Anda di halaman 1dari 5

Contoh kasus Farmakoterapi dan Pola Jawaban

I. Kasus

Ny.RT (55th) menjalani general cek up rutin. Ny.RT rajin berjalan setiap pagi sejauh 1 km. Ayah
Ny.RT meninggal pada usia 50 th karena penyakit MI (myocardial infarction), ibunya masih hidup
dan sehat-sehat saja sampai saat ini. Ny.RT mempunyai 3 saudara kandung, saudara pertama
menderita hipertensi dan saudara keduanya menderita diabetes, dan saudara ketiga (perempuan)
meninggal pada usia 45 th karena penyakit myocardial infarction, satu tahun yang lalu Ny.RT
mendapatkan warfarin 5 mg untuk mengatasi kondisi VTE (venous thrombo embolism) yang
dideritanya. Pada pemeriksaan diketahui tekanan darahnya 150/90 mmHg. Tinggi badannya 150 cm,
berat badannya 67 kg, random blood glukose level 120 mg/dL.

Hasil pemeriksaan lipid puasa:

Total kolesterol 250 mg/dL

LDL-cholesterol 200 mg/dL

HDL-cholesterol 60 mg/dL

Trigliserida 480 mg/dL

II. Tujuan Penatalaksanaan Terapi

a. Menurunkan LDL dan meningkatkan HDL


b. Menurunkan tekanan darah
c. Mencegah terjadinya VTE

III. Diskripsi Kasus dan Analisis Kasus

1. Subjektif

 Ny.RT senang berjalan setiap pagi sejauh 1km


 Mempunyai riwayat penyakit keluarga
 Ayah kandung mati mendadak usia 50 th karena penyakit MI
 Saudara pertama menderita hypertensi
 Saudara kedua menderiata diabetes melitus
 Saudara ketiga meninggal pada usia 45th karena penyakit MI

2. Objektif

 BP/ tekanan darah : 150/90 mmHg


 Random blood glukosa : 120 mg/dL
 Pemeriksaan lipid puasa:
 Total kolesterol 250 mg/dL
 LDL-cholesterol 200 mg/dL
 HDL-cholesterol 60 mg/dL
 Trigliserida 480 mg/dL
IV. Analisa Kasus

1. Tekanan darah 150/90 mmHg : <140/90mmHg : Hipertensi stage 1


2. Random blood glukosa : 120 mg/dL : Normal
3. Total cholesterol 250 mg/dL : High/ tinggi
4. LDL-Cholesterol 200 mg/dL : High risk
5. HDL-Cholesterol 60 mg/dL : Normal
6. Trigliserida 480 mg/dL : Tinggi

V. Pemilihan Terapi Rasional

1. Ny RT dari data laboratorium dapat dikategorikan mengalami hyperlipidemia type 2a, karena
nilai LDL-nya tinggi dan untuk nilai HDLnya normal.
2. Terapi yang tepat untuk Ny.RT adalah obat-obatan yang mampu menurunkan kadar LDL,
maka dari itu dipilih obat golongan statin (yang merupakan drug’s of choise)
3. Obat golongan statin ini bekerja dengan cara meningkatkan katabolisme dari LDL dan
menghambat sintesis dari LDL yang mana obat golongan statin ini menghambat konversi
HMG-CoA menjadi mevalonat, sehingga tahap biosintesis kolesterol terhambat/sedikit oleh
penghambatan HMG-CoA reduktase.
4. Maka dari itu diharapkan pada akhir terapi diperoleh kadar LDL dalam darah berkurang
dengan parameter goal terapi kadar LDL < 130mg/DL, alasan menggunakan parameter kadar
LDL tersebut karena Ny.RT mengalami Hyperlipidemia dengan lebih dari 2 faktor penyebab
yaitu: penyakit turunan dari ayah kandungnya, umur 55 th yang kemungkinan awal
terjadinya menopause dan hipertensi tingkat satu (srage 1) karena tekanan darahnya adalah
150/90 mmHg.
5. Untuk menurunkan tekanan darah dapat digunakan obat antihipertensi golongan ACE
inhibitor seperti Kaptopril dengan dosis 12,5mg.
6. Alasan pemilihan golongan obat antihipertensi ini karena pasien mengalami hyperlipidemia
dengan kadar LDL yang meningkat.
7. Selain obat golongan ACE inhibior, seperti diuretik thiazid tidak dianjurkan karena akan
meningkatkan/ memacu sintesis trigliserida dan LDL serta akan menurunkan kadar HDL
dalam darah.
8. Sedangkan untuk golongan beta bloker akan memacu sintesus trigliserida dan menurunkan
kadar HDL dalam darah.
9. Maka dari itu apabila digunakan obat seperti thiazid atau beta bloker penurunkan kadar LDL
menjadi terhambat atau tidak tercapai hasil yang dikehendaki.

