Anda di halaman 1dari 22

IMPLEMENTASI METODE ANALYTICAL HIERARCHY

PROCESS (AHP) DALAM SISTEM PENDUKUNG


KEPUTUSAN PENERIMA PINJAMAN DANA
(Studi Kasus : Koperasi Kandri Persada)

Disusun oleh
Wiwin Fauziah
5160411350

PROGRAM STUDI INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN ELEKTRO
UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Koperasi merupakan salah satu bidang bidang usaha bersama yang
berasaskan kekeluargaan. Koperasi memiliki anggota yang dapat memanfaatkan
layanan koperasi secara rutin dalam jangka waktu tertentu.

Koperasi kandri persada merupakan koperasi yang bergerak dalam bidang


200
perdagangan dan jasa. Terdapat kurang lebih orang yang terdaftar sebagai
anggota aktif koperasi. Selain anggota, koperasi kandri persada juga memiliki
empat tim leader dan enam karyawan yang saling bekerja sama menjalankan
roda ekonomi. Jasa yang tersedia di koperasi ini meliputi kas-bon belanja
kebutuhan sehari-hari, pinjaman dana, pembayaran cicilan, dan lain sebagainya.

Dalam pelaksanaannya, jasa peminjaman dana bergantung pada ke-empat


tim leader yang menjadi penanggung jawab dari aliran dana koperasi kandri
persada. Selain itu setiap anggota hanya mampu menggantungkan keputusan
peminjaman dana kepada salah satu tim leader yang menjadi
penanggungjawabnya.

Kendala peminjaman dana ini seringkali terjadi pada saat salah satu tim
leader penanggungjawab anggota tertentu sedang tidak ada di kantor dan anggota
mengajukan peminjaman dana. Tidak ada tim leader ataupun karyawan lain yang
dapat menyetujui permohonan secara langsung selain leader penanggung jawab
anggota tersebut.

Oleh karena itu, diusulkan sistem pendukung keputusan yang dapat


membantu memberikan pertimbangan izin peminjaman dana bagi setiap anggota
koperasi. Sistem yang diusulkan dalam penelitian ini menerapkan metode
analytical hierarchy processt(ahp) .

1
2

dengan menggunakan kriteria berupa kegunaan pinjaman, jaminan, pekerjaan,


pendapatan, status ekonomi, status bon, usia, keanggotaan, riwayat pinjam

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang yang diuraikan di atas dapat diketahui rumusan masalah
yang digunakan dalam penelitan proyek tugas akhir ini sebagai berikut:
“Bagaiamana melakukan analisis analytical hierarchy process (ahp) untuk
menghasilkan pendukung keputusan penerima pinjaman dana pada anggota koperasi
kandri persada mengunakan metode yang paling efektif dan sesuai kebutuhan?”

1.3 Batasan Masalah


Batasan masalah yang ditetapkan dalam penulisan proyek tugas akhir ini
adalah:

a. Sistem dibangun menggunakan java netbeans 8.2 dan basis data mysql.
b. Kriteria acuan berupa besaran gaji, tanggungan ekonomi, cicilan dengan
pihak lain, dan jumlah kas-bon perbulan.
c. Data menggunakan data yang berasal dari koperasi kandri persada.

1.4 Tujuan Penelitian


Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menerapkan atau
menimplementasikan metode analytical hierarchy process (ahp) guna menghasilkan
sistem yang paling efektif dalam menentukan penerima pinjaman dana di koperasi
kandri persada.

1.5 Manfaat Penelitian


Hasil penelitian yang dilakukan di koperasi kandri persada diharapkan dapat
digunakan untuk membantu memberikan rekomendasi penerima pinjaman dana
seperti yang di maksudkan dalam tujuan penelitian. Dengan menggunakan hasil
penelitian ini proses memberikan keputusan penerima pinjaman dana dapat
terlaksana dengan lebih sistematis dan efisien.
3

