MOTOR CONTROL AND PROTECTION

Motor Protection
The typical method of starting a three-phase induction motor is by connecting the motor
directly across the power line. Line starting a motor is done with a three-phase contactor. To
adequately protect the motor from prolonged overload conditions, motor overloads are
installed, typically in the same enclosure as the three-phase contactor. These overloads
(OLs) operate as heater elements-heating to the point of opening the circuit, and
mechanically disconnecting the circuit (Figure 3-31).
Perlindungan Motor
Metode khas untuk start motor induksi tiga fase adalah dengan menghubungkan motor
langsung di seluruh saluran listrik. Jalur start motor dilakukan dengan kontaktor tiga fase.
Untuk melindungi motor dari kondisi kelebihan beban yang berkepanjangan, kelebihan
motor dipasang, biasanya dalam selungkup yang sama dengan kontaktor tiga fase.
Kelebihan ini (OLs) beroperasi sebagai elemen pemanas-pemanasan ke titik pembukaan
sirkuit, dan secara mekanis memutus sirkuit.

Overloads can be purchased with a specific time designed into the element. Classes 10, 20,
and 30 are the usual ratings for industrial use. A class 10 overload indicates that the
overload will allow 600% inrush current for 10 s before opening the circuit. Class 20
overloads would allow 600% inrush current for 20 s, and a class 30 would allow 30 s of
operation. The current draw from a typical induction motor, as well as the torque produced
can be seen in Figure 3-32.
Kelebihan beban dapat dibeli dengan waktu tertentu yang dirancang ke dalam elemen.
Kelas 10, 20, dan 30 adalah peringkat biasa untuk penggunaan industri. Kelebihan kelas 10
menunjukkan bahwa kelebihan tersebut akan memungkinkan arus masuk 600% selama 10
detik sebelum membuka rangkaian. Kelebihan kelas 20 akan memungkinkan 600% arus
masuk selama 20 detik, dan kelas 30 akan memungkinkan 30 detik operasi. Gambar arus
dari motor induksi khas, serta torsi yang dihasilkan dapat dilihat pada Gambar 3-32
Line starting an induction motor, as shown in Figure 3-32, would allow the motor to develop
rated torque, as soon as the motor starter button is pressed. This is because across the line,
the motor has the benefit of full voltage, current, and frequency (Hz). As long as the input
power is of rated value, the motor would develop the torque as seen in Figure 3-32, from
zero to base speed.
Garis start motor induksi, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3-32, akan memungkinkan
motor untuk mengembangkan torsi pengenal, segera setelah tombol starter motor ditekan.
Ini karena melintasi garis, motor memiliki manfaat tegangan penuh, arus, dan frekuensi (Hz).
Selama daya input bernilai nominal, motor akan mengembangkan torsi seperti terlihat pada
Gambar 3-32, dari nol hingga kecepatan dasar.

If the ratio of voltage to hertz is maintained, then the motor will develop the rated torque that
it was designed to produce. This relationship can be seen in Figure 3-33 and is designated
the volts per hertz ratio (V/Hz).
Jika rasio tegangan terhadap hertz dipertahankan, maka motor akan mengembangkan torsi
pengenal yang dirancang untuk diproduksi. Hubungan ini dapat dilihat pada Gambar 3-33
dan ditetapkan sebagai rasio volt per hertz (V / Hz).

As seen in Figure 3-33, the V/Hz ratio is calculated by simply dividing the input voltage by
the hertz. This characteristic is an important ingredient of AC drive design, which will be
covered in the next chapter.
Seperti terlihat pada Gambar 3-33, rasio V / Hz dihitung dengan hanya membagi tegangan
input dengan hertz. Karakteristik ini merupakan unsur penting dari desain penggerak AC,
yang akan dibahas pada bab selanjutnya.

There may be applications where full torque is not desirable when the motor is started: a
conveyor application in a bottling line, for example. If the feed conveyor has uncapped full
bottles on the conveyor, full torque when the conveyor is started would be a not-so-good
situation. (The bottles would spill all of their contents.) In cases like that, a reduced torque
type of start would be required. There are also cases where full voltage and hertz, which
causes 600% inrush current, would cause a serious power dip on the utility system. High-
horsepower motors connected to compressors would be an example. In these cases, a
reduced voltage start would be required. If the voltage is less than rated value, the motor
would not develop rated torque (according to the V/Hz ratio listed in Figure 3-32). Reducing
the V/Hz ratio also reduces the starting current, which means there is less of a power dip.
Mungkin ada aplikasi di mana torsi penuh tidak diinginkan ketika motor dimulai: aplikasi
konveyor di jalur pembotolan, misalnya. Jika konveyor pengumpanan telah membuka botol
penuh pada konveyor, torsi penuh saat konveyor dimulai akan menjadi situasi yang tidak
terlalu baik. (Botol-botol akan menumpahkan semua isinya.) Dalam kasus-kasus seperti itu,
diperlukan jenis torsi yang berkurang. Ada juga kasus di mana tegangan penuh dan hertz,
yang menyebabkan arus masuk 600%, akan menyebabkan penurunan daya yang serius
pada sistem utilitas. Motor berkekuatan tinggi yang terhubung ke kompresor akan menjadi
contoh. Dalam kasus ini, tegangan awal yang dikurangi akan diperlukan. Jika tegangan
kurang dari nilai pengenal, motor tidak akan mengembangkan torsi pengenal (sesuai
dengan rasio V / Hz yang tercantum dalam Gambar 3-32). Mengurangi rasio V / Hz juga
mengurangi arus start, yang berarti ada lebih sedikit power dip.

