Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aset tetap adalah aset berujud yang digunakan dalam operasi perusahaan dan

tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan. untuk

digunakan (bukan barang dagangan), digunakan dalam operasi perusahaan yang

utama (bukan investasi jangka panjang), Dimiliki untuk digunakan dalam jangka

waktu lebih dari satu siklus operasi perusahaan (bukan perlengkapan)Memiliki

nilai yang relatif tinggi, Dikarenakan memiliki nilai yang tinggi, penggunaan yang

relatif lama dan menjadi alat utama perusahaan menghasilkan revenue, maka

investasi dalam aset tetap (Capital Budgeting) harus diperhitungkan dengan

matang.Umumnya aset tetap dibagi dalam empat kelompok, yaitu:Tanah, seperti

tanah yang digunakan sebagai tempat berdirinya gedung perusahaan.Perbaikan

Tanah, seperti jalan diseputar lokasi perusahaan yang dibangun perusahaan,

tempat parkir, pagar, dan saluran air bawah tanah.Gedung, seperti gedung yang

digunakan untuk kantor, toko, pabrik, dan gudang.Peralatan, seperti peralatan

kantor, peralatan pabrik, mesin-mesin, kendaraan, dan meubel.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Akuntansi Asset Tetap ?

2. Kriteria Asset Tetap ?

3. Bagaimana Klasifikasi Asset Tetap ?

4. Bagaimana Penentuan Harga Perolehan Aset Tetap ?

5. Konsep Asset Tetap ?

1
6. Bagaimana Penetapan Asset Tetap ?

7. Bagaimana Pelaporan Asset Tetap ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk Mengetahui Pengertian Akuntansi Asset Tetap.

2. Untuk Mengetahui Klasifikasi Asset Tetap.

3. Untuk Mengetahui Penentuan Harga Perolehan Aset Tetap.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Aset Tetap

Aset tetap adalah aset berujud yang digunakan dalam operasi perusahaan dan

tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan.

Karakteristik aset tetap sebagai berikut:

1. Dimiliki perusahaan untuk digunakan (bukan barang dagangan)

2. Dimiliki untuk digunakan dalam operasi perusahaan yang utama (bukan

investasi jangka panjang)

3. Dimiliki untuk digunakan dalam jangka waktu lebih dari satu siklus operasi

perusahaan (bukan perlengkapan)

4. Memiliki nilai yang relatif tinggi

Dikarenakan memiliki nilai yang tinggi, penggunaan yang relatif lama dan

menjadi alat utama perusahaan menghasilkan revenue, maka investasi dalam aset

tetap (Capital Budgeting) harus diperhitungkan dengan matang.

B. Kriteria Asset Tetap

Berdasarkan definisi tersebut, jelas bahwa tidak setiap asset perusahaan

dapat dikelompokkan sebagai aktiva tetap. Agar dapat dikelompokkan sebagai

aktiva tetap, suatu asset harus memiliki kriteria tertentu, yaitu :

a. Berwujud

Ini berarti asset tersebut berupa barang yang memiliki wujud fisik, bukan sesuatu

yang tidak memiliki bentuk fisik seperti goodwill, hak paten, dan sebagainya.

3
b. Umurnya Lebih dari Satu Tahun

Asset ini harus dapat digunakan dalam operasi lebih dari satu tahunatau

satu periode akuntansi.Walaupun memiliki bentuk fisik, tetapi jika masa

manfaatnya kurang dari satu tahun sperti kertas, tinta printer, pensil, penghapus,

selotif, dan sebgainya tidak dapat dikategorigakan sebagai aktiva tetap.Dan yang

dimaksudkan dengan umur asset tersebut adalah umur ekonomis, buka umur

teknis, yaitu jangka waktu dimana suatu asset dapat digunakan secara ekonomis

oleh perusahaan.

c. Digunakan dalam Operasi Perusahaan

Barang tersebut harus dapat digunakan dalam operasi normal perusahaan,

yaitu dipakai untuk menghasilkan pendapatan bagi organisasi.Jika suatu asset

memiliki wujud fisik dan berumur lebih dari satu tahun tetapi rusak dan tidak

dapat diperbaiki sehingga tidak dapat digunakan untuk operasi perusahaan, maka

asset tersebut harus dikeluarkan dari kelompok aktiva tetap.

d. Tidak diperjualbelikan

Suatu asset berwujud yang dimiliki perusahaan dan umurnya lebih dari

satu tahun, tetapi dibeli perusahaan dengan maksud untuk dijual lagi, tidak dapat

dikategorikan sebagai aktiva tetap dan harus dimasukkan kedalam kelompok

persediaan.

