ayah klien otoriter saat
efektif
masih hidup.

DO :
Keluarga klien justru menjauhi klien dan
memilih untuk mengantarkan klien ke Rumah
Sakit Jiwa.
Pola asuh ayah klien otoriter pada saat ayah
klien masih hidup.
4. DS :
Klien mengatakan bahwa orang
menganggapnya gila, merasa tidak dihargai
sehingga dia ingin dihargai.
Resiko Harga Diri Rendah

DO :
Hubungan klien dengan orang lain kurang baik
sehingga ia dijauhi tetangganya karena orang

38
menganggapnya gila, namun hubungannya
dengan orang di RSJ baik karena ia telah
menjalankan peran di RSJ dengan baik.

39
Pohon Masalah

Resiko membahayakan diri


sendiri, orang lain, dan
lingkungan
( Effect )

Resiko perilaku kekerasan


(RPK)

(Core Problem )

Resiko Harga
Diri Rendah

( Causa )

Koping keluarga Koping individu


tidak efektif tidak efektif

C. Daftar Masalah Keperawatan

1. Resiko Perilaku Kekerasan


2. Harga Diri Rendah
3. Koping Individu Tidak Efektif
4. Koping Keluarga Tidak Efektif

D. Prioritas Masalah Keperawatan

Resiko Perilaku Kekerasan

40
E. Rencana Keperawatan

Nama Klien : Tn. I


Umur :22 thn

RENCANA KEPERAWATAN
DIAGNOSA
NO. Tgl INTERVENSI
KEPERAWATAN TUJUAN KRITERIA EVALUASI

1. 05 Resiko perilaku Dengan SP 1 SP 1


Novemb kekerasan dilakukan Setelah dilakukan 1 kali 1. Bina hubungan saling percaya
er 2019 asuhan interaksi klien dapat : dengan prinsip terapeutik
keperawatan 1. Klien dapat menyebutkan 2. Bantu klien mengenal PK meliputi
12 x 7 jam nama dan identitas dengan alasan, waktu, PK yang dilakukan
diharapkan lengkap dan akibatnya
masalah resiko 2. Ingin berjabat tangan 3. Latih klien dengan cara menarik
perilaku 3. Mampu mengidentifikasi nafas dalam dan memukul kasur
kekerasan penyebab PK, waktu PK, 4. Masukan dalam jadwal harian
dapat teratasi Pk yang dilakukan dan
akibatnya
4. Klien mengerti cara
mengontrol PK degan

41
latihan nafas dalam dan
pukul kasur
5. Klien mampu menyebutkan
jadwal latihannya
2. 06 Resiko perilaku Dengan SP 1 SP 1
Novemb kekerasan dilakukan Setelah dilakukan 1 kali 1. Bantu klien mengenal PK meliputi
er 2019 asuhan interaksi klien dapat : alasan, waktu, PK yang dilakukan
keperawatan 1. Klien dapat menyebutkan dan akibatnya
12 x 7 jam nama dan identitas 2. Latih klien dengan cara menarik
diharapkan dengan lengkap nafas dalam dan memukul kasur
2. Ingin berjabat tangan
masalah resiko 3. Masukan dalam jadwal harian
3. Mampu mengidentifikasi
perilaku
penyebab PK, waktu PK,
kekerasan
Pk yang dilakukan dan
dapat teratasi
akibatnya
4. Klien mengerti cara
mengontrol PK degan
latihan nafas dalam dan
pukul kasur
5. Klien mampu
menyebutkan jadwal
latihannya