AC motor protection device

As we know,motor protection is one of the important criteria when we involve for AC motor
installation,wiring and termination works.Commonly magnetic contactor,fuse, Molded case
circuit breaker (MCCB) and overload relays are used for motor control device of induction
motor.
Perangkat pelindung motor AC
Seperti yang kita ketahui, pelindung motor adalah salah satu kriteria penting ketika kita
terlibat untuk pemasangan motor AC, perkabelan, dan pemutusan hubungan kerja.
Kontaktor magnetik, sekering, pemutus sirkuit cetakan berlubang (MCCB) dan relay beban
berlebih digunakan untuk perangkat kontrol motor motor induksi .

In general ideal for motor protection,it have two basic protections always installed for every
motor are Over-load protection and Short-circuit protection.For advance protection we can
added for protection against unbalanced supply voltages, under voltage, reverse phase, over
temperature and stalling etc.
Secara umum ideal untuk perlindungan motor, motor ini memiliki dua perlindungan dasar
yang selalu dipasang untuk setiap motor yaitu perlindungan beban berlebih dan
perlindungan hubung singkat. Untuk perlindungan lebih lanjut, kita dapat menambahkan
perlindungan terhadap tegangan pasokan tidak seimbang, di bawah tegangan, fase balik,
suhu dan mengulur dll

Introduction for AC motor protection

Motor starting current
We should done a proper sizing calculation for fuse overload relay and circuit breaker to suit
with starting current for motor protection.During starting,an induction motor can draws 8 to 9
times the full load current depend on what types of motor starter that we used.
Pengantar perlindungan motor AC
Motor Arus Stater
Kita harus melakukan perhitungan ukuran yang tepat untuk relai kelebihan beban sekering
dan pemutus sirkuit yang sesuai dengan arus start untuk proteksi motor. Selama start, motor
induksi dapat menarik 8 hingga 9 kali arus beban penuh tergantung pada jenis motor starter
yang kita gunakan.

This current remain at this high value around 80% of the rated speed of motor.Table below
shown some current starting value with different types of starter for our reference and
guideline to get ideal sizing for motor protection.
Arus ini tetap pada nilai tinggi ini sekitar 80% dari kecepatan pengenal motor. Tabel di
bawah ini menunjukkan beberapa nilai awal saat ini dengan berbagai jenis starter untuk
referensi dan pedoman kami untuk mendapatkan ukuran ideal untuk perlindungan motor.

Types of motor protection device

To ensure our induction motor,wiring and control panel in proper condition when fault or
problem happen,we should install a motor protection device including :-
Jenis perangkat pelindung motor
Untuk memastikan motor induksi kami, kabel dan panel kontrol dalam kondisi yang tepat
ketika terjadi kesalahan atau masalah, kita harus menginstal perangkat perlindungan motor
termasuk: -

Types of motor overload relay

A motor overload relay is an electro-mechanical relay that is operated by heat developed in
the relay. When the level of current in a circuit reaches a preset value, the increased
temperature opens a set of contacts.
Jenis relay motor kelebihan beban
Relai kelebihan beban motor adalah relai elektro-mekanis yang dioperasikan oleh panas
yang dikembangkan dalam relai. Ketika tingkat arus dalam suatu sirkuit mencapai nilai
preset, suhu yang meningkat membuka serangkaian kontak.

Overload relay should install in our motor starter application for extra protection.Overload
relay can avoid serious damage for electric motor when overload happen to our system with
proper setting.
Overload relay harus dipasang di aplikasi motor starter kami untuk perlindungan ekstra.
Overload relay dapat menghindari kerusakan serius untuk motor listrik ketika overload terjadi
pada sistem kami dengan pengaturan yang tepat.

The increased temperature opens the contacts through a bimetallic strip or by melting an
alloy that activates a mechanism that opens the contacts depend on our setting for overload
relay.This time i explain detail about common types of overload relay for motor control.
Peningkatan suhu membuka kontak melalui strip bimetal atau dengan melelehkan paduan
yang mengaktifkan mekanisme yang membuka kontak tergantung pada pengaturan kami
untuk relai kelebihan beban. Kali ini saya menjelaskan detail tentang tipe umum relai
kelebihan beban untuk kontrol motor.