e.       Material

Barang milik perusahaan yang berumur lebih dari saru tahun dan

digunakan dalam operasi perusahaan tetapi nilai atau harga per unitnya atau harga

4
totalnya relative tidak terlalu besar disbanding total asset perusahaan, tidak perlu

dimasukkan sebagai aktiva tetap.

f.       Dimiliki perusahaan

Asset berwujud yang bernilai tinggi yang digunakan dalam operasi dan

berumur lebih dari satu tahun, tetapi di sewa perusahaan dari pihak lain, tidak

boleh dikelompokkan sebagai aktiva tetap.

C. Klasifikasi Aset Tetap

Umumnya aset tetap dibagi dalam empat kelompok, yaitu:

1. Tanah, seperti tanah yang digunakan sebagai tempat berdirinya gedung

perusahaan.

2. Perbaikan Tanah, seperti jalan diseputar lokasi perusahaan yang dibangun

perusahaan, tempat parkir, pagar, dan saluran air bawah tanah.

3. Gedung, seperti gedung yang digunakan untuk kantor, toko, pabrik, dan

gudang.

4. Peralatan, seperti peralatan kantor, peralatan pabrik, mesin-mesin, kendaraan,

dan meubel.

D. Penentuan Harga Perolehan Aset Tetap

Dari beragam aset tetap berwujud, untuk tujuan akuntansi dilakukan

pengelompokkan sbb:

1.  Aset tetap yang umurnya tidak terbatas, seperti tanah untuk lokasi

perusahaan, pertanian, dan peternakan.

5
2.  Aset tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa

penggunaannya bisa diganti dengan aset yang sejenis, misalnya gedung dan

peralatan.

3.  Aset tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa

penggunaannya tidak dapat diganti dengan aset yang sejenis, seperti sumber-

sumber alam misalnya tambang dan hutan.

Cara-Cara Perolehan Aset Tetap

1. Pembelian Tunai

2. Pembelian Angsuran

3. Ditukar dengan Aset berharga

4. Ditukar dengan Aset Tetap yang Lain

5. Pertukaran aset tetap yang tidak sejenis

6. Pertukaran aset tetap yang sejenis

7. Diperoleh dari Hadiah/Donasi

ASET YANG DIPEROLEH DARI PERTUKARANDENGAN SURAT

BERHARGA

Ilustrasi PT XYZ menukar sebuah gedung dengan 10.000 lembar saham biasa,

nominal @ Rp10.000,00. Pada saat pertukaran harga pasar saham per lembar

adalah Rp11.000,00. Pertukaran ini dicatat dengan jurnal:

Gedung Rp110.000.000,00

Modal Saham Biasa Rp100.000.000,00

6
Agio Saham 10.000.000,00

ASET YANG DIPEROLEH DARI HADIAH/DONASI

Pencatatannya dapat menyimpang dari harga perolehan karena harga

perolehannya relatif kecil.

Ilustrasi PT ALIT menerima hadiah berupa tanah dan gedung yang masing-

masing dinilai Rp60.000.000,00 dan Rp40.000.000,00. Pencatatannya adalah:

Tanah Rp60.000.000,00

Gedung 40.000.000,00

Modal – Hadiah Rp100.000.000,00


Apabila dalam penerimaan hadiah tersebut, PT ALIT mengeluarkan biaya sebesar

Rp5.000.000,00. Maka pencatatan penerimaan hadiah tersebut:

Tanah Rp60.000.000,00

Gedung 40.000.000,00

Modal – Hadiah Rp95.000.000,00

Kas 5.000.000,00
Apabila donasi yang diterima itu belum pasti akan menjadi milik perusahaan

(karena tergantung pada terlaksananya perjanjian) maka aset dan modal dicatat

sebagai elemen yang belum pasti (contingent). Apabila hak atas aset tersebut

sudah diterima, maka barulah contingent assets tersebut dicatat sebagai aset.