1.6 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan dalam laporan ini akan diuraikan menjadi enam bab
sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN
Menjelaskan mengenai latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan yang digunakan dalam
laporan.
BAB II KAJIAN HASIL PENELITIAN DAN LANDASAN TEORI
Menjelaskan mengenai kajian hasil penelitian dan landasan teori yang digunakan
dalam penyusunan laporan proyek tugas akhir
BAB III METODE PENELITIAN
Menyajikan secara lengkap setiap langkah eksperimen yang dilakukan dalam
penelitian. Selain itu juga menjelaskan mengenai bahan dan data yang digunakan
untuk membangun sistem dan laporan dalam proyek tugas akhir.
BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Menjelaskan mengenai analisis kebutuhan sistem, dan perancangan desain sistem
yang akan dibangun sesuai dengan judul laporanproyek tugas akhir.
BAB V IMPLEMENTASI DAN HASIL
Menjelaskan mengenai implementasi dan hasil dari sistem yang dibangun untuk
kemudian dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan dan hasil penelitian.
BAB VI PENUTUP
Menjelaskan tentang kesimpulan hasil analisis pada bagian sebelumnya beserta saran
yang dapat membangun kualitas lebih baik untuk masa yang akan datang bagi
pengembangan sistem selanjutnya.
BAB II
KAJIAN HASIL PENELITIAN DAN LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Hasil Penelitian


Menurut Prasetyo, A. H. dkk., (2019) Salah satu hal yang terpenting yang
harus dimiliki atau sebagai kebutuhan utama manusia adalah tempat tinggal atau
rumah. Banyak orang yang dapat langsung membeli rumah dengan cara tunai dan
ada juga dengan proses kredit. Pada kasus ini bank memberikan pelayanan bagi
seseorang yang ingin memiliki tempat tinggal atau rumah yang layak huni. Bank
disini berperan sebagai lembaga keuangan yang dapat meringankan beban seseorang
dalam proses pembayaran untuk dapat melakukan kredit rumah. Pada penelitian ini
mengambil studi kasus pada PT. Bank Negara Indonesia (BNI) dalam rekomendasi
pemberian KPR. Dengan semakin meningkatnya program Kredit Pemilikan Rumah
(KPR), setiap instansi yang menyediakan program KPR dituntut agar cepat dan tepat
dalam menyeleski nasabah yang mengajukan KPR. Jadi diperlukannya efisiensi
waktu, ketepatan hasil dalam penyeleksian nasabah pengaju KPR dan untuk
meningkatkan kualitas serta pelayanan pihak bank. Metode Analytic Hierarchy
Process – Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (AHP –
TOPSIS) dipilih pada penelitian ini dikarenakan metode AHP memiliki kelebihan
dalam proses perbandingan berpasangan antar kriteria yang ada dan dalam
penentuan konsistensi dari kriteria yang digunakan. Dan untuk metode TOPSIS
memiliki kelebihan penyelesaian dalam pengambilan keputusan yang praktis dan
pengukuran hasil dari alternatif – alternatif keputusan. Hasil dari penelitian ini
dengan memberi sub kriteria pada 5 kriteria yang digunakan menghasilkan nilai
𝜆𝑚𝑎𝑥= 5,3351 CI = 0,0838 dan CR = 0,0748 yang mendapatkan hasil akurasi 85%
dari 40 data uji.

Menurut Istianto, W. dkk., (2020) Koperasi Warga Lingkungan (KOPWALI)


adalah sebuah koperasi warga yang berfokus pada bidang simpan pinjam yang

4
berada dikawasan Kota Tangerang. KOPWALI memberikan kesempatan anggotanya
untuk

5
6

melakukan pengajuan dana pinjaman, yang di setiap bulan nya ada lebih dari satu
anggota melakukan pengajuan pinjaman dana. Namun untuk memutuskan anggota
koperasi mana yang layak diprioritaskan menerima dana pinjaman masih menjadi
kendala besar bagi koperasi ini. Maka perlu dirancang sebuah sistem informasi
rekomendasi penerima dana pinjaman prioritas yang lebih efisien dan efektif.
Metode AHP dan metode SAW dikombinasikan untuk menentukan prioritas
penerima dana pinjaman terbaik. AHP digunakan untuk mengidentifikasi bobot dari
setiap kriteria yang diambil dari matriks perbandingan berpasangan, sedangkan
SAW menentukan setiap alternatif atau anggota yang mengajukan dana pinjaman
paling tinggi prioritasnya untuk diberikan terlebih dahulu. Hasil pengujian tingkat
akurasi yang didapat terhadap hasil rekomendasi pemilihan penerima dana
menggunakan perhitungan Spearman Rank Correlation Coefficient menghasilkan
nilai 0,25714286.