Types Of Overload Relay

Jenis Relay Berlebih
Melting alloy
Paduan leleh
1) Thermal overload relays
These are probably the most popular type of overload protection.The motor current
passes through a small heater winding and under overload conditions.
Relay kelebihan beban termal
Ini mungkin jenis perlindungan overload yang paling populer. Arus motor melewati
belitan pemanas kecil dan dalam kondisi kelebihan beban.
 The heat causes a special solder to melt allowing a ratchet wheel to spin thus
opening the control circuit contacts.It must be reset by hand operation and Heater
coil and solder pot in one unit non-tamperable.
Panas menyebabkan solder khusus meleleh sehingga roda ratchet berputar
sehingga membuka kontak sirkuit kontrol. Panas harus diatur ulang dengan operasi
tangan dan koil pemanas dan pot solder dalam satu unit tidak dapat dirusak.

Bi-metallic strip
This design uses a bimetal strip associated with a current-carrying heater coil.When an
overload occurs, the heat causes the bimetal to deflect and actuate a tripping mechanism
which opens a set of contacts in the control circuit interrupting power to the coil and opening
the power contacts.
Strip bi-logam
Desain ini menggunakan strip bimetal yang terkait dengan koil pemanas pembawa arus.
Ketika terjadi overload, panas menyebabkan bimetal membelokkan dan menggerakkan
mekanisme tersandung yang membuka satu set kontak dalam rangkaian kontrol yang
mengganggu daya ke koil dan membuka kontak daya.

Most relays are adjustable over a range from 85% to 115% of their value.They are available
with ambient compensation. An ambient compensated devices’ trip point is not affected by
ambient temperature and performs consistently at the same value of current.
Sebagian besar relai dapat disesuaikan pada kisaran dari 85% hingga 115% dari nilainya.
Mereka tersedia dengan kompensasi sekitar. Titik perjalanan perangkat kompensasi ambien
tidak terpengaruh oleh suhu sekitar dan berkinerja konsisten pada nilai arus yang sama.

2) Magnetic Overload Relays

A magnetic overload relay is an electro-mechanical relay operated by the current flow in a
circuit.
Relai Muatan Magnetik
Relai kelebihan magnetik adalah relai elektro-mekanis yang dioperasikan oleh aliran arus
dalam suatu rangkaian.
When the level of current in the circuit reaches a preset value, the increased magnetic field
opens a set of contacts.
Ketika tingkat arus dalam rangkaian mencapai nilai preset, medan magnet yang meningkat
membuka satu set kontak.

Electromagnetic overload relays operate on the magnetic action of the load current flowing
through a coil.
Relay overload elektromagnetik beroperasi pada aksi magnetik dari arus beban yang
mengalir melalui koil.

When the load current becomes too high, a plunger is pulled up into the coil interrupting the
circuit.The tripping current is adjusted by altering the initial position of the plunger with
respect to the coil.
Ketika arus beban menjadi terlalu tinggi, plunger ditarik ke atas ke dalam koil yang
mengganggu sirkuit. Arus tripping disesuaikan dengan mengubah posisi awal plunger
sehubungan dengan koil.

Motor Protection : Over temperature

Perlindungan Motor: Lebih dari suhu

Motor temperature is one of the factor that we should monitor and make sure it running in a
normal range.It is closely related with winding temperature.If temperature is highly from
standard value,it can cause a winding insulator damage or weak.
Temperatur motor adalah salah satu faktor yang harus kita monitor dan pastikan itu berjalan
dalam kisaran normal. Hal ini berkaitan erat dengan suhu belitan. Jika suhu sangat dari nilai
standar, dapat menyebabkan kerusakan isolator berliku atau lemah.

From that damage,it will make the internal short circuit between winding phase and can
cause a serious damage for an electric motor.
Dari kerusakan itu, itu akan membuat hubungan pendek internal antara fase berliku dan
dapat menyebabkan kerusakan serius untuk motor listrik.

What is the main reason for the motor overheat or over temperature?Normally it cause due
to a high ambient temperature,under sizing motor capacity,not suitable voltage rated,running
in overload and bearing jammed.
Apa alasan utama motor terlalu panas atau terlalu panas? Biasanya itu disebabkan karena
suhu sekitar yang tinggi, di bawah ukuran kapasitas motor, tegangan yang tidak sesuai,
berjalan dalam beban berlebih dan bantalan macet.

To avoid issued for overheat or over temperature,we can install the overheat protection
device that can prevent the motor from damage or winding burn.This device is common used
for high priority motor in operation to avoid major breakdown.
Untuk menghindari suhu panas berlebih atau panas, kami dapat memasang perangkat
perlindungan panas berlebih yang dapat mencegah motor dari kerusakan atau lilitan
terbakar. Perangkat ini biasa digunakan untuk motor prioritas tinggi yang beroperasi untuk
menghindari kerusakan besar.
How Over Temperature /Overheat protection works?
The important component for over temperature protection from type of semiconductor device
is called ” Thermistor” is used because this material have the unique property.
Bagaimana Over Temperature / Overheat protection bekerja?
Komponen penting untuk perlindungan suhu berlebih dari jenis perangkat semikonduktor
disebut "Termistor" digunakan karena bahan ini memiliki sifat unik.

It have the comparatively resistance in low value at normal temperature and constant upto
some value and has a large positive temperature co-efficient of resistance that can be
controlled the range of temperature.
Ini memiliki resistensi relatif pada nilai rendah pada suhu normal dan konstan hingga
beberapa nilai dan memiliki suhu positif besar co-efisien dari perlawanan yang dapat
dikontrol kisaran suhu.

