Anda di halaman 1dari 82

Percayalah,

Bahwa Tuhan telah merencanakan


setiap pertemuan-pertemuan hebat sejak jauh-jauh hari.

Dengan maksud yang kini belum kita mengerti,


dengan maksud yang masih harus kita cari dan pahami.

Termasuk pertemuan Anda dengan buku ini. Hari ini.


Selamat Berkelana!
Sanksi Pelanggaran Pasal 113
Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014
Perubahan atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1987
Perubahan atas Undang-undang Nomor 6 Tahun 1982
Perubahan atas Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002
Tentang Hak Cipta
(1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara
Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau
pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).
(2) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau
pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f,
dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana
penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
(3) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau
pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e,
dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana
penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
(4) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang
dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling
lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah). Pasal 114 Setiap Orang yang
mengelola tempat perdagangan dalam segala bentuknya yang dengan sengaja
dan mengetahui membiarkan penjualan dan/atau penggandaan barang hasil
pelanggaran Hak Cipta dan/atau Hak Terkait di tempat perdagangan yang
dikelolanya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, dipidana dengan pidana
denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah). Pasal 115 Setiap
Orang yang tanpa persetujuan dari orang yang dipotret atau ahli warisnya
melakukan Penggunaan Secara Komersial, Penggandaan, Pengumuman,
Pendistribusian, atau Komunikasi atas Potret sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 12 untuk kepentingan reklame atau periklanan untuk Penggunaan Secara
Komersial baik dalam media elektonik maupun non elektronik, dipidana dengan
pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

ii
iii
iv
DENGAN mengucap syukur alhamdulillah ke hadirat Allah SWT,
saya panjatkan rasa syukur atas kesempatan untuk ikut
memberikan kata pengantar untuk buku ini. Saya memberikan
apresiasi dan dorongan kepada program Gerakan Sekolah Menulis
Buku (GSMB) atas kerja sama GMB-Indonesia dengan sekolah-
sekolah dari berbagai wilayah di Indonesia. Dengan memberi
kesempatan kepada para siswa kita dan para gurunya untuk
menulis, maka kita telah bersama-sama pula menghidupkan napas
literasi dengan semangat berkarya.
Isi buku dari program GSMB berupa antologi puisi siswa,
cerpen siswa, atau antologi artikel oleh siwa atau guru. Program
GSMB ini bertujuan untuk memacu semangat para siswa dan guru
untuk menulis dan mempublikasikan karyanya, khususnya pada
tahun 2020 sebagai masa pandemi Covid-19. Saya sampaikan
apresiasi yang setinggi-tingginya kepada seluruh insan yang telah
mencatatkan buah pikirnya ke dalam tulisan buku ini yang
insyaallah akan menjadi amal jariyah dan hidup untuk umur yang
abadi.
Adanya Program GSMB Nasional Tahun 2020 ini bisa
dikatakan sebagai momentum sekaligus monumen dari suatu
kemajuan pendidikan di Indonesia. Dalam kondisi pandemi Covid-
19 yang sekaligus bagi setiap kita dituntut untuk bisa beradaptasi
dengan perubahan zaman baru yang disebut Era VUCA. VUCA yang
merupakan singkatan dari Volatile (bergejolak), Uncertainly (tidak
pasti), Complexity (kompleks), dan Ambiguity (tidak jelas)
merupakan gambaran situasi dunia di masa kini. Kita semua

v
dihadapkan pada sebuah perubahan dinamika yang sangat cepat
dalam berbagai bidang sosial, ekonomi, politik, dan bidang lainnya,
tetapi kita sulit memprediksi apa yang sedang dan akan terjadi.
Terkadang, hal itu diselimuti kondisi gangguan, kekacauan dan
makna yang berbaur dari berbagai kondisi yang ada, atau terkadang
suatu keadaan yang terasa mengambang tanpa kejelasan. Karena
itu, maka pantaslah disyukuri bahwa anak-anak bangsa ini tetap
bisa mencurahkan isi hati dan pikirannya dalam bentuk buku yang
saat ini ada di tangan pembaca ini.
Kebiasan menulis bagi setiap orang tidaklah boleh ditunda,
termasuk bagi anak-anak kita di sekolah dasar dan sekolah
menengah. Walaupun “Mengarang itu Gampang” kata alm.
Arswendo Atmowiloto, tetapi lebih lanjut kegiatan menulis
(mengarang) pun harus bisa didorong agar menjadi kesukaan,
kebiasaan dan bahkan tuntutan serta kebutuhan bagi setiap
mereka. Untuk bisa menulis/mengarang pada akhirnya kita pun
dituntut harus juga mau membaca. Karena itu dengan gerakan
menulis buku, maka cakrawala para siswa dan guru akan makin
luas akibat dari berkegiatan menulis dan membaca.
Akhir kata, sekali lagi saya ucapkan selamat kepada GMB-
Indonesia, kepada Bapak/Ibu Guru dan para siswa yang sangat
membanggakan ini karena tulisannya telah terpilih dan dimuat
dalam buku ini. Demikian juga kepada para orang tua yang telah
berhasil mengantarkan putra-putrinya untuk berkarya menulis, dan
seluruh instansi yang telah terlibat dalam kesuksesan program
Gerakan Sekolah Menulis Buku Nasional Tahun 2020.
Semoga Allah Tuhan YME senantiasa meridhai. Aamiin.

PROF. DR. RAVIK KARSIDI, M.S.


Guru Besar Sosiologi Pendidikan Universitas Sebelas
Maret dan Staf Khusus Menko PMK.

vi
Pendiri Sekolah Cikal, Pendidik, dan Penulis

PENDIDIKAN masa kini dan masa depan bukan sekadar


pembedaan yang penuh harapan, tetapi sesungguhnya suatu
keniscayaan. Pendidikan butuh perubahan, saya seringkali
mengatakan butuh PERCEPATAN perubahan. Hanya mereka yang
tidak belajar, bergerak, dan bermakna di lapangan yang tidak
sepakat bahwa kondisi ekosistem pendidikan kita gawat darurat.
Banyak sekali yang harus kita kerjakan barengan, apabila kita
memang ingin berpihak pada anak, menumbuhkan kompetensinya
untuk masa depan.
Kabar baiknya, setiap hari saya menemukan begitu banyak
bukti betapa pendidikan adalah bidang yang publik peduli.
Mengambil peran dalam pendidikan, bertanggung jawab dalam
melakukan praktik baik dan menyebarluaskannya adalah apa yang
tercermin dalam buku ini. Literasi jelas bagian dari kompetensi
yang esensial ditumbuhkan untuk semua dan setiap anak. Literasi
bukan tentang kemampuan orang per orang tapi tentang budaya
sekolah dan potensi lingkungan yang perlu terus dikembangkan.
Keterampilan berpikir tingkat tinggi, sikap penuh empati, kreasi
yang melampaui batasan dinding kelas sendiri, semua
menggambarkan literasi.
Sejatinya, literasilah yang akan menggerakkan negeri ini.
Kemerdekaan bangsa kita dalam begitu banyak aspek, perlu diiringi
kemerdekaan belajar dari semua pemangku kepentingan
pendidikan. Sekolah yang melakukan inovasi, guru yang terus

vii
beradaptasi, orangtua yang ikut peduli, semua aspek-aspek penting
dari proses pendidikan berdaya, sesungguhnya direprentasikan
dalam lembar-lembaran buku dan kegiatan-kegiatan di baliknya.
Terima kasih kepada semua yang sudah terlibat! Perjalanan kita
untuk mencapai tujuan pendidikan, akses, kualitas, dan kesetaraan,
masih panjang. Tetapi harapan dan kesadaran akan pentingnya
cita-cita yang kita perjuangkan, saya harap bisa terus dikorbankan
dengan penerbitan sejenis. Kompetensi anak (juga pendidik) tidak
semestinya hanya muncul di lembar ujian, tetapi justru dalam
bentuk kontribusi seperti ini pada kehidupan. Mari mendukung
semua penggerak perubahan untuk bersuara lebih keras dan
menyebarkan bagaimana pendidikan masa kini bisa menjadi
jembatan untuk masa depan.