Ilustrasi Jika pada kasus PT ALIT di atas, hak atas tanah baru akan diserahkan 2

tahun kemudian maka jurnal yang dibuat adalah

Aset yang Belum Pasti - Tanah Rp60.000.000,00

Aset yang Belum Pasti - Gedung 40.000.000,00

Modal yang Belum Pasti - Hadiah Rp100.000.000

7
Ketika hak atas sudah diterima, dikeluarkan biaya sebesar Rp5.000.000,00. Jurnal:

Tanah Rp60.000.000,00

Gedung 40.000.000,00

Modal yang Belum Pasti - Hadiah 100.000.000,00

Aset yang Belum Pasti - Tanah Rp60.000.000,00

Aset yang Belum Pasti - Gedung 40.000.000,00

Modal – Hadiah 95.000.000,00

Kas 5.000.000,00

Apabila hadiah yang belum pasti tersebut berupa aset yang didepresiasi, maka

perhitungan depresiasi dimulai sejak aset tersebut diterima sebagai hadiah yang

belum pasti.

E. Konsep Aset Tetap

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16 aset

tetap adalah aset berwujud (tangible fixed assets) yang memenuhi kriteria sebagai

berikut:

a. masa manfaatnya lebih dari satu tahun;

b. digunakan dalam kegiatan perusahaan;

c. dimiliki tidak untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan;

serta

d. nilainya cukup besar.

8
Contoh dari aset tetap adalah (mobil) kendaraan. Mobil mempunyai masa

manfaat lebih dari satu tahun dan digunakan untuk kegiatan operasional

perusahaan, seperti mengirim barang ke pembeli, mobil inventaris direksi

perusahaan.Mobil yang dikategorikan sebagai aset tetap tidak untuk dijual

kembali.Apabila untuk dijual kembali, misalnya bagi perusahaan dealer mobil,

maka mobil dalam hal ini termasuk kelompok persediaan.Selain itu nilainya

cukup besar untuk sebuah aset.Peralatan yang nilainya relative kecil, seperti

sendok, piring, gelas, meskipun mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun

tidak dikelompokkan ke dalam aset tetap.

Biaya Perolehan

Semua biaya yang terjadi untuk memperoleh suatu aset tetap sampai tiba di

tempat dan siap digunakan harus dimasukkan sebagai bagian dari harga perolehan

(cost) aset yang bersangkutan. Dengan demikian harga perolehan suatu aset tetap

tidak terbatas pada harga belinya saja.

Berikut adalah contoh biaya perolehan tanah.

 Harga beli tanah Rp 100.000.000,-


 Biaya pembuatan akta jual beli tanah Rp     7.500.000,-
 Biaya balik nama ke perusahaan Rp     2.500.000,-
 Biaya pengurugan tanah Rp   10.000.000,-
 Biaya perataan tanah sampai siap Rp   15.000.000,-

bangun
JUMLAH Rp 135.000.000,-

Berdasarkan semua biaya yang dikeluarkan di atas, maka biaya perolehan untuk

tanah adalah Rp 147.500.000,-. Sementara untuk mesin (peralatan) biaya

9
perolehan dapat terdiri dari harga beli, biaya kirim, biaya instalasi (pemasangan),

biaya training untuk operator, dan biaya set up.

Perolehan aset tetap dapat dilakukan dengan berbagai cara. Biasanya melalui

pembelian tunai, pembelian kredit, pembelian dengan angsuran maupun leasing.

Penyusutan

Semua jenis aset tetap, kecuali tanah, akan makin berkurang

kemampuannya untuk memberikan jasa bersamaan dengan berlalunya waktu.

Beberapa factor yang mempengaruhi menurunnya kemampuan ini adalah karena

pemakaian, keausan, ketidakseimbangan kapasitas yang tersedia dengan yang

diminta dan ketetinggalan teknologi.

Berkurangnya kapasitas berarti berkurangnya nilai aset tetap yang

bersangkutan.Hal ini perlu dicatat dan dilaporkan.Pengakuan adanya penurunan

nilai aset tetap berwujud disebut penyusutan (depresiasi / depreciation). 

Penyusutan dapat dihitung tiap-tiap bulan atau ditunda sampai dengan akhir

tahun.

Terdapat beberapa metode untuk menghitung penyusutan aset tetap berwujud.

Ada dua factor yang mempengaruhi besarnya penyusutan, yaitu

a)      Nilai aset tetap yang digunakan dalam perhitungan pernyusutan (dasar

penyusutan), dapat berupa harga perolehan atau nilai buku.

b)      Taksiran manfaat, mencerminkan besarnya kapasitas / manfaat aset tetap selama

dipakai. Taksiran ini dapat dinyatakan dalam lamanya jangka waktu pemakaian

atau kapasitas produksi yang dihasilkan.Untuk menghitung penyusutan, taksiran

manfaat dinyatakan dalam tarif penyusutan.