Another good feature is that its power carrying capacity is self-limiting since the device has
the tendency to increase its resistance as the temperature rises.
Fitur bagus lainnya adalah kapasitas daya dukungnya terbatas karena perangkat cenderung
meningkatkan daya tahannya saat suhu naik.

Basic Operation For Over Temperature Protection.

Operasi Dasar Untuk Perlindungan Suhu Lebih

During starting sufficient current will flow through the CR relay to actuate it as the
temperature and resistance of the thermistors are low.
Selama mulai, arus yang cukup akan mengalir melalui relai CR untuk menggerakkannya
karena suhu dan resistansi termistor rendah.

When the START-push button is pressed the primary winding of control transformer T1 gets
energised and therefore the secondary winding sends direct current to CR relay through
diodes D1 and D2.
Ketika tombol START-push ditekan, belitan primer transformator kontrol T1 mendapatkan
energi dan oleh karena itu belitan sekunder mengirimkan arus searah ke relai CR melalui
dioda D1 dan D2.
With the closing of CR, contact CR1 closes and hence coil M gets energised. The three main
contacts close and the motor is energised.
Dengan penutupan CR, kontak CR1 menutup dan karenanya kumparan M mendapat energi.
Tiga kontak utama ditutup dan motor diberi energi.

Whenever there is excessive motor temperature due to some reason, the thermistor
resistance increases and causes reduction in the current flowing through CR relay coil.Thus
the CR relay drops, which in turn drops contactor M and therefore the motor stops.
Setiap kali ada suhu motor yang berlebihan karena beberapa alasan, resistensi termistor
meningkat dan menyebabkan pengurangan arus yang mengalir melalui koil relay CR.
Dengan demikian relai CR turun, yang pada gilirannya menjatuhkan kontaktor M dan
karenanya motor berhenti.

The motor can be started again only when temperature and hence resistance of the
thermistors drop to low values.For this, the relay is adjusted such that its pick up current is
more than twice its drop out current.
Motor dapat dinyalakan kembali hanya ketika suhu dan karenanya resistensi termistor turun
ke nilai yang rendah. Untuk ini, relai diatur sedemikian rupa sehingga arus penjemputannya
lebih dari dua kali arus putusnya.

Motor Protection : Phase failure and reversal

What happen if one of a cable broken or fuse blow while the electric motor is running?The
answer is motor will run in two phase supply that can generate the high draw current due to
unbalance of phase.
Perlindungan Motor: Fase kegagalan dan pembalikan
Apa yang terjadi jika salah satu kabel rusak atau terputus saat motor listrik sedang berjalan?
Jawabannya adalah motor akan berjalan dalam pasokan dua fase yang dapat menghasilkan
arus tarikan tinggi karena ketidakseimbangan fase.

Why the current value increase?From the theory, the current in the two phase would
increase by 1.7 times due to negative phase and generate heat in the rotor area.If this
situation continue in a long time period,it can cause serious damage.
Mengapa nilai arus meningkat? Dari teori, arus dalam dua fase akan meningkat 1,7 kali
karena fase negatif dan menghasilkan panas di area rotor. Jika situasi ini berlanjut dalam
periode waktu yang lama, dapat menyebabkan kerusakan serius.

Another phenomena would happen is the motor are interchanged the motor will reverse its
direction of rotation.We called is phase reversal and it can cause serious injury and motor
damage.
Fenomena lain yang akan terjadi adalah motor yang dipertukarkan motor akan membalik
arah putarannya. Kami menyebutnya fase pembalikan dan dapat menyebabkan cedera
serius dan kerusakan motor.

How to protect motor from phase failure and reversal?

For motor protection phase failure and reversal,we can choose a many types of phase
failure and reversal relay.A famous type is that have both protection built in one relay.
Bagaimana melindungi motor dari kegagalan dan pembalikan fasa?
Untuk kegagalan dan pembalikan fase proteksi motor, kita dapat memilih banyak jenis
kegagalan fase dan pembalikan relay. Jenis yang terkenal adalah keduanya memiliki
proteksi yang dibangun dalam satu relai.

This type consists of four magnetic poles the coil of which are excited by the currents of the
two stator phases of the
motor. These coils set up a rotating flux which intersects a disc pivoted at the centre.
Tipe ini terdiri dari empat kutub magnet yang gelungnya tereksitasi oleh arus dari dua fase
stator
motor. Kumparan ini mengatur fluks berputar yang memotong disk yang diputar di tengah.

A torque is produced due to interaction of flux and eddy currents induced in the disc. Torque
is made of two components.A clockwise rotating torque is produced by the normal polyphase
supply and a counter clockwise torque is produced due to the action of the shaded poles.
Torsi dihasilkan karena interaksi fluks dan arus eddy yang diinduksi dalam disk. Torsi
terbuat dari dua komponen. Torsi putar searah jarum jam dihasilkan oleh suplai polifasa
normal dan torsi berlawanan arah jarum jam dihasilkan karena aksi kutub yang diarsir.