viii
Founder GMB-Indonesia

PANDEMI koronavirus yang menjangkit Indonesia sejak bulan


Maret 2020, pada akhirnya memang memaksa kita untuk
menghadapi tatanan baru yang sarat gemuruh. Kita pasti
menyadari, bahwa pandemi ini, telah berhasil mengancam
kesehatan dan juga sendi-sendi ekonomi. Namun demikian, kita
mesti bergandeng tangan untuk menyelamatkan masa depan. Yakni
dengan, tetap memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anak
penerus masa depan.
Betapapun dampak pandemi ini memaksa kita untuk
menjalankan Pembelajaran Jarak Jauh, bukan berarti hak anak-anak
untuk mendapatkan pendidikan yang optimal seketika runtuh.
Bagaimanapun juga, anak-anak kita harus tetap mendapatkan
pembelajaran yang dapat meningkatkan ilmu dan kompetensinya;
harus tetap mendapatkan kesempatan dan fasilitas untuk terus
berkarya serta menginspirasi dunia; dan harus semakin
mendapatkan perhatian khusus dalam hal kebahagiaan dan
kemudahan pada proses belajarnya.
Memang tidak mudah. Tetapi bukan berati tidak usah. Para
pendidik Indonesia yang berjuang di garda terdepan, sudah

ix
semestinya mendapatkan solusi dan bantuan. Kondisi pandemi ini
tidak bisa diatasi hanya dengan memindahkan proses belajar-
mengajar ke dalam aplikasi-aplikasi digital yang rumit dan tak
terarah. Namun yang benar-benar kita butuhkan, adalah
memfasilitasi para guru, siswa, dan orang tua di Indonesia, untuk
bersama-sama mendigitalisasi sekolahnya.
Sebagai wujud kontribusi GMB-Indonesia dalam menghadirkan
pendidikan yang berkemerdekaan, berkesesuaian dan
berkemajuan, di masa pandemi ini, GMB-Indonesia berupaya untuk
hadir dan menjemput semua siswa, guru dan para orang tua untuk
berakselerasi ke masa depan: menuju Sekolah 4.0 yang kita
dambakan!
Melalui program ‘Gerakan Sekolah Menulis Buku Nasional’ yang
telah selama 4 tahun membantu ribuan sekolah untuk berkarya dan
menerbitkan buku bersama, dan kini ditambah penanaman sistem
sekolah digital melalui platform DigiLite Indonesia, kita dapat
bersama-sama melakukan inovasi revolusioner bagi perkembangan
pendidikan di Indonesia. Dengan menggabungkan sebuah program
literasi dan sebuah platform pendidikan yang terintegrasi dan
terotomatisasi, kita bisa mendorong sekaligus memfasilitasi para
pendidik dan peserta didik, untuk dapat senantiasa belajar,
berkarya, terkoneksi, menginspirasi, serta berkontribusi bagi
kemajuan bangsa dan dunia.
Pada akhirnya, yang terpenting adalah terus berupaya; terus
berkarya; dan terus menjadi makna.
Selamat datang di Program Pengembangan Literasi dan
Digitalisasi Sekolah Pertama Di Indonesia.

x
- Direktur Program GMB-Indonesia

PUJI syukur kita panjatkan ke hadirat Allah Swt atas rahmat, taufik,
hidayah, dan inayah kepada kita semua yang senantiasa
membersamai dalam setiap langkah dan upaya kita. Di mana
sampai hari ini kita telah diberikan kado yang spesial, pertemuan
yang berharga, pertemuan yang jaraknya tidak terasa, pertemuan
yang tidak terhalang pandemi, dan petemuan dalam buku ini.
Virus n-ACH: Stimulus untuk Berkarya di Masa Pandemi
Mengutip David McClelland dalam teorinya McClelland’s
Achievement Motivation Theory atau Teori Motivasi Prestasi yang
mengemukakan bahwa individu mempunyai cadangan energi
potensial. Energi ini dilepaskan dan dikembangkan tergantung pada
kekuatan atau dorongan motivasi dan situasi setiap individu.
Melalui program Gerakan Sekolah Menulis Buku (GSMB) Nasional
Tahun 2020, tim GMB-Indonesia berupaya menularkan Virus Need
for Achievement (n-ACH) untuk memicu kebutuhan berprestasi dan
bergulat untuk sukses. Kebutuhan ini pada hierarki Maslow terletak
antara kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan akan
aktualisasi diri. Ciri tersebut dapat kita temui pada individu yang
menunjukkan orientasi tinggi seperti bersedia menerima risiko
yang relatif tinggi, keinginan untuk mendapatkan umpan balik
tentang hasil kerja mereka, keinginan mendapatkan tanggung
jawab pemecahan masalah, dan lain sebagainya.

xi
Dengan napas kolaborasi, kita adalah sebaik-baiknya
katalisator untuk “menularkan” virus n-ACH melalui habitualisasi
berkarya. Sejalan dengan kebijakan merdeka belajar yang
dicanangakan oleh pemerintah Indonesia melalui Kemendikbud.
Gerakan yang masif dan berkelanjutan untuk menularkan
“virus” Need for Achievement dengan semangat gotong-royong yang
menjadi aset berharga bangsa ini. Think globally act locally adalah
istilah yang tepat untuk menggerakkan aksi ini. Mulai dari diri kita
sendiri, mulai dari hal-hal kecil yang bisa kita lakukan, dan dimulai
dari buku ini.
Akhir kata, saya ucapkan selamat dan apresiasi setinggi-
tingginya kepada kita semua yang telah memilih bergerak bangkit
dari situasi pandemi, kepada kita yang memilih berinovasi,
mengakselerasi diri, dan mencatat sejarah hari ini. Saya yakin ini
adalah energi positif yang telah membuat sekujur tubuh saya
bergetar dan mata saya berbinar bahagia ketika saya menuliskan
pengantar ini. Sungguh sebuah kehormatan dan pengalaman
berharga dalam hidup saya.