VI. Evaluasi Terpilih

1. Terapi non farmakologi:

Di lihat dari ketidaksesuaian pada berat badan dan tinggi badan pasien yaitu BB 67 kg sedangkan
tingginya hanya 157 cm, Ibu RT ini mungkin bisa dikatakan obesitas, maka dari itu disarankan
kepada Ny.RT agar melakukan modifikasi gaya hidup yaitu:
a. Olahraga ringan seperti tetap menekuni berjalan santai di pagi hari, untuk pasien
yang mengalami hyperlipidemia tidak dianjurkan untuk olahraga keras karena
ditakutkan akan terjadi syock atau mungkin terjadi hypnoe karena adanya timbunan
lemak dalam pembuluh darah yang mengakibatkan sempitnya pembuluh darah mak
dari itu pasokan oksigen ke dalam organ tubuh juga berkurang sehingga sulit untuk
bernapas dan akhirnya bisa meninggal mendadak
b. Mengurangi konsumsi lemak jenuh
c. Perbanyak konsumsi fiber atau serat
2. Untuk terapi farmakologi :
a. Digunakan obat lipitor dengan kandungan zat aktif atorvastatin (Statin) yang merupakan
obat golongan statin yang dapat digunakan untuk terapi hyperlipidemia yang dialami oleh
Ny.RT di mana kadar LDLnya menunjukkan kenaikan atau lebih dari batas normal. Lipitor ini
bekerja dengan cara meningkatkan katabolisme dari LDL, sehingga LDL dalam darah cepat
termetabolisme atau terurai, disamping itu zat aktif atorvastatin ini dapat menghambat
sintesis LDL dengan jalan menghambat HMG-CoA reduktase yang mengubah HMG-CoA
menjadi mevalonate, sehingga jalan biosintesis cholesterol de-novo menjadi terhambat,
yang mengakibatkan LDL sukar terbentuk sehingga kadar LDL dalam darah menjadi kecil. Hal
ini (menurunnya kadar LDL dalam darah) adalah keadaan yang diinginkan dalam terapi
hyperlipidemia.
b. Untuk mengatasi masalah VTE yang timbul karena penumpukan kolesterol (LDL) dalam
pembuluh darah, dapat digunakan obat warfarin (tetap menggunakan dosis semula).
Pemilihan anti platelet ini merupakan
c. Sedangkan untuk terapi hipertensinya dapat diberikan obat anti hypertensi golongan ACE-
inhibitor yaitu Captensin 12.5 mg.

VII. Indikasi obat

a. Lipitor : sebagai terapi tanbahan pada diet untuk mengurangi peningkatan kolesterol total
c-LDL, Apolipoprotein B, trigliserida pada pasien dengan hyperkolesterolimia heterozigous
& homozigous familial ketika respon terhadap diet dan pengukuran non farmakolog lainnya
tidak mencukupi.
b. Captensin : hipertensi ringan sampai sedang ( sendiri atau dengan terapi tiazid ) dan
hipertensi berat yang resisten terhadap pengobatan lain; gagal jantung kongestif
(tambahan); setelah infark miokard; nefropati diabetic ( mikroalbuminuri lebih dari 30 mg
per hari ) pada diabetes tergantung insulin.
c. Warfarin : profilaksis embolisasi pada penyakit jantung rematik dan fibrilasi atrium,
profilaksis setelah pemasangan katup jantung prostetik, serangan iskemik serebral yang
transien.

