Anda di halaman 1dari 10

Praktikum Kimia Fisika II

Kelarutan Timbal Balik


Saubatul Islamiah*, Ketti Mayang Sari, Penny Aulia, Anugrah Tri Febrianto,
Dean Ariffa,
Muhammad Syahwandi (Asisten)
Prodi Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura
Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Telp/Fax. (0561) 740186 Pontianak 78124
sauislamiah@gmail.com

ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan tentang kelarutan timbal balik yang bertujuan untuk
mempelajari kelarutan timbal balik antara dua cairan dan menggambarkan
hubungan kelarutan tersebut dengan suhu diagram fasa. Proses mempelajari
kelarutan timbal balik antara dua cairan yaitu fenol dengan akuades, metanol
dan Nacl yang dihubungkan kelarutannya dengan suhu dalam suatu diagram
fasa. Hal ini dilakukan dengan mencampurkan kedua larutan tersebut dimana
masing-masing akan bercampur sebagian bila temperaturnya dibawah
temperatur kritis. Bila mencapai temperatur kritis yang merupakan kenaikan
temperatur tertentu dimana akan diperoleh komposisi larutan yang berada dalam
kesetimbangan, maka larutan tersebut bercampur homogen. Namun, bila sudah
lewat dari temperatur kritisnya, larutan akan bercampur sebagian kembali untuk
suatu diagram fasa yang berhubungan dengan kelarutan terhadap suhu akan
dapat dibentuk. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, didapatkan bahwa
fraksi mol fenol secara berurutan adalah 0.1526; 0.1259; 0.1071; 0.0826; 0.0672
dan 0.0567 serta suhu rata-rata yang teramati adalah 43˚C; 44˚C; 45.75˚C;
43.25˚C; 43.5˚C dan 44˚C. Selain itu didapatkan temperature kritisnya adalah
45.75˚C dan persamaan yang diperoleh dari grafik yaitu y = -1.691x +
44.08 sehingga nilai R²= 0.004.
Kata kunci : Kelarutan timbal balik, Temperatur kritis, Fraksi mol.

I. Data Pengamatan
1.1. Data Pengukuran Fenol dan Air
Campuran Suhu Campuran
No Suhu Rata-Rata
Fenol Air Keruh-Bening Bening-Keruh
1 2 gr 2 ml 45˚C 41˚C 43.5˚C
2 2 gr 2.5 ml 48˚C 40˚C 44˚C
3 2 gr 3 ml 50.5˚C 41˚C 45.75˚C
4 2 gr 4 ml 45˚C 41.5˚C 43.25˚C
5 2 gr 5 ml 46˚C 41˚C 43.5˚C
6 2 gr 6 ml 47˚C 41˚C 44˚C

Saubatul Islamiah D1121151008 Kelarutan Timbal Balik


Praktikum Kimia Fisika II

1.2. Data Pengukuran Fenol dan Metanol


Campuran Suhu Campuran
Suhu Rata-Rata
Fenol Metanol Keruh-Bening Bening-Keruh
2 gr 3 ml 60˚C 43.5˚C 51.75˚C

1.3. Data Pengukuran Fenol dan NaCl


Campuran Suhu Campuran
Suhu Rata-Rata
Fenol NaCl Keruh-Bening Bening-Keruh
2 gr 3 ml 48.5˚C 41˚C 44.75˚C

II. Hasil dan Pembahasan


2.1. Pembahasan
Larutan adalah campuran homogen antara zat terlarut dan pelarut.
Suatu larutan disebut campuran karena susunannya dapat berubah-ubah.
Kelarutan adalah kuantitas maksimal suatu zat kimia terlarut (solut)
untuk dapat larut pada pelarut tertentu membentuk larutan homogen.
Kelarutan suatu zat pada dasarnya sangat bergantung dengan sifat fisika
dan kimia zat terlarut dan pelarut seperti temperatur, tekanan dan pH
larutan, dan lain-lain. Kelarutan suatu zat kedalam suatu pelarut sangat
ditentukan oleh kecocokan sifat antara zat terlarut dengan pelarut, yaitu
like dissolve like. Like dissolve like itu sendiri merupakan zat yang polar
cenderung larut dengan zat yang polar dan zat yang nonpolar cenderung
larut dengan zat yang non polar (Widarta, dkk., 2013).
Kelarutan timbal balik merupakan kelarutan yang tergantung pada
temperatur kritis, kelarutan timbal balik akan mampu untuk berpisah
menjadi dua fase, walaupun tadinya bisa homogen. kelarutan timbal
balik termasuk kelarutan yang sudah mampu untuk melewati temperatur
kritisnya. Temperatur kritis adalah kenaikan temperatur tertentu dimana
akan diperoleh komposisi larutan yang berada dalam kesetimbangan
(Daintith, 1994).