“Bangsa yang besar, adalah bangsa yang menghargai ilmu


pengetahuan, bangsa yang selalu mengapresiasi napas setiap
pembelajar.”

xii
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah subhanahu
wata’ala yang telah memberikan banyak sekali nikmat yang tiada
tara, khususnya dengan telah diterbitkannya buku antologi puisi
SDIT Mutiara Insani yang ber-ISBN ini.
Semoga ini merupakan bukti awal, bahwa SDIT Mutiara Insani
adalah Lembaga Pendidikan yang mengunggulkan budaya literasi
untuk melatih ketajaman berpikir, berolah kata, dan menulis.
Sehingga seluruh civitas SDIT Mutiara Insani merupakan
akademisi yang sinergi literasi.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih yang mendalam kepada
panitia GSMB yang telah memfasilitasi sekolah dalam pembuatan
karya ‘buku antologi puisi’ yang ber-ISBN ini. Semoga menjadi amal
yang pahalanya senantiasa mengalir.
Sebagai penutup kata pengantar ini, kami mengajak pada
seluruh pendidik, tenaga kependidikan, dan siswa/siswi SDIT
Mutiara Insani untuk menumbuhsuburkan budaya produktif,
sebagai wujud syukur kita kepada Allah, dan mengoptimalkan
potensi kita, untuk masa depan yang cerah.

Kepala SDIT Mutiara Insani


Aan Yunianto, S.Pd

xiii
xiv
4

xv
LIHATLAH IBUMU

Lihat ibumu yang sekarang berada di depanmu.


Lihatlah tangan ibumu yang sedang memanggil namamu.
Lihatlah foto ibumu, yang pernah kau marahi dan menangis
tersedu.
Lihat wajahnya yang sudah semakin tua karena memikirkan
kemaksiatan yang kita lakukan.
Lihat wajahnya yang semakin tua karena memikirkan anaknya yang
nakal dan melawan.
Lihat wajahnya yang semakin tua karena mungkin sekarang sakit
tapi tidak ia ceritakan.
Kemudian lihatlah ibumu yang tersenyum kepadamu.
Kemudian ibumu mengecup keningmu, sebagaima ia mengecup
keningmu tatkala kau sakit pada saat kecil dulu.
Kemudian ibumu mengusap kepalamu, sebagaimana ia mengusap
kepalamu tatkala kau sedih bertahun-tahun lalu.
Kemudian ibumu memelukmu, dan kau rasakan energi, cinta dan
keikhlasan ibumu mengalir pada dirimu.
Kemudian ibumu membisikkan di telingamu:
“Wahai, anakku yang Ibu Cintai. Maafkan ibumu yang mengganggu
di Pantai yang indah ini. Maafkan kesalahan ibu, jika selama ini Ibu
mengganggumu. Kalau Ibu senantiasa menyuruhmu salat 5 waktu.
Kalau ibumu selalu meyuruhmu belajar dan mematikan televisimu.
Kalau ibumu senantiasa menyuruhmu untuk berbakti pada ayah
dan ibumu. Karena itu semua Ibu lakukan, hanya untuk dirimu.
Untuk kehidupan dan kebahagiaanmu.”

xvi
SAKSI MATI

Tulang kayu cokelat mengkilap terhubung syaraf paku baja Berdiri


tegak bersiap untuk menantang zaman
Susunan jati tebal idaman duniawi
Tertata rapi menarik jiwa haus ilmu
Sudut ruangan berhias papan tulis adalah rumah Akulah sang kursi
ilmu
Seorang anak bertubuh kurus datang kepadaku Dengan wajah
berhias mentari pagi
Dia duduk di atasku
Tenang ringan kusangga
Aku tersenyum nyaman
Namun ketika masa bergulir memuai waktu
Keceriaan itu memudar muram
Tajamnya jarum jam menusuk pelan menyiksa relungnya Detak
terdengar keras kasar memekakkan telinga
Brak!
Aku mengerang terhimpit
Anak itu terhempas menuju ke arahku
kasar lewat dorongan keras tangan kuasa seseorang
"Hey kau bagai sudra berlipat derita Kau tak pantas ceria!"
Perihnya mengalir dan meradang di tiap seratku Aku pun semakin
lemah dengan karungan luka
Beban derita anak itu menjelma godam besar Memukul mukul tiap
sendiku

xvii
Merontokkan satu demi satu paku keyakinanku
Kakiku patah tanganku terhempas lepas terpisah raga Lumpuh layu
aku
Getaran kata menyulut sumbu lidahku yang kelu
Hentikan godam derita anak itu biarkan dia berkawan ceria
Kelu itu terdengar hanya sayup di telingaku Tak ada yang berubah
Sang waktu terus bergulir menggilah kisah
Satu lagi
Sebuah karakter terbunuh di atasku

xviii
SEBELUM CIPANG
TENGGELAM

Monduo anak kutimang anak.


Anak kutimang kami buaikan.
Rumah godang buatok ijuk.
Rambu tali kulindan puncari.*

Dalam bandulan Mamak,


Di bawah sinar pucat
Bulan seperempat Januari.
Kubisikkan koba
Dan lantunan ayat-ayat Alam.
Cipang bakal tenggelam.
Makam moyang
Dan rumah-rumah Gadang
Menjelma lautan tenang.

Jauh hari, kuriwayatkan narasi


Tentang orang-orang kota
Yang menghilir dari Puncak Kabur Bukit Villa.
Mereka datang dengan damai.
Menjinjing perjanjian
Dan menyeringai pada Ninik Mamak.

Tetap saja, kita akan terendam dendam bersama:


Rimbun Sialang, kebun durian di belakang rumah
Sawah-sawah merunduk bahkan kandang kerbau.

Tercatat sejarah.

Tanah ulayat dirampas


Sembari meratapi kematian ladang-ladang gambir.

xix
Belum senggang kau nikmati tanda-tanda masa lalu:
Berenang di hulu sungai Rokan
Mendaki bukit Tungkus Nasi
Memanjat pohon rambutan
Maupun, berak di tepi kolam ikan.

Kau akan tumbuh mekar tanpa kaki adat, Nak.


Hilang kakek-nenek tempat belajar mengaji.
Surau-surau sepi. Padang lapang sunyi.
Azan tak lagi bergaung.
Hutan adat tinggal tanah basah.
***
Kololah godang anakku isuk.
Ilmu cari nak kawanpun cari.
Dibakalah pinang buribu.*

Nak, sebelum kampung ini terkubur


Dan burung-burung Kuaran gugur.
Aku tetap di Cipang.

Menunggu kau pulang.


Perlahan -lahan tenggelam dengan nafas tersengal.

Mawat!

Anak dari Hulu | 2019

*Koba adalah sastra lisan khas Rokan Hulu.