VIII. Dosis Obat

a. Lipitor 10 mg : 10mg sehari sekali (malam hari)


b. Captensin : 12,5 mg 2 x sehari (pagi dan sore hari)
c. Warfarin : 5mg sehari sekali (malam hari di minum bersama lipitor)
IX. Kontra Indikasi

1. Lipitor golongan statin : pasien dengan penyakit hati yang aktif dan pada kehamilan dan
menyusui.
2. Farmoten 12,5 mg : hipersensitif terhadap penghambat ACE ( termasuk angiodema );
penyakit renovaskuler ( pastti atau dugaan ); stenosis aortik atau obstruksi keluarnya darah
dari jantung; kehamilan; porfiria
3. Warfarin : kehamilan, tukak peptik, hipertensi berat, endokarditis bakterial.

X. Efek Samping

a. Lipitor golongan statin : Miositis yang reversibel merupakan efek samping yang jarang
tapi bermakna (lihat juga efek pada otot). Statin juga menyebabkan sakit kepala,
perubahan nilai fungsi ginjal dan efek saluran cerna (nyeri lambung, mual dan muntah).
b. Captensin : hipotensi; pusing, sakit kepala, letih, astenia, mual (terkadang muntah), diare
(terkadang kontipasi), kram otot, batuk kering yang persisten, gangguan kerongkongan,
perubahan suara, perubahan pencecap (mungkin disertai dengan turunnya berat badan),
stomatitis, dispepsia, nyeri perut; gangguan ginjal; hiperkalemia; angiodema, urtikaria,
ruam kulit (termasuk eritema multiforme dan nekrolisis epidermal toksik), dan reaksi
hipersensitivihtas, gangguan darah (termasuk trombositopenia, neutropenia,
agranulositosis, dan anemia aplastik), gejala – gejala saluran nafas atas, hiponatremia,
takikardia, palpitasi, aritmia, infark miokard, dan strok (mungkin akibat hipotensiyang
berat), nyeri punggung, muka merah, sakit kuning (hepatoseluler atau kolestatik),
pankreatitis, gangguan tidur, gelisah, perubahan suasana hati, parestia, impotensi,
onikolisis, alopesia.
c. Warfarin : perdarahan, hipersensitivitas, ruam kulit, alopesia, diare, hematokrit turun,
nekrosis kulit, purple toes, sakit kuning, disfungsi hati, mual, muntah, pankreatitis.

XI. Interaksi Obat

Warfarin dengan atorvastatin dapat menurunkan protombin tetapi ini hanya berlangsung pada awal
terapi, dan hal ini tidak terlalu penting dalam terapinya. Artinya masih dapat digunakan karena tidak
menimbulkan interaksi yang dapat membahayakan pengobatan atau terapi.

XII. Monitoring Terapi

1. Monitoring subjektif : masih sering merasakan pusing atau tidak dan keluhan mudah lelah.
2. Monitoring obyektif:
o kadar LDL dalam darah ketika puasa harus < 130 mg/Dl
o tekanan darah turun menjadi 140/90 mmHg (JNC7)
3. Monitoring efek samping dari obat yang diberikan yaitu sakit kepala, nyeri saluran cerna,
hipotensi, perdarahan, hipersensitivitas, ruam kulit.

XIII. Konsultasi Informasi Edukasi


o Untuk obat hyperlipidemia (lipitor) di minum waktu malam hari menjelang tidur (sehari
ekali) karena produksi kolesterol paling banyak ketika istirahat.
o Penggunaan obat anti hipertensi captensin dapat mengakibatkan efek samping batuk kering
o Sedangkan untuk obat anti hyperlipidemia dapat menyebabkan efek samping :myalgia,
influenza-like syndrome, weakness, rhabdomyolysis (jarang)

XIV. Daftar Pustaka

Dipiro, JT, et al., 2005, Pharmacotherapy, 6th Edition, Appleton and lange, New York.

Anda mungkin juga menyukai