42
`3. 07 Resiko perilaku Dengan SP 2 SP 2
Novemb kekerasan dilakukan Setelah dilakukan 1x interaksi 1. Evaluasi kegiatan latihan fisik ,beri
er 2019 asuhan klien dapat : pujian
keperawatan 1. klien dapat mengontrol 2. latih cara mengontrol perilaku
12 x 7 jam perilaku kekerasan kekerasan dengan patuh obat
diharapkan dengan obat dengan dengan prinsip( 6 benar
masalah resiko obat obat,guna,dosis,frekuensi,cara,konti
perilaku 2. klien dapat memahami tunitas minum obat,akibat jika obat
kekerasan prinsip 6 benar tidak diminum sesuai
dapat teratasi (obat,guna,dosis,frekue program,akibat putus obat)
nsi,cara,kontitunitas 3. masukkan ke dalam jadwal untuk
minum obat,akibat jika untuk latihan
diminum sesuai
prigram,akibat putus
obat)
4. 09 Resiko perilaku Dengan SP 3 SP 3
Novemb kekerasan dilakukan Setelah dilakukan 1 x interaksi 1. evaluasi kegiatan latihan fisik dan
er 2019 asuhan klien dapat : obat, lalu beri pujian
keperawatan 1. klien dapat mengulang 2. latih cara mengontrol perilaku
12 x 7 jam kegiatan latihan fisik kekerasan dengan cara verbal (3
diharapkan dan patuh obat cara,yaitu:mengungkapkan, meminta,

43
masalah resiko 2. klien dapat mengontrol menolak dengan benar)
perilaku perilaku kekerasan 3. masukan pada jadwal kegiatan untuk
kekerasan dengan cara verbal ada latihan fisik ,minum obat, dan verbal
dapat teratasi 3. cara fisik dan minum obat
yaitu:mengungkapkan,
meminta, menolak
dengan cara benar
5. 11 Resiko perilaku Dengan SP 4 SP 4
Novemb kekerasan dilakukan Setelah dilakukan 1x interaksi 1. evaluasi kegiatan latihan fisik,obat
er 2019 asuhan klien dapat : dan verbal. beri pujian
keperawatan 1. klien mampu 2. latih cara mengontrol perilaku
12 x 7 jam mengulang kegiatan kekerasan secara spiritual (2
diharapkan latihan fisik,obat,dan kegiatan)
masalah resiko verbal 3. masukan pada jadwal kegiatan unruk
perilaku 2. klien dapat mengontrol latiahan fisik, minum obat, verbal dan

kekerasan perilaku kekerasan secara spiritual.

dapat teratasi spiritual(2 kegiatan)

SP 5 dst SP 5 dst
Setelah dilakukan 1x interaksi 1. evaluasi kegiatan latihan fisik 1&2,
klien mampu : minum obat,verbal dan spritual,
1. klien mampu beri pujian

44
melakukan kembali 2. nilai kemampuan yang telah
kegiatan latihanfisik mandiri
1&2,minum obat,verbal 3. nilai apakah perilaku kekerasan
dan spiritual terkontrol
2. klien mampu
melakukan semua
kegiatan dengan
mandiri
3. klien dapat mengontrol
perilaku kekerasan
dengan kegiatan harian

45
25

F. Implementasi dan Evaluasi


Nama : Tn. I
Usia : 22 tahun

EVALUASI
IMPLEMENTASI
( SOAP )
Tanggal: 05/11/2019
S:
DATA: 1. Klien mengatakan
DS : bersedia untuk

1. Klien sering mengungkapkan kesal, salah satu latihan napas


dalam dan
sebabnya karena dibangunkan untuk ikut kegiatan
memukul bantal
diruangan, seperti merapikan seprei, senam pagi,
atau kasur
TAK, makan siang, dan karena harus dirawat di
2. Klien mengatakan
RSJ Sambang Lihum karena merasa dirinya tidak
mampu melakukan
gila serta saat pasien dilakukan anmnesa oleh latihan nafas dalam
perawat. 3. Klien mengatakan
tidak mampu
DO : melakukan
1. Klien melakukan kekerasan terhadap warga memukul bantal
(memukul orang) atau kasur
2. Volume suara dan intonasi klien saat bicara
O:
meninggi, emosi klien masih labil sering
1. Klien dapat
berubah-ubah. Kadang klien juga nampak
membina
bingung. Klien sering menampakkan raut
hubungan saling
wajah kesal
percaya
3. Raut wajah tampak kesal
2. Klien mampu
4. Klien tidak mampu mempertahankan
melakukan latihan
kontak mata ketika proses anamnesa
fisik nafas dalam
berlangsung, klien juga terdengar ketus 3. Klien tampak
ketika menjawab pertanyaan seakan masih belum
bermusuhan dengan perawat.Diagnosa mampu melakukan
Keperawatan: latihan memukul
bantal atau kasur

