E-ISSN : 2657-1978
JURNAL KEBIDANAN
No Karakteristik
f %
Umur
a. 19-35 tahun 13 35,13
1 b. 36-45 tahun 20 54,05
c. >45 tahun 4 10,81
Pendidikan
a. SD, SMP (Dasar) 22 59,45
2
b. SMA (Menengah) 14 37,84
C. Perguruan Tinggi 1 2,70
Pekerjaan
3 a.Ibu Rumah Tangga 20 54,05
b.Wiraswasta 5 13,01
c. Swasta 7 18,91
d. Petani 3 8,10
e. PNS 2 5,40
Paritas
4 a. < 2 32 86,48
b. 3 3 8,10
c. > 4 2 5,40
5 Penghasilan
100.000 – 499.999 15 40,54
500.000 – 999.999 13 35,13
1000.000 – 2000.000 7 18,91
Lebih dari 2000.000 2 5,40
6 Pernah atau Belum Mendapatkan Informasi
Pernah 37 100
Belum Pernah 0 0
1.2. Tabel Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Usia terhadap Penggunaan MKJP
Tabel 2. Pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap Penggunaan MKJP
Berdasarkan hasil Uji Statistik dengan regresi Salah satu yang berkaitan dengan kesadaran
Logistik Ganda didapatkan hasil Taraf Sig sebesar keluarga berencana pada masyarakat adalah
0,006 < 0,05 sehingga tingkat pendidikan pendidikan. Pendidikan membawa proses sosial
mempengaruhi penggunaan MKJP, sedangkan Usia dimana orang dihadapkan pada pengaruh lingkungan
tidak mempengaruhi penggunaan MKJP karena Taraf yang terpilih sehingga dapat memperoleh atau
Sig 0,823 > 0,05. Dari jasi analisa didapatkan Tingkat mengalami perkembangan kemampuan sosial dan
pendidikan dan Usia mempengaruhi penggunaan kemampuan individu secara optimal. Pendidikan
MKJP sebesar 35, 10 %. terbagi tiga jalur yaitu pendidikan formal, nonformal
Hasil penelitian dari 37 responden didapatkan dan informal yang dapat saling melengkapi dan
pendidikan dasar sebanyak 22 responden (53,9%), memperkarya [6]
menengah 14 responden (13,51%) dan perguruan Berdasarkan Uji Statistik didapatkan bahwa
tinggi sebanyak 1 responden (2,70%). Responden Tingkat Pendidikan mempengaruhi penggunaan
dengan pendidikan menengah sebanyak 14 responden MKJP. Hal ini sejalan dengan teori Bertand,
(37,83%) dimana 9 responden menggunakan alat Pendidikan tidak hanya membuat responden
kontrasepsi MKJP (24,32%) dan 5 responden memutuskan alat kontrasepsi yang akan dipakai tetapi
menggunakan alat kontrasepsi Non MKJP (13,51%). juga pola pikir untuk memaham sampai mengevaluasi
Usia responden paling banyak yaitu usia 36-45 alat kontrasepsi yang digunakan. Dari 37 responden
sebanyak 20 responden (54.05%) dan paling sedikit hanya 10 orang ( 27,02%) yang menggunkan MKJP.
usia lebih dari 45 tahun yaitu sebanyak 4 responden Rendahnya jumlah pengguna alat kontrasepsi jangka
(10,81%). Responden dengan Usia 36-45 Tahun panjang, dikarenakan kurangnya pemahaman wanita
sebanyak 20 responden (54,05%) dimana 5 responden PUS mengenai alat kontrasepsi jangka panjang
(13,51%) menggunakan alat kontrasepsi MKJP (24,32%) meliputi profil, kelebihan, kekurangan, efek samping
dan 20 responden (40,54%) menggunakan alat dari penggunaan alat kontrasepsi tersebut.
kontrasepsi Non MKJP. Penggunaan Non MKJP sejumlah 27 responden
Pemilihan alat/cara KB dipengaruhi beberapa (72,96%) rawan akan angka pakai putus yang tinggi.
faktor diantaranya yaitu faktor sosiodemografi Bila angka putus pakai tinggi akan terrjadi lebih
meliputi tingkat pendidikan, umur, pekerjaan dan banyak terjadi drop out. Hal tersebut akan
jumlah anak. Menurut Betrand karakteristik berkontribusi permasalahan di Indonesia saat ini yaitu:
sosiodemografi (jenis kelamin, umur, tingkat tingginya Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP), angka
pendidikan, status ekonomi dan pekerjaan ) yang Total Fertility Rate (TFR) dan Angka Kematian Ibu.