10
Dari uraian di atas, maka secara umum penyusutan aset tetap dapat dihitung

dengan rumus:

Beban Penyusutan = Tarif Penyusutan x Dasar

Penyusutan
 
Berikut adalah metode yang lazim digunakan untuk penyusutan aset tetap.

1. Metode Garis Lurus (Straight Line Method)

Metode garis lurus menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama setiap

tahun sepanjang umur manfaat suatu aset tetap. Rumus yang digunakan untuk

menghitung biaya penyusutan per tahun dengan metode ini adalah:

Harga Perolehan Aset Tetap - Nilai Sisa


Biaya Penyusutan = ---------------------------------------------------------
Umur Ekonomis

 Sebagai contoh, asumsikan bahwa biaya akuisisi aset tetap adalah Rp

24.000.000,-, dimana estimasi nilai sisa adalah Rp 2.000.000,- dan manfaat

ekonomisnya 5 tahun. Penyusutan tahunan aset tersebut dihitung sebagai berikut:

Rp 24.000.000 -  Rp 2.000.000

-------------------------------------- = Rp 4.400.000,- penyusutan per tahun.

                        5 tahun

11
Jika suatu aset tidak digunakan setahun penuh, maka penyusutan tahunannya

disesuaikan menurut lamanya pemakaian.Mislkan aset tetap di atas digunakan

mulai 1 Oktober, sedangkan akhir tahun fiskal adalah 31 Desember. Maka

penyusutan untuk tahun pertama adalah Rp 1.100.000,- (Rp 4.400.000,- x 3/12).

Untuk kemudahan penerapan meted garis lurus,, penyusutan tahunan bisa

dikonversi ke persentase biaya yang dapat disusutkan. Persentase ini ditentukan

dengan membagi 100% dengan lamanya umur manfaaat.Sebagai contoh, jika

umur manfaatnya 20 tahun, maka persentase penyusutan tahunannya adalah 5%

(100% dibagi 20). Jika umur manfaatnya 8 tahun maka persentase beban

penyusutan tahunannya adalah 12,5% (100% dibagi 8). Dengan demikian pada

contoh di atas, biaya penyusutan di atas dapat dihitung dari Rp 22.000.000 dikali

20% (100%/5).

Metode garis lurus sangat sederhana dan digunakan secara luas. Mtode ini

menciptakan transfer biaya yang wajar ke beban periodic jika pemanfaatan aset

dan pendapatan yang terkait dengan pemakaian sama dari period eke periode.

2. Metode Unit Produksi (Unit Production Method)

Jika tingkat pemanfaatan aset tetap bervariasi dari tahun ke tahun, dan lamanya

umur ekonomis berkaitan erat  dengan tingkat pemakaian, maka metode unit

produksi lebih tepat dipakai daripada metode garis lurus. Karena, metode unit

produksi mampu membandingkan lebih baik beban penyusutan dengan

pendapatan terkait.

12
Metode Unit Produksi (Unit Production Method) menghasilkan jumlah beban

penyusutan yang sama bagi setiap unit yang diproduksi atau setiap unit kapasitas

yang digunakan oleh aset. Untuk menerapkan metode ini umur manfaat aset

diekspresikan dalam istilah unit kapasitas produktif seperti jam atau mil. Total

beban penyusutan untuk setiap periode akuntansi kemudian ditentukan dengan

mengalikan penyusutan per unit dengan jumlah unit yang dihasilkan atau

digunakan selama periode dimaksud. Sebagai contoh asumsikan bahwa sebuah

mesin dengan harga perolehan Rp 240.000.000,- dan prediksi nilai sia Rp

20.000.000,- diperkirakan memiliki umur manfaat 10.000 jam operasi. Dari data

tersebut maka penyusutan per jam diitung sebagai berikut:

Rp 240.000.000 – Rp 20.000.000

---------------------------------------- = Rp 22.000.000,- penyusutan per jam

            10.000 jam

Dengan mengasumsikan bahwa mesin dioperasikan 2.100 jam selama satu tahun,

maka penyusutan tahun tersebut adalah Rp 46.200.000 ( Rp 22.000.000 x 2.100

jam

3. Metode Saldo Menurun (Declining Balance Method)

Metode saldo menurun menghasilkan beban periodic yang terus menurun

sepanjang estimasi umur manfaat aset.Untuk menerapkan metode ini, tariff

penyusutan garis lurus tahunan terlebih dahulu harus digandakan.Sebagai contoh

tariff penyusutan saldo menurun atas suatu aset yang memiliki estimasi umur

13
manfaat 5 tahun adalah 40% yaitu dua kali tariff garis lurus sebesar 20% (100% /

5).

