• Metode penanganan dan pembuangan limbah yang telah berhasil dilakukan untuk
industri lain belum tentu cocok untuk industri pertanian kecuali dimodifikasi
• Limbah yang diproduksi oleh limbah indusri pertanian bervariasi dalam kualitas dan
kuantitasnya
volume tinggi
volume rendah
B. BIOKONVERSI
• Adalah suatu proses mengkonversi atau mengubah bahan-bahan organik yang memiliki
rumus kimia yan kompleks menjadi bahan organik yang lebih sederhana, yang mempunyai
nilai guna/tambah dengan memanfaatkan peristiwa biologis dan mikrobiologis yaitu enzim
• Metoda yang paling banyak disorot dan mulai berkembang pesat karena lebih efisien dan
efektif dalam mengkonversi suatu bahan
limbah Sellulosik
C. PRODUK-PRODUK BIOKONVERSI
1. Sirup glukosa
Ex: ampas tebu, jerami , limbah ubi kayu, limbah kacang kedele,limbah TKS dll
Sellulosa:
Merupakan polimer glukosa lineir yang tersusun dari satuan glukosa anhidrat dengan ikatan
glikosidik 1,4 glukosa
sellulase
Enzim sellulase dapat diproduksi dari bbrp genus: Kapang dan bakteri spt :
Trichoderma
Fusarium
Aspergillus
reaktif
C1 Cx ß-glukosidase
• Enzim sellulosa terbuat dari hasil pembiakan Tricoderma viride dengan sistem kultur
terendam dalam fermentor
• Kemudian disaring dan filtratnya merupakan enzim sellulosa yang belum murni tapi
sudah dapat digunakan
• Limbah sellulosa engan konsentrasi 30% merupakan bahan baku yang akan dikonversi.
Jika sellulosa masih terikat lignin maka harus dilakukan delignifikasi.
• Sellulosa kemudian kedalam reaktor dan ditambahkan enzim 0,1% diatur pH 4,8 dan
suhu 50 0C , setelah 40 jam waktu retensi dalam reaktor, kemudin disaring dengan filter
untuk memisahkan sirup glukosa
• Sirup glukosa yang belum murni dimurnikan terlebih dahulu sebelum digunakan.
• Limbah selulosik ini masih banyak mengandung lignin sebagai pengikat yang dapat
menghalangi proses konversi oleh enzim selulose, karena itu perlu delignifikasi
terdahulu.
• Perlakuan delignifikasi ini dapat dilakukan secara fisika, kimia dan biologis.
• Perlakuan secara fisika ini tidak dapat menghilangkan lignin, akan tetapi dapat
melemahkan ikatannya, caranya yaitu memperkecil ukuran limbah selulosik dengan
pemotongan atau penggilingan yang dapat merusak kisi-kisi kristal selulosa.
• Perlakuan secara biologis pada prinsipnya menggunakan enzim pemecah lignin, ini
dilakukan oleh organisme thermophilik.
• Perlakuan secara kimia meliputi perlakuan alkali, asam dan ekstraksi dengan pelarut yang
mudah menguap.
2. Pembuatan etanol
• Pembuatan etanol dari limbah selulosik merupakan rangkaian dari proses pembuatan
glukosa, karena dalam pembuatan etanol harus melalui tahap pembuatan glukosa.
• Tahap pembuatan glukosa yaitu menghidrolisa bahan selulosa oleh enzim selulosa.
• Glukosa hasil hidrolisa ini dikonversi menjadi etanol oleh enzim zimase dan enzim
invertase yang dihasilkan oleh Saccharomyces cereviside.
• Fungsi enzim zimase ini adalah memecah sukrosa menjadi mono sakarida (glukosa atau
fruktosa).
• Fungsi enzim invertase adalah merobah monosakarida menjadi etanol dengan froses
fermentasi.
• Tahap pembuatan etanol
Pada tahap permulaan fermentasi masih diperlukan oksigen guna pertumbuhan dan
perkembangan Saccaromyces sp, kemudian tidak diperlukan lagi oksigen karena kondisi proses
menghendaki anaerobik.
Suhu optimum fermentasi berkisar antara 25 – 350C, Kondisi pH antara 4,0 – 5,0.
2. Metode simultan.
• Proses simultan, dimana proses hidrolisa selulosa dan proses fermentasi glukosa
dilakukan bersamaan.
• Pada proses ini terjadi kesinambungan proses, dimana hasil hidrolisa berupa glukosa
terbentuk lansung difermentasi dan dikonversi menjadi etanol.
• Proses ini lebih efisien dan efektif, karena tidak akan terjadi peningkatan kadar glukosa
dalam media, begitu terbentuk glukosa lansung diubah menjadi etanol
Pembuatan Etanol Secara Simultan
Limbah selulose
Perlakuan awal
Air
370C / 3 - 5 hari
Hasil Kasar
Perlakuan awal
Air
Penambahan Enzim
Enzim selulose
Inkubasi (Hidrokisa)
500C / 48 jam
Fermentasi
370C / 30 - 72 jam