Acapkali disajikan pada acara-acara adat
dan sebagai nyanyian untuk meniduri anak.

xx
xxi
xxii
xxiii
xxiv
Ayam berkokok, matahari bersinar
Kusambut hari dengan wajah berbinar
Sedih hatiku tak bisa pergi ke sekolah
Karena aku harus daring di rumah

Menahan rindu pada kawan dan guru terasa berat


Walaupun begitu, aku tak boleh patah semangat
Kita semua masih bisa berjumpa
Meskipun hanya lewat layar kaca

Senda gurau kini sudah mulai sirna


Semua ini ulah tangan manusia
Tidak menjaga kebersihan
Tidak mematuhi protokol kesehatan

Semoga wabah ini segera sirna


Agar bisa bertemu kawan dan guru
Agar bisa beraktivitas seperti biasa
Dan kembali berkumpul bersama
Tak terpikir tak terbatang
Berdiam diri di rumah berbulan bulan
Akibat Corona datang tak diundang
Mengukir kecemasan dan ketakutan

Hadirnya Corona menyapa dunia


Dunia merintih tak berdaya
Berbagi upaya dilakukan
Guna mencari jalan keselamatan

Sungguh besar ulah Corona


Membuat semua kebingungan
Hiruk pikuk dunia kesehatan
Riuh bergemuruh menyelamatkan
Jiwa jiwa korban Corona

Para dokter menjadi pahlawan


Tanpa lelah berikhtiar
Siang malam, panas dingin bukan halangan
Berjuang penuh rasa sabar

Mari bersama-sama kita berjuang


Dengan doa serta menjaga kebersihan
Insya Allah Corona segera pulang
Virus Corona
Kau datang tiba-tiba
Menghadirkan banyak cerita
Ada yang terpapar di balut luka
Ada yang merana diikuti sengsara...

Virus Corona
Demi Allah engkau makhluk ciptaan Allah
Tak terlihat namun kau nyata...

Haruskah kita panik?


Tenang...
Meski tidak sedikit nyawa yang hilang
Kita harus selalu berjuang
Sempurnakan syariatnya
Hidup bersih, makan bersih, sikap bersih dan selalu berdoa...

Corona... Aku rindu


Rindu yang tak kunjung bertemu
Dengan kawan dan ustaz, ustazahku
Rindu kampus biruku...

Ya Allah...
Engkau yang menggenggam langit dan bumi
Lindungi semua saudara kami
Angkatlah Corona segera dari bumi ini
Kami ingin hidup damai bersama lagi... Aamiin
Wabah yang berasal dari Wuhan Cina
Semakin lama membuat kekhawatiran dunia
Jutaan orang meninggal karenanya
Sampai saat ini belum ditemukan penangkalnya

Aturan-aturan dibuat dan diberlakukan


Protokol kesehatan harus dilaksanakan
Sering cuci tangan dan jaga kebersihan
Keramaian dan kerumunan mulai dihindarkan

Ada hikmah di balik wabah Corona


Belajar, bekerja dilakukan dirumah saja
Kehangatan keluarga kembali terasa
Bercanda, bermain dan beribadah bersama
Corona
Kau tidak asing lagi di telinga kami
Walau kau tak kasap mata
Ternyata kau berada di mana-mana
Tak terhitung sudah orang terpapar olehmu
Jutaan orang meninggal karenamu

Karenamu semua kegiatan jadi terbatas


Anak sekolah harus belajar di rumah
Bekerja pun banyak yang di kerjakan di rumah
Banyak pula orang yang kehilangan pekerjaan

Kami pantang menyerah padamu


Protokol kesehatan senantiasa kami jalankan
Senantiasa memakai masker
Menjaga kebersihan tangan
Menjaga jarak di mana pun kami berada

Kepada Allahi Rabbi kami berlindung


Karena Allah sebaik-baik tempat kami bersandar
Kami yakin pertolongan Allah akan datang
Marilah kita selalu berdoa dan mendekatkan diri pada Allah
Angin semilir diterpa kesejukan hari
Membelai tubuhku yang lembut ini
Kedamaian merasuk dalam hati
Di waktu pagi hari...

Tiba-tiba, aku terdengar ada wabah Corona


Aku tercengang, ragaku lemas dan tidak berdaya
Aku terdiam seribu bahasa...
Apakah ini peringatan dari Allah???

Corona oh Corona
Kau penyakit yang tidak bisa dilihat...
Kau selalu menghantauiku
Kau selalu menakutiku
Kau selalu mengancamku....!!!!

Sekolah diliburkan....
Orang wajib jaga jarak, pakai masker dan wajib cuci tangan
Banyak kampung dilockdown...
Banyak orang takut keluar rumah

Aku mulai jenuh belajar daring lagi


Aku pengin belajar sekolah lagi
Aku pengin ketemu ustaz-ustazah lagi
Aku pengin ketemu teman-teman lagi
Kapan Corona akan berakhir..... Ya Allah
Biar tidak ada ketakutan lagi
Biar hidup ini seperti dulu lagi
Semoga Corona cepat pergi di bumi ini
Amin.... amin ya robbal alamin
Tugasmu menentang maut
Tapi... kau tak pernah surut
Bebanmu tak terkirakan
Tapi tekadmu sangat mengagumkan

APDmu membuat tersiksa raga


Tapi semangatmu tak pernah reda
Dalam lelah tetap siaga
Agar pasienmu selamat hidupnya

Corona....
Cepatlah engkau pergi
Kurindu guru yang kuhormati
Kurindu teman-teman yang kusayangi

Ya Allah...
Jika memang Virus Corona adalah
Sarana untuk mengurangi dosa dari kesalahan kami
Kami Ikhlas
Kami Pasrah
Tapi hamba mohon ya Allah...
Kembalikan kejayaan negeri kami ya Allah...
𝐶𝑜𝑟𝑜𝑛𝑎...
𝐵𝑒𝑟𝑙𝑎𝑙𝑢 𝑙𝑎𝑙𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑒 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑛𝑒𝑔𝑎𝑟𝑎
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 n𝑒𝑔𝑎𝑟𝑎
𝑇𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 𝐼𝑛𝑑𝑜𝑛𝑒𝑠𝑖𝑎 t𝑒𝑟𝑐𝑖𝑛𝑡𝑎

𝐷𝑒𝑙𝑎𝑝𝑎𝑛 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ


𝐵𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟 𝑑𝑖 𝑟𝑢𝑚𝑎ℎ
𝑇𝑎𝑘 𝑏𝑒𝑟𝑗𝑢𝑚𝑝𝑎 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 t𝑒𝑚𝑎𝑛-𝑡𝑒𝑚𝑎𝑛
𝐽𝑢𝑔𝑎 𝑢𝑠𝑡𝑎𝑑𝑧 𝑢𝑠𝑡𝑎𝑧𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑟𝑐𝑖𝑛𝑡𝑎

𝐵𝑎𝑔𝑎𝑖 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑖..
𝑌𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑏𝑎-𝑡𝑖𝑏𝑎
𝑀𝑒𝑟𝑒𝑛𝑔𝑔𝑢𝑡 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑛𝑦𝑎𝑤𝑎
𝑆𝑒𝑝𝑒𝑟𝑡𝑖 𝐶𝑜𝑟𝑜𝑛𝑎

𝑂ℎ... 𝐶𝑜𝑟𝑜𝑛𝑎
𝐶𝑒𝑝𝑎𝑡𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑟𝑙𝑎𝑙𝑢
𝐾𝑢𝑟𝑖𝑛𝑑𝑢 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙
𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑢𝑙𝑢

𝑌𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑘𝑢𝑙𝑎𝑘𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑎𝑡 𝑖𝑛𝑖