Another type of relay that used is trigger based on negative current phase sequence during
unbalance of phase.This relay has two built in current transformers(CT) which sense
currents of the motor.
Tipe lain dari relai yang digunakan adalah pemicu berdasarkan urutan fase arus negatif
selama ketidakseimbangan fase. Relai ini memiliki dua transformator arus dibangun (CT)
yang merasakan arus motor.

The secondary of CTs feeds a negative sequence filter. The output of this filter is
proportional to the negative sequence
component of currents. This output is fed to a sensor which detects the level of negative
sequence components of the currents and thus trips the motor starter by opening its control
magnetic contactor.
Sekunder CT memberi filter urutan negatif. Output dari filter ini sebanding dengan urutan
negative komponen arus. Output ini diumpankan ke sensor yang mendeteksi tingkat
komponen urutan negatif dari arus dan dengan demikian trip starter motor dengan membuka
kontaktor magnetik kontrolnya.

Motor Protection :
Over temperature
Motor temperature is one of the factor that we should monitor and make sure it running in a
normal range.It is closely related with winding temperature.If temperature is highly from
standard value,it can cause a winding insulator damage or weak.
Perlindungan Motor:
Suhu lebih
Temperatur motor adalah salah satu faktor yang harus kita monitor dan pastikan itu berjalan
dalam kisaran normal. Hal ini berkaitan erat dengan suhu belitan. Jika suhu lebih dari nilai
standar, dapat menyebabkan kerusakan isolator berliku atau lemah.

From that damage,it will make the internal short circuit between winding phase and can
cause a serious damage for an electric motor.
Dari kerusakan itu, itu akan membuat hubungan pendek internal antara fase berliku dan
dapat menyebabkan kerusakan serius untuk motor listrik.

What is the main reason for the motor overheat or over temperature?Normally it cause due
to a high ambient temperature,under sizing motor capacity,not suitable voltage rated,running
in overload and bearing jammed.
Apa alasan utama motor terlalu panas atau suhu lebih? Biasanya itu disebabkan karena
suhu sekitar yang tinggi, di bawah ukuran kapasitas motor, tegangan yang tidak sesuai,
berjalan dalam beban berlebih dan bantalan macet.

To avoid issued for overheat or over temperature,we can install the overheat protection
device that can prevent the motor from damage or winding burn.This device is common used
for high priority motor in operation to avoid major breakdown.
Untuk menghindari suhu panas berlebih atau panas, kami dapat memasang perangkat
pelindung panas berlebih yang dapat mencegah motor dari kerusakan atau lilitan terbakar.
Perangkat ini biasa digunakan untuk motor prioritas tinggi yang beroperasi untuk
menghindari kerusakan besar.

How Over Temperature /Overheat protection works?

The important component for over temperature protection from type of semiconductor device
is called ” Thermistor” is used because this material have the unique property.
Bagaimana Over Temperature / Overheat protection bekerja?
Komponen penting untuk perlindungan suhu berlebih dari jenis perangkat semikonduktor
disebut "Termistor" digunakan karena bahan ini memiliki sifat unik.

It have the comparatively resistance in low value at normal temperature and constant upto
some value and has a large positive temperature co-efficient of resistance that can be
controlled the range of temperature.
Ini memiliki resistensi relatif pada nilai rendah pada suhu normal dan konstan hingga
beberapa nilai dan memiliki suhu positif besar co-efisien perlawanan yang dapat dikontrol
kisaran suhu.

Another good feature is that its power carrying capacity is self-limiting since the device has
the tendency to increase its resistance as the temperature rises.
Fitur bagus lainnya adalah kapasitas daya dukungnya terbatas karena perangkat cenderung
meningkatkan daya tahannya saat suhu naik.

Basic Operation For Over Temperature Protection.

Operasi Dasar Untuk Perlindungan Suhu Lebih

During starting sufficient current will flow through the CR relay to actuate it as the
temperature and resistance of the thermistors are low.
Selama mulai, arus yang cukup akan mengalir melalui relai CR untuk menggerakkannya
karena suhu dan resistansi termistor rendah.

When the START-push button is pressed the primary winding of control transformer T1 gets
energised and therefore the secondary winding sends direct current to CR relay through
diodes D1 and D2.
Ketika tombol START-push ditekan, belitan primer transformator kontrol T1 mendapatkan
energi dan oleh karena itu belitan sekunder mengirimkan arus searah ke relai CR melalui
dioda D1 dan D2.

With the closing of CR, contact CR1 closes and hence coil M gets energised. The three main
contacts close and the motor is energised.
Dengan penutupan CR, kontak CR1 menutup dan karenanya kumparan M mendapat energi.
Tiga kontak utama ditutup dan motor diberi energi.

Whenever there is excessive motor temperature due to some reason, the thermistor
resistance increases and causes reduction in the current flowing through CR relay coil.Thus
the CR relay drops, which in turn drops contactor M and therefore the motor stops.
Setiap kali ada suhu motor yang berlebihan karena beberapa alasan, resistensi termistor
meningkat dan menyebabkan pengurangan arus yang mengalir melalui koil relay CR.
Dengan demikian relai CR turun, yang kemudian menjatuhkan kontaktor M dan karenanya
motor berhenti.