Penelitian yang pernah dilakukan oleh (Guswandi, D., 2018) Perkembangan


teknologi yang semakin pesat pada era globalisasi dalam dunia bisnis, menjadikan
pengambilan keputusan merupakan hal yang penting untuk mengambil keputusan
dalam menghadapi persaingan dalam dunia bisnis. Pengambilan keputusan dapat
dipengaruhi oleh beberapa aspek dan kelompok, yang dapat mempengaruhi
pengambil keputusan untuk mempercepat pengambilan keputusan secara cepat,
sempurna dan benar. Perangkat lunak ini dibuat dengan menggunakan metode
Analytical Hierarchy Process. Dimana algoritma ini melakukan proses penghitungan
untuk mendapatkan keputusan terbaik, menggunakan kelompok skor penghitungan
dan membandingkannya dengan setiap kemungkinan penghitungan dari keputusan
yang dipilih. Perangkat lunak ini secara khusus akan digunakan untuk mendukung
keputusan dalam pemberian kredit kepada PT. BPR Batang Tarusan. Dari
perancangan dan pengujian penerapan sistem pendukung keputusan menghasilkan
keputusan yang tepat dan fleksibel dengan semua kriteria yang mempengaruhi
7

keputusan tersebut dan memberikan laporan agar direktur dapat memahami mengapa
software ini memilih keputusan tersebut.

Menurut Purnia, D. S., (2018) Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) sebagai
lembaga keuangan alternatif sebagai lembaga pendanaan di luar sistem perbankan
konvensional dengan sistem bunga, di jelaskan pula bahwa yang dimaksud dengan
lembaga keuangan alternatif adalah suatu lembaga pendanaan yang mengakar di
tengah-tengah masyarakat, di mana proses penyaluran dananya dilakukan secara
sederhana, murah dan cepat dengan prinsip keberpihakan kepada masyarakat kecil
dan berazaskan keadila. BMT termasuk dalam kategori produser, konsumen,
distributor dan sirkulator. Empat kegiatan ini adalah suatu kegiatan rill yang
dilakukan dalam kegiatan ekonomi. Dalam Proses Penilaian Nasabah Peminjam
Dana pada BMT ini masih dilakukan secara manual dan belum terkomputerisasi
sehingga Manajer selaku pengambil keputusan mengalami suatu kesulitan dalam
menganalisis nasabah calon penerima pinjaman dana yang sesuai dengan kriteria
yang ada di BMT. Proses penerimaan nasabah peminjam dana menjadi terhambat
karena penilaian nasabah tidak sesuai dengan banyaknya nasabah yang mengajukan
peminjaman dengan nasabah yang telah dianalisis dan diterima untuk mendapatkan
Pinjaman Dana. Sehingga berdasarkan permasalahan diatas dalam penelitian ini
penulis Merancang sebuah SPK dengan menggunakan metode AHP yang dapat
membantu Manajer dalam menganalisis nasabah calon Nasabah penerima pinjaman
Dana , karena proses penilaian masih manual atau belum terkomputerisasi dan
membantu Manajer dalam memenuhi target dari Pemerintah untuk menyalurkan
dana.

Menurut Putra, R. S., (2015) BMT Mitra Usaha Ummat merupakan


lembaga keuangan swasta berbentuk koperasi yang bergerak dalam usaha
perkreditan yang menyediakan pinjaman atau kredit bagi masyarakat golongan
menengah ke bawah. Banyaknya calon nasabah yang mengajukan dana kredit
dengan kondisi ekonomi yang berbeda - beda membuat BMT Mitra Usaha Ummat
8

kesulitan dalam menentukan calon nasabah yang layak menerima dana kredit karena
data yang diperoleh sebagian ada yang bersifat kualitatif. Hal ini yang menjadikan
perlunya sebuah sistem pendukung keputusan yang dapat membantu dalam
menentukan calon nasabah yang layak menerima dana kredit. Penelitian ini
menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Metode AHP
merupakan metode yang paling banyak digunakan dalam pemecahan masalah
bersifat multikriteria dan mampu menyajikan informasi dari bentuk kualitatif
menjadi bentuk kuantitatif. Dalam penentuan seleksi nasabah penerima kredit
terdapat 7 kriteria dasar yang digunakan, yaitu tanggungan biaya di tmpat lain,
penghasilan, usaha, kepemilikan usaha, analisa harga jaminan dari pembiayaan,
analisa simpanan dari pembiayaan, dan status anggota. Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan bahwa sistem yang dibangun berhasil menerapkan metode AHP dalam
proses perhitungan bobot akhir dari data calon nasabah. Berdasarkan hasil pengujian
fungsional sistem, semua responden setuju bahwa sistem yang dibuat berfungsi
sebagaimana mestinya. Berdasarkan hasil pengujian usabilitas sistem menunjukkan
bahwa hasil prosentase rata-rata total skor fungsi yakni 77,33% yang berada di rating
scale antara 75% - 100% (Sangat Layak).