𝐻𝑎𝑛𝑦𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑟𝑑𝑜𝑎..
𝑑𝑎𝑛 t𝑒𝑟𝑢𝑠 𝑏𝑒𝑟𝑑𝑜𝑎
𝑆𝑒𝑚𝑜𝑔𝑎 c𝑒𝑝𝑎𝑡 𝑏𝑒𝑟𝑙𝑎𝑙𝑢 p𝑎𝑛𝑑𝑒𝑚𝑖 𝑖𝑛𝑖
Corona... oh Corona...
Kamu datang tiba-tiba
Membuat semua orang menderita
Dan dunia ini menjadi hampa

Karena kamu aku tidak bisa ke sekolah


Dan kini aku hanya belajar di rumah
Ini sungguh tidak menyenangkan
Karena bosan tidak ada teman

Corona cepatlah pergi


Supaya aku bisa sekolah lagi
Bisa bertemu teman dan guruku
Karena sudah lama kumenahan rindu

Ya Allah,,. ya Tuhan kami


Bantulah kami melewati masa pandemi ini
Agar kami bisa beraktivitas kembali
Dengan senyum dan harapan yang tinggi
Menjelang Ramadan, kau datang
Tanpa salam, kedatanganmu tak diundang
Tanpa sapa, kedatanganmu tak diinginkan

Makin hari makin buruk keadaan


Kedatanganmu yang membuat dunia dalam kekacauan
Tiada kusangka akan menjadi serunyam ini keadaan
Dunia saat ini sedang tak baik-baik saja
Karenamu, kutak bisa bermain bercanda
Kurindu kawan-kawan, kurindu gedung sekolahan
Kurindu udara segar pegunungan
Kurindu deru ombak lautan

Teruntuk kau, cepatlah musnah dari kenyataan


Kuingin semua sedih dan tangis menghilang
Kuingin semuanya kembali bersahabat
Kuingin semuanya kembali tersenyum dan tertawa
Pergilah, hilanglah, binasalah

Dariku, untukmu, virus


Apakah Corona itu
Tahukah kamu apakah Corona itu
Dari mana datangnya Corona

Makhluk kecil yang meresahkan seluruh dunia


Kehadiranmu membuat kami tak bisa sekolah
Bukan karena kami malas sekolah
Demi kesehatan yang harus kami jaga

Corona
Engkau virus yang ditakuti manusia
Dari Cina kau datang
Di Indonesia kau menyerang

Kami ingin kau segera menghilang


Jangan hadir lagi kau di tempat kami
Sekeluarga kami saling menyayang
Ya Allah... jadikan kami tenang kembali...
Sudah beberapa bulan aku belajar di rumah
Tak bertemu dengan teman yang aku sayang
Dan asa... cepat berkumpul bersama kawan
Menuntut ilmu tuk menggenggam harapan

Ternyata... Allah punya rencana


Tercipta ujian dengan wabah Corona
Yang menuntut kesabaran dan ketabahan umatnya
Agar selamat dari dampaknya

Ya Allah ya Rabb Tuhan semesta


Karuniai hamba beserta keluarga kebaikan
Dari wabah Corona yang kau ciptakan
Bebaskan kami dari mudarat yang terbawa
Aamiin...
Aku bosan
Di rumah tiada teman
Aku jadi malas
Aku merindukan teman di kelas

Aku belajar sendiri


Di rumah setiap hari
Aku rindu temanku
Kapan lagi aku bisa belajar bersamamu

Corona oh Corana
Virus yang tidak terlihat
Masuk ke bumi begitu aja
Aku ingin virus ini pergi
Agar aku bisa belajar bersama lagi
Kau membantu dengan tangan dinginmu.
Kau adalah perantara Tuhan dalam kesembuhan.

Hidupmu adalah baktimu.


Hidupmu adalah jasamu.
Pengorbananmu, waktumu, malammu,
Adalah kecintaanmu untuk negeri ini .

Ikhlaskan dalam berkarya karena Tuhan tak akan lalai


Akan butiran jasamu.
Semangat berjuang demi negeri ini.
Corona....
Itu namamu
Aku tidak tau dari apa engkau tercipta
Aku tidak tau bagai mana bentukmu

Tapi....
Kehadiranmu bagai gemuruh yang menggemparkan bumi
Menakuti semua orang
Memporak porandakan kehidupan

Kini....
Kita harus bangkit
Bersatu melawan Corona
Agar kehidupan kembali aman dan damai
Burung berkicau di pagi hari
menambah semangat di pagi hari
Taklupa ucap syukur kepada Ilahi
Teringat doa untuk petugas kesehatan

Yang selalu siap siaga di garda terdepan


Dokter, perawat, supir ambulans, petugas obat
Semoga Allah mejaga kesehatan kalian

Wahai para garda terdepan


Agar aku bisa kembali ke sekolah
Belajar bersama teman-teman

Karena jasamu yang ikhlas dan tak terbayangkan


Semoga pandemi segera berkhir
Aamiin...
Kau adalah pahlawan kemanusian
Walaupun aku tak mengenali kalian
Kau berjuang tanpa lelah
Bahkan kau tidak menhgirau kan apa pun itu masalahnya

Bebanmu tak terkirakan


Tekatmu mengagumkan
Terima kasih atas jasamu
Jasamu akan kukenang selalu
Corona itulah namamu
Makhluk kecil yang teramat menganggu
Sudah sekian lama kau ada di bumiku
Tak terkecuali di negaraku

Corona….oh Corona semua perhatian tertuju padamu


Belajar, bekerja, beribadah dari rumah itu karenamu
Pakai masker, cuci tangan, jaga jarak itu upaya pencegahanmu
Corona…segeralah pergi dari bumiku

Ya Allah…. Ya Tuhanku
Kami memohon kehadirat-Mu
Pandemi Corona segeralah berlalu
Agar damai dan sejahtera di bumiku
Akan tercatat dalam sejarah
Negeri yang sedang diuji dengan wabah
Negeri yang dulunya tentram dan aman
Kini semua berubah menjadi tidak nyaman

Sekolah-sekolah diliburkan
Pekerja-pekerja di rumahkan
Semua itu karena Virus Corona yang berbahaya
Yang banyak merenggut nyawa

Wahai Corona…..
Wahai makhluk Allah yang tidak terlihat mata
Kau telah menggemparkan dunia
Segeralah selesaikan tugasmu
Segeralah pulang ke tempat asalmu

Aku sangat rindu sekolah


Aku sangat rindu ustaz ustazah
Aku sangat rindu tempat ibadah
Aku sangat rindu salat berjemaah

Ya Allah Ya Tuhan kami.....


Jauhkanlah keluarga kami dari virus ini
Beri kami kesabaran untuk melalui ujian ini
Beri kami kekuatan dalam menghadapi
Dengan terus memuji-Mu Ya Rabb Illahi Rabbi
Corona... Oh... Corona
Kau datang dari negara China
Menyebar ke seluruh dunia
Menyebabkan kematian di mana-mana

Corona...
Kau datang ke Indonesia pertama di Jakarta
Kau dibawa oleh warga Jepang ke Indonesia
Menyebabkan penduduk Indonesia banyak yang menderita

Negara dibuat merana karenamu


Tenaga medis banyak yang meninggal karenamu
Sekolah sekolah ditutup karenamu
Keadaan ekonomi di Indonesia sulit karenamu

Marilah seluruh masyarakat Indonesia


Patuhi protokol kesehatan untuk kita semua
Kita berdoa bersama-sama kepada Tuhan Yang Maha Esa
Corona hilang dari alam semesta
Ayo sadar
Cobalah untuk sabar
Mari renungkan sebentar...