46
Diagnosa Keperawatan : Risiko Perilaku A:
kekerasan Resiko Perilaku
Kekerasan
Tindakan:
Sp 1 P:
1. Membina hubungan saling percaya dengan Klien :
prinsip terapeutik Ulangi SP 1
2. Membantu klien mengenal PK meliputi alasan, ( mengontrol PK dengan
waktu, Pk yang dilakukan dan akibatnya
teknik nafas dalam dan
3. Melatih klien dengan cara menarik nafas dalam
memukul bantal atau
dan memukul kasur
kasur )
4. Memasukan dalam jadwal kegiatan harian
Perawat :
1 . Latih klien memukul
bantal
2. Evaluasi SP 1

(Yoan Agnes
Theresia)

47
Nama : Tn. I
Usia : 22 tahun
IMPLEMENTASI EVALUASI ( SOAP )
Tanggal: 06/11/2019 S: - Klien mengatakan masih sering
DATA: kesal dan risih jika diajak berbicara
DS: - Klien mengatakan tidak gejala yang dirasakan rasanya ingin
terlalu suka ikut kegiatan dan berkata kasar
mengatakan enggan bertatap mata
sehingga jika bertatap mata rasanya O: 1. Klien melakukan teknik tarik
kesal napas dalam dan pukul kasur tanpa
DO: - Kontak mata kurang, klien bantuan perawat
mendengarkan informasi yang 2. Klien dapat menyebut cara
diberikan namun mata klien tidak mengontrol PK : fisik, obat, verbal,
fokus ke perawat, masih spiritual
menampakkan raut wajah kesal 3. Klien dapat menyebutkan jadwal
latihan kontrol PK secara fisik. Ada
Diagnosa Keperawatan: kontak mata
Resiko Perilaku Kekerasan

A: Resiko Perilaku kekerasan


Tindakan:
- Lakukan intervensi SP 1 P:
( latihan memukul bantal atau Klien :
kasur )
Lanjutkan SP 2 ( mengontrol PK
- Masukkan kedalam jadwal
dengan obat )
kegiatan harian
Perawat :
1. Evaluasi SP 1 ( mengontrol PK
dengan teknik nafas dalam dan
memukul bantal atau kasur )
2. Masukan kedalam jadwal
kegiatan harian

(Natasya Aprilia Miranti)


Nama : Tn. I
48
Usia : 22 tahun
IMPLEMENTASI EVALUASI ( SOAP )
Tanggal: 7/11/2019
DATA
DS: Klien mengatakan tidak S:
mengetahui nama obat, dosis obat, - Klien mengatakan sudah
manfaat obat, dan jenis obat yanag minum obat

diminum - Klien mengatakan masih belum

DO: Klien belum mampu mengetahui nama obat, dosis


obat, manfaat obat, dan jenis
menyebutkan nama obat, dosis obat,
obat yanag diminum
manfaat obat, dan jenis obat yanag
diminum O:
- Klien mampu mempraktekkan
Diagnosa Keperawatan: latihan fisik nafas dalam dan
Resiko Perilaku Kekerasan memukul bantal atau kasur
- Klien belum mampu

Tindakan: menyebutkan nama obat

Latih SP 2 ( mengontrol PK
dengan cara obat )
A: Resiko Perilaku kekerasan

P:
Klien :
Ulangi SP 2 mengontrol PK dengan
cara obat
Perawat :
1. Latih klien cara mengontrol PK
dengan obat
2. Evaluasi SP 2 ( mengontrol PK
dengan cara obat )