Menurut Simanjorang, R. M. dkk., (2017)Sesuai dengan peraturan yang


sudah ditentukan oleh pihak Kantor Lurah Mangga untuk memperoleh Bahan
Pangan Bersubsidi, maka diperlukan kriteria-kriteria untuk menentukan siapa yang
akan terpilih untuk menerima bahan pangan bersubsidi.Pembagian bahan Pangan
bersbsidi dilakukan oleh kantor lurah mangga bagi warga yang kurang mampu
ataupun miskin. Untuk membantu penentuan dalam menetapkan seseorang yang
layak menerima bahan pangan bersubsidi maka dibutuhkan sebuah sistem
pendukung keputusan. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk Sistem
Pendukung Keputusan adalah dengan menggunakan AHP (Analytical Hirarchy
Process). Pada penelitian ini akan diangkat suatu kasus yaitu mencari alternative
terbaik bedasarkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan dengan menggunakan
9

metode AHP (Analytical Hirarchy Process) untuk melakukan perhitungan metode


pada kasus tersebut. Metode ini dipilih karena mampu menyeleksi alternatif terbaik
dari sejumlah alternatif, dalam hal ini alternatif yang dimaksudkan yaitu yang berhak
mmenerima bahan pangan bersubsidi berdasarkan kriteria-kriteria yang ditentukan.
Penelitian dilakukan dengan mencari nilai bobot untuk setiap atribut, kemudian
dilakukan proses perankingan yang akan menentukan alternatif yang optimal, yaitu
warga miskin.

Tabel 2. 1 Perbandingan kajian hasil penelitian.

No Judul Penulis Metode Hasil


1. Rekomendasi Andriko Analytical Hasil pengujian
Pemberian Kredit Hedi Hierarchy fungsional didapatkan
Pemilikan Rumah Prasetyo, Process, nilai sebesar 100%
(KPR) Pada Imam TOPSIS dan hasil pengujian
Nasabah Bank Cholissodin, akurasi dalam
Menggunakan Edy mencocokan hasil dari
Metode AHP – Santoso perhitungan sistem
Topsis dengan data asli
didapatkan akurasi
tertinggi 85%
10

2. Sistem Pendukung Wahyu Analytical Hasil pengujian


Keputusan Istianto, Hierarchy tingkat akurasi yang
Pemberian Suparni, Process, didapat terhadap hasil
Pinjaman Pada Achmad Simple rekomendasi
KOPWALI Baroqah Additive pemilihan penerima
Tangerang Dengan Pohan Weighting dana menggunakan
Metode AHP dan perhitungan Spearman
SAW Rank Correlation
Coefficient
menghasilkan nilai
0,25714286.

Tabel 2. 1 Lanjutan kajian hasil penelitian

No Judul Penulis Metode Hasil


3. Sistem Pendukung Dodi Analytical Penggunaan komputer
Keputusan Guswandi Hierarchy mampu membantu
Pemberian Kredit Process proses pengambilan
Menggunakan keputusan serta
Metode Analytical pembuatan laporan
Hierarchy Process yang dihasilkan lebih
Pada Bank jelas dan terinci
Perkreditan Rakyat sehingga
(Bpr) Batang mempercepat proses
Tarusan dalam mendapatkan
informasi bagi
11

perusahaan dan
debitur.
4. Implementasi Dini Silvi Analytical Pengambilan
Metode Ahp Pada Purnia Hierarchy keputusan manajer
Keputusan Process lebih baik, karena
Penentuan didukung oleh
Kelayakan informasi dari hasil
Pinjaman Dana perhitungan dalam
Bmt bentuk laporan dan
grafik, sehingga dapat
menganalisis calon
nasabah penerima
pembiayaan
murabahah sesuai
dengan kriteria BMT
Tabel 2. 1 Lanjutan kajian hasil penelitian

