Anda di halaman 1dari 26

Proses Perawatan

pada fase intra-


operatif

Ns. Destiya Dwi P., S.Kep., M.Kep.


http://www.free-powerpoint-templates-design.com
PATOFISIOLOGI MASALAH KEPERAWATAN

Prosedur intraoperatif

Pemberian anestesi Posisi bedah Tindakan invasif bedah

Cedera tekan pada Cedera prosedur


tonjolan tulang, cedera
Anastesi umum Anestesi regional tekan pleksus saraf,
invasif pada Port de entree
jaringan area bedah
cedera tekan vaskular Prosedur bedah
Risiko efek samping obat Anestesi spinal bisa
anestesi, penurunan suhu menyebabkan perubahan
tubuh, luka terbuka pada ventilasi spontan yang
tubuh, aktivitas otot yang minimal sampai sedang
Risiko cedera
menurun, usia lanjut, karena penurunan
Risiko infeksi
obat-obatan yang respons simpatis pada
digunakan diafragma

Peralatan listrik laser, risiko Prosedur invasif


tertinggalnya alat, kasa, anestesi
instrumensasi regional
PEMBERIAN
ANASTESI UMUM
Proses Keperawatan Pemberian Anestesi Umum

Pengkajian Diagnosa Intervensi Evaluasi

.
Pengkajian Pemberian
anastesi umum
Kondisi pasien
Sudah mulai mengantuk karena efek pramedikasi, tetapi masih sadar. Perawat
sebaiknya memberikan dukungan prainduksi agar kooperatif saat di anaestesi.

Pemberian anestesi
Dilakukan oleh dokter anestesi, perawat hanya menyiapkan alat dan
obat. Namun, pada beberapa kondisi perawat anastesi dapat
memberikan obat anastesi ke pasien.

Kapan diberikan anastesi?


Saat pasien sudah berada di meja bedah.

Efek
Pemberian anastesi umum dapat membuat pasien kehilangan
kesadaran dan amnesia saat pembedaha.
Diagnosa
Keperawatan
Risiko cedera intraoperatif b/d prosedur
anastesi umum

.
Rencana Intervensi
Kaji ulang identitas pasien

Siapkan obat-obatan pemberian


anestesi umum
Siapkan alat-alat intubasi endotrakeal
Siapkan sarana pemantauan dasar
(stetoskop prekordial, pengukuran tekanan
darah, oksimetri pulsasi)

Siapkan obat dan peralatan emergensi

Lakukan pemasangan stetoskop


prekordial, manset tekanan darah,
monitor dasar, oksimetri pada jari, dan
pertahankan kelancaran kateter IV
Rencana Intervensi
Kaji riwayat alergi, penyakit
kardiovaskular dan paru, masalah jalan
napas, usia lanjut, EKG, hemoglobin,
urine rutin, pemeriksaan radiologi,

Kaji adanya kelainan pada prosedur


diagnostik

Beri dukungan praanestesi

Lakukan pemberian anastesi secara


intravena
Lakukan pemasangan selang ETT,
oral airway, dan kaji efektivitas jalan
napas.
Lakukan pemberian napas bantuan,
pemberian oksigen, pengisapan, dan
pemberian anestesi inhalasi
Rencana Intervensi
Lakukan pemantauan status
kardiovaskular dan respirasi selama
pembedahan.

Lakukan pemberian cairan dan tranfusi


sesuai kondisi dan lamanya
pembedahan serta kontrol keluaran
urine.

Lakukan pemberian obat-obatan


pemulih anastesi setelah
pembedahan selesai.

Lakukan pembersihan jalan napas


setelah pembedahan selesai
dilaksanakan
PEMBERIAN ANASTESI
REGIONAL
Anastesi Regional
Pembedahan apendiktomi, laparoskopi,
histerektomi, persalinan pervagina atau sesar,
serta hemoroid atau reseksi transuretra.

Anestesi regional blok


subaraknoid atau spinal, akar-
akar saraf akan mengalami
anestesi oleh agen lokal yang
dimasukan ke dalam cairan Blok anestesi pada saraf vasomotor simpatis,
serebrospinal. serat saraf nyeri, dan motorik → vasodilatasi
yang luas→Penurunan tekanan darah tiba-tiba,
paralisis pernapasan jika kadar anastesi
meningkat.
Pengkajian
Blok saraf
Anastesi lokal disuntikkan ke dalam saraf (misal: pleksus brakialis pada
lengan).

Anestesi spinal

Ahli anestesi melakukan pungsi lumbal dan memasukan anestesi lokal ke


dalam cairan serebrospinal pada ruang subaraknoid spinal.

Anestesi epidural
obat anestesi disuntikkan ke dalam ruang epidural di luar durameter.
Anestesi ini menghilangkan sensasi di daerah vagina dan perineum.

Anestesi kaudal
Salah satu jenis anestesi epidural yang diberikan secara lokal pada dasar
tulang belakang. Efek anestesi hanya mempengaruhi daerah pelvis dan
kaki.
PERAN
PERAWAT
PERIOPERATIF
Persiapan obat , alat, sarana pemberian anestesi,
pengaturan posisi yang optimal untuk dilakukan
pungsi, pengaturan fokus cahaya, dan dukungan
psikologis pasien.