Karena kesehatan...
Keselamatan...
Lebih penting dari pertemuan
Bukan tidak peduli,
tapi mari saling melindungi...

Saya, kamu, dan kita semua di rumah dulu saja.


Tunggu sampai Corona mereda...

Lonjakan angka yang tertera di layar kaca...


Lagi dan lagi muncul di atas beranda...
Banyak tempat kembali penuh dengan dalih jenuh

Padahal kita masih diminta untuk saling jauh


Tapi kenapa beberapa kepala masih saja acuh
Pendiriannya pun tak lagi teguh

Justru dengan bangga sudah berbuat tak patuh


Aduh,
Rusuh.
Namamu sudah terkenal di mana-mana
Semua orang ketakutan karenamu
Karena kau sudah membantai jutaan manusia
Kau dan prajuritmu

Tak akan berhenti sampai di situ


Seluruh dunia gentar karenamu
Kaulah Corona
Seolah kau virus yang berambisi tuk taklukan dunia

Cepatlah kembali ke asalmu


Kutak ingin orang sengsara karenamu
Kutak ingin bertemu denganmu
Namun Allah sudah mengatur jalan hidupmu

Jika kau adalah tentara yang dikirim Allah


Untuk menumpas kejahatan di muka bumi
Maka selesaikanlah tugasmu

Ya Allah
Hilangkanlah wabah Corona ini
Agar kami bisa ke masjid bersama-sama
Agar kami bisa belajar bersama-sama
Kami hanya bisa berusaha dan berdoa
Tak terasa kepompong telah menjadi kupu-kupu
Belajar daring di rumah berbulan-bulan lamanya
Entah sampai kapan Corona berlalu
Hingga meninggalkan dunia selamanya

Kami berjuang setiap hari


Berharap virus pergi dari Bumi Pertiwi
Bukan dengan pisau belati
Tapi dengan rajin cuci tangan dan jaga diri

Ya Allah berilah kami kesehatan dan kesabaran


Menghadapi setiap berita kepahitan
Aku yakin di balik setiap kesulitan
Akan berakhir dengan kebahagiaan
Corona virus......
Virus yang menjadi momok dunia
Memiliki gejala sesak napas
Menyerang tanpa pandang usia

Virus yang menakuti dunia


Yang mengharuskan kita berada di rumah aja
Lama-kelamaan pasien pun bertambah karena Corona
Dan memakan banyak korban

Betapa kurangnya kesadaran masyarakat dunia


Keluar rumah tanpa memakai masker
Tidak menjaga jarak antar sesama
Jarang mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir

Ya Allah...
Semoga wabah ini cepat berlalu Ya Allah
Agar kami dapat bersekolah
Dan ekonomi Indonesia dapat kembali normal Ya Allah
Pada tahun 2019 kita nyaman.
Tapi sekarang tidak.
Orang-orang tidak bisa bekerja.
Semua anak tidak boleh sekolah.

Kita tidak boleh keluar.


Kecuali ada suatu kegiatan yang sangat penting.
Kita harus menjaga jarak.
Dan tidak boleh bersentuhan.
Semua dibuat gelisah karena Corona.
Canda dan tawa yang terdengar kini sepi.
Karena rasa takut yang menghampiri.

Ada yang mengatakan ini adalah peringatan dari Allah SWT.


Karena kita sudah terlalu sering berbuat kezaliman.
Kita harus yakin,
Pasti Allah punya rencana yang lebih baik.
Dari China
Menyebar ke mana-mana
Pengaruhi semua negara

Karenamu kita tak bisa ke sekolah


Kurindu teman temanku
Belajar bersama di sekolah
Mengingatkanku kepada seorang guru

Wan kehilangan pekerjaannya


Para buruh yang sedikit upahnya
Tim medis yang ada di garda terdepan
Hanya keringat yang kau cucurkan

Ya Allah ,Angkatlah wabah ini


Hindarkanlah kami dari bencana
Berikanlah ketabahan kepada kami
Kuatkanlah iman bagi kami semua
Kau sudah menyebar di bumi
Yang berasal dari Wuhan
Yang sudah memakan korban
Tanpa melihat jabatan

Kau tak terlihat,


Tapi menakutkan
Kau kecil,
Tapi menyakitkan

Seluruh dunia kau singgah


Jutaan orang kau jangkiti
Kau lebih suka menetap daripada pergi
Banyak orang berharap kau pergi dari bumi
Oh Corona semenjak kau datang
Dunia serasa berubah
Kau mengajarkan berbagai hal
Agar kami selalu menjaga kebersihan

Oh Corona semenjak kau datang


Kami harus pakai masker
Cuci tangan selalu
Dan jaga jarak di setiap tempat
Sekolah pun di rumah

Oh para medis terima kasih atas kerja kerasmu


Yang berjuang selalu
Tak kenal lelah siang malam
Agar virus segera pergi

Kurindu sekolah kembali


Kurindu bermain kembali
Tanpa takut terpapar virus
Semoga semua segera normal kembali
Ketika wabah melanda dunia
Semua rakyat tidak berdaya
Terjadi lockdown di semua negara
Aku dan teman-temanku semua tidak bisa ke mana-mana

Siapa pun pasti tidak setuju


Karena kegiatan sekolahku ikut terganggu
Betapa sedih hatiku
Tidak bisa bertemu ustazahku
Semoga wabah cepat berlalu

Banyak orang yang tak mengikuti protokol kesehatan


Di rumah sakit pun semakin banyak pasien
Dan para masyarakat harus di-lockdown
Perbanyak berdoa dan jaga kesehatan
Kapan terakhir kali kamu dapat tertidur tenang?
Bumi yang merintih sakit
Hingga kini tak kunjung membaik

Corona datang mengacau


Membuat semua risau
Membuat kami tak bisa masuk sekolah
Mengusir kami dari tempat ibadah

Corona, kumau kau angkat kaki


Datangmu, tak kami undang
Pergimu, yang kami inginkan
Hilanglah, tak perlu kata pamit
Musnahlah, dan jangan sekali pun kembali

Penyakit apakah itu?


Aku pun tak tahu
Semoga semua berakhir
Hingga kami tak lagi khawatir
Bagai petir di siang hari
Wabah ini datang menghampiri
Menghancurkan banyak negeri
Dunia seakan berhenti

Allah datangkan wabah ini sebagai ujian


Agar kita semakin dekat padanya
Menjadi hambanya yang tidak mudah putus asa
Jangan hanya berpangku tangan

Namun…
Kuyakin wabah ini akan berakhir
Berganti mentari harapan yang bersinar terang
Bersama kita belajar
Untuk meraih harapan yang gemilang

Ya Allah…
Hindarkanlah kami dari segala cobaan yang memberatkan
Lindungilah kami dari segala penyakit yang membahayakan
Hingga kami bisa berkumpul kembali dengan indah
Oh Corona…
Kau datang secara tiba-tiba
Kau serang seluruh dunia
Dengan pasukanmu yang tidak kasat mata

Karenamu kami tidak bisa sekolah


Karenamu banyak orang yang sakit
Karenamu lah semua orang harus tetap di rumah

Cukup sudah Corona ...