Saubatul Islamiah D1121151008 Kelarutan Timbal Balik


Praktikum Kimia Fisika II

Sesuai dengan prinsipnya yaitu proses mempelajari kelarutan


timbal balik antara dua cairan yaitu fenol dengan akuades, fenol dengan
metanol serta fenol dengan NaCl dimana masing-masing memiliki sifat
kimia fisika yang berbeda-beda. Akuades memiliki BM 18.02 gr/mol,
titik didih 100˚C dan titik leleh 0˚C. Fenol memiliki BM 94.11 gr/mol,
titik didih 182˚C, titik leleh 42˚C dan mudah larut dalam metanol dan
dietil eter. Metanol memiliki BM 32.04 gr/mol, titik didih 64.5˚C, titik
leleh -97.8˚C dan mudah larut dalam air dingin dan air panas. Sedangkan
NaCl memiliki BM 58.44 gr/mol, titik didih 1413˚C, titik leleh 80 1˚C
dan mudah larut dalam air dingin dan air panas (Kusuma, 1983).
Percobaan ini diawali dengan pengukuran kelarutan timbal balik
antara fenol dengan akuades. Pertama-tama disiapkan 6 buah tabung
reaksi dimana dimasukkan masing-masing tabung dengan fenol dan air
dimana perbandingannya yaitu 2 gr : 2 ml ; 2 gr : 2.5 ml ; 2 gr : 3 ml ; 2
gr : 4 ml ; 2 gr : 5 ml dan 2 gr : 6 ml. Dilakukan dengan variasi volume
air yaitu mengetahui pengaruh fraksi mol fenol (X fenol) terhadap
perubahan suhu dan menentukan titik kritis campuran fenol dan air.
Kemudian diaduk dan dipanaskan masing-masing campuran dari keruh
menjadi bening lalu dicatat suhunya menggunakan thermometer.
Campuran diaduk untuk membantu pelarutan fenol dan membantu
percepatan reaksi hingga cepat homogen. Sedangkan pemanasan ini
dilakukan untuk mencapai temperatur kritis ketika campuran sudah larut
(Bird, 1994).
Setelah itu campuran didinginkan dan dibiarkan menjadi keruh
kembali. Hal ini bertujuan agar larutan bisa melewati titik temperature
kritisnya. Suhu saat pencampuran keruh kembali dicatat sebagai hasil
bahwa larutan tersebut telah melewati temperature kritisnya. Pada
kelarutan fenol dan akuades ini berdasarkan pada prinsip like dissolve
like yaitu pelarut yang bersifat polar akan melarutkan komponen yang
bersifat polar sedangkan pelarut non polar akan melarutkan komponen

