UAS HTN 20 On Line Kls C

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 4

NAMA : IBNU RASYID

NIM : 1930100011
KELAS :C

UNIVERSITAS COKROAMINOTO YOGYAKARTA


UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP TA. 2019 / 2020.
================================================
FAKULTAS : HUKUM.
MATA UJIAN : HUKUM TATA NEGARA.
HARI / TANGGAL : SABTU 02 MEI 2020
DOSEN PENGUJI : IIN SUNY ATMADJA, SH. MH.
WAKTU : JAM 12.00 – 13..30
UJIAN : ON LINE
KELAS : C
==================================================================
Berdo’alah terlebih dahulu sebelum mengerjakan soal-soal berikut ini.
==================================================================

1. Ada dua prinsif dasar yang di anut dalam orde reformasi ( setelah orde baru tumbang )
yaitu komitmen terhadap adanya PERUBAHAN UUD NRI 1945 dan komitmen
terhadap pelaksanaan DEMOKRASI
a. Uraikan Secara jelas , prinsif prinsif dasar dalam PERUBAHAN UUD NKRI 1945
TERSEBUT
Jawab : Menuntut reformasi konstitusional karena berpandangan bahwa UUD 1945
sebelum reformasi dipandang tidak cukup mampu untuk mengatur dan menata
penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara. Meneggakkan
demokrasi, hak-hak asasi manusia harus dihormati, aparatur korup harus
ditindak, kolusi dan nepotisme yang lebih cenderung berpihak kepada elit
disentral kekuasaan harus dikikis habis.

b. Berapa Kali Perubahan UUD NRI 1945 tersebut dan Kapan masing masing
Perubahan UUD tersebut di lakukan
Jawab : UUD NRI dirubah sebenyak 4 kali :
1. 14-21 Oktober 1999
2. 7-18 Agustus 2000
3. 1-9 November 2001
4. 1-11 Agustus 2002
c. Salah satu agenda besar Era Reformasi adalah pemberantasan Korupsi , Pada
Amandemen UUD keberapa Perintah Pembentuka KPK
Jawab : Amandemen ke 4 thn 2002

2. a. Apa yang di maksud dengan REFORMASI dan Kapan Era reformasi di Indonesia
di Laksanakan
Jawab : Reformasi merupakan proses pembentukan ataupun perubahan suatu sistem
yang ada pada suatu masa dan diganti dengan sistem yang baru. Perubahan dan
perbaikan itu utamanya dilakukan pada bidang tertentu misalnya bidang politik,
ekonomi, sosial, hukum, dan pendidikan. Era reformasi di Indonesia dilaksanakan
pada saat jatuhnya pemerintahan Soeharto bulan Mei tahun 1998. Era tersebut
disebut sebagai awal periode demokrasi dengan sistem politik terbuka dan liberal.

b. Sebutkah Siapa Tokoh Tokoh Reformasi tersebut


Jawab : Tokoh reformasi Indonesia BJ Habibie, KH Abdurrahman Wahid ( Gus Dur),
Sri Sultan Hamengkubuwono X, Megawati Soekarno Putri, Amien Rais.
3. Dalam Masa Pemerintahan Transisi ( Presiden BJ Habibie) walaupun kurang dari dua
tahun berkuasa , tapi banyak melakukan perubahan perubahan di segala bidang
a. Uraikan Secara Rinci perubahan perubahan apa saja yang dimaksud
Jawab : Perubahan dalam masa pemerintahan transisi :
Bidang Politik :
1) Kebebasan rakyat dalam menyalurkan aspirasi.
2) Melakukan pencabutan terhadap pembredelan pers.
3) Mengganti lima paket undang-undang dan tiga di antaranya diubah menjadi lebih
demokratis.
4) Jejak pendapat wilayah Timor Timur.
5) Memberikan abolisi kepada 18 tahanan dan narapidana politik (orang-orang yang
mengkritik presiden).
6) Pengurangan jumlah anggota ABRI di MPR dari 75 orang menjadi 38 orang.
7) Polri dipisahkan dari ABRI menjadi Kepolisian RI dan ABRI menjadi nama TNI.
Bidang Ekonomi :
1) Merekonstruksi perekonomian nasional.
2) Membentuk Badan Penyehatan Perbankan Nasional.
3) Merekapitulasi perbankan dan menurunkan inflasi.
4) Melikuidasi bank yang bermasalah.
5) Menaikkan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS hingga di bawah Rp 10.000.
6) Mengesahkan UU No.5 tahun 1999 tentang larangan praktik monopoli atau
persaingan tidak sehat.
7) Mengesahkan UU No 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen.