The motor can be started again only when temperature and hence resistance of the
thermistors drop to low values.For this, the relay is adjusted such that its pick up current is
more than twice its drop out current.
Motor dapat dinyalakan kembali hanya ketika suhu dan karenanya resistensi termistor turun
ke nilai yang rendah. Untuk ini, relai disesuaikan sedemikian rupa sehingga arus
penjemputannya lebih dari dua kali lipat dari arus putusnya.

DC MOTOR CONTROL & PROTECTION

Often we want to control the speed of a DC motor on demand. This intentional change of
drive speed is known as speed control of a DC motor.
KONTROL & PERLINDUNGAN MOTOR DC
Seringkali kita ingin mengendalikan kecepatan motor DC sesuai permintaan. Perubahan
kecepatan drive yang disengaja ini dikenal sebagai kontrol kecepatan motor DC.

Speed control of a DC motor is either done manually by the operator or by means of an

automatic control device. This is different to speed regulation – where the speed is trying to
be maintained (or ‘regulated’) against the natural change in speed due to a change in the
load on the shaft.
Kontrol kecepatan motor DC dilakukan secara manual oleh operator atau dengan alat
kontrol otomatis. Ini berbeda dengan pengaturan kecepatan - di mana kecepatan berusaha
dipertahankan (atau 'diatur') terhadap perubahan alami dalam kecepatan karena perubahan
beban pada poros.

The speed of a DC motor (N) is equal to:

Kecepatan motor DC (N) sama dengan:

Therefore speed of the 3 types of DC motors – shunt, series and compound – can be
controlled by changing the quantities on the right-hand side of the equation above.
Therefore speed of the 3 types of DC motors – shunt, series and compound – can be
controlled by changing the quantities on the right-hand side of the equation above.
Oleh karena itu kecepatan 3 jenis motor DC - shunt, seri dan senyawa - dapat dikontrol
dengan mengubah kuantitas di sisi kanan persamaan di atas.
Oleh karena itu kecepatan 3 jenis motor DC - shunt, seri dan senyawa - dapat dikontrol
dengan mengubah kuantitas di sisi kanan persamaan di atas

Hence the speed can be varied by changing:

Karenanya kecepatan dapat bervariasi dengan mengubah:

1. The terminal voltage of the armature, V.

Tegangan terminal armature, V.
2. The external resistance in armature circuit, Ra.
Perlawanan eksternal di sirkuit jangkar, Ra.
3. The flux per pole, φ.
Fluks per kutub, φ.

Terminal voltage and external resistance involve a change that affects the armature circuit,
while flux involves a change in the magnetic field. Therefore speed control of DC motor can
be classified into:
Tegangan terminal dan resistansi eksternal melibatkan perubahan yang memengaruhi sirkuit
armature, sedangkan fluks melibatkan perubahan pada medan magnet. Oleh karena itu
kontrol kecepatan motor DC dapat diklasifikasikan menjadi:

1. Armature Control Methods’

Metode Kontrol Armature
2. Field Control Methods
Metode Kontrol Medan

We will discuss how both of these methods control the speed of DC series motors and DC
shunt motors.
Kita akan membahas bagaimana kedua metode ini mengontrol kecepatan motor seri DC
dan motor shunt DC.

Armature Controlled DC Series Motor

Speed adjustment of a DC series motor by armature control may be done by:
Armature Motor Seri DC Terkendali
Penyesuaian kecepatan motor seri DC oleh armature control dapat dilakukan dengan:

1. Armature Resistance Control Method.

Metode Kontrol Perlawanan Armature
2. Shunted Armature Control Method.
Metode Kontrol Armature Shunted
3. Armature Terminal Voltage Control
Kontrol Tegangan Terminal Amature.

Armature Resistance Control Method

This is the most common method employed. Here the controlling resistance is connected
directly in series with the supply of the motor as shown in the fig.
Metode Kontrol Perlawanan Armature
Ini adalah metode yang paling umum digunakan. Di sini resistansi pengontrol terhubung
langsung secara seri dengan suplai motor seperti yang ditunjukkan pada gambar.
The power loss in the control resistance of DC series motor can be neglected because this
control method is utilized for a large portion of time for reducing the speed under light load
condition. This method of speed control is most economical for constant torque. This method
of speed control is employed for DC series motor driving cranes, hoists, trains etc.
Hilangnya daya pada tahanan kontrol motor seri DC dapat diabaikan karena metode kontrol
ini digunakan untuk sebagian besar waktu untuk mengurangi kecepatan dalam kondisi
beban cahaya. Metode kontrol kecepatan ini paling ekonomis untuk torsi konstan. Metode
kontrol kecepatan ini digunakan untuk derek penggerak motor seri DC, kerekan, kereta api
dll.