Kami tidak takut padamu
Kami akan memutuskan rantai mu

Dengan selalu menjalankan 3M


Mencuci tangan memakai sabun
Memakai masker
Menjaga jarak kalau ada kerumunan

Yaa Alloh..
Ridailah usaha kami
Untuk memberantas Virus Corona
Agar kami bisa hidup normal dan bahagia
Seperti sedia kala..
Aamiin...
Virus Corona,
Kau datang dengan tiba-tiba
Tanpa ada yang meminta.

Kau renggut kebebasan kegiatan belajar di lembaga pendidikan


kau batasi kegiatan jamaah salat fardu di semua area.
Kau membuat semua manusia jadi tak berdaya

Ya Allah...
Inikah ujian yang kau berikan pada seluruh umat manusia?
Jika itu ujian dari Engkau Ya Robb,
Berikanlah pada kami kemudahan untuk menghadapinya
Agar kami termasuk orang-orang yang bertakwa
Sudah sekian lama
Kami tidak berjumpa
Demgan teman-temanku semua
Dan dengan guruku juga

Oh betapa rindunya
Aku kepada semua
Teman dan pelajaran juga
Semua karena Corona

Ya Allah angkatlah wabah ini


Dari dunia ini
Sehingga kami dapat kembali
Menjalani hidup ini

Ya Allah Ya Rabbi
Kabulkan lah doa kami
Sudah beberapa bulan aku tidak sekolah
Berkumpul bersama saudara jadi resah
Karena Corona yang yang merebah
Kita semua harus di rumah

Ya Allah...
Aku sudah bosan dengan semua ini
Aku mohon Corona pergi di muka bumi
Biar aku bisa jalan-jalan lagi
Kumpul bersana teman-temanku kembali

~~Aamiin...~~
Rajin mencuci tangan
Selalu memakai masker
Dan tidak lupa membawa handsanitizer
Itulah yang akhir-akhir ini kami lakukan

Sudah hampir satu tahun ini


Virus Corona menyebar di bumi
Ya Tuhan tolong kami
Angkatlah musibah ini

Kami ingin bersekolah lagi


Belajar bersama guru dan teman-teman
Hanya usaha dan doa yang bisa kami panjatkan
Agar Corona pergi dari bumi ini
Oh Corona....
Kau makhluk Allah yang tidak terlihat mata
Datang secara tiba-tiba
Menjadikan aku hanya di rumah saja
Tidak bisa beraktivitas seperti biasa

Oh Corona....
Kehadiranmu di muka bumi ini
Membuat aku bisa introspeksi diri
Betapa ganasnya makhluk Allah ini
Bisa mendekatkan diriku kepada Sang Ilahi

Corona...
Pergilah dari muka bumi ini
Agar orang-orang bisa beraktivitas lagi
Dan aku bisa sekolah lagi
Bertemu dengan teman-temanku lagi
Kecil tak terlihat tak terduga
Namun sangat berbahaya
Berawal dari Wuhan
Hingga menyebar ke seluruh dunia

Semua orang takut denganmu


Semua kegiatan belajar, bekerja, beribadah dilakukan di rumah
Obat-obatan dan masker menjadi mahal
Membuat dunia menjadi sepi

Banyak jiwa yang melayang


Dan banyak kerugian yang timbul karenamu
Dokter dan perawat berusaha dan berupaya,
Agar banyak jiwa yang lain bisa selamat
Kami ucapkan banyak terima kasih atas pengorbananmu
Dan ketulusan yang penuh risiko
Di sudut pintu rumah sakit
Para dokter, perawat yang menangani pasien Covid-19
Bertabur pilu... sedih, penuh risiko
Rasa was-was mereka sampingkan
Demi menjalankan kewajibannya

Janganlah duduk di kursi sudut lorong rumah sakit


Kedua lututmu yang sudah lelah
Kakimu beku dan kaku untuk melangkah
Jika lelah beristirahatlah
Namun jangan pernah berhenti

Kaulah mentari kehidupan


Kaulah yang menanganinya
Kaulah semangatnya
Kaulah tetap tersenyum

Kapankah akan berakhir....


Kapankah akan sirna....
Kapankah akan musnah
Corona ini....

Biar aku tidak lelah lagi


Biar aku tidak pilu lagi
Biar aku tidak sedih lagi
Biar aku semangat lagi... seperti dulu.
Corona...
Namamu tidak asing di telinga
Siang malam keluar berita
Betapa berbahayanya dirimu di dunia nyata
Banyak orang berharap
Pergi…!
Pergi…!

Corona....
Andai engkau tau betapa hancurnya dunia saat ini
Kedatanganmu yang tiba mengacaukan semua
Wahai Corona kami rindu sekolah
Kami ingin bermain bebas dan kami ingin salat berjemaah

Kalau semua ini karena dosa kami


Ampuni kami Ya Allah
Dalam doa kami panjatkan
Semoga engkau cepat pergi
Wahai Corona....
Covid-19 adalah badai
Adalah bencana yang terurai
Ia tidak mengintai
Tidak juga menilai negara miskin atau kaya
Pejabat di menara gading atau rakyat jelata yang papa

Ia badai tak bermata, tak bersuara, tak memberi tanda-tanda


Tapi menyerang imun jiwa siapa saja
Yang seperti karang di tengah samudra
Seperti pohon purba

Ialah Corona...
Badai yang tak mengenal cuaca
Menyerang semesta raya
Seperti sifat asal mulanya
Hanya sementara

Tetapi daun luruh telah merata di setiap negeri


Ranting patah merintih nyeri
Pohon-pohon tumbang menutupi bumi
Ia badai yang maha negeri
Maut yang menari-nari
Ialah Virus Covid-19
Badai bencana yang tak menetap lama
Matahari akan menghalaunya
Bulan akan datang dengan sinar lembutnya
Bunga bunga akan bermekaran bersama
Embun di setiap taman
Yang luruh dan tumbang kembali kepada Allah
Ada tapi tak nampak
Berkeliaran di mana-mana
Semua menjadi gelisah

Pergilah...
Jangan sakiti bumi ini lagi
Semua orang tak tahan dengan kehadiranmu
Keindahan di sekolah kau renggut

Kebahagiaan bersama kawan kau sirnakan


Hingga tinggalkan kerinduan yang mendalam
Semua orang hanya bisa berdoa
Agar kamu tak nampak lagi
Agar kamu hilang dari bumi ini
Corona
Engakau adalah makhluk-Nya
Yang datang atas izin-Nya
Kedatanganmu jadikan semu manusia gundah gulana

Wahai saudaraku...
Ketahuilah semua datang dari-Nya
Dan akan kembali kepada-Nya
Corona pasti ada akhirnya

Saudaraku -saudariku...
Kuatkan usahamu
Tingkatkan kesabaranmu
Tinggikan tawakkal pada Rabbmu
Untuk satu hal yang sama kita tuju,