(Yesie Veronika)
Nama : Tn. I
Usia : 22 tahun

49
IMPLEMENTASI EVALUASI ( SOAP )
Tanggal: 08/11/2019
DATA:
DS: Klien mengatakan masih belum S:
hapal nama obat, klien mengatakan - Klien mengatakan manfaat
ingin belajar kontrol PK. minum obat agar emosi nya
dapat di kendalikan

DO: Klien belum dapat


menyebutkan nama obat, dosis obat,
dan efek samping obat O:
- Klien dapat menyebutkan
Diagnosa Keperawatan: nama obat, jenis obat, dosis
Resiko Perilaku Kekerasan obat, waktu minum obat, cara
minum obat dan efek samping
obat

Tindakan: A: Resiko Perilaku kekerasan


- Evaluasi latihan nafas dalam
dan memukul bantal dan P:
kasur Klien :
- Lakukan intervensi SP 2 Lanjutkan SP 3 ( mengontrol PK
dengan obat dengan verbal )
- Masukan kedalam jadwal Perawat :
kegiatan harian 1. Evaluasi SP 1 dan SP 2
2. Masukan kedalam jadwal
kegiatan harian

(M. Rizky Tristian Noor )

Nama : Tn. I
Umur : 22 Tahun

50
IMPLEMENTASI EVALUASI
Tanggal : 09/11/2019
DATA
DS : Klien mengatakan enggan S :
berinteraksi karena perubahan Klien mengatakan mengerti cara
mood atau suasana hati. yang telah diajarkan terkait latihan
fisik, obat dan verbal.
DO : Klien tampak berekspresi
datar dan menunjukkan sikap tidak O :
ingin tahu dengan kondisi sekitar Klien menerapkan latihan fisik, obat
secara mandiri
Diagnosa Keperawatan : Klien masih kaku dalam verbal
Resiko Prilaku Kekerasan Kontak mata ada
Klien dapat menyebut jadwal untuk
Tindakan : kegiatan fisik, obat ,verbal
1. Mengevaluasi kegiatan SP1,
dan 2 A : Resiko Perilaku Kekerasan

2. Melatih cara mengontrol PK P:


secara verbal
Klien :
Lanjutkan SP 4 ( mengontrol PK
3. Masukkan pada jadwal
kegiatan untuk latihan fisik dengan spiritual )
minum obat , verbal Perawat :
1. Evaluasi SP 1,SP 2 dan SP3
2. Masukan kedalam jadwal
kegiatan harian

( Anggelina Natalia Deramika )

51
Nama : Tn . I
Umur : 22 Tahun

IMPLEMENTASI EVALUASI
Tanggal : 11/11/2019
DATA

DS: - Klien mengatakan mengingat S :


kegiatan latihan fisik 1 dan 2, - Klien mengatakan sudah
mengingat nama obat, dan klien melakukan sebagian kegiatan
mengatakan masih kaku dalam secara mandiri.
berbicara baik. - Klien mengatakan ingin
melakukan kegiatan keagamaan
-Klien mengatakan ingin
melakukan kegiatan keagamaan
seperti mengaji O:
- Klien belum mandiri
DO: Klien mempraktekan latihan sepenuhnya, masih harus
fisik 1 dan 2 dengan bimbingan diingatkan
perawat, klien hapal nama obat, - Klien sudah bisa mengontrol PK
klien dapat berbicara dengan cara - Klien ingat latihan yang diberi
yang baik walaupun agak kaku meski harus dibantu
mengingatkan
Diagnosa Keperawatan :
Resiko Prilaku Kekerasan

Tindakan : A : Resiko Perilaku Kekerasan


1. Mengevaluasi kegiatan SP1, 2,
dan 3 P:
Perawat :
Observasi perilaku, ingatkan kembali
2. Melatih cara mengontrol PK SP 1 , 2, 3 , dan 4.
secara spiritual