Shunted Armature Control

The combination of a rheostat shunting the armature and a rheostat in series with the
armature is involved in this method of speed control. The voltage applied to the armature is
varies by varying series rheostat R1. The exciting current can be varied by varying the
armature shunting resistance R2. This method of speed control is not economical due to
considerable power losses in speed controlling resistances. Here speed control is obtained
over wide range but below normal speed.
Kontrol Armature Shunted
Kombinasi rheostat shunt armature dan rheostat secara seri dengan armature terlibat dalam
metode kontrol kecepatan ini. Tegangan yang diberikan pada armature bervariasi dengan
memvariasikan seri rheostat R1. Arus yang menggairahkan dapat bervariasi dengan
memvariasikan resistensi shunting armature R2. Metode kontrol kecepatan ini tidak
ekonomis karena kehilangan daya yang cukup besar dalam resistensi pengontrol kecepatan.
Di sini kendali kecepatan diperoleh dari jarak jauh tetapi di bawah kecepatan normal.
Armature Terminal Voltage Control
The speed control of DC series motor can be accomplished by supplying the power to the
motor from a separate variable voltage supply. This method involves high cost so it rarely
used.
Kontrol Tegangan Terminal Amature
Kontrol kecepatan motor seri DC dapat dilakukan dengan memasok daya ke motor dari
suplai tegangan variabel yang terpisah. Metode ini melibatkan biaya tinggi sehingga jarang
digunakan.

Field Controlled DC Series Motor

Speed adjustment of a DC series motor by field control may be done by:
Field Controlled Motor Seri DC
Penyesuaian kecepatan motor seri DC dengan kontrol medan dapat dilakukan dengan:

1. Field Diverter Method.

Metode Pengalir Medan
2. Tapped Field Control.
Kontrol Medan Yang Disadap

Field Diverter Method

This method uses a diverter. Here the field flux can be reduced by shunting a portion of
motor current around the series field. Lesser the diverter resistance less is the field current,
less flux therefore more speed. This method gives speed above normal and the method is
used in electric drives in which speed should rise sharply as soon as load is decreased.
Metode Pengalir Medan
Metode ini menggunakan pengalir. Di sini fluks medan dapat dikurangi dengan memangkas
sebagian arus motor di sekitar bidang seri. Semakin kecil resistansi pengalir maka medan
saat ini lebih sedikit, fluks lebih sedikit, oleh karena itu lebih cepat. Metode ini memberikan
kecepatan di atas normal dan metode ini digunakan pada penggerak listrik yang
kecepatannya akan meningkat tajam segera setelah beban berkurang.
Tapped Field Control
This is another method of increasing the speed by reducing the flux and it is done by
lowering number of turns of field winding through which current flows. In this method a
number of tapping from field winding are brought outside. This method is employed in
electric traction.
Kontrol Medan yang Disadap
Ini adalah metode lain untuk meningkatkan kecepatan dengan mengurangi fluks dan
dilakukan dengan menurunkan jumlah belitan medan yang dilalui arus. Dalam metode ini
sejumlah sadapan dari belitan medan dibawa keluar. Metode ini digunakan dalam traksi
listrik.

Speed Control of DC Shunt Motor

The classification of speed control methods for a DC shunt motor are similar to those of a
DC series motor. These two methods are:
Kontrol Kecepatan Motor Shunt DC
Klasifikasi metode kontrol kecepatan untuk motor shunt DC mirip dengan motor seri DC.
Dua metode ini adalah:

1. Armature Control Methods.

Metode Kontrol Armature
2. Field Control Methods.
Metode Kontrol Lapangan
Armature Controlled DC Shunt Motor
Armature controlled DC shunt motor can be performed in two ways:
Armatur DC Shunt Motor yang Terkendali
Motor shunt DC yang dikontrol angker dapat dilakukan dengan dua cara:

1. Armature Resistance Control.

Kontrol Resistensi Amature
2. Armature Voltage Control.
Kontrol Tegangan Amature

Armature Resistance Control

In armature resistance control a variable resistance is added to the armature circuit. Field is
directly connected across the supply so flux is not changed due to variation of series
resistance. This is applied for DC shunt motor. This method is used in printing press, cranes,
hoists where speeds lower than rated is used for a short period only.
Kontrol Resistensi Amature
Dalam kontrol resistensi jangkar, resistensi variabel ditambahkan ke sirkuit jangkar.
Lapangan terhubung langsung di seluruh pasokan sehingga fluks tidak berubah karena
variasi resistansi seri. Ini diterapkan untuk motor shunt DC. Metode ini digunakan dalam
mesin cetak, derek, kerekan di mana kecepatan lebih rendah dari nilai digunakan hanya
untuk periode singkat.

Armature Voltage Control

This method of speed control needs a variable source of voltage separated from the source
supplying the field current. This method avoids disadvantages of poor speed regulation and
low efficiency of armature-resistance control methods.
Kontrol Tegangan Amature
Metode kontrol kecepatan ini membutuhkan sumber tegangan variabel yang terpisah dari
sumber yang memasok arus medan. Metode ini menghindari kerugian dari regulasi
kecepatan yang buruk dan efisiensi rendah dari metode kontrol ketahanan jangkar.