Saubatul Islamiah D1121151008 Kelarutan Timbal Balik


Praktikum Kimia Fisika II

senyawa yang bersifat non polar. Fenol disini memiliki sifat polar, sama
halnya dengan akuades (Basri, 2003).
Menurut penelitian Kassim, dkk (2011) mengungkapkan bahwa
pelarut yang memiliki berat molekul yang tinggi dengan tingkat
kepolaran yang rendah memungkinkan zat lainnya yang memiliki berat
molekul yang sama akan mudah terekstraksi. Hal ini berhubungan
dengan prinsip like dissolve like atau polar polar.
Selanjutnya dilakukan pengukuran timbal balik antara fenol dengan
metanol. Perlakukan pada pengukuran ini sama halnya dengan perlakuan
pada pengukuran timbal balik antara fenol dengan akuades. Efek
penambahan metanol kedalam fenol disebut efek salting in karena fenol
mengalami peningkatan kelarutan. Hal ini dibuktikan dengan penurunan
suhu untuk melarutkan (membeningkan) fenol tersebut. Terakhir yaitu
pengukuran timbal balik antara fenol dengan NaCl. Adapun efek dari
penambahan NaCl disebut efek salting out karena fenol mengalami
penurunan kelarutan. Akibatnya untuk melarutkan fenol dibutuhkan
suhu yang lebih tinggi dibandingkan dengan air biasa (akuades). Pada
pengukuran kedua (fenol dengan metanol) dan pengukuran ketiga (fenol
dan NaCl) dilakukan sebagai pembanding kelarutan pada larutan fenol
dengan air (Alberty dan Daniels, 1984).
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, data yang diperoleh
dapat dibuat grafik hubungan antara fraksi mol fenol-akuades dengan
suhu rata rata. Adapun fraksi mol fenol berturut-turut adalah sebesar
0.1526; 0.1259; 0.1071; 0.0826; 0.0672 dan 0.0567. Berdasarkan grafik
maka diperoleh persamaan y = -1.691x + 44.08 sehingga nilai R² =
0.004.

2.2. Perhitungan
2.2.1. Mol Fenol
Dik: Mr fenol = 94.114 g/mol ; M fenol = 2g
Dit: Mol fenol = ?

Saubatul Islamiah D1121151008 Kelarutan Timbal Balik


Praktikum Kimia Fisika II

2 𝑔𝑟
Jawab: Mol fenol = = 0.02 mol
94.114 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙
2.2.2. Mol Air
Dik: Mr air = 18 gr/mol ; ρ air = 1 gr/ml
Dit: Mol air = ?
a. V air = 2 ml
M air = ρ air x v air = 1 gr/ml x 2 ml = 2 gr
2 𝑔𝑟
Mol air = = 0.1111 mol
18 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙
b. V air = 2,5 ml
M air = ρ air x v air = 1 gr/ml x 2.5 ml = 2.5 gr
2.5 𝑔𝑟
Mol air = = 0.1389 mol
18 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙
c. V air = 3 ml
M air = ρ air x v air = 1 gr/ml x 3 ml = 3 gr
3 𝑔𝑟
Mol air = = 0.1667 mol
18 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙
d. V air = 4 ml
M air = ρ air x v air = 1 gr/ml x 4 ml = 4 gr
4 𝑔𝑟
Mol air = = 0.2222 mol
18 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙
e. V air = 5 ml
M air = ρ air x v air = 1 gr/ml x 5 ml = 5 gr
5 𝑔𝑟
Mol air = = 0.2778 mol
18 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙
f. V air = 6 ml
M air = ρ air x v air = 1 gr/ml x 6 ml = 6 gr
6 𝑔𝑟
Mol air = = 0.3333 mol
18 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙
2.2.3. Mol Metanol
Dik : Mr metanol = 32.049 g/mol
ρ metanol = 0.79 gr/ml

Saubatul Islamiah D1121151008 Kelarutan Timbal Balik


Praktikum Kimia Fisika II

v metanol = 3 ml
Dit: mol metanol = ?
Jawab: m metanol = ρ metanol x v metanol
= 0.79 g/ml x 3 ml = 2.37 gr
2.37 𝑔𝑟
Mol metanol = 32.049 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙 = 0.0739 mol

2.2.4. Mol NaCl


Dik : Mr NaCl = 58.5 gr/mol ; m NaCl = 2 gr
Dit : mol NaCl = ?
Jawab:
2 𝑔𝑟
Mol NaCl = 58.5 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙 = 0.0342 mol