3. Masukkan pada jadwal ( Mega Sonia Vera )


kegiatan untuk latihan fisik
minum obat , verbal dan
spiritual

52
G. JADWAL KEGIATAN HARIAN KLIEN

Nama : Tn. I
Tanggal : 06/11/2019-11/11/2019

PELAKSANAAN
06/11/ 07/11/ 08/11/ 09/11/ 11/11/
WAKTU KEGIATAN
2019 2019 2019 2019 2019
M B M B M B M B M B
05.00 Sholat Subuh √ √ √ √ √
06.00 Bersantai √ √ √ √ √
07.00 Mandi √ √ √ √ √
08.00 Makan Pagi √ √ √ √ √
09.00 Berlatih kontrol √ √ √ √ √
perilaku kekerasan
dengan latihan fisik 1
dan 2, patuh obat,
verbal, spiritual.
10.00 Senam pagi dan √ √ √ √ √
Olahraga
11.00 Snack siang V √ √ √ √
12.00 Makan siang √ √ √ √ √
13.00 Sholat Zuhur √ √ √ √ √
14.00 Tidur √ v √ √ √
15.00 Olahraga Sore √ √ √ √ √
16.00 Snack Sore dan Sholat √ √ √ √ √
Ashar
17.00 Mandi √ √ √ √ √
18.00 Sholat Magrib √ √ √ √ √
19.00 Sholat Isya √ √ √ √ √
20.00 Makan Malam √ √ √ √ √
21.00 Pertemuan Malam √ √ √ √ √
22.00 Berlatih kontrol √ √ √ √ √
perilaku kekerasan
dengan latihan fisik 1
dan 2, patuh obat,
verbal, spiritual. Lalu
tidur

53
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan

Pada kasus perilaku kekerasan yang dialami pada Tn.I tndakan yang
dilakukan sesuai dengankonsep teori adalah membina hubungan saling percaya,
membantu klien mengungkapkan penyebab perasaan jengkel atau marah, membantu
klien mengidentifikasi tanda – tanda perilaku kekerasan, membantu mengungkapkan
akibat atau kerugian dari cara yang digunakan klien, membantu klien
mengidentifikasi cara yang konstruktif dalam berrespon terhadap kemarahannya dan
mengajarkan cara untuk menyalurkan energi marah yang sehat agar tidak mencederai
diri sendiri, orang lain (Budi Anna Keliat, S.Kep)

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran yang bisa penulis berikan untuk
perbaikan dan peningkatan mutu asuhan keperawatan adalah
1. Bagi Tenaga keperawatan
a. Meningkatkan kemampuan dan kualitas dalam memberikan asuhan
keperawatan pada klien khusus nya pada masalah resiko prilaku
kekerasan.
b. Melakukan asuhan keperawatan sesuai dengan rencana tindakan
keperawatan sesuai dengan SOP(Standart Operasional Prosedure)
yang ditetapkan.
2. Bagi rumah sakit
a. Meningkatkan mutu dalam memberikan pelayanan keperawatan
khususnya pada klien dengan resiko prilaku kekerasan.
b. Memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan Standart Operasional
Prosedure dan dilanjutkan dengan SOAP pada klien khususnya dengan
resiko prilaku kekerasan
3. Bagi klien dan keluarga
a. Klien diharapkan mengikuti program terapi yang telah direncanakan
oleh dokter dan perawat untuk mempercepat proses kesembuhan klien.
b. Keluarga diharapkan mampu memberi dukungan pada klien dalam
porses pengobatan baik dirumah sakit maupun di rumah

54
DAFTAR PUSTAKA

Direja, A.H.S.(2011).Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika.

Stuart, S.(2010).Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5. Buku Saku Kedokteran. Jakarta:EGC

townsend (2011). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Jiwa. Jakarta: Penerbit Trans Info Media

Anda mungkin juga menyukai