The basic adjustable armature voltage control method of speed d control is accomplished by
means of an adjustable voltage generator is called Ward Leonard System. This method
involves using a motor-generator (M-G) set. This method is best suited for steel rolling mills,
paper machines, elevators, mine hoists, etc. This method is known as Ward Leonard
System.
Metode kontrol tegangan jangkar disesuaikan dasar dari kontrol kecepatan d dicapai dengan
menggunakan generator tegangan disesuaikan disebut Ward Leonard System. Metode ini
melibatkan penggunaan set motor-generator (M-G). Metode ini paling cocok untuk pabrik
rolling baja, mesin kertas, lift, kerekan tambang, dll. Metode ini dikenal sebagai Ward
Leonard System.

Advantages of Armature Controlled DC Shunt Motor

Keuntungan Armature DC Shunt Motor yang Terkendali
1. Very fine speed control over whole range in both directions.
Kontrol kecepatan yang sangat baik pada seluruh jajaran di kedua arah
2. Uniform acceleration is obtained.
Percepatan seragam diperoleh
3. Good speed regulation.
Pengaturan kecepatan yang baik
4. It has regenerative braking capacity.
Memiliki kapasitas pengereman regeneratif
Disadvantages of Armature Controlled DC Shunt Motor
Kekurangan dari Armature DC Shunt Motor yang Terkendali
1. Costly arrangement is needed, floor space required is more
Pengaturan yang mahal diperlukan, ruang lantai yang dibutuhkan lebih banyak
 2. Low efficiency at light loads.
Efisiensi rendah pada beban ringan
3. Drive produced more noise.
Drive menghasilkan lebih banyak suara.

Field Controlled DC Shunt Motor

By this method a DC Shunt motor’s speed is controlled through a field rheostat.
Medan Kontrol DC Shunt Motor
Dengan metode ini, kecepatan motor Shunt DC dikendalikan melalui rheostat Medan.

Field Rheostat Controlled DC Shunt Motor

In this method, speed variation is accomplished by means of a variable resistance inserted
in series with the shunt field. An increase in controlling resistances reduces the field current
with a reduction in flux and an increase in speed. This method of speed control is
independent of load on the motor. Power wasted in controlling resistance is very less as field
current is a small value. This method of speed control is also used in DC compound motor.
Medan Rheostat Dikendalikan Motor DC Shunt
Dalam metode ini, variasi kecepatan dilakukan dengan menggunakan tahanan variabel yang
dimasukkan secara seri dengan bidang shunt. Peningkatan resistensi pengontrol
mengurangi arus medan dengan penurunan fluks dan peningkatan kecepatan. Metode
kontrol kecepatan ini tidak tergantung pada beban pada motor. Daya yang terbuang dalam
mengendalikan resistansi sangat sedikit karena arus medan adalah nilai kecil. Metode
kontrol kecepatan ini juga digunakan pada motor DC compound.

Disadvantages of Field Rheostat Controlled DC Shunt Motor

1. Creeping speeds cannot be obtained.
2. Top speeds only obtained at reduced torque.
3. The speed is maximum at minimum value of flux, which is governed by the
demagnetizing effect of armature reaction on the field.
Kerugian dari Medan Rheostat kendali Motor DC Shunt.
1. Kecepatan merayap tidak dapat diperoleh.
2. Kecepatan tertinggi hanya diperoleh pada torsi yang dikurangi.
3. Kecepatan maksimum pada nilai minimum fluks, yang diatur oleh efek demagnetisasi
reaksi jangkar di lapangan.

Solid State Speed Control

Static Ward Leonard drives are being used these days because of the drawbacks of the
classical method. Rotating M-G sets are replaced by solid state converters to control DC
motor speed. The converters used are choppers (in case of DC supply) or controlled
rectifiers (in case of AC supply). This method is not suitable for intermittent loads.
Kontrol Kecepatan Solid State
Static Ward Leonard drive sedang digunakan hari ini karena kelemahan dari metode klasik.
Perangkat M-G yang berputar diganti oleh konverter solid state untuk mengontrol kecepatan
motor DC. Konverter yang digunakan adalah helikopter (dalam hal pasokan DC) atau
penyearah terkontrol (dalam hal pasokan AC). Metode ini tidak cocok untuk beban
intermiten.

DC Motor Speed Control Theory

To derive the speed of a DC motor, we start with the equation for the DC motor’s EMF
(Electromagnetic Force). We know that the EMF equation of DC motor is equal to:
Teori Kontrol Kecepatan Motor DC
Untuk menurunkan kecepatan motor DC, kita mulai dengan persamaan untuk motor DC
EMF (Gaya Elektromagnetik). Kita tahu bahwa persamaan EMF motor DC sama dengan:

Hence rearranging the equation:

Karenanya mengatur ulang persamaan:

N = 60A E / PZØ
With k = PZ/60A, then:

N = E / kØ
Hence with E = V – IaRa, we derive the speed of the DC motor (N):
Maka dengan E = V - IaRa, kita memperoleh kecepatan motor DC (N):

---------------------------- oooo Selamat Belajar oooo ---------------------------