No Judul Penulis Metode Hasil


5. Sistem Pendukung Randy Setia Analytical sistem yang dibangun
Keputusan Untuk Putra Hierarchy berhasil menerapkan
Seleksi Nasabah Process metode AHP dalam
Penerima Dana proses perhitungan
Kredit Dengan bobot akhir dari data
Metodeanalytical calon nasabah.
Hierarchy Process Berdasarkan hasil
(Ahp) pengujian usabilitas
sistem menunjukkan
hasil prosentase rata-
rata total skor fungsi
yakni 77,33% .
6. Sistem Pendukung R. Analytical Sistem yang dibangun
12

Keputusan Mahdalena Hierarchy berhasil menghasilkan


Penentuan Simanjorang Process sistem pendukung
Penerima Bahan , Harvei keputusan yang
Pangan Bersubsidi Desmon efektif dan efisien
Untuk Keluarga Hutahaean, dalam menentukan
Miskin Dengan Hengki penerima bahan
Metode Ahp Pada Tamando pangan bersubsidi.
Kantor Kelurahan Sihotang
Mangga

2.2 Landasan Teori


a. Sistem

Sistem adalah sekumpulan elemen yang saling terkait atau terpadu yang
dimaksudkan untuk mencapai suatu kesatuan yang terdiri dari dua atau
lebih komponen atau subsistem yang berinteraksi untuk mencapai suatu
tujuan (Mustakini, J. H., 2006).

Menurut (Aminah, S. O., 2015), sistem adalah suatu jaringan kerja dari
prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk
melakukan kegiatan atau untuk melakukan sasaran yang tertentu.

b. Sistem Pendukung Keputusan


Sistem pendukung keputusan merupakan sistem penghasil informasi yang
ditujukan pada suatu masalah yang harus dibuat oleh manajer untuk membantu
dalam proses pengambilan keputusan, Sistem pendukung keputusan
13

merupakan suatu sistem yang ditujukan untuk membantu manajemen dalam


memecahkan masalah yang dihadapinya (Primadasa, Y. dan Alfiarini, 2019).

Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sitematis pada hakekat suatu


masalah, pengumpulan fakta-fakta, penentuan yang matang dari alternatif yang
diahadapi, dan pengambilan tindakan yang menurut perhitungan merupakan
tindakan yang tepat (Suryadi, 1998).

c. Metode Analytical Hierarchy Project(AHP)

AHP adalah sebuah metode memecah permasalahan yang komplek/ rumit


dalam situasi yang tidak terstruktur menjadi bagian-bagian komponen.
Mengatur bagian atau variabel ini menjadi suatu bentuk susunan hierarki,
kemudian memberikan nilai numerik untuk penilaian subjektif terhadap
kepentingan relatif dari setiap variabel dan mensintesis penilaian untuk
variabel mana yang memiliki prioritas tertinggi yang akan mempengaruhi
penyelesaian dari situasi tersebut. AHP menggabungkan pertimbangan dan
penilaian pribadi dengan cara yang logis dan dipengaruhi imajinasi,
pengalaman, dan pengetahuan untuk menyusun hierarki dari suatu masalah
yang berdasarkan logika, intuisi dan juga pengalaman untuk memberikan
pertimbangan. AHP merupakan suatu proses mengidentifikasi, dan
memberikan perkiraan interaksi sistem secara keseluruhan. (Kurniawan, M. B.,
2019)

d. Database
Berdasarkan penuturan (Hermawan, A. M., 2015), database atau basis data
merupakan suatu kumpulan data yang saling berhubungan dan berkaitan
dengan subjek tertentu pada tujuan tertentu pula, hubungan antardata ini dapat
dilihat oleh adanya field ataupun kolom. Sedangkan menurut (Prahasta, E.,
2002), database didefinisikan sebagai kumpulan data yang terintegrasi dan
14

diatur sedemikian rupa sehingga data tersebut dapat dimanipulasi, diambil, dan
dicari secara cepat.

e. Diagram Konteks
(Laila, N. dan Wahyuni, 2011)menjelaskan bahwa diagram konteks adalah
diagram tingkat atas, yaitu diagram secara global dari sebuah sistem informasi
yang menggambarkan aliran-aliran data ke dalam dan ke luar dari dalam dan
luar entitas eksternal. Menurut (Pohan dan Bahri, 1997) conteks diagram
adalah kasus khusus DFD (bagian dari DFD yang berfungsi menetapkan model
lingkaran), yang dipresentasikan dengan lingkaran tunggal yang mewakili
keseluruhan sistem.