2.2.5. Fraksi Mol


Dik : mol fenol = 0.02 mol
Dit : fraksi fenol = ?
a. Mol air = 0.1111 mol
𝑚𝑜𝑙 𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙 0.02 𝑚𝑜𝑙
Fraksi fenol = = = 0.1526 mol
𝑚𝑜𝑙 𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙+𝑚𝑜𝑙 𝑎𝑖𝑟 0.02 𝑚𝑜𝑙 + 0.1111 𝑚𝑜𝑙

b. Mol air = 0.1389 mol


𝑚𝑜𝑙 𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙 0.02 𝑚𝑜𝑙
Fraksi fenol = 𝑚𝑜𝑙 𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙+𝑚𝑜𝑙 𝑎𝑖𝑟 = 0.02 𝑚𝑜𝑙 + 0.1389 𝑚𝑜𝑙 = 0.1259 mol

c. Mol air = 0.1667 mol


𝑚𝑜𝑙 𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙 0.02 𝑚𝑜𝑙
Fraksi fenol = 𝑚𝑜𝑙 𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙+𝑚𝑜𝑙 𝑎𝑖𝑟 = 0.02 𝑚𝑜𝑙 + 0.1667 𝑚𝑜𝑙 = 0.1071 mol

d. Mol air = 0.2222 mol


𝑚𝑜𝑙 𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙 0.02 𝑚𝑜𝑙
Fraksi fenol = 𝑚𝑜𝑙 𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙+𝑚𝑜𝑙 𝑎𝑖𝑟 = 0.02 𝑚𝑜𝑙 + 0.222 𝑚𝑜𝑙 = 0.0826 mol

e. Mol air = 0.2778 mol


𝑚𝑜𝑙 𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙 0.02 𝑚𝑜𝑙
Fraksi fenol = 𝑚𝑜𝑙 𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙+𝑚𝑜𝑙 𝑎𝑖𝑟 = 0.02 𝑚𝑜𝑙 + 0.2778 𝑚𝑜𝑙 = 0.0672 mol

f. Mol air = 0.3333 mol


𝑚𝑜𝑙 𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙 0.02 𝑚𝑜𝑙
Fraksi fenol = 𝑚𝑜𝑙 𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙+𝑚𝑜𝑙 𝑎𝑖𝑟 = 0.02 𝑚𝑜𝑙 + 0.3333 𝑚𝑜𝑙 = 0.0567 mol

2.2.6. Suhu Rata-Rata Fenol-Air


𝑇 𝑎𝑤𝑎𝑙 + 𝑇 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 45˚𝐶 + 41˚𝐶
a. T rata-rata = = = 43˚C
2 2

Saubatul Islamiah D1121151008 Kelarutan Timbal Balik


Praktikum Kimia Fisika II

𝑇 𝑎𝑤𝑎𝑙 + 𝑇 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 48˚𝐶 + 40˚𝐶


b. T rata-rata = = = 44˚C
2 2
𝑇 𝑎𝑤𝑎𝑙 + 𝑇 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 50.5˚𝐶 + 41˚𝐶
c. T rata-rata = = = 45.75˚C
2 2
𝑇 𝑎𝑤𝑎𝑙 + 𝑇 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 45˚𝐶 + 41.5˚𝐶
d. T rata-rata = = = 43.25˚C
2 2
𝑇 𝑎𝑤𝑎𝑙 + 𝑇 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 46˚𝐶 + 41˚𝐶
e. T rata-rata = = = 43.5˚C
2 2
𝑇 𝑎𝑤𝑎𝑙 + 𝑇 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 47˚𝐶 + 41˚𝐶
f. T rata-rata = = = 44˚C
2 2

Tabel 2.2.1. Hubungan Fraksi Mol Fenol dan Air dengan Suhu Rata-Rata
Fraksi Mol Fenol dan Air Suhu Rata-Rata
0.1526 43˚C
0.1259 44˚C
0.1071 45.75˚C
0.0826 43.25˚C
0.0672 43.5˚C
0.0567 44˚C

Grafik 2.2.1. Grafik Hubungan Viskositas dengan pH

Fraksi Mol Fenol dan Air VS Suhu Rata-Rata


46
45.75
45 Fraksi Mol Fenol dan
y = -1.6912x + 44.084
Air VS Suhu Rata-Rata
R² = 0.004
44 44 44
43.5 Linear (Fraksi Mol
43.25
43 43 Fenol dan Air VS Suhu
Rata-Rata)
42
0.04 0.09 0.14 0.19

2.3. Jawaban Pertanyaan


1. Suhu konsolut atas atau suhu larutan kritik adalah batas atas temperatur
dimana terjadinya pemisahan fasa. Di atas temperatur batas atas,
komponen akan benar-benar tercampur. Derajat kebebasan sistem pada
T > T konsolut atas yaitu dua.
2. Sistem yang memiliki titik konsolut bawah : sistem nikotin – air, Sistem
yang memiliki dua suhu konsolut : sistem air – CO2, sistem air – H2S.