Corona berlalu,
Keluarga bersatu,
Kembali ke sekolah untuk belajar
Dan mencari ilmu.
Tetap semangat saudaraku..!!!
7 Bulan sudah aku di rumah
Rasa bosan melanda sudah
Tak bertemu teman dan saudara
Rasa rindu begitu terasa

Belajar pun di rumah


Padahal aku ingin diajari ustaz dan ustazah
Membaca muroja'ah
Agar cita-citaku menjadi guru tercapai

Seandainya aku mengerti


Aku tidak akan mau mengenalmu
Kau begitu jahat dan kejam
Banyak sudah yang menjadi korbanmu

Corona segeralah pergi


Dari Bumi Pertiwi ini
Terima kasih.
Corona…
Tak terlihat tapi ada
Sulit dipercaya tapi nyata
Membuat manusia putus asa
Tak bisa ke mana-mana

Virus corona…
Mengapa engkau datang di dunia
Menggemparkan jiwa raga
Apakah kita banyak dosa
Sehingga pandemi menerpa

Sulit aku bersua


Sangat bosan di rumah saja
Serasa ingin menghilang dari dunia
Cepatlah pergi corona
Aku rindu kumpul bersama
Corona
Nama tidak asing di telinga
Siang malam keluar berita
Betapa berbahayanya dirimu di dunia ini
Banyak orang takut padamu

Kami tidak bisa sekolah


Kami tidak bisa bertemu guru kami
Tidak bisa bermain bersama teman
Corona enyahlah kau
Dari bumi kami

Tuhan
Tolong hilangkan corona dari bumi ini
Kami ingin hidup aman dan nyaman
Seperti sebelum corona datang
Corona.....
Kau datang begitu tiba-tiba
Dengan membawa keresahan
Keresahan di lingkungan masyarakat

Corona...
Kehadiranmu merubah hidup kami
Kami harus melaksanakan 3M
Menjaga jarak
Mencuci tangan
Memakai masker

Corona....
Semuanya tidak kebetulan
Allah pasti mempunyai rencana lain
Agar kita manusia meningkatkan iman dan takwa kepada-Nya
Kabar tentangmu terdengar keseluruh dunia
Ramai kabar kau berasal dari Negeri China
Nan jauh di sana
Kini sudah sampai ke negeriku tercinta

Banyak korban berjatuhan


Hingga kini tidak bisa ke mana-mana
Sekolah diliburkan dan belajar dari rumah
Aman darimu dengan di rumah saja

Ayo...
Jangan takut corona
Yakin bisa lawan corona, jangan menyerah
Agar corona cepat pergi

Mari bersama pola hidup bersih dan sehat


Rajin cuci tangan pakai sabun
Jangan lupa berdoa setiap hari
Allah akan selalu melindungi
Beberapa waktu yang lalu,
Allah menurunkan wabah
Tidak ada seorang pun yang mampu menghindarinya
Mungkin semua itu cara Allah menegur kita
Agar selalu ingat kepada-Nya

Corona....
Iya... itulah nama wabah yang sedang melanda negeri kita
Tetap berada di rumah sampai corona mereda
Ada ayah, ibu, kakak, adik yang harus kita jaga
Karena kesehatan lebih utama
Semoga kita bisa cepat melewatinya
Corona…
Berasal dari Negara China
Kau virus tak terlihat mata
Tapi kau menyebar keseluruh Negara
Hingga sampai ke Indonesia

Corona…
Karenamu kami tidak bisa sekolah
Karenamu kami tidak bisa bermain
Karenamu keadaan berubah
Karenamu kami hanya di rumah

Corona…
Kami tidak takut padamu
Kami akan selalu menjaga kebersihan
Rajin cuci tangan dengan sabun
Selalu memakai masker
ASA DALAM RINDU CORONA
Fayha’ Lubna Raisha Dzakiyya

ULAH KORONA SECERCAH HARAPAN


Khansa’ Aisha Qonita El Syadza

SI KECIL BERNAMA CORONA RINDU YANG MENGGEBU


Asyraf Aminuddin AlFaruqy Zainab AlKubro

MERENDA HIKMAH DI BALIK DOKTER


WABAH Aura Putri Yasmine
Afuzacharyan Claseefaiq
Balakosa VIRUS CORONA
Nur Aini Asma Hanifah
ALLAH BERSAMA KITA
Faeyza Dhiya Fadlurrahman PEJUANG DI GARDA
TERDEPAN
AKHIR YANG DINANTI Anindya Khalila Prasetyo
Rizkadev Thoriq Alfahreza
PAHLAWAN MEDIS
TENAGA MEDIS Azahra Vivi Nugraheni
PAHLAWANKU
Windha Arliana Puspawanda MAKHLUK KECIL TAK KASAT
MATA
SAFARI CORONA Fadhzillatania Kayla Faizaa
Adna Indira Hafizha
RINDU SEKOLAH
KUINGIN KAU PERGI Neysa Az Zahra
Zahratun Nabillah
KEHADIRANMU
CORONA SEMATA Rafa Yusuf Praditya
Nasywa Nahiza Khairunnisa
MERENUNG DALAM JENUH KARENAMU
Ayudya Tiara Sani Sabrina Aulia Hanif

VIRUS TAK KASAT MATA PINTAKU


Qonitah Taibah Afia Fahmida

PERANG MELAWAN CORONA DOA DARI KAMI


Syarifah Adz Dzakiah Ahnafun Nisa’

DIA YANG BERNAMA VIRUS BOSAN


CORONA Qonita Nur Islami
Namira Mu'izzah Azzahra
Ramadhani PANDEMI CORONA
Wisam Dinar Maheswara
2020-KU SUNYI
Farah Diandra Rahmila KEHADIRANMU
Fifi Rohadatul ‘Aisy Mujahidah
MENGAPA KAU HADIR
Syilvi Nadia Rahman SEMUA KARENA CORONAMU
Nabila Syifa Wilianto
VIRUS KECIL MEMATIKAN
Dziyaul Haq TIM MEDIS MENANGANI
PASIEN COVID 19
SEMENJAK KAU DATANG Mikala Arza Fandevi
Fakhrii Fairuz Zakka
PERGI
HARAPKU ADALAH PERGIMU Syafira Khairatunhisan
Aisyah Mar'atus Sholikah
IA YANG BERNAMA CORONA
TAMU TAK DIUNDANG Lathifa Al Adawiyah
Rais Irsyad Putra Purnama
KEBERADAANMU
MERAIH HARAPAN Afanin Azka Wirawan
Azkia Aulia Zalikha
TETAP SEMANGAT
SAUDARAKU DI BALIK KEDATANGANMU
Umar Abdul Aziz Raihan Mukhtarurrahman

AKU TAK INGIN CORONA, SIAPA TAKUT


MENGENALMU Ikhsanul Azam
Zahra Mounira Jasmine
WABAH DARI-MU
SI MUNGIL CORONA Aqilla Vitra Adetama
Syifa Faiha Nur Azizah
CORONA
KU INGIN KAU PERGI Andhika Maulana Rahadi
Nasyafa Dean Fatharani

Anda mungkin juga menyukai