Pasien akan tetap sadar sehingga tidak


memerlukan selang ETT

Monitoring posisi ekstremitas dan kondisi kulit


pasien untuk mencegah adanya cedera yang tidak
disadari.
Diagnosa Keperawatan

Risiko cedera intraoperatif b/d


Contents prosedur anestesi regional

Kecemasan intraoperatif b/d prosedur intrabedah

Contents

Contents
Intervensi
Kaji ulang identitas pasien Lakukan pemberian
oksigen via nasal
Siapkan obat-obat anestesi
regional
Lakukan pemantauan
Lakukan pemasangan infus status kardiovaskular dan
respirasi selama
Atur posisi pasien pembedahan

Bantu ahli anestesi dalam


melakukan desinfeksi area
pungsi

Beri dukungan psikologis


pada saat ahli anestesi
melakukan pungsi.
Proses keperawatan
prosedur intrabedah
PENGKAJIAN
Fokus tujuan intrabedah
Optimalisasi hasil pembedahan dan penurunan risiko cedera.

Ruang lingkup
Manajemen pengaturan posisi, optimalisasi peran asisten pertama
bedah, optimalisasi peran perawat instrumen, dan optimalisasi
peran perawat sirkulasi.

Peran perawat sebagai asisten pertama


Mengikuti proses operasi dari awal sampai akhir, membantu ahli
bedah agar kerusakan yang dibuat dapat seminmal mungkin.

Peran perawat sebagai perawat


instrumen
Agar proses pembedahan dapat dilakukan secara
efektif dan efisien, menjaga kesterilan lingkungan
bedah agar tidak meningkatkan risiko infeksi,
menurunkan risiko cedera intraoperatrif dimulai dari
pengaturan posisi bedah sampai pembedahan selesai.
Diagnosa
1. Risiko cedera intraoperatif

ONLINE DIAGNOSIS
Keperawatan
b/d pengaturan posisi bedah,
prosedur invasif bedah

2. Risiko infeksi intraoperatif


b/d port de entree prosedur
bedah, penurunan imunitas
efek anestesi

ALLPPT.com
Intervensi: Risiko cedera
Lakukan pemasangan kateter
urin dengan teknik steril

Untuk mecegah adanya


Siapkan alat urine keluar saat operasi
Siapkan kamar bedah, meja hemostatis dan karena kehilangan
bedah, dan peralatan bedah cadangan alat kontrol kandung kemih
sesuai dengan jenis Pemilihan staf
pembedahan oleh perawat
lakukan manajemen
kamar operasi Perawat sirkulasi menyiapkan administratif
Kaji ulang
identitas pasien Pemilihan staf
tempat operasi 05
Periksa ulang oleh perawat
identitas kardeks administratif 04
pasien, hasil
pemeriksaan
darah. 03
02 Bantu ahli bedah
dalam melakukan
01 Bantu ahli bedah saat
intervensi hemostatis
dilakukan insisi

Lakukan Perawat instrumen


pengaturan Perawat instrumen atau asisten bedah
posisi bedah bertugas menyerahkan menggunakan alat
alat insisi. Asisten hemostatis listrik pada
Memudahkan pertama bertugas klem arteri untuk
akses atau menyerap darah yang menjepit atau
pajanan pada keluar saat dan menjepit menghentikan
dokter bedah pembuluh darah akibat perdarahan
kerusakan vaskular
Lakukan manajemen sirkulasi
Intervensi Bantu ahli bedah
Lakukan penutupan luka
pembedahan

Perawat biasanya
intraoperatif ruang operasi dalam penutupan memasang spons dan
Bantu ahli bedah jaringan plester adhesif yang
Perawat instrumen
dalam membuka Perawat instrumen menuutpi seluruh spons.
membantu ahli dan
jaringan dan mempersiapkan dan
asisten bedah dari
lakukan Bantu ahli bedah pada saat memilih sarana
zona tidak steril ,
pengisapan jika akses bedah tercapai sesuai penjahitan
perlu
mencatat jumlah alat
yang dipakai, mencatat dengan tujuan pembedahan 05
Asisten bedah penyulit selama
membantu
menarik dengan
pembedahan, dan
dokumentasi lengkap 04
menggunakan dan detail
refraktor dan
melakukan
03
pengisapan .
02
01
Lakukan manajemen asepsis

Intervensi: Risiko infeksi Lakukan manajemen


intraoperasi
perawat instrumen: memakai
baju bedah, sarung tangan,
asepsis prabedah persiapan kulit, pemasangan
duk, penyerahan alat
Teknik aseptik atau
Siapkan sarana scrub pelaksanaan
scrubbing cuci
tangan
Kaji ulang
identitas pasien
Cairan antiseptik, gaun
yang terdiiri dari gaun
Siapkan instrumen sesuai
jenis pembedahan
05
Periksa ulang kedap air dan baju bedah
identitas kardeks streril, duk penutup, duk
berlubang
04
pasien, hasil
pemeriksaan
darah. 03
02
01
Lakukan
penutupan luka
pembedahan
Thank You

Anda mungkin juga menyukai