Saubatul Islamiah D1121151008 Kelarutan Timbal Balik


Praktikum Kimia Fisika II

3. Larutan konjugasi adalah larutan yang digunakan untuk


mempertahankan nilai pH tertentu agar tidak banyak berubah
selama reaksi kimia berlangsung. Sifat yang khas dari larutan penyangga
ini adalah pH-nya hanya berubah sedikit dengan pemberian sedikit asam
kuat atau basa kuat.
4. Efek salting out adalah efek yang menyebabkan penurunan kelarutan zat
utama atau terbentuknya endapan dikarenakan adanya penambahan zat
terlarut tertentu yang mempunyai kelarutan lebih besar dibandingkan zat
utama. Pada percobaan ini terjadi efek salting out ketika mereaksikan
fenol dengan NaCl yaitu ditandai dengan meningkatnya suhu yang
diperlukan agar campuran menjadi bening.

III. Penutup
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa kelarutan timbal balik merupakan kelarutan yang homogen akan
berada pada temperatur kritisnya, sedangkan setelah melewati
temperatur kritisnya larutan akan kembali membentuk dua fasa seperti
semula. Berdasarkan percobaan yang dilakukan juga diperoleh data
fraksi mol fenol secara berurutan yaitu 0.1526; 0.1259; 0.1071; 0.0826;
0.0672 dan 0.0567 dan suhu rata-ratanya yaitu Persamaan yang
diperoleh dari grafik adalah y = -1.691x + 44.08 sehingga nilai R² =
0.004 dan suhu rata-ratanya adalah 43˚C; 44˚C; 45.75˚C; 43.25˚C;
43.5˚C dan 44˚C.
3.2. Saran
Saran yang dapat diberikan untuk percobaan sol liofil berikutnya
adalah mencoba melakukan pergantian terhadap larutan metanol dengan
larutan butanol untuk melihat kelarutan timbal baliknya terhadap larutan
fenol dan melihat perbandingan hasilnya dengan larutan metanol
tersebut. Selain itu, disarankan juga untuk menggunakan campuran
heksana dan nitrobenzene.

Saubatul Islamiah D1121151008 Kelarutan Timbal Balik


Praktikum Kimia Fisika II

Daftar Pustaka
Alberty, R.A dan Daniels, F. 1984. Kimia Fisika. Erlangga. Jakarta.
Basri, S. 2003. Kamus Lengkap Kimia. Erlangga. Jakarta.
Bird, T. 1994. Kimia Fisik untuk Universitas. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Daintith, J. 1994. Kamus Lengkap Kimia : Oxford. Erlangga. Jakarta.
Kassim, M.J., Hussin, M.H., Achmad, A., Dahon, N.H., Suan, T.K. and Hamdan,
H.S. 2011. Determination of Total Phenol, Condensed Tannin and
Flavonoid Contents and Antioxidant Activity of Uncaria Gambir Extracts.
Majalah Farmasi Indonesia. 22(1). Page 50-59. Material Chemistry and
Corrosion Laboratory. School of Chemical Sciences. Universiti Sains
Malaysia.
Kusuma, S. 1983. Pengetahuan Bahan-Bahan Kimia. Erlangga. Jakarta.
Widarta, I.W.R., Nocianitri, K.A dan Sari, L.P.I.P. 2013. Ekstraksi Komponen
Bioaktif Bekatul Beras Lokal dengan Beberapa Jenis Pelarut. Jurnal
Aplikasi Teknologi Pangan. 2(2). Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas
Udayana. Bali.

Saubatul Islamiah D1121151008 Kelarutan Timbal Balik


Praktikum Kimia Fisika II

LAMPIRAN FOTO

Gambar 1. Rangkaian Alat Pemanasan

Gambar 2. Larutan Fenol dan Air Setelah Pemanasan

Saubatul Islamiah D1121151008 Kelarutan Timbal Balik

Anda mungkin juga menyukai