f. Diagram Jenjang

Diagram jenjang adalah diagram yang digunakan untuk menggambarkan arus


data ke level-level bawah. Diagram jenjang dimaksudkan sebagai pembagian
level kerja dalam sistem yang dimulai dari level 0 yaitu penilaian kinerja
karyawan. Selanjutnya level 0 terbagi atas 4 bagian di bawahnya yang terdiri
dari login, data master, proses, dan laporan. Dari keempat bagian ini beberapa
diantaranya memiliki bagian kerja yang dirincikan lebih detail pada level di
bawahnya dengan jenis bagian kerja yang tepat. Hal inilah yang menyebabkan
diagram ini diberi nama diagram jenjang karena semakin ke bawah maka level
perinciannya semakin detail dan jelas.

g. Diagram Alir Data (DAD)


DAD adalah representasi grafik yang menggambarkan aliran informasi dan
transformasi informasi yang diaplikasikan sebagai data yang mengalir dari
masukan (input) dan keluaran (output). DAD merepresentasikan sistem dengan
lengkap melalui beberapa level abstraksi.(Muttaqin, M. dkk., n.d.)
15

Gambar 2. 1 Notasi dalam diagram alir data

No. Gambar Keterangan


1 Eksternal Entity (kesatuan luar)
atau Boundary (batas sistem)

2. Data Flow (arus data)


3. Proses

4. Data store

Sumber: Hartono, J. (1999)

h. Entity Relationship Diagram (ERD)


Entity Relationship Diagram (ERD) adalah sekumpulan cara atau peralatan
untuk mendeskripsikan data-data atau objek-objek yang dibuat berdasarkan
dan berasal dari dunia nyata yang disebut entitas (entity) serta hubungan
(relationship) antar entitas-entitas tersebut dengan menggunakan beberapa
notasi (Edi, D. dan Betshani, S., n.d.).

No. Gambar Keterangan


1. Entitas atau bentuk persegi panjang
merupakan sesuatu objek data yang ada di
Entitas dalam sistem, nyata maupun abstrak
dimana data tersimpan atau dimana terdapat
data.
2. Relationship merupakan hubungan alamiah
Relasi yang terjadi antar entitas. Umumnya diberi
nama dengan kata kerja dasar

3. Atribut atau bentuk elips adalah sesuatu


yang menjelaskan apa sebenarnya yang
Attribut
dimaksud entitas atau relationship dan
mewakili atribut dari masing-masing
entitas.
16

4. Garis merupakan penghubung antar entitas

Gambar 2. 2 Notasi dalam entity relationship diagram


Sumber: Waljiyanto (2003)
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Bahan / Data


3.1.1 Data yang Diperoleh

Gambar 3. 1 Data mentah dari instansi

3.1.2 Prosedur Pengumpulan Data


a. Studi Literatur
Dengan cara mengumpulkan literatur, jurnal, paper dan bacaan-bacaan
referensi yang berkaitan dengan judul kerja praktik yang dikerjakan. Dari
literatur yang telah dipelajari dihasilkan pemahaman mengenai cara kerja
dan proses pembangunan sistem pendukung keputusan menggunakan
metode analytical hierarchy process (ahp).

17
18

b. Wawancara
Melakukan wawancara dengan mengajukan berbagai pertanyaan untuk
mendapatkan data yang mendukung proyek tugas akhir ini. Wawancara
dilakukan melalui sambungan telepon dengan pimpinan koperasi kandri
persada bapak Ibnu Mufid.
c. Observasi
Dalam tahap observasi, dilakukan pengamatan dan analisis alur kerja
serta kebijakan dan aturan bisnis yang berlaku di koperasi kandri persada
tempat studi kasus proyek tugas akhir.
d. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk mengumpulkan dan menghimpun
data yang diperlukan untuk proses pembangunan sistem. Prosedur
pengumpulan data berupa observasi dan wawancara telah dilakukan di
koperasi Kandri Persada. Dari proses ini didapatkan kesimpulan berupa:
a. Pemberian pinjaman didasarkan pada keputusan tim leader masing-
masing anggota koperasi.
b. Tim leader lain tidak dapat memberikan keputusan final pada
pengajuan pinjaman dana anggota yang tidak tercatat sebagai anggota
timnya.
c. Karyawan koperasi yang tidak menjadi tim leader seringkali kesulitan
melayani pengajuan pinjaman dana anggota koperasi apabila tim
leader tidak sedang berada di tempat kerja.
19

3.1.3 Alat Khusus


a. Flashdisk
Flashdisk digunakan untuk menyimpan salinan data yang dibutuhkan
dalam penyususan proyek tugas akhir dan berasal dari koperasi Kandri
Persada.