b. Lepasnya Provinsi Timor Timur Pada masa pemerintahan BJ Habibie menjadi catatan
bagi bangsa Indonesia pada saat itu . Jelaskan secara kronologis Bagaimana Lepasnya
Provinsi Timor Timor pada saat itu ?
Jawab : Kronologi Lepasnya Provinsi Timor Leste saat pemerintahan BJ Habibie :
19 Desember 1998, John Howard, perdana menteri Australia saat itu
mengirim surat kepada Presiden BJ Habibie. Pada surat tersebut, John Howard
mengusulkan agar pemerintah RI meninjau ulang pelaksanaan hak dan
menentukan nasib sendiri bagi masyarakat Timor Timur.
25 Januari 1999 digelar rapat untuk membahas surat Howard. Rapat
tersebut membahas mengenai kondisi masyarakat di Timor Timur setelah 22
tahun bergabung dengan Indonesia. Dalam rapat tersebut juga berencana untuk
membahas lebih lanjut mengenai masyarakat Timor Timur pada Sidang Umum
MPR. Dalam rapat tersebut, Presiden BJ Habibie ingin agar Timor Leste
mendapatkan hak otonomi khusus.
27 Januari 1999, Bapak Ali Alatas selaku Menteri Luar Negeri RI
mengumumkan tawaran untuk opsi otonomi khusus yang sangat diperluas
kepada Timor Timur. Namun, jika ditolak maka pemerintah Indonesia harus
merelakan Timor Timur terlepas dari Indonesia. Sempat terjadi pro-kontra
pada internal kabinet saat itu.
Bulan Maret dan April 1999 terjadi serangkaian peristiwa menegangkan
di Timor Timur. Terjadi beberapa kejadian eksodus massal warga pendatang
dan, kekerasan di Gereja Liquica yang menyebabkan ratusan orang harus
mengungsi. Kerusuhan juga berlanjut semakin besar dan melebar hingga di
Dili yang menelan banyak korban jiwa.
21 April 1999, digelar cara untuk menandatangani kesepakatan damai
antara kelompok pro-otonomi dan pro-kemerdekaan di kediaman Uskup Belo.
Pada acara tersebut disaksikan langsung oleh Wiranto (Menhankam/Pangab),
Djoko Soegianto (Wakil Ketua Komnas HAM) dan beberapa tokoh lainnya.
27 April 1999, Presiden Habibie menggelar pertemuan dengan John
Howard. Pada pertemuan tersebut, Presiden Habibie mengungkapkan akan
segera melaksanakan penentuan pendapat untuk mengetahui kemauan rakyat
Timor Timur secara lebih lanjut.
5 Mei 1999 Ali Alatas (Menlu RI) dan Jaime Gama (Menlu Portugal),
bersama dengan Sekjen PBB Kofi Annan menandatangani kesepakatan
pelaksanaan penentuan pendapat rakyat Timor Timur di Markas PBB New
York. Dua hari kemudian, Sidang Umum PBB menerima dengan bulat hasil
kesepakatan tersebut.
17 Mei 1999 Presiden Habibie mengeluarkan Kepres No.43/1999 tentang
Tim Pengamanan Persetujuan RI-Portugal tentang Timor Timur. Keputusan
tersebut kemudian dikuatkan dengan Inpres No.5/1999 tentang Langkah
Pemantapan Persetujuan RI-Portugal.
16-18 Juni 1999, perwakilan kelompok pro-otonomi dan pro-
kemerdekaan Timor Timur bertemu di Jakarta. Kedua kubu sepakat untuk
menyerahkan senjata kepada PBB atau pemerintah RI.
Selanjutnya, serangkaian konflik terjadi kembali pada tanggal 30
Agustus 1999 setelah penentuan pendapat rakyat Timor Timur dilaksanakan.
PBB mengumumkan hasilnya: 78,5 persen menolak otonomi, 21 persen
menerima otonomi, dan 0,5 persen dianggap tidak sah. Dengan demikian,
Timor Timur dipastikan akan segera lepas dari Indonesia.
Empat hari berselang, pada tanggal 30 Oktober 1999 Bendera Merah
Putih diturunkan dari Timor Timur dalam upacara yang sangat sederhana.
Media dilarang meliput acara tersebut, kecuali RTP Portugal. Dua setengah
tahun masa transisi pemerintahan, akhirnya pada tanggal 20 Mei 2002 Timor
Timur terlepas dari pangkuan ibu pertiwi dan resmi menjadi negara merdeka
bernama Timor Leste.