Untuk tahun pertama, biaya aset dikalikan dengan tariff saldo menurun. Setelah

tahun pertama,  nilai buku (book value) yang menurun (biaya dikurangi akumulasi

penyusutan) dikalikan dengan tariff yang dimaksud. Sebagai contoh, penyusutan

saldo menurun tahunan atas suatu aset yang memiliki umur manfaat 5 tahunan dan

biaya $24.000 dikperlihatkan berikut ini:

Nilai
Akumulasi Nilai Buku
Buku Penyusutan
Tahun HP Penyusutan Tarif Akhir
Awal Tahunan
Awal Tahun Tahun
Tahun

1 $24,000 0 $24,000.00 X 40% $9,600.00 $14,400.00

2 $24,000 $9,600.00 14,400.00 X 40% 5,760.00 $8,640.00

3 $24,000 15,360.00 8,640.00 X 40% 3,456.00 $5,184.00

4 $24,000 18,816.00 5,184.00 X 40% 2,073.60 $3,110.40

5 $24,000 20,889.60 3,110.40 X - 1,110.40 $2,000.00

Perhatikan bahwa pada saat perusahaan menggunakan metode saldo menurun,

estimasi nilai sisa tidak diperhitungkan dalam penentuan tariff penyusutan.Nilai

14
sisa juga diabaikan dalam penghitungan periode penyusutan.Namun aset tidak

boleh disusutkan melampaui estimasi nilai sisa. Dalam contoh di atas,estimasi

nilai sisa adalah $2,000. Jadi penyusutan tahun ke-5 adalah $1,110.40 yaitu

$3,110.40 dikurangi $2,000, bukan $1,244.16 yaitu dari 40% x $3,110.40.

Akuntansi Aset Tetap

Proses akuntansi untuk aset tetap dimulai pada saat pembelian (perolehan)

aset tetap. Selama aset tetap dimiliki dan digunakan oleh perusahaan, harus

dilakukan perhitungan beban penyusutan setiap periode, biaya yang dikeluarkan

untuk perawatan atau perbaikan aset tetap, penjualan aset tetap, penukaran sampai

aset tetap tersebut habis umur ekonomisnya. 

Perlakuan disini merupakan penetapan transaksi aset tetap yang telah

diakui ke dalam akun-akun yang menampung mutasi, yaitu terdiri dari:

a. Aset Tetap (Fixed Asset) merupakan akun yang menampung nilai perolehan

aset tetap yang telah diakui.

b. Akumulasi  Penyusutan Aset Tetap (Accumulation of Depreciated of Fixed

Asset) merupakan akun yang menampung jumlah akumulasi penyusutan aset

tetap.

c. Beban Depresiasi Penyusutan Aset Tetap (Accumulated of Depreciation

Expenses) merupakan akun yan menampung beban periodic penyusutan aset

tetap yang telah dihitung sesuai dengan metode dan aturan yang ditetapkan.

F. Penetapan Aset Tetap

Nilai aset tetap dinilai sebesar nilai bukunya, yaitu harga perolehan

dikurangi dengan akumulasi penyusutan.Tetapi bila manfaat ekonomi dari suatu

15
aset tetap tidak lagi sebesar nilai bukunya, maka aset tersebut harus dinyatakan

sebesar jumlah yang sepadan dengan nilai manfaat ekonomi yang

tersisa.Penurunan nilai kegunaan aset tersebut dicatat sebagai kerugian.

Bila selama pemakaian aset tersebut menyerap biaya-biaya yang dapat

dikategorikan sebagai pengeluaran modal (capital expenditure), maka

pengeluaran tersebut akan menambah nilai aset yang bersangkutan. Sementara

untuk penyusutannya haruslah ditetapkan.Apakah memperpanjang umur

ekonomisnya atau menambah kapasitas produksi.Jika menambah umur ekonomis,

maka dalam perhitungan penyusutan umur ekonomisnya haruslah diperhitungkan.

G. Pelaporan Aset Tetap

Aset tetap dilaporkan dalam neraca. Aset tetap harus dirindi menurut

jenisnya, seperti misalnya tanah, gedung, mesin-mesin, peralatan, kendaraan dan

lain-lain.Akumulasi disajikan sebagai pengurang terhadap aset tetap, baik secara

sendiri-sendiri menurut jenisnya atau secara keseluruhan.Apabila di neraca

akumulasi penyusutan dikurangkan secara keseluruhan, maka dalam catatan atas

laporan keuangan perlu dibuatkan rincian harga perolehan masing-masing jenis

aset serta masing-masing penyusutannya.Metode penyusutan yang dianut oleh

perusahaan serta taksiran masa manfaat, perlu dijelaskan dalam laporan keuangan.