Gambar 3. 2 Flashdisk

3.2 Aturan Bisnis


Aturan bisnis yang berlaku dalam peminjaman dana di koperasi Kandri
Persada adalah sebagai berikut :

a. Anggota terdaftar secara resmi sebagai anggota tim dengan leader


tertentu.
b. Anggota yang bersangkutan mengajukan permohonan peminjaman dana
pada leader tim nya.
c. Anggota yang mengajukan peminjaman dana sebelumnya telah
menyerahkan atm dan buku tabungan yang digunakan untuk menerima
gaji bulanan dari tempatnya bekerja.
20

d. Apabila dibutuhkan jaminan selain gaji bulanan maka anggota harus


meneyerahkan barang jaminan yang lebih besar nilai ekonomi sesuai
dengan jumlah pinjaman yang diajukan.
e. Leader memberikan keputusan untuk menyetujui atau tidak pada
pengajuan pinjaman anggotanya.

3.3 Tahapan Penelitian


Dalam penelitian proyek tugas akhir ini tahapan penelitian diselesaikan
menggunakan metode waterfall untuk menyelesaikan masalah dalam proses
perancangan dan pengembangan sistem. Metode waterfall merupakan suatu
proses pengembangan perangkat lunak yang menggunakan pendekatan secara
sistematis dan berurutan berdasar tahapan yang telah ditetapkan. Tahapan
dalam metode waterfall disajikan pada gambar di bawah ini.

Gambar 3. 3 Tahapan metode waterfall

a. Analisis kebutuhan (requirement definition)


Pada tahap awal ini wawancara dan observasi dilakukan dengan pihak
koperasi Kandri Persada yang bertujuan untuk mengetahui aturan
bisnis yang diterapkan di koperasi Kandri Persada saat ini. Hasil dari
21

dua kegiatan tersebut digunakan untuk menganalisa dan memahami


perangkat lunak yang dibutuhkan dan batasan ketentuan dari perangkat
lunak yang akan dibangun.
b. Desain sistem (system and software design)
Hasil analisa kebutuhan dari tahap sebelumnya kemudian dilakukan
desain sistem untuk merumuskan bentuk system yang akan dibangun.
Desain Sistem membantu dalam merancang arsitektur dan menentukan
perangkat keras(hardware) yang akan digunakan.
c. Implementasi dan unit testing (implementation and unit testing)
Hasil desain perangkat lunak yang telah disiapkan pada tahap
sebelumnya akan direalisasikan sebagai satu set program atau unit
program. Setiap unit program akan diuji untuk mengetahui apakah unit
program tersebut sudah memenuhi spesifikasi yang dibutuhkan oleh
koperasi Kandri Persada atau belum.
d. Integrasi dan testing (integration and system testing)
Setiap unit program yang telah dibangun akan diintegrasikan satu
sama lain dan diuji dengan metode black box sebagai satu sistem yang
utuh untuk memastikan sistem sudah memenuhi persyaratan dan
spesifikasi yang dibutuhkan. Sistem yang telah memenuhi kriteria
pengujian akan digunakan untuk proses pendukung keputusan
penerima pinjaman dana.
e. Operasi dan pemeliharaan (operation and maintenance)
Sistem yang telah digunakan untuk pendukung keputusan penerima
pinjaman dana akan dioperasikan sesuai kebutuhan dan dilakukan
pemeliharaan secara berkala. Pemeliharaan yang dilakukan berupa
perbaikan pada kesalahan yang tidak ditemukan di tahapan
sebelumnya yakni system testing. Selain itu dalam tahapan ini juga
dilakukan peningkatan jasa sistem untuk kebutuhan baru di koperasi
Kandri Persada.

Anda mungkin juga menyukai