4. Uraikan dan Jelaskan kebijakan kebijakan yang di lakukan Pada Masa Reformasi
a. Presiden Gus Dur
Jawab : Kebijakan KH Abdurrahman Wahid ( Gus Dur) :
Kebijakan Politik :
1) Departemen Penerangan dibubarkan, dianggap mengganggu kebebasan pers.
2) Departemen Sosial dibubarkan, dianggap sebagai sarang korupsi.
3) Menyetujui penggantian nama Irian Jaya pada Desember 1999 menjadi Papua.
4) Masyarakat etnis Tionghoa diperbolehkan beribadah dan merayakan Imlek.
Pencabutan peraturan mengenai larangan terhadap PKI dan penyebaran Marxisme
dan Lenisme Membekukan MPR dan DPR.
b. Presiden Megawati
Jawab : Kebijakan Megawati Soekarno Putri :
Kebijakan Politik :
1) Membentuk Kabinet Gotong-Royong.
2) Mendirikan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
3) Mengadakan pemilu yang bersifat demokratis yang dilaksanakan pada
tahun 2004 dan melalui dua periode. Periode pertama untuk memilih
anggota legislative langsung, periode kedua memilih presiden dan wakil
presiden secara langsung.

c. Presiden Susilo Bambang Yudoyono


Jawab : Kebijakan Susilo Bambang Yudhoyono :
1) Menyelesaikan konflik horizontal seperti kesepakatan damai RI-Gerakan
Aceh Merdeka (GAM), Kerusuhan di Poso, Ambon, dan Papua.
2) Birokrasi dengan dibentuk Komisi Pengawas Kejaksaan dan Komisi
Pemberantasan Korupsi.
3) Ekonomi. Mengurangi beban subsidi Negara dengan menaikkan harga
bahan bakar minyak (BBM).
4) Bidang Pendidikan membentuk sistem Bantuan Operasional Siswa (BOS).
5) Bidang Kebudayaan dengan dirintis gerakan mendata ulang peninggalan-
peninggalan budaya Indonesia untuk nantinya didaftrakan ke UNESCO.

5. Uraikan dan Jelaskan berikut contoh contoh , Bagaimana Pelaksanaan Pemilu


Serentak Tahun 2019 di Indonesia ( Masa Pemerintahan Jokowi) dan Bagaimana
menurut pendapat saudara terhadap pelaksanaan Pemilu tersebut
Jawab : Pemilu 2019 menarik sebab tidak hanya memilih anggota legislatif tetapi
juga presiden dan wakil presiden. Pemilih menerima 5 lembar surat suara yang harus
dicoblos. Pada Pilpres 2019 partisipasi masyarakat meningkat masyarakat lebih
terlibat dan kritis terhadap banyaknya berita.

Anda mungkin juga menyukai