Akun aset tetap di buku besar perlu dibuatkan rinciannya   dalam buku

aset tetap (fixed assets subsidiary ledger) .Buku tambahan ini merinci aset di buku

besar menurut jenisnya.Untuk setiap aset tetap dibuatkan kartu tersendiri.Dari

kartu-kartu aset tetap ini, pada saat tertentu dapat dibuatkan dafta rincian aset

tetap.Berikut contoh kartu aset tetap.

16
Nama :Mobil, NomorAkun :123-44

AsetTetap sedanToyotaCorolla,

1982
Seri Nomor : B-1907-HA Akun Buku :Kendaraan

Besar
Dibeli dari :Astra Motor Harga :Rp10.000

Perolehan
Penanggung :Bambang ST TaksiranUmur :5 tahun

jawab
Tanggal :2-1-200A Nilai Sisa :0

diperoleh
Metode :Garis

Penyusutan Lurus
Tanggal Keterangan Harga Akumulasi Nilai Buku

Perolehan Penyusutan
200A
Jan2 Pembelian 10,000,000 10,000,000
Des 31 Penyusutan 2,000 8,000,000
200B
Des 31 Penyusutan 2,000 6,000,000
200C
Des 31 Penyusutan 2,000 4,000,000
200D
Des 31 Penyusutan 2,000 2,000,000
2005
Jun 15 Perbaikan (1,750) 3,750,000

Contoh kasus :

Perusahaan Maju Jaya membeli sebuah kendaraan untuk operasional perusahaan

seharga Rp200.000.000 sudah termasuk pajak. Biaya balik nama kendaraan

adalah Rp. 5.000.000 dan biaya pengangkutannya sebesar 500.000. dari jumlah itu

17
baru dibayar tunai Rp50.000.000 dan sisanya akan diangsur dalam waktu 20

bulan. Cicilan perbulan sebesar Rp10.000.000 dengan bunga flat sebesar

Rp150.000 per bulan.

Hitunglah harga perolehan aktiva tetap dan buatkan jurnalnya.

Jawab :

Karena besarnya bunga sama setiap bulannya, maka:

Harga Perolehan awal :

Harga Kendaraan        = Rp. 200.000.000

Biaya balik nama        = Rp.     5.000.000

Biaya pengangkutan   = Rp.         500.000

Total harga perolehan = Rp.  205.500.000

Saldo pinjaman = Harga perolehan – Uang muka


= Rp 205.500.000 – Rp 50.000.000
= Rp 155.500.000

Harga Perolehan  = Cicilan + Bunga


= (Rp10.000.000 x 20) + (Rp150.000 x 20)
= Rp200000 + Rp 3.000.000
= Rp203.000.000
Jurnal pada saat transaksi:

Kendaraan Rp. 220.000.000,00     


Kas Rp. 20.000.000,00
Hutang Rp. 200.000.000,00

Jurnal pada saat cicilan pertama :

Hutang Rp. 10.000.000,00


Bunga Pinjaman Rp.     150.000,00       
Cash Rp. 10.150.000,00

18
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16 aset tetap

adalah aset berwujud (tangible fixed assets) yang memenuhi kriteria sebagai

berikut:

a. masa manfaatnya lebih dari satu tahun;

b. digunakan dalam kegiatan perusahaan;

19
c. dimiliki tidak untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan;

serta

d. nilainya cukup besar.

Contoh dari aset tetap adalah (mobil) kendaraan.Mobil mempunyai masa

manfaat lebih dari satu tahun dan digunakan untuk kegiatan operasional

perusahaan, seperti mengirim barang ke pembeli, mobil inventaris direksi

perusahaan.Mobil yang dikategorikan sebagai aset tetap tidak untuk dijual

kembali.Apabila untuk dijual kembali, misalnya bagi perusahaan dealer mobil,

maka mobil dalam hal ini termasuk kelompok persediaan.Selain itu nilainya

cukup besar untuk sebuah aset. Peralatan yang nilainya relative kecil, seperti

sendok, piring, gelas, meskipun mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun

tidak dikelompokkan ke dalam aset tetap

20

Anda mungkin juga menyukai