dikelompokkan ke dalam predisposisi lebih lanjut Pengetahuan seseorang merupakan hasil dari
dapat mendeskripsikan fakta-fakta bahwa seseorang pendidikan dimana dengan pengetahuan yang
memiliki kecenderungan yang berbeda-beda terhadap diperoleh dan pengalaman yang didapat. Semakin
suatu pelayanan kesehatan termasuk pelayanan tinggi tingkat pendidikan maka semakin tinggi pula
kontrasepsi.[5] tingkat pengetahuan seseorang, mengingat bahwa
peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari
jumlah pengguna MKJP yang tinggi dapat membantu Berencana Nasional Tahun 2017,” Badan Kependud.
usaha negara dalam menekan jumlah penduduk di dan Kel. Berencana Nas., vol. 1, no. 1, pp. 1–108,
Indonesia yang sangat tinggi. 2018, [Online]. Available:
Berdasarkan Uji Statistik Regresi Logistik Ganda https://www.bkkbn.go.id/po-
Tingkat Pendidikan dan Usia akan mempengaruhi content/uploads/lakip-BKKBN-2017.pdf.
penggunaan MKJP sebesar 35,10%. Semakin tinggi [4] S. Lestari and dkk, “Buku Laporan Kebidanan
Tingkat Pendidikan dan Usia semakin matang maka Komunitas Akademi Kebidanan Dharma Husada
akan mempengaruhi Akseptor menggunakan MKJP Kediridi Desa Jatirejo Kecamatan Banyakan
sebesar 35,10%. Pengetahuan akseptor KB akan Kabupaten Kediri,” Kota Kediri, 2017.
mempengaruhi pemilihan metode kontrasepsi karena [5] J. T. Bertrand, “Audience Research for Improving
dengan pengetahuan yang baik akan merubah cara Family Planning Communication Programs.,”
pandang dalam menentukan Kontrasepsi yang sesuai Chicago, 1980. doi: Library of Congress catalog
dan mempertimbangkan efektivitas dan kenyamanan card no. 80-66649.
metode tersebut. [6] Presiden RI dan DPR, “Sistem Pendidikan
Keputusan akseptor KB dalam menentukan metode Nasional,” UU RI No 20 Tahun 2003, 2003.
kontrasepsi tidak selalu dipengaruhi oleh umur, tetapi [7] P. Kusuma and D. Putri, “Pengaruh Tingkat
banyak faktor yang mempengaruhinya, diantaranya Pendidikan, Pengetahuan, Sikap dan Terpaan
kepribadian, lingkungan individu, pengetahuan Iklan Layanan Masyarakat KB Versi Shireen
tentang metode kontrasepsi lain kurang, serta Sungkar dan Teuku Wisnu di TV terhadap
engalaman berhubungan dengan sarana dan petugas Perilaku KB pada Wanita atau Pria dalam Usia
kesehatan.[9] Subur,” vol. 1, no. 1, pp. 46–56, 2012, doi:
10.14710/interaksi.1.1.46-56.
4. SIMPULAN [8] S. Nuryati and D. Fitria, “Pengaruh Faktor
Tingkat Pendidikan Akseptor KB mempengaruhi Internal dan Faktor Eksternal Terhadap Pemilihan
Penggunaan MKJP Sedangkan Usia Akseptor KB tidak Alat Kontrasepsi Pada Akseptor KB Baru di
mempengaruhi Penggunaan MKJP. Tingkat Kabupaten Bogor,” J. Ilm. Kesehat. Diagnosis, vol. 5,
Pendidikan dan Usia mempengaruhi Penggunaan no. 5, pp. 632–638, 2014.
MKJP sebesar 35,10%. [9] L. Mahmudah and F. Indrawati, “Analisis Faktor
Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Metode
5. REFERENSI Kontrasepsi Jangka Panjang (Mkjp) Pada Akseptor
[1] S. Handayani, Buku Ajar Pelayanan Keluarga Kb Wanita Di Kecamatan Banyubiru Kabupaten
Berencana, Pertama. Yogyakarta: Pustaka Rihama, Semarang,” Unnes J. Public Heal., vol. 4, no. 3, pp.
2010. 76–85, 2015, doi: 10.15294/ujph.v4i3.7222.
[2] A. Yetti and Martini, Pelayanan Keluarga Berencana,
Pertama. Yogyakarta: Pustaka Rihama, 2012.
[3] BKKBN, “Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Badan Kependudukan dan Keluarga